sumber sgd

16
1. Mengapa paska trauma terdapat rasa sakit dan mengganjal bila rahang ditutup? Rasa sakit yang dirasakan dapat disebabkan kerusakan jaringan periodontal, reaksi pulpa karena perubahan yang terjadi atau fraktur rahang. 2. Perawatan luka robek pada bibir Macam-macam jahitan luka 1. Jahitan Simpul Tunggal Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi. Teknik : – Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka. - Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm. - Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan - Benang dipotong kurang lebih 1 cm. 2. Jahitan matras Horizontal Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Memberikan hasil jahitan yang kuat. 3. Jahitan Matras Vertikal

Upload: widyaweefebr

Post on 28-Jun-2015

609 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: sumber SGD

1. Mengapa paska trauma terdapat rasa sakit dan mengganjal bila rahang ditutup?

Rasa sakit yang dirasakan dapat disebabkan kerusakan jaringan periodontal, reaksi pulpa karena

perubahan yang terjadi atau fraktur rahang.

2. Perawatan luka robek pada bibir

Macam-macam jahitan luka

1. Jahitan Simpul Tunggal

Sinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Inerrupted Suture

Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai. digunakan juga untuk jahitan situasi.

Teknik : – Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara setengah sampai 1 cm ditepi luka

dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan menusukkan jarum secara tegak

lurus pada atau searah garis luka.

- Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable denga jarak antara 1cm.

- Simpul di letakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan

- Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

2. Jahitan matras Horizontal

Sinonim : Horizontal Mattress suture, Interrupted mattress

Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul dilanjutkan dengan

penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama. Memberikan hasil jahitan yang kuat.

3. Jahitan Matras Vertikal

Sinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far

Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian dilanjutkan dengan menjahit

tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan penyembuhan luka yang cepat karena di dekatkannya

tepi-tepi luka oleh jahitan ini.

4. Jahitan Matras Modifikasi

Sinonim : Half Burried Mattress Suture

Modifikasi dari matras horizontal tetapi menjahit daerah luka seberangnya pada daerah

subkutannya.

Page 2: sumber SGD

5. Jahitan Jelujur sederhana

Sinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over

Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya menghasilkan hasiel

kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya pada jaringan ikat yang longgar.

6. Jahitan Jelujur Feston

Sinonim : Running locked suture, Interlocking suture

Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa sering dipakai

pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur biasa.

7. Jahitan Jelujur horizontal

Sinonim : Running Horizontal suture

Jahitan kontinyu yang diselingi dengan jahitan arah horizontal.

8. Jahitan Simpul Intrakutan

Sinonim : Subcutaneus Interupted suture, Intradermal burried suture, Interrupted dermal stitch.

Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area yang dalam

kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul sederhana.

9. Jahitan Jelujur Intrakutan

Sinonim : Running subcuticular suture, Jahitan jelujur subkutikular

Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan kosmetik yang

baik

3. etiopathogenesis pada gigi goyah yang disebabkan trauma

Gigi yang mengalami luksasi akibat trauma, akan terjadi kerusakan dalam berbagai tingkatan

kerusakan jaringan periodontal, alveolus dan suplai neurovaskuler. Jika kekuatan tekan melebihi

kapasitas kekuatan jar. Periodontal untuk menahan akan menyebabkan jar.periodontal cedera

sehingga gigi goyah . Rontgen periapikal dibuat sebagai pedoman jangka panjang.

4. macam perawatan splinting yang dapat dilakukan kata pisca juga fungsinya.

Page 3: sumber SGD

Splin periodontal dibedakan dalam beberapa macam tergantung dari waktu dan bentuk

pemakaiannya.

