perencanaan pend. ~model pengembangan sistem instruksional

23
“MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL” Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaraan Dosen Pembimbing : Drs. Edi Effendi, MM Disusun Oleh Kelompok II : Asep Sunardi Darto Hanifah Samroh Tuti Alawwiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Haji Agus Salim Cikarang Sekretariat :

Upload: asep-sunardi

Post on 13-Feb-2015

129 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

“MODEL PENGEMBANGAN SISTEM

INSTRUKSIONAL”

Mata Kuliah : Perencanaan Pembelajaraan

Dosen Pembimbing : Drs. Edi Effendi, MM

Disusun Oleh Kelompok II :

Asep Sunardi

Darto

Hanifah

Samroh

Tuti Alawwiyah

Jurusan Pendidikan Agama IslamSekolah Tinggi Agama Islam Haji Agus Salim Cikarang

Sekretariat :Jl. Urip Sumohardjo Kali Ulu RT. 003/001 Desa Tanjungsari Kecamatan Cikarang

Utara 17530 Kabupaten Bekasi

1432 H / 2013 M

Page 2: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan

rahmat-Nya kami dapat menyusun makalah Perencanaan Pembelajaraan.

Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Besar kita, Nabi

Muhammad SAW yang telah membawa umatnya menuju jalan yang diridhoi Allah

SWT.

Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen bidang studi

Perencanaan Pembelajaraan yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah

ini. Juga kami ucapkan banyak terima kasih pula kepada teman – teman yang telah ikut

membantu dalam penulisan makalah ini.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat khususnya bagi

penyusun, umumnya bagi pembaca. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya

membangun sangat kami butuhkan guna menyempurnakan makalah – makalah kami

selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Cikarang, 16 April 2013

Penyusun

Page 3: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ..................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Pengembangan Sistem Instruksional ............................................... 2

2.2 Dasar Pengembangan Siatem Instruksional ................................................ 3

2.3 Proses pengembangan model sistem instruksional ...................................... 4

2.4 Model – Model Pengembangan Sistem Istruksional ................................... 5

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDewasa ini perkembangan teori-teori tentang bagaimana siswa belajar, berkembang

bermacam-macam paket atau media belajar, ditemukannya metode-metode belajar baru, telah mendorong para pendidik untuk mencari pendekatan baru dalam mengembangkan sistem dan disain instruksional. Pendekatan baru ini didasarkan atas kenyataan bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat kompleks, terdiri atas banyak komponen yang satu sama lain harus bekerja bersama secara baik untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya. Pengembangan perencanaan untuk tujuan tersebut yang sekarang mendapatkan perhatian besar adalah yang didasarkan atas konsep sistem. Konsep sistem ini menurut Kemp (1977, p. 6) "refers to the terhnleal integration of men and machine". Konsep pendekatan sistem (systems approach) tersebut membedakan mana-mana tugas yang kiranya lebih baik bila dikerjakan oleh manusia, dan mana yang paling baik bila dilakukan oleh mesin. Diterapkan kepada kegiatan pendidikan, konsep pendekatan sistem pada hakekatnya adalah proses untuk menemukan suatu cara untuk memecahkan problem pendidikan dan mencari altematif pemecahannya. Untuk memahami hal tersebut berbagai model pengembangan sistem instruksional telah dikembangkan dewasa ini, berikut akan diuraikan mengenai definisi, dasar-dasar dan model pengembangan sistem instruksional.

1.2 Perumusan MasalahSehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di

dalam makalah ini adalah sebagai berikut :1. Apa yang dimaksud dengan Model Pengembangan Sistem Instruksional ?2. Apa yang menjadi Dasar Pengembangan Siatem Instruksional ?3. Bagaimana proses pengembangan model sistem instruksional ?4. Apa saja Model – Model Pengembangan Sistem Istruksional ?

1.3 Tujuan PenulisanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetehui :1. Model Pengembangan Sistem Instruksional2. Dasar Pengembangan Siatem Instruksional3. Proses pengembangan model sistem instruksional4. Model – Model Pengembangan Sistem Istruksional

Page 5: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Model Pengembangan Sistem Instruksional

"Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses,

seperti penilaian suatu kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi". (Briggs, 1978, p. 23).

Sedangkan Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional systems development)

dan disain instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya

tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada

perbedaan antara "disain" dan "pengembangan". Kata "disain" berarti "membuat sketsa atau

pola atau outline atau rencana pendahuluan". Sedang "mengembangkan" berarti "membuat

tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih efektif, dan

sebagainya."

