studi komparasi pembelajaran kooperatif metode/studi... · flash dan modul terhadap prestasi...

82
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE THINK TALK WRITE (TTW) DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH DAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh: ARIKA MULIA AGUS X 3307009 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: hoangkhuong

Post on 19-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

THINK TALK WRITE (TTW) DILENGKAPI MACROMEDIA

FLASH DAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI

SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh:

ARIKA MULIA AGUS

X 3307009

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE

THINK TALK WRITE (TTW) DILENGKAPI MACROMEDIA

FLASH DAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI

SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN

PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

ARIKA MULIA AGUS

X 3307009

Skripsi

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I,

Elfi Susanti V.H., S.Si., M.Si.

NIP. 19721023 199802 2 001

Pembimbing II,

Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S

NIP. 19510601 197603 2 004

Page 4: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program

Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan.

Hari :...................................

Tanggal : ..................................

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. JS. Sukardjo, M.Si. ....………....

Sekretaris : Dr. M. Masykuri, M.Si. ……………

Anggota I : Elfi Susanti V.H., S.Si., M.Si. .…………....

Anggota II : Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. ……………

Disahkan oleh:

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Arika Mulia Agus. X3307009. STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF METODE THINK TALK WRITE (TTW) DILENGKAPI

MACROMEDIA FLASH DAN MODUL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID KELAS XI SMA BATIK 2

SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa penggunaan metode Think

Talk Write (TTW) dilengkapi macromedia flash memberikan prestasi belajar

lebih tinggi pada materi pokok koloid dibandingkan dengan penggunaan metode

Think Talk Write dilengkapi modul bagi siswa kelas XI SMA Batik 2 Surakarta

tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan

penelitian Randomized Group Pretest-Posttest Design dimana kelas eksperimen 1

yang digunakan adalah kelas dengan metode pembelajaran Think Talk Write

dilengkapi macromedia flash dan kelas eksperimen 2 dengan metode

pembelajaran Think Talk Write dilengkapi modul. Populasi adalah siswa kelas XI

SMA Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011. Pengambilan sampel penelitian

menggunakan teknik cluster random sampling. Data utama penelitian ini adalah

berupa prestasi belajar siswa yang diperoleh dari aspek kognitif dan aspek afektif.

Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji t pihak kanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada

pembelajaran materi pokok koloid dengan metode Think Talk Write (TTW) yang

disertai dengan Macromedia Flash memberikan prestasi belajar lebih tinggi

dibandingkan dengan metode Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan

modul. Hal ini ditunjukkan dengan hasil perhitungan menggunakan uji t-pihak

kanan dengan taraf signifikan 5%. Dimana hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi

belajar kognitif diperoleh thitung = 1,751> ttabel = 1,67 dan untuk prestasi belajar

afektif diperoleh thitung = 3,196 > ttabel = 1,67.

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Think Talk Write, Modul, Macromedia

Flash

Page 6: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Arika Mulia Agus. X3307009. THE COMPARATIVE STUDY OF

COOPERATIVE LEARNING IN THINK TALK WRITE (TTW)

METHOD USE MACROMEDIA FLASH AND MODULE TOWARD

ACHIEVEMENT CHEMISTRY LEARNING ON TOPIC KOLOID

OF CLASS XI SMA BATIK 2 SURAKARTA IN ACADEMIC YEAR

2010/2011. Skripsi, Surakarta: The Faculty of Teaching and Science Education

of Sebelas Maret University.

The research aimed to know whether using Think Talk Write (TTW)

method with macromedia flash can provide the learning achievement higher than

using Think Talk Write (TTW) method with module on topic koloid to student at

class XI SMA Batik 2 Surakarta in academic year 2010/2011.

The research used experiment method with The Randomized Group

Pretest Postest Design where the first experiment class that used in the research

were the class learning by using Think Talk Write (TTW) method with

macromedia flash and the second experiment class learning by using Think Talk

Write (TTW) method with module. The population were the student of class XI of

SMA Batik 2 Surakarta in 2010/2011. The sample were taken by using cluster

random sampling technique. The main data of this research was achievement

students learning outcome from cognitive and affective aspect. The technique of

analizing data were used t-test right side.

The result of the research shown that achievement of student learning by

using Think Talk Write (TTW) method with macromedia flash higher than

achievement of student learning by using Think Talk Write (TTW) method with

module. It could be realized that the result of counting by using t-test right side.

The result of t-test right side for cognitive learning achievement were aequired

tcount= 1,751> ttable= 1,67, for affective of learning achievement were aequired

tcount= 3,196 > ttable= 1,67.

Keywords : Cooperatif Learning, Think Talk Write, Module, Macromedia Flash

.

Page 7: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Rasullullah SAW bersabda,

“Setiap urusan yang tidak dimulai dengan Bismillahirrohmanirrohim terputuslah berkahnya”

(Tafsir Ibnu Katsir)

“Orang bijak adalah dia yang hari ini mengerjakan apa yang orang bodoh akan

mengerjakannya tiga hari kemudian.”

If you dream it you can do it

(penulis)

“Selalu jadi diri sendiri untuk melakukan yang terbaik ”

(Penulis)

Page 8: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Dengan penuh kasih, karya ini kupersembahkan untuk

Ibu dan Bapak yang telah memberikan nasehat,

bimbingan,dan kasih sayang yang belum bisa terbalas.

Adikku tersayang.

Seseorang yamg telah menjadi semangatku dan selalu

mendampingiku

Teman2 kimia 07 yang aku banggakan

Sahabat2ku yang slalu mendukungku (heri, susanto,

dll)

Serta tak lupa keluarga kimia seluruh angkatan

Page 9: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi Allah SWT yang telah melimpahkan

banyak rahmat, nikmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan dan

perhatian dari berbagai pihak.

Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan

penulis menghaturkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan izin penyusunan skripsi.

2. Bapak Sukarmin, Ph.D selaku Ketua Jurusan P MIPA, yang telah menyetujui

atas permohonan penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Bakti Mulyani, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia

yang telah memberikan pengarahan dan izin penulisan skripsi ini.

4. Ibu Elfi Susanti V.H., S.Si., M.Si. selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan.

5. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S. selaku pembimbing II yang telah pula

memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan perhatian sehingga

memperlancar penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. H. Soewarto, M.M. selaku Kepala SMA Batik 2 Surakarta yang telah

memberikan izin untuk mengadakan penelitian.

7. Bapak Jumiyat, S.Pd, selaku guru Kimia SMA Batik 2 Surakarta yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

Page 10: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

8. Siswa-siswi kelas XI IPA 2 dan XI IPA 3 terima kasih atas bantuan dan

kerjasamanya.

9. Bapak dan Ibu serta adikku tersayang yang senantiasa memberikan doa, kasih

sayang, dukungan serta semangat bagi penulis.

10. Motivasiku yang senantiasa memberi semangat pada penulis.

11. Sahabat dan teman-teman semua untuk segala dukungan, persahabatan dan

bantuan serta semangatnya.

12. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

Penulis menyadari sepenuhnya skripsi yang telah dikerjakan ini masih

jauh dari kesempurnaan maka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga karya ini bermanfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juli 2011

Penulis

Page 11: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL...................................................................................................... ii

PERSETUJUAN...................................................................................... iii

PENGESAHAN....................................................................................... iv

ABSTRAK................................................................................................ v

ABSTRACT............................................................................................. vi

MOTTO.................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN.................................................................................... viii

KATA PENGANTAR............................................................................. ix

DAFTAR ISI............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................... xvii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah....................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah...................................................................... 6

D. Perumusan Masalah........................................................................ 6

E. Tujuan Penelitian............................................................................ 7

F. Manfaat Penelitian........................................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Studi Komparasi....................................................................... 8

2. Metode Pembelajaran............................................................... 8

3. Pembelajaran Kooperatif.......................................................... 9

4. Metode Think Talk Write.......................................................... 12

5. Macromedia flash………......................................................... 16

6. Modul……………………………........................................... 19

7. Prestasi Belajar.......................................................................... 21

Page 12: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

8. Materi Sistem Koloid………………………............................. 24

B. Penelitian Yang Relevan...............................................................

C. Kerangka Berfikir..........................................................................

36

37

D. Pengajuan Hipotesis...................................................................... 39

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 41

B. Metode Penelitian.......................................................................... 41

C. Populasi dan Sampel...................................................................... 43

D. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 44

E. Instrumen Penelitian…….............................................................. 41

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis.................................................................. 51

2. Pengujian Hipotesis.................................................................... 53

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data............................................................................... 55

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas............................................................................. 58

2. Uji Homogenitas......................................................................... 58

C. Hasil Pengujian Hipotesis.............................................................. 59

D. Pembahasan................................................................................... 60

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 67

B. Implikasi...................................................................................... 67

C. Saran........................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 69

LAMPIRAN............................................................................................ 72

DAFTAR TABEL

Page 13: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

Halaman

Tabel 1 Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi……...................... 25

Tabel 2 Jenis-Jenis Koloid……………………………....................... 26

Tabel 3 Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob............................ 34

Tabel 4 Jadwal kegiatan Penelitian……….......................................... 41

Tabel 5 Rancangan Penelitian Randomized Control Group Pretest-

Posttest Design……………………………………………… 42

Tabel 6 Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal............................. 46

Tabel 7 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas........................................... 47

Tabel 8 Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal......................... 47

Tabel 9 Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item ………… 48

Tabel 10 Skor Penilaian Afektif …..…………………………………. 49

Tabel 11 Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal afektif................. 50

Tabel 12 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Afektif............................. 51

Tabel 13 Rangkuman Deskripsi Data Penelitian................................... 55

Tabel 14 Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi

Belajar Kognitif Siswa dengan Metode TTW yang disertai

dengan Macromedia Flash dan Metode TTW yang disertai

dengan Modul……………………......................................... 56

Tabel 15 Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa

dengan Metode TTW yang disertai dengan Macromedia

Flash dan Metode TTW yang disertai dengan

Modul……………………………………….......................... 57

Tabel 16 Rangkuman Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif................. 58

Tabel 17 Rangkuman Uji Normalitas Nilai Afektif….......................... 58

Tabel 18 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif

Siswa……………………………………………….............. 59

Tabel 19 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai Afektif Siswa..... 59

Tabel 20 Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif.......................... 60

Tabel 21 Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif………............... 60

DAFTAR GAMBAR

Page 14: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Halaman

Gambar 1 Desain pembelajaran dengan metode Think Talk

Write………………………………………………................. 15

Gambar 2 Suspensi........................................................................... 24

Gambar 3 Koloid............................................................................. 24

Gambar 4 Aerosol............................................................................ 25

Gambar 5 kosmetik dalam bentuk gel…......................................... 25

Gambar 6 Larutan Sejati…….......................................................... 26

Gambar 7 Sistem Koloid................................................................. 26

Gambar 8 Gerak Brown……………………….............................. 27

Gambar 9 Arah Tumbukan Molekul Medium dengan Partikel Zat

Terdispersi: (a) Larutan (b) Koloid (c) Suspensi............ 27

Gambar 10 Adsorpsi Ion-Ion……………………............................. 27

Gambar 11 Sel Elektrolisis Sederhana………………….................. 29

Gambar 12 Koagulasi Koloid karena Penambahan Elektrolit........... 30

Gambar 13 Proses Dialisis………………………............................. 31

Gambar 14 Diagram suatu Dialisis Darah ………………………… 31

Gambar 15

Gambar 16

Histogram Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif Siswa

dengan Metode TTW yang disertai dengan

Macromedia Flash dan Metode TTW yang disertai

dengan Modul………………………………....……….

Histogram Nilai Afektif Siswa dengan metode TTW

yang disertai dengan Macromedia Flash dan metode

TTW yang disertai dengan Modul……………………

56

57

Gambar 17

Gambar 18

Foto Penelitian Kelas Eksperimen 1...............................

Foto Penelitian Kelas Eksperimen 2...............................

157

157

Gambar 19 Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen 1...................... 157

Gambar 20 Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen 2...................... 157

Gambar 21 Siswa Mengerjakan Soal Postest..................................... 157

DAFTAR LAMPIRAN

Page 15: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Halaman

Lampiran 1 Silabus………………………………………………… 72

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

1………………………………………….……………. 75

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen

2………………………………………………………. 83

Lampiran 4 Indikator Aspek Kognitif...................………………. 91

Lampiran 5 Instrumen Penilaian Prestasi Kognitif…………......... 93

Lampiran 6 Kunci Jawaban Soal Kognitif ……………………… 102

Lampiran 7 Kisi-Kisi Angket Pengukuran Aspek Afektif ……… 103

Lampiran 8 Instrumen Angket Afektif………………………….. 104

Lampiran 9 Lembar Jawab Aspek Afektif.....………………… 107

Lampiran 10 Soal Instrumen Penilaian Afektif…………………….. 109

Lampiran 11 Uji Validitas,Reliabilitas,Taraf Kesukaran dan Daya

Pembeda Soal Tes Kognitif………………………….. 116

Lampiran 12 Uji Validitas dan Reliabilitas Soal Tes Afektif……… 119

Lampiran 13 Data Induk Penelitian Aspek Kognitif ……………… 122

Lampiran 14 Data Induk Penelitian Aspek Afektif…………………. 123

Lampiran 15 Normalitas Data Penelitian…………………………… 132

Lampiran 16 Uji Homogenitas Prestasi Kognitif………………….. 138

Lampiran 17 Uji Homogenitas Prestasi Afektif…………………… 139

Lampiran 18 Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif…….......... 140

Lampiran 19 Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif.................... 141

Lampiran 20 Daftar Nilai MID Semester Genap ............................... 142

Lampiran 21 Uji Homogenitas Nilai MID Semester Genap……….. 145

Lampiran 22

Lampiran 23

Uji t-matching Nilai MID Semester Genap………….

Modul………………………………………………..

146

147

Lampiran 23

Lampiran 24

Pembagian Kelompok Kelas TTW dengan

Macromedia Flash…………………………………….