Berdasarkan lama dan tujuan pemakaiannya

1. Splin Sementara (Temporary Splint)

Dipakai utk jangka waktu singkat

Utk menstabilkan gigi yg goyang selama terapi Periodontal

2. Splin Provisional ( Provisional Splint)

Dipakai beberapa bulan sampai beberapa tahun

Tujuan utk diagnostik

Klinisi mempunyai kesempatan mengamati

respon periodonsium thd terapi periodontal

3. Splin Permanen ( Permanent Splint)

Dipakai menetap

Utk imobilisasi gigi

Piranti cekat atau lepasanPerawatan menggunakan metode splinting dapat diaplikasikan

dengan pemakaian bonded eksternal, intrakoronal, atau secara tidak langsung dengan

menggunakan restorasi logam yang menghubungkan gigi secara bersama-sama untuk mencapai

kestabilan gigi (Newman et al., 2002).

Splin Periodontal Permanen

Pemakaian splin permanen merupakan bagaian dari fase restorasi atau fase rekonstruksi dari

perawatan periodontal. Splin permanen sangat terbatas penggunaannya. Hanya digunakan

bila benar-benar dipergunakan untuk menambah stabilitas tekanan oklusal dan menggantikan

gigi-gigi yang hilang. Selain menstabilkan gigi yang goyang, splin ini juga harus

mendistribusikan kekuatan oklusi, mengurangi serta mencegah trauma oklusi, membantu

Page 4: sumber SGD

penyembuhan jaringan periodontal dan memperbaiki estetika (Soeroso, 1996).

Penggunan splin permanen pada umumnya dikaitkan dengan protesa periodontal. Splin ini

hanya dapat dibuat beberapa bulan setelah terapi periodontal dan kesembuhannya sudah

sempurna serta harus memperhatikan intonasi pasien. Tujuan utamanya adalah memperoleh

fungsi kunyah yang lebih efektif, dalam hal ini tidak harus mengganti seluruh gigi geligi

(Prayitno, 1997).

Splin permanen dapat berupa splin lepasan eksternal atau splin cekat internal. Splin permanen

lepasan eksternal ini desainnya merupakan bagian dari gigi tiruan kerangka logam. Splin lepasan

tidak boleh digunakan pada gigi-gigi goyang yang mempunyai tendensi untuk bermigrasi, apalagi

splin tersebut hanya digunakan pada malam hari. Pemakaian splin permanen lepasan pada

keadaan tidak bergigi dapat dikombinasikan dengan gigi tiruan (Soerosso, 1996).

Splin permenen cekat internal merupakan splin yang paling efektif dan tahan lama. Splin ini

merupakan penggambungan dari restorasi yang membentuk satu kesatuan rigid dan direkatkan

dengan penyemanan, jumlah gigi yang diperlukan untuk menstabilkan gigi goyang tergantung

pada derajat kegoyangan dan arah kegoyangan. Jumlah gigi tidak goyang yang diikutsertkana

dalam splinting, tergantung pada masing-masing konsisi penderita. Bila terdapat kegoyangan

lebih dari satu gigig dapat digunakan beberapa gigi untuk stabilisasi (Soeroso, 1996).

Splin Periodontal Semi Permanen

Indikasi splin semi permanen adalah untuk kegoyangan gigi yang sanngat berat yang

mengganggu pengunyahan dan dipergunakan sebelum dan selama terapi periodontal. Kadang-

kadang alat retensi ortodonsi juga dapat dianggap sebagai splin semi permanen. Untuk gigi-gigi

anterior, bahan yang sering digunakan pada splin semi permanen cekat adalah kompist resisn

(light cure). Pada gigi –gigi posterior, splin semi permanen ditujukan untuk gigi-gigi goyang berat

yang harus menerima beban kunyah. Splin ini digunakan sebelum, selama dan sesudah terapi

periodontal karena prognosisnya belum pasti (Prayitno, 1997).

Splin Periodontal Sementara

Peran splin sementara adalah untuk mengurangi trauma pada waktu perawatan. Splin

Page 5: sumber SGD

periodontal digunakan untuk: (1) menentukan seberapa besar peningkatan kegoyangan gigi

terhadap respon perawatan, (2) menstabilisasi gigi selama skaling dan root planning, oklusal

adjustment, dan bedah periodontal, (3) menjadi penyangga pada kasus pergerakan gigi minor,

(4) memberikan stabilisasi pada jangka waktu lama untuk yang hilang di saat kegoyangan gigi

meningkat atau goyang pada saat melakukan pengunyahan dan (5) digunakan pada gigi yang

goyang karena trauma (Schwartz et al., 1995).

