kinerja dinas pendidikan kabupaten magetan dalam ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...

113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM PENINGKATAN TINGKAT PARTISIPASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) Disusun Oleh : RUT DIAN SANDRA D0107089 SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: duonghanh

Post on 12-May-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN

DALAM PENINGKATAN TINGKAT PARTISIPASI

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

Disusun Oleh :

RUT DIAN SANDRA

D0107089

SKRIPSI

Disusun Untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan Ilmu Administrasi

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERSEMBAHAN

Special Thanks for :

My Dearly Father in Heaven and Jesus Christ

Thanks for your blessing, loving, caring, and guidance me along my life

Thanks to :

My father (RIP), My Mother, and Sister Nina

Thank you for everything you gave me until now, you’re my best family.

I LOVE YOU

Brother Friendly Tamba (RIP)

You are not here, but your spirit still alive for support me. Thanks

Brother.

Endika Santoso

Thanks for support me and make my life more colorful.

All my friends

Thank you so much for everything we do together, and do the best for

our future.

Page 5: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda.

Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam

tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam

kesucianmu (1 Timotius 4 : 12)

Percayalah kepada TUHAN dengan sepenuh hatimu, dan janganlah

mengandalkan pengertianmu sendiri. Ingatlah pada TUHAN dalam

segala sesuatu yang kaulakukan, maka Ia akan menunjukkan kepadamu

cara hidup yang baik (Raja Salomo, Amsal 3 :5-6)

Tuhan menciptakan 2 mata yang bisa melihat keatas, bawah, dan

samping supaya ketika kita merasa berada di atas, kita bisa melihat ada

orang lain yang lebih hebat dari kita. Dan ketika kita merasa berada di

bawah, ingat ada orang lain yang berada pada kondisi di bawah kita

(Hellena Pakpahan)

Do the best and GOD will do the rest (Penulis)

Page 6: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Dengan segala kerendahan hati senantiasa penulis panjatkan puji syukur

kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih

karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “Kinerja

Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam Peningkatan Tingkat Partisipasi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)”.

Penulis menyadari telah banyak menerima bantuan dari berbagai pihak

dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

dengan segala ketulusan, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Sudarto, M.Si, selaku pembimbing skripsi yang telah dengan

sabar meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan selama

penulisan skripsi ini,

2. Bapak Rino A. Nugroho, S.Sos, M.TI, selaku Pembimbing Akademik yang

telah memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan,

3. Bapak Drs. Bambang Trianto, MM selalu Kepala Dinas Pendidikan

Kabupaten Magetan yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini,

4. Ibu Anik, Bapak Wito, Ibu Titik Rahayu dan segenap pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan atas kerjasama dan bantuannya dalam

menyediakan data untuk penulisan skripsi ini.

5. Pemuda Advent GMAHK Ngemingan 53 Surakarta. Terima kasih atas doa,

dukungan dan semangatnya.

6. Teman-teman 5 sekawan: Tiyas, Tika, Chia, Chica. Kalian teman yang luar

biasa, terima kasih untuk semua yang telah terjadi.

Page 7: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

7. Seluruh responden yang telah membantu dalam penelitian ini.

8. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu, terima kasih

atas dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Maka dari itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat

diharapkan demi sempurnanya skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini

bermanfaat bagi penulis pada khususnya, bagi pembaca pada umumnya, serta

pihak-pihak yang berkepentingan dengan skripsi ini.

.

Surakarta, Agustus 2011

Penulis

Page 8: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................iv

HALAMAN MOTTO .............................................................................................. v

KATA PENGANTAR ............................................................................................vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................... x

DAFTAR BAGAN ............................................................................................... xii

ABSTRAK ........................................................................................................... xiii

ABSTRACT ..........................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ........................................................................................ 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

A. Kinerja ............................................................................................................. 9

1. Pengertian Kinerja……………………………………………………….9

2. Indikator Kinerja ………………………………………………………11

B. Tingkat Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini...………………...………..20

1. Tingkat Partisipasi (Participation Rate)...…………..………………... 20

2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)……………………...…………...25

C. Faktor Penghambat Peningkatan Tingkat Partisipasi PAUD………………27

D. Kerangka Pemikiran ...................................................................................... 31

E. Definisi Konseptual ...................................................................................... 34

F. Definisi Operasional ..................................................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 37

