studi literatur keterampilan proses sains pada 50 …
TRANSCRIPT
STUDI LITERATUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA 50
JURNAL FISIKA
SKRIPSI
Oleh :
ZAENAB MUSRAD
105391106216
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKSSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
STUDI LITERATUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA 50
JURNAL FISIKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar
Sarjanapendidikan pada jurusan Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan Dan IlmuPendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
ZAENAB MUSRAD
105391106216
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKSSAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
2021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Orang sukses tidak identik dengan orang kaya, dan orang gagal tidak identik
dengan orang miskin. Menang kalahnya seseorang, sukses gagalnya seseorang
tidak ditentukan apakah iya kaya atau miskin, melainkan oleh kekalahan atau
kemenangan mental orang itu terhadap kekayaan atau kemiskinan
(Emha Ainun Najib).
Persembahan Skripsi ini untuk :
Karya tulis ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tercinta, Bapak
Mustapa dan Ibu Komrad yang selalu mendoakan dan menyemangati, untuk
keluarga besar dan untuk mamak tua saya yang selalu menyayangi saya layaknya
anak kandung. Dan saya bersyukur tumbuh besar oleh didikan para beliau
dimana saya bisa merasakan kasih sayang dan cinta yang luar biasa tanpa
kekurangan sedikitpun.
vii
ABSTRAK
Zaenab Musrad. 2020. Studi Literatur Keterampilan Proses Sains Pada 50
jurnal fisika Skripsi, Program studi Pendidikan fisika, fakultas keguruan dan ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing I Nurlina dan
Pembimbing II Riskawati.
Salah satu terobosan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah
mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan
deduktif. Tujuan tersebut dapat dicapai jika peserta didik memiliki kemampuan
memahami konsep dan keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Namun,
pemberian informasi tidak biasa hanya difokuskan pada keaktifan peserta didik
yang cenderung guru menyampaikan informasi hanya satu arah melalui ceramah
saja.Penumpukan informasi dan konsep saja membuat peserta didik hanya
menghafal tanpa memahami materi yang diberikan.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar presentase
Analisis Keterampilan Proses Sains pada 50 jurnal fisika, indikator keterampilan
proses sains yang paling sering dan kurang digunakan pada analisis keterampilan
proses sains. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis keterampilan
proses sains pada 50 jurnal fisika, indikator keterampilan proses sains yang
digunakan pada proses pembelajaran fisika akan dianalisi dengan melalui hasil
penelitian dalam bentuk jurnal. Penelitian ini menggunakan jenis studi literatur
(library research) dengan pendekatan kualitatif dan persentse indikator
keterampilan proses sains di analaisis secara kuantitatif. Instrument penelitian
mengumpulkan data sebanyak 50 jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains.
Berdasarakan hasil penelitian didapatakan jenis indikator keterampilan
proses sains yang paling banyak digunakan adalah jenis indikator melaksanakan
percobaan/penyelidikan dengan persentase 18% dan indikator meramalkan
/memprediksi adalah jenis indikator yang tidak digunakan pada jurnal
keterampilan proses sains pada 50 jurnal fisika dengan persentase 0%. Sehingga
penelitian diharapkan dapat menjadikan referensi pada pembelajaran yang
digunakan dalam proses belajar mengajar.
Kata kunci : keterampilan proses sains, jurnal, studi literatur.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
Skripsi yang berjudul “Studi Literatur Keterampilan Proses Sains Pada 50
Jurnal Fisika”
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak.Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini dan secara khusus
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin penelitian kepada
penulis.
2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi izin
penelitian pada penulis.
3. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Makassar dan selaku pembimbing satu yang telah memberi izin penelitian dan
viii
membantu kelancaran penulisan dan telah memberikan bimbingan, saran
dukungan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.
4. Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing dua yang telah
memberikan bimbingan, saran dukungan semangat kepada penulis dalam
menyusun skripsi ini.
5. Teristimewa kepada kedua orangtua dan kedua adik saya (Wafik Azisah, dan
Arham Hidayat) yang telah mendoakan, menyemangati dan pengorbananya
baik dari segi moril, materi kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Keluarga khususnya mamak tua, om bapak, ibu, kakak Jeje, kakak Uci, kakak
Marko yang selalu kirimkan uang jajan.
7. Sahabat sekaligus sepupu (Mbak Pipit, Dodi Payet, dan Nurfadila) yang
selalu jadi support system ketika saya down dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan Dispersi B, Dispersi 2016, Rizma Aulia
Umsiani, Nurul Pratiwi dan khususnya untuk Keluarga Tercemar (Lilis,
Yaya, Wahda, Wana, Uya, Lisma, Ari, Surya, Fikal, Sahrul, Dayat, Rozi,
Kasjan, dan Arief) yang selalu siap siaga membantu dalam segala hal dalam
penyusunan skripsi.
9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti tentunya menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu peneliti berharap kepada semua
pihak agar dapat menyampaikan kritik dan saran yang membangun untuk
ix
menambah kesempurnaan skripsi ini. Namun peneliti tetap berharap skripsi ini
akan bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.Aamiin Yaa Rabbal
Alaamiin.
Makassar, April 2021
Zaenab Musrad
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. .i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iii
SURAT PERNYATAAN .................................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN ....................................................................................... .v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
ABSTRAK……………………………………………………………………… vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................... ........................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... .xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ..xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... .xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka ................................................................................... 7
1. Studi Literature ............................................................................ 7
2. Keterampilan Proses Sains ........................................................... 8
3. Konsep Keterampilan Proses Sains ............................................. 9
4. Peranan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran ........... 15
5. Kelebihan dan Kekurangan Keerampilan Proses Sains ............... 17
6. Pengertian Jurnal ........................................................................17
7. Ciri-Ciri Jurnal............................................................................18
8. Tujuan Penulisan Jurnal .............................................................19
9. Jenis-Jenis Penulisan Jurnal ........................................................20
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..........................................................21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................24
B. Desain Penelitian ............................................................................. 24
C. Instrumen Penelitian ....................................................................... 24
D. Jenis dan Sumber Penelitian .............................................................25
E. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................26
F. Teknik Analisis Data ........................................................................26
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................28
1. Proses Pelaksanaan Penelitian .....................................................28
2. Analisis Jurnal ............................................................................30
B. Pembahasan ......................................................................................59
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .........................................................................................63
B. Saran ................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 69
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Indikator Keterampilan Proses Sains .......................................................... 12
2.2. Hasil Penelitian yang Dilakukan Oleh Lestari............................................. 21
4.1. Analisis Jurnal............................................................................................ 30
4.2. Persentase Hasil Analisis Jurnal ................................................................. 57
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1. Diagram Persentase Hasil Analisis Jurnal .................................................. 58
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya proses
belajar (Dimyati dan Mujiono dalam Kurniawati, 2015: 1). Belajar merupakan
proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan
sikap. Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf
individu yang belajar. Keseluruhan proses belajar hanya dapat diamati jika ada
perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya, baik dalam
aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
Salah satu terobosan dalam meningkatkan mutu pendidikan maka
terbentuklah Kurikulum Fisika SMA/MA merumuskan bahwa salah satu tujuan
dari pendidikan khsusunya dalam pembelajaran fisika adalah mengembangkan
kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan
menggunakan konsep dan prinsip untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan
menyelesaikan masalah baik kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan tersebut dapat
tercapai jika peserta didik telah memiliki kemampuan memahami konsep fisika.
Hal tersebut menegaskan bahwa kemampuan memahami konsep merupakan
kemampuan prasyarat berkembangnya kemampuan bernalar dalam berpikir
analisis induktif dan deduktif (Novitasari, 449: 2015).
Hasil observasi awal peneliti didasari oleh adanya permasalahan yang
ditemukan bahwa kemampuan keterampilan peserta didik khususnya pada
pembelajaran sains dengan berlandaskan kepada studi literatur masih minim atau
2
kurang. Minat peserta didik terhadap dunia baca masih kurang, padahal hal ini
merupakan sebuah proses awal peserta didik dalam belajar. Membaca literatur
atau referensi adalah hal yang sangat penting atau paling utama karena dari hal
tersebut sumber pengetahuan atau informasi peserta didik khusunya dalam
pembelajaran sains.
Studi literatur merupakan sebuah metode studi pustaka atau riset pustaka
meski bisa dikatakan mirip akan tetapi berbeda. Studi pustaka adalah istilah lain
dari kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, landasan teori, telaah putsaka
(literature review), dan tinjauan teoritis. Yang dimaksud penelitian kepustakaan
adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk
hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Meskipun
merupakan sebuah penelitian, penelitian dengan studi literatur tidak harus turun ke
lapangan dan bertemu dengan responden. Data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian dapat diperoleh dari sumber pustaka atau dokumen. Menurut (Zed
dalam Melfianora, 2014), pada riset pustaka (library research), penelusuran
pustaka tidak hanya untuk langkah awal menyiapkan kerangka penelitian
(research design) akan tetapi sekaligus memanfaatkan sumber-sumber
perpustakaan untuk memperoleh data penelitian.
Studi literatur dalam penelitian ini akan dihubungkan dengan keterampilan
proses sains dengan menggunakan kajian pada limapuluh jurnal fisika. Studi
literatur pada penelitian ini dihasilkan dari proses pembelajaran peserta didik
berupa data pustaka yang dihasilkan dari Jurnal ilmiah , atau sumber pustaka
lainnya setelah itu penelitian dengan studi literatur dikuatkan dengan cara
3
membaca, mencatat dan mengolah data berupa pembelajaran sains dengan
menggunakan analisis jurnal fisika sebanyak lima puluh jurnal.
Keterampilan proses sains dalam pembelajaran Fisika berperan penting
dalam proses penemuan dan pemahaman konsep. Pembelajaran dapat dilakukan
melalui praktikum maupun demonstrasi. Keterlibatan siswa dalam praktikum
mampu memaksa peserta didik untuk memunculkan dan mengembangkan potensi
keterampilan proses sains secara ilmiah pada diri siswa terutama meningkatkan
aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Menurut Lightburn (dalam Siswono,
2017: 24) bahwa keterampilan proses sains merupakan faktor penting yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Keterampilan proses sains membantu
siswa belajar, mendapatkan penemuan serta cara dan metode meneliti, peserta
didik lebih aktif, meningkatkan tanggungjawab dan membantu dalam memahami
pelajaran, dan meningkatkan kesadaran untuk bertanggungjawab atas pengetahuan
mereka sendiri.
Tujuan diterapkannya pendekatan keterampilan proses sains dalam Proses
pembelajaran menurut Nadirah (2016) yaitu untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran yang lebih maksimal, efektif dan efisien. Hal ini didasarkan karena
pendekatan keterampilan proses sains akan memberikan proses pembelajaran
alternatif yang lebih efektif, karena pendekatan keterampilan dari proses sains
lebih memungkinkan peserta didik untuk secara aktif terlibat dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan firman
ALLAH SWT dalam Q.S Al-Anbiya ayat 7 :
4
كر إن كنتم وما أرسلنا قبلك إلا رجالا نوحي إليهم فاسألوا أهل الذ
ل تعلمون
Artinya: kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad),
melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka
tanyakanlah olehmu kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.
(Q.S Al-Anbiya:7).
Proses pembelajaran sains lebih difokuskan pada keaktifan peserta didik,
pada umumnya guru cenderung menyampaikan informasi hanya satu arah melalui
ceramah saja. Penumpukan informasi dan konsep saja tanpa ada penyelidikan
ilmiah yang membuat peserta didik hanya menghafal tanpa memahami materi
yang diberikan. Pembelajaran menggunakan metode ceramah tidak cocok
digunakan dalam pembelajaran Sains karena peserta didik tidak berperan aktif,
berkurangnya kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
berkomunikasi antar siswa. Sebagai media atau metode yang digunakan dalam
menganilisis studi literatur keterampilan proses sains peserta didik digunakan
dalam menganalisis berupa jurnal sebanyak lima puluh jurnal.
Pemilihan suatu indikator keterampilan proses sains tentu harus
disesuaikan dengan tujuan penelitian dan sifat materi yang akan dibahas. Indikator
yang sesuai tujuan dan sifat materi akan menciptakan suasana belajar yang lebih
maksimal. Dengan penggunaan indikator yang tepat peserta didik dapat lebih
mudah memahami, dan mengaplikasikan ilmu atau informasi yang di hasilkan.
Penggunaan indikator dalam proses pembelajaran akan menentukan hasil dari
5
proses yang telah dilakukan, dengan demikian dalam proses belajar diperlukan
indikator yang tepat guna mencapai tujuan.
Penelitian ini berupaya melihat atau mengetahui bagaiamana keterampilan
proses sains peserta didik yang didasarkan pada studi literatur atau berdasarkan
kepada satu karya ilmiah berupa jurnal, artikel dengan menggunakan indikator
keterampilan Proses Sains dengan menganalisis jurnal yang didapatkan
sebelumnya terkait dengan yang akan diteliti. Keterampilan Proses Sains
memberikan nuansa belajar yang dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dalam
pemecahan masalah, mengizinkan siswa untuk aktif, membangun dan mengatur
pembelajarannya.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti berinisiatif melakukan
penelitian dengan judul “Studi Literatur Keterampilan Proses Sains Pada 50
Jurnal Fisika”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka aspek-aspek
yang akan di analisis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Seberapa besar presentase analisis keterampilan proses sains pada 50 jurnal
fisika ?
2. Apakah indikator keterampilan proses sains yang paling sering digunakan
pada 50 jurnal fisika tersebut ?
3. Apakah indikator keterampilan proses sains yang paling kurang digunakan
pada 50 jurnal fisika tersebut ?
6
C. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan analisis keterampilan proses sains pada 50 jurnal
fisika
2. Untuk mendeskripsikan indikator keterampilan proses sains yang paling
banyak digunakan dan yang paling kurang digunakan pada 50 jurnal fisika
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Jurnal, dapat dijadikan sebagai bahan untuk menarik kesimpulan dari
penelitian ini.