- Permanen: splint yang digunakan terus menerus dan permanen selamanya. Macamnya =>

acrylic continous spring. Splint permanen antara lain berupa fixed bridge, protesa sebagian

lepasan, atau penggabungan bahan tambalan resin komposit.

Splint permanen diindikasikan jika perawatan periodontal tidak mengurangi mobilitas gigi,

sehingga gigi tidak dapat berfungsi baik tanpa dukungan tambahan. Splint permanen

berfungsi untuk menstabilkan gigi, mendistribusikan kekuatan oklusi, mengurangi trauma,

dan membantu dalam perbaikan jaringan periodontal. Splint permanen dipasang untuk

memperpanjang fungsi gigi dalam mulut lebih lama.

Splint permanen dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Lepasan-eksternal

Continuous claps device, Swing-look device, Overdenture (full atau partial)

b. Cekat-internal

Full coverage, ¾ coverage crowns dan inlay, Post in root canal , Horizontal pin splints

c. Cast-metal resin bonded fixed partial denture (maryland splint)

d. Kombinasi

Partial denture and splint abuntments, Removable-fix splint, Full or partial denture or

splinted root, Fixed bridges incorporated in partial denture, sealed on post or copings

e. Endodontik

Page 6: sumber SGD

- Berikut ini merupakan beberapa contoh splint :

1. Splint Lepasan Eksternal

Splint lepasan permanen dalam hal ini adalah splint continuous clasp dapat

mengikat gigi yang goyah.. Splint ini memberikan dukungan pada gigi dari

permukaan lingual dan dimungkinkan adanya tambahan dukungan dari permukaan

labial atau dengan menggunakan landasan intrakoronal. Palatal bar juga mungkin

ditambahkan untuk mendukung efek splintingnya.

2. Cast Metal Resin Bonded Fixed Partial Denture

Cast metal resin bonded fixed partial denture digunakan dengan mengurangi sedikit

lapisan email. Tipe ini merupakan jenis protesa yang fungsional, estetis, reversibel,

dan murah. Protesa ini terdiri dari kerangka logam yang dilapisi dengan resin yang

menempel pada email gigi. Ikatan email sangat kuat, meskipun demikian gigi yang

goyah bila mendapat tekanan oklusal yang sangat kuat maka dapat lepas dari

kerangka logamnya.

3. Splint Cekat Internal

Alat permanen cekat dapat dibuat dengan logam yang disolder, seperti mahkota

penuh, mahkota 3/4 , inlay, splint pin horizontal, dan pin ledge. Splint kemudian

disementasi pada tempatnya.. Splint jenis ini bentuknya kaku dan ukuran splint

harus sesuai dengan diameter bukolingual. Sambungan interproksimal jangan

sampai mengenai papila interdental, dan hubungan oklusalnya harus harmonis.

Splint cekat merupakan suatu restorasi yang paling efektif untuk stabilisasi gigi.

4. Splint Kombinasi

Meskipun splint cekat banyak keuntungannya, tetapi terdapat kelemahan dari segi

periodontal, sehingga kombinasi dari splint cekat dan partial denture merupakan

pilihan yang tepat. Gigi tiruan sebagian menggunakan gigi pegangan yang

merupakan splint yang paling baik dan dapat dikerjakan dengan mudah dengan

klamer dan sandaran sehingga stabilisasi dapat tercipta ke segala arah..

-

5. indikasi pada perawatan splinting

Page 7: sumber SGD

1.Menstabilkan gigi-geligi yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak memberikan respon terhadap

penyesuaian oklusal dan perawatan periodontal.

