perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id studi komparasi ... fileperpustakaan.uns.ac.id...

84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE STAD DILENGKAPI MEDIA MODUL DAN Ms. POWERPOINT TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI HUKUM DASAR KELAS X SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh: FRANSISCA ETY YUNI EKAWATI K 3304030 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Upload: vuhuong

Post on 08-May-2019

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE STAD DILENGKAPI

MEDIA MODUL DAN Ms. POWERPOINT TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

HUKUM DASAR KELAS X SMA NEGERI 1

NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN AJARAN

2008/2009

Skripsi

Oleh:

FRANSISCA ETY YUNI EKAWATI

K 3304030

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE STAD DILENGKAPI

MEDIA MODUL DAN Ms. POWERPOINT TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI

HUKUM DASAR KELAS X SMA NEGERI 1

NGEMPLAK BOYOLALI

TAHUN AJARAN

2008/2009

Skripsi

Oleh:

FRANSISCA ETY YUNI EKAWATI

K 3304030

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 3: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si.

NIP. 132 206 587

Pembimbing II

Dra. Haryono, M.Pd.

NIP. 130 529 712

Page 4: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari :

Tanggal :

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang

Ketua : Dra. Hj. Kus Sri Martini Msi

Sekretaris :.Drs. J. S. Sukardjo,Msi

Anggota I : Elfi Susanti VH, Ssi,Msi

Anggota II : Drs. Haryono. M.Pd

Tanda Tangan

…………….

……………..

……………..

………………

Disahkan Oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 131 658 563

Page 5: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Fransisca Ety Yuni Ekawati. STUDI KOMPARASI PENGGUNAAN METODE

STAD DILENGKAPI MEDIA MODUL DAN Ms. POWERPOINT TERHADAP

PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI HUKUM DASAR KELAS X

SMA NEGERI I NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009.

Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas

Maret Surakarta, Maret 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelaksanaan metode

STAD dilengkapi media Ms. Powerpoint dapat memberikan prestasi belajar lebih

baik daripada pelaksanaan metode pembelajaran kooperative STAD dilengkapi

modul pada materi hukum dasar kelas X SMAN I Ngemplak Boyolali Tahun

Ajaran 2008/2009.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain

“Perluasan Randomized Group Pretest-posttest Design”. Sampel menggunakan 3

kelas yaitu kelas eksperiment 1, kelas eksperiment 2 dan kelas control pada

SMAN I Ngemplak Boyolali tahun ajaran 2008/2009. Pada awal kegiatan

dilakukan pretest kemudian siswa diberi perlakuan dengan meggunakan metode

STAD dilengkapi modul untuk kelas eksperiment 1 dan untuk kelas eksperiment 2

menggunakan metode STAD dilengkapi powerpoint. Dan pada akhir materi

dilakukan posttest. Data yang didapat dianalisis dengan menggunakan uji t-satu

pihak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode STAD dilengkapi media

power point menghasilkan prestasi belajar kognitif dan afektif yang lebih tinggi

daripada metode STAD dilengkapi media modul, terbukti dari uji t-pihak kanan

dihasilkan bahwa t hitung =1,8361> t tabel = 1,67 untuk aspek kognitif dan t hitung

=1,7497 > t tabel = 1,67 untuk aspek afektif.

Page 6: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Fransisca Ety Yuni Ekawati. A COMPARATIVE STUDY ON THE USE OF

STAD METHOD COMPLETED WITH THE MODULE MEDIA AND Ms.

POWERPOINT ON THE STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN BASIC LAW

MATERIAL OF GRADE X OF SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI IN

THE SCHOOL YEARS OF 2008/2009. Thesis, Surakarta: Teacher Training and

Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University.

This research aims to find out whether the implementation of STAD

method completed with Ms. Powerpoint can provide the achievement better than

the implementation of STAD cooperative learning method completed with

module in the basic law material of grade X of SMAN 1 Ngemplak Boyolali in

the School Years of 2008/2009.

This research employed an experimental method with the “Extension of

Randomized Group Pretest-Posttest Design”. The sample used included 3 classes:

experiment class 1, experiment class 2, and control class in SMAN 1 Ngemplak

Boyolali in the School Years of 2008/2009. In the beginning of activity, the

pretest was conducted and then the students were given treatment using the STAD

method completed with module for the experiment class 1 and STAD method

completed with powerpoint for the experiment class 2. And in the end of material,

the posttest was conducted. The data obtained was analyzed using one-side t-test.

The result of research shows that the STAD method completed with

powerpoint media provides the cognitive and affective learning achievement

higher than the STAD method completed with the module media, it can be seen

from the result of right side-t test that t statistic = 1.8361 > t table = 1.67 for the

cognitive aspect and t statistic = 1.7497 > t table = 1.67 for the affective aspect.

Page 7: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Syukuri segala yang kita dapat pada hari ini, dan perjuangkan dengan keras apa yang ingin

kita dapat esok hari.

(Penulis)

Page 8: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :

Bapak & Mamah tercinta,

Adikku adit,

My katalisatorku_Eko,

Teman-teman cubby,

Ank2 angkatan 04,

Semua sahabat terdekat_Qoe,

Almamater.

Page 9: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah

melimpahkan berkat-Nya sehingga setelah melalui perjuangan panjang penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan

mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Kimia Jurusan P.MIPA

FKIP UNS Surakarta.

Banyak hambatan dan kesulitan-kesulitan dalam penelitian dan

penyelesaian penulisan skripsi ini. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak,

akhirnya hambatan dan kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi. Untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih secara tulus ikhlas kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan FKIP UNS

yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Hj. Kus Sri Martini, M.Si., selaku Ketua Jurusan P. MIPA UNS yang

telah menyetujui atas permohonan penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Dra. Hj. Tri Redjeki, M.S., selaku Ketua Program Studi Kimia Jurusan

P. MIPA FKIP UNS yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Elfi Susanti VH, S.Si., M.Si., selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan arahan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak Drs. Haryono, M.Pd., selaku pembimbing II atas bimbingan dan

petunjuknya dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Tri Wahyudi., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri I Ngemplak

Boyolali yang telah memberi ijin untuk melaksanakan tryout dan penelitian.

7. Ibu Winarsi, S.Pd., selaku Guru Kimia SMA Negeri I Ngemplak Boyolali atas

bimbingan, petunjuk dan kerjasamanya dalam pelaksanaan penelitian.

8. Bapak Stefanus Edi Murdiarso dan Mama Sarwati atas doa, pengorbanan,

cinta kasih, dan segala yang kalian berikan untukku.

9. Adik Adit yang memberikan aku pacuan semangat dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Mas Eko yang memberikan aku semangat, motivasi, dan dukungan dalam

penyelesaian skripsi ini.

Page 10: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

11. Teman-teman cubbyku, Via, Fajar, Lia, Rani, Ning, Muji, dan Indah yang

memberikan semangat padaku .

12. Semua teman P.Kimia’04 yang selalu kompak.

13. Berbagai pihak yang tidak memungkinkan untuk disebutkan satu persatu yang

telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi sempurnanya penulisan ini.

Akhirnya semoga Tuhan membalas kebaikan beliau-beliau diatas.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Januari 2009

Penulis

Page 11: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

HALAMAN PENGAJUAN. ................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ........................................................................ v

HALAMAN MOTTO ............................................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. vii

KATA PENGANTAR ............................................................................ viii

DAFTAR ISI ........................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 3

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 4

D. Perumusan Masalah ............................................................ 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................. 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ............................................................... 7

A. Tinjauan Pustaka ................................................................. 7

1. Belajar .......................................................................... 7

2. Konstruktivisme ........................................................... 12

3. Pembelajaran kooperatif .............................................. 14

4. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD .......................... 18

5. Media Pembelajaran ..................................................... 22

6. Motivasi ....................................................................... 30

7. Prestasi Belajar ............................................................. 32

Page 12: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

8. Hukum Dasart Kimia dan Perhitungan Kimia ............. 33

B. Kerangka Berpikir ............................................................... 45

C. Hipotesis Tindakan .............................................................. 46

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .............................................. 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 47

B. Metode Penelitian ................................................................ 47

C. Populasi Sampel .................................................................. 48

D. Variabel Penelitian .............................................................. 48

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 49

F. Teknik Analisis Data ........................................................... 54

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 57

A. Deskripsi Data ..................................................................... 57

1. Prestasi Belajar Siswa pada Materi Hukum Dasar....... 57

2. Selisih Nilai Kognitif pada Materi Hukum Dasar ........ 57

3. Nilai Afektif Materi Hukum Dasar .............................. 58

B. Hasil Penelitian dan Prasarat Analisis ................................. 59

1. Uji Normalitas .............................................................. 59

2. Uji T-Matching ............................................................ 60

C. Pengujian Hipotesis ............................................................. 60

1. Uji Hipotesis untuk Nilai Kognitif ............................... 60

2. Uji Hipotesis untuk Nilai Afektif ................................. 61

D. Pembahasan ......................................................................... 61

1. Penilaian Kognitif ........................................................ 61

2. Penilaian Afektif .......................................................... 64

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................ 66

A. Simpulan ................................................................................... 66

B. Implikasi ................................................................................... 66

C. Saran ......................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 67

LAMPIRAN ............................................................................................ 69

PERIJINAN ............................................................................................

Page 13: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Tabel Perkembangan Individu.............................. 20

Tabel 2. Tabel Penghargaan Tim................................ 21

Tabel 3. Data perbandingan tetap (Proust)................................. 34

Tabel 4. Tabel pereaksi pembatas..... 43

Tabel 5. Bagan desaign ”Perluasan Randomized Control Group

Pretest-Postest Desaign”.........................

48

Tabel 6. Deskripsi Data Penelitian.................................................... 57

Tabel 7. Distribusi nilai afektif.......................................................... 58

Tabel 8. Uji normalitas selisih nilai kognitif..................................... 59

Tabel 9. Uji normalitas nilai afektif................................................... 59

Page 14: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Unsur-Unsur Belajar............................................................. 8

Gambar 2. Bagan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar dan

Hasil Belajar..........................................................................

9

Gambar 3. Kerucut pengalaman Dale................. 25

Gambar 4. Diagram kerangka pemikiran............................................ 45

Gambar 5. Histrogram Prestasi belajar kognitif kelas eksperiment I,

eksperiment 2 dan kontrol....................................................

58

Gambar 6. Histrogram Prestasi belajar kognitif kelas eksperiment I,

eksperiment 2 dan kontrol.....................................................

59

Page 15: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus dan Sistem Penilaian........................................... 69

Lampiran 2. Rencana Program Pembelajaran (RPP)........................... 73

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Kognitif.......................................... 88

Lampiran 4. Instrument penelitian...................................... 91

Lampiran 5. Kunci jawaban soal test kognitif................... 100

Lampiran 6. Indikator angket penilaian aspek kognitif....................... 101

Lampiran 7. Alat penilaian aspek afektif............................................ 102

Lampiran 8. Pedoman penialaian aspek afektif..................... 105

Lampiran 9. Media pembelajaran................................................ 108

Lampiran 10. Daftar nilai......... 129

Lampiran 11. Dasar pembagian kelompok STAD............................. 132

Lampiran 12. Data induk........ 136

Lampiran 13. Uji normalitas................... 137

Lampiran 14. Uji T-matching................................................ 149

Lampiran 15. Uji T-pihak kanan........................... 157

Page 16: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan belajar mengajar dan untuk mengatasi kesulitan-

kesulitan yang dialami siswa, maka diharapkan para guru kimia dapat

memberikan motivasi dan mengajarkan materi kimia dengan lebih menarik dan

bersahabat, membuat suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga

anggapan yang keliru selama ini bahwa kimia merupakan mata pelajaran sulit bagi

siswa SMA akan hilang dari mereka. Untuk menyajikan materi kimia menjadi

lebih menarik, guru harus memiliki kemampuan dalam mengembangkan metode

mengajarnya dan pemanfaatan media pembelajaran sedemikian rupa, sehingga

tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai dengan baik. Metode

mengajar yang baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan

disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tujuan

pengajarannya.

Metode mengajar adalah cara menyajikan materi pelajaran guna

mencapai tujuan belajar. Metode merupakan cara yang ditempuh guru untuk

menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung

kelancaran proses belajar dan tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Untuk

mencapai hal tersebut guru harus dapat memilih dan mengembangkan metode

belajar yang tepat, efisien, serta efektif sesuai dengan materi yang diajarkan.

Perlu dilakukan reformasi metode pembelajaran dan mengingat

pentingnya interaksi yang kooperatif, maka penerapan strategi pembelajaran

kooperatif dalam pendidikan menjadi sangat penting. Menurut pandangan teori

motivasi, struktur tujuan kooperatif adalah menciptakan suatu situasi sedemikian

rupa sehingga keberhasilan salah satu anggota kelompok diakibatkan oleh

keberhasilan kelompok itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk menciptakan tujuan dari

salah satu anggota, maka salah seorang anggota harus membantu kelompoknya

dengan melakukan apa saja yang dapat membantu kelompok itu berhasil (Slavin,

1995:5).

Page 17: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Metode STAD merupakan metode alternatif yang baik untuk diterapkan

pada siswa SMA. Penekanan pada metode ini adalah dengan ” Mengajar sedikit

dan lebih banyak mempelajari”. Pelajaran bukan hanya bertindak sebagai sisi

umpan balik siswa tetapi juga mendorong regu bekerja dan berprestasi (CHIJ St.

Joseph Convent. 2007: 1-12). STAD selain mempercepat hasil belajar juga

mempunyai efek positif non akademik antara lain motivasi, suka bersekolah, dan

bekerjasama dalam kelompok. Kebanyakan guru berhadapan dengan kelas yang

heterogen, dan itu membuat guru kewalahan untuk melayani kebutuhan semua

siswa dalam kelas. Pendekatan STAD dengan bekerjasama mengambil keuntungan

dari heterogenitas dan memiliki harapan siswa dapat belajar antara satu dengan

yang lain (Dion G Norman. 2005: 102-113)

Pada penggunaan metode pembelajaran STAD dapat dilengkapi dengan

pemanfaatan media elektronik berupa modul dan power point. Pemanfaatan media

elektronik ini juga dapat mengatasi kebosanan siswa yang mendapatkan materi

pelajaran kimia melalui metode ceramah saja. Modul kimia merupakan paket

belajar mandiri yang dirancang dan direncanakan secara sistematis yang meliputi

serangkaian pengalaman belajar guna membantu siswa untuk mencapai tujuan

belajar kimia. Modul kimia dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan

efektifitas pembelajaran disekolah, baik waktu, maupun tenaga untuk mencapai

tujuan yang optimal. Microsoft powerpoint merupakan program aplikasi untuk

presentasi yang paling populer dan paling banyak digunakan saat ini. Dalam

penggunaaan program ini guru dapat mengemas materi dengan menarik. Porsi

atau peranan guru dalam penggunaan media ini lebih banyak dibanding dengan

penggunaan modul.

Stoikiometri merupakan perhitungan kimia yang didasarkan pada

hukum-hukum dasar kimia. Materi Hukum Dasar dan Stoikiometri merupakan

materi yang menjadi momok bagi para siswa. Mereka seringkali kesukaran dalam

mengaplikasikan rumusan perhitungan kimia, seringkali siswa merasa bosan

dalam mengikuti pelajaran. Berdasarkan pengamatan di kelas, khususnya kelas X

dan dari wawancara dengan guru kimia di sekolah tersebut dapat diidentifikasi

permasalahan-permasalahan yang terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA)

Page 18: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Negeri I Ngemplak Boyolali. Permasalahan-permasalahan tersebut dapat

dikemukakan sebagai berikut:

1. Guru masih menggunakan metode konvensional dalam menyampaikan materi

pelajaran kimia, khususnya pada sub materi pembelajaran hukum dasar dan

stokiometri, yaitu dengan metode ceramah.

2. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran elektronik di ruang multi media

yang telah tersedia di sekolah tersebut, khususnya untuk mata pelajaran kimia.

3. Kondisi siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran kimia.

4. Banyak siswa yang masih sulit memahami materi pembelajaran stokiometri,

sehingga berakibat rendahnya prestasi belajar kimia pada materi pembelajaran

tersebut.

Untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut di atas, diperlukan

suatu tindakan pada materi pembelajaran yang bersangkutan, yaitu pemanfaatan

media pembelajaran, strategi, pendekatan, metode atau cara untuk memperoleh

hasil yang lebih baik. Kondisi siswa yang terdapat di SMAN I Ngemplak Boyolali

adalah siswa yang kurang aktif, khususnya dalam mengikuti mata pelajaran

kimia. Salah satu cara yang tepat untuk mengajak siswa agar lebih aktif adalah

dengan siswa menerapkan pengetahuannya, belajar memecahkan masalah,

mendiskusikan masalah dengan teman-temannya, mempunyai keberanian

menyampaikan ide atau gagasan, dan mempunyai tangung jawab terhadap

tugasnya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti terdorong untuk

mencoba mengatasi permasalahan tersebut dengan melakukan penelitian

berjudul:” Studi Komparasi Penggunaan Metode STAD Dilengkapi dengan Modul

Dan Ms.Powerpoint Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Hukum Dasar

Kelas X SMAN I Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009”

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

Page 19: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

1. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media Ms

PowerPoint sesuai dengan materi Hukum Dasar?

2. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media modul

sesuai dengan materi Hukum Dasar?

3. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media Ms

PowerPoint dapat meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada

materi Hukum Dasar?

4. Apakah metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media modul dapat

meningkatkan pemahaman dan prestasi belajar siswa pada materi Hukum

Dasar?

5. Apakah pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media

modul dapat memberikan prestasi belajar lebih baik daripada pelaksanaan

metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media komputer Ms

PowerPoint pada materi Hukum Dasar?

C. Pembatasan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terfokus dan terarah, maka perlu diadakan

pembatasan masalah. Berdasarkan pada latar belakang masalah dan identifikasi

masalah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada:

1. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMA Negeri I

Ngemplak Boyolali semester I tahun pelajaran 2008/2009.

2. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions)

dilengkapi media modul dan komputer program Ms PowerPoint berbantuan

LCD. Penggunaan media komputer program Ms PowerPoint dihubungkan

dengan proyektor LCD dan disampaikan secara klasikal.

3. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hukum

Dasar dan Perhitungan Kimia pada sub materi pembelajaran Stokiometri.

Page 20: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

4. Penilaian

Sistem penilaian yang digunakan dalam metode pembelajaran ini meliputi

aspek kognitif dan aspek afektif.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah diatas, maka masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai

berikut:

” Apakah pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media

komputer Ms PowerPoint dapat memberikan prestasi belajar lebih baik daripada

pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media modul pada

materi Hukum Dasar Kelas X SMAN I Ngemplak Boyolali Tahun Ajaran

2008/2009?”

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka

penelitian ini bertujuan:

” Untuk mengetahui pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif STAD

dilengkapi media komputer Ms PowerPoint dapat memberikan prestasi belajar

lebih baik daripada pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif STAD

dilengkapi media modul pada materi Hukum Dasar Kelas X SMAN I Ngemplak

Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009?” .

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Informasi mengenai penggunaan metode pembelajaran kooperatif STAD

dilengkapi media modul dan komputer program Ms PowerPoint

berbantuan LCD pada sub materi pembelajan hukum dasar.

b. Dapat membantu siswa dalam memahami materi kimia khususnya pada

sub materi pembelajaran Hukum Dasar.

Page 21: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai masukan bagi sekolah dalam mengembangkan metode

pembelajaran kooperatif STAD dilengkapi media modul dan komputer

program Ms PowerPoint berbantuan LCD untuk kegiatan pembelajaran

pada mata pelajaran eksak yang lain.

b. Sumbangan bagi guru dalam membantu meningkatkan kualitas

pendidikan melalui pemilihan metode pembelajaran dalam proses

pembelajaran khususnya mata pelajaran Kimia di SMA Negeri I

Ngemplak Boyolali.

Page 22: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Manusia adalah makhluk yang mengusahakan sendiri apa yang

dipelajarinya, bukan makhluk yang telah diprogramkan sejak lahir. Untuk itu

manusia dilengkapi Tuhan dengan akal, sehingga dengan adanya akal dia bisa

mengembangkan potensi yang dimilikinya. Belajar merupakan bentuk kegiatan

yang dapat mengembangkan potensi tersebut. Pada hakikatnya manusia adalah

makhluk yang belajar. UNESCO mengemukakan bahwa pendidikan harus

diletakkan pada empat pilar, yaitu: belajar mengetahui (learning to know), belajar

melakukan (learning to do), belajar hidup dalam kebersamaan (learning to live

together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) (E. Mulyasa, 2003: 17).

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai usaha untuk mencari ilmu

pengetahuan guna menguasai ketrampilan tertentu. Belajar pada hakikatnya

adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada individu

yang belajar (Depdiknas, 2003: 6). Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok yaitu

adanya perubahan tingkah laku, sifat perubahannya relatif permanen, dan

perubahan tersebut disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan(Gino, dkk, 1998:

6).

Banyak definisi belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli, dengan

pemikiran dari berbagai sudut pandang berbeda. Jika ditinjau dari uraian di atas,

belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara

siswa dengan sumber-sumber belajar atau objek belajar, baik yang sengaja

dirancang maupun yang tidak secara sengaja dirancang namun dapat

dimanfaatkan. Perolehan belajar, disamping penguasaan materi pembelajaran itu

sendiri, dapat juga berupa kemampuan-kemampuan lain. Seorang siswa dapat

belajar bagaimana caranya belajar dari pengalaman belajar yang dialami.

Page 23: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Pengalaman belajar adalah interaksi antara subjek belajar dengan objek belajar,

misalnya siswa mengerjakan tugas, melakukan pemecahan masalah, mengamati

suatu gejala, percobaan dan lain-lain. Aktivitas belajar sangat berkaitan dengan

fungsi otak. Perkembangan dan cara fungsi otak dipengaruhi oleh hasil interaksi

dengan objek belajar atau lingkungan (Sardiman AM.1990:43).

Dalam belajar ada tiga unsur yang perlu diamati dan dipelajari. Pertama,

unsur pengalaman kita sebut dengan stimulus eksternal (lingkungan atau sumber-

sumber belajar). Kedua, unsur-unsur internal yang berada pada tataran kognitif

seperti berfikir untuk mencapai pemahaman. Ketiga, unsur pemahaman sebagai

hasil dari proses belajar yang pada gilirannya akan mengubah penampakan dari

luar. Penampakan perilaku ini dapat berupa sikap atau ketrampilan atau skill

tertentu. Unsur-unsur belajar tersebut dapat ditunjukkan dalam Gambar 1 sebagai

berikut:

Stimulus Proses-Proses Kognitif, Afektif,

Eksternal Kognitif Psikomotorik

Gambar 1. Unsur-Unsur Belajar (Ratna Wilis Dahar, 1989: 17-21)

Prinsip-prinsip belajar sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang

siswa agar dapat berhasil dalam belajarnya. Beberapa prinsip belajar di antaranya

adalah sebagai berikut:

1) Belajar perlu memiliki pengalaman dasar.

2) Belajar harus memiliki tujuan yang searah.

3) Belajar memerlukan situasi yang problematis, yang akan

membangkitkan motivasi belajar.

4) Belajar harus memiliki tekad dan kemampuan yang keras dan tidak

mudah putus asa.

5) Belajar memerlukan bimbingan, arahan, serta dorongan.

6) Belajar memerlukan latihan.

7) Belajar memerlukan metode yang tepat.

8) Belajar membutuhkan waktu dan tempat yang tepat.

Page 24: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Seorang guru dapat merencanakan dan mendesain sebuah model

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan disesuaikan dengan

karakter siswa yang diajar apabila telah dengan cermat memahami pengertian

belajar dan prinsip-prinsip belajar.

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar

seorang siswa dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Bagan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan hasil belajar

(Ngalim Purwanto, 1997 : 87)

Pada Gambar 2 di atas menunjukkan bahwa siswa merupakan bahan

mentah yang perlu diolah dalam suatu kegiatan belajar (Raw Input), dalam hal ini

pengalaman belajar diperoleh melalui proses belajar mengajar (Teaching Learning

Process). Dalam proses belajar mengajar itu turut berpengaruh pula sejumlah

faktor lingkungan (Environmental Input) dan sejumlah faktor yang sengaja

dirancang dan dimanipulasi (Instrumental Input) guna menunjang tercapainya

keluaran yang dikehendaki (Output). Berbagai faktor tersebut berinteraksi satu

sama lain dalam menghasilkan keluaran tertentu.

b. Teori Belajar Kognitif

Dalam kurikulum 2004 khususnya Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) pembelajaran kimia menggunakan pendekatan ketrampilan

proses yaitu pendekatan pada proses pembelajaran yang menekankan pada

pembentukan ketrampilan memperoleh pengetahuan dan mampu

Environmental Input

Raw Input Output

Instrumental Input

Teaching Learning Process

Page 25: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

mengkomunikasikan hasilnya. Proses pembelajaran kimia di SMA lebih

menitikberatkan pada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan yang sukar

diamati. Penekanan tersebut dapat diwujudkan apabila pada proses

pembelajarannya menerapkan teori pembelajaran kognitif. Teori pembelajaran

kognitif menjelaskan tentang pembelajaran yang berpusat pada proses-proses

mental siswa yang kurang dapat diamati (Ratna Wilis Dahar, 1989: 18).

Menurut pandangan psikologi kognitif, belajar merupakan hasil interaksi

antara apa yang diketahui, informasi yang diketahui, dan apa yang dilakukan

ketika belajar. Ahli psikologi kognitif beranggapan bahwa pengetahuan itu

dibangun dalam pikiran siswa. Salah satu tokoh yang mengembangkan teori

belajar ini adalah Piaget.

Menurut J. Bruner, belajar tidak akan berjalan baik dan kreatif jika guru

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori,

aturan atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam

kehidupannya. Kegiatan pemahaman konsep memiliki dua komponen yaitu

pembentukan konsep dan pemahaman konsep. Dan konsep yang terbentuk akan

mengalami perkembangan terus-menerus. Car belajar yang baik adalah

memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya

sampai pada suatu kesimpulan.

Menurut J. Piaget, perkembangan kognitif merupakan proses genetik,

yaitu proses yang didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan sistem

syaraf. Semakin bertambah umurnya, maka kemampuan seseorang akan semakin

meningkat. Piaget tidak melihat perkembangan kognitif sebagai suatu yang dapat

didefinisiskan secara kuantitatif. Ia menyimpulkan bahwa daya pikir atau

kekuatan mental anak yang berbeda usia akan berbeda pula secara kualitatf. Anak

diatas 11 tahun berada pada tahap formal operation dimana anak tidak lagi

terbatas pada objek-objek yang konkret namun mereka dapat memandang

kemungkinan-kemungkinan yang ada melalui pemikirannya, dapat

mengorganisasikan situasi atau masalah, dan dapat berfikir dengan betul(dapat

berfikir logis, mengerti hubungan sebab-akibat, memecahkan masalah atau

berfikir secara alamiah.

Page 26: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Terdapat 4 macam belajar menurut Ausubel dan Robinson yaitu

meaningful learning, rote reception, meaningful discovery, rote discovery.

Langkah pertama dalam belajar adalah proses menerima dan menemukan

(reception dan discovery) dan selanjutnya adalah usaha mengingat atau menguasai

apa yang dipelajari agar kemudian dat digunakan. Jika seseorang berusaha

menguasai informasi baru itu dengan menghubungkan dengan apa yang diketahui,

terjadilah belajar bermakna. Jika seseorang hanya berusaha mengingat informasi

baru itu, terjadilah menghafal(rote learbing). Sehingga belajar merupakan

asimilasi yang bermakna bagi siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan

dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk belajar

kognitif. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk mengorganisasikan isi atau

materi pelajaran serta penataan kondisi pembelajaran agar dapat memudahkan

proses asimilasi pengetahuan baru kedalam struktur kognitif orang yang belajar.

Menurut pandanagn psikologi kognitif, belajar merupakan hasil interaksi

antara apa yang diketahui, informasi yang diketahui dan apa yang dilakukan

ketika belajar. Ahli psikologi kognitif beranggapan bahwa pengetahuan itu

dibangun dalam pikiran siswa. Teori-teori ini dikembangkan oleh Vygostsky dan

Piaget. Menurut Vygotsky bahwa belajar tidak sama dengan perkembangan, tetapi

belajar terkait dengan perkembangan, yakni belajar dapat menyebabkan proses

perkembangan intelektual. Piaget berpendapat bahwa ” belajar mengandung

makna sebagai perubahan struktural yang saling melengkapi antara asimilasi dan

akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah apa yang telah

diketahui melalui belajar”(Nana Sudjana.1996:15).

Belajar dapat didefinisiskan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dan interaksi dengan

lingkungan. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat

maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri

seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar. Namun yang dikatakan

perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar adalah yang terjadi secara sadar,

Page 27: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bertujuan dan terarah,

dan mencakup seluruh aspek tingkah laku.

2. Konstruktivisme

Konstruktivisme adalah suatu pandangan yang didasarkan premis bahwa

semua orang mengkonstruksi prespektifnya sendiri tentang dunia lewat

pengalaman individual dan skema. Setiap orang akan menggenerasi “aturan” dan

“model mentalnya” sendiri yang digunakan untuk memberi arti pada

pengalamannya. Konstruktivisme menekankan, menitikberatkan pada

mempersiapkan siswa untuk memecahkan masalah dalam situasi yang ambigu.

Dengan pola pendekatan ini para siswa diajak secara aktif mempelajari konsep-

konsep dan prinsip-prinsip baru yang diperkenalkan kepada mereka. Intinya

konstruktivisme merupakan teori tentang bagaimana siswa mengkonstruksi

pengetahuan dari pengalaman. Pembentukan pengetahuan menurut model

konstruktivisme terjadi akibat subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif

dalam interaksinya dengan lingkungan. Dengan bantuan struktur kognitifnya ini,

subyek menyusun pengertian realitasnya. Interaksi kognitif akan terjadi sejauh

realitas tersebut disusun melalui struktur kognitif yang diciptakan oleh subyek itu

sendiri. Struktur kognitif senantiasa harus diubah dan disesuaikan berdasarkan

tuntutan lingkungan dan organisme yang sedang berubah. Prose penyesuaian ini

terjadi terus menerus melalui proses rekonstruksi. Yang terpenting dalam teori

konstruktivisme adalah dalam proses pembelajaran siswalah yang harus

mendapatkan penekanan. Penekanan belajar siswa secar aktif perlu

dikembangkan. Kreativitas dan keaktifan siswa akan membantu mereka untuk

berdiri sendiri dalam kehidupan kongnitif siswa.

