studi penyusunan konsep standar di bidang...

236
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG PRASARANA PELAYARAN Laporan Akhir Jakarta, November 2013 PT Anditama Infocon Consultant Supplier General Trading Jl. Dewi Sartika No.4, Cililitan Jakarta Timur 13840 Telepon. (021)80885356 Fax. (021)80885356

Upload: trinhdang

Post on 30-Jan-2018

288 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI LAUT JL. MEDAN MERDEKA TIMUR NO. 5 JAKARTA PUSAT

STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR

DI BIDANG PRASARANA PELAYARAN

Laporan Akhir

Jakarta, November 2013

PT Anditama Infocon Consultant – Supplier – General Trading Jl. Dewi Sartika No.4, Cililitan – Jakarta Timur 13840

Telepon. (021)80885356 Fax. (021)80885356

Page 2: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan
Page 3: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati Konsultan memanjatkan puji syukur ke

hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga

dapat menyelesaikan Laporan Akhir pekerjaan “Studi Penyusunan

Konsep Standar di Bidang Prasarana Pelayaran”.

Indonesia merupakan negara kepulauan di mana masing-masing pulau

dipisahkan oleh lautan sehingga transportasi laut merupakan salah satu

pilihan moda transportasi antar pulau baik untuk mengangkut kendaraan,

barang maupun penumpang. Prasarana merupakan salah satu bagian

penting untuk menunjang kelancaran dari transportasi laut. Gagasan yang

melatari tajuk permasalahan ini timbul karena belum adanya

standardisasi pada prasarana pelayaran. Karena itu Konsultan bermaksud

untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan melakukan studi, analisis dan

menyusun konsep standar di bidang prasarana pelayaran.

Laporan Akhir ini menyajikan hasil penyusunan konsep standar

prasarana pelayaran berdasarkan hasil analisis data primer dan sekunder.

Konsultan menyampaikan terima kasih kepada Badan Penelitian dan

Pengembangan Kementerian Perhubungan, Tim Pengarah dan

Pendamping, dan kepada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum

namun telah banyak membantu dalam menyelesaikan studi ini.

Jakarta, November 2013

PT Anditama Infocon

Page 4: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan
Page 5: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

ABSTRAK

Prasarana pelayaran merupakan salah satu bagian penting untuk

menunjang kelancaran transportasi laut. Prasarana pelayaran dan

transportasi laut merupakan dua komponen yang saling terkait dan saling

menunjang dalam setiap kegiatannya. Namun pada saat ini prasarana

pelayaran belum memiliki standar yang dapat digunakan sebagai acuan

dalam kegiatan yang berkaitan dengan transportasi laut. Untuk menjaga

kelancaran, keamanan, dan ketertiban dalam menjalankan fungsi

transportasi laut, diperlukan suatu konsep standar prasarana pelayaran

yang sesuai dan mengacu pada aturan nasional dan internasional.

Standar-standar tersebut antara lain (1) Standar Fasilitas dan Peralatan di

Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional;

(2) Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal

Pesiar tipe Yacht; (3) Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis;

(4) Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah Cair; (5)

Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah Kering; (6)

Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti kemas; (7)

Standar Dermaga Untuk Pelayanan Kapal Lolo; (8) Standar Dermaga

Untuk Pelayanan Kapal Roro; (9) Standar Fasilitas Wilayah Tertentu di

Daratan (Dry Port) yang Berfungsi Sebagai Pelabuhan; (10) Standar

Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk Barang Berbahaya;

(11) Standar Fasilitas Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area); (12)

Standar Car Terminal; (13) Standar Fasilitas Penampungan Limbah dan

Sampah dari Kegiatan Pelabuhan. Analisis dan evaluasi dalam studi ini

dilakukan secara komprehensif, dengan pendekatan deskriptif dan

kuantitatif yang ditunjang oleh data primer hasil pengukuran,

pengamatan dan wawancara serta data sekunder berupa kepustakaan dan

peraturan perundang-undangan.

Kata Kunci: kepelabuhanan, pelayaran, standardisasi, keselamatan.

Page 6: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan
Page 7: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

ABSTRACT

Shipping infrastructure is one important key for supporting maritime

transport. Shipping infrastructure and maritime transport are the two

interrelated components that mutually support in every activity. But at

this moment, shipping infrastructure has no a standard that can be used

as a reference in activities related to maritime transport. To maintain the

continuity, safety and regularity in performing the functions of maritime

transport, suitable shipping infrastructure standards which refer to

national and international regulations are required. These standards

include (1) Standard of Facilities and Equipment for Cruise Ship and

International Passenger Service; (2) Standard of Facilities and

Equipment for Yacht; (3) Standard of Berthing Facility for Interisland

Ship; (4) Standard of Berthing Facility for Dry Bulk Cargo Ship and

Handling Service; (5) Standard of Berthing Facility for Liquid Bulk

Cargo Ship and Handling Service; (6) Standard of Berthing Facility for

Container Ship and Handling Service; (7) Standard of Berthing Facility

for Lolo Ship Service; (8) Standard of Berthing Facility for Roro Ship

Service; (9) Standard of Facilities for Particular Land Area Functioned

as Port (Dry Port);(10) Standard of Private Terminal for Hazardous

Cargo; (11) Standard of Facilities for Dredged Material Dumping area;

(12) Standard of Car Terminal; (13) Standard of Storage Facility for

Port Generated Waste and Garbage. Analysis and evaluation of this

study will be conducted in a comprehensive manner, with descriptive

approach and quantitative means which are supported by primary data

(measurements, observations and interviews) and secondary data in the

form of textbooks, references and legislation.

Keywords: seaport, shipping, standardization, safety.

Page 8: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan
Page 9: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ i

ABSTRAK ........................................................................................... iii

ABSTRACT ............................................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1-1

A. Latar Belakang ............................................................ 1-1

B. Maksud dan Tujuan ..................................................... 1-2

C. Ruang Lingkup ............................................................ 1-2

D. Lokasi Studi ................................................................ 1-3

E. Sistematika Penyajian ................................................. 1-3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 2-1

A. Peraturan Perundangan ............................................... 2-1

B. Studi Terdahulu ......................................................... 2-11

C. Literatur Lainnya ...................................................... 2-49

D. Terminologi Standar Menurut Referensi .................. 2-56

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................ 3-1

A. Rancangan Studi ......................................................... 3-1

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................... 3-2

C. Pendekatan Penelitian ................................................. 3-2

D. Uraian Metodologi ...................................................... 3-3

BAB IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI ... 4-1

A. Pelabuhan Tanjung Priok ............................................ 4-1

B. Pelabuhan Tanjung Perak ......................................... 4-28

C. Pelabuhan Makassar .................................................. 4-60

D. Pelabuhan Teluk Bayur ............................................. 4-76

E. Pelabuhan Benoa ..................................................... 4-101

Page 10: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

viii

F. Terminal Peti kemas Bandung ................................ 4-114

BAB V ANALISIS ......................................................................... 5-1

A. Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan

Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional ................ 5-1

B. Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis ................... 5-6

C. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah .. 5-8

D. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti kemas

5-11

E. Dermaga Multipurpose Untuk Pelayanan Kapal Lolo dan

Roro .......................................................................... 5-13

F. Fasilitas Wilayah Tertentu di Daratan (Dry Port) yang

Berfungsi Sebagai Pelabuhan .................................... 5-15

G. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk

Barang Berbahaya ..................................................... 5-17

H. Fasilitas Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area) 5-18

I. Car Terminal ............................................................. 5-20

J. Fasilitas Penampungan Limbah dan Sampah dari

Kegiatan Pelabuhan .................................................. 5-20

BAB VI KESIMPULAN ................................................................. 6-1

A. Kesimpulan ................................................................. 6-1

B. Saran ........................................................................... 6-2

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 7-1

Page 11: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Materi terkait dalam Studi Standarisasi di Bidang

Prasarana Transportasi Laut, 2010 ......................... 2-12

Tabel 2.2 Ruang yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi ruang

(m²/penumpang) untuk Terminal Penumpang

Internasional Kelas A ............................................. 2-13

Tabel 2.3 Ruang yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi ruang

(m²/penumpang) untuk Terminal Penumpang

Internasional Kelas B ............................................. 2-16

Tabel 2.4 Materi terkait dalam Studi Standarisasi di Bidang

Kepelabuhanan, 2011 ............................................. 2-26

Tabel 2.5 Terminal peti kemas di pelabuhan-pelabuhan yang

disurvey .................................................................. 2-27

Tabel 2.6 Ukuran dermaga dan kedalaman kolam Pelabuhan

Utama ..................................................................... 2-29

Tabel 2.7 Luas lapangan penumpukan sesuai arus peti kemas .. 2-

30

Tabel 2.8 Jumlah crane minimal sesuai arus peti kemas ....... 2-31

Tabel 2.9 Peralatan Terminal Peti kemas di Pelabuhan-Pelabuhan

............................................................................... 2-36

Tabel 2.10 fasilitas pendukung transhipment peti kemas ........ 2-36

Tabel 2.11 Penerapan RSNI di lokasi survey TK Batubara ..... 2-39

Tabel 2.12 Materi terkait dalam Studi Penyusunan Konsep Standar

di Bidang Prasarana Pelayaran, 2012 ..................... 2-43

Tabel 2.13 Data Fasilitas di 18 Lokasi Pelabuhan Tujuan Kapal

Pesiar ...................................................................... 2-53

Tabel 2.14 Annex dalam MARPOL 73/78 ............................... 2-56

Tabel 4.1 Data trafik kapal di Pelabuhan Tanjung Priok ......... 4-6

Tabel 4.2 Data trafik kapal dan penumpang 5 (lima) tahun

terakhir di Pelabuhan Tanjung Priok ....................... 4-7

Page 12: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

x

Tabel 4.3 Data trafik barang di Pelabuhan Tanjung Priok 2009-

2010 ......................................................................... 4-8

Tabel 4.4 Data trafik barang di Pelabuhan Tanjung Priok 2011-

2012 ......................................................................... 4-8

Tabel 4.5 Data trafik kapal dan penumpang 5 (lima) tahun

terakhir di Pelabuhan Tanjung Priok ..................... 4-10

Tabel 4.6 Data Dermaga Curah Kering Pelabuhan Tanjung

Priok ....................................................................... 4-13

Tabel 4.7 Data Fasilitas Terminal Peti kemas JICT ............... 4-17

Tabel 4.8 Fasilitas dan Peralatan RF Pelabuhan Tanjung Priok 4-

20

Tabel 4.9 Data volume limbah Tanjung Priok ....................... 4-23

Tabel 4.10 Data Penampungan Sampah di Pelabuhan Tanjung

Priok ....................................................................... 4-26

Tabel 4.11 Tenaga Kerja Kebersihan di Pelabuhan Tanjung

Priok ....................................................................... 4-26

Tabel 4.12 Mitra Kerja dan Alat Angkut yang digunakan untuk

Penampungan Sampah Pelabuhan Tanjung Priok . 4-27

Tabel 4.13 Data Volume Sampah yang Terangkut Dari LPS

Pelabuhan Tanjung Priok Januari s/d Desember 2011

dalam satuan m3 ..................................................... 4-27

Tabel 4.14 Fasilitas Terminal di Pelabuhan Tanjung Perak .... 4-30

Tabel 4.15 Fasilitas Terminal Jamrud ...................................... 4-33

Tabel 4.16 Peralatan Terminal Jamrud .................................... 4-33

Tabel 4.17 Fasilitas Terminal Nilam ....................................... 4-35

Tabel 4.18 Peralatan Terminal Nilam Timur Multipurpose ..... 4-35

Tabel 4.19 Fasilitas Terminal Mirah ........................................ 4-37

Tabel 4.20 Peralatan Terminal Mirah ...................................... 4-37

Tabel 4.21 Fasilitas Terminal Kalimas .................................... 4-38

Tabel 4.22 Fasilitas Terminal Berlian ...................................... 4-40

Tabel 4.23 Fasilitas Lapangan PT BJTI ................................... 4-40

Tabel 4.24 Fasilitas Peralatan PT BJTI .................................... 4-41

Tabel 4.25 Produksi PT BJTI ................................................... 4-42

Page 13: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

xi

Tabel 4.26 Kinerja Bongkar Muat PT BJTI 2012 .................... 4-42

Tabel 4.27 fasilitas terminal peti kemas surabaya. .................. 4-43

Tabel 4.28 Standar kinerja PT TPS .......................................... 4-43

Tabel 4.29 Data Kunjungan dan Tonase Kapal di Pelabuhan

Tanjung Perak Surabaya ........................................ 4-44

Tabel 4.30 Data Arus Penumpang di Pelabuhan Tanjung Perak

Surabaya ................................................................ 4-45

Tabel 4.31 Data Perbandingan Arus Bongkar Muat Barang (Cargo

Flow) di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ........ 4-46

Tabel 4.32 Fasilitas Kade Perak (Roro) ................................... 4-50

Tabel 4.33 Data trafik kapal di Pelabuhan Makassar ............... 4-63

Tabel 4.34 Data Trafik Penumpang di Pelabuhan Makassar ... 4-63

Tabel 4.35 Data Trafik Barang di Pelabuhan Makassar .......... 4-64

Tabel 4.36 Data Dermaga di Pangkalan Hatta Pelabuhan Makassar

............................................................................... 4-69

Tabel 4.37 Produktivitas dermaga peti kemas Pelabuhan

Makassar ................................................................ 4-70

Tabel 4.38 Dermaga di Pelabuhan Teluk Bayur ...................... 4-79

Tabel 4.39 Trafik Kunjungan Kapal di Pelabuhan Teluk Bayur . 4-

82

Tabel 4.40 Trafik barang berdasarkan komoditi melalui Pelabuhan

Teluk Bayur ........................................................... 4-84

Tabel 4.41 Trafik Barang Berdasarkan Komoditi Curah Kering di

Pelabuhan Teluk Bayur tahun 2007-2012 .............. 4-89

Tabel 4.42 Trafik Barang Berdasarkan Komoditi Curah Cair di

Pelabuhan Teluk Bayur tahun 2007-2012. ............. 4-91

Tabel 4.43 Arus peti kemas di Pelabuhan Teluk Bayur. .......... 4-92

Tabel 4.44 Kegiatan Kunjungan Kapal dan Bongkar Muat DUKS

Pertamina Pelabuhan Teluk Bayur Tahun 2012 .... 4-95

Tabel 4.45 Trafik Kapal di Pelabuhan Benoa 2008-2012 ...... 4-104

Tabel 4.46 Trafik Penumpang di Pelabuhan Benoa 2008-2012. . 4-

105

Tabel 4.47 Trafik Barang di Pelabuhan Benoa 2008-2012 .... 4-106

Tabel 4.48 TUKS Barang Berbahaya di Pelabuhan Benoa ... 4-110

Page 14: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

xii

Tabel 4.49 Data Dermaga Khusus Pertamina di Pelabuhan

Benoa. .................................................................. 4-111

Tabel 4.50 Data fasilitas Terminal Peti kemas Bandung ....... 4-115

Tabel 5.1 Rangkuman Data Fasilitas Pelayanan Kapal dan

Penumpang. .............................................................. 5-1

Tabel 5.2 Ruang yang dibutuhkan untuk berbagai fungsi ruang

(m²/penumpang) untuk Terminal Penumpang Kapal

Pesiar. ....................................................................... 5-5

Tabel 5.3 kebutuhan luas terminal penumpang ....................... 5-6

Tabel 5.4 rangkuman data dermaga perintis. ........................... 5-6

Tabel 5.5 dimensi tipikal kapal perintis ................................... 5-7

Tabel 5.6 Rangkuman data Dermaga Curah Kering ................ 5-8

Tabel 5.7 Rangkuman data Dermaga Curah Cair .................... 5-9

Tabel 5.8 Rangkuman data Dermaga Peti kemas .................. 5-11

Tabel 5.9 Dimensi tipikal Kapal Peti kemas .......................... 5-13

Tabel 5.10 Rangkuman data Dermaga Multipurpose .............. 5-14

Tabel 5.11 Rangkuman Data Dry Port .................................... 5-15

Tabel 5.12 Daftar TUKS di Lokasi Survey.............................. 5-17

Tabel 5.13 Data Pembuangan Hasil Keruk di Lokasi Survey. . 5-19

Tabel 5.14 Fasilitas penampungan limbah di lokasi survey .... 5-21

Tabel 5.15 Fasilitas penampungan sampah di lokasi survey ... 5-21

Page 15: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Peta Orientasi Lokasi Studi ...................................... 1-3

Gambar 2.1 Denah Terminal Penumpang Internasional Kelas A .. 2-

15

Gambar 2.2 Denah Terminal Penumpang Internasional Kelas B .. 2-

18

Gambar 2.3 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering secara

umum ..................................................................... 2-19

Gambar 2.4 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering dengan sistem

sederhana ............................................................... 2-20

Gambar 2.5 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering dengan sistem

canggih ................................................................... 2-21

Gambar 2.6 Tata letak tipikal Terminal Curah Cair secara

keseluruhan ............................................................ 2-23

Gambar 2.7 Tata letak tipikal Peralatan Bongkar Muat pada

dermaga Terminal Curah Cair ............................... 2-23

Gambar 2.8 Tata letak tipikal dermaga Terminal Curah Cair ... 2-24

Gambar 2.9 Tata letak tipikal Fasilitas Darat Terminal Curah

Cair ........................................................................ 2-24

Gambar 2.10 Kegiatan transhipment peti kemas merupakan bagian

dari arus peti kemas total ....................................... 2-27

Gambar 2.11 Sketsa definisi perhitungan panjang dermaga ........ 2-28

Gambar 2.12 Sketsa definisi lebar apron dermaga. ..................... 2-30

Gambar 2.13 Ilustrasi penumpukan peti kemas sisterm truck trailer

dan reach stacker/forklift ....................................... 2-32

Gambar 2.14 Ilustrasi penumpukan peti kemas sistem straddle

carrier .................................................................... 2-32

Gambar 2.15 Ilustrasi penumpukan peti kemas sisterm RTG/RMG

dengan head truck .................................................. 2-33

Gambar 2.16 Ilustrasi penumpukan peti kemas sistem RTG/RMG

dengan Shuttle-carrier ........................................... 2-33

Gambar 2.17 Standar sistem penanganan batubara. .................... 2-38

Page 16: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

xiv

Gambar 2.18 Sistem penanganan batubara sederhana. ................ 2-38

Gambar 2.19 Standar sistem penanganan di terminal khusus CPO. 2-

40

Gambar 2.20 Halaman depan Paparan Wamen Perhubungan pada

International Cruise Workshop 2012 ..................... 2-50

Gambar 2.21 Grafik jumlah kunjungan kapal berdasarkan

lokasinya ................................................................ 2-51

Gambar 2.22 Jumlah Penumpang Kapal Pesiar di Beberapa Tujuan

Wisata di Indonesia 2009-2012 ............................. 2-51

Gambar 2.23 Sampul buku Standar Konstruksi Dermaga. .......... 2-54

Gambar 2.24 Contoh isi buku Standar Konstruksi Dermaga. ...... 2-55

Gambar 3.1 Metode pelaksanaan pekerjaan ................................ 3-2

Gambar 4.1 Lokasi terminal pada Kawasan Tanjung Priok ........ 4-2

Gambar 4.2 Dermaga di Terminal I Tanjung Priok ..................... 4-2

Gambar 4.3 Dermaga di Terminal I Tanjung Priok (lanjutan) .... 4-3

Gambar 4.4 Dermaga di Terminal II Tanjung Priok ................... 4-3

Gambar 4.5 Dermaga di Terminal II Tanjung Priok (lanjutan) ... 4-4

Gambar 4.6 Dermaga di Terminal III Tanjung Priok .................. 4-4

Gambar 4.7 Penempatan peralatan bongkar muat di Pelabuhan

Tanjung Priok .......................................................... 4-5

Gambar 4.8 Orientasi dermaga kapal penumpang Tanjung Priok

pada citra satelit ....................................................... 4-9

Gambar 4.9 Dokumentasi Terminal Penumpang Tanjung Priok 4-11

Gambar 4.10 Trafik kapal di Pelabuhan Tanjung Priok .............. 4-12

Gambar 4.11 Trafik peti kemas tahun 2008-2011 ....................... 4-14

Gambar 4.12 Orientasi Lokasi Terminal Peti kemas Koja .......... 4-15

Gambar 4.13 Terminal peti kemas Koja pada peta satelit ........... 4-16

Gambar 4.14 Denah Fasilitas Car Terminal di Pelabuhan Tanjung

Priok ....................................................................... 4-18

Gambar 4.15 Pembangunan Car Terminal tahun 2011 ............... 4-18

Gambar 4.16 Kondisi di depan dermaga Car Terminal ............... 4-19

Page 17: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

xv

Gambar 4.17 Standard Operational Procedure Pengelolaan Limbah

B3 di Reception facilities (RF) Cabang Pelabuhan

Tanjung Priok ........................................................ 4-21

Gambar 4.18 Kapal tunda dan tongkang di RF Tanjung Priok ... 4-24

Gambar 4.19 Oil Boom dan tangki di RF Tanjung Priok ............ 4-24

Gambar 4.20 Prosedur pengumpulan sampah dan penampungan

sampah dari kegiatan pelabuhan ............................ 4-25

Gambar 4.21 Dokumentasi fasilitas penampungan sampah di

Tanjung Priok ........................................................ 4-28

Gambar 4.22 Orientasi Pelabuhan Tanjung Perak pada Peta Provinsi

Jawa Timur ............................................................ 4-29

Gambar 4.23 Citra satelit Pelabuhan Tanjung Perak ................... 4-29

Gambar 4.24 Citra satelit Terminal Jamrud Tanjung Perak ........ 4-31

Gambar 4.25 Layout Terminal Jamrud Tanjung Perak ............... 4-32

Gambar 4.26 Citra satelit Terminal Nilam Tanjung Perak .......... 4-34

Gambar 4.27 Layout Terminal Nilam Tanjung Perak ................. 4-34

Gambar 4.28 Citra satelit Terminal Mirah Tanjung Perak .......... 4-36

Gambar 4.29 Layout Terminal Mirah Tanjung Perak ................. 4-36

Gambar 4.30 Citra satelit Dermaga Berlian ................................ 4-39

Gambar 4.31 Layout Dermaga Berlian ........................................ 4-39

Gambar 4.32 Dokumentasi kegiatan sandar kapal penumpang di

Dermaga Jamrud Utara .......................................... 4-47

Gambar 4.33 Gedung terminal penumpang lama yang kini sudah

dibongkar ............................................................... 4-47

Gambar 4.34 Kondisi eksisting pekerjaan Pembangunan Terminal

Penumpang Modern di Pelabuhan Tanjung Perak . 4-48

Gambar 4.35 Tampak depan dan tampak dalam Terminal Penumpang

Sementara Tanjung Perak ...................................... 4-48

Gambar 4.36 Fasilitas di Terminal Penumpang Sementara Tanjung

Perak ...................................................................... 4-49

Gambar 4.37 Aktivitas muat curah kering pangan (atas) dan semen

(bawah) di Dermaga Jamrud Selatan ..................... 4-51

Gambar 4.38 Aktivitas muat curah cair CPO di Dermaga Nilam

Timur Konvensional .............................................. 4-51

Page 18: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

xvi

Gambar 4.39 Dermaga peti kemas di Terminal Nilam Timur

Multipurpose .......................................................... 4-52

Gambar 4.40 Dokumentasi terminal peti kemas PT BJTI ........... 4-52

Gambar 4.41 Dokumentasi Terminal Peti kemas PT TPS ........... 4-53

Gambar 4.42 Aktivitas bongkar muat peti kemas secara Lo-Lo di

Dermaga Jamrud .................................................... 4-53

Gambar 4.43 Dokumentasi fasilitas RF Tanjung Perak. ............. 4-55

Gambar 4.44 Standard Operating Procedure Penerimaan,

Penyimpanan dan Pengeluaran Limbah B3 di RF

Tanjung Perak. ....................................................... 4-56

Gambar 4.45 Orientasi lokasi Pelabuhan Makassar di Sulawesi

Selatan .................................................................... 4-61

Gambar 4.46 Tata letak Pelabuhan Makassar .............................. 4-61

Gambar 4.47 Tata letak dermaga dan peruntukannya di Pangkalan

Soekarno Pelabuhan Makassar .............................. 4-62

Gambar 4.48 Tata letak dermaga dan peruntukannya di Pangkalan

Hatta Pelabuhan Makassar ..................................... 4-62

Gambar 4.49 Denah Terminal Penumpang Pelabuhan Makassar 4-65

Gambar 4.50 Dokumentasi limbah oli dari kapal dan kegiatan

pelabuhan yang ditampung dengan drum di Pelabuhan

Makassar ................................................................ 4-74

Gambar 4.51 Gambar Detail Fasilitas Penampungan Limbah Oli

dalam drum-drum .................................................. 4-75

Gambar 4.52 Layout Pelabuhan Teluk Bayur ............................. 4-77

Gambar 4.53 Dokumentasi Dermaga 01 (atas) dan Dermaga 02

(bawah) Pelabuhan Teluk Bayur. ........................... 4-79

Gambar 4.54 Dokumentasi Dermaga 03 (atas) dan Dermaga 04

(bawah) Pelabuhan Teluk Bayur. ........................... 4-80

Gambar 4.55 Dokumentasi Dermaga 05 (atas) dan Dermaga 07

(bawah) Pelabuhan Teluk Bayur. ........................... 4-80

Gambar 4.56 Dokumentasi Dermaga Baru Teluk Bayur. ............ 4-81

Gambar 4.57 Dokumentasi Dermaga Khusus Semen Teluk Bayur. 4-

90

Gambar 4.58 Lokasi Dumping area Pelabuhan Teluk Bayur. ..... 4-97

Page 19: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

xvii

Gambar 4.59 Citra satelit Pelabuhan Benoa. ............................. 4-102

Gambar 4.60 Dokumentasi Dermaga Timur Pelabuhan Benoa. 4-107

Gambar 4.61 Dokumentasi Lahan Reklamasi untuk sandar Kapal

Curah Pasir Pelabuhan Benoa. ............................. 4-108

Gambar 4.62 Dokumentasi Dermaga Umum (Selatan) Pelabuhan

Benoa. .................................................................. 4-109

Gambar 4.63 Dokumentasi Jetty Pertamina di Pelabuhan Benoa.... 4-

111

Gambar 4.64 Dokumentasi Dumping area (Reklamasi) Pelabuhan

Benoa. .................................................................. 4-112

Gambar 4.65 Fasilitas Penampungan Limbah Pelabuhan Benoa. ... 4-

113

Gambar 4.66 Dokumentasi Fasilitas Penampungan Sampah

Pelabuhan Benoa.................................................. 4-113

Gambar 4.67 Citra satelit Terminal Peti kemas Bandung ......... 4-114

Gambar 4.68 Dokumentasi Terminal Peti kemas Bandung. ...... 4-116

Page 20: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan
Page 21: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Prasarana merupakan salah satu bagian penting untuk menunjang

kelancaran dari transportasi laut. Angkutan perairan dengan

pelabuhan merupakan husbandry yang saling terkait dan menunjang

dalam setiap kegiatannya. Hal ini tertuang dalam UU Nomor 17

Tahun 2008 tentang Pelayaran yang menyebutkan bahwa

kepelabuhanan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pelaksanaan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,

keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpang dan atau

barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat perpindahan

intra dan antarmoda serta mendorong perekonomian nasional dan

daerah dengan tetap memperhatikan tata ruang wilayah.

Pelabuhan sebagai salah satu unsur dalam penyelenggaraan

pelayaran memiliki peranan yang sangat penting dan strategis

sehingga penyelenggaraannya dikuasai oleh negara dan

pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah dalam rangka menunjang,

menggerakkan, dan mendorong pencapaian tujuan nasional, dan

memperkukuh ketahanan nasional. Pembinaan kepelabuhanan dalam

satu kesatuan Tatanan Kepelabuhanan Nasional yang ditujukan

untuk mewujudkan kelancaran, ketertiban, keamanan dan

keselamatan pelayaran dalam pelayanan jasa kepelabuhanan,

menjamin kepastian hukum dan kepastian usaha, mendorong

profesionalisme pelaku ekonomi di pelabuhan, mengakomodasi

teknologi angkutan, serta meningkatkan mutu pelayanan dan daya

saing dengan tetap mengutamakan pelayanan kepentingan umum.

Prasarana transportasi laut mutlak dibutuhkan untuk mendukung

kelancaran kegiatan transportasi laut dalam satu sistem transportasi

laut yang terpadu. Dengan demikian diperlukan standar yang sesuai

dengan mengacu kepada konvensi internasional dan aturan nasional.

Page 22: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

1-2

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Studi

Menganalisis dan merumuskan konsep standar di bidang

prasarana pelayaran.

2. Tujuan Studi

Tersusunnya 10 konsep standar di bidang prasarana pelayaran.

C. Ruang Lingkup

Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi penyusunan standar

prasarana pelayaran, antara lain:

1. Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk

Pelayanan Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional:

a. Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk

Pelayanan Kapal Pesiar (cruise) dan Penumpang

Internasional.

b. Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk

Pelayanan Kapal Pesiar tipe Yacht.

2. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis;

3. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah:

a. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang

Curah Cair;

b. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang

Curah Kering;

4. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti

kemas;

5. Standar Dermaga Multipurpose Untuk Pelayanan Kapal

Lolo dan Roro:

a. Standar Dermaga Untuk Pelayanan Kapal Lolo;

b. Standar Dermaga Untuk Pelayanan Kapal Roro;

6. Standar Fasilitas Wilayah Tertentu di Daratan (Dry Port)

yang Berfungsi Sebagai Pelabuhan;

7. Standar Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk

Barang Berbahaya;

8. Standar Fasilitas Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area);

9. Standar Car Terminal;

10. Standar Fasilitas Penampungan Limbah dan Sampah dari

Kegiatan Pelabuhan.

Page 23: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

1-3

D. Lokasi Studi

Kegiatan penelitian dilakukan di Jakarta, Surabaya, Makassar,

Padang dan Benoa. Peta orientasi lokasi studi diberikan pada

Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Peta Orientasi Lokasi Studi

E. Sistematika Penyajian

Sistematika penyajian Laporan Pendahuluan ini terdiri dari 6 (enam)

Bab, Daftar Pustaka dan Lampiran sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab I adalah bagian ini, menguraikan latar belakang masalah,

rumusan masalah maksud, tujuan serta indikator keluaran dan

keluaran, lokasi penelitian, lingkup pekerjaan, jangka waktu

pelaksanaan dan sistematika penyajian. Uraian mengenai hal-hal

tersebut disusun berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK).

Bab II Tinjauan Pustaka

Bagian ini menyajikan pustaka dan literatur yang akan digunakan

sebagai dasar pelaksanaan studi. Pustaka dan literatur tersebut

meliputi hasil studi terdahulu, buku-buku teks yang berkaitan dengan

subyek penelitian, aspek legalitas dalam bentuk peraturan-peraturan

Page 24: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

1-4

dan undang-undang serta codes dari negara lain yang terkait dan

terminologi atau glossary standar.

Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai metodologi pelaksanaan pekerjaan

dari masing-masing kegiatan sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja

(KAK). Metodologi pelaksanaan pekerjaan yang diuraikan pada bab

ini terdiri dari kegiatan persiapan, pengumpulan data sekunder,

kegiatan survey dan pengamatan lapangan, kegiatan pengolahan data

hasil survey, kegiatan evaluasi dan analisis data hasil survey, serta

kegiatan penyusunan konsep standar.

Bab IV Hasil Pengumpulan Data dan Informasi

Pada bab ini diuraikan data yang telah diperoleh berdasarkan

kegiatan survey lapangan.

Bab V Analisis

Pada bab ini diuraikan analisis data survey dan literatur yang

digunakan sebagai dasar penyusunan konsep standar.

Bab VI Kesimpulan

Pada bab ini disajikan kesimpulan dari hasil analisis dan penyusunan

konsep standar yang telah dilakukan.

Daftar Pustaka

Page 25: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Peraturan Perundangan

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran

Aturan yang ada di dalam UU No. 17 Tahun 2008 tentang

pelayaran meliputi aturan mengenai penyelenggaraan

kepelabuhanan secara perinci mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Kepelabuhanan.

Undang-Undang ini mendefinisikan kepelabuhanan sebagai

segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi

pelabuhan untuk menunjang kelancaran, keamanan dan

ketertiban arus lalu-lintas kapal, penumpang dan/atau

barang, keselamatan dan keamanan berlayar, tempat

perpindahan intra- dan/atau antarmoda serta mendorong

perekonomian nasional dan daerah dengan tetap

memperhatikan tata ruang wilayah. Pelaksanaan fungsi

pelabuhan tersebut diatur oleh suatu sistem kepelabuhanan

yang disebut tatanan kepelabuhanan nasional. Hal-hal yang

diatur dalam Undang-undang ini antara lain penjelasan

pelaku-pelaku kegiatan pelayaran beserta kewajiban,

tanggung-jawab, perizinan, pemberdayaan, aturan main,

hingga sanksi administratif baik untuk pelaksana, pengontrol

maupun pihak penyedia jasa lainnya yang terkait dengan

angkutan di perairan. Sisi-sisi pengaturan pelaksanaan lebih

lanjut diatur dalam Peraturan Pemerintah dan Keputusan

Menteri, dan peraturan pelaksanaan lainnya.

b. Terminal.

Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas kolam

sandar, dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat

penumpukan, tempat menunggu dan naik turun penumpang,

dan/atau tempat bongkar muat barang. Dalam sistem fasilitas

pelabuhan, terminal merupakan salah satu fasilitas pokok

yang harus tersedia di pelabuhan. Selain terminal yang

dimaksud dalam penjelasan di atas, ada pula jenis-jenis

Page 26: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-2

terminal lain yakni terminal khusus, dan terminal untuk

kepentingan sendiri. Terminal khusus adalah terminal yang

terletak di luar Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah

Lingkungan Kepentingan Pelabuhan yang merupakan

bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan

sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. Terminal untuk

kepentingan sendiri adalah terminal yang terletak di dalam

Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan

Kepentingan Pelabuhan yang merupakan bagian dari

pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai

dengan usaha pokoknya.

Kedua terminal tersebut dapat dibangun untuk menunjang

kegiatan tertentu di luar Daerah Kerja dan Daerah

Lingkungan Kepentingan Pelabuhan. Terminal khusus dan

terminal untuk kepentingan sendiri dapat saja digunakan

untuk keperluan yang berkaitan dengan pelayaran luar negeri

bila telah ditetapkan oleh menteri. Terminal-terminal seperti

ini ditetapkan menjadi bagian dari pelabuhan terdekat.

Pertimbangan pembangunan, perizinan dan aturan

pengoperasian, serta persyaratan pengubahan status diatur

sedemikian rupa agar penggunaan terminal seperti ini dapat

dilaksanakan dengan baik dengan pola integrasi yang teratur.

2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun

2009 Tentang Pengelolaan Limbah di Pelabuhan

Menurut Permen LH 5/2009 tentang Pengelolaan Limbah di

Pelabuhan, Pengelola dapat menerima dan/atau mengelola

limbah yang berasal dari kegiatan rutin operasional kapal

dan/atau kegiatan penunjang pelabuhan.

Limbah tersebut meliputi:

a. minyak;

b. material cair dan/atau padat berbahaya dalam bentuk curah;

c. kemasan bekas bahan berbahaya;

d. limbah cair domestik;

e. sampah;

f. emisi;

g. limbah elektronik; dan/atau

h. limbah bekas kapal.

Pengelola dapat menyediakan fasilitas pengelolaan limbah untuk

seluruh atau sebagian jenis limbah.

Page 27: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-3

3. Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009 Tentang

Kepelabuhanan

a. Kegiatan-kegiatan (fungsi) pelabuhan.

Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau

perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan

pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang digunakan

sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,

dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat

berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan

dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan

serta berbagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda

transportasi.

Pelabuhan memiliki peran sebagai simpul dalam jaringan

transportasi sesuai dengan hierarkinya, pintu gerbang

kegiatan perekonomian, tempat alih moda transportasi,

penunjang kegiatan industri dan/atau perdagangan, tempat

distribusi, produksi, dan konsolidasi muatan atau barang, dan

sarana perwujudan Wawasan Nusantara dan kedaulatan

negara.

Secara hirarki, pelabuhan dibagi menjadi tiga yaitu sebagai

berikut:

1) Pelabuhan Utama; Pelabuhan Utama adalah pelabuhan

yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut

dalam negeri dan internasional, alih muat angkutan laut

dalam negeri dan internasional dalam jumlah besar, dan

sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang,

serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan

pelayanan antarprovinsi.

2) Pelabuhan Pengumpul; Pelabuhan Pengumpul adalah

pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan

angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut

dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai

tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta

angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan

antarprovinsi.

3) Pelabuhan Pengumpan; Pelabuhan Pengumpan adalah

pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan

angkutan laut dalam negeri, alih muat angkutan laut

Page 28: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-4

dalam negeri dalam jumlah terbatas, merupakan

pengumpan bagi pelabuhan utama dan pelabuhan

pengumpul, dan sebagai tempat asal tujuan penumpang

dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan

jangkauan pelayanan dalam provinsi.

b. Perbandingan kelas pelabuhan.

Pelabuhan terdiri atas dua jenis yakni Pelabuhan Laut, dan

Pelabuhan Sungai dan Danau. Pelabuhan Laut didefinisikan

sebagai pelabuhan yang dapat digunakan untuk melayani

kegiatan angkutan laut dan/atau angkutan penyeberangan

yang terletak di laut atau di sungai. Sebagaimana yang telah

dipaparkan sebelumnya, angkutan laut terdiri atas pelabuhan

utama, pengumpul, dan pengumpan. Pelabuhan utama

digunakan untuk melayani angkutan laut, dan angkutan

penyeberangan dalam negeri dan luar negeri. Pelabuhan

Pengumpul digunakan untuk melayani angkutan laut dan

angkutan penyeberangan antarprovinsi dan/atau antarnegara.

Sedangkan Pelabuhan Pengumpan dapat diklasifikasikan

lagi menjadi Pelabuhan Pengumpan regional dan lokal.

Pelabuhan Pengumpan regional digunakan untuk melayani

angkutan laut dan angkutan penyeberangan antar

kabupaten/kota dalam satu provinsi. Pelabuhan pengumpan

lokal digunakan untuk melayani angkutan laut dan angkutan

penyeberangan antar kabupaten/kota dan/atau

antarkecamatan dalam satu kabupaten/kota.

Sedangkan Pelabuhan Sungai dan Danau adalah pelabuhan

yang digunakan untuk melayani angkutan sungai dan danau

yang terletak di sungai dan danau. Pelabuhan sungai dan

danau dapat digunakan untuk melayani angkutan

penyeberangan antar provinsi dan/atau antar negara, antar

kabupaten/kota dalam satu provinsi, maupun penyeberangan

antar satu kabupaten/kota. Pola pengoperasian dan

pengembangan pelabuhan di Indonesia diatur dalam

Rencana Induk Pelabuhan Nasional yang berlaku untuk

jangka panjang.

Fasilitas yang dapat ditemukan di pelabuhan terdiri dari

fasilitas pokok dan fasilitas penunjang di daratan dan

perairan.

Page 29: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-5

Fasilitas pokok pelabuhan di daerah daratnya terdiri dari

dermaga, gudang lini 1, lapangan penumpukan lini 1,

terminal penumpang, terminal peti-kemas, terminal roro,

fasilitas penampungan dan pengolahan limbah, fasilitas

bunker, fasilitas pemadam kebakaran, fasilitas gudang untuk

bahan/barang berbahaya dan beracun, dan fasilitas

pemeliharaan dan perbaikan peralatan dan sarana bantu

navigasi pelayaran. di perairan, fasilitas pokoknya terdiri

dari alur pelayaran, perairan tempat labuh, kolam pelabuhan

untuk kebutuhan sandar dan olah gerak kapal, perairan

tempat alih muat kapal, perairan untuk kapal yang

mengangkut bahan/barang berbahaya dan beracun (B3),

perairan untuk kegiatan karantina, perairan alur penghubung

intrapelabuhan, perairan pandu, dan perairan untuk kapal

pemerintah.