2. Penyusun, dapat menambah pengalaman tentang analisis dan menyimpulkan
dengan baik.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Studi Literatur
Penelitian pustaka dan studi pustaka / riset pustaka dapat dikatakan sama
namun berbeda. Nama lain dari studi pustaka yaitu kajian pustaka, tinjauan
literatur, kajian teoretis, landasan, telaah pustaka (Literature review), dan ulasan
teoretis. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan
pekerjaan tertulis, termasuk hasil keduanya diteliti dan belum dipublikasikan
(Embun, 2012). Meskipun hanya sebuah penelitian dengan studi literatur, peneliti
tidak harus turun ke lapangan dan bertemu langsung dengan responden. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diperoleh dari referensi, perpustakaan,
maupun dokumentasi.
Zed (2014), menyatakan bahwa penelitian pustaka (library research)
merupakan penelitian yang tidak hanya menekankan pada langkah pertama dalam
menyiapkan desain penelitian (research design) tetapi sekaligus memanfaatkan
sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian.
Bukan hanya data yang harus ada dalam penelitian sehingga dapat
dikatakan ilmiah, tetapi juga membutuhkan komponen lain seperti rumusan
masalah, landasan teori, analisis data, dan pengambilan kesimpulan. Penelitian
studi literatur merupakan jenis penelitian yang memiliki prosedur sama dengan
penelitian lainnya namun berbeda pada metode pengumpulan datanya. Prosedur
8
pada studi literatur dimulai dengan pengumpulan data pustaka, membaca,
menganalisis dan mengolah bahan penelitian.
Meskipun terlihat mudah, studi literatur membutuhkan ketekunan tinggi
dalam mengumpulkan dan menganalisis data sehingga kesimpulan yang dihasilkan
sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dibutuhkan proses yang optimal. Untuk
memperoleh hasil yang efektif maka dibutuhkan proses pengkajian yang matang
dan mandalam.Variabel dalam penelitian studi literatur bersifat tidak baku. Data
yang diperoleh dianalisis secara rinci oleh peneliti kemudian dituangkan ke
beberapa sub-bab sehingga dapat menjawab rumusan masalah penelitian.
Pengumpulan data dilakukan dengan strategi dalam bentuk metodologi
penelitian membuat studi literature dikategorikan sebagai salah satu karya ilmiah.
Sumber data yang digunakan biasanya dalam bentuk sumber resmi tetapi dalam
kesimpulan seminar, rekaman diskusi ilmiah, tulisan resmi baik dalam bentuk
buku manual ataupun digital.
2. Keterampilan Proses Sains
Keterampilam Proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan
kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan yang mendasar yang
telah dikembangkan dan terlatih, lama kelamaan akan menjadi suatu keterampilan,
(Nurlina, 2014:16). Sedangkan menurut Pratama (2015:7) berpendapat bahwa
keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental berkaitan dengan
kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki, dikuasai, dan diterapkan dalam
9
suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang
baru.
Sejalan dengan itu, Trianto dalam (Diana, 2019: 215) menyatakan bahwa
keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah (baik kognitif,
afektif, maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu
konsep, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk
melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan atau flasifikasi. (Riskawati,
2018) keterampilan proses sains peserta didik yang diajar dengan pendekatan
ilmiah lebih tinggi dari pada peserta didik yang diajar tanpa menggunakan
pendekatan ilmiah.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
proses merupakan keterampilan yang diperoleh melalui proses latihan dalam
pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baik secara
intelektual, sosial, fisik, maupun mental yang sudah ada dalam diri setiap
individu.
3. Konsep Keterampilan Proses Sains
Sains atau IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam
secara terencana dan sestematis. Sains bukanlah sekedar kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tetapi juga
merupakan proses mencari dan menemukan. Proses pembelajaran sains sebaiknya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik melalui
langkah-langkah kerja ilmiah sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan. Proses
kerja seperti ilmuwan itulah yang dikenal sebagai metode ilmiah. Dalam praktek
10
pembelajaran, maka kegiatan belajar melalui proses kerja ilmiah akan melibatkan
serangkaian keterampilan yang disebut dengan keterampilan proses sains (science
process skills).
Menurut Nurlina (2014:16) Keterampilan proses sains adalah pendekatan
yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang
melalui suatu proses ilmiah dan merupakan upaya yang penting untuk
memperoleh keberhasilan belajar peserta didik yang optimal. Sejalan dengan hal
tersebut, Khaerunnisa (2017: 342) juga mengutip kalimat Tawil dan Liliasari
(2014) dalam bukunya bahwa keterampilan proses sains adalah asimilasi dari
berbagai keterampilan intelektual yang dapat diterapkan pada proses
pembelajaran. Keterampilan proses sains bukanlah tindakan intuksional yang
berada di luar kemampuan siswa. Keterampilan proses sains justru dimaksudkan
untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.
Peserta didik dapat mengalami ransangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih
memahami fakta dan konsep pengetahuan.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan
proses sains merupakan wawasan dan panutan terhadap pengembangan
keterampilan-keterampilan intelektual yang bersumber dari keampuan-
kemampuan yang mendasar yang telah ada dalam diri siswa dan merupakan suatu
pondasi yang diperlukan pada saat proses penyelesaian masalah secara ilmiah.
Keterampilan proses sains dapat diklasifkasikan menjadi keterampilan
proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar terdiri
dari keterampilan mengamati (melakukan observasi), keterampilan mengukur
11
(melakukan pengukuran), keterampilan memprediksi (meramalkan), keterampilan
mengelompokkan (mengklasifikasi), menginferensi (mengemukakan asumsi), dan
keterampilan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan proses terpadu
meliputi keterampilan-ketrampilan untuk mengidentifikasi masalah dan variabel,
merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merancang eksperimen,
menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti atau data.
Berikut disajikan uraian tentang tiap-tiap aspek dari keterampilan proses
terpadu sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi variabel, variabel adalah satuan besaran kualitatif atau
kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah sesuai dengan situasi dan
kondisi.
2) Merumuskan definisi operasional variabel, mendefinisikan secara operasional
suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu akan diukur.
Defenisi operasional variabel adalah defenisi yang menguraikan bagaimana
mengukur suatu variabel. Defenisi ini harus menyatakan tindakan apa yang
akan dilakukan dan data atau informasi apa yang akan dicatat atau diukur
dalam suatu eksperimen.
3) Merumuskan hipotesis, hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan
penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari
variabel manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam
bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam
merumuskan masalah yang akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara
induktif maupun deduktif.
12
4) Merancang dan melaksanakan eksperimen, keterampilan merancang dan
melaksanakan eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan ilmiah yang
direncanakan untuk mendapatkan data untuk menjawab suatu masalah atau
menguji suatu hipotesis. Selain itu, prosedur eksperimen perlu direncanakan
dengan ringkas tetapi sistematis.
5) Menginterpretasi data, keterampilan menginterpretasi data biasanya diawali
dengan kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan mendeskripsikan data.
Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah
difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah
dirata-ratakan. Data yang sudah dianalisis baru di interpretasikan menjadi
suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang di interpretasikan
harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.(Jufri, 2017:
149-154).
Adapun tabel indikator dari Keterampilan Proses Sains menurut (Tawil &
Liliasari, 2014:37-38) sebagai berikut:
Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Proses Sains
Indikator Deskripsi
Mengamati/
Observasi
menggunakan berbagai indera ; kumpulkan / gunakan
fakta yang relevan.
Mengelompokkan/
Klasifikasi
Mencatat setiap pengamatan secara terpisah; mencari
perbedaan, persamaan; mengontraksikan ciri-ciri;
membandingkan; mencari dasar pengelompokkan atau
penggolongan.
Menafsirkan/
Interpretasi
Menghubung-hubungkan hasil pengamatan; menemukan
pola/keteraturan dalam suatu seri pengamatan;
menyimpulkan.
Meramalkan/
Memprediksi
Menggunakan pola-pola atau keteraturan hasil
pengamatan; mengemukakan apa yang mungkin terjadi
pada keadaan yang belum terjadi.
13
Melakukan
Komunikasi
Mendeskripsikan atau menggambarkan data empiris hasil
percobaan/pengamatan dengan grafik/tabel/diagram atau
mengubahnya dalam bentuk salah satunya; menyusun dan
menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas;
menjelaskan hasil percobaan/penyelidikan; membaca
grafik atau tabel atau diagram; mendiskusikan hasil
kegiatan suatu masalah/peristiwa.
Mengajukan
Pertanyaan
Bertanya apa, bagaimana dan mengapa; bertanya untuk
meminta penjelasan; mengajukan pertanyaan yang
berlatar belakang hipotesis.
Mengajukan
Hipotesis
Mengetahui bahwa ada lebih dari suatu kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian; menyadari bahwa satu
penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh
bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan
masalah.
Menggunakan
Alat/Bahan/Sumber
Memakai alat dan atau bahan atau sumber; mengetahui
alasan mengapa menggunakan alat.
Menerapkan
Percobaan/
Penyelidikan
Menentukan alat, bahan, atau sumber yang akan
digunakan; menentukan variabel atau faktor-faktor
penentu; menentukan apa yang akan diatur, diamati,
dicatat; menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa
langkah kerja.
Menerapkan
Konsep
Menggunakan konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam
situasi baru; menggunakan konsep/prinsip pada
pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang
terjadi.
Melaksanakan
Percobaan/
Penyelidikan
Penilaian proses dan hasil belajar IPA menurut teknik dan
cara-cara penilaian yang lebih komprehensif.
Sumber: Tawil & Liliasari, 2014:37-38
Berdasarkan penjelasan di atas, Keterampilan proses sains merupakan
hasil belajar IPA yang dapat dikembangkan melalui proses latihan melalui
rangkaian kegiatan belajar yang telah dirancang oleh pendidik. Dengan begitu
keterampilan proses sains dapat memberikan efek yang baik kepada peserta didik
terkait dengan pemahaman yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan, sehingga
peserta didik dapat lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Dari
beberapa poin indikator dalam keterampilan proses sains tersebut, dalam
penelitian ini indikator yang akan diteliti mencakup lima poin indikator
14
diantaranya: Merumuskan Pertanyaan, merumuskan hipotesis, merancang
eksperimen, mengkomunikasikan, dan menarik kesimpulan.
Keterampilan proses perlu dikembangkan dalam pengajaran IPA karena
keterampilan proses memiliki pesan diantaranya sebagai berikut: Pertama,
membantu peserta didik belajar untuk mengembangkan pikiran, Kedua, memberi
kesempatan peserta didik untuk membuat penemuan, Ketiga, menemukan daya
ingat, Keempat memberikan kesempatan interistik bila peserta didik berhasil
melakukan sesuatu, dan Kelima membantu peserta didik mempelajari konsep-
konsep sains.
Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang perlu dikembangkan
pada peserta didik. Beberapa alasan mengapa keterampilan dari proses sains harus
dimiliki oleh peserta didik menurut Zulaeha,dkk (2014: 2) adalah sebagai berikut:
(1) Sains (khususnya fisika) terdiri dari tiga aspek, yaitu produk, proses, dan
sikap. Dengan mengembangkan KPS peserta didik akan memahami bagaimana
pembentukan hukum, teori, dan rumus yang ada sebelumnya melalui eksperimen.
(2) Sains (fisika) berubah seiringnya perkembangan zaman. Oleh karena itu
pendidik tidak mungkin untuk mengajarkan semua konsep dan fakta kepada
peserta didik dari subjek tersebut. Peserta didik perlu dibekali dengan
keterampilan yang dapat membantu peserta didik mengeksplorasi dan menemukan
informasi dari berbagai sumber yang bukan dari pendidik saja. (3) Siswa akan
lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan
contoh konkret. (4) Siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam tentang
materi pelajaran dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam belajar.
15
4. Peranan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran
Peranan keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar didasarkan pada
hal-hal berikut:
1) Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempercepat
perubahan IPTEK ini, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-
satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori. Untuk mengatasinya,
perlu mengembangkan keterampilan dalam memperoleh dan memproses
semua fakta, konsep, dan prinsip pada peserta didik.
2) Pengalaman intelektual, emosi, dan fisik diperlukan untuk mendapatkan hasil
belajar yang optimal.
3) Penanaman sikap dan nilai untuk mencari kebenaran ilmu pengetahuan.
Dari peranan-peranan keterampilan proses sains tersebut dapat dilihat
bahwa sangat berpengaruh pada pembelajaran peserta didik sehingga perlu
dikembangkan melalui pengalaman langsung. Dengan pengalaman langsung
seseorang akan lebih menghayati proses yang sedang berlangsung. Keterampilan
proses sains menekankan bagaimana peserta didik belajar, bagaimana mengelola
perolehannya, sehingga mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan
masyarakat. Mengembangkan keterampilan-keterampilan proses sains perolehan
peserta didik akan mampu menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep
serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
Keterampilan-keterampilan itu menjadi awal penemuan dan pengembangan fakta
dan konsep, serta sikap pertumbuhan dan pengembangandan nilai.
16
Dengan keterampilan ini, peserta didik dapat mempelajari banyak ilmu
sains yang dapat mereka pelajari dan ingin mengetahuinya. Penggunaan
keterampilan proses ini adalah proses yang terjadi selama hidup. Beberapa fakta
mengenai pendekatan keterampilan proses sebagai berikut:
1) Pendekatan keterampilan proses memberikan pengertian yang tepat kepada
peserta didik tentang hakikat ilmu pengetahuan.
2) Pembelajaran dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, bukan hanya
memberi tahu atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.
3) Menakan keterampilan proses untuk mengajar, membuat peserta didik belajar
proses serta produk ilmu pengetahuan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas tentang pendekatan
keterampilan proses adalah sebagai wahana untuk penemuan dan pengembangan
fakta, konsep dan prinsip-prinsip sains untuk peserta didik. Fakta, konsep, dan
prinsip-prinsip sains yang telah ditemukan oleh peserta didik berperan dalam
mendukung pengembangan keterampilan proses pada peserta didik.
Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep
dan prinsip-prinsip sains, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai-
nilai ilmiah peserta didik. Dengan demikian, unsur keterampilan proses sains dan
nilai-nilai dan sikap yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran berbasis
pembelajaran, keterampilan proses, berinteraksi dan saling mempengaruhi.
17
5. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Keterampilan Proses Sains
Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa pendekatan keterampilan
proses memiliki kelebihan diantaranya:
1) Memberikan bekal cara memperoleh pengetahuan
2) Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting untuk
pengembangan pengetahuan masa depan.
