kajian literatur

47
METODELOGI PENELITIAN KAJIAN LITERATUR OLEH: L.G. DWI KARYANI (1313031019) MADE ENNY BUDI ASTUTI (1313031027) JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA 1

Upload: dwi-karyani

Post on 12-Apr-2017

15.529 views

Category:

Education


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian literatur

METODELOGI PENELITIANKAJIAN LITERATUR

OLEH:

L.G. DWI KARYANI (1313031019)

MADE ENNY BUDI ASTUTI (1313031027)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2015

1

Page 2: Kajian literatur

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kajian

Literatur” ini tepat pada waktunya. Penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari adanya

bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dalam

pembuatan suatu makalah atau karya ilmiah. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan tulisan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi rekan-

rekan semua.

Singaraja, 04 September 2015

Penulis

ii

Page 3: Kajian literatur

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................2

1.3 Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Kajian Literatur dan Tujuan dari Kajian Literatur.............................3

1.2 Pentingnya Kajian Literatur dalam Penelitian.....................................................5

1.3 Kriteria Pemilihan Subjek Literatur.....................................................................8

1.4 Klasifikasi Kajian Literatur..................................................................................10

1.5 Peranan Kajian Literatur dalam Penelitian..........................................................14

1.6 Peran Kepustakaan dalam Metode Penelitian Kualitatif dan Metode Penelitian

Campuran............................................................................................................16

1.7 Koefesienan Kajian Literatur...............................................................................16

1.8 Perolehan Sumber Literatur.................................................................................18

1.9 Langkah-langkah Penelusuran Jurnal..................................................................22

1.10Jumlah Referensi yang Diperlukan....................................................................25

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................26

3.2 Saran....................................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Kajian literatur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian ilmiah adalah suatu usaha penyelidikan yang sistematis dan cermat

tentang suatu pokok persoalan atau subjek tertentu untuk menemukan atau memperbaiki

fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi. Pengertian penelitian ilmiah ini sejalan dengan

batasan yang dikemukakan oleh Vockell & Asher ( 1955 ). Penelitian ilmiah menurut

kedua pakar tersebut didefenisikan, “ scientific reseacrh is a diligent and systematic

inquiry or investigation of a subject to discover or revise facts, theories, or applications.”

        Suatu penelitian ilmiah bukanlah suatu kegiatan atau aktifitas yang hanya

mempersoalkan kepastian, tetapi ia juga ingin mencari berbagai alternatif jawaban suatu

masalah atau fenomena apakah dalam  lingkup sosial maupun masalah-masalah 

laboratoris. Maka dari itu, penelitian memiliki tujuan ingin menemukan prinsip-prinsip

umum atau menafsirkan tingkah laku yang dapat digunakan untuk menerangkan dan

mengendalikan kejadian-kajadian dalam lingkup pendidikan. Dalam menyusun penelitian

diperlukan sumber-sumber pengetahuan yang dapat dikelompokkan, yaitu pengalaman,

otoritas, cara berpikir deduktif, cara berpikir induktif dan pendekatan ilmiah.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti harus melakukan survei secara sungguh-

sungguh mengenai apa yang telah diketahui orang dalam bidang yang diminatinya itu.

Peneliti harus berkecimpung dibidang penelitiannya juga harus mengetahui bagaimana

menemukan, menyusun dan menggunakan kepustakaan dalam bidang mereka.

Namun, kebanyakan peneliti kurang memahami penyusunan kajian literatur dan

terkadang peneliti mengalami kesulitan dalam menemukan kajian pustaka yang sesuai

dengan bidang yang diminatinya. Oleh karena itu, pada makalah ini akan dibahas tentang

penyusunan kajian literatur.

1

Page 5: Kajian literatur

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kajian literatur dan apa tujuan dari kajian literatur?

2. Mengapa kajian literatur penting dalam penelitian?

3. Bagaimana kriteria pemilihan subjek literatur?

4. Apa saja klasifikasi kajian literatur?

5. Apa peranan kajian literatur dalam penelitian?

6. Bagaimana peran kepustakaan dalam metode penelitian kualitatif dan metode

penelitian campuran?

7. Bagaimana koefesienan kajian literatur?

8. Darimana sumber literatur diperoleh?

9. Apa saja langkah-langkah penelusuran jurnal?

10. Berapa jumlah referensi yang diperlukan?

1.3 Tujuan

2. Mengetahui pengertian kajian literatur dan tujuan dari kajian literatur

3. Mengetahui pentingnya kajian literatur dalam penelitian.

4. Mengetahui kriteria pemilihan subjek literatur.

5. Mengetahui klasifikasi kajian literatur.

6. Mengetahui peranan kajian literatur dalam penelitian.

7. Mengetahui peran kepustakaan dalam metode penelitian kualitatif dan metode

penelitian campuran.

8. Mengetahui koefesienan kajian literatur.

9. Mengetahui perolehan sumber literatur.

10. Mengetahui langkah-langkah penelusuran jurnal.

11. Mengetahui jumlah referensi yang diperlukan

2

Page 6: Kajian literatur

BAB II

PEMBAHASAN

2.2 Pengertian Kajian Literatur

Kajian literatur merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita

lakukan. Sebuah kajian literatur merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literature

yang relevan dengan bidang atau topik tertentu. Ia memberikan tinjauan mengenai apa yang

telah dibahas atau dibicarakan, oleh peneliti atau penulis, teori-teori dan hipotesis yang

mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau ditanyakan, metode dan

metodelogi yang sesuai.

Suatu kajian literatur mungkin sepenuhnya memuat deskripsi, misalnya berupa

sebuah annotated bibliography, atau kajian ini memberikan suatu pemaparan penting

tentang literatur dalam sebuah bidang tertentu, yang menyatakan dimana kelemahan dan

kesenjangan yang ada yang membedakan dengan pandangan penulis tertentu, atau yang

memunculkan permasalahan. Kajian literatur itu tidak cukup hanya memberikan

rangkuman tetapi juga memberikan penilaian dan menunjukan hubungan antara bahan-

bahan yang berbeda sehingga memunculkan tema kunci. Bahkan sebuah kajian yang

bersifat deskriptif tidak cukup hanya menyebutkan daftar nama atau uraian kata-kata, tetapi

juga menambahkan komentar-komentar dan menghasilkan tema-tema. Sebuah kajian

literatur membuat rangkuman dan uraian secara lengkap dan mutakhir tentang topik

tertentu sebagaimana ditemukan didalam buku-buku ilmiah dan artikel jurnal.

(Setyosari,Punaji. 2010)

2.2.1 Tujuan Kajian Literatur

Apabila kita ingin memberikan sumbangan pengetahuan berkenaan dengan bidang

penelitian yang kita lakukan, hal yang utama kita perhatikan adalah kajian-kajian terkait

yang telah dilakukan oleh peneliti lain. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, apakah

penelitian yang kita lakukan itu didukung oleh kajian teori yang telah ada atau mendukung

hasil penelitian sebelumnya. Atau bahkan mungkin berbeda atau bertolak belakang dengan

penelitian sebelumnya. Pada saat ini untuk melakukan kajian literatur telah mendapatkan

kemudahan, karena berbagai sarana dan fasilitas baik itu berupa bahan-bahan cetak (hard

3

Page 7: Kajian literatur

copies) maupun bahan-bahan lunak (soft copies) dan dalam bentuk elektronik telah tesedia

banyak.