A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 37

Page 9: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

B. Lokasi Penelitian .......................................................................................... 38

C. Populasi dan Sampel .................................................................................... 38

1. Populasi .................................................................................................. 38

2. Sampel .................................................................................................... 39

3. Metode Penarikan Sampel ..................................................................... 40

D. Sumber Data. ................................................................................................. 44

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 45

F. Teknik Analisis Data .................................................................................... 46

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................................ 48

BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN PEMBAHASAN ...................................... 53

Deskripsi Lokasi .................................................................................................... 53

A. Gambaran Umum Kabupaten Magetan…………………………………….53

B. Deskripsi Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan……………………….... 55

1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran ............................................................. 55

2. Susunan Organisasi.....………………………………………………....60

3. Sumber Daya Manusia ............................................................................ 63

4. Landasan Hukum ................................................................................... 66

C. Karakteristik Responden ............................................................................... 68

D. Hasil Penelitian ............................................................................................ 71

1. Masukan (Input)………………………………………………………..71

2. Keluaran (Output)……………………………………………………...73

3. Hasil (Outcome) ..................................................................................... 77

4. Manfaat (Benefit) ................................................................................... 83

5. Dampak (Impact) .................................................................................... 87

E. Hambatan-hambatan dalam Peningkatan Tingkat Partisipasi PAUD .......... 92

F. Keterbatasan Penelitian…………………………………………………….95

BAB V PENUTUP ............................................................................................... 96

A. Kesimpulan ................................................................................................ 96

B. Saran .......................................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………….……….…....100

LAMPIRAN

Page 10: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Usia Standar di Setiap Jenjang Pendidikan………………………21

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Orang Tua Anak Usia Dini di Kabupaten

Magetan Tahun 2010 ..................................................................... 39

Tabel 3.2 Tingkat Partisipasi PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2010…41

Tabel 3.3 Kelompok Kecamatan Menurut Tingkat Partisipasi PAUD..........43

Tabel 3.4 Jumlah Sampel Orang Tua yang Sudah Berpartisipasi dalam

PAUD.............................................................................................44

Tabel 3.5 Jumlah Sampel Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam

PAUD ............................................................................................ 44

Tabel 3.6 Pengujian Validitas Indikator Hasil (Outcome)………………….49

Tabel 3.7 Pengujian Validitas Indikator Manfaat (Benefit) ........................... 49

Tabel 3.8 Pengujian Validitas Indikator Impact (Dampak) ........................... 50

Tabel 3.9 Pengujian Validitas Indikator Hasil (Outcome) ............................. 50

Tabel 3.10 Pengujian Validitas Indikator Manfaat (Benefit) ........................... 51

Tabel 3.11 Pengujian Validitas Indikator Impact (Dampak) ........................... 51

Tabel 3.12 Uji Reliabilitas Instrumen ............................................................. 52

Tabel 4.1 Luas Wilayah Adminisrasi Kabupaten Magetan ........................... 54

Tabel 4.2 Kondisi Demografis Kabupaten Magetan Berdasarkan Jumlah

Penduduk dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Tahun 2009.. 55

Tabel 4.3 Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI Menurut Jenis

Kelamin ......................................................................................... 64

Tabel 4.4 Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI Menurut

Tingkat Pendidikan. ....................................................................... 64

Tabel 4.5 Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI Menurut

Golongan ....................................................................................... 65

Tabel 4.6 Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI Menurut Jenis

Kepegawaian ................................................................................. 65

Tabel 4.7 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ........................ 67

Tabel 4.8 Karakteristik Responden Menurut Usia ........................................ 68

Page 11: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

Tabel 4.9 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ................ 68

Tabel 4.10 Karakteristik Usia Anak Responden ............................................. 69

Tabel 4.11 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ........................ 69

Tabel 4.12 Karakteristik Responden Menurut Usia ........................................ 70

Tabel 4.13 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ................ 70

