studi komparasi prestasi belajar siswa

136
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek) SKRIPSI Oleh: Alif Dyah Yunitasari 06110054 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG April, 2010

Upload: habibmustofa

Post on 21-Oct-2015

491 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA

(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1

Pogalan Trenggalek)

SKRIPSI

Oleh:

Alif Dyah Yunitasari

06110054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK

IBRAHIM MALANG

April, 2010

Page 2: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA

(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1

Pogalan Trenggalek)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Malik Ibrahim Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna

Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Alif Dyah Yunitasari

06110054

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MAULANA MALIK

IBRAHIM MALANG

April, 2010

Page 3: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA

(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)

Oleh:

Alif Dyah Yunitasari06110054

Telah Disetujui pada Tanggal 29 Maret 2010

Dosen Pembimbing,

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI),

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003

Page 4: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

HALAMAN PENGESAHAN

STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)

SKRIPSIDipersiapkan dan disusun oleh

Alif Dyah Yunitasari (06110054)telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal

19 April 2010 dengan nilai Adan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memeperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal 24 April 2010.

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua SidangDrs. H. Moh. Padil, M.Pd.I :NIP. 196512051994031003

Sekretaris SidangDrs. H. A. Fatah Yasin, M.Ag : NIP. 196712201998031002

Penguji UtamaDr. H. M. Samsul Hady, M.A :NIP. 196608251994031002

Mengesahkan,Dekan Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MANIP. 196205071995031001

Page 5: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

HALAMAN PERSEMBAHAN

Syukur Alhamdulillah hamba panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya Skripsi ini tepat

WaktuKarya ini saya persembahkan kepada

Ayah dan Ibu tercinta (Drs. H. Kuwat M. Turkan dan Hj. Subekti,

S.Pd)Yang telah sabar, mendidik dan menyayangi dengan

penuh kasih sayangAdikku tersayang Muhamad Nizar Zulmi

yang selalu memberiku semangat, dukungan dan menemaniku disaat suka maupun duka

Para Guru dan Dosen yang telah mendidikkuSahabat-sahabatku PAI Angkatan 2006

Dan para pecinta ilmu pengetahuan dimanapun berada

Page 6: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

HALAMAN MOTTO

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. Al-Hujurat: 13).1

1 Al-Qur’an dan Terjemahnya (Wakaf Dari Pelayan Dua Tanah Suci Raja Abdullah bin

Abdul Aziz Ali Sa’ud Tidak Diperjualbelikan), hlm.847

Page 7: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.IDosen Fakultas TarbiyahUniversitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBINGHal : Skripsi Alif Dyah Yunitasari Malang, 24 Maret 2010Lamp. : 6 (enam) Eksemplar

Kepada Yth.Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malangdi MalangAssalamu’alaikum Wr. Wb

Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa, maupun tehnik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Alif Dyah YunitasariNIM : 06110054Jurusan : Pendidikan Agama IslamJudul Skripsi : STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA

(Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)

maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.Demikian, mohon dimaklumi adanya.Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing,

Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.INIP. 196512051994031003

Page 8: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis

diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 30 Maret 2010

Alif Dyah Yunitasari

Page 9: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya berkat rahmat dan petunjuknya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Sholawat serta

salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhamad SAW yang

telah membawa petunjuk kebenaran seluruh umat manusia yaitu Agama Islam

yang kita harapkan syafaatnya di Dunia dan di Akhirat.

Suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi penulis karena dapat

menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Penulis menyadari bahwa dalam

menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin

menyampaikan rasa hormat, ucapan terimakasih, serta penghargaan setinggi-

tingginya kepada:

1. Ayah dan Ibu tercinta (Drs. H. Kuwat M. Turkan dan Hj. Subekti, S.Pd)

yang sangat penulis hormati dan sayangi, karena limpahan kasih sayang

dan doanya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adikku tersayang

(Muhamad Nizar Zulmi) yang selalu memberikan motivasi agar penulisan

skripsi ini cepat selesai. Dan seluruh keluarga besar di Trenggalek yang

selalu memberikan semangat agar cepat lulus dari Program S1 ini dengan

nilai yang bail.

2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor Universitas Islam Negeri

(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan

Page 10: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

kesempatan untuk menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN)

Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Dr. H. M. Zainuddin, MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah

mengizinkan menimba ilmu di Fakultas Tarbiyah.

4. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam sekaligus sebagai dosen pembimbing yang senantiasa memberikan

wawasan keilmuan, saran, kritik, motivasi, arahan dan bimbingan yang

bermakna dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Dosen Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah Universitas

Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah

memberikan wawasan keilmuan selama menempuh program S1 ini.

6. Semua Guru TK Idhata Ngetal II, SDN Ngetal II, MTsN Model

Trenggalek dan SMAN 1 Trenggalek yang telah memberikan ilmunya

selama ini.

7. Seluruh Guru dan Siswa SMP Negeri 1 Pogalan yang telah mengizinkan

dan membantu dalam penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini tepat

waktu.

8. Seluruh Tata Usaha Fakultas Tarbiyah yang senantiasa memberikan

layanan administrasi yang baik selama penyelesaian program S1 ini.

9. Seluruh teman-teman Jurusan PAI angkatan 2006 yang senasib

seperjuangan, (Miladus Sholihan, Lailatul Faizah, Nuriyah Ula Masluhi,

Faizatul Husniyah, Nur Asyiah Sholihah, Nur Shodicoh, Amirotun

Nahdliyah, Diana Wijayanti dan teman-teman lain yang tidak bisa

Page 11: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

disebutkan satu-persatu), semoga persahabatan kita tidak terpisahkan oleh

jarak.

10. Teman-teman kos Sumbersari IA 51 (Qarid, Leli, Tutus, Hanifa, Ulfa, Afi,

Tatik, Maul, Evi, Shofi, Hartin, Faiza, Yuli, Aida, Didin, Hilmi, ifa, Nia,

Mbak Dewi), yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian

skripsi ini.

11. Semua pihak yang ikut membantu penulis baik dalam hal moril, materil,

ataupun spiritual, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi

terwujudnya karya yang lebih baik untuk masa yang akan datang. Sebagai ucapan

terimakasih semoga bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan yang

setimpal dari Allah. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Malang, 28 Maret 2010

Penulis

Page 12: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

DAFTAR TABEL

2.1 Stuktur kurikulum SD/MI (model 1) ........................................................ 51

2.2 Stuktur kurikulum SD/MI (model 2) ........................................................ 51

2.3 Struktur Kurikulum SMP/MTs ................................................................. 52

4.1 Struktur Organisasi di SMP Negeri 1 Pogalan.......................................... 70

4.2 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Guru ........... 71

4.3 Daftar Guru SMP Negeri 1 Pogalan ......................................................... 71

4.4 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan

(keahlian) ................................................................................................. 73

4.5 Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru..................................... 73

4.6 Prestasi guru ............................................................................................... 74

4.7 Guru Billingual (RSBI) ............................................................................. 74

4.8 Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru Billingual.................... 74

4.9 Tenaga Pendukung ................................................................................... 75

4.10 Data Siswa (empat tahun terakhir) siswa reguler .................................... 75

4.11 Data Siswa (empat tahun terakhir) siswa Billingual (RSBI) .................. 76

4.12 Prestasi Akademik: NUAN...................................................................... 76

4.13 Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUAN............................................ 76

4.14 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US) ........................................ 76

4.15 Angka Kelulusan dan Melanjutkan.......................................................... 77

4.16 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba ........................ 77

4.17 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik ......................................... 78

Page 13: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

4.18 Jumlah dan prosentase siswa drop-out..................................................... 78

4.19 Jumlah dan prosentase siswa yang terancam drop-out ............................ 78

4.20 Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/sederajat............ 78

4.21 Pekerjaan orangtua/wali siswa ................................................................. 79

4.22 Penghasilan orangtua/wali (gabungan kedua orangtua) siswa................. 79

4.23 Tingkat kesejahteraan orangtua/wali siswa.............................................. 79

4.24 Data Ruang Belajar (Kelas) .................................................................... 80

4.25 Keterangan kondisi: ................................................................................ 81

4.26 Data Ruang Belajar Lainnya .................................................................... 81

4.27 Data Ruang Kantor................................................................................... 81

4.28 Data Ruang Penunjang............................................................................. 81

4.29 Lapangan Olahraga dan Upacara ............................................................. 82

4.30 Perabot ruang kelas (belajar) ................................................................... 83

4.31 Perabot ruang belajar lainnya................................................................... 83

4.32 Perabot Ruang Kantor .............................................................................. 84

4.33 Perabot Ruang Penunjang ........................................................................ 84

4.34 Koleksi Buku Perpustakaan ..................................................................... 85

4.35 Fasilitas Penunjang Perpustakaan ............................................................ 85

4.36 Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia... 85

4.37 Sumber Dana 2 (dua) tahun terakhir ........................................................ 86

4.38 Alokasi Dana 2 (dua) tahun terakhir ........................................................ 86

4.39 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) ...................... 87

4.40 Daftar nilai akhlak dan kepribadian siswa yang berasal dari SD............. 88

Page 14: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

4.41 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) ............ 90

4.42 Daftar nilai akhlak dan kepribadian siswa yang berasal dari MI ............ 91

4.43 Penyajian Data ....................................................................................... 92

4.45 Histogram ............................................................................................... 93

5.1 Uji Normalitas ......................................................................................... 91

5.2 Uji Homogenitas ...................................................................................... 92

5.3 Nilai Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah

(MI) .......................................................................................................... 92

5.4 Perbandingan nilai akhlak dan kepribadian siswa yang berasal dari SD dan

MI.............................................................................................................. 99

5.5 Uji Validitas .............................................................................................. 101

5.6 Uji Reliabilitas ........................................................................................... 102

Page 15: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

DAFTAR GAMBAR

Foto 1. SMP Negeri 1 Pogalan

Foto 2. Foto dengan Bapak Siswoyo, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1

Pogalan

Foto 3. Foto dengan Ibu Maelah, S.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah SMP Negeri

1 Pogalan

Foto 4. Foto dengan siswa kelas VII E pada waktu mengisi angket di

Laboratorium Komputer

Foto 5. Foto dengan Bapak Nurudin, BA selaku Guru Pendidikan Agama Islam

Kelas VII A,B,C,D,E pada waktu wawancara

Foto 6. Foto dengan Bapak Kusnan, S.Pd.I selaku Guru Pendidikan Agama Islam

Kelas VII F, G pada waktu wawancara.

Foto 7. Foto dengan Bapak Drs. Jausan selaku Guru Pendidikan Agama Islam

Kelas VII H pada waktu wawancara

Foto 8. Foto dengan perwakilan siswa kelas VII H pada waktu wawancara.

Page 16: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Instrumen Penelitian

Lampiran II Uji Normalitas dan Homogenitas

Lampiran III Uji T

Lampiran IV Angket

Lampiran V Hasil Angket

Lampiran VI Uji Validitas

Lampiran VII Angket yang Valid

Lampiran VIII Hasil Angket yang Valid

Lampiran IX Uji Reliabilitas

Page 17: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN MOTTO

HALAMAN NOTA DINAS

HALAMAN PERNYATAAN

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 8

C. Tujuan Penelitian .............................................................. 9

D. Kegunaan Penelitian .......................................................... 9

E. Hipotesis Penelitian ........................................................... 10

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian .................... 10

Page 18: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

G. Definisi Operasional .......................................................... 11

H. Sistematika Pembahasan ................................................... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar ................................................................. 14

1. Pengertian Prestasi Belajar ........................................... 14

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ...... 17

3. Faktor-faktor yang Menyebabkan Prestasi Belajar Turun 29

4. Upaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar ................. 34

B. Tinjauan Tentang Sekolah ................................................ 45

1. Sekolah Dasar (SD) ....................................................... 45

2. Madrasah Ibtidaiyah (MI) .............................................. 46

3. Sekolah Menengah Pertama (SMP) ............................... 47

C. Kurikulum Pendidikan Agama Islam ................................ 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian .............................................................. 54

B. Jenis Penelitian .................................................................. 54

C. Data dan Sumber Data ..................................................... 55

D. Populasi dan Sampel ......................................................... 56

E. Instrumen Penelitian .......................................................... 57

F. Pengumpulan Data ............................................................ 59

G. Analisis Data .................................................................... 61

BAB IV PEMAPARAN DATA

A. Deskripsi Data.................................................................... 65

Page 19: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

a. Latar Belakang Objek ........................................... 65

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pogalan ...... 65

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Pogalan . 67

3. Struktur Organisasi di SMP Negeri 1 Pogalan 70

4. Keadaan Guru dan Tenaga Pendukung di SMP

Negeri 1 Pogalan .............................................. 71

5. Keadaan Siswa di SMP Negeri 1 Pogalan ....... 75

6. Sarana Prasarana di SMP Negeri 1 Pogalan ..... 80

b. Prestasi Belajar Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP

Negeri 1 Pogalan ................................................... 87

BAB V ANALISIS DATA

A. Pengujian Hipotesis............................................................ 94

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................... 109

B. Saran................................................................................... 110

DAFTAR RUJUKAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 20: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

ABSTRAK

Yunitasari, Alif Dyah. STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek). Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat, serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, Warga Negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Sehingga pendidikan dasar sangat diperhatikan karena Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah menggalakkan Wajib belajar 9 (Sembilan) tahun.

Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI) sama dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD), hanya saja pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar (SD), juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab. Materi/bahan kajian mata pelajaran pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) sangat berbeda dalam hal keluasan maupun kedalamannya. Madrasah lebih unggul dalam bidang agamanya, namun dari segi kualitas Madrasah masih rendah dibandingkan Sekolah Umum. Hal itu karena jumlah terbesar dari lembaga pendidikan Madrasah berstatus sebagai Madrasah Swasta.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)”.Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dengan jenis penelitian Non Eksperimen, Rancangan yang dipakai adalah Ekpose Fakto dengan bentuk Causal Comparative Studies. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi, angket dan wawancara. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik komparasi Uji Beda (t-test) T-test sampel bebas

Page 21: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

(Independent Sample Test). Namun sebelumnya data diuji normalitas, homogenitas, validitas, dan reliabilitas terlebih dahulu.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa rata-rata prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek adalah 75,93. Sedangkan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah 78,03. Nilai keduanya sama-sama tergolong cukup baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Setelah di analisis menggunakan uji-t juga menyimpulkan bahwa

(2,004), maka diterima. Jadi tidak ada perbedaan yang significan antara prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan. Sedangkan perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah tidak ada perbedaan yang significant pula.

Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar keduanya tidak ada perbedaan, peneliti menggunakan angket dan dikuatkan dengan wawancara. Hasilnya adalah Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang sekolah berbeda, Guru paham tentang karakter masing-masing siswa, Siswa bersemangat rajin belajar di rumah, Siswa mendapatkan pelajaran agamatambahan dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Siswa ada yang tinggal di lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid dan Siswa mendapat bimbingan dari orangtua di rumah. Jika ada factor lain yang belum disebutkan penulis, maka hal itu dapat dijadikan sebagai masukan atau tambahan agar skripsi ini terus berkembang dan tidak berhenti sampai disini.

Kata Kunci : Komparasi, Prestasi Belajar, Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Page 22: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

BIODATA MAHASISWA

Nama : Alif Dyah Yunitasari

NIM : 06110054

Tempat Tanggal Lahir : Trenggalek, 23 Juni 1988

Fak./Jur./Prog. Studi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam

Tahun Masuk : 2006

Alamat Rumah : RT/RW I/I, Dusun Grojogan, Desa Ngadirenggo,

Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa

Timur

Alamat Malang : Sumbersari IA 51

No Telp. Rumah/HP : (0355)797012/ 085736005462

Pendidikan : SDN Ngetal II

MTsN Model Trenggalek

SMAN I Trenggalek

Malang, 30 Maret 2010

Mahasiswa

(Alif Dyah Yunitasari)

Page 23: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara (Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Kegiatan pendidikan selalu

berlangsung di dalam suatu lingkungan. Lingkungan yang sengaja

diciptakan untuk mempengaruhi anak adalah lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan

tersebut disebut lembaga pendidikan atau satuan pendidikan.1

Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal

pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Pendidikan formal terdiri dari

pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Pendidikan dasar bertujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar

kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai

pribadi, anggota masyarakat, Warga Negara dan anggota umat manusia

1 Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 16

Page 24: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

2

serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah

(pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 Tentang Pendidikan

Dasar).2

Siswa yang telah lulus dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah

Ibtidaiyah (MI) harus melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP)

atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), karena Departemen Pendidikan

Nasional (Depdiknas) telah menggalakkan Wajib belajar 9 (Sembilan)

tahun. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus

diikuti oleh Warga Negara Indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan

Pemerintah Daerah (Pasal 1 Undang Undang Republik Indonesia Nomor

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional). Program ini

mewajibkan setiap warga negara Indonesia untuk bersekolah selama 9

(sembilan) tahun pada jenjang pendidikan dasar, yaitu dari tingkat kelas I

Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) hingga kelas IX

Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Angka melanjutkan dari SD/MI ke SMP/MTs terkait dengan

sejumlah faktor. Pertama, adanya kesadaran dari siswa lulusan SD/MI

maupun orangtuanya akan pentingnya pendidikan di tingkat SMP/MTs.

Kedua, adanya SMP/MTs yang bisa dijangkau dari tempat tinggalnya.

Ketiga, secara ekonomi mereka tidak kesulitan mendapatkan biaya

sekolah. Keempat, anak-anak tidak terhambat oleh budaya setempat untuk

melanjutkan ke SMP/MTs. Empat faktor ini perlu mendapat perhatian

2 Hamid Syarif, Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah (Bandung: Citra Umbara, 1995), hlm. 6

Page 25: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

3

serius dalam rangka mendorong anak-anak lulusan SD/MI melanjutkan

pendidikan ke SMP/MTs, sehingga pada gilirannya mendorong suksesnya

program Wajib Belajar Sembilan Tahun.3

Oleh karena itu siswa di SMP/MTs berasal dari lulusan SD/MI.

Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan

formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang pengelolaannya

dilakukan oleh Departemen Agama. Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah (MI)

sama dengan kurikulum Sekolah Dasar (SD), hanya saja pada Madrasah

Ibtidaiyah (MI) terdapat porsi lebih banyak mengenai Pendidikan Agama

Islam. Selain mengajarkan mata pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar

(SD), juga ditambah dengan pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits,

Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.