Seseorang peneliti atau penulis melakukan penelusuran secara cermat dan fokus

tentang hasil awal yang menjadi perhatianya. Dimana peneliti menaruh perhatian terhadap

suatu masalah tertentu, perlu mengkajinya secara mandalam. Untuk dapat mengkaji lebih

jauh perlu adanya dukungan teoritis-konseptual dan empiris tentang hal tersebut. Dukungan

teoritis-konseptual berasal dari sumber-sumber terpercaya. Sedangkan dukungan empiris

berasal dari data lapangan. Untuk melakukan pengkajian lebih jauh, peneliti atau penulis

perlu melakukan kajian literatur. Karena kajian literatur berasal dari laporan hasil

penelitian, jurnal ilmiah, karya ilmiah, dokumen tertulis atau karya-karya lain yang relevan.

(Setyosari,Punaji. 2010).

Terlepas dari adanya perbedaan-perbedaan makna tentang kajian literatur, alasan

secara rasional perlunya kajian literatur sangat beragam. Gall & Borg (2003)

mengemukakan bahwa kajian literatur memiliki peranan dalam hal, yaitu sebagai berikut:

1. Membatasi masalah penelitian (delimiting the research problem). Peneliti pasti

mengalami kegagalan jika para peneliti tidak membatasi cakupan permasalahannya.

Pemilihan suatu masalah yang terbatas dan mengkajinya secara mendalam jauh

lebih baik daripa kajian suatu masalah yang luas. Dengan mnegkaji literatur kita

dapat menemukan bagaimana peneliti lain telah merumuskan alur penelitian yang

berhasil dalam suatu bidang tertentu yang lebih luas.

2. Menemukan arah baru penemuan (seeking new line of inquiry). Dalam melakukan

suatu kajian literatur kita perlu menentukan penelitian yang telah dilakuakan

berkenaan dengan bidang yang kita perhatikan. Hal yang sama pentingnya, jika kita

perlu mewaspadai terhadap kemungkinan peneliti-peneliti yang selama ini telah

dilupakan. Pengalam dan latar belakang yang kita miliki, kemungkinan kita untuk

melihat segi masalah yang tidak menjadi perhatian peneliti lain. Dengan demikian

kita melihat sisi lain dari berbagai maslah yang tidak menjadi bidang kajian peneliti

lain.

3. Menghindari pendekatan yang kurang berhasil (avoiding fruitless approaches).

Dengan mengkaji literatur, menemukan alur penelitian kita yang terbukti tidak

berhasil. Misalnya penelusuran literatur kadang-kadang mengidentifikasi kajian-

4

Page 8: Kajian literatur

kajian sejenis yang telah dilakukan beberapa waktu yang lalu, yang semuanya

menggunakan pendekatan yang hampir sama dan diantaranya telah gagal untuk

menemukan hubungan atau perbedaan yang signifikan. Temuan seperti tersebut

dapat digunakan sebagai rujukan dan juga hal pembanding untuk temuan baru

memang ternyata berbeda.

4. Memperoleh pemahaman metodelogis (gaining methodological insights). Dalam

mengkaji laporan penelitian, kadang kala kita hanya memberikan sedikit perhatian

terhadap sesuatu selain hasil penelitian. Ini merupakan suatu kesalahan karena

informasi yang lain dalam laporan penelitian tersebut tetap memberikan kontribusi

kepada kita, misalnya berkenaan dengan rancangan penelitian kita.

5. Mengidentifikasi rekomendasi untuk penelitian lanjutan (identifying

recommendations for further research). Para peneliti sering menyimpulkan bahwa

laporan penelitian dan diskusi permasalahan yang diajukan melalui penelitian dan

rekomendasinya ditujukan kepada penelitian lain yang mungkin akan dilakukan.

Isu-isu dan rekomendasi perlu dipertimbangkan secara seksama karena hal-hal

tersebut mempersentasikan pemahaman-pemahaman yang diperoleh oleh peneliti

setelah melakukan kajian permasalahan tertentu.

6. Mencari dukungan dari teori utama ( seeking support for grounded theory). Banyak

kajian-kajian penelitian dirancang untuk menguji suatu teori yang telah

dikembangkan untuk menjelaskan proses belajar atau fenomena pendidikan. Gleser

(1978) mengemukakan bahwa kajian-kajian peneliti dapat juga dirancang melalui

pertama kali pengumpulan data, dan kemudian mengkaji suatu teori berdasarkan

data tersebut. Teori yang dihasilkan disebut grounded theory karena hal ini

dilandasi oleh sejumlah data lapangan secara nyata (a real-world data). Gleser

menyarankan kepada para peneliti yang merancang menggunakan pendekatan

grounded theory ini tidak melakukan kajian literatur sebelumnya karena mereka

memungkinkan untuk diungkapkan oleh teori-teori yang dipakai oleh peneliti lain.

Akibatnya mereka tidak mampu mengungkap atau melihat datanya dengan suatu

perspektif yang baru. (Donald, Ary, dkk. 2010)

2.3 Pentingnya Kajian Literatur

5

Page 9: Kajian literatur

Melakukan kajian literatur merupakan salah satu cara atau sarana untuk menunjukan

pengetahuan penulis tentang suatu bidang kajian tertentu, yang mencakup kosa kata,

metode dan asal usulnya (Randolph, 2009). Disamping itu, sebuah kajian literatur

memberikan informasi kepada para pembaca tentang peneliti dan kelompok peneliti yang

memiliki pengaruh dalam suatu bidang tertentu, misalnya dalam bidang pembelajaran,

evaluasi, teknologi pembelajaran, pembelajaran ilmu pengetahuan alam atau sains dan

seterusnya. Dengan melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi. Penulisan kajian

literatur atau literatur dalam sebuah esai atau penulisan adalah sebagai berikut:

1. Memberikan kepada pembaca kemudahan memperoleh sebuah topik tertentu

dengan cara menyeleksi artikel-artikel atau bahan kajian yang berkualitas yang

relevan, bermakna, penting, sahih, dan merangkainya dalam suatu laporan yang

lengkap.

2. Memberikan awalan yang sangat bagus bagi peneliti untuk mengawali penelitian

dalam suatu bidang tertentu dengan cara menuntut peneliti untuk merangkum,

menilai, dan membandingkan penelitian dalam bidang tertentu.

3. Memastikan bahwa peneliti atau penulis tidak melakukan duplikasi hasil kerja yang

telah dilakukan.

4. Memberikan petunjuk kemana penelitian yang akan datang diarahkan atau

direkombinasikan.

5. Memberikan garis besar temuan kunci.

6. Mengidentifikasi ketidaksesuaian, kesenjangan dan hal yang mengandung

pertentangan dalam kajian literatur.

7. Memberikan analisis konstruktif tentang metodelogi dan pendekatan dari para

peneliti lain.

Dalam kaitan dengan kajian literatur ini, Hart (dalam Randolph, 2009) memberikan

pandangan lebih jauh tentang alasan-alasan perlunya melakukan kajian literatur, sebagai

berikut:

1. Membedakan apa yang telah dilakukan dan apa yang perlu dilakukan.

2. Menemukan variabel-variabel penting yang relevan dengan topik.

3. Menyintesis dan memperoleh suatu perspektif baru.

4. Mengidentifikasi hubungan antara gagasan dan praktik.

6

Page 10: Kajian literatur

5. Menentukan konsteks topik atau permasalahan.

6. Merasionalisasikan pentingnya masalah

7. Meningkatkan dan menemukan kosakata subjek

8. Memahami struktur isi.

9. Mengkaitkan ide dan teori dengan penerapan.

Penelitian biasanya diawali dengan ide-ide atau gagasan-gagasan dan konsep-

konsep yang dihubungkan satu sama lain melalui hipotesis tentang hubungan yang

diharapkan. Hubungan-hubungan ini kemudian diuji dengan cara transformasi atau

operasional konsep-konsep itu ke dalam prosedur-prosedur untuk mengumpulkan data

penelitian. Temuan berdasarkan data ini kemudian diinterpretasi dan diperluas dengan cara

mengubah data itu menjadi konsep-konsep baru. Urutan atau sekuensi ini disebut juga

dengan spektrum penelitian.