Tabel 4.14 Karakteristik Usia Anak Responden ............................................. 71

Tabel 4.15 Jumlah Dana PAUD dari APBD Tahun 2010……………………72

Tabel 4.16 Jumlah Lembaga PAUD Di Kabupaten Magetan Tahun 2009 −

2010…............................................................................................74

Tabel 4.17 Jumlah Pendidik PAUD Di Kabupaten Magetan Tahun 2009 −

2010……………………………………………………………....76

Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Hasil Untuk Orang Tua yang Sudah

Berpartisipasi dalam PAUD……………………………………...80

Tabel 4.19 Distribusi Frekuensi Hasil Untuk Orang Tua yang Belum

Berpartisipasi dalam PAUD..........................................................82

Tabel 4.20 Distribusi Frekuensi Manfaat Untuk Orang Tua yang Sudah

Berpartisipasi dalam PAUD .......................................................... 85

Tabel 4.21 Distribusi Frekuensi Manfaat Untuk Orang Tua yang Belum

Berpartisipasi dalam PAUD .......................................................... 86

Tabel 4.22 Distribusi Frekuensi Dampak Untuk Orang Tua yang Sudah

Berpartisipasi dalam PAUD .......................................................... 91

Tabel 4.23 Distribusi Frekuensi Dampak Untuk Orang Tua yang Belum

Berpartisipasi dalam PAUD .......................................................... 89

Tabel 4.24 Jumlah Lembaga PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2010 ....... 93

Page 12: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR BAGAN

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................ 33

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan ............. 62

Page 13: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

ABSTRAK

Rut Dian Sandra, D0107089, Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

dalam Peningkatan Tingkat Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD),

Skripsi, Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling

mendasar menempati posisi yang strategis dalam pembangunan sumber daya

manusia. Namun sampai saat ini belum semua anak usia dini berpartisipasi dalam

PAUD. Hal ini menyebabkan rendahnya angka partisipasi PAUD di Kabupaten

Magetan yaitu sebesar 26,81% pada tahun 2010. Tujuan penelitian ini adalah

mengetahui kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam peningkatan

tingkat partisipasi PAUD.

Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data

dengan angket, observasi dan dokumentasi. Sumber data yang digunakan adalah

data primer dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder yang berkaitan

dengan penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah orang tua anak usia dini (0-6

tahun). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

area sampling. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang terdiri

dari 27 orang tua yang anaknya sudah mengikuti PAUD dan 73 orang tua yang

anaknya belum mengikuti PAUD di Kabupaten Magetan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa input dalam peningkatan tingkat

partisipasi berupa dana dan SDM pegawai Dindik sebanyak 20 orang. Output

yang dihasilkan berupa sudah terlaksananya upaya peningkatan tingkat partisipasi

PAUD melalui sosialisasi, meningkatnya jumlah lembaga PAUD dari tahun 2009

sebesar 628 lembaga menjadi 644 lembaga pada tahun 2010, dan meningkatnya

jumlah tenaga pendidik PAUD dari tahun 2009 sebanyak 1.039 pendidik menjadi

1.339 pendidik pada tahun 2010. Pada indikator outcomes, meningkatnya angka

partisipasi PAUD sebesar 3,07% dari tahun 2009 sebesar 23,88% menjadi 26,81%

pada pada tahun 2010. Selain itu 85,19% responden yang sudah berpartisipasi

dalam PAUD telah memahami PAUD dan 56,16% responden yang belum

berpartisipasi sudah memahami tetapi 42,47% kurang paham akan program ini.

Pada indikator manfaat (benefit) sebanyak 81,48% responden yang sudah

berpartisipasi dalam PAUD telah merasakan manfaat peningkatan partisipasi

PAUD sementara 75,34% responden yang belum berpartisipasi kurang merasakan

manfaat dari peningkatan partisipasi PAUD. Sementara itu pada indikator dampak

(impact), 85,19 % responden yang sudah berpartisipasi dalam PAUD menyatakan

upaya peningkatan partisipasi PAUD berdampak luas bagi mereka. Begitu juga

89,04% responden yang belum berpartisipasi menyatakan hal yang sama.