3) Keterampilan proses bersifat kreatif, peserta didik aktif, dapat meningkatkan
keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.
Sedangkan kekurangan dari pendekatan keterampilan proses ini yang
dikemukakan oleh (Sagala, 2003:75) diantaranya :
1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan
pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.
2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua
sekolah dapat menyediakan.
3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan
untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan sulit, tidak setiap
peserta didik mampu melaksanakannya.
6. Pengertian Jurnal
Jurnal ilmiah termasuk tulisan ilmiah populer. Disebut tulisan ilmiah
populer karena tema yang dibahas adalah masalah aktual dan disajikan dalam
bahasa yang mudah dicerna oleh pembaca. Tulisan ilmiah populer yang umumnya
dimuat di surat kabar dan majalah adalah ulasan atau kajian terhadap suatu
persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Dalam bidang pendidikan misalnya
18
persoalan-persoalan yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan,
relevansi pendidikan, pemerataan pendidikan, wajib belajar, kurikulum, undang-
undang sistem pendidikan nasional, dan disipilin serta suasana belajar.
Tulisan ilmiah yang dimuat dalam majalah ilmiah dan jurnal penelitian
bisa dibuat lebih lengkap daripada yang dimuat dalam surat kabar dan majalah
umum. Hal itu karena para pembacanya adalah masyarakat tertentu yang
berkepentingan dengan tulisan tersebut, seperti ilmuwan, peneliti, penentu
kebijakan, dan para cendekiawan. Makalah ilmiah yang lengkap dan hasil
penelitian yang telah dirangkum dapat dimuat langsung dalam majalah ilmiah dan
jurnal penelitian (Nana Sudjana, 1991: 55).
Jurnal diartikan sebagai sarana komunikasi untuk melaporkan sebuah
peristiwa atau gagasan kepada publik secara berkala, biasanya dalam bentuk
makalah (Asep Syamsul M. Romli, 2008:12). Adapula yang mengatakan bahwa
jurnal ialah salah satu bentuk media massa cetak yang khusus memuat artikel
ilmiah suatu bidang ilmu, (Wahyu Wibowo, 2008: vii). Jurnal biasanya
diterbitkan untuk kalangan akademik dan berkala (mingguan, bulanan, triwulanan,
tahunan atau tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas).
7. Ciri-Ciri Umum Jurnal Ilmiah
Menurut Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 141-43), artikel memiliki ciri-
ciri seagai berikut:
a. Artikel ditulis berdasarkan pandangan dari penulis (views). Misal, tema artikel
sama, tetapi point of view berbeda. Hal itu karena penulis memiliki
pemahaman, pengetahuan, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda
19
sehingga artikel yang dibuat oleh penulis yang satu dengan yang lain tak akan
sama.
b. Artikel merupakan karya intelektual, berarti penulis maupun pembaca dalam
memahami artikel harus dengan pemikiran.
c. Artikel berisi ungkapan masalah dan memberikan problem solving.
d. Isinya singkat, padat, dan tuntas. Artinya, penulisan artikel tak bertele-tele,
dan ada solusi permasalahan.
e. Artikel harus merupakan gagasan baru.
f. Bahasanya sederhana, jelas, hidup, menarik, segar, populer, dan komunikatif.
Artinya, menulis artikel untuk media massa baik surat kabar, majalah maupun
tabloid, harus menggunakan bahasa jurnalistik yang sederhana, jelas, hidup,
menarik, populer dan komunikatif.
g. Artikel merupakan buah pikiran yang orisinil alias asli, bukan jiplakan.
h. Menyangkut kepentingan publik seperti pendidikan, ekonomi, politik, sosial,
budaya, hukum dan sebagainya.
i. Nama penulis harus dicantumkan, karena artikel adalah karya individual.
Penulisan nama pada artikel opini ditulis dicantumkan di bawah judul.
Sedangkan non-opini dicantumkan dengan cara disimpan di akhir tulisan
artikel tersebut.
8. Tujuan Penulisan Jurnal
Penulisan artikel, biasanya bertujuan untuk menawarkan pemecahan
masalah, mendidik, menghibur dan memengaruhi pembaca Bahdin Nur Tanjung
dan Ardial, (2009: 144). Tujuan utama penulisan artikel jurnal ilmiah adalah
20
untuk menciptakan kompetensi menulis di kalangan pendidik. Sebab, mental para
dosen kita enggan menulis dan melakukan penelitian, walaupun perguruan
tingginya sudah menyiapkan dana (Wahyu Wibowo, 2008: 6).
Konteks dunia pendidikan, membuat artikel ilmiah atau karya tulis
ilmiah merupakan salah satu subunsur pengembangan profesi yang mempunyai
nilai kredit besar dan menentukan kenaikan jabatan fungsional pendidik. Jadi,
tujuan penulisan artikel ilmiah selain untuk menawarkan pemecahan masalah atau
memaparkan hasil penelitian, berguna pula untuk memperoleh angka kredit
sebagai syarat naik jabatan.
9. Jenis-Jenis Penulisan Jurnal
Ada beberapa jenis penerbitan berkala, selain jurnal, yaitu majalah,
bulletin, warkat warta. Majalah adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap
keluar diberi halaman terpisah, biasanya diidentifikasi dengan tanggal dan bukan
nomor berseri. Bulletin adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau
organisasi profesi ilmiah serta memuat berita, hasil dan laporan kegiatan dalam
satu bidang.
Warkat Warta, adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk kemajuan
keilmuan yang berisi catatan singkat yang mengutarakan materi secara umum dan
tidak mendalam (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2008). Selain itu, dari sisi
teknis isi ada tiga macam berkala ilmiah yaitu 1) majalah teknis ilmiah, 2) berkala
semi ilmiah, dan 3) berkala sekunder. Majalah teknis ilmiah merupakan majalah
yang memuat hasil dan temuan baru penelitihan. Berkala ini biasanya sebagai
sarana untuk komunikasi para pakar yang terspesialisasi (Direktorat Jenderal
21
Pendidikan Islam, 2008).Berkala semi ilmiah, yaitu berkala yang memuat tulisan
teknis dengan cakupan yang bersifat ensiklopedia dan ditujukan bagi mereka yang
bukan ahli atau spesialis dalam bidang yang dimaksud.
Berkala sekunder berisi abstrak atau ringkasan majalah primer yang
sering disebut pula berkala penyari (abstracting Jurnal). Selain itu, untuk
keperluan pendidikan ada pula yang disebut berkala tinjauan yang memuat
berbagai artikel ilmiah sejenis yang terbit beberapa tahun terakhir untuk
memberikan gambaran kemajuan menyeluruh suatu topik.
B. Penelitian yang Relevan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Lestari 2018)
menyatakan bahwa pada indikator keterampilan proses sains, indikator yang
paling tinggi persentasinya yaitu indikator melaksanakan percobaan/penyelidikan
dengan persentasi sebesar 79% dengan kategori baik. Adapun indikator yang
paling rendah yaitu mengajukan pertanyaan dengan persentasi 33% dengan
kategori rendah.
Tabel 2.2 Hasil Penelitian yang Dilakukan Oleh Lestari
No Indikator keterampilan Proses Sains Praktikum
Kalor
Kategori
1 Mengamati/Observasi
62% Cukup
2 Mengelompokkan/Klasifikasi
55% Kurang Sekali
3 Menafsirkan/Interpretasi
67% Cukup
4 Meramalkan/Memprediksi
69% Cukup
22
5 Melakukan Komunikasi
63% Kurang
6 Mengajukan Pertanyaan
33% Kurang Sekali
7 Mengajukan Hipotesis
48% Kurang
8 Menggunakan Alat/Bahan/Sumber
71% Cukup
9 Menerapkan Percobaan/Penyelidikan
68% Cukup
10 Menerapkan Konsep
71% Cukup
11 Melaksanakan Percobaan/Penyelidikan
79% Baik
Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian yang telah
oleh (Andi Fathoni, 2019) mengenai keterampilan proses sains pada pelaksanaan
praktikum IPA terhadap sisiwa MI Mathla’ul Anwar pada materi gaya
mempengaruhi gerak dan bentuk pada benda. Secara khusus rumusan kesimpulan
dalam penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:
Penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum IPA
yang dilakukan pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk pada benda
menunjukkan penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum
kategori Sangat Baik dengan persentase 86,29%, hasil ini diperoleh dengan
menggunakan instrumen lembar observasi dan LKS.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Hendrik Siswono, 2017) Hasil
analisis deskriptif pengaruh keterampilan proses sains terhadap penguasaan
konsep fisika siswa sangat signifikan. Keterampilan proses sains memberikan
pengaruh yang positif terhadap penguasaan konsep fisika siswa yang dibuktikan
melalui analisis teoritis dan empiris. Hasil penelitian dapat dikembangkan dengan
23
menfokuskan pada salah satu aspek keterampilan proses sains yaitu aspek
kognitif, psikomotorik dan afektif (sosial).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Kinasih
Ayuning Ratih 2019), maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:
Keterampilan proses sains pada pembelajaran group investigation berbantuan
jurnal belajar
a. Ditinjau dari kognitif siswa termasuk kategori sangat baik dengan >50%
jumlah siswa sudah tuntas secara klasikal. Aspek mengamati, meramalkan,
merancang percobaan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan
tergolong kategori sangat baik, namun pada aspek menggunakan alat/bahan
tergolong kategori baik.
b. Ditinjau dari psikomotorik tergolong kategori sangat baik dengan rincian
aspek mengamati, meramalkan, merancang percobaan, menggunakan
alat/bahan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan tergolong baik
dengan besar presentase masingmasing 72%; 68,25%; 74,75%, 72,25%,
69,25%, dan 75%. Siswa dengan keterampilan tinggi sudah bisa merancang
pembelajarannya dengan baik, namun siswa dengan keterampilan masih
membutuhkan bimbingan guru.
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Studi Literatur (Library
Research)
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan persentase
indikator Keterampilan Proses Sains dan di analisis secara kuantitatif.
C. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2011: 13) menyatakan bahwa, sebagai alat instrumen, “Para
peneliti harus memiliki ketentuan teori dan wawasan bahwa mereka dapat
bertanya, menganalisis, memotret, dan melaksanakan situasi sosial yang diteliti
menjadi lebih jelas dan lebih bermakna”. Dengan kata lain peneliti menjadi
instrumen penelitian utama. Jadi dalam penelitian ini, para peneliti adalah
sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data yang kemudian menganalisis data
yang diperoleh oleh penulis.
Dalam melakukan penelitian, para peneliti mengumpulkan sebanyak lima
puluh jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains yang akan dianalisis
sehingga hasil penelitian akurat. Selain itu, para peneliti mulai membaca dan
menganalisis jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains pada model
pembelajaran berbasis masalah.
25
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data atau konsep tekstual. Karena
dalam penelitian ini seperti yang disebutkan di atas termasuk dalam jenis studi
literatur. Dengan demikian aspek-aspek yang dianalisis oleh para peneliti yang
mengelilingi definisi, konsep, pandangan, pemikiran, dan argumen yang terkandung
dalam literatur yang relevan dengan pembahasan.
Peneliti menggunakan studi kepustakaan. (Sarwono, 2006:49) menjelaskan
beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti termasuk abstrak
hasil penelitian, indeks, review, jurnal, buku referensi, sementara data adalah
keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek (Purwanto, 2007 : 192).
Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang
bersumber dari literature dan internet.
1) Sumber data primer
Dalam prosesnya, para peneliti menggunakan sumber primer. (Sugiyono
2011: 308) menjelaskan sumber data primer adalah sumber data yang langsung
menyajikan data kepada peneliti.Sumber data primer dalam penelitian ini adalah
data yang berisi keterampilan proses sains pada 50 Jurnal Fisika.
2) Sumber data sekunder
Selanjutnya peneliti juga menggunakan beberapa sumber sekunder.Sugiyono
(2011, hlm. 308) menjelaskan sumber sekunder adalah sumber yang tidak secara
langsung memberikan data kepada pengumpul, biasanya melalui orang lain atau
dokumen yang ditulis oleh orang lain. Dalam penelitian ini sumber sekunder adalah
jurnal dan buku pendukung yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Data
26
sekunder berfungsi sebagai pelengkap data primer yang digunakan dalam
penelitian ini. Sumber Data sekunder yang digunakan oleh para peneliti, yaitu:
1) Jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains pada lima puluh jurnal
fisika.
2) buku Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif adalah proses penyelidikan yang sama dengan
pekerjaan detektif. Dari sebuah penyelidikan yang mirip akan dihimpun
data-data utama dan sekaligus tambahannya” (Afifuddin dan Sabeni, 2009 :129).
Dalam teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2011:308) menjelaskan bahwa “teknik
pengumpulan dilakukan diberbagai setting, berbagai sumber, dan berbagaicara”.
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian studi literatur. Oleh karena itupeneliti
melakukan proses pengumpulan data dalam bentuk jurnal.
F. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan proses pengumpulan data, maka peneliti melakukan
tahapan selanjutnya, yaitu analisis data. Dikarenakan banyaknya data yang
terkumpul di lapangan peneliti mengambil beberapa tahapan dalam menganalisis
sebagai berikut:
1) Reduksi data
Tahapan pertama peneliti menggunakan cara melalui reduksi data.
(Moleong, 2000:103) menjelaskanbahwa analisis data dengan cara mengurangi data
27
adalah proses pengorganisasian data. (Afifuddin dan Sabeni , 2009 : 145) menjelaskan
data yang diselenggarakan kedalam satuan pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
2) Display Data
Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya dari peneliti yang akan
dilakukan adalah menunjukkan data atau display data. Dengan meunjukkan data, itu
akan memfasilitasi peneliti untuk memahami hasil penelitian.
3) Content Analysis
Metode analisis data peneliti menggunakan analisis isi (content analysis).
(Afifuddin dan Sabeni, 2009:145-166) menjelaskan analisisisi (content analysis)
merupakan“penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu
informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Berkenaan dengan analisis isi,
bahwa analisis isi dapat diterapkan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat
digunakan jika memenuhi syaratyaitu:
a) Data yang tersedia sebagian besarter diri dari bahan yang didokumentasikan
(buku,jurnal,naskah/manuscript)
b) Adanya keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menjelaskan
metode pendekatan data.
c) Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan atau data yang
dikumpulkan karena beberapa dokumentasi itu sangat spesifik.