Pada situasi tertentu, ide-ide dan konsep-konsep bersumber dari gagasan peneliti

sendiri, tetapi dalam situasi lain yang lebih luas hal-hal tersebut berasal dari sejumlah

kumpulan pengetahuan hasil kerja sebelumnya yang kita kenal juga sebagai literatur atau

pustaka. Literatur atau bahan pustaka ini kemudian kita jadikan sebagai referensi atau

landasan teoritis dalam penelitian. Referensi yang relevan dalam bidang penelitian kita ini

membantu mengungkap dan memberikan hal-hal sebagai berikut:

1. Ide-ide tentang variabel yang menyatakan penting dan tidak penting dalam kajian

tertentu.

2. Informasi tentang kegiatan yang dilakukan dan dapat diterapkan secara berarti.

3. Status kegiatan dalam hal-hal yang berkaitan dengan kesimpulan dan hipotesis.

4. Kebermaknaan hubungan antara varibel-variabel yang telah dipilih dalam penelitian

dan keinginan dalam membuat jadwal sementara.

5. Sebagai dasar untuk menetapkan konteks suatu masalah.

6. Sebagai dasar untuk menetapkan tentang pentingnya suatau masalah penelitian.

Setelah masalah penelitian dirumuskan, langkah berikutnya adalah mencari teori-teori,

konsep-konsep, atau pengetahuan yang relevan dengan masalah yang selanjutnya dapat

dijadikan sebagai dasar atau landasan teoritis bagi penelitian yang dilakukan itu. Landasan

teoritis ini penting artinya bagi seorang peneliti karena penelaahan literatur ini merupakan

7

Page 11: Kajian literatur

bagian penting dalam proses penelitian. Proses penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sebagian besar dituntun oleh literatur yang menunjang.

Secara garis besar, sumber bacaan ini dibedakan menjadi dua yaitu, 1) sumber acuan

umum; 2) sumber acuan khusus. Teori-teori dan konsep-konsep yang melandasi kajian

literatur ini umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan umum. Sumber acuan umum

ini berupa kepustakaan yang berwujud buku teks, ensiklopedia, monografi, dan sejenisnya.

Di samping itu, peneliti dapat menggunakan generalisasi-generalisasi yang didapatkan dari

hasil-hasil penelitian terdahulu. Hasil-hasil penelitian itu pada umumnya ditemukan dalam

sebuah sumber acuan khusus, misalnya : jurnal, buletin penidikan, disertasi, teisi, skripsi,

dan sumber acuan lain yang memuat hasil-hasil penelitian. Penggunaan sumber pustaka

atau sumber acuan itu harus bersifat selektif (dipilih), artinya tidak semua bahan pustaka itu

ditelaah untuk menjadi landasan dalam penelitian. (Setyosari, Punaji. 2010)

2.4 Kriteria Pemilihan Subjek Literatur

Kriteria untuk menilai penggunaan dan kehadiran kajian literatur menurut Tuckman

(1998) tersebut mencakup sebagai berikut: 1)ketepatan (adequacy); 2) kejelasan (clarity);

3) empiris (empericalness); 4) kemutakhiran (recency); 5) relevansi (relevance); 6)

organisasi (organization); 7) menyakinkan (convince).

1. Ketepatan

Sumber literatur menjadi pijakan pembahasan yang dipilih harus memiliki

kriteria ketepatan, artinya sumber tersebut dipilih sesuai dengan derajat kesesuaian

antara masalah dengan sumber pendukungnya, atau variabel peneliti yang sedang

dikaji sesuai dengan referensi yang menjadi rujukan. Misalnya, jika dalam suatu

penelitian mempertanyakan masalah hubungan antara kecemasan dan hasil belajar,

maka sumber literatur pendukungnya terkait dengan kecemasan dan hasil belajar.

Jika seseorang peneliti ingin memverifikasi pengaruh strategi pembelajaran tertentu

dengan hasil belajar, maka referensi pendukungnya terkait dengan strategi dan hasil

belajar.

2. Kejelasan

Kejelasan sangat terkait dengan apakah anda sebagai peneliti atau penulis

dapat memahami benar hal-hal yang menjadi perhatiannya. Dalam hal ini peneliti

8

Page 12: Kajian literatur

atau penulis memahami masalah atau variabel penelitian. Kejelasan sebagai sifat

variabel yang berhubungan “the nature of subtance” tersebut perlu dikupas secara

mendalam.

3. Empiris atau alamiah

Berkenaan dengan kriteria empiris ini sangat terkait dengan temuan aktual

(temuan lapangan) yang didapatkan bukan pendapat semata. Dukungan empiris

yang berasal dari lapangan secara reliabel dapat meningkatkan keakuratan kajian.

Kajian yang akurat lebih dapat dipercaya daripada sekadar pendapat awam.

4. Kemuktakhiran

Persyaratan kemutakhiran sangat penting diperhatikan baik dalam penelitian

maupun penulisan sebuah karya ilmiah. Kemutakhiran ini terkait dengan pengutipan

dari sumber-sumber yang terbaru, up-to-date. Sumber-sumber terbaru biasanya

berdasarkan pada hasil-hasil penelitian terkini pula. Itulah sebabnya syarat

kemutakhiran ini sangat diperlukan.

5. Relevansi

Relevansi itu terkait dengan kutipan-kutipan yang berhubungan dengan

variabel-variabel dan hipotesis-hipotesis yang sedang menjadi perhatian penelitian.

Misalnya, variabel dan hipotesis yang diuji dalam penelitian berkenaan dengan

strategi pembelajaran kooperatif dan hasil belajar, maka kutipan atau kajian literatur

harus sesuai dengan relevan dengan kedua variabel tersebut.

6. Organisasi.

Kriteria penilaian yang terkait dengan organisasi ini berkenaan dengan

keberadaan kajian pustaka atau literatur itu disusun secara baik yang mencakup

pandahuluan, bagian, dan ringkasan. Penataan atau penyususnan tata tulis dilakukan

secara sistematis sehingga terjadi hubungan logis. Oraganisasi tulisan yang baik

membuat para pembacanya untuk mengikuti jalan pikiran secara runtun.

7. Meyakinkan

Perihal meyakinkan ini berkenaan dengan apakah kajian literatur itu

membantu peneliti atau penulis memahami benar masalahnya sehingga mampu

9

Page 13: Kajian literatur

meyakinkan orang lain. Sumber-sumber kajian literatur memiliki kayakian tinggi

apabila memang dikerjakan oleh pakarnya.