2.Menstabilkan gigi-geligi yang memiliki mobilitas tinggi dan tidak memberikan respon terhadap

penyesuaian oklusal dan perawatan, serta terjadi gangguan fungsi normal dan kenyamanan

pasien

3.Mempermudah perawatan gigi-geligi pasien yang sangat mobile melalui splinting sebelum

instrumentasi periodontal dan prosedur penyesuaian oklusal

4.Mencegah tipping atau pergeseran gigi-geligi dan ekstrusi gigi-geligi yang tidak memiliki

antagonis

5.menstabilkan gigi-geligi setelah pergerakan ortodontik, jika perlu

6.Menciptakan stabilitas oklusal yang adekuat jika akan dilakukan penggantian gigi-geligi

7.Splint gigi-geligi sehingga akar dapat dicabut dan mahkota tertahan di tempatnya

8.Menstabilkan gigi-geligi setelah trauma akut

Kontraindikasi

1)jika perawatan inflamasi penyakit periodontal belum dilakukan

2)jika penyesuaian oklusal untuk mengurangi trauma dan/atau gangguan belum pernah

dilakukan

3)jika tujuan splinting hanya untuk mengurangi mobilitas gigi setelah splint dilepas

6. prinsip pada perawatan splinting

Prinsip dari pembuatan splint ini yaitu dengan mengikat beberapa gigi menjadi satu kesatuan

sehingga tekanan dapat didistribusikan ke semua gigi yang diikat. Splint dapat berupa alat yang

dapat dilepas, cekat, atau kombinasi keduanya. Splint dapat digunakan secara temporer

maupun permanen tergantung dari material yang digunakan juga lama penyembuhan penyakit

periodontalnya.

7. .Jenis Perawatan yang dapat dilakukan pada gigi yang luksasi derajat 3 pada

11,12,21,22,23,32,31,41,42

8. Hasil akhir dari splinting (maksudnya evaluasi)

9. Etiophatogenesis pada gigi ekstrusi gigi 31,32

10. Perawatan yang dapat dilakukan pada kasus gigi ekstrusi

Page 8: sumber SGD

dengan cara mereposisi gigi dan diikuti pemasangan splint. Reposisi gigi adalah mengembalikan

gigi yang ekstrusi keposisinya semula. Sedangkan splinting bertujuan, untuk menstabilkan gigi

yang ekstrusi, sehingga gigi tetap.stabil pada posisinya.

11. Apa yang dimaksud dengan periodontal space beserta gambaran klinis

12. Etiopathogenesis dari periodontal space

13. Perawatan periodontal space

14. Apa yang dimaksud dengan occlusal adjustment

didefinisikan sebagai reshaping permukaan oklusi gigi-geligi melalui grinding untuk menciptakan

relasi kontak yang harmonis antara gigi-geligi rahang atas dan bawah. Karena terdapat

kontroversi dalam hal trauma oklusi dan perannya dalam perkembangan penyakit periodontal,

hal tersebut juga berlaku dalam subyek penyesuaian oklusal.

15. Indikasi dan kontraindikasi occlusal adjustment

Indikasi penyesuaian oklusal

1)Untuk mengurangi tekanan traumatik gigi-geligi yang menimbulkan:

- Peningkatan mobilitas atau fremitus agar terjadi perbaikan apparatus perlekatan periodontal

- Ketidaknyamanan selama kontak atau fungsi oklusal

2)Untuk memperoleh hubungan fungsional dan efisiensi pengunyahan melalui perawatan

restoratif, ortodontik, bedah ortognatik, ataupun trauma rahang jika diindikasikan.