Beberapa definisi yang menunjukkan persamaan antara keduanya adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan sistem istruksional adalah suatu proses sedara sistematis dan logis untuk

mempelajari problem-problem pengajaran, agar mendapatkan pemecahan yang teruji

validitasnya, dan praktis bisa dilaksanakan (Ely, 1979, p.4).

2. Sistem instruksional adalah semua materi pelajarari dan metode yang telah diuji dalam

praktek yang dipersiapkan untuk mencapai tujuan dalam keadaan senyatanya (Baker;

1971, p: 16).

3. Disain instruksional adalah keseluruhan proses analisis kebutuhan dan tujuan belajar

serta pengembangan teknik mengajar dan materi pengajarannya untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Termasuk di dalamnya adalah pengem-bangan paket pelajaran,

kegiatan mengajar, uji coba, revisi, dan kegiatan mengevaluasi hasil belajar (Briggs,

1979, p. 20).

4. Disain sistem instruksional ialah pendekatan secara sistematis dalam perencanaan dan

pengembangan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan instruksional.

Semua komponen sistem ini (tujuan, materi, media, alat, evaluasi) dalam hubungannya

satu sama lain dipandang sebagai kesatuan yang teratur sistematis. Komponen-

komponen tersebut terlebih dulu diuji coba efektifitasnya sebelum disebarluaskan

penggunaannya (Briggs, 1979, p. XXI).

Sesuai dengan pengertian tersebut di atas, maka yang dimaksud dengan model

pengembangan sistem instruksional adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk

melaksanakan pengembangan sistem instruksional.

Page 6: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

2.2 Dasar - dasar pengembangan sistem instruksional

Untuk memahami dasar-dasar pengembangan sistem instruksional, perlu diketahui

terlebih dahulu apakah yang dimaksud dengan "Pengajaran" (instruction). Menurut Merril

(1971, p. 10), "pengajaran" adalah suatu kegiatan di mana seseorang dengan sengaja diubah

dan dikontrol, dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku atau bereaksi trrhadap kondisi

tertentu. Pengajaran merupakan salah satu bagian dari keseluruhan kegiatan mengajar.

Termasuk di dalamnya adalah menyiapkan pengalaman yang siap dipakai, mengerjakan

tugas-tugas administrasi, mengadakan pendekatan terhadap siswa,dan sebagainya.

Pengajaran berbeda dengan pengembangan kurikulum. Pengembangan kurikulum meliputi

penyusunan disain suatu bidang studi (subject matter) dari suatu tingkat sekolah atau

lembaga pendidikan tertentu. Pengajaran lebih menekankan pada aspek bagaimana (how to),

sedang pengembangan kurikulum lebih menekankan pada aspek "apa" (what to). Keputusan

yang berkenaan dengan kurikulum berorientasi kepada isi atau materi (content oriented),

sedang putusan yang berkenan dengan pengajaran adalah berorientasi kepada proses (process

oriented). Pengajaran erat berkait dengan belajar namun tak persis sama. Belajar merupakan

suatu proses yang berlangsung sepanjang kehidupan makhluk hidup. Pengajaran hanya

berlangsung manakala usaha tertentu telah dibuat untuk mengubah suatu keadaan

sedemikian rupa, sehingga suatu hasil belajar tertentu dapat dicapai. Dengan demikian

"kesengajaan" merupakan karakteristik dari suatu pengajaran.

Apakah yang dimaksudkan dengan Pengembangan Sistem lnstruksional? Dihubungkan

dengan pengertian "Instruction" seperti tersebut di atas, maka definisi pengembangan sistem

instruksional adalah "suatu. proses menentukan dan menciptakan situasi dari kondisi tertentu

yang menyebabkan siswa dapat berinteraksi sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan di

dalam tingkah lakunya" (Carey, 1977, p. 6). Pengembangan sistem instruksional lebih lanjut

meliputi proses "monitoring" interaksi siswa dengan situasi dan pengalaman belajar, agar

para penyusun disain instruksional dapat menilai efektifitas suatu disain. Pengembangan

sistem instruksional senantiasa didasarkan atas pengalaman empiris, dan prinsip-prinsip yang

telah teruji kebenarannya, dalam arti telah ditentukan berdasar prosedur yang sistematis,

pengamatan yang tepat, dan percobaan yang terkontrol. Hal ini berbeda dengan metode atau

cara mengajar yang diperoleh secara tradisional dan dikembangkan melalui pengalaman

semata-mata.

Apakah yang dikerjakan oleh para pengembang sistem dan disain instruksional?

Kegiatan pokok bagi para pengembang sistem dan disain instruksional meliputi:

1. Menentukan hasil belajar dalam arti prestasi siswa yang bisa diamati dan diukur

(learning outcomes).