Dengan demikian penelitian dalam metode ini menganalisis berdasarkan
kajian tekstual dalam literatur tentang keterampilan proses sains pada limapuluh
jurnal fisika. Setelah mendapatkan hasil analisis langkah terakhir adalah
kesimpulan.
28
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Proses Pelaksanaan Penelitian
Dalam proses penerapan penelitian, para peneliti melakukan tahapan dalam
metode deskriptif. Untuk mendapatkan proses penelitian, maka peneliti menggunakan
tahapan-tahapan di antaranya :
a. Pengumpulan Sumber
Pengumpulan data atau sumber dilakukan untuk mempermudah proses
analisis. Pada proeses analisis peneliti mencari sumber datayang berkaitan dengan
objek penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti memper oleh lima
puluh jurnal ilmiah yang relevan dengan tujuan penelitian yaitu Keterampilan
Proses Sains Pada 50 Jurnal Fisika. Dalam skripsi ini penulis mengambil topik
Keterampilan Proses Sains Pada 50 Jurnal Fisika.
Dalam mencari dan mengumpulkan sumber yang dianggap relevan dengan
objek penelitian, teknik yang digunakan oleh para peneliti adalah studi literatur.
Maka sumber yang digunakan adalah dalam bentuk penulisan, baik dalam bentuk buku,
jurnal ilmiah, dan bahan yang penulis temukan dari Internet.
Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah pergi ke perpustakaan dan
mengambil data dari sumber internet. Sumber data utama adalah hasil
analisis dari lima puluh jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains
sedangkan sumber data sekunder adalah kumpulan jurnal ilmiah tentang
keterampilan proses sains. Setelah melaksanakan proses pengumpulan data,
29
peneliti melakukan tahap selanjutnya, yaitu analisis data.Analisis data yang
digunakan adalah Reduksi data, Display data, dan Content Analysis.
b. Membatasi dan Merumuskan Masalah yang Akan Diteliti
Pada tahapan ini peneliti memfokuskan objek penelitian yang hendak diteliti.
Dariseluruh jurnal ilmiah yang terakit dengan judul, maka peneliti bermaksud untuk
mengetahui indikator tertinggi dan terendah keterampilan proses sains pada 50
jurnal fiska.
b. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Mengenai tujuan umum peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan indikator
Keterampilan Proses Sains yang paling banyak dan paling kurang digunakan pada
50 jurnal fisika. Selanjutnya, manfaat umum adalah mengembangkan
keterampilan baik secara intelektual, sosial, fisik, dan mental yang sudah ada
dalam setiap siswa dan dapat menumbuhkan jiwa kreatif, kolaboratif, dan
meningkatkan kekuatan berpikir siswa tingkat tinggi Interpretasi dan Penulisan
c. Interpretasi dan penulisan
(Alwasilah 2009 : 171) menyatakan bahwa interpretasi adalah proses
menafsirkan data. Interpretasi dilakukan untuk mengungkapkan makna yang
terkandung dalam data kemudian ditulis dalam laporan penelitian berdasarkan
pedoman penulisan skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2020.
d. Laporan Penelitian
Tahap terakhir dalam sebuah penelitian adalah laporan penelitian. Hasil
penelitian ini kemudian disusun dalam struktur dan secara sistematis untuk menjadi
30
karya ilmiah dalam bentuk skripsi.Sistematika yang digunakan adalah sebagaimana dinyatakan dalam Pedoman Menulis Universitas
Muhammadiyah Makassar 2021.
2. Analisis Jurnal
Tabel 4.1. Analisis Jurnal
No Judul Jurnal Penulis dan
Tahun
Frekuensi Hasil Penelitian Kelebihan Kekurangan
1. Analisis
keterampilan
proses sains
fisika SMA di
kabupaten
Jeneponto
Khaerunnisa
(2016)
Mengamati/
mengobservasi
Keterampilan proses sains (fisika)
SMA di Kabupaten Jeneponto
tahun ajaran 2016/2017 berada
pada kategori sedang dengan
persentase 38% dan secara khusus
keterampilan proses sains (fisika)
SMA kategori A berada pada
kategori tinggi dengan persentase
56% yang lebih unggul
dibandingkan keterampilan proses
sains (fisika) SMA kategori B
yang berada pada kategori sedang
dengan persentase 49%.
Sistematika
penulisan
jurnal sudah
membuat
seluruh poin
yang
dibutuhkan
Kerangka
pikir belum
teralu jelas
secara bagan
untuk alur
penelitian
2. Ketemapilan
proses sains
fisika peserta
Ika Nurhayani
(2018)
Menafsirkan/
interpretasi
Dari hasil ini dapat disimpulkan
bahwa keterampilan proses sains
fisika peserta didik kelas XI IPA
Metode
penelitan
diurakan
Jurnal belum
diatur sesuai
dengan
31
didik kelas XI
IA SMA Negeri
8 Maros
SMAN 8 Maros berada pada
kategori sedang. peserta didik
memiliki keterampilan proses
sains yang sedang dengan
persentase 24%. Adapun sisanya
berada pada kategori tinggi sebesar
15%; kategori rendah sebesar
12%; kategori sangat tinggi
sebesar 9% dan sangat rendah 0%.
secara
lengkap
format
penulisan
jurnal pada
umumnya.
3. Keterampilan
proses sains
fisika peserta
didik kelas XI
SMA Negeri 24
Bone
Nurtang
(2019)
Mengamati/
mengobservasi
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa Keterampilan
Proses Sains fisika peserta didik
kelas XI MIA 1 SMA Negeri 24
Bone tahun ajaran 2018/2019
berada pada kategori tinggi.
Dilihat dari setiap indikator KPS
diperoleh skor rata-rata secara
berturut-turut adalah indikator
menginterpretasi data dengan skor
rata-rata sebesar 3,81, indikator
mengklasifikasikan dengan skor
rata-rata sebesar 3,38, indikator
memprediksikan dengan skor rata-
rata sebesar 3,35 sedangkan
indikator menerapkan konsep
dengan skor rata-rata sebesar 2,31
dan indikator mengkomunikasikan
Menguraikan
penjelasan
dengan detail
dan lengkap
Analisis data
yang
ditampilakan
tidak secara
detail
32
dengan skor rata-rata sebesar 2,23.
4. Profil
keterampilan
proses fisika
siswa SMA di
Kota
lubuklinggau
pada pokok
bahasan listrik
dinamis
Yaspin
Yolanda
(2018)
Mengamati/
mengobservasi
Persentase peningkatan KPS
yakni, keterampilan observasi
90,3%, keterampilan klasifikasi
85,3%, keterampilan interpretasi
87.2 % keterampilan prediaksi
80,0% merencanakan percobaan
atau penyelidikan 92,6%,
keterampilan menggunakan alat
dan bahan 92,1%, keterampilan
menerapkan konsep atau prinsip
82,3%, keterampilan
berkomunikasi 89,4%,
keterampilan mengajukan
pertanyaan 95,1%, dan
keterampilan berhipotesis 81,2%.
Sehingga secara keseluruhan
terjadinya peningkatan yang
signifikan 87,3% KPS siswanya.
Analsis data
yang jelas
dan detail
Tahapan dari
penelitian
belum
diuraikan
5. Analisis
keterampilan
proses sains
siswa SMA
pada materi
kenematika
gerak lurus
Siti Anisah
(2018)
Penerapan Konsep Keterampilan Proses Sains siswa
SMA pada materi kinematika
gerak lurus termasuk dalam
kategori sedang dengan nilai rata-
rata 51.81%. Keterampilan Proses
Sains pada aspek eksperimen
merupakan Keterampilan Proses
Sains yang mempunyai persentase
yang paling tinggi yaitu sebesar
Hasil analisis
data
dipaparkan
dengan jelas
Tahapan
penelitian
masih perlu
penjelasan
secara
lengkap
33
67.13%, sedangkan keterampilan
yang paling rendah adalah
Keterampilan Proses Sains pada
aspek mengumpulkan dan
mengolah data yaitu sebesar
42.13%.
6. Peningkatan
keterampilan
proses sains
dasar dalam
menggunakan
alat ukur pada
pembelajaran
fisika di SMA
Negeri 6 Skouw
jayapura
Albert Lumbu
(2018)
Menerapkan
percobaan
penyelidikan
Peserta pelatihan siswa kelas X-
IPA1 dan Kelas X-IPA2 sangat
antusias dalam mempraktekkan
pengukuran dasar dengan
melakukan percobaan sederhana.
Kegiatan pelatihan dengan
melakukan perco- baan sederhana
meningkatkan kemampuan
keterampilan Proses Sains Dasar
dalam pembelajaran Fisika.
Pembahasan
yang
diuraikan
secara
terperinci
Abstark tidak
diurakan
dalam bahasa
Indonesia
7. Anlisis
keterampilan
proses sains
pada buku teks
pelajaran fisika
SMA kelas XI
Semester 1
Putri Rasti
Ramadhani
(2019)
Mengamati/
Observasi
indikator KPS paling tinggi 43,1%
dikategorikan cukup memfasilitasi
KPS, sedangkan buku teks
pelajaran Fisika terbitan memiliki
persentase indikator KPS paling
rendah dengan nilai rata-rata
41,5% dikategorikan cukup
memfasilitasi KPS. Sajian
indikator keterampilan
mengamati/observasi merupakan
sajian indikator KPS paling tinggi
dalam buku teks pelajaran dengan
Analisi data
yang terarah
dan teratur
Abstark tidak
diurakan
dalam bahasa
indonesia
34
persentase rata-rata 97,9%
dikategorikan sangat
memfasilitasi, sedangkan sajian
indikator keterampilan
mengajukan pertanyaan
merupakan sajian indikator KPS
yang paling rendah dengan
persentase rata-rata 1,4%
dikategorikan tidak memfasilitasi.
8. Pengembangan
modul fisika
berbasis
keterampilan
proses sains
(KPS) untuk
meningkatkan
kemampuan
pemecahan
masalah siswa
SMA/MA
Liyan Desi
Yulia
(2017)
Penerapan konsep penggunaan modul fisika berbasis
KPS dapat meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah
siswa. Pernyataan ini didukung
dari hasil perhitungan gain dengan
skor adalah 0, 47, peningkatan
kemampuan pemecahan masalah
berdasarkan hasil perhitungan
menggunakan gain termasuk
kategori sedang.
Penjelasan
abstrak yang
lengkap
memuat
seluruh poin
Metode yang
diuraikan
belum
memuat
uraian data
9. Penugasan
konsep dan
keterampilan
proses sains
siswa kelas XII
pada materi
Fluida Statis
Ahmad
yadaeni
(2018)
Penerapan Konsep Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa penguasaan
konsep dan keterampilan proses
sains siswa pada materi fluida
statis masih rendah dengan rerata
hasil skor penguasaan konsep
13,81, keterampilan proses sains
Penjelasan
yang
lengkap.
Sudah
memuat dua
bahasa untuk
penjelasan
abstrak
Susunan
jurnal kurang
sesuai
dengan
susunan
jurnal pada
umumnya
35
siswa 6,47.
10. Keterampilan
proses sains
(KPS) pada
pelaksanaan
praktikum
fisika dasar 1
Mega yati
Lestari
(2016)
Menggunakan alat,
bahan dan sumber
penerapan keterampilan proses
sains pada pelaksanaan praktikum
fisika dasar I yang dilakukan pada
materi alat-alat ukur dan kalor
menunjukkan penerapan
keterampilan proses sains pada
pelaksanaan praktikum terkategori
cukup dengan persentase 63%,
hasil ini diperoleh dengan
menggunakan instrumen lembar
observasi, dan pemahaman
keterampilan proses sains
mahasiswa terhadap konsep fisika
pada pelaksanaan praktikum fisika
dasar I mengenai materi alat-alat
ukur dan kalor terkategori cukup
dengan persentase 72%, hasil ini
diperoleh dengan menggunakan
instrumen tes pilihan ganda.
Hasil analisis
dilengkapi
dengan
diagram
batang
sehingga
lebih jelas
Penjelasan
referensi
kajian
pustaka tidak
diterterakan
11. Analisis unsur-
unsur
keterampilan
proses sains
dalam buku IPA
SMP
Asrofiatin
Aisyah (2021)
Mengelompokan
/klasifikasi
Berdasarkan hasil studi penelitian
pada buku IPA SMP kelas 7, dapat
disimpulkan bahwa dari unsur-
unsur keterampilan proses sains,
tiga buku IPA SMP yang telah
dianalisis terdapat satu unsur yang
masih belum memenuhi kelayakan
sebagai buku penunjang dalam
Kata kunci
abstrak sudah
memuat
segala
pembahasan
abstrak
Pendahuluan
dan kajian
pustaka
masih
digabungkan
secara
bersamaan
36
meningkatkan keterampilan proses
sains siswa yaitu unsur
mendefinisi operasional variabel.
Unsur keterampilan proses sains
terbanyak yang muncul yaitu pada
keterampilan proses sains dasar.
12. Analisis
keterampilan
proses sains
siswa dalam
menyelesaikan
soal fisika di
SMA Negeri
Kota Pontianak
Yesi Gasila
(2019)
Mengelompokan/
klarifikasi
indikator mengamati dengan nilai
rata-rata 89,9 dengan kategori
sangat baik dan untuk indikator
keterampilan proses sains terendah
yaitu pada indikator
menyimpulkan dengan nilai rata-
rata 76,8 dengan kategori baik,
untuk keterampilan proses sains
pada indikator memprediksi dan
mengkomunikasikan memiliki
nilai rata-rata yang sama yaitu
sebesar 83,3 dengan kategori baik,
keterampilan proses sains untuk
indikator mengklasifikasikan
memiliki nilai rata-rata sebesar
77,6 dengan kategori cukup,
keterampilan proses sains untuk
indikator mengukur memiliki rata-
rata sebesar 80 dengan kategori
baik.