Pembagian kelompok Kelas TTW dengan modul ……

171

172

Lampiran 25 Dokumentasi Penelitian………………………………. 171

147

Page 16: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu kimia merupakan merupakan salah satu cabang sains/IPA. Ilmu kimia

sudah mulai diperkenalkan kepada siswa sejak dini. Pelajaran kimia di sekolah

diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari hal-hal yang ada

disekitar mereka. Kimia diharapkan dapat menjadi prospek pengembangan lebih

lanjut dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan

sehari-hari. Oleh karena itu dalam proses transfer ilmu dan pengetahuan kimia di

sekolah perlu ditingkatkan efektivitasnya agar kualitas pembelajaran selalu terjaga

dan hasil yang diharapkan dapat memenuhi tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, sebaiknya guru bisa

memberikan suatu rangsangan agar siswa dapat aktif dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar karena aktivitas yang dilakukan setiap siswa dalam mengikuti

pelajaran akan mempengaruhi prestasi belajar, selain itu semestinya siswa diajak

untuk memanfaatkan semua alat indera yang dimilikinya secara optimal. Untuk

kepentingan tersebut maka para guru kimia hendaknya berupaya semaksimal

mungkin untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang dapat diproses dengan

berbagai alat indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima

dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut

dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian, siswa

diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah pesan-pesan dalam

materi pelajaran yang disajikan.

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal dari siswa. Faktor internal adalah faktor yang berasal

dari dalam diri siswa, antara lain motivasi belajar dan kemampuan siswa. Faktor

eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa atau berasal dari

rangsangan pihak luar. Faktor tersebut antara lain metode pembelajaran dan

interaksi sosial siswa. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara dua

pihak, yaitu antara guru dan siswa. Interaksi antara komponen-komponen tersebut

1

Page 17: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

akan terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Peranan guru sangat

penting dalam melakukan usaha untuk dapat menumbuhkan dan memberikan

motivasi agar siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik sehingga mampu

meningkatkan prestasi belajarnya.

Pemilihan metode pembelajaran yang tepat diharapkan guru dapat

menyampaikan pembelajaran dengan lebih interaktif, menarik, dan

menyenangkan. Kondisi belajar yang menarik dan menyenangkan akan

meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman materi sehingga prestasi

belajar akan menjadi lebih baik. Peningkatan pemahaman materi diharapkan

dapat memperbaiki prestasi belajar siswa dalam proses pembelajaran.

SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta di Surakarta.

Berdasarkan pengamatan secara umum keadaan sekolah SMA Batik 2 Surakarta

dan wawancara dengan guru kimia kelas XI di sekolah tersebut, keadaan yang

dapat dikemukakan adalah guru dalam menyampaikan materi pelajaran kimia

khususnya pada materi koloid masih menggunakan metode ceramah atau jarang

menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi untuk menyampaikan

materi pelajaran, sehingga kemampuan siswa dalam menyerap materi pelajaran

kimia yang relatif rendah. Kurangnya bahan ajar yang digunakan dalam proses

pembelajaran, sehingga siswa hanya menerima materi melalui gurunya.

Materi koloid merupakan materi yang penting, karena berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari, tetapi siswa hanya dituntut oleh guru untuk sekedar

menghafal tanpa menuntut siswa memahami meteri tersebut secara mendalam.

Dalam materi tersebut terdapat konsep-konsep yang memerlukan pemahaman dan

hafalan yang cukup dari siswa seperti pemahaman tentang koloid secara umum,

jenis-jenis kolid, sifat-sifat koloid, dan cara-cara pembuatan koloid. Untuk itu

perlu cara mudah yang dapat disampaikan ke siswa dengan metode pembelajaran

yang bervariasi agar siswa lebih aktif belajar dan tidak cepat merasa bosan.

Dengan metode pembelajaran kooperatif Think Talk Write diharapkan siswa lebih

mudah memahami konsep-konsep yang ada dalam materi sistem koloid.

Page 18: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Berdasarkan data nilai ulangan harian materi koloid siswa kelas XI SMA

Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010, ± 40% siswa belum mencapai

ketuntasan atau mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu 65. Oleh karena itu, guru perlu mengatasi permasalahan yang ada, salah satu

caranya dengan menerapkan variasi metode pembelajaran yang dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi dan dapat

memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas sehingga prestasi belajar siswa dapat

meningkat.

Di dalam pembelajaran siswa harus berperan secara aktif. Salah satu cara

yang tepat untuk mengajak siswa agar lebih aktif adalah dengan mengembangkan

interaksi kooperatif pada diri siswa, yaitu dengan cara siswa menerapkan

pengetahuannya, belajar memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan

teman-temannya, mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan, dan

mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya.

Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang

konstruktivistik. Hal ini atas dasar bahwa siswa akan lebih mudah menemukan

dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat saling

mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan temannya. Pembelajaran

kooperatif juga dapat membangkitkan pembelajaan yang menarik perhatian siswa,

meningkatkan keterampilan sosial, membantu menyesuaikan diri, mengurangi

perbedaan etnis dan meningkatkan rasa percaya diri siswa. (Slavin, 1995: 273).

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu alternatif dalam proses

pembelajaran, karena pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan

siswa dalam bekerja sama dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis

sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Ketika menyelesaikan tugas

kelompok, setiap siswa dalam sebuah kelompok belajar dituntut untuk dapat

saling bekerjasama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.

Belajar kelompok memungkinkan siswa selalu terlibat aktif dalam proses belajar,

karena siswa mempunyai tanggungjawab belajar yang lebih besar sehingga

memungkinkan berkembangnya daya kreatif, berpikir kritis dan sifat

kepemimpinan pada diri siswa yang bersangkutan. Guru berperan sebagai

Page 19: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

organisator, motivator dan salah satu sumber informasi selama kegiatan belajar

kelompok berlangsung.

Salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dimungkinkan dapat

digunakan untuk mengatasi masalah tersebut dan cocok untuk digunakan pada

pembelajaran kimia materi pokok koloid adalah dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif metode Think Talk Write (TTW). Melalui penerapan

metode Think Talk Write dalam pembelajaran kimia siswa diajak untuk berpikir

melalui bahan bacaan berupa buku referensi secara individual kemudian membuat

catatan kecil mengenai materi yang dibaca. Talk yaitu diskusi kelompok yang

merupakan proses tatap muka interaktif dimana siswa menukar ide tentang

persoalan dalam rangka pemecahan masalah, menjawab pertanyaan,

meningkatkan pengetahuan dan pemahaman atau membuat keputusan. Tahap

terakhir dalam metode ini adalah write yaitu mengkonstruksikan hasil dari think

dan talk secara individual. Penerapan metode Think Talk Write dalam

pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa diajak untuk

berfikir secara aktif, mendorong dan menyimak dengan hati-hati gagasan yang

dikemukakan siswa secara lisan dan tulisan, mempertimbangkan dan memberi

informasi terhadap apa yang digali siswa dalam diskusi, serta memonitor, menilai,

dan mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif. (Nurchayati, 2007: 56)

Penerapan metode pembelajaran kooperatif perlu adanya penunjang dalam

proses kegiatan belajarnya, misalnya dengan penggunaan modul dan animasi

macromedia flash. Dengan penggunaan modul siswa akan mudah mempelajari

materi karena modul disajikan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri

sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk

membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan

jelas. Pengajaran modul juga memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar

menurut cara masing-masing. Oleh sebab itu, di dalam kelompok mereka

menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk memecahkan masalah tertentu

berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing-masing, sehingga

akan terjadi interaksi antar setiap anggota kelompok dalam usaha memecahkan

suatu masalah.

Page 20: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Macromedia flash adalah media berbasis animasi vektor yang

memungkinkan penciptaan yang sangat dinamis dan pengalaman multimedia

interaktif. Animasi merupakan suatu teknik gerakan gambar atau paparan yang

dihasilkan oleh gabungan dari media komputer. Salah satu contoh animasi

tersebut adalah Macromedia flash tentang koloid. Media ini mempunyai tampilan

yang menarik, dalam bentuk gambar, warna dan sedikit efek suara. Dengan media

ini siswa menjadi termotivasi untuk lebih menekuni materi yang disajikan serta

dengan adanya warna komponen yang dianimasikan dapat menarik perhatian

siswa. (Nina Setyaningsih dkk, 2006: 60).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik meneliti tentang “STUDI

KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE THINK TALK

WRITE (TTW) DILENGKAPI MACROMEDIA FLASH DAN MODUL

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK

KOLOID KELAS XI SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

2010/2011”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Adakah alternatif penggunaan suatu metode pembelajaran selain metode

pembelajaran konvensional untuk menyampaikan materi pokok koloid?

2. Apakah prestasi belajar siswa pada materi pokok koloid dipengaruhi oleh

model pembelajaran yang digunakan?

3. Apakah penggunaan metode Think Talk Write dilengkapi macromedia

flash dan modul sesuai untuk materi pokok koloid?

4. Apakah metode Think Talk Write dilengkapi macromedia flash dan

modul dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Batik 2

Surakarta pada materi pokok koloid?

5. Apakah metode Think Talk Write dilengkapi macromedia flash dan

modul dapat meningkatkan minat dan aktivitas belajar siswa?

Page 21: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

6. Apakah metode Think Talk Write dilengkapi macromedia flash dapat

memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan

metode Think Talk Write dilengkapi modul pada materi pokok koloid?

C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini mempunyai arah dan ruang lingkup yang jelas, maka

perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Obyek Penelitian

a. Prestasi Belajar

1) Prestasi kognitif siswa yang dibatasi pada nilai kognitif siswa

yang berasal dari hasil pretes dan postes.

2) Prestasi afektif siswa yang dilihat dari hasil angket afektif siswa.

b. Materi pokok

Materi pokok yang diberikan di batasi pada sistem koloid meliputi

koloid secara umum, jenis-jenis kolid, sifat-sifat koloid, dan cara-cara

pembuatan koloid.

c. Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dipilih yaitu modul dan animasi

macromedia flash tentang sistem koloid meliputi koloid secara umum,

jenis-jenis kolid, sifat-sifat koloid, dan cara-cara pembuatan koloid.

D. Perumusan masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Apakah penggunaan metode Think Talk Write dilengkapi macromedia

flash memberikan prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan

metode Think Talk Write dilengkapi modul pada materi pokok koloid siswa kelas

XI semester II SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011?”

Page 22: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan

untuk:

“Mengetahui bahwa penggunaan metode Think Talk Write dilengkapi

macromedia flash memberikan prestasi belajar lebih tinggi dibandingkan dengan

penggunaan metode Think Talk Write dilengkapi modul pada materi pokok koloid

siswa kelas XI semester II SMA Batik 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011”.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai efektivitas

penggunaan metode Think Talk Write dilengkapi macromedia flash dan modul

terhadap prestasi belajar siswa pada materi pokok koloid.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan bantuan kepada siswa sebagai usaha peningkatan hasil

belajar kimia khususnya materi pokok koloid.

b. Memberikan informasi bahwa penggunaan metode Think Talk Write

dilengkapi macromedia flash dan modul dapat diterapkan pada materi

pokok koloid.

c. Memberikan alternatif pemilihan model pembelajaran yang optimal dalam

meningkatkan prestasi belajar kimia pada materi pokok koloid.

d. Memberikan bahan pemikiran bagi pengelola pendidikan bahwa perlu

adanya inovasi dalam pembelajaran untuk menyiapkan sumber daya

manusia yang berkualitas.

e. Sebagai masukan pada guru dan praktisi pendidikan tentang pentingnya

keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.

Page 23: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Studi Komparasi

a. Studi

Studi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya kajian atau

mempelajari (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990:860). Dalam

skripsi ini studi berarti mempelajari.

b. Komparasi

Komparasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Comparation yang berarti

perbandingan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990:450). Pengertian

membandingkan yang dimaksud yaitu membandingkan paling tidak harus ada

dua masalah dan ada faktor pembedanya. Menurut Van Dalen, “penelitian

komparasi yaitu ingin membandingkan dua atau tiga kejadian dengan melihat

penyebabnya” (Suharsimi Arikunto, 1998:24). Arswani Sujud mengemukakan,

“Penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan

perbedaan-perbedaan tentang benda-benda, prosedur kerja, ide-ide, kritik

terhadap orang, kelompok, terhadap sesuatu ide atau prosedur kerja”

(Suharsimi,1998:247).

Dari beberapa pengertian diatas, maka studi komparasi adalah suatu

kegiatan yang mempelajari perbandingan antara benda-benda, prosedur kerja,

ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau prosedur kerja

dengan menemukan perbedaan-perbedaan maupun persamaan-persamaannya.

2. Metode Pembelajaran

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian metode pembelajaran .

Menurut Mulyani Sumantri (2001: 114) metode pembelajaran merupakan cara-

cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-

8

Page 24: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar mengajar

dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan.

Menurut Mulyati Arifin (1990: 107) metode mengajar menyangkut

permasalahan fisik apa yang harus diberikan kepada siswa, menyebabkan

kemampuan intelektualnya dapat berkembang, sehingga belajar dapat berjalan

secara efisien dan bermakna bagi siswa. Metode pembelajaran menurut Slameto

(1995: 65) adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam

pembelajaran. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah cara-cara yang ditempuh oleh guru untuk menciptakan

situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan membuat kemampuan

intelektual siswa berkembang, sehingga belajar dapat berjalan secara efisien dan

bermakna bagi siswa.

Baik dan tidaknya suatu kualitas metode pembelajaran dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor–faktor yang mempengaruhi kualitas metode

pembelajaran adalah tujuan yang ingin dicapai, siswa, situasi dan guru. Untuk

mencapai kesuksesan dalam pembelajaran, maka guru harus dapat memilih dan

mengembangkan metode pembelajaran yang tepat, efisien dan efektif sesuai

dengan materi yang diajarkan. Dengan pemilihan metode yang tepat, maka akan

mempengaruhi belajar siswa dengan baik sehingga siswa benar-benar

memahami materi yang diberikan.(Slameto, 1995:66)

3. Pembelajaran Kooperatif

Cooperative Learning atau pembelajaran kooperatif adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan

sengaja mengembangkan interaksi yang saling membantu untuk menghindari

ketersinggungan dan kesalahpahaman yang dapat menimbulkan permusuhan,

sebagai latihan hidup di masyarakat. (Nurhadi, 2004: 112).