2.5 Klasifikasi Kajian Literatur

Berdasarkan penggunaan dua acuan sebelumnya, yaitu sumber acuan umum dan

khusus, peneliti dapat melakukan dua penelaahan atau analiasis dalam memberikan kajian

literatur yang berkaitan. Penalaran deduktif dilakukan berdasarkan teori-teori atau konsep-

konsep umum yang ada dan penalaran induktif dilakukan berdasarkan sintesis atau

pemaduan hasil-hasil penelitian. Berkenaan dengan kriteria pemilihan literatur, Cooper

(1998) mengajukan enam kriteria penilaian kajian literatur dalam suatu taksonomi. Menurut

Cooper kajian literatur diklasifikasikan menurut fokus, tujuan, perpektif, cakupan,

organisasi dan audiens.

a. Fokus (Focus)

Ciri-ciri khusus atau karakteristik pertama adalah fokus kajian. Berkenaan

denga fokus kajian ini dipilih empat hal penting, yaitu: 1) hasil penelitian; 2)

metode penelitian; 3) teori-teori dan 4) praktik atau aplikasi. Hasil penelitian atau

penelitian yang berorientasi pada hasil membantu kita dalam mengidentifikasi

kekurangan atau kelemahan informasi pada hasil penelitian tertentu, dengan

demikian dapat menentukan suatu kebutuahan keperluan perluna penelitian hasil

yang dapat dipertangguang jawabkan. Fokus kedua adalah metode penelitian.

Metode penelitian dalam bidang yang dipilih bermaksud mengidentifikasi variabel-

variabel utama atau kunci, pengukuran dan metode analisis dan menginformasikan

hasil-hasil penelitian. Disamping itu kajian metodelogi ini sangat membantu kita

dalam mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam khazanah penelitian dan

membahas bagaimana praktik-praktik tersebut berbeda dalam kelompok, waktu dan

latar.

Selain itu pula, metode penelitian yang dikaitkan dengan hasil membantu

kita dalam mengidentifikasi cara-cara yang berkaitan dengan metode mana yang

menginformasikan hasil. Ketiga, adalah fokus yang berkenaan dengan kajian teori.

10

Page 14: Kajian literatur

Teori dapat membantu kita menentukan teori-teori mana yang ada, yang

berhubungan dengan pustaka yang ada, dan seberapa besar sumbangan teori yang

ada terhadap penelitian yang kita lakukan. Terakhir, fokus keempat yaitu berkaiatan

dengan praktek atau aplikasi. Suatu kajian literatur misalnya, memusatkan pada

bagaimana suatau upaya perlakuan (intervensi) tertentu dilakuakan atau sekelompok

orang (peneliti) ingin melakukan praktik tertentu (dalam penelitian tindakan) yang

dalam latar belakang keempat jenis kajian dapat menentukan praktik tetapi tidak

tercapai.

b. Tujuan (Goal)

Tujuan dari berbagai macam kajian literatur adalah ingin mengitegrasikan

dan menggeneralisasikan temuan-temuan dari satuan-satuan, perlakuan, hasil-hasil

dan latar atau lingkungan dengan maksud untuk memecahkan suatu perdebatan atau

pembicaraan dalam suatau bidang atau untuk menjembatani bahasa yang dipakai

dalam berbagai bidang. Misalnya meta-analisis adalah sebuah teknik kajian yang

sering dipakai dimana tujuan utamanya adalah untuk mengintegrasikan hasil-hasil

kajian secara kuantitatif. Dalam penelitian lain, kajian mungkin bertujuan untuk

menganalisis secara kritis penelitian sebelumnya, mengidentifikasi isu-isu sentral,

atau secara eksplisit menjelaskan keselarasan arguman dalam suatu bidang kajian

tertentu.

c. Perspektif (perspective)

Dalam penelitian kalitatif, kajian yang dilakukan oleh peneliti sering kali

dipakai untuk mengungkapkan subjektivitas yang dimiliki oleh peneliti dan

mendiskusikannya seberapa jauh subjektifitas itu memengaruhi kajian tau

penelitian. Peneliti berusahan untuk mengambil posisi netral dan menyajikan

temuan penelitian sebagai sebuah fakta. Perspektif yang diambil ini sangat

tergantung pada apakah kajian yang dilakukan termasuk kuantitatif atau kualitatif.

d. Cakupan isi (coverage)

Berkenaan denga cakupan isi, Cooper (1998) mengajukan empat hal, yaitu;

pertama, kajian menyeluruh atau lengkap (an exhaustive review), yaitu kajian yang

memberikan tempat setiap kajian pada suatu topik tertentu, baik yang

dipublikasikan atau tidak. Nemun demikian temuan setiap penelitian menuntut

11

Page 15: Kajian literatur

tersedianya waktu yang lebih banyak daripada waktu yang ada. Kajian secara

lengkap ini adalah ingin mendefinisikan populasi yang terlibat dalam penelitian dan

sejumlah artikel yang dapat dikaji. Cakupan kedua menurut Cooper disebut sebagai

“an exhaustive review with selective citation”, yaitu kajian secara lengkap dengan

kutipan yang selektif. Dalam hal ini, misalnya hanya kutipan yang berasal dari

jurnal saja yang dijadikan rujukan, sebaliknya kajian-kajian yang bersumber dari

makalah-makalah pertemuan ilmiah tidak dimasukkan.

Cakupan yang ketiga yaitu, cakupan isi yang mempertimbangkan rujukan

artikel yang diambil secara sampel representatif, a representative sampel of articles,

dan membuat kesimpulan berdasakan sampel yang dipilih dari populasi. Cakupan

pemilihan artikel yang keempat disebut sampel tujuan (purposive sampel). Dalam

pendekatan ini kajian membahas hanya artikel-artikel yang menjadi sentral kajian

suatu bidang. Kunci kajian ini adalah ingin meyakinkan kepada pembaca bahwa

artikel yang dipilih, kenyataannya merupakan kajian pokok dalam bidang.

e. Organisasi (organization)

Ada banyak format untuk mengorganisasikan sebuah karya kajian literatur.

Diantara format tersebut ada tiga yang paling umum, yaitu: 1) format historis; 2)

format konseptual; dan 3) format metodelogis. Dalam bentuk format historis, kajian

diorganisasikan menurut urutan kronologi waktu. Jelasnya format ini dipilih

manakala tekanannya pada perkembangan metode penelitian atau teori, atau

perubahan dalam praktik. Misalnya, dalam menyususn kutipan diurut menurut

urutan waktu dari yang paling lama (metode atau teori lama) menuju ke yang baru.

Format yang kedua, disusun dengan skema organisasi umum yang dibangun atau

dikembangkan dari sekitar konsep tertentu. Misalnya, kajian yang diorganisasi di

sekitar proposisi dalam rasional penelitian atau kajian yang difokuskan pada teoritis,

diorganisasikan menurut berbagai macam teori dalam literatur. Format terakhir

yaitu kajian literatur dapat diorganisasikan menurut metodologis, sebagaimana

dalam pembahasan empiris (misalnya pendahuluan, metode, hasil dan diskusi).

Dalam beberapa kasus, yang paling efektif adalah memadukan atau

mempertemukan format tersebut.

f. Audiensi (Audience)

12

Page 16: Kajian literatur

Ciri yang terakhir menurut taksonomi Cooper (1988) adalah audiensi.

Misalnya dalam suatu kajian yang terkait dengan implementasi strategi jigsaw

dalam pembelajaran, maka audiensi yang utama adalah guru dan para siswa. Para

mahasiswa atau pihak lain merupakan audiensi kedua.