Penjelasan
diuraikan
secara
bertahap
sesuai
dengan data
yang
dianlisis
secara
lengkap
Susunan
jurnal belum
sesuai
dengan jurnal
pada
umumnya
13. Keterampilan
proses sains
Artha
Lumbantoruan
Mengajukan
Hipotesis
Pada kelas eksperimen, identifikasi
variabel memiliki persentase
Pengenalan
masalah
Teknik
analisis data
37
dalam
praktikum
fisika
(2019) tertinggi sebesar 51.4% dengan
kategori sangat baik, sedangkan di
kelas kontrol, aspek analisis
investigasi memiliki persentase
tertinggi sebesar 43.3% dengan
kategori sangat baik.
dipaparkan
secara
mendetail
tidak
duraikan
secara
spesifik
mengenai
rumus yang
digunakan
14. Profil
Keterampilan
Proses Sains
(KPS) siswa
SMA di Kota
Bandung
Ifa Rifatul
Mahmuda
(2019)
Mengelompokan/
klarifikasi
Berdasarkan data serta
pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa rata-rata
keterampilan proses sains siswa
SMA di Kota Bandung kurang,
yakni 0% berada pada kategori
tinggi, 24% kategori sedang, dan
76% berada pada kategori rendah.
keterampilan proses sains yang
rendah ini disebabkan karena
siswa kurang dilatihkan
keterampilan proses sains pada
pembelajaran seharihari
Rumus pada
metode
penelitian
lengkap
disertai
dengan
keterangan
dan
pengkategori
an
Abstark yang
tidak
diterjemahka
n dalam
bahasa
inggris
15. Profil
keterampilan
proses sains
(KPS)
mahasiswa
fisika pada
materi listrik
magnet
Yaspin
Yolanda
(2019)
Mengelompokan/
klarifikasi
Rata-rata persentase peningkatan
KPS yakni, keterampilan observasi
82%, keterampilan klasifikasi
80%, keterampilan interpretasi
85%, keterampilan prediksi 78 %,
keterampilan merencanakan
percobaan atau penyelidikan 88%,
keterampilan menggunakan alat
Pembahasan
dijelaskan
secara baik
dibuktikan
dengan
penjelasan
beserta
gambar
Aturan
penulisan
belum tertata
dengan rapi
38
dan bahan 87%, keterampilan
menerapkan konsep atau prinsip
80%, keterampilan berkomunikasi
85%, keterampilan mengajukan
pertanyaan 84% dan keterampilan
berhipotesis 79%.
percobaan
16. Pengembangan
instrumen
penilaian
keterampilan
proses sains
pada
pembelajaran
fisika
Nazwatul ilmi
(2016)
Melaksanakan
percobaan
penyelidikan
Instrumen penilaian keterampilan
proses sains adalah alat ukur
keterampilan ilmiah siswa dalam
melakukan penyelidikan ilmiah.
Instrumen penilaian KPS yang
dikembangkan dalam penelitian ini
adalah tes dalam bentuk pilihan
ganda. Berdasarkan hasil uji
validasi oleh dua orang dosen ahli
diperoleh bahwa instrumen
penilaian KPS yang dikembangkan
layak digunakan untuk mengukur
keterampilan proses sains siswa
secara spesifik.
Alur
penelitian
diuraikan
dalam jurnal
secara baik
dalam bentuk
bagan
kerangka
pikir
Metode
penelitian
tidak
membahas
secara
mendetail
mengenai
konsep yang
digunakan
dalam
menganalisis
17. Studi
keterampilan
proses sains
(KPS) pada
pembelajaran
fisika materi
gelombang dan
getaran di kelas
Amanda Ayu
Pratam
(2017)
Mengelompokan/
klarifikasi
Skor rata-rata untuk keterampilan
merumuskan masalah sebesar
3,55, merumuskan hipotesis
sebesar 3,63, merancang
percobaan sebesar 3,52,
melakukan
penyelidikan/percobaan sebesar
3,48, mengelola data percobaan
Dilengkapi
dengan
penjelasan
bagan
sehingga
lebih mudah
mengetahui
indeks
Penjelasan
abstrak
masih dalam
satu bahasa
yaitu bahasa
inggris
39
VII SMP
Negeri 18
Palembang
sebesar 3,34, mengkomunikasikan
sebesar 3,33, dan menarik
kesimpulan sebesar 3,57, namun
pada keterampilan menganalisis
data percobaan skor yang
diperoleh sebesar 3,22, hal ini
menunjukkan bahwa siswa masih
kurang benar dalam menganalisis
data percobaan.
perbedaan
tiap iteam
18. Studi
keterampilan
proses sains
(KPS) peserta
didik kelas VII
SMP 12
Makassar
Salsabila
Yusuf Saleh
(2020)
Menerapkan
percobaan
penyelidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah
dikemukakan, maka diperoleh
kesimpulan mengenai tingkat
keterampilan proses sains peserta
didik kelas VIII SMPN 12
Makassar secara rata-rata berada
pada skor 15, 3 dan berada dalam
kategori cukup. Sedangkan untuk
ratarata populasi berada pada
kisaran 13, 91 – 16, 77 dan berada
dalam kategori sedang dan tinggi
Pembahasan
disertai
dengan KD
dan materi
yang diteliti
Objek yang
diteliti Cuma
memiliki satu
indikator.
Aturan
penulisan
jurnal belum
sesuai
dengan
aturan pada
umumnya
19. Analisis profil
keterampilan
proses sains
siswa sekolah
dasar di
kabupaten
Sumedang
Al Hayanti
Rahayu
(2015)
Melaksanakan
Percobaan/
penyelidikan
Keterampilan proses sains siswa
Sekolah Dasar di Kabupaten
Sumedang untuk setiap aspek
KPS-nya masih rendah, yaitu
dengan persentase sebesar 49,7%.
Langkah-
langkah
penelitian
dipaparkan
dengan
lengkap
Abstrak
dalam bahasa
Indonesia
tidak
diterterakan.
Penulisan
jurnal belum
40
teratur
20. Pengaruh
pendekatan
keterampilan
proses sains
terhadap
berpikir kritis
siswa pada
materi
ekosistem
Ririn Novianti
(2015)
Melaksanakan
Percobaan/
penyelidikan
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan, maka dapat
disimpulkan bahwa .penggunaan
pendekatan Keterampilan Proses
Sains berpengaruh secara
signifikan dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Pendekatan Keterampilan Proses
sehingga siswa telah beradaptasi
dan tidak mengalami kesulitan
dalam memproses pengetahuan,
guru harus menguasai pengelolaan
kelas agar lebih mudah mencapai
tujuan pembelajaran
Pembahasan
yang lengkap
dan jelas
disertai
dengan
bagan
diagram
Kajian
pustaka
dalam jurnal
tidak ada
21. Peningkatan
keterampilan
proses sains
melalui
pembelajaran
kontekstual
pada mahasiswa
semester 1
materi dinamika
Marnita
(2013)
Melaksanakan
Percobaan/
penyelidikan
Terjadi peningkatan keterampilan
proses sains mahasiswa melalui
penerapan model pembelajaran
kontekstual pada mahasiswa
semester I materi dinamika, hal ini
dapat dilihat dari perolehan hasil
belajar berupa keterampilan proses
sains mahasiswa pada siklus I
hanya tuntas hanya dua komponen
keterampilan proses saja yaitu
komponen “mengamati” dan
“mengkomunikasikan”, sedangkan
Analisis data
yang
lengkap,
pemaparan
masalah yang
lengkap dan
detail
Referensi
kajian
pustaka tidak
diterterakan
41
pada siklus II hasil belajar
mahasiswa berupa keterampilan
proses sains secara keseluruhan
semua komponen keterampilan
proses dapat tuntas.
22. Keterampilan
proses sains dan
kemandirian
belajar siswa
profil dan
setting
pembelajaran
untuk melatih
Siswanto
(2016)
Menafsirkan
/Interpretasi
Sebagian besar keterampilan
proses sains siswa masih rendah
seperti keterampilan mengamati,
mengajukan hipotesa,
merencanakan
percobaan,menginterpretasikan
data, menginterpretasikan grafik,
meramal, menerapkan konsep, dan
berkomunikasi. Keterampilan
menginterpretasikan grafik dan
berkomunikasi merupakan
keterampilan yang paling rendah
dimiliki oleh siswa, sehingga perlu
mendapat perhatian khusus dari
guru.
Hasil
penelitian
dijelaskan
dengan baik
dengan
mengunakan
acuan
diagram
batang
Penjelasan
rumus pada
metode
penelitian
tidak
diterterakan
23. Peningkatan
keterampilan
proses sains
siswa pada
materi laju
reaksi melalui
pendekatan
saintifik
Mira Fadela
(2016)
Menerapkan Konsep pendekatan saintifik efektif dalam
meningkatkan KPS siswa pada
materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Efektivitas pembelajaran ini
ditinjau berdasarakan rata-rata n-
gain KPS pada kelas yang dengan
pembelajaran menggunakan
Rumus yang
digunakan
sudah
lengkap
sesuai
dengan
analisis data
yang
Keterangan
rumus tidak
dipaparkan
42
pendekatan saintifik berbeda
secara signifikan dengan rata-rata
n-gain KPS pada kelas dengan
pembelajaran konvensional pada
materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi; dan
penerapan pendekatan
menggunakan pendekatan saintifik
menjadikan siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran.
dibutuhkan
24. Tes
keterampilan
proses sains
multiple choice
format
Febrika
Rahmat
Basuki
(2019)
Mengajukan
Pertanyaan
Tes keterampilan proses sains
yang dikembangkan dalam bentuk
pilihan ganda. Aspek keterampilan
proses sains yang diukur adalah
mengamati, identifikasi variable,
memprediksi, hipotesis, hubungan
antar variable,
mengkomunikasikan, merancang
investigasi, dan menyimpulkan.
Dari 25 butir soal yang dianalisis,
diperoleh soal yang valid adalah
sebanyak 18 butir soal yaitu soal
nomor 1 sampai 25. Daya
pembeda soal yang telah
dikembangkan yaitu 20% cukup,
16% baik, dan 64%baik sekali.
Tingkat kesukaran soal yaitu
8%mudah, 80% sedang dan 12%
Materi dalam
penelitian
dipaparkan
dengan detail
dari topik
materi
hingga sub
materi
Refernsi
tidak
dijelaskan
43
sukar. Reliabilitas soal yaitu 0,93
yang tergolong sangat tinggi
25. Penerapan
pembelajaran
IPA berbasis
keterampilan
proses sains
untuk
meningkatkan
literasi sains
pada mata
pelajaran IPA
dikelas VII
materi pokok
pencemaran
lingungan di
SMPN 1
Cikijing
Yuliani
(2016)
Melakukan
Komunikasi
Rata-rata nilai N-Gain kelas
eksperimen sebesar 0,3239
menunjukkan kriteria sedang, dan
rata-rata nilai N-Gain kelas kontrol
sebesar 0,2332 menunjukkan
kriteria rendah. Siswa memberikan
respon kuat dan sangat kuat
terhadap penerapan pembelajaran
berbasis keterampilan proses sains
pada konsep pencemaran
lingkungan. Respon yang
didapatkan menunjukkan bahwa
penerapan pembelajaran berbasis
keterampilan proses sains
mendapat respon positif dari
siswa.
Abstrak yang
padat
memuat inti
sari. Kata
kunci sudah
memuat
semua judul
Abstark tidak
diterjemahka
n dalam
bahasa
inggris.
Aturan
penulisan
jurnal belum
sesuai pada
umumnya
26. Riviu literature
tentang
keterampilan
proses sains
Ni Nyoma Sri
Vutu Verawati
(2020)
Menafsirkan/
Interpretasi
Secara umum keterampilan-
keterampilan yang dapat
dimunculkan dengan menerapkan
pendekatan keterampilan proses
adalah mengamati;1) menafsirkan
pengamatan; 2) meramalkan; 3)
menggunakan alat dan bahan; 4)
menerapkan konsep; 5)
merencanakan penelitian; 6)
berkomunikasi. Keterampilan-
Pemaparan
masalah pada
pendahuluan
dijelaskan
secara
lengkap
Perlu
penambahan
penjelasan
abstark,
metode
penelitian
tidak
dipaparkan
44
keterampilan tersebut sangat
relevan dengan tuntutan kurikulum
2013 dan hakikat pendidikan sain
sebagai produk, proses, dan sikap.
27. Analisis
pengaruh proses
sains terhadap
penguasaan
konsep fisika
siswa
Hendrik
Siswanto
(2017)
Penerapan Konsep Hasil analisis deskriptif pengaruh
keterampilan proses sains terhadap
penguasaan konsep fisika siswa
sangat signifikan. Keterampilan
proses sains memberikan pengaruh
yang positif terhadap penguasaan
konsep fisika siswa yang
dibuktikan melalui analisis teoritis
dan empiris. Hasil penelitian dapat
dikembangkan dengan
menfokuskan pada salah satu
aspek keterampilan proses sains
yaitu aspek kognitif, psikomotorik
dan afektif (sosial).
Kerangka
pikir alur
penelitian
diterterakan
dengan baik
Saran
penelitian
tidak
diberikan
pada jurnal
28. Analisis
keteampilan
proses sains
peserta didik
kelas XI pada
materi suhu dan
kalor ditinjau
dari perbedaan
gendre SMA
Negeri di Gowa
Nur Indah
Umar
(2018)
Mengajukan
Pertanyaan
Hasil perolehan tes keterampilan
proses sains peserta didik laki- laki
memperoleh skor rata-rata adalah
13.13 dan perempuan memperoleh
skor ratarata adalah 12.86.
Berdasarkan hasil perhitungan
analisis uji hipotesis yang telah
dilakukan tidak terdapat perbedaan
dari kemampuan proses sains
peserta didik.
Jurnal
dijelaskan
dengan
lengkap
Aturan
penulisan
jurnal pada
umumnya
belum sesuai
45
29. Analsis
keterampilan
proses sains
melaui
praktikum IPA
pada mahasiswa
Stikip
Muhammadiyah
Bangka
Belitung
Yuanita
(2018)
Menggunakan alat
dan bahan/sumber
Keterampilan menggunakan alat
dan bahan dengan nilai rata-rata
76,4 kategori sedang, keterampilan
mengamati dan mengobservasi
dengan nilai rata-rata 81,4 kategori
tinggi, kemampuan
mengelompokkan atau klasifikasi
dengan nilai rata-rata 82,1 kategori
kategori tinggi dan kemampuan
mengkomunikasikan dengan nilai
ratarata 82,8 kategori tinggi.