Sedangkan fasilitas penunjang yang tersedia di daratannya

terdiri dari kawasan perkantoran, fasilitas pos dan

telekomunikasi, fasilitas pariwisata dan perhotelan, instalasi

air bersih, listrik, dan telekomunikasi, jaringan jalan dan rel

kereta api, jaringan air limbah, drainase dan sampah, areal

pengembangan pelabuhan, tempat tunggu kendaraan

bermotor, kawasan perdagangan, kawasan industri, dan

fasilitas umum lainnya. Fasilitas penunjang di perairan

terdiri dari perairan untuk pengembangan pelabuhan jangka

panjang, perairan untuk fasilitas pembangunan dan

pemeliharaan kapal, perairan tempat uji coba kapal

(percobaan kapal), perairan tempat kapal mati, perairan

untuk keperluan darurat, perairan untuk kegiatan

kepariwisataan dan perhotelan.

4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun

2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional

Hirarki pelabuhan dalam PP 61/2009 telah diperbaharui melalui

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 414 Tahun 2013

tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan Nasional, dengan

kriteria sebagai berikut:

a. Pelabuhan Utama.

1) kedekatan secara geografis dengan tujuan pasar

internasional;

2) berada dekat dengan jalur pelayaran internasional

± 500 mil dan jalur pelayaran nasional ± 50 mil;

Page 30: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-6

3) memiliki jarak dengan pelabuhan utama lainnya

minimal 200 mil;

4) memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta

terlindung dari gelombang

5) kedalaman kolam pelabuhan minimal –9 m LWS;

6) berperan sebagai tempat alih muat peti kemas, curah,

general cargo, atau penumpang internasional;

7) melayani Angkutan peti kemas sekitar

300.000 TEUs/tahun atau angkutan lain yang setara;

8) memiliki dermaga peti kemas, curah, atau general cargo,

minimal 1 (satu) tambatan, peralatan bongkar muat peti

kemas, curah, atau general cargo, serta lapangan

penumpukan/gudang penyimpanan yang memadai.

9) berperan sebagai pusat distribusi peti kemas, curah,

general cargo, atau penumpang, di tingkat nasional dan

pelayanan angkutan peti kemas internasional;

b. Pelabuhan Pengumpul.

1) kebijakan Pemerintah yang meliputi pemerataan

pembangunan nasional dan meningkatkan pertumbuhan

wilayah;

2) memiliki jarak dengan pelabuhan pengumpul lainnya

setidaknya 50 mil;

3) berada dekat dengan jalur pelayaran nasional ± 50 mil;

4) memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta

terlindung dari gelombang;

5) berdekatan dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota

provinsi dan kawasan pertumbuhan nasional;

6) kedalaman minimal pelabuhan –7 m LWS;

7) memiliki dermaga multipurpose minimal 1 tambatan

dan peralatan bongkar muat;

8) berperan sebagai pengumpul angkutan peti kemas,

curah, general cargo, atau penumpang nasional;

9) berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan

barang umum nasional;

c. Pelabuhan Pengumpan Regional.

1) berpedoman pada tata ruang wilayah provinsi dan

pemerataan pembangunan antarprovinsi;

2) berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota

serta pemerataan dan peningkatan pembangunan

kabupaten/kota;

Page 31: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-7

3) berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi wilayah

provinsi;

4) berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan

Pengumpul dan Pelabuhan Utama;

5) berperan sebagai tempat alih muat penumpang dan

barang dari/ke Pelabuhan Pengumpul dan/atau

Pelabuhan Pengumpan lainnya;

6) berperan melayani angkutan laut antar kabupaten/kota

dalam propinsi;

7) memiliki luas daratan dan perairan tertentu serta

terlindung dari gelombang;

8) melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota

dan/atau antar kecamatan dalam 1 (satu) provinsi;

9) berada dekat dengan jalur pelayaran antar pulau ±25 mil;

10) kedalaman maksimal pelabuhan –7 m-LWS;

11) memiliki dermaga dengan panjang maksimal 120 m;

12) memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Regional

lainnya 20 – 50 mil.

d. Pelabuhan Pengumpan Lokal.

1) Berpedoman pada tata ruang wilayah kabupaten/kota

dan pemerataan serta peningkatan pembangunan

kabupaten/kota;

2) Berada di sekitar pusat pertumbuhan ekonomi

kabupaten/kota;

3) Memiliki luas daratan dan perairan tertentu dan

terlindung dari gelombang;

4) Melayani penumpang dan barang antar kabupaten/kota

dan/atau antar kecamatan dalam 1 (satu) kabupaten/kota;

5) berperan sebagai pengumpan terhadap Pelabuhan

Utama, Pelabuhan Pengumpul, dan/atau Pelabuhan

Pengumpan Regional;

6) berperan sebagai tempat pelayanan penumpang di

daerah terpencil, terisolasi, perbatasan, daerah terbatas

yang hanya didukung oleh moda transportasi laut;

7) berperan sebagai tempat pelayanan moda transportasi

laut untuk mendukung kehidupan masyarakat dan

berfungsi sebagai tempat multifungsi selain sebagai

terminal untuk penumpang juga untuk melayani bongkar

muat kebutuhan hidup masyarakat di sekitarnya;

8) berada pada lokasi yang tidak dilalui jalur transportasi

laut reguler kecuali keperintisan;

9) kedalaman maksimal pelabuhan –4 m-LWS;

Page 32: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-8

10) memiliki fasilitas tambat atau dermaga dengan panjang

maksimal 70 m;

11) memiliki jarak dengan Pelabuhan Pengumpan Lokal

lainnya 5 – 20 mil.

5. Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2011 Tentang

Kunjungan Kapal Wisata (Yacht) Asing Ke Indonesia

Inti dari peraturan ini adalah pemberian kemudahan bagi kapal

wisata (yacht) asing yang berkunjung ke Indonesia, dalam

rangka mengembangkan industri wisata bahari dan

meningkatkan perekonomian masyarakan pesisir, pulau-pulau

kecul dan perairan pedalaman. Beberapa pokok dari peraturan ini

adalah sebagai berikut:

a. Kapal wisata (yacht) asing beserta awak kapal dan/atau

penumpang termasuk barang bawaan dan/atau kendaraan

yang akan memasuki wilayah perairan Indonesia dalam

rangka kunjungan wisata diberikan kemudahan di bidang

Clearance and Approval for Indonesian Territory (CAIT),

kepelabuhanan, kepabeanan, keimigrasian, dan karantina

(Pasal 2 ayat (1)).

b. Kemudahan ini diberikan bagi kapal wisata asing yang

berkunjung melalui 18 (delapan belas) pelabuhan tertentu

(Pasal 4 ayat (1)).

c. Kapal wisata asing diwajibkan untuk:

Memenuhi ketentuan kepabeanan tentang impor

sementara,

Memiliki izin tinggal,

Menjalani pemeriksaan karantina,

d. Dalam rangka peningkatan kunjungan kapal wisata asing,

Pemerintah dapat memberikan dukungan fasilitas berupa:

Penyiapan alur pelayaran,

Kemudahan dalam pembangunan marina atau

terminal khusus,

Pembangunan dermaga,

Pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran,

Kemudahan untuk fasilitas perawatan dan perbaikan

kapal,

Dan fasilitas lainnya sesuai kebutuhan.

Page 33: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-9

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2011

Tentang Terminal Khusus dan Terminal Untuk

Kepentingan Sendiri

Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Daerah

Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan

pelabuhan yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk

melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya

(Pasal 1 butir 3). Terminal Untuk Kepentingan Sendiri adalah

terminal yang terletak di dalam Daerah Lingkungan Kerja dan

Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan yang merupakan

bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai

dengan usaha pokoknya (Pasal 1 butir 4).

Daerah Lingkungan Kerja adalah wilayah perairan dan daratan

pada pelabuhan atau terminal khusus yang digunakan secara

langsung untuk kegiatan pelabuhan (Pasal 1 butir 5). Daerah

Lingkungan Kepentingan adalah perairan di sekeliling Daerah

Lingkungan Kerja perairan pelabuhan yang dipergunakan untuk

menjamin keselamatan pelayaran (Pasal 1 butir 6).

Secara keseluruhan Peraturan ini mengatur tentang syarat

penetapan lokasi terminal khusus, syarat pembangunan terminal

khusus, syarat pengoperasian terminal khusus, syarat-syarat

terminal khusus yang terbuka bagi perdagangan luar negeri,

syarat-syarat Terminal untuk Kepentingan Sendiri serta

pembinaan, pengendalian dan pengawasan terminal khusus,

terminal untuk kepentingan sendiri.

7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun 2011

Tentang Pengerukan Dan Reklamasi

a. Terminologi.

1) Pengerukan adalah pekerjaan mengubah bentuk dasar

perairan untuk mencapai kedalaman dan lebar yang

dikehendaki atau untuk mengambil material dasar

perairan yang dipergunakan untuk keperluan tertentu

2) Reklamasi adalah pekerjaan timbunan di perairan atau

pesisir yang mengubah garis pantai dan/atau kontur

kedalaman perairan

3) Kapal Keruk adalah kapal dengan jenis apapun yang

dilengkapi dengan alat bantu, yang khusus digunakan

Page 34: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-10

untuk melakukan pekerjaan pengerukan dan/atau

reklamasi

4) Daerah Buang adalah lokasi yang digunakan untuk

tempat penimbunan hasil kerja keruk

b. Persyaratan Teknis Pengerukan.

Berdasarkan pasal 5 ayat 1, persyaratan teknis pengerukan

meliputi Desain teknis, Peralatan keruk, Metode kerja dan

Lokasi pembuangan hasil keruk (dumping area).

1) Desain Teknis.

Berdasarkan pasal 5 ayat 2, desain teknis meliputi:

a) layout (peta bathymetry);

b) profil/potongan memanjang dan melintang;

c) lebar alur, luas kolam, dan kedalaman sesuai dengan

ukuran kapal yang akan melewati alur pelayaran;

d) alignment alur-pelayaran;

e) slope/kemiringan alur-pelayaran;

f) hasil survey jenis material keruk;

g) lokasi dan titik koordinat geografis area yang akan

dikeruk; dan

h) volume keruk.

2) Peralatan Keruk.

Berdasarkan pasal 5 ayat 3, peralatan keruk meliputi:

a) Jenis kapal keruk hopper; dan

b) Non hopper.

3) Metode Kerja.

Berdasarkan pasal 5 ayat 4, metode kerja paling sedikit

memuat:

a) Tata cara pelaksanaan pekerjaan pengerukan;

b) penggunaan peralatan;

c) jadwal pelaksanaan pekerjaan pengerukan; dan

d) produktifitas kerja.

Page 35: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-11

c. Lokasi Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area).

Berdasarkan pasal 5 ayat 5, lokasi pembuangan hasil keruk

(dumping area) tidak diperbolehkan di:

1) alur-pelayaran;

2) kawasan lindung;

3) kawasan suaka alam;

4) taman nasional;

5) taman wisata alam;

6) kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;

7) sempadan pantai;

8) kawasan terumbu karang;

9) kawasan mangrove;

10) kawasan perikanan dan budidaya;

11) kawasan pemukiman; dan

12) daerah lain yang sensitif terhadap pencemaran sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan Pasal 6, lokasi pembuangan juga harus

memenuhi syarat:

1) kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter LWS

dan/atau jarak dari garis pantai lebih dari 12 (dua belas)

Mil;

2) didasarkan pada studi lingkungan yang dilakukan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di

bidang lingkungan hidup.

8. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2012 Tentang

Reception facility

Perpres 29/2012 merupakan penyempurnaan dari Instruksi

Presiden terkait ratifikasi Annex I dan Annex II MARPOL.

Dalam Perpres ini dilakukan pengesahan Annex III, IV, V dan VI

MARPOL. Dengan dikeluarkannya Perpres ini, maka Indonesia

telah mewajibkan diri secara penuh untuk memenuhi seluruh

ketentuan yang diatur dalam MARPOL.

B. Studi Terdahulu

1. Studi Standarisasi di Bidang Prasarana Transportasi Laut,

2010

Studi Standardisasi di Bidang Prasarana Transportasi Laut yang

disusun pada tahun 2010 menghasilkan beberapa Rancangan

Page 36: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-12

Standar Nasional Indonesia di bidang prasarana transportasi laut

yaitu:

a. Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas A.

b. Standar Terminal Penumpang Internasional Kelas B.

c. Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas A.

d. Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas B.

e. Standar Terminal Penumpang Domestik Kelas C.

f. Standar Rambu-rambu Pelabuhan.

g. Standar Pelayanan Air di Pelabuhan Hub Internasional.

h. Standar Pelayanan Air di Pelabuhan Internasional.

i. Standar Terminal Curah Cair.

j. Standar Terminal Curah Kering.

Dari kesepuluh RSNI tersebut, terdapat 4 (empat) materi yang

berkaitan dengan studi yang akan dilaksanakan, seperti

ditunjukkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Materi terkait dalam Studi Standardisasi di

Bidang Prasarana Transportasi Laut, 2010

No. Studi terdahulu yang relevan Studi saat ini

1 Standar Terminal Penumpang

Internasional Kelas A

Standar Fasilitas dan

Peralatan di Pelabuhan

untuk Pelayanan Kapal

Pesiar dan Penumpang

Internasional

2 Standar Terminal Penumpang

Internasional Kelas B

Standar Fasilitas dan

Peralatan di Pelabuhan

untuk Pelayanan Kapal

Pesiar dan Penumpang

Internasional

3 Standar Terminal Curah Cair Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Curah

4 Standar Terminal Curah

Kering

Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Curah

Page 37: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-13

a. Rancangan Standar Terminal Penumpang Internasional

Kelas A.

Analisis Rancangan Standar Terminal Penumpang

Internasional Kelas A merupakan hasil adopsi dari CTDS.

Namun ada beberapa hal lain yang distandarkan yaitu hal-hal

yang terkait dengan perkembangan masa kini dan ketentuan

lain yang terkait juga diakomodir dalam standar ini baik itu

dari standar dalam negeri maupun luar negeri. Standar luas

terminal penumpang Internasional Kelas A berdasarkan

studi dari referensi-referensi diperoleh sebagai berikut.

Tabel 2.2 Ruang yang dibutuhkan untuk berbagai

fungsi ruang (m²/penumpang) untuk

Terminal Penumpang Internasional Kelas A

Ruang Esensial Ruang m²/penumpang

(n)

Ruang Umum (f1) 3

Ruang Pelaporan (f2) 0.5

Ruang Tunggu Keberangkatan

(f3)

1.5

Ruang Tunggu Kedatangan

(f4)

1

Sumber: Adopsi dari The Air Transport Association (IATA), 2005.

Dari pemilihan kebutuhan ruang m²/penumpang tersebut

kemudian dibuat rumus luas ruang esensial sebagai berikut:

Gedung Terminal A = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 +A6

Ruang Umum (Public Hall), A1 = n x f1

Ruang Pelaporan (Check-in), A2 = n x f2

Ruang tunggu keberangkatan, A3 = n x f3

Ruang tunggu kedatangan, A4 = n x f4

Area Konsesi/Kios, A5 = 25% x (A1+ A3) +10% x A4

Ruang Utilitas, A6 = 10% x (A1+ A2+ A3) + 25% xA4

Parkir, A = E x f x h

Dimana:

A = luas lahan parkir.

E = jumlah penumpang dalam satu kali keberangkatan.

F = jumlah kendaraan per penumpang (0.5).

H = kebutuhan lahan parkir per kendaraan (25m²)

Page 38: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-14

Terminal Penumpang Internasional Kelas A dengan

kapasitas minimum 800 orang didapatkan hasil perhitungan

sebagai berikut:

Ruang Umum (Public Hall) = 2.400 m²

Ruang Pelaporan (Check-in) = 400 m²

Ruang tunggu keberangkatan = 1.200 m²

Ruang tunggu kedatangan = 800 m²

Area Konsesi/Kios = 980 m²

Ruang Utilitas = 480 m²

Parkir = 10.000 m²

Sehingga didapatkan luas areal gedung terminal 6.300 m²

dan luas areal Parkir kendaraan antar / jemput & intermodal

10.000 m².

Dari Luasan Bangunan, Luasan Parkir dan Intermoda serta

Kebutuhan Fasilitas-Fasilitas di Terminal Penumpang

Internasional Kelas A maka disusun contoh denah dari

terminal penumpang tersebut. Denah terminal penumpang

Internasional Kelas A disajikan pada Gambar 2.1.

Page 39: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-15

Gambar 2.1 Denah Terminal Penumpang Internasional

Kelas A

3.00 71.00 23.008.00F

100.00

10

0.0

0

18

.75

60.0

0

16

.25

25.0

0

19.50 AB

105.00

C B

DE

G G H I

Jalan J

18

.00

Jalan J

18

.00

Sistem Penanganan Bagasi

Ruang UmumA

B

E

F

I

J

H

G

C

D

Pemeriksaan Pintu, x-ray-cam

Ruang Lapor Diri

Kendaraan Umum Dan Intemoda

Kendaraan Pribadi

Tempat Parkir Cadangan

Jalan

Ruang Konsesi

Loket Tiket

Cargo

Pos kesehatan

Pos Keamanan

Ruang Info

Toilet

Pepohonan

Ruang Tunggu Kedatangan

Ruang Tunggu Keberangkatan

Legenda :

Ruang Umum

Ruang Semi Steril

Ruang Steril

Tempat Parkir

Page 40: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-16

b. Rancangan Standar Terminal Penumpang Internasional

Kelas B.

Rancangan Standar Terminal Penumpang Internasional

Kelas B merupakan hasil adopsi dari CTDS. Namun ada

beberapa hal lain yang distandarkan yaitu hal-hal yang

terkait dengan perkembangan masa kini dan ketentuan lain

yang terkait juga diakomodir dalam standar ini baik itu dari

standar dalam negeri maupun luar negeri. Standar luas

terminal penumpang Internasional Kelas B berdasarkan studi

dari referensi-referensi diperoleh sebagai berikut.

Tabel 2.3 Ruang yang dibutuhkan untuk berbagai

fungsi ruang (m²/penumpang) untuk

Terminal Penumpang Internasional Kelas B

Ruang Esensial Ruang m2/penumpang

(n)

Ruang Umum (f1) 3

Ruang Pelaporan (f2) 0.5

Ruang Tunggu Keberangkatan

(f3)

1.5

Ruang Tunggu Kedatangan

(f4)

1

Sumber: adopsi dari The Air Transport Association (IATA), 2005.

Dari pemilihan kebutuhan ruang m²/penumpang tersebut

kemudian dibuat rumus luas ruang esensial sebagai berikut:

Gedung Terminal A = A1 + A2 + A3 + A4 + A5 +A6

Ruang Umum (Public Hall) A1 = n x f1

Ruang Pelaporan (Check-in) A2 = n x f2

Ruang tunggu keberangkatan A3 = n x f3

Ruang tunggu kedatangan A4 = n x f4

Area Konsesi/ Kios A5 = 25% x (A1+ A3) +10% x A4

Ruang Utilitas A6 = 10% x (A1+ A2+ A3) + 25% xA4

Parkir A = E x f x h

Dimana:

A = luas lahan parkir.

E = jumlah penumpang dalam satu kali keberangkatan.

f = jumlah kendaraan per penumpang (0.5).

h = kebutuhan lahan parkir per kendaraan (25m²).

Page 41: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-17

Terminal Penumpang Internasional Kelas B dengan

kapasitas minimum 400 orang didapatkan hasil perhitungan

sebagai berikut:

Ruang Umum (Public Hall) = 1.200 m²

Ruang Pelaporan (Check-in) = 200 m²

Ruang tunggu keberangkatan = 600 m²

Ruang tunggu kedatangan = 400 m²

Area Konsesi/ Kios = 490 m²

Ruang Utilitas = 240 m²

Parkir = 5.000 m²

Sehingga didapatkan luas areal gedung terminal 3.200 m²

dan luas areal Parkir kendaraan antar / jemput & intermodal

5.000 m².

Dari Luasan Bangunan, Luasan Parkir dan Intermoda serta

Kebutuhan Fasilitas-Fasilitas di Terminal Penumpang

Internasional Kelas B maka disusun contoh denah dari

terminal penumpang tersebut. Denah terminal penumpang

Internasional Kelas B disajikan pada Gambar 2.2.

Page 42: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-18

Gambar 2.2 Denah Terminal Penumpang Internasional

Kelas B

c. Rancangan Standar Terminal Curah Kering.

Standar yang akan dianalisis adalah untuk terminal curah

kering batubara. Batubara merupakan produk yang banyak

didistribusikan melalui angkutan laut. Saat ini perusahaan-

perusahaan memiliki kecenderungan membangun Pelabuhan

Khusus Batubara, karena penyimpanan dan penanganan

14

.00

45

.00

12

.00

19

.00

14.50

100.00

50

.00

67.00 6.00 7.00

80.00

A

BC B

DE

B

F

Jalan J

18

.00

Jalan J

18

.00

G G H I

Bea Cukai

Sistem Penanganan Bagasi

Ruang Karantina

Ruang UmumA

B

E

F

I

J

H

G

C

D

Pemeriksaan Pintu, x-ray-cam

Ruang Lapor Diri

Kendaraan Umum Dan Intemoda

Kendaraan Pribadi

Tempat Parkir Cadangan

Jalan

Ruang Konsesi

Loket Tiket

Pos kesehatan

Pos Keamanan

Ruang Info

Toilet

Pepohonan

Ruang Tunggu Kedatangan

Ruang Tunggu Keberangkatan

Legenda :

Ruang Umum

Ruang Semi Steril

Ruang Steril

Tempat Parkir

Page 43: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-19

batubara relatif mudah. Perencanaan terminal curah kering

melalui adopsi dari berbagai sumber yaitu:

(UNCTAD)-Port Development: a handbook for

planners in developing countries 2nd edition revised and

expanded (1985)

(UNCTAD)-Suitable development for ports (1993)

(ISPS) Code-International Ship & Port Facility Security

(IMO)-Comprehensive Manual on port reception

facilities (IMO-597E) (1999)

(IMO)-BLU Code: Code of Practice for the Safe

Loading and Unloading of Bulk Carriers (IMO-266E)

(1998)

Bentuk zoning terminal curah kering untuk satu unit

sandaran dijelaskan seperti pada gambar di bawah ini.

Keterangan gambar: 1. Terminal curah kering fasilitas darat; 2.

Loading platform; 3. Sistem tambat; 4. Tongkang.

Gambar 2.3 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering

secara umum

Page 44: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-20

Keterangan gambar:

1. Pintu gerbang

2. Pos keamanan

3. Perkantoran

4. Area parkir

5. Lapangan penumpukan 1

6. Lapangan penumpukan 2

7. Kolam penampungan aliran drainase dari area terminal

8. Loading platform

9. Jembatan timbang

10. Ruang kontrol terbuka

11. Area supply air

12. Kran

13. Buldozer 1

14. Buldozer 2

15. Sistem tambat

16. Tongkang

Gambar 2.4 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering

dengan sistem sederhana

65

1

2

3

4

7

8

9

10

13

14

11

12

15

16

Page 45: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-21

Keterangan gambar:

1. Pintu gerbang 11. Reclaimer

2. Pos keamanan 12. Stacker

3. Perkantoran 13. Buldozer 1

4. Area parkir 14. Buldozer 2

5. Jembatan timbang 15. Kolam penampungan aliran

drainase dari area terminal

6. Ruang kontrol

terbuka

16. Conveyor system

7. Area supply air 17. Loading platform

8. Lapangan

penumpukan 1

18. Sistem tambat

9. Lapangan

penumpukan 2

19. Tongkang

10. Lapangan

penumpukan 3

Gambar 2.5 Tata letak tipikal Terminal Curah Kering

dengan sistem canggih

d. Rancangan Standar Terminal Curah Cair.

1) Tangki.

Desain dan analisis tanki disesuaikan berdasarkan

kebutuhan dengan mengacu kepada API 650/653 Oil

Storage Tank Design and Analysis. Tipikal tangki

8

9

1

2

3

4

15

17

5

6 716

13 14

1210

11

18

19

Page 46: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-22

penyimpanan untuk ekspor LNG berkapasitas 300 000

barrel atau 47.750 m3.

2) Pipa.

Pipa-pipa penyalur diletakkan di bawah atau samping

jetty dengan tujuan lalu lintas di jetty tidak terganggu.

Pipa yang berada di platform dinaikkan ke atas jetty guna

memudahkan penyambungan pipa-pipa. Pipa uap untuk

membersihkan tangki kapal dan pipa suplai air tawar

ditempatkan di sisi pipa utama. Rentang pipa yang

menggantung tidak lebih dari 4-12 m.

3) Rumah Pompa.

Rumah pompa diletakkan terpisah dari kantor tetapi

tidak berjauhan, dan diletakkan dekat dengan jetty.

4) Jetty.

Tipikal jetty yang digunakan untuk terminal curah cair

adalah tipe jetty L atau T dan tipe jetty jari. Jetty harus

dilengkapi dengan fasilitas:

a) Loading arm

b) Daerah layanan

c) Bangunan pelayanan

d) Derek jetty

e) Cerobong api khusus untuk terminal curah cair LNG

f) Tipikal dimensi platform 20 x 35 m2.

Tipe jetty jari dipasang dengan platform dan mooring

dolphin terpisah. Jarak minimum dari kapal ke dolphin

adalah 30 m.

Page 47: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-23

Gambar 2.6 Tata letak tipikal Terminal Curah Cair

secara keseluruhan

.

Keterangan gambar: (1) Rak pipa; (2) Pipa; (3) Pagar; (4)

Walkways; (5) Balok; (6) Pile cap/poer; (7) Tiang pancang;

(X1) Panjang rak sistem pipa; (X2) Panjang walkways

Gambar 2.7 Tata letak tipikal Peralatan Bongkar

Muat pada dermaga Terminal Curah

Cair

Terminal Curah Cair(Faslitas Laut)

Terminal Curah Cair(Faslitas Darat)

X1 X2

2

3

1

4

5

6

7

Page 48: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-24

Keterangan gambar: (1) Mooring dolphin; (2) Catwalk; (3)

Dolphin; (4) Breasting Dolphin; (5) Fender

Gambar 2.8 Tata letak tipikal dermaga Terminal

Curah Cair

Keterangan gambar: (1) Pintu gerbang 1; (2) Pintu gerbang 2;

(3) Pos keamanan 1; (4) Pos keamanan 2; (5) Ruang kontrol

terbuka; (6) Jembatan timbang; (7) Area perkantoran; (8)

Filling station; (9) Rumah pompa; (10) Gen set; (11) Boiler;

(12) Area supply BBM; (13) Concrete ring beam; (14)

Tangki; (15) Area sistem pemadam kebakaran; (16) Piping

system; (17) Pos keamanan 3; (18) Pintu masuk menuju ke

arah jetty

Gambar 2.9 Tata letak tipikal Fasilitas Darat

Terminal Curah Cair

2. Studi Standarisasi di Bidang Kepelabuhanan, 2011

Studi Standardisasi di Bidang Kepelabuhanan yang disusun pada

tahun 2011 menghasilkan beberapa Rancangan Standar Nasional

Indonesia di bidang kepelabuhanan, yaitu:

1

23

4

5

3

7

15

6

8

9

14

1312

11

10

4

51 2

16

1718

Page 49: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-25

a. Standar Fasilitas Transshipment Peti kemas Pada Pelabuhan

Utama

b. Standar Fasilitas Transshipment General cargo Pada

Pelabuhan Utama

c. Standar Pelayanan Jasa Penumpukan di Gudang Tertutup

d. Standar Fasilitas Pemeliharaan dan Perawatan Kapal di

Pelabuhan

e. Standar Sistem Manajemen Perawatan Fasilitas Pelabuhan

f. Standar Perhitungan Kinerja Pelayanan Kapal Dan Barang di

Pelabuhan

g. Standar Terminal Khusus (TK) Batubara

h. Standar Terminal Khusus (TK) CPO.

i. Standar Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)

Batubara

j. Standar Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) CPO.

k. Standar Fasilitas Penampungan dan Pengelolaan Limbah

Kapal di Pelabuhan Utama.

Standar Peralatan Bongkar Muat Peti kemas secara

Konvensional di Pelabuhan.

Dari keduabelas RSNI tersebut, terdapat 6 (enam) materi yang

berkaitan dengan studi yang akan dilaksanakan, seperti

ditunjukkan pada Tabel 2.4.

Page 50: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-26

Tabel 2.4 Materi terkait dalam Studi Standardisasi di

Bidang Kepelabuhanan, 2011

No. Studi terdahulu yang

relevan

Studi saat ini

1 Standar Fasilitas

Transshipment Peti kemas

Pada Pelabuhan Utama

Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Peti kemas

2 Standar Terminal Khusus

(TK) Batubara

Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Curah

3 Standar Terminal Khusus

(TK) CPO

Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Curah

4 Standar Terminal Untuk

Kepentingan Sendiri

(TUKS) Batubara

Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Curah

5 Standar Terminal Untuk

Kepentingan Sendiri

(TUKS) CPO

Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Curah

6 Standar Fasilitas

Penampungan dan

Pengelolaan Limbah

Kapal di Pelabuhan

Utama

Standar Penampungan

Limbah dan Sampah dari

Kegiatan Pelabuhan

a. Standar Fasilitas Transhipment Peti kemas Pada

Pelabuhan Utama.

Transshipment peti kemas di pelabuhan atau terminal peti

kemas hanya menangani jumlah/prosentase tertentu dari arus

kontainer total (total container throughput), dan setelah

penyimpanan sementara di lapangan penumpukan, peti

kemas segera diangkut kembali oleh kapal lain untuk

pengiriman selanjutnya.

Diagram yang menggambarkan proses penanganan peti

kemas dari laut ke darat melalui terminal ditunjukkan pada

gambar berikut ini. Dapat dilihat bahwa transshipment peti

kemas merupakan bagian dari proses penanganan peti kemas

yang terbatas di hingga ke terminal. Sementara arus keluar-

masuk (ekspor-impor) ke darat melibatkan juga angkutan

darat (hinterland transport).

Page 51: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-27

Gambar 2.10 Kegiatan transshipment peti kemas

merupakan bagian dari arus peti kemas total

Tabel 2.5 Terminal peti kemas di pelabuhan-

pelabuhan yang disurvey

Terminal Peti kemas di pelabuhan yang disurvei adalah

sebagai berikut:

1) Pelabuhan Tanjung Priok

a) PT Jakarta International Container Terminal

(JICT).

b) TPK Koja.

c) PT MTI (Multi Terminal Indonesia).

d) Terminal Operasi 3.

2) Pelabuhan Belawan

Belawan International Container Terminal

3) Pelabuhan Tanjung Perak

a) Terminal Berlian, dikelola oleh PT Berlian Jasa

Terminal Indonesia (BJTI)

b) Terminal Peti kemas Surabaya, dikelola oleh PT

Terminal Peti kemas Surabaya (TPS)

4) Pelabuhan Makassar

Terminal Peti kemas Makassar (TPM)

1) Fasilitas Utama.

Fasilitas utama pendukung kegiatan transshipment peti

kemas di pelabuhan utama minimal terdiri dari fasilitas

yang disebutkan pada bagian berikut:

Pelabuhan/Terminal Sisi Dermaga/Laut

stack

petikemas

arus petikemas total (TEU’s/tahun) (volume petikemas yang

ditangani/tahun)

transshipment

ekspor (outbond)

impor (inbond)

TRANSSHIPMENT

Sisi Darat

ekspor

impor

Transpor hinterland (truck/trailer, KA)

Page 52: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-28

a) Dermaga.

Panjang dermaga harus mengikuti kriteria teknis

sesuai dengan panjang rata-rata kapal terbesar yang

dilayani, termasuk memperhitungkan persyaratan-

persyaratan ruang yang diperlukan untuk peralatan

tambat labuh yang aman antara lain fendering,

mooring dan jarak aman antar kapal. IMO

(International Maritime Organization)

mengusulkan persamaan berikut untuk menghitung

panjang dermaga.

LOAnLOAnLw %101 (1)

dimana

Lw = panjang dermaga

LOA = panjang total kapal (length overall)

N = jumlah tambatan

Gambar 2.11 Sketsa definisi perhitungan panjang

dermaga

Ukuran kolam dermaga harus memenuhi ketentuan

untuk kebutuhan olah gerak kapal dan kedalaman

yang cukup sesuai dengan draft kapal pengangkut

peti kemas terbesar yang dilayani. Sebagai

pedoman, Pelabuhan utama yang melayani kapal

peti kemas berkapasitas 5.000 TEUs, memerlukan

panjang total dermaga minimal 350 meter dan

kedalaman kolam dermaga 15 meter.

Panjang dermaga dan kedalaman kolam untuk

transshipment peti kemas Pelabuhan Utama

minimal adalah 200 m dengan kedalaman 11m dari

LOA LOA

10% x LOA 10% x LOA 10% x LOA

dermaga

kapal kapal

Page 53: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-29

praktek yang ada1, namun sesuai dengan

Kepmenhub No. 53 Tahun 2002 disajikan pada

Tabel 2.6.

Tabel 2.6 Ukuran dermaga dan kedalaman kolam

Pelabuhan Utama

Hirarki

Pelabuhan

Panjang

Dermaga

Min. (meter)

Kedalaman

Kolam Min.

(meter LWS)

Utama Primer 350 -12,00

Utama Sekunder 250 -9,00

Utama Tersier 150 -7,00 Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan No KP 414

Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan

Nasional.

b) Apron.

Lebar apron yang aman (ad) dan nyaman untuk

operasional alat angkut (truk dan KA) yang diukur

dari berth line dermaga sampai dengan sisi gudang

laut (gudang lini I) atau lapangan penumpukan

sebagai berikut (lihat Gambar 2.12). (Quin,1972).

Lebar apron minimum 3,00 m

dengan crane dan 1 jalur KA 20,00 m

dengan 2 jalur truk trailer 8,00 m

dengan 1 jalur KA dan 1 jalur truk trailer 9,00 m

dengan 2 jalur KA dan 1 jalur truk trailer 13,00

m

dengan crane dan 2 jalur KA 25,00 m

1sumber: http://www.internationalpsa.com/factsheet/map.html

Page 54: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-30

Gambar 2.12 Sketsa definisi lebar apron

dermaga.

c) Lapangan Penumpukan.

Kebutuhan luas lapangan penumpukan peti kemas

yang disarankan untuk pelabuhan utama menurut

Kepmenhub No. 53 Tahun 2002 diberikan pada

Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Luas lapangan penumpukan sesuai

arus peti kemas

Hirarki

Pelabuhan

Arus Peti

kemas

(TEUs/tahun)

Luas

Lapangan

Penumpukan

(Ha)

Utama Primer 3 juta-3,5 juta 15

Utama

Sekunder

1,5 juta 10

Utama Tersier Tidak diperinci Tidak diperinci

Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan No KP 414

Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan

Nasional.

ad Lapangan

penumpukan

berth line/tepi dermaga

Page 55: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-31

d) Fasilitas Penanganan Peti kemas.

Tabel 2.8 adalah kebutuhan peralatan minimal

(crane) yang disyaratkan sesuai dengan arus peti

kemas menurut Kepmenhub No. 53 Tahun 2002.

Tabel 2.8 Jumlah crane minimal sesuai arus

peti kemas

Hirarki

Pelabuhan

Arus Peti

kemas

(TEUs/tahun)

Peralatan Jumlah

Utama

Primer

3 juta-3,5 juta crane 4 unit

Utama

Sekunder

1,5 juta crane 2 unit

Utama

Tersier

Tidak

diperinci

mobile

crane /

ship gear

50 ton

Tidak

diperinci

Sumber: Keputusan Menteri Perhubungan No KP 414

Tahun 2013 tentang Penetapan Rencana Induk Pelabuhan

Nasional

Jenis peralatan tergantung pada sistem bongkar muat

peti kemas yang digunakan. Secara umum sistem

bongkar muat peti kemas yang biasa digunakan

adalah:

Sistem truck trailer/forklift dan reach stacker

Sistem straddle carrier

Sistem Rubber-tyre gantry (RTG) dan/atau rail-

mounted gantry (RMG)

Campuran dari ketiga sistem di atas

Sistem truck trailer dan reach stacker/forklift paling

ekonomis diterapkan pada terminal kecil

berkapasitas antara 60.000-80.000 TEUs per tahun

dan luas lapangan penumpukan tak terbatas. Gambar

menunjukkan sistem truck trailer dan reach

stacker/forklift.

Page 56: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-32

Gambar 2.13 Ilustrasi penumpukan peti kemas

sistem truck trailer dan reach

stacker/forklift

Sistem straddle carrier adalah sistem penanganan

peti kemas yang cocok untuk terminal dengan luas

lapangan penumpukan yang terbatas. Sistem

straddle carrier dapat menumpuk peti kemas 3

hingga 4 tumpukan dan merupakan sistem yang

paling optimal dari segi kecepatan untuk terminal

yang menangani arus peti kemas 100.000 hingga

3.000.000 TEUs per tahun. Gambar 2.14 adalah

ilustrasi penanganan peti kemas sistem straddle

carrier.

Gambar 2.14 Ilustrasi penumpukan peti kemas

sistem straddle carrier

Sistem RTG/RMG bisa menyusun peti kemas 5-9

blok dalam 4-6 tumpuk. Sistem ini ekonomis untuk

terminal yang menangani peti kemas lebih dari

Page 57: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-33

200.000 TEUs per tahun dan luas lapangan

penumpukan terbatas atau mahal. Gambar 2.15 dan

Gambar 2.16 masing-masing adalah ilustrasi sistem

RTG dan/atau RMG dengan head truck dan shuttle

carrier.

Gambar 2.15 Ilustrasi penumpukan peti kemas

sistem RTG/RMG dengan head

truck

Gambar 2.16 Ilustrasi penumpukan peti kemas

sistem RTG/RMG dengan Shuttle-

carrier

Peralatan sisi laut Terminal peti kemas adalah Quay-

side Gantry Crane (QGC). Kapasitas minimum

QGC yang disyaratkan adalah:

Daya angkat: 40 ton

Jangkauan ke sisi laut: 32,5 m

Tinggi hoist di bawah spreader: 25 m

Lebar track: 15-18 m

Page 58: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-34

Jangkauan ke sisi darat: 15 m

Jarak bebas di bawah crane: 12 m

Kapasitas/kemampuan crane dinyatakan dalam

Gross Crane Rate (GCR) yang dinyatakan dengan:

TWH

TCHGCR

TCH, Total Container Handled = jumlah peti kemas

(masuk atau keluar) yang ditangani

TWH, Total Worked Hours = seluruh waktu yang

diperlukan crane untuk menangani peti kemas,

termasuk idle time.

Untuk Pelabuhan utama primer, Kepmenhub No.

KM 53 Tahun 2002 mensyaratkan minimal 4 unit

crane dengan arus peti kemas total (transit dan non

transit) antara 3 juta-3,5 juta TEUs/tahun. Jika dari

volume tersebut dianggap 20% adalah peti kemas

transit, maka arus peti kemas transit adalah 600.000-

700.000 TEUs/tahun, rata-rata = 650.000

TEUs/tahun.

Produktivitas 1 unit crane rata-rata adalah 0,5

TEUs/menit atau 30 TEUs/jam atau 262.800

TEUs/tahun. Jumlah crane yang diperlukan adalah

650.000/262.800 = 2,47 3 unit.

Peralatan sisi darat Terminal peti kemas adalah

sebagai berikut:

(1) Rubber-tyred Gantry (RTG) Crane dan Rail-

mounted Gantry (RMG) Crane

RTG dan RMG crane atau biasa disebut dengan

transtainer adalah crane peti kemas yang berupa

portal lebar beroda karet (RTG) atau sistem rel

(RMG). Alat ini dapat menumpuk peti kemas 5-

9 blok dalam 4-6 tingkat. Kapasitas RTG yang

disarankan untuk transshipment peti kemas di

Pelabuhan utama adalah minimal 35 ton. Jumlah

RTG/RMG yang ideal adalah 3 unit untuk 1

Page 59: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-35

buah QGC, sehingga untuk 3 unit QGC

diperlukan 9 unit RTG/RMG.

(2) Straddle carrier

Straddle carrier adalah kendaraan pengangkut

peti kemas berbentuk portal persegi empat

panjang beroda karet. Straddle carrier hanya

dapat menumpuk hingga 2 atau 3 tingkat.