Page 25: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Pada metode pembelajaran kooperatif, siswa akan lebih mudah

menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa dapat saling

mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan temannya (Slavin, 2008:

273). Menurut Nurhadi (2004: 116) metode-metode yang termasuk dalam

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

a. Metode STAD

b. Metode JIGSAW

c. Metode GI (Group Investigation)

d. Metode Struktural

e. Metode TAI

f. Metode SEM

g. Metode Think Talk Write (TTW)

Penelitian yang dilakukan oleh Nurchayati (2007) dalam skripsi yang

berjudul “Keefektifan strategi Think-Talk-Write Berbantuan Lembar Kerja Pada

Pokok Bahasan Trigonometri Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Purwareja

Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2006/2007.”

menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif metode TTW lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional.

(Nurchayati, 2007: 56).

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk

saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam

kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling

mendiskusikan dan berpendapat, untuk mengasah pengetahuan yang mereka

kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Dalam metode pembelajaran kooperatif, para siswa akan duduk bersama dalam

kelompok yang beranggotakan 2-5 orang untuk menguasai materi yang

disampaikan oleh guru (Slavin, 2010: 4-8).

Menurut Nurhadi (2004: 116) ada beberapa alasan perlu dikembangkan

pembelajaran kooperatif, antara lain:

Page 26: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

1) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.

2) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.

3) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.

4) Meningkatkan rasa saling percaya pada sesama manusia.

5) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, etnis, kelas sosial, dan agama.

Model pembelajaran kooperatif ditandai oleh struktur tugas, tujuan dan

reward yang kooperatif. Siswa dalam situasi pembelajran kooperatif ini didorong

dan dituntut untuk mengerjakan tugas yang sama secara bersama-sama, dan

mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas itu.

Terdapat enam fase atau langkah utama yang terlibat dalam pelajaran yang

menggunakan model cooperative learning adalah:

1) Pelajaran dimulai dengan guru membahas tujuan-tujuan pelajaran dan

membangkitkan motivasi belajar siswa.

2) Pada fase kedua diikuti oleh presentasi informasi, biasanya dalam bentuk

teks lebih disukai daripada bentuk ceramah.

3) Siswa kemudian diorganisasikan menjadi kelompok-kelompok belajar.

4) Dalam langah berikutnya, siswa dibantu oleh guru, bekerja bersama-sama

untuk menyelesaikan tugas-tugas interdependen.

5) Presentasi hasil akhir kelompok atau menguji segala yang sudah dipelajari

siswa, dan memberi pengakuan pada usaha kelompok maupun individu.

(Arend, 2001: 315-316)

Adeyemi (2008: 697), mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif

memiliki unsur-unsur pokok yang diperlukan untuk meyakinkan para siswa agar

bekerja sama ketika mereka dalam kelompok. Unsur-unsur pokok tersebut antara

lain:

1) Setiap anggota kelompok harus merasa sebagai bagian dalam tim dan bahwa

mereka mempunyai tujuan yang sama.

Page 27: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

2) Setiap anggota kelompok harus menyadari bahwa masalah yang mereka

selesaikan adalah masalah bersama dan keberhasilan maupun kegagalan

kelompok akan dirasakan oleh semua anggota dalam kelompok.

3) Untuk mencapai tujuan bersama, seluruh siswa harus berpartisipasai dalam

diskusi.

4) Harus diyakinkan pada seluruh siswa bahwa kerja individual setiap anggota

kelompok akan menentukan keberhasilan kelompoknya.

4. Metode Think Talk Write

a. Pengertian metode Think Talk Write

Metode Think Talk Write didasarkan pada pemahaman bahwa belajar

adalah sebuah perilaku sosial. Metode Think Talk Write mendorong siswa untuk

berfikir, berbicara dan kemudian menuliskan yang berkenaan dengan suatu

topik. Metode ini digunakan untuk mengembangkan tulisan dengan lancar dan

melatih bahasa sebelum menuliskannya.(Reni Untarti, 2009 : 1)

Metode Think Talk Write memperkenankan siswa untuk mempengaruhi

dan memanipulasi ide-ide sebelum menuliskannya dan juga membantu siswa

dalam mengumpulkan dan mengembangkan ide-ide melalui percakapan

terstruktur. Metode ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok heterogen

dengan 3-5 siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat

catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan, mendengar, dan membagi ide

bersama teman kemudian mengungkapkannya melalui tulisan (Yamin dan

Ansari, 2009: 84).

Tahap pertama adalah aktivitas berpikir atau think yang dapat dilihat dari

proses membaca suatu teks kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca.

Siswa membedakan dan mempersatukan ide yang disajikan dalam teks bacaan

kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa sendiri dalam membuat atau menulis

catatan kecil. Menurut Wiederhold membuat catatan berarti menganalisiskan

tujuan isi teks dan memeriksa bahan-bahan yang ditulis. Belajar rutin membuat

atau menulis catatan setelah membaca akan merangsang aktivitas berpikir

Page 28: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

sebelum, selama dan setelah membaca. Membuat catatan mempertinggikan

pengetahuan siswa, bahkan meningkatkan keterampilan berpikir dan menulis.

Salah satu manfaat dari proses ini adalah membuat catatan akan menjadi bagian

integral dalam setting pembelajaran. Kemampuan membaca, dan membaca

secara komprehensif (reading comprehension) secara umum dianggap berpikir,

meliputi membaca baris demi baris atau membaca yang penting saja (Yamin dan

ansari,2009: 85). Menurut wijaya (2007: 71) berpikir dapat didefinisikan sebagai

serentetan proses-proses kegiatan merakit, menggunakan, dan memperbaiki

model-model simbolik internal. Arends (1997: 158) menambahkan bahwa

berpikir adalah suatu kemampuan untuk menganalisa, mengkritik, dan menarik

kesimpulan berdasar pada inferensi atau pendapat. Seseorang perlu berpikir agar

dapat menggunakan informasi yang dimiliki dengan baik jika informasi yang

diperoleh tidak lengkap.

Tahap kedua adalah talk yaitu berkomunikasi dengan menggunakan kata-

kata dan bahasa yang mereka pahami. Talking juga dapat membantu guru untuk

mengetahui pemahaman siswa dalam belajar, sehingga dapat mempersiapkan

perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan. Komunikasi dalam metode TTW

memungkinkan siswa untuk terampil bicara. Proses komunikasi dipelajari siswa

dalam kehidupan sebagai individu yang berinteraksi dengan lingkungan social.

Proses komunikasi dapat dibangun di kelas secara alami dan mudah serta dapat

dimanfaatkan sebagai alat sebelum menulis. Komunikasi dalam suatu diskusi

dapat membantu kolaborasi dam meningkatkan aktivitas belajar didalam kelas,

hal ini dapat terjadi karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi

sekaligus dapat berpikir bagaimana cara mengungkapkannya dalam tulisan.

Keterampilan berkomunikasi dalam tahap talk dapat mempercepat kemampuan

siswa mengungkapkan idenya melalui tulisan. Berkomunikasi atau berdialog

baik antar siswa maupun guru juga dapat meningkatkan pemahaman. Talking

membantu guru mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam proses

pembelajaran, sehingga dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang

dibutuhkan (Yamin dan Ansari,2009: 86-87).

Page 29: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Pentingnya tahap talk antar lain karena pemahaman siswa dibangun

melalui konversasi (percakapan) antara sesame individual yang merupakan

aktivitas social yang bermakna, siswa menggunakan bahasa yang menyajikan

ide kepada temannya, membangun teori bersama, sharing metode solusi dan

membuat definisi. Tahap diskusi juga membantu siswa dalam pembentukan ide

(forming ideas), internalisai ide, dan dapat meningkatkan dan menilai kualitas

berpikir.

Tahap ketiga dalam metode TTW adalah write yaitu menuliskan hasil

diskusi secara individual. Aktivitas menulis berarti mengkonstruksi ide, karena

setelah berdiskusi atau berdialog antar teman dan kemudian mengungkapkan

melalui tulisan. Aktivitas menulis akan membantu siswa dalam membuat

hubungan dan juga memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa.

Aktivitas menulis siswa bermanfaat bagi guru untuk dapat memantau kesalahan

siswa, miskonsepsi dan konsepsi siswa terhadap ide yang sama.

Aktivitas siswa selama fase menulis adalah menulis solusi terhadap

masalah atau pertanyaan yang diberikan, mengorganisasikan semua pekerjaan

langkag demi langkah agar mudah dibaca dan ditindak lamjuti, mengoreksi

semua pekerjaan yang ketinggalan dan meyakini bahwa pekerjaannya yang

terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin keasliannya (Yamin dan

Ansari,2009: 87-88).

b. Langkah-langkah metode pembelajaran Think Talk Write

Adapun langkah-langkah pada metode Think Talk Write adalah :

1) Guru membagi teks bacaan berupa lembaran aktivitas siswa yang memuat

situasi masalah bersifat open-ended dan petunjuk serta prosedur

pelaksananya.

2) Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara

individual, untuk dibawa keforum diskusi (think).

3) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi

catatan (talk). Guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar.

4) Siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write).

Page 30: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Peranan dan tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan metode

Think Talk Write ini, menurut Yamin dan Ansari (2009: 90) adalah mengajukan

pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang siswa

untuk berpikir, mendengar secara hati-hati ide siswa, menyuruh siswa

mengungkapkan ide secara lisan dan tertulis. Guru memutuskan apa yang digali

dan dibawa siswa dalam diskusi, memutuskan kapan member informasi,

mengklarifikasikan persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing,

dan membiarkan siswa berjuang dengan kesulitan serta memonitoring dan

menilai partisipasi siswa dalam diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana

mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi.

Gambar 1. Desain pembelajaran dengan metode Think Talk Write

GURU

Situasi Masalah

Open-ended

SISWA TALK

WRITE

THINK

Membaca teks

dan membuat

catatan secara

individual

Interaksi dalam

grup untuk

membahas isi

catatan

Konstruksi

pengetahuan hasil

dari think dan talk

secara individual

Kemampuan

pemahaman

dan

komunikasi

siswa

Page 31: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

5. Macromedia flash

Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi

informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan

pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. Komputer dewasa ini memiliki

kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan

lainnya, seperti CD player, video tape, dan audio tape. Di samping itu, komputer

dapat merekam, menganalisis, dan memberi reaksi kepada respons yang diinput

oleh pemakai atau siswa.

Pemanfaatan komputer untuk pendidikan yang dikenal sering dinamakan

pembelajaran dengan bantuan komputer (CAI) dikembangkan dalam beberapa

format, antara lain drills and practice, tutorial, simulasi, permainan, dan

discovery. Komputer telah pula digunakan untuk mengadministrasikan tes dan

pengelolaan administrasi sekolah. Percival dan Ellington (1988: 137)

mendefinisikan komputer sebagai alat yang dapat menerima informasi,

diterapkan untuk prosedur pemrosesan informasi dan memberikan hasil

informasi baru dalam bentuk yang digunakan oleh pemakai.

Berikut ini dikemukakan beberapa keuntungan dan keterbatasan komputer

yang digunakan untuk tujuan-tujuan pendidikan. Kelebihan dari media komputer

antara lain:

a. Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran,

karena dapat memberikan iklim yang lebih bersifat afektif dengan cara

yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar

dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang

digunakan.

b. Komputer dapat merangsang siswa untuk mengerjakan latihan,

melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya

animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.

c. Kendali berada di tangan siswa sehingga tingkat kecepatan belajar siswa

dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan kata lain,

Page 32: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan misalnya

dengan bertanya dan menilai jawaban.

d. Kemampuan merekam aktivitas siswa selama menggunakan suatu

program pembelajaran memberi kesempatan lebih baik untuk

pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu

dapat dipantau.

e. Dapat berhubungan dengan, dan mengendalikan, peralatan lain seperti

compact disc, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari

komputer.

Sedangkan keterbatasan penggunaan media komputer antara lain:

a. Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun

(murah), pengembangan perangkat lunaknya masih relative mahal.

b. Untuk menggunakan computer diperlukan pengetahuan dan keterampilan

khusus tentang komputer.

c. Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan

program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok

(kompatibel) dengan model lainnya.

d. Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa,

sehingga hal tersebut tentu tidak akan dapat mengembangkan kreativitas

siswa.

f. Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa

orang dalam kelompok kecil. Untuk kelompok besar diperlukan tambahan

peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-pesan di monitor ke

layar lebih lebar ( Azhar Arsyad, 2009: 53).

Menurut John Leveille, dalam jurnalnya yang berjudul “Sexy

SAS/IntrNet®: A Macromedia Flash front-end for SAS® Web

Applications”(2009:1), bahwa Macromedia Flash adalah lingkungan berbasis.

animasi vektor yang memungkinkan penciptaan yang sangat dinamis dan

pengalaman multimedia interaktif. Pengalaman ini dapat disampaikan melalui

web atau sebagai aplikasi yang berdiri sendiri.

Page 33: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Media komputer yang digunakan untuk menyampaikan materi pokok

koloid dengan menampilkan program media Macromedia flash. Macromedia

flash merupakan suatu software paling populer saat ini dalam hal animasi

(khususnya di web) yang dapat mewujudkan imajinasi dan daya khayal manusia

yang tiada batas.

Macromedia Flash adalah software aplikasi untuk animasi yang digunakan

untuk internet. Dengan Macromedia Flash, aplikasi Web dapat dilengkapi

dengan beberapa macam animasi, audio, interaktif animasi dan lain-lain.

Animasi hasil dari Macromedia Flash dapat diubah kedalam farmat lain untuk

digunakan pada pembuatan desain Web yang tidak langsung mengadaptasi

Flash.