Kajian
pustaka
dipaparkan
dalam jurnal
sehingga
lebih mudah
memahami
konsep
Alur
penelitan
tidak
dijelaskan
30. Analisis
keterampilan
proses sains
fokus studi
pembiasan
cahaya melalui
aplikasi online
quizizzi
Handinda
Putri Agustina
(2020)
Mengelompokan/
klasifikasi
Diperoleh rata-rata kemampuan
mahasiswa pada masing-masing
jenis indikator ketrampilan proses
termasuk kedalam kategori cukup,
yaitu dengan persentase sebesar
56,2%. Indikator ketrampilan
proses sains yang baik
penguasannnya yaitu ketrampilan
mengamati dengan persentase
sebesar 76%, sedangkan yang
paling rendah penguasaanya yaitu
ketrampilan menginferensial
dengan presentase sebesar 29%.
Secara berurutan penguasaan
ketrampilan proses sains dari hasil
penelitian, yaitu ketrampilan
mengamati (76%), ketrampilan
Sudah
menerapkan
materi yang
akan diteliti
sehingga
lebih spesifik
Penjelasan
materi
penelitian
tidak
dijelaskan
46
menerapkan konsep (69%),
Ketrampilan mengkomunikasikan
(65%), ketrampilan
mengklasifikasi (42%), dan
ketrampilan mengiferensial/
menarik kesimpulan (29%)
31. Analisis
keterampilan
sains teknologi
masyarakat
(STM) sebagai
model
pembelajaran
Rodatus
Sofiah
(2020)
Mengajukan
Hipotesis
Berdasarkan hasil dan
pembahasan, diperoleh kesimpulan
bahwa Sains Teknologi
Masyarakat (STM) dapat
dikategorikan sebagai suatu model
pembelajaran. Hasil kajian ini
diharapkan dapat digunakan oleh
peneliti selanjutnya sebagai
tambahan informasi pada
penelitian dengan studi literatur
mengenai model Sains Teknologi
Masyarakat (STM)
Pendahuluan
dijelaskan
dengan
lengkap
berdasarkan
referensi
yang ilmiah
Penulisan
jurnal belum
sesuai
dengan jurnal
pada
umumnya
32. Pengembangan
lembar kerja
siswa (LKS)
berorientasikan
keterampilan
proses sains
IPA untuk
siswa kelas X
Nurkholifa
(2021)
Mengamati/
observasi
Observasi aktivitas keterampilan
proses sains mendapat rentang
persentase 91,67% - 100%, 6
siswa tuntas dalam tes pemahaman
materi dan semua subyek
mendapat nilai ≥70 pada tes
kemampuan keterampilan proses
sains, sehingga LKS dapat
digunakan sebagai media belajar
siswa. LKS berorientasi
Landasan
masalah
didasarkan
pada
penelitian
sebelumnya
Penulisan
jurnal belum
sesuai
dengan jurnal
pada
umumnya
47
keterampilan proses sains dapat
dikembangkan lagi menjadi lebih
interaktif sehingga menarik
perhatian siswa dan membuat
siswa tidak cepat bosan.
33. Pembelajaran
fisika dan
metode
eksperimen
untuk
meningkatan
hasil belajar
kognitif dan
keterampilan
proses sains
Ika yunira
sebekti (2016)
Melaksanakan
percobaan/
penyelidikan
Hasil analisis data dan
pembahasan, dapat diambil
kesimpulan yaitu terdapat
peningkatan yang signifikan hasil
belajar fisika aspek kognitif dan
keterampilan proses sains ditinjau
dari kemampuan awal fisika pada
siswa kelas X di SMA Negeri 9
Yogyakarta dengan model
pembelajaran inkuiri terbimbing
melalui metode eksperimen.
Hasil analisis
data yang
baik
Metode
penelitian
tidak
dipaparkan
34. Ketermapilan
proses sains,
gaya belajar dan
hasil belajar
fisika
Sri
Nursusilawati
(2017)
Melaksanakan
percobaan/
penyelidikan
Hasil penelitian dan pembahasan,
maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut: Terdapat
hubungan yang signifikan secara
bersama-sama antara ketiga
variabel keterampilan proses sains
dan gaya belajar dengan hasil
belajar hal ini tercermin dari hasil
analisis dengan menggunakan uji t,
dimana thitung lebih besar dari
ttabel atau 2,5306 ≥ 1,6607.
Hasil
pembahasan
mudah
dipahami
dijelaskan
dengan
diagram yang
jelas
Rumus
pengkategori
an tidak
dijelaskan
pada jurnal
35. Pengaruh Nur Aziz Melaksanakan Berdasarkan secara keseluruhan Menggunaka Diagram
48
keterampilan
proses sains dan
sikap ilmiah
terhadap
pemahaman
konsep IPA
Rahmat Putra
(2015)
Melaksanaka
percobaan/
penyelidikan
aktivitas mahasiswa sudah lebih
baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-
rata perolehan persentasi analisis
aktivitas mahasiswa pada tindakan
1 yaitu 72% (kategori cukup ) dan
pada tindakan 2 yaitu 84%
(kategori Baik).
n tahapan
siklus yang
dijelaskan
secara baik
batang belum
jelas
penunjukan
angkanya
36. Keterampilan
proses sains
siswa (KPS)
dengan model
predict observe dan Exsplain
(POE) pada
materi energi
Emi Sulistri
(2018)
Mengelompokan/
mengklasifikasi
Berdasarkan analisis yang
dilakukan, secara umum dapat
disimpulkan bahwa model POE
dapat dijadikan satu di antara
model pembelajaran alternatif
untuk meningkatkan keterampilan
proses sains (KPS) siswa pada
materi Energi di kelas VIII. Secara
khusus diperoleh bahwa indikator
KPS merencanakan percobaan
mengalami peningkatan paling
tinggi sebesar 0,69 dan indikator
KPS menafsirkan mengalami
peningkatan paling rendah diantara
indikator KPS yang dilatihkan
penelti yaitu sebesar 0,35 dengan
kategori sedang
Penjelasan
pembahasan
dibuktikan
dengan
gambar
percobaan
yang
dilakukan
Aturan
penulisan
jurnal belum
sesuai secara
umum. Saran
penelitian
tidak
diterterakan
37. Deskriptif
keterampilan
proses sains
mahasiswa pada
Darmaji
(2018)
Melaksanakan
percobaan/
penyelidikan
Pada indikator keterampilan
observasi, sebesar 42,85% dari 91
mahasiswa telah baik dalam
melakukan observasi. Indikator
Deskripsi
rumus yang
digunakan
tidak
Saran
penelitian
tidak
diterterakan
49
materi
termodinamika
keterampilan observasi,
mahasiswa juga baik dalam
mengukur dan membuat
kesimpulan, hal ini dapat dilihat
dari tingginya persentase
mahasiswa yang masuk dalam
kategori baik sebesar 37,36% dan
54,94%.
dijelaskan
38. Pembelajaran
dengan konsep
pendekatan
keterampilan
proses sains
untuk
meningkatkan
penugasan
konsep suhu
dan pemuaian
Y. Subagyo
(2009)
Pengajuan Hipotesis Dari analisis dan pembahasan hasil
penelitian dapat disimpulkan hasil
belajar siswa dapat ditingkatkan
dengan pendekatan keterampilan
proses pada pokok bahasan suhu
dan pemuaian. Kriteria
peningkatan hasil belajar
pemahaman konsep rendah,
psikomotorik yang berupa
keterampilan sedang, dan sikap
ilmiah siswa rendah. Selain itu,
juga dapat memberikan
pengalaman belajar secara
langsung pada siswa melalui
penggunaan dan pengembangan
keterampilan proses dan sikap
ilmiah.
Penggunaan
diagram
dalam
pengelolahan
data yang
lengkap
Kata kunci
abstrak
dalam versi
bahasa
Indonesia
tidak
diterterakan
39. Analisis
keterampilan
proses sains
Darmaji
(2020)
Mengelompokan/
klasifikasi
Secara keseluruhan, keterampilan
proses sains siswa dalam
mengobservasi, mengklarifikasi,
Materi
penelitian
jelas dan
Susuanan
jurnal belum
rapi
50
siswa materi
pemantulan
pada cermin
datar
mengukur, memprediksi,
mengomunikasikan,
menyimpulkan, membuat grafik,
memperoleh data dan memproses
data, menyusun tabel data,
mengidentifikasi variabel,
mendeskripsikan variabel secara
operasional, membuat hipotesis,
menganalisis percobaan,
merancang investigasi,
menganalisis investigasi dan
melakukan eksperimen tergolong
dalam kategori baik dengan
persentase 27,93%, kategori sangat
tidak baik dengan persentase
26,88%, kategori sangat baik
dengan persentase 21,11% dan
kategori sangat tidak baik dengan
persentase 13,23%.
terarah
sehingga
lebih spesifik
disertai
dengan
penjelasan
materi
40. Pengembangan
modul fisika
berbasis
scientific
approach untuk
meningkatkan
keterampilan
proses sains
siswa
Eli Sumiati
(2018)
Menggunakan alat
dan bahan/ sumber
keefektifan modul fisika berbasis
scientific approach untuk
meningkatkan keterampilan proses
sains siswa pada materi fluida
statis dapat dikatakan “Efektif”.
Hal ini didasarkan pada perolehan
nilai kefektifan relatif sebesar 64%
dengan kategori “efektif” dengan
perolehan nilai effect size dari
Susunan
jurnal rapi
terarah
Saran
peneliti tiada
diterterakan
51
Cohen sebesar 1,32 dengan
kategori nilai effect size yang
“Besar”, artinya adanya suatu
pengaruh yang besar dari modul
terhadap peningkatan keterampilan
proses sains siswa dengan
peningkatan KPS rata-rata siswa
melalui gain score sebesar 0,40
dengan kategori peningkatan
“Sedang”.
41. Pengembangan
LKPD fisika
tingkat SMA
berbasis
keterampilan
berbasis sains
Herman
(2015)
Menggunakan alat
dan bahan/ sumber
Model/kerangka acuan dalam
menulis LKPD basis keterampilan
proses sains meliputi (1) judul, (2)
informasi umum (gambar, narasi),
dan (3) rumusan pertanyaan
produktif yang terdiri dari;
pertanyaan penyelidikan,
pertanyaan analisis, pertanyaan
bahasan (pembahasan), pertanyaan
kesimpulan). b. Profil LKPD fisika
berbasis keterampilan proses sains
yang dihasilkan telah memenuhi
kriteria valid, praktis dan efektif
Uraian
LKPD
dijelaskan
secara baik
dan alur
bagan
peneliti
dijelaskan
juga pada
jurnal
Saran
peneliti tidak
diterterakan
42. Pengaruh
kondisi
laboratorium
terhadap
keterampilan
Kunati Afifah
(2016)
Menggunakan alat
dan bahan/ sumber
Skor yang di diperoleh untuk
keterampilan keamanan dan
keselamatan kerja yaitu 0,875 dan
berada pada kategori sangat baik.
Hal ini menunjukkan siswa di
Penjelasan
mudah
dipahami
dilengkapi
dengan
Susunan
jurnal tidak
teratur sesuai
dengan
aturan jurnal
52
proses sains
siswa SMA
Negeri 11
Semarang
(Desekriptif
Kualitatif)
SMA Negeri 11 Semarang sudah
paham akan keselamatan saat
berada di labioratorium. Melalui
kegiatan praktikum di
laboratorium, siswa melakukan
minds on dan hinds on. Partisipasi
siswa dalam kegiatan penyelidikan
melalui kegiatan mendorong siswa
untuk mengajukan pertanyaan,
mengajukan hipotesis, membuat
prediksi, menggunakan alat-alat
untuk mengumpulkan dan
menganalisis data, membuat
kesimpulan, membangun argumen,
mengkomunikasikan temuan, dan
menggunakan startegi penalaran
luas yang melibatkan keterampilan
berpikir kritis, kreatif, dan berpikir
logis
diagram yang
mencolok
pada
umumnya
43. Pengaruh
keterampilan
proses sains,
penalaran, dan
pemecahan
masalah
terhadap hasil
belajar fisika
Napis
Markawi
(2018)
Menafsirkan/
interpretasi
keterampilan proses sains
berkonstribusi mempunyai
pengaruh langsung terhadap
kemampuan pemecahan masalah
sebesar atau . Keterampilan proses
sains merupakan teknik atau
prosedur yang digunakan untuk
mencari, memperoleh, dan
mengolah ilmu pengetahuan sesuai
Metode
penelitian
menerapkan
bagan
penelitian
Aturan
penulisan
jurnal tidak
sesuai
dengan jurnal
pada
umumnya
53
dengan metode ilmiah.
44. Penerapan
lembar kerja
eksperimen
untuk melatih
keterampilan
proses sains
siswa SMA
Hikmawati
(2019)
Menggunakan
alat/bahan/sumber
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah
dipaparkan, maka dapat
disimpulkan bahwa: penerapan
LKE untuk materi pembelajaran
Suhu, Kalor, dan Perpindahan
Kalor dengan metode eksperimen
dapat meningkatkan KPS siswa di
SMA. KPS siswa meningkat dari
kriteria Cukup dengan nilai 70
pada LKE 1 naik menjadi kriteria
Baik dengan nilai 87 pada LKE 6
Penjelasan
media LKS
sudah
dijelaskan
dengan baik
Abstrak tidak
diterterakan
dalam dua
bahasa yaitu
bahasa
indonesia
45. Peningkatan
kualitas
pembelajaran
fisika di SMAN
2 mataram
melalui
penerapan
pendekatan
keterampilan
proses
Syahrial Ayub
(2019)
Menerapkan
percobaan/
penyelidikan
Dari hasil penelitian yang
dilakukan dapat disimpulkan
bahwa: Penerapan pembelajaran
dengan pendekatan keterampilan
proses membuat siswa senang,
banyak praktek dan menggunakan
alat dan media pembelajaran, hal
ini diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pengajaran fisika di SMA
Negeri 2 Mataram. Respon siswa
SMA Negeri 2 Mataram terhadap
pembelajaran dengan pendekatan
keterampilan proses sangat baik
dan mereka termotivasi untuk
belajar fisika
Penelitian
yang
dilakukan
hingga empat
siklus
sehingga data
yang
didapatkan
secara real
Abstrak tidak
diterterakan
dalam dua
bahasa yaitu
bahasa
indonesia
54
46. Analisis
keterampilan
proses sains
pada
pelaksanaan
praktikum
fisika di SMAN
9 Makassar
Frafti Rejeki S
(2020)
Melaksanakan
percobaan/
penyelidikan
Adapun frekuensi dan persentase
kategori skor perolehan KPS hasil
tes tertulis peserta didik pada tabel
3, terlihat bahwa sebanyak 19
orang peserta didik yang memiliki
keterampilan proses sains yang
tinggi dengan persentase sebesar
82.61%. Perolehan tertinggi
peserta didik ada pada indikator
mengomunikasikan yang
menunjukkan bahwa peserta didik
sudah mampu mengomunikasikan
data hasil penelitian dalam bentuk
grafik ataupun tabel. Perolehan
terendah pada tes kinerja dan
tertulis keduanya ada pada
indikator menyusun hipotesis.