Kapasitas minimal straddle carrier untuk

pelabuhan utama berkisar antara 30-35 ton. Satu

buah QGC biasanya cukup ideal dilayani oleh 3-

5 unit straddle carrier.

(3) Forklift, reach stacker dan side loader

Forklift, reach stacker dan side loader

merupakan kendaraan khusus pengangkut peti

kemas yang dapat menyusun peti kemas di

lapangan penumpukan. Reach stacker juga

dapat digunakan untuk memuat peti kemas ke

truk trailer.

(4) Head truck dan container chassis

Head truck adalah truk semi-trailer yang

memiliki sambungan permanen atau semi

permanen sehingga dapat berbelok tajam. Untuk

mengangkut peti kemas, head truck dilengkapi

dengan container chassis yang dapat di lepas.

(5) Shuttle-carrier

Shuttle-carrier merupakan kendaraan

pengangkut peti kemas generasi terbaru yang

merupakan pengembangan dari straddle carrier

sehingga dapat bermanuver lebih baik sehingga

memiliki produktivitas yang tinggi.

Page 60: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-36

Tabel 2.9 Peralatan Terminal Peti kemas di

Pelabuhan-Pelabuhan

Nama

Pelabuhan &

Terminal

Container Crane/ Quay Gantry

Crane

RSNI Utama Primer (UP)=4 buah

Utama Sekunder(US)=2 buah

Tanjung Priok

JICT 21 buah

TPK Koja 6 buah

PT MTI 4 (35 ton)

TO3

Belawan

(BICT)

5=40 ton

1=35 ton

Tanjung Perak

BJTI

TPS 11 buah

Makassar

(TPM)

Sumber: Hasil Survey, 2011.

2) Fasilitas Pendukung.

Fasilitas pendukung disajikan pada Tabel 2.10.

Tabel 2.10 fasilitas pendukung transshipment peti

kemas

RSNI T. Priok Belawan T. Perak

Kantor

administrasi ada ada ada

Kantor

Pabean ada ada ada

Refrigerator ada ada ada

Menara

pengawas ada ada ada

Bengkel

perawatan

ada

ada

ada

Penyedia

jasa

bongkar

muat

ada ada Ada

117

Page 61: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-37

Tabel 2.10 (lanjutan)

RSNI Makassar Tenau

Kantor

administrasi ada ada

Kantor

Pabean ada Tidak ada

Refrigerator ada

Menara

pengawas ada ada

Bengkel

perawatan

ada

ada

Penyedia

jasa

bongkar

muat

ada Tidak

diketahui

b. Standar Terminal Khusus (TK) Batubara.

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Terminal

Khusus merupakan hasil adobsi dari Peraturan Menteri

Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2011 ‘Terminal Khusus

dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri’ serta untuk

Batubara merupakan hasil adopsi dari Standardisasi

Terminal Curah yang dikeluarkan oleh UNCTAD.

Standar sistem penanganan batubara disajikan pada Gambar

2.17. Sistem dilengkapi dengan peralatan khusus untuk

loading/unloading dan untuk menumpuk batubara. Sistem

terdiri dari penanganan batu bara dari darat untuk dikapalkan

dengan kapal khusus pengangkut material curah dan

sebaliknya.

Page 62: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-38

Gambar 2.17 Standar sistem penanganan batubara.

Standar sistem penanganan batubara sederhana dengan

kapasitas yang lebih kecil ditunjukkan oleh flow chart

berikut.

Gambar 2.18 Sistem penanganan batubara sederhana.

Stacker-Reclaimer

Transfer

Muat langsung

Unloader

Barge Unloader -

conveyor

Barge

Conveyor

Truk/ kereta

api

Penumpukan/Stockpile

Conveyor Conveyor

Loading

Ship Loader

Kapal Curah

LAPANGAN PENUMPUKAN

Stacker-Reclaimer

Transfer

Muat langsung

loader

Conveyor, Barge

Loader

Barge

Conveyor

Truk/ kereta

api

Penumpukan/Stockpile

Conveyor Conveyor Loading

Ship Loader

Kapal Curah

Penumpukan/Stockpile

Barge/Ship Loader

Dozer /Stacker

Truk

Dozer, Loader

Loading Barge/Kapal

Penumpukan/Stockpile

Loader

Truk

Dozer, Loader

Loading Barge/Kapal

Barge/Ship Unloader

Page 63: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-39

Tabel 2.11 Penerapan RSNI di lokasi survey TK

Batubara

No Standar Fasilitas Kaltim Prima Coal

Fasilitas Sisi Laut

1 Alur pelayaran

2 Kolam sandar -18 m

3 Tempat labuh kapal

4 Sarana bantu navigasi

pelayaran

5 Perairan untuk keperluan

darurat Tidak diketahui

Fasilitas Sisi Darat

6 Fasilitas tambat -18 m

7 Lapangan penumpukan

8 Fasilitas bongkar muatan -

9 Fasilitas penumpukan dan

pengambilan

Stacker-reclaimer

1.350 ton per jam

dan reclaimer 3.350

ton per jam

10 Fasilitas muat

Dua ship loaders

dengan kapasitas

nominal 4.700 ton

per jam

11 Fasilitas bunker bahan

bakar Tidak diketahui

12 Fasilitas pemadam

kebakaran

13 Fasilitas pengaman debu

14 Jaringan drainase dan

pengolahan air buangan

15 Perkantoran

16

nstalasi air bersih, listrik,

dan telekomunikasi

17 Jaringan jalan

18 Timbangan

Page 64: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-40

c. Standar Terminal Khusus (TK) CPO.

Standar sistem penanganan CPO ditunjukkan oleh diagram

berikut ini.

Gambar 2.19 Standar sistem penanganan di terminal

khusus CPO.

Temperatur penanganan CPO yang direkomendasikan

selama transportasi perlu dijaga antara 32°C hingga 40°C,

sementara untuk proses loading/unloading, dibutuhkan

temperatur lebih tinggi antara 50°C hingga 55°C sementara

suhu penyimpanan berkisar dari 37°C hingga 45°C.

Saat dibutuhkan pemanasan, perubahan maksimum

temperatur selama 24 jam tidak boleh melampaui 5°C.

Minyak tidak boleh dipanaskan dan didinginkan berulang-

ulang karena akan menyebabkan penurunan kualitasnya.

Berat jenisnya bervariasi antara 0.8 dan 0.95, tergantung

pada jenis minyak dan juga temperaturnya.

Terminal khusus di Indonesia terdiri dari berbagai macam

usaha. Standar terminal khusus meliputi segi keselamatan

pelayaran untuk pemilihan lokasi, pembangunan dan operasi

yang sudah diatur dalam peraturan Menteri nomor 51 tahun

2011.

d. Standar Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)

Batubara dan CPO.

Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Terminal

untuk Kepentingan sendiri hampir sama dengan Rancangan

Standar Nasional Indonesia (RSNI) Terminal Khusus yang

Page 65: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-41

merupakan hasil adopsi dari Peraturan Menteri Perhubungan

Nomor PM 51 Tahun 2011 ‘Terminal Khusus dan Terminal

untuk Kepentingan Sendiri’ serta untuk Batubara dan CPO

merupakan hasil adopsi dari Standardisasi Terminal Curah

yang dikeluarkan oleh UNCTAD.

Namun dari rancangan tersebut ada bagian-bagian fasilitas

yang dihilangkan, hal ini karena TUKS berada pada DLKr

maupun DLKp Pelabuhan Umum yang sebagian fasilitas

telah disediakan oleh Pelabuhan umum. Fasilitas-fasilitas

tersebut antara lain Alur pelayaran, tempat labuh kapal dan

sarana bantu navigasi pelayaran.

e. Standar Fasilitas Penampungan dan Pengelolaan

Limbah Kapal di Pelabuhan Utama.

Pengadaan fasilitas pengelolaan limbah di pelabuhan

merupakan bagian dari pelaksanaan Konvensi Internasional

tahun 1973 tentang pencegahan pencemaran dari kapal yang

kemudian dimodifikasi oleh Protokol 1978 (selanjutnya

disebut MARPOL 73/78). Protokol ini telah diratifikasi oleh

Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Presiden No. 46

Tahun 1986 tanggal 9 September 1986. Dan untuk

mendukung program Ecoport Kementerian Perhubungan

maka pelabuhan-pelabuhan di wilayah Indonesia perlu

adanya fasilitas penampungan dan pengelolaan limbah

kapal. Selama ini fasilitas tersebut tidak berfungsi dengan

baik sehingga aktivitas pengelolaan limbah dikelola oleh

berbagai pihak dari luar pelabuhan. Hal-hal seperti ini perlu

ditertibkan agar sistem kendali mutu pengelolaan limbah

dapat diatur dengan baik sehingga nantinya limbah tersebut

tidak membawa dampak negatif ke lingkungan pelabuhan.

Kriteria pelabuhan yang harus dilengkapi fasilitas Reception

facility adalah:

1. Semua pelabuhan, terminal dan dermaga dimana minyak

mentah dimuat ke dalam tanker minyak yang mana

tanker tersebut mempunyai prioritas untuk segera

melakukan ballast tidak lebih dari 72 jam atau lego

jangkar pada perairan pelabuhan (DLKR dan atau

DLKP) atau yang menempuh perjalanan minimal 1200

mil laut.

Page 66: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-42

2. Semua pelabuhan, terminal dan dermaga di mana

minyak selain minyak mentah curah dimuat pada tingkat

rata-rata lebih dari 1000 metrik ton per hari.

3. Semua pelabuhan, terminal dan dermaga yang

mempunyai halaman untuk perbaikan kapal atau fasilitas

tank cleaning dan atau jenis pengusahaan tank cleaning.

4. Semua pelabuhan, terminal dan dermaga yang

menangani kapal-kapal harus di lengkapi pula dengan

tangki sludge sebagaimana dalam peraturan 17 Annex I

MARPOL 73/78.

5. Semua pelabuhan yang berhubungan dengan air kotor

berminyak dan jenis-jenis residu lainnya, yang tidak

dapat dibuang sesuai ketentuan peraturan 9 Annex I

MARPOL 73/78 dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

6. Semua pelabuhan untuk pemuatan kargo curah dan yang

berhubungan dengan residu minyak yang tidak dapat

dibuang sesuai dengan ketentuan peraturan 9 Annex I

MARPOL 73/78 dan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

7. Pelabuhan, terminal dan dermaga perbaikan kapal yang

melakukan kegiatan perbaikan dan pembersihan tangki

kapal tanker pengangkut bahan kimia.

3. Studi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Prasarana

Pelayaran, 2012

a. Umum.

Studi Penyusunan Konsep Standar di Bidang Prasarana

Pelayaran yang disusun pada tahun 2012 menghasilkan

beberapa Konsep Standar di bidang prasarana pelayaran

yaitu:

1) Standar Teknis Menara Suar;

2) Standar Teknis Rambu Suar;

3) Standar Teknis Pelampung Suar;

4) Standar Teknis Tanda Siang;

Page 67: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-43

5) Standardisasi Sarana Bantu Navigasi-Pelayaran audible

(peluit, gong, lonceng, dan sirene);

6) Standar Penerangan di Dermaga, Lapangan

Penumpukan dan Gudang Pelabuhan Laut;

7) Standar Dermaga untuk Pelayaran Rakyat;

8) Standar Prasarana/Pangkalan Armada Penjaga Laut dan

Pantai Berdasarkan Kelasnya;

9) Standar Peralatan Pemadam Kebakaran di Pelabuhan

Laut Utama;

Dari kesembilan konsep standar tersebut, terdapat 1 (satu)

kajian yang relevan dengan studi ini, yakni Standar Dermaga

untuk Pelayaran Rakyat (Tabel 2.12).

Tabel 2.12 Materi terkait dalam Studi Penyusunan

Konsep Standar di Bidang Prasarana

Pelayaran, 2012

Studi terdahulu yang

relevan

Studi saat ini

Standar Dermaga untuk

Pelayaran Rakyat

1. Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal Perintis

2. Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Curah;

3. Standar Dermaga untuk

Pelayanan Kapal dan

Barang Peti kemas;

4. Standar Dermaga

Multipurpose Untuk

Pelayanan Kapal Lolo dan

Roro.

b. Kajian Standar Dermaga untuk Pelayaran Rakyat.

1) Umum.

Penyusunan standar dermaga Pelra difokuskan pada

dermaga dengan struktur deck-on-pile. Dermaga dengan

struktur ini telah distandarkan oleh Kementerian

Perhubungan dalam Standar Dermaga, 2010.

2) Jenis kapal.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun

2010 tentang Angkutan di Perairan Pasal 99 butir 4, jenis

Page 68: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-44

kapal yang dilayani oleh dermaga pelayaran rakyat

adalah:

(1) kapal layar (KL) berbendera Indonesia yang laik laut

dan digerakkan sepenuhnya dengan tenaga angin;

(2) kapal layar motor (KLM) tradisional berbendera

Indonesia yang laik laut berukuran sampai dengan

500 GT yang digerakkan oleh tenaga angin dan

motor; atau

(3) kapal motor (KM) berbendera Indonesia yang laik

laut yang laik laut berukuran sampai dengan 35 GT.

3) Tonase kapal.

Ukuran kapal biasanya diungkapkan dalam tonase mati

(deadweight tonnage, DWT) dan tonase kotor (gross

tonnage, GT).

DWT didefinisikan sebagai berat maksimum barang

yang dapat dimuat ke atas kapal dalam satuan ton

(OCDI, 1999). GT adalah ukuran kapasitas isi kapal

berdasarkan konvensi Internasional dari IMO Tahun

1969 tentang International Convention on Tonnage

Measurement of Ships; untuk kapal-kapal non-konvensi

berdasarkan peraturan negara bendera kapal dan

tercantum dalam Surat Ukur Kapal yang dinyatakan

sebagai tonase kotor. (Sumber:

http://www.dephub.go.id).

Tonase kapal Pelra lazim dinyatakan dalam satuan GT,

yang merupakan fungsi dari volume lambung kapal.

Dalam perencanaan kekuatan struktur dermaga, DWT

kapal perlu diketahui untuk menghitung gaya tambat dan

sandar kapal. Menurut Technical Standards and

Commentaries for Port and Harbour Facilities in Japan

(OCDI, 1999), DWT kapal dapat dihitung berdasarkan

korelasi antara GT dan DWT sebagai berikut:

DWT = GT/0,541

Dengan demikian untuk kapal Pelra terbesar dengan

GT=500, DWT kapal adalah 500/0,541 = 925 ton.

Page 69: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-45

4) Dimensi kapal.

Untuk penentuan standar dimensi dermaga, perlu

ditentukan dimensi kapal yang dapat dilayani.

Berdasarkan Standard Design Criteria for Ports in

Indonesia (Dirjen Hubla, 1984), Dimensi kapal Pelra

adalah:

Panjang 25-39 m

Lebar 5,5-7,5 m

Draf maksimum 2,2-2,5 m

5) Dermaga Bongkar-Muat dan Dermaga Tambat.

Untuk pelayanan maksimal kepada kapal Pelra, idealnya

terdapat dermaga bongkar-muat dan dermaga tambat

(parkir) yang terpisah.

Standar ini mengatur dermaga yang dimaksudkan

sebagai dermaga bongkar-muat dengan posisi kapal

sandar sejajar sisi panjang dermaga.

Posisi kapal di dermaga tambat (parkir) adalah tegak

lurus atau membentuk sudut dengan sisi panjang

dermaga untuk memaksimalkan jumlah kapal yang

tambat.

Kondisi yang ada sering mengharuskan kapal Pelra

melakukan bongkar-muat dan tambat pada dermaga

yang sama dalam posisi membentuk sudut dengan sisi

panjang dermaga atau berbanjar sejajar sisi panjang

dermaga. Kondisi ini tidak efektif baik untuk kegiatan

bongkar-muat barang maupun naik-turun penumpang,

karena perlu melalui beberapa kapal untuk mencapai

bibir dermaga.

6) Dimensi dermaga.

a) Dimensi dermaga.

Dimensi dermaga Pelra dirancang untuk dapat

melayani semua jenis kapal Pelra. Struktur bawah

(tiang pancang, karena yang diatur oleh standar ini

hanya struktur deck on pile) tetap harus bervariasi,

diperhitungkan terhadap kondisi tanah setempat.

Page 70: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-46

Demi kesederhanaan, dalam penyusunan standar

ditetapkan satu ukuran struktur atas tipikal dermaga

Pelra. Ukuran ini ditentukan mengacu pada ukuran

kapal terbesar yakni:

Panjang 39,0 m

Lebar 7,5 m

Draf 2,5 m

b) Elevasi acuan vertikal (chart datum, CD).

Sebagai acuan dimensi vertikal dermaga (elevasi

vertikal nol) harus diambil elevasi pasang surut

terendah setempat atau ditetapkan lain oleh otoritas

yang berwenang.

c) Elevasi dermaga.

Elevasi dermaga diukur terhadap elevasi acuan

vertikal (CD) dengan memperhitungkan tunggang

pasang surut dan gelombang mengikuti rumus

sebagai berikut:

Hd =MHHW + 2/3 Hmax + tinggi jagaan

Keterangan:

Hd Tinggi dermaga terhadap MLLW

(meter)

Hmax Tinggi gelombang maksimum

(meter)

Tinggi jagaan Tinggi bebas di atas geladak

lambung timbul, minimum 0,9

meter.

d) Kedalaman perairan.

Kedalaman perairan diukur terhadap elevasi acuan

vertikal (CD) dengan memperhitungkan draf kapal

Pelra saat bermuatan penuh mengikuti rumus

sebagai berikut:

d = draftmax + 0,3 meter

Keterangan:

d kedalaman perairan di depan

dermaga

Page 71: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-47

draftmax draf kapal terbesar dalam kondisi

sarat muatan

Karena dimensi maksimum kapal Pelra sudah

ditentukan, kedalaman perairan di dermaga Pelra

dapat dinyatakan dengan angka tetap, yakni 2,8 m

e) Panjang dan lebar dermaga dan trestle.

Sesuai panjang maksimum kapal Pelra telah

ditentukan, panjang dermaga Pelra ditetapkan

sebagai berikut

Ldermaga = LOA + 30 meter untuk 1 kapal

= 39 + 30 = 69 meter

Ldermaga = n (LOA + 15 meter) + 15 meter

untuk n kapal

= n (39 + 15) +15 = 54 n + 15

meter

Lebar dermaga Pelra ditetapkan minimal 10 meter.

Jika kondisi setempat mengharuskan, dibangun

trestle (jembatan penghubung) untuk

menghubungkan dermaga dengan darat.

Trestle tunggal terhubung dengan dermaga di

tengahnya. Dalam hal dipilih trestle tunggal, lebar

dermaga harus diperhitungkan untuk

memungkinkan kendaraan operasional berputar di

atas dermaga.

Trestle ganda terhubung dengan dermaga di kedua

ujungnya. Dalam hal dipilih trestle ganda, lebar

dermaga dapat dipilih minimal (10 meter) karena

kendaraan operasional dapat berjalan satu arah di

trestle dan dermaga.

7) Kekuatan struktur.

a) Umum.

Kekuatan dermaga Pelra dirancang untuk kuat

menahan semua beban dan gaya yang mungkin

Page 72: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-48

bekerja padanya: berat sendiri, beban operasional,

dan gaya lingkungan.

b) Berat sendiri dermaga dan kelengkapannya.

Dalam perhitungan kekuatan struktur dermaga,

semua komponen bangunan dan kelengkapan

dermaga harus diidentifikasi ukuran dan materialnya

sehingga dapat dihitung berat sendirinya.

Komponen bangunan dermaga dan kelengkapan

dermaga mencakup

a) Pelat;

b) Balok;

c) Kepala tiang;

d) Tiang pancang;

e) Bollard (titik tambat);

f) Fender (bantalan sandar);

g) Kerb (curb, pembatas pergerakan kendaraan di

dermaga);

h) Bangunan lain yang dipasang atau diletakkan

pada dermaga, misalnya pipa air, pipa bahan

bakar, fasilitas penerangan, tangga akses, dan

lain-lain).

c) Beban operasi.

Beban operasional merupakan beban hidup yang

besarnya tergantung pada pemakaian dermaga, yang

meliputi:

a) Beban yang bekerja pada lantai dermaga:

aktivitas pejalan kaki, kendaraan, alat berat

untuk bongkar-muat.

b) Beban dari operasi kapal: Sandar, Tambat.

c) Beban lingkungan

Gaya lingkungan yang harus diperhitungkan

mencakup angin, arus, gempa dan gelombang.

Page 73: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-49

8) Perhitungan kekuatan struktur.

Perencanaan struktur dermaga harus mematuhi standar

sebagai berikut atau standar terbaru yang

menggantikannya.

1) SK SNI 03 - XXXX – 2002 (Tata cara perencanaan

struktur kayu untuk bangunan gedung) untuk

dermaga kayu.

2) SNI 03-2847-2002 (Tata cara perhitungan struktur

beton untuk bangunan gedung) untuk dermaga

beton.

3) SNI 03-1729-2002 (Tata cara perencanaan struktur

baja untuk bangunan gedung) untuk dermaga baja.

4) SNI 03-1726-2002 (Standar perencanaan ketahanan

gempa untuk struktur bangunan gedung) untuk

perhitungan gempa.

5) Untuk dermaga baja dan beton, perhitungan

kekuatan makro struktur harus dilaksanakan

menggunakan perangkat lunak yang diakui luas

dalam praktek jasa konstruksi.

9) Gambar Tipikal.

Gambar tipikal dermaga mengacu pada Standar

Dermaga 2010 yang diterbitkan oleh Kementerian

Perhubungan. Gambar tipikal ini disajikan sebagai acuan

informatif. Gambar rencana aktual dapat berbeda dari

gambar tipikal karena kekhasan kondisi setempat atau

ditetapkan lain oleh otoritas yang berwenang.

C. Literatur Lainnya

1. Paparan Wakil Menteri Perhubungan Dalam International

Cruise Workshop 2012

Dalam International Cruise Workshop 2012, Wakil Menteri

Perhubungan Bambang Susantono, Ph.D memaparkan materi

dengan judul ”The Readiness Of Ports In Anticipating Cruise

Calls To Indonesia”.

Page 74: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-50

Gambar 2.20 Halaman depan Paparan Wamen

Perhubungan pada International Cruise

Workshop 2012

Beberapa informasi yang dapat diambil dari materi paparan ini

adalah sebagai berikut:

a. Tujuan Kapal Pesiar di Indonesia.

Terdapat lebih dari 70 lokasi tujuan kapal pesiar di

Indonesia. 25 di antaranya dapat mengakomodasi kapal

pesiar di pelabuhan dengan fasilitas berstandar internasional.

Jumlah kunjungan kapal pesiar pada tahun 2012

diperkirakan mencapai 200 kunjungan dengan 118.800

penumpang.

b. Statistik Jumlah Penumpang berdasarkan Lokasi

Kunjungan Kapal Pesiar.

Lokasi yang paling banyak dikunjungi adalah Nusa

Tenggara yang mencapai 26% dari seluruh kunjungan kapal

pesiar.

Page 75: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-51

Gambar 2.21 Grafik jumlah kunjungan kapal berdasarkan

lokasinya

Secara statistik terdapat kecenderungan peningkatan jumlah

penumpang di lokasi kunjungan kapal pesiar, kecuali di

Jakarta, yang dapat dilihat pada gambar berikut.

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

2009 2010 2011 2012

Bali Lombok P. Komodo

Semarang Jakarta

Gambar 2.22 Jumlah Penumpang Kapal Pesiar di

Beberapa Tujuan Wisata di Indonesia 2009-

2012

Page 76: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-52

c. Milestone.

Kapal Pesiar Legend of the Seas (Royal Carribean

International) adalah kapal pesiar terbesar yang pernah

sandar di Indonesia, yakni di Pelabuhan Benoa pada awal

2012. Panjang kapal ini adalah 264 meter, yang sandar

dengan bantuan kapal pandu dan kapal tunda. Kapal ini

mengangkut 1.751 penumpang dan 756 awak kapal.

d. Dukungan Pemerintah.

Pemerintah Indonesia menyediakan fasilitas dan

infrastruktur untuk menyokong kedatangan kapal pesiar

melalui beberapa langkah:

Penerbitan lisensi untuk marina atau terminal khusus

Penerbitan Clearance and Aproval for Indonesian

Territory (CAIT) dan Port Clearance

Pembangunan Terminal Penumpang

Pengerukan alur dan kolam pelabuhan

Pemasangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran

Pelayanan docking dan perawatan kapal pesiar

Penerbitan Peraturan Presiden Nomor 79/2011

tentang Kunjungan Kapal Pesiar di Indonesia.

Perpres 19/2011 menetapkan 18 lokasi pelabuhan yang dapat

dikunjungi kapal pesiar. Data fasilitas di pelabuhan tersebut

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Page 77: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-53

Tabel 2.13 Data Fasilitas di 18 Lokasi Pelabuhan

Tujuan Kapal Pesiar

No Pelabuhan Dermaga Terminal

Penumpang

Panjang Lebar Draft Luas Kapasitas

(m) (m) (m

LWS)

(m2) (orang)

1 Belawan 115 20 -8,5 2298 2230

2 Benoa 290 20 -9 1400 600

3 Kupang 223 15 -8 760 500

4 Kumai 255 10 -6 500 200

5 Tarakan 400 25 -9 300 150

6 Nunukan 250 20 -8 800 400

7 Bitung 567 15 -12 2145 1000

8 Ambon 576 15 -8 1060 1000

9 Batam 117 10 -9 1000 500

10 Tual 285 8 -10 1300 1000

11 Sorong 291 20 -9 2000 900

12 Biak 322 20 -12 400 180

13 Teluk

Bayur

1540 20 -7 1608 2000

14 Tanjung

Pandan

173 10 -6 300 100

15 Nongsa

Point

Marina,

Batam

250 12 -9 1700 -

16 Sunda

Kelapa

310 25 -4 V -

17 Tenau,

Kupang

100 15 -6 V 442

18 Saumlaki 120 8 -6 2100 200

2. Keputusan Dirjen Hubla Tentang Trayek Kapal Perintis

2013

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor:

AL.I08/1/10/D.JPL-12 Tentang Jaringan Trayek dan Kebutuhan

Kapal Pelayaran Perintis Tahun Anggaran 2013 serta Ketentuan-

Ketentuan Pelaksanaannya menetapkan 80 (delapan puluh)

trayek Pelayaran Perintis yang tersebar di 19 provinsi dan 32

pangkalan di seluruh Indonesia. Ukuran kapal yang dibutuhkan

berkisar antara 200-1000 DWT atau 133-1200 GT.

Page 78: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-54

3. Standar Konstruksi Dermaga, Departemen Perhubungan,

2010

Pada tahun 2010, Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan

Kementerian Perhubungan telah menerbitkan buku Standar

Konstruksi Dermaga. Buku ini memberikan pedoman dimensi

dermaga dan trestle untuk beberapa pilihan ukuran kapal, mulai

dari 500 DWT sampai 10.000 DWT. Selain menetapkan

persyaratan dimensi dermaga, buku ini juga memberikan acuan

terkait persyaratan penulangan struktur beton dermaga dan

ukuran bollard yang digunakan. Sampul dan contoh isi buku

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 2.23 Sampul buku Standar Konstruksi Dermaga.

Contoh isi buku Standar Konstruksi Dermaga ditunjukkan pada

gambar berikut ini.

Page 79: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-55

Gambar 2.24 Contoh isi buku Standar Konstruksi Dermaga.

4. Konvensi Internasional Marpol 73/78

Konvensi Internasional tentang Pencegahan Pencemaran dari

Kapal Tahun 1973 dan Protokol Konvensi Tahun 1978

(International Convention For the Prevention of Pollution From

Ships, 1973, as modified by the Protocol of 1978 relating

thereto)—selanjutnya disingkat MARPOL 73/78—adalah asal

mula diberlakukannya ketentuan lebih lanjut terkait penyediaan

Reception facility di pelabuhan.

MARPOL 73/78 bertujuan untuk mengurangi pencemaran laut

dengan mengatur atau melarang pembuangan limbah dari kapal.

Konvensi ini mensyaratkan tersedianya Reception facility yang

memadai di pelabuhan. Jenis dan ukuran fasilitasnya tergantung

pada kebutuhan kapal yang datang secara rutin ke pelabuhan

tersebut.

MARPOL 73/78 terdiri dari 20 (dua puluh) pasal, 2 (dua)

protokol dan 6 (enam) annex yang berisi peraturan tentang

pencegahan pencemaran limbah dari kapal. Jenis pencemar yang

diatur dalam masing-masing annex dan tanggal mulai berlaku

wajibnya disajikan pada Tabel 2.14.

Page 80: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-56

Tabel 2.14 Annex dalam MARPOL 73/78

Annex Sumber pencemar Tanggal

diwajibkan

Perlu

RF

I Minyak 2/10/1983 Ya

II Bahan cair beracun dalam

bentuk curah

6/4/1987 Tidak

III Bahan berbahaya dalam

kemasan

1/7/1992 Ya

IV Limbah cair domestik 27/9/2003 Ya

V Sampah 31/12/1988 Ya

VI Udara 19/5/2005 Ya

MARPOL 73/78 dalam bentuk aslinya hanya menetapkan bahwa

Annex I dan II wajib dilaksanakan oleh negara yang telah

meratifikasi atau menerima MARPOL 73/78. Penerapan annex

lainnya bersifat pilihan; tiap negara dapat memutuskan sendiri

kapan annex tertentu diterapkan. Sesuai dengan ketentuan pada

Article 15 dari MARPOL 73/78, suatu annex pilihan ditetapkan

sebagai kewajiban dalam jangka waktu 12 bulan setelah

dipenuhinya kriteria/kuota anggota konvensi. Pada saat ini

keenam annex tersebut sudah memenuhi kriteria ini sehingga

sudah berlaku wajib bagi setiap negara yang mengakui annex

tersebut.

Di Indonesia, seluruh ketentuan dalam MARPOL 73/78 dan

keenam annex-nya harus dipenuhi, setelah dikeluarkannya

beberapa peraturan sebagai berikut:

a. Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 1986 tentang

Pengesahan MARPOL 73/78 berikut Annex I dan II yang

diundangkan pada tanggal 9 September 1986.

b. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2012 tentang

Pengesahan Annex III-VI MARPOL 73/78 yang

diundangkan pada tanggal 20 Maret 2012.

D. Terminologi Standar Menurut Referensi

Hasil kajian pustaka berkaitan dengan terminologi standar dapat

diuraikan sebagai berikut.

Page 81: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-57

1. Definisi

Beberapa pengertian mengenai standar dari berbagai sumber,

dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Standarisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas,

dan sebagainya) dengan pedoman (standar) yg ditetapkan.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia-online).

b. Standarisasi adalah proses merumuskan, menetapkan,

menerapkan dan merevisi standar, yang dilaksanakan secara

tertib dan bekerjasama dengan semua pihak. (Peraturan

Pemerintah Nomor: 102 Tahun 2000).

c. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang

dibakukan termasuk tatacara dan metode yang disusun

berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan

memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan,

kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta pengalaman, perkembangan

masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh

manfaat yang sebesar-besarnya. (Peraturan Pemerintah

Nomor: 102 Tahun 2000).

d. Standar Nasional Indonesia (SNI) adalah standar yang

ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional dan berlaku

secara nasional. Rancangan Standar Nasional Indonesia

(RSNI) adalah rancangan standar yang dirumuskan oleh

panitia teknis setelah tercapai konsensus dari semua pihak

yang terkait.

e. Standar atau lengkapnya standar teknis suatu norma atau

persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal

yang menciptakan kriteria, metode, proses dan praktik

rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula

berupa suatu artefak atau perangkat formal lain yang

digunakan untuk kalibrasi.

f. Standardisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas,

dsb) dengan pedoman (standar) yang telah ditentukan.

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka)

g. Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan,

menerapkan dan merevisi standar yang dilaksanakan secara

Page 82: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-58

tertib dan bekerja sama dengan pihak yang terkait. (Peraturan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 19/M-

IND/PER/5/2006)

h. Sistem Standardisasi Nasional (SSN) adalah tatanan jaringan

sarana dan kegiatan standardisasi yang serasi, selaras dan

terpadu serta berwawasan nasional, yang meliputi penelitian

dan pengembangan standardisasi, perumusan standar,

penetapan standar, pemberlakuan standar, penerapan

standar, akreditasi, sertifikasi, metrologi, pembinaan dan

pengawasan standardisasi, kerjasama, informasi dan

dokumentasi, pemasyarakatan serta pendidikan dan

pelatihan standardisasi. (Peraturan Menteri Perindustrian

Republik Indonesia Nomor: 19/M-IND/PER/5/2006).

i. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang

dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun

berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengan

memperhatikan syarat-syarat keselamatan, keamanan,

kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,

perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk

memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. (Peraturan

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor: 19/M-

IND/PER/5/2006)

2. Ketentuan Dalam Standar

Empat ketentuan dalam standar adalah sebagai berikut:

a. Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek,

mudah dimengerti oleh para pelaksananya;

b. Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan),

proses (tindakan/actions) dan hasil (outcomes). Standar

struktur menjelaskan peraturan, kebijakan fasilitas dan

lainnya. Proses standar menjelaskan dengan cara bagaimana

suatu pelayanan dilakukan dan outcome standar menjelaskan

hasil dari dua komponen lainnya.

c. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sistem

dalam organisasi. Pernyataan standar mengandung apa yang

diberikan kepada pelanggan, bagaimana staf berfungsi atau

bertindak dan bagaimana sistem berjalan. Ketiga komponen

Page 83: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-59

tersebut harus berhubungan dan terintegrasi. Standar tidak

akan berfungsi bila kemampuan atau jumlah staf tidak

memadai.

d. Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang.

Sekali standar telah dibuat, berarti sebagian pekerjaan telah

dapat diselesaikan dan sebagian lagi adalah

mengembangkannya melalui pemahaman (desiminasi).

Komitmen yang tinggi terhadap kinerja prima melalui

penerapan-penerapannya secara konsisten untuk tercapainya

tingkat mutu yang tinggi.

3. Komponen Standar

Komponen-komponen standar meliputi:

a. Standar Struktur;

b. Standar Proses;

c. Standar Outcomes;

Pada dasarnya, ada dua tingkatan standar yaitu minimum dan

optimum. Standar minimum adalah sesuatu standar yang harus

dipenuhi dan menyajikan suatu tingkat dasar yang harus

diterima, disamping ada standarlain yang secara terarah dan

berkesinambungan dapat dicapai. Ini merupakan keinginan atau

disebut juga standar optimum. Standar minimum harus dicapai

seluruhnya tanpa ada pertanyaan. Standar optimum mewakili

keadaan yang diinginkan atau disebut juga tingkat terbaik,

dimana ditentukan hal-hal yang harus dikerjakan dan mungkin

hanya dapat dicapai oleh mereka yang berdedikasi tinggi.

4. Manfaat Penetapan Standar

Manfaat dari ditetapkannya suatu standar adalah:

a. Standar dapat mewujudkan jaminan mutu produk dan jasa;

b. Memelihara keselamatan publik dan perlindungan

lingkungan;

c. Meningkatkan efisiensi produksi dan daya saing;

d. Melancarkan transaksi (perdagangan) dan pencapaian

kesepakatan dagang (kontrak);

e. Dalam era globalisasi, sebagai alat seleksi entry barriers &

entrance facilitation/tools;

f. Standar menetapkan norma dan memberi kesempatan

anggota masyarakat dan perorangan mengetahui

bagaimanakah tingkat pelayanan yang

Page 84: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

2-60

diharapkan/diinginkan. Karena standar tertulis sehingga

dapat dipublikasikan/diketahui secara luas;

g. Standar menunjukkan ketersediaan yang berkualitas dan

berlaku sebagai tolak ukur untuk memonitor kualitas kinerja;

h. Standar berfokus pada inti dan tugas penting yang harus

ditunjukkan pada situasi aktual dan sesuai dengan kondisi

lokal;

i. Standar meningkatkan efisiensi dan mengarahkan pada

pemanfaatan sumber daya dengan lebih baik;

j. Standar meningkatkan pemanfaatan staf dan motivasi staf;

k. Standar dapat digunakan untuk menilai aspek praktis baik

pada keadaan dasar maupun post-basic pelatihan dan

pendidikan.

5. Terminologi Standar Dalam Studi Ini

Berdasarkan referensi-referensi yang telah disebutkan pada sub

bab sebelumnya, maka diambil definisi standar dalam pekerjaan

ini yaitu:

Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan

termasuk tata cara dan metode khususnya yang terkait dengan

segala sesuatu yang berhubungan dengan transportasi laut.

Page 85: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Studi

Studi ini bermaksud menganalisis dan merumuskan konsep standar

di bidang prasarana pelayaran dengan tujuan tersusunnya 10 konsep

standar di bidang prasarana pelayaran, yakni:

1. Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan

Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional;

2. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis;

3. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah;

4. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti kemas;

5. Standar Dermaga Multipurpose Untuk Pelayanan Kapal Lolo

dan Roro;

6. Standar Lokasi dan Fasilitas Wilayah Tertentu di Daratan yang

Berfungsi Sebagai Pelabuhan;

7. Standar Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk

Barang Berbahaya;

8. Standar Lokasi Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area);

9. Standar Sistem Informasi Pelabuhan;

10. Standar Penampungan Limbah dan Sampah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Berdasarkan maksud dan tujuan ini, dirancang suatu studi dengan

metode pengumpulan data terkait standar yang akan disusun.

Pengumpulan data ini berupa data primer dan sekunder dari beberapa

pelabuhan yang dijadikan sampel.

Hasil pengumpulan data selanjutnya diolah dan dianalisis dengan

metode deskriptif dan kuantitatif. Analisis didukung oleh data

sekunder berupa perundangan dan literatur lainnya. Hasil analisis ini

adalah parameter-parameter yang terukur dan selanjutnya disusun ke

dalam naskah standar prasarana.

Keseluruhan rancangan studi ini terangkum ke dalam suatu skema

yang diberikan pada Gambar 3.1.

Page 86: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

3-2

Gambar 3.1 Metode pelaksanaan pekerjaan

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan ke 5 (lima) lokasi pelabuhan yang dianggap

representatif terhadap konten standar yang akan disusun. Kelima

pelabuhan tersebut adalah:

1. Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta

2. Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya

3. Pelabuhan Teluk Bayur, Padang

4. Pelabuhan Benoa, Denpasar

5. Pelabuhan Makassar

Waktu pelaksanaan pengumpulan data ini, dimulai dari persiapan

survey hingga verifikasi data, dialokasikan selama 6 (enam) minggu.

C. Pendekatan Penelitian

1. Instrumen Dan Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah

formulir permohonan data. Dalam formulir ini tercantum data-

data yang diperlukan sesuai konteks konsep standar yang akan

disusun. Agar formulir ini lebih terarah, maka untuk setiap

narasumber disusun formulir yang berbeda sesuai dengan

Persiapan

Data Sekunder Survey dan

Wawancara

Analisis Data

Perumusan RSNI

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Page 87: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

3-3

kewenangan dan kemungkinan tersedianya data yang akan

diminta kepada narasumber tersebut.

Apabila diperlukan, juga akan digunakan instrumen dalam

bentuk kuesioner. Kuesioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan

dan permintaan data terkait konten standar yang akan disusun.

Pertanyaan dalam kuesioner ditujukan untuk memperoleh

informasi yang mungkin tidak dapat diperoleh melalui

permintaan data dan untuk lebih mempertegas data yang

diperoleh.

2. Teknik Analisis

Analisis data dilakukan dengan cara membandingkan data yang

diperoleh dari kelima lokasi yang disurvey. Data ini juga

dibandingkan dengan data sekunder lainnya yang mungkin

diperoleh selama proses pekerjaan berlangsung. Dari

perbandingan ini selanjutnya dipilih parameter-parameter yang

dapat dibakukan dalam naskah standar.

Analisis data lapangan akan dilakukan sesuai dengan metode-

metode baku yang telah teruji dan hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode analisis yang

digunakan meliputi metode deskriptif kualitatif dan metode

kuantitatif.Pendekatan dalam analisis akan dilakukan secara

deduktif (analitis) maupun induktif (sintetis).