Sesuai ketetapan SKB 3 Menteri 1975, bahwa Madrasah dengan

beban kurikulum 70% umum dan 30% agama. Posisi ini kemudian

dikukuhkan oleh ketentuan UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem

Pendidikan Nasional yang mengharuskan kurikulum Madrasah sama

dengan kurikulum Sekolah Umum biasanya. Artinya Madrasah adalah

Sekolah Umum, hanya berciri khas Agama Islam saja. Dengan keharusan

itu maka beda antara Madrasah dengan Sekolah Umum hanyalah pada

jumlah pelajaran agama yang menjadikannya sebagai ciri khas.4

3 Saiful Anam, Indra Djati Sidi dari ITB untuk Pembaruan Pendidikan (Bandung:

Teraju, 2005) hlm. 200-201

4 Choirul Fuad Yusuf, Revitalisasi Madrasah, (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006), hlm. 3

Page 26: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

4

Fakta bahwa pembelajaran agama di Sekolah Umum (juga

Madrasah) yang hanya sebagian kecil (2 jam dari sekitar 48 jam

seminggu). Sementara ajaran islam meliputi 30 juz kitab Al-Qur’an dan 23

tahun sejarah kenabian, masih ditambah seluruh sejarah kehidupan

pemeluk islam di dunia. Karena itu bagaikan “besar pasak daripada tiang”

jika mengharapkan 2 jam pembelajaran agama harus mewarnai 46 jam

lainnya.5

Menurut catatan Balitbang Dediknas (2000) dari 171.651 Sekolah

Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah maka 21.454 atau 12% di antaranya adalah

Madrasah. Dari 30.716 Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah

Tsanawiyah maka 9.850 atau 32% diantaranya adalah Madrasah.6

Madrasah menyumbangkan angka yang signifikan dalam

pendidikan, maka dengan mudah dibaca kualitas pendidikan Madrasah

akan memberikan konstribusi yang signifikan pula bagi kualitas

sumberdaya manusia ke depan. Namun jumlah terbesar dari lembaga

pendidikan Madrasah berstatus sebagai Madrasah Swasta. Sebagai contoh,

Sekolah Dasar yang ada 92,5% nya adalah Negeri sementara yang

berstatus Sekolah Dasar Swasta hanya 7,5%. Kebalikan dengan ini

Madrasah Ibtidaiyah justru 93,9 nya swasta dan hanya 6,1% yang berstatus

5 Ibid., hlm. 60

6 Choirul Fuad Yusuf, Potret Madrasah dalam Media Massa (Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2006), hlm. 89

Page 27: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

5

Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Ini berarti Madrasah tampak sekali sebagai

korban diskriminasi pendidikan.7

Apabila dilihat dari sisi persekolahan yang diselenggarakan secara

klasikal, maka rata-rata siswa pada Madrasah Ibtidaiyah swasta antara 80-

100 siswa dengan rata-rata siswa setiap kelas antara 18-20 siswa, pada

Madrasah Ibtidaiyah Negeri antara 300-530 siswa dengan rata-rata siswa

setiap kelasnya antara 38-40 siswa dengan kelas paralel antara 2-3 kelas.8

Meskipun demikian kehadiran Madrasah Swasta merupakan satu-

satunya pilihan masyarakat yang rendah daya dukung ekonominya, di

tengah mahalnya biaya pendidikan. Hal ini karena secara geografis,

penyebaran Madrasah lebih banyak di pedesaan dan kalangan masyarakat

miskin. Kebanyakan orangtua siswa Madrasah adalah petani yang hidup

secara tradisional, berpendidikan rendah dan kebanyakan hidup didaerah

pedesaan atau di pinggiran kota.

Sarana prasarana Madrasah masih sangat sederhana, perlengkapan

seadanya, kemampuan manajemen rendah dan tenaga guru kebanyakan

dilatar belakangi oleh semangat ibadah yang sangat tidak selektif terhadap

persyaratan yang diperlukan. Keadaan demikian mengakibatkan Madrasah

sulit berkembang dan tidak mapu bersaing dengan sekolah lainnya.9

7 Ibid., hlm. 148 Abdul Rachman Shaleh, Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi

(Jakarta: PT Raja Grafindo persada, 2004), hlm.28

9 Ibid., hlm.27

Page 28: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

6

Masyarakat yang memilih Madrasah lebih didorong oleh motif

praktis, yakni selain biayanya murah, juga mengajarkan ilmu-ilmu

akademik dasar, seperti baca, tulis dan hitung. Di samping itu juga bisa

memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di bidang pengetahuan dan

ketrampilan praktis keagamaan.10

Berdasarkan hal tersebut diatas maka jelaslah bahwa materi/bahan

kajian mata pelajaran pendidikan Agama Islam antara siswa yang berasal

dari Sekolah Dasar (SD) dengan siswa yang berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah (MI) sangat berbeda dalam hal keluasan maupun kedalamannya.

Madrasah lebih unggul dalam bidang agamanya, namun dari segi kualitas

Madrasah masih rendah dibandingkan Sekolah Umum.

Pada tahun 2005 Munfaridatun Nurul H melakukan penelitian

dengan judul “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama

Islam Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di

MTs Negeri Mojoroto Kediri”. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa

rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam siswa yang dari Sekolah Dasar

adalah 71,99 sedangkan rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam siswa

yang dari Madrasah Ibtidaiyah adalah 71,45 sama-sama tergolong cukup

baik. Jadi tidak ada perbedaan yang significant antara siswa yang berasal

10 Ibid..

Page 29: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

7

dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto

Kediri.11

Adapun penelitian sekarang dilakukan di SMP Negeri 1 Pogalan

yang merupakan salah satu sekolah terfavorit di Trenggalek. Buktinya

sekarang SMP Negeri 1 Pogalan telah menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI). Berdasarkan pengamatan, siswa SMP Negeri 1

Pogalan dari segi kuantitas menurun, namun dari segi kualitas meningkat.

Hal ini disebabkan karena jumlah siswa dalam kelas diperkecil dari 36

siswa perkelas menjadi 24 siswa perkelas untuk kelas Sekolah Bertaraf

Internasional (SBI).

Dengan jumlah siswa yang sedikit maka proses belajar mengajar

akan lebih efektif apabila dibandingkan dengan jumlah yang besar.

Sehingga dengan jumlah guru yang sekian mampu melayani dengan baik,

sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan khususnya di SMP

Negeri 1 Pogalan.

Namun di Kabupaten Trenggalek ini hampir seluruh Madrasah

Ibtidaiyah berstatus Swasta, dan hampir seluruh Sekolah Dasar berstatus

Negeri. Sehingga siswa di SMP Negeri 1 Pogalan berasal dari Mayoritas

Sekolah Dasar Negeri dan Madrasah Swasta. Perbedaan latar belakang

darimana siswa berasal kemungkinan berpengaruh terhadap prestasi

belajar. Walaupun berasal dari Madrasah namun untuk prestasi belajar

11 Munfaridatun Nurul H, “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri”, Skripsi, Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005, hlm. 61

Page 30: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

8

Pendidikan Agama Islam, belum tentu siswa yang berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah nilainya lebih tinggi dari siswa Sekolah Dasar.

Pada saat peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 1 Pogalan,

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pogalan menjelaskan bahwa sebenarnya

nilai siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) tidak layak untuk

diteliti.12 Hal ini berarti bahwa nilai siswa yang berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah (MI) lebih rendah dari pada siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD).

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR SISWA (Analisis

Komparatif Prestasi Belajar Siswa yang Berasal dari Sekolah Dasar (SD)

dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan Trenggalek)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan?

12 Wawancara dengan Siswoyo, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pogalan, tanggal 21

Desember 2009

Page 31: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

9

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui ada atau tidak perbedaan prestasi belajar siswa

yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP

Negeri 1 Pogalan.

D. Kegunaan Penelitian:

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kegunaan dari

penelitian ini adalah:

1. Bagi lembaga SMP Negeri 1 Pogalan:

Untuk mengetahui karakter setiap murid dengan memperhatikan dari

mana mereka berasal (Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah),

sehingga dapat menentukan metode belajar yang cocok, dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatkan kualitas

sebagai pendidik.

2. Bagi peneliti:

Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk menambah dan

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan serta kreativitas berfikir

dalam penulisan karya ilmiah.

Page 32: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

10

3. Bagi lembaga UIN Maulana Malik Ibrahim Malang:

Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya dalam bidang yang

sama, sekaligus diharapkan hasil penelitian berikutnya lebih

sempurna.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Ha = Ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.

H0 = Tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini digunakan sebagai pembatasan

masalah yang diteliti sehingga penelitian yang dilakukan tidak

menyimpang dari tujuan. Ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas

pada:

1. Siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan yang terdiri dari 30 siswa

yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan 30 siswa Madrasah

Ibtidaiyah (MI).

2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1

Pogalan. Prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor Pendidikan Agama

Page 33: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

11

Islam kelas VII Semester I di SMP Negeri 1 Pogalan pada tahun

2009/2010.

G. Definisi Operasional

Untuk mempermudah pemahaman dan kejelasan tentang arah

penulisan skripsi ini, maka penulis memaparkan definisi yang tertera di

dalam judul penulisan ini yaitu:

Studi adalah pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran untuk memperoleh

ilmu pengetahuan.13

Komparasi perbandingan sebagai penjelasan.14

Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa

dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut

pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil

penelitian.15

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan,

perbuatan, dll) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab

musabab, duduk perkara, dsb).16

Komparatif adalah berkenaan atau berdasarkan perbandingan.17

13 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka,

1982), hlm. 965

14 M. Dahlan dkk, Kamus Induk Istilah Ilmiah (Surabaya: Target Press, 2003), hlm. 903

15 Syaiful Bakhri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru (Surabaya: Usaha Nasional, 1994), hlm. 24

16 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 3217 Ibid., hlm. 453

Page 34: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

12

Sekolah Dasar (SD) adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan enam tahun, yang merupakan bagian dari pendidikan

dasar.18

Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan

formal di Indonesia, setara dengan Sekolah Dasar, yang

pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama.19

Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan dasar

pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar

(atau sederajat).20

H. Sistematika Pembahasan

Supaya pembahasan dalam skripsi nanti terdapat kesinambungan

dan sistematis, maka dalam penulisannya ini mencangkup VI BAB,

berdasarkan pembahasan sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis,

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian, Definisi

Operasional, dan Sistematika Pembahasan.

18 Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi

Menuju Desentralisasi (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 3

19 Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah (http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009

20 Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)

Page 35: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

13

BAB II : Kajian Pustaka

Berisi tentang Pengertian Prestasi Belajar, Tinjauan

Tentang Sekolah, dan Kurikulum Pendidikan Agama

Islam.

BAB III : Metode Penelitian

Berisi tentang Lokasi Penelitian, Pendekatan dan Jenis

Penelitian, Data dan Sumber Data, Populasi dan Sampel,

Instrument Penelitian, Pengumpulan Data, dan Analisis

Data.

BAB IV : Hasil Penelitian

Berisi tentang Diskripsi Data, Latar Belakang SMP

Negeri 1 Pogalan dan Pemaparan data Prestasi Belajar

Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 1

Pogalan

BAB V : Pembahasan Hasil Penelitian

Berisi tentang Pengujian Hipotesis dan Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa.

BAB VI : Penutup

Berisi tentang Kesimpulan dan Saran

Page 36: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua kata yang mempunyai pengertian

sendiri-sendiri yakni prestasi dan belajar, tetapi dalam pembahasan ini

kedua kata tersebut sangat berhubungan.

1. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam Tesaurus Bahasa Indonesia Prestasi adalah hasil,

kinerja.21 Adapun pengertian prestasi menurut WJS. Poerdaminta

adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan

sebagainya) dan menurut Mas’ud Khasan Abdul Qohar dalam kamus

ilmiah populer, prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil

pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan

keuletan kerja.22

Sedangkan Belajar dalam Tesaurus Bahasa Indonesia adalah

menuntut ilmu, bersekolah, berlatih. Untuk menjelaskan apa yang

dimaksud dengan belajar disini dipaparkan pengertian belajar:23

21 Eko Endarmoko, Tesaurus Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia Pustaka, 2007), hlm.

317

22 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), hlm. 768

23 Muhaimin, dkk, Strategi belajar Mengajar (Surabaya: CV Citra Media 1996) hlm. 37

Page 37: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

15

a. Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku manusia sebagai hasil

dari pengalaman, tingkah laku dapat bersifat jasmaniah

(kelihatan) dapat juga bersifat intelektualatau merupakan suatu

sikap sehingga tidak dapat dilihat.

b. Belajar merupakan suatu proses timbulnya atau berubahnya

tingkah laku melalui latihan (pendidikan) yang membedakan dari

perubahan oleh faktor-faktor yang tidak dapat digolongkan dalam

latihan (pendidikan)

c. Belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah

perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.

Jadi belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan

melalui pengalaman dan proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan.24 Dalam Q.S. Al-Nahl: 78 Allah

berfirman:

dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

24 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 27-28

Page 38: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

16

Prestasi belajar merupakan simbol dari keberhasilan seorang

siswa dalam studinya. Menurut Bloom salah satu tokoh Humanistik

menyebutkan bahwa prestasi belajar adalah sebagai perubahan tingkah

laku meliputi tiga ranah yang disebut Taksonomi. Tiga ranah dalam

Taksonomi Bloom adalah:25

a. Domain kognitif, terdiri atas enam tingkatan: Pengetahuan,

Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis, Evaluasi

b. Domain psikomotor, terdiri atas lima tingkatan: Peniruan,

Penggunaan, Ketepatan, Perangkaian, Naturalisasi

c. Domain afektif terdiri atas lima tingkatan: Pengenalan, Merespon,

Penghargaan, Pengorganisasian, Pengamalan

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari

pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor Kognitif,

Afektif dan Psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang

diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang

relevan. Prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang kemajuan

siswa dalam segala hal yang dipelajari di sekolah yang menyangkut

pengetahuan atau ketrampilan yang dinyatakan sesudah hasil

penelitian.26

Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian

usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun

25 Asri Budiningsih, Asri Budiningsih, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta,

2005), hlm.75

26 Syaiful Bakhri Djamarah, op.cit., hlm. 24

Page 39: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

17

kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak

pada periode tertentu.27

Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat

berbentuk ulangan harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir

Semester bahkan Ujian Akhir Nasional dan ujian-ujian masuk

Perguruan Tinggi. Dalam Q.S. Al-Hujurat: 13 Allah Berfirman:

”Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

adalah sebagai berikut:

a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (Internal), terdiri dari factor

fisiologis, psikologis dan kematangan.

27 Sunarto, Pengertian Prestasi Belajar

(http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/, diakses 21 Oktober 2009)

Page 40: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

18

1) Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh (kesehatan).

Kondisi tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas

ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajari kurang

dipahami. Untuk mempertahankan jasmani yang sehat maka

siswa dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan dan minuman

yang bergizi. Selain itu siswa juga dianjurkan memilih pola

istirahat dan olah raga ringan yang berkesinambungan.

Tingkat kesehatan indera pendengar dan indera penglihat

juga mempengaruhi siswa dalam menyerap informasi dan

pengetahuan. Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah

mata dan telinga, maka sebaiknya guru bekerjasama dengan

sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin dari dinas

kesehatan. Kiat lain adalah menempatkan siswa yang

penglihatan dan penglihatan dan pendengarannya kurang

sempurna di deretan bangku terdepan secara bijaksana.28

2) Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh (intelegensi, perhatian, sikap siswa, bakat, minat,

motivasi)

a) Intelegensi

Menurut William Stern, Intelegensi adalah

kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan

28 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 145-146

Page 41: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

19

baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai

dengan tujuannya.29 Tingkat intelegensi siswa sangat

menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin

tinggi kemampuan intelegensi siswa maka semakin besar

peluangnya meraih sukses, demikian pula sebaliknya.

b) Perhatian

Gazali dalam slameto (1991) menyatakan bahwa

perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa

itupun semata-mata tertuju kepada suatu objek atau benda-

benda atau sekumpulan objek. Untuk memperoleh hasil

belajar yang baik maka guru harus mengusahakan bahan

pelajaran yang menarik perhatian sesuai dengan hobi dan

bakatnya. Proses timbulnya perhatian ada dua cara, yaitu

perhatian yang timbul dari keinginan (volitional attention)

dan bukan dari keinginan atau tanpa kesadaran kehendak

(nonvolitional attention).30

c) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif

berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon

dengan cara yang relative tetap terhadap objek orang,

29 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),

hlm. 52

30 Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi Dan Kompetensi (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), hlm. 129-130

Page 42: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

20

barang dan sebagainya baik secara positif maupun negative.

Untuk mengantisipasi sikap negative guru dituntut untuk

lebih menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri

dan mata pelajarannya. Selain menguasai bahan-bahan yang

terdapat dalam bidang studinya, tetapi juga meyakinkan

siswa akan manfaat bidang studi itu bagi kehidupan mereka.

Sehingga siswa merasa membutuhkannya, dan muncullah

sikap positif itu.

d) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang

akan datang. Hendaknya orangtua tidak memaksakan

anaknya untuk menyekolahkan anaknya ke jurusan tertentu

tanpa mengetahui bakat yang dimiliki anaknya. Siswa yang

tidak mengetahui bakatnya, sehingga memilih jurusan yang

bukan bakatnya akan berpengaruh buruk terhadap kinerja

akademik atau prestasi belajarnya.31

e) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa

yang menaruh minat besar terhadap kesenian akan

memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada yang lain.

31 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 150

Page 43: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

21

Pemusatan perhatian itu memungkinkan siswa untuk belajar

lebih giat dan mencapai prestasi yang diinginkan.32

f) Motivasi

Motivasi belajar merupakan kekuatan, daya

pendorong, atau alat pembangun kesediaan dan keinginan

yang kuat dalam diri siswa untuk belajar secara aktif,

kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka

perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotor. Motivasi ada dua jenis, intrinsic dan

ekstrinsik. Motivasi intrinsic adalah motivasi yang datang

secara alamiah dari diri siswa itu sendiri sebagai wujud

adanya kesadaran diri dari lubuk hati paling dalam.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya

disebabkan factor-faktor di luar diri peserta didik, seperti

adanya pemberian nasihat dari gurunya, hadiah, kompetisi

sehat antarpeserta didik, hukuman dsb.33

32 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 194

33 Nanang Hanafiah, dkk, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: PT Refika Aditama, 2009), hlm. 26-27

Page 44: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

22

3) Faktor kematangan fisik maupun psikis (kesiapan, kelelahan)34

a) Kematangan

Kematangan merupakan suatu tingkatan atau fase

dalam pertumbuhan seseorang, di mana seluruh organ-organ

biologisnya sudah siap untuk melakukan kecakapan baru.

Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melaksanakan

kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih berhasil

apabila anak sudah siap (matang) untuk belajar. Dalam

konteks proses pembelajaran kesiapan untuk belajar sangat

menentukan aktivitas belajar siswa.

b) Kesiapan

Kesiapan atau readiness merupakan kesediaan untuk

memberi respons atau bereaksi. Kesediaan itu datang dari

dalam diri siswa dan juga berhubungan dengan kematangan.

Kesiapan amat perlu diperhatikan dalam proses belajar,

karena jika siswa belajar dengan kesiapan, maka hasil

belajarnya akan lebih baik.

c) Kelelahan

Kelelahan ada dua macam, yaitu kelelahan jasmani

(fisik) dan kelelahan rohani (psikis). Kelelahan jasmani

terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan muncul

kecenderungan untuk membaringkan tubuh (beristirahat).

34 Tohirin, op. cit., hlm. 135-137

Page 45: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

23

Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya

kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan

untuk berbuat sesuatu termasuk belajar menjadi hilang.

b. Faktor yang berasal dari luar (eksternal) diantaranya:

1) Faktor social yang terdiri atas:35

a) Lingkungan sekolah

Lingkungan social sekolah meliputi guru, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar siswa. Guru yang menunjukkan sikap dan

perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri tauladan

yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, dapat

menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar

siswa.

b) Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat adalah tetangga dan teman-

teman sepermainan disekitar perkampungan siswa. Kondisi

masyarakat di lingkungan kumuh yang serba kekurangan

dan banyak pengangguran akan mempengaruhi aktivitas

belajar siswa. Paling tidak siswa akan kesulitan ketika

memerlukan teman belajar atau berdiskusi atau meminjam

alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

35 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 152-153

Page 46: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

24

c) Lingkungan keluarga

Lingkungan keluarga adalah orangtua dan keluarga

siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktek pengelolaan

keluarga, ketegangan keluarga, letak rumah, semuanya

dapat memberi dampak baik dan buruk terhadap kegiatan

belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

2) Factor non social

Factor-faktor yang termasuk lingkungan non social

adalah gedung sekolah, rumah tempat tinggal keluarga siswa

dan letak-letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu

belajar yang digunakan siswa. Factor-faktor ini dipandang turut

menentukan tingkat keberhasilan siswa.36

c. Pendekatan dan Metode Belajar

1) Pendekatan Belajar

Banyak pendekatan belajar yang dapat diajarkan kepada

siswa untuk mempelajari materi pelajaran yang sedang mereka

tekuni. Pendekatan belajar yang dianggap mampu mewakili

yang klasik dan modern adalah:37

a) Pendekatan hokum Jost

Menurut Reber (1988) yang mendasari hokum Jost

(Jost’s in law) adalah siswa yang lebih sering

36 Ibid., hlm. 153-155

37 Ibid.,.,hlm. 127-129

Page 47: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

25

mempratekkan materi pelajaran akan lebih mudah

memanggil kembali memori lama yang berhubungan

dengan materi yang sedang dia tekuni. Menurut hokum ini

belajar dengan kiat 3 x 5 lebih baik dari 5 x 3, walaupun

hasil perkalian keduanya sama.

Mempelajari materi dengan alokasi waktu 3 jam

perhari selama 5 hari lebih efektif daripada 5 jam sehari

tetapi hanya selama 3 hari. Pendekatan belajar dengan

mencicil ini masih dipandang cukup berhasil terutama untuk

materi yang bersifat hafalan.

b) Pendekatan Ballard dan Clanchy

Menurut Ballard dan Clanchy (1990), pendekatan

belajar siswa pada umumnya dipengaruhi oleh sikap

terhadap ilmu pengetahuan. Ada dua macam siswa dalam

menyikapi ilmu pengetahuan, yaitu:

(1) Sikap melestarikan apa yang sudah ada (conserving)

Pada umumnya siswa yang bersifat conserving

menggunakan pendekatan belajar “reproduktif” (bersifat

menghasilkan kembali fakta dan informasi).

(2) Sikap memperluas (extending)

Siswa yang bersikap extending biasanya

menggunakan pendekatan belajar “analistis”

(berdasarkan pemilahan dan interpretasi fakta dan

Page 48: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

26

informasi). Bahkan banyak juga yang menggunakan

pendekatan belajar yang lebih ideal yaitu spekulatif

(berdasarkan pemikiran mendalam), yang bukan saja

bertujuan menyerap pengetahuan melainkan juga

mengembangkannya.

c) Pendekatan Biggs

Menurut hasil penelitian Biggs (1991), pendekatan

belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam tiga bentuk

dasar, yaitu:

(1) Pendekatan surface (permukaan/bersifat lahiriah)

Siswa yang menggunakan pendekatan surface,

misalnya mau belajar karena dorongan dari luar

(ekstrinsik) antara lain takut tidak lulus yang

mengakibatkan dia malu. Gaya belajarnya santai, asal

hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang

mendalam.

(2) Pendekatan deep (mendalam)

Siswa yang menggunakan pendekatan deep

biasanya mempelajari materi karena memang dia

tertarik dan merasa membutuhkannya (intrinsic). Gaya

belajarnya serius dan berusaha memahami materi

secara mendalam serta memikirkan cara

mengaplikasikannya. Baginya lulus dengan nilai baik

Page 49: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

27

penting, namun lebih penting memiliki pengetahuan

yang cukup banyak dan bermanfaat bagi kehidupannya.

(3) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi)

Siswa yang menggunakan pendekatan achieving

pada umumnya dilandasi oleh motif ekstrinsik yang

berciri khusus, disebut ego-enhancement. Yaitu ambisi

pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi

keakuan dirinya dengan cara meraih prestasi setinggi-

tingginya.

Gaya belajar ini lebih serius dari pada yang

menggunakan pendekatan lain. Dia memiliki

ketrampilan belajar (study skill) dalam arti sangat

cerdik dan efisien dalam mengatur waktu belajarnya.

Baginya berkompetisi dengan teman-teman dalam

meraih nilai tertinggi adalah penting, sehingga dia

sangat disiplin, rapi dan sistematis serta berencana maju

ke depan (plans ahead).

2) Metode Belajar

a) Metode SQ3R

Metode SQ3R dikembangkan oleh Francis P.

Robinson di Universitas Negeri Ohio Amerika Serikat.

Metode tersebut bersifat praktis dan dapat diaplikasikan

dalam berbagai pendekatan belajar. SQ3R pada prinsipnya

Page 50: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

28

merupakan singkatan langkah-langkah mempelajari teks

yang meliputi:38

(1) Survey, adalah memeriksa, meneliti atau

mengidentifikasi seluruh teks;

(2) Question, adalah menyusun daftar pertanyaan yang

relevan dengan teks;

(3) Read, adalah membaca teks secara aktif untuk mencari

jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah

tersusun;

(4) Recite, adalah menghafal setiap jawaban yang telah

ditemukan;

(5) Review, adalah meninjau ulang seluruh jawaban atas

pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan

ketiga.

b) Metode PQ4R

Metode PQ4R adalah ciptaan Thomas dan Robinson

(1972) yang dapat meningkatkan kinerja memori dalam

memahami substansi teks. Menurut Anderson (1990)

langkah-langkah PQ4R adalah:

(1) Preview, adalah menentukan topic umum dalam Bab

yang akan dipelajari kemudian diidentifikasi

subbabnya;

38 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT Raja LOGOS Wacana Ilmu, 1999), hlm. 126-130

Page 51: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

29

(2) Question, adalah menyusun pertanyaan yang relevan

dengan subbab;

(3) Read, adalah membaca dengan cermat sambil mencari

jawaban untuk pertanyaan yang telah disusun tadi;

(4) Reflect, adalah memahami isi bacaan dan

menghubungkan dengan pengetahuan yang dimilikinya;

(5) Recite, adalah mengingat informasi dalam bacaan,

kalau ada jawaban yang kurang memuaskan hendaknya

dibaca lagi;

(6) Review, adalah menanamkan materi Bab dalam memori

dengan mengingat intisarinya. Kemudian jawab lagi

seluruh pertanyaan yang berhubungan dengan subbab

dari Bab tersebut.

3. Factor-faktor Yang Menyebabkan Prestasi Belajar Siswa Turun

Adapun factor-faktor yang menyebabkan prestasi belajar siswa

turun adalah:

a. Kurangnya minat dan motivasi dalam belajar

Siswa kadang mengalami situasi ingin terus santai, malas-

malasan dan tidak mempunyai gairah untuk belajar. Semua ini

mengakibatkan menumpuknya materi pelajaran yang belum dikuasai

sehingga menambah rasa malas untuk belajar dan keputusasaan yang

Page 52: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

30

akhirnya akan menjerumuskan siswa dalam kegagalan atau

setidaknya tidak berprestasi.

b. Sulit memahami materi pelajaran

Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam memahami

sebagian materi pelajaran. Ada yang disebabkan oleh sulitnya

materi dan ada pula karena ketidakmampuan guru dalam

menyampaikan materi kepada siswa dengan gaya bahasa yang

mudah dan sederhana. Selanjutnya bisa juga karena rendahnya kadar

kecerdasan siswa atau kebencian siswa terhadap suatu mata

pelajaran.

c. Hubungan kurang baik dengan guru

Terkadang hubungan siswa dengan guru menjadi buruk

karena beraneka ragamnya masalah yang mengakibatkan situasi

tidak akrab antara keduanya. Situasi ini memuncak jika siswa tidak

menghadiri proses belajar mengajar atau tidak mampu memahami

pelajaran yang mungkin karena perlakuan keras sang guru pada

siswanya, ketika membentak siswa tersebut dihadapan teman-

temannya.39

39 Husein Syahatah, Kiat Islami Meraih Prestasi (Jakarta: Gema Insani, 2004), hlm. 62-75

Page 53: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

31

d. Peristiwa lupa dalam belajar

Lupa adalah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau

memproduksi kembali apa-apa yang sebelumnya telah dipelajari.

Factor-faktor penyebab lupa adalah:40

1) Adanya gangguan konflik antara item-item informasi atau

materi yang ada dalam system memori siswa, misalnya materi

lama yang sudah tersimpan di akal mengganggu masuknya

materi pelajaran baru

2) Adanya tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja atau

tidak, misalnya informasi kurang menyenangkan sehingga

dengan sengaja menekannya hingga ke alam bawah sadar

3) Perubahan lingkungan antara waktu belajar dan waktu

mengingat kembali

4) Adanya perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses dan

situasi belajar tertentu

5) Materi yang telah dikuasai tidak pernah digunakan atau

dihafalkan siswa

6) Perubahan urat syaraf otak, misalnya kecanduan alcohol, gegar

otak dsb.

Pada prinsipnya apabila materi pelajaran yang disajikan

kepada siswa dapat diserap, diproses dan disimpan dengan baik oleh

system memori mereka, maka peristiwa lupa mungkin tidak terjadi.

40 Muhibbin Syah, op. cit., hlm. 169-172

Page 54: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

32

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara

meningkatkan daya ingat akal siswa.

e. Jenuh dalam belajar

Jenuh adalah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi

memuat apapun dan jemu atau bosan. Seorang siswa yang

mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan

kecakapan yang diperolehnya dari hasil belajar tidak ada kemajuan.

Kejenuhan belajar dapat melanda siswa yang kehilangan motivasi,

keletihan, bosan dan konsolidasi salah satu tingkat ketrampilan

tertentu sebelum sampai pada tingkat ketrampilan berikutnya. Upaya

mengatasi atau menghilangkan kejenuhan adalah dengan terlebih

dahulu mencari penyebab timbulnya kejenuhan, barulah selanjutnya

memberikan solusi terhadap kejenuhan itu.41

f. Kesulitan belajar

Fenomena kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak

jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi belajarnya.

Factor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari:42

1) Factor intern yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul

dari dalam diri siswa sendiri. Meliputi gangguan atau

kekurangmampuan psiko-fisik siswa, yaitu:

41 Tohirin, op. cit., hlm. 140-142

42 Muhibin, op. cit., hlm. 181-186

Page 55: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

33

a) Yang bersifat kognitif seperti rendahnya kapasitas intelegensi

siswa

b) Yang bersifat afektif seperti labilnya emosi dan sikap

c) Yang bersifat psikomotor seperti terganggunya alat indera

penglihat dan pendengar

2) Factor ekstern yaitu segala keadaan yang datang dari luar diri

siswa. Meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar

yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa, yaitu:

a) Lingkungan keluarga, contohnya ketidakharmonisan

orangtua

b) Lingkungan masyarakat, contohnya lingkungan kumuh

c) Lingkungan sekolah, contohnya letak sekolah yang dekat

pasar

g. Malas belajar

Menurut Sarwono S.W, factor-faktor yang menyebabkan

anak malas belajar adalah tidak mempunyai kebiasaan belajar yang

teratur, tidak mempunyai catatan pelajaran yang lengkap, tidak

membuat PR, sering membolos sekolah maupun les, sering

mengharap soal bocoran ujian dan menyontek untuk mendapatkan

nilai yang bagus.43

43 Nanang Hanafiah, op. cit., hlm. 10-11

Page 56: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

34

h. Frustasi

Frustasi (kecewa) adalah keadaan batin seseorang,

ketidakseimbangan dalam jiwa, suatu perasaan tidak puas karena

hasrat/dorongan yang tidak dapat terpenuhi. Menurut Woodworth

ada 4 hal yang menyebabkan frustasi:44

1) Yang disebabkan bukan manusia, misalnya kereta yang telat

datang.

2) Yang disebabkan orang lain, misalnya teman yang menghina

nilainya.

3) Pertentangan antara motif positif dengan motif positif. Misalnya

seorang ibu yang tidak ingin anaknya pergi ke pesta padahal dia

sebenarnya dia ingin membahagiakan anaknya.

4) Pertentangan antara motif positif dengan motif negative yang

terdapat dalam diri orang itu. Misalnya dia ingin menjadi juara

kelas tapi sangat malas belajar.

4. Upaya Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan prestasi

belajar:

a. Meningkatkan pemahaman siswa dengan cara:45

1) Menambah waktu khusus untuk mempelajari materi-materi yang

sulit

44 Ngalim Purwanto, op. cit., hlm. 127-129

45 Husein Syahatah, op. cit., hlm. 68-69

Page 57: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

35

2) Meminta bantuan teman untuk bekerjasama dalam memahami

pelajaran yang sulit atau belajar bersama

3) Meminta bantuan guru sekalipun dalam meminta tambahan

penjelasan atau privat

4) Belajar ditempat yang jauh dari keramaian, tempat bermain,

tempat berlalu-lalang dll.

b. Membina hubungan baik antara guru dan siswa, dengan cara:46

1) Menghentikan perselisihan dan pertentangan antara guru dan

siswa

2) Siswa meminta maaf jika bersalah dan mendengarkan dari sudut

pandang sang guru, selanjutnya keduanya berupaya untuk saling

mengerti.

3) Hendaknya siswa meyakini bahwa guru mempunyai kedudukan

dan posisi berharga yang sifatnya simbolis.

c. Membangkitkan motivasi belajar siswa dengan cara:47

1) Siswa memperoleh pemahaman yang jelas mengenai proses

pembelajaran

2) Siswa memperoleh kesadaran diri terhadap pembelajaran

3) Menyesuaikan tujuan pembelajaran dengan kebutuhan peserta

didik secara link and match.

4) Memberikan sentuhan lembut, hadiah, pujian dan penghormatan

46 Ibid., hlm. 75

47 Nanang Hanafiah, op.cit., hlm. 28

Page 58: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

36

5) Siswa mengetahui prestasi belajarnya

6) Adanya iklim belajarnya yang kompetitif secara sehat

7) Belajar menggunakan multimedia dan multi metode

8) Guru yang kompeten dan humoris

9) Suasana lingkungan sekolah yang sehat

d. Kiat mengurangi lupa dalam belajar

Kiat terbaik untuk mengurangi lupa adalah dengan cara

meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak ragam kiat yang dapat

dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatannya, antara lain

menurut Barlow (1985), Reber (1988), dan Anderson (1990),

adalah:48

1) Over learning

Over learning (belajar lebih) artinya upaya belajar yang melebihi

batas penguasaan dasar atas materi pelajaran tertentu. Contohnya

pembacaan teks Pancasila setiap hari senin memungkinkan

ingatan siswa terhadap materi PPKN lebih kuat.

2) Extra studi time

Extra studi time (tambahan waktu belajar) adalah upaya

penambahan alokasi waktu belajar atau penambahan frekuensi

aktivitas belajar.

48 Muhibin Syah, op. cit., hlm. 172-178

Page 59: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

37

3) Mnemonic device

Mnemonic device (muslihat memori) adalah kiat khusus yang

dijadikan alat pengait mental untuk memasukkan item-item

informasi ke dalam system akal siswa. Ragam muslihat memori

antara lain:

a) Rima

Rhyme adalah sajak yang dibuat isinya terdiri atas kata dan

istilah yang harus diingat siswa.

b) Singkatan

Singkatan terdiri atas huruf awal nama atau istilah yang harus

diingat siswa.

c) System kata pasak

System kata pasak (Peg word system) menggunakan

komponen yang sebelumnya telah dikuasai sebagai pasak

(paku) pengait memori baru.

d) Metode losai

Metode losai (Method of loci) menggunakan tempat-tempat

khusus dan terkenal sebagai sarana penempatan kata dan

istilah tertentu yang harus diingat siswa.

e) System kata kunci

System kata kunci (Key word system) biasanya direkayasa

secara khusus untuk mempelajari kata dan istilah asing dan

cukup efektif untuk pengajaran bahasa asing.

Page 60: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

38

4) Pengelompokan

Pengelompoan adalah menata ulang item-item materi menjadi

kelompok-kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti

bahwa item-item tersebut memiliki signifikasi dan lafal yang

sama atau sangat mirip.

5) Latihan terbagi

Lawan latihan terbagi (distributed practice) adalah latihan

terkumpul yang sudah dianggap tidak efektif karena mendorong

siswa melakukan cramming (penumpukan pelajaran).

6) Pengaruh letak bersambung

Untuk memperoleh efek positif dari pengaruh letak bersambung

(the serial position effect), siswa dianjurkan menyusun daftar

kata-kata yang diawali dan diakhiri dengan kata-kata yang harus

diingat.

Ada beberapa cara yang dapat ditempuh guru dalam

menanggulangi kemungkinan terlupakannya materi yang telah

disajikan kepada mereka, yaitu:

1) Tingkatkan motivasi belajar siswa dengan menjelaskan manfaat

materi pelajaran bagi kehidupan mereka.

2) Demonstrasi dengan alat peraga atau memberi tanda khusus pada

istilah yang penting.

Page 61: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

39

3) Menyajikan materi yang berkaitan dengan sebelumnya, karena

kesinambungan antar pokok bahasan mempermudah proses

pengolahan materi dalam system akal siswa.

