pengembangan sistem instruksional

187
Dr. Rusmono, M.Pd Prof. Dr. M. Atwi Suparman, M.Sc DOSEN: Pengembangan Sistem Instructional t Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Portofolio Resume Buku dan Model DI Jamridafrizal TP.A-2015

Upload: jamridafrizal

Post on 20-Feb-2016

81 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Tugas fortofolio ini dimaksudkan untuk membimbing mahasiswa tingkat doktor untuk mampu membuat pengembangan bahan ajar, agar dapat memahami scara komprehensive, maka dimulai dari membedah buku bku yang berkaitan dengan desain intruksional kemudia dilanjutkan dengan mengembangkan bahan ajar berdasarkan desain yang sudah dibut, file ini di share dengan maksud memudahkan para pencinta ilmu untuk membandingkan tugas mereka dengn file ini, semoga bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Sistem Instruksional

Dr. Rusmono, M.PdProf. Dr. M. Atwi Suparman, M.Sc DOSEN:

Pengembangan Sistem Instructional

t

DOS

Pascasarjana Teknologi PendidikanUniversitas Negeri Jakarta

Portofolio

Resume Bukudan Model DI Jamridafrizal

TP.A-2015

Page 2: Pengembangan Sistem Instruksional

1

TUGAS INDIVIDUAL LIMA INI BERKAITAN DENGAN DUA HAL YAITU

a. Menyusun blueprint instrumen evaluasi formatifb. Menyusun instrumen evaluasi formatif dan validasinya

Jawaban pertanyaan

a. Menyusun blueprint instrumen evaluasi formatif terdiri dari:

1. Blueprint Evaluasi One-to-one dengan Pakar

InformasiYang Akan

DicariIndikator

TeknikPengumpulan

DataJenis

Instrumen Responden

Kua

litas

Bah

an I

nstr

uksi

onal

a.Kebenaran isi menurutbidang ilmunya

Wawancara Pedomanwawancara

Pakar Materi

b.Kemutakhiran isimenurut bidang ilmunya

Wawancara Pedomanwawancara

Pakar Materi

c.Kebenaran istilah-istilahteknis

Wawancara Pedomanwawancara

Pakar Materi

d.Kualitas teknis bahaninstruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Pakar Materi

e.Relevansi DenganTujuan Instruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

f. Ketepatan PerumusanTIU

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

g.Ketepatan PerumusanTIK

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

h.Relevansi TIK denganTIU

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

i. Memadai tidaknyaanalisis bahaninstruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

j. Relevansi strategiinstruksional termasukisi dengan tujuaninstruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

k.Relevansi bahandengan tujuaninstruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

TUGAS INDIVIDUAL 5

Page 3: Pengembangan Sistem Instruksional

2

InformasiYang Akan

DicariIndikator

TeknikPengumpulan

DataJenis

Instrumen Responden

l. Relevansi tes dengantujuan instruksional (8)

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

m.Relevansi BahanInstruksional dengan tes

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli desaininstruksional

n.Kualitas teknis penulisantes

Wawancara Pedomanwawancara

Ahli bahasa

o.Kualitas Teknis grafis Wawancara Pedomanwawancara

Ahli bahasa

2. Blueprint Evaluasi One-to-one dengan peserta didikInformasiYang Akan

DicariIndikator

TeknikPengumpulan

Data

JenisInstrumen Responden

Kual

itas B

ahan

Inst

ruks

iona

l

a. Bahan Instruksionalmemudahkan pesertadidik untukmemahami topik yangdiajarkan

Wawancara Pedomanwawancara

Pesertadidik

b. Pemahaman pesertadidik terhadap isibahan Instruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Peserta

didik

c. Kesulitan memahamibahasa yangdigunakan dalambahan Instruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Pesertadidik

d. Kesulitan untukmemahami istilah-istilah yang ada dalambahan Instruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Pesertadidik

e. Terdapat banyakcontoh dan uraindalam bahanInstruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Pesertadidik

f. Uraian dan contohdalam bahanInstruksionalmemperjelas kontenInstruksional

Wawancara Pedomanwawancara

Pesertadidik

Page 4: Pengembangan Sistem Instruksional

3

3. Blueprint evalusi Small-group dan field trial

KompetensidalamTujuanInstruksional

TesEsei( %/∑)

Tes ObjektifTes

Kinerja( %/∑)

Jumlah

TotalC - 1(%/∑)

C - 2(%/∑)

C - 3(%/∑)

C - 4(%/∑)

C - 5(%/∑)

C – 6(%/∑)

Jumlah(%/∑)

Esei(%/∑)

Objektif(%/∑)

Kinerja(%/∑)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14a.MenghitungNilai Rata-rata (mean)

X X 2 2

b.MenghitungNilai Median(NilaiTengah)

X X 2 2

c.Menghitungnilai Modus

X X 1 1

Total 100% 100% 5(100%)

A. Instrumen Evaluasi Formatif dan Validasinya

1. Instrumen Evaluasi One-to-one dengan ahliNomor Instrumen: 1.01/Ahli Materi

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PAKAR MATERI

Tanggal Evaluasi

Nomor Responden

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah bahan Instruksional ini memiliki kebenaran isi sebagai materi Ukuran

Pemusatan pada Mata Kuliah Statistik?

2. Apakah bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini memiliki kemutakhiran

menurut bidang ilmu Statistik?

Page 5: Pengembangan Sistem Instruksional

4

3. Apakah istilah-istilah teknis yang digunakan dalam bahan Instruksional Ukuran

Pemusatan ini memiliki kebenaran menurut bidang Statistik?

4. Bagaimana kualitas teknis bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini menurut

bidang Statistik?

Nomor Instrumen: 1.02/ Ahli Desain Instruksional

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI DESAIN INSTRUKSIONAL

Tanggal Evaluasi

Kode Responden

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini memiliki relevansi dengan

tujuan instruksional?

2. Apakah bahan Instruksional Ukuran Pemusatan memiliki ketepatan perumusan

TIU?

3 Bagaimana ketepatan perumusan TIK dalam desain instruksional ini?

Page 6: Pengembangan Sistem Instruksional

5

4 Apakah terdapat relevansi antara TIK dengan TIU?

5. Apakah analisis Bahan instruksional Ukuran Pemusatan sudah memadai?

6 Bagaimana relevansi strategi instruksional dengan tujuan instruksional pada

desain instruksional Ukuran Pemusatan ini?

7 Bagaimana relevansi bahan dengan tujuan instruksional dalam desain

instruksional Ukuran Pemusatan ini

8 Bagaimana relevansi tes dengan tujuan instruksional dalam desain instruksional

Ukuran Pemusatan ini?

9. Bagaimana relevansi bahan instruksional dengan test yang terdapat dalam

bahan Ukuran Pemusatan ini?

Page 7: Pengembangan Sistem Instruksional

6

Nomor Instrumen: 1.03/Ahli Bahasa

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI BAHASA

Tanggal Evaluasi

Kode Responden

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Bagaimana kualitas teknis penulisan teks dalam bahan Instruksional Ukuran

Pemusatan ini?

2. Bagaimana keterbacaan bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini?

3. Bagaimana kejelasan informasi dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan

ini?

4. Bagaimana kesesuaian penulisan teks bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini

dengan kaidah penulisan teks Bahasa Indonesia?

5. Apakah penggunaan bahasa dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini

efektif?

6. Apakah penggunaan bahasa dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini

efisien?

Page 8: Pengembangan Sistem Instruksional

7

Nomor Instrumen: 1.04/Ahli Grafis

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI GRAFIS

Tanggal Evaluasi

Kode Responden

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah ukuran font dan jenis huruf bahan instruksional ini sudah sesuai ?

Jika belum, beri komentar anda !

2. Apakah Lay out bahan Instruksional ini sudah sesuai?

Jika belum, berikan komentar anda!

3. Apakah llustrasi, grafis, gambar, foto sudah cukup?

Jika belum tuliskan komentar anda!

4. Apakah desain tampilan cukup?

Jika belum

Page 9: Pengembangan Sistem Instruksional

8

2. Instrumen evaluasi one-to-one dengan peserta didik

Nomor Instrumen: 2.01/Peserta Didik

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PESERTA DIDIK

Tanggal Evaluasi

Kode Responden

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah anda dapat memahami dengan mudah bahan instruksional ukuranpemusatan ini?, Jika tidak berikan komentar anda!

2. Apakah bahan Instruksional ini membuat anda lebih mudah memahami topikyang diajarkan? Jika tidak berikan komentar anda!

3. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakandalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini? Jika ya berikan komentaranda!

4. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami istilah-istilah yangdigunakan dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini?.Jika ya, berikan komentar anda ?

5. Apakah dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan ini terdapat uraian dancontoh yang membantu anda untuk memahaminya?

6. Apakah uraian dan contoh dalam bahan Instruksional Ukuran Pemusatan inidapat memperjelas materi?

Page 10: Pengembangan Sistem Instruksional

9

EVALUASI ONE TO ONE KEPADA MAHASISWA (SEBANYAK TIGA MAHASISWA YANG

BERASAL DARI KEMAMPUAN SEDANG, DI ATAS SEDANG, DAN DI BAWAH SEDANG)

MATA KULIAH STATISTIKA

Nama Responden : ___________________________________

Tanggal Evaluasi : ___________________________________

TES KETERBACAAN BAHAN AJAR "STATISTIKA"

Cuplikan materi dari bahan ajar mata kuliah STATISTIKA adalah bahan ajar yang telah

Anda pelajari sebelumnya. Untuk melihat hasil keterbacaan bahan ajar ini mudah

dipahami atau tidak, maka perlu ditinjau keterbacaannya. Oleh karena itu, isilah kolom

yang kosong di bawah ini dengan kata-kata yang Anda pahami atau Anda ingat ketika

mempelajari bahan ajar ini!

Modus adalah Nilai yang sering .....................(1). Cara mencari Modus yang

pertama adalah ...................(2) data dari yang ......................(2) hingga ................ (3).

Selanjutnya ..................... (4) data yang paling banyak muncul. Data itulah sebagai

.....................(5). Jika ............................(6) dua data yang sering muncul maka dua data

tersebut sebagai nilai modus. Jadi dalam hal ini modus bisa ............(7) dari satu nilai.

Jika tidak terdapat nilai yang sering muncul maka ................ (8) nilai dapat di jadikan

modus.

Median adalah ........... (9) yang membagi sekumpulan data menjadi ..............

(10) bagian yang sama besar. Sama .................(11) mencari nilai modus, terlebih dahulu

.................(12) diurutkan dari yang terkecil hingga terbesar. Jika terdapat dua angka,

maka nilai mediannya .....................(13) dengan mencari rata-rata dari kedua data

tersebut.

Mean biasa disebut juga dengan nilai ............... (14). Nilai ini diperoleh dari hasil

.................(15) jumlah seluruh data dengan banyaknya data.

Hasil terakhir selanjutnya dibandingkan dengan kriteria sebagai berikut.

Page 11: Pengembangan Sistem Instruksional

10

Jumlah kata yang benar Tingkat kesulitan

a. > 50% "Mudah" dalam arti pembaca mengerti isi

bacaan

b. > 35%-50% "Agak sukar" dalam arti pembaca memerlukan

bantuan untuk mengerti isi bacaan

c. < 35% "Sangat sukar" dalam arti pembaca tidak

memahami isi bacaan (Sitepu, 2006: 133)

Kunci Jawaban (Tidak dilampirkan ketika diajukan ke mahasiswa)

1. Muncul2. Urutkan3. Terkecil4. Terbesar5. Modus6. Terdapat7. Lebih8. Semua9. Nilai10.Dua11.Seperti12.Data13.Diperoleh14.Rata –rata15.Bagi

Page 12: Pengembangan Sistem Instruksional

11

3. Instrumen Evaluasi Small-Group dan Field Trial

TES POKOK BAHASAN: PEMUSATAN

WAKTU: 60 menit

1. Tentukan rataan hitung (mean) dari data berikut ini ( Teliti sampai satu decimal ):

a. 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8

b. 6, 5, 2, 3, 4, 4, 4, 6, 6, 7, 6

2. Nilai ulangan matematika dari 40 orang siswa telah dikelompokkan dalam

table berikut:

Nilai Frekuensi

52 – 58

59 – 65

66 – 72

73 – 79

80 – 86

87 – 93

94 - 100

2

4

5

15

7

4

3

Jumlah 40

Pertanyaan :Berdasarkan tabel diatas, tentukan rataannya!

3. Tentukan modus dari data berikut ini :

a) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8.

b) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5.

c) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9.

Page 13: Pengembangan Sistem Instruksional

12

4. tentukanlah Mean dari data berikut ini

Data f xi fi . xi

21-25 2 23 46

26-30 8 28 224

31-35 9 33 297

36-40 6 38 228

41-45 3 43 129

46-50 2 48 96

Jumlah 30 1020

--------------------------- Selamat Mengerjakan ------------------

Page 14: Pengembangan Sistem Instruksional

13

Kode Form Validasi: 1- 01/Pakar Materi

VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR

Nama Pakar: Darmin Dafid

Tanggal Validasi: 10 Mei 2015

1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak

Setuju

No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5

A. Instrument Evaluasi One-to-one dengan Pakar Materi

1. Butir-Butir instrumen pada nomor 1 konsisten dengan

blueprint poin a.√

2. Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten dengan

blueprint poin b.

3. Butir-Butir instrumen pada nomor 3 konsisten dengan

blueprint poin c.

4. Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten dengan

blueprint poin d

Total skor 8

Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berarti

instrumen yang digunakan valid

Validasi instrumen Evaluasi Formatif

Page 15: Pengembangan Sistem Instruksional

14

Kode Form Validasi:1-02/Pakar Instruksional Desain

VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR

Nama Pakar: Ali Rahman

Tanggal Validasi: 11 Mei 2015

1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak Setuju

No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5

B. Instrument Evaluasi One-to-one dengan Pakar Desain Instruksional

5. Butir-Butir instrumen pada nomor 1 konsisten dengan

blueprint poin e.

6. Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten dengan

blueprint poin f.

7. Butir-Butir instrumen pada nomor 3konsisten dengan

blueprint poin g.

8. Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten dengan

blueprint poin h.

9. Butir-Butir instrumen pada nomor 5 konsisten dengan

blueprint poin i.

10. Butir-Butir instrumen pada nomor 6 konsisten dengan

blueprint poin j.

11. Butir-Butir instrumen pada nomor 7 konsisten dengan

blueprint poin k.

12. Butir-Butir instrumen pada nomor 8 konsisten dengan

blueprint poin l.

13. Butir-Butir instrumen pada nomor 9 konsisten dengan

blueprint poin m.

14. Butir-Butir instrumen pada nomor 10 konsisten

dengan blueprint poin n.

Total Skor 24

Makna: Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berartiinstrumen yang digunakan valid.

Page 16: Pengembangan Sistem Instruksional

15

Kode Form Validasi: 1.03/Pakar Bahasa

VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR

Nama Pakar: Thomas Sutana

Tanggal Validasi: 12 Mei 2015

1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak

Setuju

No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5

Instrument Evaluasi One-to-one dengan Pakar Bahasa

1 Butir-Butir instrumen pada nomor 1 konsisten

dengan blueprint poin n.

2 Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten

dengan blueprint poin n.

3 Butir-Butir instrumen pada nomor 3 konsisten

dengan blueprint poin n.

4 Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten

dengan blueprint poin n.

5 Butir-Butir instrumen pada nomor 5 konsisten

dengan blueprint poin n.

6 Butir-Butir instrumen pada nomor 6 konsisten

dengan blueprint poin n.

Total Skor 12

Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berarti

instrumen yang digunakan valid.

Page 17: Pengembangan Sistem Instruksional

16

Kode Form Validasi: 1- 04/Pakar gRAFIS

VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR

Nama Pakar: Yunea Imut

Tanggal Validasi: 14 Mei 2015

1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak

Setuju

No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5

A. Instrument Evaluasi One-to-one dengan Pakar Materi

1. Butir-Butir instrumen pada nomor 1 konsisten dengan

blueprint poin a.√

2. Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten dengan

blueprint poin b.

3. Butir-Butir instrumen pada nomor 3 konsisten dengan

blueprint poin c.

4. Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten dengan

blueprint poin d

Total skor 8

Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berarti

instrumen yang digunakan valid

Page 18: Pengembangan Sistem Instruksional

17

Kode Form Validasi: 2.01/Peserta Didik

VALIDASI INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PESERTA DIDIK

Nama Pakar: Munir Tubagsu

Tanggal Validasi: 13 Mei 2015

1 = Sangat Setuju, 2 = Setuju, 3 = Netral, 4 = Tidak Setuju, 5 = Sangat Tidak Setuju

No Konsistensi Butir-Butir Instrumen dengan Blueprint 1 2 3 4 5

1.Butir-Butir instrumen pada nomor 1.a konsisten dengan

blueprint poin a.

2.Butir-Butir instrumen pada nomor 1.b konsisten dengan

blueprint poin a

3.Butir-Butir instrumen pada nomor 2 konsisten dengan

blueprint poin a

4.Butir-Butir instrumen pada nomor 3.a konsisten dengan

blueprint poin c

5.Butir-Butir instrumen pada nomor 3.b konsisten dengan

blueprint poin c.

6.Butir-Butir instrumen pada nomor 3.c konsisten dengan

blueprint poin c

7.Butir-Butir instrumen pada nomor 4 konsisten dengan

blueprint poin b

Total Skor 14

Makna: Butir-butir instrumen konsisten dengan blueprint sehingga berarti instrumen

yang digunakan valid.

Page 19: Pengembangan Sistem Instruksional

18

Menilai Reliabilitas Instrumen Evaluasi FormatifKode Form Validasi: 1-.01/Pakar Materi

Penilaian Reliabilitas Instrumen Evaluasi One-To-One Pakar

Nama Pakar: Darmin Dafid

Setelah menilai kembali (reassesement) hasil resume validasi Instrumen Evaluasi

one-to-one Pakar, dengan ini saya menyatakan bahwa hasil resume tersebut sudah

benar dan sesuai dengan yang saya maksudkan.

Jakarta: 10 Mei 2015

Validator,

Darmin Dafid

Page 20: Pengembangan Sistem Instruksional

19

Kode Form Validasi: 1.02/Pakar Desain Instruksional

Penilaian Reliabilitas Instrumen Evaluasi One-To-One Pakar

Nama Pakar: Ali rahman

Setelah menilai kembali (reassesement) hasil resume validasi Instrumen Evaluasi

one-to-one Pakar, dengan ini saya menyatakan bahwa hasil resume tersebut sudah

benar dan sesuai dengan yang saya maksudkan.

Jakarta: 11 Mei 2015

Validator,

Ali Rahman

Kode Form Validasi: 1.03/Pakar Bahasa

PENILAIAN RELIABILITAS INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR

Nama Pakar: Thomas Sutana

Setelah menilai kembali (reassesement) hasil resume validasi Instrumen Evaluasione-to-one Pakar, dengan ini saya menyatakan bahwa hasil resume tersebut sudahbenar dan sesuai dengan yang saya maksudkan.

Jakarta: 12 Mei 2015Validator,

Thomas Sutana

Page 21: Pengembangan Sistem Instruksional

20

Kode Form Validasi: 1- 04/Pakar Grafis

PENILAIAN RELIABILITAS INSTRUMEN EVALUASI one-to-one PAKAR

Nama Pakar: Yunea Imut

Setelah menilai kembali (reassesement) hasil resume validasi Instrumen Evaluasi

one-to-one Pakar, dengan ini saya menyatakan bahwa hasil resume tersebut sudah

benar dan sesuai dengan yang saya maksudkan.

Jakarta: 14 Mei 2015Validator,

Yunea Imut

Page 22: Pengembangan Sistem Instruksional

21

TUGASINDIVIDUAL6Tugas Individual 6 terdiri dari dua tugas, yaitu:

A. Melaksanakan Pengumpulan data

B. Analisis data one-to-one experts

C. Merevisi bahan instruksional menjadi draft kedua setelah one to one experts

D. Melaksanakan Pengumpulan data dan analisis data dan one-to-one students

evaluation.

E. Mervisi Bahan instruksional menjadi draft ke tiga setelah one to one student

evaluation

JAWABAN

A. PENGUMPULAN DATA ONE-TO-ONE EXPERTS

1. AHLI MATERI

Nama: Darmin Dafid

Pengalaman mengajar: lebih dari 10 tahun dalam bidang Statik Pendidikan

Buku dan penelitian yang telah dipublikasikan lebih dari 5 judul.

Kode responden: DD-1.01

Nomor Instrumen: 1.01/Materi

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI MATERI

Tanggal Evaluasi 10 Mei 2015

Kode Responden DD-1.01

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah bahan pembelajaran ini memiliki kebenaran isi sebagai materi

Ukuran Pemusatan pada Mate Kuliah Statistik? Bahan pembelajaran

Ukuran Pemusatan ini telah sesuai dengan materi ajar statika

untuk mahasiwa bidang pendidikan

2. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini memiliki kemutakhiran

menurut bidang ilmu Statistik? Bahan Ukuran Pemusatan yang

TUGAS INDIVIDUAL 6

Page 23: Pengembangan Sistem Instruksional

22

dipergunakan dalan bahan pembelajaran ini sudah

menggunakan panduan Statisitk edisi 2009 yang

merupakan edisi terbaru terbitan Bidang statistika.

3. Apakah istilah-istilah teknis yang digunakan dalam bahan pembelajaran

Ukuran Pemusatan ini memiliki kebenaran menurut bidang Statistik? Istilah

teknis yang digunakan sudah sesuai dengan ilmu statistik

Sebaiknya contoh penggunaan masing-masing istilah

diperbanyak agar peserta didik dapat lebih memahami makna

yang dikandung istilah tersebut.

4. Bagaimana kualitas teknis bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini

menurut bidang Statistik? Kualitas teknis bahan pembelajaran ini secara

keseluruhan sudah memenuhi persyaratan bahan pembelajaran yang

ditetapkan pada Mate Kuliah Statistik, meskipun ada sedikit yang perlu

diperbaiki.

2. AHLI DESAIN INSTRUKSIONAL

Nama: Ali Rahman

Pengalaman mengajar: lebih dari 10 tahun dalam bidang Teknologi Pendidikan

Buku dan penelitian yang telah dipublikasikan lebih dari 10 judul.

Kode responden: AR-1.02

Nomor Instrumen: 1.02/Desain Instruksional

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI DESAIN INSTRUKSIONAL

Tanggal Evaluasi 11 Mei 2015

Kode Responden AR-1.02

No. Pertanyaan dan Jawaban

1 Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan memiliki ketepatan

perumusan TIU? Bahan pembelajaran ini belum memiliki Ketepatan

TIU,,diperlukan perumusan kembali TIU nya

Page 24: Pengembangan Sistem Instruksional

23

2. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini memiliki relevansi

dengan tujuan instruksional? bahan ini sudah memiliki relevansi dengan

tujuan instruksionalnya, sehingga dapat dilanjutkan .

3. Apakah analisis instruksional materi Ukuran Pemusatan sudah memadai?

Analisis instruksional materi ini telah memadai sebagai dasar langkah

berikutnya.

4. Apakah terdapat relevansi antara TIK dengan TIU? Belum ada relevansi

antara TIK dan TIU, karena ...lihat catatan point 1

5. Bagaimana ketepatan perumusan TIK dalam desain instruksional ini?

Perumusan TIK dalam desain instruksional ini sudah tepat

dan dapat dijadikan dasar langkah berikutnya.

6. Bagaimana relevansi tes dengan tujuan instruksional dalam desain

instruksional Ukuran Pemusatan ini? Tes yang dibuat dalam bahan

pembelajaran ini sudah relevansinya dengan tujuan instruksional.

khusus

7. Bagaimana relevansi strategi instruksional dengan tujuan instruksional pada

desain instruksional Ukuran Pemusatan ini? Strategi instruksional

pada desain instruksional Ukuran Pemusatan ini memiliki

relevansi dengan tujuan instruksional khusus

8. Bagaimana relevansi materi dengan tes pada bahan pembelajaran Ukuran

Pemusatan ini? Materi telah memiliki relevansi dengan tes pada

bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini.

9. Bagaimana relevansi materi dengan tujuan instruksional dalam desain

Ukuran Pemusatan ini? Materi telah memiliki relevansi dengan

tujuan instruksional pada bahan pembelajaran Ukuran

Pemusatan ini.

Page 25: Pengembangan Sistem Instruksional

24

3. AHLI BAHASA

Nama: Thomas Sutana

Pengalaman mengajar: lebih dari 20 tahun dalam bidang bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris dalam bidang penerbangan.

Buku dan penelitian yang telah dipublikasikan lebih dari 12 judul.

Kode responden: TS.1.03

Nomor Instrumen: 1.03/Bahasa

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN AHLI BAHASA

Tanggal Evaluasi 12 Mei 2015

Kode Responden TS-01.3

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Bagaimana kualitas teknis penulisan teks dalam bahan pembelajaran Ukuran

Pemusatan ini?

Kualitas teknis penulisan teks sudah bagus, hanya perludicermati penulisan tanda baca (titik, koma) seringkaliterlupakan untuk jeda atau mengakhiri kalimat.

2. Bagaimana keterbacaan bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Bahan

pembelajaran ini mudah dibaca dan dipahami diperkuat dengan contoh

dan gambar yang memperjelas informasi yang ingin disampaikan.

3. Bagaimana kejelasan informasi dalam bahan pembelajaran Ukuran

Pemusatan ini? Informasi yang ingin disampaikan dapat diterima

dengan jelas bagi pembacanya.

4. Bagaimana kesesuaian penulisan teks bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan

ini dengan kaidah penulisan teks Bahasa Indonesia? Penulisan teks telah

sesuai dengan kaidah penulisan Bahasa Indonesia.

5. Apakah penggunaan bahasa dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan

ini dengan cara yang efektif? Penggunaan Bahasa indonesia dan istilah

bahasa inggris belum effektif khusunya pada uraian materi (alenia ke

3 pembahasan mengenai pengertian). Perlu adanya perbaikan sehingga

menjadi kalimat yang baik dan benar

Page 26: Pengembangan Sistem Instruksional

25

6. Apakah penggunaan bahasa dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan

ini dengan cara yang efisien? Penggunaan bahasa pada uraian materi

(alenia ke 3 pembahasan mengenai pengertian belum efisen). Perlu

adanya perbaikan

B. Analisis data One-to-one Expert

Dari wawancara dengan pakar materi, desain pembelajaran, dan bahasa, diperoleh

masukan sebagai berikut:

1. Pakar materi: Contoh-contoh dengan beragam bentuk mesti ditambah agar

mahasiswa memiliki gambaran akan topik lebih mendalam.

2. Pakar desain: Bahan instruksional belum memiliki Tujuan instruksional Umum

dan Khusus, komponen yang lain dapat dilanjutkan.

3. Pakar bahasa: perlu diperhatikan penulisan tanda baca yang sering kali terlewat

atau terlupakan.Kalimat yang tidak memakai struktur bahasa indonesia yang baik

dan benat, istilah yang berbeda untuk satu entitas sehingga membingungkan

4. Pakar Desain Grafis, penggunaan font belum konsisten (misalnya jika anda

menggunakan font times news roman ukuran 12, maka untuk semua teks pakai

standar ini, kecuali bagian sub point), bahan belum disertai dengan lampiran

presentasi (PPT)

C. MEREVISI BAHAN INSTRUKSIONAL MENJADI DRAFT KEDUA

SETELAH ONE TO ONE EXPERTS (DRAFT KEDUA)

KEGIATAN BELAJAR : TUJUH

UKURAN PEMUSATAN

PENDAHULUAN

Jihan dan 32 orang temannya adalah mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta

yang sedang mengikuti ujian semester? Setelah dosen memeriksa hasil ujian, ternyata nilai

mereka berbeda satu dengan yang lainnya. Dosen meminta Jihan untuk mencatat nilai

Page 27: Pengembangan Sistem Instruksional

26

semua mahasiswa yang satu kelas denganya kedalam bentuk tabel. Setelah itu Dosen juga

meminta Jihan untuk membuat nilai rata-rata kelas, nilai mahasiswa yang tertinggi, nilai yang

sering muncul dan mahasiswa yang mendapat nilai ditengah-tengah

Apa yang diminta oleh Dosen Kepada Jihan merupakan kegiatan statistik, tepatnya

pengukuran gejala pusat meliputi mean (rata-rata), median (nilai tengah ), modus(nilai yang

sering muncul)

RELEVANISI

Bila anda berkunjung ke bagian adminsitrasi kampus maka akan anda lihat

banyak data-data yang ditempel di di dinding berupa tabel mengenai jumlah

mahasiswa perempuan dan laki-laki, jumlah mahasiswa masing-masing program

studi, dan jumlah mahasiswa pada tiap semesternya, dan jumlah alumni. Bila nanti

anda menjadi dekan atau rektor suatu perguruan tinggi maka akan dapat inspirasi

dari catatan tersebut

TUJUAN

Secara umum tujuan Instruksional ini adalah mahasiswa memahami ukuran

pemusatan dari sekompulan data menurut menurut prinsip statistika.

Adapaun yang menjadi Tujuan khusus yang hendak dicapai setelah

pembelajaran adalah mahasiswa dapat menentukan mean, median dan modus dari

sekumpulan data.

URAIAN MATERI

1. Pengertian

Pengukuran gejala pusat bertujuan memberikan gambaran secara umum

mengenai keadaan suatu nilai. Gejala pusat dalam statistik adalah membahasan

mengenai mean, median, modus, dan kuartal. .

Page 28: Pengembangan Sistem Instruksional

27

Modul ini membahasa pokok bahasan mengenai Pengukuran Gejala Pusat,

yang di dalam nya akan dijelaskan tentang nilai rata-rata, median, modus, kuartil dari

suatu data baik tunggal maupun kelompokn. Untuk dapat memahami pembahasan

ini dengan mudah maka akan diberikan contoh-contoh penerapannya

Ukuran Gejala Pusat atau Ukuran Nilai Pusat kadang-kadang disebut juga

ukuran rata-rata (average), sinonim lain yang sering digunakan adalah ukuran

tendensi pusat (measure of central tendency), ukuran nilai pertengahan (measure of

central value), dan ukuran posisi pertengahan (measure of central position).

Pengertian dari kesemua istilah ini adalah suatu nilai yang dipandang representatif

yang dapat memberikan gambaran secara umum tentang keadaan nilai tersebut.

Nilai rata-rata tersebut memiliki kecenderungan yang terletak di tengah-tengah atau

pada pusat diantara data-data yang ada.