Belajar lebih diarahkan pada experimental learning yaitu merupakan

adaptasi kemanusiaan berdasarkan pengalaman konkret dilaboratorium, diskusi

dengan teman sejawat, yang kemudian dikotemplasikan dan dijadikan ide dan

pengembangan konsep baru. Karena aksentuasi dari mendidik dan mengajar tidak

terfokus pada si pendidik melainkan pembelajar. Proses pembelajaran yang terjadi

menurut pandangan konstruktivisme menekankan pada kualitas dari keaktifan

Page 28: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

siswa dalam menginterpretasikan dan membangun pengetahuannya. Setiap

organisme menyususn pengalamannya dengan jalan menciptakan struktur mental

dan menerapkannya dalam pembelajaran. Suatu proses aktif dimana individu

berinteraksi dengan lingkungannya dan mentransformasikan kedalam pikirannya

dengan bantuan struktur kognitif yang telah ada didalam pikirannya. Ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pembelajaran

kostruktifitis, yaitu:

a. Mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang

relevan

b. Mengutamakan proses

c. Menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial

d. Pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman dan

dalam perkembangan intelektual ada tiga hal yang menjadi perhatian

yaitu struktur, isis, dan fingsi

Tahapan pembelajaran pola pendekatan konstruktivisme:

a. Menyegarkan struktur kognitif siswa agar dapat berkembang dengan

konsep-konsep dan prinsip baru yang akan diterima dalam proses

pembelajaran

b. Memperkenalkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip baru yang akan

diterima dalam proses pembelajaran.

c. Siswa diberi situasi masalah yang terkait dengan konsep-konsep dann

prinsip yang baru dipelajari.

d. Tahap ekspansi yaitu para siswa diminta untuk belajar sendiri

berbagai aplikasi dan perluasan berbagai konsep dan prinsip yang

telah dipelajari.

Konsekuensi dari konstruktivisme:

a. Semuanya terfokus pada pebelajar dalam berfikir tentang

belajar(bukan hanya materi yang diajarkan)

b. Pengajar yang menerapkan konstrutivisme bertindak sebagai fasilitator

proses akuisisi pengetahuan dan ketrampilan, sebagai pembimbing

atau nara sumber yang bertujuan untuk menyusun lingkungan belajar,

Page 29: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

sehingga dapat membantu siswa dalam mencapai pemahaman mereka

sendiri tentang informasi yang diberikan, sehingga guru dituntut

memiliki keprofesionalan yang tinggi.

3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah kegiatan belajar mengajar dalam

kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerjasama untuk sampai pada

pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun kelompok

(Arends, 1997: 111). Dalam pembelajaran kooperatif para peserta didik

dikelompokkan secara arif dan proporsional. Pengelompokan peserta didik dalam

suatu kelompok dapat didasarkan pada: fasilitas yang tersedia, perbedaan individu

dalam minat belajar dan kemampuan belajar, jenis pekerjaan yang diberikan,

wilayah tempat tinggal peserta didik, jenis kelamin, dan berdasarkan lotre atau

random. Dalam pembagian kelompok ini, kelompok dibagi secara heterogen baik

dari segi kemampuan belajar maupun jenis kelamin agar terjadi dinamika kegiatan

belajar yang lebih baik dari kelompok, sehingga tidak terkesan ada kelompok

yang kuat dan ada kelompok yang lemah (Mulyani Sumantri, 2001: 127-128).

Bekerja sama berarti melakukan sesuatu bersama saling membantu dan

bekerja sebagai tim (kelompok). Jadi, pembelajaran kooperatif berarti belajar

bersama, saling membantu pembelajaran agar setiap anggota baik. Dalam

pembelajaran kooperatif, siswa dikelompokkan secara variatif (beraneka ragam)

berdasarkan prestasi siswa mereka sebelumnya, kesukaan/kebiasaan, dan jenis

kelamin (Slavin: 1995: 3). Selanjutnya Slavin (1995: 3) menjelaskan belajar

kooperatif mempunyai kelebihan yang tidak ditemukan dalam kegiatan individual

seperti interaksi sosial, pertanggungjawaban individu dan kerja sama dengan

kelompok. Dalam kegiatan belajar individual cenderung mementingkan pribadi

dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Menurut Devies (1982: 31)

kegiatan belajar individual maupun belajar bersama dalam kelompok harus

didukung oleh inisiatif dari masing-masing pribadi karena kegiatan belajar

menyangkut apa yang harus dikerjakan oleh mereka.

Page 30: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Menurut Piaget, pengetahuan datang dari tindakan dan perkembangan

kognitif sebagian besar bergantung pada seberapa jauh siswa aktif berinteraksi

dengan lingkungan, dalam arti pengetahuan itu merupakan sebuah proses. Dalam

perkembangannya, teori pengembangan Piaget adalah model konstruktivisme.

Konstruksi pengetahuan dari pengalaman dan proses ini khas bagi setiap individu.

Landasan filosofi konstruktivisme menurut Depdiknas (2002: 2) adalah filosofi

belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi

siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dalam diri mereka sendiri.

Pengetahuan dibangun dalam pikiran (dikonstruksi) dari hasil interpretasi atau

suatu gejala, sehingga pengetahuan sangatlah dipengaruhi oleh pola pikir orang

tersebut (E. Mulyasa, 2003: 238). Siswa harus dibiasakan untuk memecahkan

masalah (problem solving) dan menemukan (inquiry) sesuatu yang berguna bagi

dirinya.

Dalam model pembelajaran konstruktivisme, strategi pokok yang

diperlukan adalah pembelajaran bermakna (meaningful learning). Agar suatu

informasi pengetahuan dapat dipahami, maka harus bermakna secara potensial.

Dalam meaningful learning, setiap unsur materi ajar harus diolah dan

diinterpresentasikan sedemikian rupa sehingga masuk akal (make senses) dan

bermakna (meaningful) bagi siswa. Dengan pendekatan pembelajaran ini,

pengetahuan dapat diterima dan tersimpan lebih baik karena masuk otak melalui

proses masuk akal.

Dalam teori konstruktivisme peserta didik harus menemukan sendiri dan

memecahkan informasi baru dengan aturan lama dan merevisinya apabila aturan-

aturan itu tidak sesuai lagi. Sesuai dengan disiplin ilmu kimia dimana dalam hal

ini perkembangan dalam dunia kimia sangat dinamis maka kondisi seperti ini

mutlak diperlukan. Pandangan konstruktivisme menyatakan bahwa peserta didik

diberi kesempatan agar menggunakan suatu strategi sendiri dalam belajar secara

sendiri dan pendidikan dalam hal ini membimbing peserta didik ke tingkat

pengetahuan yang mengarah lebih tinggi. Oleh karena itu, agar peserta didik

benar-benar memahami mereka harus bekerja keras untuk memecahkan masalah

dan kesulitan yang ada dengan ide-ide dan kemampuannya.

Page 31: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Ide pokok pada teori konstruktivisme adalah peserta didik secara aktif

membagi pengetahuan mereka sendiri. Pendekatan dalam pembelajaran

konstruktivisme dapat menggunakan pembelajaran secara kooperatif ekstensif.

Menurut teori ini peserta didik akan lebih mudah menanamkan dan mengerti akan

konsep-konsep yang sulit jika mereka dapat membicarakan dan mendiskusikan

masalah tersebut dengan temannya. Peserta didik secara rutin bekerja dalam

kelompok yang terdiri sekitar 4 orang untuk saling membantu memecahkan

masalah-masalah dalam hal ini penekanannya pada aspek sosial dalam

pembelajaran dan penggunaan kelompok yang sederajat untuk menghasilkan

pemikiran. Pada sistem pengajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk bekerja sama dengan temannya dalam tugas-tugas terstruktur dan

inilah yang disebut pengajaran gotong royong atau cooperative learning (Slavin,

1995: 2).

Strategi tersebut di atas juga memerlukan tukar pikiran, diskusi, dan

perdebatan dalam kerangka mencapai pemahaman yang sama atas materi

pelajaran. Oleh karena pembelajaran model konstruktivisme, akan terjadi

pembelajaran yang melibatkan negosiasi dan interpretasi. Kondisi penyesuaian

pikiran ini dilakukan siswa dengan guru, antara sesama siswa atau antara siswa

dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu, dalam konstruktivisme ini

diperlukan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) agar pembelajaran

ideal (E. Mulyasa, 2003: 239). Dengan demikian tercipta hubungan kerjasama

antara guru dengan siswa yang dapat tercipta jika guru mampu memfasilitasi

siswa.

Lima prinsip metode belajar kooperatif yang dikembangkan dan terus

dilakukan serta diperbaiki antara lain:

a. STAD (Student Teams Achievement Division);

b. TGT (Teams Games Tournament);

c. Jigsaw;

d. CIRC (Cooperative Integrated Reading and Composition);

e. TAI (Team Assisted Individualization).

Page 32: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Selain itu ada juga metode belajar lain masih juga dikembangkan dan

dipelajari yaitu:

a. Group Investigation;

b. Learning Together;

c. Complex Instruction;

d. Structural Dyadic Methods (Slavin, 1995: 9-10).

Menurut Slavin (1995: 2), metode kooperatif mempunyai kelebihan-

kelebihan dibandingkan metode lain, yaitu:

a. Meningkatkan kemampuan siswa;

b. Meningkatkan rasa percaya diri;

c. Menumbuhkan keinginan untuk menggunakan keahlian dan pengetahuan;

d. Memperbaiki hubungan antarkelompok.

Disamping itu ada juga kelemahannya, yaitu:

a. Memerlukan persiapan yang rumit untuk melaksanakannya;

b. Bila terjadi persaingan negatif maka hasilnya akan buruk.

Keberhasilan dari proses belajar kooperatif karena 5 prinsip, yaitu:

a. Adanya sumbangan dari ketua kelompok

Tugas dari seorang ketua kelompok adalah memberikan sumbangan

pengetahuannya untuk anggota kelompoknya, karena ketua kelompoknya adalah

seseorang yang dinilai berkemampuan lebih dibandingkan dengan anggota yang

lainnya. Dalam hal ini anggota kelompok diharapkan dapat memperhatikan,

mempelajari informasi/penjelasan yang diberikan oleh ketua kelompok jika ada

anggota kelompok yang merasa belum jelas, walaupun tugas ini bisa dilakukan

oleh anggota yang lain.

b. Keheterogenan kelompok

Kelompok belajar yang efektif adalah yang mempunyai anggota

kelompok yang heterogen, baik dalam hal jenis kelamin, latar belakang sosial,

ataupun tingkat kecerdasan.

c. Ketergantungan pribadi yang positif

Setiap anggota kelompok belajar untuk berkembang dan bekerja satu

sama lain. Ketergantungan pribadi ini dapat memberikan motivasi bagi setiap

Page 33: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

individu karena pada awalnya mereka harus bisa membangun pengetahuannya

sendiri terlebih dahulu sebelum bekerja sama dengan temannya.

d. Ketrampilan bekerja sama

Dalam proses bekerja sama perlu adanya ketrampilan khusus sehingga

kelompok tersebut dapat berhasil membawa nama kelompoknya. Proses yang

dibutuhkan di sini adalah adanya komunikasi yang baik antar anggota kelompok.

e. Otonomi kelompok

Setiap kelompok mempunyai tujuan agar bisa membawa nama

kelompoknya untuk menjadi yang terbaik. Jika mereka mengalami kesulitan

dalam pemecahan masalah setelah melampaui tahap kegiatan kelompok maka

mereka akan bertanya kepada gurunya bukan kepada kelompok lain.

Dalam metode mengajar kooperatif diharapkan siswa bekerja sama satu

sama lainnya berdiskusi dan berdebat, menilai kemampuan pengetahuan dan

mengisi kekurangan anggota lainnya. Bila diorganisasikan dengan tepat, siswa

dapat bekeja sama dengan yang lainnya untuk memastikan bahwa setiap siswa

dalam kelompok tersebut telah menguasai konsep yang telah diajarkan. Hal ini

akan menumbuhkan realisasi bahwa siswa membutuhkan belajar dan berpikir

untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikan pengetahuan dan

ketrampilannya.

4. Pembelajaran Koperatif Tipe STAD

STAD (Student Team Achievement Division) dikembangkan oleh Robert

E. Slavin dan kawan-kawannya di Universitas John Hopkin, yang merupakan

pendekatan pembelajaran kooperatif paling sederhana. Arends (1997: 119)

menyatakan bahwa metode STAD adalah metode yang berdasarkan pada

pembelajaran kooperatif, dimana siswa dibagi menjadi kelompok untuk

bekerjasama dalam tim kelompoknya dalam melaksanakan tugas yang akan

diberikan. Dalam metode STAD dibutuhkan hubungan kerja yang baik dan

ketrampilan siswa dalam kelompoknya, sehingga dapat meningkatkan hasil

belajarnya. Secara umum pembelajaran kooperatif STAD terdiri dari 5 komponen

utama, yaitu:

Page 34: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

a. Presentasi Kelas

Materi pokok dalam STAD adalah pengenalan awal dalam presentasi

kelas. Presentasi kelas bisa dilakukan melalui pengajaran secara langsung atau

pengajaran diskusi dengan guru, tetapi bisa juga presentasi menggunakan audio

visual. Presentasi kelas dalam STAD berbeda dengan pengajaran pada umumnya

karena dalam STAD hanya ditekankan pada hal-hal pokok saja. Kemudian siswa

harus mendalaminya melalui pembelajaran dalam kelompok. Dengan demikian,

siswa dituntut untuk bersunguh-sungguh dalam memperhatikan materi yang

diberikan oleh guru dalam presentasi kelas karena hal tersebut juga akan

membantu mereka dalam mengerjakan kuis yang nantinya juga akan

mempengaruhi skor dari tim mereka.

b. Tim atau Kelompok

Tim atau kelompok terdiri dari 4 atau 5 siswa yang mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda atau heterogen, baik dalam penguasaan materi,

jenis kelamin, maupun suku. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa

semua anggota tim telah menguasai materi yang diberikan dan juga untuk

mempersiapkan anggota tim dalam menghadapi kuis, sehingga semua anggota tim

dapat mengerjakan dengan baik.

Sesudah guru mempresentasikan materi, anggota tim secara bersama-

sama mempelajari lembar kerja atau materi lain yang diberikan guru. Dalam hal

ini siswa mendiskusikan masalah atau kesulian yang ada, membandingkan

jawaban dari masing-masing anggota tim, dan membetulkan kesalahan konsep

dari anggota tim.

Tim merupakan hal penting yang harus ditonjolkan dalam STAD. Dalam

setiap langkah, titik beratnya terletak pada ingatan anggota tim agar bisa bekerja

yang terbaik demi timnya dan cara yang terbaik dalam tim adalah bekerjasama

dengan baik.

c. Kuis

Setelah satu atau dua kali pertemuan guru mempresentasikan materi di

kelas dan setelah satu atau dua kali tim melakukan latihan dalam kelompoknya,

Page 35: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

siswa diberi kuis secara individu. Jadi setiap siswa bertanggung jawab secara

individu dalam menguasai materi pelajaran yang diberikan. Hasil selanjutnya

diberi skor. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman materi setiap

individu.

d. Skor Perkembangan Individu

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan nilai pada setiap siswa jika

mereka mengerjakan dengan baik. Masing-masing siswa diberi skor ”cukup” yang

berasal dari rata-rata siswa pada kuis yang sama. Setelah siswa mendapatkan nilai,

maka siswa berhak mendapatkan urutan tingkatan nilai dari skor kuis dan

berusaha untuk melampaui skor cukup.

Dibalik ide skor perkembangan individu adalah untuk menyampaikan

tujuan presentasi masing-masing siswa yang dapat dicapai jika siswa bekerja lebih

keras dan lebih baik daripada materi yang telah lampau. Keadaannya mungkin

siswa mengalami peningkatan skor atau bahkan menurun.