3)Sebagai terapi tambahan untuk mengurangi kerusakan akibat kebiasaan parafungsional

4)Reshape gigi-geligi yang berperan dalam perlukaan jaringan lunak ini

5)Untuk menyesuaikan relasi marginal ridge dan cusp yang menyebabkan impaksi makanan

Kontraindikasi penyesuaian oklusal

1)Penyesuaian oklusal tanpa pemeriksaan, dokumentasi, dan penyuluhan pasien pra-perawatan

yang cermat

2)Penyesuaian profilaktik tanpa tanda dan gejala trauma oklusal

3)Sebagai perawatan primer inflamasi penyakit periodontal yang diinduksi oleh mikroba

4)Jika status emosional pasien tidak memberikan hasil yang memuaskan

5)Kasus ekstrusi parah, mobilitas atau malposisi gigi-geligi yang tidak akan memberikan respon

jika hanya dilakukan penyesuaian oklusal saja.

16. Macam occlusal adjustment

17. Cara (prosedur) occlusal adjustment

Page 9: sumber SGD

prosedur penyelarasan oklusal yang dikemukakan dibatasi pada prosedur pengasahan gigi saja.

Prosedur yang demikian dinamakan sebagai koronoplastik (coronoplasty) atau pengasahan

selektif (selective grinding).

INDIKASI KORONOPLASTIK

Indikasi prosedur koronoplastik adalah:

1. Untuk menyelaraskan oklusi pada pasien dengan ciri-ciri klinis trauma karena

oklusi.

2. Untuk memperbaiki hubungan kontak gigi yang bersifat traumatik terhadap

mahkota gigi.

3. Sebagai bagian perawatan disfungsi mandibula.

SEKUENS KORONOPLASTIK DALAM TERAPI PERIODONTAL

Prosedur koronoplastik dalam terapi periodontal baru dilakukan setelah inflamasi gingiva dan

saku periodontal tersingkirkan dengan alasan sebagai berikut:

1. Gigi yang terlibat penyakit periodontal sering mengalami migrasi patologis, dan kembali ke

posisi semula setelah disembuhkannya inflamasi. Apabila koronoplastik telah dilakukan sebelum

inflamasi disingkirkan, maka setelah inflamasi sembuh gigi akan berubah posisi ke posisi

sebelum terlibat penyakit.

Perubahan posisi menyebabkan harus diselaraskannya kembali oklusi.

2. Hasil-hasil penelitian menunjukkan bahwa manfaat koronoplastik tidak maksimal apabila

inflamasi tidak disembuhkan lebih dulu

PROSEDUR KORONOPLASTIK

Ada beberapa metoda koronoplastik yang diperkenalkan oleh para pakar. Pada dasarnya

koronoplastik dapat dibedakan atas:

1. Koronoplastik komprehensif.- Koronoplastik komprehensif dilakukan apabila cedera akibat

trauma melibatkan banyak gigi sehingga diperlukan perubahan posisi mandibula.

2. Koronoplastik setempat.- Koronoplastik setempat atau terlokaliser dilakukan apabila cedera

akibat trauma hanya melibatkan satu atau beberapa gigi saja. Pada kasus-kasus penyakit

periodontal, kebanyakan yang diindikasikan adalah koronoplastik setempat. Oleh sebab itu,

dalam uraian berikut pembahasan lebih dititikberatkan pada koronoplastik setempat. Secara

garis besar prosedur koronoplastik terdiri atas 10 tahapan berikut:

1. Menjelaskan koronoplastik pada pasien.

2. Penyingkiran prematuritas retrusif.

Page 10: sumber SGD

3. Penyelarasan posisi interkuspal untuk mendapatkan kontak yang simultan dengan banyak titik

kontak.

4. Penyingkiran kontak yang berlebihan pada gigi insisivus dalam posisi interkuspal.

5. Penyingkiran hambatan protrusif pada gigi posterior.

6. Penyingkiran atau pengurangan hambatan mediotrusif atau balancing.

7. Pengurangan hambatan laterotrusif atau working.

8. Penyingkiran disharmoni oklusal yang menyolok.

9. Pengecekan ulang hubungan kontak gigi geligi.

10. Pemolesan permukaan gigi.

18. Pertimbangan perawatan periodontal pada kasus trauma

a.penyesuaian oklusal [occlusal adjustment]

b.penatalaksanaan kebiasaan parafungsional

c.stabilisasi gigi-geligi yang goyang secara temporer, provisional, atau jangka panjang

menggunakan alat

lepasan ataupun cekat

d.pergerakan gigi ortodontik

e.rekonstruksi oklusal

f.pencabutan gigi tertentu

19. apa yang dimaksud dengan perawatan periodontal

Perawatan periodontal adalah lebih diarahkan untuk menciptakan dan memelihara kesehatan

periodonsium di rongga mulut pasien, dan bukan untuk secara khusus mengketatkan kembali gigi

yang telah mobiliti.

