studi komparasi pembelajaran kooperatif metode nht

90
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT (Numbered Head Together) DILENGKAPI MODUL DENGAN METODE TPS (Think Pair Share) DILENGKAPI LKS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X SEMESTER GASAL SMA N 1 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2010/2011 Skripsi Oleh: ZAIDAH NURUL WAFIAH NIM K3306042 PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: duongbao

Post on 12-Jan-2017

223 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

(Numbered Head Together) DILENGKAPI MODUL DENGAN METODE

TPS (Think Pair Share) DILENGKAPI LKS DITINJAU DARI

KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X

SEMESTER GASAL SMA N 1 GEMOLONG

TAHUN AJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh:

ZAIDAH NURUL WAFIAH

NIM K3306042

PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

 

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

(Numbered Head Together) DILENGKAPI MODUL DENGAN METODE

TPS (Think Pair Share) DILENGKAPI LKS DITINJAU DARI

KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X

SEMESTER GASAL SMA N 1 GEMOLONG

TAHUN AJARAN 2010/2011

Oleh : Zaidah Nurul Wafiah

K 3306042

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

dalam Menyusun Skripsi Program Pendidikan

Kimia Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

 

PERSETUJUAN

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari :

Tanggal :

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Endang Susilowati, S.Si, M.Si NIP. 19700117 200003 2 001

Pembimbing II

Drs. Sugiharto, Apt, M.S NIP. 19490317 197603 1 002

Page 4: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

 

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Kimia

Jurusan P.MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Dra. Bakti Mulyani, M.Si ................. NIP. 19590725 198503 2 008

Sekretaris : Elfi Susanti VH, S.Si, M.Si ................. NIP. 19721023 199802 2 001

Anggota I : Endang Susilowati, S.Si, M.Si ................. NIP. 19700117 200003 2 001

Anggota II : Drs. Sugiharto, Apt, M.S ................. NIP. 19490317 197603 1 002

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

 

ABSTRAK

Zaidah Nurul Wafiah. K3306042. STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT (Numbered Head Together) DILENGKAPI MODUL DENGAN METODE TPS (Think Pair Share) DILENGKAPI LKS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI KELAS X SEMESTER GASAL SMA N 1 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Januari 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul dibanding prestasi belajar siswa menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi stoikiometri; (2) prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi dibanding prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri; dan (3) adanya interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS dilengkapi LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan penelitian desain faktorial 3× 2. Sampel dalam penelitian adalah siswa kelas X-C, X-F, dan X-G semester gasal SMA Negeri 1 Gemolong Tahun Ajaran 2010/2011. Pengambilan sampel dilakukan secara cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes objektif untuk prestasi belajar kognitif dan kemampuan awal. Analisis data menggunakan Analisis Variansi Dua Jalan dengan sel tak sama dengan persyaratan uji normalitas dengan metode Liliefors, uji homogenitas dengan metode Bartlet dan dilanjutkan dengan uji komparasi ganda dengan metode Scheffe.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi stoikiometri. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji komparasi ganda antar baris dengan harga Fhitung = 7,59 > Ftabel

= 6,14. Selain itu, dapat dilihat dari rataan marginal dari metode NHT dilengkapi modul yang lebih tinggi dari pada rataan marginal metode TPS dilengkapi LKS, yaitu 46,75 > 40,31. (2) Prestasi belajar siswa berkemampuan awal tinggi tidak lebih tinggi daripada siswa berkemampuan awal rendah pada materi stoikiometri SMA N 1 Gemolong 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan harga Fhitung = 0,08 < Ftabel = 3,92. (3) Tidak terdapat interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS dilengkapi LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan harga Fhitung = 1,70 < Ftabel = 3,07.

Page 6: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

 

ABSTRACT

Zaidah Nurul Wafiah. K3306042. A COMPARATIVE STUDY OF COOPERATIVE LEARNING IN NHT (Numbered Head Together) METHOD COMPLETED BY MODULE WITH TPS (Think Pair Share) METHOD COMPLETED BY STUDENT WORK SHEET VIEWED FROM INITIAL CAPABILITY TOWARDS LEARNING ACHIEVEMENT OF STOICHIOMETRY AT THE FIRST GRADE IN SMA N 1 GEMOLONG ACADEMIC YEAR 2010/2011. Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, January 2011.

The aims of this research are to know: (1) the student’s learning achievement using NHT method completed by module compare with student’s learning achievement using TPS method completed by Student Work Sheet on matter Stoichiometry; (2) the student’s learning achievement with high initial capability compare with the student’s learning achievement with low initial capability on matter stoichiometry. (3) there is interaction between NHT method completed by module and TPS method completed by Student Work Sheet with initial capability toward student’s learning achievement on matter stoichiometry.

This research used an experiment method by using factorial design 3 x 2. The sample in this research were the student’s of X-C, X-F, and X-G in SMA N 1 Gemolong academic year 2010/2011. Sampling technique is used Cluster Random Sampling. Data collection technique gained from objective test method to measure cognitive learning achievement and the initial capability. The analysis of data technique used in this research was A Two-Way Variance Analysis with different cells which had the requirement Liliefors method to analyze normality, Bartllet method to analyze homogenity and continued with double comparative test that use Scheffe method.

Based on this research of the analysis can be conclude: (1) The student’s learning achievement of NHT method completed by module is higher than TPS method completed by Student Work Sheet on matter stoichiometry. This is proven by value of the double comparative test Fobs = 7,59 > Ftabel = 6,14. Beside that, it can be seen from the marginal average of NHT method completed by module is higher than TPS method completed by Student Work Sheet, that is 46,75 > 40,31. (2) The student’s learning achievement student with high initial capability not higher than low initial capability on matter stoichiometry. This is proven by value of two-way variance analysis with different cells Fobs = 0,08 < Ftabel = 3,92. (3) There is no interaction between NHT method completed by module and TPS method completed by Student Work Sheet with initial capability toward student’s learning achievement on matter stoichiometry. This is proven by value of two-way variance analysis with different cells Fobs = 1,70 < Ftabel = 3,07.

Page 7: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

 

MOTTO

“Percayalah bahwa sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”

“Allah tidak akan mengubah keadaan seseorang sebelum dia mengubah keadaan dirinya sendiri”

“Jika bukan aku yang mengerjakan ini, maka tidak ada orang lain yang bisa”

“Harapan adalah mimpi yang tidak pernah tidur, selama masih ada harapan mimpi setinggi apapun pasti bisa dicapai”

HWAITING……!!!!

Page 8: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

 

PERSEMBAHAN

Makalah Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Orang Tuaku: Karno dan Ngatmi

Adikku: Devi Agustian dan Muhammad Andre Tri Abdullah

Nae Chingu:

Tri Wulandari, Ari Eka Suryaningsih

Kikie Etyaningsih, Siti Latifah

Yuliesta Arofati, Hana Wahyuning Palupi, Nur Fausi Kusumawati

Teman-teman Pendidikan Kimia 2006

All My Friends

Almamater

Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karuniaNya atas semua ini.

Page 9: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

 

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas

segala nikmat yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan Skripsi ini, guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan di Program Studi Kimia Jurusan P. MIPA Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penulisan Skripsi

ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul

dapat diatasi. Oleh karena itu, atas segala bentuk bantuannya disampaikan terima

kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah

memberikan ijin penelitian.

2. Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si, selaku Ketua Jurusan P.MIPA Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah menyetujui permohonan penyusunan Skripsi.

3. Dra. Tri Redjeki, M.S, selaku Ketua Program Kimia Jurusan P. MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Endang Susilowati, S.Si, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membimbing dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Drs. Sugiharto, Apt, M.S, selaku Dosen Pembimbing II yang telah

membimbing dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Dra. Bakti Mulyani, M.Si, selaku ketua penguji skripsi yang telah banyak

memberikan masukan.

7. Elfi Susanti VH, S.Si, M.Si, selaku sekretaris penguji skripsi yang telah

memberikan banyak masukan.

8. Sri Yamtinah, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama masa studi.

9. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Kimia yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan.

Page 10: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

 

10. Drs. Muhammad Amir Zubaidi, Selaku Kepala SMA Negeri 1 Gemolong

yang telah mengijinkan penulis untuk mengadakan penelitian.

11. Ngatijo, S.Pd, Selaku guru mata pelajaran kimia SMA Negeri 1 Gemolong

yang telah memberikan waktu mengajar kepada penulis untuk mengadakan

penelitian.

12. Seluruh keluarga besar SMA N 1 Gemolong 2010/2011 atas keramahan,

bantuan, dan kerjasama yang telah diberikan.

13. Orang tua dan keluarga besar yang telah memberikan fasilitas dan do’a restu

sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

14. Saudara Pendidikan Kimia 2006 (Wulan, Eka, Kikie, Siti, Mbak Lisa, Mbak

Hana, Ayik, Wahyu, Uzi, Muyas, Dina, Eva, Dhesy, Rina, Vina, Lia, Ikha,

Sylvi, Trendy, Susi, Sona, Cahyo, Rachel, Zakkiy, Niken, Rista, Atik, Rosa,

Ichan, Dian, Siskha, Ana, Hesti, Tami, Sofi, Ela, Nur, Pipit, Narmi, dan Rais)

terimakasih untuk segala dukungan, semangat dan kebersamaannya.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

Semoga amal kebaikan mereka mendapat imbalan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa dalam Skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh

karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi

sempurnanya Skripsi ini. Namun demikian penulis berharap semoga Skripsi ini

bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Surakarta, Januari 2011

Penulis

Page 11: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGAJUAN....... ....................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....... .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

ABSTRAK ......................................................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

MOTTO ............................................................................................................. vii

PERSEMBAHAN .............................................................................................. viii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xviii

BAB I. PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah…………………………………………… 5

C. Pembatasan Masalah…………………………………………... 6

D. Perumusan Masalah…………………………………………… 7

E. Tujuan Penelitian……………………………………………… 7

F. Manfaat Penelitian……………………………………………… 8

BAB II. LANDASAN TEORI.......................................................................... 9

A. Tinjauan Pustaka……………………………………………….. 9

1. Studi Komparasi .................................................................... 9

2. Belajar ……………………..………………………………... 9

3. Pembelajaran Kooperatif ....................................................... 11

4. Metode NHT (Numbered Head Together) ........................... 12

5. Metode TPS (Think Pair Share) ........................................... 13

6. Media Pembelajaran .............................................................. 14

a. Modul ……………......................................................... 15

Page 12: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

 

Halaman

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)............................................. 15

7. Kemampuan Awal Siswa ...................................................... 16

8. Prestasi Belajar........................................................................ 17

a. Ranah Kognitif ................................................................ 18

b. Ranah afektif .................................................................... 18

c. Ranah Psikomotor ............................................................ 19

9. Stoikiometri ........................................................................... 19

a. Massa Atom Relatif (Ar) ................................................... 19

b. Massa Molekul Relatif (Mr) .............................................. 20

c. Konsep Mol ..................................................................... 21

1) Pengertian Mol ........................................................... 21

2) Massa Molar Zat ......................................................... 21

3) Volume Molar Gas ..................................................... 22

4) Molaritas ..................................................................... 23

5) Hubungan Mol, Jumlah Partikel, Massa, Volume, dan

Molaritas ..................................................................... 23

d. Rumus Empiris ................................................................. 24

e. Rumus Molekul ................................................................ 25

f. Kadar Zat .......................................................................... 26

g. Hitungan Kimia Sederhana ............................................... 27

h. Pereaksi Pembatas ............................................................ 28

i. Air Kristal (Kimia Hidrat) ............................................... 29

B. Kerangka Berfikir……………………………………………… 30

C. Perumusan Hipotesis………………………...........…………… 33

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………… 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 35

1. Tempat Penelitian ................................................................. 35

2. Waktu Penelitian ................................................................... 35

B. Metode Penelitian ........................................................................ 35

1. Variabel Penelitian ................................................................ 36

Page 13: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

 

Halaman

2. Prosedur Penelitian ............................................................... 37

C. Populasi dan Sampel.................................................................... 38

1. Populasi ................................................................................. 38

2. Sampel ................................................................................... 38

D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 38

1. Sumber Data .......................................................................... 38

2. Instrumen Penilaian ............................................................... 39

a. Uji Validitas .................................................................... 39

b. Uji Reliabilitas ................................................................ 40

c. Uji Taraf Kesukaran Soal ................................................ 41

d. Uji Daya Pembeda Soal .................................................. 43

E. Teknik Analisis Data ................................................................... 44

1. Uji Prasyarat Analisis ........................................................... 44

a. Uji Normalitas ................................................................. 44

b. Uji Homogenitas ............................................................. 45

2. Uji Keseimbangan ................................................................. 46

3. Pengujian Hipotesis ............................................................... 48

4. Uji Komparasi Ganda ............................................................ 52

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………… 54

A. Deskripsi Data ............................................................................. 54

1. Data Nilai Kemampuan Awal Siswa .................................... 55

2. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa ......................................... 56

a. Rerata Prestasi Belajar Siswa .......................................... 56

b. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa .................... 57

1) Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

menurut Metode Pembelajaran ................................ 57

2) Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

menurut Kemampuan Awal ..................................... 58

B. Pengujian Prasyarat Analisis........................................................ 59

1. Uji Keseimbangan ................................................................ 60

Page 14: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

 

Halaman

2. Uji Normalitas ...................................................................... 60

3. Uji Homogenitas ................................................................... 61

C. Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................ 62

1. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama ... 62

2. Hasil Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi ............................. 63

D. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 64

1. Hipotesis Pertama..... ............................................................ 64

2. Hipotesis Kedua..... .............................................................. 67

3. Hipotesis Ketiga..... .............................................................. 68

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN……………………. 70

A. Kesimpulan .................................................................................. 70

B. Implikasi ...................................................................................... 70

C. Saran ............................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 72

LAMPIRAN ....................................................................................................... 75

Page 15: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Rincian Kegiatan Penelitian.........…………......................... 35

Tabel 2. Rancangan Penelitian ………………….…………….......... 36

Tabel 3.

Tabel 4.

Tabel 5.

Tabel 6.

Tabel 7.

Tabel 8.

Tabel 9.

Tabel 10.

Tabel 11.

Tabel 12.

Tabel 13.

Tabel 14.

Tabel 15.

Tabel 16.

Tabel 17.

Rangkuman Uji Validitas Penilaian Kognitif dan

Kemampuan Awal....................…………………………….

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian

Kognitif dan Kemampuan Awal...........................................

Rangkuman Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal............................

Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Soal Instrumen

Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal............................

Rangkuman Analisis Variansi Satu Jalan Sel Tak Sama......

Notasi dan Tata Letak Data..................................................

Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama.......

Jumlah Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi

dan Rendah............................................................................

Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Siswa Kelas NHT

Dilengkapi Modul, Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas

Kontrol..................................................................................

Rerata Prestasi Belajar Siswa................................................

Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Materi

Stoikiometri Kelas NHT Dilengkapi Modul, Kelas TPS

Dilengkapi LKS, dan Kelas Ceramah...................................

Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Ditinjau

dari Kemampuan Awal Siswa…………………...................

Rangkuman Hasil Analisis Variansi Satu Jalan Nilai

Pretes……………………....................................................

Rangkuman Uji Normalitas Sampel dengan Uji

Liliefors……………………………………………….........

Rangkuman Hasil Uji Homogenitas......................................

40

41

42

44

48

50

52

54

55

56

57

59

60

61

61

Page 16: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

 

Tabel 18.

Tabel 19.

Tabel 20.

Rataan dan Jumlah Rataan Prestasi Belajar Siswa…………….

Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak

Sama Prestasi Belajar Siswa ……….......................................

Rangkuman Komparasi Ganda Antar Baris Prestasi Belajar

Siswa…….............................................................................

.

62

62

64

Page 17: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

 

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Hubungan antara Mol, Jumlah Partikel, Massa, Volume, dan

Molaritas....................................................................................

24

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama…........................ 32

Gambar 3. Histogram Skor Kemampuan Awal Siwa Kelas NHT

Dilengkapi Modul, Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas

Kontrol........................................................................................

56

Gambar 4. Histogram Prestasi Belajar Kelas NHT Dilengkapi Modul,

Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas

Ceramah......................................................................................

58

Gambar 5. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Ditinjau

Kemampuan Awal Siswa …………….. ………………………

59

Page 18: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xviii

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran...................................................… 75

Lampiran 2.

Lampiran 3.

Lampiran 4.

Lampiran 5.

Lampiran 6.

Lampiran 7.

Lampiran 8.

Lampiran 9.

Lampiran 10.

Lampiran 11.

Lampiran 12.

Lampiran 13.

Lampiran 14.

Lampiran 15.

Lampiran 16.

Lampiran 17.

Lampiran 18.

Lampiran 19.

Lampiran 20.

Lampiran 21.

Lampiran 22.

Lampiran 23.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran…………………….

Kisi-Kisi Penyusunan Penilaian Kognitif………....…….

Instrumen Penilaian Kognitif..……………………….…

Kisi-Kisi Penyusunan Penilaian Kemampuan Awal…....