Macromedia Flash memiliki pemrograman ActionScript, dan dapat

merupakan authoring tool berbasis timeline dan terstruktur. Mulai dengan Flash

5, ActionScript merupakan pemrograman berorientasi objek. Flash MX

mempunyai kelebihan yang menonjol dibandingkan dengan Flash 5, diantaranya

dapat menggunakan animasi dengan format file AVI. Dengan demikian dapat

digunakan pada pengembangan multimedia interaktif untuk produksi CD,

jaringan, maupun penggunaan pada Web. Dalam multimedia dapat dilihat teks,

Gambar, animasi dan digital video bersama-sama tampil pada satu saat dan

penggunaan button sebagai alat interaktif (Nina Setyaningsih dkk, 2006: 60).

6. MODUL

Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,

metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara

sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi/sub kompetensi yang

diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. (Depdiknas, 2003). Di antara

berbagai metode pengajaran individual pengajaran modul termasuk metode yang

paling baru yang menggabungkan keuntungan-keuntungan dari berbagai

pengajaran individual lainnya seperti tujuan instruksional khusus, belajar

menurut kecepatan masing-masing, balikan atau feedback yang banyak. Modul

Page 34: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

dapat dirumuskan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan

terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Walaupun

ada bermacam-macam batasan modul namun ada kesamaan pendapat bahwa

modul itu merupakan satu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar

sendiri.

Salah satu tujuan pangajaran modul ialah membuka kesempatan bagi

siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing. Dianggap bahwa siswa

tidak akan mencapai hasil yang sama dalam waktu yang sama. Pengajaran

modul juga memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-

masing, oleh sebab itu mereka menggunakan teknik yang berbeda-beda untuk

memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang pengetahuan dan

kebiasaan masing-masing.

Tujuan ketiga dari pengajaran modul ialah memberi pilihan dari

sejumlah besar topik dalam suatu mata pelajaran. Sedangkan yang keempat ialah

memberi kesempatan kepada siswa untuk mengenal kelebihan dan

kekurangannya dan memperbaiki kelemahannya melalui modul. Modul sering

memberikan evaluasi untuk mendiagnosis kelemahan siswa secepat mungkin

agar diperbaiki dan memberi kesempatan yang sebanyak-banyaknya kepada

siswa untuk mencapai hasil yang setinggi-tingginya.

Modul adalah unit kecil dari satu pelajaran yang dapat beroperasi sendiri

dan di dalamnya telah memuat secara lengkap dan eksplisit TIK (Tujuan

Instruksional Khusus), materi pelajaran assignments dengan kunci jawabannya,

item-item tes formatif dengan kunci jawabannya. Dengan demikian penguasaan

siswa atas satuan pelajaran yang berupa modul yang sama itu berbeda, hal itu

lebih merupakan pencerminan perbedaan attitude siswa dari pada perbedaan

materi pelajaran yang dipelajari siswa.

Siswa-siswa dapat belajar menurut irama kecepatannya masing-masing

dalam menguasai suatu modul. Siswa telah mencapai taraf kelulusan dapat

melanjutkan mempelajari modul yang berikutnya, atau melakukan program-

Page 35: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

program pengayaan. Sedangkan siswa-siswa yang belum mencapai taraf

kelulusan dapat diberikan program-progrm remidial. Dengan demikian,

pengembangan potensi-potensi pribadi siswa dapat mencapai titik optimal.

Pengajaran modul mengurangi atau menghilangkan sedapat mungkin

rasa persaingan di kalangan siswa sehingga semua dapat mencapai hasil

tertinggi. Dengan sendirinya lebih terbuka jalan ke arah kerjasama. Juga

kerjasama antara murid dengan guru lebih berkembang, karena kedua belah

pihak merasa sama bertanggung jawab atas berhasilnya pengajaran.

Modul yang disusun dengan cermat memudahkan siswa belajar untuk

menguasai bahan pelajaran menurut metode yang sesuai bagi murid yang

berbeda-beda, sehingga hasil belajar yang baik bagi semua murid lebih terjamin.

Pengajaran modul memberikan kesempatan yang lebih besar dan waktu yang

lebih banyak kepada guru untuk meberikan bantuan dan perhatian individual

kepada setiap murid membutuhkannya, tanpa mengganggu atau melibatkan

seluruh kelas (Nasution, 2005:204-206).

7. Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang

dicapai dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang

hasilnya dapat ditentukan dengan memberikan tes pada akhir pendidikan.

Kedudukan siswa dalam kelas dapat diketahui melalui prestasi belajar yaitu

siswa tersebut termasuk pandai, sedang atau kurang. Dengan demikian prestasi

belajar mempunyai fungsi yang penting disamping sebagai indikator

keberhasilan belajar dalam mata pelajaran tertentu, juga dapat berguna sebagai

evaluasi dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat parenial dalam

sejarah kehidupan manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia

sering mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.

Untuk itu, kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan

jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pula pada manusia,

Page 36: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

khususnya manusia yang berada dibangku sekolah. Prestasi belajar semakin

terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi

utama, antara lain:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

3) Prestasi balajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendodrong bagi anak

didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan

sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

pendidikan.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)

anak didik.

Apabila dilihat dari beberapa fungsi prestasi belajar diatas, maka betapa

pentingnya kita mengetahui prestasi belajar anak didik, baik secara perseorangan

maupun secara kelompok., karena fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai

indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator

kualitas institusi pendidikan. Selain itu, prestasi belajar juga berguna sebagai

umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar-mengajar sehingga

dapat menentukan apakah perliu mengadakan diagnosis, bimbingan, atau

penempatan anak didik.(Zainal Arifin, 1991 : 3-4)

Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa,

yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Dimyati dan Mudijono dalam Wahyudi

2009 : 17-18)

1. Faktor intern

Faktor intern adalah segala faktror yang bersumber dari dalam diri

individu, yang termasuk faktor intern adalah faktor fisiologis dan faktor

psikologis.

a. Faktor fisiologis

Page 37: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Faktor fisiologis adalah yang dibabkan oleh keadaan jasmani atau fisik

individu termasuk dalam faktor ini adalah:

1) Kondisi panca indera seperti penglihatan dan pendengaran

2) Kondisi fisiologis, yaitu kesegaran jasmani, keletihan, kekurangan gizi,

kurang tidur atau kesakitan yang diderita.

b. Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah pengaruh yang timbul oleh keadaan jiwa

seseorang dalam pembelajaran biasanya berkaitasn erat dengan motif-motif

siswa melakukan aktivitas belajar.

c. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi

faktor lingkungan dan faktor instrumental.

1) Faktor lingkungan

Faktor lingkungan berperan penting dalam membentuk individu baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pada faktor lingkungan tersebut

ditemukan adanya kedudukan dan peranan tertentu. Apabila kedudukan dan

peranan diakui oleh sesama siswa, maka seorang siswa dapat dengan mudah

menyesuaikan diri dan segera dapat belajar. Sebaliknya jika seorang siswa

ditolak, maka seorang siswa tersebut akan merasa tertekan.

2) Faktor instrumental

Faktor instrumental sangat berpengaruh dalam proses belajar mengjar.

Proses belajar mengajar akan menjadi lebih baik apabila didukung oleh

instrumen atau alat yang berupa program pembelajaran, meliputi:

a) Kurikulum, kurikulum sekolah berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan,

kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.

b) Program pembelajaran, dibuat dan disiapkan sedini mungkin oleh guru

dalam rangka untuk kegiatan belajar mengajar, sehingga setelah kegiatan

belajar mengajar berakhir diharapkan mendapat hasil yang memuaskan.

c) Sarana dan prasarana, merupakan pendukung dalam proses kegiatan belajar

mengajar. Karena dengan adanya sarana prasarana di sekolah diharapkan

Page 38: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kegiatan belajar mengajar semakin mudah dan diharapkan mendapatkan

hasil yang sesuai dengan keinginan.

d) Tenaga pengajar, merupakan pendukung dalam proses belajar mengajar.

Guru adalah pengajar yang mendidik. Guru memusatkan perhatian kepada

kepribadian siswa, khususnya berkenaan dengan kebangkitan belajar.

Sebagai guru yang mengajar, guru bertugas mengelola kegiatan belajar siswa

di sekolah.

Dalam pembelajaran KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sistem

penilaian prestasi belajar ditinjau dari tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

a) Aspek kognitif

b) Aspek afektif

c) Aspek psikomotor

8. Materi Sistem Koloid

Materi sistem koloid terdiri dari sub pokok bahasan menurut KTSP sebagai

berikut:

a. Sistem Koloid

Koloid merupakan sistem dispersi (pemencaran) yaitu suatu sistem yang

terjadi apabila zat terlarut (dispersikan) ke dalam zat lain. Sistem koloid adalah

suatu bentuk campuran yang keadaanya terletak antara larutan dan suspensi

(campuran kasar). Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran

tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase

terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut

medium pendispersi.

Untuk memberikan Gambaran tentang perbedaan dari larutan, koloid dan

suspensi akan disajikan pada pada Tabel 1.

Page 39: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tabel 1: Perbedaan Larutan, Koloid, dan Suspensi.

Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan

cuka, air laut, dan sirup.

Contoh koloid : buih sabun, susu cair, santan, jeli, selai, mentega, dan

mayonaise.

Contoh suspensi : air sungai yang keruh dan campuran air dengan pasir

Contoh dari suspensi dan koloid disajikan pada Gambar 2. dan 3.

Gambar 2. Suspensi Gambar 3. Koloid

Larutan

(dispersi molekular)

Koloid

(dispersi koloid)

Suspensi

(dispersi Kasar)

Contoh: larutan gula Contoh: susu cair Contoh: campuran

tepung terigu dengan air

- Homogen, tak dapat

dibedakan walaupun

menggunakan

mikroskop ultra

- Semua partikel

berdimensi (panjang,

lebar, atau tebal)

kurang dari 1nm

- Satu fase

- Stabil

- Tidak dapat disaring

- Secara makroskopis bersifat

homogen tetapi heterogen

jika diamati dengan

mikroskop ultra.

- Partikel berdimensi antara 1

nm sampai 100 nm

- Dua fase

- Pada umumnya stabil

- Tidak dapat disaring kecuali

dengan penyaring ultra

- Heterogen

- Salah satu atau

semua dimensi

partikelnya lebih

besar dari 100 nm

- Dua fase

- Tidak stabil

- Dapat disaring

Page 40: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar 2 merupakan campuran tepung terigu dengan air lambat laun akan

memisah. Campuran seperti ini disebut suspensi. Sedangkan Gambar 2.4 adalah

susu merupakan satu contoh campuran yang digolongkan sebagai koloid

Jenis-jenis koloid berdasarkan zat pendispersi dan medium pendispersinya

dapat dilihat pada Tabel 2..

Tabel 2. Jenis-Jenis Koloid

Beberapa produk kosmetik dalam bentuk koloid yang disajikan dalam Gambar 4

dan 5.

Gambar 4 dan 5. Aerosol dan kosmetik dalam bentuk gel

No Fase

Terdispersi

Fase

Pendispersi Nama Contoh

1

2

3

4

5

6

7

8

Padat

Padat

Padat

Cair

Cair

Cair

Gas

Gas

Gas

Cair

Padat

Gas

Cair

Padat

Cair

Padat

Aerosol

Padat

Sol

Sol Padat

Aerosol

Emulsi

Emulsi padat

Buih

Buih Padat

Asap (smoke), debu di udara

Sol emas, sol belerang,

tinta,cat

Gelas berwarna, intan hitam

Kabut (fog) dan awan

Susu, santan, minyak ikan

Jelly, mutiara

Buih sabun, krim kocok

Karet busa, batu apung

Page 41: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Sifat-sifat Koloid

1) Efek Tyndall

Suatu sifat khas yang membedakan sistem koloid dengan larutan adalah

dengan percobaan Tyndall. Pada Gambar 6 bila suatu larutan sejati disinari

dengan seberkas sinar tampak, maka larutan sejati tadi akan meneruskan berkas

sinar (transparan), sedangkan pada Gambar 7 bila seberkas sinar dilewatkan

pada sistem koloid, maka sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid,

sehingga sinar yang melalui sistem koloid akan tampak dalam pengamatan

Gambar 6. Larutan Sejati Gambar 7. Sistem Koloid

Efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari:

- Sorot lampu mobil pada malam yang berkabut

- Sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang

berasap/berdebu

- Berkas sinar matahari melalui celah daun pohon-pohon pada pagi

hari yang berkabut

- Berkas sinar matahari tampak jelas disela-sela dinding dapur yang

banyak asapnya.

2) Gerak Brown

Jika diamati dengan mikroskop ultra, akan terlihat partikel koloid

senantiasa bergerak terus-menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag).

Gerak Brown adalah gerak zig-zag dari partikel koloid yang hanya bisa diamati

dengan mikroskop ultra. Gambar gerak Brown disajikan pada Gambar 9 Gerak

brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-

molekul medium terhadap partikel koloid. Gerak Brown merupakan salah satu

faktor yang menstabilkan koloid. Oleh karena bergerak terus menerus maka

Page 42: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengalami

sedimentasi. Gambar arah tumbukan molekul medium dengan partikel zat

terdispersi disajikan pada Gambar 9

Gambar 8. Gerak Brown

Gambar 9. Arah Tumbukan Molekul Medium dengan Partikel Zat Terdispersi:

(a) Larutan (b) Koloid (c) Suspensi.

3) Muatan Koloid

a. Adsorpsi

Partikel koloid memiliki kemampuan menyerap ion atau muatan listrik

pada permukaannya. Oleh karena itu partikel koloid menjadi bermuatan listrik.

Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Contohnya partikel koloid dari

Fe(OH)3 bermuatan positif dalam air, karena mengadsorpsi ion H+. Sedangkan

partikel koloid As2S3 dalam air bermutan negatif karena mengadsorpsi ion

negatif. Gambar adsorpsi ion-ion disajikan pada Gambar 10.

Gambar 10. Adsorpsi Ion-Ion

Fe(OH)3 As2S3

Page 43: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Sifat adsorpsi partikel ini sangat penting karena banyak manfaat dapat

dilakukan berdasarkan sifat-sifat tersebut.