2. Ukuran Rata-Rata Dan Cara Penghitungannya

Secara sederhana ukuran rata-rata atau nilai rata-rata (Arithmetic Mean),

kadang disebut juga mean adalah nilai -nilai data kuantitatif yang dinyatakan dengan

xl, x2,.....xn, apabila dalam kumpulan data itu terdapat n buah nilai, simbol n juga

akan dipakai untuk menyatakan ukuran sampel, yakni banyak data yang diteliti

dalam sampel dengan simbol n dan dipakai untuk menyatakan populasi atau banyak

anggota terdapat dalam populasi. Ukuran rata-rata untuk data kuantitatif yang

terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data

dengan banyak data.

3. Ukuran Gejala Pusat, dan Ukuran Gejala Letak

Ukuran gejala pusat merupakan ukuran data yang cenderung berada pada

pusat data (disekitar pertengahan). Ukuran gejala pusat meliputi rata-rata hitung

(rata-rata) dan modus. Adapun ukuran gejala letak merupakan ukuran data yang

menyatakan posisi data tertentu terhadap data lainnya setelah diurutkan. Ukuran

gejala letak terdiri dari median, kuartil, desil, dan persentil.

Page 29: Pengembangan Sistem Instruksional

28

1) Rata-Rata Hitung

Rata-rata hitung data tanpa pengelompokan:

n

Xii = 1 x1 + x2 + x3 + ... + xn

Ẋ = ______________ = __________________n n

dengan Ẋ = rata-rata hitung (untuk parameter disimbolkan dengan ) dan n

= banyaknya data

Contoh :

Indeks prestasi 5 orang mahasiswa adalah sbb: 2,7; 3,2; 3; 2,4 dan 2,1

Maka rata-rata indeks prestasi ke 5 mahasiswa tersebut adalah:

2,7+ 3,2+ 3+2,4+ 2,1Ẋ = _________________ = 2,68

5a. Rata-rata hitung data yang dikelompokkan (metode kodifikasi)

Ẋ = Y0 + p _fi.ci dengan Y0 disebut Tanda Kelas

fi

Contoh tabel distribusi :

Nilai fi31 – 40 241 – 50 451 – 60 1061 – 70 1571 – 80 681 - 90 3

Cara menghitung rata-rata untuk data ini adalah sbb

1. Tentukan nilai tengah (Yi) masing-masing kelas interval,

2. Tentukan tanda kelas dan nilai kodenya (Ci)

Setelah itu masukan data seperti tabelnya berikut ini :

Page 30: Pengembangan Sistem Instruksional

29

Nilai fi Yi Ci Fi.Ci

31 – 40 2 35.5 -3 -641 – 50 4 45.5 -2 -851 – 60 10 55.5 -1 -1061 – 70 15 65.5 0 071 – 80 6 75.5 1 681 - 90 3 85.5 2 6

40 -12

1) Rata-rata hitungnya adalah:- 12

Ẋ = 65.5 + 10 _____ = 62,540

Bagaimanakah cara mencari Modus (Mo) dari data ini ?

Modus adalah nilai yang sering muncul.Ada dua jenis modus:

a. Modus data dikelompokkan:

b1Mo = b + p ( ______)

b1 + b2

b = batas bawah kelas modus (kelas dengan frekuensi terbesar)

p = panjang kelas interval

b1= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sebelum kelas modus

b2= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval setelah kelas modus

Contoh tabel distribusi sbb:

Nilai fi

31 – 40 2

41 – 50 4

51 – 60 10

61 – 70 15

Page 31: Pengembangan Sistem Instruksional

30

71 – 80 6

81 - 90 3

b = 60.5; p = 10; b1= 15 – 10 = 5 dan b2 = 15 – 6 = 9 maka

5mo = 60.5 + 10 ( _______) = 61.6

5+9

2) Median (me)

Suatu nilai yang apabila semua data hasil pengamatan diurutkan maka 50%

data hasil pengamatan berada di atas dan di bawah nilai tersebut.

a. Median data tidak dikelompokkan:

Urutkan data, tentukan titik tengahnya ( jika data ganjil maka median tepat

pada satu data, jika data genap maka median terletak antara dua data dan

untuk menentukannya jumlahkan kedua data tersebut dan bagi dua)

Mean (Rata-Rata Hitung) dalah nilai rata-rata hitung dari kumpulan data

baik data tunggal maupun data kelompok.

Rata-rata disimbulkan dengan atau dibaca "eksban"

1. Mean Data Tunggal

Misal x1, x2, x3, .... xn merupakan n buah data dari data tunggal

dirumuskan :

Keterangan :

x = rata-rata

Σ = jumlah

n = banyaknya data

Page 32: Pengembangan Sistem Instruksional

31

Diketahui data sbb: 5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 ( n= 14)

Titik tengah terletak antara data ke7 dan data ke 8 (angka 6 dan 7) maka:

6 + 7Me = ______ = 6.5

2

Data : 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 9, 9,11, 12 ( n = 15) median terletak pada

data ke 8 sehingga Me = 7

2. Mean Data Berkelompok

Contoh 1

Sekelompok anak terdiri dari 50 orang mempunyai tinggi badan rata-

rata 166 cm, 15 diantaranya mempunyai tinggi badan rata-rata 170

cm. Tinggi badan rata-rata 35 anak yang lain adalah ....

Jawab :

Rumus :

• Dengan metode titik tengah kelas

• Dengan metode simpangan rata-rata

Page 33: Pengembangan Sistem Instruksional

32

• Dengan metode coding

Cara mencari media data kelompok

Median data dikelompokkan:

½ n - FMe = b + p ( ____________ )

FArti simbol:b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas median

n = banyaknya data

F = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

Contoh tabel distribusi ( n = 40)

Nilai fi

31 – 40 2

41 – 50 4

51 – 60 10

61 – 70 15

71 – 80 6

81 - 90 3

Karena n = 40 maka kelas median terletak antara data ke 20 dan data ke 21

atau terletak pada kelas dengan interval 61 – 70, sehingga diperoleh

komponen-komponen:

Page 34: Pengembangan Sistem Instruksional

33

b = 60.5; p = 10; n = 40; F = 16 dan f = 15

( ½.40) -16

Me = 60.5 + 10 ( ___________ ) = 63.2

15

LATIHAN

1. Jika Indeks prestasi 5 orang mahasiswa adalah sbb: 2,7; 3,2; 3; 2,4 dan

2,1, maka maka berapakah rata-rata indeks prestasi ke 5 mahasiswa

tersebut ?

2. Carilah modus dari data yang berikut sudah berurut: 6,5, 5, 7, 6, 6, 7, 8, 7,

7, 8, 11, 9, 9

3. Tentukanlah median dari data berikut ini!

5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 ( n= 14)

RANGKUMAN

Setelah kita membahas modul tujuh ini kesimpulan yang dapat kita ambil

adalah bahwa pengukuran gejala pusat dapat memberikan gambaran

secara umum mengenai keadaan nilai tersebut. Nilai rata-rata tersebut

memiliki kecenderungan (tendensi) terletak di tengah-tengah atau pada

pusat diantara data-data yang ada. Pengukuran gejala pusat terbagi menjadi

mean, median, modus, dan kuartal. Modul ini menjelaskan perihal pokok

bahasan mengenai. Pengukuran Gejala pusat, yang di dalam nya di jelaskan

tentang nilai rata-rata, median, modus, kuartil dari data tunggal maupun data

kelompok.

TEST FORMATIF

1. Tentukan rataan hitung (mean) dari data berikut ini ( Teliti sampai satu decimal ):

a. 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8

b. 6, 5, 2, 3, 4, 4, 4, 6, 6, 7, 6

Page 35: Pengembangan Sistem Instruksional

34

2. Nilai ulangan matematika dari 40 orang siswa telah dikelompokkan dalam

table berikut:

Nilai Frekuensi

52 – 58

59 – 65

66 – 72

73 – 79

80 – 86

87 – 93

94 - 100

2

4

5

15

7

4

3

Jumlah 40

Berdasarkan tabel diatas, tentukan rataannya!

3. Tentukan modus dari data berikut ini :

a) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8.

b) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5.

c) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9.

4. tentukanlah Mean dari data berikut ini

Data f xi fi . xi

21-25 2 23 46

26-30 8 28 224

31-35 9 33 297

36-40 6 38 228

41-45 3 43 129

46-50 2 48 96

Jumlah 30 1020

Page 36: Pengembangan Sistem Instruksional

35

Petunjuk tentang cara memberi skor hasil tes dan menafsirkannya:

NO TIK JENISSOAL

NOMORSOAL

TINGKATKESUKARAN

BOBOT KET

1. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jika diberikanTabel Distribusi Frekuensi,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenghitung mean, minimal85% benar.

Uraian 1a Mudah 10% Median

2. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jika diberikanTabel Distribusi Frekuensi,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenghitung median minimal85% benar.

Uraian 1b Sedang 20% SimpanganKuartil

3. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jika diberikanTabel Distribusi Frekuensi,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenghitung modus minimal85% benar.

Uraian 3 Sukar 30% Kenormalandata

4. Jika diberikan serangkaiandata dari dua buah variabel,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenganalisis hubungan antarakedua variabel tersebut sertamengetahui pengaruh stauvariabel terhadap variabel lainminimal 85% benar

Uraian 24

SedangSedang

25%25%

KorelasiKoefisienDeterminasi

100%

KUNCI JAWABANKunci Jawaban Latihan

Soal satu

2,7+ 3,2+ 3+2,4+ 2,1Ẋ = _________________ = 2,68

5

Page 37: Pengembangan Sistem Instruksional

36

Soal dua

modus (Mo) data tersebut adalah 7.

Soal tiga.

Titik tengah terletak antara data ke7 dan data ke 8 (angka 6 dan 7)

maka:

6 + 7

Me = ______ = 6.5

2

KUNCI JAWABAN TEST FORMATIF

SOAL 1.Penyelesaian

a. 2 + 3 + 4 + 5 + 5 + 6 +7 +8. = 40

Mean = 58

40

Jadi, mean dari soal diatas adalah 5.

b. 6 + 5 + 2 + 3 + 4 + 4 + 4 + 6 + 6 + 6 + 7 = 53.

Mean =11

53 = 4.8

Jadi, mean dari soal diatas adalah 4.8

SOAL 2 Penyelesaian:

Untuk mencari rataan hitung kita gunakan titik tengah (xi)

Nilai Titik Tengah (xi) fi xf ii

52 – 58

59 – 65

66 – 72

55

62

69

2

4

5

110

248

345

Page 38: Pengembangan Sistem Instruksional

37

73 – 79

80 – 86

87 – 93

94 - 100

76

83

90

97

15

7

4

3

1.140

581

360

291

Jumlah 40 3.075

88.7640

075.31

fxf

xi

i

Jadi, rataan hitungnya adalah 76.88

SOAL 3 Penyelesaian:

a) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8. Modusnya adalah 5.

b) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5. Modusnya adalah 5.

c) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9. Modusnya adalah 9.

Soal 4. Mean dari data berikut adalah

Data f xi fi . xi

21-25 2 23 46

26-30 8 28 224

31-35 9 33 297

36-40 6 38 228

41-45 3 43 129

46-50 2 48 96

Jumlah 30 1020

Page 39: Pengembangan Sistem Instruksional

38

Mean = ∑ (f . xi)———∑fi= 1020/30

= 34

PENUTUPUntuk mendapatkan informasi yang baik tentang materi yang diajarkankepada mahasiswa, maka perlu diketahui bagaimana kemampuanmahasiswa dalam menyelesaikan tes formatif, seh ingga kita mendapatkanfeedback.

GLOSARIUM

TIU : (Tujuan Instruksional Umum) Tujuan yang dirumuskan setelahmelakukan analisis kebutuhan, sehingga teridentifikasi kesenjangankompetensi dari yang diharapkan dan kenyataan yang ada pada pesertadidik.

TIK : (Tujuan Instruksional Khusus) Tujuan ini dirumuskan lebih operasionaldari TIU, karena tujuan ini operasional maka evaluasi hasil belajar harusberpedoman pada TIK ini.

Mean : Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapatditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data.

Media : Median menentukan letak tengah data setelah data disusun menuruturutan nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data yang terurut.Simbol untuk median adalah Me. Dengan median Me, maka 50% daribanyak data nilainya paling tinggi sama dengan Me, dan 50% dari banyakdata nilainya paling rendah sama dengan Me. Dalam mencari median,dibedakan untuk banyak data ganjil dan banyak datagenap. Untuk banyak data ganjil, setelah data disusun menurut nilainya,maka median Me adalah data yang terletak tepat di tengah

Modus : Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarik pada datafrekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulan data, maka kitamenggunakan modus. Modus sangat baik bila digunakan untuk data yangmemiliki sekala kategorik yaitu nominal atau ordinal.

Page 40: Pengembangan Sistem Instruksional

39

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKASuparman Atwi, Nomida Diana, Situmorang Robinson, Rusmono, 2010, Disain

Pembelajaran (TP 502), Program Studi Teknologi Pendidikan PPs Universitas Negeri

Jakarta, Jakarta.

Suparman Atwi, 2010, Desain Instruksional, Cetakan kedua, Penerbit Universitas Terbuka,

Jakarta.

Situmorang R., 2010, Bahan Kuliah Disain Sistem Pembelajaran, Program Pascasarjana

Universitas Negeri Jakarta.

LAMPIRAN

Page 41: Pengembangan Sistem Instruksional

40

Page 42: Pengembangan Sistem Instruksional

41

Page 43: Pengembangan Sistem Instruksional

42

Page 44: Pengembangan Sistem Instruksional

43

Page 45: Pengembangan Sistem Instruksional

44

Page 46: Pengembangan Sistem Instruksional

45

Page 47: Pengembangan Sistem Instruksional

46

Page 48: Pengembangan Sistem Instruksional

47

Page 49: Pengembangan Sistem Instruksional

48

Page 50: Pengembangan Sistem Instruksional

49

D. MELAKSANAKAN PENGUMPULAN DATA DAN ANALISISDATA DAN ONE-TO-ONE STUDENTS EVALUATION

MELAKSANAKAN PENGUMPULAN DATA

1. PESERTA DIDIK 1

Nama: Mahmud Ali

Domisili: Jl.Pemuda, no.20 Serang-Banten

Mewakili peserta didik berkemampuan tinggi (informasi dari wali kelas dan wali

akademik merujuk pada data tes penerimaan mahasiswa dan prestasi sehari-hari Ali

saat mengikuti kegiatan pembelajaran).

Kode responden: MA-02.1

Nomor Instrumen: 02.1/Peserta didik

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PESERTA DIDIK

Tanggal Evaluasi 16 Mei 2015

Kode Responden MA-02.1

No. Pertanyaan dan Jawaban

Page 51: Pengembangan Sistem Instruksional

50

1. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan mudah dipahami? Bahanpembelajaran ini mudah saya pahami. Tes yang diberikan dapat sayakerjakan sesuai waktu pengerjaan 60 menit.

2. Apakah bahan pembelajaran ini membuat anda lebih mudah memahami topik

yang diajarkan? Benar. Saya lebih mudah memahami topik yang

diajarkan setelah membaca bahan pembelajaran ini.

3. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan

dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Saya tidak menemui

kesulitan dalam memahami bahasa asing yang digunakan dalam

bahan pembelajaran ini.

4. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami istilah-istilah yang

digunakan dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Saya mudah

memahami istilah-istilah yang ada dalam bahan pembelajaran ini.

5. Apakah dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini terdapat banyak

contoh dan uraian? Contoh dan uraian cukup memberiberikan dalam

bahan pembelajaran ini sehingga saya dapat mempunyai

gambaran yang dimaksud oleh teori yang ada.

6. Apakah uraian dan contoh dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini

dapat memperjelas materi? Betul. Uraian dan contoh sangat

memperjelas materi yang diterangkan.

2. PESERTA DIDIK 2

Nama: Rina Melati

Domisili: Jl.Jend.sud.30 Banten

Mewakili peserta didik berkemampuan sedang (informasi dari wali kelas dan wali

akademik merujuk pada data tes penerimaan calon mahasiswa baru dan prestasi

sehari-hari Rina saat mengikuti kegiatan pembelajaran).

Page 52: Pengembangan Sistem Instruksional

51

Kode responden: RM-02.2

Nomor Instrumen: 02.2/Peserta didik

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PESERTA DIDIK

Tanggal Evaluasi 16 Mei 2015

Kode Responden RM-02.2

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan mudah dipahami? Bahan

pembelajaran ini dengan mudah saya mengerti. Namun tes yang

diberikan terlalu banyak dengan waktu pengerjaan 60 menit terlalu

cepat. Saya belum selesai mengerjakan namun waktu sudah habis.

2. Apakah bahan pembelajaran ini membuat anda lebih mudah memahami topik

yang diajarkan? Benar. Saya lebih mudah memahami topik yang

diajarkan setelah membaca bahan pembelajaran ini.

3. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan

dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Saya menemukan

sedikit kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan.

4. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami istilah-istilah yang

digunakan dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Saya

menemukan dua istilah sulit yang ada dalam bahan pembelajaran ini.

5. Apakah dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini terdapat banyak

contoh dan uraian? Contoh dan uraian kurang banyak diberikan dalam

bahan pembelajaran ini sehingga saya dapat mempunyai gambaran

yang dimaksud oleh teori yang ada.

6. Apakah uraian dan contoh dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini

dapat memperjelas materi? Bagi saya, uraian dan contoh dapat

memperjelas materi yang diterangkan.

Page 53: Pengembangan Sistem Instruksional

52

3. PESERTA DIDIK 3

Nama: Muhammad Fachri

Domisili: Cikeusal-Serang Banten

Mewakili peserta didik berkemampuan kurang (informasi dari wali kelas dan wali

wali murid).

Nomor Instrumen: 02.03/Peserta didik

EVALUASI ONE-TO-ONE DENGAN PESERTA DIDIK

Tanggal Evaluasi 16 Mei 2015

Kode Responden MF-02.3

No. Pertanyaan dan Jawaban

1. Apakah bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan mudah dipahami? Bahan

pembelajaran ini dapat saya mengerti. Namun tes yang

diberikan terlalu banyak dengan waktu pengerjaan 60 menit

terlalu cepat. Saya baru mengerjakan 4 soal namun waktu

sudah habis.

2. Apakah bahan pembelajaran ini membuat anda lebih mudah memahami topik

yang diajarkan? Saya lebih mudah memahami topik yang diajarkan

setelah membaca bahan pembelajaran ini.

3. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan

dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Kadang saya menemui

kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan dalam bahan

pembelajaran ini, kadang ada sedikit yang saya kurang mengerti, tapi

setelah saya baca sekali lagi akhirnya saya dapat memahaminya.

4. Apakah anda menemui kesulitan dalam memahami istilah-istilah yang

digunakan dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini? Banyak

istilah yang tidak dapat dapat memahami istilah-istilah yang ada

dalam bahan pembelajaran ini.

Page 54: Pengembangan Sistem Instruksional

53

E. Analisis data One-to-one Peserta didik

Dari wawancara dengan peserta didik, siswa yang memiliki kemampuan tertinggi

mengatakan soal dapat dipahami dan dikerjakan sesuai dengan lama waktu yang

diberikan, sedangkan dua siswa lain ( memiliki kemampuan sedang dan rendah )

memberikan komentar bahwa mereka dapat mengerjakan soal, namun waktu selama

60 menit tidak cukup untuk menjawab 7 butir tes yang diberikan. Contoh-contoh dan

uraian kurang banyak, berapa istilah-istilah tidak dapat dipahami.

F. REVISI KETIGA BAHAN INSTRUKSIONAL SETELAH ONETO ONE STUDENT

KEGIATAN BELAJAR : TUJUHUkuran Pemusatan

PENDAHULUAN

Jihan dan 32 orang temannya adalah mahasiswa sebuah perguruan tinggi di Jakarta

yang sedang mengikuti ujian semester? Setelah dosen memeriksa hasil ujian, ternyata nilai

mereka berbeda satu dengan yang lainnya. Dosen meminta Jihan untuk mencatat nilai

semua mahasiswa yang satu kelas denganya kedalam bentuk tabel. Setelah itu Dosen juga

meminta Jihan untuk membuat nilai rata-rata kelas, nilai mahasiswa yang tertinggi, nilai yang

sering muncul dan mahasiswa yang mendapat nilai ditengah-tengah

5. Apakah dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini terdapat banyak

contoh dan uraian? Contoh dan uraian kurang banyak diberikan dalam

bahan pembelajaran ini sehingga saya tidak dapat gambaran yang

mendalam dari apa yang dimaksud oleh teori yang ada.

6. Apakah uraian dan contoh dalam bahan pembelajaran Ukuran Pemusatan ini

dapat memperjelas materi? Uraian dan contoh dapat memperjelas materi

yang diterangkan.

Page 55: Pengembangan Sistem Instruksional

54

Apa yang diminta oleh Dosen Kepada Jihan merupakan kegiatan statistik, tepatnya

pengukuran gejala pusat meliputi mean (rata-rata), median (nilai tengah ), modus(nilai yang

sering muncul)

RELEVANISI

Bila anda berkunjung ke bagian adminsitrasi kampus maka akan anda lihat

banyak data-data yang ditempel di di dinding berupa tabel mengenai jumlah

mahasiswa perempuan dan laki-laki, jumlah mahasiswa masing-masing program

studi, dan jumlah mahasiswa pada tiap semesternya, dan jumlah alumni. Bila nanti

anda menjadi dekan atau rektor suatu perguruan tinggi maka akan dapat inspirasi

dari catatan tersebut

TUJUAN

Secara umum tujuan Instruksional ini adalah mahasiswa memahami ukuran

pemusatan dari sekompulan data menurut menurut prinsip statistika.

Adapaun yang menjadi Tujuan khusus yang hendak dicapai setelah

pembelajaran adalah mahasiswa dapat menentukan mean, median dan modus dari

sekumpulan data.

URAIAN MATERI

Pengertian

Pengukuran gejala pusat bertujuan memberikan gambaran secara umum

mengenai keadaan suatu nilai. Gejala pusat dalam statistik adalah membahasan

mengenai mean, median, modus, dan kuartal. .

Modul ini membahasa pokok bahasan mengenai Pengukuran Gejala Pusat,

yang di dalam nya akan dijelaskan tentang nilai rata-rata, median, modus, kuartil dari

Page 56: Pengembangan Sistem Instruksional

55

suatu data baik tunggal maupun kelompokn. Untuk dapat memahami pembahasan

ini dengan mudah maka akan diberikan contoh-contoh penerapannya

Ukuran Gejala Pusat atau Ukuran Nilai Pusat kadang-kadang disebut juga

ukuran rata-rata (average), sinonim lain yang sering digunakan adalah ukuran

tendensi pusat (measure of central tendency), ukuran nilai pertengahan (measure of

central value), dan ukuran posisi pertengahan (measure of central position).

Pengertian dari kesemua istilah ini adalah suatu nilai yang dipandang representatif

yang dapat memberikan gambaran secara umum tentang keadaan nilai tersebut.

Nilai rata-rata tersebut memiliki kecenderungan yang terletak di tengah-tengah atau

pada pusat diantara data-data yang ada.

4. Ukuran Rata-Rata Dan Cara Penghitungannya

Secara sederhana ukuran rata-rata atau nilai rata-rata (Arithmetic Mean),

kadang disebut juga mean adalah nilai -nilai data kuantitatif yang dinyatakan dengan

xl, x2,.....xn, apabila dalam kumpulan data itu terdapat n buah nilai, simbol n juga

akan dipakai untuk menyatakan ukuran sampel, yakni banyak data yang diteliti

dalam sampel dengan simbol n dan dipakai untuk menyatakan populasi atau banyak

anggota terdapat dalam populasi. Ukuran rata-rata untuk data kuantitatif yang

terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan cara membagi jumlah nilai data

dengan banyak data.

5. Ukuran Gejala Pusat, dan Ukuran Gejala Letak

Ukuran gejala pusat merupakan ukuran data yang cenderung berada pada

pusat data (disekitar pertengahan). Ukuran gejala pusat meliputi rata-rata hitung

(rata-rata) dan modus. Adapun ukuran gejala letak merupakan ukuran data yang

menyatakan posisi data tertentu terhadap data lainnya setelah diurutkan. Ukuran

gejala letak terdiri dari median, kuartil, desil, dan persentil.

Page 57: Pengembangan Sistem Instruksional

56

3) Rata-Rata Hitung

Rata-rata hitung data tanpa pengelompokan:

n

Xii = 1 x1 + x2 + x3 + ... + xn

Ẋ = ______________ = __________________n n

dengan Ẋ = rata-rata hitung (untuk parameter disimbolkan dengan ) dan n

= banyaknya data

Contoh :

Indeks prestasi 5 orang mahasiswa adalah sbb: 2,7; 3,2; 3; 2,4 dan 2,1

Maka rata-rata indeks prestasi ke 5 mahasiswa tersebut adalah:

2,7+ 3,2+ 3+2,4+ 2,1Ẋ = _________________ = 2,68

5b. Rata-rata hitung data yang dikelompokkan (metode kodifikasi)

Ẋ = Y0 + p _fi.ci dengan Y0 disebut Tanda Kelas

fi

Contoh tabel distribusi :

Nilai fi31 – 40 241 – 50 451 – 60 1061 – 70 1571 – 80 681 - 90 3

Page 58: Pengembangan Sistem Instruksional

57

Cara menghitung rata-rata untuk data ini adalah sbb

1. Tentukan nilai tengah (Yi) masing-masing kelas interval,

2. Tentukan tanda kelas dan nilai kodenya (Ci)

Setelah itu masukan data seperti tabelnya berikut ini :

Nilai fi Yi Ci Fi.Ci

31 – 40 2 35.5 -3 -641 – 50 4 45.5 -2 -851 – 60 10 55.5 -1 -1061 – 70 15 65.5 0 071 – 80 6 75.5 1 681 - 90 3 85.5 2 6

40 -12

1) Rata-rata hitungnya adalah:- 12

Ẋ = 65.5 + 10 _____ = 62,540

Bagaimanakah cara mencari Modus (Mo) dari data ini ?

Modus adalah nilai yang sering muncul.Ada dua jenis modus:

b. Modus data tidak dikelompokkan :cara menari modus pada data ini

a) Urutkan data dari yang terkecil hingga terbesar (optional)

b) Tentukan nilai yang paling banyak muncul

c) Nilai modus mungkin lebih dari satu.

Contoh data yang sudah berurut: 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 maka

modus (Mo) data tersebut adalah 7.

c. Modus data dikelompokkan:

b1Mo = b + p ( ______)

b1 + b2

b = batas bawah kelas modus (kelas dengan frekuensi terbesar)

p = panjang kelas interval

Page 59: Pengembangan Sistem Instruksional

58

b1= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sebelum kelas modus

b2= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval setelah kelas modus

Contoh tabel distribusi sbb:

Nilai fi

31 – 40 2

41 – 50 4

51 – 60 10

61 – 70 15

71 – 80 6

81 - 90 3

b = 60.5; p = 10; b1= 15 – 10 = 5 dan b2 = 15 – 6 = 9 maka

5mo = 60.5 + 10 ( _______) = 61.6

5+9

4) Median (me)

b. Suatu nilai yang apabila semua data hasil pengamatan diurutkan maka

50%

data hasil pengamatan berada di atas dan di bawah nilai tersebut.

c. Median data tidak dikelompokkan:

Urutkan data, tentukan titik tengahnya ( jika data ganjil maka median tepat

pada satu data, jika data genap maka median terletak antara dua data dan

untuk menentukannya jumlahkan kedua data tersebut dan bagi dua)

Mean (Rata-Rata Hitung) dalah nilai rata-rata hitung dari kumpulan data

baik data tunggal maupun data kelompok.

Page 60: Pengembangan Sistem Instruksional

59

Rata-rata disimbulkan dengan atau dibaca "eksban"

1. Mean Data Tunggal

Misal x1, x2, x3, .... xn merupakan n buah data dari data tunggal

dirumuskan :

Keterangan :

x = rata-rata

Σ = jumlah

n = banyaknya data

Contoh soal :

Nilai rata-rata ulangan matematika dari kelas 3A, 3B, dan 3C adalah masing-

masing 6, 7, 8. Jumlah siswa kelas 3A adalah 25, jumlah siswa kelas 3B

adalah 30 dan jumlah siswa kelas 3C adalah 45. Nilai rata-rata ketiga kelas

tersebut adalah

Jawab :

Diketahui data sbb: 5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 ( n= 14)

Titik tengah terletak antara data ke7 dan data ke 8 (angka 6 dan 7) maka:

6 + 7Me = ______ = 6.5

2

Page 61: Pengembangan Sistem Instruksional

60

Data : 5, 5, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 9, 9,11, 12 ( n = 15) median terletak pada

data ke 8 sehingga Me = 7

2. Mean Data Berkelompok

Contoh 1

Sekelompok anak terdiri dari 50 orang mempunyai tinggi badan rata-

rata 166 cm, 15 diantaranya mempunyai tinggi badan rata-rata 170

cm. Tinggi badan rata-rata 35 anak yang lain adalah ....

Jawab :

Rumus :

• Dengan metode titik tengah kelas

• Dengan metode simpangan rata-rata

• Dengan metode coding

Contoh 2:

Misalkan kita ingin mengetahui rata-rata tinggi badan siswa di suatu kelas.Kita bisa mengambil sampel misalnya sebanyak 10 siswa dan kemudiandiukur tinggi badannya. Dari hasil pengukuran diperoleh data tinggi badankesepuluh siswa tersebut dalam ukuran sentimeter (cm) sebagai berikut.

172, 167, 180, 170, 169, 160, 175, 165, 173, 170

Page 62: Pengembangan Sistem Instruksional

61

Dari data di atas dapat dihitung rata-rata dengan menggunakan rumus rata-rata :

Sehingga

Dari hasil penghitungan, bisa diambil kesimpulan bahwa rata-rata tinggi

badan siswa di kelas tersebut adalah 170,1 cm.

Cara mencari media data kelompok

Median data dikelompokkan:

½ n - FMe = b + p ( ____________ )

FArti simbol:b = batas bawah kelas median

p = panjang kelas median

n = banyaknya data

F = jumlah seluruh frekuensi sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

Contoh tabel distribusi ( n = 40)

Nilai fi

31 – 40 2

41 – 50 4

51 – 60 10

61 – 70 15

Page 63: Pengembangan Sistem Instruksional

62

71 – 80 6

81 - 90 3

Karena n = 40 maka kelas median terletak antara data ke 20 dan data ke 21

atau terletak pada kelas dengan interval 61 – 70, sehingga diperoleh

komponen-komponen:

b = 60.5; p = 10; n = 40; F = 16 dan f = 15

( ½.40) -16

Me = 60.5 + 10 ( ___________ ) = 63.2

15

LATIHAN

4. Jika Indeks prestasi 5 orang mahasiswa adalah sbb: 2,7; 3,2; 3; 2,4 dan 2,1,

maka maka berapakah rata-rata indeks prestasi ke 5 mahasiswa tersebut ?