Hambatan yang dihadapi adalah terbatasnya jumlah lembaga PAUD di wilayah

pedesaan dan terbatasnya jumlah tenaga pendidik.

Berdasarkan hasil tersebut maka disarankan untuk menambah jumlah lembaga PAUD, dan meningkatkan jumlah tenaga pendidik.

Page 14: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

ABSTRACT

Rut Dian Sandra, D0107089, Performance of Education Office of Magetan

District in Increasing Participation Rate of Early Childhood Education

(ECE), Thesis, Public Administration Faculty of Social and Political Science,

Sebelas Maret University, 2011.

Early Childhood Education (ECE) is the most basic education occupies a

strategic position in the development of human resources. But until now there has

been not all of any children join the early childhood education program. This

leads to low enrollment in early childhood participation in Magetan district is

26,81% at 2010. The purpose of this research was to determine the performance

of The Education Office of Magetan district in increasing participation rate of

early childhood education.

This research is descriptive quantitative. Data collected by questionnaire,

observation, and documentation technique. The data sources are primary data

using questionnaires and secondary data related to this research. The population of

this research are parents whose participate in ECE and parents whose not

participate in ECE. The sampling techniques of this research are area sampling.

Respondents in this research amounted to 100 people, 23 parents whose

participate in early childhood education and 73 parents whose not participate in

early childhood education.

The results of this research showed that from input indicator in increasing

participation rate are fund and twenty human resources from Education Office.

The result from output indicator are the socialization about early childhood

education already done, the number of ECE institutions from 628 institutions in

2009 increase to 644 institution in 2010, and the number of the teacher for ECE

from 1.039 in 2009 increase to 1.339 in 2010. And then at the outcomes indicator

showed that the participation rate of ECE is 23,88% in 2009 increase to 26,81% at

2010, and from questionnaire showed that 85.19% of respondents whose

participate in ECE have understood about early childhood education. Then

56.16% respondents whose not participate have understood but the rest about

42.47% not yet aware of the program. In benefit indicator, 81.48% of respondents

whose participate in ECE have felt the benefits of the increasing participation

while 75.34% of respondents has not participate get less benefit from increased

participation of early childhood. Meanwhile, the impact indicators, 85.19% of

respondents whose participate ECE said that efforts to increase participation rate

in early childhood education have broad impact for them. Likewise with the

respondents whose not participate as much as 89.04% of respondents said that

efforts to increase participation in early childhood education provides a broad

impact. Barriers faced was the limited number of early childhood education

institutions in village, and the limited number of teachers for early childhood

education. Based on these results it is advisable to increase the number of early childhood institutions, and increase the number of teachers for early childhood

education.

Page 15: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangatlah penting bagi setiap individu, masyarakat, bangsa

dan negara. Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya untuk mewujudkan

tujuan bangsa seperti yang diamanatkan dalam alinea IV Undang-Undang

Dasar 1945 yaitu mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara yang

nantinya membawa perubahan sangat besar bagi ketercapaian bangsa yang

ideal. Pendidikan merupakan pilar untuk membangun sumber daya manusia

yang berkualitas dan pendidikan yang berkualitas akan mampu mengantarkan

bangsa Indonesia menjadi bangsa yang modern, maju dan sejahtera. Dengan

pendidikan maka bangsa Indonesia akan mempunyai keunggulan dan

kemampuan bersaing dengan bangsa-bangsa lain di dunia, agar negara kita

bisa tetap bertahan pada era globalisasi ini.

Dalam upaya mewujudkan tujuan bangsa Indonesia khususnya pada

tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pembangunan di sektor

pendidikan menjadi bagian yang sangat penting. Dalam Pasal 31 ayat (1)

UUD 1945 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat

pengajaran. Sedangkan dalam ayat (2) menegaskan pemerintah mengusahakan

dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang diatur dalam

Undang-Undang.