Contoh:

o Pemutihan gula tebu.

Gula yang masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan

melalui tanah diatome dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan

diadsorpsi sehingga diperoleh gula yang putih bersih.

o Norit

Norit adalah tablet yang terbuat dari karbon aktif norit. Didalam usus norit

membentuk sistem koloid yang dapat mengadsorbsi gas atau zat racun.

o Penjernihan air

Untuk menjernihkan air dapat dilakukan dengan menambahkan tawas atau

alumunium sulfat. Di dalam air, alumunium sulfat terhidrolisis membentuk

Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid Al(OH)3 ini dapat mengadsorbsi zat-

zat warna atau zat pencemar dalam air.

b. Elektroforesis

Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik disebut elektroforesis.

Apabila ke dalam sistem koloid dimasukkan dua batang elektrode kemudian

dihubungkan dengan sumber arus searah, maka partikel koloid akan bergerak ke

salah satu elektrode bergantung pada jenis muatannya. Koloid bermuatan negatif

akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedangkan koloid yang bermuatan

positif bergerak ke katode (elektrode negatif). Dalam percobaan dicampurkan

koloid dari Fe(OH)3 berwarna merah dan As2S3 berwarna kuning, campuran dari

sistem koloid tadi dimasukkan dalam alat elektroforesis. Sel elektrolisis

sederhana disajikan pada Gambar 11.

Page 44: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Gambar 11. Sel Elektrolisis Sederhana

Dari percobaan Gambar 11, setelah beberapa saat kedua kutub tersebut

dihubungkan dengan sumber arus listrik, ternyata daerah kutub (+) berwarna

kuning dan daerah kutub (-) berwarna merah. Dari hasil pengamatan tersebut

dapat dinyatakan bahwa koloid As2S3 bermuatan negatif karena ditarik oleh

elektode positif dan koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena ditarik oleh

elektrode negatif. Dengan demikian elektroferesis dapat digunakan untuk

menentukan jenis muatan koloid

4) Koagulasi

Koagulasi (penggumpalan) adalah proses pengendapan koloid. Koagulasi

partikel koloid dapat terjadi dengan dua macam cara yakni :

a) Cara Mekanik : Koloid dapat digumpalkan dengan cara pengadukan,

pamanasan atau pendinginan.

b) Cara Kimia : yakni dengan penambahan zat-zat kimia

Koagulasi koloid karena penambahan elektrolit terjadi sebagai berikut.

Koloid yang bermuatan negatif akan menarik ion positif (kation), sedangkan

koloid yang bermuatn positif akan menarik ion negatif (anion). Ion-ion tersebut

akan membentuk selubung lapisan ke dua. Apabila selubung lapisan kedua itu

terlalu dekat maka selubung itu akan menetralkan muatan koloid sehingga

terjadi koagulasi. Makin besar muatan ion makin kuat daya tarik menariknya

dengan partikel koloid, sehingga makin cepat terjadi koagulasi. Koagulasi koloid

karena penambahan elektrolit disajikan pada Gambar 12. Pada Gambar 12

memperlihatkan bahwa ion yang bermuatan lebih efektif dalam mengumpalkan

koloid.

Page 45: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar 12. Koagulasi Koloid karena Penambahan Elektrolit.

Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan industri:

Pembentukan delta di muara sungai terjadi karena koloid tanah liat

(lempung) dalam air sungai mengalami koagulasi ketika bercampur dengan

elektrolit dalam air laut.

Karet dalam lateks digumpalkan dengan menambahkan asam format.

Lumpur koloidal dalam air sungai dapat digumpalkan dengan

menambahkan tawas. Sol tanah liat dalam air sungai biasanya bermuatan

negatif sehingga akan digumpalkan dengan oleh ion Al3+

dari tawas

(alumunium sulfat).

5) Koloid Pelindung

Suatu koloid dapat distabilkan dengan menambahkan koloid lain yang

disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat

terdispersi sehingga tidak dapat lagi mengelompok.

Contoh:

a) Pada pembentukan es krim digunakan gelatin untuk mencegah

pembentukan kristal besar es atau gula.

b) Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan suatu koloid

pelindung.

c) Zat-zat pengemulsi, seperti sabun dan deterjen, juga tergolong koloid

pelindung.

6). Dialisis

Pada pembuatan suatu koloid, seringkali terdapat ion-ion yang dapat

mengganggu kestabilan koloid tersebut. Ion-ion penggganggu ini dapat

dihilangkan dengan suatu proses yang disebut dialisis. Dalam proses ini, sistem

Page 46: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

koloid dimasukkan ke dalam suatu kantong koloid, lalu kantong koloid itu

dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air mengalir. Kantong koloid tadi

terbuat dari selaput semipermeable, yaitu selaput yang dapat melewatkan

partikel-partikel kecil, seperti ion-ion atau molekul sederhana, tetapi menahan

koloid. Dengan demikian, ion-ion keluar dari kantong dan hanyut bersama air.

Gambar Proses Dialisis disajikan pada Gambar 13.

Gambar 13. Proses Dialisis

Proses pemisahan hasil-hasil metabolisme dari darah oleh ginjal juga

merupakan proses dialisis. Jaringan ginjal bersifat sebagai selaput

semipermeable yang dapat dilewati air dan molekul-molekul sederhana seperti

urea, tetapi menahan butir-butir darah yang merupakan koloid. Orang yang

menderita ginjal dapat menjalani “cuci darah”, dimana fungsi ginjal diganti oleh

suatu mesin dialisator. Gambar diagram dialisis darah disajikan pada Gambar

14.

Gambar 14. Diagram suatu Dialisis Darah

7). Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas:

a) Koloid Liofil

Suatu koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar

antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan (yunani: lio

= cairan, philia = suka)

Page 47: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

b) Koloid Liofob

Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofob jika gaya tarik-menarik

tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berati takut cairan (yunani=

phobia= takut/benci).

Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis koloid

diatas masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.

Koloid hidrofil mempunyai gugus ionik atau gugus polar di

permukaannya, sehingga mempunyai interaksi yang baik dengan air. Butir-butir

koloid liofil/hidrofil dapat mengadsorpsi molekul mediumnya sehingga

membentuk suatu selubung atau jaket. Hal tersebut disebut solvatasi/hidratasi.

Dengan cara itu butir-butir koloid tersebut terhindar dari agregasi

(pengelompokan).

Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit.

Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau

penguapan. Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali sol hidrofil.

Dengan kata lain, sol hidrofil bersifat reversible. Contoh dari koloid hidrofil

adalah agar-agar.

Koloid hidrofob tidak akan stabil dalam medium polar (seperti air) tanpa

kehadiran zat pengemulsi atau koloid pelindung. Zat pengemulsi membungkus

partikel koloid hidrofob sehingga terhindar dari koagulasi. Susu (emulsi lemak

dalam air) distabilkan oleh sejenis protein susu, yaitu kasein, sedangkan

mayonaise (emulsi miyak nabati dalam air) distabilkan oleh kuning telur.

Contoh koloid hidrofob: susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol-sol

sulfida, dan sol-sol logam. Contoh dari koloid hidrofob adalah mayonise,

mayonise dapat mengalami koagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali

zat terdispersi telah dipisahkan, tidak akan membentuk sol lagi jika dicampur

kembali dengan air. Perbandingan antara sol hidrofil dan hidrofob dapat dilihat

pada Tabel 3

Page 48: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 3. Perbedaan sol hidrofil dengan sol hidrofob.

Sol hidrofil Sol hidrofob

1. Mengadsorbsi

mediumnya

2. Dapat dibuat dengan

konsentrasi yang relatif

besar

3. Tidak mudah

digumpalkan dengan

penambahan elektrolit

4. Viskositas lebih besar

daripada mediumnya

5. Bersifat reversible

6. Efek tyndall lemah

1. Tidak mengadsobsi

mediumnya

2. Hanya stabil pada

konsentrasi kecil

3. Mudah menggumpal pada

penambahan elektrolit

4. Viskositas hampir sama

dengan mediumnya

5. Tidak reversible

6. Efek tyndall lebih jelas.

c. Pembuatan Sistem Koloid

Karena ukuran partikel koloid terletak antara partikel larutan sejati dan

partikel suspensi, maka koloid dapat dibuat dengan dua cara yaitu:

1) Cara kondensasi

Sistem koloid dibuat dengan pengelompokan (agregasi) partikel larutan

sejati. Cara ini disebut cara kondensasi. Dengan cara kondensasi pertikel larutan

sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat

dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan

dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.

a) Reaksi Redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.

Page 49: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Contoh:

Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H2S) dengan

belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam

larutan SO2.

2H2S(g) + SO2(aq) 2H2O(l) + 3S(koloid)

Pembuatan sol emas dari reaksi larutan HAuCl4 dengan larutan K2CO3

dan HCHO (formaldehida).

Contoh:

2HAuCl4(aq) + 6 K2CO3(aq) + 3 HCHO(aq) 2Au(koloid) +

5CO2(g) + 8KCl(aq) + 3HCOOK(aq) + KHCO3(aq) + 2H2O(l)

b) Hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.

Contoh:

Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3, apabila ke dalam air

mendidih ditambahkan larutan FeCl3 akan terbentuk sol Fe(OH)3.

FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

c) Dekomposisi Rangkap

Contoh:

- Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan

H2S.

H3AsO3(aq) + 3 H2S(aq) As2S3(koloid) + 6H2O(l)

- Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer

dengan larutan HCl encer.

AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(koloid) + HNO3(aq)

d) Pergantian Pelarut

Contoh:

Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan

terbentuk suatu koloid berupa gel.

Page 50: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2). Cara dispersi

Sistem koloid dapat dibuat dengan menghaluskan bahan dalam bentuk

kasar kemudian didispersikan ke dalam medium pendispersi. Cara ini disebut

cara dispersi. Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel

koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi atau dengan

loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).

a) Cara Mekanik

Menurut cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpang atau penggiling

koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian diaduk dengan

medium dispersi.

Contoh:

Sol belerang dapat dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-

sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir), kemudian mencampurkan

serbuk halus itu dengan air.

b) Cara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari

suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat pemeptisasi

memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.

Contoh:

Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin,

dan lain-lain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh

AlCl3.

c) Cara Busur Bredig

Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang

akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan dalam

medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.

Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom

tersebut mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara

Page 51: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi. (Michael

Purba : 2007)

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dr. Tzu-Pu Wang dalam jurnalnya yang berjudul “Applying Slavin’s

Cooperative Learning Techniques to a College EFL Conversation Class”

melakukan penelitian menggunakan teknik pembelajaran aktif yaitu STAD,

Jigsaw II, TTW, dan TPS. Hasil penelitian menujukkan bahwa teknik

pembelajaran aktif tersebut dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan

kemampuan dalam menerima materi yang disampaikan oleh guru. (The Journal

of Human Resource and Adult Learning, 2009 Vol. 5, Num. 1)

Penelitian yang dilakukan oleh Nurchayati (2007) dalam skripsi yang

berjudul “Keefektifan strategi Think-Talk-Write Berbantuan Lembar Kerja Pada

Pokok Bahasan Trigonometri Kelas X Semester 2 SMA Negeri 1 Purwareja

Klampok Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2006/2007.”

menyimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran

kooperatif metode TTW lebih efektif dari pada pembelajaran konvensional.

(Nurchayati, 2007: 56).

Penelitian yang dilakukan oleh Reni Untarti (2009) dalam skripsi yang

berjudul “Keefektifan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) pada

pembelajaran statistika dan peluang ditinjau dari kompetensi komunikasi

matematika siswa SMP N 1 Ngaglik” menyimpulkan bahwa prestasi belajar

siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif metode TTW lebih tinggi

dari pada pembelajaran ekspositori. Hal ini ditunjukkan dari presentase

ketuntasan sebesar 94,29 % dengan metode TTW dan 62,86 dengan metode

ekspositori. (Reni Untarti, 2009: 100).

Page 52: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

C. Kerangka Berpikir

SMA Batik 2 Surakarta merupakan salah satu sekolah swasta di

Surakarta. Berdasarkan pengamatan secara umum keadaan sekolah SMA Batik 2

Surakarta dan wawancara dengan guru kimia kelas XI di sekolah tersebut,

keadaan yang dapat dikemukakan adalah guru dalam menyampaikan materi

pelajaran kimia khususnya pada materi koloid masih menggunakan metode

ceramah atau jarang menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi

untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga kemampuan siswa dalam

menyerap materi pelajaran kimia yang relatif rendah. Kurangnya bahan ajar

yang digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa hanya menerima

materi melalui gurunya.

Di dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar

siswa dapat belajar secara efektif dan efisien serta tercapai tujuan yang

diharapkan. Hal ini dikarenakan banyaknya kendala yang dihadapi siswa dalam

kegiatan belajar mengajar. Dalam penguasaan konsepnya, siswa sering

mengalami kendala, salah satu pemecahannya yaitu dengan mencoba

menggabungkan kemampuan antar personal yang dipadukan dalam metode

pembelajaran kooperatif (kerja sama) dengan panduan salah satu anggota

kelompoknya. Dengan cara ini, kesulitan yang dialami siswa selama proses

belajar mengajar dapat ditanyakan kepada teman dalam kelompoknya yang lebih

menguasai tetapi masih dalam bimbingan guru. Jadi terjadi proses belajar

bersama yang terarah dan jelas tujuannya.

Metode pembelajaran kooperatif dipandang cocok untuk membuat siswa

ikut aktif dalam proses belajar mengajar pada materi sistem koloid. Metode

pembelajaran kooperatif bermacam-macam, pada penelitian ini dipilih metode

Think Talk Write (TTW) karena metode ini menawarkan suatu inovasi

pembelajaran yang akan menghasilkan individu-individu selain menguasai

materi juga mempunyai bekal kemampuan bekerjasama. Berbekal kemampuan

bekejasama ini para peserta didik siap menghadapi tantangan jaman yang

membutuhkan sikap saling bekerjasama dan mampu bersaing secara sehat.