5. Carilah modus dari data yang berikut sudah berurut: 6,5, 5, 7, 6, 6, 7, 8, 7, 7, 8,

11, 9, 9

6. Tentukanlah median dari data berikut ini!

5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9, 9, 11 ( n= 14)

RANGKUMAN

Setelah kita membahas modul tujuh ini kesimpulan yang dapat kita ambil

adalah bahwa pengukuran gejala pusat dapat memberikan gambaran secara

umum mengenai keadaan nilai tersebut. Nilai rata-rata tersebut memiliki

kecenderungan (tendensi) terletak di tengah-tengah atau pada pusat diantara

data-data yang ada. Pengukuran gejala pusat terbagi menjadi mean, median,

modus, dan kuartal. Modul ini menjelaskan perihal pokok bahasan mengenai.

Pengukuran Gejala pusat, yang di dalam nya di jelaskan tentang nilai rata-rata,

median, modus, kuartil dari data tunggal maupun data kelompok.

Page 64: Pengembangan Sistem Instruksional

63

TEST FORMATIF

3. Tentukan rataan hitung (mean) dari data berikut ini ( Teliti sampai satu decimal ):

a. 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8

b. 6, 5, 2, 3, 4, 4, 4, 6, 6, 7, 6

4. Nilai ulangan matematika dari 40 orang siswa telah dikelompokkan dalam

table berikut:

Nilai Frekuensi

52 – 58

59 – 65

66 – 72

73 – 79

80 – 86

87 – 93

94 - 100

2

4

5

15

7

4

3

Jumlah 40

Berdasarkan tabel diatas, tentukan rataannya!

3. Tentukan modus dari data berikut ini :

d) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8.

e) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5.

f) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9.

4. tentukanlah Mean dari data berikut ini

Data f xi fi . xi

21-25 2 23 46

26-30 8 28 224

31-35 9 33 297

36-40 6 38 228

Page 65: Pengembangan Sistem Instruksional

64

41-45 3 43 129

46-50 2 48 96

Jumlah 30 1020

Petunjuk tentang cara memberi skor hasil tes dan menafsirkannya:

NO TIK JENISSOAL

NOMORSOAL

TINGKATKESUKARAN

BOBOT KETERANGAN

1. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jikadiberikan Tabel DistribusiFrekuensi, mahasiswaJurusan PBI semester limaakan dapat menghitungmean, minimal 85% benar.

Uraian 1a Mudah 10% Median

2. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jikadiberikan Tabel DistribusiFrekuensi, mahasiswaJurusan PBI semester limaakan dapat menghitungmedian minimal 85% benar.

Uraian 1b Sedang 20% SimpanganKuartil

3. Setelah mempelajari materiukuran pemusatan distribusifrekuensi maka, jikadiberikan Tabel DistribusiFrekuensi, mahasiswaJurusan PBI semester limaakan dapat menghitungmodus minimal 85% benar.

Uraian 3 Sukar 30% Kenormalandata

4. Jika diberikan serangkaiandata dari dua buah variabel,mahasiswa Jurusan PBIsemester lima akan dapatmenganalisis hubunganantara kedua variabeltersebut serta mengetahuipengaruh stau variabelterhadap variabel lainminimal 85% benar

Uraian 24

SedangSedang

25%25%

KorelasiKoefisienDeterminasi

100%

Page 66: Pengembangan Sistem Instruksional

65

KUNCI JAWABANKunci Jawaban Latihan

Soal satu

2,7+ 3,2+ 3+2,4+ 2,1

Ẋ = _________________ = 2,68

5

Soal dua

modus (Mo) data tersebut adalah 7.

Soal tiga.

Titik tengah terletak antara data ke7 dan data ke 8 (angka 6 dan 7)

maka:

6 + 7

Me = ______ = 6.5

2

KUNCI JAWABAN TEST FORMATIF

SOAL 1.Penyelesaian

c. 2 + 3 + 4 + 5 + 5 + 6 +7 +8. = 40

Mean = 58

40

Jadi, mean dari soal diatas adalah 5.

d. 6 + 5 + 2 + 3 + 4 + 4 + 4 + 6 + 6 + 6 + 7 = 53.

Mean =11

53 = 4.8

Jadi, mean dari soal diatas adalah 4.8

Page 67: Pengembangan Sistem Instruksional

66

SOAL 2 Penyelesaian:

Untuk mencari rataan hitung kita gunakan titik tengah (xi)

Nilai Titik Tengah (xi) fi xf ii

52 – 58

59 – 65

66 – 72

73 – 79

80 – 86

87 – 93

94 - 100

55

62

69

76

83

90

97

2

4

5

15

7

4

3

110

248

345

1.140

581

360

291

Jumlah 40 3.075

88.7640

075.31

fxf

xi

i

Jadi, rataan hitungnya adalah 76.88

SOAL 3 Penyelesaian:

d) 2, 3, 4, 5, 5, 6, 7, 8. Modusnya adalah 5.

e) 5, 6, 10, 5, 12, 7, 13, 5, 2, 5. Modusnya adalah 5.

f) 8, 9, 7, 8, 5, 6, 9, 10, 7, 9, 9. Modusnya adalah 9.

Soal 4. Mean dari data berikut adalah

Data f xi fi . xi

21-25 2 23 46

26-30 8 28 224

Page 68: Pengembangan Sistem Instruksional

67

31-35 9 33 297

36-40 6 38 228

41-45 3 43 129

46-50 2 48 96

Jumlah 30 1020

Mean = ∑ (f . xi)

———

∑fi

= 1020/30

= 34

PENUTUPUntuk mendapatkan informasi yang baik tentang materi yang diajarkankepada mahasiswa, maka perlu diketahui bagaimana kemampuanmahasiswa dalam menyelesaikan tes formatif, seh ingga kita mendapatkanfeedback.

GLOSARIUM

TIU : (Tujuan Instruksional Umum) Tujuan yang dirumuskansetelah melakukan analisis kebutuhan, sehinggateridentifikasi kesenjangan kompetensi dari yangdiharapkan dan kenyataan yang ada pada peserta didik.

TIK : (Tujuan Instruksional Khusus) Tujuan ini dirumuskan lebihoperasional dari TIU, karena tujuan ini operasional makaevaluasi hasil belajar harus berpedoman pada TIK ini.

Mean : Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilaimean dapat ditentukan dengan membagi jumlah datadengan banyaknya data.

Media : Median menentukan letak tengah data setelah data disusunmenurut urutan nilainya. Bisa juga nilai tengah dari data-data yang terurut. Simbol untuk median adalah Me. Denganmedian Me, maka 50% dari banyak data nilainya paling

Page 69: Pengembangan Sistem Instruksional

68

DAFTAR PUSTAKA

tinggi sama dengan Me, dan 50% dari banyak data nilainyapaling rendah sama dengan Me. Dalam mencari median,dibedakan untuk banyak data ganjil dan banyak datagenap. Untuk banyak data ganjil, setelah data disusunmenurut nilainya, maka median Me adalah data yangterletak tepat di tengah

Modus : Modus adalah nilai yang sering muncul. Jika kita tertarikpada data frekuensi, jumlah dari suatu nilai dari kumpulandata, maka kita menggunakan modus. Modus sangat baikbila digunakan untuk data yang memiliki sekala kategorikyaitu nominal atau ordinal.

DAFTAR PUSTAKASuparman Atwi, Nomida Diana, Situmorang Robinson, Rusmono, 2010, Disain

Pembelajaran (TP 502), Program Studi Teknologi Pendidikan PPs Universitas Negeri

Jakarta, Jakarta.

Suparman Atwi, 2010, Desain Instruksional, Cetakan kedua, Penerbit Universitas Terbuka,

Jakarta.

Situmorang R., 2010, Bahan Kuliah Disain Sistem Pembelajaran, Program Pascasarjana

Universitas Negeri Jakarta.

Page 70: Pengembangan Sistem Instruksional

69

LAMPIRAN

LAMPIRAN

Page 71: Pengembangan Sistem Instruksional

70

Page 72: Pengembangan Sistem Instruksional

71

Page 73: Pengembangan Sistem Instruksional

72

Page 74: Pengembangan Sistem Instruksional

73

Page 75: Pengembangan Sistem Instruksional

74

Page 76: Pengembangan Sistem Instruksional

75

Page 77: Pengembangan Sistem Instruksional

76

Page 78: Pengembangan Sistem Instruksional

77

Page 79: Pengembangan Sistem Instruksional

78

Page 80: Pengembangan Sistem Instruksional

79

Tugas Individual 7. Tugas tujuh ini terdiri dari dua point penting yaitu

a. Menulis rencana pengumpulan data small-group evaluation atau field try

b. Menulis cara merevisi bahan instruksional menjadi draft keempat.

jawaban

A. Rencana Pengumpulan Data Small-Group Evaluation atau field try

Rencana dari suatu evaluasi ini untuk mengidentifikasi kekurangan kegiatan instruksional

setelah direvisi berdasarkan evaluasi satu-satu, baik oleh pakar maupun oleh peserta

didik. Informasi yang diharapkan bukan saja tentang kualitas bahan instruksional,

melainkan juga proses instruksional.

Dalam kegiatan ini dilakukan terhadap 8-20 mahasiswa, tidak termasuk mereka yang

sudah diuji pada one to one student.

Secara umum langkah-langkah yang harus ditempuh untuk rencana pengumpulan data

Small group Evaluation yaitu :

a. Melakukan tes awal untuk mengetahui kompetensi awal peserta didik dengan

mengacu pada tujuan instruksional.

b. Mengumpulkan peserta yang menjadi sampel di suatu ruangan dan menjelaskan

maksud evaluasi ini, yaitu untuk mendapatkan umpan balik dalam rangka merevisi

produk instruksional tersebut.

c. Menjelaskan kegiatan instruksional yang akan dilakukan dan mendorong peserta

didik untuk memberi komentar dengan leluasa setiap saat, selama dan setelah

TUGAS INDIVIDUAL 7

Page 81: Pengembangan Sistem Instruksional

80

kegiatan tersebut berlangsung. Komentar yang diharapkan mengenai kualitas

produk instruksional. Baik yang menyangkut bahan instruksional maupun dan

proses instruksional.

d. Melaksanakan kegiatan instruksional dengan menggunakan dan membagikan

kepada peserta didik bahan instruksional yang diproduksi dan telah direvisi

berdasarkan review dan evaluasi satu-satu.

e. Menyelenggarakan tes akhir dengan menggunakan tes yang sama atau setara

dengan tes yang digunakan pada tes akhir.

f. Membagikan kuesioner yang telah disusun sebelumnya untuk mendapatkan

penilaian peserta mengenai kualitas bahan instruksional.

g. Menyelenggarakan wawancara dengan beberapa peserta didik untuk

mendapatkan penilaian dan komentar lebih dalam tentang kualitas bahan

instruksional dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan

sebelumnya.

h. Mencatat komentar peserta terhadap proses instruksional dan bahan instruksional

serta komentar mengenai tes yang digunakan, khususnya tentang berbagai

informasi sebagai berikut :

1. Tentang kemampuan pemahaman peserta didik

2. Tentang ketertarikan dan sistimatisan kegiatan instruksional.

3. Mempertanyakan materi yang sulit dipahami dan alasannya.

4. Materi sudah cukup bagus dan durasi waktu mencukupi.

5. Ilustrasi/gambar/grafik yang membantu atau malah mengganggu.

Page 82: Pengembangan Sistem Instruksional

81

6. Keterukuran tes formatif pada kepetensi yang dituju.

7. Reliability antara bahan ajar dan tes.

8. Relevansi antara butir tes dengan bahan ajar

9. Sikap peserta didik dalam penyelenggaraan kegiatan instruksional.

i. Menggunakan hasil evaluasi kelompok kecil untuk merevisi produk instruksional.

Kegiatan revisi ini harus dilakukan oleh pendesain instruksional dengan cermat

agar seluruh masukan dari proses evaluasi kelompok kecil terakomodasi, tidak ada

yang terabaikan. Kesungguhan dalam menggunakan hasil evaluasi ini bukan saja

secara teknis sangat diperlukan agar diperoleh data dan informasi yang akurat,

tetapi secara etika, evaluasi harus dilakukan agar semua data dan informasi yang

berhasil dikumpulkan dianalisis dengan objektif, jujur, dan akuntabel

B. Cara Merevisi Bahan Instruksional Keempat

Menganalisis Data dan Merevisi Produk Instruksional

1. Menganalisis data dan merevisi produk instruksional berdasarkan evaluasi One-

to-One oleh para pakar.

a. Menginterpretasikan hasil wawancara

Pada saat pelaksanaan wawancara dengan para pakar, telah dibuat

rekaman dan transkrip tertulis yang selanjutnya diinterpretasikan oleh

peneliti.

b. Mengkonfirmasikan interpretasi peneliti kepada setiap pakar untuk

menjamin kebenaran dan keakuratan interpretasi tersebui.

c. Menyimpulkan hasil wawancara dengan semua pakar dengan fokus

rekomendasi tentang perbaikan yang harus dilakukan pada bahan

Page 83: Pengembangan Sistem Instruksional

82

instruksional.

d. Merevisi bahan instruksional berdasarkan rekomendasi.

2. Menganalisis data dan merevisi produk instruksional berdasarkan evaluasi One-

to-One oleh para peserta didik

a. Data dan informasi tentang hasil tes awal dan tes akhir, motivasi belajar,

pemahaman bagian materi tertentu, komentar dan keluhan tentang bagian

tertentu dari bahan instruksional termasuk isi, kualitas tes, dan tampilan

fisik dianalisis dan ditaisirkan menjadi rekomendasi untuk revisi.

b. Melakukan revisi berdasarkan rekomendasi evaluasi.

Page 84: Pengembangan Sistem Instruksional

83

Tugas Individual 8

Menulis cara menyusun laporan Small-group evaluation.

Jawab:

Cara menyusun Laporan Small-group evaluation

Evaluasi formatif pada tahap small-group evaluation telah dilaksanakan dan

hasilnya akan digunakan oleh desainer pembelajaran untuk merevisi draft empat.

Format laporan tersebut sama dengan format laporan penelitian pada umumnya. Isi

pokok yang harus ada dalam laporan tersebut adalah:

1. Deskripsi tentang proses tahapan small-group evaluation serta temuan pada

tahap small-group evaluation tersebut.

2. Cara penggunaan temuan pada tahap small-group evaluation dalam merevisi

bahan pembelajaran.

3. Hasil revisi bahan pembelajaran dalam bentuk fisik setelah direvisi pada tahap

small-group evaluation yang merupakan draft empat.

Secara detail dapat digambarkan sebagai berikut

I. Pendahuluan

A. Gambaran umum tentang mall-group evaluation

B. Maksud dan tujuan

C. Definisi Konsep

D. Tinjauan Laporan

II. Dasar Pengembangan Small Group

A. Deskripsi singkat tentang temuan one-to-one evaluation dengan expert

B. Deskripsi singkat tentang temuan one-to-one evaluation dengan students

C. Produk hasil Evaluasi one to one dengan Expert

D. Produk hasil Evaluasi one to one dengan Student

E. Rekomendasi one to one evaluation

TUGAS INDIVIDUAL 8

Page 85: Pengembangan Sistem Instruksional

84

III. Small-Group Evaluation

A. Deskripsi tentang proses tahap small-group evaluation

B. Temuan small-group evaluation

C. Revisi bahan pembelajaran

D. Pemanfaatan Revisi bahan pembelajaran

IV. Kesimpulan dan Rekomendasi

V. Daftar Pustaka

VI. Lampiran-lampiran

Page 86: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 1

Pengantar

Secara umum buku ini membahas model desain instruksional model Dick & Carey.

Desain dimulai dengan mengidentifikasi instruksional tujuan menggunakan analisis

front-end,melakukan analisis tujuan,mengidentifikasi subordinasi dan

masuk,keterampilan, menganalisis peserta didik dan konteks,menulis tujuan kinerja,

mengembangkan instrumen penilaian,mengembangkan strategi instruksional,

mengembangkan bahan ajar,merancang dan melaksanakan evalutations formatif,

merevisi bahan ajar,terakhir merancang dan melaksanakan evaluasi sumatif.

Perancangan pembelajaran menurut pendekatan sistem model yang dikembangkan

oleh Walter Dick dan Lou Carey ada kemiripan dengan model Kemp. Hanya saja

model Kemp dapat dilakukan tidak secara berurutan. Di samping itu, model Dick dan

Carey memiliki komponen melaksanakan analisis pembelajaran yang akan dilewati

pada proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Berikut gambar model

pengembangan oleh Dick dan Carey.

Tugas 1-Buku 1 (Pembahasan Bab 9, 10, 11, Dan 12.The SystematicDesign of Instruction.7th- Dick,Walter., Carey, Lou., and Carey, James O. (2009). Ed. NewJersey: Pearson

Page 87: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 2

Bab 9: Mengembangkan Dan Memilih Material Pembelajaran.

Latar Belakang

Kegiatan mendesain pengembangan materi pembelajaran sangat penting, karena

pencapaian tujuan yang di tetapkan terinci pada materi pembelajaran. Meskipun begitu

tidak berarti mengesampingkan unsur-unsur lainnyatermasuk siswa, metode, maupun

penilaian. Oleh karena itu pengembangan bahan pembelajaran sebaiknyamelibatkan

pusat sumber belajar baik yang didesain maupun yang tidak didesain. Sehingga

sebagai desainerbahan pembelajaran jangan tergantung pada buku teks saja tetapi

memanfaatkan sumber bahan pembelajaran

Konsep Pengembangan

Sistem Penyampaian dan Pemilihan Material

Pada titik ini dalam proses desain instruksional, sebuah sistem pengiriman ditentukan

dan strategi pengajarantelah dikembangkan, termasuk pengelompokan dan

pengurutan, komponen pembelajaran, pengelompokan siswa, dan tentatif pilihan

media. ada 3 faktor cara pemilihan media yaitu: (1) ketersediaan bahan pembelajaran

yang ada, (2) dapat di implementasikan dan diproduksi, (3) memberi kemudahan pada

instruktur

Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran

Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran

1) Meninjau strategi pengajaran untuk setiap tujuan dalam setiap pelajaran.

2) Survei literatur dan bertanya kepada ahli bidang study untuk menentukan

bahan pengajaranapa yang sudah tersedia.

3) Pertimbangkan bagaimana Anda dapat mengadopsi atau mengadaptasi bahan-

bahan yangtersedia.

4) Menentukan apakah bahan-bahan baru harus dirancang. Jika demikian,

lanjutkan ke langkah Jika tidak, mulai mengatur dan menyesuaikan bahan-

bahan yang tersedia, dengan menggunakan strategi pengajaran sebagai

panduan.

5) Periksa analisis peserta didik dan untuk setiap pelajaran, mempertimbangkan

peran instrukturdalam memfasilitasi instruksi dan menentukan sejauh mana

Anda ingin instruksi untuk diri sendiri atau kelompok-berjalan mondar-mandir.

Page 88: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 3

6) Periksa analisis konteks pembelajaran dan asumsi-asumsi Anda tentang

sumber daya yangtersedia untuk mengembangkan bahan. Mempertimbangkan

kembali sistem penyampaian danmedia yang dipilih untuk mempresentasikan

bahan-bahan, untuk memantau praktik danumpan balik, untuk mengevaluasi,

dan untuk meningkatkan memori pelajar dan transfer.

7) Rencana dan menulis bahan-bahan pengajaran berdasarkan strategi pengajaran

dalam bentuk draf.

8) Periksa setiap selesai pelajaran atau sesi belajar untuk kejelasan dan aliran ide.

9) Menggunakan satu unit instruksional yang lengkap, tulis instruksi yang

menyertainya untukmembimbing para siswa melalui kegiatan jika diperlukan.

10) Menggunakan bahan-bahan yang dikembangkan di pertama ini tidak mahal,

konsep kasar,mulai kegiatan evaluasi.

11) Anda mungkin juga mengembangkan bahan-bahan untuk instruktur manual

saat Anda pergi bersama-sama

Bab 10 : Mendisain dan melakukan Evaluasi Formativ

Latar Belakang

Evaluasi formatif adalah pengumpulan data dan informasi selama pengembangan

instruksi yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas instruksi. Evaluasi

formatif awalnya digunakan sebagai proses untukmeningkatkan instruksi setelah draft

pertama pengajaran dikembangkan. Desainer berpengalaman,bagaimanapun,

menemukan bahwa lebih baik untuk mencoba komponen awal dari proses desain,

sehingga menghindari banyak masalah yang akan tidak dapat ditemukan sampai

setelah rancangan instruksi itu selesai

Konsep Pengembangan

Evaluasi formatif adalah proses perancangan untuk memperoleh data yang dapat

digunakan untuk meninjau kembali instruksi agar lebih efisien dan efektif. Penekanan

dalam evaluasi formatif adalah pada pengumpulandan analisis dan revisi dari

instruksi.Ada tiga fase dasar evaluasi formatif. Yang pertama adalah evaluasi

perorangan, evaluasi kelompok kecil dan uji lapangan. Sebelum ini dilaksanakan

Page 89: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 4

didahului oleh tinjauan ulang dari ahli yang tidak terlibat tidak langsung tetapi

mempunyai keahlian yang relevan

Merancang Evaluasi Formatif

Kerangka acuan apa yang dapat Anda gunakan untuk merancang evaluasi formatif?

Dengan mengingat bahwatujuan evaluasi formatif adalah untuk menunjukkan

kesalahan-kesalahan tertentu dalam bahan-bahan untuk mengoreksi mereka, termasuk

desain evaluasi instrumen, prosedur, dan kebutuhan personil untuk menghasilkan

informasi tentang lokasi dan alasan untuk setiap masalah

Ada lima bidang pertanyaan yang digunakan untuk mengevaluasi bahan.

1) Apakah bahan sudah sesuai untuk jenis hasil belajar yang diharapkan ?

2) Apakah bahan sudah memadai termasuk instruksi pada bawahan keterampilan?

3) Apakah bahan sudah jelas dan mudah dipahami ?

4) Berapakah nilai motivasi material untuk peserta didik ?

5) Bahan-bahan yang dapat dikelola secara efisien dengan cara mereka dimediasi

Peranan Tenaga Ahli dalam Evaluasi Formatif

Selain adanya data evaluasi dari pembelajar perlu juga melihat analisi dari seorang

ahli. Ketika draf desain selesai terkadang desain tidak bisa melihat permasalahan yang

ada. Resensi atau pendapat dari tenaga ahli perlu dipertimbangkan untuk perbaikan

dan perubahan pada draf pertama desain. Terutama dalam strategi belajar, tipe belajar

dan ketetapatan bahan yang akan digunakan dalam desain pembelajaran

Evaluasi Perorangan

Tujuan evaluasi formatif perorangan adalah untuk mengidentifikasi dan menghapus

kesalahan yang mencolok dalam pengajaran. Evaluasi ini melibatkan 3 atau lebih

peserta didik yang berinteraksi langsung dengan desainer. Ada tiga kriteria utama dan

dalam evaluasi perorangan ini yaitu : Kejelasan, Dampak dan Kelayakan

Ada beberapa pertimbangan dalam melakukan evaluasi perorangan yaitu

1) Memilih Peserta didik

Penentuan pelajar yang dilibatkan dalam evaluasi perorangan harus mewakili populasi

target, baik segi kemampuan maupun karakteristik lainnya. Misal dari segi

Page 90: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 5

kemampuan, dipilih yang diatas rata-rata, rata-rata dan di bawah rata-rata. Dilihat dari

motivasi, dipilih yang motivasi positif, netral dan negatif, Atau kalau itu bukan pelajar

bisa dipilih berdasarkan pengalaman, diatas sepuluh tahun, dua sampai lima tahun dan

yang baru

2) Pendataan

Data pendataan atau pengambilan informasi dati evaluasi perorangan seperti diatas,

yaitu : kejelasan, dampak dan kelayakan.

a. Kejelasan

Untuk kejelasan instruksi, ada tiga kategori utama dari informasi yaitu pesan, link, dan

prosedur. Kategori pertama, pesan, meliputi: kosakata, kalimat kompleksitas, dan

struktur pesan.. Kategori kedua, link, bagaimanapesan dasar dirancang mencakup

konteks, contoh, analogi, ilustrasi, demonstrasi, dan sebagainya. Katagoriketiga,

prosedur, mengacu pada instruksi karakteristik seperti urutan, ukuran segmen yang

disajikan, transisiantara segmen, kecepatan, dan variasi yang dibangun ke dalam

presentasi. Ini akan berpengaruh kepada

motivasi dan kecepatan dalam pembelajaran

b. Dampak

Berkaitan dengan sikap pelajar tentang instruksi pada pencapaian tujuan-tujuan

tertentu. Terkait dengan sikap,(1) secara pribadi relevan dengan dia atau dia, (2)

accomplishable dengan usaha yang wajar, dan (3) menarikdan memuaskan untuk

pengalaman

c. Kelayakan

Berkaitan dengan pertimbangan orientasi manajemen yang dapat diperiksa selama

evaluasi sidang.Pertimbangan kelayakan termasuk kemampuan belajar, media

pengajaran, dan pengajaran lingkungan.

Page 91: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 6

3) Prosedur

Prosedur yang khas dalam evaluasi perorangan adalah untuk menjelaskan kepada para

pelajar tentang bahan pembelajaran. Reaksi pembelajar terhadap materi, mengetahui

kekurangan materi, mengerjakan soal-soal,mencatat waktu yang diperlukan untuk

menyelesaikan materi. Pebelaajar akan menemukan kesalahan ketik,kelalaian konten,

halaman yang hilang, grafik yang berlabel tidak tepat, tidak sesuai link di halaman web

mereka, dan jenis lainnya. Kesulitan memahami urutan belajar, konsep belajar, dan

soal-soal yang diberikan

4) Penilaian dan Kuesioner

Setelah siswa telah menyelesaikan instruksi dalam evaluasi perorangan, mereka

mengerjakan posttest dan

kuesioner sikap dengan cara yang sama. Desainer akan menemukan tidak hanya

kesalahan, tetapi juga kenapa

terjadi kesalahan. Informasi ini dapat sangat membantu selama proses revisi. Proses

untuk mengevaluasi kinerja,

produk, dan sikap dan pada akhirnya untuk merevisi pembelajaran termasuk butir-butir

soal yang ada.

5) Belajar Sisa

Salah satu kepentingan desainer selama evaluasi perorangan adalah untuk menentukan

jumlah waktu yangdiperlukan bagi pelajar untuk menyelesaikan instruksi.

6) Interpretasi Data

Informasi tentang kejelasan instruksi, dampak pada pelajar, dan kelayakan instruksi

perlu diringkas danterfokus. Aspek-aspek tertentu dari instruksi yang ditemukan untuk

menjadi lemah kemudian dapatdipertimbangkan dalam rangka rencana revisi yang

mungkin untuk meningkatkan instruksi untuk pelajar serupa.

7) Hasil

Hasil dari evaluasi satu-ke-satu adalah instruksi bahwa :

(l) berisi kosa kata yang sesuai, kompleksitas bahasa, contoh, dan ilustrasi untuk

peserta didik

Ada empat tahapan Evaluasi Formatif dalam Bab ini yaitu:

Page 92: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 7

1. Expert Review oleh Tim Ahli Contents dan Ahli Desain Pengembangan

Review ahli adalah proses di mana seorang atau beberapa ahli melakukan review

terhadap bentuk media pembelajaran yang masih dalam rancangan, seperti yang

masih berupa naskah atau storyboard. Diharapkan dengan adanya review ahli ini

dapat memberi masukan yang dapat meningkatkan kualitas desain pembelajaran

yang ingin dihasilkan. Selain itu, dalam tahap ini informasi didapatkan dengan

kuesioner, wawancara ataupun dengan diskusi terbuka tentang kualitas desain

pembelajaran.Informasi penting yang digali dalam review ahli ini tergantung dari

pembelajaran apa yang akan direview. Namun demikian, beberapa hal sebagai

berikut dapat dijadikan sebagai panduan. Adapun tujuannya adalah untuk

mengevaluasi kelengkapan dan kualitas serta ketepatan bahan ajar yang telah

dikembangkan

2. One to one Evaluation dilakukan oleh peserta didik sebanyak 3 orang, secara

tertulis maupun wawancara/lisan mengenai keterbacaan bahan ajar. Adapun

kegiatan ini ini dilakukan setelah selesai di review dan dievaluasi oleh Tim Ahli;

evaluasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan komentar siswa ini digunakan untuk

mengindentifikasi dan mengurangi kesalahan-kesalahan yang secara nyata

terdapat dalam hasil desain pembelajaran. Kemudian dengan adanya hasil evaluasi

ini langsung digunakan untuk merevisi hasil desain pembelajaran yang sedang

dikembangkan. Morrison, Ross & Kemp (2001: 275-276) menambahkan, bahwa

tahap ini bersifat ‘try-out impression’ yang mana tujuannya adalah untuk

memperoleh kejelasan informasi mengenai kesan dan pengaruh, serta

kemungkinan yang terjadi dalam pembelajaran. Hal senada juga diungkapkan Dick

& Carey (2001: 286). Kemungkinan kesalahan (error) yang terjadi adalah seperti

tata bahasa yang lemah, salah pengejaan, salah tanda baca, petunjuk yang tidak

jelas. Selain itu juga berfokus pada kriteria yang lebih instrinsik, seperti kesesuaian

contoh, sistematika materi dan kemudahan penggunaan, kemenarikan, dan bahkan

kepuasan siswa.

3. Small Group Evaluation, adalah evaluasi melalui uji coba terhadap peserta didik

dalam kelompok kecil (sekitar 8-20 orang sebaiknya diluar peserta didik yang

mengevaluasi one to one). Evaluasi iniuntuk mengungkapkan bahwa evaluasi ini

mengukur efektifitas desain pembelajaran setelah direvisi dari tahap pertama.

Page 93: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 8

Selain itu juga untuk identifikasi masalah-masalah pembelajaran yang yang

kembali terjadi. Evaluasi kelompok kecil berbedakan dengan evaluasi satu-satu,

walaupun keduanya menggunakan siswa sebagai sumber data utama. Berbeda

dengan evaluasi satu-satu, evaluasi kelompok kecil berfokus pada data-data

tentang performa siswa guna menegaskan revisi sebelumnya serta menghasilkan

rekomendasi revisi yang baru sebelum uji lapangan. Dalam evaluasi kelompok

kecil, guru memberikan pembelajaran sebagaimana mestinya kepada sekelompok

kecil siswa. Pembelajaran diberikan dalam suatu lingkungan yang sama dimana

pembelajaran tersebut akan digunakan dalam ‘situasi nyatanya’ atau dalam kondisi

yang sebenarnya. Dalam evaluasi kelompok kecil, evaluator akan mencatat

bagaimana siswa dan instruktur melakukan proses pembelajaran dengan

menggunakan desain pembelajaran yang sedang dikembangkan

4. Field Trial, Uji lapangan adalah evaluasi yang dilakukan terhadap suatu media

pembelajaran yang sudah selesai dikembangkan tapi masih membutuhkan atau

memungkinkan untuk direvisi akhir. Uji lapangan yang merupakan tahap akhir

dalam evaluasi formatif ini dilakukan dengan tujuan untuk mengindentifikasi

kekurangan desain pembelajaran yang akan digunakan pada kondisi sebenarnya.

uji coba lapangan merupakan evaluasi di kelas yang sesungguhnya, setelah

merevisi dari hasil evaluasi small group tahap 3. Evaluasi ini dapat menggunakan

15-30 orang peserta didik

Bab 11 Revising Instructional Materials

Latar Belakang

Pada hampir semua model desain instruksional, akan ditemukan penekanan utama

pada konsep evaluasi formatif, yaitu pada pengumpulan data untuk

mengidentifikasi masalah dan merevisi bahan pengajaran. Model

desainpembelajaran sering menunjukkan bahwa setelah data yang telah

dikumpulkan dan diringkas, harus direvisi material pembelajarannya agar lebih

“tepat.”