Page 16: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas)

memiliki tugas, fungsi dan kewajiban meningkatkan kualitas Sumber Daya

Manusia melalui pemberdayaan pendidikan baik secara formal maupun

nonformal. Seperti tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

menyebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

Namun sampai pada saat ini pembangunan bidang pendidikan di

Indonesia masih terganjal dengan adanya berbagai permasalahan. Salah satu

permasalahan mendasar yang memerlukan perjuangan berat bagi bangsa

berpenduduk besar ini adalah belum tercapainya pemerataan pelayanan

pendidikan baik dari aspek kesempatan maupun kualitasnya. Rendahnya

kualitas hasil pendidikan berdampak pada rendahnya kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM) sebagai akibat dari tidak dipersiapkannya pendidikan anak

sejak usia dini (PAUD) yang lebih dikenal dunia internasional dengan istilah

ECED (Early Childhood Education and Development).

Pendidikan Anak Usia Dini pada prinsipnya sangat penting diterapkan

karena mempunyai manfaat yang besar. Pendidikan anak usia dini tidak

Page 17: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi

yang lebih penting berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak

(www.sadidadalila.wordpress.com). Bahkan pentingnya PAUD ini juga telah

menjadi perhatian dunia internasional. Dalam pertemuan Forum Pendidikan

dunia tahun 2000 di Dakar, Senegal telah menghasilkan enam kesepakatan

sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua (Education for All), yang salah

satu butirnya menyatakan akan memperluas dan memperbaiki keseluruhan

perawatan dan pendidikan anak usia dini (PAUD), terutama bagi anak-anak

yang sangat rawan dan kurang beruntung.

Anggapan bahwa pendidikan baru bisa dimulai setelah usia sekolah

dasar (usia 7 tahun), ternyata tidaklah benar. Bahkan pendidikan yang dimulai

pada usia kanak-kanak (4-6 tahun) pun sebenarnya sudah terlambat. Menurut

hasil penelitian di bidang neurologi seperti yang dilakukan oleh Dr. Benyamin

S. Bloom, seorang ahli pendidikan dari Universitas Chicago, Amerika Serikat,

mengemukakan bahwa pertumbuhan sel jaringan otak pada anak usia 0-4

tahun mencapai 50%. Artinya, apabila pada usia tersebut otak anak tidak

mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka otak anak tidak akan

berkembang secara optimal (www.edukasi.kompasiana.com).

Pada kenyataannya bahwa selama ini perhatian terhadap pendidikan

anak usia dini di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan

negara-negara lain, terutama negara maju. Padahal jika belajar dari

pengalaman negara maju, konsep pembangunan sumber daya manusia (SDM)

justru dimulai sejak usia dini. Imas Kurniasih (2009:6) menyatakan bahwa di

Page 18: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Singapura dan Korea, hampir seluruh anak usia dini sudah terlayani PAUD.

Sedangkan di Malaysia, pelayanan PAUD sudah mencakup 70% anak.

Bahkan di Singapura masalah penuntasan dua bahasa, yaitu Bahasa Cina dan

Bahasa Inggris telah terselesaikan di tingkat Taman Kanak-Kanak (TK). Hal

ini terbukti dari negara tersebut menduduki peringkat ketiga dunia dalam hal

kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Jauh lebih baik dibandingkan

Indonesia yang hanya berada di peringkat 110 (Singapura, Korea Selatan dan

Malaysia masing-masing berada diperingkat 25, 27 dan 59).

Berdasarkan fakta pemerintah telah berupaya merancang berbagai

program yang relevan dengan kebijakan pendidikan nasional, terutama pada

jenjang pendidikan usia dini. Namun kenyataannya sampai saat ini tingkat

partisipasi PAUD secara nasional belum menunjukkan hasil yang maksimal.

Menurut data Balitbang Kemendiknas, pada tahun 2008 angka partisipasi

PAUD mencapai 15,1 juta atau sekitar 50,62%. Sedangkan pada tahun 2009

angka partisipasi mencapai 15,3 juta atau sekitar 53,7% . Meskipun angka

partisipasi PAUD sudah meningkat, masih sekitar 46,4% belum berpartisipasi

dalam PAUD (www.paud-kemendiknas.com). Menurut Menteri Pendidikan

Nasional (Mendiknas), Mohammad Nuh, pemerintah akan memprioritaskan

pendidikan anak usia dini pada tahun 2011 dan pemerintah juga bertekad

menaikkan angka partisipasi PAUD baik secara nasional maupun daerah

(www.antaranews.com).