Kemudian guru menghitung besarnya skor perkembangan yaitu dengan

membandingkan skor tes materi yang lalu dengan yang baru. Untuk skor tes

dengan skala 100 berlaku ketentuan sebagai berikut:

Tabel `1. Tabel Skor Perkembangan Individu

Skor Individu Skor Perkembangan Individu

Turun lebih dari 10 5

Turun sampai dengan 10 10

Tetap atau naik sampai dengan 10 20

Naik lebih dari 10 30

Tetap di puncak atau maksimal 30

e. Pengakuan / Penghargaan Tim

Tim akan mendapatkan penghargaan atau hadiah jika dapat melampaui

kriteria yang telah ditentukan. Skor tim siswa akan digunakan untuk menentukan

Page 36: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

tingkatan pemahaman siswa. Penghargaan yang akan diperoleh tim tersebut

berdasarkan skor rata-rata tim dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel Penghargaan Tim

Rata-rata Skor Kelompok Penghargaan

15 Good Team (Tim Baik)

20 Great Team (Tim Hebat)

25 Super Team (Tim Istimewa)

Dalam pelaksaanya, metode pembelajaran kooperatif STAD

mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tahap Penyajian Materi Pelajaran

Pada tahap ini, bahan atau materi pelajaran kimia diperkenalkan melalui

pengajaran secara langsung. Dalam penyajian ini, maka perlu ditekankan pada:

1) Pendahuluan

Dalam pendahuluan guru menekankan pada apa yang akan dipelajari

peserta didik (siswa) dan mengapa itu penting. Hal ini dilaksanakan untuk

memotivasi siswa dalam mempelajari konsep yang telah diajarkan.

2) Pengembangan

a) Menentukan tujuan-tujuan yang akan dicapai

b) Pembelejaran kooperatif menekankan bahwa belajar adalah memahami makna

dan bukan hafalan.

c) Memberikan penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau

salah.

d) Beralih pada konsep yang lain jika siswa menguasai pakok masalahnya.

3) Praktek Terkendali

a) Menyuruh siswa mengerjakan soal atau pertanyaan yang diberikan.

b) Memanggil peserta didik secara random untuk menyelesaikan soal.

c) Pemberian tugas kelas.

Page 37: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

b. Kegiatan Kelompok

Selama kegiatan kelompok masing-masing siswa bertugas mempelajari

materi yang telah disajikan oleh guru dan membantu teman sekelompok untuk

menguasai materi pelajaran tersebut. Guru memberikan lembar kegiatan dan

kemudian siswa mengerjakannya secara mandiri dan selanjutnya saling

mencocokkan jawabannya dengan teman sekelompoknya. Apabila diantara teman

sekelompok tersebut ada yang kurang memahami, maka anggota kelompok yang

lain membantunya.

Guru menekankan bahwa lembar kegiatan untuk dipelajari bukan untuk

diisi atau diserahkan pada guru. Apabila peserta didik mempunyai suatu

permasalahan, sebaiknya ditanyakan terlebih dahulu pada anggota kelompoknya

kemudian kalau tidak mampu baru ditanyakan pada gurunya.

c. Kuis (individu)

Kuis dilaksanakan secara individu. Siswa tidak diijinkan meminta atau

memberi bantuan kepada siswa lain dalam mengerjakan kuis. Hal ini untuk

mengetahui pemahaman materi setiap individu dan selanjutnya akan diadakan

perbaikan skor dimana pemberian skor didasarkan skor pretest dan posttest.

(Slavin, 1995: 71-84)

5. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar (Arief S.

Sadiman, 1996: 6). Menurut Assosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan

(Asociation of Education and Communication Technology atau AECT), media

atau bahan adalah perangkat lunak (soft ware) dan perangkat keras (hard ware).

Perangkat lunak berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan

dengan menggunakan peralatan. Sedangkan perangkat keras merupakan sarana

untuk menampilkan pesan yang terkandung dalam media tersebut.

Page 38: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

Sehubungan dengan pendidikan, pengertian media tidak terlepas dari

kegiatan belajar mengajar. Menurut Oemar Hamalik (1989: 12), media pendidikan

adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka mengefektifkan

komunikasi dan interaksi antar guru dan siswa dalam proses pendidikan dan

pengajaran di sekolah. Sedangkan menurut Arief S. Sadiman (1996: 5), media

mempunyai pengertian yaitu segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima pesan, sehingga dapat

merangsang pikiran, perasaan, dan minat, serta perhatian peserta didik sedemikian

rupa sehingga proses belajar terjadi.

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi yaitu

proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu

ke penerima pesan (Arief S. Sadiman, 1996: 11).

Dari pengertian di atas, media pembelajaran dapat diartikan sebagai

perangkat lunak dan atau perangkat keras yang dapat digunakan untuk

menciptakan proses belajar.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Arief S. Sadiman (1996: 16-17), secara umum media

pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan biaya indera.

3) Penggunaan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif siswa.

4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan

pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan

ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami

kesulitan bila semuanya itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang

lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan

media pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam:

a) Memberikan perangsang yang sama.

Page 39: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b) Mempersamakan pengalaman.

c) Menimbulkan persepsi yang sama

c. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran

Dalam memilih media pembelajaran perlu mempertimbangkan beberapa

faktor terkait, sehingga media tersebut dapat mendukung pencapaian tujuan yang

ditetapkan. Arief S. Sadiman (1996: 82) mengatakan bahwa beberapa faktor yang

perlu dipertimbangkan misalnya tujuan instruksional yang akan dicapai,

karakteristik siswa atau sasaran, jenis rangsangan belajar yang diinginkan

(audiovisual, gerak dan seterusnya), keadaan latar belakang lingkungan, kodisi

setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani. Pertimbangan lain

pemilihan media pembelajaran antara lain:

a) Potensi peserta didik,

b) Relevansi dengan karakteristik daerah

c) Tingkat perkembanagn fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual

peserta didik,

d) Manfaat bagi peserta didik,

e) Struktur keilmuan,

f) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran,

g) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan

h) Alokasi waktu

Bantuan untuk memilih media dapat diperhatikan kerucut pengalaman,

seperti yang dikembangkan oleh Dale (1969). Kerucut pengalaman karya Dale

yang mengklasifikasikan pengalaman belajar mulai dari pengalaman langsung

yang tertuju dan kemudian meningkat melalui tingkat-tingkat yang dianggap

abstrak sampai pada lambang verbal, seperti terlihat pada gambar 2.

Page 40: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

abstrak verbal

simbol visual

visual

radio

film

tv

wisata

demonstrasi

partisipasi

observasi

konkret pengalaman langsung

Gambar 3. Kerucut Pengalaman Dale

(Yusuf Hadimiarso, 1984: 50)

d. Klasifikasi Media Pembelajaran

Klasifikasikan media pembelajaran berdasarkan atas bentuk sebagai

berikut:

1) Media pandang (visual media), yaitu media untuk dilihat. Media pandang

tersebut meliputi antara lain:

a) Foto grafik, misalnya: Slide, Film, Strip, OHP.

b) Grafik, misalnya: Chart, OHP, papan tulis.

c) Benda nyata, misalnya: contoh dan model.

2) Media dengar (audio media), yaitu media untuk didengar suaranya. Tergolong

didalamnya antara lain tape recorder, radio, telepon, dan lain-lain.

a) Media pandang dengar (audiovisual media), yaitu media untuk dilihat dan

didengar suaranya, misalnya: televisi, sound film, dan lain-lain.

b) Media bahasa (tulis), misalnya: buku, majalah, surat kabar.

e. Modul

Pada kurikulum saat ini (KTSP) penggunaan modul sebagai sebuah

sistem pengajaran sangat diperlukan. Modul Kimia merupakan paket belajar

Page 41: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

mandiri yang dirancang dan direncanakan secara sistematis yang meliputi

serangkaian pengalaman belajar guna membantu siswa untuk mencapai tujuan

belajar kimia. Modul adalah suatu proses pembelajaran mengenai suatu satuan

bahasan tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk

digunakan oleh peserta didik, disertai pedoman penggunaannya (E. Mulyasa,

2003: 98). Modul juga merupakan seprangkat bahan ajar yang disajikan secara

sistematis sehingga penggunanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang

fasilitator atau guru. Dengan demikian maka sebuah modul harus dapat dijadikan

sebuah bahan ajar sebagai pengganti fungsi guru. Modul harus mampu

menjelaskan dengan bahasa yang mudah diterima peserta didik sesuai dengan

tingkat pengetahuan dan usianya. Modul juga merupakan seperangkat bahan ajar

mandiri yang disajikan secara sistematis sehingga memungkinkan siswa belajar

sesuai dengan kecepatan belajarnya tanpa tergantung pada orang lain atau dengan

bimbingan yang sangat terbatas dari guru. Dengan kata lain modul adalah

seperangkat bahan ajar mandiri yang disajikan secara sistematis.

Menuliskan bahan ajar modul berarti mengajarkan sesuatu bahan ajar

melalui tulisan. Oleh karena itu prinsip yang digunakan dalam menuliskan modul

sama dengan yang digunakan dalam pengajaran biasa, bedanya bahasa yang

digunakan bersifat setengah formal dan setengah lisan, bukan bahas buku teks

yang sangat formal.

Komponen dalam penyususunan bahan ajar modul antara lain, deskripsi

singkat isi materi, relevansi isi dengan pengalaman siswa, kegunaan mempelajari

dan hubungannya dengan materi lain, menuliskan tujuan pembelajaran,

menuliskan materi, memberikan contoh soal dan latian soal, rangkuman, evaluasi.

Menurut E. Mulyasa (2003: 98) menyatakan bahwa pada umumnya modul terdiri

dari beberapa komponen, yaitu lembar kegiatan siswa, lembar kerja, kunci lembar

kerja, lembar soal, lembar jawaban, dan kunci jawaban. Pengembangan modul

harus memasukkan karakteristik, self intructional, self contained, stand alone,

adaptif, user friendly. Tugas utama guru kimia dalam sistem modul adalah

Page 42: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

mengorganisasikan dan mengatur proses pembelajaran dengan langkah-langkah

pembelajaran sebagai berikut:

a. Persiapan, yaitu menyiapkan situasi pembelajaran yang kondusif;

b. Pelaksanaan, yaitu proses interaksi antara guru dan siswa, yang diwujudkan

siswa belajar sesuai dengan irama kecepatan dan kemampuannya, sedangkan

guru membantu siswa yang kesulitan dalam memahami isi modul atau

pelaksanaan tugas;

c. Evaluasi, yaitu berupa pelaksanaan penelitian terhadap setiap peserta didik

sampai dengan penentuan siswa yang telah mencapai taraf belajar tuntas.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa modul kimia

dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran di sekolah,

baik waktu, dana, fasilitas, maupun tenaga guna mencapai tujuan secara optimal.

Dengan sistem modul, siswa yang mengikuti pembelajaran kimia lebih banyak

mendapat kesempatan untuk belajar kimia secara mandiri, membaca uraian, dan

petunjuk dari lembar kegiatan, menjawab pertanyaan-pertanyaan, serta

melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Dalam kaitan ini siswa dapat

maju sesuai dengan irama dan kemampuan masing-masing siswa yang mengikuti

alur pembelajaran kimia dan lebih banyak waktu untuk berinteraksi baik secara

individu maupun secara kelompok.

Modul adalah suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas

suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai

sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Pelajaran dengan

modul akan memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara

masing-masing karena setiap siswa akan menggunakan cara yang berbeda untuk

memecahkan masalah tertentu berdasarkan latar belakang dan kebiasaan masing-

masing.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa modul adalah suatu proses

pembelajaran mengenai suatu satuan materi tertentu yang disusun secara

sistematis dan terdiri atas berbagai komponen.

Page 43: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

f. Media Komputer Program Ms PowerPoint Berbantuan LCD

Pada saat ini, bahan ajar kimia merupakan salah satu sumber belajar

yang telah dikemas dalam berbagai bentuk, misalnya media cetak (buku teks,

modul, majalah atau jurnal ilmiah), rekaman audio visual, software komputer, dan

lain-lain.

Pemanfaatan teknologi canggih dalam sistem pengelolaan pendidikan

dewasa ini merupakan kebutuhan manajemen sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Demikian pula dengan penggunaan teknologi

komputer dalam rangka pengelolaan sistem informasi pendidikan sebagai suatu

keharusan manajerial guna meningkatkan efisiensi, mutu, dan produktifitas

pengelolaan pendidikan sebagai bagian integral dari pembangunan.

Penggunaan media pembelajaran yang berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi (TIK) merupakan hal yang tidak mudah. Dalam menggunakan media

tersebut harus memperhatikan beberapa teknik agar media yang dimanfaatkan itu

dapat dimanfaatkan dengan maksimal dan tidak menyimpang dari tujuan media

tersebut, dalam hal ini media yang digunakan adalah komputer berprogram Power

Point dan dihubungkan dengan LCD proyektor. Media komputer dan LCD

proyektor merupakan media rancang yang mana didalam penggunaannya sangat

diperlukan perancangan khusus dan didesain sedemikian rupa, misalnya dengan

program MS Power Point agar dapat dimanfaatkan. Perangkat keras (hardware)

yang difungsikan dalam menginspirasikan media tersebut adalah menggunakan

satu unit komputer lengkap yang sudah terkoneksikan dengan LCD proyektor.

Dengan demikian hendaknya media ini menarik perhatian siswa dalam proses

pembelajaran (http://www.smamujahidin-ptk.sch.id/cetak.php?id=35: 16 Juli

2007).

Menurut Oemar Hamalik (1989: 18), komputer merupakan salah satu

teknologi canggih yang memiliki peran utama untuk memproses informasi secara

cermat, cepat, dan dengan hasil yang akurat. Proses pembelajaran membutuhkan

peran komputer karena komputer bukan saja berfungsi sebagai alat bantu, namun

juga dapat sebagai bagian dari metode pembelajaran itu sendiri. Sebagai sebuah

Page 44: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

metode pembelajaran, komputer dapat membangkitkan minat dan perhatian siswa

terhadap mata pelajaran tertentu. Selain itu, komputer sendiri dapat berfungsi

sebagai salah satu sumber informasi, dengan demikian dapat menjadi sumber

belajar bagi seorang siswa.

Percival dan Ellington mendefinisikan komputer sebagai alat yang dapat

menerima informasi, diterapkan untuk prosedur pemrosesan informasi, dan

memberikan hasil informasi baru dalam bentuk yang digunakan oleh pemakai.

Penggunaan komputer hanyalan untuk membantu siswa dalam

memahami konsep pelajaran, sedangkan penyelesaian soal tetap diserahkan pada

kemampuan siswa. Teknis penggunaan komputer sebagai media pembelajaran ini

bisa dilakukan dengan cara:

a) Tiap satu atau dua siswa memegang satu komputer yang software-nya telah

disiapkan oleh guru dan proses pembelajarannya dilakukan dalam

laboratorium komputer.

b) Proses pembelajaran proyektor LCD yang mampu memproyeksikan tanpilan

pada monitor komputer ke media lain (misal tembok kelas) dengan perbesaran

yang bisa diatur.

Dari dua cara di atas, nampaknya cara kedua (b) akan lebih mencapai sasaran

karena perhatian siswa lebih fokus pada yang disajikan melalui proyektor LCD.

Lain jika siswa memegang komputer sendiri, ada kemungkinan siswa akan

bermain-main sendiri, tidak fokus pada materi pelajaran atau malah menganggap

pelajaran tersebut sebagai pelajaran komputer.

Mikrosoft PowerPoint adalah program aplikasi presentasi yang paling

populer dan paling banyak digunakan saat ini. Dengan menggunakan Mikrosoft

PowerPoint kita dapat merancang dan membuat presentasi yang profesional

dengan secara mudah dan cepat (Budi Permana, 2001: 1). Microsoft PowerPoint

atau sering disingkat Ms PowerPoint atau PowerPoint atau MPP merupakan

piranti lunak yang biasanya digunakan untuk menyajikan presentasi dalam

seminar, workshop, penataran, dan sebagainya oleh penyaji

(http://suaramerdeka.com/harian/ 0604/03/ragam03.htm :16 Juli 2007).

Page 45: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Microsoft PowerPoint atau Microsoft Office PowerPoint adalah sebuah

program komputer untuk presentasi yang dikembangkan oleh Microsoft di dalam

paket aplikasi kantoran mereka. PowerPoint berjalan di atas komputer PC

berbasis sistem operasi Microsoft Windows dan juga Apple Macintosh yang

menggunakan sistem operasi Apple Mac OS. Aplikasi ini sangat banyak

digunakan, apalagi oleh kalangan perkantoran dan pebisnis, para pendidik, siswa,

dan trainer. Dalam PowerPoint, seperti halnya perangkat lunak pengolah

presentasi lainnya, objek teks, grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya

diposisikan dalam beberapa halaman individual yang disebut dengan "slide".