Instrumen Penilaian Kemampuan Awal……………..….

Kunci Jawaban…………………….……………….…

Lembar Jawab……………………………………….…..

Modul……………………………………………..….…

Lembar Kerja Siswa (LKS)…………………...….….….

Lembar Format Telaah Modul………………………….

Lembar Format Telaah LKS………………….…………

Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf

Kesukaran Soal Penilaian Kognitif..................................

Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda dan Taraf

Kesukaran Soal Penilaian Kemampuan Awal…………..

Daftar Kelompok Kelas NHT Dilengkapi Modul............

Daftar Nilai Stoikiometri SMA N 1 Gemolong

2009/2010……………………………………………….

Data Induk Penelitian.......................................................

Uji Normalitas………………………………..................

Uji Homogenitas………………………..........................

Uji Keseimbangan………………………………………

Uji Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama……........

Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi…………………......

Dokumentasi Penelitian...................................................

77

91

92

101

102

111

112

113

141

159

160

161

165

169

170

173

176

196

201

203

207

209

Page 19: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kemajuan pendidikan generasi

bangsanya. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas suatu

bangsa. Kemajuan pendidikan bangsa sangat berpengaruh terhadap kemajuan dan

kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan bukanlah sesuatu yang statis

melainkan sesuatu yang dinamis sehingga selalu menuntut adanya suatu perbaikan

yang terus menerus. Pembaruan pendidikan terus dilakukan untuk meningkatkan

kualitas pendidikan nasional sehingga dapat meningkatkan kualitas bangsa. Berbagai

upaya telah dilakukan antara lain pembaruan kurikulum, peningkatan kualitas guru,

penerapan metode pembelajaran yang terkini, penyediaan sarana dan prasarana

pendidikan, penataan manajemen pendidikan, dan penerapan produk teknologi.

Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian kurikulum.

Dari kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, sampai

kurikulum 2004 atau Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), dan saat ini kurikulum

yang sedang digunakan adalah kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Pergantian dan perubahan kurikulum tersebut dilakukan sebagai

usaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dalam pendidikan sekolah menengah terdapat mata pelajaran kimia. Kimia

merupakan salah satu mata pelajaran IPA yang hakekat pengetahuannya berdasarkan

fakta, hasil pemikiran, dan hasil penelitian yang dilakukan para ahli. Pada

kenyatannya mata pelajaran kimia dirasa sulit oleh sebagian besar siswa sehingga

menyebabkan prestasi belajarnya kurang tinggi. Dalam pelajaran kimia di SMA

terdapat materi stoikiometri yang diajarkan di kelas X semester gasal. Stoikiometri

hakekatnya berisi konsep-konsep dan penerapan rumus dalam perhitungan kimia

yang sebagian besar soalnya berupa soal-soal hitungan. Agar menguasai konsep

dalam stoikiometri maka banyak diperlukan latihan soal. Kurangnya latihan soal yang

Page 20: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2  

dilakukan siswa dapat menyebabkan kurangnya pemahaman terhadap materi

strokiometri. Karena itu, prestasi belajar materi stoikiometri kurang tinggi.

Berdasarkan fakta dilapangan, siswa di SMA Negeri 1 Gemolong masih

memiliki prestasi belajar yang rendah pada materi stoikiometri. Hal tersebut dapat

dilihat dari nilai ulangan harian siswa pada materi tersebut tahun pelajaran

2009/2010, lebih dari 50% siswa memperoleh nilai di bawah KKM (Kriteria

Ketuntasan Minimum) dengan nilai KKM pelajaran kimia adalah 65. Selain itu, nilai

rata-rata dua kelas dari tujuh kelas juga masih berada di bawah KKM yaitu 54,69 dan

49,84 (Lampiran 16). Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan. Di

antaranya proses pembelajarannya, sarana prasarana, atau oleh faktor penyebab yang

lain. Dalam proses pembelajaran, metode mengajar yang digunakan berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Apabila metode yang biasa digunakan kurang sesuai

dengan materi stoikiometri maka prestasi belajar siswa juga kurang maksimal. Selain

itu, apabila siswa kurang latihan soal maka siswa juga akan kurang memahami materi

tersebut. Hal tersebut dapat pula disebabkan oleh media yang belum dipergunakan

dengan baik.

Kesesuaian dalam penggunaan metode mengajar yang dipilih guru dalam

pembelajaran akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap materi

yang diberikan sehingga dapat pula meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru

seharusnya menggunakan metode yang baik dalam proses pembelajaran di kelas.

Metode mengajar yang baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tujuan

pembelajarannya. Dengan metode mengajar yang baik dan sesuai dengan materi

stoikiometri diharapkan prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu metode yang populer akhir-

akhir ini. Dengan metode pembelajaran kooperatif, keaktifan siswa dapat

dikembangkan. Begitu pula dengan keterampilan sosial dan aspek kognitif siswa.

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana

siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lain

Page 21: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3  

dalam memahami konsep materi pelajaran (Slavin, 2008 : 4). Pembelajaran

kooperatif menuntut siswa aktif dalam proses belajar mengajar dan selalu

memperhatikan teman satu kelompok agar dapat memahami konsep materi yang

dipelajari.

Hanze & Berger (2007 : 39) menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat

dari pembelajaran kooperatif pada kebutuhan dasar pengalaman, motivasi intrinsik,

dan keaktivan proses tingkat pendalaman. Dalam penelitian lain, Adeyemi (2008 :

702) menyatakan bahwa siswa dalam kelompok pembelajaran kooperatif secara

signifikan lebih baik daripada siswa dalam problem solving atau kelompok dalam

metode konvensional. Effendi Zakaria, Lu Chung Chin, & Md. Yusoff Daud (2010 :

275) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai pengaruh yang positif

antara siswa yaitu menekankan interaksi sosial dan hubungan antara siswa dalam

kelompok sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat dua metode struktural yaitu metode

Numbered Heads Together (NHT) dan metode Think Pair Share (TPS). Metode ini

dapat dilakukan dengan cepat dan singkat. Melalui metode pembelajaran struktural,

siswa diharapkan dapat saling memberikan dan membagikan ide-ide serta

mempertimbangkan jawaban yang paling tepat, dan meningkatkan semangat

kerjasama siswa. Selain itu, siswa dapat berlatih berpendapat, menghargai pendapat

orang lain, dan bertukar pendapat yang disajikan dalam bentuk diskusi kelompok.

Dengan demikian, siswa dapat aktif dalam membuat kesimpulan untuk suatu

pengetahuan atau membentuk konsep.

Materi stoikiometri merupakan salah satu materi yang hampir semua soalnya

berupa soal hitungan sehingga perlu banyak latihan dalam proses pembelajarannya.

Dalam proses pembelajaran, metode NHT memberikan kewajiban pada siswa untuk

berdiskusi bersama anggota kelompoknya dalam menyelesaikan soal-soal yang

diberikan oleh guru. Dengan mengerjakan banyak latihan soal stoikiometri siswa

akan menemukan konsep dalam stoikiometri dan dapat menyelesaikan soal-soalnya.

Dengan metode pembelajaran ini, siswa akan lebih siap dalam belajar, siswa

Page 22: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4  

melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh, dan siswa yang sudah paham dapat

mengajari siswa yang kurang paham. Dengan jumlah anggota kelompok yang lebih

besar dimana terdiri dari empat sampai lima anggota, gagasan atau ide yang

disampaikan lebih beragam dalam menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, metode

NHT diharapkan sesuai untuk materi stoikiometri.

Materi stoikiometri seperti yang telah dikemukakan, walaupun terdapat

banyak latihan soal tapi terdapat sebagian siswa belum mampu untuk

menyelesaikannya maka prestasi belajarnya juga tidak akan maksimal. Dalam proses

pembelajaran, metode TPS merupakan metode pembelajaran kelompok yaitu siswa

diberi waktu berpikir, membagi hasil pemikirannya dengan teman, dan saling

membantu satu sama lain. Apabila dalam proses latihan soal terdapat siswa yang

kurang mampu dalam menyelesaikan soal tersebut, maka dengan metode ini siswa

tersebut dapat berbagi kesulitannya dengan teman pasangannya atau teman

sebangkunya sehingga soal tersebut dapat terselesaikan. Metode ini bertujuan untuk

mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam menyelesaikan soal-soal yang dapat

membangkitkan rasa percaya diri siswa. Metode ini juga mengajarkan siswa untuk

berpendapat, menerima pendapat orang lain, dan bekerjasama dengan orang lain.

Oleh karena itu, metode TPS diharapkan sesuai untuk materi stoikiometri.

Metode pembelajaran membutuhkan suatu media pembelajaran untuk

membantu mempercepat tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran metode NHT, siswa langsung diberi soal atau permasalahan untuk

diselesaikan tanpa adanya penjelasan dari guru. Modul merupakan salah satu media

cetak yang berisi uraian materi, contoh soal beserta penyelesaian, dan soal evaluasi

beserta kunci jawaban. Dalam pelaksanaannya, metode NHT dapat dilengkapi modul

karena dengan adanya modul siswa dapat terlebih dahulu mempelajari materi yang

akan diajarkan di rumah. Selain itu, siswa juga dapat mengerjakan soal evaluasi yang

terdapat di dalamnya. Dengan demikian, siswa akan dapat memahami materi

stoikiometri.

Page 23: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5  

Sedangkan dalam proses pembelajaran TPS, latihan soal yang diberikan pada

siswa lebih sedikit. Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu media cetak yang

berisi lembaran-lembaran tugas ataupun soal-soal yang harus dikerjakan siswa.

Dalam pelaksanaannya, metode TPS dapat dilengkapi LKS karena siswa dapat

mengerjakan latihan soal yang terdapat di LKS sehingga siswa terbiasa dan lebih

mudah menyelesaikan soal stoikiometri. Dengan demikian, diharapkan prestasi

belajarnya menjadi lebih baik.

Untuk mempelajari materi stoikiometri diperlukan suatu kemampuan awal

yang mendukung dikuasainya materi tersebut. Hal ini disebabkan karena materi

stoikiometri berkaitan dengan tata nama senyawa kimia, persamaan reaksi dan

hukum-hukum dasar kimia yang nantinya akan mempengaruhi prestasi belajar yang

diperoleh siswa. Perbedaan kemampuan awal yang dimiliki siswa akan ditemui oleh

guru dalam proses belajar mengajar, ada yang memiliki kemampuan awal tinggi, ada

pula yang kemampuan awalnya rendah. Pemahaman terhadap perbedaan kemampuan

awal harus diperhatikan agar dapat menentukan metode pembelajaran yang baik

untuk pembelajaran materi stoikiometri.

Berdasarkan latar belakang di atas, dilakukan penelitian untuk mengetahui

prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS

dilengkapi LKS ditinjau dari kemampuan awal pada materi stoikiometri di SMA N 1

Gemolong dengan judul : “Studi Komparasi Pembelajaran Kooperatif Metode NHT

(Numbered Heads Together) Dilengkapi Modul dengan Metode TPS (Think Pair

Share) Dilengkapi LKS Ditinjau dari Kemampuan Awal terhadap Prestasi Belajar

Siswa pada Materi Stoikiometri Kelas X Semester Gasal SMA N 1 Gemolong Tahun

Ajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :

Page 24: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6  

1. Prestasi belajar siswa SMA N 1 Gemolong pada materi stoikiometri masih

rendah.

2. Apakah diperlukan variasi metode dan media pembelajaran dalam pengajaran

materi stoikiometri SMA N 1 Gemolong?

3. Apakah metode kooperatif NHT (Numbered Heads Together) dilengkapi modul

sesuai untuk materi stiokiometri?

4. Apakah metode kooperatif TPS (Think Pair Share) dilengkapi LKS sesuai untuk

materi stoikiometri?

5. Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa yang diajar dengan metode NHT

dilengkapi modul dan siswa yang diajar dengan metode TPS dilengkapi LKS?

6. Apakah prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih

tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi

stoikiometri?

7. Adakah pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada

materi stoikiometri?

8. Apakah prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi

daripada siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan agar penelitian yang dikaji lebih

terarah dan fokus, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas X semester gasal SMA N 1 Gemolong

Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Metode Pengajaran

Metode pengajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran kooperatif NHT (Numbered Heads Together) dilengkapi modul

(kelas eksperimen I), metode pembelajaran kooperatif TPS (Think Pair Share)

dilengkapi LKS (kelas eksperimen II), dan metode ceramah (kelas kontrol).

Page 25: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7  

3. Materi Pengajaran

Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah stoikiometri.

4. Kemampuan Awal

Dalam penelitian ini, kemampuan awal siswa dikategorikan menjadi kemampuan

awal tinggi dan kemampuan awal rendah. Kemampuan awal dari materi

stoikiometri adalah tata nama senyawa, persamaan reaksi kimia, dan hukum-

hukum dasar kimia.

5. Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

kognitif.

D. Perumusan Masalah

Setelah dilakukan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dikemukakan

perumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih

tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi

stoikiometri?

2. Apakah prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi

daripada siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri?

3. Apakah terdapat interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS

dilengkapi LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa pada

materi stoikiometri?

 

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan pada penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

1. Prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul dibanding

prestasi belajar siswa menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi

stoikiometri.

Page 26: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8  

2. Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi dibanding prestasi belajar

siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri.

3. Adanya interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS

dilengkapi LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa pada

materi stoikiometri.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

a. Memberikan informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh

melalui metode pembelajaran kooperatif NHT dilengkapi modul dan TPS

dilengkapi LKS.

b. Menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran kooperatif NHT dan

TPS.

c. Memberikan informasi tentang pengaruh kemampuan awal terhadap prestasi

belajar siswa.

d. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mendukung teori-

teori yang telah ada yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

2. Manfaat praktis

a. Memberikan masukan kepada guru dalam memilih metode pembelajaran yang

tepat dalam upaya memperbaiki dan memudahkan pembelajaran kimia pada

materi stoikiometri sehingga hasil belajar siswa maksimal.

b. Memberikan masukan dalam pemilihan strategi pembelajaran yang diharapkan

lebih memberikan efektivitas pembelajaran terutama dalam penerapan KTSP.

Page 27: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9  

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Studi Komparasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, studi adalah kajian atau telaah

ilmiah (2005 : 774) sedangkan komparasi adalah perbandingan (2005 : 479).

Menurut Poerwadarminta (1976 : 965), studi adalah pelajaran; penggunaan waktu

dan pikiran untuk memperoleh ilmu pengetahuan; penyelidikan. Dari pengertian

tersebut, studi komparasi berarti kajian yang membandingkan variabel-variabel

yang terkait dengan penyelidikan yang dilakukan, yang membutuhkan waktu dan

pikiran. Penelitian komparasi dapat menemukan perbedaan-perbedaan ataupun

persamaan-persamaan terkait variabel-variabel dalam penelitian yang dilakukan.

Dalam penelitian ini akan dikomparasikan antara variabel bebas yaitu metode

pembelajaran (NHT dilengkapi LKS dan TPS dilengkapi LKS) dan kemampuan

awal terhadap variabel terikat yaitu prestasi belajar sehingga diharapkan dapat

ditemukan persamaan-persamaan maupun perbedaan-perbedaan dari variabel-

variabel tersebut.

2. Belajar

Beberapa definisi belajar yang dikemukakan para ahli pada hakekatnya

mempunyai pengertian yang sama. Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar

(1989 : 11), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu

organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar adalah suatu

proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Nana Sudjana

, 1989 : 5). Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapar ditunjukkan dalam

berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah

laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang

ada pada individu yang belajar.

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,

Page 28: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10 

1995 : 2). Konsep belajar mengandung implikasi memfungsikan aspek nalar,

logis, maupun kreatif (Conny Semiawan, 2008 : 2). Menurut Aunurrahman (2009

: 36) belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya. Lingkungan

dalam hal ini dapat berupa manusia atau objek-objek lain yang memungkinkan

individu memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik

pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau

ditemukan sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi individu

tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi.

Belajar dilihat dari psikologi adalah adanya perubahan kematangan bagi

anak didik sebagai akibat belajar sedangkan dilihat dari proses adalah interaksi

antara peserta didik dengan pendidik sebagai proses pembelajaran. (Syaiful

Sagala, 2009 : 50). Menurut Sulistyorini (2009 : 6) belajar adalah sebagai proses

untuk merubah diri seseorang agar memiliki pengetahuan, sikap, dan tingkah laku

melalui latihan yang penuh dengan tantangan atau melakui pelbagai pengalaman

yang telah terjadi.

Dari beberapa pendapat tersebut, belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan oleh peserta didik mendapatkan perubahan dengan memfungsikan

nalar, logika, dan kreativitasnya sebagai hasil dari pengalaman atau pengetahuan

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam

pengertian belajar (Slameto, 1995 : 3-4) antara lain : Perubahan terjadi secara

sadar, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, perubahan dalam

belajar bersifat positif dan aktif, perubahan dalam belajar bukan bersifat

sementara, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan perubahan

mencakup seluruh aspek tingkah laku.

Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali faktor

(Sumadi Suryabrata, 2006 : 233). Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat

diklasifikasikan antara lain :

a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pebelajar, dan ini masih dibagi

menjadi dua golongan yaitu : faktor-faktor nonsosial dan faktor-faktor sosial

b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pebelajar, dan dapat digolongkan

menjadi dua golongan :

Page 29: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11 

1) Faktor-faktor fisiologis

2) Faktor-faktor psikologis

3. Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif dicirikan dengan struktur tugas, tujuan dan

penghargaan kooperatif (Arends, 2001 : 314). Dalam pembelajaran kooperatif,

siswa didorong dan atau diharuskan untuk bekerja bersama dalam tugas bersama,

dan mereka harus mengkoordinasi usaha mereka untuk melengkapi tugas. Dalam

pembelajaran kooperatif, dua atau lebih individu saling bergantung untuk

memperoleh penghargaan yang akan diberikan jika mereka sukses sebagai

kelompok.

Pembelajaran kooperatif dapat dicirikan oleh beberapa hal berikut :

a. Siswa bekerja dalam tim untuk menguasai tujuan akademik.

b. Tim disusun dari siswa heterogen (berkemampuan tinggi, sedang dan rendah).

c. Kemungkinan sewaktu-waktu, tim mencakup campuran ras, budaya, dan jenis

kelamin dari siswa.

d. Sistem penghargaan diorientasi untuk kelompok daripada individu.

Pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode

pengajaran di mana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling

membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas

kooperatif, siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan

berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan

menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing (Slavin, 2008 : 4).

Dalam metode pembelajaran kooperatif, siswa akan duduk bersama dalam

kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang

disampaikan oleh guru.

Menurut Slavin (2008 : 10), tiga konsep penting dalam semua metode

pembelajaran kelompok yaitu :

a. Penghargaan Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau penghargaan tim lainnya jika mereka

berhasil melampaui kriteria tertentu yang telah ditetapkan.

Page 30: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12 

b. Tanggung Jawab Individu

Kesuksesan tim bergantung pada pembelajaran individual dari semua anggota

tim. Tanggung jawab difokuskan pada kegiatan anggota tim dalam membantu

satu sama lain untuk belajar dan memastikan bahwa tiap orang dalam tim siap

untuk mengerjakan kuis atau bentuk penilaian lainnya yang dilakukan siswa

tanpa bantuan teman satu timnya.

c. Kesempatan Sukses yang Sama

Semua siswa memberi kontribusi kepada timnya dengan cara meningkatkan

kinerja mereka dari sebelumnya. Ini akan memastikan bahwa siswa dengan

prestasi tinggi, sedang, dan rendah, semuanya sama-sama ditantang untuk

melakukan yang terbaik, dan kontribusi dari semua anggota tim ada nilainya.

Arends (2001 : 323-326) mengatakan bahwa empat pendekatan yang

seharusnya menjadi bagian dari daftar yang akan digunakan guru dalam mengajar,

antara lain : STAD, Jigsaw, Group Investigation, Pendekatan Struktural. Contoh

pendekatan struktural yaitu NHT (Numbered Heads Together) dan TPS (Think

Pair Share).

4. Metode Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together merupakan pendekatan yang dikembangkan

oleh Spencer Kagan (1993) untuk lebih melibatkan siswa dalam mereview materi

pelajaran dan untuk memeriksa pemahaman mengenai isi pelajaran tersebut.

Sebagai pengganti pertanyaan langsung ke seluruh kelas, guru menggunakan

struktur empat langkah berikut (Arends, 2001: 326) :

a. Langkah 1 – Penomoran (Numbering) : Guru membagi siswa menjadi

beberapa tim beranggotakan tiga sampai lima siswa dan memberi nomor pada

tiap anggota sehingga setiap siswa pada tiap-tiap tim mempunyai nomor yang

berbeda antara 1 – 5.

b. Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning) : Guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan tersebut

bisa lebih spesifik dan dalam bentuk pertanyaan “ Ada berapa negara bagian

dalan Uni Eropa?” atau dapat pula menjadi pertanyaan perintah seperti “

Page 31: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13 

pastikan bahwa setiap orang mengetahui ibu kota lima negara yang berbatasan

dengan Samudra Pasifik.”

c. Langkah 3 – Berpikir Bersama (Heads Together) : Siswa menyatukan ide

untuk menemukan jawabannya dan memastikan bahwa semua anggota tahu

jawabannya.

d. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering) : Guru memanggil salah satu

nomor dan siswa dari masing-masing kelompok yang memiliki nomor tersebut

mengangkat tangannya dan memberikan jawabannya di hadapan seluruh kelas.

5. Metode Think Pair Share (TPS)

Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman (1985) dan rekan-rekannya

di Universitas Maryland. Metode ini mengasumsikan bahwa metode resitasi dan

diskusi perlu diselenggarakan dalam kelompok kelas secara keseluruhan. Metode

ini memberi waktu pada siswa untuk berpikir dan merespon serta membantu satu

sama lain. Sebagai contoh, seorang guru selesai menyelesaikan sajian pendek atau

siswa selesai membaca tugas atau suatu masalah. Selanjutnya, guru meminta

siswa untuk mengkaji lebih dalam tentang apa yang telah dijelaskan atau yang

dibaca. Guru lebih memilih menggunakan strategi Think Pair Share dari pada

tanya jawab pada seluruh kelompok. (Arends, 2001 : 325)

Metode Think Pair Share menerapkan langkah-langkah berikut :

a. Langkah 1 – Berpikir (Thinking) : Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau

masalah yang terkait dengan pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan

sendiri jawabannya selama satu menit.

b. Langkah 2 – Berpasangan (Pairing) : Guru meminta siswa untuk berpasangan

dan mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi selama masa ini

dapat berupa saling berbagi jawaban pertanyaan atau berbagi ide dalam

menyelesaikan masalah. Biasanya guru memberikan waktu tidak lebih dari

empat atau lima menit untuk berpasangan.

c. Langkah 3 – Berbagi (Sharing) : Dalam langkah terakhir, guru meminta

pasangan-pasangan siswa untuk berbagi jawaban atau penyelesaian

masalahnya dengan seluruh kelas. Ini efektif bagi guru untuk berjalan

Page 32: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14 

mengelilingi ruangan dari pasangan satu ke pasangan yang lain sampai

seperempat atau separo pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusinya.

6. Media Pembelajaran

Briggs dalam Sri Anitah (2009 : 1) berpendapat bahwa media

pembelajaran pada hakekatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau

menyempurnakan isi pembelajaran termasuk di dalamnya buku, videoslide, slide

suara, suara guru, tape recorder, modul atau salah satu komponen dari suatu

sistem penyampaian. Media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau

peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar

menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Media dapat digunakan dalam proses belajar mengajar dengan dua arah

cara, yaitu sebagai alat bantu mengajar dan sebagai media belajar yang dapat

digunakan oleh siswa sendiri (Basuki & Farida, 2001 : 13). Media belajar yang

dapat digunakan oleh siswa itu dirancang, dikembangkan, dan diproduksi secara

sistematik, serta dapat menyalurkan informasi secara terarah untuk mencapai

tujuan pembelajaran.

Sumber belajar ditetapkan sebagai informasi yang disajikan dan disimpan

dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu siswa dalam belajar (Abdul

Majid, 2006 : 170). Bahan ajar dapat pula menjadi suatu sumber belajar bagi

siswa. Bahan ajar merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam

membantu proses pembelajaran. Dengan bahan ajar memungkinkan siswa dapat

mempelajari suatu kompetensi secara runtut dan matematis sehingga mampu

menguasai semua kompetensi.

Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis

sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar

dengan baik. Bahan ajar dapat berbentuk bahan ajar cetak, bahan ajar dengar

(audio), bahan ajar audio visual, dan bahan ajar interaktif. Bahan ajar cetak antara

lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, dll. (Abdul Majid, 2006 : 174).

Page 33: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15 

a. Modul

Modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar peserta

didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru (Abdul

Majid, 2006 : 176). Pembelajaran dengan modul memungkinkan seorang

peserta didik yang memiliki kecepatan belajar tinggi akan lebih cepat

menyelesaikan satu atau lebih kompetensi dasar dibandingkan dengan peserta

didik lainnya.

Modul pembelajaran terdiri dari petunjuk umum, materi, dan lembar

kerja atau evaluasi pembelajaran (Hujair AH Sanaky, 2009 : 166). Komponen-

komponen modul pembelajaran :

1) Lembaran judul

2) Daftar isi

3) Rumusan tujuan pengajaran yang eksplisit dan spesifik

(standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, alokasi waktu)

4) Petunjuk untuk siswa

5) Lembaran kegiatan siswa yang memuat materi pembelajaran yang harus

dikuasai siswa (uraian materi dan lembar kegiatan siswa)

6) Lembaran kerja

7) Kunci lembaran kerja

8) Evaluasi siswa dan kunci evaluasi siswa

b. Lembar Kerja/Kegiatan Siswa (LKS)

Lembar kegiatan siswa adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

harus dikerjakan oleh peserta didik. (Abdul Majid, 2006 : 176). LKS

merupakan media cetak yang terdiri dari satu atau dua lembar atau lebih yang

diberikan kepada setiap siswa dalam satu kelas dengan tujuan untuk

melakukan aktivitas belajar mengajar. Dalam proses pembelajaran, LKS dapat

meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar. Selain itu, LKS dapat

mengembangkan keterampilan proses dan dapat mengoptimalkan hasil belajar.

Ciri-ciri dari LKS adalah sebagai berikut :

1) LKS diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan

2) Sumber penyusunan LKS dari buku paket dan referensi

Page 34: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16 

3) LKS disusun berdasarkan garis-garis besar program pengajaran

4) Jawaban dari pertanyaan untuk LKS berupa isian singkat

5) LKS disusun oleh gurunya sendiri

Beberapa hal mengenai pengembangan dan pemanfaatan LKS dalam

pembelajaran :

1) Dalam LKS siswa akan mendapat uraian materi, tugas dan latihan yang

berkaitan dengan materi yang diberikan .

2) Desain LKS harus memperhatikan variabel ukuran, kepadatan halaman,

dan kejelasan.

3) Empat langkah dalam pengembangan LKS adalah a) penentuan tujuan

instruksional, b) pengumpulan materi, c) penyusunan elemen, dan d) cek

dan penyempurnaan.

7. Kemampuan Awal Siswa

Setiap proses belajar mengajar mempunyai kompetensi sendiri yang akan

dimiliki siswa setelah interaksi pembelajaran. Keberhasilan proses belajar

mengajar sebagian ditentukan oleh ciri-ciri khas yang dimiliki siswa. Ciri-ciri

khas tersebut terutama kemampuan awal. Oleh karena itu, kemampuan awal siswa

perlu ikut serta dalam sebagian perencanaan dan pengelolaan pembelajaran.

Abdul Gafur dalam Tri Murti (2007 : 17) menyatakan bahwa kemampuan

awal dan karakteristik siswa adalah pengetahuan dan keterampilan yang relevan,

termasuk di dalamnya bermacam-macam latar belakang informasi karakteristik

siswa yang telah dimiliki pada saat akan di mulai suatu pembelajaran baru. Setiap

proses belajar mengajar mempunyai titik tolak sendiri atau berpangku pada

kemampuan siswa itu (tingkah laku awal) untuk dikembangkan menjadi

kemampuan baru sesuai dengan tujuan pembelajaran (tingkah laku akhir). Oleh

karena itu, keadaan siswa pada awal proses belajar mengajar tertentu (tingkah

laku awal) memiliki kesesuaian terhadap penentuan, perumusan, dan pencapaian

tujuan pembelajaran (tingkah laku akhir).

Nana Sudjana (1995 : 158) menyatakan bahwa pengetahuan dan

kemampuan dasar baru membutuhkan pengetahuan sebelumnya dan kemampuan

Page 35: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17 

yang lebih rendah dari pengetahuan baru tersebut. Tidak semua aspek dari

kemampuan awal yang dimiliki siswa pada awal proses belajar mengajar

berpengaruh besar terhadap tujuan yang diharapkan. Kemampuan dan

keterampilan tersebut harus sesuai dengan tujuan kompetensi. Umumnya siswa

yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan sesuai dengan tujuan kompetensi

akan lebih mudah menerima dan memahami pembelajaran berikutnya karena

pengetahuan dan kemampuan baru membutuhkan pengetahuan sebelumnya yang

lebih rendah tingkatannya.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa dapat dilakukan dengan

menggunakan tes prasyarat. Tes prasyarat merupakan tes untuk mengetahui

kemampuan siswa yaitu apakah siswa telah memiliki pengetahuan atau

keterampilan yang diperlukan atau disyaratkan untuk mengikuti suatu

pembelajaran. Di dalam pembelajaran kimia, terdapat ciri-ciri tertentu dalam

mempelajari kimia diantaranya adalah materi yang dipelajari harus berurutan. Hal

ini dikarenakan untuk membentuk konsep-konsep baru dan pengetahuan baru

didasarkan pada konsep dan pengetahuan sebelumnya.

Dari uraian di atas, kemampuan awal merupakan kemampuan yang

dimiliki oleh siswa sebagai prasyarat untuk memperoleh konsep dan pengetahuan

baru yang lebih tinggi tingkatannya dari pada konsep dan pengetahuan

sebelumnya. Kemampuan awal yang berkaitan dengan materi stoikiometri antara

lain materi tata nama senyawa, persamaan reaksi, dan hukum-hukum dasar kimia.

8. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yaitu kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Nana Sudjana,

1991 : 22). Penggolongan prestasi belajar menurut Benyamin Bloom yang secara

garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan

psikomotor.

a. Ranah kognitif

Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Menurut Bloom et

al, ranah kognitif terdiri dari enam aspek (Aunurrahman, 2009 : 49), yaitu :

Page 36: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18 

1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingatan tentang hal-hal yang telah

dipelajari dan tersimpan di dalam ingatan. Pengetahuan tersebut dapat

berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau

metode.

2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna hal-hal

yang dipelajari

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode, kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Aspek ini misalnya tampak

dalam kemampuan menggunakan prinsip.

4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya

tampak di dalam kemampuan menyusun suatu program kerja.

6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan menilai hasil

karangan.

b. Ranah afektif

Ranah afektif berkenaan dengan sikap. Ranah afektif terdiri dari lima aspek

(Nana Sudjana, 1991 : 30) yaitu :

1) Penerimaan (Receiving/Attending), yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan dari luar yang datang pada siswa dalam bentuk

massalah, situasi, gejala, dll.

2) Jawaban atau Responding, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulasi yang datang dari luar.

3) Penilaian (Valuing) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulus.

4) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi

termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas

nilai yang telah dimilikinya.

5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorang.

Page 37: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19 

c. Ranah psikomotor

Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak. Ada enam tingkatan keterampilan (Nana Sudjana,

1991 : 31), yaitu :

1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).

2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.

3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dll.

4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan,

5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan kompleks.

6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi.

9. Stoikiometri

Proses membuat perhitungan yang didasarkan pada rumus-rumus dan

persamaan-persamaan berimbang dirujuk sebagai stoikimetri. Stoikiometri berasal

dari kata Yunani Stoicheion yang berarti unsur dan –metria yaitu ilmu

pengukuran.(Keenan, et al, 2002 : 44)

a. Massa Atom Relatif (Ar)

Para ahli menggunakan isotop karbon C-12 sebagai standar dengan

massa atom relatif sebesar 12. Massa atom relatif menyatakan perbandingan

massa rata-rata satu atom suatu unsur terhadap 1/12 massa atom C-12.

1 satuan massa atom (sma) = 1/12 massa atom C-12.

Massa atom rata-rata oksigen 1,33 kali lebih besar dari pada massa atom C-12.

Maka Ar O adalah 1,33 dikalikan dengan 12 yaitu sebesar 15,96. Para ahli

membandingkan massa atom yang berbeda-beda menggunakan skala massa

atom relatif dengan lambang “Ar”.

Massa atom relatif suatu unsur (Ar) adalah bilangan yang menyatakan

perbandingan massa suatu atom tersebut dengan 1/12 massa satuatom C-12.

Page 38: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20 

Isotop atom C-12 mempunyai massa atom 12 sma. Satu sma sama dengan

1,6605655 x 10-24 gram.

Ar X massa atom rata rata X

112 x massa atom C 12

Contoh:

Jika diketahui massa satu atom oksigen 2,70 x 10-23 gram. Berapakah Ar atom

O jika massa atom C 1,99 x 10 -23 ?

Jawab:

Ar O massa satu atom O

112 x massa satu atom C 12

2,70 x 10

112 x 1,99x10

16, 283

b. Massa Molekul Relatif (Mr)

Molekul merupakan gabungan dari beberapa unsur dengan

perbandingan tertentu. Unsur-unsur yang sama bergabung membentuk

molekul unsur, sedangkan unsur-unsur yang berbeda membentuk molekul

senyawa. Massa molekul unsur atau senyawa dinyatakan oleh massa molekul

(Mr). Massa molekul relatif adalah perbandingan massa molekul unsur atau

senyawa terhadap 1/12 kali massa atom C-12.