Program pendidikan anak usia dini sudah berkembang dan

dilaksanakan hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Di provinsi Jawa Timur

Page 19: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

dari sekitar 4.022.338 anak usia 0-6 tahun, sebanyak 2.744.132 (68,22%) anak

belum berpartisipasi dalam PAUD. Menurut data Kemendiknas tahun 2009,

dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur, wilayah yang memiliki tingkat

partisipasi PAUD tertinggi adalah Kota Probolinggo dengan APK PAUD

118,64% disusul Kabupaten Pasuruan dengan APK PAUD 115,03%.

Sementara itu wilayah yang memiliki tingkat partisipasi PAUD terendah

adalah Kabupaten Bangkalan dengan APK PAUD 63,10% disusul oleh

Kabupaten Magetan di posisi terendah kedua dengan APK PAUD 68,33%

(www.psp.kemendiknas.go.id).

Sebagian besar anak berusia 0-6 tahun di Kabupaten Magetan belum

berpartisipasi dalam PAUD. Tingkat partisipasi PAUD di Kabupaten Magetan

masih cukup rendah dibandingkan dengan daerah lain di Jawa Timur.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah anak berusia 0-6 tahun di

Kabupaten Magetan mencapai 61.870 anak, sedangkan yang sudah

berpartisipasi dalam PAUD baik formal ataupun nonformal baru mencapai

16.586 anak. Dengan demikian angka partisipasi PAUD di Kabupaten

Magetan hanya sebesar 26,81 % dan sekitar 73,19% yang belum

berpartisipasi.

Kinerja birokrasi pelayanan publik selama ini banyak mendapat

sorotan negatif dari masyarakat karena dinilai kurang optimal dalam

memberikan pelayanan kepada publik. Salah satu instansi yang mendapat

sorotan dari masyarakat adalah kinerja Dinas Pendidikan. Dinas Pendidikan

Page 20: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kabupaten Magetan dalam bidang

pendidikan berkomitmen tinggi untuk meningkatkan kinerjanya dalam

mencapai tujuan organisasi. Pada dasarnya kinerja merupakan gambaran

mengenai tingkat pencapaian suatu kegiatan/program/kebijakan sesuai dengan

sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi.

Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam peningkatan

tingkat partisipasi PAUD merupakan suatu capaian hasil kerja Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan dengan segenap jajarannya yang

menggambarkan tanggung jawab, tugas dan wewenang yang diemban dalam

menyelenggarakan peningkatan tingkat partisipasi PAUD. Selama ini Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan telah berusaha meningkatkan kinerjanya

dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD. Dinas Pendidikan telah

berupaya mensosialisasikan program PAUD kepada masyarakat. Selain itu,

kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam peningkatan tingkat

partisipasi PAUD selama ini dapat dilihat dari perkembangan PAUD. Secara

kuantitas, jumlah lembaga PAUD sudah bertambah dari tahun ke tahun. Pada

tahun 2009 jumlah lembaga PAUD formal dan non formal adalah 628

lembaga, dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 644 lembaga. Sementara itu

angka partisipasi PAUD pada tahun 2009 adalah 23,88% dan pada tahun 2010

meningkat menjadi 26,81%. Penjabaran tersebut merupakan gambaran singkat

tentang kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan selama ini. Kinerja

sangat erat kaitannya dengan sejauh mana tujuan organisasi telah dicapai.

Dalam hal ini, salah satu tujuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Page 21: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

adalah meningkatkan tingkat partisipasi PAUD. Kinerja Dinas Pendidikan

Kabupaten Magetan akan berpengaruh pada keberhasilan atau kegagalan

peningkatan tingkat partisipasi PAUD di Kabupaten Magetan.