Ada dua jenis dasar revisi yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan material

Page 94: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 9

pembelajaran. Yang pertama adalah perubahan yang dibuat dengan isi atau

substansi bahan untuk membuat mereka lebih akurat atau lebih efektif sebagai

sarana belajar. Tipe kedua perubahan berkaitan dengan prosedur yang digunakan

dalam menggunakan bahan

Konsep Pengembangan

Ada banyak cara yang berbeda di mana data yang dikumpulkan dalam suatu evaluasi

formatif dapat dirangkum untuk menunjukkan daerah kesulitan belajar dan

kemungkinan revisi. Metode-metode yang kita gambarkan di sini adalah hanya

saran. Ketika Anda mulai bekerja dengan data Anda sendiri, Anda mungkin

menemukan teknik lain yang akan membantu Anda memperoleh lebih banyak

wawasan dari mereka. Kita akan melihat dulu apa yang dapat Anda lakukan dengan

data dan informasi dari evaluasi formatif satu-ke-satu, dan kemudian

mempertimbangkan kelompok kecil dan fase uji-lapangan

Tujuan dari bab ini adalah

1) Menjelaskan beberapa cara untuk menyimpulkan data yang dihasilkan dari

evaluasi formatif

2) Menyimpulkan data hasil dari evaluasi formatif

3) Memberikan kesimpulan data evaluasi formatif, mengidentifikasi kelemahahan

materi dan instruktur/guru yang memberikan pengarahan.

4) Memberikan evaluasi data formatif untuk mengatur materi pembelajaran,

mengidentifikasi masalah materi dan memberikan saran untuk merevisi materi.

Ada dua jenis revisi yang sebaiknya Anda terapkan dalam penyusunan materi

pembelajaran Anda. Pertama, perubahan yang perlu dibuat di isi atau bagian materi

untuk membuatnya lebih akurat atau lebih efektif sebagai sanara belajar. Kedua,

mengubah prosedur yang digunakan dalam menggunakan bahan

Kegitanmerevisi materi pembelajaran ini i merupakan tahap 9 dari model desain Dick

& Carey yakni, membicarakan tentang bagaimana melakukan revisi terhadap draft

program pengembangan pembelajaran. Pada langkah ini tidak hanya mengevaluasi

terhadap draft program saja, akan tetapi pada semua sistem pembelajaran mulai dari

analisis instruksional sampai evaluasi formatif. Semua masukan yang disarankan agar

dimasukan melalui perbaikan desain secara keseluruhan, sehingga produk hasil desain

siap untuk digunakan.

Page 95: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 10

Bab 12 Designing and Conducting Summative Evaluations.

Latar Belakang

Evaluasi formatif merupakan proses pengumpulan data dan informasi dalam rangka

untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Sedangkan Evaluasi Sumatif adalah

proses pengumpulan data dan informasi dalam rangka untuk membuat keputusan

tentang perolehan tujuan pembelajar yang telah dirancang .

Penilaian formatif dilaksanakan sebagai suatu proses yang bersifat membangun tanpa

mengandung keputusan. Namun, pada suatu titik tertentu, perlu diketahui apakah

pengajaran kita sudah efektif. Agar kita dapat mencapai keputusan itu, penilaian

sumatif perlu dilaksanakan.

Ada dua tahap evaluasi sumatif. Yang pertama berfokus pada hubungan antara

instruksi, minat, dan kebutuhan organisasi. Tahap kedua adalah uji coba lapangan dari

instruksi yang mirip dengan fase ketiga evaluasi formatif, kecuali sekarang dilakukan

untuk tujuan yang berbeda yaitu, untuk menentukan apakah menghasilkan hasil yang

diinginkan untuk pengambil keputusan

Konsep Pengembangan

Evaluasi sumatif didefinisikan sebagai desain studi evaluasi dan pengumpulan data

untuk memverifikasi efektivitas bahan pengajaran dengan target pelajar. Tujuan

utamanya adalah untuk menentukan digunakan atau tidak bahan pengajaran di

lingkungan sekitar dan mengadopsi bahan yang berpotensi untuk kebutuhan

instruksional

Evaluasi sumatif memiliki dua fase utama: penilaian ahli dan uji coba lapangan.

Tujuan dari tahap penilaian ahli untuk menentukan apakah digunakan instruksi atau

instruksi lainnya yang memiliki potensi untuk kebutuhan instruksional. Tujuan dari

tahap uji coba lapangan untuk mendokumentasikan efektivitas pengajaran yang

menjanjikan dengan anggota kelompok sasaran dalam pengaturan dimaksud. Analisis

dan keputusan yang harus dibuat selama setiap tahap.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap penilaian ahli adalah (l) mengevaluasi

kesesuaian antara kebutuhan instruksional pengajaran, (2) mengevaluasi kelengkapan

dan ketepatan pengajaran, (3) mengevaluasi strategi instruksional yang terkandung

Page 96: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 11

dalam pengajaran, (4) mengevaluasi utilitas dari instruksi, dan (5) menentukan

kepuasaan pembelajaran.

Tahap uji coba lapangan memiliki dua komponen. Pertama adalah hasil analisis, yang

melibatkan dan menentukan efek instruksi pada peserta didik. Kedua, analisis

manajemen, meliputi penilaian sikap instruktur dan supervisor yang terkait dengan

kinerja pelajar, pelaksanaan kelayakan, dan biaya. Tujuan utama dari percobaan

lapangan adalah untuk menemukan baik kekuatan dan kelemahan dari instruksi,

untuk menentukan penyebabnya, dan untuk mendokumentasikan kekuatan dan

masalah.

Hal-hal yang menarik pada Model Desain Instruksional Dick & Carey:

a. Langkah Pertama (1):

Hal yang menarik pada langkah 1 ini adalah bahwa bila kita akan menyiapkan

Desain Instruksional, harus terlebih dahulu mengidentifikasi dan merumuskan

tujuan instruksional umum (TIU). Tanpa TIU langkah berikutnya tidak bisa

diwujudkan. TIU dapat saja dikembangkan dari performance analysis, dari need

analysis atau pengalaman-pengalaman sebelumnya.

b. Tahap berikutnya sampai dengan langkah sebelum pengembangan bahan

pembelajaran, (2-6):

Hal yang menarik adalah bahwa setelah menganalisis kompetensi-kompetensi

serta pengetahuan yang diperlukan ntuk mencapai TIU yakni analisis

instruksional, dilanjutkan dengan analisis karakteristik learners dan konsteks yang

dapat dilakukan sekaligus. Artinya, kondisi-kondisi apa yang terkait yang sesuai

dengan kemampuan actual yang dimiliki perserta didik, atau juga cara belajarnya

(style). Selanjutnya akan memudahkan merumuskan TIK dengan format ABCD,

mengembangkan Instrumen Assessment (CRT), dan barulah Strategi Instruksional

dapat dirancang (langkah 6).

c. Langkah pada Pengembangan Bahan Pembelajaran:

Page 97: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 12

Pada langkah 7 ini kegiatan lebih terarah, karena bahan pembelajaran yang akan

dikembangkan sudah memiliki pedoman terutama berdasarkan TIU dan TIK yang

disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

Bila saya menjadi konsultan di tempat tugas saya yakni di STKIP Pandegelang-

Banten/atau atas permintaan perusahaan yang mempunyai unit Diklat/Program

Diklat, kesulitan yang mungkin ditemui bila menggunakan model Dick & Carey

ini adalah:

Pada saat melaksanakan langkah ke 10 yakni ada saat mendesain dan

mengembangkan evaluasi sumatif. Karena desain dan pengembangan evaluasi

sumatif secara pengertiannya, harus dilaksanakan oleh orang diluar desainer

pembelajaran. Sedangkan langkah 1 sampai dengan 9 merupakan langkah yang

sangat procedural dan saling terkait satu sama lain. Uniknya oleh Dick & Carey

desain dan pengembangan evaluasi sumatif termasuk ke dalam tahap desain

instruksional, padahal evaluasi sumatif sudah termasuk ke dalam evaluasi pada

saat produk yang didesain sudah diimplementasikan atau sudah dimanfaatkan

secara utuh di lapangan.

Page 98: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 1

Gambaran umum buku

Buku Principles Of Instructional Design ini memberikan penjelasan kepada kita

bagaimana prinsip mengembangakan dan mendesain sebuah pembelajaran yang

efektif. Dengan mendefenisikan pembelajaran sebagai rangkaian peristiwa dalam

suatu kegiatan yang bertujuan memfasilitasi pembelajaran, seorang guru yang

memiliki pengetahuan tentang prinsip-prinsip desain instruksional, memiliki visi yang

lebih luas tentang apa yang dibutuhkan untuk membantu Peserta didik belajar.

Pembelajaran akan lebih efektif jika guru melibatkan para Peserta didik dalam

peristiwa-peristiwa dan kegiatan yang memfasilitasi pembelajaran. Dengan

menggunakan prinsip-prinsip dari desain instruksional, guru dapat memilih atau

merencanakan dan mengembangkan kegiatan terbaik untuk membantu Peserta didik

belajar.

Pembahasan bab 16

Pada bab 16 buku ini berjudul “Evaluating Instruction” yang membahas

tentang 5 type sistem evaluasi pembelajaran, Jenis Evaluasi dan jenis keputusan,

Evaluasi kegiatan pembelajaran dan Bahan Ajar, mengevaluasi Proses Instructional

System Desain, menilai rekasi peserta didik, mengukur prestasi belajar peserta didik,

evaluasi Program Pembelajaran, interpretasi bukti evaluasi dan contoh studi evaluasi.

5 Tipe Evaluasi Sistem Pembelajaran:

1. Evaluasi terhadapa materi pembelajaran;

2. Review terhadap kualitas proses sistem instruksional desain

3. Sikap peserta didik terhadap pembelajaran;

4. Pengukuran terhadap prestasi peserta didik dari tujuan khusus pembelajaran;

5. Perkiraan Konsekuensi pembelajaran.

Tugas 1-Resume Buku 2: (Bab 16)

Principles of InstructionalDesign By: Gagne, Robert,M., Wager, Walter W.,Golas, Khaterine, C.,Keller & Jhon, M. (2005),. ThomsonWA: Australia,

Page 99: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 2

Tipe evaluasi dan Tipe Keputusan

Tipe evaluasi Tipe keputusan

formative summative

leviel 1 : reaksi peserta didik X1 X

Level.2 : prestasi belajar X X

Level 3 : transver belajarl X2 X

Level 4 : hasil organisasi X x

Evaluasi terhadap materi dan aktivitas instruksional

Ada enam jenis kegiatan evaluasi yang terjadi dalam hal mengevaluasi materi

pembelajaran dan kegiatan yaitu

1. Expert Review

2. Developmental Tryout

3. Pilot test

4. Fild test

5. Interpretasi data

6. Validasi

Evaluasi terhadap Proses sistem desain Instruksional

Evaluasi terhadap proses sistem desain pembelajaran jika diterapkan, kemajuan

yang dicapai bermanfaat di setiap mata pelajaran.

Dari sudut pandang kualitas manajemen secara keseluruhan, dasar dari

implementasi dan evaluasi sisten desai pembeljaran merupakan “formal review”

dari proses pembelajaran peserta didik terhadap kemajuan secara efektif dan

efisien secara terus menerus

Ciri khas dari proses sistem desain pembelajaran ini terdiri dari hasil simpulan

evaluasi yang berkaitan dengan hasil evaluasi tes formatif:

Proses evaluasi yang efektif akan membutuhkan seorang desain pembelajaran

yang siap dalam menunjau kriteria pada setiap tahapan terhadap situasi khusus.

Pertanyaan evaluasi dapat menunjukkan sejauh mana proses itu dimplementasikan

dan menghasilkan produk yang berkualitas.

Kategori soal terbagi menjadi duai :

Page 100: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 3

1. Proses analisi kebutuhan

2. Proses hasil : sangat bagus, cukup, perlu bimbingan

Penilaian terhadap Reaksi Peserta Didik

Banyak manfaat menilai reaksi yang dilakukan peserta didik melalui kuesioner untuk

kedua tujuan evaluasi formatif dan sumatif. Kritik peserta didik dapat mendukung

keputusan yang akan dilakukan terhadap hasil evaluasi formatif dan sumatif. Manfaat

dari penilaian terhadap reaksi peserta didik ini adalah sbb:

1. Penggunaan pertama adalah untuk masalah penginderaan

2. Penggunaan kedua adalah umpan balik formatif

3. Penggunaan ketigas adalah questioneres adalah keputusan sumatif tentang

penerimaan mata pelajaran atau pengajar

Mengukur prestasi peserta didik

Salah satunya adalah untuk membuat penilaian tentang prestasi belajar,Kedua

adalah untuk menilai berhasilan keseluruhan, tujuan lain adalah untuk menentukan

apakah pelajaran yang diberikan memuaskan dan dapat mencapai tujuannya. Setelah

pembelajaran dikembangkan, langkah selanjutnya adalah melakukan pengukuran

prestasi belajar dengan menggunakan tes sumatif. Penggunaan tes sumatif dilakukan

dalam mengevaluasi prestasi belajar peserta didik. Selama ISD berlangsung test

digunakan untuk menentukan apakah materi instruksional efektif dalam

mempersiapkan siswa dalam mencapai tujuan instruksional khusus. Jika siswa belum

suskes maka modifikasi terhadap bahan dapat dilakukan. Dengan demikian tujuan

utama dari penilaian ini adalah untik evaluasi sumative dan tujuan instruksional

umum dari materi pembelajaran

Program Evaluasi Pembelajaran

Tidaklah dapat dipungkiri bahwa sistem evaluasi pembelajaran

mempengaruhi hasil dari suatu pelatihan. Metode evaluasi dapat diterapkan pada surut

pelajaran dan keseluruhan program atau sistem dari sebuah pembelajarn.

Suatu program terdiri dari beberapa kursus dan pengalaman dalam

pembelajaran lainnya seperti pelatihan dalam rangka memberikan kontribusi terhadap

perusahaan untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Carrol (1963), Gilbert (1978) dkk,

Page 101: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 4

hasil dari pembelajaran dan penerapan peserta didik terhadap ilmu yang diperoleh

adalah dipengaruhi oleh faktor waktu, kesempatan, dan motivasi sehingga

pemahaman evaluasi harus mempertimbangkan faktor-faktor tersebut guna

mengisolasi dan mengestimasi kefektifan dari suatu sistem pembelajaran. Di samping

pengembangan tes dan jenis-jenis pengukuran lainnya, aspek evaluasi memerlukan

ketelitian dan metode ilmiah guna memastikan bukti-bukti data yang diperoleh itu

jelas.

Variabel dari kajian evaluasi :

1. Variabel hasil

2. Variabel proses

3. Variabel pendukung

4. Variabel kecerdasan

5. Variabel Motivasi

Penafsiran Fakta Evaluasi

1. Pengaturan pengaruh bakat

2. Pengaturan pengaruh variabel pendukung

3. Pengaturan pengaruh variabel proses

4. Pengaturan pengaruh varibel motivasi

5. Pengaturan pengaruh variabel acak

Kesimpulan :

Pada dasarnya pemahaman evaluasi dari bahan ajar, kursus, dan kurikulum

pembelajaran terdiri dari lima area investigasi dan pengaruh timbal balik yaitu

1) Evaluasi materi pembelajaran,

2) Kualitas resensi dari proses sistem desain pembelajran,

3) Penilaian reaksi peserta didik terhadap pembelajaran,

4) Ukuran pencapauan peserta didik terhadap tujuan pembelajaran, dan

5) Perkiraan dari konsikuensi pelajaran

Dari semua konteks ini, evaluasi formatif dilakukan untuk melengkapi

kekurangan fakta dari segi daya tarik, efisiensi, atau efektifitas sebuah

program sehingga pengaruh timbal balik dari program tersebutdapt didukung

dengan revisi dan perbaikan. Proses ini dapt dari pengamat, pengajar dan

peserta didik.

Page 102: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 5

Evaluasi pembelajaran mengarahkan kepada keputusan hasil tes sumatif

terhadap kemudahan dan penerimaan pembelajarn. Berbagai jenis pengukuran

yang telah dijelaskan sebelumnya, akan sangat membantu dalam hal

mengambil keputusan apakah suatu program, sistem penyajian materi atau

tenaga pengajar tersebut diteruskan atau diberhentikan. Dan adalah tidak

mudah untuk melaksanakan tes formatif guna mencapai kemajuan.

Evaluasi dapat dilakukan melalui sebuah program pembelajaran atau untuk

membandingkan keseluruhan program pembelajaran dengan yang lain. Jenis

kedua studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai aspek kemajuan

atau membuat penilai sumatif terhadap nilai dari sebuah program yang telah

diberikan. Namun demikian, studi komparatif diutamakan untuk tujuan tes

sumatifdikarenakan kerumitan dan biaya

Hasil dari studi ini, sebagai studi pendidikan komparatif internasional, adalah

mengarah kepada berbagai cara investigasi berikutnya untuk mencapai

kemajuan dalam satu atau lebih program dalam pembelajaran. Dari smua studi

ini, berbagai variabel harus dipertimbangkan. Hasil dari program dipengaruhi

oleh berbagai variabel yaitu

1) variabel sikap.

2) variabel proses

3) variabel pendukung dan

4) variabel motivasi,

Karakter tersebut yang berpengaruh harus di atur sehingga dapat menguji

pengaruh dari pembelajaran. pembelajaran yang baru

Studi evaluasi menngunakan berbagai instrumen untuk mengontrol pengaruh

variabel guna menampilakn berbagai pengaruh dari desain. Terkadang

perlakuan dari variabel-variabel dapat dibuat sepadan dengan menentukan

peserta didik, sekolah, atau komuniats secara acak ke dalam berbagai

kelompok untuk diajarkan. Instrumen secara statistik lebih banyak digunakan

untuk menentukan dan membandingkan kepadanan suatu kelompok.

Hal-hal yang menarik dalam Bab 16 ini adalah:

Adanya 5 type evaluasi pembelajaran yang pengambilan keputusannya

dikaitkan dengan level evaluasi. Lima Variabel dalam evaluasi pembelajaran,

Page 103: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 6

yakni bakat, dukungan, proses, motivasi dan hasil, yang mempengaruhi

keputusan evaluasi.

Bila saya menjadi konsultan di tempat tugas saya yakni di STKIP

Pandegelang-Banten atau atas permintaan perusahaan yang mempunyai unit

Diklat/Program Diklat, kesulitan yang mungkin ditemui bila menggunakan

model ISD Gagne ini adalah:

Pada saat mendesain dan mengembangkan desain evaluasi sumatif. Karena

banyak faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam evaluasi

serta adanya 5 Variabel dalam evaluasi pembelajaran, yakni bakat, dukungan,

proses, motivasi dan hasil, yang mempengaruhi keputusan evaluasi.

Sementara kita baru pada tahap mendesain evaluasi formatif. Tetapi apabila

dicoba untuk melakukannya, pasti bisa karena pedoman evaluasi sumatifnya

sudah diberikan, hanya saja proses variabel baru bisa diketahui apabila sudah

mengimplementasikannya di kelas.

Page 104: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 1

Tugas 2-Resume buku-3 (bab 3)

Motivational Design for Learning and PerformanceThe ARCS Model Approach

(Author : John Keller)

Pembahasan bab 3 - The Arcs Model of Motivational Design

Pembahasa dalam bab 3 buku ini membahas tentang bagaimana mendesain motivasibelajar dan kinerja dalam pembelajaran yang penulisannya diawali dengan munculnya duapertanyaan:

1. Saya tidak memiliki pemahaman yang baik mengenai semua faktor yangmempengaruhi motivasi siswa , saya tidak memiliki pemahaman yang jelas tentangfaktor-faktor tertentu yang mempengaruhi motivasi peserta didik. Terlalu banyakhal yang harus dipikirkan, dan itu terlalu kabur ... “

2. Saya tidak tahu bagaimana menentukan apa jenis strategi motivasi yang digunakan,berapa banyak digunakan, atau bagaimana merancang motivasi tersebut kedalampembelajaran.

Ada motivasi yang disukai dan yang tidak disukai, (Likes & Dislikes)

Sebagai seorang guru atau dosen dengan pengalaman bertahun tahun dengan siswa atau

mahasiswa, sangat sering juga muncul pertanyaan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi motivasi siswa dan bagaimana untuk menentukan strategi apa yang akan

kita gunakan untuk merancang pembelajaran sehingga siswa dapat termotivasi.

Tujuan khusus dari model motivasi ARCS ini untuk memandu kita membuat jawaban

atas pertanyaan tersebut di atas.

Page 105: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 2

Kategori model ARCS :

No Kategori

model

Pertanyaan proses

1. Attention bagaimana merangsang dan mempertahankan keingintahuan danminat peserta didik. Kategori attention berisi tentang pertanyaanbagaimana saya bisa membuat pengalaman belajar inimerangsang dan menarik?

2. Relevance Mengapa saya harus belajar ini? Sebelum siswa dapattermotivasi untuk belajar, mereka harus percaya bahwapembelajaran tersebut terkait dengan tujuan atau motif pribadiyang penting

3. Confidence Bagaimana melalui pembelajaran kita dapat membantu siswaberhasil dan memungkinkan mereka untuk mengontrolkesuksesan mereka? Kita harus merancang materi pembelajarandan lingkungan belajar yang mendukung , termasuk perilakuguru / dosen , sehingga peserta didik menjadi yakin bahwamereka dapat mempelajari isi dan mengalami kesuksesandalammengerjakan tugas-tugas yang diberikan

4. Satisfaction Apa yang bisa kita lakukan untuk membantu siswa mempunyaiperasaan yang baik tentang pengalaman sehingga mereka akanmemiliki keinginan untuk terus belajar. Ada dua faktor yangmempengaruhi kepuasan belajar yaitu faktor eksternal dan faktorinternal. Faktor eksternal misalnya nilai, sertifikat dan manfaatyang bisa diperoleh dari pembelajaran. Sedangkan faktorinternal misalnya perasaan harga diri yang meningkat, interaksipositif dengan orang lain, didengar atau dihormati danmenguasai tantangan atau prestasi yang meningkatkan perasaanharga diri mereka

Empat faktor tersebut adalah empat komponen dari model ARCS yang mencakup faktor-

faktor utama yang mempengaruhi motivasi belajar. Faktor-faktor ini berkaitan dengan dua

pertanyaan penting yang harus Anda tanyakan pada diri sendiri ketika Anda sedang

merancang atau mempersiapkan sebuah pembelajaran.

Pertama, apa yang akan kita lakukan untuk membuat pembelajaran yang berharga dan

merangsang bagi siswa Anda?

Kedua, bagaimana kita akan membantu siswa berhasil dan merasa bahwa mereka

bertanggung jawab atas keberhasilan mereka?

Strategi Mendapatkan Perhatian (Attention)

1. Perceptual arousal, Apa yang dapat kita lakukan untuk menangkap minat mereka?

Page 106: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 3

Ini adalah jenis rasa ingin tahu yang mengacu pada reaksi terhadap rangsangan.

Hampir setiap perubahan tiba-tiba atau tak terduga dalam lingkungan akan

mengaktifkan tingkat persepsi seseorang dari rasa ingin tahu.

2. Inquiry Arousal, Bagaimana kita bisa merangsang rasa ingin tahu mereka? Rasa

ingin tahu dapat diaktifkan dengan menciptakan situasi masalah yang dapat

diselesaikan hanya dengan perilaku mencari pengetahuan.

3. Variability. Bagaimana kita bisa mempertahankan perhatian mereka? Pengajar

dengan metode yang sama serta berulang-ulang akan dapat mempertahankan perhatian

siswa dengan menggunakan variasi suara atau metode yang digunakan..

Strategi Meningkatkan Relevansi (Relevance)

Relevansi adalah faktor kuat dalam menentukan bahwa seseorang termotivasi untuk

belajar. 'Bagaimana, '' mahasiswa yang sadar atau tidak sadar bertanya-tanya, '' apakah

bahan ini berhubungan dengan hidup saya? ''. Seorang pengajar yang sukses adalah yang

mampu membangun jembatan antara materi pelajaran dan kebutuhan dan keinginan

peserta didik, dengan cara

1. Goal Orientation : Bagaimana saya memenuhi kebutuhan peserta didik saya?

(Apakah saya tahu kebutuhan mereka?)

Menetapkan tujuan dan berusaha untuk mencapainya adalah komponen kunci dari

relevansi. Secara umum, orang akan lebih termotivasi untuk belajar jika mereka

menganggap bahwa pengetahuan atau keterampilan baru akan membantu mereka

mencapai tujuan di masa sekarang atau masa depan.

2. Motive Matching: Bagaimana dan kapan saya bisa menyediakan pelajar saya dengan

pilihan yang tepat, tanggung jawab, dan pengaruh? Memahami struktur motif pribadi

siswa dapat mengarah pada pengembangan lingkungan belajar yang kondusif. orang-

orang yang tinggi dalam kebutuhan motif berprestasi menikmati mendefinisikan

tujuan dan standar keunggulan untuk diri mereka sendiri. Mereka juga ingin memiliki

banyak kontrol atas cara untuk mencapai tujuan dan merasa bertanggung jawab secara

pribadi untuk sukses. Mereka sering tidak nyaman dalam kerja kelompok yang

membutuhkan konsensus dalam perencanaan dan tanggung jawab bersama untuk

hasil. Sebaliknya, orang-orang yang tinggi '' kebutuhan akan kerja sama '' menikmati

kebersamaan dengan orang lain dalam situasi kompetitif di mana ada lebih

Page 107: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 4

kesempatan untuk membangun hubungan yang ramah dan menikmati dialog dalam

kegiatan pembelajaran kolaboratif.

3. Familiarity: Bagaimana saya bisa menghubungkan pembelajaran dengan

pengalaman peserta didik? Siswa cenderung paling tertarik pada materi yang

memiliki beberapa koneksi atau hubungan dengan pengalaman atau kepentingan

mereka sebelumnya. Dalam instruksi, penggunaan contoh konkrit dapat membantu

untuk mencapai relevansi, terutama ketika mengajar materi yang bersifat abstrak.

Beberapa cara untuk mencapai hal ini adalah untuk merangsang keterlibatan pribadi di

kelas. Belajar dan menggunakan nama siswa serta meminta pengalaman dan ide-ide

dari siswa.

Strategi Membangun Rasa Percaya Diri

Pengalaman sukses akan bermakna dan akan merangsang terus memotivasi jika ada

tantangan yang cukup untuk memerlukan tingkat usaha untuk berhasil, tetapi jangan

berlebihan sehingga dapat menciptakan kecemasan yang serius. Ada beberapa konsep

dan strategi yang membantu dalam membangun kepercayaan:

1. Learning requirements: Bagaimana saya dapat membantu dalam membangun

ekspektasi positif untuk sukses? Seorang pengajar dapat menentukan kriteria

yang akan digunakan untuk menentukan kualitas produk akhir dan meyakinkan

untuk poin-poin penting. Juga, memberikan contoh karya orang lain akan

membantu menanamkan kepercayaan.

2. Success opportunities: Bagaimana pengalaman belajar akan meningkatkan

keyakinan siswa dalam kompetensi mereka? Setelah membuat harapan untuk

sukses, penting bagi peserta didik untuk benar-benar berhasil di tugas yang

menantang yang bermakna. Orang yang belajar sesuatu yang baru umumnya ingin

memiliki tantangan tingkat yang cukup rendah yang dikombinasikan dengan

umpan balik yang sering sehingga membantu mereka berhasil. Setelah menguasai

dasar-dasar, orang siap untuk tingkat yang lebih tinggi tantangan, termasuk

kompetisi yang membantu mereka latihan dan mempertajam keterampilan

mereka. Artinya seorang pengajar harus memulai dengan tantangan dari yang

rendah hingga yang lebih tinggi.

Page 108: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 5

3. Personal control: Bagaimana peserta didik tahu kesuksesan mereka didasarkan

pada upaya dan kemampuan mereka? Untuk membantu siswa meningkatkan

kepercayaan diri mereka, memberikan umpan balik korektif yang membantu

mereka melihat penyebab kesalahan mereka dan bagaimana untuk mengambil

tindakan korektif. Ketika siswa tidak mendapatkan umpan balik sampai mereka

melihat akhir, skor sumatif atau komentar, persepsi siswa tentang penurunan

kontrol dan mereka menjadi lebih terfokus pada berusaha untuk menyenangkan

pengajar bukannya memahami tugas.

Strategi Membangkitkan Kepuasan

Ada tiga kategori strategi untuk memberikan panduan dalam menentukan strategi yang

digunakan untuk mempromosikan kepuasan sbb::

1. Natural consequences: Bagaimana saya bisa memberikan kesempatani bagi peserta

didik untuk menggunakan pengetahuan / keterampilan yang baru diperoleh? Bagi

siswa untuk dapat berhasil dalam tugas yang menantang di akhir kelas dimana dia

tidak bisa melakukan di awal adalah pengalaman yang sangat memuaskan. Salah satu

hasil paling berharga dari instruksi yang berorientasi pada kinerja adalah dengan

menggunakan keterampilan yang baru diperoleh atau pengetahuan.

2. Positive consequences: Apa yang akan memberikan penguatan kepada keberhasilan

peserta didik ? Insentif dalam bentuk penghargaan, piala, dan hak-hak istimewa bagi

orang-orang yang menerima akan merangsang, membentuk dan mempertahankan

perilaku.

3. Equity: Bagaimana saya bisa membantu siswa dalam mempertahankan perasaan

positif tentang prestasi mereka? Cara terbaik untuk menangani masalah ekuitas adalah

untuk memastikan bahwa hasil pembelajaran konsisten dengan penjelasan dan diskusi

di awal pembelajaran mengenai tujuan, harapan dan mempertahankan standar yang

konsisten dan konsekuensi untuk penyelesaian tugas dalam pembelajaran.