Mr X massa atom rata rata molekul

112 x massa atom C 12

Massa molekul dapat dihitung dengan menjumlahkan Ar (massa atom relatif)

dari atom-atom pembentuk molekul tersebut.

Contoh :

Tentukan massa molekul relatif (Mr) Ca(OH)2 jika diketahui Ar Ca = 40, O =

16, dan H = 1.

Jawab :

Satu molekul Ca(OH)2 mengandung 1 atom Ca, 2 atom O dan 2 atom H.

Mr Ca(OH)2 = (1 x Ar Ca) + (2 x Ar O) + (2 x Ar H)

= (1 x 40) + (2 x 16) + (2 x 1)

Page 39: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21 

= 40 + 32 +2

= 74

(Budi Utami, dkk, 2009 : 93-96)

c. Konsep Mol

1) Pengertian Mol

Mol merupakan suatu satuan jumlah yang menyatakan jumlah

partikel dalam zat. Standar mol adalah 12 gram C-12. Mol didefinisikan

sebagai sejumlah massa zat yang mengandung partikel sebanyak atom

yang terdapat dalam 12 gram C-12. Melalui percobaan, para ahli

menemukan jumlah partikel dalam 1 mol adalah 6,02 x 1023 yang disebut

tetapan Avogadro.

Jumlah partikel-partikel atom, molekul, atau ion dalam 1 mol zat

akan sama dengan jumlah partikel-partikel dalam 1 mol zat lainnya.

Namun, massa setiap zat dalam 1 mol tidak sama. Hubungan jumlah mol

(n) dengan jumlah partikel (x) dapat dirumuskan sebagai berikut.

x 6,02 x 10

(Michael Purba, 2007 : 129)

2) Massa Molar Zat (mm)

Massa molar zat adalah massa 1 mol suatu zat yang dinyatakan dengan Ar

atau Mr nya dalam satuan gram.

Contoh :

Diketahui Ar Ca = 40 dan Mr CO2 = 44, maka

• Massa 1 mol Ca = 40 gram.

• Massa 1 mol CO2= 44 gram.

Dengan demikian hubungan jumlah mol (n) dengan massa zat (m) dapat

ditulis :

m = n x Ar/Mr

dengan m : massa zat, n : jumlah mol, dan Ar/Mr : massa atom/molekul

molar.

Contoh :

Page 40: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22 

Berapa mol molekul oksigen (O2) yang terdapat dalam 32 gram oksigen?

(Ar O = 16)

Jawab :

Hubungan m = n x Ar/Mr dapat ditata ulang untuk menghitung jumlah

mol,

n = m/Mr

Massa molar molekul oksigen (O2) = (2 x 16) = 32

Jumlah mol molekul oksigen (O2)

/

1 mol

3) Volume Molar Gas (Vm)

Volume per mol gas disebut volume molar gas. Pada suhu dan

tekanan yang sama, volume gas hanya bergantung pada jumlah molnya.

V = n x Vm

Dengan V : volume gas, n : jumlah mol, dan Vm : volume molar.

Pada keadaan standar (suhu 0o C dan tekanan 1 atm) yang

dinyatakan dengan STP (Standart Temperature and Pressure), volume

molar gas adalah 22,4 L/mol.

Contoh :

Berapakah volume gas 2 mol CO2 dalam keadaan STP?

Jawab :

V (STP) = n x Vm = 2 mol x 22,4 l/mol = 44, 8 L.

Pada suhu dan tekanan gas tertentu, volume gas dapat dihitung

dengan menggunakan persamaan gas ideal.

PV = nRT

dengan P : tekanan gas (atm), V : volume gas (L), n : jumlah mol gas, R :

tetapan gas (0,082 L atm mol-1 K-1), dan T : suhu gas (K).

Contoh :

Tentukan volume dari 1 gram oksigen pada 27o C, 1 atm (Ar O = 16).

Jawab :

Page 41: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23 

Jumlah mol oksigen, /

0,03125 mol

0,03125 mol x 0,082 L atm mol K x 27 273 K

1 atm0,77 L

4) Molaritas

Banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu larutan dapat

diketahui dengan menggunakan konsentrasi larutan yang dinyatakan dalam

molaritas (M). Molaritas menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam 1

L larutan.

Dengan M : molaritas atau kemolaran larutan, n : mol zat terlarut, dan V :

volume larutan. Misalnya, larutan NaCl 0,2 M berarti dalam tiap liter

larutan itu terdapat 0,2 mol NaCl atau dalam tiap mL larutan terdapat 0,2

mmol NaCl.

Contoh :

Hitung jumlah mol dan massa urea (Mr = 60) yang terdapat dalam 200 mL

larutan urea 0,4 M.

Jawab :

Jumlah mol urea, n = M x V = 0,4 M x 0,2 L = 0,08 mol

Massa urea, m = n x mm = 0,08 mol x 60 g/mol = 4,8 g

5) Hubungan Mol, Jumlah Partikel, Massa, Volume dan Molaritas.

Mol merupakan satuan jumlah yang mudah diubah ke dalam satuan

lain. Dengan demikian, satuan mol dapat digunakan sebagai sarana untuk

mencari jumlah zat dalam satuan lain. Mol dapat difungsikan sebagai

pusatnya dalam arti untuk mengubah dari satuan yang satu ke dalam

satuan yang lain. Hubungan antara jumlah partikel, massa, volume, dan

molaritas yang bergantung pada jumlah mol dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 42: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24 

Gambar 1. Hubungan antara Mol, Jumlah Partikel, Massa, Volume, dan

Molaritas

d. Rumus Empiris

Rumus empiris atau rumus perbandingan suatu senyawa menyatakan

perbandingan paling sederhana dari atom-atom penyusun senyawa. Rumus

empiris adalah perbandingan mol atom unsur-unsur penyusunnya.

Contoh :

• Glukosa C6H12O6, rumus empiris glukosa adalah (CH2O)n.

Perbandingan terkecil jumlah atom C : H : O = 1 : 2 : 1

• Butana C4H10 , rumus empirisnya (C2H5)n

Perbandingan terkecil jumlah atom C : H = 2 : 5

Senyawa yang tidak memiliki perbandingan terkecil, maka rumus molekulnya

sama dengan rumus empiris.

Misal:

• Air, rumus molekulnya H2O, rumus empirisnya H2O.

• Natrium klorida, rumus molekulnya NaCl, rumus empirisnya NaCl dan

sebagainya.

x Volume: Volume

: 6,02. 1023x 6,02.

: Mr

x Mr

: 22,4 L

x 22,4 JUMLAH

MOL MASSA (GRAM) VOLUME (STP)

JUMLAH

PARTIKEL

MOLARITAS

Page 43: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25 

Dalam menentukan rumus empiris, hal yang harus dilakukan adalah

menentukan jumlah mol masing-masing unsur (n = m/Mr) kemudian

menentukan perbandingan mol atom unsur-unsurnya.

e. Rumus Molekul

Rumus molekul suatu senyawa menyatakan jenis dan jumlah atom-

atom unsur dalam satu molekul senyawa tersebut. Senyawa asam asetat dalam

tiap molekulnya terdiri dari 2 atom karbon (C), 4 atom hidrogen (H), dan 2

atom oksigen (O). Oleh karena itu, rumus molekul asam asetat adalah C2H4O2

atau CH3COOH. Dengan demikian, perbandingan jumlah atom C : H : O

dalam asam asetat adalah 2 : 4 : 2 = 1 : 2 : 1. Jadi, rumus empiris asam asetat

adalah CH2O.

Beberapa senyawa dengan rumus empiris CH2O antara lain :

• Formaldehida, HCHO atau (CH2O); Mr = 30.

• Asam asetat, CH3COOH atau (CH2O)2, Mr = 60.

• Glukosa, C6H12O6 atau (CH2O)6; Mr = 180.

Secara umum, jika rumus empiris senyawa adalah RE maka rumus

molekulnya dapat dinyatakan sebagai (RE)n; adapun harga n bergantung pada

massa molekul relatif (Mr) senyawa yang bersangkutan.

Contoh : menentukan rumus empiris dan rumus molekul.

Dalam 7,5 gram suatu hidrokarbon (senyawa C dengan H) terdapat 6 gram

karbon. Massa molekul relatif (Mr) senyawa tersebut 30. Tentukan rumus

empiris dan rumus molekul senyaw tersebut! (Ar H = 1, C = 12)

Jawab :

• Menentukan rumus empiris

Jumlah mol C = 6 g12 g/mol 0,5 mol.

Jumlah mol H = 7,5 g 6 g1 g/mol 1,5 mol

Perbandingan mol C : H = 0,5 mol : 1,5 mol = 1 : 3.

Rumus empiris senyawa tersebut adalah CH3.

• Menentukan rumus molekul.

Page 44: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26 

Misalkan rumus molekul senyawa tersebut (CH3)x.

Mr (CH3)x = 30 → ((1 x Ar C) + (3 x Ar H))x = 30

((1 x 12) + (3 x 1))x = 30

(12 + 3)x = 30

15x = 30

x = 2

Rumus molekul senyawa tersebut (CH3)2 = C2H6

f. Kadar Zat

Kadar zat dapat ditentukan berdasarkan rumus empiris atau rumus

kimia senyawa yang menyatakan perbandingan mol atom unsur penyusunnya.

Dari perbandingan atom, dapat ditentukan perbandingan massa dan kadar (%

massa) unsur-unsur penyusun senyawa. Hubungan massa senyawa dengan

massa unsur penyusunnya dapat dinyatakan sebagai berikut :

massa senyawa senyawa

ndeks x unsur X x massa unsur X

kadar x

x 100%

x adalah jumlah atom unsur dalam 1 molekul senyawa = indeks dari unsur

yang bersangkutan dalam rumus kimia senyawa.

Contoh : menentukan massa

Berapa massa asam sulfat (H2SO4) dapat dibuat dari 64 gram belerang? (Ar H

= 1, O = 16, dan S = 32)

Jawab :

massa senyawa senyawa

ndeks x unsur X x massa unsur X

Massa H2SO4 = x 64 g 196 g

Contoh : menentukan kadar unsur

Berapakah kadar C dan N dalam urea, CO(NH2)2? (Ar H = 1, C = 12, N = 14,

dan O = 16)

Page 45: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27 

Jawab :

Mr urea = (1 x Ar C) + (1 x Ar O) + (2 x Ar N) + (4 x Ar H)

Mr urea = 12 + 16 + 28 + 4 = 60

kadar x

x 100%

kadar C 1 x 12

60 x 100% 20%

kadar N 2 x 14

60 x 100% 46,67%

g. Hitungan Kimia Sederhana

Menghitung jumlah suatu zat yang diperlukan atau dihasilkan dalam

suatu reaksi dimana jumlah salah satu zat dalam reaksi itu diketahui,

digolongkan sebagai hitungan kimia sederhana.

Contoh :

Hidrogen dapat dibuat dari reaksi aluminium dengan larutan natrium

hidroksida.

2Al (s) + 2NaOH (aq) + 6H2O (l) → 2Na(Al(OH)4) (aq) + 3H2 (g)

Berapa volume gas hidrogen (STP) yang terbentuk, jika digunakan 5,4 gram

Al? (Ar Al = 27)

Jawab :

Langkah-langkah mengerjakan soal tersebut yaitu :

1) Menuliskan persamaan reaksi setara (sudah diberikan).

2Al (s) + 2NaOH (aq) + 6H2O (l) → 2Na(Al(OH)4) (aq) + 3H2 (g)

2) Menyatakan jumlah mol zat yang diketahui, yaitu aluminium.

Jumlah mol Al = , /

0,2 mol

3) Menentukan jumlah mol zat yang ditanyakan, yaitu gas H2 berdasarkan

perbandingan koefisien reaksi.

Jumlah mol H Koe isien HKoe isien Al

x Jumlah mol Al32

x 0,2 mol 0,3 mol

4) Menyesuaikan jawaban dengan pertanyaan, yaitu menentukan volume gas

H2

V = n x Vm = 0,3 mol x 22,4 L/mol = 6,72 L

Page 46: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28 

h. Pereaksi Pembatas

Jika zat pereaksi direaksikan tidak dalam jumlah yang sebanding atau

tidak sesuai dengan perbandingan koefisien reaksinya, maka salah satu

pereaksi akan habis lebih dahulu dan pereaksi lain akan bersisa. Sehingga

hasil reaksi akan bergantung pada jumlah pereaksi yang habis lebih dahulu.

Pereaksi pembatas adalah pereaksi yang habis terlebih dahulu.

(Michael Purba, 2007 : 130-145)

Contoh :

Sebanyak 2,7 gram aluminium direaksikan dengan 49 gram asam sulfat encer

sehingga menghasilkan garam aluminium sulfat dan gas hidrogen. Reaksi

yang terjadi : Al (s) + H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + H2 (g) (belum setara).

Diketahui Ar Al = 13, H = 1, S = 32, O = 16.

a. Zat manakah yang merupakan pereaksi pembatas?

b. Berapa gram zat yang tidak ikut bereaksi?

c. Berapa gram garam yang terbentuk?

d. Berapa volume gas hidrogen yang terbentuk (STP)?

Jawab :

Jumlah mol Al = , /

0,1 mol

Jumlah mol H2SO4 = /

0,5 mol

Persamaan reaksi : 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)

a. Jika mol pereaksi dibandingkan dengan koefisien reaksinya, Al dengan

bilangan 0,12 atau 0,05 sedangkan H2SO4 dengan bilangan 0,5

3 atau 0,1667

maka pereaksi pembatasnya adalah aluminium sehingga mol Al habis.

Persamaan reaksi : 2Al (s) + 3H2SO4 (aq) → Al2(SO4)3 (aq) + 3H2 (g)

Mula-mula : 0,1 mol 0,5 mol

Bereaksi : 0,1 mol 0,15 mol 0,05 mol 0,15 mol

__________________________________________________________ _

Sisa : - 0,35 mol 0,05 mol 0,15 mol

Page 47: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29 

b. Jumlah H2SO4 yang tersisa = 0,35 mol

Massa H2SO4 tersisa = jumlah mol x Mr = 0,35 mol x 98 g/mol = 34,3 g

c. Jumlah mol garam yang terbentuk = 0,05 mol

Massa Al2(SO4)3 = jumlah mol x Mr = 0,05 mol x 342 g/mol = 17,1 g

d. Mol H2 = 0,15 mol

Volume (STP) = mol x 22,4 L/mol = 0,15 mol x 22,4 L/mol = 3,36 L

(Muchtaridi & Sandri, 2006 : 188)

i. Air Kristal (Kimia Hidrat)

Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai

bagian dari struktur kristalnya. Jika suatu hidrat dipanaskan maka sebagian

atau seluruh air kristalnya dapat lepas atau menguap. Jika suatu hidrat

dilarutkan dalam air maka air kristalnya akan terbentuk. Dua sifat hidrat

tersebut dapat digunakan untuk menentukan jumlah molekul air dari suatu

hidrat.

Contoh :

Sebanyak 10 gram hidrat besi(II) sulfat dipanaskan sehingga semua air

kristalnya menguap. Massa zat padat yang tersisa adalah 5,47 gram. Tentukan

rumus hidrat tersebut? (Ar H = 1, O = 16, S = 32, dan Fe = 56)

Jawab :

Selisih massa yang ada adalah massa air kristal.

Misal jumlah air kristalnya adalah x, rumus hidratnya adalah FeSO4.xH2O.

Massa FeSO4.xH2O = 10; massa FeSO4 = 5,47 gram

Massa air = 10 – 5,47 = 4,53 gram

Jumlah mol FeSO4 = , /

0,036 mol

Jumlah mol H2O = , /

0,252 mol

Perbandingan mol FeSO4 : H2O = 0,036 : 0,252 = 1 : 7 berarti 1 molekul

FeSO4 mengikat 7 molekul air.

Rumus hidrat tersebut adalah FeSO4.7H2O

Page 48: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30 

B. Kerangka Berfikir

Prestasi belajar siswa merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki

siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Prestasi belajar dapat digunakan

sebagai indikator keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan belajar. Dalam

pembelajaran, metode dan media yang digunakan oleh guru berperan dalam

pencapaian tujuan belajar. Pemilihan metode pembelajaran dan media yang baik

dan disesuaikan dengan kondisi siswa dan sekolah yang diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka dapat disusun kerangka

berpikir sebagai berikut:

1. Prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih

tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi

stoikiometri.

Prestasi belajar siswa rendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor,

salah satunya adalah pada proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran,

apabila metode yang digunakan kurang sesuai maka prestasi belajar siswa

kurang maksimal. Misalnya metode yang sering digunakan ada materi

stoikiometri cenderung teacher center, siswanya pasif, dan media kurang

digunakan dengan baik. Apabila metode yang digunakan sesuai dengan materi

stoikiometri maka diharapkan prestasi belajar siswa tingggi.