4) Memberi pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang

telah disajikan kepada siswa.

e. Kiat mengatasi kejenuhan dalam belajar

Keletihan mental yang menyebabkan munculnya kejenuhan

belajar itu lazimnya dapat diatasi dengan menggunakan kiat-kiat

sebagai berikut:49

1) Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman

yang bergizi dengan takaran yang cukup banyak

2) Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dari hari-hari

belajar yang dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih

giat

3) Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa

(meja tulis, lemari, rak buku, perlengkapan belajar dsb) yang

memungkinkan siswa merasa berada di sebuah kamar baru yang

lebih menyenangkan untuk belajar.

4) Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa

terdorong untuk belajar lebih giat.

5) Siswa jangan pantang menyerah, dengan cara mencoba belajar

dan belajar lagi.

49 Ibid., hlm.181

Page 62: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

40

f. Kiat mengatasi kesulitan dalam belajar

Sebelum menetapkan alternative pemecahan masalah

kesulitan belajar siswa, guru dianjurkan terlebih dahulu untuk

mengidentifikasi fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya

kesulitan belajar yang melanda siswa. Dalam melakukan diagnosis

kesulitan belajar siswa, perlu ditempuh langkah-langkah berikut:

1) Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang

siswa ketika mengikuti pelajaran

2) Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa khususnya yang

diduga mengalami kesulitan belajar

3) Mewawancarai orangtua siswa untuk mengetahui hal-hal dalam

keluarga siswa yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar

4) Memberikan tes diagnostic bidang kecakapan tertentu untuk

mengetahui hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa

5) Memberikan tes IQ khususnya kepada siswa yang diduga

mengalami kesulitan belajar

Jadi alternative untuk memecahkan kesulitan belajar siswa

adalah dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:50

1) Menganalisis hasil diagnosis, yaitu menelaah bagian-bagian

masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh

pengertian yang benar tentang kesulitan belajar yang dihadapi

siswa.

50 Ibid., 186-191

Page 63: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

41

2) Mengidentifikasi dan menetukan bidang kecakapan tertentu

yang memerlukan perbaikan. Ada yang bisa ditangani guru,

orang tua dan bahkan tidak keduanya.

3) Menyusun program perbaikan, khususnya program remedial

teaching

4) Melaksanakan program perbaikan.

g. Mempertinggi kecepatan membaca siswa

Siswa harus sanggup memahami isi dari berbagai macam

buku dalam waktu yang singkat. Schwartz (1999) mengungkapkan

lima hal penting yang harus disiapkan sebelum membaca yaitu:51

1) Memahami tema pokok pelajaran

2) Memahami banyaknya informasi yang ada dalam pelajaran

3) Memahami apa yang harus diingat dari setiap pelajaran

4) Memahami banyaknya materi yang diajarkan

5) Mengetahui dimana informasi dapat ditemukan

Schwartz juga mengungkapkan lima cara meningkatkan

kemampuan membaca yang harus diperhatikan guru, yaitu:

1) Siswa tidak boleh membaca dengan menggunakan pensil atau

tangan untuk menunjuk kata-kata yang dibaca, karena akan

memperlambat proses membaca. Membaca cukup dengan mata

saja.

51 E. Mulyasa, op. cit., hlm. 196-197

Page 64: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

42

2) Siswa tidak boleh menggerakkan bibir, mulut dan kepala pada

saat membaca.

3) Siswa diajarkan cara membaca cepat (skimming), yang agresif

dan aktif

h. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis

Catatan merupakan outline atau rangkuman yang memberi

gambaran tentang garis-garis besar dari pelajaran itu. Catatan itu

sangat penting jika hendak mengulanginya kelak. Schwartz

mengemukakan tiga cara meningkatkan kemampuan siswa dalam

menulis, yaitu: Mengecek tugas yang baru diselesaikan untuk

mendeteksi kesalahan tulisan, memperbaiki kesalahan tersebut

dengan melatih mengerjakan secara benar, dan mengecek kembali

setiap malam terhadap pekerjaan yang telah dikerjakan.

i. Cegah cramming

Kesalahan yang banyak dilakukan pelajar adalah menumpuk

pelajaran sampai saat akhir ulangan atau ujian sudah dekat, sehingga

mereka diburu waktu. Padahal memerlukan waktu yang cukup untuk

memperoleh pengertian mendalam. Siswa harus dibiasakan

membaca secara teratur setiap hari dan mengingat yang telah dibaca

dengan cara melihat kembali yang telah dibaca, menanyakan isi

bacaan, membaca secara rinci, menggunakan apa yang telah dibaca

dalam bekerja (mengerjakan tugas)52

52 Ibid..

Page 65: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

43

j. Untuk melancarkan belajar, dan meningkatkan prestasi belajar hal-

hal yang perlu diperhatikan adalah:53

1) Membentuk kelompok belajar. Dengan belajar bersama, siswa

yang kurang paham dapat diberitahu oleh siswa yang sudah

paham dan siswa yang sudah paham karena menerangkan kepada

temannya menjadi lebih menguasai.

2) Semua pekerjaan dan latihan yang diberikan oleh guru

hendaknya dikerjakan dengan segera dan sebaik-baiknya.

Maksud guru memberi tugas adalah untuk latihan ekspresi,

karena ini adalah cara terbaik untuk penguasaan ilmu/kecakapan.

3) Mengesampingkan perasaan negative dalam membahas atau

berdebat mengenai suatu masalah atau pelajaran. Karena

perasaan negative dapat menghambat ekspresi dan mengurangi

kejernihaan pikiran.

4) Rajin membaca buku/majalah yang bersangkutan dengan

pelajaran. Dengan banyak membaca, maka pemahaman

mengenai suatu pelajaran akan lebih luas dan dalam.

5) Berusaha melengkapi dan merawat dengan baik alat belajar.

Alat-alat yang tidak lengkap dan tidak baik dapat mengganggu

belajar.

6) Selalu menjaga kesehatan agar dapat belajar dengan baik, tidur

teratur dan makan bergizi serta cukup istirahat.

53 Ibid., hlm. 197-198

Page 66: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

44

7) Waktu rekreasi gunakan sebaik-baiknya, terutama untuk

menghilangkan kelelahan.

8) Persiapan mengikuti ujian minimal seminggu sebelum ujian

berlangsung. Persiapan matang menguasai isi pelajaran, jenis tes

yang akan ditanyakan dan berlatih mengkombinasikan isi dan

bentuk tes.

k. Pendekatan/strategi/Metode belajar yang digunakan lebih variatif.

Misalnya:

1) Menggunakan metode ceramah, diskusi, Tanya jawab,

penugasan, demonstrasi, sosiodrama, bermain peran,

karyawisata, mengajar beregu dan metode proyek (unit).

2) Berdasarkan pendekatan pengajaran ada metode Problem

Solving, Inquiry Discovery, teknik klasifikasi nilai, Ekspository,

Role Playing dan simulasi.54

3) Menerapkan pembelajaran aktif (Active Learning), seperti: Card

Sort, The Power Of Two, Snow Balling, Jigsaw, Everyone Is

Teacher Here, Learning Start With Question, Synergetic

Teaching, Peta Konsep, dll.55

54 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas

Tarbiyah MKDK (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 53-87

55 Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif (Jogjakarta: CTSD, 2004), hlm. 35-63

Page 67: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

45

4) Menggunakan pembelajaran Quantum Teaching and Learning

(QTL) yang azas utamanya “Bawalah dunia mereka ke dunia

kita, kemudian hantarkanlah dunia kita ke dunia mereka”.56

5) Menggunakan pembelajaran Contekstual Teaching and

Learning (CTL) yaitu dimana guru menghadirkan dunia nyata

ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam

kehidupan sehari-hari.

6) Menerapkan PAKEM yaitu Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif,

dan Menyenangkan.57

B. Tinjauan Tentang Sekolah

Pendidikan dasar merupakan pendidikan Sembilan tahun yang

terdiri atas program pendidikan enam tahun di Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat dan program pendidikan tiga

tahun di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah

(MTs) atau yang sederajat.

1. Sekolah Dasar

Sekolah Dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada

pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu

56 Bobby DePorter dkk, Quantum Teaching; Mempraktikkan Quantum Learning di

Ruang-Ruang Kelas, terj., Ary Nilandari (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2000), hlm..88-93

57 Marno Nurullah, “Metodologi Pembelajaran”, Bahan Ajar, Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2009

Page 68: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

46

6 tahun, mulai dari Kelas 1 sampai Kelas 6. Saat ini murid Kelas 6

diwajibkan mengikuti Ujian Nasional (dahulu Ebtanas) yang

mempengaruhi kelulusan siswa. Lulusan Sekolah Dasar dapat

melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (atau

sederajat).58

2. Madrasah Ibtidaiyah

Madrasah Ibtidaiyah (disingkat MI) adalah jenjang paling

dasar pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan Sekolah

Dasar, yang pengelolaannya dilakukan oleh Departemen Agama.

Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah ditempuh dalam waktu 6 tahun,

mulai dari Kelas 1 sampai Kelas 6. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah

dapat melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah atau Sekolah

Menengah Pertama.

Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah sama dengan kurikulum

Sekolah Dasar, hanya saja pada MI terdapat porsi lebih banyak

mengenai Pendidikan Agama Islam. Selain mengajarkan mata

pelajaran sebagaimana Sekolah Dasar, juga ditambah dengan

pelajaran-pelajaran seperti: Alquran Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih,

Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab.59

58 Wikipedia, Sekolah Dasar (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar, di Akses 21

november 2009)

59 Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah (http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009)

Page 69: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

47

3. Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Pertama (disingkat SMP), adalah jenjang

pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus

Sekolah Dasar (atau sederajat). Sekolah Menengah Pertama ditempuh

dalam waktu 3 tahun, mulai dari Kelas 7 sampai Kelas 9. Pada tahun

ajaran 1994/1995 hingga 2003/2004, sekolah ini pernah disebut

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).60

C. Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di dalam GBPP PAI adalah upaya sadar

dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati hingga mengimani ajaran agama Islam dengan

disertai dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam

hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud

persatuan dan kesatuan bangsa.61

Jadi Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar yang

dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk

meyakini, memahami dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran atas pelatihan yang telah ditentukan untuk

60 Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)

61 Muhaimin, dkk, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm.75

Page 70: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

48

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam Q.S Al-Mujadilah:11 Allah

berfirman:

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dari pengertian tersebut dapat ditemukan beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam, yaitu sebagai

berikut:62

1. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan

bimbingan, pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana

dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

2. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam

arti ada yang dibimbing, diajari dan dilatih dalam peningkatan

62 Ibid, hlm. 76

Page 71: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

49

keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengmalan terhadap ajaran

agama Islam.

3. Pendidik pendidikan agama Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan

bimbingan, pengajaran dan latihan secara sadar terhadap peserta

didiknya untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam.

4. Pembelajaran pendidikan agama Islam diarahkan untuk meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama

Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan

atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan

sosial. Dalam arti kesalehan pribadi itu diharapkan mampu

memancarkan ke luar dalam hubungan keseharian dengan manusia

lain baik seagama ataupun yang tidak seagama, serta dalam berbangsa

dan bernegara sehingga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan

nasional dan bahkan ukhuwah Islamiah.

Pendidikan Agama Islam dijenjang pendidikan dasar bertujuan

memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik tentang agama Islam

untuk mengembangkan kehidupan beragama, sehingga menjadi manusia

muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak

mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota

umat manusia. Mengingat akan peranannya yang sangat penting serta

kedudukannya yang kuat, maka pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

harus mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak, karena merupakan

Page 72: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

50

dasar pembinaan pribadi anak. Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-

Baqarah: 132:

“Dan Ibrahim telah Mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam".

Salah satu komponen operasional pendidikan islam sebagai suatu

system adalah materi. Materi pendidikan islam adalah semua bahan

pelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam suatu system

institusional pendidikan. Materi pendidikan ini lebih dikenal dengan istilah

kurikulum. Sedangkan kurikulum menunjuk kepada materi yang

sebelumnya telah disusun secara sistematis guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.63

63 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 161

Page 73: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

51

2.1 Stuktur kurikulum SD/MI (model 1)

Komponen Kelas dan Alokasi WaktuI II III IV, V&VI

A. Mata Pelajaran

TEMATIK

1. Pendidikan Agama Islam (3) 62. Pendidikan Kewarganegaraan 23. Bahasa Indonesia 54. Bahasa Arab 2*)5. Matematika (5) 66. Ilmu Pengetahuan Alam (4) 57. Ilmu Pengetahuan Sosial 38. Seni Budaya dan Keterampilan 49. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 4

B. Muatan Lokal*) 2C. Pengembangan Diri**) 2**)

Jumlah 29 30 31 39

2.2 Stuktur kurikulum SD/MI (model 2)

Komponen Kelas dan Alokasi WaktuI II III IV,V,&VI

A. Mata Pelajaran1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur’an Hadist 2 2 2 2b. Akidah dan Akhlak 2 2 2 1c. Fiqih 2 2 2 2d. SKI 0 0 0 1

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 23. Bahasa Indonesia 4 4 4 54. Bahasa Arab 0 0 0 2*)5. Matematika 4 4 4 (5) 66. Ilmu Pengetahuan Alam 2 2 3 (4) 57. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 3 3 38. Seni Budaya dan Keterampilan 3 3 3 49. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 4 4 4 4

B. Muatan Lokal*) 2 2 2 2C. Pengembangan Diri**) 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 29 30 31 39

Ketuntasan belajar peserta didik ditetapkan oleh musyawarah guru

bidang studi berdasarkan acuan yang ditetapkan oleh SD/MI masing-

masing. Penetapan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) atau

Page 74: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

52

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD/MI pada tiap mata pelajaran

berbeda-beda setelah diperhitungkan tingkat kompleksitas, daya dukung

dan intake (kemampuan rata-rata peserta didik).64

2.3 Struktur Kurikulum SMP/MTs

KomponenKelas dan Alokasi

WaktuVII VIII IX

A. Mata Pelajaran1. Pendidikan Agama Islam 2 2 22. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 23. Bahasa Indonesia 4 4 44. Bahasa Inggris 4 4 45. Matematika 4 4 46. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 47. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 48. Seni Budaya 2 2 29. Pendidikan Jasmani, Olahraga & Kesehatan 2 2 210. Keterampilan/Teknologi Informasi & Komunikasi 2 2 2

B. Muatan Lokal*) 2 2 2C. Pengembangan Diri**) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 32 32 32

Keterangan:65

1. PAI di MI terdiri atas: Al-Qur’an Hadist, Akidah Akhlak, Fiqih, SKI

2. *) Bahasa Arab merupakan ciri khas madrasah

3. **) = Ekuivalen 2 jam pembelajaran

4. ( ) = Angka di dalam kurung merupakan beban belajar yang tercantum

dalam Permendiknas, sedangkan angka di luar kurung merupakan beban

belajar tambahan karena hendak mencapai keunggulan-keunggulan

64 Muhaimin, dkk, Pengembangan Model KTSP pada Sekolah & Madrasah ( Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 249-252

65 Wina Sanjaya, Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP(Jakarta: Prenada Media Group, 2009), hlm. 182

Page 75: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

53

tertentu sebagaimana terkandung dalam Visi, Misi, dan Tujuan

Sekolah/Madrasah sebagai berikut: misalnya unggul dalam pembinaan

keagamaan Islam, prestasi UNAS.

Page 76: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

54

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

SMP Negeri 1 Pogalan terletak di Jalan Raya Tulung Agung–

Trenggalek, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek,

Jawa Timur. Telp./HP (0355) 791454/081335160500, Email/Website

[email protected].

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Pada

pendekatan ini penelitian dimulai dari masalah (problem) dan landasan

teori. Dari masalah tersebut dibuat rumusan hipotesis. Untuk membuktikan

hipotesis selanjutnya dilakukan verifikasi dengan data atau fakta melalui

observasi. Fakta dikumpulkan secara sistematis sesuai dengan

perencanaan, selanjutnya dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan.

Jenis penelitian ini adalah Non Eksperimen, dengan rancangan

Ekpose Fakto. Rancangan ini dipakai apabila keinginan untuk menentukan

hubungan antar variable tidak dapat dilakukan dengan cara eksperimen,

karena variable bebas telah bekerja dan telah menimbulkan pengaruh

terhadap variable tergantung (akibat). Bentuk rancangan yang dipakai

adalah Causal Comparative Studies, rancangan penelitian ini sederhana.

Peneliti memilih dua kelompok subjek yang berbeda dalam variable bebas,

Page 77: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

55

mengukur untuk variable tergantung pada semua subyek dalam kedua

kelompok tersebut.66

C. Data dan Sumber Data

Data primer yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan

oleh peneliti dari sumber pertama. Dalam penelitian ini data primer berasal

dari angket (kuesioner) yang diisi oleh 60 responden siswa SMP Negeri 1

Pogalan kelas VII, yang terdiri dari 30 siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Hasil angket dikuatkan dengan

wawancara yang dilakukan kepada Guru Pendidikan Agama Islam dan

Siswa kelas VII.

Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah, dan disajikan

oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal.67 Data

sekunder dalam penelitian ini adalah Nilai Rapor semester I (Laporan

Penilaian Hasil Belajar) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII

di SMP Negeri 1 Pogalan, literature dan data penunjang.

Variable pada penelitian ini terdiri dari Variable bebas adalah

siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

dan variable terikat adalah prestasi belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.

66 Yuswianto, Paradigma Positivistik. Makalah disampaikan dalam Pelatihan Penelitian

Tahun 2007 Bagi Dosen PTAI se-Jawa Timur, Lembaga Penelitian dan Pengembangan UIN Malang. Malang, 28 Oktober s/d 8 Desember 2007.

67 M. Zainuddin dan Muhammad Walid, Pedoman Penulisan Skripsi (Malang: Fakultas Tarbiyah, 2008), hlm.20

Page 78: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

56

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekelompok orang yang menjadi sasaran

studi.68 Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VII di SMP

Negeri 1 Pogalan, yaitu 243 siswa. Dengan rincian 208 siswa yang

berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan 35 siswa yang berasal dari

Madrasah Ibtidaiyah (MI).

2. Sampel

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Cara

mengambil sampel dalam penelitian ini adalah dengan sampling acak

strata (Stratified Random Sampling). Cara ini digunakan jika populasi

heterogen, dalam populasi heterogen tersebut ternyata ada strata-strata

yang homogen.69 Jadi dari populasi tersebut dibagi menjadi dua

kelompok yaitu siswa yang yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI), kemudian dari masing-masing kelompok

diambil sampel.