Istilah slide dalam PowerPoint ini memiliki analogi yang sama dengan slide

dalam proyektor biasa, yang telah kuno, akibat munculnya perangkat lunak

komputer yang mampu mengolah presentasi semacam PowerPoint. Setiap slide

dapat dicetak atau ditampilkan dalam layar dan dapat dinavigasikan melalui

perintah dari si presenter. (http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint).

Dengan menggunakan komputer, kita tidak perlu menulis atau

menggambar sendiri ide-ide yang akan disajikan. Bahan diketik menggunakan MS

PowerPoint, untuk kemudian ditampilkan melalui LCD Projektor. Kelebihan

lainnya menggunakan program PowerPoint, kita dapat menambah animasi suara

dan latar belakang, sehingga sajian menjadi lebih menarik. Penggunaan media

komputer dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan kreativitas

peserta didik dalam proses belajarnya. Hal ini dikarenakan pengembangan

program pembelajaran yang menggunakan komputer tersebut dirancang dengan

menggukan program PowerPoint yang memungkinkan para siswa melakukan

eksplorasi sendiri, berlatih dengan latihan yang disediakan secara terpadu serta di

dalam program tersebut .

6. Motivasi

Ahli-ahli psikologi berpendapat bahwa dalam diri individu ada sesuatu

yang menentukan perilaku yang bekerja secara tertentu untuk mempengaruhi

perilaku tersebut. Penentuan perilaku tersebut disebut dengan istilah motif motif

ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan

sesuatu. Seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto(1997:60) dalam buku

Page 46: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Pshycology Understanding of Behavior, motif adalah suatu pernyataan kompleks

didalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku atau perbuatan kesuatu

tujuan. Penentuan perilaku tersebut disebut dengan motif. Motif merupakan sebab;

alasan untuk berbuat. Berdasarkan pengertian motif dan motivasi dapat dikatakan

bahwa motif adalah kecenderungan seseorang yang bersifat potensial dan

berfungsi menggerakkan serta mengarahkan perilaku ketujuan tertentu, sedangkan

motivasi adalah keadaan yang timbul dari diri subyek akibat interaksi antara motif

dan aspek-aspek situasi yang diamati, yang relevan dengan motif tersebut serta

mengaktifkan perilaku.

Biggs dan Telfer seperti yang dikutip oleh Dimyati dan Mudjiono

(1999:32) berpendapat bahwa siswa memiliki bermacam-macam motivasi dalam

belajar. Macam-macam motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi 4 golongan

yaitu:

a. Motivasi instrumental

Siswa belajar karena didorong oleh karena ada hadiah atau takut akan

hukuman

b. Motivasi sosial

Siswa belajar untuk menyelenggarakan tugas, dalam hal ini keterlibatan pada

tugas menonjol

c. Motivasi berprestasi

Motivasi berprestasi dibedakan menjadi 2 yaitu:

1. Motivasi berprestasi tinggi

Siswa berrmotivasi berprestasi tinggi lebih berkeinginan meraih

keberhasilan. Siswa tersebut lebih merasa terlibat dalam tugas-tugas dan

tidak menyukai kegagalan. Dalam hal ini guru harus menyalurkan

semangat kerja keras siswa.

2. Motivasi berprestasi rendah

Siswa bermotivasi berprestasi rendah umumnya lebih suka menghindarkan

diri dari kegagalan. Guru diharapkan mampu berkreasi dalam kegiatan-

kegiatan pembelajaran.

Page 47: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

d. Motivasi intrinsik

Siswa berkeinginan untuk belajar karena keinginan sendiri.

Motivasi instrumental dan sosial merupakan kondisi eksternal, sedangkan

motivasi berprestasi dan intrinsik merupakan kondisi internal

Menurut Winkel (1987:97-98) ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi

berprestasi tinggi dapat dikemukakan sebagai berikut:

a. Kecenderungan mengerjakan tugas-tugas yang menantang

b. Keinginan untuk bekerja dan berusaha sendiri tanpa harus diperintah terus-

menerus

c. Keinginan yang kuat untuk maju dan mencari taraf keberhasilan diatas taraf

yang telah dicapai sebelumnya

d. Orientasi masa depan, maksudnya kegiatan belajar dipandang sebagai jalan

menuju realisasi cita-cita.

e. Pemilihan teman kerja atas dasar kemampuan teman untuk menyelesaikan

tugas bersama bukan dasar simpati atau perasaan senang.

f. Adanya keuletan dalam belajar walaupun menghadapi rintanagan.

7. Prestasi Belajar

Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar merupakan hasil yang

dicapai dari suatu usaha dalam mengikuti pendidikan atau latihan tertentu yang

hasilnya dapat ditentukan dengan memberikan test pada akhir pendidikan.

Kedudukan siswa dalam kelas dapat diketahui melalui prestasi belajar yaitu siswa

tersebut termasuk pandai, sedang atau kurang. Dengan demikian prestasi belajar

mempunyai fungsi yang penting disamping sebagai indikator keberhasilan belajar

dalam mata pelajaran tertentu, juga dapat berguna sebagai evaluasi dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar.

Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dimaksudkan sebagai kurikulum

untuk mengembangkan kompetensi siswa, yang meliputi pengetahuan,

ketrampilan dan sikap serta minat siswa, pada setiap mata pelajaran yang

tercantum dalam kurikulum tersebut. Oleh karena itu penilaian hasil belajar dalam

pelaksanaan KBK perlu dilakukan berdasarkan informasi selengkapnya mungkin

Page 48: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

mengenai siswa yang bersangkutan agar maksud tersebut terlaksana. Beberapa

karakteristik Kurikulum berbasis kompetensi adalah:

a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual

ataupun klasikal

b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman

c. Penyampain dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode

yang bervariasi

d. Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain yang

memenuhi unsur edukatif

e. Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya

penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan siswa dalam usaha belajar

yang dilakukan. Prestasi ini biasanya diwujudkan dalam bentuk test. Nilai test

tersebut adalah angka yang menunjukan jumlah hasil prestasi setelah siawa

mendapatkan pelajaran. Dalam kurikulum berbasis kompetensi ini penilaian yang

diterapkan meliputi 3 aspek yaitu, aspek kognitif, aspek kognitif, dan aspek

psikomotor. Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk

didalamnya kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, dan

kemampuan mengevaluasi. Aspek afektif mencakup watak prilaku seperti minat,

sikap, dan nilai. Sedangkan psikomotor adalah aspek yang berhubungan dengan

aktifitas fisik

8. Hukum Dasar Kimia dan Perhitungan Kimia

a. Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa)

Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat sebelum dan

sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi kemudian menimbang

zat sesudah bereaksi. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama.

Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut

Hukum Kekekalan Massa: ”Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan

sesudah reaksi adalah sama.”

Page 49: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Perubahan yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya

berlangsung dalam wadah terbuka. Misalnya reaksi pembakaran kertas. Sebagian

besar hasil reaksi pada pembakaran kertas adalah gas, sehingga massa zat yang

tertinggal menjadi lebih sedikit dari massa kertas mula-mula. Jika pembakaran

dilakukan diruang tertutup maka dapat dipastikan massa zat sebelum dan sesudah

reaksi adalah sama, karena tidak ada zat yang hilang.

Contoh:

Pada pembakaran 2,4 gram magnesium diudara, dihasilkan 4 gram oksida

magnesium. Berapa gram oksigen yang dipakai dalam reaksi itu?

Jawab:

Massa oksigen yang dipakai = 4 gram – 2,4 gram = 1,6 gram

b. Hukum Proust (Hukum Perbandingan Tetap)

Pada tahun 1799, Joseph Louis Proust menemukan satu sifat penting dari

senyawa, yang disebut Hukum Perbandingan Tetap. Berdasarkan penelitian

terhadap berbagai senyawa yang dilakukannya, Proust menyimpulkan

bahwa:”Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tertentu

dan tetap”. Senyawa yang sama, meskipun berasal dari daerah yang berbeda atau

dibuat dengan cara cara-cara berbeda, ternyata mempunyai komposisi yang sama.

Hal tersebut dapat dilihat data berikut:

Asal garam Massa garam

(gram)

Massa

Natrium(gram)

Massa Klorin

(gram)

Massa

Na:Cl

Indramayu 2 0,786 1,214 1:1,54

Madura 1,5 0,59 0,91 1:1,54

Impor 2,5 0,983 1,517 1:1,54

Tabel 3: data perbandingan tetap

Perbandingan massa Na terhadap Cl tetap yaitu 1:1,54 sehingga sesuai

dengan hukum Proust.

Contoh:

Perbandingan massa Magnesium(Mg) dengan Oksigen(O) dalam Magnesium

Oksida(MgO) adalah 3:2. pada suatu percobaan, direaksikan 10 gram Magnesium

dengan 8 gram Oksigen. Tentukanlah:

Page 50: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. massa Magnesium Oksida yang terbentuk,

b. massa pereaksi yang bersisa

Jawab:

Magnesium(Mg) + Oksigen(O) Magnesium Oksida(MgO)

Perbandingan massa Mg : O : MgO = 3 : 2 : 5

Massa Mg yang direaksikan = 10 gram, berarti dikalikan dengan 3,33 (dari 10/3)

Massa O yang direaksikan = 8 gram, berarti dikalikan dengan 4 (dari 8/2)

Oleh karena dikalikan dengan bilangan yang lebih besar, maka O bersisa.

Massa Magnesium Oksida yang terbentuk = 5 x 3,33 gram = 16,67 gram.

Massa pereaksi yang bersisa ( Oksigen) = selisih massa pereaksi dengan massa

produk = (10 g + 8 g) -16,67 g = 1,33 g

c. Hukum Dalton (Hukum Kelipatan Berganda)

Hukum dasar ketiga ini dikemukakan oleh John Dolton dan dikenal

sebgai hukum kelipatan berganda. Hukum kelipatan berganda berkaitan dengan

pasangan unsur yang akan membentuk lebih dari satu senyawa. Contohnya adalah

pasangan karbon dengan oksigen yang akan membentuk lebih dari satu senyawa,

yaitu karbon monoksida (CO) dan karbon dioksida (CO2). Menurut Dalton jika

massa dari salah satu unsur dalam kedua senyawa tersebut sama, maka

perbandingan massa unsur yang satu lagi dalam kedua senyawa itu merupakan

bilangan bulat dan sederhana.

Contoh:

Belerang (S) dan Oksigen (O) membentuk dua jenis senyawa. Kadar belerang

dalam senyawa I dan II berturut turut adalah 50% dan 40%. Apakah Hukum

Dalton berlaku untuk senyawa tersebut?

Jawab:

Hukum Dalton mengatakan bahwa jika massa salah satu unsur dalam suatu

senyawa adalah sama, maka perbandingan massa unsur yang lain dalam kedua

senyawa itu haruslah merupakan perbandingan bulat dan sederhana. Oleh karena

itu yang harus dilakukan adalah:

1) Menentukan perbandingan massa S : O dalam masing-masing senyawa.

Page 51: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2) Membuat salah satu unsur sama

3) Membandingkan massa unsur yang satunya lagi

Senyawa I terdiri dari 50 % Belerang, berarti massa Oksigen adalah 50 %.

Senyawa II terdiri atas 40% Belerang, berarti massa Oksigen adalah 60%

Massa S : O dalam senyawa I = 50 : 50 = 1: 1

Massa S :O dalam senyawa II = 40 : 60 = 2: 3 atau 1 :1,5

Jika massa S dalam senyawa I = senyawa II, misal sama-sama 1 gram, maka

massa O senyawa I : senyawa II = 1: 1,5 = 2 : 3. Perbandingan tersebut

merupakan perbandingan bulat dan sederhana. Kedua senyawa itu memenuhi

Hukum Dalton.

d. Persamaan Reaksi

Menyetarakan reaksi kimia dapat dilakukan melalui 2 tahap, yaitu

menuliskan rumus kimia reaktan dan menyetarakan koefisien sehingga jumlah

atom dikedua ruas sama.

Langkah-langkah penyetaraan reaksi:

Tetapkan koefisien suatu zat sama dengan satu(biasanya senyawa

yang paling depan), sedangkan koefisien yang lain dengan

menggunakan huruf a,b,c,d,dan seterusnya.

Setarakan semua unsur yang diberi koefisien sehingga membentuk

suatu persamaan matematis.

Selesaikan persamaan matematis yang terbentuk. Jika ada angka

pecahan buatlah angka pecahan tersebut menjadi bulat.

Masukkan angka yang dihasilkan pada persamaan reksi.

Ujilah kesetaraan reaksi itu. Jika sudah setara, perhitungan yang

anda buat benar/salah.

Contoh soal:

1. Setarakan reaksi antara besi (III) oksida dengan air aki (asam sulfat)

membentuk besi (III) sulfat dan air!

Reaksi besi (III) oksida dengan air aki (asam sulfat) dapat ditulis sebagai berikut

Fe2O3(s) + H2SO4(aq) Fe2(SO4)3(aq) + H2O(l)

Hirarki konsep:

Page 52: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tetapkan koefisien suatu zat sama dengan satu(biasanya senyawa yang paling

depan), sedangkan koefisien yang lain dengan menggunakan huruf a,b,c,d,dan

seterusnya.

Fe2O3(s) + a H2SO4(aq) b Fe2(SO4)3(aq) + c H2O(l)

Setarakan semua unsur yang diberi koefisien sehingga membentuk suatu

persamaan matematis.

Fe2O3(s) + a H2SO4(aq) b Fe2(SO4)3(aq) + c H2O(l)

Atom Ruas kiri Ruas kanan

Fe 2 2b

O 3 + 4a 12 b + c

H 2a 2c

S a 3b

Selesaikan persamaan matematis yang terbentuk. Jika ada angka pecahan

buatlah angka pecahan tersebut menjadi bulat.

2 = 2b, 3 + 4a = 12 b + c, 2a = 2c, a = 3b

sehingga diperoleh a= 3, b=1, c=3

Masukkan angka yang dihasilkan pada persamaan reksi.

Fe2O3(s) + 3 H2SO4(aq) Fe2(SO4)3(aq) + 3 H2O(l)

e. Hukum Gay Lussac Dan Hipotesis Avogadro.

Henry Cavendish (1731-1810), seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris,

menemukan fakta bahwa perbandingan volum hidrogen : volum oksigen dalam

membentuk air adalah 2:1, dengan syarat kedua gas itu diukur pada suhu (T) dan

tekanan (P) yang sama. Pada tahun 1809, Josheph Louise Gay Lussac ( 1778-

1850) asal Perancis tertarik pada penemuan tersebut, kemudian melakukan

percobaan terhadap berbagai reaksi gas dan menemukan hasil sebagai berikut:

1. Pada reaksi antara gas Hidrogen dengan gas Klorin membentuk gas hidrogen

klorida, perbandingan volumnya adalah 1:1:2

2. Pada reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen membentuk uap air,

perbandingan volumnya 2:1:2

Page 53: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3. Pada reaksi antara gas nitrogen dengan gas hidrogen membentuk amonia,

perbandingan volunya 1:3:2

Gay Lussac menyimpulkan penemuannya dalam suatu hukum yang

disebut Hukum Perbandingan Volum, sebagai berikut: ” Bila diukur pada suhu

dan tekanan yang sama volume gas yang bereaksi dan gas hasil reaksi berbanding

dengan bilangan bulat dan sederhana”.