Tabel 1. Taksonomi Kajian Pustaka

Karakteristik Katagori

Fokus Hasil penelitian

Metode penelitian

Teori

Praktik atau pelaksanaan

Tujuan Integrasi:

a. Generalisasi

b. Penyelesaian konflik

c. Bangunan yang berkenaan dengan dialek

d. Kritik

e. Identifikasi isu-isu sentral

Perspektif Reprensentasi

Dukungan

Cakupan Kelengkapan atau kedalaman

Kelengkapan selektif

Representasi

Pusat perhatian

13

Page 17: Kajian literatur

Organisasi Bersifat historis

Bersifat konseptual

Berkenaan dengan metodelogi

Audiensi Pakar dalam bidang khusus

Pakar dalam bidang umum

Praktis atau pembuat kebijakan

Masyarakat umum

Sumber: Diadaptasi dari “Organizing Knowledge Synthesis: A Taxonomy of Literature

Review”

2.6 Peranan Kajian Literatur dalam Penelitian

Penelusuran atau pencarian kepustakaan yang relevan sebaiknya dilakukan sebelum

kegiatan atau pelaksanaan penelitian tersebut berjalan. Kepustakaan atau literatur yang

dijadikan landasan dalam kajian teori ini akan memiliki arti dalam mempertimbangkan

cakupan penelitian yang sedang dikerjakan. Studi kepustakaan ini memiliki peranan atau

fungsi penting.

1 Pengetahuan tentang penelitiannya yang berkaitan memungkinkan peneliti

penetapkan batas-batas bidang penelitiannya.

Dengan menggunakan analogi, seorang penjelajah alam mungkin barkata

“kita tahu bahwa diseberang sungai ini ada tanah datar sejauh 2.000 km, ke arah

barat dan diseberang tanah datar itu terdapat pegunungan, tetapi kita belum tahu apa

yang berada dibalik pegunungan itu. Saya mengusulkan untuk menyeberangai

daratan, melewati pegunungan itu dan dari sana pergi kearah barat”. Demikian pula

seorang peneliti pun pada hakikatnya berkata, “ Penyelidikan A, B dan C

mengungkapkan persoalan sekian jauh; penyelidikan D telah menambah

pengetahuan kita sekian. penyelidikan dari D telah menambahkan sebanyak ini

untuk pengetahuan kita. Saya menyarankan untuk lebih baik lagi dari penelitian

oleh D dalam langkah selanjutnya.

14

Page 18: Kajian literatur

2 Pemahaman teori dalam suatu bidang memungkinkan peneliti tersebut

menempatkan masalah dalam perspektifnya.

Seseorang peneliti harus dapat menetapkan apakah jerih payahnya ini akan

dapat menambah pengetahuan secara berarti. Pada umumnya, study yang bertujuan

untuk menetapkan apakah hipotesis yang berasal dari suatu teori dapat dikukuhkan

akan lebih baik daripada studi yang sama sekali lepas dari teori. Studi yang terakhir

ini cenderung menghasilkan potongan-potongan informasi yang kegunaannya

terbatas.

3 Melaui penelaahan atau kajian literatur yang relevan, para peneliti dapat mengetahui

prosedur dan instrumen mana yang telah terbukti berguna dan mana yang tampak

kurang memberikan harapan.

Pada waktu menelaah kepustakaan yang berkaitan dan mulai mendalami

masalahnya, peneliti mungkin segera dapat melihat cara bagaimana studi yang

dibacanya itu diperbaiki. Sudah barang tentu melihat kebelakang selalu lebih baik

daripada melihat kedepan, sehingga mungkin tidak dapat dihindarkan kalau studi

dalam suatu bidang dalam masa lalu sering tampak kasar dan tidak efektif. Hal ini

menunjukan alasan utama ditekankannya bagian kepustakaan penyelidikan di masa

lalu dapat membawa wawasan dalam merancang penyelidikan sendiri. Apabila

peneliti membangun dengan cermat di atas dasar penyelidikan-penyelidikan yang

telah lalu, kita dapat berharap bahwa pengetahuan kita mengenai pendidikan akan

semakin dalam.

4 Pengkajian atau studi yang cermat terhadap bahan pustaka yang relevan dapat

menghindarkan terjadinya pengulangan studi sebelumnya secara tak sengaja.

Sering seorang peneliti mengembangkan suatu gagasan yang baik hanya

untuk mengetahui, bahwa studi yang sangat mirip dengan itu telah dilakukan orang

sebelumnya. Dalam kasus seperti ini peneliti harus memutuskan apakah ia sengaja

mengulang studi tersebut, atau mengubah rencananya dan meneliti aspek lain dari

masalah tersebut.

5 Pengkajian pustaka yang berkaitan menempatkan peneliti pada posisi tyang lebih

baik untuk menafsirkan arti penting penelitiannya sendiri.

15

Page 19: Kajian literatur

Semakin bertambahnya pengetahuan tentang teori dan penelitian-penelitian

dalam suatu bidang akan memudahkan peneliti menempatkan hasil penelitiannya ke

dalm kumpulan pengetahuan yang sudah ada dilapangan.

2.7 Peran Kepustakaan dalam Metode Penelitian Kualitatif dan Metode Penelitian

Campuran

Barney, G. Gleser adalah orang yang pertama kali, menyatakan sebuah teori yang

didasarkan pada ajaran pelopor dalam penelitian kualitatif ditulis pada tahun 1978, “dalam

pendekatan kami mengumpulkan data terlebih dahulu. Kemudian mulai menganalisanya

dan mengjenderalisasikan teori. Ketika teori tampaknya sudah memiliki dasar dan

dikembangkan, kemudian kami mempelajari literatur di dalam bidang dan menghubungkan

teori itu dengan literatur melalui integrasi ide”. Gleser menambahkan, “ini sangat penting

untuk membaca tapi dalam sebuah bidang kajian yang berbeda dari penelitian yang

dilakukan. Hal ini memaksimalkan untuk menghindari kesalahan konsep yang terbentuk

sebelumnya.

Didasarkan orientasi teori sebuah peneliti mungkin menemukan pencarian untuk

penelitian dengan descriptors dalam bidangnya seperti perilaku hewan obat atau berguna.

Dalam teori dasar, peneliti tidak akan menemukan terkait dengan literatur ilmu perilaku

manusia. Jika penelitian didasarkan pada teori yang sudah lengkap, peneliti merumuskan

teori yang menjelaskan apa yang telah diamati. Para peneliti pencarian dan sastra, atau

untuk menentukan bahwa hal itu sesuai dengan teori yang di ladang. Kemudian para

peneliti pencarian literatur untuk menentukan bahwa hal tersebut sesuai dengan teori yang

ada dilapangan.

Bidang penelitian kuantitatif lainnya mencakup kepustakaan terkait pada penelitian

awal untuk menemukan teori yang mendukung penelitian atau untuk keperluan penelitian.

Pada kasusnya metode penelitian campuran, kajian literatur dapat mengambil bentuk yang

lebih fleksibel dan dinamis. Hal tersebut mungkin menjadi tahap pencarian awal dari

penelitian serta penjelasan pada akhir penelitian. Atau, ini akan mengambil beberapa

karakteristik cara baru untuk pertanyaan secara berulang dan teliti.( Donald, Ary, dkk.

2010)

16

Page 20: Kajian literatur

2.8 Keefisienan Kajian Literatur

Di masa lalu, bahkan sekarang, dan kadang-kadang para ilmuwan harus pergi ke

perpustakaan untuk mencari informasi secara manual dengan topik penelitian mereka.

Melakukan pencarian secara manual membutuhkan pengetahuan bahwa pencarian anda

pertama kali memutuskan apa kata-kata kunci yang paling cocok pada topik yang tersedia.