20. Macam perawatan periodontal

1. Penyingkiran iritan pada permukaan akar gigi (ini mutlak harus dilakukan),2. Penyingkiran saku periodontal,

3. Penciptaan kontur gingiva dan hubungan mukogingival yang kondusif (menguntungkan) dalam

mempertahankan kesehatan periodonsium,

4. Restorasi karies,

5. Koreksi restorasi yang cacat.

Page 11: sumber SGD

Perawatan gigi goyah ( luksasi ) dilakukan stabilisasi dengan splint. Tujuan pembuatan splint yaitu untuk

membantu proses regenerasi jaringan pendukung gigi.Durasi pemasangan splint tergantung dengan

derajat awal kegoyahan gigi dan luasnya kerusakan alveolar.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sebelum membahas trauma oklusi, pemaparan definisi yang umum digunakan dapat membantu

memahami subyek ini.

Trauma oklusal: Suatu perlukaan pada apparatus perlekatan akibat tekanan oklusal yang berlebihan.

Trauma oklusal adalah perlukaan jaringan, bukan tekanan oklusal. Trauma oklusal dapat dibagi menjadi

3 kategori umum:

1)Trauma oklusal primer: Perlukaan akibat tekanan oklusal berlebihan yang diaplikasikan pada gigi-geligi

yang memiliki dukungan normal. Contohnya, restorasi yang tinggi, bruksisme, pergeseran atau ekstrusi

ke ruang edentulous, dan pergerakan ortodontik.

2)Trauma oklusal sekunder: Perlukaan akibat tekanan oklusal normal yang diaplikasikan pada gigi-geligi

tanpa dukungan yang adekuat.

3)Trauma oklusal kombinasi: Perlukaan akibat tekanan oklusal berlebihan pada periodonsium yang

berpenyakit. Dalam kasus ini, terjadi inflamasi gingiva, pembentukan poket, dan tekanan oklusal

berlebihan yang umumnya disebabkan oleh tekanan parafungsional.

Oklusi traumatogenik: Oklusi yang dapat menghasilkan tekanan penyebab perlukaan pada apparatus

perlekatan.

Traumatisme oklusal: Proses keseluruhan dimana oklusi traumatogenik mengakibatkan perlukaan

apparatus perlekatan periodontal.

Tujuan terapi periodontal dalam perawatan traumatisme oklusal harus dilakukan untuk memelihara

kenyamanan dan fungsi periodonsium. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dipertimbangkan

beberapa pilihan perawatan, sebagai berikut:

Page 12: sumber SGD

Penyesuaian oklusal atau grinding selektif Workshop in Periodontics tahun 1989 membuat daftar

indikasi dan kontraindikasi penyesuaian oklusal sebagai berikut:

Berikut ini adalah indikasi dan kontraindikasi splinting seperti yang dibuat dalam World Workshop in

Periodontics tahun 1989:

Indikasi splinting

Kontraindikasi splinting

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perawatan gigi ekstrusi adalah Perawatan gigi instrusi dapat dibagi 3, yaitu : Reposisi dengan pesawat

ortodonti, reposisi gigi dengan tindakan bedah dan observasi gigi dengan cara reerupsi. Sebaiknya jika

gigi yang intrusi akarnya belum tumbuh sempuma, dapat diobservasi dengan cara re-erupsi, sedangkan

jika akar gigi sudah tumbuh sempurna reposisi secara bedah atau dengan pesawat ortodonti merupakan

pilihan.