Namun para ahli, termasuk Dalton dan Gay Lussac gagal menjelaskan

Hukum Perbandingan Volum yang dikemukakan oleh Gay Lussac. Barulah pada

tahun 1811, Amadeo Avogadro (1776-1856) dari Italia, mengemukakan bahwa

partikel unsur tidak harus berupa atom yang berdiri sendiri tetapi dapat juga

berupa gabungan dari beberapa atom yang disebut molekul unsur. Avogadro dapat

menjelaskan hukum perbandingan volum dengan mengajukan hipotesis sebagai

berikut:” Pda suhu dan tekanan yang sama, semua gas bervolume sama

mengandung jumlah molekul yang sama pula”. Jadi perbandingan volum gas-gas

itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi.

Dengan kata lain, perbandingan volum gas-gas yang bereaksi sama dengan

koefisien reaksinya.

f. Konsep mol

a) Pengertian mol

Mol merupakan satuan jumlah dalam ilmu kimia. Satu lusin adalah 12

satuan maka satu mol adalah jumlah atom dalam 12 gram karbon C-12. jumlah ini

pertama kali dihitung oleh Johann Loscchmidt dari jerman tahun 1865 yaitu

sebanyak 6,02 x 1023

butir (tetapan Avogadro). Secara umum, mol adalah jumlah

zat yang mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel yang

terdapat dalam 12 gram C-12(6,02 X 1023

). Partikel disini dapat berupa atom,

molekul atau ion.

Dalam 1 mol partikel (molekul, atom, ion) mempunyai jumlah partikel

yang sama.

Contoh: 1 mol unsur besi (Fe) mengandung 6,02 X 1023

atom Fe

1 mol unsur oksigen (O2) mengandung 6,02 X 1023

atom O2

1 mol senyawa air (H2O) mengandung 6,02 X 1023

atom H2O

Page 54: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

1 mol ion sulfat (SO4 -2

) mengandung 6,02 X 1023

atom SO4 -2

Hirarki konsep menentukan jumlah partikel

Hitung jumlah partikel dengan perkalian antara mol yang diketahui

denagn L (bilangan Avogadro)

Syarat kondisional

Untuk molekul, tidak dikalikan dengan jumlah angk indeks(atom).

Untuk atom, dikalikan jumlah atom pada satu molekul

Misal rumus molekul C2H4 terdiri dari 2 atom C dan 4 atom H

Contoh soal:

1. hitung jumlah molekul dalam 0,25 mol H2O?

Jawab:

Jumlah molekul dalam 0,25 mol H2O = 0,25 mol x 6,02 X 1023

molekul

= 1,5 x 1023

molekul

2. hitung jumlah atom dalam 3 mol metana (CH4)?

Jawab:

Jumlah atom dalam 3 mol metana ( CH4) =n 3 x 5 x 6,02 X 1023

atom

b) Hubungan mol dan massa

Tetapan Avogadro(6,02 X 1023

) adalah jumlah atom dalam 12 gram

karbon. Massa satu mol yang dinyatakan dalam gram disebut massa molar(Mm)

m = n x Mm

m = massa (gram)

n = jumlah mol (mol)

Mm= massa molar (gram/mol)

Hirarki konsep

Menghitung massa dengan mengalikan mol dikali massa molar

Syarat kondisional

Contoh soal:

1. jika diketahui massa masing-masing gas oksigen dan gas karbondioksida adalah

sama yaitu 1 gram, hitung besar mol masing-masing? (Ar H= 1, Ar C= 12, Ar

O=16)

Page 55: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

jawab:

gas oksigen (O2) memiliki massa molar (Mm) = 32 gram/ mol

mol O2 = massa / massa molar

=1/32 mol = 0,03

gas karbondioksida memiliki massa molar (Mm) = 44 gram / mol

mol CO2 = massa/ Massa molar

= 1/44 mol = 0,02

c) Hubungan mol dengan Volume

Dasar konsep:

Tiga buah hukum dalam kimia yang berlaku bagi gas-gas dan sama sekali

tidak dapat diterapkan pada padatan dan cairan. Ketiga hukum itu yaitu, hukum

gay lussac, hukum avogadro, dan hukum keadaan standar.

”Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang bervolume sama akan memiliki

volume sama”

Mol gas I = Mol gas II

Volume gas I Volume gas II

Pada tahun 1860, Stanislao Cannizzaro (1826-1910) dari Italia mengemukakan

hasil eksperimen bahwa setiap 1 mol apa saja pada suhu 00C dan tekana 1 atm

memiliki volume 22,4 liter (STP)

Hirarki konsep:

Setarakan reaksi

Hitung mol unsur yang diketahui

Perbandingan mol, mol sebanding dengan koefisien

Syarat kondisional

Pada STP, Mol = liter STP / 22,4

Pada non STP, menggunakan avogadro atau PV=Nrt

Konversi satuan mol ke volume

Contoh soal:

Page 56: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

1. 245 gram KCLO3 (Mr = 122,5) dipanaskan sehingga terurai menjadi KCl dan

gas O2 menurut reaksi?

KClO3 (s) KCl(s) + O2 (g)

berapa liter gas O2 yang etrbentuk, diukur dalam keadaan standar?

Jawab:

Langkah I : 2KClO3 (s) 2 KCl(s) + O2 (g)

Langkah II : Mol KClO3 = 245: 122,5 = 2 mol

Langkah III : konversi koefisien dengan mol yang akan dicari

Mol O2 = 3/2 x 2 mol = 3 mol

Langkah IV : syarat kondisional dalam keadaan STP maka

Langkah V : 1mol = 22,4 liter (STP)

Jadi 3 mol = 3 x 22,4 liter

= 67,2 liter

g. Hubungan koefisien reaksi dengan perbandingan mol

Koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol dari seluruh zat yang

ada pada persamaan reaksi, baik pereaksi sebelah ruas kiri maupun hasil reaksi

sebelah ruas kanan. Pada reaksi antara gas nitrogen(N2) dan gas hidrogen (H2)

menjadi gas amoniak(NH3).

N2 + 3 H2 2 NH3

1 molekul N2 + 3 molekul H2 2 molekul NH3

5 molekul N2 + 15 molekul H2 10 molekul NH3

(6 x 1023

) molekul N2 + (3 x 6 x 1023

) molekul H2 (2 x 6 x 1023

) molekul

NH3

1 mol N2 + 3 mol H2 2 mol NH3

jika salah satu sudah diketahui molnya, maka mol zat lain pada persamaan

tersebut dapat dicari dengan membandingkan koefisien

Page 57: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

mol A/ mol B = koefisien A / koefisien B (dibenakne)

Mol gas A = Koefisien gas A

Mol gas B Koefisien gas B

Hirarki konsep:

Menuliskan persamaan reaksi

Menyetarakan persamaan reaksi

Perbandingan mol sebanding dengan perbandingan koefisien

Contoh soal:

1. pada reaksi antara aluminium (Al) dengan asam klorida (HCl) menghasilkan

aluminium klorida (AlCl3) dan gas hidrogen (H2), tentukan perbandingan mol dan

koefisiennya?

Langkah I : Al + HCl AlCl3 + H2

Langkah II : 2 Al + 6 HCl AlCl3 + H2

Langkah 3 : perbandingan koefisien ~ perbandingan mol

Perbandingan mol Al : HCl : AlCl3 : H2 adalah 2 : 6 : 3 : 3

h. Hubungan koefisien reaksi dengan perbandingan volum

Berdasar hukum Gay Lussac “ pada temperatur dan tekanan yang sama,

perbandingan volume gas-gas yang bereaksi dan volume hasil reaksi merupakan

perbandingan bulat dan sederhana”

Hirarki konsep:

Tulis rumus molekul masing-masing zat

Tulis persamaan reaksidan setarakan

Perbandingan koefisien sebanding dengan perbandingan volume

Situasi konditional (STP/NON STP)

Pada STP (00C,1Atm), Mol = liter STP / 22,4

Pada non STP, menggunakan avogadro atau PV=Nrt

Page 58: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Contoh soal :

Pada reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen menghasilkan gas amonia.

Langkah I : Gas nitrogen : N2

Gas hidrogen : H2

Gas amoniaB : NH3

Langkah II : N2 (g) + H2 (g) NH3 (g)

Langkah III : N2 (g) + 3 H3 (g) 2 NH3 (g)

Langkah IV :

volume gas nitrogen : volume gas hidrogen : volume gas amonia

1 : 3 : 2

∑ molekul nitrogen : ∑molekul hidrogen : ∑ molekul amonia

1 : 3 : 2

i. Pereaksi pembatas

Pereaksi pembatas merupakan zat yang bereaksi habis dan membatasi

jalannya reaksi sehingga tidak ada reaksi lebih lanjut. Pereaksi pembatas

disebabkan oleh zat-zat pereaksi yang dicampurkan tidak dalam jumlah yang

ekuivalen, artinya tidak sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi. Berikut

disajikan data percobaan aluminium direaksikan dengan oksigen membentuk

aluminium oksida, reaksinya sebagai berikut:

4 Al (s) + 3 O2 (g) 2 Al2O3 (s)

Jumlah mol pereaksi Jumlah mol

produk

Pereaksi

pembatas

Jumlah mol pereaksi

yang tersisa Al O2

4 3 2 Ekivalen -

4 4 2 Aluminium 1 mol O2

5 3 2 Oksigen 1 mol Al

2 1,5 1 Ekivalen -

0,6 0,4 0,27 Oksigen 0,07 mol Al

Page 59: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Berdasar data diatas hirarki konsep yang digunakan untuk menentukan reaksi

pembatas:

Menyatakan zat yang diketahui dalam mol

Pada keadaan mula-mula bagilah jumlah mol masing-masing pereaksi

dengan koefisien masing-masing

Pereaksi yang hasil bagiannya paling kecil adalah reaksi pembatas

Setelah diketahui jumlah reaksi pembatas yang dibutuhkan, kita dapat

menentukan jumlah hasil reaksi dengan konversi massa dengan mol.

Contoh soal:

1.sebanyak 8 gram metana dibakar dengan 40 gram oksigen berapa gram CO2

yang terbentuk. Tentukan yang berfungsi sebagai reaksi pembatas?

Langkah I : mol gas metana (CH4) = 8 = 0,5 mol

16

mol oksigen (O2) = 40 = 1,25 mol

32

langkah II & III : CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2(g) + 2 H20(g)

Mula-mula 0,5 mol

1

1,25 mol

2

reaksi 0,5 mol 1,00 mol 0,5 mol 1,00 mol

sisa 0 0,25 mol 0,5 mol 1,00 mol

Jadi yang bertindak sebagai pereaksi pembatas adalah CH4

Langkah IV : 0,5 mol x massa molar (Mm) CO2

= 0,5 MOL X 44 gram /mol

= 22 gram

(Unggul Sudarmo,2006:64-99)

Page 60: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

B. Kerangka Berpikir

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan

dalam kegiatan pengajaran. Belajar mengacu kepada yang dilakukan oleh siswa,

sedangkan mengajar mengacu kepada yang dilakukan oleh guru sebagai

pemimpin belajar. Proses belajar mengajar berkaitan dengan tujuan pembelajaran

yang akan dicapai dan materi yang akan diberikan serta metode belajar mengajar

yang dipakai guru dan siswa dalam memberikan atau menerima materi tersebut.

Pembelajaran kimia yang dilaksanakan oleh guru tidak selamanya berhasil.

Pada saat yang sama tidak semua siswa dapat memahami dan menguasai materi

pelajaran dan ada siswa yang lambat dalam menerima pelajaran. Keberhasilan

proses belajar mengajar dapat mengukur kemampuan siswa selama mengikuti

proses belajar mengajar. Penggunaan metode mengajar yang tepat akan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Salah satu metode mengajar yang sampai sekarang digunakan di sekolah-

sekolah adalah metode ceramah yang memungkinkan siswa cenderung pasif

dalam proses belajar mengajar karena guru lebih banyak mendominasi. Untuk itu

perlu adanya metode mengajar yang sesuai. Metode pembelajaran kooperatif

dipandang cocok untuk membuat siswa ikut aktif dalam proses belajar mengajar.

Metode pembelajaran kooperatif bermacam-macam, pada penelitian ini dipilih

metode STAD. Dimana STAD merupakan pembelajaran kalompok, siswa

diharapkan menyelesaikan permasalan secara kelompok. Metode ini akan

dilengkapi modul dan dilengkapi power point, yang diharapkan menumbuhkan

ketertarikan siswa.Untuk memperjelas hubungan metode pembelajaran dengan

prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan ilustrasi kerangka pemikiran sebagai

berikut. Gambar 4 : diagram kerangka pemikiran

Page 61: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

C. HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dapat

dikemukakan hipotesis ”Penggunaan metode pembelajaran STAD dilengkapi

media power point lebih baik daripada penggunaan media modul pada materi

Hukum Dasar bagi siswa kelas X SMAN I Ngemplak Boyolali”.

Kelas eksperimen 1

Keadaan awal

Kelas eksperimen 2

Media modul

Media power point

Tes materi

reaksi

Prestasi belajar

kimia

Tes materi

reaksi

Page 62: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Ngemplak Boyolali yang

berada di desa Ngemplak Boyolali.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I Tahun Ajaran 2008/2009 yaitu

pada bulan September – November 2008.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain ”Perluasan

Randomized Control Group Pretest-Postest Design”. Pada awal kegiatan

penelitian, siswa dikenakan test awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan

awal siswa. Kemampuan awal siswa akan berguna untuk membuat kelompok-

kelompok belajar. Kemudian siswa diberi perlakuan dengan menggunakan metode

STAD dilengkapi media modul untuk kelas eksperimen 1 sedangkan kelas

eksperimen 2 menggunakan metode STAD yang dilengkapi media power point.

Pada akhir penelitian siswa dikenakan tes akhir (postest). Hasil kedua test tersebut

dipakai sebagai data penelitian untuk kemudian diolah dan dibandingkan hasilnya

dengan analisis statistik yang digunakan.

Adapun bagan design ”Perluasan Randomized Control Group Pretest-

Postest Design” terhadap Tabel 5.

Page 63: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Tabel 5. Bagan design ”Perluasan Randomized Control Group Pretest-

Postest Design”

Kelompok Pretest Perlakuan Postest

E1

E2

C

T1

T1

T1

X1

X2

-

T2

T2

T2

Keterangan : E1 = kelompok eksperimen 1

E2 = kelompok eksperimen 2

C = kelompok kelas kontrol

T1 = prestasi siswa pada pokok bahasan Hukum Dasar sebelum

diberi perlakuan

T2 = prestasi siswa pada pokok bahasan Hukum Dasar setelah

diberi perlakuan

X1 = perlakuan dengan metode STAD dilengkapi modul

X2 = perlakuan dengan metode STAD dilengkapi power point

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali

tahun ajaran 2008/2009.

2. Sampel Penelitian

Pengambilan sampel dipilih tiga kelas satu kelas untuk kelas eksperimen I,

satu kelas untuk kelas eksperimen II dan satu kelas sebagai kontrol. Yang diambil

dengan cara random sampling.

Page 64: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah kondisi yang oleh peneliti dimanipulasi dalam

rangka menerangkan hubungan dengan fenomena yang diobservasi. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah pengajaran menggunakan metode STAD

dilengkapi modul dan dilengkapi power point.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah kondisi yang menunjukkan pada akibat atau

pengaruh yang dikarenakan variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini

adalah prestasi belajar siswa mengenai pokok bahasan Hukum Dasar pada siswa

kelas X SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Dengan data ini dapat diketahui seberapa jauh keberhasilan penggunaan

masing-masing media pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data tes dan data angket.

a. Data tes berupa nilai kognitif siswa pada pokok bahasan hukum dasar dengan

menggunakan tes objektif

b. Data angket berupa nilai afektif pada pokok bahasan hukum dasar

2. Instrumen Penelitian

a. Aspek kognitif

1. Validitas soal

Untuk menghitung validitas butir soal digunakan rumus Korelasi

Produk Moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

rxy =

])()(][)()([

))((

2222 YYNXXN

YXXYN

Keterangan:

X : hasil pengukuran suatu tes yang ditentukan validitasnya

Y : kriteria yang dipakai

Page 65: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

rxy : koefisien validitas

N : jumlah subjek

Setelah diperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan kritik

r produk momen. Apabila harga rxy > harga kritik, maka item soal tersebut

dikatakan valid.