Dengan penggunaan pembelajaran kooperatif, pembelajaran cenderung

student center, siswa akan lebih aktif, dan media dapat digunakan dengan

baik. Materi stoikiometri merupakan materi yang banyak konsep hitungan

sehingga siswa membutuhkan banyak latihan soal untuk memahami konsep

tersebut. Pada proses pembelajaran, metode NHT memberikan banyak latihan

soal kepada siswa. Metode NHT menekankan kerjasama siswa (4-5 orang)

pada saat menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan oleh guru.

Sedangkan pada proses pembelajaran metode TPS, siswa kurang diberi latihan

soal. Metode TPS memberi waktu pada siswa untuk berpikir, berpasangan dan

berdiskusi serta saling bantu satu sama lain dalam menyelesaikan soal atau

permasalahan. Jumlah anggota kerjasama dalam metode NHT lebih banyak

Page 49: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31 

daripada metode TPS sehingga masukan dari tiap anggota lebih banyak.

Dengan kerjasama tersebut diharapkan banyak latihan soal yang dapat

terselesaikan.

Untuk membantu metode NHT dalam pembelajaran digunakan modul.

Dengan adanya modul ini diharapkan siswa dapat memahami konsep pada

materi stoikiometri. Modul berisi materi, contoh soal beserta penyelesaian

serta evaluasi. Setelah membaca modul di rumah, siswa diharapkan dapat

menyelesaikan latihan soal yang diberikan guru pada saat di sekolah. Dengan

demikian siswa dapat memahami konsep dalam materi stoikiometri. Untuk

membantu metode TPS, dalam pembelajarannya digunakan LKS. Dengan

adanya LKS siswa diharapkan dapat melatih pemahaman materi dengan

mengerjakan latihan-latihan soal yang terdapat dalam LKS.

Karena dalam metode NHT latihan soal yang dilakukan siswa secara

kelompok lebih banyak daripada dalam metode TPS, dan metode NHT

dilengkapi modul yang hakekat isinya lebih dibandingkan dengan metode TPS

yang dilengkapi LKS, dapat diprediksi bahwa prestasi belajar siswa

menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi daripada

menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi stoikiometri.

2. Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada

siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri.

Dalam pembelajaran kimia, terdapat materi yang harus dipelajari

berurutan. Hal ini dikarenakan untuk membentuk konsep baru didasarkan

atau diperlukan konsep-konsep sebelumnya. Kemampuan yang dimiliki oleh

siswa sebagai prasyarat untuk memperoleh konsep baru disebut sebagai

kemampuan awal. Stoikiometri merupakan salah satu materi dalam pelajaran

kimia yang membutuhkan suatu kemampuan awal. Kemampuan awal yang

terkait dengan materi stoikiometri yaitu tata nama senyawa, persamaan

reaksi, dan hukum-hukum dasar kimia.

Siswa dengan kemampuan awal tinggi akan lebih mudah memahami

konsep baru dalam materi selanjutnya yaitu stoikiometri. Sedangkan siswa

dengan kemampuan awal rendah akan kurang mudah. Apabila kemampuan

Page 50: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32 

awal terhadap materi stoikiometri yang dimiliki siswa tinggi maka prestasi

belajar siswa pada materi stoikiometri juga akan tinggi. Begitu pula

sebaliknya. Siswa dengan kemampuan awal tinggi akan lebih mudah

memahami konsep baru dalam materi stoikiometri. Oleh karena itu, terdapat

pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar pada materi

stoikimetri dengan menggunakan metode NHT dilengkapi modul dan metode

TPS dilengkapi LKS. Dengan demikian dapat diprediksi bahwa prestasi

belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi akan lebih tinggi daripada siswa

dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri.

3. Tidak terdapat interaksi antara pembelajaran kooperatif metode NHT

dilengkapi modul dan metode TPS dilengkapi LKS dengan kemampuan awal

siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri.

Pada penjelasan sebelumnya, telah diduga bahwa prestasi belajar siswa

menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi daripada

menggunakan metode TPS dilengkapi LKS. Sama halnya prestasi belajar

siswa terkait kemampuan awal siswa. Prestasi belajar siswa dengan

kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada siswa dengan kemampuan awal

rendah.

Pada pembelajaran materi stoikiometri dengan menggunakan metode

NHT dilengkapi modul dan metode TPS dilengkapi LKS ditinjau dari

kemampuan awal siswa diprediksi akan diperoleh hasil yaitu prestasi belajar

siswa dengan kemampuan awal tinggi diajar menggunakan metode NHT

dilengkapi modul akan lebih tinggi daripada siswa dengan kemampuan awal

rendah. Begitu pula jika diajar dengan metode TPS dilengkapi LKS, prestasi

belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi diajar dengan metode TPS

dilengkapi LKS lebih tinggi daripada siswa dengan kemampuan awal rendah.

Hasil dari dua faktor tersebut (metode dan kemampuan awal) adalah prestasi

belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi jika diajar

menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi daripada diajar

menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi stoikiometri. Sama

halnya dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah. Prestasi

Page 51: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33 

belajar siswa dengan kemampuan awal rendah jika diajar dengan metode NHT

dilengkapi modul lebih tinggi daripada diajar menggunakan metode TPS

dilengkapi LKS pada materi stoikiometri.

Hal tersebut dikarenakan pada metode NHT siswa dituntut aktif dalam

mengerjakan soal-soal dalam kelompok dan tiap kelompok harus meyakinkan

bahwa setiap anggotanya memahami jawaban dari soal-soal tersebut sehingga

semua anggota kelompok menguasai materi stoikiometri. Secara umum, siswa

yang diajar dengan metode NHT akan memiliki prestasi belajar kimia pada

materi stoikiometri yang lebih tinggi. Terlebih lagi dengan kemampuan awal

siswa yang tinggi.

Dari uraian di atas diprediksi tidak terdapat interaksi antara metode

NHT dilengkapi modul dan metode TPS dilengkapi LKS serta kemampuan

awal siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri. Untuk

memperjelas ketiga kerangka pemikiran tersebut, dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 52: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34 

Keterangan : KAT : Kemampuan Awal Tinggi; KAR : Kemampuan Awal Rendah

Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir Hipotesis

KAT KAR

KAT KAR

Metode NHT dilengkapi modul - Student center - Siswa aktif yaitu dengan kerjasama (4-5 orang) pada saat menyelesaikan soal-

soal latihan yang diberikan oleh guru. - Media digunakan dalam proses pembelajaran yaitu modul yang berisi uraian

materi, contoh soal dan penyelesaian, dan soal evaluasi. - Pada proses pembelajaran, siswa diberikan banyak latihan soal. - Siswa berkemampuan awal tinggi lebih mudah memahami stoikiometri

daripada siswa berkemampuan awal rendah. - Dengan metode NHT dilengkapi modul, prestasi belajar siswa berkemampuan

awal tinggi lebih tinggi daripada siswa berkemampuan awal rendah.

Metode TPS dilengkapi LKS - Student center - Siswa aktif yaitu dengan berpikir dan berdiskusi (2 orang) serta saling bantu

sama lain dalam menyelesaikan soal atau permasalahan. - Media digunakan dalam proses pembelajaran yaitu LKS yang berisi ringkasan

materi dan soal-soal. - Pada proses pembelajaran, siswa kurang diberi latihan soal. - Siswa berkemampuan awal tinggi lebih mudah memahami stoikiometri

daripada siswa berkemampuan awal rendah. - Dengan metode TPS dilengkapi LKS, prestasi belajar siswa berkemampuan

awal tinggi lebih tinggi daripada siswa berkemampuan awal rendah. 

Prestasi belajar rendah (KAT dan KAR)

Metode yang biasa digunakan: - Teacher center - Siswa pasif - Media kurang digunakan (pada materi stoikiometri)

Prestasi belajar tinggi

Prestasi belajar lebih tinggi

Page 53: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35 

C. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, kajian teori, dan kerangka berpikir, maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih

tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi

stoikiometri.

2. Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada

siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri.

3. Tidak terdapat interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode

TPS dilengkapi LKS dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar

siswa pada materi stoikiometri.

Page 54: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Gemolong pada kelas X semester

gasal Tahun Ajaran 2010/2011.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan bulan Agustus 2010 - Januari 2011. Perincian

kegiatan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Rincian Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Agustus 2010

September 2010

Oktober 2010

Nopember 2010

Desember 2010

Januari 2011

1 Pengajuan Judul 2 Penyusunan Proposal 3 Try Out 4 Pengambilan data 5 Analisis Data 6 Penyusunan Laporan

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

eksperimental. Rancangan penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 3 x 2.

Faktor pertama adalah metode NHT dilengkapi modul, metode TPS dilengkapi LKS,

dan metode yang biasa digunakan di tempat penelitian (ceramah dan tanya jawab).

Faktor kedua adalah kemampuan awal yaitu kemampuan awal tinggi dan kemampuan

awal rendah. Rancangan penelitian ini menggunakan tiga kelompok yaitu kelompok

pertama sebagai kelas eksperimen I, kelompok kedua sebagai kelas eksperimen II,

dan kelompok ketiga sebagai kelas kontrol. Rancangan penelitian dapat dilihat pada

Tabel 2.

Page 55: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36  

Tabel 2. Rancangan Penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Posttes Eksperimen I T1 A1 T2 Eksperimen II T1 A2 T2 Kontrol T1 A3 T2

Keterangan :

A1 : pembelajaran dengan metode NHT dilengkapi modul

A2 : pembelajaran dengan merode TPS dilengkapi LKS

A3 : pembelajaran dengan metode ceramah dan tanya jawab

T1 : nilai pretes

T2 : nilai posttes

1. Variabel Penelitian

Menurut Margono dalam Nurul Zuriah (2006 : 144) variabel didefinisikan

sebagai konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel dapat juga diartikan sebagai

pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih. Variabel yang terdapat dalam

penelitian ini yaitu :

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu :

1) Metode Pembelajaran

Pada penelitian ini menggunakan pembelajaran kooperatif metode

NHT (Numbered Head Together) dilengkapi modul, metode TPS (Think Pair

Share) dilengkapi LKS dan metode ceramah. Pembelajaran NHT dengan

modul, guru membagikan modul pada siswa dan membagi siswa dalam

kelompok. Guru memberikan persoalan untuk didiskusikan oleh tiap

kelompok dan guru memanggil salah satu nomor untuk menanggapi persoalan

tersebut di depan kelas. Dengan metode NHT dimungkinkan siswa lebih aktif

dan bertanggung jawab dalam memahami materi.

Page 56: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37  

Sedangkan pembelajaran TPS dilengkapi LKS, guru membagikan

LKS pada siswa dan memberikan materi secara umum. Siswa diberi persoalan

dan dipasangkan. Kemudian siswa diberi waktu untuk berpikir dan saling

bantu dengan pasangannnya menyelesaikan persoalan tersebut dan

dipresentasikan di depan kelas.

2) Kemampuan Awal

Kemampuan awal adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa

sebagai prasyarat untuk memperoleh konsep dan pengetahuan baru yang lebih

tinggi tingkatannya dari pada konsep dan pengetahuan sebelumnya. Pada

penelitian ini kemampuan awal siswa dikategorikan menjadi dua yaitu

kemampuan awal rendah dan kemampuan awal tinggi. Kemampuan awal

siswa diidentifikassi dengan tes kognitif kemampuan awal materi stoikiometri

yang diberikan pada siswa.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar siswa mengenai

materi stoikiometri pada kelas X semester gasal SMA N 1 Gemolong. Prestasi

belajar yang diukur adalah aspek kognitif.

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, dengan urutan sebagai

berikut :

a. Memberikan pretes pada kelompok eksperimen I, eksperimen II, dan kelas

kontrol untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif objek sebelum diberi

perlakuan.

b. Memberikan perlakuan A1 yaitu penggunaan metode NHT dilengkapi modul pada

kelompok eksperimen I, perlakuan A2 yaitu penggunaan metode TPS dilengkapi

LKS pada kelompok eksperimen II, dan perlakuan A3 yaitu penggunaan metode

yang biasa digunakan (ceramah dan tanya jawab).

Page 57: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38  

c. Memberikan posttes pada kelompok eksperimen I, eksperimen II, dan kelas

kontrol untuk mengukur rata-rata kemampuan kognitif setelah diberi perlakuan A1

A2, dan A3.

d. Menentukan selisih nilai antara pretes dan posttes pada kelompok eksperimen I,

eksperimen II, dan kelas kontrol untuk mengukur rata-rata selisih nilai pretes-

posttes.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Gemolong

Tahun Ajaran 2010/2011 yang terdiri dari 7 kelas.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random

sampling dengan menggunakan 3 kelas dimana satu kelas untuk eksperimen I, satu

kelas untuk eksperimen II, dan satu kelas untuk kelas kontrol. Pada teknik ini sampel

dalam populasi mendapat peluang yang sama.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Pengumpulan data bermanfaat dalam proses pengujian hipotesis. Sumber data

dalam penelitian ini berupa metode tes. Metode tes digunakan untuk memperoleh

data prestasi belajar siswa sebagai aspek kognitif pada materi stoikiometri siswa kelas

X SMA N 1 Gemolong. Penilaian aspek kognitif diperoleh langsung dari siswa

dengan menggunakan tes objektif yang diberikan sebelum dan sesudah proses

pembelajaran stoikiometri dengan perangkat tes yang sama. Selain itu, metode tes ini

digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada materi stoikiometri

dengan memberikan tes objektif pada siswa.

Page 58: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39  

2. Instrumen Penilaian

Pada penelitian ini digunakan instrumen penilaian kognitif. Instrumen yang

digunakan dalam penilaian kognitif berupa soal-soal obyektif materi stoikiometri.

Perangkat tes yaitu tes obyektif dengan 5 alternatif jawaban. Jawaban yang benar

diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Sebelum digunakan perangkat tes

ini diuji cobakan kepada sekelompok siswa yang sudah menerima materi stoikiometri

untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda

perangkat tes.

a. Uji Validitas

Validitas berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang

diukur, sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam

penelitian validitas yang diuji adalah validiras item atau butir soal. Validitas item

dari suatu tes adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item dalam

mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut (Anas Sudijono,

2008 : 182). Rumus validitas item yang digunakan adalah rumus korelasi poin

biserial. Rumusnya adalah :

rpbi Mp Mt

St

pq

Keterangan :

rpbi : koefisien korelasi biserial sebagai koefisien validitas item

Mp : skor rata-rata hitung yang dimiliki oleh siswa yang menjawab betul bagi

item yang dicari validitasnya

Mt : skor rata-rata dari skor total

St : standar deviasi dari skor total

p : proporsi siswa yang menjawab benar terhadap butir item yang diuji.

q : proporsi siswa yang menjawab salah terhadap butir item yang sedang diuji.

Page 59: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40  

p banyaknya siswa yang benarjumlah seluruh siswa ; q = (1 – p)

(Anas Sudijono, 2008 : 185)

Dalam pemberian interpretasi terhadap rpbi, nilai rhitung dikonsultasikan tabel nilai

koefisien korelasi ”r” Product Moment dari Pearson (rtabel) pada taraf signifikansi

5% atau 1%. Pada penelitian ini digunakan taraf signifikansi 5%. Item dikatakan

valid jika nilai rhitung ≥ rtabel. (Anas Sudijono, 2008 : 190)

Hasil uji validitas instrumen penilaian kognitif dan penilaian kemampuan

awal yang telah dilakukan terangkum dalam Tabel 3.

Tabel 3. Rangkuman Uji Validitas Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal

Variabel Jumlah

Soal Kriteria

Valid InvalidSoal-soal penilaian kognitif materi stoikiometri 35 27 8 Soal-soal penilaian kemampuan awal 35 24 11

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berhubungan dengan kepercayaan. Reliabilitas dihitung untuk

mengetahui tingkat ketepatan dan keajegan skor tes (Depdiknas, 2009 : 15).

Reliabilitas merupakan keajegan suatu tes jika diujikan kepada banyak subjek

yang sama dalam waktu yang berlainan atau kepada subjek tidak sama pada

waktu yang sama. Soal dinyatakan reliabel jika digunakan berkali-kali untuk

mengukur subjek yang sama, dilakukan oleh orang yang sama atau berbeda, akan

memberikan hasil pengukuran yang sama atau relatif sama. Untuk mengetahui

koefisien reliabilitas tes soal bentuk pilihan ganda digunakan rumus Kuder

Richardson 20 (KR-20) seperti berikut:

r11n

n 1St

2 ∑ piqi

St2

Keterangan :

r11 : koefisien reliabilitas tes

n : banyaknya butir item

Page 60: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41  

1 : bilangan konstan

St2 : varian total

pi : proporsi testee yang menjawab dengan benar butir item yang bersangkutan

qi : proporsi testee yang jawabannya salah, atau qi = 1 – pi

(Anas Sudijono, 2008 : 252)

Dengan formula Kuder Richardson penentuan reliabilitas tes hasil belajar bentuk

obyektif dilakukan dengan jalan melakukan penganalisisan secara langsung

terhadap butir-butir item tes hasil belajar yang bersangkutan.

Dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada

umumnya digunakan patokan sebagai berikut (Anas Sudijono, 2008 : 209) :

1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar

yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang

tinggi (= reliabel).

2) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang

sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi

(= un-reliabel).

Hasil uji reliabilitas instrumen penilaian kognitif dan penilaian

kemampuan awal yang telah dilakukan terangkum dalam Tabel 4.

Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal

Variabel Jumlah Soal Reliabilitas KriteriaSoal-soal penilaian kognitif materi stoikiometri

35

0,909

Tinggi

Soal-soal penilaian kemampuan awal 35 0,870 Tinggi

c. Uji Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal

pada tingkat kemampuan tertentu (Depdiknas, 2009 : 9). Tingkat kesukaran soal

biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran soal pada

Page 61: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42  

umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 – 1,00.

Semakin besar indeks tingkat kesukaran soal yang diperoleh dari hasil

perhitungan berarti semakin mudah soal tersebut. Perhitungan indeks tingkat

kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Tingkat kesukaran dapat

diketahui dari banyaknya siswa yang menjawab benar soal yang bersangkutan.

Rumus untuk menentukan tingkat kesukaran soal yang digunakan untuk soal

obyektif adalah :

PBJS

Dengan

P : Angka indeks kesukaran item

B : Banyaknya testee yag dapat menjawab betul butir item

JS : Jumlah testee yang mengikuti tes

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut menggambarkan

tingkat kesukaran soal yang bersangkutan. Klasifikasi tingkat kesukaran soal

adalah :

Kurang dari 0,30 : soal terlalu sukar

0,30 – 0,70 : soal sedang

Lebih dari 0,7 : soal terlalu mudah

(Anas Sudijono, 2008 : 372)

Hasil uji tingkat kesukaran instrumen penilaian kognitif dan kemampuan

awal yang dilakukan terangkum dalam Tabel 5.

Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Tingkat Kesukaran Instrumen Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal

Variabel Jumlah Soal

Kriteria Sukar Sedang Mudah

Soal-soal penilaian kognitif materi stoikiometri 35 10 16 9

Soal-soal penilaian kemampuan awal 35 4 16 15

Page 62: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43  

d. Uji Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dapat

membedakan antara siswa yang telah menguasai materi yang ditanyakan dan

siswa yang tidak atau kurang atau belum menguasai materi yang ditanyakan

(Depdiknas, 2009 : 11). Indeks daya pembeda setiap butir soal biasanya

dinyatakan dalam bentuk proporsi. Semakin tinggi indeks daya pembeda soal

berarti semakin mampu soal yang bersangkutan membedakan siswa yang telah

memahami materi dengan siswa yang belum memahami materi. Indeks daya

pembeda berkisar -1,00 sampai dengan +1,00. Semakin tinggi daya pembeda soal

itu, semakin baik soal itu. Jika daya pembeda negatif (< 0) berarti lebih banyak

kelompok bawah (siswa yang belum memahami materi) menjawab benar

dibanding dengan kelompok atas (siswa yang memahami materi).

Untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk pilihan ganda dapat

menggunakan rumus berikut :

DPBAJA

BBJB

Keterangan :

DP : nilai daya pembeda soal

BA : jumlah jawaban benar pada kelompok atas

BB : jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

JA : jumlah siswa kelompok atas

JB : jumlah siswa kelompok bawah

Hasil perhitungan rumus tersebut adalah daya pembeda soal yang dapat

menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan antar siswa yang

sudah memahami materi yang diujikan dengan siswa yang belum memahami

materi yang diujikan. Adapun klasifikasinya adalah :

Kurang dari 0,20 : Poor (jelek)

0,20 – 0,40 : Satisfactory (sedang)

0,40 – 0,70 : Good (baik)

Page 63: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44  

0,70 – 1,00 : Excellent (baik sekali)

Bertanda negatif : Jelek sekali

(Anas Sudijono, 2008 : 389)

Hasil uji daya pembeda soal instrumen penilaian kognitif yang dilakukan

terangkum dalam Tabel 6.

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Daya Pembeda Soal Instrumen Penilaian Kognitif dan Kemampuan Awal

Variabel Jumlah Soal

Kriteria Jelek Sedang Baik Baik Sekali Jelek Sekali

Soal-soal kognitif 35 6 24 2 - 3

Soal-soal kemampuan awal

35 9 11 9 2 4

E. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Sehubungan dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi maka dilakukan

uji prasyarat analisis sebelum uji hipotesis. Uji prasyarat yang digunakan adalah uji

normalitas, uji homogenitas, dan uji keseimbangan.

a. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel dalam penelitian ini

berdistribusi populasi normal atau tidak. Dalam penelitian ini digunakan metode

Liliefors untuk menentukan normalitasnya. Pada metode Liliefors, setiap data

diubah menjadi simpangan baku. Untuk menguji normalitas dengan metode ini

digunakan prosedur berikut :

1) Hipotesis

H0 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : sampel tidak berasal dari polulasi yang berdistribusi normal

2) Taraf Signifikansi (α) = 0,05

Page 64: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45  

3) Statistik Uji

L = maks |F(zi) – S(zi)|

Dengan F(zi) = P(Z ≤ zi);

Z ~ N (0,1);

S(zi) : proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi

zi : skor standar

z , X : nilai rata-rata dan s : standar deviasi

4) Daerah Kritik (DK)

DK = {L | L > Lα; n }dengan n adalah ukuran sampel

5) Keputusan Uji

H0 ditolak jika Lhitung ∈ DK atau H0 diterima jika Lhitung ∉ DK

6) Kesimpulan

a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima.

b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0

ditolak.

(Budiyono, 2004 : 170-171)

b. Uji Homogenitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel-sampel berasal dari

populasi sama atau tidak. Salah satu uji homogenitas adalah uji Barlett dengan

rumus :

χ2 2,303c f log RKG fjlogsj

2

Langkah-langkah pengujian homogenitas dengan uji Barlett adalah sebagai

berikut :

1) Menentukan hipotesis

H0 : semua variansi populasi homogen = σ12 = σ2

2 = σ32 = … = σk

2

H1 : variansi populasi tidak homogen = σ12 ≠ σ2

2 ≠ σ32 ≠ … ≠ σk

2

Page 65: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46  

2) Statistik Uji

2 2,303c f log RKG fjlogsj

2

Dengan c 1 ∑

RKG = rataan kuadrat galat = ∑∑

SSj Xj2 ∑ Xj

2

njnj 1 sj

2

Sj2 SSj

nj 1

fj = nj – 1 dan k : banyaknya polulasi

3) Taraf signifikansi 5%

4) Daerah kritik

DK = {χ2| χ 2 ≥ χ 2 α; k-1}

5) Kriteria uji

H0 diterima apabila χ 2 ∈ DK, yang berarti sampel homogen atau H0 ditolak

apabila χ 2 ∉ DK.

(Budiyono, 2004 : 175 – 178)

2. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan bertujuan untuk menguji kesetaraan antara dua sampel

atau lebih dalam penelitian. Dalam penelitian ini untuk menguji keseimbangan

sampel digunakan anava satu jalan dengan sel tak sama karena sampel yang akan

diuji lebih dari dua. Model dari analisis variansi satu jalan dengan sel tak sama

adalah sebagai berikut :

Xij µ αj εij

dimana :

Xij : data amatan ke-i pada perlakuan ke-j

µ : rerata dari seluruh data (rerata besar)

Page 66: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47  

αj = µj – µ : efek perlakuan ke-j pada variabel terikat

εij : deviasi data Xij terhadap rataan populasinya (µij) yang berdistribusi normal

dengan rataan 0.

i : 1, 2, 3, …. , nj

j : 1, 2, 3, …. , k

k : cacah populasi (cacah perlakuan, cacah klasifikasi)

(Budiyono, 2004 : 196)

Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi satu jalan yaitu :

1) Hipotesis

H0 : µ1 = µ2 = µ3 = …. = µk

H1 : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3≠ …. ≠ µk , paling sedikit ada satu µj yang tidak nol

Hipotesis di atas ekuivalen dengan hipotesis berikut ini :

H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata pretes antara kelas NHT

dilengkapi modul, kelas TPS dilengkapi LKS, dan kelas kontrol.

H1 : ada perbedaan rata-rata pretes antara kelas NHT

dilengkapi modul, kelas TPS dilengkapi LKS, dan kelas kontrol.

2) Komputasi

a) Besaran-Besaran

(1)

(2) ∑ X,

(3) = ∑

b) Jumlah Kuadrat

JKA = (3) – (1)

JKG = (2) – (3)

JKT = (2) – (1)

c) Derajat Kebebasan

dkA = k – 1

Page 67: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48  

dkG = N – k

dkT = N – 1

d) Rataan Kuadrat

RKA RKG

3) Statistik Uji

Fobs =

4) Daerah Kritik

DK = {F | F > Fα; k-1, N-k}

5) Keputusan Uji

H0 ditolak apabila Fobs ∈ DK atau H0 diterima apabila Fobs ∉ DK

6) Rangkuman Analisis

Rangkuman analisis variansi satu arah sel tak sama ditunjukkan dalam Tabel 7.

Tabel 7. Rangkuman Analisis Variansi Satu Jalan Sel Tak Sama Sumber JK dK RK Fobs Fα

Perlakuan JKA k – 1 RKA Fa F*

Galat JKG N – k RKG - - Total JKT N – 1 - - -

Keterangan Fα : nilai F yang diperoleh dari tabel.

(Budiyono, 2004 : 197-198)

3. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak

sama, yang digunakan menguji signifikansi perbedaan pengaruh dua faktor A dan B

serta interaksi AB terhadap variabel terikat. Model dari analisis variansi dua jalan

dengan sel tak sama adalah sebagai berikut :

Xijk µ αi βj αβ ij εijk

dimana :

Xijk : data amatan ke-k pada baris ke-i dan kolom ke-j

Page 68: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49  

µ : rerata dari seluruh dara amatan

αi = µi – µ : efek baris ke-i pada variabel terikat

βi = µj – µ : efek kolom ke-j pada variabel terikat

(αβ)ij = µj – (µ + αi + βi) : kombinasi efek baris ke-i dan kolom ke-j pada variabel

terikat

εijk : deviasi data amatan terhadap rataan populasi (µij) yang berdistribusi normal

dengan rataan 0. Deviasi amatan rataan populasi juga disebut galat (error).

i : 1, 2, 3, …. , p ; p : banyaknya baris

j : 1, 2, 3, …. , q ; q : banyaknya kolom

k : 1, 2, 3, …. , nij ; nij : banyaknya data amatan pada sel ij.

(Budiyono, 2004 : 207)

Prosedur dalam pengujian menggunakan analisis variansi dua jalan yaitu :

a. Hipotesis

1) H0A : αi = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3, …, p

H1A : paling sedikit ada satu αi yang tidak nol

2) H0B : βi = 0 untuk setiap j = 1, 2, 3, …, q

H1B : paling sedikit ada satu βi yang tidak nol

3) H0AB : (αβij) = 0 untuk setiap i = 1, 2, 3, …, p dan j = 1, 2, 3, …, q

H1AB : paling sedikit ada satu (αβij) yang tidak nol

Ketiga pasangan hipotesis di atas ekuivalen dengan tiga pasang hipotesis berikut

ini :

1) H0A : tidak ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan metode NHT

dilengkapi modul, metode TPS dilengkapi LKS, dan metode ceramah

terhadap prestasi belajar siswa.

H1A : ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran dengan metode NHT

dilengkapi modul, metode TPS dilengkapi LKS, dan metode ceramah

terhadap prestasi belajar siswa.

2) H0B : tidak ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan

kemampuan awal rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Page 69: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50  

H1B : ada perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dan kemampuan

awal rendah terhadap prestasi belajar siswa.

3) H0AB : tidak ada interaksi metode pembelajaran dan kemampuan awal

terhadap prestasi belajar siswa.

H1AB : ada interaksi metode pembelajaran dan kemampuan awal terhadap

prestasi belajar siswa.

b. Komputasi

Notasi dan tata letak data ditunjukkan dalam Tabel 8.

Tabel 8. Notasi dan Tata Letak Data

B A

B1 B2

A1 AB11 AB12

A2 AB21 AB22

A3 AB31 AB32 Sel ABij memuat : Xij1; Xij2; Xij3; …; Xijn

Dimana :

A1 : pembelajaran dengan metode NHT dilengkapi modul

A2 : pembelajaran dengan metode TPS dilengkapi LKS

A3 : pembelajaran dengan metode yang biasa digunakan (metode ceramah).

B1 : kemampuan awal tinggi

B2 : kemampuan awal rendah

Notasi-notasi :

nij : ukuran sel ij (sel pada baris ke-i dan kolom ke-j)

: banyaknya data amatan pada sel ij

: frekuensi sel ij

: rataan harmonik frekuensi seluruh sel = ∑ ,

N = ∑ niji,j : banyaknya seluruh data amatan

SS ∑ X∑

: jumlah kuadrat deviasi data amatan pada sel ij

Page 70: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51  

ABij : rataan pada sel ij

Ai ∑ ABij j : jumlah rataan pada baris ke-i

Bj ∑ ABij i : jumlah rataan pada kolom ke-j

G ∑ AB , : jumlah rataa semua sel

1) Besaran-Besaran

(4) (4) = ∑

(5) ∑ SS, (5) = ∑ AB,

(6) = ∑

2) Jumlah Kuadrat

JKA = {(3) – (1)}

JKB = {(4) – (1)}

JKAB = {(1) + (5) – (3) – (4)}

JKG = (2)

JKT = JKA + JKB + JKAB + JKG

3) Derajat Kebebasan

dkA = p – 1 dkG = N – pq

dkB = q – 1 dkT = N- 1

dkAB = (p – 1) (q – 1)

4) Rataan Kuadrat

RKA RKB

RKAB RKG

c. Statistik Uji

1) Untuk H0A adalah FaRKARKG yang merupakan nilai dari variabel random yang

berdistribusi F dengan derajat kebebasan p – 1 dan N – pq.

Page 71: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52  

2) Untuk H0B adalah FbRKBRKG yang merupakan nilai dari variabel random yang

berdistribusi F dengan derajat kebebasan q – 1 dan N – pq.

3) Untuk H0AB adalah FabRKABRKG yang merupakan nilai dari variabel random

yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan (p-1)(q-1) dan N – pq.

d. Daerah Kritik

Daerah kritik untuk Fa adalah DK = {F | F > Fα; p-1, N-pq}

Daerah kritik untuk Fb adalah DK = {F | F > Fα; q-1, N-pq}

Daerah kritik untuk Fab adalah DK = {F | F > Fα; (p-1)(q-1), N-pq}

e. Keputusan Uji

H0 ditolak apabila Fobs ∈ DK atau H0 diterima apabila Fobs ∉ DK

(Budiyono, 2004 : 228-230)

f. Rangkuman Analisis

Rangkuman analisis variansi dua arah sel tak sama ditunjukkan dalam Tabel 9.

Tabel 9. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber Variansi JK dK RK Fobs FαBaris (A) JKA p – 1 RKA Fa F*

Kolom (B) JKB q - 1 RKB Fb F* Interaksi (AB) JKAB (p – 1)(q – 1) RKAB Fab F* Galat JKG N – pq RKG - -

Total JKT N – 1 - - - Keterangan Fobs : harga statistik uji dan Fα : nilai F tang diperoleh dari tabel.

(Budiyono, 2004 : 213)

4. Uji Komparasi Ganda

Uji komparasi ganda merupakan uji tindak lanjut dari analisis variansi apabila

hasil analisis variansi tersebut menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak. Untuk uji

lanjutan setelah analisis variansi digunakan metode Sheffe.

a. Komparasi Rataan Antar Baris

Fi jXi Xj

2

RKG 1ni

1nj

Page 72: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53  

Dengan :

Fi j : nilai Fobs pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j

Xi : rataan pada baris ke-i

Xj : rataan pada baris ke-j

RKG : rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi

ni : ukuran sampel baris ke-i

nj : ukuran sampel baris ke-j

Daerah kritik untuk uji ini adalah : DK = {F | F > (p-1) Fα; p-1; N-pq}

b. Komparasi Rataan Antar Kolom

Fi jXi Xj

2

RKG 1ni

1nj

Daerah kritik untuk uji ini adalah : DK = {F | F > (q-1) Fα; q-1; N-pq}

c. Komparasi Rataaan antar Sel pada Kolom yang Sama

Fij kjXij Xkj

2

RKG 1nij

1nkj

Dengan daerah kritik : DK = {F | F > (pq – 1) Fα; pq-1; N – pq}

d. Komparasi Rataan antar Sel pada Baris yang Sama

Fij ikXij Xik

2

RKG 1nij

1nik

Dengan daerah kritik : DK = {F | F > (pq – 1) Fα; pq-1; N – pq}

(Budiyono, 2004 : 214-215)

Page 73: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 54  

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini adalah data skor kemampuan kognitif siswa pada

materi stoikiometri (perhitungan kimia) dan skor kemampuan awal pada materi

tata nama senyawa kimia, persamaan reaksi kimia, dan hukum dasar kimia. Data

tersebut diperoleh dari masing-masing siswa dalam kelompok sampel penelitian,

yaitu diperoleh dari 107 siswa dari kelas X-C, X-F, X-G SMA N 1 Gemolong

Tahun Pelajaran 2010/1011, dengan perincian 36 siswa kelas X-C sebagai

kelompok kelas kontrol, 35 siswa kelas X-F sebagai kelompok kelas TPS

dilengkapi LKS, dan 36 siswa kelas X-G sebagai kelompok kelas NHT dilengkapi

modul. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disajikan deskripsi data penelitian dari

masing-masing variabel.