Pada metode deskriptif kualitatif hasil penelitian berikut hasil

analisisnya diuraikan secara narasi, Kemudian dari analisis

tersebut diambil suatu kesimpulan. Sebaliknya pada metode

kuantitatif, penarikan kesimpulan baru dapat dilakukan setelah

sejumlah varibel data dianalisis menggunakan perhitungan

statistik dan/atau formula-formula empiris terkait.

Dalam pelaksanaannya metode deskriptif kualitatif dan metode

kuantitatif akan saling menunjang sehingga kesimpulan yang

diperoleh dapat lebih dipertanggungjawabkan.

D. Uraian Metodologi

1. Persiapan

Tahap persiapan adalah tahap yang sangat penting dalam

pelaksanaan seluruh metode kerja. Dalam tahap ini semua

langkah kerja harus sudah direncanakan secara matang, dan

Page 88: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

3-4

semua komponen pelaksanaan kerja dipersiapkan. Komponen ini

setidaknya terdiri atas:

a. Tenaga ahli dan pendukung,

b. Peralatan pendukung pekerjaan kantor dan mobilisasi,

dan

c. Formulir permohonan data untuk kegiatan pengumpulan

data.

2. Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data sekunder.

Data sekunder yang dikumpulkan adalah acuan kepustakaan

seperti peraturan perundangan, pedoman, hasil studi

terdahulu dan tulisan ilmiah lainnya. Data sekunder ini

nantinya digunakan dalam studi literatur dan perundangan.

b. Kunjungan lapangan.

Kegiatan kunjungan lapangan dilaksanakan untuk

mengetahui kondisi saat ini dari fasilitas yang akan dibuat

konsep standarnya. Berdasarkan kondisi saat ini dapat

diketahui apakah fasilitas yang ada sudah memadai sehingga

dapat diterapkan dalam kandungan konsep standar.

Kunjungan lapangan juga dilaksanakan untuk

mengumpulkan data sekunder yang mungkin tersedia di

lokasi yang dikunjungi. Lokasi kunjungan lapangan adalah 5

(lima) sampel pelabuhan yang dinilai dapat mewakili kondisi

saat ini pelabuhan di Indonesia, yaitu Pelabuhan Tanjung

Priok, Tanjung Perak, Makassar, Teluk Bayur dan Benoa.

Pemilihan lokasi ini juga didasarkan pada ketersediaan

fasilitas yang relevan dengan konsep standar yang akan

disusun.

3. Studi Literatur dan Perundangan

Studi literatur dan perundangan dilaksanakan untuk

menginventarisasi unsur standar yang sudah ada dan dapat

diadopsi dalam penyusunan konsep standar. Selain itu hasil studi

literatur dan perundangan juga diharapkan dapat menjadi dasar

untuk membuat standar yang berlandaskan hasil kajian ilmiah

dan sejalan dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Page 89: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

3-5

4. Pengolahan Data

Pengolahan data dilaksanakan untuk menyusun seperangkat data

secara terstruktur sehingga memudahkan langkah analisis data.

Hal ini diperlukan mengingat data yang diperoleh dari setiap

lokasi mungkin sekali tidak seragam, sehingga perlu diolah lebih

lanjut sebelum digunakan dalam analisis.

5. Analisis Data

Analisis Data dilaksanakan untuk menyimpulkan unsur apa saja

yang dapat distandarkan dalam naskah konsep standar. Analisis

dilakukan dengan cara membandingkan data-data yang telah

diolah dan hasil studi literatur, dan menarik benang merah

keterkaitan antara kondisi saat ini dengan kondisi seharusnya.

6. Perumusan Konsep Standar

Perumusan Konsep Standar adalah tujuan akhir dari studi ini.

Konsep Standar dirumuskan berdasarkan kesimpulan dari

analisis data, dan disusun secara terstruktur mengacu pada

Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) yang telah diterbitkan

oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Page 90: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan
Page 91: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4 HASIL PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

BAB IV HASIL PENGUMPULAN DATA DAN INFORMASI

BAB IV

HASIL PENGUMPULAN DATA DAN

INFORMASI

A. Pelabuhan Tanjung Priok

1. Informasi Pelaksanaan Survey

Survey Pelabuhan Tanjung Priok dilaksanakan pada tanggal 17-

22 Juni 2013. Instansi terkait yang dikunjungi dalam kunjungan

lapangan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah:

a. Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok

b. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok

c. Terminal Peti kemas Koja

d. Jakarta International Container Terminal

2. Gambaran Umum Pelabuhan

Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan terbesar dan tersibuk

di Indonesia yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara,

Provinsi Jakarta. Pelabuhan ini berfungsi sebagai pintu gerbang

arus keluar masuk barang ekspor-impor maupun barang antar

pulau serta arus penumpang. Pelabuhan Tanjung Priok juga

merupakan pelabuhan Internasional termaju di Indonesia yang

masuk dalam wilayah kerja PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).

Denah lokasi terminal di kawasan Tanjung Priok pada citra

satelit ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Page 92: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-2

Gambar 4.1 Lokasi terminal pada Kawasan Tanjung Priok

Gambar 4.2 menunjukkan letak dan dimensi Dermaga

Serbaguna Nusantara, Dermaga KBN, Dermaga Batching Point

Selatan, Dermaga 003 s/d 004 Utara, Dermaga 001 s/d 003

Selatan, Dermaga 007 Utara dan Dermaga 005 s/d 007 di

Terminal I Pelabuhan Tanjung Priok.

Gambar 4.2 Dermaga di Terminal I Tanjung Priok

Gambar 4.3 menunjukkan letak dan dimensi Dermaga Walie

Jaya, Dermaga Kalimati dan Dermaga Utama VTP/MTI di

Terminal I Pelabuhan Tanjung Priok.

Terminal ITerminal II Terminal III Car Terml.PT. JICT TPK KojaPT. MTI

Page 93: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-3

Gambar 4.3 Dermaga di Terminal I Tanjung Priok

(lanjutan)

Gambar 4.4 menunjukkan letak dan dimensi Dermaga 100 s/d

107 di Terminal II Pelabuhan Tanjung Priok.

Gambar 4.4 Dermaga di Terminal II Tanjung Priok

Page 94: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-4

Gambar 4.5 menunjukkan letak dan dimensi Dermaga 108 s/d

115, Dermaga 200, Dermaga 200 s/d 203, dan Dermaga JICT II

di Terminal II Pelabuhan Tanjung Priok.

Gambar 4.5 Dermaga di Terminal II Tanjung Priok

(lanjutan)

Gambar 4.6 menunjukkan lokasi dan dimensi Dermaga 207X,

Dermaga 208 s/d 211, Dermaga Pertamina Gulf/212-213,

Dermaga Gudang Arang/300, dan Dermaga TBB 301 s/d 305 di

Terminal III Tanjung Priok.

Gambar 4.6 Dermaga di Terminal III Tanjung Priok

Page 95: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-5

Gambar 4.7 menunjukkan penempatan peralatan bongkar-muat

di Pelabuhan Tanjung Priok.

Gambar 4.7 Penempatan peralatan bongkar muat di

Pelabuhan Tanjung Priok

3. Trafik Pelabuhan

a. Data trafik kapal 5 (lima) tahun terakhir.

Data traffic kapal 5 (lima) tahun terakhir di Pelabuhan

Tanjung Priok tidak dibedakan berdasarkan jenis kapalnya

(pesiar, penumpang internasional, perintis, curah cair, curah

kering, peti kemas, Lolo, Roro barang berbahaya).

Data ini ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Page 96: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-6

No

Uraia

nS

atu

an

20

09

20

10

20

11

20

12

Unit

4,5

08

4,6

87

4,4

89

4,5

88

GT

61,4

65,0

32

67,9

53,0

98

73,1

47,5

78

78,2

06,5

46

Unit

11,8

71

12,5

49

14,1

99

14,0

72

GT

29,5

25,9

40

33,8

72,3

57

39,1

94,6

06

40,7

60,2

27

Unit

00

00

GT

00

00

Unit

00

00

GT

00

00

Unit

158

188

226

172

GT

563,3

84

670,8

26

912,9

91

641,8

17

Unit

133

33

00

GT

24,5

44

6,0

87

00

Un

it1

6,6

71

7,4

57

18

,91

41

8,8

32

GT

91

,57

8,9

00

10

2,5

02

,36

71

13

,25

5,1

75

11

9,6

08

,59

0

 1 

Pela

yara

n L

uar

Negeri

2  

Pela

yara

n D

ala

m N

egeri

3  

Pela

yara

n R

akyat

   J

UM

LA

4  

Pela

yara

n P

eri

ntis

5  

Kapal N

egara

/ T

am

u

6  

Kapal L

ain

nya

Ta

bel

4.1

D

ata

traf

ik k

apal

di

Pel

abuhan

Tan

jung P

rio

k

Su

mb

er:

PT

Pel

indo

II

(Per

sero

) C

aban

g T

anju

ng P

riok

.

Page 97: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-7

b. Data trafik penumpang 5 (lima) tahun terakhir.

Pada pelabuhan Tanjung Priok data trafik penumpang tidak

dibedakan antara penumpang local maupun kapal pesiar

karena kapal pesiar yang tambat di Pelabuhan Tanjung Priok

sangat jarang. Untuk data penumpang Internasional di

Pelabuhan Tanjung Priok tidak ada, karena kapal

Internasional yang pernah tambat di Pelabuhan Tanjung

Priok adalah kapal Pesiar.

Data trafik penumpang ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Data trafik kapal dan penumpang 5 (lima)

tahun terakhir di Pelabuhan Tanjung Priok

THN KPL DEB. EMB. TOT

(Unit) (Orang ) (Orang) (Orang)

2008 1,238 299,891 275,605 575,496

2009 1,265 227,927 192,845 420,772

2010 1,116 200,146 205,532 405,678

2011 1,105 224,259 202,961 427,220

2012 979 210,159 186,853 397,012

TOTAL 8,326 1,907,559 1,840,521 3,748,080

c. Data trafik barang 5 (lima) tahun terakhir.

Data trafik barang 5 (lima) tahun terakhir yang didapatkan

dari Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok ditunjukkan pada

tabel berikut.

Page 98: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-8

Tabel 4.3 Data trafik barang di Pelabuhan Tanjung

Priok 2009-2010

No. Uraian Sat 2009 2010

1 General cargo Ton 8.366.494 8.934.858

2 Bag Cargo Ton 1.483.985 1.596.935

3 Curah Cair Ton 7.846.171 7.549.626

4 Curah Kering Ton 11.400.432 11.930.399

5 Peti kemas Ton 11.724.538 14.126.160

TEUs 1.509.338 1.865.257

A. Isi 20' Box 763.332 915.500

B. Isi 40' Box 206.119 248.558

C. Kosong 20' Box 260.102 351.458

D. Kosong 40' Box 36.833 50.592

6 Lain - Lain Ton 0 0

Ton 40.821.620 44.137.978

Jumlah Box 1.266.386 1.566.108

TEUs 1.509.338 1.865.257

Tabel 4.4 Data trafik barang di Pelabuhan Tanjung

Priok 2011-2012

No. Uraian Sat 2011 2012

1 General cargo Ton 9.734.704 11.025.842

2 Bag Cargo Ton 2.641.590 2.342.314

3 Curah Cair Ton 9.687.979 9.072.334

4 Curah Kering Ton 12.080.489 12.862.926

5 Peti kemas Ton 18.623.910 22.688.710

TEUs 2.442.496 3.046.891

A. Isi 20' Box 1.238.077 1.474.751

B. Isi 40' Box 309.202 397.060

C. Kosong 20' Box 442.497 536.086

D. Kosong 40' Box 71.759 120.967

6 Lain - Lain Ton 0 0

Ton 52.768.673 57.992.126

Jumlah Box 2.061.535 2.528.864

TEUs 2.442.496 3.046.891

Page 99: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-9

4. Hasil Survey

a. Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan

Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional.

Terminal penumpang di Pelabuhan Tanjung Priok tidak

dikhususkan untuk pelayanan kapal pesiar namun untuk

semua kapal penumpang. Fasilitas khusus untuk kapal pesiar

pun tidak ada, karena jumlahnya tidak banyak, dan juga

waktu singgahnya singkat.

Orientasi posisi dermaga untuk kapal penumpang di

Pelabuhan Tanjung Priok ditunjukkan pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Orientasi dermaga kapal penumpang

Tanjung Priok pada citra satelit

Data fasilitas pelabuhan untuk kapal pesiar di Tanjung Priok

adalah sebagai berikut:

1) Fasilitas Penumpang

a) Ruang Ibu Hamil dan Menyusui;

b) Ruang Penyandang Cacat;

c) Kanopi dan Facade Cladding;

d) Aluminium Terminal Nusantara I&2;

e) Dropping Area;

f) Area Parkir;

g) Gate In dan Out;

h) Taman di seputar area Terminal Penumpang

Page 100: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-10

2) Terminal Nusantarapura 1

a) Luas Lantai Dasar 3.744,05 M2

b) Luas Lantai Atas 2.643,62 M2

3) Terminal Nusantarapura 2

a) Luas Lantai dasar 7.336,23 M2

b) VIP 256.50 M2

c) Kantor, Bank & Toilet 1.165 M2

d) Ruang Debarkasi/embarkasi 5.914,73 M2

4) Area Parkir

a) Luas Area Parkir 12.282,69 M2

b) Kapasitas Area Parkir 240-270 unit kendaraan mini

bus; 12-15 unit Bis; 8 unit Taxi; 46 unit Motor.

c) Area Dropping Penumpang 1.492,50 M2

Data kapal pesiar tidak dicatat tersendiri namun menjadi satu

dengan data kapal penumpang yang lain. Kapal pesiar yang

terkadang sandar di terminal penumpang maupun di dermaga

barang menyulitkan pengelola pelabuhan untuk mendata

kapal pesiar tersendiri.

Data trafik kapal dan penumpang ditunjukkan pada Tabel

4.5.

Tabel 4.5 Data trafik kapal dan penumpang 5 (lima)

tahun terakhir di Pelabuhan Tanjung Priok

THN KPL DEB. EMB. TOT

(Unit) (Orang ) (Orang) (Orang)

2008 1,238 299,891 275,605 575,496

2009 1,265 227,927 192,845 420,772

2010 1,116 200,146 205,532 405,678

2011 1,105 224,259 202,961 427,220

2012 979 210,159 186,853 397,012

JUMLAH 8,326 1,907,559 1,840,521 3,748,080

Rencana pengembangan pelabuhan terkait pelayanan kapal

penumpang tidak terbatas hanya kapal pesiar masih berupa

wacana, sehingga pengelola pelabuhan tidak dapat

memberikan data.

Page 101: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-11

Dokumentasi Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung

Priok ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.9 Dokumentasi Terminal Penumpang

Tanjung Priok

b. Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis.

Pelabuhan Tanjung Priok yang dikelola PT Pelabuhan

Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok tidak

disinggahi angkutan pelayaran perintis.

c. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

Kering.

Data arus kedatangan kapal yang diperoleh di Pelabuhan

Tanjung Priok hanya dibedakan antara kapal peti kemas

dengan non peti kemas, sehingga sulit untuk mengetahui

kapal yang tambat dengan jenis tertentu.

Gambar 4.10 menunjukkan trafik kapal di Pelabuhan

Tanjung Priok.

Page 102: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-12

Ga

mb

ar

4.1

0

Tra

fik

kap

al d

i P

elab

uhan

Tan

jun

g P

riok

Page 103: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-13

Pelayanan kapal dan barang curah kering di Pelabuhan

Tanjung Priok dikelola pada Dermaga 001 sampai dengan

Dermaga 213.

Data fasilitas dermaga curah kering di Pelabuhan Tanjung

Priok adalah sebagai berikut:

Tabel 4.6 Data Dermaga Curah Kering Pelabuhan

Tanjung Priok

Dermaga Panjang Lebar Kedalaman

(m) (m) (m)

001 GD s/d 003 slt 310 15 6

109 GD & 110 GD 321 15 8

111 178 16 8

113 GD 640 25 8

201 GD s/d 202

GD

320,4 14 9

203 185,5 18,5 9

212-213 322,8 11 9

Pelayanan kapal dan barang curah cair di Pelabuhan Tanjung

Priok dikelola pada Dermaga GD 003 sampai Utara 004.

Dermaga ini berukuran panjang 356 m, lebar 16 m dan

kedalaman rencana 6 m.

d. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti

kemas.

Pelabuhan Tanjung Priok melayani kapal dan barang peti

kemas pada beberapa terminal, yakni pada UTPK (Unit

Terminal Peti kemas) Tanjung Priok, Terminal Peti kemas

Koja dan PT Jakarta International Container Terminal.

1) Pelabuhan Tanjung Priok.

Data arus kedatangan peti kemas 5 (lima) tahun terakhir

di Pelabuhan Tanjung Priok ditunjukkan pada gambar di

bawah ini.

Page 104: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-14

Su

mb

er:

Ari

Hen

ryan

to, P

ort

of

Tan

jung P

rio

k:

Chal

len

ges

in

Ru

nnin

g I

nd

ones

ia’s

Lar

ges

t P

ort

.

Ga

mb

ar

4.1

1

Tra

fik

pet

i kem

as t

ahu

n 2

008

-2011

Page 105: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-15

Pelayanan kapal dan barang peti kemas di Pelabuhan

Tanjung Priok ditempatkan pada Terminal I, II dan III.

2) Terminal Peti kemas Koja.

TPK Koja adalah salah satu pelabuhan peti kemas yang

beroperasi di kawasan Tanjung Priok. Orientasi lokasi

TPK Koja ditunjukkan pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Orientasi Lokasi Terminal Peti kemas

Koja

Citra satelit TPK Koja ditunjukkan pada Gambar 4.13.

JL. ENGGANO

JL.

PE

NJA

LA

I

JL. L

AK

S. RE M

ARTA

DIN

ATA

JL.

PA

NA

ITA

N

JL.

PA

DA

MA

RA

NG JL. RAYA PELABUHAN

BE

SI

BE

KA

S

EX

TE

RM

INA

LG

D 3

04

GD

20

8G

D 2

09

D

21

1D

2

12

D

21

3

D 214 D 300

GD

20

2G

D 2

03

D 200

D 115

GD

10

9G

D 1

10

GD

11

2G

D 1

13

GD

11

4

TE

RM

INA

LP

EN

UM

PA

NG

GD

001

GD

002

GD

003

GD

004

GD

005

GD

00

6G

D 0

07

WALIE JAYA

STA. KERETA A

PI

PT PELINDO II

KOMPLEKTNI-AL

KOMPLEKAIRUD

D 1

01

U

(JICT II)

Jakarta

GD

20

7X

International Container

Terminal (JICT 1)

D 007

D E R M

A G A

B E T O N

D E R M A G A B E T O N

Ex

. G

D B

UL

OG

JL. RAYA PELABUHAN

JL. BANDA

JL. PASOSO

POS IX

POS VIII

POS I

EX ADMIRAL LINES

EX. VTP

PT. PUL

EX. PRIMANATA

TKBM

Ex. PT AGUNG RAMA

EX PT DAHAN

EX PT DAHAN

PT TJETOT

Ex. PT PELOPOR /

005 X

Ex. PMK

LAP . EX OFFICE

CENTRE

PT MTI

PT. INGGOM

JL. PULAU PAYUNGLAP .EX. PT GLORIUS/

003 X

BEA & CUKAI

KANTOR ARSIP

DISHIDROS

BEA & CUKAI

KESEHATAN

PT DHU

/ BCA

PT. PELNI

BANK

BUMI PUTRA

KPPP

Office Area

JL.

PA

DA

MA

RA

NG

JL. PANAMBANGAN

JL. POMBO

JL. TEMBUS

TE

RM

INA

LP

EN

UM

PA

NG

PA

RK

IR

JL. PALMAS

JL. P

AN

AIT

AN

KANTOR CABANG

JL. P

AB

EA

N

JL.

AY

UN

G

JL. K

ALI

MA

NTA

N S

ELA

TAN

JL. A

LA

S

JL. B

AN

GK

A

JL. A

LA

S

JL. A

CE

H

JL. A

MB

ON

JL. ALOR

JL.

KA

LIM

AN

TA

N

JL.

BIT

UN

G

JL. B

AN

GK

A

GUDANG

CDC

MASJID

TERMINAL

GD

CF

S

JL.

NU

SA

NT

AR

A I

JL.

NU

SA

NT

AR

A I

I

JL.

AM

BO

N S

EL

AT

AN

PT PNP

KOLINLAMIL

YON AIR

JL.

PA

LIA

T

KBN

EX

PT

Dw

ipa

ha

sta

Uta

mad

uta

PT HARAPAN JAYA

E X PT JBY

Ex PT Jelajah

Laut Nusantara

EX KSJ

PT MBL

EX PT PERINTIS

ASPALINDO

Ex Roro Sam

DM SWEA

TER

Ex PT Walie Jasa P

EX AKR

GUPER PMK PT ADIPURUSA

Ex. PT. EIM

Ex. PT. KBM

PT. TEMPURAN MAS

Ex. PT. BJI

B&C

Ex. PT. KPIEx. UKS

PT

. K

BS

PT PNP

Ex. KANTIN

JALUR H

IJAU

Ex. PT. AT

PALIAT

PELNI

Ex. PT PRIMANATA

SMART

ALAM

MIKIE

PT. SARI

JASA

PT. SARI

JASA

Ex. PT UCL

GRAHA

SAMUDRA

Ex. DLN

Ex. B & C

ADIPURUSA

TNI ALDIV. KPL CPT

PT. RAMA ADI

PUTRA

PT TJETOT POS III

ORG

ANDA

KARANTINA

AGUNG RAYA

DWIPA MANUNGGAL KONTENA

B & C

ADHIGUNA

DLN

PT RUKINDO

GD

001

GD

002

EX PT INGGOM

PT. DKB

KALIJAPAT VPLTU

Bahtera Jaya

AIRUD

ANCOL

PM

B I

PM

B I

IP

MB

III

PM

B I

V

STAMAN

Terminal Peti Kemas KOJA

CAR TERMINAL

PT. GRAHASEGARA

PT. DKB

PT RUKINDO

EX PT INGGOM

PT. DKB

ANCOL

PLTU

PT. E

KA

NU

RI

PT. PACIFIC PAINT

KARANTINA HEWAN

KARANTINA IKAN

PMC

JL. D

IGU

L

JL. JAMPEA

PT. BSA

PT. PBI

JL. S

IND

AN

G L

AU

T

PT BOGASARI

PT ADHIGUNA S.E

PT

. A

IRIN

PT. EASTERN

POLYMER

PT. DKPUKMB

Ex PT . Dj asa Sumat era

Ex. PT. J as a Nurani Serv ice

Ex PT . Enggano Samosir

Gate Pombo

PT SALIM IVOMAS

PT SINDULANG

PT SANDI L

AUT CARAKA

PT DARMA SAMUDRA FISHING

PT. PKL

PT.DJAKARTA LLOYD

ADIPURUSA

KARANTINA HEWAN

KARANTINA IKAN RUKO ENGGANO

PT MTIPT. JTT

PERTAMINA

PT. SAMUDERAINDONESIA

PT. SAMUDERAINDONESIA

KOTERM A

PT. DKB

JL. RAYA PELABUHAN

U

LOKASI PEKERJAAN

200 400 1000 2000m0Skala

WILAYAH BOGASARI

WILAYAH PERTAMINA

PERTAMINA

PT BOGASARI

MASAJI KARGOSENTRA TAMA

WILAYAH MASAJI KARGOSENTRA

WORKSHOP KEPANDUAN

PT. MAL

WILAYAH TERMINAL III

PT. DHU

PT. LBS

EX. RUMAH MAKAN

EX. GESSURY LLOYD

EX

PT.

TS

J

PT. SABINDO VEEM

WILAYAH TERMINAL II

WILAYAH TERMINAL I

WILAYAH PT MTI

WILAYAH RF

TPK Koja

Page 106: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-16

Gambar 4.13 Terminal peti kemas Koja pada peta

satelit

Peralatan bongkar muat yang beroperasi di dermaga peti

kemas TPK Koja adalah:

- 3 units Post-Panamax type Quayside Cranes (QCC)

- 3 units Panamax type Quayside Cranes (QCC)

- 22 units Rubber-Tyred Gantry Cranes (RTG).

Dalam pengoperasiannya, kegiatan bongkar muat peti

kemas di TPK Koja murni hanya terhadap peti

kemasnya, dan tidak ada pelayanan bongkar muat isi dari

peti kemas.

Dermaga Peti kemas Koja berukuran panjang 650 m,

lebar 40 m dan kedalaman 14 m.

Awalnya dahulu terdapat fasilitas pipa air dan bahan

bakar namun jarang kapal yang tambat menggunakan

fasilitas tersebut sehingga saat ini fasilitas pengisian air

dan bahan bakar tidak ada, namun alatnya masih terdapat

di pelabuhan.

200 m

U

Page 107: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-17

3) Jakarta International Container Terminal.

Data yang diperoleh dari PT JICT adalah data dermaga,

lapangan penumpukan dan peralatan, yang ditunjukkan

pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Data Fasilitas Terminal Peti kemas

JICT

Uraian Keterangan

Lokasi Terminal 1 Terminal 2

Berth Length (m) 1.640 500

Berth Draught (m) 11 – 14 8.6

CY Area (Ha) 45.50 9.24

CY Capacity (TEUs) 43.471 5.894

Reefer (380 V) (Plugs) 260 68

QCC (Unit) 16 3

RTGC (unit) 63 11

Forklift (unit) 8 6

Head truck (unit) 129 13

Reach stacker (unit) 4 1

Side loader (unit) 6 -

Chassis (unit) 112 21

e. Dermaga Multipurpose untuk Pelayanan Kapal Roro.

Kapal Roro yang dilayani oleh dermaga di Pelabuhan

Tanjung Priok terdiri atas Kapal roro penumpang dan kapal

roro non penumpang yang didesain untuk mengangkut

kendaraan. Dermaga untuk Roro adalah Dermaga di depan

Gudang 105 s/d 107. Dermaga ini berukuran panjang 529,5

m, lebar 25 m dan kedalaman existing -7 m LWS.

f. Fasilitas Car Terminal.

Tanjung Priok memiliki terminal khusus bongkar muat

kendaraan atau Car Terminal. Denah dari foto udara

ditunjukkan pada Gambar 4.14.

Page 108: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-18

Sumber: Ari Henryanto, Port of Tanjung Priok: Challenges in Running

Indonesia’s Largest Port.

Gambar 4.14 Denah Fasilitas Car Terminal di Pelabuhan

Tanjung Priok

Denah Car Terminal dari citra satelit ditunjukkan pada

Gambar 4.15.

Sumber: Google earth; Paparan PT Pelindo II Cabang Tanjung Priok.

Gambar 4.15 Pembangunan Car Terminal tahun 2011

Data fasilitas Car Terminal adalah sebagai berikut:

1) Kedalaman alur perairan -14 m LWS

2) Dermaga I, panjang 88 m’, kedalaman -12m LWS

3) Dermaga II, panjang 220 m’, kedalaman -12m LWS

4) Tempat Parkir Terbuka:

1,8 Ha

220 m

Yard B

0,5 Ha

Yard C

1,7 Ha

Yard E, 5 Ha

Yard F

2,5 Ha

–11

m L

WS

- Total Capacity : 7.070 slot

- Average Dwelling Time : 7 days

Temporary Landing

Building

2 Floor

1 Ha x 3

(Yard A)

12,8 Ha

Here

We Are

- Operating Started : 2007

- Throughput 2011 : 250.000 unit

Fungsi untuk: - minor assembling - pre voyage arrangement stall area Extended Yard : 2,5 Ha

WareHouse/ Shed (3000 m2) Fungsi untuk: - gudang spare part - gudang general cargo - luxury car slot - minor repair slot - pre delivery inspection (PDI)

Extended 2 Floors in car park building

Page 109: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-19

a. Yard A (Temporary Landing) 1,8 Ha, Kapasitas

= 1.000 units

b. Yard B 0,5 Ha, Kapasitas = 180 units

c. Yard C 1,7 Ha, Kapasitas = 740 units

d. Yard E 5,0 Ha, Kapasitas = 2.500 units

e. Yard F 2,5 Ha, Kapasitas = 1.100 units

5) Gedung Parkir 2 lantai 3,0 Ha, Kapasitas = 1.550 units

6) Kapasitas total 7.070 units

7) Fasilitas lainnya

a. Jalan akses 500m

b. Gudang 3.000 m2

c. Car wash 3 lines

d. Kantor dan workshop 1 unit

e. Gate in/out 6 ways

f. Service Point 2 units

g. Yard Sweeper 2 units

Kondisi di depan Car Terminal ditunjukkan pada Gambar

4.16.

Sumber: http://www.panoramio.com/photo/9562814, diunduh 24 Juni 2013.

Gambar 4.16 Kondisi di depan dermaga Car Terminal

g. Fasilitas Penampungan Limbah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Tidak ada perbedaan sarana dan prasarana untuk

penampungan limbah dari kegiatan pelabuhan maupun

Page 110: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-20

limbah dari kapal yang tambat di pelabuhan. Data fasilitas

RF Tanjung Priok ditunjukkan pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Fasilitas dan Peralatan RF Pelabuhan

Tanjung Priok

No Sarana Unit Kapasitas

1. Kapal tunda 2 @ 350 hp.

2. Tongkang limbah 3 195-300 m³

3. Tanki penampungan 1 25 ton

4. Separator 1 5 m³ /hour

5. Oil boom 1 200 meter

6. Fasilitas jembatan 1 6 meter

7. Dermaga beton 1 tongkang 6 meter

Kegiatan penampungan limbah mengacu pada SOP yang

tercantum pada Gambar 4.17 dan Surat Edaran Kepala

Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok terkait

penanganan limbah B3 di RF.

Page 111: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-21

Gam

bar

4.1

7

Sta

nd

ard

O

per

ati

on

al

Pro

cedu

re

Pen

gel

ola

an

Lim

bah

B

3

di

Rec

epti

on

faci

liti

es

(RF

) C

aban

g

Pel

abu

han

Tan

jun

g P

rio

k

Page 112: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-22

Prosedur kegiatan pengumpulan dan penampungan limbah

dari kegiatan pelabuhan adalah:

1) Dalam Pelaksanaan Pengambilan/pengumpulan limbah

B3 kapal Cabang Pelabuhan Tanjung Priok telah

memiliki ijin sebagai Pengumpul dan Penyimpanan

Sementara limbah B3 dari KLH.

2) Dalam pelaksanaan kegiatan pengambilan limbah B3

kapal Cabang Pelabuhan Tanjung Priok mengeluarkan

manifest sebagai bukti alur limbah B3 berjalan sampai

ke pembuangan terakhir dan akan melaporkan hasil

Neraca kegiatan limbahnya ke KLH per 3 (tiga) bulan

3) Setiap kapal yang menyerahkan limbah minyaknya ke

Pelabuhan Tanjung Priok akan menerima Sertifikat

Penyerahan Limbah yang dikeluarkan resmi dari KLH

dan sebagai pertanggungjawabannya dalam setiap 3

(tiga) bulan harus melaporkan ke KLH.

4) Bahwa setiap kapal yang akan menyerahkan limbahnya

sesuai ketentuan yang berlaku harus melalui ke

Pengelolaan Reception facilities PT. Pelabuhan

Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok.

5) Para Pengumpul limbah posisinya harus menghubungi

Reception facilities Cabang Pelabuhan Tanjung Priok

karena Pemilik kapal atau agen kapal untuk

membuang/menyerahkan limbahnya ke RF Pelabuhan.

6) Dalam penyerahan Sertifikat Penyerahan Limbah B3

pihak-pihak yang berhak menandatangani adalah

Pengelolaan RF dan Syahbandar sebagai

pertanggungjawaban atas pengelolaan limbah minyak

kotor dari kapal.

7) Cabang Pelabuhan Tanjung masih menunggu Sertifikat

Penyerahan Limbah yang berlogo Garuda dari KLH

karena dalam proses pencetakan karena perubahan

struktur baru di kantor kesyahbandaran utama Tanjung

Priok dan untuk sementara menggunakan sertifikat

penyerahan limbah dengan logo Pelindo

Page 113: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-23

8) Penambahan armada pengangkutan baru Kapal tunda

Tanjung VII dan Tongkang RF 1

Rencana pengembangan fasilitas penampungan limbah yang

telah/akan digunakan di RF Tanjung Priok adalah:

1) Penambahan armada baru kapal tunda dan tongkang

baru

2) Pemberian sertifikat penyerahan limbah B3 kepada

pemilik kapal atau agen kapal kepada setiap kapal yang

membuang limbahnya ke pelabuhan Tanjung Priok.

3) Perputaran limbah dari pengambilan limbah kapal di

pelabuhan sampai pembuangan akhir menggunakan

manifest yang dilaporkan ke KLH 3 (tiga) bulan melalui

neraca limbah.

4) Mempunyai ijin pengumpul dan penyimpanan

sementara limbah B3 dari KLH.

5) Penambahan fasilitas oil boom.

6) Adanya Surat Edaran dari Kantor Kesyahbandaran

Utama No.UM.062/11/2/SYB.TPK-2012 tanggal 31

Oktober 2012 tentang Penanganan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3) Melalui Reception

facilities di Pelabuhan Tanjung Priok.

Data volume limbah ditunjukkan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Data volume limbah Tanjung Priok

Tahun Pengambilan Pengeluaran

2006 6.068 5.601

2007 7.464 7.153

2008-2011 - -

2012 4.191 4.191

2013 2.804 2.804

Sumber: PT Pelindo II (Persero) Cabang Tanjung Priok.

Gambar 4.18 menunjukkan kapal tunda dan tongkang yang

beroperasi di RF Tanjung Priok.

Page 114: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-24

Gambar 4.18 Kapal tunda dan tongkang di RF Tanjung

Priok

Gambar 4.19 menunjukkan fasilitas RF berupa oil boom dan

tangki yang beroperasi di RF Tanjung Priok.

Gambar 4.19 Oil Boom dan tangki di RF Tanjung Priok

h. Fasilitas Penampungan Sampah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Penampungan sampah dari kegiatan pelabuhan di Tanjung

Priok mengacu pada SOP yang ditunjukkan pada Gambar

4.20.

Page 115: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-25

LPS

LPS

PEN

GA

WA

SAN

O

LEH

PEL

IND

O

LPS

GER

OB

AK

(M

ITR

A)

BA

K S

AM

PAH

BA

K S

AM

PAH

BA

K S

AM

PAH

BA

K S

AM

PAH

BA

K S

AM

PAH

BA

K S

AM

PAH

29

Bak

Sam

pah

Yan

g Te

rse

bar

di 2

1 L

oka

siD

an

21

4 B

ak S

amp

ah K

eci

l Yan

g Te

rse

bar

di

Gu

dan

g, T

erm

inal

O

pe

rato

r d

an m

asin

g-m

asin

g p

os

TRU

K

(MIT

RA

)INC

ENER

ATO

R

TPA

Ga

mb

ar

4.2

0

Pro

sed

ur

pen

gu

mpu

lan s

amp

ah d

an p

enam

pu

ng

an s

ampah

dar

i k

egia

tan p

elab

uh

an

Page 116: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-26

Data penampungan sampah di Pelabuhan Tanjung Priok

ditunjukkan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Data Penampungan Sampah di Pelabuhan

Tanjung Priok

Tempat

Sampah

Jumlah Keterangan

Bak sampah 19 Tersebar di 17 titik

Fiber Bin 20 Untuk organik/non-organik;

Outdoor.

Stainless Bin 29 Untuk organik/non-organik;

Indoor.

Drum 93

Data tenaga kerja kebersihan di Pelabuhan Tanjung Priok

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.11 Tenaga Kerja Kebersihan di Pelabuhan

Tanjung Priok

Uraian Keterangan

Pengumpul di TPS 2 orang

Pengangkut 9 orang (3 mobil @3 orang/mobil)

1 orang mandor

Tenaga lapangan 128 orang

51 orang (pekerja lepas)

Mitra kerja dan alat angkut yang digunakan untuk

penampungan sampah pelabuhan Tanjung Priok ditunjukkan

pada Tabel 4.12.

Page 117: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-27

Tabel 4.12 Mitra Kerja dan Alat Angkut yang

digunakan untuk Penampungan Sampah

Pelabuhan Tanjung Priok

Uraian Keterangan

Mitra

Pangkalan I Barat CV. Yosit Anugrah

Pangkalan I Timur dan II

Barat

PT. Ernist Wiraguna

Pangkalan II Timur dan III PT. Arthapura

Kendaraan

Truk ¾ 3 buah milik Mitra (PT.

Arthapura)

Dump truck 2 buah milik PT. Pelindo II

Gerobak

Mitra

TO I 12 buah

TO II 12 buah

TO III 15 buah

PHL (Pekerja Harian Lepas) 12 buah

Data volume sampah di Pelabuhan Tanjung Priok

ditunjukkan pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13 Data Volume Sampah yang Terangkut Dari

LPS Pelabuhan Tanjung Priok Januari s/d

Desember 2011 dalam satuan m3

Bulan Kertas

/kardus

Sampah

dapur Plastik Jumlah

Januari 868 1.085 2.108 4.061

Februari 784 980 1.904 3.668

Maret 930 1.116 2.015 4.061

April 840 1.050 2.040 3.930

Mei 868 1.085 2.108 4.061

Juni 911 1.080 1.950 3.930

Juli 840 1.050 2.040 3.930

Agustus 868 1.085 2.108 4.061

September 900 1.080 1.950 3.930

Oktober 868 1.085 2.108 4.061

November 840 1.050 2.040 3.930

Desember 930 1.116 2.015 4.061

TOTAL 10.436 12.862 24.386 47.684

Page 118: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-28

Dokumentasi fasilitas penampungan sampah di kawasan

Pelabuhan Tanjung Priok ditunjukkan pada Gambar 4.21.

Gambar 4.21 Dokumentasi fasilitas penampungan

sampah di Tanjung Priok

B. Pelabuhan Tanjung Perak

1. Informasi Pelaksanaan Survey

Survey di Surabaya dilakukan pada tanggal 29 Mei - 4 Juni 2013.

Lokasi dan instansi terkait yang dikunjungi adalah:

e. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Tanjung Perak

f. Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak

g. PT Terminal Peti kemas Surabaya

h. PT Berlian Jasa Terminal Indonesia

2. Gambaran Umum Pelabuhan

Pelabuhan Cabang Tanjung Perak adalah Pelabuhan Surabaya

yang terletak pada posisi 112° 43’ 22” BT dan 7° 11’ 45” LS,

tepatnya di Selat Madura sebelah Utara kota Surabaya yang

meliputi daerah perairan seluas 1.574,3 Ha dan daerah daratan

seluas 574,7 Ha. Orientasi lokasi diberikan pada Gambar 4.22.

Page 119: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-29

Gambar 4.22 Orientasi Pelabuhan Tanjung Perak pada Peta

Provinsi Jawa Timur

Citra satelit Pelabuhan Tanjung Perak ditunjukkan pada

Gambar 4.23.

Gambar 4.23 Citra satelit Pelabuhan Tanjung Perak

Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu

gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat kolektor dan

distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia, khususnya

untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis dan

didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial

Page 120: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-30

maka Pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran

interinsulair Kawasan Timur Indonesia.

Pelabuhan Tanjung Perak Memiliki 5 (lima) terminal, yakni:

1. Terminal Jamrud

2. Terminal Mirah

3. Terminal Berlian

4. Terminal Nilam

5. Terminal Kalimas

Data dermaga, gudang dan lapangan di kelima terminal tersebut

ditunjukkan pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Fasilitas Terminal di Pelabuhan Tanjung Perak

Terminal

Panjang

Dermaga

(m)

Gudang (m2) Lapangan

(m2)

Jamrud 2.190 33.604 39.160

Mirah 640 11.920 13.174

Berlian 1.620 3.032 38.600

Nilam 930 - 34.880

Kalimas 2.270 6.060 3.520

a. Terminal Jamrud.

Terminal Jamrud terdiri atas 3 (tiga) zona dermaga, yakni

Jamrud Utara, Jamrud Selatan dan Jamrud Barat. Citra satelit

Terminal Jamrud ditunjukkan pada Gambar 4.24.

Page 121: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-31

Gambar 4.24 Citra satelit Terminal Jamrud Tanjung

Perak

Layout Terminal Jamrud ditunjukkan pada Gambar 4.25.