Klasifikasi validitas soal:

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah

Item dikatakan valid bila harga rxy > r tabel (Masidjo, 1995: 243-246)

2. Reabilitas soal

Soal dinyatakan realibel bila memberikan hasil yang relatif sama

saat dilakukan kembali pada subjek yang berbeda pada waktu berlainan.

Pengujian reliabilitas menggunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20)

sebagai berikut:

r11 =

2

1

21

1 S

PQS

n

n

Keterangan:

r11 : koefisien reliabilitas

n : jumlah item

S : standar deviasi

P : indeks kesukaran

Q :1-p

Hasil perhitungan tingkat reliabilitas tesebut kemudian

dikonsultasikan dengan r product momen. Apabilan harga r11 > r tabel maka

tes instrumen tesebut reliabel.

Klasifikasi reliabilitas soal:

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

Page 66: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah (Masidjo, 1995: 210-233)

3. Taraf kesukaran soal

Tingkat kesukaran soal dapat ditunjukan denagan indeks kesukaran yaitu

menunjukkan sukar mudahnya suatu soal yang harganya dapat dicari

dengan rumus sebagai berikut:

IK =maxSN

B

Keterangan:

IK : indeks kesukaran

B : jumlah jawaban benar yang diperoleh siswa dari suatu item.

N : kelompok siswa

Smax : besarnya skor yang dituntut suatu jawaban benar dari suatu item

Adapun kriterianya sebagi berikut:

0,81 – 1,00 : mudah sekali (MS)

0,61 – 0,81 : mudah (M)

0,41 – 0,60 : sedang/cukup (Sd)

0,21 – 0,40 : sukar (S)

0,00 – 0,20 : sukar sekali (SS) (Masidjo, 1995: 189-192)

4. Taraf pembeda soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang tergolong kelompok atas (upper group)

dengan siswa yang tergolong kelompok bawah (lower group).

Rumus yang menentukan daya pembeda soal:

ID = maxSNKAatauNKB

KBKA

Keterangan:

ID : indeks diskriminatif

KA : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang tergolong

kelompok atas

Page 67: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

KB : jumlah jawaban benar yang diperoleh dari siswa yang tergolong

kelompok bawah

NKA atau NKB : jumlah siswa yang tergolong kelompok atas atau

kelompok bawah

NKA atau NKB X Smax : perbedaan jawaban benar dari siswa – siswa yang

tergolong atas dan bawah yang seharusnya

diperoleh.

Acuan penilaian daya pembeda soal:

0,80 – 1,00 : sangat membedakan (SM)

0,60 – 0,79 : lebih membedakan (LM)

0,40 – 0,59 : cukup membedakan soal (CM)

0,20 – 0,39 : kurang membedakan (KM)

Negatif – 0,19 : sangat kurang membedakan (SKM)

(Masidjo,1995: 198)

b. Aspek afektif

Instrumen penelitian pada aspek afektif berupa angket. Jenis angket yang

digunakan adalah angket essay dengan alternatif jawaban sangat setuju, setuju,

tidak setuju dan sangat tidak setuju. Sebelum menyusun angket terlebih

dahulu dibuat konsep alat ukur yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang

hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam

menyusun item-item angket. Penyusunan item angket berdasarkan indikator

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tesebut

diuji cobakan dulu untuk mengetahui kualitas item angket.

1. Validitas angket

Validitas dari instrumen angket ini adalah validitas konstruksi.

Suatu angket dikatakan memiliki validitas konstruksi.

Untuk menghitung validitas butir soal menggunakan rumus Korelasi

Produk Moment dari Karl Pearson sebagai berikut:

rxy =

])()(][)()([

))((

2222 YYNXXN

YXXYN

Page 68: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara skor item dengan skor total

N : banyaknya subjek

X : skor item (hasil pengukuran tes yang ditentukan validitasnya)

Y : skor total (kriteria yang dipakai)

Setelah memperoleh harga rxy kemudian dikonsultasikan dengan

harga kritik r produk momen, apabila harga rxy > harga r kritik, maka item

soal tesebut dikatakan valid.

Klasifikasi validitas soal adalah sebagai berikut :

0,91 – 1,00 : sangat tinggi

0,71 – 0,90 : tinggi

0,41 – 0,70 : cukup

0,21 – 0,40 : rendah

negatif – 0,20 : sangat rendah (Masidjo, 1995: 243-246)

2. Reliabilitas angket

Digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengukurann tesebut dapat

memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran

kembali kepada subyek yang sama. Untuk mengetahui realibilitas soal

digunakan rumus Kuder-Richardson (KR-20).

Rumus reliabilitas Kuder-Richardson (KR-20) sebagai berikut:

rtt = α =

2

2

11

tS

Si

n

n

Keterangan :

rtt : koefisien reliabelitas instrumen

n : jumlah item

ƩSi2 : jumlah kuadrat S dari masing-masing item

St2 : kuadrat dari S total seluruh item

(Masidjo, 1995: 210-233)

Page 69: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Data yang diperlukan dianalisis dengan menggunakan uji t – satu pihak.

Oleh karena itu perlu dipenuhi uji prasyarat analisisnya yaitu uji normalitas dan

uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah sampel berdistribusi normal atau tidak, maka

dilakukan uji normalitas menggunakan uji Lilliefors dengan rumus :

iio zSzMaxFL

Keterangan :

Lo = harga mutlak dari selisih F(zi) dan S(zi) yang terbesar

F(zi) = peluang bilangan baku dalam distribusi normal baku

S(zi) = proporsi cacah z < zi terhadap seluruh cacah zi

zi = bilangan baku, s

xxzi

1

s = simpangan baku

x = rata-rata sampel

Jika Lo < Ltabel dengan taraf dan jumlah sampel n, maka populasi

berdistribusi normal.

(Sudjana, 2002: 466)

2. Uji Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan statistik uji perbandingan dua rata-rata

dengan uji – t atau uji pihak kanan.

Page 70: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

211

21

H

H o

Dimana

Ho : prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan metode STAD yang

dilengkapi modul lebih rendah atau sama dengan prestasi belajar pada

pembelajaran kimia dengan metode STAD yang dilengkapi power point

H1 : prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia dengan metode STAD yang

dilengkapi modul lebih tinggi daripada prestasi belajar pada pembelajaran

kimia dengan metode STAD yang dilengkapi power point.

Keterangan :

1 = nilai rata-rata kelas eksperimen I

2 = nilai rata-rata kelas eksperimen II

Adapun rumusnya sebagai berikut :

21

21

11

nnS

xxt

2

11

21

2

22

2

11

nn

SnSnS

(Sudjana, 1996: 263)

Ho diterima jika thitung < ttabel, Ho ditolak jika thitung > ttabel.

Keterangan :

1x = nilai rata-rata tes kelas eksperimen I

2x = nilai rata-rata tes kelas eksperimen II

n1 = jumlah sampel pada kelas eksperimen I

Page 71: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

n2 = jumlah sampel pada kelas eksperimen II

S = simpangan baku gabungan

S2 = varian sampel kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II

S12 = varians kelas eksperimen I

S22 = varians kelas eksperimen II

Page 72: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah prestasi belajar pada

materi hukum dasar yang meliputi prestasi kognitifdan afektif. Data-data tersebut

diambil dari kelas eksperimen 1 (STAD bermedia modul), kelas eksperimen 2

(STAD bermedia power point) dan kelas kontrol (metode konvensional). Jumlah

siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah 120 siswa dari kelas X1, X2,

dan X3 SMA N1 Ngemplak Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Untuk lebih

jelasnya akan disajikan deskripsi data penelitian masing-masing variabel.

1. Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Laju Reaksi

Data prestasi belajar siswa pada materi hukum dasar yang meliputi prestasi

kognitif, dan afektif untuk kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas

kontrol dengan sampel masing-masing sebanyak 40 siswa. Deskripsi data

penelitian mengenai prestasi belajar secara ringkas disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Rangkuman Deskripsi Data Penelitian

Nilai Rata-Rata Eksperimen I Esperiment 2

Kontrol

Pretes kognitif

Postes kognitif

Selisih nilai kognitif

Afektif

23,10

54,80

31,70

80,05

25.50

61,50

36,00

81,83

23.80

50,20

26,40

76,73

2. Selisih Nilai Kognitif pada Materi Pokok Laju Reaksi

Page 73: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Perbandingan distribusi mengenai nilai kognitif kelas eksperimen 1, kelas

eksperimen 2 dan kelas kontrol pada materi hukum dasar disajikan dalam Tabel 7

dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar 5.

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Selisih Nilai Kognitif Materi Pokok Hukum Dasar

No Kelas

Interval Nilai

Tengah Eksp.

I %

Eksp. II

% Kon %

1 12.0 18.0 15.0 4 10.00% 2 5.00% 9 22.50%

2 18.1 24.1 21.1 6 15.00% 3 7.50% 12 30.00%

3 24.2 30.2 27.2 8 20.00% 6 15.00% 7 17.50%

4 30.3 36.3 33.3 10 25.00% 13 32.50% 5 12.50%

5 36.4 42.4 39.4 6 15.00% 6 15.00% 4 10.00%

6 42.5 48.5 45.5 3 7.50% 5 12.50% 3 7.50%

7 48.6 54.6 51.6 2 5.00% 3 7.50% 0 0.00%

8 54.7 60.7 57.7 1 2.50% 2 5.00% 0 0.00%

Jumlah 40 100.00% 40 100.00% 40 100.00%

Gambar 5. Histogram Prestasi Belajar Kognitif Kelas Eksperimen 1, Eksperimen

2, dan Kontrol

3. Nilai Afektif Materi Pokok Laju Reaksi

Perbandingan distribusi mengenai nilai afektif kelas eksperimen, kelas

eksperimen 2 dan kelas kontrol pada materi hukum dasar disajikan dalam Tabel 8

dan histogramnya dapat dilihat pada Gambar 6.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Afektif Materi Pokok Hukum Dasar

No Kelas

Interval Nilai

Tengah Eksp % Kon % Kon %

1 69.0 71.5 70.3 2 5.00% 1 2.50% 4 10.00%

2 71.6 74.1 72.9 4 10.00% 2 5.00% 7 17.50%

3 74.2 76.7 75.5 3 7.50% 1 2.50% 9 22.50%

Page 74: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

4 76.8 79.3 78.1 9 22.50% 10 25.00% 12 30.00%

5 79.4 81.9 80.7 7 17.50% 3 7.50% 4 10.00%

6 82.0 84.5 83.3 7 17.50% 11 27.50% 1 2.50%

7 84.6 87.1 85.9 6 15.00% 6 15.00% 0 0.00%

8 87.2 89.7 88.5 2 5.00% 6 15.00% 3 7.50%

Jumlah 40 100.00% 40 100.00% 40 100.00%

Gambar 6. Histogram Prestasi Belajar Afektif Kelas Eksperimen 1, Eksperimen 2,

dan Kontrol

B. Hasil Penelitian dan Prasarat Analisis

1. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas untuk menyelidiki apakah sampel penelitian ini

berasal dari populasi normal atau tidak. Salah satu syarat yang harus dipenuhi

untuk melakukan analisis variansi adalah distribusi populasinya harus normal. Uji

yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors.

Hasil uji normalitas selisih nilai kognitif, dan nilai afektif tercantum dalam

lampiran. Hasil uji normalitas telah terangkum dalam Tabel 9-10.

Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Selisih Nilai Kognitif

Kelompok

Siswa

Harga L Kesimpulan

Distribusi Hitung Tabel

Eksperimen 1 0,1383 0,1401 Normal

Eksperimen 2 0,1040 0,1401 Normal

Kontrol 0,1401 0,1401 Normal

Tabel 10. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Nilai Afektif

Kelompok Harga L Kesimpulan

Page 75: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Siswa Hitung Tabel Distribusi

Eksperimen 1 0,0551 0,1401 Normal

Eksperimen 2 0,0826 0,1401 Normal

Kontrol 0,1176 0,1401 Normal

Tampak dari tabel-tabel tersebut bahwa harga Lhitung < Ltabel, sehingga

dapat dikatakan bahwa sampel-sampel pada penelitian ini berdistribusi normal.

2. Uji T-Matching

Uji t-matching digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata

nilai pretest dari ketiga kelompok. Pada hasil uji t-matching kelas eksperiment I

dan kelas eksperiment 2, didapatkan t hitung = 1,4918 dan t tabel = 1,98. Jadi,

rata-rata nilai pretest siswa kelas eksperimen 1 sama dengan rata-rata nilai pretest

siswa kelas eksperimen 2.

Pada uji t- matching kelas eksperimet I dan kontrol didapatkan data t-

hitung = 0,5029 sedangkan t-tabel = 1,98. Jadi, rata-rata nilai pretest siswa kelas

eksperimen 1 sama dengan rata-rata nilai pretest siswa kelas kontrol.

Pada uji t-matching kelas eksperiment II dan kontrol didpatkan data t-

hitung = 1,2012, sedangkan t-tabel = 1,98. Jadi, rata-rata nilai pretest siswa kelas

eksperimen 2 sama dengan rata-rata nilai pretest siswa kelas kontrol. Dari ketiga

uji- t matching di atas, dapat disimpukan bahwa ketiga kelas memiliki rata-rata

nilai pretest yang sama.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Hipotesis untuk Selisih Nilai Kognitif

Hasil uji t-pihak kanan untuk selisih nilai kognitif siswa kelas eksperiment

I dan kelas eksperiment 2 memiliki t-hitung = - 1,8361 sedangkan t-tabel 1,67,

sehingga rata-rata nilai kognitif kelas eksperiment I lebih rendah daripada kelas

eksperiment 2. Untuk uji t-pihak kanan untuk selisih nilai kognitif siswa kelas

eksperiment I dan kelas control memilki t-hitung = 2,3633 yang hasilnya lebih

besar dari t tabel, sehingga rata-rata nilai kognitif kelas eksperiment I lebih tinggi

Page 76: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

daripada kelas control. Sedangkan untuk uji t-pihak kanan untuk selisih nilai

kognitif siswa kelas eksperiment 2 dan kelas control memilki t-hitung = 4,1909

yang hasilnya lebih besar dari t tabel, sehingga rata-rata nilai kognitif kelas

eksperiment 2 lebih tinggi daripada kelas kontrol.

2. Uji Hipotesis untuk Nilai Afektif

Hasil uji t-pihak kanan untuk selisih nilai afektif siswa kelas

eksperiment I dan kelas eksperiment 2 memiliki t-hitung = - 1,7497 sedangkan t-

tabel 1,67, sehingga rata-rata nilai afektif kelas eksperiment I lebih rendah

daripada kelas eksperiment 2. Untuk uji t-pihak kanan untuk selisih nilai afektif

siswa kelas eksperiment I dan kelas control memilki t-hitung = 3,2262 yang

hasilnya lebih besar dari t tabel, sehingga rata-rata nilai afektif kelas eksperiment I

lebih tinggi daripada kelas control. Sedangkan untuk uji t-pihak kanan untuk

selisih nilai afektif siswa kelas eksperiment 2 dan kelas control memilki t-hitung =

5,0513 yang hasilnya lebih besar dari t tabel, sehingga rata-rata nilai afektif kelas

eksperiment 2 lebih tinggi daripada kelas control.

C. Pembahasan

1. Penilaian Kognitif

Pada penelitian ini menggunakan 2 kelas eksperiment dan 1 kelas

kontrol. Pada kelas eksperiment dilakukan dengan metode STAD, dimana pada

awal pembelajaran di bentuk 10 kelompok masing-masing terdiri dari 4 anak.