Desain Motivasi

Proses desain motivasi, yang mirip dengan proses desain instruksional tradisional,

memiliki 10 kegiatan, atau langkah-langkah, yaitu sebagai berikut

Page 109: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 6

Langkah 1: Memperoleh Informasi Kursus

Langkah ini dilakukan untuk memilih dan membangkan taktik motivasi yang sesuai dalam

pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah karakteristik

peserta didik, tujuan yang ingin di capai, serta kesesuaian waktu dan biaya. Untuk

menghindari efek yang kontraproduktif dari pengaruh diatas maka perlu untuk

mengumpulkan informasi tentang tujuan dari pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Langkah 1 berfokus pada karakteristik belajar dan bagaimana mengimplementasikannya,

gambaran kegiatan dan tujuan pembelajarannya, perencanaan waktu, perencanaan

pelajaran dan desain sebelum mengajarkannya. Ini akan membantu memutuskan berapa

banyak usaha dalam merancang strategi motivasi yang akan dilakukan. Demikian halnya

dengan Karakteristik dari pembelajar harus dipertimbangan ketika merancang dan

mengembangkan materi pembelajaran, seperti gaya kepribadian, pengetahuan, dan

pengalaman memiliki pengaruh yang kuat di lapangan dan penentuan strategi motivasi

yang akan dikembangkan. Tidak ada satu cara terbaik untuk meningkatkan motivasi siswa,

pendekatan terbaik adalah untuk memahami kepribadian dan preferensi individu

pembelajar dan untuk mengembangkan metode dan gaya yang nyaman sebagai

pembelajar.

Langkah 2 : Memperoleh Informasi Peserta didik.

Langkah ini berfokus pada beberapa faktor yang memiliki pengaruh kuat pada motivasi

awal peserta didik dan bagaimana mereka akan menanggapi isi dan strategi pembelajaran

yang akan diterapkan, misalnya, karakteristik peserta didik, sejauh mana kesamaan dan

perbedaan kemampuan akademik mereka, memilih metode dengan menugaskan peserta

didik untuk membantu mengantisipasi entry-level motivasi peserta didik. Informasi dari

langkah pertama dan kedua ini akan memberikan dasar untuk menganalisis peserta didik

yang akan dilakukan pada Langkah 3.

Langkah 3: Analisis Peserta didik

Analisis peserta didik merupakan langkah penting dalam proses mendesain model ARCS.

Keputusan yang diambil akan memiliki pengaruh langsung dalam mendefinisikan tujuan

dan memilih strategi motivasi dalam pembelajaran. Tujuan dari langkah ini adalah untuk

Page 110: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 7

memperkirakan strategi motivasi apa yang cocok untuk seluruh kelas atau sub-kelompok

atau individu dalam kelas. Salah satu tantangan dalam memecahkan masalah motivasi

adalah bahwa motivasi awal peserta didik bisa terlalu tinggi serta terlalu rendah. Jika

terlalu rendah, prestasi mereka akan rendah karena mereka memiliki sedikit motivasi

berprestasi dan mereka tidak akan mengerahkan usaha yang cukup. Jika tingkat motivasi

mereka terlalu tinggi, maka kualitas kinerja mereka menurun karena stres yang berlebihan

yang menyebabkan mereka tidak dapat mengingat informasi. Dengan melakukan analisis

peserta didik dapat ditentukan secara spesifik jenis masalah motivasi yang ada. Hal ini

juga membantu menghindari masalah yang timbul karena memiliki terlalu sedikit atau

terlalu banyak strategi motivasi.

Langkah 4: Menganalisis Bahan yang Ada

Tujuan dari langkah ini adalah untuk menganalisis materi pembelajaran saat ini, yang bisa

menjadi sebuah unit, modul, program pembelajaran, atau apapun segmen instruksi yang

ditujukan untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan strategi motivasi. Hal yang

penting untuk dipertimbangkan adalah memeriksa bahan-bahan instruksi untuk

menentukan strategi motivasi apa yang diperlukan, termasuk karakteristik peserta didik,

materi pembelajaran yang sedang digunakan, atau dipertimbangkan untuk diadopsi.

Di sisi lain, perlu juga dipertimbangkan apakah bahan yang ada memiliki kekurangan yang

akan menyebabkan demotivasi. Pertama, jika materi yang ada tidak relevan, maka perlu

dilakukan penambahan, bagian mana yang perlu. Kedua, jika materi mengandung elemen

motivasional terlalu banyak atau kegiatan yang tidak pantas, seperti permainan yang tidak

cocok untuk peserta didik, maka perlu perbaikan seperlunya. Dalam situasi di mana siswa

sangat termotivasi untuk siap mengikuti pembelajaran termasuk penilaian dalam waktu

yang sempit, diupayakan untuk tidak menyisipkan kegiatan yang tidak perlu seperti, game

atau simulasi.

Langkah 5: Daftar Tujuan Motivasi dan Penilaian

Langkah ini dilakukan untuk menulis tujuan desain motivasi dan penilaian. Dalam tujuan

akan digambarkan perilaku motivasi yang ingin diamati dalam peserta didik. Saat menulis

tujuan, pertimbangkan perbedaan antara menutup kesenjangan motivasi dan menjaga

Page 111: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 8

motivasi. Dalam beberapa pengaturan, seperti yang ditunjukkan oleh analisis audiens, akan

ada masalah motivasi tertentu yang memerlukan perhatian. Upayakan menyertakan strategi

motivasi yang cukup untuk menghindari pembelajaran menjadi membosankan, seperti

meningkatkan kepercayaan peserta didik dengan kegiatan yang menantang.

Langkah 6: Daftar Strategi Potensial

Langkah ini dibutuhkan kemampuan pembelajar untuk menganalisis melalui

diskusi/brainstorming, bukan hanya yang berhubungan dengan tujuan pada Langkah 5,

tetapi juga termasuk strategi yang akan membantu mempertahankan motivasi peserta didik

pada kegiatan pembelajaran. Hasil langkah ini adalah adanya daftar sebanyak mungkin

strategi motivasi sesuai dengan pemikiran kreatif pembelajar. Selanjutnya pada langkah

berikutnya akan diinjau kembali kemungkinan strategi yang paling sesuai yang akan

digunakan.

Langkah dalam memilih strategi. Dapat dilakukan dengan seleksi awal dengan

menyiapkan daftar rencana atau solusi strategi motivasi yang akan dikembangkan, yang

berkaitan dengan tujuan spesifik dan situasi umum. Kemudian, pada Langkah 7, akan

diterapkan satu set kriteria seleksi untuk memilih, menggabungkan, dan mengatur strategi

yang benar-benar akan digunakan.

Langkah 7: Memilih dan Mendesain Strategi

Dalam langkah ini pembelajar akan memilih strategi motivasi untuk benar-benar

dimasukkan ke dalam bahan ajar. Selain beragam strategi potensial yang baru saja di buat,

juga pembelajar telah memiliki informasi tentang lingkungan instruksional, karakteristik

peserta didik, analisis bahan, dan tujuan motivasi , termasuk kriteria yang akan membantu

memilih strategi yang paling dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Biasanya, dalam

memilih dan mendesain strategi yang akan dimasukkan dalam kegiatan pembelajaran tidak

hanya memilih salah satu strategi yang ada tetapi dilakukan dengan menggabungkan satu

atau lebih strategi menjadi sebuah strategi tunggal yang memenuhi beberapa kebutuhan

pembelajaran.

Langkah 8: Mengintegrasikan Strategi Motivasi dengan Desain Pembelajaran

Page 112: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 9

Langkah ini dilakukan untuk mengintegrasikan strategi motivasi yang sudah dirancang

kedalam unsur-unsur utama pengajaran, yang meliputi tujuan pembelajaran, isi, dan

kegiatan belajar. Saran pertama adalah meninjau unit instruksi yang sedang dikembangkan

dan daftar semua unsur-unsurnya. Kemudian, meninjau strategi motivasi yang dipilih dan

dan menempatkannya dalam situasi pembelajaran dengan tepat. Hal ini dibutuhkan

kesiapan dalam membuat keputusan. Langkah ini sangat berguna karena merupakan

kompinasi dari keseluruhan langkah sebelumnyayang dilakukan secara bersama-sama.

Pengajar yang telah memiliki banyak pengalaman akan sangat mempertimbangkan

langkah ini secara lebih serius. Mereka biasanya akan lebih mempertimbangkan kondisi

internal dan eksternal lingkungan belajarnya secara komprehensif.

Langkah 9 : Memilih dan Mengembangkan Bahan

Dalam langkah ini, akan dilakukan identifikasi jenis strategi motuivasi yang akan

dimasukkan kedalam bahan pembelajaran. Beberapa strategi mungkin tidak akan

memerlukan mencari strategi karena dapat diterapkan secara langsung, atau hanya

memerlukan modifikasi pada konten pembelajaran yang ada. Tapi, jika Anda ingin

menggunakan permainan, simulasi, atau kegiatan pengalaman belajar dan belum memiliki

strategi tertentu dalam pikiran, maka dapat dilakukan dengan mencari strategi bisa

disesuaikan atau, setidaknya dapat berfungsi sebagai model untuk dikembangkan. Dalam

langkah ini jangan lupa untuk mencatat (sebagai dokumentasi) hasil keputusan yang sudah

diambil yakni strategi yang sebenarnya akan dikembangkan dan diintegrasikan ke dalam

pelajaran.

Langkah 10: Evaluasi dan Revisi

Dalam merancang desain pembelajaran formal, langkah ini bagian dari proses yang

tujuannya untuk mengevaluasi materi seberapa baik strategi motivasional yang dilakukan

memiliki pengaruh terhasdap peserta didik. Tetapi kadang-kadang, evaluasi yang berkaitan

dengan aktifitas mungkin tidak diperlukan. Jika sedang mengembangkan sebuah

pembelajaran yang akan digunakan di kelas, maka pembelajar akan mengetahui seberapa

baik berimplikasi kepada peserta didik, untuk itu bisa dilakukan diskusi dengan mereka.

Jika Rancangan kegiatan pembelajaran dilakukan oleh orang lain, atau ingin bukti konkret

Page 113: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 10

dari reaksi hasil desain motivasional yang telah dirancang maka evaluasi formal perlu

dilakukan.

Hal-hal yang menarik pada Buku Motivasi ARCS Model ini adalah:Adanya proses parallel antara motivasi dengan desain instruksional, yakni:Phase Instructional Design Steps Motivational Design StepsAnalyze Menganalisis analisis Pra-proyek

(mendefinisikan) Melakukan tugas, pekerjaan, atau analisiskontens.Melakukan analisis instruksionalMengidentifikasi penonton masuk Perilaku audiensdan kriteria mengukur tujuan dan kriteria pengukuran

Analisis perilaku motivasiMenulis ujuan criteria motivasi

Design Urutan Desain instruksional

Metode2 Instruksional

Menghasilkan strategi motivasi danstrateg instruksionalPilih strategi integrasi motivasi

Develop Membantu peserta didik percaya / Pilih atau buatmerasa bahwa mereka akan berhasil

Test perkembangan belajar & kinerja (one to one try out)

Pilih atau buat bahan untukmemotivasiMemperluas bahan pembelajaranTes perkembangan untuk motivasi

Implement &Evaluate

Laksanakan dengan target populasiyang representativeMelaksanakan evaluasi formatifPenguatan dan Revisi

Bila saya menjadi konsultan di tempat tugas saya yakni di STKIPPANDEGELANGatau atas permintaan perusahaan yang mempunyai unitDiklat/Program Diklat, kesulitan yang mungkin ditemui bila menggunakanMotivasi ARCS Model adalah:Pada saat memadukan antara desain Instruksional dengan desain proses motivasi,yang berada pada tahap desain strateginya. Dimana Motivasi tersebut harsdirancang mulai dari memancing perhatian peserta didik, menciptakan relevansitujuan dengan motivasi, membangun kepercayaan bahwa pendidikan akanberhasil membelajarkan dan peserta didik juga yakin bahwa akan berhasil, sertamenciptakan rasa puas peserta didik setelah belajar. Karena tidak semua pendidikatau pelatih memahami serta memiliki trik serta strategi memotivasi sebagaimanayang diharapkan oleh ARCS Model ini. Bahkan pada kebanyakan pendidik masihmenggunakan cara-cara yang tidak disukai oleh peserta didik, seperti yangdisampai dan dirasakan oleh penulis buku ini diawal.Sebagian pendidik masih menggunakan cara-cara yang tidak membangkitkanmotivasi belajar bagi peserta didik, bahkan adanya ancaman-ancaman yangmenyebabkan peserta didik menjadi tertekan dan tidak nyaman. Kemungkinankesulitan mendesain motivasi ini yang ditemui, tetapi dengan usaha sungguh-sungguh, apapun bisa dilakukan dan biasanya saya yakin akan berhasil.

Page 114: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 1

Tugas 2-Resume buku-4

Mastering The Instructional Design ProcessA Systematic Approach

(Author: William J. Rothwell & H. C. Kazanas)

Fondasi dari buku

Buku tentang desain instruksional sering mencerminkan pendapat pribadi penulis

dan belum berdasarkan landasan yang mendasari penelitian yang solid. Namun buku

Mastering the Instructional Design Process: A Systematic Approach, edisi ketiga ini

didasarkan pada pengukuran skala besar Instructional Design Competencies: The

Standar karangan Richey, R., Fields, D., & Foxon, M.

Standar ini mengidentifikasi dua puluh tiga kompetensi untuk pekerjaan desain

instruksional.Setiap kompetensi terdiri dari pertunjukan komponen. Pertunjukan

adalah perilaku yang desainer instruksional dapat melaksanakan untuk menunjukkan

setiap kompetensi

Dalam Standar, setiap kompetensi dan komponen kinerja diberi label sebagai

"penting" atau "maju" untuk menunjukkan tingkat keahlian yang diperlukan.

Sementara kompetensi dan kinerja komponen mereka dapat bervariasi antara

organisasi karena perbedaan budaya perusahaan, Standar tidak memberikan dasar

yang kuat untuk menggambarkan bidang desain instruksional

Mastering the Instructional Design Process: A Systematic Approach, third Edition.

dimaksudkan untuk mengambil tempat pada Standar .

Standar berfokus pada apa desainer instruksional lakukan, buku ini berfokus pada

bagaimana untuk menunjukkan kompetensi kerja desain instruksional. Tujuannya

Page 115: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 2

adalah demikian untuk menunjukkan jalan menuju mengembangkan dan

meningkatkan kompetensi terkait dengan pekerjaan desain instruksional.

Sasaran Pembaca buku ini

Dapat dipergunakan oleh profesional instruksional desain dan profesional dalam

pembuatan, apa pun jabatan formal mereka.

Dapat juga dimaksudkan sebagai bantuan meja untuk membantu para profesional

melakukan pekerjaan mereka dan sebagai teks untuk siswa

Tinjauan isi

Buku ini diadopsi dari srandar yang menggambar tahapan sebuah model

instruksional desain. Dalam buku ini dipandu bagaimana membuat sebuah

rancangan pembelajaran setahap demi setahap, prosesnya sebagaimana dapat

dilihat dari gambar ini

Page 116: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 3

Isu Penting, Tren, Dan Perubahan Mempengaruhi Edisi Ketiga

Tiga perubahan besar telah terjadi di tahun-tahun sejak edisi ketiga buku ini

diterbitkan. Perubahan ini dapat dikategorikan sebagai berikut:Isu yang

mempengaruhi buku ini, Tren mempengaruhi kancah dunia, dan Tren terutama

mempengaruhi bidang desain instruksional, Isu yang mempengaruhi buku ini.Buku

ini telah diadopsi secara luas. Para penulis telah berubah apa yang mereka lakukan

sejak buku ini diterbitkan.

Tren mempengaruhi panggung dunia.

Macrotrends tren skala besar yang mendorong kekuatan untuk perubahan yang

mempengaruhi peristiwa dunia.

Macrotrend Pertama: Melanggar teknologi baru telah menjadi urutan hari; mereka

mempengaruhi mode bekerja, belajar, dan mengajar.

Macrotrend kedu : Perubahan yang cepat telah menjadi satu-satunya yang konstan.

Macrotrend Ketiga: Fokus pada pengendalian biaya telah mendorong organisasi

untuk berhemat tenaga kerja mereka, outsourcing kegiatan melampaui kompetensi

inti mereka, dan meningkatkan jumlah strategis, kemitraan sinergis.

Macrotrend Keempat: modal Pengetahuan telah akhirnya diakui sebagai penting

bagi keberhasilan organisasi.

Macrotrend Kelima: Kecepatan dalam perubahan pasar.

Macrotrend Keenam: Globalisasi dan keragaman

Tren terutama mempengaruhi bidang desain instruksional

Microtrend 1: microtrend pertama adalah permintaan untuk meningkatkan

kecepatan dalam menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan, dan

mengevaluasi instruksi oleh para pemangku kepentingan seperti manajer puncak dan

manajer operasi.

Microtrend 2: Fokus tumbuh pada kinerja (kerja) pengaturan bukan pada pengaturan

instruksional.

Page 117: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 4

Microtrend 3: Meningkatkan kesadaran tentang bagaimana orang belajar dan apa

desainer instruksional harus melakukan

Microtrend 4: Meningkatkan harapan pemangku kepentingan bahwa desainer

instruksional akan mengarahkan perhatian mereka lebih dari sekedar merancang

instruksi.

Microtrend 5: Munculnya pandangan luas terkait masalah kinerja melampaui

pengetahuan tradisional, keterampilan, dan sikap.

Microtrend 6: Sebuah pemeriksaan ulang fundamental dari akuntabilitas dari semua

pemangku kepentingan dalam proses desain instruksional

Microtrend 7: Sebuah meningkatnya kesadaran apa yang dialami, desainer

instruksional teladan benar-benar melakukan dan apa keterampilan dan

pengetahuan yang mereka butuhkan untuk melakukan.

Microtrend 8: Peningkatan akuntabilitas keuangan untuk desainer instruksional

Apa tren lainnya yang dapat Anda identifikasi yang membentuk desain instruksional

seperti yang dipraktekkan saat ini?

Bagaimana Anda percaya tren tersebut mempengaruhi praktek desain pembelajaran

saat ini? Dan Tren apa yang cenderung membentuk praktek desain pembelajaran di

masa depan, menurut pendapat Anda

Desain Instruksional Model Mastering The Instructional Design Process (MIDP)

didasarkan pada proses yang sangat terstruktur yang berakar pada penelitian kerja

pada pelatihan efektif yang pada awalnya dilakukan oleh militer Amerika Serikat

(Carnevale, Gainer, dan Villet, 1990). Model ini memiliki setidaknya satu fitur yang

sama yakni instruksi (pelatihan) pada persyaratan kinerja yang dinamis, proses

berurutan, dan multistage. Pada dasarnya langkah dalam Model ini dilakukan ketika

penyebab masalah kinerja karyawan diketahui menunjuk pada solusi instruksional,

Pendesain instruksional kemudian mempersiapkan pelatihan kerja.

Dalam ringkasan ini penulis hanya menganalisis langkah demi langkah dalam buku

Mastering The Instructional Design Process (MIDP) sampai pada langah ke 4 yakni

Page 118: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 5

Perform job, task, and content analysis. Keempat langkah ini khusus membahas

bagaimana menganalisis kebutuhan instruksional yang mejadi ciri khas dalam buku

MIDP ini. Jika dibandingkan dengan buku lain, maka akan terlihat jelas bahwa langkah

ke-1 sampai langkah ke-4 merupakan analisis yang harus di lakukan dalam

menggunakan model MIDP. Model untuk proses ini ditunjukkan pada gambar

berikut.

A. Menentukan Penilaian Kebutuhan (Conduct a Need Assessment)

Untuk memahami penilaian kebutuhan, pendesain instruksional harus terlebih

dahulu memahami arti dari istilah kunci yang terkait dengan itu. Istilah mencakup

kebutuhan, penilaian kebutuhan, analisis kebutuhan, pelatihan analisis kebutuhan,

perlu perencanaan kegiatan pengkajian, dan kebutuhan rencana penilaian.

Definisi Kebutuhan

Kebutuhan secara tradisional didefinisikan sebagai kesenjangan kinerja memisahkan

apa yang orang tahu, lakukan, atau merasa dari apa yang mereka harus tahu, lakukan,

Page 119: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 6

atau merasa kompeten untuk melakukan. Kata kebutuhan harus digunakan sebagai

kata benda, bukan sebagai kata kerja (Kaufman, 1986). Alasannya: ketika kebutuhan

digunakan sebagai kata kerja dalam kalimat, "Kita perlu beberapa pelatihan tentang

manajemen waktu," itu berarti sesuatu yang hanya diinginkan bukan sesuatu yang

kompetensi kinerja. Kebutuhan harus selalu dikaitkan dengan pengetahuan yang

esensial, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki individu untuk melakukan

pekerjaan secara kompeten dan dengan demikian mencapai hasil yang diinginkan.

Definisi Penilaian Kebutuhan

Penilaian kebutuhan adalah "mengidentifikasi kesenjangan dalam hasil,

menempatkan mereka dalam urutan prioritas, dan memilih yang paling penting

untuk diperbaiki atau dikurangi" (Watkins dan Kaufman, 1996, hal. 13). Hal ini

dilakukan untuk "mengidentifikasi, dokumen, dan membenarkan kesenjangan antara

apa yang ada dan apa yang harus ada dan menempatkan kesenjangan dalam urutan

prioritas untuk diperbaiki" (Kaufman, 1986, hal. 38). Meskipun kesenjangan tersebut

adalah titik awal tradisional untuk mengembangkan instruksi (Rothwell dan Sredl,

1992), namun menganalisis kesenjangan kadang-kadang penuh dengan masalah

menghadapi tingkat keahlian kinerja dalam kelompok atau organisasi (Lewis dan

Bjorkquist, 1992).

Definisi Analisis Kebutuhan

"Sebuah analisis kebutuhan," tulis Watkins dan Kaufman (1996, hal. 13),

"mengidentifikasi penyebab kesenjangan dalam hasil sehingga metode yang tepat,

cara, taktik, peralatan, dan pendekatan rasional dapat diidentifikasi dan kemudian

dipilih untuk memenuhi kebutuhan. " Dengan demikian dilakukan setelah penilaian

kebutuhan.

Definisi Kebutuhan Pelatihan Perencanaan

Perawatan harus diambil untuk menghindari membuat asumsi terlalu cepat tentang

penyebab kesenjangan. Watkins dan Kaufman (1996, hal. 13) menunjukkan,

'Meskipun istilah' pelatihan penilaian kebutuhan 'sangat populer di lapangan,

tampaknya menjadi sebuah oxymoron. Jika diketahui bahwa pelatihan adalah

Page 120: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 7

solusinya, kenapa melakukan penilaian kebutuhan? Sebuah label yang lebih akurat

untuk apa yang disebut 'pelatihan penilaian kebutuhan' adalah 'pelatihan analisis

kebutuhan. " Sebuah pelatihan analisis kebutuhan dapat menjadi pendekatan yang

berguna dan penting untuk merancang pelatihan yang akan menanggapi kebutuhan

Anda setelah Anda menetapkannya. " sehingga dapat diketahui apa yang diperlukan.

Definisi Perencanaan Penilaian Kebutuhan

Kebutuhan perencanaan penilaian adalah proses pengembangan cetak biru untuk

mengumpulkan informasi penilaian kebutuhan. Perencanaan adalah suatu proses,sedangkan rencana merupakan produk (Rothwell dan Cookson, 1997). Agar

kebutuhan perencanaan penilaian dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya perencana

harus berpartisipasi dalam setiap langkah merancang penilaian kebutuhan dan

menginterpretasikan hasil. Partisipasi dalam penilaian kebutuhan, seperti di banyakkegiatan organisasi, adalah penting untuk membangun pemahaman tentang masalah

yang sebenarnya.

Dalam arti luas, perencanaan penilaian kebutuhan dapat dikategorikan menjadi dua

jenis: kategori komprehensif dan kategori situasi tertentu. Kategori Komprehensif

adalah perencanaan penilaian kebutuhan yang meliputi kelompok besar dalam atau

di luar organisasi (Rothwell dan Kazanas, 1994a). Kadang-kadang disebut makro

penilaian kebutuhan (Laird, 1985), harus sesuai untuk menentukan pelatihan

berkelanjutan dan yang relatif diprediksi kebutuhan semua pekerja baru, karena

mereka harus berorientasi pada pekerjaan mereka. Hasil dari penilaian kebutuhan

secara komprehensif digunakan untuk menetapkan kurikulum organisasi rencana

instruksional yang meliputi pelatihan dasar untuk setiap kategori pekerjaan. Sebuah

kurikulum memberikan arahan jangka panjang untuk kegiatan belajar terorganisir

(Rothwell dan Kazanas, 1994a, 1994c). Kategori Situasi tertentu adalah perencanaan

penilaian kebutuhan yang lebih sempit. Kadang-kadang disebut mikro penilaian

kebutuhan (Laird, 1985),digunakan untuk memperbaiki masalah kinerja tertentu

yang terdiri dari beberapa orang.

Page 121: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 8

Menurut Standar (Foshay, Silber, dan Westgaard, 1986, hlm. 27), seorang perencana

need analysis harus membahas tujuh isu kunci:

1. Objectives (Tujuan). Hasil apa yang diinginkan dari penilaian kebutuhan?

2. Target audience. Siapa yang membutuhkan need assessment?

3. Sampling prosedures. Metode apa yang akan digunakan untuk memilih target

audiens untuk berpartisipasi dalam need assessment?

4. Data Collection Methods. Bagaimana informasi mengenai kebutuhan akan

dikumpulkan?

5. Specifications for instruments and protocol. Spesifikasi instrumen dan protokol.

instrumen apa yg harus digunakan selama penilaian kebutuhan, dan bagaimana

mereka harus digunakan? Apa persetujuan atau protokol yang diperlukan untuk

melakukan penilaian kebutuhan, dan bagaimana pendesain instruksional

berinteraksi dengan anggota dari organisasi?

6. Methods of data analysis. Bagaimana informasi yang dikumpulkan selama

penilaian kebutuhan dianalisis?

7. Descriptions of how decisions will be made base on the data. Deskripsi tentang

bagaimana keputusan akan dibuat berdasarkan pada data. Bagaimana kebutuhan

akan diidentifikasi dari hasil pengumpulan data dan analisis?

Langkah-langkah dalam Mengembangkan Rencana Penilaian Kebutuhan

Untuk mengembangkan rencana penilaian kebutuhan, pendesain instruksional harus

terlebih dahulu menjelaskan mengapa mereka melakukan penilaian. Selain itu,

tempat yang tepat untuk memulai tergantung pada masalah yang harus dipecahkan,

jumlah orang yang terpengaruh olehnya, dan rentang waktu yang tersedia untuk

solusi dimaksudkan. Misalnya, titik awal yang tepat untuk penilaian alpha tidak sama

dengan penilaian delta. Demikian juga, titik awal untuk penilaian kebutuhan yang

komprehensif berbeda dari penilaian kebutuhan situasi spesifik. Informasi lebih

lanjut tentang proses ini dapat dilihat pada table berikut.

Page 122: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 9

1. Menetapkan Tujuan dari Penilaian Kebutuhan

Untuk menetapkan tujuan penilaian kebutuhan, pendesain instruksional harus

mulai dengan menjelaskan apa hasil yang ingin dicapai dari kajian kebutuhan. Ini

adalah aktivitas visi yang harus menghasilkan gambaran mental dari kondisi yang

diinginkan ada pada akhir proses penilaian.

2. Mengidentifikasi Target Audiens

Target audiens adalah karyawan yang kebutuhan instruksional akan diidentifikasi

melalui kebutuhan proses penilaian. Setiap penilaian kebutuhan harus

mengidentifikasi siapa yang saat ini terpengaruh oleh masalah kinerja, berapa

banyak mereka yang terpengaruh, dan di mana mereka berada.

3. Menetapkan Prosedur Sampling

Sampling adalah proses mengidentifikasi kelompok-kelompok kecil untuk

pemeriksaan. Hal ini digunakan untuk menghemat waktu dan biaya untuk

mengumpulkan informasi tentang kebutuhan. Untuk menentukan mana yang

akan digunakan, perancang instruksional harus mempertimbangkan tujuan dari

penilaian kebutuhan, tingkat kepastian yang dibutuhkan dalam kesimpulan,

kemauan pengambil keputusan dalam organisasi untuk memungkinkan informasi

yang akan dikumpulkan untuk studi penilaian kebutuhan, dan sumber daya

(waktu, uang, dan staf) yang tersedia.

4. Menentukan Strategi Pengumpulan data dan Taktik

Langkah inin bertujuan bagaimana informasi tentang kebutuhan instruksional

dikumpulkan. Lima metode yang biasanya digunakan untuk mengumpulkan

informasi tentang kebutuhan instruksional: (1) wawancara (2) observasi langsung

kerja, (3) pemeriksaan langsung dari kinerja atau indikator produktivitas, (4)

kuesioner, dan (5) analisis tugas.

5. Menentukan Instrumen dan Protokol

Instrumen apa yang harus digunakan selama pengkajian kebutuhan, dan

bagaimana mereka harus digunakan? Persetujuan atau protokol apa yang

Page 123: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 10

diperlukan untuk melakukan penilaian kebutuhan, dan bagaimana pendesain

instruksional berinteraksi dengan anggota dari organisasi?

6. Menentukan Metode Analisis Data

Langkah ini dilakukan untuk menganalisis informasi penilaian kebutuhan yang

telah dikumpulkan. Metode analisis data tergantung pada desain penilaian

kebutuhan, sesuai dengan desain penelitian, yang telah dipilih sebelumnya.

Yakni: (1) sejarah, (2) deskriptif, (3) perkembangan, (4) kasus atau studi lapangan,

(5) korelasional, (6) kausal-komparatif, (7) eksperimental murni, (8) kuasi-

eksperimental , dan (9) penelitian tindakan (Isaac dan Michael, 1984).

7. Menilai kelayakan dari Rencana Penilaian Kebutuhan

Sebelum menyelesaikan rencana penilaian kebutuhan, pendesain instruksional

harus meninjau tiga pertanyaan penting: (1) Apakah bisa dilakukan dengan

sumber daya yang tersedia? (2) Apakah bisa diterapkan dalam budaya organisasi?

dan (3) Apakah semua informasi berlebihan telah dihilangkan dari rencana?

B. Menilai Karakteristik Pebelajar (Assessing Relevant Characteristics of Learners)

Page 124: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 11

Langkah ini dilakukan untuk menilai karakteristik yang relevan dari peserta didik,

biasa disebut dengan penilaian pembelajar. Bagian ini menggambarkan karakteristik

pembelajar memilih untuk penilaian, menyarankan metode untuk mengidentifikasi

karakteristik pembelajar yang tepat, membahas cara-cara melakukan penilaian

peserta didik, memberikan saran tentang pengembangan profil peserta didik,

menggambarkan perkembangan baru yang mempengaruhi penilaian peserta didik,

dan menawarkan petunjuk untuk menilai dan membenarkan penilaian peserta didik.