Page 122: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-32

JAMRUD BARAT 210 m

PE

LA

BU

HA

N

JA

LA

N T

EM

BU

S

JA

MR

UD

SE

LA

TA

N 8

00 m

JL J

AM

RU

D S

ELA

TA

N

JL J

AM

RU

D U

TA

RA

PERAK

SU

RY

A

GA

PU

RA

AS

DP

PT

.PA

L S

BY

KP

3

BU

S K

OT

A

AD

PE

L

JA

MR

UD

UT

AR

A 1

.200 m

1200

800

210

III

119

109

108

121

122

124

124

107

106

104

102

125

17C

A17

A1

202

201

200

204

203

101

126

100

15

15

15

0150m

U

100

50

Layou

t T

erm

inal Jam

rud

Gam

bar

4.2

5

Lay

out

Ter

min

al J

amru

d T

anju

ng P

erak

Page 123: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-33

Peruntukan Terminal Jamrud adalah pelayanan Pelayaran

Samudera dan Antarpulau, dengan jenis muatan General

cargo dan Curah Kering. Terminal Jamrud Utara pada sisi

timurnya melayani Angkutan Penumpang. Data Fasilitas

Terminal Jamrud ditunjukkan pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15 Fasilitas Terminal Jamrud

Uraian Jamrud

Utara

Jamrud

Selatan

Jamrud

Barat

Luas 1,8 Ha 1,17 Ha 0,32 Ha

Draft 10 mLWS 8,5 mLWS 7,0 mLWS

Panjang apron 1200 m 780 m 210 m

Lebar apron 15 m 15 m 15 m

Luas gudang - 24.783 m2 -

Jumlah gudang 3 3 -

Luas lapangan

penumpukan

- 56.271 m2 -

Peruntukan Samudera

(GC, CK)

&

Penumpang

Antarpulau

(GC)

Antarpulau

(CK)

Untuk pelayanan bongkar muat General cargo dan Curah

Kering, Terminal Jamrud dilengkapi peralatan berupa Grab,

Hopper, Shore Crane dan Harbour Mobile Crane. Jumlah

dan kapasitas peralatan tersebut ditunjukkan pada Tabel

4.16.

Tabel 4.16 Peralatan Terminal Jamrud

Peralatan Jumlah Kapasitas

Grab 21 8 ton

Hopper 24 8 ton

Shore crane 1 -

Harbour Mobile Crane 4 45 ton

b. Terminal Nilam.

Terminal Nilam terdiri atas 2 (dua) zona terminal, yakni

Terminal Nilam Timur Konvensional dan Terminal Nilam

Timur Multipurpose. Citra satelit Terminal Nilam

ditunjukkan pada Gambar 4.26.

Page 124: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-34

Gambar 4.26 Citra satelit Terminal Nilam Tanjung Perak

Layout Terminal Nilam ditunjukkan pada Gambar 4.27.

Gambar 4.27 Layout Terminal Nilam Tanjung Perak

Terminal Nilam Timur Konvensional melayani Pelayaran

Antarpulau dengan jenis muatan General cargo, Curah

Kering dan Curah Cair. Terminal Nilam Timur Multipurpose

hanya melayani muatan Peti kemas. Data fasilitas di

Terminal Nilam ditunjukkan pada Tabel 4.17.

PT

. B

OG

AS

AR

I

WORK

JALUR PIPAKALI PERAK

JL NILAM TIMUR

SHOP

1072

JL NILAM BARAT

767

PLTU

207A

PUSRIPUSRI

STORAGE

OPEN

500501

TAMBATAN NILAM 800 m

INDOMIX

SILO

PE

RT

AM

INA

PE

RT

AM

INA

CU

RA

H C

AIR

BB

M

502

10721072

503

JL P

RA

PA

T K

UR

UN

G S

ELA

TA

N

JL P

RA

PA

T K

UR

UN

G U

TA

RA

860

15

Layout Terminal Nilam

0 150m

U

10050

PE

MU

KIN

MA

N

DIN

AS

PE

NG

ER

UK

AN

PE

MU

KIN

MA

N

Page 125: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-35

Tabel 4.17 Fasilitas Terminal Nilam

Uraian Nilam Timur

Konvensional

Nilam Timur

Multipurpose

Luas 1,4 Ha 4,8 Ha

Draft 8 mLWS 9 mLWS

Panjang apron 930 m 320 m

Lebar apron 15 m 15 m

Luas gudang - -

Jumlah gudang 3 -

Luas lapangan

penumpukan

- 3.500 TEUs

Peruntukan Antarpulau (GC,

CK, CC)

Peti kemas

Untuk melayani bongkar muat General cargo, Curah Kering

dan Curah Cair, Terminal Nilam Timur Konvensional

dilengkapi peralatan berupa Stigger dan Flexible Hose

sebanyak masing-masing 1 (satu) unit.

Untuk melayani bongkar muat Peti kemas, Terminal Nilam

Timur Multipurpose dilengkapi peralatan berupa Container

Crane, Rubber Tyred Gantry Crane (RTG) dan

Truk/Chassis, seperti ditunjukkan pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Peralatan Terminal Nilam Timur

Multipurpose

Peralatan Jumlah Kapasitas

Container Crane 3 35 ton

Rubber Tyred Gantry Crane 5 40 ton

Trucking 12 8,35 ton

c. Terminal Mirah.

Terminal Mirah terletak di sebelah selatan Terminal Jamrud.

Citra satelit Terminal Mirah ditunjukkan pada Gambar 4.28.

Page 126: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-36

Gambar 4.28 Citra satelit Terminal Mirah Tanjung Perak

Layout Terminal Mirah ditunjukkan pada Gambar 4.29.

Gambar 4.29 Layout Terminal Mirah Tanjung Perak

JL T

AN

JU

NG

PE

RA

K T

IMU

R

JL T

AN

JU

NG

PE

RA

K B

AR

AT

PN PERTAMINA

JL PRAPAT KURUNG SELATAN

JL PRAPAT KURUNG UTARA

TAMBATAN MIRAH 640 m

AIRUD

JL. IN

TA

N

TE

MP

AT

PA

RK

IR

BE

NG

KE

L P

OO

L

301

300

PE

RB

EK

ALA

NG

UD

AN

G

TU

MB

UH

AN

KA

RA

NT

INA

TU

MB

UH

GARDU HUBUNG

DIVISI USTER SG

(LISTRIK)

RESERVOIR INDUK

0 60 125m30

U

Layout Terminal Mirah

330

31

0

303 302

Page 127: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-37

Terminal Mirah diperuntukkan untuk melayani Pelayaran

Antarpulau dengan muatan General cargo. Data fasilitas

Terminal Mirah ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.19 Fasilitas Terminal Mirah

Uraian Keterangan

Luas 1,6 Ha

Draft 7 mLWS

Panjang apron 640 m

Lebar apron 25 m

Luas gudang 11.920,35 m2

Jumlah gudang 4

Luas lapangan

penumpukan

13.174,40 m2

Peruntukan Antarpulau (GC)

Untuk pelayanan bongkar muat General cargo, Terminal

Mirah dilengkapi peralatan berupa Rubber Tyred Gantry

Crane (RTG) dan Reach stacker, seperti ditunjukkan pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.20 Peralatan Terminal Mirah

Peralatan Jumlah Kapasitas

Ship crane - -

Barge crane - -

Rubber Tyred Gantry Crane 2 40,6 ton

Reach stacker 3 -

d. Terminal Kalimas.

Terminal Kalimas adalah terminal yang terletak di muara

Sungai Kalimas, melayani Pelayaran Antarpulau, dan

diperuntukkan bagi Kapal Lokal dan Kapal Layar Motor.

Data fasilitas Terminal Kalimas ditunjukkan pada tabel

berikut ini.

Page 128: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-38

Tabel 4.21 Fasilitas Terminal Kalimas

Uraian Keterangan

Luas 3,4 Ha

Draft 9,5 mLWS

Panjang apron 2270 m

Lebar apron 15 m

Luas gudang 6060 m2

Jumlah gudang 4

Luas lapangan

penumpukan

3520,00 m2

Peruntukan Kapal Lokal & Kapal Layar Motor

e. Terminal PT. Berlian Jasa Terminal Indonesia.

PT Berlian Jasa Terminal Indonesia (PT BJTI) merupakan

anak perusahaan dari PT Pelabuhan Indonesia III (Persero).

PT BJTI Sejak tahun 2002 dipercaya mengelola Terminal

Berlian Tanjung Perak Surabaya dan Terminal Peti kemas di

Tenau sejak awal tahun 2012. Sebagai operator pelabuhan

selama satu dekade, PT BJTI telah banyak dipercaya oleh

berbagai perusahaan Indonesia maupun mancanegara dalam

pengelolaan peti kemas internasional, terminal peti kemas

domestik, terminal curah kering, layanan intermoda, dan

berbagai jasa bongkar muat penunjang lainnya.

Pendirian PT BJTI dilakukan melalui proses pemisahan

(Spin Off) dari salah satu unit bisnis PT (Persero) Pelabuhan

Indonesia III Cabang Tanjung Perak yaitu Divisi Usaha

Terminal Serbaguna (DUTS) yang berfokus pada layanan

“Kargo dan Kontainer” di terminal konvensional. DUTS

telah beroperasi sejak 1974.

Status PT BJTI sebagai terminal operator pelabuhan

dikukuhkan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan

Nomor KP. 410 Tahun 2010 Tanggal 27 September 2010

tentang pemberian ijin usaha kepada PT.Berlian Jasa

Terminal Indonesia sebagai Badan Usaha Pelabuhan. Citra

satelit Terminal BJTI ditunjukkan pada Gambar 4.30.

Page 129: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-39

Gambar 4.30 Citra satelit Dermaga Berlian

Layout terminal BJTI ditunjukkan pada Gambar 4.31.

Gambar 4.31 Layout Dermaga Berlian

Data Terminal PT BJTI ditunjukkan pada tabel berikut ini.

PT. BERLIAN PENTA± 3.000 m²

PARKIRSEPEDA MOTOR

PT. SUMA LAUT PERKASA

TA

ND

ON

AIR

PT. UEPN

POS JAGA

KA

NT

OR

PT

. U

EP

N

GUDANG CURAH KERING

PT. UEPN

CFS34.5x47.5

PE

MU

KIM

AN

DOCKING AREA

2 U

NIT

TR

AN

A T

AIN

ER

KO

ND

ISI R

US

AK

ST

RIP

PIN

G &

ST

UF

FIN

G

TERMINAL NILAM

00

PANAMAX (200 m) PETIKEMAS INTENASIONAL (175 m)HANDYMAX / RORO / CURAH CAIR

TAMBATAN BERLIAN TIMUR 785 m

30

60

90

120

180

210

240

270

300

330

360

390

420

450

480

510

540

570

600

630

660

690

720

750

780

150

00306090120

150

180

210

240

270

300

330

360

390

420

450

480

510

540

570

600

630

660

690

SIP

IL I

TS

MERATUSTANTOTEMAS

00

30

60

90

120

140

TAMBATAN BERLIAN BARAT 700 m

TA

MB

AT

AN

BE

RL

IAN

UT

AR

A 1

40 m

GATE IN

GATE OUT

GATE IN OUTALAT BERAT

8860

2322925

33 2316

16

10

16

25

13

200 175175

JL. P

RA

PA

T K

UR

UN

G S

ELA

TA

NJL. P

RA

PA

T K

UR

UN

G U

TA

RA

KPLP

EX. BIMASEMA

GARDU PT. TSP

28

POS JAGA

CCTV

CCTVH. MASTH. MASTH. MAST

H. MAST

H. MAST

POS JAGA

PT. GLOBAL PUTRA

BE

HA

ND

LE

TOWER KOMP

H. MAST

PAVING JALAN KELUAR DAN MASUKTERMINAL BERLIAN = 16.000 m²(DIKERJAKAN OLEH TG. PERAK)

PENAMBAHAN PAGARPK. INTERNASIONALPANJANG = 160 + 160 m'

PEMINDAHAN FASILITASBEHANDLE UNTUK BEA & CUKAI5,8 x 11,5 m

0 50 100m25

UEKS. BIMASENA+ PAGAR = 1.912 m²

PERKERASAN LAHANEKS. KPLP + PAGAR = 1.726 m²(PRE MEMORY)

EKS. RUKINDO + PAGAR12.000 m²

PERKERASAN LAHAN

PERKERASAN LAHAN

1. PEMBANGUNAN KANTOR 3 LANTAI :

A. LANTAI 1 (700 m²)- KOPERASI TKBM, KP3, KPLP

B. LANTAI 2 (700 m²)- BEA & CUKAI, PT. UEPN, PERHUTANI & PENGGUNA JASA

C. LANTAI 3 (700 m²)- PT. BJTI

2. MEUBEULAIR + AC + TOWER KOMP + PINDAH INST. IT3. PEMINDAHAN & PEMBENAHAN EKS. KANTOR OPRS4. PARKIR MOBIL (2.300 m²)

Layout Terminal Berlian

785

140

700

Page 130: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-40

Tabel 4.22 Fasilitas Terminal Berlian

Deskripsi Posisi Wharf LWS

International Container Vessels East

Berlian

540

M

-9,6

Domestic Container Vessels West

Berlian

700

M

-8

North

Berlian

140 M -6,5

Ocean Going Dry Bulk &

General cargo Vessels

East

Berlian

240

M

-9,6

Fasilitas lapangan di Terminal PT BJTI ditunjukkan pada

tabel berikut ini.

Tabel 4.23 Fasilitas Lapangan PT BJTI

Deskripsi Luas

International Container

Yard

4,3 Ha

Domestic Container Yard 1,2 Ha

Container Freight Station

(CFS)

800 M2

Consolidation 1,755 M2

Stripping & Stuffing 625 M2

Fasilitas peralatan di Terminal PT BJTI ditunjukkan pada

tabel berikut ini.

Page 131: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-41

Tabel 4.24 Fasilitas Peralatan PT BJTI

Alat Keterangan

Stevedoring Type Lifting

Capacity

Jumlah

Harbour Mobile Crane

I. Gottwald * 260 Swl 40 Ton 1 Unit

* 280 Swl 60 Ton 1 Unit

* 4406 Swl 100 Ton 4 Unit

II. Liebbherr * 280 Swl 100 Ton 2 Unit

* 400 Swl 104 Ton 3 Unit

* 420 Swl 120 Ton 3 Unit

Total : 14 Unit

Container Stacking Spesifikasi Jumlah

Rubber Tyred / Rtg 6 Row, 6 Tier 5 Unit

6 Row, 4 Tier 4 Unit

Reach stacker * Kapasitas 40 Ton 6 Unit

Top Leader * Kapasitas 30 Ton 1 Unit

Specific Equipment Kapasitas Jumlah

Grab 5 Ton 5 Unit

7 Ton 2 Unit

10 Ton 2 Unit

15 Ton 6 Unit

Hopper 5 Ton 7 Unit

10 Ton 6 Unit

20 Ton 3 Unit

Timbangan 60 Ton 2 Unit

Armada Trailer 38 Unit

Produksi PT BJTI berupa arus barang ditunjukkan pada Tabel 4.25.

Page 132: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-42

Tabel 4.25 Produksi PT BJTI

Produksi Satuan 2008 2009 2010

PK DN Teus 738.867 722.311 702.117

PK LN Teus 83.016 103.403 127.432

GC M3 77.446 83.774 235.87

CK Ton 1.679.831 1.962.585 2.661.280

CC Ton 596.797 484.709 355.484

Batubara Ton 47.543 - -

Mobil Unit 27.891 25.458 371.721

Depo PK Box 279.438 557.817 437.871

Bunkering M/Ton 21.181 24.141 23.495

Forwarding Box 23.875 27.285 45.055

Produksi Satuan 2011 2012

PK DN Teus 664.257 802.219

PK LN Teus 128.431 110.572

GC M3 77.113 22.696

CK Ton 3.316.324 2.387.300

CC Ton 429.481 557.835

Batubara Ton 15.206 172.534

Mobil Unit 37.345 37.913

Depo PK Box 394.71 228.402

Bunkering M/Ton 20.058 17.730

Forwarding Box 44.417 35.878

Sumber: PT Berlian Jasa Terminal Indonesia.

Kinerja bongkar muat PT BJTI ditunjukkan pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.26 Kinerja Bongkar Muat PT BJTI 2012

Uraian Satuan Realisasi Triwulan

I II III IV

PK Konv B/S/H 15 15 15 15

PK Int B/S/H 43 43 44 46

GC T/G/H 27 24 25 27

CK T/S/D 4.060 4.326 4.291 5.411

CC T/S/D 2.297 2.711 2.812 2.952

Roro U/S/D 612 644 582 592

Uraian Satuan

Sumber: PT Berlian Jasa Terminal Indonesia.

Page 133: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-43

f. Terminal PT. Terminal Peti kemas Surabaya.

PT Terminal Peti kemas Surabaya adalah anak perusahaan

PT Pelabuhan Indonesia III yang dikhususkan untuk

pelayanan peti kemas. Secara geografis, TPS berlokasi di

bagian barat Pelabuhan Tanjung Perak dengan koordinat

7;12;S, 112;40E, di bagian ujung alur pelayaran di antara

pulau Jawa dan pulau Madura sepanjang 25 mil.

Lebar minimum alur adalah 80 meter, kedalaman minimum

pada saat air surut adalah 9.5 meter. Alur pelayaran tersebut

ditandai dengan jelas, dan disediakan layanan kepanduan

selama 24 jam nonstop.

Data Terminal PT TPS ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.27 fasilitas terminal peti kemas Surabaya.

Uraian Keterangan

Panjang Dermaga

Internasional

1.000 m’

Panjang Dermaga Domestik 400 m’

Lebar Dermaga 50 m’

Terminal Internasional –

Draft

-10,5 mLWS

Terminal Domestik – Draft - 7,5 mLWS

Container Yard 49 Ha

Container Freight Station 16.500 m2

Sumber: PT Terminal Peti kemas Surabaya.

Untuk mempertahankan pelayanannya, PT TPS menetapkan

suatu standar kinerja bongkar muat seperti tertera pada tabel

berikut ini.

Tabel 4.28 Standar kinerja PT TPS

Kinerja Internasional Domestik

Boxes Crane Hours (BCH) 25 18

Boxes Ships Hours (BSH) 40 15

Boxes Vessel Working Hours

(BVWH)

50 15

Truck Round Time 30 Menit

Sumber: PT Terminal Peti kemas Surabaya.

Page 134: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-44

3. Trafik Pelabuhan

a. Data Trafik Kapal.

Data trafik diperoleh selama 5 (lima) tahun pada periode

2008-2012. Data yang diperoleh dikelompokkan menurut

tonase, jumlah ship call, jenis pelayaran dan jenis muatan.

Tabel berikut ini menunjukkan data kunjungan dan tonase

kapal di Pelabuhan Tanjung Perak.

Tabel 4.29 Data Kunjungan dan Tonase Kapal di

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya

Sumber: Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak

Surabaya.

b. Data Trafik Penumpang.

Data trafik diperoleh selama 5 (lima) tahun pada periode

2008-2012. Data trafik penumpang dapat dilihat pada tabel

berikut.

2008 2009 2010 2011 2012

1 SAMUDERA :

- Ship Call ( unit's ) 1,721 1,805 1,911 1,965 2,040

- DWT ( ton's ) 33,064,650 42,928,967 38,944,274 41,737,340 46,830,037

2 INTERINSULER :

- Ship Call ( unit's ) 9,254 9,300 8,395 7,757 10,584

- DWT ( ton's ) 25,932,766 27,712,342 25,926,685 23,945,619 38,919,702

3 KHUSUS :

- Ship Call ( unit's ) 57 62 51 45 0

- DWT ( ton's ) 2,434,533 2,230,065 2,174,989 1,982,448 0

4 PELRA :

- Ship Call ( unit's ) 847 700 703 730 776

- DWT ( ton's ) 222,341 183,753 156,875 103,002 77,855

JUMLAH :

- Ship Call (unit's) 11,879 11,867 11,060 10,497 13,400

- DWT (ton's) 61,654,290 73,055,127 67,202,823 67,768,409 85,827,594

NO URAIANT A H U N

Page 135: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-45

Tabel 4.30 Data Arus Penumpang di Pelabuhan

Tanjung Perak Surabaya

Sumber: Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak

Surabaya.

c. Data Trafik Barang.

Data trafik diperoleh selama 5 (lima) tahun pada periode

2008-2012. Data arus bongkar muat ditunjukkan pada tabel

berikut.

Satuan : Jiwa

2008 2009 2010 2011 2012

A. TURUN :

1 Umum 557,815 459,019 785,914 415,670 406,504

2 Turis - - - - 1,080

3 Transmigrasi - - - - -

4 T K I 8,455 7,465 2,360 - -

566,270 466,484 788,274 415,670 407,584

B. NAIK :

1 Umum 533,032 445,773 283,361 434,292 373,106

2 Turis - - - - 1,080

3 Transmigrasi 1,043 2,024 676 - -

4 T K I - - - 934 934

534,075 447,797 284,037 435,226 375,120

1,100,345 914,281 1,072,311 850,896 782,704

NO URAIANT A H U N

Page 136: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-46

Tabel 4.31 Data Perbandingan Arus Bongkar Muat

Barang (Cargo Flow) di Pelabuhan Tanjung

Perak Surabaya

Sumber: Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Perak

Surabaya.

4. Hasil Survey

a. Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan

Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional.

Dermaga Jamrud Utara dapat digunakan untuk sandar kapal

pesiar, dengan panjang dermaga 500 m, dan kedalaman -9

mLWS. Dokumentasi kegiatan sandar kapal penumpang di

Dermaga Jamrud Utara ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Satuan : Ton

2008 2009 2010 2011 2012

1 Angkutan L.N

1. Impor / Bongkar 14,247,400 13,495,462 15,319,130 16,837,696 19,458,902

2. Ekspor / Muat 7,830,295 7,636,467 7,728,427 7,676,545 7,518,144

22,077,695 21,131,929 23,047,557 24,514,241 26,977,046

2 Angkutan D.N

1. Bongkar 8,081,008 8,570,380 8,427,599 9,957,047 11,941,517

2. Muat 8,307,291 8,489,340 8,178,923 10,381,563 13,234,455

16,388,299 17,059,720 16,606,522 20,338,610 25,175,972

3 Angkutan PELRA :

1. Bongkar 92,996 90,573 53,947 36,222 41,283

2. Muat 185,571 191,503 157,446 115,984 125,908

278,567 282,076 211,393 152,206 167,191

Jumlah Bongkar 22,421,404 22,156,415 23,800,676 26,830,965 31,441,703

Muat 16,323,157 16,317,310 16,064,796 18,174,092 20,878,507

38,744,561 38,473,725 39,865,472 45,005,057 52,320,209

NO U R A I A NT A H U N

Page 137: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-47

Gambar 4.32 Dokumentasi kegiatan sandar kapal

penumpang di Dermaga Jamrud Utara

Sebelumnya dermaga ini memiliki dua gedung terminal

penumpang untuk transit penumpang yaitu Gapura Surya

seluas 5.060 m2 dengan kapasitas 1.200 orang dan Gapura

Nusantara seluas 4.950 m2 dengan kapasitas 1.500 orang.

Kedua fasilitas tersebut telah sesuai dengan standar ISPS

Code dan dilengkapi dengan X-Ray dan Walk Through

Metal Detector untuk keselamatan dan keamanan serta

tempat parkir kendaraan yang memadai.

Dokumentasi Terminal Penumpang lama sebelum dibongkar

ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 4.33 Gedung terminal penumpang lama yang

kini sudah dibongkar

Page 138: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-48

Pada saat ini sedang dilaksanakan pembangunan Terminal

Penumpang Modern. Letaknya adalah pada lokasi terminal

lama, yang sudah dibongkar dan ditutup untuk sementara.

Dokumentasi pembangunan Terminal Penumpang Modern

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.34 Kondisi existing pekerjaan Pembangunan

Terminal Penumpang Modern di Pelabuhan

Tanjung Perak

Saat ini aktivitas pelayanan penumpang dialihkan ke

Terminal Penumpang Sementara yang dibuat pada satu

gudang di Dermaga Jamrud. Dokumentasi Terminal

Penumpang Sementara ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.35 Tampak depan dan tampak dalam Terminal

Penumpang Sementara Tanjung Perak

Dokumentasi fasilitas di dalam Terminal

Penumpang Sementara Tanjung Perak ditunjukkan

pada gambar berikut ini.

Page 139: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-49

Gambar 4.36 Fasilitas di Terminal Penumpang

Sementara Tanjung Perak

b. Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis.

Trayek Kapal Perintis yang melalui Pelabuhan Tanjung

Perak adalah Trayek R-11. Kapal yang digunakan untuk

trayek ini adalah KM Amukti Palapa dengan ukuran kapal

500 DWT.

Selain KM Amukti Palapa yang berpangkalan di Surabaya,

Pelabuhan Tanjung Perak juga disinggahi oleh KM Sabuk

Nusantara 27 dengan ukuran kapal 500 DWT. KM Sabuk

Nusantara 27 melayani Trayek R-12 dengan pangkalan di

Pelabuhan Tanjung Wangi.

Kapal Perintis di Pelabuhan Tanjung Perak dilayani di Kade

Perak yang fungsi utamanya adalah sebagai Dermaga Roro.

Data fasilitas Kade Perak ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Page 140: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-50

Tabel 4.32 Fasilitas Kade Perak (Roro)

Uraian Besaran

Luas Terminal Penumpang :

-Embarkasi 2.371,65

M2

-Debarkasi 201,50 M2

-Teras Sisi Barat 294,25 M2

Kapasitas Terminal Penumpang 700 Orang

Draft -7,2

M.LWS

Panjang Dermaga 140 M

Luas Lapangan Parkir :

-Truk (Besar dan Kecil) 3.870 M2

-Sedan / Sejenis 515 M2

-Kendaraan ex bongkaran 1.912,5

M2

Kapasitas Parkir Mobil 250

Kendaraan

Tempat Ibadah (Musholla) 32 M2

Sumber: PT Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Perak.

c. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

Kering.

Kapal dan Barang Curah Kering di Pelabuhan Tanjung Perak

dilayani di Terminal Jamrud Utara, Jamrud Barat dan Nilam

Timur Konvensional.

Pelabuhan Tanjung Perak melayani muatan curah kering

baik jenis pangan maupun non pangan. Dokumentasi

aktivitas bongkar muat curah ditunjukkan pada gambar

berikut.

Page 141: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-51

Gambar 4.37 Aktivitas muat curah kering pangan (atas)

dan semen (bawah) di Dermaga Jamrud

Selatan

d. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

Cair.

Kapal dan Barang Curah Cair di Pelabuhan Tanjung Perak

dilayani di Terminal Nilam Timur Konvensional.

Dokumentasi ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.38 Aktivitas muat curah cair CPO di Dermaga

Nilam Timur Konvensional

e. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti

kemas.

Kapal dan Barang Peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak

dilayani di Terminal Nilam Timur Multipurpose, Terminal

PT BJTI dan Terminal PT TPS.

Page 142: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-52

Dokumentasi dermaga dan aktivitas bongkar muat peti

kemas di dermaga Nilam Timur Multipurpose ditunjukkan

pada gambar berikut.

Gambar 4.39 Dermaga peti kemas di Terminal Nilam

Timur Multipurpose

Dokumentasi Terminal PT BJTI ditunjukkan pada gambar

berikut.

Gambar 4.40 Dokumentasi terminal peti kemas PT BJTI

Dokumentasi Terminal PT TPS ditunjukkan pada gambar

berikut.

Page 143: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-53

Gambar 4.41 Dokumentasi Terminal Peti kemas PT TPS

f. Dermaga Multipurpose untuk Pelayanan Kapal Lolo.

Kapal dan barang lolo di Pelabuhan Tanjung Perak dilayani

di Terminal Jamrud. Dimensi Dermaga Jamrud sudah

ditunjukkan pada Tabel 4.15 di halaman 4-33.

Gambar 4.42 Aktivitas bongkar muat peti kemas secara

Lo-Lo di Dermaga Jamrud

g. Dermaga Multipurpose untuk Pelayanan Kapal Roro.

Kapal Roro di Pelabuhan Tanjung Perak dilayani di

Terminal Jamrud dan Kade Perak. Dimensi Dermaga Jamrud

sudah ditunjukkan pada Tabel 4.15 di halaman 4-33. Data

fasilitas Kade Perak sudah ditunjukkan pada Tabel 4.32 di

halaman 4-50.

Page 144: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-54

h. Lokasi dan Fasilitas Wilayah Tertentu di Daratan yang

Berfungsi sebagai Pelabuhan.

Di Pelabuhan Tanjung Perak, dryport dikelola oleh PT

Terminal Peti kemas Surabaya. Namun dengan dimilikinya

dermaga di areal dryport tersebut, kini pelabuhan tersebut

berkembang fungsinya menjadi pelabuhan laut (seaport).

Data Terminal PT TPS sudah ditunjukkan pada Tabel 4.27

di halaman 4-43.

i. Terminal Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk Barang

Berbahaya.

TUKS Barang Berbahaya yang beroperasi dalam Wilayah

Tanjung Perak adalah TUKS PT Pertamina dan TUKS PT

Aneka Kimia Raya.

j. Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area).

1) Prosedur dan Kriteria Penentuan Lokasi Dumping

area.

Berdasarkan keterangan dari Pihak Otoritas Pelabuhan

Utama Tanjung Perak, selama ini tidak ditentukan lokasi

spesifik untuk pembuangan material keruk. Lokasi

pembuangan material keruk (dumping area) di

Pelabuhan Tanjung Perak mengacu pada Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011

tentang Pengerukan dan Reklamasi.

2) Kegiatan Pengerukan dan Lokasi Pembuangannya.

Kegiatan Pengerukan di Lingkungan Pelabuhan Tanjung

Perak dilakukan pada Alur Kalimas dan Kolam Dermaga

Jamrud. Pelaksanaannya dilakukan bergantian setiap

tahun, sehingga masing-masing lokasi dikeruk setiap

dua tahun sekali.

Berdasarkan keterangan dari Pihak Otoritas Pelabuhan

Utama Tanjung Perak, selama ini tidak ditentukan lokasi

spesifik untuk pembuangan material keruk. Lokasi

pembuangan material keruk (dumping area) di

Pelabuhan Tanjung Perak mengacu pada Peraturan

Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011

tentang Pengerukan dan Reklamasi.

Page 145: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-55

k. Fasilitas Car Terminal.

Pelabuhan Tanjung Perak tidak memiliki fasilitas khusus

Car Terminal. Namun demikian pelayanan bongkar muat

kendaraan dilaksanakan di Terminal Berlian yang dikelola

oleh PT BJTI.

l. Fasilitas Penampungan Limbah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Limbah dari kegiatan pelabuhan di Tanjung Perak dikelola

bersama dengan limbah dari kapal pada Reception facility

(RF). RF Tanjung Perak berlokasi di Jalan Nilam Barat.

Limbah dari kegiatan pelabuhan biasanya dihasilkan dalam

jumlah kecil, sehingga penampungannya dilakukan

menggunakan Intermediate Bulk Container (IBC). Gambar

IBC untuk penampungan limbah dari kegiatan pelabuhan

ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 4.43 Dokumentasi fasilitas RF Tanjung Perak.

Standard Operational Procedure untuk penampungan limbah

di RF Pelabuhan Tanjung Perak ditunjukkan pada gambar

berikut.

Page 146: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-56

Sumber: PT Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Perak.

Gambar 4.44 Standard Operating Procedure Penerimaan,

Penyimpanan dan Pengeluaran Limbah B3

di RF Tanjung Perak.

m. Fasilitas Penampungan Sampah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Data fasilitas penampungan sampah dari kegiatan pelabuhan

di Pelabuhan Tanjung Perak adalah sebagai berikut:

Pemilahan dan Pewadahan

Jenis pewadahan : Tempat sampah = 184

buah

Sistem pewadahan : Tercampur dan Terpisah

Untuk pewadahan dengan

sistem terpisah, apakah

sampahnya sudah

: Ya / Tidak

Page 147: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-57

terpisah sesuai

peruntukannya ?

Jenis Pewadahan : Organik = 30 buah

Non Organik = 30 buah

Letak Wadah

Setiap ruangan : Ada / Tidak

Tercampur / Terpisah

Setiap lantai : Ada / Tidak

Tercampur / Terpisah

Setiap gedung : Ada / Tidak

Tercampur / Terpisah

Penempatan Pewadahan : Ruang Tunggu = 40 buah

Halaman = 50 buah

(Terminal Penumpang,

Term Penumpang Ro-Ro,

dermaga, kantor)

Tempat Parkir = 40 buah

Jalan Lingkungan = 10

buah

Toilet = 44 buah (Term

Penumpang Pelni dan Ro-

Ro, Kantor Cabang = 20

buah)

Pengumpulan

Proses pengumpulan : Setiap hari / Tidak setiap

hari

Sampah dari setiap

pewadahan besar

dimasukkan

: Secara terpisah / secara

gabungan

Sampah dimasukkan ke

dalam

: Plastik (hanya untuk B3)

Diikat / tidak diikat

Dikumpulkan / dipisahkan

Pemindahan dan Pengangkutan

Jenis alat pengumpul : September 2012

Mobil = 6 buah

Motor sampah = 0 buah

Gerobak = 0 buah

Diantar sendiri = 0 buah

Lain-lain (container

sampah) = 28 buah

Desember 2012

Mobil = 6 buah

Motor sampah = 0 buah

Page 148: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-58

Gerobak = 0 buah

Diantar sendiri = 0 buah

Lain-lain (container

sampah) = 28 buah

1 mobil pembersih sampah

dan pengangkut sampah

(sweeper)

Waktu pengumpulan : Pagi / Siang / Sore / Malam

Frekuensi pengumpulan : Setiap hari / Tidak setiap

hari

Sistem pengumpulan : Tercampur / Terpisah

Cara pengumpulan : Rutin / Tergantung

permintaan

Petugas Kebersihan

pengumpul

: 216 orang

Desember 2012

Ditambah 2 org operator

mobil sweeper

(216 orang + 2 org) = 218

orang

Data TPS

Jumlah Total TPS : 2 (dua) buah

Nama/ Posisi Lokasi TPS : Depo Jalan Kalimas

Depo Jalan Tembaga

Bak Penampung :

Jenis Bak : Beton = 2 buah

Container = 28 buah

Tanpa bak = 0 buah

Dimensi (cm) : Untuk Beton

Depo Kalimas

Panjang : 12 m

Lebar : 8 m

Tinggi : 2 m

Depo Tg Tembaga

Panjang : 15 m

Lebar : 15 m

Tinggi : 2 m

Untuk Container

Panjang : 3,51 m

Lebar : 1,9 m

Page 149: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-59

Tinggi : 1,45 m

Sifat : Permanen (Depo) dan

Mobile (Container sampah)

dan mobil sweeper

(pembersih jalan dan

pengangkut sampah ke TPS.

Kondisi Fisik : Baik / Sedang / Rusak /

Tidak ada

Kondisi Lingkungan : Banyak lalat / Bau / Berair /

Bersih / Kotor

Sistem Penampung : Tercampur / Terpisah

Sumber sampah yang

masuk

: Dari lokasi pelabuhan

(wilayah pelabuhan :

sampah rumah tangga,

perkantoran, non medis

rumah sakit, sampah taman

Tercampur dengan luar

pelabuhan

Sistem Pengangkutan

Frekuensi pengangkutan

dalam mingguan

: < 1 / 2 / 3 / 4 / 5 / 6 / 7 / >

Alat angkut : Motor = 0 unit

Dump Truck = 4 unit

Arm Roll Truck = 2 unit

Jadwal Angkut : Pagi / Siang / Sore / Malam

Kapasitas pengangkutan : Seluruhnya terangkut /

Tidak seluruhnya terangkut

Cara pengangkutan : Rutin / Tergantung

permintaan

Petugas Kebersihan

pengangkutan

: 28 orang

Pengelola pengangkut : Dinas Kebersihan /

Kelurahan /

Lain-lain (PT PELINDO

III)

Volume Sampah

Volume jenis sampah

masuk (m3/hari)

: < 1 m3 / 1-5 m3 / 6-10 m3 /

> 10 m3

Komposisi jenis sampah

masuk

: Organik (60 %)

Plastik (5 %)

Kertas / karton (10 %)

Logam/Kaleng (5 %)

Botol (5 %)

Page 150: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-60

Lainnya/Sisa Bongkar Muat

(15 %)

Prasarana komposisi di

TPS

: Ada / Tidak ada

Berfungsi / Tidak berfungsi

C. Pelabuhan Makassar

1. Informasi Pelaksanaan Survey

Lokasi dan instansi terkait yang dikunjungi pada survey di

Pelabuhan Makassar adalah:

a) Kantor Otoritas Pelabuhan Makassar

b) PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Makassar.

2. Gambaran Umum Pelabuhan

Pelabuhan Makassar berada pada posisi 05° 07' 18” LS / 119° 24'

27” BT dan merupakan salah satu cabang yang ada di PT

(Persero) Pelabuhan Indonesia Wilayah IV (PT Pelindo IV).

Secara administratif Pelabuhan Makassar terletak di Kelurahan

Ujung Tanah Kecamatan Wajo, Kota Makassar.

PT (Persero) Pelindo IV membawahi 19 cabang, 3 Unit

Pelayanan Kepelabuhanan (UPK), 1 Terminal Peti kemas dan 5

Pelabuhan Kawasan. Masing-masing pelabuhan memiliki

karakteristik, potensi dan hinterland yang beragam.

Pelabuhan Makassar berstatus Pelabuhan Utama dan merupakan

salah satu dari 25 pelabuhan strategis di Indonesia yang memiliki

posisi penting di Kawasan Indonesia Timur. Orientasi lokasi

Pelabuhan Makassar disajikan pada Gambar 4.45.

Page 151: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-61

Sumber: Encarta, 2013.

Gambar 4.45 Orientasi lokasi Pelabuhan Makassar di

Sulawesi Selatan

Citra Satelit Pelabuhan Makassar disajikan pada Gambar 4.46.

Gambar 4.46 Tata letak Pelabuhan Makassar

U

Page 152: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-62

Tata letak dermaga Pangkalan Soekarno Pelabuhan Makassar

ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 4.47 Tata letak dermaga dan peruntukannya di

Pangkalan Soekarno Pelabuhan Makassar

Tata letak dermaga Pangkalan Hatta ditunjukkan pada gambar di

bawah ini.

Gambar 4.48 Tata letak dermaga dan peruntukannya di

Pangkalan Hatta Pelabuhan Makassar

3. Trafik Pelabuhan

a. Trafik Kapal.

Trafik kapal yang diperoleh adalah untuk kapal pesiar dan

kapal peti kemas. Data trafik kapal ditunjukkan pada tabel

berikut ini.

DERMAGA 105

DERMAGA 104

DERMAGA 103

DERMAGA 102

DERMAGA 101

R

H

Q

G

P

A

O

F

E

D

DERMAGA 100

PT. BERDIKARI

B

C

C

J

L

M

N U

VS

TPINTU 1

PINTU 2

PINTU 3

JALA

N T

OL

JL. NUSANTARA PANGKALAN SOEKARNO

140 12010080400

C

Page 153: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-63

Tabel 4.33 Data trafik kapal di Pelabuhan Makassar

Uraian Sat 2008 2009 2010

Pesiar Call 0 7 4

GT 0 200.179 138.840

Peti kemas Call 681 813 813

GT 3.931.329 4.744.709 5.421.276

Roro Call 2.015 1.904 1.901

GT 5.648.723 5.434.084 6.072.558

Uraian Sat 2011 2012

Pesiar Call 3 0

GT 85.791 0

Peti kemas Call 666 986

GT 4.540.121 6.363.128

Roro Call 2.001 1.858

GT 6.622.248 6.810.370

Sumber: PT Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar.

b. Trafik Penumpang.

Trafik penumpang yang diperoleh adalah trafik penumpang

kapal pesiar dan trafik penumpang lokal (Pelayaran

Nusantara, Pelayaran Rakyat dan Pelayaran Perintis). Data

trafik penumpang ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.34 Data Trafik Penumpang di Pelabuhan

Makassar

Satuan: Orang

Uraian Satuan 2008 2009

Kapal Pesiar Debarkasi/embarkasi 0 8.848

Lokal Debarkasi 384.438 370.580

Embarkasi 552.041 525.396

Uraian Satuan 2010 2011

Kapal Pesiar Debarkasi/embarkasi 7.482 2.652

Lokal Debarkasi 294.289 180.076

Embarkasi 386.379 238.048

Sumber: PT Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar.

c. Trafik Barang.