Dan kemudian melihat pada rak untuk majalah dan mereka akan menemukan tempat yang

sesuai dengan judul yang anda inginkan. Dengan menggunakan kata kunci, kemudian topik

anda. Menggunakan kata kunci untuk mencari topikmu melalui indeks majalah tersebut dan

menemukan artikel yang relevan. Pastikan bahwa catatan anda saat ini semua relevan

bibliograpi penulis, rincian judul, jurnal, nama, data, nomor, volume dan halaman. Namun,

pencarian secara manual ini akan memakan waktu dan tidak efisien. Saat ini, kebanyakan

universitas dan perguruan tinggi dan banyak perpustakaan publik dan swasta berlangganan

untuk pengindeksan dan majalah abstrak yang dimasukkan ke dalam beberapa catatan yang

dapat dicari oleh komputer. Komputer dapat mencari banyak hal bersamaan dengan

menggabungkan mereka, menggunakan konsep yang logis dari Boolean Logic (logic

sistem) yang dirancang oleh george boolean matematikawan inggris abad ke-19. Logika

dasar boolean terletak dalam penggunaan, tiga istilah, yaitu AND, OR dan NOT yang

menggunakan komputer untuk menunjukkan bagaimana penyelidik menyetujui kajian yang

relevan dalam penelitian. Misalnya, jika anda tertarik dengan hasil adalah cara yang

berbeda untuk mengajar ejaan utama dari awal, "anda akan mulai menemukan descriptors

yang sesuai dengan instruksi dasar dalam ejaan dan grades. Jika anda menghubungkan ini

dengan AND, anda akan hanya mendapatkan dokumen yang memiliki kedua descriptors.

Jika, malahan, anda menggunakan OR, anda akan mendapatkan banjir informasi tentang

ejaan instruksi di semua kelas bersama-sama dengan informasi kedua tentang nilai utama

belum tentu terbatas untuk ajaran ejaan. Untuk tidak tenggelam dalam informasi yang tidak

berguna, anda dapat melakukan pencarian dengan descriptors sempit pada kedua sisi

persamaan OR. Dengan demikian, pengertian dari OR sebagai sebuah operasi inklusif dan

dan sebagai sebuah operasi selektif. Yang ketiga adalah NOT operasi eksklusif.

Jika anda berharap pencarian anda untuk menjadi hanya Publikasi dari U.S, anda akan

menambahkan NOT untuk negara asing. Dengan demikian, pencarian anda akan mengarah

17

Page 21: Kajian literatur

pada instruksi ejaan AND utama NOT untuk negara asing. Dalam prakteknya, hal ini

mungkin bahwa anda akan memiliki lebih banyak deskripsi, dan anda akan memiliki waktu

untuk berpikir perlahan apakah mereka harus dihubungkan dengan AND atau OR. (Donald,

Ary, dkk. 2010)

Gambar Lingkaran dibawah menunjukkan penggunaan Boolean logic pada bentuk yang

paling sederhana, dengan hanya menggunakan dua konstruksi. Lingkaran di sebelah kiri

menunjukkan penggunaan AND, yang mencakup kedua lingkaran A dan lingkaran B.

Lingkaran di tengah menunjukkan penggunaan OR, yang mencakup semua dokumen-

dokumen dengan baik dari lingkaran A atau lingkaran B. Lingkaran di sebelah kanan

memasukkan dokumen dalam lingkaran A bukan lingkaran B.

Contohnya, pencarian dari ERIC DATABASE menggunakan boolean mengubah jawaban

OR menjadi jawaban AND untuk tes pilihan ganda ditambah permintaan untuk artikel sejak

2004 muncul lima artikel berurusan dengan efek mengubah menjawab dalam tes. Dalam

setiap studi, perubahan tersebut dari salah ke benar, seperti pada semua kasus penelitian

umumnya.

2.9 Sumber-Sumber Literatur

Beberapa sumber yang dapat diperoleh oleh peneliti dalam membantu kajian

kepustakaannya dapat diperoleh dengan cara penelitian harus mengetahui:

1) Sumber dari karya sebelumnya

2) Lembaga mana yang menyimpan basis data

3) Dalam bentuk apa basis data itu tersimpan

4) Cara yang paling efisien untuk memperoleh informasi

18

Page 22: Kajian literatur

Sumber-sumber utama kepustakaan yang menyimpan basis data dapat diperoleh

dari sumber, misalnya ERIC (Education Research Information Center), indeks-indeks

lainnya, buku, dan kantor layanan informasi ilmiah.

ERIC (Education Resources Information Center)

ERIC adalah sebuah jaringan informasi yang berada di USA bersifat nasional

sebagai pusat informasi yang bersifat desentralisasi. Di Indonesia dikenal dengan nama

Pusat Data dan Informasi Indonesia (PDII). ERIC ini terdiri atas kumpulan dokumen

tentang pendidikan, utamanya tidak terpublikasikan. Disamping itu, dapat berupa kopi

dukumen dalam bentuk microfiche (film flat) atau bentuk makalah atau risalah. ERIC ini

memberikan ringkasan secara interpretatif, bibliografi, dan kajian penelitian dari topik-

topik terpilih dan disusun dalam sebuah daftar judul dan abstrak. Dengan kata lain, ERIC

dapat kita katakan sebagai sebuah kantor atau suatu tempat untuk menyimpan sejumlah

koleksi tentang berbagai hal dalam bidang pendidikan. Saat ini kita juga bisa mengakses

ERIC melalui fasilitas Internet.

1) Current Index to Journals in education (CIJE)

Jurnal bulanan Current Index to Journals in education (CIJE) disusun dari karya

para spesialis di kantor-kantor kliring ERIC. Artikel lebih dari 700 jurnal

diklasifikasikan dan diindekskan menurut sistem yang dikembangkan dalam

thesaurus ERIC.

CIJE dibagi menjadi empat bagian:

- Indeks pokok persoalan

- Indeks pengarang

- Bagian kata kepala utama (main-entry)

- Indeks isi jurnal

Seorang dapat menemukan artikel yang diinginkan dengan terlebih dahulu melihat

indeks pokok persoalan untuk mencari judul dan nomor-nomor artikel yang

diperlukan. Kemudian dengan menggunakan nomor-nomor itu mencari kata kepala

yang dikehendaki di bagian kata kepala utama. Kalau topik yang diinginkan tidak

ditemukan dalam indeks pokok persoalan, carilah sinonim dari topik tersebut.

Pembendaharaan kata Thesaurus ERIC sengaja dibatasi, agar sistem indeksnya tidak

19

Page 23: Kajian literatur

sistematis. Indeks pengarang yang terpisah berguna bagi mereka yang ingin mencari

karya seorang peneliti tertentu.

Abstrak (Abtract)

Abstrak adalah hasil ringkasan suatu peneliti atau kajian dalam bidang tertentu,

misalnya dalam bidang pendidikan psikologi, sosiologi, ekonomi, dan sebagainya.