Page 7: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

2. Identifikasi karakteristik siswa yang akan belajar.

3. Berdasar 1 dan 2 tersebut, memilih dan menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar

bagi para siswa.

4. Menentukan media untuk kegiatan tersebut.

5. Menentukan situasi dan kondisi, dalam mana responsi siswa akan diamati dan

dipandang sebagai salah satu contoh dari tingkah laku yang diharapkan.

6. Menentukan kriteria, seberapa prestasi siswa telah dianggap cukup.

7. Memilih metode yang tepat untuk menilai kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan

tingkah laku seperti tersebut pada angka 1.

8. Menentukan metode untuk memonitor responsi siswa- sewaktu

9. Berada dalam proses pengajaran dan sewaktu dievaluasi.

10. Mengadakan perbaikan yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar bila ternyata

responsi siswa tidak sesuai dengan hasil yang telah ditentukan.

2.3 Proses Pengembangan Sistem Instruksional

Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa

meliputi dua cara:

1. Dengan pendekatan secara empiris

Proses ini dilaksanakan tanpa menggunakan dasar-dasar teori secara sistematis. Di

sini paket atau bahan pengajaran disusun berdasar pengalaman si pengembang, siswa

disuruh mempelajari lalu hasilnya diamati. Bila hasilnya tak sesuai dengan apa yang

diharapkan, materi pengajaran tersebut direvisi dan pekerjaan penyusunan paket

(materi) pengajaran diulang.

Adapun pendekatan semacam ini mempunyai beberapa kelemahan diantaranya :

a. Setiap pengembang harus mulai dari awal untuk mencari atau menemukan semua

langkah dan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan suatu materi

pengajaran.

b. Berulang kalinya pembuatan materi (paket) pengajaran baru. Hal ini berarti

menghendaki berulang kau uji coba, dan ini berarti kurang efisien.

2. Dengan mengikuti atau membuat suatu model (paradigm approach).

Menurut pendekatan ini, hasil belajar yang diharapkan, bisa diklasifikasikan sesuai

dengan tipe-tipe tertentu. Untuk, tiap tipe tujuan khusus (objective) dapat dipilihkan

cara-cara tertentu untuk mencapainya, kondisi tertentu untuk mengamati responsi siswa

bisa diciptakan, dan perubahan-perubahan bilamana perlu bisa diadakan. Di dalam

penyusunan disain instruksional, diadakan langkah-langkah secara sistematis, sehingga

uji coba secara empiris terhadap suatu program dapat mendorong untuk adanya

Page 8: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

informasi mengenai efektifitas suatu program, yang sekaligus bisa untuk menguji model

tersebut.

2.4 Model – Model Pengembangan Sistem Instruksional

Ada beberapa model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan

instruksional model Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach & Ely,

model IDI (Instruksional Development Institute), dan lain-lainnya.

1. Model Bela H. Banathy

Pengembangan Instruksional model Banathy ini dapat diinformasikan dalam enam

langkah sebagai berikut:

Langkah pertama; merumuskan tujuan (Formulate objectives)

Langkah kedua; mengembangkan test (develop test)

Langkah ketiga; menganalisis kegiatan belajar (analyze learning task)

Langkah keempat; mendesain struktur instruksional (design system)

Langah kelima; melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (Implement and test output)

Langkah keenam; mengadakan perbaikan (change to improve)

2. Model Pengembangan Sistem Instruksional (MPSI)

Istilah pengembangan sistem instruksional (instructional systems development) dan

disain instruksional (instructional design) sering dianggap sama, atau setidak-tidaknya

tidak dibedakan secara tegas dalam penggunaannya, meskipun menurut arti katanya ada

perbedaan antara "disain" dan "pengembangan". Kata "disain" berarti "membuat sketsa

atau pola atau outline atau rencana pendahuluan". Sedang "mengembangkan" berarti

"membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar, lebih baik, lebih

efektif, dan sebagainya."

3. Model Briggs

Model Brigs ini berorientasi pada rancangan sistim dengan sasaran dosen atau guru

yang akan bekerja sebagai perancang kegiatan instruksional maupun tim pengembangan

instruksional yang susunan anggotanya meliputi: dosen, administrator, ahli bidang studi,

ahli evaluasi, ahli media dan perancang instruksional (Mudhoffir, 1986 : 34)

Brigs berkeyakinan bahwa banyak pengetahuan tentang belajar mengajar dapat

diterapkan untuk semua jajaran dalam bidang pendidikan dan latihan. Karena itu dia

berpendapat bahwa model ini juga sesuai untuk pengembangan program latihan jabatan,

tidak hanya terbatas pada program-program akademis saja. Di samping itu, model ini

dirancang sebagai metodologi pemecahan masalah instruksional.