Trafik barang yang diperoleh adalah trafik barang curah

kering, curah cair dan peti kemas. Data trafik barang

ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 154: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-64

Tabel 4.35 Data Trafik Barang di Pelabuhan Makassar

Satuan: T/M3

Uraian Realisasi

2008 2009 2010 2011 2012

Curah

Cair

1.843.281 2.438.152 62.005 53.490 79.575

Curah

kering

1.843.281 2.438.152 62.005 53.490 79.575

peti

kemas

12.495 30.876 52.839 65.415 42.856

Sumber: PT Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar.

4. Hasil Survey

a. Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan

Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional.

Kegiatan kapal pesiar dan penumpang di Pelabuhan

Makassar dilayani di Dermaga Umum pada Pangkalan

Soekarno. Denah terminal penumpang ditunjukkan pada

Gambar 4.49.

Page 155: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-65

Gambar 4.49 Denah Terminal Penumpang Pelabuhan

Makassar

5.0

07.5

020

.00

3.00 3.00

10.00 10.00 10.00 12.00 6.00

7.50

5.0

05.0

0 2.5

02.5

0

5.0

0

3.5

04.0

01.0

03.5

0

2.00

7.5

07.50

5.0

05.0

02.5

02.5

0

10.00 20.00

DERMAGA

11

.00

LAUT

DENAH TERMINAL PENUMPANG

PELABUHAN MAKASSARSkala 1:100

3.0

04.00

3.00

1

2

14 15

16

7

3 4 5

6

8

9101112

13

29

28

30

31

32

33

27 26

25

22

21

19

18 20 23 24

17

ALUR KEBERANGKATANPENUMPANG

ALUR KEDATANGANPENUMPANG

1. POLIKLINIK

2. TANGGA KE ANJUNGAN PENGANTAR

3. TOILET

4. TOILET

5. MUSHOLA

6. RUANG SUPER VISOR PELINDO

7. RUANG TUNGGU PENUMPANG LN

8. RUANG TUNGGU PENUMPANG DOMESTIK

9. TOILET

10. TOILET

11. TOILET

12. TOILET

13. MUSHOLA

14. KIOS

15. KIOS

16. PINTU EMBARKASI LN

17. BERANDA DAN PINTU MASUK PENUMPANG LN

18. CHECK-IN PENUMPANG LN

19. BERANDA DAN PINTU MASUK PENUMPANG DOMESTIK

20. CHECK-IN PENUMPANG DOMESTIK

21. LOKET TIKET ( PELNI )

22. RUANG ADPEL ( STAFF ADPEL )

23. PINTU EMBARKASI DOMESTIK

24. PINTU KELUAR PENUMPANG DAN TRANSIT

25. BANGSAL PENJEMPUT PENUMPANG

26. BANGSAL PENERANGAN TRANSIT

27. PENERANGAN DAN INFORMASI

28. TANGGA KE ANJUNGAN PENGANTAR

29. POLIKLINIK

30. POS JAGA

31. PETUGAS

32. MESS

33. PINTU MASUK DEBARKASI

Page 156: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-66

Fasilitas utama Terminal Penumpang Pelabuhan Makassar

terdiri dari:

1) Lapangan Parkir

2) Ruang Tunggu Penumpang

1) Luas total: 4.000 m2 (200 x 20)

2) Ruang tunggu

(embarkasi):

domestik: 500 m2 (50 x

10)

internasional: 200 m2

(20 x 10)

3) Beranda depan: lebar 3 m, panjang 200

m.

4) Ruang kedatangan

(debarkasi):

60 m2 (10 x 6),

ruang/bangsal terbuka

5) Ruang transit: tidak tersedia

(penumpang transit

menggunakan ruang

kedatangan)

6) Anjungan pengantar: ±700 m2 lantai 2 (di

atas ruang embarkasi);

berbagi dengan kios-

kios agen travel/tiket

kapal.

7) Kapasitas total: 1.600 orang (ruang

tunggu dan beranda

depan)

8) Tahun Pembuatan: 1981

9) Konstruksi: Lantai Keramik,

dinding tembok, partisi

multiplex

10) Atap: rangka baja, penutup

atap aluminium

11) Kondisi Bangunan: 60 - 75%

3) Dermaga Sandar.

Selain fasilitas utama terdapat pula fasilitas-fasilitas

pendukung terminal penumpang lainnya yang menambah

kelancaran, kenyamanan, dan keamanan pengguna jasa,

yaitu:

1) Fasilitas penyedia jasa komersial.

2) Sistem Keamanan.

3) Ramp dan jalur khusus untuk penyandang cacat

4) Rambu-rambu petunjuk arah, larangan, dan informasi

Page 157: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-67

5) Satuan pengamanan pelabuhan pada waktu penumpang

naik-turun

Sistem pengamanan yang diterapkan di Pelabuhan Makassar

meliputi: Pedagang asongan dan K5 dilarang memasuki

halaman terminal, Pemeriksaan tiket penumpang (sebelum

check-in), Loket/meja check-in penumpang, Pagar mobile

untuk memisahkan penumpang naik dan turun, Pemisahan

jalur dan pintu khusus untuk penumpang masuk dan keluar.

Satuan tenaga medis lengkap dengan mobil ambulans Sistem

pengamanan yang diterapkan di Pelabuhan Makassar

meliputi: Pedagang asongan dan K5 dilarang memasuki

halaman terminal, Pemeriksaan tiket penumpang (sebelum

check-in), Loket/meja check-in penumpang, Pagar mobile

untuk memisahkan penumpang naik dan turun, Pemisahan

jalur dan pintu khusus untuk penumpang masuk dan keluar.

Karena apabila kapal pesiar tambat, penumpang tidak

membawa barang banyak maka fasilitas yang ada adalah

tangga/Garbarata namun biasanya kapal sudah memiliki

fasilitas tangga sehingga tangga di Pelabuhan tidak

digunakan.

Ada wacana perpindahan terminal penumpang dari

Pelabuhan Makassar ke Kabupaten Takalar ± 50 km dari

Pelabuhan Makassar maksimal 2 tahun ke depan yaitu tahun

2015 sudah pindah.

b. Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis.

Trayek Kapal Perintis yang melalui Pelabuhan Makassar

adalah Trayek R-32 dengan ukuran kapal 500 DWT.

Pelabuhan Makassar juga disinggahi oleh Kapal Trayek R-

51 (KM Kie Raha I, 500 DWT), R-54 (750 DWT), R-13 (KM

Entebe Express, 500 DWT), R-14 (500 DWT), R-25 (750

DWT), R-26 (750 DWT), R-27 (500 DWT), R-28 (500

DWT), R-29 (750 DWT), R-30 (750 DWT), .

c. Dermaga untuk Kapal dan Barang Curah Kering.

Dermaga curah kering di Pelabuhan Makassar adalah

Dermaga 101 Pangkalan Soekarno. Barang curah kering

yang terdapat di Pelabuhan adalah batubara dan pupuk. Arus

kedatangan kapal diinventarisasi menjadi satu kesatuan yaitu

Page 158: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-68

kapal barang, tidak dibeda-bedakan antara cargo, curah

kering dan curah cair.

Data fasilitas dermaga adalah sebagai berikut:

1) Peralatan bongkar muat di atas dermaga terdiri dari:

- 3 unit crane darat (25 ton, 35 ton dan 40 ton)

- 2 unit Forklift (7 ton)

- 3 unit Forklift (2 ton)

- 2 unit Restacker (45 ton)

- 1 unit head truck (45 ton)

- 4 unit hopper

- 4 unit rib

2) Produktivitas dermaga untuk pelayanan kapal curah

kering adalah 25 ton/gang/hour.

3) Elevasi dermaga +3m.

4) Kedalaman perairan di depan dermaga -9m.

5) Ukuran dermaga 101: 330x11m2, dibangun tahun 1917

kondisi 69,35%

6) Data bangunan lain yang dipasang atau diletakkan pada

dermaga:

- pipa air 20-30 ton/kapal barang dan 400 ton untuk

kapal penumpang

- pipa bahan bakar 4.184.600 liter/bulan untuk 60

kapal/bulan.

d. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

Cair.

Dermaga curah cair di Pelabuhan Makassar adalah Dermaga

102 Pangkalan Soekarno.Data yang diperoleh untuk

dermaga kapal dan barang curah di Pelabuhan Makassar

adalah sebagai berikut:

1) Dermaga curah cair melayani kapal jenis tanker

2) Data arus kedatangan kapal curah cair 5 (lima) tahun

terakhir:

- Untuk aspal aspalindo 1 call/bulan,

- multi trading pratama 1 call/bulan,

- sawit dan gula tetes 2 bulan sekali.

3) Peralatan bongkar muat berupa pipa 100-150 ton.

4) Jenis muatan curah cair yang ditangani adalah:

- Aspal

- Kelapa sawit

Page 159: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-69

- Gula tetes

5) Produktivitas dermaga adalah 100-150 ton/jam

6) Data pasang surut di Pelabuhan

Arah arus pasang surut utara ke selatan dan sebaliknya,

pasang tertinggi 180 dm, terendah 5 dm. tinggi muka air

laut rata-rata (MSL) 0,90 m. Karakteristik dari pasang

surut di pelabuhan Makassar adalah semidiurnal /

diurnal. Di area terminal umum dan terminal peti kemas

Pelabuhan Makassar, pasang tertinggi 1,8 m LWS,

terendah 0,9 m LWS.

7) Elevasi dermaga+3m

8) Data kedalaman perairan di depan dermaga-9m

9) Ukuran dermaga 102:230x11 m2, dibangun pada tahun

1917

10) Data bangunan lain yang dipasang atau diletakkan pada

dermaga:

- pipa air 20-30 ton/kapal barang dan 400 ton untuk

kapal penumpang

- pipa bahan bakar 4.184.600 liter/bulan untuk 60

kapal/bulan.

e. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti

kemas.

Pelayanan kapal dan barang peti kemas di Pelabuhan

Makassar dialokasikan di Pangkalan Hatta dan dikelola oleh

PT Terminal Peti kemas Makassar.

Data dermaga peti kemas di Pangkalan Hatta Pelabuhan

Makassar ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.36 Data Dermaga di Pangkalan Hatta

Pelabuhan Makassar

Dermaga Container Hasanuddin

Panjang (m) 850 210

Lebar (m) 30 15

Draft (m LWS) -12 -12

Kapasitas (ton/m2) 25.500 3.150

Peruntukan Peti kemas Roro

Sumber: PT Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar.

Page 160: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-70

Produktivitas dermaga peti kemas Pelabuhan Makassar

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.37 Produktivitas dermaga peti kemas

Pelabuhan Makassar

Kinerja Container per

ship working

hours (NCR)

Crane output BOR

Satuan Unit Box/Hour %

2008 31,29 31 30,15

2009 32,37 25 31,36

2010 34,15 26 33,40

2011 38,00 27 30,89

2012 27 34,25

Sumber: PT Pelindo IV (Persero) Cabang Makassar.

Data yang diperoleh terkait dermaga pelayanan kapal dan

barang peti kemas di Pelabuhan Makassar adalah sebagai

berikut:

1) Jenis kapal yang dilayani oleh dermaga di Pelabuhan peti

kemas Makassar adalah Kapal Semi Peti kemas dengan

kapasitas maksimal 3.000 TEUs

2) peralatan bongkar muat di atas dermaga adalah Gantry

crane (CC) 7 unit

3) Fasilitas utama yang terdapat di terminal Peti kemas

Makassar:

Jembatan Timbang : 4 unit

Kapasitas : 60 ton

Genzet : 3 unit (325 KVA)

Gantry Crane : 7 unit

Transtainer : 14 unit

Reach stacker : 2 unit

Side loader : 1 unit

Top Loader : 1 unit

Forklift : 2 ton ( 6 unit); 5 ton ( 1

unit),7 ton ( 1 unit)

Head truck : 22 unit

Chassis : 20 feet (16 unit), 40 feet (20

unit)

Mobil PMK : 1 unit

Tangki Limbah : 1 unit

Page 161: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-71

Kedalaman Kolam : -11 MLWS

Panjang dermaga : 850 meter

Lebar dermaga : 9 meter

Luas dermaga : 7.650 m2

Container Yard : 126.400 m2

Kapasitas : 380.000 TEUS/tahun

Gudang CFS : 1 buah

Kapasitas : 4.000 M2

Workshop : 750 m2

Area parkir : ± 50 unit

Area pabean : 6.000 m2

Reefer Plug : 36 plug

Voltage : 380 volt/unit

Reservoir : 1.000 ton

Tangki BBM : 2 unit (1.400 Lt)

Mobil Tangki : 1 Unit

4) Jenis bongkar muat barang peti kemas yang dilayani oleh

pelabuhan adalah stevedoring, haulage trucking,

cargodoring

5) Data pasang surut di Pelabuhan

Pasang surut air tertinggi: 1,8 meter

Pasang surut air terendah: 0,9 meter

6) Spesifikasi dermaga

Elevasi 15 meter dari permukaan laut

kedalaman perairan di depan dermaga-11m

Dimensi dermaga 850 x 9 m2

7) Utilitas dan aksesoris yang tersedia di dermaga adalah

bolder, dapra, pipa air tawar, pipa bahan bakar

f. Dermaga Multipurpose untuk Pelayanan Kapal Roro.

Dermaga untuk pelayanan kapal roro di Pelabuhan Makassar

terletak di Dermaga 103 Pangkalan Soekarno. Informasi

yang diperoleh terkait dermaga roro di Pelabuhan Makassar

adalah sebagai berikut:

1) Jenis kapal roro yang dilayani oleh dermaga di

Pelabuhan adalah kapal roro penumpang, kendaraan dan

barang.

2) Peralatan bongkar muat roro yang tersedia berupa crane

darat dan forklift.

3) Produktivitas dermaga untuk pelayanan kapal Roro

adalah 30 unit/jam untuk mobil barang dan 50-100

unit/jam untuk mobil baru

Page 162: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-72

4) Spesifikasi dermaga Roro Pelabuhan Tanjung Perak

adalah sebagai berikut:

Elevasi dermaga +3m

Kedalaman perairan di depan dermaga-9m

Dimensi dermaga 290 x 11 m2 dengan kapasitas

3,19 ton/m2

5) Utilitas yang tersedia pada dermaga adalah pipa air 20-

30 ton/kapal barang, pipa air berkapasitas 400 ton untuk

kapal penumpang dan pipa bahan bakar 4.184.600

liter/bulan untuk 60 kapal/bulan.

g. Terminal Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk Barang

Berbahaya.

TUKS barang berbahaya yang terdapat di Pelabuhan

Makassar adalah TUKS Pertamina. Letaknya adalah pada

ujung utara Pangkalan Soekarno dekat Dermaga 100.

h. Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area).

Informasi yang diperoleh terkait pembuangan hasil keruk di

Pelabuhan Makassar adalah sebagai berikut:

1) Selama lima tahun terakhir belum pernah ada

pengerukan.

2) Prosedur kerja dimulai dengan kajian kegiatan

pengerukan dan pembuangan hasil keruk kemudian

meminta ijin ke pusat (Kementerian Perhubungan).

Setelah ijin didapatkan kemudian meminta ijin ke

syahbandar untuk melakukan kegiatan pengerukan dan

pembuangan hasil keruk di laut. Apabila pembuangan

dilaksanakan di darat maka permohonan ijin ditambah

dengan ijin reklamasi.

3) Alat yang digunakan untuk pembuangan hasil keruk

adalah kapal keruk.

4) Lokasi Pembuangan terletak pada koordinat 05° 10, 50’

S 119° 20,20’ E, dengan kedalaman perairan 32 m

5) Jenis material keruk yang pernah tercatat adalah pasir

bercampur lumpur

6) Kriteria lokasi pembuangan sesuai dengan Permen

mengenai Pengerukan.

Page 163: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-73

i. Fasilitas Car Terminal.

Dermaga yang melayani kegiatan Car Terminal di

Pelabuhan Makassar adalah Dermaga 103 Pangkalan

Soekarno. Fasilitas Car Terminal di Pelabuhan Makassar

adalah sebagai berikut:

1) Fasilitas tambat

2) Lapangan parkir

3) Fasilitas bongkar muat

4) Fasilitas bongkar dari land carrier

5) Fasilitas parkir

6) Fasilitas muat dan bongkar kapal

7) Fasilitas pemadam kebakaran

8) Fasilitas pencucian kendaraan

9) Jaringan drainase dan pengolahan air buangan

10) Ruang kantor

11) Instalasi air bersih, listrik dan telekomunikasi

12) Jaringan jalan

Fasilitas pada butir 2 di atas terdiri dari 3 lantai. Masing-

masing lantai mampu menampung 220 mobil. Untuk lantai

dasar/1 digunakan sebagai tempat parkir kendaraan berupa

truk. Lantai 2 dan 3 digunakan sebagai parkir mobil. Apabila

jumlah bongkar/muat terlalu banyak sehingga bangunan

parkir tidak mencukupi maka tempat parkir dapat

dilaksanakan di lapangan. Bangunan parkir dan lapangan

parkir untuk kendaraan sendiri saat ini masih dalam proses

pembangunan dan direncanakan akan selesai bulan Juli.

j. Fasilitas Penampungan Limbah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Informasi yang diperoleh terkait fasilitas penampungan

limbah dari kegiatan pelabuhan di Pelabuhan Makassar

adalah sebagai berikut:

1) Kegiatan dari Pelabuhan yang menghasilkan limbah oli

adalah kapal tunda, kapal pandu serta bengkel.

2) Prosedur pengumpulan limbah adalah limbah diambil

oleh pihak ketiga yang berkeinginan untuk

memanfaatkan limbah tersebut. Karena limbah oli

memiliki nilai sehingga pihak ketiga tersebut tidak ada

kontrak dengan Pelindo IV Cabang Makassar.

Page 164: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-74

3) Kegiatan pelabuhan yang menghasilkan limbah adalah

kegiatan bengkel dan kapal tunda dengan volume 2 drum

oli/bulan.

4) Limbah yang lama tidak diambil oleh pihak ketiga

disediakan tempat penampungan.

Dokumentasi limbah oli di Pelabuhan Makassar ditunjukkan

pada gambar berikut ini.

Gambar 4.50 Dokumentasi limbah oli dari kapal dan

kegiatan pelabuhan yang ditampung dengan

drum di Pelabuhan Makassar

Dimensi fasilitas penampungan limbah oli di Pelabuhan

Makassar ditunjukkan pada gambar berikut ini.

27/7/2011

Page 165: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-75

4.6

0

2.00

Pro

fil B

aja

WF

200x100

Pro

fil B

aja

WF

200x100

Profil Baja WF 200x100

Profil Baja WF 200x100

Profil Baja WF 200x100

Pro

fil B

aja

WF

150x100

Pro

fil B

aja

WF

150x100

Pro

fil B

aja

WF

150x100

Pro

fil B

aja

WF

150x100

4.6

0

2.00

Pla

t B

unga tebal 3m

m

4.6

0

0.80

Pro

fil B

aja

WF

200x100

Pro

fil B

aja

WF

150x100

Pro

fil B

aja

WF

200x100

Pla

t B

aja

tebal 3/4

Inchi

Anker

Ø 1

Inchi

2.0

0

Pro

fil B

aja

WF

200x100

Pro

fil B

aja

WF

150x100

Pro

fil B

aja

WF

200x100

Pla

t B

aja

tebal 3/4

Inchi

Anker

Ø 1

Inchi

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

RA

NG

KA

KO

NS

TR

UK

SI

TA

MP

AK

SA

MP

ING

TA

MP

AK

DE

PA

N

TA

MP

AK

AT

AS

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

DR

UM

00.5

12

Ga

mb

ar

4.5

1

Gam

bar

Det

ail

Fas

ilit

as P

enam

pu

ng

an L

imbah

Oli

dal

am d

rum

-dru

m

Page 166: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-76

k. Fasilitas Penampungan Sampah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Informasi yang diperoleh terkait fasilitas penampungan

limbah dari kegiatan pelabuhan di Pelabuhan Makassar

adalah sebagai berikut:

1) Tempat penampungan sampah sementara ada di tiga

titik: terminal penumpang, Kantor Pelabuhan Indonesia

IV Cabang Makassar dan di samping bengkel. Sampah

diangkut oleh pihak ketiga dengan jumlah 20 kubik per

hari di TPS kemudian di bawa ke pembuangan akhir di

daerah Goa. Sampah pelabuhan 8-10 kubik atau 2 kali

rate saat padat, dan 1 kali rate saat sepi. Tidak ada kajian

pengembangan fasilitas penampungan sampah karena

penanganan sampah hanya melalui kontrak dengan

pihak ketiga.

2) Sampah diangkut oleh pihak ketiga dengan jumlah 20

kubik per hari di TPS kemudian di bawa ke pembuangan

akhir di daerah Goa.

3) Sampah pelabuhan 8-10 kubik atau 2 kali rate saat padat,

dan 1 kali rate saat sepi

4) Tidak ada kajian pengembangan fasilitas penampungan

sampah karena penanganan sampah hanya melalui

kontrak dengan pihak ketiga.

D. Pelabuhan Teluk Bayur

1. Informasi Pelaksanaan Survey

Survey Pelabuhan Teluk Bayur Padang dilaksanakan pada

tanggal 25-28 Juni 2013. Instansi terkait yang dikunjungi dalam

kunjungan lapangan di Pelabuhan Teluk Bayur adalah:

a. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP)

Kelas II Teluk Bayur.

b. PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur.

2. Gambaran Umum Pelabuhan

Pelabuhan Teluk Bayur merupakan pelabuhan yang berada di

Propinsi Sumatera Barat. Layout Pelabuhan Teluk Bayur

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Page 167: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-77

Gam

bar

4.5

2

Lay

out

Pel

abuh

an T

eluk

Bay

ur

Page 168: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-78

Pelabuhan Teluk Bayur telah memberikan pelayanan kepada

masyarakat Kota Padang khususnya dan Sumatera Barat pada

umumnya, hal ini menjadikan Pelabuhan Teluk Bayur yang

berada di Kecamatan Padang Selatan, harus mampu

menyediakan pelayanan kepada masyarakat maupun kepada

perusahaan yang berkepentingan langsung dengan Pelabuhan

Teluk Bayur.

Pelabuhan Teluk Bayur merupakan salah satu cabang dari PT.

(Persero) Pelabuhan Indonesia II yang berada pada koordinat

1° 00` 04" S dan 100° 19' 03" E dengan luas tanah 534 Ha.

Pelabuhan Teluk Bayur merupakan pelabuhan laut yang terbuka

untuk perdagangan internasional. Pelabuhan ini meliputi

beberapa hubungan kegiatan ekonomi di Sumatera Barat,

termasuk Muara Padang dan Air Bangis.

Sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk mengembangkan

perekonomian daerah, Pelabuhan Teluk Bayur terus

meningkatkan dan melaksanakan sarana dan prasarana baru yang

dirancang untuk mempercepat proses kelancaran kapal dan

kargo.

Saat ini pelabuhan dilengkapi dengan alat untuk menangani

berbagai barang seperti batu bara, semen, clinker dan minyak

sawit mentah. Pelabuhan juga memroses kargo yang dapat

dikemas dalam wadah, seperti kayu manis, teh, cetakan, furniture

dan karet yang merupakan komoditas ekspor utama ke Negara

Amerika Serikat, Eropa, Asia, Australia dan Afrika.

Data dimensi dermaga di Pelabuhan Teluk Bayur ditunjukkan

pada tabel di bawah ini.

Page 169: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-79

Tabel 4.38 Dermaga di Pelabuhan Teluk Bayur

Dermaga Panjang Lebar Kedalaman

(m) (m) (mLWS)

Dermaga 01 150.00 13.00 -10

Dermaga 02 148.00 20.40 -10

Dermaga 03 142.00 20.40 -10

Dermaga 04 126.00 20.40 -10

Dermaga 05 107.50 26.00 -10

Dermaga 06 114.50 26.00 -10

Dermaga Khusus Semen 98.00 20.00 -10

Dermaga Semen Timur 150.00 20.00 -11

Dermaga Semen Barat 150.00 20.00 -11

Dermaga Beton Umum 175.00 20.00 -10

Dermaga Khusus Batubara 217.00 23.00 -10

Sumber: PT Pelindo II (Persero) Cabang Teluk Bayur.

Dokumentasi Dermaga 01 dan 02 Teluk Bayur ditunjukkan pada

gambar berikut ini.

Gambar 4.53 Dokumentasi Dermaga 01 (atas) dan Dermaga

02 (bawah) Pelabuhan Teluk Bayur.

Dokumentasi Dermaga 03 dan 04 Teluk Bayur ditunjukkan pada

gambar berikut ini.

Page 170: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-80

Gambar 4.54 Dokumentasi Dermaga 03 (atas) dan Dermaga

04 (bawah) Pelabuhan Teluk Bayur.

Dokumentasi Dermaga 05 dan Dermaga 07 Teluk Bayur

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.55 Dokumentasi Dermaga 05 (atas) dan Dermaga

07 (bawah) Pelabuhan Teluk Bayur.

Page 171: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-81

Dokumentasi Dermaga Baru Teluk Bayur ditunjukkan pada

gambar berikut ini.

Gambar 4.56 Dokumentasi Dermaga Baru Teluk Bayur.

3. Trafik Pelabuhan

a. Data Trafik Kapal 5 (lima) tahun terakhir.

Data trafik kapal yang dibutuhkan selama 5 (lima) tahun

terakhir adalah:

1. Kapal Pesiar

2. Kapal Penumpang Internasional

3. Kapal Perintis

4. Kapal Curah Cair

5. Kapal Curah Kering

6. Kapal Peti kemas

7. Kapal Lolo

8. Kapal Roro

9. Kapal Barang Berbahaya yang dilayani oleh TUKS

Data tersebut di atas tidak diperoleh karena kurangnya data

trafik kunjungan berbagai jenis kapal di Pelabuhan Teluk

Bayur pada arsip kantor KSOP. Namun untuk rekap

kunjungan kapal secara umum, konsultan memperolehnya

dari PT. Pelindo II Teluk Bayur.

Page 172: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-82

Su

mb

er:

Div

isi

Ren

dal

dan

Op

eras

ional

PT

. P

elin

do

II

Cab

ang T

elu

k B

ayur

20

13.

Ta

bel

4.3

9

Tra

fik

Kun

jung

an K

apal

di

Pel

abu

han

Tel

uk

Bay

ur

Page 173: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-83

b. Data Trafik Penumpang 5 (lima) tahun terakhir.

Kunjungan penumpang ke Pelabuhan Teluk Bayur dalam

kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir mengalami penurunan,

karena tidak maksimalnya fungsi dari Terminal Penumpang

“Nan Tongga” di Pelabuhan Teluk Bayur dan kunjungan

kapal penumpang yang masuk melalui pelabuhan Teluk

Bayur sangat jarang sekali. Seperti pada pembahasan sub

bab. 1.2 Standar Dermaga Untuk Pelayanan Kapal Perintis,

dapat dilihat trayek kapal perintis melayani mulai dari daerah

Teluk Bayur menuju daerah-daerah terpencil di Kepulauan

Mentawai, Nias dan Bengkul, sebagian besar kedatangan dan

keberangkatan penumpang dari dan ke kota Padang melalui

dermaga di Pelabuhan Muaro Padang dan Pelabuhan Bungus

di Teluk Kabung, meskipun pada trayek kapal perintis

disebutkan dari Teluk Bayur.

c. Data Trafik Barang 5 (lima) tahun terakhir.

Data trafik barang yang melalui Pelabuhan Teluk Bayur

selama 5 (lima) tahun terakhir yang diperoleh merupakan

Daftar Trafik Barang Berdasarkan Komoditi secara umum

yang melakukan kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Teluk

Bayur bukan data bongkar muat trafik barang berdasarkan

jenis kapal yang datang, data trafik barang tersebut

ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 174: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-84

2008

2009

2010

2011

2012

12

35

67

89

1A

lat

Bera

tT

on

228

-

1.9

37

1.7

63

1.2

88

2A

spal

Ton

-

2.1

16

1.0

58

1.0

58

3.1

75

3B

anta

lan R

el K

AT

on

-

-

3.4

94

-

964

4B

atu

Bara

Ton

1.2

33.2

11

625.7

34

1.1

55.1

25

2.2

89.9

94

741.0

36

5B

atu

Kapur

Ton

8.0

00

-

5.1

32

-

-

6B

atu

Split

Ton

-

-

7B

BM

Ton

2.3

86.5

20

2.4

45.2

81

2.4

92.1

10

3.0

19.8

11

3.4

11.3

97

8B

era

sT

on

72.8

67

62.7

47

57.0

51

67.7

86

52.2

37

9B

esi

- b

esi

Ton

874

5.6

41

28.0

88

29.5

47

21.3

01

10

Biji

/ B

atu

Besi

Ton

5.5

86

174.0

90

505.6

98

856.2

09

315.7

80

11

Bungkil

Ton

225.4

82

303.3

96

254.2

91

283.5

69

241.2

27

12

Cangkang S

aw

itT

on

145.0

04

134.1

77

187.1

29

245.7

11

171.4

17

13

Coper

Sla

gT

on

116.6

88

126.5

96

135.0

42

116.6

82

144.5

13

14

Cokela

tT

on

30

-

1.5

25

6.7

99

15

CP

OT

on

1.3

88.7

67

1.5

82.6

90

1.6

37.8

00

1.6

90.1

07

1.7

67.8

50

RE

AL

ISA

SI

NO

JEN

IS K

OM

OD

ITI

SA

TU

AN

Su

mb

er:

Kan

tor

Kes

yah

ban

dar

an d

an O

tori

tas

Pel

abu

han

Kel

as I

I T

elu

k B

ayu

r.

Ta

bel

4.4

0

Tra

fik

bar

ang

ber

das

arkan

ko

mod

iti

mel

alui

Pel

abu

han

Tel

uk

Bay

ur

Page 175: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-85

Su

mb

er:

Kan

tor

Kes

yah

ban

dar

an d

an O

tori

tas

Pel

abu

han

Kel

as I

I T

elu

k B

ayu

r.

Err

or!

Ref

eren

ce s

ourc

e no

t fo

und.

(lan

juta

n)

2008

2009

2010

2011

2012

12

35

67

89

16

Gara

mT

on

33.2

30

17.3

05

34.8

00

21.6

80

20.0

00

17

Gencar

Ton

95.4

47

43.0

90

76.1

38

97.3

88

88.8

05

18

Gerb

ong K

AT

on

-

130

-

-

-

19

Gula

Pasi

rT

on

1.9

00

-

8.9

64

-

-

20

Gypsu

mT

on

248.4

79

189.5

19

198.6

56

264.5

55

219.6

21

21

Jagung

Ton

-

-

36.1

80

18.8

00

12.0

59

22

Kaca

Ton

2.6

99

4.2

49

4.4

70

7.0

00

2.7

06

23

Kapuk

Ton

-

-

-

-

-

24

Kare

tT

on

191.8

85

102.2

00

216.6

72

195.3

84

191.7

22

25

Kayu L

og

Ton

13.9

90

13.1

71

4.2

39

18.2

95

10.3

52

26

Kedela

iT

on

-

-

6.6

00

33.5

29

27

Klin

ker

Ton

-

107.7

68

63.0

05

-

287.7

91

28

Kopra

Chip

sT

on

-

-

-

-

29

Obsi

dia

nT

on

11.7

84

9.8

56

3.1

52

-

-

30

Pasi

r B

esi

Ton

43.8

00

95.0

54

24.1

84

-

7.6

20

NO

JEN

IS K

OM

OD

ITI

SA

TU

AN

RE

AL

ISA

SI

Page 176: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-86

2008

2009

2010

2011

2012

12

35

67

89

31

Pupuk

Ton

411.2

20

275.3

66

400.7

67

485.2

62

363.7

92

32

Sem

en

Ton

3.2

66.3

18

3.0

65.4

23

3.1

67.6

32

2.9

95.7

55

3.0

29.3

75

33

Tepung T

eri

gu

Ton

-

-

-

4.3

23

-

34

Tia

ng P

ancang

Ton

1.5

00

438

102

-

4.5

20

35

Mobil

Unit

-

-

-

-

2.0

96

36

Peti k

em

as

Ton

729.3

22

682.7

42

711.2

44

7.3

37.7

91

1.0

06.4

17

10.6

38.8

27

10.0

72.8

39

11.4

18.1

94

20.0

60.6

33

12.1

63.4

31

Ju

mla

h

NO

JEN

IS K

OM

OD

ITI

SA

TU

AN

RE

AL

ISA

SI

Err

or!

Ref

eren

ce s

ourc

e no

t fo

und.

(lan

juta

n)

Su

mb

er:

Kan

tor

Kes

yah

ban

dar

an d

an O

tori

tas

Pel

abu

han

Kel

as I

I T

elu

k B

ayu

r.

Page 177: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-87

4. Hasil Survey

a. Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan

Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional.

Data yang dibutuhkan pada topik Standar Fasilitas dan

Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal Pesiar dan

Penumpang Internasional meliputi:

1) Data Sarana dan Prasarana di Pelabuhan untuk

Kapal Pesiar

2) Data Sarana dan Prasarana di Pelabuhan untuk

Kapal Penumpang Internasional

3) Standar Kinerja Pelayanan Kapal Pesiar dan

Penumpang Internasional

4) Evaluasi Kinerja Pelayanan selama 5 (lima) tahun

terakhir.

Untuk pelayanan Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional

di Pelabuhan Teluk Bayur ini tidak ada dermaga khusus. Jika

ada kunjungan Kapal Pesiar dan Kapal Penumpang

Internasional maka kapal akan berlabuh di dermaga

Multipurpose yang kosong.

b. Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis.

Kondisi wilayah Sumatera Barat merupakan suatu

kepulauan, dengan kondisi lebih banyak perairan, maka

transportasi utama yang digunakan adalah transportasi

sungai dan laut.

Untuk melayani kebutuhan sarana dan prasarana transportasi

sungai dan laut tersebut oleh pemerintah pusat dan daerah

melengkapi sarana transportasinya dengan kapal perintis.

Kebutuhan prasarana seperti dermaga khusus untuk sandar

kapal perintis ini seharusnya mempunyai standar tertentu,

namun karena belum adanya aturan khusus dari pemerintah

daerah untuk membuat dermaga khusus sebagai tempat

sandar kapal perintis yang melayani kebutuhan transportasi

di wilayah perairan Sumatera Barat, dermaga yang

digunakan adalah Dermaga Multipurpose. Kapal Perintis

yang digunakan adalah Kapal 750 DWT/GT. Jaringan

angkutan laut Kapal Perintis 2013 di Sumatera Barat ada 2

(dua) trayek yaitu trayek R-2 dan R-3 yaitu Sebagai Berikut:

Page 178: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-88

Trayek R-2

Teluk Bayur -40- Panasahan/Painan -90- Sikabaluan -17-

Labuhan Bajau -40- Sogologolo -15- Saeru -16- Boluta -24-

P.Tello -48- Teluk Dalam -49- Sirombu -20- Hinako -15-

Afulu -15- Lahewa -40- Gunung Sitoli -59- Singkil -33- P.

Banyak -112- P. Simeulu/Sinabang -70- Tapak Tuan PP.

(Jarak Mil 1406, Lama Pelayaran 20 hari, Jumlah Voyage

selama satu tahun 18 Voyage, Ukuran Kapal 750 DWT/GT,

480 Coaster).

Trayek R-3

Teluk Bayur -40- Panasahan -80- TuaPejat -30- Pei-Pei/Tlk.

Katurai -25- Simalepet/Siberut -20- Muara Saibi -15-

Sikabaluan/Pokai -15- Labuhan Bajau -15- Singapokna -15-

Betaet 15- Singapokna -10- Labuhan Bajau -15-

Sikabaluan/Pokai -15- Muara Saibi -14- Simalepet/Siberut -

30- Pei-Pei/Tlk. Katurai -40- TuaPejat -80- Panasahan -40-

Teluk Bayur.

Teluk Bayur -40- Panasahan -80- TuaPejat -25- Sioban -20-

Berilau -30- Pasapuat/Simangayak -18- Sikakap -20-

Malakopak -15- Bake/Bulasat -20- Sinakak -120- Pulau Baai

/Bengkulu PP.

(Jarak Mil 1290, Lama Pelayaran 20 hari, Jumlah Voyage

selama satu tahun 19 Voyage, Ukuran Kapal 750 DWT/GT,

480 Coaster).

Kegiatan bongkar muat yang dilakukan oleh Kapal Perintis

umumnya bahan pangan dan sembako. Jumlah kunjungan

Kapal Perintis selama 5 tahun terakhir di Pelabuhan Teluk

Bayur telah ditunjukkan pada tabel kunjungan kapal.

c. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

Kering.

Pelayanan barang curah kering yang dilayani oleh Pelabuhan

Teluk Bayur ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 179: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-89

2007

2008

2009

2010

2011

2012

12

34

56

78

9

1B

atu

Bara

Ton

456.2

16

1.2

33.2

11

625.7

34

1.1

55.1

25

2.2

89.9

94

741.0

36

2B

atu

Kapur

Ton

-

8.0

00

-

5.1

32

-

-

3B

atu

Split

Ton

-

-

-

4B

esi

- b

esi

Ton

816

874

5.6

41

28.0

88

29.5

47

21.3

01

5B

iji /

Batu

Besi

Ton

6.0

00

5.5

86

174.0

90

505.6

98

856.2

09

315.7

80

6B

ungkil

Ton

198.0

14

225.4

82

303.3

96

254.2

91

283.5

69

241.2

27

7C

angkang S

aw

itT

on

80.8

13

145.0

04

134.1

77

187.1

29

245.7

11

171.4

17

8C

oper

Sla

gT

on

27.0

45

116.6

88

126.5

96

135.0

42

116.6

82

144.5

13

9K

linker

Ton

63.1

25

-

107.7

68

63.0

05

-

287.7

91

10

Obsi

dia

nT

on

4.0

00

11.7

84

9.8

56

3.1

52

-

-

11

Pasi

r B

esi

Ton

105.9

83

43.8

00

95.0

54

24.1

84

-

7.6

20

12

Sem

en

Ton

3.3

22.1

83

3.2

66.3

18

3.0

65.4

23

3.1

67.6

32

2.9

95.7

55

3.0

29.3

75

4.2

64.1

95

5.0

56.7

47

4.6

47.7

35

5.5

28.4

78

6.8

17.4

67

4.9

60.0

60

Ju

mla

h

NO

JEN

IS K

OM

OD

ITI

SA

TU

AN

RE

AL

ISA

SI

Tab

el 4

.41

Tra

fik

Bar

ang

Ber

das

arkan

Kom

od

iti

Cura

h K

erin

g d

i P

elab

uhan

Tel

uk

Bay

ur

tah

un

20

07

-2012

Su

mb

er:

Kan

tor

Kes

yah

ban

dar

an d

an O

tori

tas

Pel

abu

han

Kel

as I

I T

elu

k B

ayu

r.

Page 180: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-90

Daftar barang curah kering di atas tersebut merupakan

komoditi tetap yang melakukan bongkar muat di Pelabuhan

Teluk Bayur dalam jumlah yang cukup banyak. Beberapa

barang curah kering tersebut dilayani di dermaga khusus,

seperti semen di Dermaga Semen Timur Barat dan Dermaga

Khusus Semen milik PT. Semen Padang dan Batu Bara milik

PT. Bukit Asam di Dermaga Batu Bara (DKB). Bagi

Dermaga Khusus Semen dan Dermaga Khusus Batu Bara

izin sandarnya dikeluarkan oleh dua perusahaan tersebut. PT.

Pelindo II Teluk Bayur hanya kepada pengurusan

administrasinya saja.

Dokumentasi dermaga semen di Pelabuhan Teluk Bayur

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.57 Dokumentasi Dermaga Khusus Semen

Teluk Bayur.

d. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

Cair.

Provinsi Sumatera Barat merupakan salah satu daerah

penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia.

Pengiriman CPO dari Propinsi Sumatera Barat dan daerah

hinterlandnya banyak dilakukan melalui Pelabuhan Teluk

Bayur Padang. Pelayanan barang curah cair yang dilayani

oleh Pelabuhan Teluk Bayur ditunjukkan pada tabel berikut.