Pemaparan
masalah pada
pendahuluan
diperkuat
dengan
pendapat
para ahli
Aturan
penulisan
jurnal belum
sesuai
dengan jurnal
pada
umumnya
47. Pengembagan
Peneilaian
Keterampilan
Proses sains
SMK
Hantje Ponto
(2019)
Mengajukan
Hipotesis
Hasil analisis menunjukan indeks
L = 0.79> 0:50. Berdasarkan hasil
analisis data dapat dinyatakan
bahwa instrumen ini sangat
esensial atau penting dapat
berguna untuk menilai
pembelajaran siswa SPS BEE.
Sehingga instrumen ini dapat
dijadikan acuan oleh guru untuk
menilai siswa
Materi
penelitian
dijelaskan
dengan baik.
Analisis data
yang lengkap
Saran
peneliti pada
jurnal tidak
diterterakan
48. Pengembangan Zulirfan Menggunakan alat Instrumen pengukuran Catatan kaki Saran
55
instrumen tes
keterampilan
proses sains
bagi siswa SMP
sederajat
(2019) dan bahan sumber keterampilan proses sains untuk
siswa kelas dua SMP telah
dikembangkan dalam penelitian
ini. Instrumen ini berbentuk tes
pilihan ganda dengan empat
pilihan jawaban. Instrumen terdiri
dari 30 item soal valid yang
mewakili dua kategori yaitu
keterampilan proses sains dasar
dan keterampilan proses sains
terpadu serta mewakili 12 sub
konstruk keterampilan proses
sains. Analisis korelasi point
biserial telah menunjukkan bahwa
item-item soal yang dikembangkan
mempunyai korelasi yang kuat.
Analisis KR-20 menunjukkan
instrumen mempunyai reliabelitas
yang memadai sebagai instrumen
pengukuran keterampilan proses
sains siswa kelas dua SMP.
atau
keterangan
rumus pada
jurnal
dijelaskan
sehingga
lebih mudah
mengetahui
maksud dari
objek
peneliti tidak
diterterakan
49. Pengembangan
instrumen tes
keterampilan
proses sains
pada materi
kalor dan
perpindahannya
Diego Pradana
(2021)
Menggunakan alat
dan bahan sumber
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut: instruman tes
keterampilan proses yang
dikembangkan telah memenuhi
kriteria sebagai alat ukur, baik
dilihat dari validitas isi, validitas
Rumus yang
lengkap pada
metode
penelitian,
materi
penelitian
yang jelas
Aturan
penulisan
jurnal belum
sesuai
dengan jurnal
pada
umumnya
56
empiris, reliabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda.
Hasil tersebut menunjukan bahwa
instrumen tes keterampilan proses
sains materi kalor dan
perpindahannya valid atau layak
digunakan sebagai instrumen
penilaian keterampilan proses
sains siswa
dan terarah
50. Melatihkan
keterampilan
proses siswa
pada materi
faktorfaktor
yang
mempengaruhi
laju reaksi
melalui model
pembelajaran
inkuiri
Nurina
Yuliani
(2014)
Melaksanakan
percobaan/
penyelidikan
Keterampilan proses siswa
mengalami peningkatan dari
kriteria lemah dengan rata-rata
persentase sebesar 35,48% pada
pertemuan satu menjadi kriteria
baik dengan rata-rata persentase
sebesar 70,88% pada pertemuan
dua dan meningkat lagi pada
pertemuan tiga menjadi kriteria
sangat baik dengan rata-rata
persentase sebesar 84,90%.
Sehingga model pembelajaran
inkuiri dapat melatihkan
keterampilan proses siswa pada
materi faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi.
Pemberian
grafik dan
keterangan
grafik
sehingga
lebih mudah
membaca
analisis data
Ada bebrapa
rumus tidak
diterterakan
pada metode
penelitian
57
Tabel 4.2 Persentase Hasil Analisis Jurnal
No Indikator KPS Frekuensi Persentase %
1. Mengamati/Observasi 5 10
2. Mengelompokkan/Klasifikasi 8 16
3. Menafsirkan/Interpretasi 4 8
4. Meramalkan/Memprediksi 0 0
5. Melakukan Komunikasi 1 2
6. Mengajukan Pertanyaan 2 4
7. Mengajukan hipotesis 4 8
8. Menggunakan
Alat/Bahan/Sumber 7 14
9. Menerapkan
Percobaan/Penyelidikan 5 10
10. Menerapkan Konsep 5 10
11. Melaksanakan
Percobaan/Penyelidikan
9 18
Total 50 100
Sumber: Olahan Data Peneliti
Dari tabel di atas, data penelitian dapat dilihat dalam bentuk data
kuantitatif dan dapat dijelaskan dalam bentuk diagram. Pada diagram tersebut
dapat dilihat persentase penggunaan Indikator Keterampilan Proses Sains Pada 50
jurnal fisika.
58
Gambar 4.1. Diagram Persentase Hasil Analisis Jurnal
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jenis indikator Keterampilan
Proses Sains yang paling banyak digunakan yaitu indikator melaksanakan
percobaan penyelidikan. Dari hasil 50 jurnal yang di analisis oleh peneliti,
Indikator yang paling banyak digunakan yaitu Indikator melaksanakan percobaan
penyelidikan, karena rata-rata jurnal yang di analisis oleh peneliti menggunakan
indikator yang dapat memberikan Penilaian proses dan hasil belajar menurut
teknik dan cara-cara penilaian yang lebih komprehensif terhadap peserta didik.
Mengamati/
Observasi
10%
Mengelompokkan
/ Klasifikasi
16%
Menafsirkan/
Interpretasi
8%
Meramalkan/Me
mprediksi
0%
Melakukan
Komunikasi
2%
Mengajukan
Pertanyaan
4%
Mengajukan
hipotesis
8%
Menggunakan
Alat/Bahan/
Sumber
14%
Menerapkan
Percobaan/
Penyelidikan
10%
Menerapkan
Konsep
10%
Melaksanakan
Percobaan/
Penyelidikan
18%
Presentase Hasil Analisis Jurnal
59
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan Indiktor keterampilan proses
sains pada 50 jurnal fisika adalah untuk mengembangkan keterampilan baik
secara intelektual, sosial, fisik, maupun mental yang sudah ada dalam diri setiap
individu dan model pembelajaran yang berbasis pada permasalahan dunia nyata
sehingga dapat menumbuhkan jiwa-jiwa kreatif, kolaboratif, serta meningkatkan
daya pikir siswa tingkat tinggi. keterampilam proses sains tinggi dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan memiliki prestasi hasil belajar yang
lebih baik dari pada peserta didik dengan keterampilan proses sains rendah.
Data analisis Indikator keterampilan proses sains pada 50 jurnal fisika
menunjukkan bahwa kemampuan memecahkan masalah yang dilakukan
berdasarkan keterampilan proses sains peserta didik yang lebih mandiri dengan
membangun pengetahuan sendiri, dan mampu mengkomunikasikan hasil
pemecahan masalah seningga keterampilan proses sains peserta didik termasuk
tinggi. Pembelajaran dengan keterampilan proses sains pada 50 jurnal fisika yaitu
pembelajaran yang dilakukan lebih berpusat pada peserta didik sehingga dapat
berperan aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri, mengalami dan
melakukan sendiri cara mendapatkan suatu pengetahuan dan mampu memecahkan
suatu masalah serta serta dapat merasakan sendiri kegunaannya.
Meurut Tawil dan Liliasari (2014) Keterampilan proses sains dapat
diklasifkasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses
60
terpadu. Keterampilan proses dasar terdiri dari keterampilan mengamati
(melakukan observasi), keterampilan mengukur (melakukan pengukuran),
keterampilan memprediksi (meramalkan), keterampilan mengelompokkan
(mengklasifikbasi), menginferensi (mengemukakan asumsi), dan keterampilan
mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi
keterampilan-ketrampilan untuk mengidentifikasi masalah dan variabel,
merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merancang eksperimen,
menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti atau data.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa keterampilan proses sains terdapat pengaruh yang sangat
signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Indikator keterampilan proses
sains yang paling banyak digunakan pada lima puluh jurnal ilmiah yang telah
dianalisis oleh peneliti yaitu mengamati/observasi, menafsirkan/mengklasifikasi,
menafsirkan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep, dan
melaksanakan percobaan penyelidikan. Sedangkan indikator keterampilan proses
sains yang paling sedikit atau bahkan tidak dipakai yaitu mengajukan pertanyaan,
meramalkan, dan melakukan komunikasi
Berdasarkan hasil penelitian Lestari (2018) menyatakan bahwa dari 11
indikator keterampilan proses sains yang mempunyai peresentasi tinggi yaitu
melaksanakan percobaan/penyelidikan dengan persentasi sebesar 18% dengan
kategori baik. Sedangkan indikator yang paling rendah yaitu indikator
mengajukan meramalkan/memprediksi 0% dengan kategori kurang sekali.
61
Dari hasil analisis penelitian studi literatur yang dilakukan oleh peneliti di
lima puluh jurnal ilmiah terkait dengan keterampilan proses sains pada 50 jurnal
fisika berkaitan dengan penelitian sebelumnya, di mana Indikator yang paling
banyak digunakan adalah Indikator melaksanakan percobaan penyelidikan. Jenis
Indikator ini paling banyak digunakan karena memberikan penilaian proses dan
hasil belajar IPA menurut teknik dan cara-cara penilaian yang lebih komprehensif.
Selain itu, pendidik akan lebih mudah menyampaikan materi dan peserta didik
yang mampu menangkap (menerima) dengan baik materi yang telah diberikan.Hal
ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Persentase jenis indikator melaksanakan
percobaan penyelidikan sebesar 18%.
Sedangkan indikator yang paling sedikit digunakan yaitu indikator
meramalkan/memprediksi. Jenis indikator ini sedikit digunakan karena dari 50
jurnal yang dianalisis kurang yang menggunakan indikator
meramalkan/memprediksi hal ini disebabkan oleh peserta didik belum
mengetahui apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum terjadi. Hal ini
dapat dilihat pada tabel 4.2 dengan persentase indikator melakukan komunikasi
dengan indeks presentase 2 %
Sedangkan indikator yang tidak digunakan pada analisis jurnal yaitu
indikator meramalkan/memprediksi. Jenis indikator ini tidak digunkan karena
disebabkan oleh pertanyaan yang diberikan harus yang jelas dan efektif agar
peserta didik lain dapat memahami informasi yang di pertanyakan. Hal ini dapat
dilihat pada tabel 4.2 dengan persentase indikator mengajukan pertanyaan
sebesar 0%.
62
Dari hasil analisis, peserta didik yang diajar dengan keterampilan proses
sains pada 50 jurnal fisika dapat memberikan pengaruh yang jauh lebih baik
dibanding dengan peserta didik yang mempunyai Keterampilan Proses Sains
rendah.
Para peneliti menemukan kelemahan dalam melakukan analisis, yaitu
kurangnya pemahaman para peneliti dalam menganalisis sehingga hasil analisis
ini masih membutuhkan penyesuaian sehingga di masa depan karya ilmiah ini
bisa lebih baik dan sempurna.
63
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil, dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagaiberikut :
1. Analisis hasil penelitian Library Research yang dilakukan pada lima puluh
jurnal ilmiah yang terkait dengan Keterampilan Proses Sains Pada 50 jurnal
fisika, didapatkan jenis indikator Keterampilan Proses Sains yang paling
banyak digunakan adalah jenis indikator melaksanakan percobaan
/penyelidikan dengan persentase = 18%, mengelompkan klasifikasi = 16 %,
menggunakan alat/bahan/sumber = 14 %, mengamati/observasi, menerapkan
percobaan/peneyelidikan, menerapkan konsep = 10 %, menafsirkan/
interpretasi, mengajukan hipotesisi = 8 % , mengajukan pertanyaan = 4 % ,
melakukan komunikasi = 2 % dan meramalkan atau memprediksi = 0 %.
2. Jenis indikator melaksanakan percobaan penyelidikan yang paling banyak
digunakan pada analisis jurnal tentang Keterampoilan Proses Sains Pada
Model 50 jurnal fisika persentase 18%.
3. Jenis indikator meramalkan atau memprediksi yang bahkan tidak digunakan
pada analisis jurnal tentang keterampilan proses sains pada 50 jurnal fisika
dengan persentase 0%.
64
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Penggunaan indikator keterampilan proses sains pada model 50 jurnal fisika
dapat digunakan dalam proses belajar mengajar sehingga diharapkanakan
diterapkan di sekolah.
2. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menganalisis jurnal yang lebih
dalam dengan menggunakan sumber data lebih dari lima puluh jurnal ilmiah
sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal.
65
DAFTAR PUSTAKA
Afifah Kunnti Dan Astuti Puji Andari. 2019. Pengaruh Kondisi Laboratorium
Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 11 Semarang
(Deskriptif Kualitatif). Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang Isbn :
978-662-61599-6-0 : 195-199.
Afifuddin, & Sabeni, B. A. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Agustina Putri Andinda Dan Zannah Nur Siti. 2020. Ketrampilan Proses Sains:
Fokus Studi Pembiasan Cahaya Melalui Aplikasi Online Quizizz. Jurnal
Kependidikan Betara Vol 1(2): 40-47.
Aliyah Asrofiatin Dan Erman. 2021. Analisis Unsur-Unsur Keterampilan Proses
Sains Dalam Buku IPA SMP. Pensa E-Jurnal : Pendidikan Sains E-Issn:
2252-7710, Vol 9 (2) : 147-153.