Page 53: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Dalam metode TTW siswa tidak hanya sekedar menerima materi secara pasif

tetapi lebih dari itu siswa dituntut mampu menjelaskan materi itu dan

berargumentasi dihadapan teman-temannya serta diharapkan antara siswa satu

dengan yang lain dalam satu kelompok dapat berinteraksi saling memberi

masukan dan pendapat.

Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang digunakan adalah metode

TTW dengan mengkomparasikan dua media pembelajaran yaitu Macromedia

Flash dan modul. Pada metode TTW dengan Macromedia Flash materi

diberikan dengan tampilan yang menarik, dalam bentuk Gambar, warna dan

sedikit efek suara. Dengan media ini siswa menjadi termotivasi untuk lebih

menekuni materi yang disajikan serta dengan adanya warna komponen yang

dianimasikan dapat menarik perhatian siswa dan memudahkan siswa dalam

mempelajari materi, sehingga siswa tidak mengalami kejenuhan dan proses

pembelajaran berjalan menyenangkan serta keaktifan siswa cukup besar.

Pada metode TTW dengan modul siswa akan mudah mempelajari materi

karena modul disajikan sebagai suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan

terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Pengajaran

modul juga memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-

masing. Oleh sebab itu, di dalam kelompok mereka menggunakan teknik yang

berbeda-beda untuk memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang

pengetahuan dan kebiasaan masing-masing, sehingga akan terjadi interaksi antar

setiap anggota kelompok dalam usaha memecahkan suatu masalah. Dengan

modul siswa cenderung mengalami kejenuhan dalam belajar dan proses

pembelajaran bejalan membosankan serta keaktifan siswa kurang.

Oleh karena itu, diharapkan dengan metode TTW yang disertai dengan

Macromedia Flash akan lebih baik dari TTW yang disertai dengan modul

karena adanya materi yang disampaikan dalam bentuk animasi serta keaktifan

siswa dalam proses belajar mengajar yang cukup besar sehingga menjadikan

Page 54: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

prestasi belajar siswa yang diajari dengan metode TTW yang disertai dengan

Macromedia Flash akan lebih tinggi.

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir di atas, dapat

dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

“Pembelajaran kooperatif metode Think Talk Write dilengkapi macromedia flash

memberikan prestasi belajar yang lebih tinggi dibanding pembelajaran

kooperatif metode Think Talk Write dilengkapi modul pada materi pokok koloid

siswa kelas XI SMA Batik 2 Surakarta.”

Page 55: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Batik 2 Surakarta kelas XI semester II

tahun ajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan pada semester 2 (genap) tahun ajaran

2010/2011. Bulan Februari 2011 sampai bulan Mei 2011 dengan jadwal kegiatan

yang disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jadwal kegiatan Penelitian

Kegiatan

Bulan

Feb Maret April Mei Juni

Pengajuan Judul √

Penyusunan Proposal √ √

Pengajuan proposal penelitian √

Seminar proposal √

Permohonan ijin √

Penyusunan dan uji instrumen √ √

Pengambilan data √ √

Analisis data √ √ √

Penyusunan laporan √ √ √

B. Metode Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang akan dipelajari, maka penelitian ini

menggunakan metode eksperimen. Subyek penelitian terdiri dari dua kelompok,

yaitu kelompok eksperimen I yang pembelajarannya dilakukan dengan metode

Think Talk Write dilengkapi Macromedia flash dan kelompok eksperimen II

41 1

Page 56: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

dengan metode Think Talk Write dilengkapi modul. Sebagai metode bantu

digunakan metode kepustakaan guna melengkapi kajian teori dalam rangka

menyusun kerangka berpikir dan untuk merumuskan hipotesis.

Rancangan penelitian ini adalah ”Randomized Control Group Pretest-

Posttest Design”. Adapun bentuk rancangannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Rancangan Penelitian Randomized Control Group Pretest-Posttest

Design

Group

Pretest Treatment Posttest

Eksperimen I Y1 X1 Y2

Eksperimen II Y1 X2 Y2

(Sukardi, 2003:185)

Keterangan:

Y1 = Pretest terhadap penguasaan materi pokok koloid.

Y2 = Posttest terhadap penguasaan materi pokok koloid.

X1 = Pembelajaran dengan metode Think Talk Write dilengkapi Macromedia

flash.

X2 = Pembelajaran dengan metode Think Talk Write dilengkapi modul

1. Variabel Penelitian

Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran TTW

dilengkapi Macromedia flash untuk kelas ekserimen 1 dan metode TTW

dilengkapi modul untuk kelas eksperimen 2.

b. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada

materi pokok Koloid yang diperoleh dari selisih nilai posttest-pretest.

2. Prosedur Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan secara bertahap dengan urutan sebagai

berikut:

Page 57: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

a. Memberikan pretest T1 pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok

eksperimen 2 untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif sebelum obyek

diberi perlakuan.

b. Memberikan perlakuan 1 pada kelompok eksperimen 1 berupa penggunaan

metode TTW dilengkapi Macromedia Flash.

c. Memberikan perlakuan 2 pada kelompok eksperimen 2 berupa penggunaan

metode TTW dilengkapi Modul.

d. Memberikan postest T2 pada kedua kelas itu untuk mengukur rata-rata

kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan 1 dan 2.

e. Menentukan selisih nilai antara T1 dan T2 pada kelompok eksperimen 1

untuk mengukur rata-rata selisih nilai pretest dan posttest (Z1).

f. Menentukan selisih nilai antara T1dan T2 pada kelompok eksperimen 2 untuk

mengukur rata-rata selisih nilai pretest dan posttest (Z2).

g. Menggunakan test statistik yang sesuai untuk menentukan apakah perbedaan

tersebut signifikan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi penelitian

Populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA SMA Batik 2 Surakarta

yang terdiri dari 3 kelas dan rata-rata jumlah siswa tiap kelas adalah 38 siswa..

2. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

cluster random sampling. Dalam teknik ini, sampel merupakan unit dalam

populasi yang mendapat peluang yang sama untuk menjadi sampel, bukan siswa

secara individual tetapi kelas. (Sugiyono, 2010 :120 ) Dari tiga kelas yang ada di

kelas XI IPA SMA Batik 2 Surakarta dilakukan pengambilan secara random

dua kelas yaitu XI IPA 2 dan XI IPA 3 untuk dijadikan sampel yaitu kelas

eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

Page 58: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data bermanfaat dalam proses pengujian hipotesis. Data

yang diambil adalah data prestasi belajar siswa pada materi pokok Koloid yang

meliputi dua aspek penilaian yaitu aspek kognitif dan aspek afektif.

1. Teknik non Tes

Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan

angket. Penilaian aspek afektif dilakukan dengan menggunakan angket yang

diisi langsung oleh siswa, yang diberikan sesudah perlakuan.

2. Teknik tes

Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pertanyaan-

pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan

oleh tester (orang yang dites) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek

(perilaku) tertentu. Data yang dikumpulkan dengan teknik tes tertulis yaitu tes

prestasi belajar siswa, dalam hal ini kemampuan kognitif siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penilitian ini terdiri atas empat instrumen yaitu instrumen

penilaian kognitif dan afektif. Untuk penilaian kognitif menggunakan bentuk tes

obyektif. Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen

tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui kualitas soal. Untuk

mengetahui kelayakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini maka

perlu ditinjau aspek kelayakannya, yang diuji dengan statistik sebagai berikut:

1. Instrumen Penilaian Kognitif

Untuk penilaian kognitif dengan menggunakan bentuk tes obyektif.

Sebelum digunakan instrumen penelitian diujicobakan terlebih dahulu untuk

menguji validitas, reliabilitas, taraf kesukaran soal dan daya pembeda soal.

Page 59: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

1. Uji Validitas

1) Validitas Isi

Validitas isi adalah sebuah validitas instrument yang menunjukkan bahwa

isi instrumen yang disusun benar-benar dibuat berdasarkan literatur yang ada

dan mewakili setiap aspek yang diukur. Untuk mendapatkan validitas isi, maka

sebelum menyusun instrument tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya dan

dikonsultasikan kepada orang yang ahli. Orang yang ahli dalam hal ini adalah

dosen pembimbing yang terdiri dari pembimbing I dan pembimbing II.

2) Validitas Butir Soal

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah

menggunakan teknik korelasi rumus Product-Moment dari Pearson dengan

rumus sebagai berikut :

}}{{2222

xyr

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas)

X : skor butir item nomor tertentu

Y : skor total

N : Jumlah subjek

Kriteria pengujian:

Kriteria item dinyatakan valid jika, rxy > rtabel

Kriteria item dinyatakan tidak valid jika, rxy rtabel.

(Sugiyono,2010: 255 )

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal

Variabel Jumlah Soal Kriteria

Valid Tidak Valid

Soal-soal materi pokok

Koloid

40 soal 32 8

Page 60: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

2

2

111

t

iit

s

qps

n

nr

2. Uji Reliabilitas

Budiyono (2000:65), menyatakan bahwa “Suatu instrumen dikatakan

reliabel apabila hasil pengukuran dengan instrumen tersebut adalah sama jika

pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang

berlainan atau pada orang yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama)

pada waktu yang sama atau pada waktu yang berlainan.

Untuk mengetahui apakah suatu instrumen yang digunakan reliabel atau

tidak diperlukan adanya uji reliabilitas. Dalam penelitian ini, uji reliabilitas tes

prestasi belajar berbentuk obyektif digunakan rumus Kuder Richardson (KR-

20). Rumus Kuder-Richardson (KR-20) berbentuk sebagai berikut:

Dengan :

11r : indeks reliabilitas instrumen

n : banyaknya butir instrumen

ip : proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir

ke-i

iq : 1- ip

2

ts : variansi total

Kriteria realibilitas adalah sebagai berikut:

0,80 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,60 – 0,79 : Tinggi (T)

0,40 – 0,59 : Cukup (C)

0,20 – 0,39 : Rendah (R)

0,00 – 0,19 : Sangat Rendah (SR)

(Sugiyono,2010: 186 & 257 )

Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 61: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Soal-soal materi pokok Koloid 40 soal 0.814 Tinggi

3. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dalam bentuk

indeks. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor

soal. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada butir soal

yang bersangkutan dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu.

B

TK=

JS

Keterangan :

TK : Tingkat Kesukaran

B : Banyaknya peserta yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh peserta (Depdiknas, 2009 : 9)

Klasifikasi indeks kesukaran adalah sebagai berikut :

0,00 – 0,30 : Sukar (Sk)

0,31 – 0,70 : Sedang (Sd)

0,71 – 1,00 : Mudah (Md) (Depdiknas, 2009 : 9)

Hasil uji taraf kesukaran siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal

Variabel Jumlah Soal Kriteria

Sk Sd Md

Soal-soal materi pokok Koloid 40 soal 4 7 29

Page 62: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat membedakan

antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan siswa yang

belum menguasai materi yang ditanyakan. Indeks daya pembeda setiap butir soal

biasanya juga dinyatakan dalam bentuk proposi. Semakin tinggi indeks daya

pembeda soal berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan

siswa yang telah memahami materi dengan peserta didik yang belum memahami

materi. Untuk mengetahui daya pembeda soal adalah dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

q

p

S

MMr

t

tp

pbis

Keterangan :

pM = rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal

tM = rata-rata skor total

tS = standar deviasi skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar

q = proporsi siswa yang menjawab salah (q=1-p)

Kriteria daya pembeda :

0,71 – 1,00 = Sangat Baik (SB)

0,41 – 0,70 = Baik (B)

0,21 – 0,40 = Cukup (C)

0,00 – 0,20 = Jelek (J) (Depdiknas, 2009:10)

Hasil uji taraf pembeda suatu item dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Taraf Pembeda Suatu Item

Variabel Jumlah

Soal

Kriteria

SB B C J

Soal-soal materi pokok Koloid 40 soal 0 16 15 9

Page 63: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Instrumen Penilaian Afektif

Instrumen penilaian afektif berupa angket. Jenis angket yang digunakan

adalah angket langsung dan sekaligus menyediakan jawaban. Siswa memberikan

jawaban dengan memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan.

Penyusunan item-item angket berdasarkan indikator yang telah ditetapkan

sebelumnya. Skor penilaian afektif disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 10. Skor Penilaian Afektif

Skor untuk aspek yang dinilai Nilai(+) Nilai (-)

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

4

3

2

1

1

2

3

4

Keterangan :

- Jumlah nilai ≥ 72 : sangat baik (A)

- Jumlah nilai 54-71 : baik (B)

- Jumlah nilai 36-53 : cukup (C)

- Jumlah nilai < 35 : kurang (D) (Depdiknas, 2003:91)

1. Uji Validitas

1) Validitas Isi

Validitas isi adalah sebuah validitas instrument yang menunjukkan bahwa

isi instrumen yang disusun benar-benar dibuat berdasarkan literatur yang ada

dan mewakili setiap aspek yang diukur. Untuk mendapatkan validitas isi, maka

sebelum menyusun instrument tes terlebih dahulu dibuat kisi-kisinya dan

dikonsultasikan kepada orang yang ahli. Orang yang ahli dalam hal ini adalah

dosen pembimbing yang terdiri dari pembimbing I dan pembimbing II.

Page 64: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2) Validitas Butir Soal

Teknik yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal adalah

menggunakan teknik korelasi rumus Product-Moment dari Pearson dengan

rumus sebagai berikut :

}}{{2222

xyr

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi suatu butir soal (koefisien validitas)

X : skor butir item nomor tertentu

Y : skor total

N : Jumlah subjek

Kriteria pengujian:

Kriteria item dinyatakan valid jika, rxy > rtabel

Kriteria item dinyatakan tidak valid jika, rxy rtabel.