Page 181: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-91

2007

2008

2009

2010

2011

2012

12

34

56

78

9

1B

BM

Ton

2.2

57.7

38

2.3

86.5

20

2.4

45.2

81

2.4

92.1

10

3.0

19.8

11

3.4

11.3

97

2C

PO

Ton

1.1

09.1

55

1.3

88.7

67

1.5

82.6

90

1.6

37.8

00

1.6

90.1

07

1.7

67.8

50

3.3

66.8

93

3.7

75.2

87

4.0

27.9

71

4.1

29.9

10

4.7

09.9

18

5.1

79.2

47

NO

JEN

IS K

OM

OD

ITI

SA

TU

AN

RE

AL

ISA

SI

Jum

lah

Tab

el 4

.42

Tra

fik

Bar

ang

Ber

das

arkan

Kom

od

iti

Cura

h C

air

di

Pel

abu

han

Tel

uk B

ayu

r ta

hun

200

7-2

012.

Su

mb

er:

Kan

tor

Kes

yah

ban

dar

an d

an O

tori

tas

Pel

abu

han

Kel

as I

I T

elu

k B

ayu

r.

Page 182: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-92

Dua jenis barang curah cair BBM dan CPO adalah komoditi

yang bongkar muatnya dilakukan di Dermaga Untuk

Kepentingan Sendiri (DUKS), untuk BBM dilaksanakan di

Dermaga milik Pertamina dan kegiatan bongkar muat serta

pengiriman CPO keluar kota Padang dan ekspor banyak

melalui dermaga 7 (tujuh) Pelabuhan Teluk Bayur yang

dikhususkan untuk komoditi CPO. Dermaga ini di buat pada

tahun 2007 dengan jenis konstruksi beton pada lantai dan

tiang pancangnya menggunakan Tiang pancang beton pada

kedalaman -10 pada MLWS.

Spesifikasi Jetty CPO adalah sebagai berikut:

1) Platform 30 m x 20 m

2) Trestle 445 m x 2.5 m

3) Breasting dolphin (2 unit) 7 m x 7 m

4) Mooring dolphin (2 unit) 4 m x 4 m

5) Konstruksi lantai beton dan pondasi tiang pancang

6) Tahun Pembuatan 2007

Untuk inventaris instalasi pipa air yang terdapat di Dermaga

khusus CPO bisa dilihat pada Tabel 1.9 menggunakan pipa

bahan besi cor sepanjang 590 meter dan 2 buah Gate Valve

masing-masing berdiameter 6”.

e. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti

kemas.

Pelayanan kapal dan barang peti kemas di Pelabuhan Teluk

Bayur dari tahun ke tahunnya mengalami peningkatan,

seperti ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.43 Arus peti kemas di Pelabuhan Teluk Bayur.

Sumber: Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan

Kelas II Teluk Bayur.

Tahun Tonase

2007 685.391

2008 729.322

2009 682.742

2010 711.244

2011 7.337.791

2012 1.006.417

Page 183: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-93

Dermaga yang digunakan untuk pelayanan kapal dan barang

peti kemas di Pelabuhan Teluk Bayur dilakukan di dermaga

multipurpose dengan lapangan penumpukan peti kemas

seluas 62.500,18 m².

f. Dermaga Multipurpose untuk Pelayanan Kapal Lolo.

Kapal Lolo merupakan kapal yang kegiatan bongkar dan

muat barangnya dilakukan memanfaatkan kuli atau kran

(load on- load off). Cara ini membutuhkan waktu bongkar

muat yang lebih lama disertai berbagai perangkat pendukung

seperti gudang, forklift, dan sejumlah tenaga bongkar muat

yang jumlahnya tidak sedikit serta biaya yang cukup besar.

Kapal yang demikian ini masih tetap digunakan sampai saat

ini, namun di Pelabuhan Teluk Bayur tidak memiliki standar

khusus Dermaga Multipurpose untuk pelayanan Kapal Lolo.

g. Dermaga Multipurpose untuk Pelayanan Kapal Roro.

Kapal Roll On - Roll Off atau yang lebih dikenal sebagai

kapal Roro, tetapi belakangan ini angkutan sungai yang

dulunya hanya digunakan untuk angkutan tradisional ini

digunakan untuk mengangkut batubara dengan

menggunakan tongkang/barge yang ditarik/didorong dengan

menggunakan kapal tunda. Dermaga Multipurpose di

Pelabuhan Teluk Bayur bisa digunakan untuk bermacam

keperluan berbagai jenis kapal yang akan sandar, oleh karena

itu tidak ada standar khusus bagi Dermaga Multipurpose

untuk pelayanan Kapal Roro.

h. Lokasi dan Fasilitas Wilayah Tertentu di Daratan yang

Berfungsi sebagai Pelabuhan.

Di daerah Propinsi Sumatera Barat Umumnya dan Kota

Padang khususnya tidak mempunyai Lokasi wilayah tertentu

pada daratan yang difungsikan sebagai Pelabuhan (Dry Port)

i. Terminal Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk Barang

Berbahaya.

Terminal Untuk Kepentingan Khusus (TUKS) di Pelabuhan

Teluk Bayur yaitu:

1) TUKS PT. Pertamina Persero. PT. Pertamina (Persero)

Terminal Transit Teluk Kabung ini berada di Jl. Raya

Padang Painan KM 24 Padang. TUKS ini merupakan

Page 184: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-94

terminal transit untuk kebutuhan pasokan di SPBU Kota

Padang.

2) TUKS PT. Bukit Asam. Terminal milik PT. Bukit Asam

beralamat di Jl. Tanjung Priok No.1 Teluk Bayur,

Sumatera Barat.

3) TUKS PT. Semen Padang. TUKS PT. Semen Padang

terletak di Jl. TanjungPriokNo.1Teluk Bayur, Sumatera

Barat.

Selain TUKS Pertamina, Pelabuhan Teluk Bayur tidak

memiliki TUKS untuk barang berbahaya, karena jumlah

bongkar muat barang kategori berbahaya yang masuk hanya

sedikit, oleh karena itu tidak ada standar khusus untuk TUKS

barang berbahaya.

Data kegiatan kunjungan kapal dan bongkar muat di TUKS

Pertamina ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Page 185: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-95

DA

TA

NG

BE

RA

NG

KA

TB

/M B

AR

AN

GM

JU

ML

AH

1JA

NU

AR

I30

30

115.4

56.8

67

46.9

18.9

89

162.3

75.8

56

2F

EB

RU

AR

I36

30

152.9

05.2

17

42.8

71.0

70

195.7

76.2

87

3M

AR

ET

28

28

111.5

75.0

74

40.5

10.1

57

152.0

85.2

31

4A

PR

IL27

27

139.6

16.6

36

37.3

72.0

10

176.9

88.6

46

5M

EI

24

24

106.3

45.6

10

38.4

06.3

11

144.7

51.9

21

6JU

NI

30

30

125.8

35.6

69

51.5

76.0

56

177.4

11.7

25

7JU

LI

27

27

148.9

73.5

47

49.2

13.6

25

198.1

87.1

72

8A

GU

ST

US

31

31

166.9

47.4

85

49.2

13.6

25

216.1

61.1

10

9S

EP

TE

MB

ER

25

25

88.5

08.0

00

45.1

39.8

69

133.6

47.8

69

10

OK

TO

BE

R28

28

155.3

32.5

43

53.4

75.2

96

208.8

07.8

39

11

NO

VE

MB

ER

24

24

178.0

27.8

69

37.1

01.0

20

215.1

28.8

89

12

DE

SE

MB

ER

25

25

100.1

08.4

67

62.7

56.4

72

162.8

64.9

39

33

53

29

1.5

89

.63

2.9

84

5

54

.55

4.5

00

2

.14

4.1

87

.48

4

JU

ML

AH

B/M

BA

RA

NG

NO

BU

LA

NK

UN

JU

NG

AN

KA

PA

L

Tab

el 4

.44

Keg

iata

n K

un

jun

gan

Kap

al d

an B

ongkar

Mu

at D

UK

S P

erta

min

a P

elab

uhan

Tel

uk B

ayu

r T

ahun 2

012

Su

mb

er:

Div

isi

Ren

dal

dan

Op

eras

ional

PT

. P

elin

do

II

Cab

ang T

elu

k B

ayur

2013.

Page 186: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-96

j. Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area).

Kedalaman areal kolam pelabuhan di Pelabuhan Teluk

Bayur kedalaman kolam pelabuhan ± 8 – 9 meter, sedangkan

kedalaman standar kolam pelabuhan seharusnya di atas 10

meter. Untuk menunjang pelayanan pelabuhan yang

maksimal, maka operator pelabuhan dalam hal ini PT.

Pelindo II Teluk Bayur Padang melakukan pengerukan satu

kali dalam dua tahun.

Hasil pekerjaan pengerukan kolam Pelabuhan Teluk Bayur

dilaksanakan oleh PT. Pelindo II Teluk Bayur Padang

bekerja sama dengan kontraktor PT. PP (Pembangunan

Perumahan). Penentuan lokasi tempat pembuangan hasil

pengerukan (dumping area) berada pada koordinat

01°01’25’’ LS dan 100°20’25’’ BT dengan radius sebaran

seluas ± 1.200.000 m² atau seluas lingkaran dengan jari-jari

sepanjang 618 m/0,33 mil dari titik posisi, dengan daya

tamping material kerukan sebanyak ± 287.000 m³ dengan

ketinggian endapan rata-rata ± 25 cm. hal ini ditetapkan

berdasarkan pada kecepatan arah angin, sedimentasi, TSS

(parameter padat tersuspensi), kedalaman lokasi pengerukan

serta jarak lokasi penumpukan dengan bibir pantai idealnya

dibuang pada jarak 12 mil dari daratan dan/atau pada

kedalaman lebih dari 20 m, atau lokasi lainnya setelah

mendapat rekomendasi atau izin dari Direktorat Jenderal

Perhubungan Laut melalui Kantor Kesyahbandaran dan

Otoritas Pelabuhan setempat. Layout Pembuangan Hasil

Keruk (Dumping area) yang diperoleh konsultan

ditunjukkan pada gambar berikut:

Page 187: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-97

Gambar 4.58 Lokasi Dumping area Pelabuhan Teluk Bayur.

Page 188: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-98

Standar pembuangan hasil pengerukan dilakukan di perairan

laut yang berjarak ± 10-15 Km dari Kolam Pelabuhan Teluk

Bayur dengan kedalaman 23-26 meter. Proses pembuangan

hasil pengerukan kolam Pelabuhan Teluk Bayur yang berada

di atas Hopper Barge, dimana proses kerja peralatan Hopper

Barge dengan cara membuka bagian bawah Split Hopper

Barge secara perlahan-lahan yang nantinya bahan material

yang berada di atas Hopper Barge akan terjatuh ke dasar laut

bersamaan dengan terbukanya Split Hopper Barge. Proses

pembuangan dilakukan secara menyebar tidak pada satu

titik, sesuai dengan dumping area yang telah ditentukan serta

pembuangan material keruk juga melihat keadaan arus laut,

proses pembuangan baru dilakukan pada saat arus laut dalam

keadaan tidak terlalu bergelombang. Dampak sebaran

material akibat pembuangan hasil pengerukan diperkirakan

berada pada areal daerah dumping yang telah ditentukan

karena pekerjaan pembuangan material pengerukan

dilakukan sesuai SOP yang telah dibuat. Kegiatan dengan

sistem kerja seperti yang dijelaskan di atas juga sudah pernah

dilakukan oleh PT. Pelindo II lokasi Tanjung Priok dan

Banten dimana material keruk hampir sama dengan material

di Pelabuhan Teluk Bayur.

Kegiatan pengerukan kolam Pelabuhan Teluk Bayur

dilaksanakan berdasarkan kebutuhan kondisi kolam,

pelaksanaannya tidak rutin setiap tahun, tetapi satu kali

dalam dua tahun. Pekerjaan pengerukan kolam pelabuhan

dilaksanakan melalui prosedur lelang di kantor pusat PT.

Pelindo (Persero) selaku operator pelabuhan, KSOP hanya

bertindak sebagai pemandu dan pemberi saran dan

tanggapan dan rekomendasi atas Dokumen Upaya

Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya

Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) sebagai bagian dari

pengerjaan pengerukan dan pembuangan hasil keruk

(Dumping area).

k. Fasilitas Car Terminal.

Pelayanan Car Terminal di Pelabuhan Teluk Bayur tidak

mempunyai standar khusus. Kapal pengangkut kendaraan

roda empat yang sandar di dermaga Multipurpose Pelabuhan

Teluk Bayur ini nantinya akan diparkir sementara di areal

peti kemas yang kosong dan areal parkir, kemudian langsung

dikirim ke tempat tujuan. Pengiriman kendaraan

Page 189: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-99

menggunakan kapal ke Pelabuhan Teluk Bayur tidak rutin

dan dalam satu pengiriman jumlahnya hanya sekitar ± 500

unit, oleh karena itu tidak ada fasilitas Car Terminal dan

standarnya di Pelabuhan Teluk Bayur.

l. Fasilitas Penampungan Limbah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Pada Pelabuhan Teluk Bayur Padang, terdapat beberapa unit

industri yang menghasilkan limbah cair dan tergolong

kepada limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun

atau limbah B3 adalah limbah yang dihasilkan dari suatu unit

kegiatan baik secara langsung ataupun tidak langsung dapat

membahayakan bagi makhluk hidup, manusia dan

lingkungan sekitar yang terkena dampak. Limbah B3

tersebut dapat berupa sisa oli bekas, aki bekas dan beberapa

limbah B3 lainnya yang dapat merusak lingkungan hidup.

Ditambah dengan kondisi banyaknya kapal yang merapat di

Pelabuhan Teluk Bayur dan mengganti peralatan serta oli,

PT. Pelindo II Teluk Bayur menyiapkan kemungkinan

pencemaran lingkungan yang dihasilkan oleh limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun (B3).

Pada tahun 2011, PT. Pelindo II Teluk Bayur Padang

membangun unit Reception facilities (RF) sebagai tempat

penampungan limbah B3 yang dihasilkan di areal Pelabuhan

Teluk Bayur. Unit ini bekerja untuk menampung semua

limbah B3 seperti oli bekas dari setiap industri dan kapal

yang merapat di Pelabuhan Teluk Bayur. Limbah B3

ditampung dalam tangki penampungan sesuai dengan

kapasitas yang telah ditentukan dan dihitung berdasarkan

kebutuhan.

Kegiatan Reception facilities (RF) ini dilengkapi dengan

dokumen kajian lingkungan yang mengacu diantaranya

kepada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pasal 34

ayat (1) dan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012

tentang Izin Lingkungan.

Bentuk kegiatan RF di kawasan Pelabuhan Teluk Bayur

Padang terdiri dari:

Page 190: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-100

1) Kegiatan Utama

Kegiatan utama Reception facilities (RF) adalah

menerima limbah B3 dari kapal dan industry di kawasan

Pelabuhan Teluk Bayur Padang yang kemudian

menyimpannya di dalam tanki penyimpanan limbah B3.

PT. Pelindo II Teluk Bayur Padang telah menyiapkan

sarana dan prasarana pemindahan limbah B3 dari kapal

dan industri penghasil limbah B3 berupa ruangan kantor,

laboratorium, gudang penyimpanan alat, penampungan

drum, septic tank, tanki, bak penampung, menara air,

rumah pompa dan oil catcher.

Limbah B3 yang diterima dari kapal dan industri akan

disimpan ke dalam tanki melalui perpipaan yang telah

disiapkan. Untuk menampung limbah B3 dalam bentuk

drum, PT. Pelindo II Teluk Bayur Padang juga telah

menyiapkan gudang penyimpanan drum limbah B3 yang

desainnya telah disesuaikan dengan spesifikasi dan

standar teknis penyimpanan limbah B3.

Pengelolaan limbah cair yang dihasilkan dilakukan

dengan membuat oil trap atau jebakan minyak yang

kemudian dialirkan ke laut. Untuk mencegah terjadinya

rembesan oli dari tempat penampungan drum, lokasi

penampungan telah dilengkapi dengan drainase yang

semuanya mengalir menuju oil trap yang telah ada.

2) Kegiatan Pendukung

a) Penerimaan Tenaga kerja

Jumlah tenaga kerja yang terdapat di Reception

facilities (RF) sebanyak 10 (sepuluh) orang. Dalam

pelaksanaan sehari-hari karyawan bertanggung

jawab kepada General Manager.

b) Pelaksanaan Kesehatan Keselamatan Kerja dan

Lingkungan

Semua aspek keselamatan, kesehatan kerja dan

lingkungan sesuai dari pihak PT. Pelindo Teluk

Bayur Padang dan secara keseluruhan

pelaksanaannya menjadi tanggung jawab General

Manager.

Page 191: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-101

m. Fasilitas Penampungan Sampah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Standar penampungan sampah dari kegiatan pelabuhan di

Pelabuhan Teluk Bayur dilaksanakan dengan sistem kontrak

kerja yang dikerjakan oleh pihak kedua berdasarkan proses

lelang.

Lingkup kegiatan yang dilakukan dalam penanganan sampah

kegiatan pelabuhan yaitu dengan membersihkan fasilitas

pokok seperti dermaga, lapangan penumpukan, jalan dan

gudang, membersihkan jalan keluar masuk di pelabuhan.

E. Pelabuhan Benoa

1. Informasi Pelaksanaan Survey

Survey di Benoa dilakukan pada tanggal 17 - 20 Juni 2013.

Lokasi dan instansi terkait yang dikunjungi adalah:

a. Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II

Benoa,

b. PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Benoa.

2. Gambaran Umum Pelabuhan

Benoa adalah pelabuhan di Provinsi Bali yang dikelola oleh PT

Pelabuhan Indonesia III (Persero). Pelabuhan Benoa memiliki 3

(tiga) sisi dermaga, yakni sisi timur, sisi selatan dan sisi barat.

Citra satelit Pelabuhan Benoa ditunjukkan pada Gambar 4.59.

Page 192: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-102

Gambar 4.59 Citra satelit Pelabuhan Benoa.

Data Dermaga Umum Pelabuhan Benoa adalah sebagai berikut:

Tahun Rehabilitasi : 1997

Panjang : 206 Meter

Lebar : 15 Meter

Luas : 3090 M2

Konstruksi : Beton Bertulang

Tebal lantai : 28 Cm

Panjang tiang pancang : 21 M'

Jumlah Bolder : 12 Buah

Type 50 ST

Jumlah Fender : 54 Buah

Type AV 400 H x 1500 L

Daya dukung : 2 Ton/ M2

Peil lantai : 4.2 M LWS

Kedalaman di depan

dermaga

: s/d 7 M LWS (Hasil Sounding

Desember th.2011)

Data Dermaga Pariwisata Pelabuhan Benoa adalah sebagai

berikut:

Panjang : 290 Meter

Lebar : 20 Meter

Luas : 5800 M2

Konstruksi : Beton Bertulang

Tebal lantai : 30 Cm

Page 193: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-103

Panjang tiang

pancang

: 24 M'

Jumlah Bolder : 15 Buah Type ST 50

Jumlah Fender : 47 Buah Type V 500

H x 1500 L

Daya dukung : 2.5 Ton/ M2

Peil lantai : 4.2 M LWS

Kedalaman di depan

dermaga

: 8.8 s/d 9 M LWS -

Des 2011

3. Trafik Pelabuhan

a. Data Trafik Kapal.

Data trafik kapal yang diperoleh adalah data periode 2008-

2012. Jenis kapal yang diambil datanya adalah kapal pesiar,

kapal penumpang (pelni), kapal curah pasir, kapal

pengangkut BBM, kapal pengangkut aspal, kapal

pengangkut minyak goreng dan kapal peti kemas. Data trafik

kapal ini ditunjukkan pada tabel di bawah ini.

Page 194: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-104

Je

nis

An

gk

uta

n2

00

82

00

92

01

02

01

12

01

2T

OT

AL

Call

38

45

76

34

37

230

GT

185.7

92

341.1

37

1.1

70.8

52

1.6

14.1

40

1.6

34.8

26

4.9

46.7

47

Call

74

106

121

122

94

517

GT

442.2

26

560.0

86

595.9

84

580.2

72

566.0

68

2.7

44.6

36

Call

930

802

805

955

805

4.2

97

GT

672.4

80

801.6

67

764.0

94

1.8

41.5

47

961.6

61

5.0

41.4

49

Call

31

28

17

913

98

GT

22.5

11

23.4

27

15.9

91

11.3

11

18.6

13

91.8

53

Call

10

95

13

15

52

GT

11.0

78

9.5

58

7.5

61

22.0

67

22.3

98

72.6

62

Call

68

55

41

90

90

344

GT

50.5

13

38.6

40

35.6

98

66.2

01

69.8

26

260.8

78

Call

174

161

197

168

96

796

GT

332.4

84

370.3

26

427.6

64

312.0

29

286.0

61

1.7

28.5

64

Kapal P

esi

ar

Kapal P

etikem

as

Angkuta

n P

asi

r

Angkuta

n A

spal C

ura

h

Angkuta

n M

inyak G

ore

ng

Kapal P

enum

pang (

Peln

i)

Angkuta

n B

BM

Ta

bel

4.4

5

Tra

fik

Kap

al d

i P

elab

uhan

Ben

oa

20

08

-20

12

Su

mber

: K

SO

P P

elab

uhan

Ben

oa.

Page 195: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-105

b. Data Trafik Penumpang.

Data trafik penumpang yang diperoleh adalah data periode

2008-2012. Trafik penumpang yang tercatat dikelompokkan

ke dalam penumpang kapal pesiar dan penumpang kapal

Pelni. Data trafik penumpang ini ditunjukkan tabel berikut.

Tabel 4.46 Trafik Penumpang di Pelabuhan Benoa

2008-2012.

Turun Naik Total Turun Naik Total

1 2008 805 709 1.514 34.148 29.823 63.971

2 2009 599 736 1.335 27.009 24.714 51.723

3 2010 1.237 1.372 2.609 28.790 21.434 50.224

4 2011 3.644 753 4.397 27.989 22.605 50.594

5 2012 4.366 1.797 6.163 29.500 22.836 52.336

10.651 5.367 16.018 147.436 121.412 268.848Jumlah

Penumpang UmumNo Tahun

Wisata Asing

c. Data Trafik Barang.

Data trafik barang yang diperoleh adalah data periode 2008-

2012. Jenis muatan yang diambil datanya adalah barang

curah pasir, curah cair BBM, aspal curah cair, minyak

goreng dan peti kemas. Data trafik barang ini ditunjukkan

pada tabel berikut.

Page 196: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-106

Mu

atan

20

08

20

09

20

10

20

11

20

12

To

tal

Bon

gkar

673.

911

73

2.15

4

752.

298

90

3.06

2

836.

800

3.

898.

225

Mua

t44

.675

25.8

90

10

.860

13.5

44

11

.588

106.

557

Tot

al71

8.58

6

758.

044

76

3.15

8

916.

606

84

8.38

8

4.00

4.78

2

Bon

gkar

33.4

86

30

.238

22.4

05

12

.878

20.3

50

11

9.35

7

Mua

t-

-

-

-

-

-

Tot

al33

.486

30.2

38

22

.405

12.8

78

20

.350

119.

357

Bon

gkar

10.7

78

10

.363

5.60

0

12.5

40

15

.368

54.6

49

Mua

t-

-

-

-

-

-

Tot

al10

.778

10.3

63

5.

600

12

.540

15.3

68

54

.649

Bon

gkar

39.2

46

32

.202

24.9

03

52

.089

52.2

90

20

0.73

0

Mua

t-

-

-

-

-

-

Tot

al39

.246

32.2

02

24

.903

52.0

89

52

.290

200.

730

Bon

gkar

91.1

49

98

.626

170.

125

96

.488

80.8

31

53

7.21

9

Mua

t1.

799

1.

998

5.

068

2.

485

2.

494

13

.844

Tot

al92

.948

100.

624

17

5.19

3

98.9

73

83

.325

551.

063

Bon

gkar

21.4

23

20

.232

24.7

72

19

.694

27.0

04

11

3.12

6

Mua

t64

.559

57.4

63

71

.161

61.8

08

50

.399

305.

390

Tot

al85

.982

77.6

95

95

.933

81.5

02

77

.403

418.

516

Pet

ikem

as

20 F

T

Pet

ikem

as

40 F

T

Asp

al C

urah

Pas

ir

Min

yak

Gor

eng

BB

M

Su

mber

: K

SO

P P

elab

uhan

Ben

oa.

Ta

bel

4.4

7

Tra

fik

Bar

ang d

i P

elab

uh

an B

eno

a 20

08

-20

12

Page 197: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-107

4. Hasil Survey

a. Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan

Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional.

Pelabuhan Benoa memiliki terminal penumpang dengan

kapasitas 800 penumpang dan lahan parkir untuk 500

kendaraan. Kapal Pesiar dilayani di Dermaga Timur.

Fasilitas yang tersedia pada gedung terminal penumpang

Pelabuhan Benoa adalah:

- Ruang tunggu penumpang

- Peralatan keamanan berupa X-Ray dan Metal Detector

- Kamar kecil

- Anjungan pengantar

- Money Changer

- Musholla

- Lapangan Parkir

Dokumentasi ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 4.60 Dokumentasi Dermaga Timur Pelabuhan

Benoa.

b. Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis.

Pelabuhan Benoa tidak melayani kapal dan barang perintis.

Page 198: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-108

c. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

Kering.

Tidak ada pelayanan muatan curah kering di Pelabuhan

Benoa, sesuai Perda Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009

Tentang RTRWP Bali yang membatasi operasi Pelabuhan

Benoa hanya pada pelayanan kapalpenumpang, pariwisata,

angkutan peti kemas ekspor-impor barang kerajinan,garmen,

seni, sembilan bahan pokok danekspor ikan.

Namun demikian, terdapat kegiatan bongkar muat curah

kering dalam bentuk material pasir, yang digunakan untuk

kebutuhan reklamasi pada sisi timur laut pelabuhan.

Gambar 4.61 Dokumentasi Lahan Reklamasi untuk

sandar Kapal Curah Pasir Pelabuhan Benoa.

d. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

Cair.

Muatan curah cair yang terdapat di Pelabuhan Benoa adalah

BBM, aspal cair dan minyak goreng. Muatan curah cair

lainnya tidak ada karena terikat Perda Provinsi Bali No. 16

Tahun 2009 Tentang RTRWP Bali yang membatasi operasi

Pelabuhan Benoa hanya pada pelayanan kapalpenumpang,

pariwisata, angkutan peti kemas ekspor-impor barang

kerajinan,garmen, seni, sembilan bahan pokok danekspor

ikan.Muatan curah cair minyak goreng dilayani di Dermaga

Umum, sedangkan BBM dan aspal cair dilayani di Dermaga

Khusus Pertamina.

Dokumentasi Dermaga Umum Pelabuhan Benoa

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Page 199: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-109

Gambar 4.62 Dokumentasi Dermaga Umum (Selatan)

Pelabuhan Benoa.

e. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti

kemas.

Pelayanan kapal dan barang peti kemas dilayani di Dermaga

Timur.

f. Dermaga Multipurpose untuk Pelayanan Kapal Roro.

Pelabuhan Benoa tidak melayani kegiatan kapal Roro,

karena terikat oleh Perda Provinsi Bali No. 16 Tahun 2009

Tentang RTRWP Bali yang membatasi operasi Pelabuhan

Benoa hanya pada pelayanan kapal penumpang, pariwisata,

angkutan peti kemas ekspor-impor barang kerajinan,garmen,

seni, sembilan bahan pokok danekspor ikan.

g. Lokasi dan Fasilitas Wilayah Tertentu di Daratan yang

Berfungsi sebagai Pelabuhan.

Tidak terdapat dryport di kawasan Pelabuhan Benoa dan

sekitarnya termasuk seluruh Provinsi Bali.

h. Terminal Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk Barang

Berbahaya.

Terdapat 2 (dua) TUKS di Pelabuhan Benoa, yakni TUKS

Pertamina dan TUKS Perikanan Samudera Besar. TUKS

yang menangani barang berbahaya adalah TUKS Pertamina,

yang melayani muatan curah cair BBM dan aspal cair.

Informasi lokasi TUKS diperoleh dalam bentuk tabel yang

mencantumkan nama, alamat, bidang usaha, landasan

hukum perizinan, koordinat dan kondisi dermaga. Informasi

lokasi TUKS di Pelabuhan Benoa ditunjukkan pada tabel

berikut.

Page 200: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-110

B

IDA

NG

TIP

EP

x L

US

AH

AD

ER

MA

GA

(m2

)

1P

T.

BH

UW

AN

A K

OS

AD

ER

MA

GA

Kep.

Menhub

08

o -

44' -

29,5

" L

SB

ET

ON

/20 X

1.5

BA

IK

Jl.

Raya P

ela

buhan B

enoa

SP

BU

No.

KP

. 3 T

ahun 2

002

115

o -

12' -

24"

BT

MA

RG

INA

L

Telp

. (0

361)

726465

2 J

anuari

2002

2P

T.

PE

RT

AM

INA

DE

RM

AG

AS

K M

enhub

08

o -

44' -

48"

LS

25 X

45

BA

IK

Jl.

Sugia

nyar

No.

10 D

enpasa

rM

INY

AK

No.

SK

88/0

/1972

115

o -

12' -

30"

BT

Telp

. (0

361)

228992

2 M

are

t 1972

SK

Dir

jen H

ubla

08

o -

44' -

48"

LS

BE

TO

N/

25 X

40

BA

IK

No.

BX

XIV

- 1455/P

P-7

2115

o -

12' -

24"

BT

JET

TY

1 S

epte

mber

1993

NO

.O

PE

RA

TO

RP

ER

IZIN

AN

PO

SIS

IK

ON

DIS

I

Ta

bel

4.4

8

TU

KS

Bar

ang

Ber

bah

aya

di

Pel

abuh

an B

eno

a

Su

mber

: K

SO

P P

elab

uhan

Ben

oa.

Page 201: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-111

Data Dermaga Khusus Pertamina di Pelabuhan Benoa

ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.49 Data Dermaga Khusus Pertamina di

Pelabuhan Benoa.

Uraian Keterangan

Sisi Timur Barat

Panjang 58 M' 40 M'

Lebar 8 M'

Konstruksi Beton Bertulang

Tebal lantai 28 Cm

Jumlah Fender 7 Buah 6 Buah

Daya dukung 2 Ton/ M2

Peil lantai 4.2 M' LWS

Kedalaman di depan dermaga -5.4 M' LWS -5.8 M' LWS

Dokumentasi jetty Pertamina di Pelabuhan Benoa

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.63 Dokumentasi Jetty Pertamina di Pelabuhan

Benoa.

i. Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area).

Lokasi pembuangan hasil keruk di Pelabuhan Benoa adalah

di sebelah utara Dermaga Umum, yang digunakan untuk

keperluan reklamasi. Berdasarkan penjelasan dari Manajer

Teknik PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Cabang Benoa,

pada tahun-tahun sebelumnya sebagian material keruk dijual

untuk pemanfaatan di daratan melalui mekanisme lelang.

Data pengerukan diperoleh dalam bentuk peta lokasi

pembuangan hasil keruk yang tercantum dalam surat-

menyurat antara KSOP Pelabuhan Benoa dan Pelindo III

Benoa terkait lokasi pembuangan hasil keruk tahun 2013.

Page 202: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-112

Berdasarkan dokumen ini, material keruk berjumlah 250.000

m3. Material keruk ini tidak dibuang, namun dimanfaatkan

untuk reklamasi lahan di kawasan Pelabuhan Benoa.

Berdasarkan penjelasan dari Kabid Lala KSOP Pelabuhan

Benoa, lokasi yang tercantum dalam surat tersebut belum

difinalkan dan sedang dikaji ulang karena ditemukan adanya

kesalahan pengukuran sehingga koordinat yang tercantum

pada peta lokasi harus diperbaiki.

Dokumentasi dumping area (reklamasi) Pelabuhan Benoa

ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.64 Dokumentasi Dumping area (Reklamasi)

Pelabuhan Benoa.

j. Fasilitas Car Terminal.

Pelabuhan Benoa tidak menyediakan fasilitas Car Terminal.

k. Fasilitas Penampungan Limbah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Fasilitas penampungan limbah dari kegiatan pelabuhan

disediakan dalam bentuk bak penampungan yang terbuat dari

beton bertulang dan pelat baja. Bak beton bertulang

disediakan di sisi barat Dermaga Selatan (General cargo).

Bak pelat baja disediakan di Dermaga Perikanan pada setiap

jarak 20 meter di sepanjang dermaga.

Pengangkutan limbah di Pelabuhan Benoa dilakukan oleh

mitra Pelindo III Benoa dengan menggunakan kendaraan dan

pompa penyedot limbah cair.

Dokumentasi fasilitas penampungan limbah Pelabuhan

Benoa ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Page 203: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-113

Gambar 4.65 Fasilitas Penampungan Limbah Pelabuhan

Benoa.

l. Fasilitas Penampungan Sampah dari Kegiatan

Pelabuhan.

Fasilitas penampungan sampah dari kegiatan pelabuhan

disediakan dalam bentuk tong sampah beton bertulang, kotak

sampah PVC dan tong sampah aluminium. Tempat sampah

beton tersedia hampir di setiap ruas jalan di Pelabuhan,

sedangkan kotak sampah PVC disediakan di tepi Dermaga

dan di lapangan penumpukan. Tong sampah aluminium

hanya tersedia di dalam terminal penumpang.

Pengangkutan sampah di Pelabuhan Benoa dilaksanakan

setiap hari dengan menggunakan Truk. Sampah yang

terkumpul selanjutnya dibuang di TPA. Untuk kegiatan

pengangkutan sampah ini Pelabuhan Benoa bekerja sama

dengan Pemerintah Kota Denpasar.

Dokumentasi fasilitas penampungan sampah Pelabuhan

Benoa ditunjukkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4.66 Dokumentasi Fasilitas Penampungan

Sampah Pelabuhan Benoa

Page 204: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-114

F. Terminal Peti kemas Bandung

Pelayanan angkutan peti kemas melalui Terminal Peti kemas

Bandung merupakan pelayanan multi moda transportasi yang terdiri

dari sarana Head truck, Kereta Api dan Kapal. Pengendalian,

pengaturan dan pengawasan dilakukan oleh Administrator TPK,

sedangkan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) adalah sebagai

operator angkutan tersebut. Citra satelit TPKB ditunjukkan pada

Gambar 4.67.

Gambar 4.67 Citra satelit Terminal Peti kemas Bandung

TPKB mengadakan perjanjian kerjasama dengan pelabuhan induk

(PT. MTI dan PT. JICT) agar system pelayanan multi moda

transportasi dapat berjalan terkendali secara baik dan konsisten.

Data yang diperoleh dari TPKB ditunjukkan pada Tabel 4.50.

Page 205: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-115

Tabel 4.50 Data fasilitas Terminal Peti kemas Bandung

FASILITAS, SARANA & PRASARANA KETERANGAN

Fasilitas Terminal

Luas Terminal (Exist) 3.0 Ha

Area Penumpukan(CY) 6.000 M2

Kapasitas penumpukan 1.000 Teus

Gudang CFS Ekspor 432 M2

Gudang CFS Import 432 M2

Hanggar Mekanik 324 M2

Gedung Perkantoran 400 M2

Pos Penjagaan 3 Buah

Gate Check Point 1 Buah

Area Lalu Lintas Trailer / Alat Berat 240 M2

Panjang Landasan Gantry Crane 240 M'

Panjang Spoor Muat/Bongkar 280 M2

Peralatan Bongkar Muat

Gentry Crane (MHE) 1 Buah @42 Ton

Top Loader 1 Buah @40 Ton

Forklift (Komatsu) 1 Buah @10 Ton

Forklift (Mitsubishi, Hidrolik) 2 Buah @2.5 Ton

Forklift (Komatsu) 1 Buah @3.5 Ton

Chassis 2 Buah @2 x 20 Feet

Hand Pallet 5 Buah @1Ton

Dokumentasi lapangan ditunjukkan pada Gambar 4.68.

Page 206: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

4-116

Gambar 4.68 Dokumentasi Terminal Peti kemas Bandung.

Page 207: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5 ANALISIS

BAB V ANALISIS

BAB V

ANALISIS

A. Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan Kapal

Pesiar dan Penumpang Internasional

1. Hasil Survey

Berdasarkan hasil survey, diperoleh data fasilitas kapal pesiar

dan penumpang yang terangkum dalam Dimensi dermaga yang

tercantum adalah dimensi minimum, jika pelayanan dilakukan

tidak spesifik pada satu dermaga.

Tabel 5.1 Rangkuman Data Fasilitas Pelayanan Kapal dan

Penumpang.

Fasilitas T. Priok T. Perak Makassar

Lokasi Dermaga Dermaga MP Jamrud

Utara

Dermaga

Umum

Panjang (m) - 500 -

Kedalaman

(mLWS)

- 10 -

Lebar apron (m) - 15 -

Dedicated Tidak Ya -

Gedung

Terminal

Luas (m2) 7.266 5.000 4.000

Kapasitas (orang) 5.000 2.500 1.600

Embarkasi Ada Ada Ada

Debarkasi ada Ada Ada

Anjungan

pengantar

- Ada Ada

Bank Ada Ada -

Toilet Ada Ada -

R. menyusui Ada Ada -

R. kesehatan - Ada -

R. penyandang

cacat

Ada Ada -

X-Ray Ada Ada -

Metal Detector Ada Ada -

Page 208: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-2

Tabel 5.1 (lanjutan)

Fasilitas T. Bayur Benoa

Lokasi Dermaga Dernaga

MP

Dermaga

Timur

Panjang (m) 1540 290

Kedalaman

(mLWS)

20 20

Lebar apron (m) -7 -9

Dedicated Tidak Tidak

Gedung

Terminal

Luas (m2) 1.700 1.300

Kapasitas (orang) 2.000 600

Embarkasi Ada Ada

Debarkasi Ada Ada

Anjungan

pengantar

- Ada

Bank - -

Toilet - Ada

R. menyusui - -

R. kesehatan - -

R. penyandang

cacat

- -

X-Ray - Ada

Metal Detector - Ada

2. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

BS 6349-1: 2000, Maritime structures - Part 1: Code of

practice for general criteria.

Standar Dermaga, 2010, Direktorat Pelabuhan dan

Pengerukan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,

Kementerian Perhubungan.

SNI 03-1726-2002, Standar perencanaan ketahanan gempa

untuk struktur bangunan gedung.

SNI 03-1729-2002, Tata cara perencanaan struktur baja

untuk bangunan gedung.

Page 209: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-3

SNI 03-2847-2002, Tata cara perhitungan struktur beton

untuk bangunan gedung.

SNI 07-2052-2002, Baja tulangan beton.

SNI 15-2049-2004, Semen portland.

SNI 1972-2008, Cara uji slump beton.

Technical Standards and Commentaries For Port and

Harbour Facilities In Japan, Edisi 1999, The Overseas

Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI).

Transit Cooperation Research Program, Transit Capacity

and Quality of Service Manual, 2nd Edition, Washington

D.C., 2003.

The International Air Transport Association (IATA),

Airport Development Manual, 8th ed., 1995.

US Department of Homeland Security, Cruise Terminal

Design Standards, U.S. Customs And Border Protection

Design Standards For Cruise Ship Passenger Processing

Facilities, October 2006.

International Maritime Organisation, International Ship and

Port Facility Security (ISPS) Code and Solas Amandments

2002, 2003 Ed.

Canadian Transportation Agency, Code of Practice

Passenger Terminal Accessibility, Minister of Public Works

and Government Services Canada, Canada, 2007.

The Disabled Persons Transport Advisory Committee

(DPTAC), The Design of Large Passenger Ships and

Passenger Infrastructure: Guidance on Meeting the Needs

of Disabled People, United Kingdom, 2000.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

356/Menkes/PER/IV/2008, Organisasi dan Tata Kerja

Kantor Kesehatan Pelabuhan, 2002.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1405/Menkes/SK/XI/2002, Persyaratan Kesehatan

Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, 2002.