Page 9: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

Dalam pengembangan instruksional ini berlaku prinsip keselarasan antara tujuan

yang akan dicapai, strategi pencapaiannya dan evaluasi keberhasilannya, yang ketiganya

merupakan tiang pancang desain instruksionalnya Briggs.

4. Model Kemp

Pengembangan instruksional yang dikembangkan oleh Kemp (1977) ini juga

disebut sebagai Desain Instruksional, yang terdiri dari 10 langkah.

a. Penentuan tujuan instruksional umum (TIU); yaitu tujuan yang ditetapkana

menurut masing-masing pokok bahasan.

b. Menganalisis karakteristik siswa; dalam analisis ini memuat hal-hal yang

berkenaan dengan latar belakang pendidikan siswa, sosial budaya yang

memungkinkan dapat mengikuti program kegiatan belajar, serta langkah-langkah

apa yang perlu ditetapkan.

c. Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK); yakni tujuan yang ditetapkan

secara operasional, spesifik dan dapat diukur. Dengan demikian siswa dapat

mengetahui apa yang akan mereka lakukan, bagaimana melakukannya dan apa

ukuran yang digunakan bahwa mereka dapat mencapai tujuan belajar tersebut.

d. Menentukan materi pelajaran;yang sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang

telah ditetapkan.

e. Mengadakan penjajakan awal (preassesment); langkah ini sama halnya dengan test

awal yang fungsinya untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki siswa, apakah

telah memenuhi syarat belajar yang ditentukan ataukah belum.

f. Menentukan strategi belajar dan mengajar yang relevan; sebagai patokan untuk

memilih strategi yang dimaksud, Kemp menentukan 4 kriteria;

1) Efisiensi;

2) Keefektifan;

3) Ekonomis;

4) Kepraktisan.

Dalam memilih strategi belajar-mengajar tersebut harus melalui analisis alternatif.

g. Mengkoordinasi sarana penunjang yang dibutuhkan, meliputi:

1) Biaya;

2) Fasilitas;

3) Peralatan;

4) Waktu dan

5) Tenaga

h. Mengadakan evaluasi; hasil evaluasi tersebuut digunakan untuk mengontrol dan

mengkaji sejauhmana keberhasilan suatu program yang telah direncanakan

Page 10: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

mencapai sasaran yang diinginkan. Hasil evaluasi merupakan umpan balik untuk

merevisi kembali tentang; program instruksional yang telah dibuat, instrument tes,

metode strategi yang dipakai dan sebagainya.

5. Model IDI

Pengembangan instruksional model ID (Instruksional Development Institute)

merupakan suatu hasil konsorsium antar perguruan tinggi di Amerika Serikat yang

dikenal dengan Uniiversity Consorsium Instructional Development and Technology

(UCIDT).

Model IDI ini telah dikembangkan dan diuji-cobakan pada beberapa negara di Asia

dan Eropa dan telah berhasil di 334 institusi pendidikan di Amerika. Sebagaimana

halnya dengan model-model pengembangan instruksional lainnya, model ini juga

menggunakan model pendekatan sistim yang meliputi tiga tahapan, yakni;

a) Tahap pembatasan (define)

Identifikasi masalah, dimulai dengan analisis kebutuhan atau yang disebut

need assesment. Pada dasarnya need assisment ini berusaha menemukan suatu

perbedaan (descrypancy) antara apa yang ada dan apa yang idealnya (yang

diinginkan). Karena banyaknya kebutuhan pengajaran, maka perlu diadakan

prioritas mana yang didahulukan dan mana yang dikemudian.

b) Tahap Pengembangan

Identifikasi tujuan; tujuan instruksional yang hendak dicapai perlu

diidentifikasikan terlebih dahulu, baik tujuan instruksional umum (TIU) dalam hal

ini IDI menyebutkan dengan Terminal Objectives dan tujuan instruksional khusus

(TIK) yang disebut Enabling Objectives. TIK adalah penjabaran yang lebih rinci

dari TIU, maka TIK dianggap penting sekali dalam pengembangan instruksional,

disamping itu TIK perlu karena;

1) Membantu siswa dan guru untuk memahami secara jelas apa-apa yang

diharapkan sebagai hasil kegiatan instruksional;

2) TIK merupakan building blocks dari pengajaran yang diberikan

3) TIK merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan oleh siswa

sesuai dengan kegiatan instruksional yang diberikan.

Penentuan metode;

1) Untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan perlu ditempuh suatu

cara, dalam hal ini metode apa yang cocok digunakan untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkn tersebut.