(Sugiyono,2010: 255 )

Tabel 11. Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal Afektif

Variabel Jumlah Soal Kriteria

Valid Tidak Valid

Angket Afektif 30 soal 26 4

2. Uji Reliabilitas

Untuk pengukuran aspek afektif, reliabilitas menggunakan rumus alpha

Cronbach’s Alpha (α) sebagai berikut:

2

2

11 11

t

i

n

nr

Page 65: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Keterangan rumus :

r11 : realibilitas instrumen

n : banyaknya butir pertanyan atau banyaknya soal

2

i : jumlah varians skor tiap-tiap item

2

t : varians total

N

N

XX

2

2

2

(Sugiyono,2010:256)

Kriteria realibilitas adalah sebagai berikut:

0,80 – 1,00 : Sangat Tinggi (ST)

0,60 – 0,79 : Tinggi (T)

0,40 – 0,59 : Cukup (C)

0,20 – 0,39 : Rendah (R)

0,00 – 0,19 : Sangat Rendah (SR)

(Sugiyono,2010: 257 )

Hasil uji reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 12. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Afektif

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas Kriteria

Angket Afektif 30 soal 0.922 Sangat Tinggi

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini

dari populasi yang normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang

digunakan adalah metode Liliefors. Prosedur uji normalitas dengan

menggunakan metode Liliefors adalah sebagai berikut :

1). Hipotesis

Page 66: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Ho : sampel berasal dari populasi normal

H1 : sampel tidak berasal dari populasi normal

2). Statistik Uji

L = max ii ZSZF

3). Taraf Siginifikansi ( ) = 0,05

4). Daerah Kritik (DK)

DK = { L L > Lα:n atau L < -Lα:n} dengan n adalah ukuran sampel.

5). Keputusan Uji

Ho ditolak Jika Lhitung DK.

6). Kesimpulan

a. Sampel berasal dari populasi normal jika H0 diterima.

b. Sampel tidak berasal dari populasi normal jika H0 ditolak

(Budiyono, 2009: 169-170)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal

dari populasi yang homogen atau tidak. Untuk mengetahui homogenitas varians

digunakan uji Bartlett. Rumus uji Bartlett adalah sebagai berikut:

χ2 2

jj slogf -RKG log fC

2,303

dengan :

χ2 ~ χ

2 (k – 1)

k = banyaknya populasi = banyaknya sampel

f = N – k = k

j

jf1

= derajat kebebasan untuk RKG = N – k

fj = derajat kebebasan untuk Sj2 = ni – 1

j = 1, 2, …, k

N = banyaknya seluruh nilai (ukuran)

nj = banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j = ukuran sampel ke-j

Page 67: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

f

1

f

1

1) -3(k

1 1 C

j

dan j

j

f

SS RKG

serta 2

jj

j

2

jj

2

j s1nn

XXSS

dimana 1n

SSs

j

jj

2

(Budiyono, 2009 : 176 – 177)

kriteria : χ2 < χ

2tabel, maka sampel berasal dari populasi yang homogen

χ2

≥ χ2

tabel, maka sampel berasal dari populasi yang tidak homogen.

(Budiyono, 2009:175-177)

2. Pengujian Hipotesis

1) Uji t sama subyek

Data yang diperoleh dalam penelitian akan diolah dengan menguji

kesamaan rata-rata. Uji yang digunakan adalah uji-t pihak kanan dengan

ketentuan sebsgai berikut:

a. Hipotesis

Ho : ,21 (rata-rata kelas eksperimen-1 lebih kecil atau sama dengan nilai

rata-rata kelas eksperimen-2)

H1 = ,21 (rata-rata nilai kelas eksperimen-1 lebih besar dari nilai rata-rata

kelas eksperimen-2)

b. Tingkat signifikasi: = 0,05

c. Statistik uji = nilai rata-rata tes kelas eksperimen-1

21

21

11

nn

XXt

2

)1()1(

21

2

22

2

112

nn

SnSnS

Page 68: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Keterangan:

1X = nilai rata-rata kelas eksperimen-1

2X = nilai rata-rata kelas eksperimen-2

n1 = jumlah sampel pada kelas eksperimen-1

n2 = jumlah sampel pada kelas eksperimen-2

S2

= simpangan baku gabungan

S12 = varians kelas eksperimen-1

S22 = varians kelas eksperimen-2

c. Kriteria pengujian

a. Jika thitung < ttabel maka hipotesis nol diterima

b. Jika thitung > ttabel maka hipotesis nol ditolak.

(Sugiyono, 2010: 181)

Page 69: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

55

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Dalam penelitan ini data yang diperoleh adalah data prestasi belajar

kognitif dan afektif materi pokok Sistem Koloid dari dua kelas eksperimen, yaitu

kelas eksperimen 1 yang diajar menggunakan metode Think Talk Write (TTW)

yang disertai Macromedia Flash dan kelas eksperimen 2 yang diajar

menggunakan metode Think Talk Write (TTW) yang disertai modul.

Berdasarkan data pada Lampiran 12 data prestasi kognitif diperoleh dari

selisih nilai pretest postest dan nilai afektif diperoleh dari skor angket afektif.

Rangkuman deskripsi data penelitian dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian

Uraian Kelas

Eksperimen 1 Eksperimen 2

Rerata Nilai Pretest Kognitif 51,73 51,21

Rerata Nilai Postest Kognitif 79,12 75,45

Rerata Selisih Nilai Kognitif 27,38 24,24

Rerata Nilai Afektif 70,45 67,91

Untuk lebih memperjelas gambaran dari masing-masing data, maka akan

disajikan deskripsi data hasil penelitian berikut ini.

1. Selisih Nilai Kognitif Materi Pokok Sistem Koloid

Selisih nilai prestasi belajar kognitif siswa pada kelas yang diajar dengan

Metode TTW yang disertai dengan Macromedia Flash dan kelas yang diajar

dengan metode Metode TTW yang disertai dengan Modul, maka kedua data

tersebut dijadikan satu dalam sebuah distribusi frekuensi seperti pada Tabel 14.

Page 70: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Tabel 14. Perbandingan Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Prestasi Belajar

Kognitif Siswa dengan Metode TTW yang disertai dengan

Macromedia Flash dan Metode TTW yang disertai dengan Modul.

No. Interval Nilai tengah Frekuensi

Eksperimen I Eksperimen II

1 7,0 – 11,7 9.35 0 4

2 11,8 – 16,4 14.05 1 2

3 16,5 – 21,2 18.85 10 14

4 21,3 – 26,0 23.65 8 4

5 26,1 – 30,8 28.45 11 8

6 30,9 – 35,6 33.25 3 4

7 35,7 – 40,4 38.05 9 6

Jumlah 42 42

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 14 dapat dilihat pada Gambar 15.

Gambar 15. Histogram Selisih Nilai Prestasi Belajar Kognitif Siswa dengan

Metode TTW yang disertai dengan Macromedia Flash dan Metode

TTW yang disertai dengan Modul.

2. Nilai Afektif Materi Pokok Sistem Koloid

Nilai afektif siswa pada kelas yang diajar dengan metode TTW yang

disertai dengan Macromedia Flash dan metode TTW yang disertai dengan

01

10

8

11

3

9

4

2

14

4

8

4

6

0

2

4

6

8

10

12

14

16

9.35 14.05 18.85 23.65 28.45 33.25 38.05

Fre

kue

nsi

Nilai Tengah

eksperimen 1

eksperimen 2

Page 71: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Modul, maka kedua data tersebut dijadikan satu dalam sebuah distribusi frekuensi

seperti pada Tabel 15.

Tabel 15. Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Siswa dengan Metode

TTW yang disertai dengan Macromedia Flash dan Metode TTW yang

disertai dengan Modul.

No. Interval Nilai Tengah Frekuensi

Eksperimen I Eksperimen II

1 61,0 – 64,0 82 0 9

2 64,1 – 67,1 89,6 11 10

3 67,2 – 70,2 96,7 14 12

4 70,3 – 73,3 103,8 9 10

5 73,4 – 77,4 110,9 7 0

6 77,5 – 80,5 118 0 1

7 80,6 – 83,6 125,1 1 0

Jumlah 42 42

Sedangkan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data

pada Tabel 15 dapat dilihat pada Gambar 16.

Gambar 16. Histogram Nilai Afektif Siswa dengan metode TTW yang disertai

dengan Macromedia Flash dan metode TTW yang disertai dengan

Modul

0

11

14

9

7

01

910

12

10

01

00

2

4

6

8

10

12

14

16

62.5 65.6 68.7 71,8 74,9 77 80,1

Fre

kue

nsi

Nilai Tengah

eksperimen 1

eksperimen 2

Page 72: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis

Sesuai dengan teknik analisis yang akan dipakai untuk menguji hipotesis

dalam penelitian ini, maka dilakukan uji prasyarat analisis yaitu: uji normalitas

lilliefors dan uji homogenitas varian Bartlett.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas terhadap nilai selisih prestasi belajar kognitif dan nilai

afektif siswa pada materi pokok Koloid pada taraf signifikansi 5% dapat dilihat

pada Tabel 16 dan Tabel 17. Perhitungan uji normalitas prestasi belajar kognitif

dan afektif secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 15.

Tabel 16. Rangkuman Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif

Kelompok Siswa L0 Ltabel Kesimpulan

Kelas Eksperimen 1 (Metode TTW yang

disertai dengan Macromedia Flash) 0,1309 0,1367 Normal

Kelas Eksperimen 2 (Metode TTW yang

disertai dengan Modul)

0,1085 0,1367 Normal

Tabel 17. Rangkuman Uji Normalitas Nilai Afektif

Kelompok Siswa L0 Ltabel Kesimpulan

Kelas Eksperimen 1 (Metode TTW yang

disertai dengan Macromedia Flash) 0,1304 0,1367 Normal

Kelas Eksperimen 2 (Metode TTW yang

disertai dengan Modul)

0,1049 0,1367 Normal

Berdasarkan hasil di atas, maka untuk setiap kelompok siswa diperoleh

harga L0 yang lebih kecil dari Ltabel pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian

dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

2. Uji Homogenitas

Setelah diketahui tingkat kenormalan data, maka selanjutnya

dilakukan analisis atau uji homogenitas. Uji homogenitas digunakan untuk

mengetahui tingkat kesamaan varians antara dua kelompok, yakni

Page 73: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 . Hasil uji homogenitas

selisih nilai prestasi belajar kognitif menggunakan metode Barlett dengan taraf

signifikansi 0,05 dapat dilihat pada Tabel 18. Perhitungan uji homogenitas selisih

nilai kognitif secara lengkap pada Lampiran 16.

Tabel 18. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Selisih Nilai Kognitif Siswa.

Selisih Nilai 2hitung 2

tabel Kesimpulan

Prestasi Belajar Kognitif

0.0093 3,841 Homogen

Hasil uji homogenitas nilai afektif menggunakan metode Barlett dengan

taraf signifikansi 0,05 dapat dilihat pada Tabel 19. Perhitungan uji homogenitas

nilai afektif secara lengkap pada Lampiran 17.

Tabel 19. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Nilai Afektif Siswa.

Nilai 2hitung 2

tabel Kesimpulan

Prestasi Belajar Afektif

0.0001 3,841 Homogen

Dari tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa tiap variabel diperoleh

harga statistik uji yang tidak melebihi harga kritik (X2

hitung < X2

tabel). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sampel pada penelitian berasal dari populasi

yang homogen.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Setelah prasyarat analisis dipenuhi, maka diteruskan dengan pengujian

hipotesis penelitian. Penyajian hipotesis dilakukan dengan uji t-pihak kanan pada

selisih nilai prestasi belajar kognitif nilai dan afektif siswa.

1. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif.

Hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi kognitif siswa materi pokok

Koloidpada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) terangkum pada Tabel 20.

Perhitungan Uji t-pihak kanan dapat dilihat pada Lampiran 18.

Page 74: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 20. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Kognitif.

Kelompok Belajar thitung ttabel Kriteria

Kelas Eksperimen 1 (Metode TTW

yang disertai dengan Macromedia

Flash)

1,751 1,67 H0 ditolak

Kelas Eksperimen 2 (Metode TTW

yang disertai dengan Modul)

1,751 1,67 H0 ditolak

2. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif.

Hasil uji t-pihak kanan untuk prestasi afektif siswa materi pokok

Koloidpada taraf signifikansi 5% (α = 0.05) terangkum pada Tabel 21.

Perhitungan Uji t-pihak kanan dapat dilihat pada Lampiran 19.

Tabel 21. Uji t-Pihak Kanan Prestasi Belajar Afektif.

Kelompok Belajar thitung ttabel Kriteria

Kelas Eksperimen 1 (Metode TTW

yang disertai dengan Macromedia

Flash)

3,196 1,67 H0 ditolak

Kelas Eksperimen 2 (Metode TTW

yang disertai dengan Modul)

3,196 1,67 H0 ditolak

D. Pembahasan

1. Situasi Kegiatan Belajar Mengajar

Sebelum dilakukan pembelajaran materi pokok koloid, siswa diberikan

pretest. Pretest digunakan untuk mengetahui seberapa jauh siswa telah memiliki

pengetahuan mengenai pelajaran yang akan diikuti yaitu materi pokok koloid.

Hasil tes ini dapat digunakan untuk memperkirakan pada bagian materi mana

yang belum dikuasai dan yang sudah dikuasai. Guru dapat memperkirakan materi

apa yang harus diajarkan lebih mendalam dan yang tidak, sehingga waktu

pembelajaran akan lebih efektif.

Langkah selanjutnya adalah pemberian masalah kepada masing-masing

siswa dan membuat catatan pendek. Selanjutnya yaitu pembagian kelompok,

karena metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah TTW yang merupakan

Page 75: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

model pembelajaran kooperatif dan termasuk dalam pembelajaran kelompok

(cooperative learning) dimana dalam pembentukan kelompok harus

memperhatikan perbedaan kemampuan siswa serta jenis kelamin, maka dalam

pembentukan kelompok harus dibuat heterogen. Hal ini dimaksudkan agar terjadi

interaksi siswa di dalam kelompoknya. Di dalam setiap kelompok, siswa yang

berkemampuan lebih tinggi akan membantu proses pemahaman bagi siswa yang

berkemampuan rendah sehingga akan dapat segera menyesuaikan dalam proses

pemahaman materi. Setelah pembelajaran selesai, dilakukan postes untuk

mengukur prestasi kognitif. Adanya pretes dan postes ini dapat digunakan untuk

mengetahui perubahan prestasi belajar kognitif setelah diterapkan metode

pembelajaran Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan Macromedia Flash

dan metode Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan Modul. Sedangkan

penilaian afektif diperoleh dari angket diperoleh dari hasil chek list melalui hasil

pembelajaran yang telah dilakukan.