Alwasilah, A. C. 2009. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: PT. Dunia Pustaka Jaya.
Anisah Siti, Subiki Dan Supriadi Bambang. 2018. Analisis Keterampilan Proses
Sains Siswa Sma Pada Materi Kinematika Gerak Lurus. Jurnal Fkip
UNJE. Vol 5 (1) : 5-8.
Ayub Syahrial , Gunada I Wayan Dan Afifah Gusti. 2019. Peningkatan Kualitas
Pembelajaran Fisika Di Sman 2 Mataram Melalui Penerapan Pendekatan
Keterampilan Proses. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi Vol 5 (1) :
173 – 181.
Basuki Rahmat Fibrika, Jufrida, Kurniawan Wawan, Devi Prasetia Ismawan ,
Fitaloka Olva. 2019. Tes Keterampilan Proses Sains: Multiple Choice
Format. Jurnal Pendidikan Sains (Jps) Issn 2502-1443 Vol 7 (2) : 101-111.
Darmaji, Kurniawan Agus Dwi, Astalini Dan Heldalia. 2020. Analisis
Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Pemantulan Pada Cermin
Datar. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan e-Issn:
2502-471x, Vol 5 (7) : 1013- 1019.
Darmaji, Kurniawan Agus Dwi, Hanaiyah Parasdila Dan Irdiant. 2018. Deskripsi
Keterampilan Proses Sains Mahasiswa Pada Materi Termodinamika.
Jurnal Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Issn : 2549-2764, Vol 6 (3) : 345-
353.
Fadela Mira Dian, Fadiawati Noor, Dan Tania Lisa. 2016. Peningkatan
Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Materi Laju Reaksi Melalui
Pendekatan Saintifik. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Kimia Vol. 5
(3) : 113-127.
Gasila Yesi, Fadillah Syarifah Dan Wahyud. 2019. Analisis Keterampilan Proses
Sains Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Ipa Di SMP Negeri Kota
Pontianak. Jurnal Inovasi Dan Pembelajaran Fisika, Vol 6 (1) : 14-22.
Herman Dan Aslim. 2015. Pengembangan LKPD Fisika Tingkat Sma Berbasis
Keterampilan Proses Sains. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal)
Snf E-Issn: 2476-9398, Vol 4 : Ii-113- 118
66
Hikmawati, Kusmiyati, Dan Sutrio. 2019. Penerapan Lembar Kerja Eksperimen
Untuk Melatih Keterampilan Proses Sains Siswa SMA. Jurnal Pendidikan
Fisika Dan Teknologi Volume 5 (1) : 167 – 172.
Ilmi Nazwatul, Desnita, Handoko Erfan Dan Zelda Betty. 2016.Pengembangan
Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran
Fisika SMA. Prosiding Seminar Nasional Fisika (E-Journal) Snf -Issn:
2476-9398, Vol 5.
Khaerunnisa. 2016. Analisis Keterampilan Proses Sains (Fisika) SMA Di
Kabupaten Jeneponto. Jurnal pendidikan Fisika Unismuh Makassar. JPF
Vol 5 (3) : 341-350.
Lestari Yati Mega Dan Diana Nirva. 2018. Keterampilan Proses Sains (KPS)
Pada Pelaksanaan Praktikum Fisika Dasar I. Indonesian Journal Of
Science And Mathematics Education E-Issn: 2615-8639 , Vol 1 (1) : 49-
54.
Lumbantoruan Artha, Irawan Didik Dan Siregar Remalis Harina Dan
Lumbantoruan Dear. 2018. Science Process Skills In Physics Practicum.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika-Compton 1-12.
Lumbu Albert Dan Panda M Florentina. 2018. Peningkatan Keterampilan Proses
Sains Dasar Dalam Menggunakan Alat Ukur Pada Pembelajaran Fisika
Di SMA Negeri 6 Skouw Jayapura. Jurnal Pengabdian Papua Issn 2550,
Vol 2 (2) : 39-42.
Mahanal Susriyati Pradana Diego Dan Nida Safwatun. 2017. Pengembangan
Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains Pada Materi Kalor Dan
Perpindahannya. Jurnal Mipa Dan Pembelajarannya Doi:
10.17977/Um067v1i2p121-128, Vol 1 (2) : 121-128.
Mahmudah Rifatul Ifa, Makiyah Sofi Yanti Dan Sulistyaningsih Dwi . 2019.
Profil Keterampilan Proses Sains (Kps) Siswa Sma Di Kota Bandung.
Diffraction Vol 1(1): 39-43.
Markawi Napis. 2019. Pengaruh Keterampilan Proses Sains, Penalaran, Dan
Pemecahan Masalah Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Formatif Issn:
2088-351x, Vol 3 (1) : 11-25.
Marnita. 2013. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Melalui Pembelajaran
Kontekstual Pada Mahasiswa Semester I Materi Dinamika. Jurnal
Pendidikan Fisika Indonesia Ssn: 1693-1246, Vol 9 : 43-52.
Noviyanti Ririn, Achmad Arwin Dan Yolida Berti. 2015. Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Terhadap Berpikir Kritis Siswa Pada Materi
Ekosistem. Jurnal Fkip Unila.
Nurhayani Ika, Haris Abdul, Dan Khaeruddin. 2018. Keterampilan Proses Sains
Fisika Peserta Didik Kelas Xi Ipa Sma Negeri 8 Maros. Jurnal UNM
Makassar. Vol 14 (2) : 23-30.
Nurkholifah Yunita Ika, Mindiyarto Naini Budi Dan Astuti Budi. 2021.
Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Berorientasi Keterampilan
Proses Sains Ipa Untuk Siswa Tunarungu Kelas X Di Smalb-B. Urnal
Penelitian Pendidikan Kebutuhan Khusus Ssn: Online 2622-5077, Vol 9
(1) : 45-53.
67
Nurtang, Herman, Dan Abdul Haris. 2019. Keterampilan Proses Sains Fisika
Peserta Didik Kelas Xi Sma Negeri 24 Bone. Jurnal UNM Makassar. Vol
15 (3) : 53-62.
Ponto Hantje. 2019. Development Of An Assessment Of Science Process Skills Of
Basic Electrical Engineering In The Vocational High School. International
Journal Of Recent Technology And Engineering (Ijrte) Issn: 2277-3878,
Vol 8 (2) : 8-12.
Pratama Ayu Amanah, Sudirman, Dan Andrian Nely. 2018. Studi Keterampilan
Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika Materi Getaran Dan Gelombang
Di Kelas VIII SMP Negeri 18 Palembang. Jurnal Pendidikan Fisika Fkip
Unsri : 137-143.
Rahayu Hayati Ai Dan Anggraeni Poppy. 2017. Analisis Profil Keterampilan
Proses Sains Siswa Sekolah Dasar Di Kabupaten Sumedang. Jurnal
Pesona Dasar Issn: 2337-9227, Vol. 5 (2) : 22- 33.
Ramadhani Rasti Putri, Akmam Desnita Dan Darvina Yenni. 2019. Analisis
Keterampilan Proses Sains Pada Buku Teks Pelajaran Fisika Sma Kelas
Xi Semester 1. Pillar Of Physics Education, Vol 12 (4) : 649-656.
Rejeki S Rafti, Usman Dan Azis Aisyah. 2020. Analisis Keterampilan Proses
Sains Pada Pelaksanaan Praktikum Fisika Di SMAN 9 Makassar. Jurnal
Sains Dan Pendidikan Fisika (Jspf) Eissn : 2548-6373, Vol 16 (2) : 86-91.
Saleh Yusuf Salsabila, Muhiddin H Nurhayani Dan Rusli Aqil Muhammad. 2020.
Studi Keterampilan Proses Sains (Kps) Peserta Didik Kelas VII SMP
Negeri 12 Makassar. Jurnal Ipa Terpadu Ssn 2597-8977, Vol 3 (2) : 75-86.
Siswanto , Yusiran Dan Fajarudin M.F. 2016. Keterampilan Proses Sains Dan
Kemandirian Belajar Siswa: Profil Dan Setting Pembelajaran Untuk
Melatihkannya. Gravity: Jurnal Ilmiah Penelitian Dan Pembelajaran Fisika
E-Issn 2528-1976 Vol 2 (2) : 190-202.
Siswono Hendrik. 2017. Analisis Pengaruh Keterampilan Proses Sains Terhadap
Penguasaan Konsep Fisika Siswa. Momentum: Physics Education Journal
Vol 1 (2) : 83-90.
Sofiah Rodatus, Suhartono Dan Hidayah Ratna. 2020. Analisis Karakteristik
Sains Teknologi Masyarakat (STM) Sebagai Model Pembelajaran: Sebuah
Studi Literatur. Pedagogi: Jurnal Penelitian Pendidikan E-Issn 2614-1728,
Vol 7 (1) : 1-18.
Subekti Yuliana Dan Ariswan A. 2016. Pembelajaran Fisika Dengan Metode
Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Dan
Keterampilan Proses Sains. Jurnal Inovasi Pendidikan Ipa Vol 2 (2) : 252-
261.
Sulistri Emi, Rosdianto Haris, Dan Lestari Wulan. 2018. Keterampilan Proses
Sains Siswa (KPS) Dengan Model Predict Observe And Explain (Poe)
Pada Materi Energi. Jurnal Variabel E-Issn: 2599-3038, Vol 1 (2) : 66-72.
Sumiati Eli, Septian Damar, Dan Faizah F. 2018. Pengembangan Modul Fisika
Berbasis Scientific Approach Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses
Sains Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Dan Keilmuan (JPFK) Vol 4 (2) :
75-88.
68
Susilawati Nur Sri, Ma’ruf Dan Yani Ahmad. 2018. Proses Sains, Gaya Belajar,
Dan Hasil Belajar Fisika. Jurnal Universitas Muhammadiyah Makassar.
Umra Indah Nur. 2018. Analisis Keterampilan Proses Sains Peserta Didik Kelas
Xi Pada Materi Suhu Dan Kalor Ditinjau Dari Perbedaan Gender SMA
Negeri Di Gowa. Jurnal Pendidikan Fisika Unismuh Makassar.
Verawati Vutu Sri Nyoman Ni, Prayogi Saiful Dan Asy’ari Muhammad. 2018.
Reviu Literatur Tentang Keterampilan Proses Sains. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Fisika “Lensa” Issn 2338-4417, Vol 2 (1) : 194-198.
Y. Subagyo, Wiyanto, Dan P. Marwoto. 2009. Pembelajaran Dengan Pendekatan
Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep
Suhu Dan Pemuaian. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia Issn: 1693-1246,
Vol 5 : 42-46.
Yadaeni Ahmad, Kusair Sentot I , Parno. 2018. Penguasaan Konsep Dan
Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas Xii Pada Materi Fluida Statis.
Jurnal Pendidikan, Eissn: 2502-471x Vol. 3 (3) : 357-364.
Yolanda Yaspin Dan Aminb Ahmad. 2018. Profil Keterampilan Proses Sains
Fisika Siswa Sma Di Kota Lubuklinggau Pada Pokok Bahasan Listrik
Dinamis. Jurnal Thabiea Vol. 1 (2) : 70 -78.
Yolanda Yaspin. 2019. Profil Keterampilan Proses Sains (KPS) Mahasiswa
Fisika Pada Materi Listrik Magnet. Jipfri Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika
Dan Riset Ilmiah E-Issn 2549-9076, Vol 3 (2) : 70-78.
Yuanita. 2018. Analisis Keterampilan Proses Sains Melalui Praktikum IPA
Materi Bagian-Bagian Bunga Dan Biji Pada Mahasiswa PGSD STIKIP
Muhammadiyah Bangka Belitung. Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan
Sd E-Issn: 2527-3043, Vol 6 (1) : 27-35.
Yulia Desi Liyan , Sunarno Widha, Aminah Siti Nonoh. 2017. Pengembangan
Modul Fisika Berbasis Keterampilan Proses Sains (KPS) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMA/MA. Jurnal
Inkuiri Issn: 2252-7893, Vol. 6 (2) : 157-168.
Yuliani , Cahyani Dewi, Dan Roviati Evi. 2016. Penerapan Pembelajaran Ipa
Berbasis Keterampilan Proses Sains Untuk Meningkatkan Literasi Sains
Pada Mata Pelajaran Ipa Di Kelas Vii Materi Pokok Pencemaran
Lingkungan Di SMPN 1 Cikijing. Scientiae Educatia: Jurnal Sains Dan
Pendidikan Sains E.Isnn: 2527-7596, Vol. 5 (2) : 122-135.
Yuliani Nurina Dan Dwiningsih Kusumawati. 2014. Melatihkan Keterampilan
Proses Siswa Pada Materi FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Melalui Model Pembelajaran Inkuiri. Unesa Journal Of Chemical
Education Issn: 2252-9454, Vol 3 (1) : 35-40
Zed, M. 2014.Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Zulirfan, Iksan H Zanaton, Mohd Subahan Tamby Dan Meerah. 2017.
Pengembangan Instrumen Tes Keterampilan Proses Sains Bagi Siswa Smp
Sederajat. Jurnal Pendidikan : 18-24.
L A M P I R A N
1. KESEDIAAN MEMBIMBING
2. PERSETUJUAN JUDUL
PERSETUJUAN
PEMBIMBING
3. LEMBAR PERBAIKAN
SEMINAR PROPOSAL
4. BERITA ACARA PROPOSAL
5. KARTU KONTROL SKRIPSI
82
83
84
85
86
87
88
89
RIWAYAT HIDUP
ZAENAB MUSRAD. Dilahirkan di limbong kecamatan
limbong kabupaten luwu utara pada tamggal 29 Oktober 1998,
dari pasangan ayahanda Mustapa S.Pd dan komrad.Penulis masuk
sekolah dasar pada tahun 2005 di SDN 060 Manganan kabupaten
Luwu Utara provinsi Sulawesi selatan dan tamat pada tahun 2010. Setelah tamat
dari sekolah dasar, penulis melanjutkan studinya di SMP Negeri 1 Limbong
kabupaten Luwu Utara pada tahun 2010 dan tamat pada tahun 2013. Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan studinya di SMA Negeri 1 Baebunta dan tamat
pada tahun 2016. Kemudian di tahun yang sama pula (2016) penulis melanjutkan
studinya di Universitas Muhammadiyah Makassar dengan mengambil Program
Studi Pendidikan Fisika.