Menurut standar, satu kompetensi untuk desain instruksional adalah untuk

"mengidentifikasi dan menggambarkan karakteristik populasi target." Hal ini

dianggap sebagai kompetensi penting. Laporan kinerja yang berhubungan dengan

kompetensi ini menunjukkan bahwa pendesain instruksional harus mampu :(a)

menentukan karakteristik peserta, (b) menganalisis, mengevaluasi, dan memilih data

profil peserta didik untuk digunakan dalam situasi desain tertentu.

Ada tiga kategori dasar dari karakteristik peserta didik yang relevan yaitu karakteristik

yang berhubungan dengan situasi tertentu, masalah kinerja, atau kebutuhan

instruksional. Karakteristik situasi yang berhubungan berasal dari peristiwa seputar

keputusan untuk merancang dan memberikan instruksi. Karakteristik Keputusan

terkait berkaitan dengan mereka yang membuat keputusan tentang partisipasi

peserta didik dalam pembelajaran. Karakteristik pserta didik terkait berasal dari

peserta didik itu sendiri. Ada dua jenis: (1) pengetahuan prasyarat, keterampilan, dan

sikap, dan (2) karakteristik lain peserta didik terkait.

Menentukan Metode untuk Menilai Karakteristik Pembelajar

1. Pendekatan yang diambil (The derived approach).Apakah desainer peserta

didik dapat mengidentifikasi karakteristik peserta didik untuk mengatasi

masalah-masalah kinerja yang benar-benar penting untuk diselesaikan,

kebutuhan peserta didik atau keterbatasan organisasi dengan hanya

melakukan tukar pendapat (brainstorming)?jika demikian maka mereka dapat

memeroleh karakteristik peserta didik yang relevan

Page 125: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 12

2. Pendekatan yang dirancang (The contrived approach).Jika karakteristik

peserta didik tidak dapat diidentifikasi secara mudah melalui pendekatan

yang diambil (the derived approach), maka desainer peserta didik harus

merancang daftar karakteristik untuk dipertimbangkan

Mengembangkan sebuah profil karakteristik peserta didik:

1. Profil seorang peserta didik adalah deskripsi naratif dari peserta didik untuk

peserta didik yang menyusun asumsi-asumsi kunci mengenai mereka sebagai

masukan persiapan peserta didik

2. Untuk mencukupi, profil peserta didik harus konsisten dengan hasil-hasil

penilaian peserta didik dan cukup lengkap sehingga dapat digunakan untuk

keputusan peserta didik

Pentingya Menilai Karakteristik relevan dari Pembelajar

Pertanyaan-pertanyaan ini mengekspresikan fokus utama keprihatinan di kalangan

banyak teori desain instruksional dalam beberapa tahun terakhir. Behavioris percaya

bahwa perubahan lingkungan dalam bentuk pembelajaran. Pemikiran mereka adalah

dasar bagi pandangan awal desain instruksional (Lamos, 1984). Fokusnya pada

interaksi antara lingkungan eksternal dan internal pelajar. Kognitivisme, meskipun

ide telah ada dalam beberapa bentuk untuk beberapa waktu, merupakan

perkembangan terbaru dalam penilaian peserta didik. Kognitif banyak berfokus pada

apa yang dilakukan peserta didik di dalam proses belajar (yang mengikuti orientasi

mereka) seperti apa yang harus dilakukan pendesain instruksional untuk membentuk

lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Pentingnya Learner

Menurut kognitif, peserta didik membuat interpretasi mereka sendiri berdasarkan

pengalaman mereka, harapan, dan keyakinan. Akibatnya, sifat pengalaman-

Page 126: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 13

pengalaman, harapan, dan keyakinan pada dasarnya penting untuk membantu

pelajar membuat makna informasi atau ide-ide baru.

C. Analisa Karakteristik Pengaturan Kerja (Analyzing Characteristics of A Work

Setting).

Menganalisis karakteristik pengaturan kerja adalah proses pengumpulan informasi

tentang sumber daya organisasi, kendala, dan budaya sehingga instruksi yang akan

dirancang sesuai dengan lingkungan.

Laporan kinerja yang berhubungan dengan kompetensi ini menunjukkan bahwa

pendesain instruksional harus dapat:

1. Mengidentifikasi aspek lingkungan fisik dan sosial yang berdampak pada

pengiriman instruksi.

2. Mengidentifikasi aspek lingkungan dan budaya yang mempengaruhi sikap

terhadap penemuan instruksional.

Page 127: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 14

3. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan dan budaya yang mempengaruhi

belajar, sikap, dan kinerja.

4. Mengidentifikasi sifat dan peran dari berbagai lingkungan kerja dalam proses

pengajaran dan pembelajaran.

5. Menentukan sejauh mana misi organisasi, filsafat, dan nilai-nilai mempengaruhi

desain dan keberhasilan proyek.

Pentingnya Menetapkan Analisis Kerja

Proses desain pembelajaran adalah upaya perubahan yang dimaksudkan untuk

memenuhi atau mencegah kekurangan dalam pengetahuan, keterampilan, atau

sikap. Hal ini penting dilakukan karena berkaitan dengan lingkungan di mana instruksi

akan dirancang, disampaikan, dan kemudian diterapkan. Jika langkah ini diabaikan,

pendesain instruksional mungkin mendapatkan kendala saat mereka mempersiapkan

pembelajaran.

Mengidentifikasi Faktor-faktor dan Penyelenggaraan Mengatur Analisis

Desainer instruksional harus membuat pemeriksaan sistematis pengembangan,

penyampaian, dan lingkungan aplikasi pada awal proses desain instruksional.

Lingkungan pengembangan adalah pengaturan di mana instruksi akan disiapkan

lingkungan pengiriman adalah pengaturan di mana instruksi akan disajikan, dan

lingkungan aplikasi adalah pengaturan kerja di mana peserta didik akan diharapkan

untuk menerapkan apa yang mereka pelajari.

Menilai Analisis Pengaturan Kerja

Menurut Standar, perancang instruksional harus mampu mengevaluasi analisis

pengaturan untuk menentukan apakah itu dilakukan pada waktu yang tepat dan

terfokus pada isu-isu yang tepat.

Page 128: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 15

Pertama, pastikan bahwa analisis pengaturan sudah dilakukan. Desainer instruksional

ditugaskan untuk sebuah proyek di tengah atau di akhir pekerjaan harus meminta

rekan satu tim mereka apa karakteristik lingkungan, mengapa mereka dipilih, dan

mengapa karakteristik lain diabaikan. Pertanyaan sederhana yang layak diajukan

adalah:

1. Apa kendala, jika ada, pada proyek?

2. sumber daya yang tersedia?

3. Bagaimana kendala dan tersedia sumber daya proyek telah diperhitungkan pada

proyek sejauh ini?

4. Bagaimana sumber daya yang tersedia dan hambatan yang mempengaruhi

pengaruh proyek pengembangan instruksi?

5. Bagaimana sumber daya yang tersedia dan kendala mempengaruhi pengiriman?

6. Bagaimana mungkin mereka mempengaruhi penerapan instruksi oleh peserta

didik?

7. Bagaimana budaya organisasi, dan bagaimana mungkin hal itu mempengaruhi

pengembangan instruksional, pengiriman, dan aplikasi?

Kedua, periksa apakah analisis itu dilakukan dengan benar. Jika karakteristik

lingkungan kerja telah diteliti, pastikan mereka telah diverifikasi. Carilah bukti

persetujuan dari anggota tim desain instruksional, manajer lini, dan asumsi karyawan

berpengalaman yang telah dibuat tentang pengembangan, pengiriman, dan

pengaturan aplikasi. Jika asumsi tidak dapat diverifikasi, maka bersiaplah untuk

meninjau dan merevisi instruksi.

Ketiga, memastikan bahwa hasil analisis yang digunakan selama pengembangan

instruksional, pengiriman, dan aplikasi. Untuk tujuan ini, secara berkala meminta

Page 129: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 16

anggota tim desain pembelajaran bagaimana mereka menggunakan apa yang mereka

ketahui tentang pengaturan dan bagaimana mereka merasa mereka harus

menggunakan informasi ini.

D. Analisis Kerja (Performing Work Analysis)

1. Job Analysis

Mendefinisikan Job Analysis

Sebuah analisis pekerjaan adalah pemeriksaan sistematis apa yang orang lakukan,

bagaimana mereka melakukannya, dan apa hasil yang mereka capai dengan

melakukan hal itu (Denis, 1992). Hasil analisis pekerjaan biasanya dapat menjadi titik

awal untuk tugas yang lebih rinci atau analisis isi. Hal ini dilakukan untuk memperjelas

pasang kerja, tanggung jawab, kegiatan, dan masuk kualifikasi (Clifford, 1994).

Mendefinisikan Ketentuan Terkait dengan Job Analysis

Desainer instruksional harus mencurahkan waktu untuk membiasakan diri dengan

nomenklatur analisis jabatan, jika tidak, mereka mungkin menjadi bingung dengan

cepat. Ayub hanya berarti koleksi kegiatan terkait, tugas, atau tanggung jawab. Lebih

dari satu orang menempati pekerjaan. Ditetapkan cara lain, pekerjaan berarti

"sekelompok posisi yang identik sehubungan dengan tugas utama atau penting

Page 130: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 17

mereka" (Mc Cormick-, 1979, hal. 19).

Posisi biasanya tidak berarti hal yang sama seperti, pekerjaan. Sebuah posisi

berkonotasi tugas dan tugas yang dijalankan oleh satu orang (McCormick, 1979).

Misalnya, suatu organisasi dapat menggunakan empat orang dalam pekerjaan

auditor internal, namun, setiap orang diberi tugas yang berbeda, sehingga benar-

benar empat posisi auditor internal. Mapan adalah orang-orang saat berbagi satu

jabatan.

Pentingnya Job AnalysisAnalisis jabatan penting karena mengidentifikasi apa yang dilakukan orang-atauharus dilakukan-dan dengan demikian menyediakan informasi untuk memilih,

menilai, kompensasi, pelatihan, dan disiplin pegawai. Memang, analisis jabatan

membantu (Werther dan Davis, 1985, hal. 117)

Gambaran Umum Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis pekerjaanLangkah 1: Mengidentifikasi Jobs Akan DianalisisMengidentifikasi pekerjaan yang akan dianalisis adalah yang pertama, dan

sederhana, Tempat yang baik untuk memulai setiap analisis pekerjaan adalah denganreview daftar/deskripsi pekerjaan. Setiap pekerjaan diklasifikasikan sesuai dengan

skema yang unik yang menunjukkan keterampilan yang diperlukan.

Langkah 2: Klarifikasi Hasil Berasal dari AnalisisDesainer instruksional harus memusatkan perhatian mereka pada dua pertanyaan:

(1) Mengapa analisis pekerjaan dilakukan? dan

(2) Apa hasil yang dicari? Selalu mulai dengan membahas pertanyaan pertama,sehingga memperjelas tujuan penyelidikan.

Setelah tujuan analisis pekerjaan telah diklarifikasi, desainer instruksional

selanjutnya harus memutuskan apa hasil yang diinginkan. Empat yang mungkin:

1. deskripsi pekerjaan secara harfiah menggambarkan kegiatan, tugas, dantanggung jawab pekerjaan serta aspek lain yang relevan;

2. spesifikasi pekerjaan harfiah menentukan kualifikasi penting untuk berhasil

masuk ke dalam pekerjaan,3. daftar tugas melukiskan, secara rinci, kegiatan yang dilakukan oleh pemegang

Page 131: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 18

jabatan, dan

4. standar kinerja pekerjaan mengidentifikasi harapan yang ditargetkan atau

minimum untuk kinerja, kadang-kadang dalam hal terukur.Oleh karena itu, hasil analisis jabatan dapat dinyatakan dalam deskripsi pekerjaan,

spesifikasi pekerjaan, daftar tugas (kadang-kadang disebut persediaan tugas),

standar kinerja pekerjaan, atau kombinasi dari keempatnya.

Langkah 3: Mempersiapkan Rencana Job Analysis

Langkah ketiga adalah persiapan rencana untuk membimbing penyelidikan. Rencana

tersebut harus menangani setidaknya pertanyaan-pertanyaan berikut:

(1) Siapa yang akan melakukan analisis pekerjaan?

(2) Apa tujuan utama dari analisis?

(3) Bagaimana hasil analisis tersebut digunakan?

(4) Siapa yang tergantung pada hasil analisis? dan

(5) Apa sumber atau metode harus digunakan untuk mengumpulkan dan

menganalisis informasi pekerjaan?

Langkah 4: Melaksanakan Rencana Analisis pekerjaan

Langkah keempat adalah implementasi analisis jabatan. Pada titik ini, pendesain

instruksional melaksanakan rencana analisis pekerjaan, mengumpulkan informasi

tentang pekerjaan yang sedang diselidiki. Dalam banyak hal, masalah yang dihadapi

dalam langkah ini mirip dengan masalah yang dihadapi dalam mengumpulkan data

tentang kebutuhan pelatihan. Lebih khusus, perancang instruksional harus

menghindari menciptakan harapan palsu dan menghindari kesalahan dalam protokol

selama pengumpulan data.

Langkah 5: Menganalisis dan Menggunakan Hasil Analisis Jabatan

Pendesain instruksional memilih metode untuk menganalisis hasil analisis jabatan

Seperti penilaian kebutuhan. pemilihan ini akan tergantung pada bagaimana

informasi tersebut akan dikumpulkan. Hasil analisis pekerjaan dinyatakan sebagai

deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, daftar tugas, atau standar kinerja

Page 132: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 19

pekerjaan.

2. Analisis Tugas

Untuk merancang instruksi pekerjaan tertentu, perancang instruksional harus tahu

secara tepat pekerja apa yang akan di lakukan, bagaimana mereka melakukannya,

mengapa mereka melakukannya, apa mental, fisik, dan apa persyaratan peserta didik

untuk melakukannya, dan peralatan apa atau sumber daya lainnya yang harus

mereka melakukan.

Mendefinisikan Analisis Tugas

Analisis tugas adalah pemeriksaan intensif tentang bagaimana orang melakukan

aktivitas kerja. Kadang-kadang dapat melibatkan kritik dan pemeriksaan ulang

aktivitas kerja. Analisis tugas dilakukan untuk

1. menentukan komponen kinerja yang kompeten;

2. mengidentifikasi kegiatan yang dapat disederhanakan atau ditingkatkan;

3. menentukan secara tepat apa yang pekerja harus tahu, lakukan, atau merasa

belajar aktivitas kerja tertentu;

4. menjelaskan kondisi (peralatan dan sumber daya lainnya) yang dibutuhkan untuk

kinerja yang kompeten, dan

5. menetapkan harapan minimum (standar) untuk seberapa baik pemegang jabatan

harus melakukan tugas masing-masing muncul dalam deskripsi pekerjaan

mereka.

Gambaran Umum Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis Tugas

Desainer instruksional harus memulai studi analisis tugas dasarnya dengan cara yang

sama mereka mulai analisis pekerjaan:

1. Identifikasi pekerjaan atau tugas yang akan dianalisis.

2. Memperjelas hasil yang diinginkan dari analisis tugas.

3. Siapkan rencana untuk memandu analisis tugas.

4. Melaksanakan rencana analisis tugas.

5. Menganalisis dan menggunakan hasil penyelidikan.

3. Analisis Isi

Analisis isi, kadang-kadang disebut analisis materi pelajaran, "dimaksudkan (1) untuk

Page 133: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku-2015 20

mengidentifikasi dan mengisolasi ide tunggal atau unit keterampilan untuk

pengajaran, (2) untuk bertindak sebagai aturan keputusan obyektif termasuk topik

dari instruksi, dan (3) memberikan bimbingan kepada topik urutan instruksi

"(Gibbons, 1977, hal. 2).

Pentingnya Analisis Isi

Untuk melakukan, pekerja membutuhkan informasi bahwa kebutuhan telah

diterjemahkan ke dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap dan bahwa

kebutuhan telah terorganisir dalam cara yang dapat mereka terapkan dalam

pengaturan kerja. Analisis isi penting, karena merupakan proses penting dalam

mengidentifikasi informasi bahwa kebutuhan peserta didik harus diterjemahkan ke

dalam pengetahuan yang berhubungan dengan pekerjaan, keterampilan, dan sikap

melalui pengalaman instruksional yang direncanakan.

Gambaran Umum Langkah-langkah dalam Melakukan Analisis Isi

Pendesain instruksional harus mengambil langkah-langkah berikut ini untuk

melakukan analisis isi (Swanson dan Gradous, 1986):

1. Mengidentifikasi subjek atau topik.

2. Menyelidiki apa pemain berpengalaman tahu tentang topik tersebut.

3. Menyelidiki bagaimana orang melakukan mental (rahasia) kegiatan dengan

a. Meminta mereka.

b. Mengamati hasil aktivitas kerja.

c. Menggunakan metode lain.

4. Melakukan pencarian literatur tentang topik.

5. Mensintesis hasil menggunakan salah satu dari beberapa metode untuk

mengembangkan model subjek.

6. Jelaskan subjek atau konten.

Referensi:

William J. Rothwell & H. C. Kazanas, 2004, Mastering The Instructional Design Process,

A Systematic Appfroach 3th Editions. Pfeiffer, San Fransisco.

Page 134: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 1

TUGAS 3-RESUME-5

.

Prolougue.

Pengantar

Buku ini membahasa tentang ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate).

Landasan filosofis pendekatan ADDIE menekankan pembelajaran bermakna berpusat pada

peserta didik, inovatif, otentik dan inspiratif. Oleh karena itu, pendekatan ini merupakan

sebuah desain yang mendorong pembelajaran yang aktif, multifungsional, situasional dan

inspiratif. Model ADDIE telah banyak digunakan oleh para desainer pembelajaran sesuai

dengan tujuan pembelajaran. Penerapan ADDIE harus bersifat student center, inovatif,

inspriratif dan otentik. Tujuan penulisan buku ini adalah untuk memperkenalkan

pendekatan ADDIE sebagai landasan proses dalam merancang serta mengembangan desain

pembelajaran secara efektif. Secara gamblang dapat dilihat di bawah ini

Instructional Design : The ADDIE Approach

Evaluate

Analyze

Implement

Develop

Design

Branch, Robert M. (2009). Instructional Design: The ADDIE Approach. New York: Springer. (p.2)

The Instructional Design: The ADDIE Approach/By:Branch, Robert maribe (2009) Springer: New YorkHal.1-20

Page 135: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 2

Pada langkah desain kemungkinan ditemui kendala dalam menetapkan pengalaman belajarpeserta didik, karena bila desain membutuhkan biaya untuk rancangannya, bila tidakdidukung institusi, maka akan terkendala.Pada langkah Implements, akan kesulitan, karena butuh tim eksternal yang akanmengimplementasikan, yang belum tentu bisa diterima di lapangan.Kemungkinan juga akan kesulitan pada desain evaluasi.

Ruangan belajar

Tahap belajar merupakan sebuah istilah yang merujuk pada pembelajaran terencana

daripada pembelajaran tidak terencana. Tujuannya adalah untuk menunjukkan perlunya

sebuah sistem yang membantu kompleksitas terkait dengan pembelajaran terencana.

Konsep kelas perlu ditempatkan dalam konteks yang lebih luas, tidak sekedar tempat

dimana pelajaran terjadi. Sebuah kelas dipandang sebagai ruang belajar yang bersifat

dinamis.

Pembelajaran terencana bersifat kompleks karena delapan entitas terikat satu sama lain.

Kompleksitas juga meliputi peserta didik sendiri, konten. Pembelajaran terencana merujuk

pada strategi yang berorientasi pada tujuan. Pembelajaran ini menjadikan peserta didik

mandiri.

PRINSIP DESAIN PEMBELAJARAN

Desain pembelajaran berpusat pada belajar individu, yang menggunakan pendekatan

sistem tentang pengetahuan dan belajar manusia. Kondisi internal mensyaratkan model

pemrosesan informasi yang ditopang oleh faktor eksternal yang telah dikendalikan

sepenuhnya. Desain pembelajaran merupakan proses keseluruhan yang merencanakan

tujuan kinerja, memilih strategi pembelajaran, pemilihan media dan bahan pelajaran dan

evaluasi. Analisisnya dimulai dari awal hingga akhir. Juga perlu dipertimbangkan lainnya,

seperti : sumber daya, persiapan guru dan difusi.

Belajar individual dipengaruhi oleh karakteristik peserta didik, seperti : pengetahuan dan

ketrampilan yang ada, dan pengelolaan memori. Kemampuan adalah karakteristik yang

Page 136: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 3

berkaitan dengan alasan, orientasi ruang, dan sikap. Sifat adalah karakteristik pribadi.

Seorang desain pembelajaran hendaknya mengatur faktor belajar eksternal yang

mendukung perbedaan peserta didik dalam proses internal. Sembilan hal yang harus

diperhatikan dalam pembelajaran ( Gagne ) : menarik perhatian, memberitahukankan

peserta didik, mendorong pengingatan kembali, menghadirkan informasi, membimbing,

memperoleh kinerja, adanya umpan balik, mengevaluasi, dan mendorong proses informasi

internal. Pemilihan kegiatan pembelajara, materi pelajaran, dan media bergantung pada

ranah tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran bergantung pada besar-kecilnya

keolompok. Perancang desain pembelajaran hendaknya mengembangkan bahan

pembelajaran bersama dengan pakar di bidangnya. Desain pembelajaran bersifat berpusat

pada peserta didik, orientasi pada tujuan, memusatkan pada kinerja yang bermakna,

mengandaikan tujuannya dapat diukur, prosedur berdasarkan pada bukti empiris,

interaktif, koreksi diri dan usaha team. Peserta didik dan tujuan menjadi pusat prinsip

desain pembelajaran, sedangkan pembelajaran hanyalah sarana memudahkan kinerja

peserta didik.

KONSEP SISTEM

Sebuah sistem mempermudah kompleksitas sebuah konteks merespon aneka situasi,

interaksi dalam konteks. Konsep sistem umum digambarkan sebagai sistematis yang

mengikuti kaidah dan prosedur, sistemik, responsif, saling ketergantungan, dinamis,

sinergistik dan kreatif. Pendekatan sistem menerima tujuan apa saja yang ditetapkan

sebagai orientasinya. Hasil belajar yang berbeda sering menuntut aneka penerapan

terhadap konsep daar, namun komponen utama dipertahankan untuk menjaga kesatuan

konsep dasar. Menerapkan pendekatan sistem terhadap desain pembelajaran membuat

proses desain pembelajaran bersifat deskriptif dan preskriptif. Disebut deskritif karena ia

menunjukkan hubungan, menunjukkan urutan yang terjadi selama proses kreatif,

mendorong interaktif, menjelaskan fenomena. Disebut preskriptif karena desain

pembelajaran menetapkan aturan dan petunjuk untuk mencapai tujuan, mengidentifikasi

model, metode dan prosedur dan strategi untuk mencapai tujuan.

PROSES PARTNERING

Page 137: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 4

Saat pembelajaran memberikan pengaruh pada kinerja individu, ada banyak faktor yang

juga mempengaruhi kinerja dan tidak ada yang berkaitan dengan modul pembelajaran.

Alternatif untuk melengkapi modul pembelajaran meliputi, misalkan : informasi,

dokumentasi, bantuan pekerjaan, feedback, perijinan, rekayasa, reorganisasi dan

konsekuensi. Contoh : dari aspek informasi, seorang pekerja tidak dapat bekerja dengan

baik karena sang manajer tidak memberitahukan informasi yang relevan kepada pekerja.

Pembelajaran dikatakan layak apabila kompetensi individu meningkat melalui pengetahuan

atau ketrampilan. Hal ini dibandingkan dengan kinerja nyata dan kinerja yang diharapkan.

Perbedaan itu disebut kesenjangan kinerja ( performance discrepancy ). Ada 3 alasan

mengapa terjadi kesenjangan kinerja : terbatasnya sumber daya, kurangnya motivasi dan

kurangnya pengetahuan atau ketrampilan.

Langah-langkah Desain Model ADDIE

Terdapat lima langkah penting dalam model ADDIE, seperti yang tertera di tabel di bawah

ini :

Model ADDIE sangatlah sensitif terhadap konteks, proaktif, interaktif, dan menjadi alat

komunikasi ideal bagi para stakeholder. Kerjasama pengajaran yang baik dan teori

pembelajaran yang kuat membuat ADDIE menjadi model interindependen, sinergik,

Page 138: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 5

dinamis, cybernetic, dan sistematik. ADDIE interdependen untuk menghubungkan berbagai

macam pihak yang terlibat dalam lingkungan belajar; ADDIE sinergik karena

mempresentasikan penjumlaahan bagian-bagian yang membentuk kesatuan yang melebihi

suatu individu; ADDIE dinamis sebagai respon preubahan pembelajaran dalam lingkungan

belajar. ADDIE cybernetic karena memerirntahkan, membimbing, mengautomatisasi,

mereplikasi, dan mencegah kesalahan dari keseluruhan program; ADDIE sistematik karena

dirinya membentuk aturan dan prosedur; ADDIE adalah sistemik karena seluruh komponen

berespon dengan stimulus yang diberikan.

Analyze ( Analisis)

Dalam tahap ini, seorang desainer instruksional melakukan analisis kinerja untuk

mengetahui dan mengklarifikasi apakah terdapat masalah dalam kinerja atau performa dan

memerlukan solusi. Misalnya berkaitan dengan penyelenggaraan program pembelajaran

atau perbaikan manajemen, apakah masalah tersebut adalah benar-benar masalah dan

upaya untuk penyelesaian. Disamping itu kemampuan menganalisis kebutuhan, juga

merupakan langkah yang sangat penting untuk mengetahui kemampuan atau kompetensi

yang perlu dipelajari oleh pebelajar untuk meningkatkan kinerja atau prestasi belajar.

Langkah-Langkah Analisis : 1.) Validasi kesenjangan kinerja : Mengukur kinerja actual,

Menetapkan kinerja yang ingin dicapai, Mengidentifikasi penyebab; 2.) Merumuskan tujuan

instruksional : Menggunakan taksonomi Bloom, Taksonomi lain; 3. Mengidentifikasi

karakteristik pebelajar : Kemampuan, pengalaman, motivasi, Sikap dan Lain-lain; 4.

Mengidentifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan: Mengidentifikasi pilihan-pilihan,

Pertimbangan waktu, Konten, teknologi, fasilitas dan manusia; 5.) Menentukan strategi

pembelajaran yang tepat Mengidentifikasi pilihan-pilihan, Pertimbangan waktu, Biaya

setiap fase ADDIE, Biaya keseluruhan; 6.) Menyusun rencana pengelolaan program/proyek

: Anggota Tim, batas-batas yang berarti, jadwal, Laporan akhir.

Design ( Desain)

Design (Desain) merupakan tahap setelah proses analisis dimana tahap ini adalah tidak

lanjut atau kegiatan inti dari langkah analisis. Desain pembelajaran juga dikatakan sebagai

rancangan dalam proses pembelajaran. Desain disusun dengan mempelajari masalah,

kemudian mencari solusi melalui identifikasi dari tahap analisis kebutuhan pada proses

Page 139: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 6

sebelumnya. Salah satu tujuan dari tahap ini adalah menentukan strategi pembelajaran

yang tepat agar peserta didik dapat mencapai tujuan dalam proses pendidikan, khususnya

dalam mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan dalam proses pembelajaran

Tujuan tahap ini adalah memverifikasi kinerja yang akan dicapai dan pemilihan metode tes

yang sesuai. Langkah-langkah umum yang ditempuh dalam mendisain pembelajaran

adalah: 1.) Menyusun daftar tugas-tugas; 2.) Menyusun tujuan kinerja; 3.) Menyusun

strategi tes; 4.) Menghitung investasi/biaya yang dikeluarkan. Komponen Disain yang

digunakan berupa Diagram susunan tugas, Perangkat pelengkap tentang tujuan

pembelajaran, Perangkat tes lengkap, Strategi Tes, Proposal investasi/biaya yang

dikeluarkan.

Develop ( Pengembangan)

Setelah terbentuknya desain pembelajaran pada tahap kedua, tahap selanjutnya

adalahdevelopment atau tahap pengembangan, dimana desain yang sudah tersusun atau

sudah terbuat kemudian ditindak lanjuti prosesnya melaui uji coba. Apakan desain yang

sudah dibuat tersebut layak untuk digunakan atau tidak. Jika memang desain yang sudah

diuji cobakan tersebut berhasil atau dapat digunakan, maka desain harus dikembangkan

agar lebih baik dan tentunya mendukung proses pembelajaran untuk mencapai tujuannya.

Tahap pengembangan ini juga harus dikombinasikan atau dipadukan dengan media – media

yang kiranya dapat mendukung pembelajaran. Selain itu, hal – hal yang berada disekitarnya

tentunya harus berhubungan dan mendukung satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu,

pembelajaran akan berjalan dengan baik jika hal yang satu dengan yang lain berhubungn

dengan baik.

Langkah-langah dalam tahapan ini diantaranya adalah: membuat objek-objek belajar

(learning objects) seperti dokumen teks, animasi, gambar, video dan sebagainya; membuat

dokumen-dokumen tambahan yang mendukung. Langkah pengembangan meliputi kegiatan

membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain mencakup kegiatan

memilih, menentukan metode, media serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk

digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program.

Page 140: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 7

Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan dan memvalidasi sumber-sumber belajar melalui

1.) Pembentukan konten; 2.) Memilih dan membentuk media suportif; 3.) Membentuk

panduan untuk para siswa; 4.) Membentuk panduan untuk para guru; 5.) Menyusun revisi

formatif; 5. Membentuk tes pilot atau tes awal dan menyelenggarakannya.

Implement ( Implementasi)

Suatu rencana pembelajaran yang telah dibuat tidak akan kita ketahui hasilnya apabila

tidak ada suatu tindakan yang dilakukan. Adanya tindakan tersebut sangat berarti karena

pembelajaran akan memunculkan hal baru berupa dampak yang dapat dijadikan

pengalaman atau bahkan acuan apabila telah membuahkan hasil, untuk itulah perlu adanya

implementasi yang berarti pelaksanaan atau penerapan dari suatu rencana dimana ini

merupakan salah satu model ADDIE yang menjadi satu kesatuan dengan tahap-tahap

sebelumnya sebagai penyempurna dan cukup berpengaruh dalam pelaksanaan

pembelajaran.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mempersiapkan dan memasarkannya ke

target pebelajar dengan menyiapkan Guru dan menyiapkan pebelajar

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari

model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini adalah 1.)

Membimbing pebelajar untuk mencapai tujuan atau kompetensi; 2.) Menjamin terjadinya

pemecahan masalah/ solusi untuk mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh

pebelajar. 3.) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, pebelajar perlu

memilki kompetensi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang diperlukan.