Untuk penelitian ini terdiri dari 5 bagian materi masing-masing diakhiri dengan

soal-soal yang harus dikerjakan secara kelompok dan quis individual.

Yang membedakan kelas eksperiment 1 dan kelas eksperiment 2 adalah

penggunaan media pembelajaran. Pada kelas eksperiment 1, anak-anak

menggunakan media modul. Pada pembelajaran menggunakan media modul ini,

siswa melakukan pembelajaran di ruang komputer. Pada awal pelajaran guru

menjelaskan secara garis besar materi yang nanti akan disampaikan pada media

ini dan cara penggunaan media ini. Pada media modul disajikan materi lengkap

yang dilengkapi hirarki konsep dan disertai soal-soal yang mengukur ketuntasan

Page 77: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

siswa pada akhir bab ataupun pada akhir materi. Tiap kelompok dapat menghadap

1 komputer ataupun 2 komputer untuk memudahkan mereka berdiskusi. Banyak

siswa yang merasa kebingungan dan menemukan berbagai permasalahan dengan

penggunaan metode dan media ini, namun kebingungan mereka didiskusikan

hingga mereka dapat menyelesaikannya. Anak-anak selain mendiskusikan materi

juga mendiskusikan soal-soal dalam modul itu yang nantinya akan digunakan

sebagai nilai kelompok. Anak-anak juga merasa senang dengan penggunaan

media modul elektronik yang belum pernah digunakan dalam pembelajaran

mereka selama ini. Guru disini sebatas mengawasi anak-anak dalam proses

diskusi karena tidak menutup kemungkinan terdapat anak yang tidak mengikuti

diskusi tetapi bermain komputer dengan membuka program lain ataupun jika

terdapat kesalahan pada komputer. Pada kelas eksperiment 1 ini terlihat anak-anak

tertarik pada media yang digunakan, mereka saling berdiskusi tentang isi modul,

baik dalam kelompok maupun antar kelompok. Hal itu terlihat pada pengerjaan

tes secara kelompok. Anak-anak juga merasa senang disaat mereka tuntas dalam

suatu materi sehingga mendapatkan kode untuk masuk ke materi selanjutnya.

Antusias anak-anak dalam mengikuti pembelajaran juga sangat besar, hal itu

terlihat pada keaktifan siswa pada saat pembahasan soal posttest. Untuk proses

pembelajaran pada kelompok eksperiment ini membutuhkan waktu yang sedikit

lama dibanding kelompok eksperiment 2 atau kontrol, hal ini dikarenakan waktu

yang dibutuhkan siswa untuk tuntas suatu materi berbeda-beda. Pada akhir

pelajaran diadakan postest untuk mengetahui skor kemajuan siswa. Yang nantinya

nilai kemajuan tiap siswa dihitung dan dirata-rata dengan nilai teman satu

kelompok untuk menentukan tim atau kelompok terbaik. Pada penghargaan

pertama yang mendapatkan penghargaan tim super adalah kelompok I dan V

sedangkan untuk tim yang mendapat predikat tim sangat baik adalah kelompok

III,VII dan IX, sisanya mendapat tim baik. Pada penghargaan kedua tidak ada

yang mendapat predikat tim super dan sangat baik, yang mendapat tim baik adalah

kelompok I, III, IV, VI, VII dan IX, sisanya mendapat penghargaan cukup baik.

Pada penghargaan ketiga yang mendapat tim super adalah kelompok I, III dan IX,

sedangkan yang mendapat predikat tim sangat baik adalah kelompok IV, V, VI

Page 78: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

dan X, sisanya tim baik. Pada penghargaan keempat yang mendapat penghargaan

tim super adalah kelompok 1V dan yang mendapat tim sangat baik adalah

kelompok II, VII dan IX, sedangkan yang mendapat tim baik adalah kelompok I,

VIII dan X. Dan sisanya adalah tim cukup baik. Pada penghargaan terakhir yang

mendapat tim super adalah kelompok III dan X, sedangkan yang mendapat

penghargaan tim sangat baik adalah X dan VI sedangkan yang mendapat tim baik

adalah I, II dan IV, sisanya adalah tim cukup baik. Dari hasil tersebut dapat kita

lihat bahwa dengan adanya pemberian penghargaan maka siswa termotivasi untuk

mendapatkan nilai yang lebih baik dan terjadi persaingan antar kelompok. Dalam

pembelajaran kooperatif STAD yang dilengkapi media modul secara umum

memiliki kelebihan:

1. siswa mendapatkan media modul dengan materi yang lebih

terperinci serta terdapat hierarki konsep untuk menyelesaikan soal

stokiometri

2. siswa dapat mengulang materi sesuai kemampuannya

3. siswa dapat menghadap pada 1 komputer

4. siswa mendapat latihan soal pada akhir materi dan sebagai syarat

untuk melanjutkan ke materi yang lain

Pada kelas eksperiment 2 secara garis besar memiliki urutan pelaksanaan

yang sama, tetapi pada kelas eksperiment 2 yang dilengkapi dengan media power

point diberikan materi secara ringkas dan penjelasannya dilakukan oleh guru.

Siswa disini mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru serta melihat

tampilan dari power point. Hal ini dapat meminimumkan adanya salah konsep

pada siswa. Dengan pemberian materi melalui power point siswa menjadi lebih

antusias dalam menerima materi, hal itu terlihat dari beberapa pertanyaan yang

dikemukakan siswa, terutama pada pemecahan contoh soal stokiometri dan

konsep hukum dasar. Setelah materi diberikan, anak-anak menyelesaikan soal

dalam kelompok. Disini terjadi diskusi untuk menyelesaikan soal-soal tersebut.

Terlihat saling debat karena beda pendapat antar anggota kelompok. Tiap anggota

berusaha mempertahankan argumennya. Selama diskusi berlangsung terlihat

keaktifan siswa dalam berdiskusi, dan terlihat pula siswa yang sudah paham

Page 79: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

pengerjaannya memberitahu siswa yang kurang paham. Pada kelas ini, keaktifan

siswa sangat terlihat dari pada kelas eksperiment 2. Siswa pada kelas ini, lebih

sering bertanya terutama pada penyelesaian soal dan pembahasan soal. Pada akhir

pelajaran diberikan post test untuk mengetahui nilai individul siswa yang akhirnya

dihitung skor kemajuan mereka. Dari skor kemajuan dan nilai kelompok dirata-

rata untuk menentukan penghargaan tim. Pada penghargaan pertama yang

mendapat tim super adalah kelompok I, II, V dan VII sedangkan yang

mendapatkan nilai tim sangat baik adalah kelompok III, VI, VII dan X, sisanya

tim baik. Pada penghargaan kedua yang mendapat tim super adalah III dan yang

mendapat tim sangat baik adalah kelompok IX, VII, II dan I, sisanya mendapat

penghargaan cukup baik. Pada penghargaan ketiga yang mendapat tim super

adalah II dan VII, sedangkan mendapat tim sangat baik adalah kelompok X dan

III, sisanya merupakan tim baik. Pada penghargaan keempat tidak ada yang

mendapat penghargaan tim super, dan yang mendapatkan penghargaan tim sangat

baik kelompok X dan VII sedangkan yang mendapatkan penghargaan tim baik

adalah kelompok IX dan sisanya kelompok cukup baik. Pada penghargaan kelima

yang mendapat predikat tim super adalah kelompok I dan V, sedangkan yang

mendapat predikat tim sangat baik adalah kelompok IX, VI dan VII, sisanya

kelompok cukup baik. Penggunaan metode STAD dan media pada kelas

eksperiment dapat meningkatkan motivasi siswa sehingga menunjang kemampuan

kognitif siswa.

Di dalam STAD diperlukan hubungan kerjasama yang baik dan

ketrampilan siswa dalam kelompok sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

Pada pembelajaran STAD ini siswa menyelesaikan persoalan-persoalan melalui

diskusi kelompok. Guru bertindak jika dalam kelompok terjadi kesalahan dalam

mengidentifikasi kesalahan. Jadi, dalam hal ini pendidik bertindak sebagai

fasilitator dan mediator dalam proses belajar mengajar. Pendidik cukup

menciptakan suasana kondusif dalam proses belajar mengajar.

Penguasaan materi seperti yang diterapkan pada metode STAD ini, akan

membuat siswa lebih mudah mengingatnya, sementara itu bagi siswa yang

Page 80: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

membantu teman dalam kelompoknya juga secara tidak langsung memperdalam

pengetahuannya. Suasana belajar menjadi sangat menyenangkan dan siswa tidak

merasa jenuh.

Salah satu komponen dalam STAD adalah penilaian dan pengakuan tim

yang didasarkan pada criteria tertentu. Suatu tim dikatakan tim super jika mereka

memiliki nilai rata-rata kemajuan tertentu sesuai kriteria. Tim-tim tersebut akan

mendapatkan penghargaan berupa sertifikat. Adanya hal seperti ini biasanya akan

memotivasi siswa dalam belajar untuk mendapatkan nilai yang lebih baik.

Selama pembelajaran terjadi bermacam-macam interaksi antara lain,

interaksi antar anggota kelompok, interaksi antar kelompok dan interaksi

kelompok dengan guru. Dalam interaksi antar anggota kelompok terjadi diskusi

dalam menyelesaikan suatu masalah. Siswa yang mampu dapat membantu teman

kelompoknya yang kurang paham. Selama diskusi berlangsung juga terjadi

interaksi antara guru dengan anggota kelompok, dimana guru bertindak

mengawasi jalannya diskusi serta memberi pengarahan.

Pada kelas kontrol diajarkan sistem pembelajaran dengan metode ceramah.

Dimana siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru. Dalam hal

ini kemampuan siswa disamaratakan dan tidak diperhatikan, sehingga materi yang

diajarkan juga belum tentu sesuai dengan kemampuan masing-masing individu

melainkan diberi secara seragam terhadap seluruh anggota kelas. Hal ini

menyebabkan potensi dalam diri siswa cenderung bersifat pasif dan inisiatif.

Permasalahan lain yang ditimbulkan adalah siswa kurang yang mampu menyerap

materi akan tertekan apabila materi yang diberikan terlalu cepat. Dan juga

sebaliknya siswa yang pandai akan merasa bosan jika terdapat materi yang

diulang-ulang. Disini guru sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dikelas

mendominasi pelajaran.

Dari data pada tabel 7 dan gambar 5 didapatkan data prestasi belajar

aspek kognitif pada pembelajaran kimia dengan metode STAD dilengkapi power

point lebih baik dari pada STAD dilengkapi modul.

Page 81: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

2. Penilaian Afektif

Aspek afektif merupakan tujuan yang berhubungan dengan sikap, minat,

konsep diri, nilai, dan moral siswa terhadap sesuatau. Metode yang digunakan

untuk mengukur hasil afektif pada penelitian ini adalah dengan menggunakan

angket. Namun dalam hal ini diperlukan kejujuran dalam mengungkap

karakteristik afektif diri sendiri.

Pada kelas ekperiment siswa tertarik dengan penggunaan media yang

belum pernah diterapkan dalam pembelajaran mereka selama ini. Selain itu siswa

juga mendapatkan motivasi eksternal dengn adanya penghargaan yang diberikan

guru pada tim terbaik. Sehingga siswa lebih berantusias dalam mengikuti

pelajaran, hal itu terlihat dari banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan

oleh siswa. Pada kelas eksperiment juga dituntut kerjasama kelompok dalam

memecahkan permasalahan, serta adanya persaingan antar tim atau kelompok

dalam mendapatkan predikat kelompok super. Adanya pemberian penghargaan

dapat memicu motivasi eksternal dari siswa. Dan siswa berusaha mempertahankan

nilai tersebut. Pada kelas ekperiment 1, siswa dituntut untuk belajar mandiri

dengan menggunakan modul. Sedangkan pada kelas eksperiment 2, siswa masih

mendapat bimbingan dari guru. Hal inilah yang menyebabkan siswa kelas

eksperiment 1 masih merasa kesulitan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran

dengan metode STAD yang dilengkapi media mampu memberikan suasana yang

berbeda dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih mudah menangkap isi

materi. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa lebih banyak membutuhkan guru

untuk mendapatkan konsep baru, sehingga siswa menjadi kurang aktif, kurang

tanggung jawab, dan kurang percaya pada diri mereka sendiri.

Berdasarkan data pada tabel 8 dan gambar 6 dapat dilihat kelas

eksperiment 2 lebih baik daripada ekperiment 1. Dan nilai afektif kelas

eksperiment lebih baik dari pada kelas control.

Page 82: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode STAD dilengkapi media

power point menghasilkan prestasi belajar kognitif dan afektif yang lebih tinggi

daripada metode STAD dilengkapi media modul, terbukti dari uji t-pihak kanan

dihasilkan bahwa t hitung – 1,8361> t tabel = 1,67 untuk aspek kognitif dan t hitung –

1,7497 > t tabel = 1,67 untuk aspek afektif.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian menimbulkan suatu pemikiran agar dalam proses

belajar mengajar, guru memiliki suatu metode serta media untuk mengembangkan

potensi yang dimiliki siswa dalam usaha untuk menemukan dan memahami

konsep suatu materi pembelajaran kimia khususnya materi pokok hukum dasar

sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai

optimal. Untuk itu diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan

siswa seperti STAD dilengkapi media modul ataupun powerpoint

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi maka dapat dikemukakan saran

sebagai berikut :

1. Sebaiknya guru mencoba bentuk pembelajaran STAD dilengkapi media

power point, karena dari hasil penelitian menghasilkan prestasi belajar

kognitif dan afektif yang lebih tinggi pada materi pokok hukum dasar.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai penggunaan metode STAD

dilengkapi media power point dalam pembelajaran kimia pada materi

pokok yang lain.

3. Kepada guru disarankan agar dalam pembelajaran di kelas selalu

mengupayakan penggunaan media atau metode yang menarik bagi siswa

sehingga dapat meningkatkan minat, perhatian, dan motivasi siswa untuk

memahami materi yang diajarkan.

Page 83: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

DAFTAR PUSTAKA

Arends, Richard. 1997. Classroom Instructions and Management. Boston:

Massachusetts Burr Ridge.

Arief. S. sadiman, et al. 1996. Media Pendidikan, pengertian, pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Pustekom Dikbud dan PT Raya Grafindo

Jakarta.

Budi Permana. 2001. Seri Penuntun Praktis Mikrosoft PowerPoint 2002. Jakarta:

PT Elex Media Komputindo.

Depdiknas. 2002. Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Kimia SMA dan MA.

Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata

Pelajaran Kimia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Depdiknas.

. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Penilaian Portofolio Mata

Pelajaran Kimia. Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum

Depdiknas.

Devies K. I. 1982. Pengelolaan Belajar. Terjemahan Sudarsono, dkk. Jakarta:

CV. Rajawali dan Pusat antar Universitas di UT.

Dimyati dan Madjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

E. Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan

Implementasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Gino, dkk. 1998.Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press.

http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint. 2007. Mikrosoft PowerPoint.

Wikimedia Foundation Inc. (diakses tanggal 30 januari 2008)

http://suaramerdeka.com/harian/0604/03/ragam03.htm. Indra Yunan Y. 2006.

Komputer untuk Pembelajran Matematika. (diakses tanggal 16 juni

2008,10:30)

Masidjo I. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius.

Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Maulana.

Page 84: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id STUDI KOMPARASI ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI NGEMPLAK BOYOLALI commit to user STUDI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Nana Sudjana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar.

Bandung: Sinar Baru Algensindo.

.Ngalim Purwanto. 1997. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 1989. Komputerisasi Pendidikan Nasional, Komputerisasi,

Informasi, Edukasi. Bandung: Mandar Maju.

Ratna Wilis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Sardiman AM. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.

Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusamedia.

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Unggul Sudarmo. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X. Jakarta: PHIBETA.

Winkel. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Yusuf Hadimiarso, dkk. 1986. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta:

Rajawali Press.