1. Data Nilai Kemampuan Awal Siswa

Data nilai kemampuan awal siswa diperoleh dari metode tes. Data yang

diperoleh dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu nilai yang lebih besar dari

rata-rata nilai total kemampuan awal termasuk dalam kategori kemampuan awal

tinggi dan nilai yang lebih kecil dari rata-rata tersebut termasuk dalam kategori

kemampuan awal rendah. Pengelompokan ini didasarkan pada rata-rata nilai total

hasil tes kemampuan awal siswa untuk ketiga kelas tersebut. Adapun nilai rata-

rata keseluruhan adalah 59,93. Dengan menggunakan kriteria tersebut, 107 siswa

yang terdiri dari 36 siswa kelas NHT dilengkapi modul, 35 kelas TPS dilengkapi

LKS, dan 36 siswa kelas kontrol terdapat 61 siswa mempunyai kemampuan awal

tinggi dan 46 siswa mempunyai kemampuan awal rendah. Secara rinci disajikan

dalam Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Jumlah Siswa yang Memiliki Kemampuan Awal Tinggi dan Rendah

Kemampuan Awal

Kelas Eksperimen Jumlah Kelas NHT

Modul Kelas TPS

LKS Kelas

Kontrol Tinggi 13 24 24 61 Rendah 23 11 12 46 Jumlah 36 35 36 107

Page 74: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55  

Pada kelas eksperimen I yaitu kelas NHT dilengkapi modul, nilai terendah

adalah 44 dan nilai tertinggi adalah 76 dengan nilai rata-rata 56. Pada kelas

eksperimen II yaitu kelas TPS dilengkapi LKS, nilai terendah adalah 40 dan nilai

tertinggi adalah 80 dengan nilai rata-rata 62,29. Sedangkan pada kelas kontrol

yaitu kelas yang diajar dengan metode yang biasa digunakan (ceramah dan tanya

jawab), nilai terendah adalah 44 dan nilai tertinggi adalah 72 dengan nilai rata-rata

61,56. Selanjutnya, dari data nilai kemampuan awal siswa tersebut dapat dibuat

tabel distribusi frekuensi yang dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kemampuan Awal Siswa Kelas NHT Dilengkapi

Modul, Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas Kontrol

o Kelas

Interval Nilai

TengahNHT Modul TPS LKS Kontrol

Frek %Frek Frek %Frek Frek %Frek 1 2 3 4 5 6 7

40 – 45 46 – 51 52 – 57 58 – 63 64 – 69 70 – 75 76 – 81

42,5 48,5 54,5 60,5 66,5 72,5 78,5

5 3 15 7 4 1 1

14 8 42 19 11 3 3

4 3 4 1 14 6 3

11 9 11 3 40 17 9

1 4 7 3 16 5 0

3 11 19 8 45 14 0

Jumlah 36 100 35 100 36 100

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai data kemampuan

awal siswa kelas NHT dilengkapi modul, kelas TPS dilengkapi LKS, dan kelas

kontrol, dibuat histogram kemampuan awal siswa yang dapat dilihat pada Gambar

3. Dari tabel dan histogram tersebut terlihat bahwa pada kelas NHT dilengkapi

modul, frekuensi tertinggi adalah 15 pada rentang 52–57 yang termasuk dalam

kategori kemampuan awal rendah. Pada kelas TPS dilengkapi LKS, frekuensi

tertinggi adalah 14 pada rentang 64–69 yang termasuk dalam kategori

kemampuan awal tinggi. Pada kelas kontrol, frekuensi tertinggi adalah 16 pada

rentang 64–69 yang termasuk dalam kategori kemampuan awal tinggi.

Page 75: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56  

Gambar 3. Histogram Skor Kemampuan Awal Siwa Kelas NHT Dilengkapi

Modul, Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas Kontrol

2. Data Nilai Prestasi Belajar Siswa

Data mengenai nilai prestasi belajar siswa tercantum dalam Lampiran 17.

Data prestasi belajar siswa materi stoikiometri yang dianalisis adalah data selisih

nilai pretes dan nilai posttes. Untuk lebih memperjelas gambaran dari masing-

masing data, akan disajikan gambaran mengenai nilai prestasi belajar siswa

sebagai berikut:

a. Rerata Prestasi Belajar Siswa

Rerata prestasi belajar siswa materi stoikiometri dapat dilihat pada Tabel 12

berikut.

Tabel 12. Rerata Prestasi Belajar Siswa

Kelompok Siswa Rerata Prestasi Belajar Siswa Faktor Kategori

Metode Pembelajaran NHT dilengkapi Modul 47,00 TPS dilengkapi LKS 39,89 Kontrol 37,22

Kemampuan Awal Tinggi 40,59 Rendah 42,44

Page 76: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57  

b. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa

1) Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa menurut Metode Pembelajaran

Data siswa yang diajar menggunakan metode NHT dilengkapi

modul pada materi stoikiometri diperoleh prestasi belajar tertinggi

mencapai 64 sedangkan prestasi belajar terendah adalah 32. Untuk siswa

yang dikenai pembelajaran dengan menggunakan metode TPS dilengkapi

LKS diperoleh prestasi belajar tertinggi mencapai 60 sedangkan prestasi

belajar adalah 20. Sedangkan untuk siswa yang dikenai pembelajaran

dengan menggunakan metode yang biasa digunakan (ceramah dan tanya

jawab) sebagai kelas kontrol diperoleh prestasi belajar tertinggi mencapai

56 sedangkan prestasi belajar terendah adalah 12.

Untuk memudahkan dalam membandingkan prestasi belajar pada

materi stoikiometri yang diperoleh siswa pada kelas yang diajar dengan

metode NHT dilengkapi modul, TPS dilengkapi LKS, dan kelas ceramah,

dibuat tabel distribusi frekuensi yang dapar dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13. Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Materi

Stoikiometri Kelas NHT Dilengkapi Modul, Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas Ceramah

No Kelas

Interval Nilai

TengahNHT Modul TPS LKS Kontrol

Frek %Frek Frek %Frek Frek %Frek1 2 3 4 5 6 7 8

12 – 18 19 – 25 26 – 32 33 – 39 40 – 46 47 – 53 54 – 60 61 – 67

15 23 29 36 43 50 57 64

0 0 1 4 11 13 6 1

0 0 3 11 30 36 17 3

0 5 7 3 8 8 4 0

0 14 20 9 23 23 11 0

2 2 10 3 13 5 1 0

6 6 27 8 36 14 3 0

Jumlah 36 100 35 100 36 100

Gambaran yang lebih jelas tentang perbandingan prestasi belajar

siswa antara kelas dengan metode NHT dilengkapi modul, TPS dilengkapi

LKS, dan kelas ceramah dapat dilihat pada histogram Gambar 4.

Page 77: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58  

Gambar 4. Histogram Prestasi Belajar Kelas NHT Dilengkapi Modul,

Kelas TPS Dilengkapi LKS, dan Kelas Ceramah

2) Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa menurut Kemampuan Awal

Distribusi frekuensi prestasi belajar siswa ditinjau dari kemampuan

awal siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok siswa dengan

kemampuan awal tinggi dan kelompok siswa dengan kemampuan awal

rendah. Pada kelompok siswa dengan kemampuan awal tinggi, rentang

prestasi belajarnya 20 sampai 64. Sedangkan untuk kelompok siswa

dengan kemampuan awal rendah, prestasi belajarnya memiliki rentang

antara 12 sampai 60.

Agar dapat membandingkan selisih nilai kognitif siswa pada

kelompok kemampuan awal tinggi dengan kelompok kemampuan rendah,

kedua data tersebut dijadikan satu seperti ditunjukkan pada distribusi

frekuensi Tabel 14. Gambaran yang lebih jelas tentang perbandingan

selisih nilai kognitif siswa ditinjau kemampuan awal siswa dapat dilihat

pada histogram Gambar 5.

Page 78: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59  

Tabel 14. Perbandingan Frekuensi Prestasi Belajar Siswa Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa

No Kelas

Interval Nilai

Tengah Tinggi Rendah

Frek % Frek Frek % Frek 1 2 3 4 5 6 7 8

12 – 18 19 – 25 26 – 32 33 – 39 40 – 46 47 – 53 54 – 60 61 – 67

15 23 29 36 43 50 57 64

0 5 12 7 19 11 6 1

0 8 20 11 31 18 10 2

2 2 6 3 13 15 5 0

4 4 13 7 28 33 11 0

Jumlah 61 100 46 100

Gambar 5. Histogram Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Ditinjau

Kemampuan Awal Siswa

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Teknik uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama dengan desain faktorial 3 x 2.

Prasyarat minimal yang harus dipenuhi untuk menggunakan anava tersebut adalah

populasi harus seimbang, normal, dan homogen yang dapat diketahui dengan

Page 79: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60  

melakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji keseimbangan menggunakan analisis

variansi satu jalan dengan frekuensi sel tak sama, uji normalitas dengan metode

Liliefors, dan uji homogenitas dengan metode Barlett. Hasil uji prasyarat tersebut

sebagai berikut:

1. Uji Keseimbangan

Uji keseimbangan digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif awal

antara kelas NHT dilengkapi modul, kelas TPS dilengkapi LKS, dan kelas

kontrol. Uji ini dilakukan dengan menggunakan analisis variansi satu jalan dengan

sel tak sama terhadap nilai pretes pada materi stoikiometri. Adapun hasil

rangkuman analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 15 sedangkan hasil

perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 20.

Tabel 15. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Satu Jalan Nilai Pretes Sumber JK dk RK Fobs Fα Kesimpulan Metode Mengajar (A) 262,67 2 131,33 1,51 3,07 H0A diterima Galat (G) 9066,08 104 87,17 - - - Total 9328,75 106 - - - -

Dari perhitungan diperoleh harga Fobs = 1,51, sedangkan Fα = 3,07. Hal

tersebut berarti Fobs = 1,51 ∉ DK atau berada diluar daerah kritik sehingga H0

diterima. Kesimpulannya adalah nilai rata-rata pretes kelas NHT dilengkapi

modul, kelas TPS dilengkapi LKS, dan kelas kontrol adalah sama. Dengan

mengasumsikan nilai pretes materi stoikiometri sebagai kemampuan kognitif

awal, maka ketiga kelas mempunyai kemampuan kognitif awal yang sama.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Salah satu syarat yang harus

dipenuhi untuk melakukan analisis variansi adalah distribusi populasinya normal.

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode Liliefors. Hasil uji

normalitas dengan tingkat signifikansi 0,05 terangkum dalam Tabel 16.

Page 80: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61  

Tabel 16. Rangkuman Uji Normalitas Sampel dengan Uji Liliefors Kelompok L0 Ltabel Kesimpulan

NHT dilengkapi Modul

Pretes 0,138 0,148 Normal Postes 0,144 0,148 Normal Kognitif 0,116 0,148 Normal Kemampuan awal 0,143 0,148 Normal

TPS dilengkapi LKS

Pretes 0,135 0,149 Normal Postes 0,102 0,149 Normal Kognitif 0,105 0,149 Normal Kemampuan awal 0,103 0,149 Normal

Kontrol

Pretes 0,141 0,148 Normal Postes 0,138 0,148 Normal Kognitif 0,093 0,148 Normal Kemampuan awal 0,099 0,148 Normal

Prestasi Kognitif

Kemampuan Tinggi 0,112 0,113 Normal Kemampuan Rendah 0,081 0,130 Normal

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa harga L0 < Ltabel, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang

berdistribusi normal. Data selengkapnya mengenai uji normalitas ini dapat dilihat

pada Lampiran 18.

3. Uji Homogenitas

Salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis variansi

adalah variansi populasi harus homogen. Uji homogenitas bertujuan untuk

mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah populasi sama atau tidak.

Untuk menguji homogenitas pada penelitian ini digunakan metode Barlett. Hasil

uji homogenitas terangkum dalam Tabel 17.

Tabel 17. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas dengan Metode Barlett

No Sumber χ2obs χ2

tabel Kesimpulan1 Pretes 0,146 5,991 Homogen 2 Postes 0,759 5,991 Homogen 3 Prestasi Kognitif 4,836 5,991 Homogen 4 Kemampuan Awal 4,501 5,991 Homogen 5 Kognitif Berdasarkan Kemampuan Awal 0,034 3,841 Homogen

Page 81: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62  

Dari Tabel 17 tersebut tampak bahwa nilai statistik uji χ2obs tidak

melampaui harga kritiknya χ2tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang homogen. Perhitungan

selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 19.

C. Hasil Pengujian Hipotesis

1. Hasil Analisis Variansi Dua Jalan dengan Sel Tak Sama

Setelah prasyarat analisis terpenuhi, uji dapat dilanjutkan dengan

pengujian hipotesis penelitian. Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis

variansi dua jalan dengan frekuensi sel tak sama. Perhitungan secara lebih rinci

disajikan pada Lampiran 21.

Hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama terhadap prestasi

belajar yaitu selisih nilai pretes-postes materi stoikiometri ditinjau dari variabel-

variabel metode pengajaran dan kemampuan awal siswa terangkum dalam Tabel

18 dan Tabel 19.

Tabel 18. Rataan dan Jumlah Rataan Prestasi Belajar Siswa Kemampuan Awal Tinggi Rendah Total NHT Modul 45,846 47,652 93,498 (A1) TPS LKS 39,167 41,455 80,622 (A2) Kontrol 39,167 33,333 72,500 (A3) TOTAL 124,18 (B1) 122,44 (B2) 246,620 (G)

Tabel 19. Rangkuman Hasil Analisis Variansi Dua Jalan Sel Tak Sama Prestasi Belajar Siswa

Sumber JK dk RK Fobs Fα Keputusan Metode (A) 1779,669 2 889,835 9,176 3,07 H0A Ditolak Kemampuan Awal (B) 8,010 1 8,010 0,083 3,92 H0B Diterima Interaksi (AB) 329,567 2 164,784 1,699 3,07 H0AB DiterimaGalat 9794,970 101 96,980 - - - Total 11912,216 106 - - - -

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa :

a. Pada efek utama baris (A) H0 ditolak karena Fobs > Fα. Hal tersebut berarti

terdapat perbedaan pengaruh antara penggunaan metode NHT dilengkapi

Page 82: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63  

modul, metode TPS dilengkapi LKS, dan metode ceramah tanya jawab

terhadap prestasi kognitif siswa pada materi stoikiometri. Oleh karena itu,

diperlukan uji lanjut pasca anava yaitu uji komparasi ganda antar baris (Uji

Scheffe).

b. Pada efek utama kolom (B), H0 diterima karena Fobs < Fα. Hal tersebut berarti

tidak terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan awal tinggi dengan

kemampuan awal rendah terhadap prestasi kognitif siswa pada materi

stoikiometri. Oleh karena itu, tidak diperlukan uji lanjut pasca anava.

c. Pada efek interaksi (AB) H0 diterima karena Fobs < Fα. Oleh karena itu, dapat

dikatakan bahwa tidak terdapat interaksi antara metode NHT dilengkapi

modul, metode TPS dilengkapi LKS, dan metode ceramah tanya jawab dengan

kemampuan awal terhadap prestasi kognitif siswa pada materi stoikiometri.

 

2. Hasil Uji Lanjut Pasca Analisis Variansi

Analisis variansi mempunyai kelemahan yaitu apabila H0 ditolak, peneliti

hanya mengetahui bahwa perlakuan-perlakuan yang diteliti memberikan pengaruh

yang berbeda. Peneliti belum bisa mengetahui manakah perlakuan-perlakuan itu

secara signifikan berbeda dengan yang lainnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan

uji lanjut pasca anava yaitu dengan menggunakan Uji Scheffe. Uji lanjut pasca

anava dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan

antara rerata populasi yang dibandingkan dan pada rerata populasi yang terbesar

menunjukkan adanya perlakuan yang lebih (misal lebih baik) daripada yang lain

(Budiyono, 2004 : 201).

Berdasarkan hasil analisis variansi diketahui bahwa hipotesis pertama

(H0A) dinyatakan ditolak, hipotesis kedua (H0B) dan hipotesis ketiga (H0AB)

dinyatakan diterima. Oleh karena itu, Uji Scheffe hanya dilakukan untuk

komparasi ganda antar baris. Perhitungan Uji Scheffe untuk komparasi ganda

antar baris selengkapnya terdapat pada Lampiran 22. Rangkuman hasil Uji lanjut

pasca analisis variansi komparasi ganda antar baris disajikan dalam Tabel 20.