Evaluate ( Evaluasi)

Perencanaan pembelajaran yang disiapkan secara matang akan melewati tahap-tahap

pengembangan model ADDIE ini dengan lancar dan berakhir pada tahap yang disebut

dengan evaluasi. Evaluasi merupakan tahap dimana tindakan yang dilakukan adalah

bertujuan untuk mengetahui keberhasilan suatu rencana pembelajaran, hal-hal yang

dilakukan guna suksesnya tahap ini tidak semata-mata utuh pada tahap ini saja namun

evaluasi dapat terjadi pula pada tahap-tahap sebelumnya. Dalam pelaksanaan evaluasi

tersebut hendaklah memperhatikan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada awal

perencanaan karena suatu evaluasi atau penilaian memiliki kriteria guna mengetahui

Page 141: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 8

ketercapaiannya sampai batas yang ditentukan atau tidak dan dari kegiatan tersebut

diperlukan adanya informasi dan data-data yang diperlukan dari obyek yang akan dievaluasi

guna kelancaran proses evaluasi.

Tujuan dari fase evaluasi adalah mengukur kualitas dari produk dan proses sebelum dan

setelah pelaksanaan kegiatan. Prosedur utama dari proses evaluasi adalah : 1.)

Menentukan kriteria evaluasi; 2.) Memilih alat untuk evaluasi; 3.)Mengadakan evaluasi itu

sendiri. Hasil dari evaluasi adalah perencanaan evaluasi. Komponen dari perencanaan

evaluasi adalah : Sebuah ringkasan tentang tujuan, alat pengumpul data, tanggung jawab

terhadap waktu dan perorangan/group untuk setiap level evaluasi; Satu set kriteria

penilaian evaluasi; Satu set alat untuk evaluasi.

Kendala dalam Implementasi di tempat kerja

Kendala yang mungkin dihadapai dalam implementasi ditempat kerja. Pada tahap analisis:

dimana pada saat melakukan anailisis kinerja dan analisis kebutuhan, kekhawatiran tidak

fokusnya guru dalam menganalisis kinerja dan kebutuhan, apakah analisis yang dilakukan

memang benar-benar suatu hal yang sangat urgen. Jika hal tersebut terjadi maka akan

sangat berpengaruh terhadap tahapan desain selanjutnya.Pada tahap desain: Kendala yang

mungkin dihadapi adalah menetapkan pengalaman belajar kepada pebelajar, hal ini terkait

dengan desain tes, perangkat pembelajaran, yang membutuhkan biaya, kendala utama

adalah jika dalam mengembangkan program tidak didukung oleh dana yang cukup dari

sekolah.

Pada tahap pengembangan: Kendala yang mungkin dihadapi adalah tidak tersedianya

media yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, dan karakteristik pebelajar, padahal

media yang dimaksudkan sangat menunjang ketercapaian kompetensi bagi pebelajar. Pada

tahap Implementasi: Kendala yang dihadapi pada tahap ini, bisa datang dari pembelajar

maupun dari pebelajar itu sendiri, dari pihak pembelajar, adanya ketidak sesuaian metode

yang sudah dirancang sejak awal dengan metode yang dilakukan dilapangan, hal ini

mungkin saja terjadi jika kondisi dilapangan tidak mendukung untuk menerapkan metode

yang telah ditetapkan. Sementara dari pihak pebelajar, adalah menurunnya minat belajar

pada saat penyampaian materi. Pada tahap evaluasi: kendala yang mungkin dihadapi

adalah bagaimana menentukan kriteria evaluasi, memilih alat untuk evaluasi, dan

mengadakan evaluasi secara akurat yang sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Page 142: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 1

PENDAHULUAN

Peran Model dalam Pengembangan Pembelajaran

Sebuah model adalah representasi sederhana dari bentuk, proses dan fungsi

fenomena fisik atau ide yang lebih kompleks. Model menyederhanakan kenyataan

karena seringkali kenyataan terlalu rumit untuk digambarkan. Karena banyak dari

kompleksitas tersebut unik terhadap situasi yang spefisik, model membantu

dengan mengidentifikasi apa saja yang generik dan applicable di banyak konteks.

Seel mengidentifikasi tiga jenis model ID (teoritis / konseptual, organisasi, dan

perencanaan-dan-prognosis), dan ia memberi label review tersebut sebagai model

organisasi yang dapat digunakan sebagai resep umum untuk perencanaan

pembelajaran.

Alat Konseptual dan Komunikasi

Model pengembangan pembelajaran menyampaikan prinsip-prinsip panduan

untuk menganalisis, memproduksi dan merevisi lingkungan belajar

Aspek linear dan concurrent dari Instructional Design

Proses pengembangan pembelajaran dapat didekati sebagai suatu proses linear

tunggal atau sebagai satu set prosedur bersamaan (concurrent) atau rekursif.

Tugas 3-resume buku 6

Survey of Instructional Development Models.Fourth

Edition /Kent L. Gustafson Robert Maribe Branch

Page 143: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 2

Sebuah Taksonomi Dari Model Pengembangan Pembelajaran

Gustafson menciptakan taksonomi yang disebut dengan model Gustafson.Skema

Gustafson mengandung tiga kategori di mana model dapat dibagi menjadi: kelas,

produk, dan sistem. Taksonomi ini memiliki tiga kategori: (1) pembelajaran kelas

individu, (2) produk untuk diimplementasikan oleh pengguna lain selain para

pengembang, (3) sistem pembelajaran yang lebih besar dan lebih kompleks yang

diarahkan pada organisasi masalah atau tujuan. Untuk mengkategorikan model,

kami menggunakan sembilan karakteristik berikut masing-masing: (1) typical

output in terms of amount of instruction prepared; (2) resources committed to the

development effort; (3) whether it is a team or individual effort; (4) expected ID

skill and experience the individual or team; (5) whether most instructional

materials will be selected from existing sources or represent original design and

production; (6) amount of preliminary (front-end) analysis conducted; (7)

anticipated technologucal complexity of the development and delivery

environments; (8) amount of tryout and revision conducted; and (9) amount of

dissemination and follow-up occuring after development.Tabel 1 Taksonomi

Model Pengembangan Pembelajaran oleh Gustafson

Selected Characteristics ClassroomOrientation

ProductOrientation

SystemOrientation

Typical Output One or a Few Hoursof Instruction

Self-Instructionalof Instructor-

DeliveredPackaged

Course orEntire

Curriculum

Resources Committed toDevelopment Very Low High High

Team or Individual Effort Individual Usually a Team TeamID Skill/Experience Low High High/Very HighEmphasis on Developmentor Selection Selection Development Development

Amount of Front-EndAnalysis/NeedsAssessment

Low Low to Medium Very High

Technological Complexity Low Medium to High Medium to

Page 144: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 3

of Delivery Media HighAmount of Tryout andRevision Low to Medium Very High Medium to

HighAmount ofDistribution/Dissemination None High Medium to

High

A. Classroom-Oriented Models

Model ID yang berorientasi pada kelas (Classroom-Oriented Models) dimaksudkan

untuk para guru profesional yang menerima peran mereka untuk mengajar dan

menyadari bahwa siswa membutuhkan beberapa bentuk pembelajaran.

Beberapa model yang termasuk dalam Classroom-Oriented Model antara lain:

1) The Gerlach and Ely Model

Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely ini dimaksudkan sebagai pedoman

perencanaan mengajar. Pengembangan sistem pembelajaran menurut model

dapat dilihat pada gambar berikut.

1) Tahapan-tahapan dalam Model Gerlach dan Ely

2) Merumuskan tujuan pembelajaran (specification of objective)

3) Menentukan isi materi (specification of content)

Page 145: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 4

4) Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment

of Entering behaviors)

5) Menentukan teknik dan strategi (Determination of strategy)

6) Pengelompokan belajar (Organization of groups)

7) Menentukan pembagian waktu (Allocation of times)

8) Menentukan ruang (Allocation of space)

9) Memilih media pembelajaran yang sesuai (Allocation of Resources)

10) Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)

11) Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)

2. The Heinich, Molenda, Russel and Smaldino Model

R. Heinich, M. Molenda dan J.D. Russel mengajukan sebuah model perencanaan

dan penggunaan media pembelajaran agar efektif kemanfaataannya. Model yang

mereka ajukan dikenal dengan Model ASSURE yang merupakan akronim dari

(Analyze, State, Select, Utilize, Response, dan Evaluate

Tahapan-Tahapan Perencanaan dan Penggunaan Media Pembelajaran

1) Analyze Learner Characteristics

2) State Objectives

3) Select Media and Materials

4) Utilize Media and Materials.

Page 146: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 5

5) Require Learner Participation.

6) Evaluate and Revise.

3. The Newby, Stepich, Lehman and Russel Model

Newby, Stepich, Lehman and Russell membuat model PIE yang terdiri atas 3 fase,

yakni: perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Perencanaan mencakup mengumpulkan informasi mengenai peserta didik, konten

dan seting. Bagaimana teknologi dapat menolong dalam membuat pembelajaran

yang efektif dan memotivasi. Implementasi menggunakan berbagai bentuk media

dan metode dengan fokus bagaimana membuat komputer digabungkan dalam

pelajaran. Evaluasi mencakup kinerja peserta didik dan bagaimana data tersebut

dapat digunakan untuk kinerja peserta didik secara berkelanjutan.

4. The Morrison, Ross and Kemp Model

Model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Morrison, Ross dan Kemp ini

berbentuk lingkaran atau cycle. Model desain pembelajaran yang dikemukakan

oleh Morrison dkk merupakan sebuah model yang berfokus pada perencanaan

kurikulum. Model dengan pendekatan tradisional ini memprioritaskan langkah dan

perspektif siswa yang akan menempuh proses pembelajaran. Faktor penting yang

mendasari penggunaan model desain system pembelajaran Morrison dkk yaitu:

1. Kesiapan siswa dalam mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran.

Page 147: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 6

2. Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa.

3. Media dan sumber belajar yang tepat.

4. Dukungan terhadap keberhasilan belajar siswa.

5. Menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuaan pembelajaran.

6. Revisi untuk membuat program pembelajaran yang efektif dan efisien.

Model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Morrison dkk, terdiri atas

komponen-komponen sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran.

2. Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa.

3. Mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen-komponen tugas

belajar yang terkait sengan pencapaian tujuan pembelajaran.

4. Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa.

5. Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara sistematik dan

logis.

6. Merancang strategi pembelajaran.

7. Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.

8. Mengembangkan instrument evaluasi.

9. Memilh sumber-sumber yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran.

Page 148: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 7

B. Systems Oriented Models

Enam model yang termasuk dalam konteks system adalah sebagai berikut:

1) IPPSI (Interservice Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional Branson,

1975); 2) Model Gentry (1994), 3) Model Dorsey, Goodrum dan Schwen (1997); 4)

Model Diamond (1989) , Model Smith dan Ragan (1999) dan Model Dick, Carey dan

Carey (2001).

1) THE INTERSERVICE PROCEDURES FOR INSTRUCTIONAL SYSTEMS DEVELOPMENT

(IPISD) MODEL

Prosedur Interservice Instruksional Pengembangan Sistem (lPISD). Model IPISD

memiliki beberapa tingkat detail. Tingkat yang paling sederhana memiliki lima

tahap: analisis, desain, pengembangan, pelaksanakan, dan kontrol. Fase-fase inisub-dibagi menjadi dua puluh langkah, yang dapat dibagi lagi menjadi ratusan sub-

langkah. Bahkan, model IPISD adalah salah satu model paling sangat proses yang

sangat rinci. Bagan berikut ini dapat menggambarkan langkah-langkah IPISD Model

Page 149: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 8

Secara sederhana IPISD model dapat diuraikan dirinci sbb

1. Analisis

1) Menganalisis Pekerjaan

2) Pilih tugas

3) Membangun ukuran kinerja pekerjaan

4) Menganalisis program yang ada

5) menseleksi setting pembelajaran

2 Desain

1) Mengembangkan tujuan

2) Mengembangkan tugas

3) menggambarkan entry behavior

4) menetapkan uruta dan strukur

3. Mengembangkan

1)Tentukan peristiwa belajar

Page 150: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 9

2)Tentukan rencana pengelolaan instruksi & sistem penyampaian

3)Ulasan / bahan yang ada pilih

4) Mengembangkan instruksi

5) Validasi instruksi

4. Melaksanakan

1) Melaksanakan rencana pengelolaan pembelajaran

2) Instruksi Perilaku

5. Kontrol

1) Melakukan evaluasi internal

2) Evaluasi eksternal Perilaku

3) revisi sistem

2) IPDM MODEL ( GENTRY MODEL )Gentry (1994) menciptakan Instruksional Pengembangan dan Manajemen

(lPDM) Proyek Model Model Gentry dibagi menjadi dua kelompok komponen1.Development Components:1) Analisis Kebutuhan -

2) Adopsi -3) Instructional Design

4) Produksi

5) Prototyping.6) Instalasi Produk .

7) Operasi yang sedang berlangsung

8) Satuan Evaluasi Instructional yang sedang berlangsung -

2. Komponen Pendukung:1) Manajemen Proyek

2) Penanganan Informasi

3) Sumber Daya Akuisisi dan Alokasi4) Personil ID Proyek

Page 151: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 10

5) Fasilitas

IPDM model

3. The Dick And Carey Systems Approach Model

Komponen Model Pendekatan Sistem, juga dikenal sebagai Dick dan Carey

Model, adalah sebagai berikut

1. Identifikasi Tujuan Instruksional (s)

2. Melakukan Analisis Instruksional

3. Menganalisis Peserta didik dan Konteks

4. Menulis Tujuan Kinerja

5. Mengembangkan Instrumen Penilaian

6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran

7. Mengembangkan dan Pilih Bahan Ajar

8. Desain dan Perilaku Formatif Evaluasi Instruksi

9. Merevisi Instruksi

10. Desain dan melakkan evaluasi sumatif

Kesepuluh komponen di atas digambarkan oleh Dick dan Carey Model sbb

Page 152: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 11

4. Dorsey, Goodrum & Schwen ModelDorsey, Goodrum dan Schwen (1997) menyebutkan proses mereka dengan

Rapid, Collaborative. Model ini terdiri dari 5 siklus :

1. Penciptaan visi (Create a vision )

2. Eksplorasi prototipe konseptual (Explore conceptual prototypes)

3. Eksperiment

4. Test prototype (Pilot test working prototypes)

5. Impelementasi penuh dengan visi ( Fully implement the evolving vision)

Page 153: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 12

5. DIAMOND MODEL

Diamond Model terdiri dari dua fase disain

1, Tahap Satu: Seleksi Proyek dan Desain

Kelayakan dan keinginan proyek diperiksa

Pilihan yang ideal proyek dibuat

Rencana operasional dikembangkan dengan pertimbangan kendala yang

ada.

2. Phase dua : Production, Implementation, and Evaluation

Bagan Diamond Model

Page 154: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 13

6.SMITH & RAGAN

Model Smith dan Ragan dianggap sangat kuat di bidang pengembangan strategi

instruksional, sehingga efektif, instruksional yang berpusat pada pelajar

Modal ini terdiri dari tiga Fase

1. Analisi

1) Menganalisis lingkungan belajar (menetapkan kebutuhan untuk InStr;

menggambarkan envir belajar untuk InStr)

2) menganalisis peserta didik (menggambarkan karakter stabil peserta didik;

menggambarkan perubahan arang peserta didik)

3) Menganalisis tugas belajar (Lat tujuan InStr appr, menulis tujuan InStr appro)

4) Menulis item-item test

5) Tentukan strategi Instruksional

6) Menghasilkan Instruksi (kembangkan bahan Intruksional

7) Melakukan evaluasi formatif

8)Merevisi instruksional

2. strategi,menetapkan hal-hal sbb:

1) strategi organisasi

2)strategi penyampaian

3) strategi pengelolaan, selanjutnya

4) tulis dan produksi instruksional

3.Evaluasi

1) melakukan Evaluasi Formativ

2) merevisi instruksional

Page 155: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 14

C. Product-Oriented Model (Model Yang Berorientasi Pada Produk)

Model-model -Berorientasi pada produk, secara alami, terutama berfokus pada

menciptakan produk instruksional. Produk-produk instruksional mungkin untuk

belajar-sendiri, pelatihan berbasis komputer secara mandiri, atau bahan lain yang

dapat digunakan oleh siswa dengan sedikit bimbingan.

Model yang berorientasi pada produk biasanya mengasumsikan jumlah produk

yang akan dikembangkan akan tercipta beberapa jam. atau mungkin beberapa

hari. Sejumlah front-end sebuah model yang berorientasi produk dapat bervariasi.

tetapi sering diasumsikan produk yang canggih seraca teknis akan diproduksi.

Pengguna mungkin tidak memiliki kontak dengan para pengembang kecuali selama

Page 156: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 15

uji coba prototipe. Prototype dibuat dalam beberapa model, interaksi dari awal

dan terus menerus dengan pengguna adalah adalah ciri utama dari proses.

1. Model pengembangan produk ditandai dengan empat asumsi utama:

Produk instruksional yang dibutuhkan

2. sesuatu yang perlu diproduksi (bukan dipilih atau dimodifikasi)

3. Uji coba dan revisi

4. produk harus digunakan oleh peserta didik sendiri, sebagai produk yang

berdiri sendiri

Lima model model-model yang berorientasi pada produk yaitu Bergman and

Moore (I990), de Hoog, de Jong and de Vries (I994),Bates(1995), Nievcen (1997),

and Seels and Glasgow (1998).

1. Bergman And Moore (I990)

Bergman dan Moore (1990) menerbitkan model secara khusus dimaksudkan untuk

memandu dan mengelola produksi produk multimedia interaktif. Yang menjadi

dsar untuk pengulsan ini adalah fokus ini pada mengelolaan proses ID model.

Meskipun model mereka termasuk referensi khusus untuk video interaktif (IVD)

dan produk multi-media (MM), umumnya berlaku untuk berbagai teknologi tinggi,

produk yang lebih baru pembelajaran interaktif.

Model Bergman dan Moore berisi enam kegiatan utama:

Analisis, Desain , Pengembangan ,Produksi, Pengarang, Dan validasi. Setiap

spesifikasik Kegiatan meliputi Input, penyampaian (Output), Dan Strategi Evaluasi.

1) Analisis

Tahap analisis, seperti semua tahapan lain dimulai dengan pandangan mendalam

pada masukan, yang pada fase ini adalah proposal proyek. Sepanjang tahap

analisis, manajer proyek mencoba untuk memahami tujuan sebenarnya dari

Page 157: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 16

proyek, menghabiskan waktu dan sumber daya untuk melakukan analisis alternatif

masalah yang ia telah digunakan untuk memecahkan melalui produksi produk

multi-media. Deliverable dari tahap analisis adalah dokumen deskripsi aplikasi.

Dokumen ini berfungsi sebagai gambaran umum manajer proyek dari proyek yang

desain rinci akan dikembangkan. Langkah terakhir dalam tahap analisis adalah

evaluasi.

2) desain

Setelah persetujuan sponsor, manajer proyek memandu tim produksi ke dalam

tahap desain. Memiliki sama tiga sub-tahap sebagai tahap analisis, tahap desain

dimulai dengan penelaahan terhadap masukan, yang dalam hal ini adalah aplikasi

dokumentasi deskripsi dari tahap analisis. Tahap desain morphs aplikasi dokumen

deskripsi dalam rencana yang lebih lengkap untuk pengembangan media.

Deliverable dari fase desain belum dokumen lain yang disebut dokumen desain.

Dokumen ini dimulai dengan desain tingkat tinggi, rencana luas yang mencakup

seluruh proyek. Dari sini, manajer proyek memfasilitasi penciptaan dokumen

desain rinci yang memisahkan proyek dalam sub-proyeknya. Bagian akhir dari

tahap desain sekali lagi evaluasi kiriman desain.

3) Pengembangan

Dalam tahap pengembangan, seluruh proyek dijelaskan di atas kertas di mana

tujuannya adalah untuk membuat dokumen yang dapat diproduksi menjadi konten

yang disebut dokumen producible. Selama analisis input dari tahap

pengembangan, manajer proyek membantu tim produksi menggabungkan

deskripsi aplikasi dan dokumentasi desain ke dalam diagram alir produksi yang

komprehensif. Diagram alir dikembangkan lebih lanjut menjadi storyboard untuk

keseluruhan proyek membantu manajer proyek mencapai kohesi antara semua

proyek dan sub-proyek. Kiriman dari tahap pengembangan adalah dokumen

producible yang ketika diberikan kepada pengembang yang tepat akan dibangun

Page 158: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 17

ke konten multi-media yang sebenarnya. Sebelum produksi, storyboard, script,

karya seni dan rincian lainnya harus disepakati.

4.) Produksi

Setelah dokumen yang dapat diproduksi telah dianggap kohesif, sekarang saatnya

untuk membawa mereka ke kehidupan. Tahap produksi adalah di mana script,

papan cerita, karya seni dll menjadi media yang nyata. Jika dilakukan dengan

benar, pekerjaan membosankan dari fase sebelumnya akan membuat produksi

media baik waktu dan biaya-ramah. Langkah pertama dari fase produksi, tentu

saja, menganalisis input..

5) Pengarang

Setelah produksi dari banyak sub-proyek individu, fase authoring adalah tempat

sub-proyek digabungkan menjadi bentuk akhir, diuji dan disetel sesuai dengan

dokumentasi yang dibuat dalam fase sebelumnya. Referensi dokumen aplikasi,

dokumen desain, diagram alur dll membantu manajer produksi mencapai

konsistensi dan kualitas dalam produk akhir

6) Validasi

Tahap akhir dari model Bergman dan Moore untuk mengelola proyek video /

multimedia interaktif adalah tahap validasi. Pada fase ini produk multimedia

dimasukkan melalui pengujian yang ketat untuk membuktikan bahwa media yang

dikembangkan memenuhi tujuan yang ditetapkan oleh sponsor proyek. Melalui

ulasan penonton formal, terjadi di lingkungan yang sama dengan yang ditujukan

untuk produk akhir, tim produksi mampu menunjukkan bahwa tujuan obyektif

untuk proyek tersebut telah ditangani. Kiriman dari fase validasi adalah daftar

Page 159: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 18

perbaikan yang direkomendasikan untuk proyek bersama dengan laporan validasi

yang menggambarkan efektivitas proyek berdasarkan proses pemeriksaan.

2. DE HOOG, DE JONG AND DE VRIES (1994)

Model ini menggunakan "prototyping cepat" seperti struktur web-. Melibatkan

terjalinnya metodologi, produk dan alat-alat yang termasuk kedalam lima produk

parsial:

1) model konseptual

2) model operasional

3) model pembelajaran

Page 160: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 19

4) Model antarmuka

5) Model learner

De Hoog, de Jong dan de Vries (1994) membuat model untuk mengembangkan

simulasi dan sistem pakar. Mereka melaporkan bahwa model mereka sangat

dipengaruhi oleh model spiral Boehm tentang pengembangan perangkat lunak

computer.model ini mendasari dasar dari de Hoog, de jong dan de Vries Model

protoryping cepat, ketersediaan alat komputer untuk memfasilitasi pengembangan

prototipe dan dan lainya, dan "struktur web" untuk elemen yang dibutuhkan yang

harus dipertimbangkan ketika membuat simulasi. Penekanan penciptaan model

yang "terjalinnya metodologi, produk, dan alat-alat memerlukan pendekatan yang

komprehensif," bahwa jika tidak diikuti "mungkin akan melahirkan produk yang

lebih jelek " (de Hoog. De Jong dan de Vries. 1994, hal. 60 ).

Model ini menggambarkan model mereka seperti strucrure web yang meliputi

lima produk parsial: model konseptual. Model operasional, model pembelajaran.

Model antarmuka dan Model pelajar. Produk-produk parsial dianggap sebagai

bagian dari pengembangan keseluruhan dan merupakan fitur penting yang

mendasari simulasi atau system pakar yang dapat dikembangkan oleh anggota tim

yang berbeda. Meskipun tidak secara khusus dinyatakan oleh penulis. kita

menafsirkan deskripsi mereka berarti bahwa produk-produk parsial dapat

beragam, tergantung pada produk secara keseluruhan sedang dikembangkan.

Terpancar dari web yang menyajikan seluruh produk berperran sebagai sumbu

untuk masing-masing produk parsial yang ada sekitat spiral development

dari empat komponen: kepatuhan, qualiry, inregrarion, dan specificiey. Sumbu ini

disebut pengembangan lokal. Dengan demikian. memahami model. perlu untuk

Page 161: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 20

berpikir dalam tiga dimensi, dengan spiral mengambil tempat secara bersamaan di

sekitar sumbu dan dengan kelengkapan produk secara bertahap dengan

melahirkan produk parsial menjadi lebih lengkap.

Garis putus-putus pada model mereka mewakili sifat saling tergantung dari

konseptual. operasional. instruksional, antarmuka dan model pembelajar dan

kebutuhan untuk mempertimbangkan bagaimana keputusan di satu area

kemungkinan akan mempengaruhi yang lain. Garis-garis ini juga menunjukkan sifat

yang muncul dari produk akhir. Spiral di sekitar setiap sumbu (hanya satu yang

ditunjukkan pada Gambar merupakan prototipe yang terjadi terkait dengan

kepatuhan, qualicy, integrasi, dan spesifisitas komunikasi menunjukkan penulis

terus memperbaiki dan menerapkan model mereka.

3. Bates Model (1995)

Model Bates disebut desain system front-end memiliki empat fase: kursus

pengembangan garis besar, pemilihan media , pengembangan produksi

bahan,dantivitas

Page 162: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 21

4. The Nieveen (Or Cascade) Model

Nieveen (1997) menerbitkan model ID dengan tujuan jangka panjang dari

upaya ini adalah untuk menghasilkan beberapa versi kinerja elektronik sistempendukung berbasis komputer (EPSS) untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi

pengembangan materi kurikulum.Model Nieveen 's telah digunakan untuk

membuat bahan pelajaran dan kursus untuk distribusi ke sekolah-sekolah diseluruh Belanda. Bahan-bahan ini biasanya akan mencakup bahan pelajar, yang

mereka mungkin langsung berinteraksi, dan bahan-bahan pendukung untuk

menjamin keberhasilan pelaksanaan oleh guru.

Kualitas diukur dari sisi validitas (bahan dibuat berdasarkan pengetahuandan secara internal konsisten), kepraktisan (pengguna dapat dan dan jangan

menggunakan bahan seperti yang dirancang), dan efektivitas (peserta didik

Page 163: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 22

menikmati materi sebagaimana yang dimaksud dan mencapai tujuan yang

dimaksudkan ) Definisi kualitas berpegang pada perbedaan yang dibuat dalamliteratur tentang perspektif yang berbeda tentang apa yang dimaksud

kurikulum.The dimulai dengan researeh awal seperti apa yang dibutuhkan dandiakhiri dengan evaluasi sumatif. Namun, di antara kegiatan penyokong ini,

proses pengembangan berlangsung melalui beberapa siklus berulang, masing-masing terdiri dari analisis, desain dan kegiatan evaluasi formatif. Model ini

menggambarkan proses berulang-ulang ini memiliki empat tingkat, namun pada

kenyataannya setiap siklus mungkin memiliki beberapa yang berulang untukmencapai tingkat kualitas yang diperlukan. Riset awal mungkin tidak menjadi

bagian dari setiap proyek karena mungkin telah dilakukan sebelumnya pada skala

yang lebih besar, dengan hasil yang diterapkan pada serangkaian upayapengembangan yang lebih kecil. Dengan asumsi riset awal menunjukkan

pengembangan yang harus dilakukan dan dana yang tersedia, sikluspengembangan pertama meliputi menciptakan dan formatif mengevaluasispesifikasi desain. Hal ini dilakukan terutama oleh tim desain. Selama sikluskedua, bahan global yang diciptakan, dengan evaluasi yang sebagian besar

dilakukan oleh penilai ahli. Selama siklus ketiga, bahan yang dirancang sebagian

disusun dan penilaian ahli dan uji coba skala kecil dilakukan. Selama siklusterakhir, bahan lengkap disiapkan dan dilakukan penilaian ahli, pengujian

kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar. Evaluasi sumatif terjadi setelah

bahan telah dirilis untuk penggunaan umum dalam berbagai pengaturan

Page 164: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 23

5. SEELS AND GLASQOW (1998)

Seels dan Glasgow (1998) menyajikan ISD Model Untuk Praktisi (lihat gambar)

Seels dan Glasgow membandingkan model untuk beberapa orang lain, termasuk

beberapa kerangka generik ADDIE. Seels dan Glasgow menyimpulkan bahwa

model disusun dalam tiga tahap manajemen: manajemen kebutuhan analisis ,

manajemen desain instruksional, dan manajemen implementasi dan evaluasi.

Secara lebih rinci model ini disusun kedalam tiga phase managements:

1) Manajemen Analisis Kebutuhan - penilaian kebutuhan untuk tujuan,

analisis kinerja untuk kebutuhan instruksional, & analisis konteks untuk

hambatan, sumber daya, dan karakteristik peserta didik

2) Manajemen Desain Instruksional - analisis tugas, analisis instruksional,

tujuan dan tes, strategi pembelajaran dan sistem penyampaian,

pengembangan bahan dan evaluasi formatif, dengan umpan balik yang

terus-menerus dan interaksi

Page 165: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku- 2015 24

3) Pelaksanaan evaluasi dan manajemen - mempersiapkan materi pelatihan,

menawarkan pelatihan kepada pengguna, dan melakukan evaluasi sumatif

Page 166: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 1

Tugas 3 Resume buku ke 7.

Teknologi Pendidikan Dalam Pendidikan Jarak Jauh/Atwi Suparman.Jakarta:UT,2014

Bab 6 (“Aplikasi Konsep Teknologi Pendidikan dalam Pendidikan Jarak Jauh”,

(Hal 142-173)

Pembahasan bab ini bagimana aplikasi konsep teknologi Pendidikan dalam

pendidikan jarak jauh. Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan jarak jauh dapat

terselenggara melalui dukungan dengan berbagai faktor teknologi pembelajaran

yang berbasis teknologi tepat guna.

A. Fungsi Desain atau Pengembangan Pembelajaran.

Dalam pembelajaran semua sumber belajar yang tersedia dilapangan itu dapat

dikembangkan dan dipergunakan menjadi bahan pembelajaran dalam pendidikan

jarak jauh. Melalui proses desain dan pengembangan pembelajaran, sumber

belajar yang tersedia dilapangan itu menjadi bahan baku yang dapat dikelola untuk

menghasilkan bahan pembelajaran yang sesuai untuk pendidikan jarak jauh ( PJJ).

Bahan pembelajaran pendidikan jarak jauh mempunyai berbagai ciri sebagai

berikut:

1. Self Intructional. Karateristik bahan pembelajaran yang dapat dipelajari

secara mandiri tanpa tergantung pada bantuan pihak lain misalnya

Pengajar.

2. Self Explanatory power. Karakteristik bahan pembelajaran yang mampu

menyajikan materi dengan jelas sehingga peserta didik tidak membutuhkan

bantuan penjelasan lebih lanjut dari sumber belajar lain.