American Psychological Association (APA) (1994), memberikan pedoman bahwa untuk

menulis sebuah abstrak dari laporan penelitian ilmiah membuat antara 100-200 kata, yang

mencakup masalah, subjek, metode, temuan, dan simpulan. Sedangkan untuk kajian artikel

teoritis atau konseptual memuat antara 75-100 kata, yang mencakup topik, tujuan, sumber,

yang digunakan dan simpulan. Kumpulan abstrak dalam bidang tertentu juga dapat kita

temukan dalam ERIC. Kumpulan tersebut, misalnya The Council for Exceptional Children

of Reston, Virginia telah menerbitkan Exceptional Child Education Abstracts. Lembaga ini

menyediakan abstrak berbagai artikel dari lebih 200 jurnal yang dipilih berkenaan dengan

pendidikan anak luar biasa. Beberapa abstrak yang kita kenal, misalnya:

1 Psyhological Abstracts (Washington, DC: American Psychological Association

(APA), 1927)

2 Sociological Abstract (New York: Sociological Abstracts, Inc:1954)

3 Child Development Abstracts International (Ann arbor, MI: University

Microfilms, 1938)

Indeks (Indexes)

Sebuah indeks (indexes) dapat memberikan judul-judul yang dikatalogisasikan menurut

atau berdasarkan judul utama atau diskriptor tetapi tidak memberikan abstrak atau deskripsi

apapun tentang dokumen. Contoh-contoh indeks dapat kita temukan, misalnya:

1 The Education Index (New York : H.W. Wilton Co. 1929) yang terbit bulanan

dan terdiri atas sejumlah headings (Children), exceptional) subheadings

(education) dan sub-subheadings (Massachusetts). Penulisan Headings,

misalnya:

Mainstreaming; symposium, il Today`s Educ

75: 18-29 Mr`86

20

Page 24: Kajian literatur

Menunjukan nama artikel dan ilustrasi pada halaman 18-29 terbit pada bulan

Maret 1986, Volume 75 dari majalah Today`s education.

2 Current Index to Journals in Education (Phoenix, AZ: The Oryx Press, 1969)

lebih dikenal dengan CIJE.

3 Social Science Citation Index (Philadelphia: Institute for Scientific Information,

1973) atau dikenal juga dengan Citation Index,

4 Dissertation Abstracts International (DATRIX) yang dapat ditemukan dalam

Xerox`s Comprehensive Index.

Cara yang efisien untuk mencari disertasi yang berkaitan adalah dengan menggunakan

jasa DATRIX II dari University Microfilms. Para pengguna DATRIX II harus mengisi

blangko permohonan dengan menyebutkan dimensi yang relevan dengan masalah mereka.

Keterangan yang diisikan ke dalam balngko tersebut memungkinkan University Microfilms

mengetahui dan memberikan abstaks semua disertasi yang diperlukan melalui konputer.

Lebih dari 125.000 disertasi kini dapat diperoleh dengan pencarian lewat komputer. Biaya

penggunaannya tidak begitu mahal, terutama dibandingkan dengan waktu yang diperlukan

untuk mencari sendiri dalam Dissertatin Abstract Internation. Kelemahan dari pengguna

sumber ini adalah adanya jarak waktu dua tahun antara saat diserahkannya disertasi dan

saat kemunculannya dari Disertation Abstract International. (Furchan, Arief. 2010)

Reviews

Reviews atau kajian adalah judul-judul artikel atau tulisan yang melaporkan dan

menyintesis beberapa hasil karya dalam suatu bidang dalam suatu periode waktu. Orang

yang melakukan reviews (reviewers) menempatkan artikel-artikel yang relevan dengan

tipok-topiknya, dan mengorganisasi topik tersebut berdasarkan isinya, mendeskripsikan dan

membandingkan serta sering kali mengkritik hasil temuan-temuan tersebut, kemudian

diakhiri dengan kesimpulan. Review jurnal-jurnal dalam bidang pendidikan dapat kita

temui, misalnya:

1 Review of Education Research (washington DC : American Educational

Research Assocation (AERA) 1931).

2 Annual Review of Psychology (Palo Alto, CA: Annual Reviews, Inc :1950)

3 Handbook og Research on Teaching (Chicago: Rand-McNally 1973)

21

Page 25: Kajian literatur

Jurnal atau Buku

Jurnal atau buku merupakan sumber utama dalam penelitian pendidikan. Jurnal dan

buku ini terdiri atas hasil kerja orisinal atau merupakan “raw materials” untuk sumber-

sumber sekunder seperti reviews. Para peneliti perlu mengadakan konsultasi dengan

sumber-sumber primer yang didalamnya juga terdapat abstrak dan reviews.

Jurnal-jurnal penelitian berisi laporan-laporan tentang kajian penelitian, yang

memuat secara mendalam tentang metodelogi dan hasil. Jurnal-jurnal ini menjadi acuan,

sebelum diterbitkan artikel-artikel ini dikaji dan diberikan kritik oleh peneliti lain dalam

bidang yang sama.

2.10 Langkah-langkah Penelusuran jurnal

Melakukan penelusuran kajian pustaka, sebagaimana dikemukakan didepan menjadi

hal yang sangat penting. Penelusuran suatu pustaka meliputi, 1) melihat bidang dan

deskriptor yang sesuai dengan minat; 2) menelusuri judul-judul dan abstrak yang relevan

dan 3) menempatkan dokumen sumber-sumber primer yang sangat penting.

Penelusuran literatur atau pustaka memerlukan suatu arahan dan fokus. Langkah

pertama adalah mengidentifikasi bidang kajian yang sesuai dan sekaligus termasuk

deskriptornya. Langkah berikutnya adalah menelusuri judul-judul dan abstrak yang relevan.

Penelusuran yang baik mencakup tiga katagori dokumen, yaitu:

a) Artikel-artikel yang diterbitkan

b) Artikel-artikel yang tidak diterbitkan

c) Disertasi atau tesis

Menempatkan dokumen sumber-sumber primer menjadi pertimbangan kita dalam

menelusuri bahan pustaka. Judul-judul dan bastrak-abstrak memberikan informasi terbatas

tentang hasil kerja penelitian terdahulu. ERIC memberikan judul-judul dan abstrak-abtrak

yang sangat ringkas (sering hanya terdiri atas satu kalimat saja). Sedangkan DETRIX hanya

memberikan judul-judul saja.

Pemilihan bahna pustaka harus selektif, karena memilih artikel-artikel yang akan

dijadikan referensi harus memiliki relevansi dengan hal yang akan diteliti terutama untuk

keperluan dalam pembahasan hasil penelitian. Dengan cara melakukan konsultsasi sumber-

22

Page 26: Kajian literatur

sumber rujukan, kajian dan pembahasan hasil penelitian menjadi lebih mantap. Perlu

diperhatikan bagi peneliti atau calon peneliti, bahwa rujukan yang dipakai harus

dicantumkan dalam daftar rujukannya karena disamping menjadi dukungan acuuan dan hal

ini merupakan objektivitas peneliti sebagai seorang ilmuwan. Objektivitas inilah sebagai

salah satu ciri metode ilmiah.

Diantar tiga dokumen penting, yaitu artikel-artikel jurnal, disetasi atau tesis, dan

laporan tak dipublikasikan (laporan penelitian), artikel-artikel jurnal adalah paling ringkas

dan secara teknis paling baik karena adanya tuntutan yang amat tinggi dari jurnal yang akan

diterbitkan. Dalam mengkaji bahan pustaka kita dapat melakukan dengan cara

mengidentifikasi sumber atau bahan yang relevan dari hasil penelitian, menyusun bahan

ustaka mana yang paling sesuai untuk mendukung penelitian, menuliskan bagian kajian

literatur, dan menyusun bahan acuan secara ringkas urutan atau proses dalam mengkaji

bahan pustaka atau literatur menurut Tuckman (1988) dipresentasikan pada gambar berikut:

23

Identifikasi deskriptor yang relevan dengan kata kunci

Identifikasi judul yang relevan dengan cara menelusuri: melalui tinjauan artikel, ERIC, CIJE, DATRIK dan sebagainya

Memilah sumber-sumber yang paling relevan melalui kajia abstrak misalnya disertasi, tesis, skripsi, laporan hasil penelitian.