3. Besarnya sampel

Menurut L. R. Gay, jumlah sampel terkecil yang dapat

diterima tergantung jenis riset. Riset kausal-komparatif adalah 30

subjek perkelompok.70 Pada umumnya orang berpendapat bahwa 30

68 Ibid..69 Ibid..

70 Sumanto, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), hlm. 28

Page 79: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

57

subjek penelitian merupakan batas antara sampel kecil dengan sampel

besar. Tiga puluh atau kurang bisa dikatakan sebagai sampel kecil

sedangkan lebih besar dari 30 merupakan sampel besar.

Adapun penentuan jumlah sampel yang dikembangkan oleh

Roscoe dalam sugiyono (2005;102). Ukuran sampel untuk penelitian

adalah antara 30 sampai 500 orang, apabila sampel didasarkan dari

kategori seperti pria wanita, kota desa, maka jumlah anggota setiap

kategori minimal 30 orang.71

Jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam populasi,

mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah subjek

tersebut. Jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi

antara 100 hingga 150 orang, hendaknya di ambil semua.72 25% dari

populasi 243 siswa adalah 61 sampel siswa. Tetapi agar masing-

masing kelompok jumlah sampelnya sama, maka sampelnya 60 siswa.

Dengan demikian sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 30

siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan 30 siswa yang berasal

dari Madrasah Ibtidaiyah (MI).

E. Instrument Penelitian

Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut

71 Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif)

(Jakarta: GP Press, 2009), hlm. 75

72 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 94-95

Page 80: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

58

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.73 Instrument yang dipakai

dalam penelitian ini adalah: pertama, adalah pedoman observasi ketika

melakukan pengamatan di SMP Negeri 1 Pogalan. Kedua, adalah daftar

dokumen ketika melakukan dokumentasi. Ketiga adalah tes hasil belajar

disebut tes prestasi belajar, mengukur hasil belajar yang dicapai siswa

dalam kurun waktu tertentu. 74 Instrument yang dipakai disini yaitu tes

Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester, Ujian Akhir Semester (UAS).

Karena Nilai Rapor diperoleh dari: NR =

Sedangkan Nilai Harian diperoleh dari: NH =

Keempat, adalah angket atau kuesioner yaitu daftar pertanyaan

untuk diisi responden di bawah pengawasan peneliti. Responden

ditentukan berdasarkan teknik sampling. Angket yang dipakai adalah

kuesioner tertutup yaitu peneliti menyediakan jawaban-jawaban yang

dapat dipilih oleh responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

Kelima adalah pedoman wawancara. Untuk menguatkan hasil angket

peneliti juga melakukan wawancara dengan Guru Pendidikan Agama

Islam dan Siswa kelas VII.

73 Ibid..

74 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.223

Page 81: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

59

F. Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan

peneliti untuk mengumpulkan data. Tehnik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

a. Observasi

Adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan

sistematika fenomena yang diselidiki. Jenis observasi yang dipakai

adalah observasi tak terstruktur. Dalam hal ini peneliti tidak

mempersiapkan catatan tentang tingkah laku tertentu apa saja yang

harus diamati. Peneliti mengamati arus peristiwa dan mencatatnya

atau meringkasnya untuk kemudian dianalisis.75 Peneliti mengamati

kondisi (gedung, kelas, lingkungan, sarana-prasarana, prestasi, dll) di

SMP Negeri 1 Pogalan. Peneliti mulai melakukan observasi pada

tanggal 20 Desember 2009.

b. Angket

Angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan yang

didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan atau dapat

juga dijawab di bawah pengawasan peneliti. Responden ditentukan

berdasarkan teknik sampling. Angket yang dipakai adalah kuesioner

tertutup yaitu peneliti menyediakan jawaban-jawaban yang dapat

dipilih oleh responden untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.76

75 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunujuk Praktis Untuk Peneliti Pemula

(Yogyakarta: UGM Press, 2006), hlm. 74

76 Yuswianto, loc. Cit.

Page 82: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

60

Angket pada penelitian ini untuk mengetahui factor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Penyebaran angket

dilakukan pada hari senin 8 maret 2010 setelah upacara bendera.

Angket dibagikan sendiri oleh peneliti kepada 60 siswa yang menjadi

sampel dalam penelitian ini. Responden terdiri dari 30 siswa yang

berasal dari SD dan 30 siswa yang berasal dari MI. Jenis angket yang

dipakai adalah angket tertutup. Peneliti sudah menyediakan jawaban

yang dapat dipilih oleh responden untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan.

Peneliti menggunakan skala Guttman, yaitu menggunakan dua

jawaban yang tegas dan konsisten, ya-tidak, benar-salah, setuju-tidak

setuju. Disini pilihan jawaban yang disediakan adalah iya dan tidak.

Skor untuk jawaban iya adalah 2 dan tidak 1.77

c. Dokumentasi.

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen baik tertulis, gambar

maupun elektronik.78 Dalam penelitian ini mengambil dokumentasi

Daftar nilai Rapor semester I (Laporan Penilaian Hasil Belajar) mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam, yang dapat diperoleh dari Guru

Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 1 Pogalan pada tanggal 4

77 Iskandar, op. cit. hlm. 83

78 Nana Syaodih Sukma, op.cit., hlm. 221

Page 83: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

61

Februari 2010. Selain itu juga mengambil data tentang sejarah

berdirinya SMP Negeri 1 Pogalan, profil sekolah, struktur organisasi,

jumlah siswa, jumlah guru dan sarana prasarana pada tanggal 22

Februari 2010.

d. Wawancara

Wawancara adalah adalah alat pengumpul informasi dengan

cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab

secara lisan pula. Wawancara penelitian ini hanya sebagai penguat

hasil angket. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara

terstruktur. Yaitu pedoman wawancara yang pertanyaan dan

alternative jawaban yang diberikan kepada subjek telah ditetapkan

terlebih dahulu oleh pewawancara, agar jawabannya dapat dengan

mudah dikelompokkan dan dianalisis.79 Peneliti melakukan

wawancara kepada 3 Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII pada

tanggal 24 dan 25 Februari 2010. Sedangkan wawancara dengan 2

perwakilan siswa kelas VII yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tanggal 15 maret 2009.

G. Analisis Data

Persyaratan analisis statistic parametric adalah di uji normalitas

dan homogenitas.

1. Uji Normalitas

79 Donald Ary, dkk, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, terj., Arief Furchan,

(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hlm. 248

Page 84: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

62

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi

sebuah data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hokum

sebaran normal baku dari Gauss. Disini peneliti menggunakan uji

kolmogorov-smirnov satu sampel dengan SPSS 16.0 for windows,

untuk menguji normalitas.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi

antara kelompok yang diuji berbeda atau tidak, variansinya homogeny

atau heterogen. Data yang diharapkan adalah homogeny. Dalam

penelitian ini data di uji homogenitas menggunakan One-Way ANOVA

dengan SPSS 16.0 for windows.80

3. Uji T-Test

Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan statistic inferensial. Pada

statistic inferensial mempunyai dua fungsi, yaitu: untuk estimasi dan

menguji hipotesis. Berdasarkan distribusi dan skala datanya,

penelitian ini menggunakan statistic parametric. Karena skala datanya

adalah interval. Statistic parametric ini menggunakan teknik

komparasi Uji Beda ( t-test) T-test sampel bebas (Independent Sample

Test).81 Ada dua bentuk formulasi uji-t untuk sampel bebas, namun

terlebih dahulu diuji Homogenitas Populasi dengan Uji F.

80 Muhammad Nisfiannoor, Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial (Jakarta:

Salemba Humanika, 2009), hlm. 91-103

81 Yuswianto, loc.cit.

Page 85: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

63

F =

Populasi homogen jika nilai

Populasi heterogen jika nilai .

a) Varian Homogen ( = )

t =

b) Varian Heterogen ( )

t =

Namun karena sebelum uji t sudah di uji homogenitas, maka

variannya adalah homogeny.

Uji hipotesis pihak kanan:

Ho :

Ha :

Ho diterima jika

Ha diterima jika

db = n1 + n2 – 2

Untuk mendapatkan data yang akurat maka instrument angket yang

dipakai harus diuji validitas dan reliabilitas.

4. Uji Validitas

Uji validitas yang dipakai adalah validitas internal. Untuk

menguji validitas tiap item instrument adalah dengan mengkorelasikan

Page 86: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

64

antara skor-skor tiap item dengan skor total keseluruhan instrument.

Item dikatakan valid, jika dan sebaliknya.82 Untuk

mengetahui validitas instrument pada penelitian ini, digunakan

program SPSS 16.0 for windows.

5. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas yang dipakai adalah reliabilitas internal, yaitu

menganalisis data dari satu kali hasil uji. Tehnik yang dipakai antara

lain adalah tehnik belah dua (split-half-method) dengan rumus

Spearman-Brown:

=

Caranya terlebih dahulu angket dibagi menjadi dua bagian,

misalnya ganjil dan genap.83 Setelah itu dilakukan perhitungan dengan

SPSS 16.0 for windows.

82 Anas Sudijono, Statistik Pendidikan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1987), hlm.

190-195

83 Gunawan Sudarmanto, Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), hlm. 89-99

Page 87: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

65

BAB IV

PEMAPARAN DATA

A. Deskripsi Data

1. Latar Belakang Objek

a. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pogalan

SMP Negeri 1 Pogalan terletak di Jalan Raya Tulung

Agung–Trenggalek, Desa Bendorejo, Kecamatan Pogalan,

Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Telp./HP (0355) 791454/

081335160500, Email/Website [email protected].

SMP Negeri 1 Pogalan berdiri pertama kali pada Tahun

1978 dan merupakan Filial dari SMP Negeri 1 Trenggalek dengan

Kepala Sekolah Bpk. Soeprapto (Kepala SMP Negeri 1

Trenggalek). Pada Tahun 1978 itu gedung SMP Negeri 1 Pogalan

belum jadi tapi sudah menerima siswa baru sebanyak 3 kelas

dengan lokasi meminjam SD Negeri IV Bendorejo yang jaraknya

dari SMP Negeri 1 Pogalan sekitar 2 Km. Saat itu namanya SMP

Negeri Pogalan belum ada tambahan 1 (satu).

Baru pada tahun 1980 gedung SMP Negeri 1 Pogalan sudah

jadi dengan jumlah ruang belajar sebanyak 10 lokal, 1 Kantor, 1

ruang Guru, 1 ruang Laboratorium, 2 Kamar Mandi/WC, 1 ruang

Perpustakaan dan 1 ruang Ketrampilan. Jumlah penerimaan siswa

baru dari tahun ketahun terus bertambah disesuaikan dengan ruang

Page 88: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

66

kelas yang ada dan Pagu. Dengan diresmikannya gedung SMP

Negeri Pogalan oleh Bupati Trenggalek yaitu Bpk. Soedarso pada

tanggal 6 Desember 1980, maka Kepala Sekolahnya juga sudah

definitif yaitu Bpk. Soesanto dari Kediri dan tempat belajarnya

pindah ke gedung yang baru.

Jumlah guru pertama di SMP Negeri Pogalan hanya 16

orang, Karyawan/pegawai 2 orang, sehingga banyak guru yang

mengajar lebih dari 1 mata pelajaran. Dari tahun ketahun jumlah

guru dan Karyawan semakin bertambah sehingga mencukupi

kebutuhan yang ada. Tentang jumlah siswa/kelas pernah SMP

Negeri Pogalan menerima sebanyak 10 kelas untuk masing–masing

tingkat sehingga semua berjumlah 30 kelas, yaitu sekitar tahun

1992. Hal ini tidak berlangsung lama karena berdiri SMP Negeri 2

Pogalan jumlah penerimaan siswa menjadi 8 kelas pertingkat

hingga sekarang ini. Sebelum SMP Negeri 2 Pogalan berdiri, SMP

Negeri Pogalan merubah namanya menjadi SMP Negeri 1 Pogalan.

Pada tahun 2004 sampai 2007 SMP Negeri 1 Pogalan

adalah Sekolah Standar Nasional (SSN) dan pada tahun 2007

sampai 2009 adalah persiapan Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI). Sedangkan mulai tahun ajaran 2009/2010

SMP Negeri 1 Pogalan menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI). Berdasarkan pengamatan, siswa SMP Negeri

1 Pogalan dari segi kuantitas menurun, namun dari segi kualitas

Page 89: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

67

meningkat. Hal ini disebabkan karena jumlah siswa dalam kelas

diperkecil dari 36 siswa perkelas menjadi 24 siswa perkelas untuk

kelas Sekolah Bertaraf Internasional (SBI).

Dengan jumlah siswa yang sedikit maka proses belajar

mengajar akan lebih efektif apabila dibandingkan dengan jumlah

yang besar. Sehingga dengan jumlah guru yang sekian mampu

melayani dengan baik, sehingga mampu meningkatkan kualitas

pendidikan khususnya di SMP Negeri 1 Pogalan.

b. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 1 Pogalan

Visi :

Mewujudkan Prestasi yang Cemerlang, Berkepribadian, Cinta

Lingkungan, serta berwawasan Local, Nasional dan Internasional.

Misi :

1) Mewujudkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang

berstandar Nasional dan Internasional

2) Mewujudkan proses belajar yang berstandar nasional dan

internasional

3) Mewujudkan Standar Kompetensi Lulusan yang berstandar

Nasional dan Internasional

4) Menyediakan pendidik dan tenaga kependidikan yang

memiliki kompetensi dan kualifikasi yang sesuai untuk

mengelola Sekolah Bertaraf Internasional

Page 90: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

68

5) Memenuhi sarana dan prasarana pendidikan yang berstandar

internasional

6) Mewujudkan pengelolaan sekolah yang menerapkan MBSA

dan berstandar internasional

7) Memenuhi biaya operasional sekolah internasional yang

berstandar

8) Mewujudkan standar penilaian yang berstandar nasional dan

internasional

9) Mencapai prestasi akademik maupun non akademik secara

nasional dan internasional.

Tujuan :

1) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan Standar Kompetensi

Lulusan bertaraf international meliputi bidang akademik dan

non akademik

2) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan silabus semua mata

pelajaran bertaraf internasional dan untuk semua

jenjang/kelas/tingkatan

3) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan pemetaan SK, KD,

Indikator bertaraf internasional untuk kelas 7-9 semua mata

pelajaran

4) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan RPP bertaraf

internasional untuk kelas VII-IX semua mata pelajaran

Page 91: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

69

5) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar isi bertaraf

internasional (kurikulum satuan pendidikan, meliputi:

tercapai/telah dibuat kurikulum satuan, silabus lengkap,

model/system penilaian lengkap, RPP lengkap)

6) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar proses

pembelajaran bertaraf internasional meliputi: tercapai/telah

dibuat/ditetapkan melaksanakan pembelajaran dengan

strategi/metode: CTL, belajar tuntas, pembelajaran dll secara

lengkap termasuk pembelajaran diluar kelas/sekolah

7) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan tenaga pendidik dan

kependidikan bertaraf internasional meliputi: semua guru

berkualifikasi minimal S1, telah mengikuti PTBK, semua

mengajar sesuai bidangnya, mampu berbahasa inggris, mampu

menggunakan perangkat TIK

8) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar

sarpras/fasilitas sekolah bertaraf internasional meliputi: semua

sarpras, fasilitas, peralatan dan perawatan bertaraf

internasional

9) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar pengelolaan

sekolah bertaraf internasional meliputi: standar pengelolaan,

pembelajaran, kurikulum, sarana prasarana, SDM, kesiswaan,

administrasi secara lengkap, memenuhi standar ISO 9001,

berbasis TIK

Page 92: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

70

10) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan standar penilaian

pendidikan yang relevan dan bertaraf internasional

11) Sekolah mampu memenuhi/menghasilkan pengembangan

budaya mutu sekolah yang memadai

12) Sekolah mampu mewujudkan lingkungan sekolah dengan

menerapkan 6 K secara lengkap.

c. Struktur Organisasi di SMP Negeri 1 Pogalan

4.1 Struktur Organisasi

Page 93: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

71

d. Keadaan Guru di SMP Negeri 1 Pogalan

4.2 Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah Guru

No.

Tingkat Pendidikan

Jumlah dan Status Guru JumlahGT/PNS GTT/Guru Bantu

L P L P1. S3/S2 1 - - - 12. S1 33 28 - - 603. D-4 - 1 - - 14. D3/Sarmud 1 - - - 15. D2 - - - - -6. D1 4 1 - - 5

Jumlah 39 30 - - 68

4.3 Daftar Guru SMP Negeri 1 Pogalan

No Nama Guru Bidang Studi1 Drs. Jausan Pendidikan Agama Islam2 Kusnan, S.Pdi Pendidikan Agama Islam3 Nurudin, BA Pendidikan Agama Islam4 Suprayitno, S.Pd PKn + PLH5 Anik Ahniati, S.Pd PKn + PLH6 Endang S, S.Pd PKn + BP/BK7 Siswoyo, S.Pd Bahasa Indonesia8 Imam Choirudin, S.Pd Bahasa Indonesia9 Siti Masruroh, S.Pd Bahasa Indonesia10 Talkah Harianto, S.Pd Bahasa Indonesia11 Endah Suyuti, S.Pd Bahasa Indonesia12 Fahrudin, S.Pd Bahasa Indonesia13 Siti Khatmimah, S.Pd Bahasa Indonesia14 Suwarno, S.Pd Bahasa Indonesia15 Suratman, S.Pd Bahasa Indonesia16 Lilik Suryani, S.Pd Bahasa Inggris17 Widiyanto, S.Pd Bahasa Inggris18 Moh. Ghozali, S.Pd Bahasa Inggris19 Dra. Siami Nurwiyah Bahasa Inggris20 Didik Haryono, S.Pd Bahasa Inggris21 Siswanto, S.Pd IPS22 Dwi Astuti, S.Pd IPS23 Pancaningtyas, S.Pd IPS24 Rahayu Dwi P, S.Pd IPS25 Dra. Endang Mayawati IPS26 Endah Sutjiati, S.Pd IPS27 Drs. Suratno IPS

Page 94: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

72

28 Armono P, S.Pd IPS29 Dra. Tri Rahayuningsih IPS30 Jaini, S.Pd IPA31 Endri Tri W, S.Pd IPA32 Ngaini, S.Pd IPA33 Jarwoto, S.Pd IPA34 Tarwiyah, S.Pd IPA35 Maelah, S.Pd IPA36 Sulastri, S.Pd IPA37 Supriyanto, S.Pd IPA38 Anik Kusmiarsih, S.Pd IPA39 Ahmad Afifudin, S.Pd Matematika40 Mukarni, S.Pd Matematika41 Drs. Supriyadi Matematika42 Setyowati, S.Pd Matematika43 Hj. Rasdiana, S.Pd Matematika44 Zahro’ Rohanah, S.Pd Matematika45 Eni Sumartin, S.Pd Matematika46 Imam Susanto, S.Pd Matematika47 Drs. Mucholid Matematika48 Jarot Wicaksono Kertakes49 Wakidi, S.Pd Kertakes + PLH50 Agus Mukarwanto Kertakes + PLH51 Sudibyo, S.Pd Penjaskes52 Bambang Dwiyanto, S.Pd Penjaskes53 Hery Sumanto, S.Pd Penjaskes54 Setiyadi, S.Pd Penjaskes55 Subekti, S.Pd TIK56 Titis Anggraini, S.ST TIK57 Drs. Kuwat TIK58 Islani TIK59 Drs. Sudiatmanto Bahasa Daerah60 Mardianto, S.Pd Bahasa Daerah61 Maryati, S.Pd Ket. Jasa + BP62 Hadi Waluyo Ket. Jasa + PLH63 Sutrisno, S.Pd Ket. Jasa + PLH64 Wentin Suhartatik, S.Pd BP/BK65 Sulistyani, S.Pd BP/BK66 Wiwik Mistiati, S.Pd BP/BK67 Sri Oetaminingjatik, S.Pd BP/BK68 Subakti Di Perpustakaan

Page 95: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

73

4.4 Jumlah guru dengan tugas mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan (keahlian)

No Guru Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan sesuai

dengan tugas mengajar

Jumlah guru dengan latar belakang pendidikan yang

TIDAK sesuai dengan tugas mengajar

Jumlah

D1/D2 D3/Sarmud

S1/D4 S2/S3 D1/D2 D3/Sarmud

S1/D4 S2/S3

1. IPA 9 92. Matematika 9 93. Bahasa

Indonesia8 1 10

4. Bahasa Inggris

5 5

5. Pendidikan Agama

3 3

6. IPS 9 97. Penjaskes 4 48. Seni Budaya 2 1 39. PKn 3 3

10. TIK/Keterampilan

2 5 7

11. BK 4 412. Lainnya:

Bhs Jawa1 1 1 3

Jumlah 4 1 61 1 1 69

4.5 Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru

No.