Page 167: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 2

3. Self Paced learning. Karakteristik bahan pembelajaran yang memungkinkan

dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan kecepatan belajar masing-

masing.

4. Self Contained.Karakter bahan pembelajaran yang berisikan materi secara

lengkap sehingga peserta didik tidak harus belajar dari sumber belajar lain.

5. Individualized.Karakteristik bahan pembelajaran yang memungkinkan

peserta didik belajar menurut gaya masing-masing.

6. Communicative and Interactive.Ciri bahan pembelajaran yang mudah

ditangkap oleh peserta didik dan digunakan secara interaktif antara dirinya

dengan pengajar.

7. Multimedia Computer based materials.Ciri bahan pembelajaran yang

menggunakan lebih dari satu media dan dikemas menjadi satu berbasis

komputer

8. Supported by tutorials and study groups.Ciri bahan pembelajaran yang

digunakan pendidikan jarak jauh selalu didesain dengan dukungan kegiatan

tutorial atau kelompok belajar

B. Fungsi Manajemen Pembelajaran

Fungsi manajemen pembelajaran adalah salah satu fungsi utama dari

teknologi pendidikan. Di dalamnya meliputi manajemen pembelajaran

dikelas seperti manajemen pembelajaran dikelas seperti manajemen

diskusi kelompok, manajemen proses belajar mengajar yang menggunakan

setiap mode atau pendekatan.

C. Fokus Pada Peserta Didik. Tujuan , Proses, dan hasil Belajar serta

Peningkatan Kinerja. Salah satunya Karakteristik teknologi pembelajaran

adalah fokus berpusat atau Berpusat atau berpusat pada peserta didik.

Suatu pembelajaran mengandung tujuan.

Page 168: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 3

D. Penggunaan Sumber Belajar Dalam Skala Luas. Penggunaan sumber

belajar dalam skala luas merupakan salah satu prinsip utama dari teknologi

pendidikan. Pemilihan metode dan media pembelajaran memperhitungkan

variasi kegiatan pembelajaran harus yang menarik bagi peserta didik.

E. Penggunaan Pedekatan Sistem. Pendekatan system( system approach)

didalam dunia pendidikan diadaptasikan dari konsep yang sama pada

sistem persenjataan di Amerika. Dalam pembelajaran pendekatan system

mempunyai komponen pengindentifikasi masalah, pengembangan strategi,

bahan pembelajaran serta pengevaluasi bahan tersebut..

F. Fungsi Studi dan Praktek Etis. Studi mengandung pengertian semua upaya

penelitian dan kajian lain seperti Fokus group discussion, seminar ilmiah,

workshops, kunjungan studi, konferensi, dan semacamnya. Praktek etis

adalah kegiatan pembelajaran yang bukan saja bermanfaat untuk

meningkatkan hasil belajar atau meningkatkan kinerja, tetapi juga sesuai

dengan sistem nilai kehidupan manusia dan masyarakat.

G. Teknologi dalam Pendidikan Jarak Jauh.Karakter pendidikan jarak jauh

menggunakan desktop two-way audio video dengan computer multimedia

berikut dengan camera dan microphone serta koneksi jaringan kecepatan

tinggi ( high-speed net work connection) disamping menggunakan teknologi

yang telah muncul sebelumnya.

1. Teknologi Tepat Guna

Teknologi meliputi perangkat keras ( hard ware) dan perangkat lunak ( soft ware).

Perangkat keras berbentuk mesin sperti alat perekam( recorder) suara dan

gambar, kamera , over head proyektor(OHP), dan komputer, sedangkan perangkat

lunak berbentu bebagai prosedur desain dan pengembangan, manajemen dan

evaluasi instruksional serta berbagai jenis aplikasi teknologi informasi dan

Page 169: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 4

komunikasi (TIK), operating system, dan moodle yang memungkin isi pendidikan (

contens) disimpan, dikemas, dan dimunculkan ( retrieved)

Pengalaman penulis (Prof Atwi Suparman)

Dalam penyelenggaraan Universitas Terbuka, berbagai ketrampilan sangat

dibutuhkan oleh pengelola pendidikan jaraj jauh:

a. Pengembangan sistem organisasi dan pengelolaan.

b. Pengorganisasian operasi berbagai lembaga yang terlibat sebagai mitra dalam

penyelenggaraan pendidikan jarak jauh seperti PT Pos dan Giro serta lembaga

pendidikan lain, baik formal maupun non formal

c. Pengembangan , produksi dan reproduksi bahan ajar yang sesuai dengan

kebutuhan belajar jarak jauh.

d. Pengembangan sistem distribusi bahan ajar ke daerah-daerah yang meliputi

penggudangan, pengepakan, dan pengiriman.

e. Pengembangan ujian, baik pengembangan bank soal maupun sistem

penyelenggaraan diseluruh dunia.

g. Pengembangan sistem komputerasi data

h. Pengembangan sistem tutorial dan praktikum.

i. Pengembangan sistem komunikasi yang menghubungkan pengelola pusat dan

daerah, pengelola dan siswa, serta antar siswa.

Perbedaan kemajuan teknologi ciri perbedaan antara negara maju dan negara

berkembang. Semakin maju suatu negara , semakin canggih dan mutakhir

teknologi yang digunakan. Dalam bentuk fisik, teknologi itu berbentuk mesin

seperti satelit, computer, pesawat terbang, alat-alat laboratorium dan lain-lain.

Teknologi diasosiasikan dengan kata mesin.

Page 170: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 5

Hoban( 1965) mengartikan teknologi sebagai suatu organisasi yang kompleks dan

terpadu yang terdiri dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur dan manajemen.

Teknologi tidak terbatas kepada mesin saja, tetapi meliputi seluruh proses yang

sistematik untuk memecahkan masalah-masalah praktis.

Kemudian, tahun 1960 an istilah tersebut berkembang menjadi teknologi

pendidikan, yang diartikan sebagai proses yang kompleks dan terpadu untuk

memecahkan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dalam

proses tersebut terlibat orang, prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk

menganalisis mencari pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola

pemecahan masalah itu sendiri.

Didalam pembelajaran Pendidikan jarak jauh kemampuan berbagai media

dibutuhkan

1. Media mampu memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh

mata maka diperlukan film tentang perkembangan sel atau virus.

2. Media mampu menyajikan benda yang terletak jauh sekali sehingga peserta

didik

dapat melihat melalui media ( isi perut bumi, salju, candi borobudur)

3. Media mampu menyajikan peristiwa yang rumit, berlangsung sangat cepat (

operasi

Jantung, gunung krakatau atau terjadinya gol)

4. Media meningkatkan daya tarik pelajaran seperti penggunaan gambar atau

video

5. Media meningkatkan sistematika pengajaran seperti power point, komputer

dll

Page 171: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 6

Tabel 2

Kemampuan setiap Jenis Media dan Medan Belajar yang dapat digunakan

Macam belajar

Jenis mediainstruksional

BelajarInformasi

faktual

Belajarpengalaman

BelajarKonsep

Prinsip &aturan

Belajarprosedur

MenyajikanKetrampilan

PersepsiGerak

Mengembang-kan Sikap, opini

dan motivasi

Gambar

diam

Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Rendah

Gambar

bergerak

Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang

Televisi Sedang Sedang Tinggi Sedang rendah Sedang

Objek Tiga

dimensi

Sedang Tinggi rendah Rendah rendah Rendah

Rekaman

Audio

Sedang rendah Rendah Sedang rendah Sedang

Programmed

Intruction

Sedang Sedang sedang Tinggi rendah Sedang

Demonstrasi Sedang Sedang Rendah Tinggi Sedang Sedang

Buku Teks

tercetak

Sedang rendah Sedang Sedang Rendah Sedang

Sajian Oral Sedang rendah sedang sedang rendah sedang

Page 172: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 7

Ada enam kriteria pedoman memilih media atau jenis belajar yang terkadung

dalam tujuan instruktisional:

1. Kesesuaian dengan macam atau jenis belajar

2. Biaya yang lebih murah dalam pembelian atau pemeliharaan

3. Ketersediaan media

4. Kesusaian karakteristik siswa atau kemampuan peserta didik.

5. Kepraktisan dalam penggunaan. Media yang baik adalah media yang dapat

Digunakan dimana saja dan oleh siapa saja.

Pengambil keputusan menetapkan dahulu jenis media yang akan digunakan,

kemudai pengelola pendidikan jarak jauh memanfaatkan.

Resume bab 12

Bab ini membahas prosedur sistematis mengembangkan bahan istruksional jarak

jauh menggunakan konsep, prinsip, dan prosedur desain instruksional.

A. Desain Instruksional dalam Teknologi Pendidikan

Di dunia dikenal lebih dari 100 model desain instruksional, diantaranya

Design of an Instructional System (Banathy, 1968), The Systematic Design of

Instruction (Dick, carey, and carey, 2009), The ADDIE Aproach (Branch, Robert

M., 2009), dan Model Pengembangan Instruksinal (MPI, Atwi Suparman, 2012)

Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah dalam MPI.

B. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Pembelajaran Jarak Jauh Model MPI

1. Mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan tujuan instruksional umum

2. Melakukan analisis instruksional

3. Mengidentifikasi kemampuan dan karakteristik awal peserta didik

4. Mermuskan tujuan instruksional khusus

Page 173: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 8

5. Membuat tes acuan patokan

6. Menyusun strategi instruksional

7. Mengembangkan draf awal bahan pembelajaran

8. Melakukan efaluasi formatif terhadap draf awal sehingga menjadi bahan

pembelajaran yang siap digunakan dilapangan

9. Implementasi, evaluasi sumatif, dan difusi inovasi yang buka merupakan

bagian dari desain instruksional namun sebagai tiga tahapan lebih lanjut

dari proses pengembangan bahan pemebelajaran

1. Mengidentifikasi kebutuhan dan merumuskan tujuan instruksional umum

1) Kebutuhan pembelajaran: Kesenjangan kompetensi atau prestasi

belajar peserta didik saat ini dibandingkan kompetensi dan prestasi yg

diharapakan.

2) Disebabkan oleh kekurangan pengetahuan, kekurangan keterampilan

fisik, kekuranagan sikap perilaku peserta didik.

3) Kesenjangan kompetensi bukan disebabkan oleh kurangnya sarpras,

kurangnya motivasi, kurangnya insentif

4) Kesenjangan kinerja atau prestasi belajar disebut masalah bila volume

atau cakupan besar, bobotnya signifikan atau penting, bila tidak diatasi

dapat mengganggu sistem organisasi secara keseluruhan.

5) Dalam proses tersebut terungkap secara jelas kompetensi yg

diharapkan dan sekaligus acuan dalam merumuskan tujuan

pembelajaran umum

2. Melakukan Analisis Instruksional.Merupakan proses penjabaran atau

memecah kompetensi umum menjadi kompentensi khusus dan sekaligus

mengidentifikasi hubungan atau kaitan antar kompetensi khusus

3. Mengidentifikasi kemampuan dan karakteristik awal peserta didik

.Hasilnya menunjukkan dua hal penting yaitu kompetensi yang sudah

Page 174: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 9

dikuasai sebelum mengikuti pembelajaran dan ciri-ciri peserta didik

yangberkaiatan dg kebiasaan atau gaya belajar

4. Merumuskan tujuan instruksional khusus. Berisi daftar kompetensi khusus

yg perlu dipelajari oleh peserta didik. Daftar tersebut diperoleh dari daftar

kompetensi khusus yg dihasilkansetelah melakukan analisis pembelajaran

dikurangi kompetensi khusus yg sudah dikuasai peserta didik sebelum

mengikuti pembelajaran

5. Membuat tes acuan patokan. Menyusun alat penilaian hasil belajar

berdasarkan tujuan pembelajaran

6. Menyusun strategi instruksional. Menyusun strategi pembelajaran

berdasarkan satu atau sekelompok tujuan

pembelajaran yg berisi lima komponen :

1) Urutan kegiatan pembelajarn yg terdiri dari pendahuluan, penyajian,

penutup.

2) Pokok bahasan dan subpokok bahasan yg menunjukkan materi

setiap kegiatan pembelajaran

3) Metode pembelajaran sesuai yang sesuai untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Metode pembelajaran ini mempunyai langkah-

langkah (sintaks) yg sejalan dengan langkah-langkah penyajian.

4) Media dan alat yg dibutuhkan dalam setiap urutan kegiatan untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan media sangat penting

dan harus spesifik ter utama PJJ yg menggunakan multimedia atau

pendekatan blended/hybrid learning. Spesifikasi multimedia yg

digunakan harus dideskripsikan secara rinci

5) Waktu yg dibutuhkan peserta didik pada setiap kegiatan

pembelajaran agar tujuan pembelajran tercapai

Page 175: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 10

7. Mengembangkan draf awal bahan pembelajaran. Mengembangkan

bahan pembelajaran berdasrkan startegi pembelajaran dan alat penilaian

hasil belajar. Berbentuk media cetak dan atau non cetak sesuai dengan

jenis media yg tercatum dalam startegi pembelajaran

8. Melakukan evaluasi formatif draf awal sehingga menjadi bahan siap

digunakan di lapangan. Menyusun desain dan melaksanakan evaluasi

formatif yg terdiri dari 4 tahap :

1) One-to-one dg pakar

2) One-to-one dengan peserta didik

3) Evaluasi kelompok kecil (small group)

4) Uji coba lapangan (field trial)

9. Implementasi, Evaluasi sumatif, difusi inovasi. Melaksanakan

pembelajaran,melakukan evaluasi sumatif, dan mendifusikan bahan

pembelajaran sebagai produk inovasi

C. Desain Instruksional Sebagai Pekerjaan Kelompok.Pekerjaan mendesain

pembelajaran melibatkan enam keahlian

1. Keahlian pendesain instruksional

2. Keahlian penguasaan materi

3. Ahli tes dan pengukuran

4. Praktisi Profesional produksi media audio-visual

5. Ahli desain grafis

6. Ahli bahasa

Page 176: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 11

D. Penilaian Hasil Belajar Pembelajaran Jarak Jauh

1. Maksud penilaian

2. Hubungan penilaian hasil belajar dengan tujuan pembelajaran

3. Empat kategori alat penilaian hasil belajar: tes obyektif (MC, B_S, Jawaban

singkat, menjodohkan), tes karangan (subjektif pemeriksa, mengurangi

subjektifitas mengguakan pointer konsep-konsep kunci yg harus ada),

model jawaban, jawaban dibandingkan dg pointers atau model jawaban,

checklist (tes kinerja), skala sikap (penilaian sikap, Standar Rating Scale,

Bahaviorally Anchred Rating Scales/BARS, Numerical Rating scale,Semantic

Differential Scale, Graphic Rating Scale, Likert Rating Scale ), dan strategi

penilaia.

4. Langkah-langkah penilaian hasil belajar :

1) Menentukan maksud penilaian

2) Mengembangkan spesifikasi alat penilaian (blue print)

3) Menulis butir tes & alat penilaian lain

4) Merakit alat penilaian

5) Melaksankan penilaian

6) Memberikan skor dan menafsirkan hasil penilaian

7) Menggunakan hasil penilaian sesuai dg maksud penilaian

5. Stategi penilaian: online, asynchronous dan synchronous communication,

portofolio (makalah dan produk multimedia), kombinasi kertas dan

multimediaPBA, game and simulation, graphic organizer,ongoing non

graded assement, balancing flexibility and structure, using scoring

rubrics, kolaborasi antar peserta didik, kesulitan teknis, da

E. Rangkuman. Secara akademik legitimasi penggunaan konsep, prinsip dan

prosedur desain instruksional dalam PJJ ditandai dengan terbitnya buku

Teaching and learning at aDistance pada tahun 2012. 5 buku tersebut

diadaptasi model The Systemic Design of Instruksion (Model Dick and Carey).

Page 177: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 12

Kelebihan model tersebut adalah tahapan evaluasi formatif sangat sistematik

dan memenuhi ciri penelitian ilmiah

F. Glosari

Desain instruksional : Kegiatan sistematik yang terarah pada penciptaan

sistem pembelajaran melalui proses menganalisis, mengembangkan,

melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran; juga dikenal sebagai desain

sistem pembelajaran

Page 178: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 1

Instruction Design for Distance learning

Why Plan for Teaching ata Distance?

• An Instracutional design has to consider all aspects of intstracutionalenvironment.

• To be viewed as a SYSTEM

• The instructors, The learners, the materials and thetechnology

• The instrcutional systems design model (dick and carey)

• Systematical process

• When isntructionis designed within a system, Learning occurs

• Instructional design is considered as the intellectualtechniques of the professional who isresponsible forappropriate application of technology to teaching and learningprocess.

• A critical part of the process is to consider the components ofa successful learning system. (these components are thelearners, the content, the method and materials, and theenviroment including technology).

• Because of the emphesis on planning and revising, well-design instruction is repeatable or reuseable.

Planning for instruction at a Distance

Faculty should to the preparation on distance learning

Tugas.3-Bab.5 (149-191)

teaching and learning at a distance foundationsof distance education.fifth edition/SharonSmaldino/Person-2012

Page 179: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 2

• The focus of instruction shifts to visual presentation, engagedlearners

• Illustrate key concepts using tables, figures and other visualrepresentation

• Plan activities that encourage interactivity at all the sites

• Plan activities that allow for student group work

• Be prepared in the event that technical problems occur.

Issues to address in the planning processWho are the larners?

• Taking time to leArn about the learners in the class yield amore productive learning environment

• Analyze the general abilities of the class

• Anaalyze of the congnitive abilities of the class allowsthe instrcutors to observe how students relate to thecontent of the lesson

• Can be done by using pretest or portofolio reviews

• By knowing more about the learners, the instructor candevelop supporting materials to individualizeinstruction.

• Analyze potential for learner interactivity

• Student who are less social may find disntanceeducation enviroment more comfortable for them

• When design well can encourage group collaboration

• Threaded discussion: the instruction post questionsrelated to reading, viewing and listening toassignments then learners post comments in adiscussion area. Rule of thumb: the instructor shouldpost once for every 4-5 student postings.

• Understanding learning characteristics (age, culture,backgrund, interests, educational level)

Page 180: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 3

• Help learner understading the context of the learningexperience (orienting context-purpose to be in the course,instructional context-schedule instruction accodingly to thierwork schedule and transfer context-what skills they need)

• Examine The nature of content and the sequence

• Time constraints (the scope of the content for a course need to besuffiecient to ensure the entire learning experience will lead todesired outcomes.

• Goals and objectives for the instracution

• Given........(the condition under which the learning occur)

• The learner will ......(meet some predetermined level ofperformance)

• According to......(a minimum standard)

• The strategy – A student-centered Approach

• Because the separationof learners from instructors,requiresstudents to take more responsibility for learning.

• Such as active learning, discovery information, self-learning

• Media Selection

• Ready-Made madia traditional classroom may need to beadapted, modified to accomodate the technologies involved(enlarged, enhanced to be seen by learners at distance)

• Visualizing Information

• Visuals help learners by simplifiying information (Diagrams,Charts often make it easier to understanding complex indeas

• Rule of thumb for using text (use a large font,use san serif fnt,use few words per line text, used few lines of text per visual,use combination upper dan lower cases, and use plenty ofwhite space to enhace the readability

• Rule of thumb using color is the contrast (dark backgroundand light lettering or vice versa)

• Technology

• Televised distance learning

Page 181: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 4

• Things to be concerned are time, switching buttom,cameras (what to be seen) and the failure of thesystem (technical glitch)

• Internet based learning

• Thing to be concerned layout, learners’ undertasing oftechnology being used, and the failure of system(technical glitch)

• Resoruces

• Must be avaiable and accessable to the learners.

• CMS – Internet based software that manages student enrollment,track student performance and create andd distrubutes corusecontent.

• Not free (blackboard, webCT)

• Free-Open soruces (Sakai Project, Model: Check it atEdupost)

• Linear designed Instruction (based on linear programmed instrcution,before the learners permitted to continue to next topic within amodule or next module within a unit they must complete theassessment which demonstrate the understading of the learningobjectives)

• Branched-designed Instruction (the same except more sophisticatedassessment – can move to higher module if pass the assessment orvice versa)

• Hypercontent designed Intstruction (learners can move from outtopic to another as please but still within the same module. Aftercompleting the module a learner can move to the next module)

• Learner-directed designed Instruction (No ristriction at all to movewithin a module or among the modules.

• The cost effectiveness of the system

• The opportinity cost of alternative systems and methods

• The availability of technology to the provider and the learners

• The grographical location of the learners

Page 182: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 5

• The comfort level of learners with any technology that is used

Unit Model Topic (Recommendations for Distance DeliveredInstruction)

• Unit is a significant body of knowledge tht represents a majorsubdivision of coruse’s content. Often one coruse will represent 3-4weeks of instruction. Example “Descrpitive Statsitics”

• Module is a major subdivision of a unit. It is a distinct component of aunit. Usually devided by 3-5 modules per unit. Example: statisticalassumption, measure of central tendancy, and measure of variation

• Topic is an important supporting idea that explain, clarifies or supprota module. A topic would be a lesson or an assignment. Example atopic in module central tendency are mean, median and mode.

• Unit-Module-Topi Guideline

• Each semester Credit – 1 unit

• Each unit = 3-5 modules

• Each module = 3-5 topics

• Each topic

• A typical three credit coruse has 3 unit, 12 modules, 48 topicswith 48 learning outcomes.

• Assessment is defined as the determination and measurement oflearning.

• 1 major assigment per unit

• 1 minor assigment per two to three modules

• A typical three-credit coruse has the following assessment strategy

• 1 examiniation

• 1 ten-page paper

• 1 project

Page 183: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Resume Buku 2015 6

• 3 quizzes

• 3 small assignment

• Graded threaded discustion, email and chats

Page 184: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Desain Model- 2015 1

Pengantar

Model ADDIE (Analyze, Design, Develop, Implement dan Evaluate) model yang sudah banyak

dikenal di kalangan instruksional designer. Landasan filosofis pendekatan ADDIE

menekankan pembelajaran bermakna berpusat pada peserta didik, inovatif, otentik dan

inspiratif, namun tidak memiliki nilai teologis pada tiap langkahnya, sehingga perlu masukan

dimensi teologisnya, agar kegiatan desaign instruksional tidak bersifat sekuler. Penulis

mengusulkan agar penerapan ADDIE model berpusat Pada Allah, sebagaimana terlihata pada

gambar, sebagai tujuan segala sesuatu, dengan mempertimbangkan peserta didik sebagai

khalifah Allah, inovatif, inspriratif dan otentik dan islami itulah makna Allah dalam lingkaran

model. Tujuan model ini adalah untuk memperkenalkan pendekatan baru ADDIE sebagai

landasan proses dalam merancang serta mengembangan desain pembelajaran secara efektif,

dengan memasukkan unsur islam pada setiap phasenya

Langah-langkah Desain Model ADDIE-A

Analyze ( Analisis)

Dalam tahap ini, seorang desainer instruksional melakukan analisis kinerja untuk mengetahui

dan mengklarifikasi apakah terdapat masalah dalam kinerja atau performa dan memerlukan

solusi yang selamat dunia dan akhirat

ANALIZING

DESIGNING

DEVELOPINGIMPLEMENTING

EVALUATING

ALLAH

TUGAS 4

Page 185: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Desain Model- 2015 2

Langkah-Langkah Analisis : 1.) Validasi kesenjangan kinerja : Mengukur kinerja actual sebagai

amal soleh, menetapkan kinerja yang ingin dicapai sebagai wata’a wanu ‘alal birri wa taqwa,

Mengidentifikasi penyebab; 2.) Merumuskan tujuan instruksional : Menggunakan taksonomi

islam: 3. Mengidentifikasi karakteristik peserta didik : Aklak, spiritualitas islami, Kemampuan,

pengalaman, motivasi, Sikap ; 4. Mengidentifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan:

Mengidentifikasi pilihan-pilihan, Pertimbangan waktu, Konten, teknologi, fasilitas dan

manusia, lingkungan islami 5.) Menentukan strategi pembelajaran yang tepat, Pertimbangan

waktu, Biaya keseluruhan; 6.) Menyusun rencana pengelolaan program/proyek

Design ( Desain)

Design (Desain) merupakan tahap setelah proses analisis dimana tahap ini adalah tidak lanjut

atau kegiatan inti dari langkah analisis. Desain disusun dengan mempelajari masalah,

kemudian mencari solusi melalui identifikasi dari tahap analisis kebutuhan pada proses

sebelumnya. Salah satu tujuan dari tahap ini adalah menentukan strategi pembelajaran yang

tepat agar peserta didik dapat mencapai tujuan dalam pendidikan yang selamat dunia dan

akhirat, khususnya dalam mencapai standar kompetensi yang islami telah ditentukan dalam

proses pembelajaran

Tujuan tahap ini adalah memverifikasi kinerja yang akan dicapai dan pemilihan metode tes

yang sesuai. Langkah-langkah umum yang ditempuh dalam mendisain pembelajaran adalah:

1.) Menyusun daftar tugas-tugas sebagai khalifah Allah yang sesuai dengan kebutuhan

sekarang; 2.) Menyusun tujuan kinerja yang hasanah dunia dan akhirat; 3.) Menyusun

strategi yang berahklak karimah ; 4.) Menghitung biaya yang dikeluarkan,dengan menghidari

kemubaziran. Komponen Disain yang digunakan berupa Diagram susunan tugas, Perangkat

pelengkap tentang tujuan pembelajaran yang selamat dunia dan akhirat, Perangkat tes

lengkap, Strategi Tes , Proposal investasi/biaya yang dikeluarkan.

Develop ( Pengembangan)

Setelah terbentuknya desain pembelajaran pada tahap kedua, tahap selanjutnya adalah

development atau tahap pengembangan, dimana desain yang sudah tersusun atau sudah

terbuat kemudian ditindak lanjuti prosesnya melaui uji coba. Apakan desain yang sudah

dibuat tersebut layak untuk digunakan atau tidak. Jika memang desain yang sudah diuji

cobakan tersebut berhasil atau dapat digunakan, maka desain harus dikembangkan agar

Page 186: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Desain Model- 2015 3

lebih baik dan tentunya mendukung proses pembelajaran untuk mencapai tujuannya yang

selama dunia dan akhirat

Tahap pengembangan ini juga harus dikombinasikan atau dipadukan dengan media – media

yang kiranya dapat mendukung pembelajaran. Selain itu, hal – hal yang berada disekitarnya

tentunya harus berhubungan dan mendukung satu dengan yang lainnya. Oleh sebab itu,

pembelajaran akan berjalan dengan baik jika hal yang satu dengan yang lain berhubungn

dengan baik.

Langkah-langah dalam tahapan ini diantaranya adalah: membuat objek-objek belajar yang

sesuai dengan prinsip-prinsip islam(learning objects) seperti dokumen teks , animasi,

gambar, video dan sebagainya yang memenuhi nilai-nilai islam; membuat dokumen-

dokumen tambahan yang mendukung. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat,

membeli, dan memodifikasi bahan ajar.

Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan dan memvalidasi sumber-sumber belajar melalui

1.) Pembentukan konten yang islami; 2.) Memilih dan membentuk media pendukung ; 3.)

Membentuk panduan untuk peserta didik sebagai khalifah Allah; 4.) Membentuk panduan

untuk para guru yang uswatun hasanah; 5.) Menyusun revisi formatif; 5. Membentuk tes

awal dan menyelenggarakannya.

Implement ( Implementasi)

Suatu rencana pembelajaran yang telah dibuat tidak akan kita ketahui hasilnya apabila tidak

ada suatu tindakan yang dilakukan. Adanya tindakan tersebut sangat berarti karena

pembelajaran akan memunculkan hal baru berupa dampak yang dapat dijadikan pengalaman

atau bahkan acuan apabila telah membuahkan hasil, untuk itulah perlu adanya implementasi

yang berarti pelaksanaan atau penerapan dari suatu rencana dimana ini merupakan salah

satu model ADDIE yang menjadi satu kesatuan dengan tahap-tahap sebelumnya sebagai

penyempurna dan cukup berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran.

Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini adalah mempersiapkan dan memasarkannya ke

target peserta didik dengan menyiapkan guru yang uswatun hasanah dan menyiapkan

peserta didik yang taat Allah dan rasulnya

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari

model desain sistem pembelajaran ADDIE. Tujuan utama dari langkah ini adalah 1.)

Page 187: Pengembangan Sistem Instruksional

PSI-Desain Model- 2015 4

Membimbing peserta didik untuk mencapai tujuan selamat dunia dan akhirat atau

kompetensi yang islami; 2.) Menjamin terjadinya pemecahan masalah/ solusi untuk

mengatasi kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh peserta didik. 3.) Memastikan bahwa

pada akhir program pembelajaran, peserta didik perlu memilki kompetensi keyakinan

kepada Allah yang satu, pengetahuan yang islami, ketrampilan, dan sikap yang karimah.

Evaluate ( Evaluasi)

Perencanaan pembelajaran yang disiapkan secara matang akan melewati tahap-tahap

pengembangan model ADDIE ini dengan lancar dan berakhir pada tahap yang disebut dengan

evaluasi (hisab). Evaluasi merupakan tahap dimana tindakan yang dilakukan adalah

bertujuan untuk mengetahui keberhasilan suatu rencana pembelajaran, hal-hal yang

dilakukan guna suksesnya tahap ini tidak semata-mata utuh pada tahap ini saja namun

evaluasi dapat terjadi pula pada tahap-tahap sebelumnya. Dalam pelaksanaan evaluasi

tersebut hendaklah memperhatikan tujuan-tujuan yang hendak dicapai pada awal

perencanaan karena suatu evaluasi atau penilaian memiliki kriteria guna mengetahui

ketercapaiannya sampai batas yang ditentukan atau tidak dan dari kegiatan tersebut

diperlukan adanya informasi dan data-data yang diperlukan dari obyek yang akan dievaluasi

guna kelancaran proses evaluasi.

Tujuan dari fase evaluasi adalah mengukur kualitas dari produk dan proses sebelum dan

setelah pelaksanaan kegiatan. Prosedur utama dari proses evaluasi adalah : 1.) Menentukan

kriteria evaluasi; 2.) Memilih alat untuk evaluasi; 3.)Mengadakan evaluasi itu sendiri dengan

cara yang islami. Hasil dari evaluasi adalah perencanaan evaluasi. Komponen dari

perencanaan evaluasi adalah : Sebuah ringkasan tentang tujuan, alat pengumpul data,

tanggung jawab terhadap waktu dan perorangan/group untuk setiap level evaluasi; Satu set

kriteria penilaian evaluasi; Satu set alat untuk evaluasi.

Demikianlah model EDDIE yang diberi dimensi islam ini dibuat untuk menjadi renungan para

desaigner instruksional, sehingga setiap produk yang diciptakan bertujuan membawa

manauis kepada keselatan dunia dan akhirat

Serang, 1 mei 2015

Hamba Allah