Page 83: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64  

Tabel 20. Rangkuman Komparasi Ganda Antar Baris Prestasi Belajar Siswa Komparasi (Xi - Xj)2 1/ni + 1/nj RKG F Kritik Keputusan

µ1 vs µ2 41,448 0,056 96,980 7,585 6,14 Ditolak µ2 vs µ3 16,492 0,056 96,980 3,018 6,14 Diterima µ1 vs µ3 110,229 0,056 96,980 20,459 6,14 Ditolak

Keterangan : µ1 = Kelas NHT dilengkapi modul µ2 = Kelas TPS dilengkapi LKS µ3 = Kelas ceramah tanya jawab Dari tabel di atas dapat disimpulakan :

a. Prestasi kognitif siswa kelas NHT dilengkapi modul dan kelas TPS dilengkapi

LKS menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

b. Prestasi kognitif siswa kelas TPS dilengkapi LKS dan kelas ceramah tanya

jawab tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

c. Prestasi kognitif siswa kelas NHT dilengkapi modul dan kelas ceramah tanya

jawab menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama, dengan

hasil yaitu dari tiga pengujian hipotesis yang diajukan (H0), hipotesis pertama

ditolak sedangkan hipotesis kedua dan ketiga diterima, dan dilanjutkan dengan

satu uji lanjut pasca analisis variansi yaitu uji komparasi ganda antar baris

terhadap prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri, berikut ini akan dibahas

mengenai hipotesis penelitian.

1. Hipotesis Pertama

Hipotesis pertama menyatakan bahwa prestasi belajar siswa menggunakan

metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi daripada menggunakan metode TPS

dilengkapi LKS pada materi stoikiometri. Hipotesis tersebut diuji dengan analisis

variansi dua jalan dengan sel tak sama dan uji lanjut pasca analisis variansi.

Dari hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama hipotesis

pertama, diperoleh harga Fobs = 9,18. Harga Ftabel = 3,07 dengan N = 107 pada

taraf signifikansi 5%. Karena Fobs > Ftabel maka H0A ditolak dan H1A diterima. Hal

Page 84: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65  

tersebut berarti terdapat perbedaan pengaruh penggunaan metode NHT dilengkapi

modul, metode TPS dilengkapi LKS, dan metode ceramah tanya jawab terhadap

prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri.

Dari hasil uji lanjut pasca analisis variansi dengan uji Scheffe yaitu uji

komparasi ganda antar baris (Tabel 20) menunjukkan adanya perbedaan prestasi

belajar kognitif yang signifikan antara kelas NHT dilengkapi modul dengan kelas

TPS dilengkapi LKS dan kelas ceramah tanya jawab. Dari rataan marginal antar

baris (Lampiran 22) menunjukkan bahwa rataan kelas NHT dilengkapi modul

lebih besar dari pada kelas TPS dilengkapi LKS dan kelas ceramah tanya jawab.

Hal tersebut menunjukkan prestasi belajar siswa menggunakan metode NHT

dilengkapi modul lebih tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi

LKS pada materi stoikiometri kelas X SMA N 1 Gemolong 2010/2011.

Prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode NHT dilengkapi modul

lebih tinggi dibandingkan dengan metode TPS dilengkapi LKS pada materi

stoikiometri. Hal tersebut karena materi stoikiometri merupakan materi yang di

dalamnya berisi konsep-konsep hitungan kimia dan biasanya soal yang harus

diselesaikan adalah soal hitungan. Oleh karena itu, siswa membutuhkan banyak

latihan soal sehingga dalam proses pembelajarannya diperlukan keterlibatan siswa

secara aktif untuk melakukan sendiri latihan soal tersebut. Dengan melakukan

banyak latihan soal sendiri, siswa dengan sendirinya akan menemukan konsep

hitungan tersebut yang akan bertahan lama dan memberikan kesan mendalam

terhadap latihan soal yang dilakukan. Dengan dilengkapi modul, siswa yang

mengikuti pembelajaran akan lebih banyak mendapat kesempatan untuk belajar,

membaca uraian materi, mempelajari contoh soal dan penyelesaiannya, dan

menjawab soal evaluasi baik secara individu maupun diskusi dalam kelompok.

Pada pembelajaran menggunakan metode TPS, siswa hanya sedikit

melakukan latihan soal. Dengan dilengkapi LKS, siswa dituntut berperan aktif

dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat di LKS secara berkesinambungan baik

individu maupun kelompok. Dengan demikian diharapkan siswa dapat memahami

konsep materi stoikiometri. Namun saat mengerjakan soal di LKS hanya beberapa

siswa yang aktif sedangkan siswa yang lain cenderung pasif dan hanya menyalin

Page 85: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66  

pekerjaan teman sebangku. Oleh karena itu, konsep stoikiometri kurang berkesan

pada siswa yang pasif. Hal tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa yang

diajar menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi dibandingkan

dengan menggunakan metode TPS dilengkapi LKS.

Selain hal di atas, kedua metode tersebut menghasilkan prestasi belajar

yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan metode yang biasa digunakan

(ceramah dan tanya jawab). Dalam pembelajaran dengan metode ceramah, siswa

hanya mempelajari materi yang disampaikan oleh guru. Proses pembelajarannya

lebih bersifat teacher centered sehingga siswa kurang aktif dalam prosesnya. Oleh

karena itu, latihan soal yang diberikan sebagian besar dikerjakan oleh guru

sehingga siswa kurang pengalaman dalam mengerjakan soal secara mandiri.

Secara umum, kegiatan belajar mengajar pada kelas NHT dilengkapi

modul dan kelas TPS dilengkapi LKS siswa cukup aktif. Pada kelas NHT

dilengkapi modul, setelah memberi penjelasan singkat terkait tujuan pembelajaran

dan materi yang akan dipelajari, siswa menempatkan diri bersama kelompoknya,

dari 36 siswa dibagi menjadi 9 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri

dari 4 siswa. Dalam pembelajaran ini siswa berusaha menyelesaikan soal-soal

yang diberikan dengan bantuan modul. Meskipun terdapat sebagian siswa yang

belum bisa memahami modul masih dapat dibantu teman sekelompoknya yang

lebih paham untuk memahami isi modul sehingga semua anggota kelompok dapat

menyelesaikan soal dan memahami materi stoikiometri. Hal ini juga didukung

dengan dituntutnya tanggung jawab bahwa setiap siswa yang mempunyai nomor

harus siap untuk memberikan jawaban dari soal-soal ke seluruh kelas secara

individu sehingga terjalin kerjasama antar anggota kelompok untuk memahami

materi yang diajarkan.

Sedangkan pada kelas TPS dilengkapi LKS, siswa terlebih dahulu diberi

penjelasan materi dan contoh soal secara singkat oleh guru kemudian siswa diberi

satu soal terkait materi yang baru saja dijelaskan yang terdapat di LKS. Guru

meminta siswa memikirkan jawaban soal tersebut secara individu kemudian

mendiskusikan jawaban tersebut dengan teman sebangkunya (berpasangan).

Dalam diskusi ini siswa berusaha menyelesaikan soal yang diberikan. Dalam

Page 86: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67  

pembelajaran ini terdapat pasangan siswa yang mampu menyelesaikan soal

dengan benar tapi terdapat pula pasangan siswa yang kesulitan menyelesaikan

soal sehingga masih perlu bimbingan guru dalam diskusi.

Kegiatan belajar mengajar di kelas kontrol yaitu menggunakan metode

ceramah, siswa bertindak pasif. Guru memberikan penjelasan materi stoikiometri

dilanjutkan memberikan contoh soal dan cara menyelesaikan. Bagi siswa yang

belum memahami materi dapat bertanya pada guru, namun sebagian besar siswa

memilih diam ketika belum memahami penjelasan materi yang disampaikan. Hal

tersebut terlihat ketika masih terdapat siswa yang belum bisa menjawab dengan

benar pertanyaan yang diajukan oleh guru.

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat diyakini bahwa prestasi belajar

siswa menggunakan metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi dibandingkan

dengan metode TPS dilengkapi LKS dan metode ceramah pada materi

stoikiometri kelas X semester gasal SMA N 1 Gemolong Tahun Ajaran

2010/2011.

2. Hipotesis Kedua

Hipotesis kedua menyatakan bahwa prestasi belajar siswa dengan

kemampuan awal tinggi lebih tinggi daripada siswa dengan kemampuan awal

rendah pada materi stoikiometri. Dari hasil analisis variansi dua jalan dengan sel

tak sama hipotesis kedua, diperoleh harga Fobs = 0,08. Harga Ftabel = 3,92 dengan

N = 107 pada taraf signifikansi 5%. Karena Fobs < Ftabel, maka H0B diterima dan

H1B ditolak. Oleh karena itu, tidak dilakukan uji lanjut pasca analisis variansi

yaitu tidak dilakukan uji komparasi ganda antar kolom. Hal ini berarti tidak

terdapat pengaruh yang signifikan kemampuan awal siswa kategori tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri. Dengan kata lain

hal tersebut menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa berkemampuan awal tinggi

tidak lebih tinggi daripada siswa berkemampuan awal rendah pada materi

stoikiometri kelas X SMA N 1 Gemolong 2010/2011.

Pada penelitian ini, kemampuan awal dari materi stoikiometri adalah tata

nama senyawa kimia, persamaan reaksi kimia, dan hukum-hukum dasar kimia.

Sebelum mempelajari materi stoikiometri, hendaknya siswa terlebih dahulu

Page 87: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68  

mempelajari ketiga materi tersebut. Ketiga materi tersebut merupakan materi yang

cenderung hafalan dan berkaitan dengan pemahaman konsep. Sedangkan materi

stoikiometri lebih ke penerapan rumus, dapat terkait dengan mampu tidaknya

siswa menggunakan rumus ataupun kemampuan siswa dalam menghitung.

Karakteristik siswa dalam kemampuan kognitif berbeda-beda, ada siswa yang

lebih unggul dalam materi hafalan namun ada pula yang lebih unggul dalam

materi hitungan. Hal tersebut dapat menyebabkan prestasi belajar siswa dengan

kemampuan awal tidak lebih tinggi daripada siswa dengan kemampuan awal

rendah pada materi stoikiometri SMA N 1 Gemolong 2010/2011.

Selain itu, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar yang telah diuraikan

dalam bab II dapat berpengaruh terhadap hasil tes kemampuan awal yang

diberikan siswa. Misalnya keadaan udara dan suhu yang terlalu panas sehingga

siswa kurang fokus dan kurang konsentrasi untuk mengerjakan soal yang

diberikan. Lagipula, waktu untuk mengerjakan tes kemampuan awal tidak sama

tiap kelasnya. Tiap kelas mengerjakan tes kemampuan awal pada siang hari

dengan kondisi yang bermacam-macam, seperti lelah, lapar, sakit, kurang

konsentrasi dan sebagainya. Kurangnya persiapan yang dilakukan siswa dapat

pula menyebabkan hasil tes yang diberikan kurang bagus.

3. Hipotesis Ketiga

Hipotesis ketiga menyatakan tidak terdapat interaksi antara metode NHT

dilengkapi modul dan metode TPS dilengkapi LKS dengan kemampuan awal

siswa terhadap prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri. Dari hasil analisis

variansi dua jalan dengan sel tak sama hipotesis ketiga, diperoleh harga Fobs =

1,70. Harga Ftabel = 3,07 dengan N = 107 pada taraf signifikansi 5%. Karena Fobs <

Ftabel, maka H0AB diterima dan H1AB ditolak. Oleh karena itu, tidak dilakukan uji

lanjut pasca analisis variansi yaitu tidak dilakukan uji komparasi ganda antar sel.

Hal tersebut berarti tidak terdapat interaksi antara metode NHT dilengkapi modul

dan metode TPS dilengkapi LKS dengan kemampuan awal siswa terhadap

prestasi belajar siswa pada materi stoikiometri SMA N 1 Gemolong 2010/2011.

Tidak terdapatnya interaksi antara metode pembelajaran dan kemampuan

awal siswa terhadap prestasi belajar pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak

Page 88: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69  

ada pengaruh perbedaan metode pembelajaran dengan tingkat kemampuan awal

terhadap prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran yang digunakan, baik NHT

dilengkapi modul, TPS dilengkapi LKS, maupun metode ceramah, prestasi belajar

siswa berkemampuan awal tinggi tidak lebih tinggi daripada siswa berkemampuan

awal rendah. Untuk setiap kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah,

rataan prestasi belajar siswa metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi daripada

rataan prestasi belajar siswa metode TPS dilengkapi LKS. Secara keseluruhan,

tanpa memperhatikan kemampuan awal, prestasi belajar prestasi belajar siswa

metode NHT dilengkapi modul lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa metode

TPS dilengkapi LKS. Untuk setiap metode NHT dilengkapi modul dan metode

TPS dilengkapi LKS, rataan prestasi belajar siswa berkemampuan awal tinggi

tidak lebih tinggi daripada rataan prestasi belajar siswa berkemampuan awal

rendah. secara keseluruhan, tanpa memperhatikan metode, prestasi belajar siswa

berkemampuan awal tinggi tidak lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa

berkemampuan awal rendah.

Dalam penelitian ini, tidak terdapatnya interaksi antara metode

pembelajaran dengan kemampuan awal dapat disebabkan oleh beberapa hal,

diantaranya keterbatasan kontrol terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

proses dan hasil belajar yang berasal dari diri siswa selain kemampuan awal. Hal

ini karena masih terdapat banyak faktor-faktor lain seperti bakat, minat,

kecerdasan, motivasi, kebiasaan, kemampuan matematik, kemampuan numerik

dan sebagainya yang semuanya dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar

kognitif siswa pada materi stoikiometri.

Secara keseluruhan, dalam penelitian ini dapat ditemukan perbedaan dan

persamaan terkait metode NHT dilengkapi modul dan metode TPS dilengkapi

LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa. Perbedaan yang

ditemukan yaitu prestasi belajar siswa dengan metode NHT dilengkapi modul

lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa dengan metode TPS dilengkapi LKS.

Persamaan yang ditemukan yaitu, bila menggunakan metode yang berbeda

prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi tidak berbeda secara

signifikan dengan prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal rendah .

Page 89: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta

mengacu pada perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

1. Prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode NHT dilengkapi modul

lebih tinggi daripada menggunakan metode TPS dilengkapi LKS pada materi

stoikiometri SMA N 1 Gemolong 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari hasil

uji komparasi ganda antar baris dengan harga Fhitung = 7,59 > Ftabel = 6,14.

Selain itu, dapat dilihat dari rataan marginal dari metode NHT dilengkapi

modul yang lebih tinggi dari pada rataan marginal metode TPS dilengkapi

LKS, yaitu 46,75 > 40,31.

2. Prestasi belajar siswa dengan kemampuan awal tinggi tidak lebih tinggi

daripada siswa dengan kemampuan awal rendah pada materi stoikiometri

SMA N 1 Gemolong 2010/2011. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis

variansi dua jalan sel tak sama dengan harga Fhitung = 0,08 < Ftabel = 3,92 yang

berarti H0 diterima.

3. Tidak terdapat interaksi antara metode NHT dilengkapi modul dan metode

TPS dilengkapi LKS dengan kemampuan awal terhadap prestasi belajar siswa

pada materi stoikiometri SMA N 1 Gemolong 2010/2011. Hal ini dapat dilihat

dari hasil analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan harga Fhitung = 1,70 <

Ftabel = 3,07 yang berarti H0 diterima.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar penelitian

selanjutnya. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai upaya

Page 90: STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF METODE NHT

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71  

bersama antara guru, siswa serta penyelenggara sekolah agar dapat membantu

siswa dalam meningkatkan kualitas hasil belajar secara maksimal.

2. Implikasi Praktis

Pembelajaran kimia materi stoikiometri sebaiknya dilakukan dengan

metode NHT dilengkapi modul karena siswa akan melakukan banyak latihan

soal dengan bantuan modul dan sedikit bantuan guru.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka dapat dikemukakan saran

sebagai berikut :

1. Bila terdapat metode NHT dan TPS, guru hendaknya menggunakan metode

NHT pada pembelajaran stoikiometri karena siswa melakukan latihan soal

dengan usaha sendiri yang nantinya akan lebih diingat dan dipahami siswa.

2. Dalam pembelajaran stoikiometri tidak perlu memperhatikan kemampuan

awal siswa karena tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar materi

stoikiometri.

3. Bila kemampuan awal dijadikan faktor yang dominan, tidak perlu

menggunakan variasi metode NHT dilengkapi modul dengan metode TPS

dilengkapi LKS dalam pembelajaran materi stoikiometri. Dan bila metode

pembelajaran dijadikan faktor yang dominan, maka siswa tidak harus berada

dalam kondisi yang sama dalam pembelajaran stoikiometri.

4. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain terhadap metode

NHT dan TPS guna mengetahui pengaruh dan interaksinya terhadap prestasi

belajar siswa, misalnya bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kebiasaan,

kemampuan matematik, kemampuan numerik dan sebagainya supaya

diperoleh prestasi belajar materi stoikiometri yang maksimal.