Jenis Pengembangan Kompetensi

Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi/profesionalisme

Laki-laki Jumlah Perempuan Jumlah1. Penataran KTSP 15 15 13 132. Penataran Metode

Pembelajaran (termasuk CTL)14 14 13 13

3. Penataran PTK 10 10 8 84. Penataran Karya Tulis Ilmiah 3 3 5 55. Sertifikasi Profesi/Kompetensi 25 25 22 226. Penataran PTBK 12 12 8 87. Penataran Profesi guru Matpel 16 16 14 148. Penataran lainnya: ..............

-Penataran Tutor Guru SLTP-Penataran PAKEM

312

312

310

312

Page 96: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

74

4.6 Prestasi guru

No. Jenis lomba Perolehan kejuaraan 1 sampai 3 dalam 3 tahun terakhir

Tingkat Jumlah Guru1. Lomba PTK Nasional -

Provinsi -Kab/Kota -

2. Lomba Karya tulis Inovasi Pembelajaran

Nasional -Provinsi -Kab/Kota -

3. Lomba Guru Berprestasi Nasional -Provinsi -Kab/Kota 2

4. Lomba lainnya: ............................... Nasional -Provinsi 1Kab/Kota -

4.7 Guru Billingual (RSBI)Kualifikasi Pendidikan, Status, Jenis Kelamin, dan Jumlah

NoTingkat Pendidikan

Jumlah dan Status GuruJumlahGT/PNS GTT/Guru Bantu

L P L P1. S3/S2 - - - - -2. S1 1 4 - - 53. D-4 - - - - -4. D3/Sarmud - - - - -5. D2 - - - - -6. D1 - - - - -7. ≤ SMA/sederajat - - - - -

Jumlah 1 4 - - 5

4.8 Pengembangan kompetensi/profesionalisme guru Billingual

No.

Jenis Pengembangan Kompetensi

Jumlah Guru yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi/profesionalismeLaki-laki Jumlah Perempuan Jumlah

1. Penataran KBK/KTSP - - - -3. Penataran Metode

Pembelajaran (termasuk CTL)- - - -

4. Penataran PTK - - - -5. Sertifikasi Profesi/Kompetensi - - - -6. Pelatihan Billingual 1 1 4 47. Penataran lainnya: ..............

Page 97: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

75

4.9 Tenaga Pendukung

No Tenaga pendukung

Jumlah tenaga pendukung dan kualifikasi pendidikannya

Jumlah tenaga pendukung

Berdasarkan Status dan Jenis Kelamin

Jumlah

≤ SMP SMA D1 D2 D3 S1 PNS HonorerL P L P

1. Tata Usaha 4 1 3 1 1 52. Perpustakaan 1 1 13. Laboran lab.

IPA1 1 1

4. Teknisi lab. Komputer

5. Laboran lab. Bahasa

6. PTD (Pend Tek. Dasar)

7. Kantin8. Penjaga

Sekolah1 1 2 2

9. Tukang Kebun

1 1 2 2

10. Keamanan 1 1 111. Lainnya:

Jumlah 2 9 1 7 2 1 2 12

e. Keadaan Siswa di SMP Negeri 1 Pogalan

4.10 Data Siswa (empat tahun terakhir) siswa reguler :

Th. Pelajaran

Jml Pendaftar

(Cln Siswa Baru)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kls. VII + VIII

+ IX)Jml

SiswaJumlah Rombel

Jml Siswa

Jumlah Rombel

Jml Siswa

Jumlah Rombel

Siswa Rombel

2006/2007 514 318 8 335 8 360 8 1.013 242007/2008 628 287 8 318 8 332 8 937 242008/2009 630 280 8 288 8 316 8 884 242009/2010 558 243 8 279 8 285 8 807 24

Page 98: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

76

4.11 Data Siswa (empat tahun terakhir) siswa Billingual (RSBI)

Th. Pelajaran

Jml Pendaftar

(Calon Siswa Baru)

Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah (Kls. VII + VIII

+ IX)Jml

SiswaJumlah Rombel

Jml Siswa

Jumlah Rombel

Jml Siswa

Jumlah Rombel

Siswa Rombel

2007/2008 - - - - - - - - -2008/2009 - - - - - - - - -2009/2010 60 40 2 - - - - 40 2

Prestasi sekolah/siswa dua (2) tahun terakhir4.12 Prestasi Akademik: NUAN

No.

Tahun Pelajaran

Rata-rata NUANBhs

IndonesiaIPA Matematika Bahasa

InggrisJumlah Rata-rata

semua mapel

1. 2007/2008 7,94 8,17 7,84 7,74 31,69 7,92

2. 2008/2009 8,57 8,19 8,54 8,02 33,32 8,33

4.13 Prestasi Akademik: Peringkat rerata NUAN

No Tahun Pelajaran

PeringkatTingkat Kecamatan

(Rayon)Tingkat Kab/Kota Tingkat Propinsi

Sek. Negeri

Sek. Swasta

Sek. Negeri

dan Swasta

Sek. Negeri

Sek. Swasta

Sek. Negeri

dan Swasta

Sek. Negeri

Sek. Swasta

Sek. Negeri

dan Swasta

1. 2007/2008 1 1 2 4 301 4152. 2008/2009 1 1 5 6 316 308

4.14 Prestasi Akademik: Nilai Ujian Sekolah (US)

No Mata Pelajaran Rata-rata Nilai USTahun 2007/2008 2008/2009

1 Pendidikan Agama 8,45 8,602 PKn 8.55 8,713 IPA - -4 IPS 7,00 7.755 Kertakes/Seni Budaya 7,80 8,106 Penjaskes 7,70 7,85

Page 99: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

77

7 Bahasa Jawa 8,50 8,608 Elektronika - -9 Pembukuan 7,60 7,65

10 TIK 7,45 7,5511

4.15 Angka Kelulusan dan Melanjutkan

No Tahun Ajaran

Jumlah Kelulusan dan Kelanjutan StudiJumlah Peserta Ujian

Jumlah Lulus

% Kelulusan

% Lulusan yang

Melanjutkan Pendidikan

% Lulusan yang TIDAK Melanjutkan Pendidikan

1. 2007/2008 332 332 100% 99,81% 0,19%2. 2008/2009 316 315 99,55% 99,82% 0,18%

4.16 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Akademik: Lomba-lomba

No Nama Lomba Tahun 2007/2008Tahun 2008/2009

Juara ke:

Tingkat Juara ke:

TingkatKab/Kota

Pro-pinsi

Nasio-nal

Kab/Kota

Pro-pinsi

Nasio-nal

1. Bintang Pintar Ultra

2. Pelajar teladan3. Story retelling4. Mapel IPS I V5. Game show

matematika6. Mapel

matematikaIII V Fin-

alisV

7. Mapel IPA I,II V I,II V8. Mapel bhs

IndonesiaVIII V

9. Story trllied10. Speac contes III V II V

Page 100: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

78

4.17 Perolehan Kejuaraan/Prestasi Non Akademik

No

Nama Lomba Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009

Juara ke:

Tingkat Juara ke:

TingkatKab/Kota

Pro-pinsi

Nasio-nal

Kab/Kota

Pro-pinsi

Nasio-nal

1. Paskibraka2. Paduan Suara II V I V3. Parade Band4. Roket Air5. Baca Puisi6. Vokal Group7. Pramuka/galang

tangkasIII V

8. Solo vokal9. Cheerl leader

4.18 Jumlah dan prosentase siswa drop-out

No

Kelas Jumlah dan prosentase siswa drop-out2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

1 VII - - - -2 VIII - - - -3 IX - - - -

Total (%) - - - -

4.19 Jumlah dan prosentase siswa yang terancam drop-out

No

Kelas Jumlah dan prosentase siswa terancam drop-out2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

1 VII - - - -2 VIII - - - -3 IX - - - -

Total (%) - - - -

4.20 Alasan lulusan SMP tidak melanjutkan ke SMA/SMK/sederajat

No Alasan tak melanjutkan Urutan alasan dari yang paling utama dengan memberi nomor 1

s.d. 9*)1 SMA/SMK/sederajat yang ada terlalu

jauh/tak terjangkau6

2 Tidak mampu membiayai 1

Page 101: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

79

3 Transportasi sulit/mahal 44 Kondisi geografis (medan sulit) 85 Daerahnya terpencil 76 Pendidikan dipandang kurang penting 37 Bekerja 28 Menikah 59 Lain-lain, sebutkan: 9

Latar Belakang Sosial Ekonomi Orangtua Siswa4.21 Pekerjaan orangtua/wali siswa

No. Pekerjaan Prosentase1. PNS 8%2. TNI/POLRI 1%3. Petani 40%4. Swasta 38%5. Nelayan 1%6. Politisi (misalnya anggota DPR) 1%7. Perangkat Desa 2%8. Pedagang 7%... ... ...

4.22 Penghasilan orangtua/wali (gabungan kedua orangtua) siswa

No. Penghasilan Prosentase1. Kurang dari Rp.500.000,- 15%2. Antara Rp.500.000,- s.d.

Rp.1.000.000,-40%

3. Antara Rp.1.000.000,- s.d. Rp.1.500.000,-

35%

4. Antara Rp.1.500.000,- s.d. Rp.2.000.000,-

8%

5. Lebih dari Rp.2.000.000,- 2%

4.23 Tingkat kesejahteraan orangtua/wali siswa

No. Tingkat kesejahteraan Prosentase1. Pra sejahtera 20%2. Sejahtera I 40%3. Sejahtera II 30%4. Purna sejahtera 10%

Page 102: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

80

f. Sarana Prasarana di SMP Negeri 1 Pogalan

SMP Negeri 1 Pogalan memiliki 24 Ruang Kelas, 2

Laboratorium IPA, 1 Laboratorium Bahasa, 2 Laboratorium

Komputer, 1 Ruang Multimedia, 1 Ruang Media, 1 Ruang

Perpustakaan, 1 Ruang Guru, 1 Ruang KTU, 1 Ruang TU, 1 Ruang

Kepala Sekolah, 1 Ruang Wakil Kepala Sekolah, 1 Ruang

Kurikulum, 1 Ruang Tamu, 1 Ruang BK, 1 Koperasi, 1 Lapangan

Basket, 1 Lapangan Voli, 1 Aula, 1 Masjid, 1 Panggung, 2 Kamar

Mandi Guru, 12 Kamar Mandi Siswa, 5 Gudang, 3 Tempat Parkir,

1 Ruang UKS, 1 Ruang OSIS, 1 Sanggar, 2 Ruang Ganti, Dapur

dan 2 Kantin. SMP ini mempunyai kegiatan ekstrakurikuler seperti

Pramuka, Seni Musik, Seni Rupa, Tata Boga, Drum band, dan

Olahraga Tenis Meja, Sepak Takraw, Bola Voli, Bola Basket.

1) Data Ruang-ruang di SMP Negeri 1 Pogalan

4.24 Data Ruang Belajar (Kelas)

Kondisi Jumlah dan ukuran Jml. ruang lainnya

yg digunakan untuk r. Kelas

(e)

Jumlah ruang yg digunakan u. R. Kelas (f)=(d+e)

Ukuran 7x9 m2

(a)

Ukuran> 63m2

(b)

Ukuran < 63 m2

(c)

Jumlah (d) =(a+b+c)

Baik 7 7 ............. ruang, yaitu: ………

24Rsk ringan 17 17Rsk sedangRsk BeratRsk Total 24 24

Page 103: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

81

4.25 Keterangan kondisi:

Baik Kerusakan < 15%Rusak ringan 15% - < 30%Rusak sedang 30% - < 45%Rusak berat 45% - 65%Rusak total >65%

4.26 Data Ruang Belajar Lainnya

Jenis Ruangan Jumlah (buah)

Ukuran (pxl)

Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah (buah)

Ukuran (pxl)

Kondisi

1. Perpustakaan 1 14x8,5 baik 6. Lab. Bahasa 1 12x7,9 baik

2. Lab. IPA 1 14x8,5 baik 7. Lab. Komputer

2 7x9 baik

3. Ketrampilan - - baik 8. PTD - - -

4. Multimedia 1 7x9 baik 9. Serbaguna/ aula

1 7x30 baik

5. Kesenian 1 12x7,9 baik 10.Ruang Media

1 8x12 baik

4.27 Data Ruang Kantor

Jenis Ruangan Jumlah (buah)

Ukuran (pxl)

Kondisi*)

1. Kepala Sekolah 1 7x5 baik

2. Wakil Kepala Sekolah

1 3x3,5 baik

3. Guru 1 7x10 baik

4. Tata Usaha 1 7x4 baik

5. Tamu 1 7x3 baik

6. Kurikulum 1 5x3 baik

7.KTU 1 3x3 baik

4.28 Data Ruang Penunjang

Jenis Ruangan Jumlah (buah)

Ukuran (pxl)

Kondisi*) Jenis Ruangan Jumlah (buah)

Ukuran (pxl)

Kondisi

1. Gudang 5 3x4 baik 12. Ibadah 1 8x7,5 Baik

2. Dapur 1 3x3,5 baik 13. Ganti 2 3x4 Baik

3. Reproduksi 14. Koperasi 1 7x8 Baik

Page 104: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

82

4. KM/WC Guru

2 3x2 baik 15. Hall/lobi 1 4x5 Baik

5. KM/WC Siswa

12 1x1,5 Baik 16. Kantin 2 5x9 Baik

6. BK 1 4x4,5 Baik 17. Rumah Pompa/ Menara Air

1 1x1 Baik

7. UKS 1 4x4,5 Baik 18. Bangsal Kendaraan

3 8x7,5 Baik

8. PMR/Pramuka

1 4x4,5 Baik 19. Rumah Penjaga

- - -

9. OSIS 1 4x4,5 baik 20. Pos Jaga - - -

10.Bak Sampah

1 3x2,5 Baik 21. Ruang Stensil 1 3x4 baik

11.Green House

1 7x5 baik 22.Alat Olahraga 1 6x4 baik

4.29 Lapangan Olahraga dan Upacara

Lapangan Jumlah (buah)

Ukuran (pxl)

Kondisi Keterangan

1. Lapangan Olahraga a. bola basket b. bola volly c. bulu tangkis d. tenis meja e. lompat jauh/tinggi

12121

20x356x1810x153x1,57x3

BaikBaikBaikBaikbaik

2. Lapangan Upacara 1 25x25 baik

2) Kepemilikan Tanah

Kepemilikan Tanah :

Pemerintah/yayasan/pribadi/menyewa/menumpang*)

Status Tanah : SHM/HGB/Hak Pakai/Akte Jual Beli/Hibah*)

Luas Lahan/Tanah : 11.750 m2

Luas Tanah Terbangun : 5.216 m2

Luas Tanah Siap Bangun : 1.000 m2

Page 105: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

83

Luas Lantai Atas Siap Bangun :

……………………………………......……….......................................... m2

*) Coret yang tidak perlu

Lampirkan rencana tapak (site plan) sekolah skalatis (berskala) dengan ukuran

kertas minimal A4.

3) Perabot (furniture) utama

4.30 Perabot ruang kelas (belajar)

No.

Jumlah ruang kelas

PerabotJumlah dan kondisi

meja siswaJumlah dan kondisi

kursi siswaAlmari + rak

buku/alatPapan tulis

Jml

Bai

k

Rsk

.R

inga

n

Rsk

.B

erat

Jml

Bai

k

Rsk

.R

inga

n

Rsk

.B

erat

Jml

Bai

k

Rsk

.R

inga

n

Rsk

.B

erat

Jml

Bai

k

Rsk

.R

inga

n

Rsk

.B

erat

1 24 510 v 1020 V 9 v 48 v

4.31 Perabot ruang belajar lainnya

No. Ruang PerabotMeja Kursi Almari + rak

buku/alatLainnya

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

1. Perpustakaan 6 V 55 V 8 V 12 V

2. Lab. IPA 12 V 55 V 6 V 27 V

3. Ketrampilan4. Multimedia 21 V 21 V 2 V

5. Lab. bahasa 46 V 46 V 1 V 3 V

6. Lab. komputer

46 V 46 V 2 V 46 V

7. Serbaguna 1 V 2 V

8. Kesenian 1 V 4 V 1 V

9. PTD10.Lainnya: .

Page 106: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

84

4.32 Perabot Ruang Kantor

No. Ruang PerabotMeja Kursi Almari + rak

buku/alatLainnya

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

1. Kepala Sekolah

2 V 6 V 2 V 13 V

2. Wakil Kepala Sekolah

3 V 4 V 2 V 7 V

1. Guru 40 V 77 V 10 V 16 V2. Tata

Usaha8 V 9 V 10 V 23 V

3. Tamu 1 V 4 V 3 V 9 V4. Lainnya:

…..