3. Penyusunan Konsep Standar

Mengingat terdapat perbedaan yang mencolok antara terminal

kapal pesiar tipe cruise dan yacht, maka konsep standar fasilitas

kapal pesiar dibuat menjadi dua modul, yakni (1) konsep standar

Page 210: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-4

fasilitas dan peralatan untuk pelayanan kapal pesiar dan

penumpang internasional; dan (2) konsep standar fasilitas dan

peralatan untuk pelayanan kapal pesiar tipe yacht.

Pada prinsipnya struktur konsep standar fasilitas dan peralatan di

pelabuhan untuk pelayanan kapal pesiar dan penumpang

internasional disusun mengacu pada RSNI Terminal Penumpang

Internasional Kelas A dalam Studi Standarisasi di Bidang

Prasarana Transportasi Laut 2010.

Perbedaannya adalah dalam konsep standar yang disusun, ruang

lingkup diubah menjadi pelayanan kapal pesiar dan penumpang

internasional.

Analisis Rancangan Standar Terminal Penumpang Internasional

Kelas A merupakan hasil adopsi dari CTDS. Namun ada

beberapa hal lain yang distandarkan yaitu hal-hal yang terkait

dengan perkembangan masa kini dan ketentuan lain yang terkait

juga diakomodir dalam standar ini baik itu dari standar dalam

negeri maupun luar negeri.

Standar luas terminal penumpang kapal pesiar berdasarkan studi

dari referensi-referensi diperoleh sebagai berikut.

Page 211: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-5

No

.N

am

a A

rea

Fo

rmu

lasi

Pe

nd

ek

ata

n

1.

Are

al

Ge

du

ng

Te

rmin

al

A =

A1 +

A2 +

A3 +

A4 +

A5 +

A6

A=

Ruang U

mum

(P

ub

lic H

all

)A

1 =

n x

f1

n=

Ruang P

ela

pora

n (

Check-i

n)

A2 =

n x

f2

Ruang t

unggu k

ebera

ngkata

nA

3 =

n x

f3

f 1=

3,0

(R.

Um

um

)

Ruang t

unggu k

edata

ngan

A4 =

n x

f4

f 2=

0,5

(R.

Pela

pora

n)

Are

a K

onse

si/

Kio

sA

5 =

25%

x (

A1+

A3)

+10%

x A

4f 3

=1,5

(R.

Tunggu K

ebera

ngkata

n)

Ruang U

tilit

as

A6 =

10%

x (

A1+

A2+

A3)

+ 2

5%

x

A4

f 4=

1,0

(R.

Tunggu K

edata

ngan)

A=

luas

lahan p

ark

ir.

E=

jum

lah p

enum

pang d

ala

m s

atu

kali

kebera

ngkata

n.

f=

0,5

(jum

lah k

endara

an p

er

penum

pang)

h

=25,0

m

2 (

kebutu

han lahan p

ark

ir p

er

kendara

an)

3.

Are

al G

enera

tor

Ke

tera

ng

an

Kebutu

han a

real untu

k g

enera

tor

did

asa

rkan p

ada s

tandar

kebutu

han r

uang u

ntu

k f

asi

iltas

listr

ik

selu

as

150 m

2.

Tota

l lu

as

gedung t

erm

inal (m

2)

jum

lah p

enum

pang

Luas

are

a p

er

ora

ng (

m2/o

rang):

2.

Are

al P

ark

ir K

endara

an

Anta

r /

Jem

put

& I

nte

rmoda

A =

E*f*

h

Tab

el 5

.2

Ru

ang

yan

g d

ibu

tuh

kan

un

tuk

ber

bag

ai f

un

gsi

ru

ang (

m²/

pen

um

pan

g)

un

tuk T

erm

inal

Pen

um

pan

g K

apal

Pes

iar.

Su

mber

: H

asil

an

alis

is.

Page 212: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-6

Berdasarkan persamaan di atas, didapatkan kebutuhan luas

terminal penumpang yang ditunjukkan pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3 kebutuhan luas terminal penumpang

Ukuran

terminal

Jumlah

penumpang

(orang)

gedung

terminal

(m2)

Lahan

parkir

(m2)

Kecil 600-2.000 16.000 25.000

Sedang 2.000-4.000 32.000 50.000

besar 4.000-6.000 48.000 75.000

B. Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis

1. Hasil Survey

Berdasarkan hasil survey, diperoleh data dermaga perintis dalam

Tabel 5.6. Dimensi dermaga yang tercantum adalah dimensi

minimum, jika pelayanan dilakukan tidak spesifik pada satu

dermaga.

Tabel 5.4 rangkuman data dermaga perintis.

Lokasi Panjang

(m)

Lebar

(m)

Draft

(mLWS) Khusus

Tanjung Priok - - - -

Tanjung Perak 140 7 -7 Tidak

Makassar 180 11 -12 Tidak

Teluk Bayur 150 13 -7.1 Tidak

Benoa - - - -

2. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

BS 6349-1: 2000, Maritime structures - Part 1: Code of

practice for general criteria.

Standar Dermaga, 2010, Direktorat Pelabuhan dan

Pengerukan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,

Kementerian Perhubungan.

SK SNI 03 - XXXX – 2002, Tata cara perencanaan struktur

kayu untuk bangunan gedung.

SNI 03-1726-2002, Standar perencanaan ketahanan gempa

untuk struktur bangunan gedung.

Page 213: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-7

SNI 03-1729-2002, Tata cara perencanaan struktur baja

untuk bangunan gedung.

SNI 03-2847-2002, Tata cara perhitungan struktur beton

untuk bangunan gedung.

SNI 07-2052-2002, Baja tulangan beton.

SNI 15-2049-2004, Semen portland.

SNI 1972-2008, Cara uji slump beton.

Technical Standards and Commentaries For Port and

Harbour Facilities In Japan, Edisi 1999,The Overseas

Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI).

International Marine Organization. 2003. International

Ships & Port Facility Security Code and SOLAS

Amendments 2002.

3. Penyusunan Konsep Standar

Konsep standar dermaga untuk pelayanan kapal perintis disusun

dengan ruang lingkup seputar persyaratan struktur dermaga

pelayaran kapal perintis dengan konstruksi deck on pile.

Berdasarkan studi literatur, diketahui bahwa terdapat 4 (empat)

ukuran kapal perintis yang beroperasi:

Tabel 5.5 dimensi tipikal kapal perintis

No Bobot kapal Panjang Lebar Draf

maks.

1 350 DWT (445 GT) 47 m 8,6 m 2,65 m

2 500 DWT (745 GT) 51,8 m 10,4 m 2,85 m

3 750 DWT (980 GT) 58,5 m 12 m 2,75 m

4 1000 DWT (1200

GT)

62,8 m 12 m 2,7 m

Sumber : Rakornas perintis, 22 s.d 24 Mei 2012 Mercure – ancol Jakarta

Pada prinsipnya struktur konsep standar dermaga untuk

pelayanan kapal perintis disusun mengacu pada Konsep Standar

Dernaga Pelra dalam Studi Penyusunan Konsep Standar di

Bidang Prasarana Pelayaran, 2012.

Page 214: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-8

C. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah

1. Hasil Survey

Berdasarkan hasil survey, diperoleh data dermaga curah kering

yang terangkum dalam Tabel 5.6. Dimensi dermaga yang

tercantum adalah dimensi minimum, jika pelayanan dilakukan

tidak spesifik pada satu dermaga.

Tabel 5.6 Rangkuman data Dermaga Curah Kering

Lokasi Panjang

(m)

Lebar

(m)

Draft

(mLWS) Khusus

Tanjung Priok

001 GD s/d 003

Selatan

310 15 -6 Ya

109 GD & 110

GD

321 15 -7 Ya

111 178 16 -8 Ya

113 GD 640 25 -8 Ya

201 GD s/d 202

GD

320.40 14 -9,2 Ya

203 GD 185.50 18.50 -9,3 Ya

212 – 213 322.8 11 -9 Ya

Tanjung Perak

Jamrud Utara 1.200 15 -10 Tidak

Jamrud Barat 210 15 -7 Ya

Nilam Timur

Konvensional

930 15 -8 Tidak

BJTI – Berlian

Timur

240 - -9.6 Tidak

Page 215: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-9

Tabel 5.6 (lanjutan)

Lokasi Panjang

(m)

Lebar

(m)

Draft

(mLWS) Khusus

Makassar

Dermaga 101 330 11 -9 Ya

Teluk Bayur

Dermaga Khusus

Semen

98 20 -10 Ya

Dermaga Semen

Timur

150 20 -11 Ya

Dermaga Semen

Barat

150 20 -11 Ya

Dermaga Khusus

Batubara

217 23 -10 Ya

Benoa - - - -

Berdasarkan hasil survey, diperoleh data dermaga curah cair

pada Tabel 5.7. Dimensi dermaga yang tercantum adalah

dimensi minimum, jika pelayanan dilakukan tidak spesifik pada

satu dermaga.

Tabel 5.7 Rangkuman data Dermaga Curah Cair

Lokasi Panjang

(m)

Lebar

(m)

Draft

(mLWS) Khusus

T. Priok – GD

003-004

356 16 6 Ya

T. Perak – Nilam

Timur Konv

930 15 -8 Tidak

Makassar –

Dermaga 102

230 11 -9 Ya

T.Bayur – Jetty

CPO

30 20 -10 Ya

Benoa – Dermaga

Umum

206 15 -7 Tidak

2. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

BS 6349-1: 2000, Maritime structures - Part 1: Code of

practice for general criteria.

Page 216: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-10

BS 6349-1: 2000, Maritime structures - Part 1: Code of

practice for general criteria.

Standar Dermaga, 2010, Direktorat Pelabuhan dan

Pengerukan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,

Kementerian Perhubungan.

SK SNI 03 - XXXX – 2002, Tata cara perencanaan struktur

kayu untuk bangunan gedung.

SNI 03-1726-2002, Standar perencanaan ketahanan gempa

untuk struktur bangunan gedung.

SNI 03-1729-2002, Tata cara perencanaan struktur baja

untuk bangunan gedung.

SNI 03-2847-2002, Tata cara perhitungan struktur beton

untuk bangunan gedung.

SNI 07-2052-2002, Baja tulangan beton.

SNI 15-2049-2004, Semen portland.

SNI 1972-2008, Cara uji slump beton.

Technical Standards and Commentaries For Port and

Harbour Facilities In Japan, Edisi 1999,The Overseas

Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI).

3. Penyusunan Konsep Standar

Mengingat terdapat perbedaan yang mencolok antara dermaga

curah kering dan dermaga curah cair, maka konsep standar

dermaga untuk pelayanan kapal curah dibuat menjadi dua modul,

yakni konsep standar dermaga untuk pelayanan kapal curah cair

dan konsep standar dermaga untuk pelayanan kapal curah kering.

Konsep standar dermaga untuk pelayanan kapal curah cair

disusun dengan ruang lingkup seputar persyaratan struktur

dermaga curah cair dengan konstruksi jetty.

Konsep standar dermaga untuk pelayanan kapal curah kering

disusun dengan ruang lingkup seputar persyaratan struktur

dermaga curah kering dengan konstruksi deck on pile.

Pada prinsipnya struktur konsep standar dermaga untuk

pelayanan kapal curah disusun mengacu pada Konsep Standar

Dernaga Pelra dalam Studi Penyusunan Konsep Standar di

Bidang Prasarana Pelayaran, 2012.

Page 217: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-11

D. Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti kemas

1. Hasil Survey

Berdasarkan hasil survey, diperoleh data dermaga peti kemas

terangkum dalam Tabel 5.8. Dimensi dermaga yang tercantum

adalah dimensi minimum, jika pelayanan dilakukan tidak

spesifik pada satu dermaga.

Tabel 5.8 Rangkuman data Dermaga Peti kemas

Lokasi Panjang

(m)

Lebar

(m)

Draft

(mLWS) Khusus

Tanjung Priok

Terminal I 1.479,7 - - -

Terminal II 3.140,5 - - -

Terminal III 2.178 - - -

TPK Koja 650 40 14 Ya

JICT – Terminal

1

1.640 - 11 Ya

JICT – Terminal

2

500 - 8.6 Ya

Tanjung Perak

T. Perak - Nilam

Timur MP

320 15 -9 Ya

BJTI - Berlian

Utara

140 - -6.5 Ya

BJTI - Berlian

Timur

540 - -9.6 Ya

BJTI - Berlian

Barat

700 - -8 Ya

TPS - Dermaga

Internasional

1.000 50 -10.5 Ya

TPS - Dermaga

Domestik

400 50 -7.5 Ya

Page 218: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-12

Tabel 5.8 (lanjutan)

Lokasi Panjang

(m)

Lebar

(m)

Draft

(mLWS) Khusus

Makassar

Pangkalan Hatta 850 9 -11 Ya

Teluk Bayur

Dermaga 01 150 13 -10 Tidak

Dermaga 02 148 20.4 -10 Tidak

Dermaga 03 142 20.4 -10 Tidak

Dermaga 04 126 20.4 -10 Tidak

Dermaga 05 107.5 26 -10 Tidak

Dermaga 06 114.5 26 -10 Tidak

Dermaga Beton

Umum

175 20 -10 Tidak

Benoa

Dermaga Timur 290 20 -9 Tidak

1. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

BS 6349-1: 2000, Maritime structures - Part 1: Code of

practice for general criteria.

Standar Dermaga, 2010, Direktorat Pelabuhan dan

Pengerukan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,

Kementerian Perhubungan.

SK SNI 03 - XXXX – 2002, Tata cara perencanaan struktur

kayu untuk bangunan gedung.

SNI 03-1726-2002, Standar perencanaan ketahanan gempa

untuk struktur bangunan gedung.

SNI 03-1729-2002, Tata cara perencanaan struktur baja

untuk bangunan gedung.

SNI 03-2847-2002, Tata cara perhitungan struktur beton

untuk bangunan gedung.

SNI 07-2052-2002, Baja tulangan beton.

SNI 15-2049-2004, Semen portland.

SNI 1972-2008, Cara uji slump beton.

Page 219: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-13

Technical Standards and Commentaries For Port and

Harbour Facilities In Japan, Edisi 1999,The Overseas

Coastal Area Development Institute of Japan (OCDI).

2. Penyusunan Konsep Standar

Konsep standar dermaga untuk pelayanan kapal perintis disusun

dengan ruang lingkup seputar persyaratan struktur dermaga

pelayaran kapal peti kemas dengan konstruksi deck on pile.

Berdasarkan studi literatur, diketahui bahwa terdapat 6 (enam)

ukuran kapal peti kemas berdasarkan evolusinya:

Tabel 5.9 Dimensi tipikal Kapal Peti kemas

Container

Ships

Container

Capacity

(TEUs)

Draught

(m)

Length

(m)

Generasi

Pertama

500-800 9 135-200

Generasi Kedua 1000-2500 10 215

Generasi Ketiga 3000-4000 11-12 250-290

Generasi

Keempat

4000-5000 11-13 275-305

Generasi

Kelima

5000-8000 13-14 335

Generasi

Keenam

11000-14500 15,5 397

Sumber: : The Geography of Transport System. Copyright © 2009-2011

container-transportation.com. All rights reserved.

Pada prinsipnya struktur konsep standar dermaga untuk

pelayanan kapal peti kemas disusun mengacu pada Konsep

Standar Dernaga Pelra dalam Studi Penyusunan Konsep Standar

di Bidang Prasarana Pelayaran, 2012.

E. Dermaga Multipurpose Untuk Pelayanan Kapal Lolo dan Roro

1. Hasil Survey

Berdasarkan hasil survey, diperoleh data dermaga multipurpose

yang terangkum dalam Tabel 5.10. Dimensi dermaga yang

tercantum adalah dimensi minimum, jika pelayanan dilakukan

tidak spesifik pada satu dermaga.

Page 220: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-14

Tabel 5.10 Rangkuman data Dermaga Multipurpose

Lokasi Panjang

(m)

Lebar

(m)

Draft

(mLWS)

Tanjung Priok

Tanjung Perak

T. Perak – Jamrud Selatan 780 18 -8.5

Kade Perak 140 7 -7.2

Makassar

Pangkalan Soekarno

Dermaga 103

290 11 -9

Pangkalan Hasanuddin 210 15 -12

Teluk Bayur

Dermaga 01 150 13 -10

Dermaga 02 148 20.4 -10

Dermaga 03 142 20.4 -10

Dermaga 04 126 20.4 -10

Dermaga 05 107.5 26 -10

Dermaga 06 114.5 26 -10

Dermaga Beton Umum 175 20 -10

Benoa

Dermaga Selatan 206 15 -7

2. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

BS 6349-1, Maritime structures – Part 1: Code of practice

for general criteria

BS 6349-2, Maritime structures – Part 2: Design of quay

walls, jetties and dolphins

BS 6349-4, Maritime structures – Part 4: Code of practice

for design of fendering and mooring systems

Technical standards and commentaries for port and harbour

facilities in Japan, OCDI, 2002.

3. Penyusunan Konsep Standar

Mengingat terdapat perbedaan yang mencolok antara dermaga

lolo dan roro, maka konsep standar dermaga multipurpose untuk

pelayanan kapal lolo dan roro dibuat menjadi dua modul, yakni

Page 221: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-15

(1) konsep standar dermaga untuk pelayanan kapal lolo; dan (2)

konsep standar dermaga untuk pelayanan kapal roro.

Konsep standar dermaga Ro/Ro mencakup dermaga yang

melayani segala jenis kapal yang memiliki ramp sebagai moda

bongkar muat, termasuk diantaranya kapal ferry penumpang dan

car carrier.

Konsep standar dermaga lolo mencakup dermaga yang melayani

segala jenis kapal yang menggunakan metode bongkat muat

dengan mengangkat cargo dengan crane atau alat bongkar muat

lainnya.

F. Fasilitas Wilayah Tertentu di Daratan (Dry Port) yang Berfungsi

Sebagai Pelabuhan

1. Hasil Survey

Dry port terdekat di sekitar lokasi survey adalah Cikarang Dry

Port yang relatif dekat dengan Tanjung Priok. Namun demikian

tidak berhasil diperoleh data di lokasi ini. Selain kunjungan ke

Cikarang Dry Port, juga dilakukan survey ke Dry Port Terminal

Peti kemas Bandung.

Tabel 5.11 Rangkuman Data Dry Port

Fasilitas TPKB Cikarang Dry Port

Area

Penumpukan(CY)

Gudang CFS Ekspor

Gudang CFS Import

Hanggar Mekanik

Gedung Perkantoran

Pos Penjagaan

Gate Check Point

Jalan Akses

Lapangan parkir truk

Jalan raya

Rel kereta api

2. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

Page 222: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-16

Böse, Jürgen W. (editor). Handbook of Terminal Planning.

Springer, 2011.

Course, A.G. (Captain), R.B. Oram (Colonel). Glossary of

Cargo-Handling Terms. 2nd edition. Nautical Press. Brown,

Son & Ferguson, Ltd., Glasgow 1974.

Güler, Nil. Containerization and Terminal Area

Requirements. Pomorski zbornik 39 (2001)1, 153-171.

Kim, Kap H., Hans-Otto Günther (editors). Container

Terminals and Cargo Systems. Springer, 2007.

The Technical Standards and Commentaries for Port and

Harbor Facilities in Japan. The Overseas Coastal Area

Development Institute of Japan, 2002.

Thoresen, Carl A. Port Designer's Handbook:

Recommendations and Guidelines. Thomas Telford

Publishing, London 2003.

Triatmojo, Bambang. Perencanaan Pelabuhan. Beta Offset,

Yogyakarta 2009.

Soedjono Kramadibrata, Perencanaan Pelabuhan, Ganeca

Exact Bandung, 1985.

Tsinker, Gregory P. (editor). Port Engineering: Planning,

Construction, Maintenance, and Security. John Wiley &

Sons, Inc., 2004.

UNCTAD. Port development: A handbook for planners in

developing countries. 2nd edition. United Nations, New York

1985.

UNCTAD. UNCTAD Monographs On Port Management –

No. 9 Multi-purpose port terminals Recommendations for

planning and management. United Nations, New York 1991.

Velsink, H. Port And Terminals. Planning And Functional

Design. Delft, October 1993.

LEONG, Thin Yin, LAU Hoong Chuin. Generating Job

Schedules for Vessel Operations in a Container Terminal,

Singapore Management University, Singapore 2007.

3. Penyusunan Konsep Standar

Konsep standar fasilitas wilayah tertentu di daratan yang

berfungsi sebagai pelabuhan (dry port) disusun dengan ruang

Page 223: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-17

lingkup seputar jenis aktivitas, prosedur, fasilitas, dan

peralatannya.

Pada prinsipnya struktur konsep standar dermaga untuk

pelayanan kapal curah disusun mengacu pada Standar Fasilitas

Transhipment Peti kemas Pada Pelabuhan Utama dalam Studi

Standarisasi di Bidang Kepelabuhanan, 2011, namun

disesuaikan dengan lingkup dry port.

G. Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk Barang

Berbahaya

1. Hasil Survey

Hampir di setiap lokasi survey terdapat TUKS barang berbahaya,

yang didominasi TUKS Pertamina yang memuat BBM. Di

Tanjung Perak terdapat TUKS Aneka Kimia Raya yang memuat

curah cair kimiawi, sedangkan di Benoa TUKS Pertamina juga

memuat aspal cair. Daftar TUKS di lokasi survey ditunjukkan

pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12 Daftar TUKS di Lokasi Survey.

Daftar TUKS Jenis

Muatan

Tanjung Priok

- -

Tanjung Perak

TUKS Pertamina BBM

TUKS Aneka Kimia Raya Curah cair

Makassar

TUKS Pertamina BBM

Teluk Bayur

TUKS Pertamina BBM

Benoa

TUKS Pertamina BBM, Aspal

1. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak

Lingkungan Nomor Kep-01/Bapedal/09/1995 Tanggal 5

September 1995, Tata Cara dan Persyaratan Teknis

Page 224: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-18

Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah Bahan Berbahaya

dan Beracun.

Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 17 Tahun 2000,

Pedoman Penanganan Barang Berbahaya dalam kegiatan

Pelayaran di Indonesia.

The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan,

Technical Standard and Commentaries for Port and

Harbour Facilities in Japan, Tokyo, 2002.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun

2009, Kepelabuhanan.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 44/M-

DAG/PER/9/2009, Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan

Bahan Berbahaya.

Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 23/M-

DAG/PER/9/2011, Perubahan Atas Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 44/M-DAG/PER/9/2009 tentang

Pengadaan, Distribusi, dan Pengawasan Bahan Berbahaya.

International Maritime Organization, International

Maritime Dangerous Goods (IMDG) Code, 2012.

2. Penyusunan Konsep Standar

Konsep standar terminal untuk kepentingan sendiri untuk barang

berbahaya disusun dengan ruang lingkup persyaratan fasilitas

pada TUKS B2. B2 yang dimaksud adalah semua jenis zat, bahan

dan barang yang terdaftar dalam IMDG Code. Konsep standar

ini tidak mengatur penanganan B2 (pengemasan, pelabelan dan

pengangkutan) yang telah tercakup di dalam IMDG Code.

Pada prinsipnya struktur konsep standar TUKS untuk barang

berbahaya disusun mengacu pada Standar Terminal Untuk

Kepentingan Sendiri (TUKS) Batubara dan Standar Terminal

Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) CPO dalam Studi

Standarisasi di Bidang Kepelabuhanan, 2011.

H. Fasilitas Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area)

1. Hasil Survey

Data pembuangan hasil keruk di lokasi survey terangkum pada

Tabel 5.13.

Page 225: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-19

Tabel 5.13 Data Pembuangan Hasil Keruk di Lokasi

Survey.

Lokasi Volume

(m3)

Periode Lokasi

dumping area

Keterangan

T.Priok - - - Data tidak

diperoleh

T.Perak - 2 tahun Sesuai PM

52/2011

Dibuang ke

laut

Makassar - 5 tahun

yang

lalu

05°10’50,00”

LS

119°20’20,00”

BT

Dibuang ke

laut

Teluk

Bayur

287.000 2 tahun 01°01’25,00’’

LS

100°20’25,00’’

BT

Dibuang ke

laut

Benoa 250.000 Tahunan 08°84’07,79’’

LS

115°12’42,66’’

BT

Reklamasi

2. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

Keputusan Menteri Perhubungan No. 53 Tahun

2002,Tatanan Kepelabuhan Nasional.

Keputusan Menteri Perhubungan No. PP.72/2/20-99,

Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Laut

Pedoman Teknis Kegiatan Pengerukan dan Reklamasi,

Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Departemen

Perhubungan, 2006.

Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2010, Kenavigasian.

Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009, Kepelabuhan.

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 52 Tahun 2011,

Pengerukan dan Reklamasi.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-6471-2000, Tatacara

Pengerukan Muara Sungai dan Pantai.

Undang undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008

Tentang Pelayaran.

Page 226: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-20

3. Penyusunan Konsep Standar

Konsep standar fasilitas pembuangan hasil keruk disusun dengan

ruang lingkup desain dan pengembangan fasilitas pembuangan

material hasil keruk, yang disusun sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku sehingga fasilitas pembuangan material

hasil pengerukan (dumping area) bisa dikatakan memadai

dan/atau layak dioperasikan.

I. Car Terminal

1. Hasil Survey

Pelabuhan yang telah memiliki fasilitas khusus Car Terminal

adalah Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Makassar.

2. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

Keputusan Menteri Perhubungan No. 53 Tahun

2002,Tatanan Kepelabuhan Nasional.

Keputusan Menteri Perhubungan No. PP.72/2/20-99,

Standar Kinerja Pelayanan Operasional Pelabuhan Laut

Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2009, Kepelabuhan.

Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 51 Tahun 2011,

Terminal Khusus dan Terminal untuk Kepentingan Sendiri.

Undang undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2008

Tentang Pelayaran.

3. Penyusunan Konsep Standar

Konsep standar Car Terminal disusun dengan ruang lingkup

terkait dasar dalam mendesain dan pengembangan Car Terminal

dengan kelengkapan dasar yang memadai hingga layak

dioperasikan dalam suatu sistem penataan ruang kepelabuhanan.

J. Fasilitas Penampungan Limbah dan Sampah dari Kegiatan

Pelabuhan

1. Hasil Survey

Selain di Pelabuhan Benoa, di seluruh lokasi survey telah

terdapat Reception facility untuk menampung limbah minyak

Page 227: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-21

baik dari kapal maupun dari kegiatan pelabuhan. Pelabuhan

Benoa hanya menyediakan bak tampung sementara yang

pengelolaannya diserahkan kepada pihak ketiga. Pengelolaan

sampah di pelabuhan yang disurvey dilaksanakan bekerja sama

dengan dinas kebersihan kota.

Tabel 5.14 Fasilitas penampungan limbah di lokasi survey

Lokasi Fasilitas

Data

Volume

Limbah

Data

RF

Data

Sispro/SOP

T. Priok Reception

facility

T. Perak Reception

facility

Makassar Reception

facility

Teluk

Bayur

Reception

facility

Benoa

Bak

tampung

sementara

Tabel 5.15 Fasilitas penampungan sampah di lokasi survey

Lokasi Data

Volume

Sampah

Data

Kapasitas

Wadah

Data

Sispro/SOP

T. Priok

T. Perak

Makassar

Teluk

Bayur

Benoa

2. Daftar Acuan Literatur

Beberapa literatur yang relevan dengan judul standar adalah

sebagai berikut:

Page 228: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

5-22

SNI 03.3242-1994, Tata cara pengelolaan sampah di

permukiman.

SNI 19-2454-2002, Tata cara teknik operasional pengelolaan

sampah perkotaan.

SNI 3242:2008, Pengelolaan sampah di permukiman.

Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 46 Tahun 1986,

Pengesahan International Convention For The Prevention

Of Pollution From Ships 1973, Beserta Protokol.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun

2009, Kepelabuhanan.

Keputusan Menteri Perhubungan nomor 215 Tahun 1987,

Pengadaan Fasilitas Penampungan Limbah dari kapal.

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun

2009, Pengelolaan Limbah di Pelabuhan.

Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-

01/BAPEDAL/09/1995, Tata Cara dan Persyaratan Teknis

Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah B3.

Keputusan Kepala BAPEDAL No. KEP-

03/BAPEDAL/09/1995, Persyaratan Teknis Pengolahan

Limbah B3.

International Maritime Organization, 2nd Edition 1999.

Comprehensive Manual On Port Reception facilities

MARPOL 73/78. International Convention for the

Prevention of Marine Pollution from Ships.

3. Penyusunan Konsep Standar

Konsep standar fasilitas penampungan limbah dan sampah dari

kegiatan pelabuhan disusun dengan ruang lingkup jenis, jumlah

dan penempatan fasilitas penampungan limbah dan sampah dari

kegiatan pelabuhan. Fasilitas penampungan yang dimaksud

adalah tempat penampungan sementara sebelum limbah dan

sampah diangkut untuk ditangani lebih lanjut.

Page 229: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

6 KESIMPULAN

BAB VI KESIMPULAN

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan informasi yang terkumpul dari

kegiatan survey lapangan, dan dari hasil tinjauan literatur, dapat

disimpulkan bahwa perlu disusun standar yang mengatur penyediaan

prasarana pelayaran dan fasilitas pelabuhan. Hal ini didasarkan pada

kenyataan bahwa belum ada keseragaman dalam penyediaan fasilitas

yang disurvey. Untuk itu konsultan telah menyusun 10 tema standar

yang terdiri atas:

1. Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk Pelayanan

Kapal Pesiar dan Penumpang Internasional:

a. Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk

Pelayanan Kapal Pesiar (cruise) dan Penumpang

Internasional.

b. Standar Fasilitas dan Peralatan di Pelabuhan untuk

Pelayanan Kapal Pesiar tipe Yacht.

2. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal Perintis;

3. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Curah:

a. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang

Curah Cair;

b. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang

Curah Kering;

4. Standar Dermaga untuk Pelayanan Kapal dan Barang Peti

kemas;

5. Standar Dermaga Multipurpose Untuk Pelayanan Kapal Lolo

dan Roro:

a. Standar Dermaga Untuk Pelayanan Kapal Lolo;

b. Standar Dermaga Untuk Pelayanan Kapal Roro;

6. Standar Fasilitas Wilayah Tertentu di Daratan (Dry Port) yang

Berfungsi Sebagai Pelabuhan;

7. Standar Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS) untuk

Barang Berbahaya;

Page 230: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

6-2

8. Standar Fasilitas Pembuangan Hasil Keruk (Dumping area);

9. Standar Car Terminal;

10. Standar Fasilitas Penampungan Limbah dan Sampah dari

Kegiatan Pelabuhan.

Secara umum, konsep standar yang disusun mengadopsi RSNI dan

konsep standar yang telah disusun dalam beberapa studi terdahulu

oleh Balitbang Kementerian Perhubungan.

Standar fasilitas dan peralatan untuk pelayanan kapal pesiar dan

penumpang internasional disusun berdasarkan ukuran kapal pesiar

dan jumlah penumpang yang diangkut. Konsep standar fasilitas dan

peralatan pelayanan kapal pesiar perlu dipisahkan menjadi 2 (dua)

bagian, yakni untuk kapal pesiar tipe cruise dan tipe yacht. Konsep

standar dermaga disusun berdasarkan ukuran kapal rencana dan

mengacu pada Standar Dermaga yang telah diterbitkan oleh

Kementerian Perhubungan pada tahun 2010. Konsep standar

dermaga curah perlu dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian, yakni

dermaga curah cair dan curah kering. Konsep standar dermaga lolo

dan roro dipisahkan menjadi 2 (dua) bagian, yakni dermaga lolo dan

dermaga roro. Konsep standar fasilitas wilayah tertentu di daratan

yang berfungsi sebagai pelabuhan disusun berdasarkan rencana arus

peti kemas yang dilayani. Konsep standar terminal untuk

kepentingan sendiri untuk barang berbahaya hanya mengatur fasilitas

pelabuhan. Ketentuan pengemasan, pelabelan dan pengangkutan

yang telah diatur secara terperinci di dalam IMDG Code telah

diadopsi melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 17 Tahun

2000. Konsep standar fasilitas pembuangan material keruk disusun

berdasarkan peraturan-peraturan yang berlaku dengan tujuan agar

fasilitas pembuangan material hasil pengerukan (dumping area) bisa

dikatakan memadai dan/atau layak dioperasikan. Konsep standar

fasilitas Car Terminal disusun dengan lingkup sistem operasi dan

kebutuhan fasilitas Car Terminal secara umum. Konsep standar

fasilitas penampungan limbah dan sampah dari kegiatan pelabuhan

hanya mengatur seluruh jenis limbah dan sampah dari kegiatan

penunjang pelabuhan, dan tidak mengatur limbah dari kapal yang

telah disusun dalam studi terdahulu.

B. Saran

Prasarana pelayaran dan fasilitas pelabuhan merupakan bagian

penting dari Transportasi Laut. Keberadaan standar yang mengatur

Page 231: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

6-3

setiap komponen prasarana pelayaran dan fasilitas pelabuhan sangat

penting untuk terlaksananya roda transportasi laut yang terencana,

terukur dan berimbang (proporsional). Studi ini hanya mencakup

sebagian kecil dari sistem pelayaran dan kepelabuhanan yang sangat

luas cakupannya. Oleh karena itu, konsultan mengusulkan agar di

masa yang akan datang studi penyusunan konsep standar juga dibuat

untuk bidang lain yang belum tercakup dalam studi ini.

Page 232: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan
Page 233: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

7 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Agerschou, Hans, etal. Planning and Design of Ports and Marine

Terminals. 2nd edition. Thomas Telford Publishing, London 2004.

Böse, Jürgen W. (editor). Handbook of Terminal Planning. Springer,

2011.

Bruun, Per. Port Engineering. 4th edition Volume 1: Harbor Planning,

Breakwaters, and Marine Terminals. Gulf Publishing Company,

Houston Texas 1989.

BSI, 2000. British Standard Code of Practice for Maritime Structures.

Part 1: General Criteria. BS-6349. British Standards Institution.

London. Part 2: Design of Quay Walls, Jetties, and Dolphins. (1988).

Part 3: Design of Dry Docks, Locks, Slipways, and Shipbuilding

Berths. (1988). Part 4: Code of Practice for Design of Fendering and

Mooring Systems. (1994).

Canadian Transportation Agency, Code of Practice Passenger Terminal

Accessibility, Minister of Public Works and Government Services

Canada, Canada, 2007.

Course, A.G. (Captain), R.B. Oram (Colonel). Glossary of Cargo-

Handling Terms. 2nd edition. Nautical Press. Brown, Son &

Ferguson, Ltd., Glasgow 1974.

De Leeuw, A.M., et.al. “Port Reception facilities for Collecting Ship

Generated Garbage, Bilge Water and Oily Waste. Activity D –

Standard Design.” REMPEC Project Final Report No.

MED.B4.4100.97.0415.8. The Hague: Tebodin B.V., 2004.

Direktorat Pelabuhan dan Pengerukan, Direktorat Jenderal Perhubungan

Laut, Departemen Perhubungan, Standardisasi Terminal Penumpang

Pelabuhan Laut, Jakarta, 1993.

Duluth-Superior Cruise Ship Terminal Facility Study, diakses tanggal 6

September 2013, dari http://www.dsmic.org/

Frick, Anders, 2005. Safety Considerations for the Design of Mobile

Elevating Gangways and Passenger Boarding Bridges for Cruise

Ships, Alexandria: AAPA.

Page 234: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

7-2

Gaythwaite, John W. Design of Marine Facilities for the Berthing,

Mooring, abnd Repair of Vessels. 2nd edition. ASCE Press, Reston

Virginia, 2004.

Güler, Nil. Containerization and Terminal Area Requirements. Pomorski

zbornik 39 (2001)1, 153-171.

International Maritime Organization. "Comprehensive Manual On Port

Reception facilities, 2nd Edition." London: International Maritime

Organization, 1999.

International Maritime Organization. MARPOL - Consolidated Edition

2006. London: International Maritime Organization, 2006.

Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Informasi 25 Pelabuhan

Strategis Indonesia. (http://www.dephub.go.id/read/informasi-

layanan-publik/31, diakses 06 Maret 2011).

Kim, Kap H., Hans-Otto Günther (editors). Container Terminals and

Cargo Systems. Springer, 2007.

Latin American Trade & Transportation Study (LATTS), Port Terminal

Planning Modules, Appendix IV, 2001.

Levis, L., 2006. Planning for Cruise Terminals. Diakses tanggal 17 Juli

2013, dari http://www.aapa-ports.org/.

MARCOM WG 33, 2002. Guidelines for the Design of Fender Systems,

Brussel: PIANC.

Pedoman Teknis Kegiatan Pengerukan dan Reklamasi, Direktorat

Jenderal Perhubungan Laut, Departemen Perhubungan, 2006.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009.

Tentang Kepelabuhanan.

Port Reception facility Study in The Republic of Croatia,

EuropeAid/125614/D/SER/HR. NEA reference number 31029.

Annex to PRF system concept – Port waste management of Annex I

and Annex V wastes.

PT. (Persero) Pelindo II Cabang Tanjung Priok, Jakarta. Website:

http://www.priokport.co.id

Page 235: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

7-3

Soedjono Kramadibrata, Perencanaan Pelabuhan, Ganeca Exact

Bandung, 1985.

Sofi'i, M. & Djaja, I. K., 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja. Jilid 1 ed.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Standard Design Criteria For Port In Indonesia, 1984. Maritime Sector

Development Programme. Directorate General of Sea

Communications.

Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara NO. SKEP/ 347/

XII/ 1999, tentang Standar rancang bangun dan / atau rekayasa

fasilitas dan peralatan bandar udara, Departemen Perhubungan,

1999.

The Disabled Persons Transport Advisory Committee (DPTAC), The

Design of Large Passenger Ships and Passenger Infrastructure:

Guidance on Meeting the Needs of Disabled People, United

Kingdom, 2000.

The International Air Transport Association (IATA), Airport

Development Manual, 8th ed., 1995.

The Overseas Coastal Area Development Institute of Japan, Technical

Standard and Commentaries for Port and Harbour Facilities in Japan,

Tokyo, 2002.

Thoresen, Carl A. Port Design Guidelines and Recommendations.

Trondheim: Tapir Publishers, 1988.

Thoresen, Carl A. Port Designer's Handbook: Recommendations and

Guidelines. Thomas Telford Publishing, London 2003.

Transit Cooperation Research Program, Transit Capacity and Quality of

Service Manual, 2nd Edition, Washington D.C., 2003.

Triatmojo, Bambang. Perencanaan Pelabuhan. Beta Offset, Yogyakarta

2009.

Tsinker, Gregory P. (editor). Port Engineering: Planning, Construction,

Maintenance, and Security. John Wiley & Sons, Inc., 2004.

Tsinker, Gregory P., Handbook of Port and Harbor Engineering :

Geotechnical and Structural Aspects, New York, 1996.

Page 236: STUDI PENYUSUNAN KONSEP STANDAR DI BIDANG …elibrary.dephub.go.id/elibrary/media/catalog/0010-021500000000191... · Laporan Akhir ini menyajikan hasil ... Standar Dermaga untuk Pelayanan

7-4

UNCTAD. Port development: A handbook for planners in developing

countries. 2nd edition. United Nations, New York 1985.

UNCTAD. UNCTAD Monographs On Port Management – No. 9 Multi-

purpose port terminals Recommendations for planning and

management. United Nations, New York 1991.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008. tentang

Pelayaran. http://portal.djmbp.esdm.go.id.

US Department of Homeland Security, Cruise Terminal Design

Standards, U.S. Customs And Border Protection Design Standards

For Cruise Ship Passenger Processing Facilities, October 2006.

US-DOD, 2005. Unified Facilities Criteria UFC 4-152-01 Design: Piers

and Wharves. s.l.:US-DOD.

Velsink, H. Port And Terminals. Planning And Functional Design. Delft,

October 1993.

Wolterink, J.W. Klein, et.al. “Port Reception facilities for Collecting

Ship Generated Garbage, Bilge Water and Oily Waste. Activity B –

Optimum Solution for Collection, Treatment and Disposal of

Relevant of Ship Generated Solid and Liquid Wastes.” REMPEC

Project Final Report No. MED.B4.4100.97.0415.8. The Hague:

Tebodin B.V., 2004.

Zhou Liu, Hans F. Burcharth, Port Engineering, Laboratoriet for

Hydraulik og Havnebygning Aalbor Universitet, Udgave, 1999.