Materi pokok koloid merupakan salah satu materi yang penting karena

pokok bahasan tersebut sangat dekat dengan kehidupan dan pergaulan sehari-hari,

bersifat informatif, memerlukan pemahaman dan hafalan yang cukup dari siswa.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) yang

disertai dengan Macromedia Flash dan modul akan mengurangi kejenuhan siswa

dalam menerima materi yang berupa hafalan karena siswa dituntut aktif dalam

proses pembelajaran dimana siswa dapat belajar secara kooperatif, dapat bertanya

meskipun tidak pada guru secara langsung. Siswa juga dapat menemukan konsep

sendiri melalui pertanyaan yang diberikan oleh guru sehingga akan membuat

proses belajar menjadi menarik dan suasana belajar menjadi menyenangkan.

2. Penilaian Kognitif

Berdasarkan hasil uji-t pihak kanan dengan taraf signifikan 5%, prestasi

belajar siswa untuk aspek kognitif pada pembelajaran kimia dengan metode Think

Talk Write (TTW) yang disertai dengan Macromedia Flash dan modul diperoleh

harga thitung = 1,751 dimana harga yang diperoleh lebih tinggi dari pada harga ttabel

= 1,67 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa prestasi belajar aspek kognitif pada

pembelajaran kimia dengan metode Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan

Page 76: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Macromedia Flash lebih tinggi dari pada pembelajaran dengan metode Think Talk

Write (TTW) yang disertai dengan modul.

Prestasi siswa yang diajar dengan metode Think Talk Write (TTW) yang

disertai dengan Macromedia Flash lebih tingginya dibandingkan dengan metode

Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan modul pada aspek kognitif.

Tingginya hasil belajar siswa yang diajar dengan metode Think Talk Write (TTW)

yang disertai dengan Macromedia Flash dibanding dengan metode Think Talk

Write (TTW) yang disertai dengan modul disebabkan karena siswa dapat

mempelajari hal-hal lain yang ingin diketahui oleh siswa yang tidak mungkin

didapatkan dalam diktat atau buku. Selain itu komputer dapat menvisualisasikan

konsep-konsep yang biasanya hanya disampaikan dalam bentuk kata-kata (verbal)

atau gambar diam. Seperti misalnya gambaran tentang pembuatan koloid dan

sifat-sifat koloid. Dengan adanya gambar siswa dapat memahami konsep dan

bukan hanya sekedar menghafal. Hal ini dapat dilihat dari kalimat yang digunakan

tiap siswa tidak sama dalam menjawab pertanyaan, tetapi mereka memahami

intinya. Di samping itu siswa memiliki kebebasan untuk belajar sendiri secara

aktif sehingga siswa dapat belajar dengan kecepatan masing-masing. Media

komputer juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena dapat meningkatkan

motivasi siswa dan mengurangi kebosanan dengan suasana pembelajaran yang

berbeda. Selain itu siswa dapat bekerja aktif secara berkelompok sehingga

memungkinkan terjadi interaksi positif antar siswa dan tidak bosan dalam

kegiatan belajar mengajar, dengan demikian siswa merasa senang dan

bersemangat saat belajar sehingga akan mendukung meningkatnya prestasi

kognitif.

Metode pembelajaran TTW sebagai salah satu contoh dari metode

pembelajaran kooperatif juga mempunyai keuntungan dalam memupuk kerja

sama antar siswa. Materi yang kurang dipahami oleh salah seorang anggota

kelompok dapat ditanyakan kepada anggota kelompok sebelum ditanyakan

kepada guru. Adanya sumbangan yang diberikan oleh seorang anggota kelompok

kepada semua anggota kelompok dapat membuat mereka memahami materi dan

belajar lebih baik. Metode pembelajaran TTW lebih menitikberatkan pada

Page 77: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

keaktifan siswa dalam belajar. Komunikasi dalam kegiatan belajar mengajar

berlangsung dua arah yaitu antara guru dan siswa sehingga peran siswa tidak

hanya sebagai objek saja, tetapi sekaligus sebagai subjek sedangkan guru berperan

sebagai mediator dan fasilitator dalam belajar. Kerja sama dan interaksi antar

siswa dalam kelompok akan memotivasi siswa dalam belajar karena keberhasilan

dari suatu individu tergantung pada keberhasilan kelompok. Setiap individu dalam

kelompok akan berusaha sebaik-baiknya untuk memahami materi pelajaran

dengan cara aktif bertanya tentang materi yang kurang dipahami dan mencoba

latihan-latihan soal yang terdapat dalam metode pembelajaran Think Talk Write

(TTW) yang disertai dengan Macromedia Flash. Kejenuhan dalam proses belajar

tidak akan ditemukan lagi karena adanya keheterogenan siswa dalam kelompok

belajarnya. Setiap individu akan tertantang untuk memiliki nilai terbaik sehingga

akan dapat menyumbangkan nilai bagi kelompoknya selain itu menyumbangkan

ide atau gagasan pada saat diskusi untuk membantu teman sekelompoknya yang

belum memahami materi pelajaran.

Komputer dengan program Macromedia flash merupakan permainan yang

dapat bergerak atau berbentuk animasi, sehingga siswa menjadi lebih penasaran

dan tertarik untuk mempelajari materi yang disampaikan. Penggunaan

Macromedia flash dalam penelitian ini lebih ditekankan pada penyampaian

materinya pada seluruh pokok bahasan.

Keberhasilan proses belajar kelompok dalam metode Think Talk Write

(TTW) yang disertai dengan Macromedia Flash ini dituntut adanya ketrampilan

dalam kelompoknya untuk mengkomunikasikan informasi atau ide dalam

pikirannya. Pada kelas eksperimen dengan metode Think Talk Write (TTW) yang

disertai dengan Macromedia Flash lebih dapat membawa siswa dalam suatu

keadaan belajar yang menyenangkan karena materi disajikan dalam bentuk

animasi sehingga dapat lebih cepat membantu siswa dalam memahami konsep

pada materi pokok koloid dan siswapun lebih fokus dalam mempelajari materi

dibandingkan metode Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan modul.

Untuk kelas Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan modul tingkat

kematangan pemahaman siswa cenderung baik tetapi dalam proses pembelajaran

Page 78: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

terlihat kejenuhan yaitu siswa cenderung aktif hanya terbatas pada menjawab

pertanyaan yang ada. Pada kelas eksperimen Think Talk Write (TTW) yang

disertai dengan modul, saat pembelajaran berlangsung di kelas suasana sedikit

gaduh karena siswa dituntut untuk memecahkan masalah sendiri. Kegaduhan ini

disebabkan dalam memecahkan masalah siswa harus berdiskusi dengan

kelompoknya bahkan juga diskusi seluruh kelas. Dari segi waktu metode ini

kurang efisien karena banyaknya kelonggaran waktu yang diberikan kepada siswa

yang harus berdiskusi dengan kelompoknya maupun dengan seluruh kelas

sehingga hal itu cenderung membuat suasana menjadi gaduh.

3. Penilaian Afektif

Aspek afektif dalam pembelajaran ini mencakup watak perilaku seperti

perasaan, minat, sikap, emosi dan nilai dari siswa. Seorang siswa akan sulit

mencapai keberhasilan studi yang optimal apabila siswa tersebut tidak memiliki

minat pada pelajaran tertentu, dalam hal ini adalah pelajaran kimia. Dari sini dapat

diketahui bahwa kompetensi siswa pada aspek afektif menjadi penunjang

keberhasilan pada aspek pembelajaran lain, yaitu kognitif dan psikomotor.

Pada prakteknya dalam pembelajaran di sekolah penilaian aspek afektif

biasanya tidak disajikan dalam bentuk kuantitatif, tetapi kualitatif, misalnya

sangat baik, baik, cukup, dan kurang atau A, B, C, dan D (Lihat Lampiran 12).

Namun karena dalam penelitian ini juga ditinjau dari nilai prestasi belajar afektif,

maka selain disajikan dalam bentuk kualitatif data nilai afektif juga dihitung

secara kuantitatif untuk kepentingan statistik.

Perbandingan nilai afektif antara kelas metode Think Talk Write (TTW)

yang disertai dengan Macromedia Flash dan kelas metode Think Talk Write

(TTW) yang disertai dengan modul dapat dilihat pada Lampiran 12 yang

menunjukkan bahwa kelas Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan

Macromedia Flash mempunyai rata-rata nilai afektif 70.452 sedangkan kelas

Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan modul rata-rata nilai afektifnya

67.905. Dari hasil analisis uji-t pihak kanan dengan taraf signifikan 5%, prestasi

belajar afektif pada kelas Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan

Macromedia Flash dan Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan modul

diperoleh harga thitung = 3,196 dimana lebih tinggi daripada ttabel =1,67 sehingga

Page 79: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

dapat disimpulkan bahwa nilai afektif kelas TTW yang disertai dengan

Macromedia Flash lebih tinggi dibandingkan dengan kelas TTW yang disertai

dengan modul. Pada Lampiran 15 juga dapat dilihat predikat nilai afektif dari

setiap siswa. Pada kelas TTW yang disertai dengan Macromedia Flash siswa yang

mendapatkan predikat nilai A ada 12 siswa dan yang mendapat predikat nilai B

ada 30 siswa. Sedangkan pada pada kelas TTW yang disertai dengan modul ada 4

siswa yang mendapat predikat nilai A dan yang mendapat predikat nilai B ada 38.

Aspek afektif menyangkut sikap, minat, perasaan, emosi dan nilai dari

siswa. Seorang siswa akan sulit mencapai keberhasilan studi yang optimal apabila

siswa tersebut tidak memiliki minat pada pelajaran tersebut. Dari sini dapat

diketahui bahwa kompetensi siswa pada aspek afektif menjadi penunjang

keberhasilan pada aspek pembelajaran yang lain, yaitu kognitif. Bila siswa

memiliki minat belajar yang tinggi maka prestasi belajar siswa juga akan

meningkat. Prestasi belajar afektif pada kelas TTW yang disertai dengan

Macromedia Flash lebih dapat meningkatkan sikap, minat, dan motivasi siswa

dalam belajar.

Hal ini dapat dilihat dari hasil angket yang diisi oleh siswa yaitu pada

penerimaan respon kelas TTW yang disertai dengan Macromedia Flash

memberikan respon positif lebih besar (69,05%) dibandingkan dengan kelas TTW

yang disertai dengan modul yang memberikan respon positif sebesar (68,10%).

Pada aspek sikap kelas TTW dengan Macromedia Flash memiliki sikap yang baik

dalam proses pembelajaran yaitu dapat dilihat dalam pembelajarannya berjalan

dengan tertib dan disiplin (77,43%) dibandingkan kelas TTW dengan modul

(73,29%). Untuk aspek minat pada kelas TTW dengan Macromedia Flash

memiliki minat yang tinggi terhadap materi koloid (77,32%) dibandingkan dengan

kelas TTW dengan modul (72,32%) yaitu dapat dilihat dimana siswa dapat

bekerja aktif secara berkelompok sehingga memungkinkan terjadi interaksi positif

antar siswa dan tidak bosan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan demikian

siswa bersemangat saat belajar. Untuk aspek nilai pada kelas TTW dengan

Macromedia Flash memiliki penilaian yang tinggi terhadap proses pembelajaran

materi koloid (75,71%) dibandingkan dengan kelas TTW dengan modul

(73,69%), yaitu siswa pada kelas TTW dengan Macromedia Flash beranggapan

bahwa pembelajran dengan media komputer tidak membosankan dan

Page 80: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

menyenangkan. Sedangkan pada kelas TTW dengan modul siswa merasakan

kejenuhan dalam belajar karena materi hanya didapatkan dari buku saja.

Page 81: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia materi

pokok koloid dengan metode Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan

Macromedia Flash lebih tinggi dibandingkan dengan metode Think Talk Write

(TTW) yang disertai dengan modul. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan

menggunakan uji t-pihak kanan dengan taraf signifikan 5%. Dimana hasil uji t-

pihak kanan untuk prestasi belajar kognitif diperoleh thitung = 1,751> ttabel = 1,67

dan untuk prestasi belajar afektif diperoleh thitung = 3,196 > ttabel = 1,67.

B. Implikasi

Berdasar hasil penelitian menimbulkan suatu pemikiran agar dalam proses

belajar mengajar, guru memiliki suatu metode untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki siswa dalam usaha untuk menemukan dan memahami konsep suatu

materi pembelajaran kimia khususnya materi pokok koloid sehingga kompetensi

dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Untuk itu diperlukan

metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa yaitu antara lain metode

Think Talk Write (TTW) yang disertai dengan Macromedia Flash dan modul.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis

mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Dalam menerapkan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)

yang disertai dengan Macromedia Flash sebaiknya guru senantiasa

mengawasi kelas untuk memberi motivasi kepada siswa agar siswa

lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai.

Page 82: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE/Studi... · flash dan modul terhadap prestasi belajar tahun skripsi x 3307009 fakultas keguruan dan ilmu pendidikan universitas sebelas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

2. Dalam menerapkan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)

yang disertai dengan Macromedia Flash atau modul sebaiknya guru

menyesuaikan dari karakteristik materi yang akan diajarkan sehingga

penggunaan metode Think Talk Write dapat berjalan dengan baik dan

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

3. Pada penggunaan metode pembelajaran Think Talk Write (TTW) yang

disertai dengan Macromedia Flash, pembagian kelompok harus cermat

dari segala segi sehingga proses belajar dapat berjalan dengan baik.

4. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan metode

pembelajaran Think Talk Write (TTW) pada pembelajaran kimia

materi pokok yang lain.