4.33 Perabot Ruang Penunjang

No. Ruang PerabotMeja Kursi Almari + rak

buku/alatLainnya

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

Jml

Bai

k

Rsk

. Rin

gan

Rsk

. Ber

at

1. BK 2 V 12 V 3 V 3 V2. UKS 2 V 1 V 1 V 9 V3. PMR

/Pramuka3 V 2 V 1 V 105 V

4. OSIS 1 V 12 V 3 V 45 V5. Gudang6. Ibadah7. Koperasi 3 V 3 V 4 V 5 V8. Hall/lobi 1 V 1 V 1 V9. Kantin 4 V10. Pos jaga 1 V11. Reproduksi12. Lainnya:

Page 107: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

85

4.34 Koleksi Buku Perpustakaan

No. Jenis Jumlah KondisiRusak Baik

1. Buku siswa/pelajaran (semua mata pelajaran) 18.870 V V2. Buku bacaan (misalnya novel, buku ilmu

pengetahuan dan teknologi, dsb.)1.250 V

3. Buku referensi (misalnya kamus, ensiklopedia, dsb.)

65 V

5. Jurnal6. Majalah 22 V7. Surat kabar 25 V V8. Lainnya: Tabloit Bola

Tabloit TeenTotal 20.242

4.35 Fasilitas Penunjang Perpustakaan

No. Jenis Jumlah / Ukuran/ Spesifikasi1. Komputer 1/p32. Ruang baca 1/36m2

4. TV 1/29”/Toshiba5. LCD -6. VCD/DVD player 1/Thoshiba7. Lainnya: Parabola 1

4.36 Alat/Bahan di Laboratorium/Ruang Keterampilan/Ruang Multimedia

No. Alat/bahan Jumlah, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)Jumlah Kualitas Kondisi

Kurang dari 25% dr keb.

25%-50% dr

keb.

50%-75% dr

keb.

75%-100%

dr keb.

Kurang Cukup Baik Sangat baik

Rusak berat

Rusak ringan

Baik

1. Lab. IPA V V V2. Lab. bahasa V V V3. Lab.

komputerV V V

4. Ketrampilan5. PTD6. Kesenian V V V7. Multimedia V V V

*) Lampirkan daftar alat pada laboratorium/ruang dengan spesifikasi teknisnya.

Page 108: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

86

4) Dana

4.37 Sumber Dana 2 (dua) tahun terakhir

No

Sumber Dana Tahun 2007/2008 Tahun 2008/2009

1. Rutin Rp. 2.380.022.482,-

Rp. 2.836.012.475,-

2. APBD Kab/Kota Rp. 83.987.500,-

Rp. 80.987.500,-

3. APBD Propinsi 0,- 0,-4. BOS Rp.

332.052.000,-Rp.

482.790.000,-5. Komite Sekolah/Orang tua siswa

(jumlah keseluruhan iuran bulanan dan sumbangan pendidikan bagi siswa baru)

Rp. 73.304.000,-

Rp. 96.600.000,-

6. School Grant - -7. Grant Pendidikan Kecakapan Hidup - -8. Subsidi Imbal Swadaya - -

Lain-lain: ........................... - -Jumlah Rp.

2.919.365.982,-Rp.

3.796.689.975,-

4.38 Alokasi Dana 2 (dua) tahun terakhir

No Jenis pembiayaan Tahun 2007/2008 (Rupiah) Tahun 2008/2009(Rupiah)1. Investasi - -2. Operasional Rp.

2.919.265.982,-Rp.

3.796.689.975,-3. Personal - -

Jumlah Rp. 2.919.365.982,-

Rp. 3.796.689.975,-

Page 109: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

87

2. Prestasi Belajar Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam Kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan

4.39 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

No Nama Asal Sekolah Nilai1 Hasti Nurdiyah SDN I Gembleb 752 Triya Yuliana SDN II Pogalan 753 Umi Nurul Laelatul’zah SDN I Kedunglurah 704 Wiji Saputri SDN I Pogalan 705 Lingling Puspitaningrum SDN III Sukorame 756 Muh. Alvin Nur Aziz SDN II Karanganyar 747 Nafi’us Sania SDN III Ngadirejo 758 Nurul Novitasari SDN II Ngadirenggo 759 Taufik Rohman Baharudin SDN Ngulanwetan 7010 Ujang Lukman Hakim SDN V Bendorejo 7011 Desy Akhlusmasari SDN II Bendorejo 7012 Fajar Fuadii SDN Melis 7513 Singgih Wahyu Purnomo SDN I Ngulankulon 7014 Vicky Ashar Dwi Gantara SDN I Ngetal 7015 Etik Sundari SDN Krandegan 8016 Lia Elisa SDN II Pogalan 8217 Meilynda Kurniasari SDN II Ngadirejo 8018 Muh. Faizal Muttaqi SDN II Kedunglurah 8119 Olivia Very Noorlinda SDN II Surondakan 8020 Yuniar Dwi Puspitasari SDN II Ngetal 8221 Adib Syaiful Muslim SDN I Wonocoyo 9022 Fitri Wulandari SDN IV Bendorejo 8523 Bayu Trisna Putra Anggara SDN I Ngulankulon 8024 Ngizuddin Masro’i SDN III Ngadirejo 8125 Yunanda Ni’matun Alfinah SDN I Widoro 8326 Dhimas Kurnia Illahi SDN I Ngadirenggo 7027 Firman Heryansyah SDN II Ngulankulon 7028 Heru Subagyo SDN II Bendorejo 7029 Sandy Fakhurrohman Irwanda SDN V Bendorejo 7030 Vida Ma’rifatun Nur Azizah SDN II Karanganyar 80

2278

75,93

Page 110: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

88

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 30

siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), rata-rata nilai Pendidikan

Agama Islam adalah 75,93. Nilai tersebut termasuk kategori cukup

baik karena di atas nilai KKM yaitu 70.

4.40 Daftar nilai Akhlak dan Kepribadian siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD)

No Nama Siswa Akhlak Kepribadian 1 Hasti Nurdiyah A B2 Triya Yuliana B B3 Umi Nurul Laelatul’zah A B4 Wiji Saputri B B5 Lingling Puspitaningrum B B6 Muh. Alvin Nur Aziz A B7 Nafi’us Sania A B8 Nurul Novitasari A A9 Taufik Rohman Baharudin A B10 Ujang Lukman Hakim A B11 Desy Akhlusmasari B B12 Fajar Fuadii B B13 Singgih Wahyu Purnomo B B14 Vicky Ashar Dwi Gantara B B15 Etik Sundari B B16 Lia Elisa B B17 Meilynda Kurniasari B B18 Muh. Faizal Muttaqi B B19 Olivia Very Noorlinda B B20 Yuniar Dwi Puspitasari B B21 Adib Syaiful Muslim A B22 Fitri Wulandari A B23 Bayu Trisna Putra Anggara A B24 Ngizuddin Masro’i A B25 Yunanda Ni’matun Alfinah A B26 Dhimas Kurnia Illahi A B27 Firman Heryansyah B C28 Heru Subagyo A B29 Sandy Fakhurrohman Irwanda A B30 Vida Ma’rifatun Nur Azizah A B

Page 111: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

89

Keterangan nilai kualitatif untuk penilaian perilaku:

A = Sangat Baik

B = Baik

C = Cukup

D = Kurang

E = Sangat Kurang

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa 53,3% atau 16

siswa dari Sekolah Dasar (SD) berakhlak sangat baik, dan 46,67%

atau 14 siswa berakhlak baik. Sedangkan kepribadiannya 3,3% atau 1

siswa berkepribadian sangat baik, 93,3 atau 28 siswa berkepribadian

baik, dan 3,3% atau 1 siswa berkepribadian cukup.

Page 112: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

90

4.41 Daftar Nilai Siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

No Nama Asal Sekolah NR1 Ika Fadhilatun Nisa’ MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 752 Tanti Suciati MI Jami’atul Ulum Ngetal 703 Wahyu Tri Widodo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 754 Yusuf Bahtiyar MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 705 Linda Sari MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 756 Milla Minhatul Maula MI Jamiatul Ulum Ngetal 857 Nursahid MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 808 Muh. Mukhitur Rusdah MI Krandegan I 759 Tomi MI Krandegan I 7010 Valen Fabio Denhaz MI Hidayatul Mubtadi’in Sukorame 7511 Deni Wardana MI Yapendawa 7012 Erlin Fatmawati MI Krandegan I 7013 Mia Nurrohmah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8014 Muh. Marbiansyah Chakim MI Hasyim Ash’ari 7015 Eko Prasetyo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 8016 Emi Tarif Triwahyuni MI Hidayatul Mubtadi’in Sukorame 8517 Fera Eka Aprelia MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 9118 Suli Anjarwati MI Nuruzh Zhalam 8519 Nadhirotul Munawaroh MI Yapendawa 8120 Ulfa Dwi Riyanti MI Jamiatul Ulum I Ngetal 8121 Achmad Saiful Chakim MI I Krandegan 8022 Ery Prasetyo MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 8123 Febrian Nasrul Ulumun Nafik MI Ma’dinatul ‘Ulum Bandung 8024 Muh. Rizal Fatoni MI II Krandegan 8025 Muh. Shafiyyudin Ismail MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 9026 Dwi Ratnawati MI Riyadlatul Ulum Wonocoyo 7927 Intan Alfiana ‘Azizah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8328 Rika Oktavia MI Yapendawa 7029 Rizka Awalul Lailiyah MI Nuruzh Zhalam Krandegan 2 8530 Yanti Tri Rahayu MI Krandegan I 70

2341

78,03

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa dari 30 siswa yang

berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), rata-rata nilai Pendidikan

Agama Islam adalah 78,03. Nilai tersebut termasuk kategori cukup

baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Dibandingkan dengan nilai

Page 113: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

91

rata-rata siswa yang dari SD hanya selisih 2,1 lebih bagus nilai rata-

rata siswa yang berasal dari MI.

4.42 Daftar nilai Akhlak dan Kepribadian siswa yang berasal dariMadrasah Ibtidaiyah (MI)

No Nama Siswa Akhlak Kepribadian 1 Ika Fadhilatun Nisa’ B B2 Tanti Suciati A B3 Wahyu Tri Widodo B B4 Yusuf Bahtiyar B B5 Linda Sari B B6 Milla Minhatul Maula A B7 Nursahid B B8 Muh. Mukhitur Rusdah A B9 Tomi B B10 Valen Fabio Denhaz B B11 Deni Wardana B B12 Erlin Fatmawati A B13 Mia Nurrohmah B B14 Muh. Marbiansyah Chakim B B15 Eko Prasetyo B B16 Emi Tarif Triwahyuni B B17 Fera Eka Aprelia B B18 Muh. Zaenal Abidin B B19 Nadhirotul Munawaroh B B20 Ulfa Dwi Riyanti B B21 Achmad Saiful Chakim A B22 Ery Prasetyo A B23 Febrian Nasrul Ulumun Nafik A B24 Muh. Rizal Fatoni A B25 Muh. Shafiyyudin Ismail A B26 Dwi Ratnawati A B27 Intan Alfiana ‘Azizah A B28 Rika Oktavia A B29 Rizka Awalul Lailiyah A B30 Yanti Tri Rahayu A B

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa 46,67% atau 14

siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) berakhlak sangat

Page 114: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

92

baik, dan 53,3% atau 16 siswa berakhlak baik. Sedangkan

kepribadiannya 100% atau 30 siswa berkepribadian baik.

Berdasarkan Hasil wawancara dengan Kusnan Guru

Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G mengatakan bahwa:

“Keseluruhan nilai Pendidikan Agama Islam mencakup aspek Afektif, Kognitif dan Psikomotorik. Afektif adalah iman yaitu misalnya perilaku orang yang beriman. Kognitif adalah islam yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, haji. Sedangkan psikomotorik adalah ihsan yaitu berbuat baik. Jadi tidak ada siswa yang nilainya kurang dari KKM, karena walaupun mereka nilainya jelek dalam ulangan, tapi bisa syahadat itu sudah mencakup nilai dari aspek kognitif.” 84

Hasil wawancara dengan Nurudin Guru Pendidikan Agama

Islam kelas VII A, B, C, D, E mengatakan bahwa:

“Kelas VII ditekankan pada nilai individual dan ibadah yaitu praktek shalat dan baca tulis Al-Qur’an, karena siswa yang baca tulis Al-Qur’annya bagus, shalatnya juga bagus. Jadi apabila siswa tersebut belum bagus ibadahnya maka nilai KKM-nya tidak akan tercapai. Sehingga siswa akan termotivasi untuk meningkatkan ibadah dalam kehidupan sehari-hari. Nilai Rapor diperoleh dari:NR =

Sehingga siswa yang nilainya kurang dari KKM harus mengikuti remidi”.85

4.41 Penyajian data

Interval Nilai Frekuensi siswa dari SD Frekuensi siswa dari MI70-73 11 874-77 7 578-81 7 1082-85 4 586-89 0 090-93 1 2

84 Wawancara dengan Kusnan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G, tanggal 24

Februari 2010

85 Wawancara dengan Nurudin, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII A, B, C, D, E, tanggal 24 Februari 2010

Page 115: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

93

4.42 Histogram

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai tinggi (78-93) lebih

banyak diraih oleh siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI)

dibandingkan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD). Sedangkan

nilai rendah (70-77) lebih banyak diperoleh siswa yang berasal dari

Sekolah Dasar (SD) daripada siswa yang berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah (MI).

Page 116: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

94

BAB V

ANALISIS DATA

B. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan pemaparan data pada BAB IV, maka nilai siswa yang

berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) diuji

hipotesis menggunakan teknik komparasi Uji Beda ( t-test) T-test sampel

bebas (Independent Sample Test). Tetapi sebelum di uji t, persyaratan

analisis statistic parametric adalah di uji normalitas dan homogenitas.

Disini peneliti menggunakan uji kolmogorov-smirnov satu sampel dengan

SPSS 16.0 for windows, untuk menguji normalitas.

5.1 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestNILAI

N 60Normal Parametersa

Mean 76.9833Std. Deviation 6.02675

Most Extreme Differences

Absolute .193Positive .193Negative -.158

Kolmogorov-Smirnov Z 1.498Asymp. Sig. (2-tailed) .022a. Test distribution is Normal.

Data normal bila nilai sig (p) > 0,05. Jadi data nilai siswa dari

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut adalah normal,

karena 0,22 > 0,05. Kemudian data di uji homogenitas menggunakan One-

Way ANOVA dengan SPSS 16.0 for windows.

Page 117: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

95

5.2 Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of VariancesNILAI

Levene Statistic

df1 df2 Sig.

.322 1 58 .573

Data homogeny bila nilai sig (p) > 0,05. Jadi data nilai siswa dari

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut adalah

homogen, karena 0,573 > 0,05. Setelah data di uji normalitas dan

homogenitas, maka data tersebut di uji t (Independent Sample Test).

5.3 Nilai siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

No x1 (SD) x2 (MI) x12 x22

1 75 75 5625 56252 75 70 5625 49003 70 75 4900 56254 70 70 4900 49005 75 75 5625 56256 74 85 5476 72257 75 80 5625 64008 75 75 5625 56259 70 70 4900 490010 70 75 4900 562511 70 70 4900 490012 75 70 5625 490013 70 80 4900 640014 70 70 4900 490015 80 80 6400 640016 82 85 6724 722517 80 91 6400 828118 81 85 6561 722519 80 81 6400 656120 82 81 6724 656121 90 80 8100 640022 85 81 7225 6561

Page 118: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

96

23 80 80 6400 640024 81 80 6561 640025 83 90 6889 810026 70 79 4900 624127 70 83 4900 688928 70 70 4900 490029 70 85 4900 722530 80 70 6400 4900

2278 2341 173910 183819

Hipotesis statistic:

Uji hipotesis pihak kanan:

Ho :

Ha :

Ho diterima jika

Ha diterima jika

db = n1 + n2 – 2

Tingkat kemaknaan (level of significance)

Penyelesaian:

03

Page 119: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

97

Varian =

Page 120: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

98

= = 77,44

= = 79,62

Uji Homogenitas Populasi dengan Uji F:

F =

F = = = 1,028

Populasi homogen jika nilai

Populasi heterogen jika nilai

v1 = n1 – 1 = 30 – 1 = 29

v2 = n2 – 1 = 30 – 1 = 29

Dengan maka = 1,84

(1,84), Kesimpulannya adalah varian kedua

kelompok homogeny, maka uji beda menggunakan rumus:

t =

t =

t =

t =

Page 121: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

99

t =

t =

t =

t = -0,92

dengan db = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58 dan

2,004

Ternyata (2,004), maka diterima. Jadi

tidak ada perbedaan yang significan antara prestasi belajar siswa yang

berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.

Sedangkan perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang

berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas VII

di SMP Negeri 1 Pogalan, adalah:

5.4 Perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Asal Sekolah Nilai Akhlak KepribadianJumlah siswa

SD A 16 1B 14 28C 0 1

MI A 14 0B 16 30C 0 0

Page 122: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

100

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa 53,3% atau 16 siswa

dari Sekolah Dasar (SD) berakhlak sangat baik, dan 46,67% atau 14 siswa

berakhlak baik. Sedangkan kepribadiannya 3,3% atau 1 siswa

berkepribadian sangat baik, 93,3 atau 28 siswa berkepribadian baik, dan

3,3% atau 1 siswa berkepribadian cukup. Untuk siswa yang berasal dari

Madrasah Ibtidaiyah (MI) 46,67% atau 14 siswa berakhlak sangat baik,

dan 53,3% atau 16 siswa berakhlak baik. Sedangkan kepribadiannya 100%

atau 30 siswa berkepribadian baik. Jadi tidak ada perbedaan yang

significant akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari Sekolah

Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas VII di SMP Negeri 1

Pogalan.

Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa yang berasal dari SD dan MI, peneliti menggunakan angket

dan wawancara. Namun terlebih dahulu item pertanyaan pada angket diuji

validitas dan reliabilitas sebelum digunakan untuk mengumpulkan data.

Sedangkan wawancara dilakukan dengan 3 Guru Pendidikan Agama Islam

kelas VII dan 2 perwakilan siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD)

dan Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Uji Validitas

Setiap variable dikatakan valid jika:

Page 123: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

101

df = Derajat bebas

N = Jumlah sampel

nr = item yang dikorelasikan, biasanya selalu 2

df = 60 – 2 = 58

= 0,215, jadi r dikatakan valid jika r

5.5 Tabel Uji Validitas

Item Pertanyaan Harga Koefisien r Simpulan X11 0,322 ValidX12 0,278 Valid X13 0,050 TidakX14 0,259 Valid X15 0,385 ValidX16 0,253 Valid X17 0,312 ValidX18 0,314 ValidX19 0,26 Valid X110 0,277 Valid X111 0,166 TidakX112 0,420 ValidX113 0,374 ValidX114 0,331 ValidX115 - TidakX116 0,1 TidakX117 0,397 ValidX118 0,252 Valid X119 0,401 ValidX120 -0,034 TidakX121 0,166 TidakX122 0,395 ValidX123 0,308 ValidX124 0,380 Valid

Dari 24 item soal, setelah di uji validitas dengan program SPSS

16.0 for Windows ada 6 item soal yang tidak valid. Sehingga dalam

Page 124: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

102

penelitian ini hanya 18 item soal yang dipakai. (Angket bisa dilihat di

lampiran).