2) Bagaimanakah urutan isi/ bahan yang akan disajikan?

Page 11: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

3) Bentuk instruksional apakah yang dipilih sesuai dengan karakteristik siswa

dalam situasi dan kondisinya? Apakah dipakai metode ceramah, diskusi,

praktikum, karyawisata, tugas individual dan lain-lainnya?

c) Tahap penilaian

Tes uji coba;

Setelah prototipa program instruksional tersebut disusun, maka langkah

berikutnya harus diadakan uji-coba. Uji-coba ini dapat dilakukan pada sampel

audien untuk menentukan kelemahan dan kebaikan serta efesiensi dan keefektifan

suatu program yang dikembangkan.

Analisis hasil

Hasil uji coba yang dilakukan perlu dianalisis terutama yang berkenaan dengan;

1) Apakah tujuan dapat dicapai, bila tidak atau belum semuanya, dimanakah

letak kesalahannya?

2) Apakah metode atau teknik yang dipakai sudah cocok denganpencapaian

tujuan-tujuan tersebut, mengingat karakteristik siswa yang telah

diidentivikasi?

3) Apakah tidak ada kesalahan dalam pembuatan instrumen evaluasi?

4) Apakah sudah dievaluasi hal-hal yang seharusnya perlu dievaluasi?

6. Model PPSI

PPSI merupakan singkatan dari prosedur pengembangan sistem intruksional. Istilah

sistem instruksional mengandung pengertian bahwa PPSI menggunakan pendekatan

sistem dimana pembelajaran adalah suatu kesatuan yang terorganisasi, yang terdiri dari

seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama satu sama lain secara

fungsional dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.

Dengan demikian PPSI adalah suatu langkah-langkah pengembangan dan

pelaksanaan pembelajaran sebagai suatu sistem dalam rangka untuk mencapai tujuan

yang diharapkan secara efektif dan efisien (Harjanto, 2008 : 75).

Model pengembangan intruksional PPSI ini memiliki 5 langkah pokok yaitu:

a. Perumusan tujuan/kompetensi

Merumuskan tujuan/kompetensi beserta indicator ketercapaiannya yang harus

memenuhi 4 kriteria sebagai berikut:

1) Menggunakan istilah yang operasional

2) Berbentuk hasil belajar

3) Berbentuk tingkah laku

4) Hanya satu jenis tingkah laku

Page 12: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

b. Pengembangan alat penilaian

1) Menentukan jenis tes/intrumen yang akan digunakan untuk menilai tercapai

tidaknya tujuan

2) Merencanakan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan

c. Kegiatan belajar

1) Merumuskan semua kemungkinan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

2) Menetapkan kegiatan belajar yang tak perlu ditempuh

3) Menetapkan kegiatan yang akan ditempuh

d. Pengembangan program kegiatan

1) Merumuskan materi pelajaran

2) Menetapkan model yang dipakai

3) Alat pelajaran/buku yang dipakai

4) Menyusun jadwal

e. Pelaksanaan

1) Mengadakan pretest

2) Menyampaikan materi pelajaran

3) Mengadakan posttest

4) Perbaikan

Page 13: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

BAB III

PENTUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah kami uraikan tentang Model - model Pengembangan Sistem Instruksional ,

secara garis besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Model pengembangan sistem instruksional adalah seperangkat prosedur yang

berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem instruksional.

2. Dasar – dasar Pengembangan sistem instruksional adalah atas dasar pengalaman

empiris, dan prinsip-prinsip yang telah teruji kebenarannya.

3. Prosedur atau proses yang ditempuh oleh para pengembang sistem instruksional bisa

meliputi dua cara: Pendekatan secara Empiris dan Dengan mengikuti atau membuat

suatu model (paradigm approach).

4. Model – Model pengembangan instruksional, antara lain pengembangan instruksional

model Banathy, PPSI, model Kemp, model Briggs, model Gerlach & Ely, model IDI

(Instruksional Development Institute), dan lain-lainnya.

Page 14: Perencanaan Pend. ~Model Pengembangan Sistem Instruksional

Model Pengembangan Sistem InstruksionalKelompok II ~ PAI IV STAI HAS Cikarang

2013

DAFTAR PUSTAKA

Mudhoffir. 1986. ”Teknologi Instruksional”, Bandung : CV. Remadja Karya.

Harjanto, 2010,”Perencanaan Pengajaran”, Jakarta : Rineka Cipta.

http://hadzuka.blogspot.com/2010/11/model-pengembangan-instruksional.html

http://stitattaqwa.blogspot.com/2011/10/model-pengembangan-sistem-

instruksional.html