Menetukan dan mendapatkan kopi dokumen yang paling relevan misalnya jurnal, ERIC,laporan penelitian dan sebagainya

Menulis bagian kajian literature

Page 27: Kajian literatur

Gambar 1:

Proses dalam Mengkaji Bahan Pustaka

Sebelum memulai suatu kajian literatur, dalam penelitian biasanya diawali denga

rumusan masalah. Setelah rumusan masalah penelitian diajukan, langkah berikutnya adalah

melakukan kajian literatur. Langkah-langkah tersebut menurut Gall & Borg (2003)

mencakup empat langkah utama. Keempat langkat tersebut adalah: 1) mencari sumber-

sumber dari penelitian pendahuluan; 2) menggunakan sumber-sumber sekunder; 3)

memahami sumber-sumber utama; dan 4) menyintesis literatur.

Mencari sumber penelitian pendahuluan. Kegiatan ini yaitu dilakukan dengan

mengidentifikasi buku-buku, artikel-artikel, makalah-makalh profesional, dan hasil

penerbitan-penerbitan lain yang relevan dengan ungkapan masalah. Sumber-sumber

sebelumnya, yang berupaya indeks dari khazanah literatur, merupakan suatu sarana yang

sangat penting dalam kegiatan ini. Dengan melihat indeks subjeks untuk topik tertentu

(misalnya, teknologi pembelajaran), kita dapat menentukan buku-buku yang ada

diperpustakaan yang mendukung topik penelitian tersebut.

Menggunakan sumber sekunder dalam kaitannya dengan sumber penelitian

terdahulu, kita dapat menggunakan hasil-hasil temuan peneliti, misalnya berupa bahwa

kajian tertulis (laporan atau jurnal) yang relevan dengan rumusan masalah kita. Sumber

sekunder itu berupa suatu dokumen tertulis yang dihasilkan oleh sesorang yang tidak

terlibat dalam penelitian, mengembangankan teori, atau mengungkapkan pandangan-

pandangan yang disintesis atau diramu dalam kajian literatur.

Mamahami sumber primer. Sumber primer dan sekunder atau hasil kajian pustaka

dan seterusnya disusun dalam indeks atau riview kajian penelitian, tapi tidak mendalam.

Untuk itu, kita perlu menemukan dan mengkaji laporan penelitian yang lebih lengkap atau

setidak-tidaknya kajian-kajian yang menjadi pusat perhatian kita. Laporan asli itu kita sebut

sebagai sumber primer. Sebuah sumber primer adalah suatu dukomen (artikel jurnal atau

24

Menyiapkan daftar referensi

Page 28: Kajian literatur

disetai, tesis, skripsi) yang ditulis oelh sesorang yang melakukan penelitian, atau yang telah

memformulasikan teorinya atau pandangan-pandangannya dan dipaparkankan dalam suatu

dukumen.

Menyintesis kajian literatur. Setelah kita membaca sumber-sumber primer dan

sekunder, kita kemudian menuliskan atau menyintesiskan dalam suatu kajian. Tujuan kajian

ini adalah ingin menginformasikan kepada para pembaca tentang hal yang telah diketahui,

atau hal yang belum diketahui berkenaan dengan masalah-masalah atau pertanyan-

pertanyan yang ingin kita kaji. Disamping itu kita ingin menjelaskan bagaiman penelitian

yang kita ajukan itu berkaitan dengan sumber-sumber tersebut, dan mendasarkan

pengetahuan yang telah ada sebelumnya sebagaimana yang disajikan dalam kajian pustaka.

2.11 Jumlah Referensi yang Diperlukan

Tentang berapa jumlah acuan dalam kajian pustaka kadang ditanyakan oleh para

peneliti muda atau mahasiswa yang baru pertama kali mempunyai tugas menyusun studi

literature dari sumber-sumber pustaka yang ada dan menghubungkan dengan permasalahan

penelitian. Tidak ada batasan pasti tentang berapa jumlah buku yang harus digunakan

sebagai acuan, tetapi ada petunjuk yang memberikan arah bahwa semakin banyak buku dan

sumber-sumber informasi mendukung kegiatan eksplorasi kajian pustaka, semakin baik dan

menguntungkan untuk para peneliti.

Jika ternyata jumlah referensi yang ada sangat terbatas, peneliti dianjurkan untuk

mencari sumber yang berhubungan erat misalnya tentang sejarah atau asal-usul tentang

permasalahan yang hendak dipecahkan. Disamping itu peneliti juga diwajibkan melakukan

eksplorasi lapangan, dengan menggunakan metode observasi dan wawancara kepada

narasumber.

Suatu kelengkapan yang perlu ada dalam eksplorasi pustaka adalah kemampuan

menulis dan merangkai ide yang hendak dituangkan dalam kajian pustaka dengan inti

permasalahan dan sumber-sumber yang relevan. (Sukardi, 2003)

25

Page 29: Kajian literatur

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kajian literatur merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian yang kita lakukan.

Melakukan kajian literatur merupakan salah satu cara atau sarana untuk menunjukan

pengetahuan penulis tentang suatu bidang kajian tertentu, yang mencakup kosa kata,

metode dan asal usulnya. Menurut Cooper kajian literatur diklasifikasikan menurut fokus,

tujuan, perpektif, cakupan, organisasi dan audiens. Penelusuran atau pencarian kepustakaan

yang relevan sebaiknya dilakukan sebelum kegiatan atau pelaksanaan penelitian tersebut

berjalan.

Sumber-sumber utama kepustakaan yang menyimpan basis data dapat diperoleh dari

sumber, misalnya ERIC (Education Research Information Center), indeks-indeks lainnya,

buku, dan kantor layanan informasi ilmiah. Penelusuran suatu literatur meliputi, 1) melihat

bidang dan deskriptor yang sesuai dengan minat; 2) menelusuri judul-judul dan abstrak

yang relevan dan 3) menempatkan dokumen sumber-sumber primer yang sangat penting.

Tidak ada batasan pasti tentang berapa jumlah buku yang harus digunakan sebagai acuan,

tetapi ada petunjuk yang memberikan arah bahwa semakin banyak buku dan sumber-

sumber informasi mendukung kegiatan eksplorasi kajian literatur, semakin baik dan

menguntungkan untuk para peneliti.

3.2 Saran

26

Page 30: Kajian literatur

Sebaiknya dalam membuat kajian literatur harus terlebih dahulu memahami hal-hal

yang telah disampaikan dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Setyosari, Punaji. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Pengembangan Edisi

Kedua. Jakarta: Kencana

Donald, Ary, dkk. 2010. Introductions to Research in Education. Canada: Wadsworth

Cengage Learning.

Cooper, H.M. 1988. The Structure of Knowledge Synthesis, Knowledge in Society.

Vol.1,pp.104-126.

Furchan, Arief. 2010. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Jogyakarta: Pustaka Pelajar

Brog,W.R. & Gall, M.D. 1983. Educational Research.An Introduction. White Plain, New

York: Longman,Inc.

Tuckman, B.W. 1999. Conducting Educational Research. Orlando FL: Harcourt, Brace

jovanovich, Piblishers

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:

Bumi Aksara

27

Page 31: Kajian literatur

28