Uji reliabilitas

Setelah instrument diuji validitas, maka selanjutnya item soal yang

valid diuji reliabilitas. Teknik yang dipakai adalah teknik belah dua (split-

half-method) dengan SPSS 16.0 for windows.

5.6 Reliability StatisticsCronbach's

AlphaCronbach's Alpha Based on Standardized Items

N of Items

.865 .882 3

Berdasarkan hasil analisis di atas menunjukkan bahwa harga

koefisien alfa hitung untuk variable x1 > 0,215, yaitu 0,865 > 0,215. Maka

dapat disimpulkan bahwa angket ini reliable. Dengan demikian semua

pertanyaan untuk variable x1 dapat digunakan untuk mengumpulkan data

yang diperlukan.

Dari hasil angket 18 item soal yang valid diperoleh data sebagai

berikut:

1. 83,3% siswa atau 25 siswa yang berasal dari SD merasa bahwa materi

Pendidikan Agama Islam di SD berbeda dengan materi Pendidikan

Agama Islam di SMP, namun 53,3% siswa atau 16 siswa mengatakan

bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam itu mudah. Jadi ada 43,3%

atau 13 siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar. Sedangkan

siswa dari MI yang mengatakan bahwa materi Pendidikan Agama

Page 125: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

103

Islam (yang tercakup dalam: Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadist, Fiqih,

SKI dan Bahasa Arab) di MI berbeda dengan materi di SMP ada

53,3% atau 16 siswa, namun 76,7% siswa atau 23 siswa mengatakan

bahwa pelajaran Pendidikan Agama Islam mudah. Jadi ada 70% atau

21 siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar.

Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang berasal dari SD

dan MI sama-sama merasa bahwa materi Pendidikan Agama Islam di

SD/MI dulu berbeda dengan materi Pendidikan Agama Islam di SMP,

dan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam itu mudah, sehingga

tidak mengalami kesulitan belajar.

2. 63,3% atau 19 siswa yang berasal dari SD mengulang pelajaran di

rumah meskipun tidak ada ujian, sedangkan siswa yang dari MI hanya

56,7% atau 17 siswa. Siswa dari SD yang menyempatkan diri

membaca setiap hari hanya 80% atau 24 siswa dan siswa yang dari MI

ada 93,3% atau 28 siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa yang

berasal dari SD dan MI sama-sama mengulang pelajaran di rumah

meskipun tidak ada ujian dan juga menyempatkan diri membaca

setiap hari.

3. Siswa dari SD dan MI yang mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah

sama-sama ada 73,3% atau 22 siswa. Jadi siswa yang berasal dari SD

dan MI sama-sama mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah.

4. Siswa dari SD yang tinggal di lingkungan Masjid/Pondok Pesantren

hanya 6,7% atau 2 siswa, lebih banyak siswa dari MI yaitu 33,3% atau

Page 126: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

104

10 siswa. Jadi siswa dari MI yang banyak tinggal di lingkungan

Masjid/Pondok Pesantren

5. 83,3% – 96,67% siswa atau 25-29 siswa mengatakan bahwa guru

menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar sehingga

pelajarannya menyenangkan dan mudah dipahami. Namun guru yang

sering menggunakan alat peraga/OHP, LCD, Tape Recorder hanya

guru kelas F dan G. Sedangkan Guru yang dapat dijadikan curhat jika

ada masalah menurut siswa hanya ada 25% atau 15 siswa yang

mengatakan iya. Dan guru yang memberi hukuman atau teguran

kepada siswa yang melanggar peraturan/tidak mengerjakan tugas

menurut siswa ada 91,67% atau 56 siswa yang mengatakan iya.

6. 40% atau 12 siswa yang berasal dari SD mengatakan bahwa Guru

paham tentang karakter masing-masing siswa dan 70% atau 21 siswa

mengatakan bahwa guru tidak membeda-bedakan siswa dari segi fisik.

Sedangkan menurut siswa yang berasal dari MI ada 63,3% atau 19

siswa mengatakan bahwa Guru paham tentang karakter masing-

masing siswa dan 83,3% atau 25 siswa mengatakan bahwa guru tidak

membeda-bedakan siswa dari segi fisik. Jadi guru bisa dikatakan

cukup paham dengan karakter masing-masing siswa, namun tidak

membeda-bedakannya dari segi fisik.

7. 66,7% atau 20 orangtua siswa yang berasal dari SD selalu bertanya

tentang pelajaran anaknya di sekolah. Dan 50% atau 15 orangtua

mereka juga menemani mereka ketika belajar di rumah. Hal ini

Page 127: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

105

membuktikan bahwa orangtua dirumah sangat membimbing siswa.

Sedangkan siswa dari MI yang mendapat bimbingan orangtua hanya

53,3% atau 16 siswa yang orangtuanya sering bertanya tentang tugas

sekolah dan hanya 36% atau 11 siswa yang orangtuanya biasa

menemani anaknya belajar. Jadi siswa yang berasal dari SD lebih

banyak mendapat bimbingan orangtua di rumah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa walaupun berasal dari Sekolah

Dasar (SD) yang porsi Pendidikan Agama Islam lebih sedikit

dibandingkan Madrasah Ibtidaiyah (MI), namun prestasi belajar antara

keduanya tidak ada perbedaan yang significant. Factor-faktor yang

menyebabkannya antara lain adalah sebagai berikut:

1) Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan

materi pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang

sekolah berbeda. Guru yang menggunakan multimedia dan multi

metode dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Hal ini juga

dikuatkan hasil wawancara dengan Nurudin Guru Pendidikan Agama

Islam kelas VII A, B, C, D, E mengatakan bahwa:

“Metode mengajar yang di gunakan bervariasi dan fleksibel tergantung materinya, seperti ceramah, diskusi, pemberian tugas, dan Tanya jawab, dll.”86

2) Guru paham tentang karakter masing-masing siswa dan tidak

membeda-bedakan siswa dari segi fisik. Hal ini karena Lingkungan

social sekolah yang meliputi guru dapat mempengaruhi semangat

86 Wawancara dengan Nurudin, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII A, B, C, D, E, tanggal 24 Februari 2010

Page 128: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

106

belajar siswa. Guru yang menunjukkan sikap, perilaku yang simpatik

dan memperlihatkan suri tauladan yang baik, dapat menjadi daya

dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa. Hal ini juga dikuatkan

hasil wawancara dengan Jausan Guru Pendidikan Agama Islam kelas

VII H mengatakan bahwa:

“Kebanyakan guru tidak mengetahui darimana siswa itu berasal, SD atau MI karena menambah beban guru untuk mencari tahu latar belakang siswanya. Tapi biasanya siswa SD dan MI itu berbeda pemahamannya pada segi tajwid dan membaca Al-Qur’an yang baik dan benar, untuk Akhlak, Fiqih, Sejarah rata-rata sama. Guru dapat membagi siswa menjadi tiga tingkatan berdasarkan prestasi belajaranya. Pertama, untuk siswa dalam kategori nilai tinggi, maka guru perlu mengembangkan tugasnya agar dapat menunjang keberhasilannya lebih baik lagi. Kedua, untuk siswa dalam kategori nilai sedang, maka dicari penyebab nilainya bisa seperti itu. Materi perlu di ulang atau cukup ditambah latihan saja. Ketiga, untuk siswa yang termasuk kategori nilainya rendah maka diadakan remidi dan tugas-tugas agar siswa terlatih dan dapat mencapai SKL. Selain itu diperlukan catatan dari Guru, misalnya Guru kelas VII mengetahui salah satu siswanya belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik, maka ketika siswa tersebut naik kelas VIII sebaiknya Guru kelas VII memberi catatan khusus kepada Guru kelas VIII bahwa siswa tersebut perlu bimbingan khusus karena belum bisa baca Al-Qur’an dengan baik.”87

3) Siswa bersemangat rajin belajar di rumah, sehingga tidak mengalami

kesulitan belajar. Hal ini karena siswa yang mempunyai perhatian,

bakat, minat dan motivasi dalam mempelajari Pendidikan Agama

Islam akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih giat dan

mencapai prestasi yang diinginkan. Hal ini juga dikuatkan hasil

87 Wawancara dengan Jausan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII H, tanggal 25

Februari 2010

Page 129: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

107

wawancara dengan Nihayatul Khusniyah, siswa yang berasal dari

Sekolah Dasar (SD), mengatakan bahwa:

“Materi Pendidikan Agama Islam di SD berbeda dengan di SMP, namun dengan rajin belajar, memperhatikan ketika Guru menjelaskan dan bertanya jika kurang paham akan menjadikan mudah menerima pelajaran, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. Kemudian selain mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Orangtua di rumah juga sangat membimbing dalam belajar dan beribadah.”88

4) Siswa mendapatkan pelajaran agama tambahan dengan mengikuti

TPA/ TPQ /Madrasah Diniyah. Untuk meningkatkan pemahaman

siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Islam, siswa

memang perlu jam tambahan dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah

Diniyah. Siswa yang mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah

biasanya rutin masuk 6 hari dalam seminggu dengan libur pada hari

jum’at. Sehingga siswa ini sama dengan mempratekkan hokum Jost

(Jost’s in law). Menurut hokum ini belajar dengan alokasi waktu 3

jam perhari selama 5 hari lebih efektif daripada 5 jam sehari tetapi

hanya selama 3 hari, walaupun hasil perkalian keduanya sama. Hal ini

juga dikuatkan hasil wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, siswa

yang berasal dari Madrasah ibtidaiyah (MI), mengatakan bahwa:

“Rata-rata siswa dari MI tinggal di lingkungan Pondok Pesantren dan Masjid, sehingga mereka rajin beribadah ke masjid dan juga rajin mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah. 89

5) Siswa tinggal di lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid.

Lingkungan masyarakat sekitar Pondok Pesantren dan Masjid akan

88 Wawancara dengan Nihayatul Khusniyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010

89 Wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010

Page 130: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

108

mempengaruhi aktivitas belajar siswa menjadi lebih religius. Hal ini

juga dikuatkan hasil wawancara dengan Kusnan Guru Pendidikan

Agama Islam kelas VII F, G mengatakan bahwa:

“Jika tidak ada perbedaan prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan, maka Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar (SD) sudah tepat dalam memberikan pelajaran kepada siswanya. Karena Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar (SD) hanya 2 jam pelajaran, lebih sedikit dibandingkan dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Lingkungan keluarga, masyarakat juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Siswa Sekolah Dasar (SD) yang rumahnya dekat Madrasah/Masjid/Pondok Pesantren prestasinya juga bisa bagus seperti siswa yang dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), karena lingkungan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.”90

6) Siswa mendapat bimbingan dari orangtua di rumah. Lingkungan

keluarga termasuk orangtua dapat memberi dampak baik dan buruk

terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa. Orangtua

yang perhatian terhadap kegiatan belajar siswa, akan membuat siswa

rajin belajar. Sehingga selain peran guru agama di sekolah, peran

orangtua juga sangat penting. Hal ini juga dikuatkan hasil wawancara

dengan Rizka Awalul Lailiyah, siswa yang berasal dari Madrasah

ibtidaiyah (MI), mengatakan bahwa:

“Materi Pendidikan Agama Islam (yang tercakup dalam Aqidah Akhlah, Al-Qur’an Hadist, Fiqih, SKI, Bahasa Arab) di MI tidak berbeda dengan di SMP, hanya lebih berkembang materinya. Sehingga tidak merasa kesulitan dalam menerima pelajaran. Orangtua juga mendukung dalam belajar dan beribadah.” 91

90 Wawancara dengan Kusnan, Guru Pendidikan Agama Islam kelas VII F, G, tanggal 24

Februari 2010

91 Wawancara dengan Rizka Awalul Lailiyah, Siswa kelas VII H, tanggal 15 Maret 2010

Page 131: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

109

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada

bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan untuk menjawab

pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah. Adapun kesimpulannya

menyatakan bahwa rata-rata nilai Pendidikan Agama Islam dari 30 siswa

yang berasal dari Sekolah Dasar (SD), adalah 75,93. Sedangkan rata-rata

nilai Pendidikan Agama Islam dari 30 siswa yang berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah (MI), adalah 78,03. Kedua nilai tersebut termasuk kategori

cukup baik karena di atas nilai KKM yaitu 70. Dibandingkan dengan nilai

rata-rata siswa yang dari Sekolah Dasar (SD) hanya selisih 2,1 lebih bagus

siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Setelah nilai siswa yang berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) diuji hipotesis menggunakan teknik komparasi

Uji Beda T-test sampel bebas (Independent Sample Test), ternyata

(2,004), maka diterima. Jadi tidak ada perbedaan yang

Page 132: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

110

significant antara prestasi belajar siswa yang berasal dari Sekolah Dasar

(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan. Sedangkan

perbandingan akhlak dan kepribadian antara siswa yang berasal dari

Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah tidak ada

perbedaan yang significant pula.

Dari hasil angket dan wawancara diperoleh sebab-sebab tidak

adanya perbedaan yang significant antara prestasi belajar siswa yang

berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII di SMP Negeri 1 Pogalan.

Adapun factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah

Guru Pendidikan Agama Islam sudah tepat dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa yang mempunyai latar belakang sekolah berbeda,

Guru paham tentang karakter masing-masing siswa, Siswa bersemangat

rajin belajar di rumah, Siswa mendapatkan pelajaran agama tambahan

dengan mengikuti TPA/TPQ/Madrasah Diniyah, Siswa ada yang tinggal di

lingkungan Pondok Pesantren atau Masjid dan Siswa mendapat bimbingan

dari orangtua di rumah.

B. Saran

Dari pembahasan hasil penelitian diatas, yang dapat peneliti

berikan kepada pembaca adalah:

1. Dalam mendidik siswa memang perlu mengetahui latar belakang asal

sekolah siswa, namun tidak sepenuhnya latar belakang itu

Page 133: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

111

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Banyak factor-faktor lain

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

2. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa rendahnya kualitas

madrasah swasta tidak menjadikan outputnya lebih rendah daripada

sekolah negeri, karena perbandingan output keduanya sama.

3. Pendidik harus menentukan metode mengajar yang cocok agar siswa

dengan latar belakang sekolah berbeda, bisa saling menerima dan

memahami pelajaran dengan baik.

4. Agar prestasi belajar siswa meningkat selain diperlukan rajin belajar,

jam belajar tambahan, lingkungan yang mendukung juga sangat perlu

bimbingan orangtua di rumah. Jadi Guru dan Orangtua berperan

penuh dalam kegiatan belajar siswa.

5. Perlu diadakan penelitian lanjut tentang perbandingan prestasi belajar

untuk mengetahui factor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi

belajar.

Page 134: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

112

DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi, Abu dan Prasetyo, Joko Tri. 1997. Strategi Belajar Mengajar untuk Fakultas Tarbiyah MKDK. Bandung: Pustaka Setia.

Anam, Saiful. 2005. Indra Djati Sidi dari ITB untuk Pembaruan Pendidikan. Bandung: Teraju.

Ary, Donald, dkk. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. terj., Arief Furchan. Surabaya: Usaha Nasional.

Bafadal, Ibrahim. 2006. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar Dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Dahlan dkk, M. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya: Target Press.

DePorter, Bobby, dkk. 2000. Quantum Teaching Mempraktikkan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, terj., Ary Nilandari. Bandung: PT Mizan Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bakhri, 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.

Depdikbud. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Endarmoko, Eko. 2007. Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Hamalik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah, Nanang, dkk. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama.

Ihsan, Fuad. 1995. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: GP Press.

Muhaimin, dkk. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Surabaya: CV Citra Media.

Page 135: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

113

-------. 2004. Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

-------. 2008. Pengembangan Model KTSP pada Sekolah & Madrasah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nisfiannoor, Muhammad. 2009. Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Nurullah, Marno. 2009. “Metodologi Pembelajaran”, Bahan Ajar, Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Nurul H, Munfaridatun. 2005. Skripsi, “Studi Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa yang berasal dari Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah di MTs Negeri Mojoroto Kediri”, Fakultas Tarbiyah UIN Malang.

Poerwadarminta, W.J.S, 1982, Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Purwanto, Ngalim. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sanjaya, Wina. Kurikulum Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta: Prenada Media Group.

Shaleh, Abdul Rachman. 2004. Madrasah dan Pendidikan Anak Bangsa Visi, Misi dan Aksi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sudijono, Anas. 1987. Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian Petunujuk Praktis Untuk Peneliti Pemula. Yogyakarta: UGM Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 136: Studi Komparasi Prestasi Belajar Siswa

114

Sumanto, 1990. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Yogyakarta: Andi Offset.

Sunarto, Pengertian Prestasi Belajar (http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-belajar/, diakses 21 Oktober 2009)

Syah, Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja LOGOS Wacana Ilmu.

-------. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syahatah, Husein. 2004. Kiat Islami Meraih Prestasi. Jakarta: Gema Insani.

Syarif, Hamid. 1995. Pengenalan Kurikulum Sekolah dan Madrasah. Bandung: Citra Umbara.

Tohirin. 2005. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Berbasis Integrasi Dan Kompetensi. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.

Uhbiyati, Nur. 1997. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Wikipedia, Madrasah Ibtidaiyah(http://id.wikipedia.org/wiki/Madrasah_Ibtidaiyah, di Akses 21 november 2009

Wikipedia, Sekolah Dasar (http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Dasar, di Akses 21 november 2009)

Wikipedia, Sekolah Menengah Pertama(http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah_Menengah_Pertama, di Akses 21 November 2009)

Yusuf, Choirul Fuad. 2006. “Potret Madrasah dalam Media Massa”. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

-------. 2006. Revitalisasi Madrasah. Jakarta: Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

Yuswianto. Paradigma Positivistik. Makalah Pelatihan Penelitian Dosen PTAI se-Jawa Timur, UIN Malang. 28 Oktober s/d 8 Desember 2007

Zaini, Hisyam, dkk. 2004. Strategi Pembelajaran Aktif . Jogjakarta: CTSD.

Zainuddin, M. dan Walid, Muhammad. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi.Malang: Fakultas Tarbiyah.