Dengan melihat permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka

penulis tertarik untuk memperoleh informasi dan gambaran lebih jauh

mengenai kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam peningkatan

tingkat partisipasi PAUD. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam

Peningkatan Tingkat Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang permasalahan yang diuraikan

sebelumnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut :

“Bagaimana Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam

Peningkatan Tingkat Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)?”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

dalam Pelaksanaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah :

1. Untuk mengetahui Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam

Peningkatan Tingkat Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Page 22: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

2. Tujuan individual dari penelitian ini adalah untuk untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana di bidang Ilmu Administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

D. Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat :

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan-masukan dalam

peningkatan tingkat partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan.

2. Mempraktekkan teori-teori administrasi negara atas permasalahan kinerja

organisasi publik.

Page 23: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kinerja

1. Pengertian Kinerja

Istilah kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:570)

adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan

kerja. Menurut Kamus Illustrated Oxford Dictionary, istilah ini

menunjukkan “the execution or fulfillment of a duty” (pelaksanaan atau

pencapaian dari suatu tugas) atau “a person’s achievement under test

condition etc” (pencapaian hasil dari seseorang ketika diuji). Yeremias T.

Keban (2004:191-192)

Menurut Rogers dalam Mahmudi (2010:6), mendefinisikan kinerja

sebagai hasil kerja itu sendiri (outcomes of work), karena hasil kerja

memberi keterkaitan yang kuat terhadap tujuan-tujuan strategik organisasi,

kepuasan pelanggan, dan kontribusi ekonomi. Bernardin dan Russel dalam

Achmad Ruky (2002:15) mendefinisikan “performance is defined as the

record of outcomes produced on a specified job function or activity during

specified time period” (kinerja sebagai catatan tentang hasil-hasil/outcome

yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu

selama kurun waktu tertentu).

Encyclopedia of Public Administration and Public Policy Tahun

2003 dalam Yeremias T. Keban (2004:193), menyebutkan bahwa kinerja

Page 24: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

memberikan gambaran sampai seberapa jauh organisasi mencapai hasil

ketika dibandingkan dengan kinerjanya terdahulu (previous performance),

dibandingkan dengan organisasi lain (benchmarking), dan sampai seberapa

jauh pencapaian tujuan dan target yang telah ditetapkan.

Joko Widodo (2008:78-79) menyatakan bahwa pada hakikatnya

kinerja berkaitan dengan tanggung jawab individu atau organisasi dalam

menjalankan apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan

menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil

seperti yang diharapkan.

Sedangkan menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam

Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP), menyebutkan bahwa kinerja instansi pemerintah

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan

instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi

pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang

ditetapkan.

Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada dasarnya kinerja

merupakan hasil kerja (outcomes) yang dicapai oleh suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya atau sebagai gambaran

mengenai tingkat pencapaian suatu kegiatan/program/kebijakan baik

Page 25: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

dilihat secara kualitas maupun kuantitas sesuai dengan sasaran, tujuan,

visi, dan misi organisasi yang bersangkutan.

2. Indikator Kinerja

Untuk menilai atau mengukur keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan suatu kegiatan/program, diperlukan suatu pengukuran kinerja

agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. James B.

Whittaker dalam Hessel Tangkilisan (2005:171) mengemukakan bahwa

pengukuran/penilaian kinerja merupakan suatu alat manajemen yang

digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan

akuntabilitas. Penilaian kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian

tujuan dan sasaran (goals and objective).

Definisi yang dikemukakan Whittaker tersebut tidak jauh berbeda

dari definisi yang tertuang dalam Reference Guide, Province of Alberta,

Canada dalam Hessel Tangkilisan (2005:172) yang menyebutkan bahwa

pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan

yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Mardiasmo dalam Hessel Tangkilisan (2005:172) juga mengemukakan

bahwa tolok ukur kinerja organisasi publik berkaitan dengan ukuran

keberhasilan yang telah dicapai oleh organisasi tersebut, karena satuan

ukur yang relevan digunakan adalah efisiensi pengelolaan dana dan tingkat

kualitas pelayanan yang dapat diberikan kepada publik.

Page 26: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Penilaian terhadap kinerja bagi setiap organisasi merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting. Penilaian terhadap kinerja perlu dilakukan

untuk mengetahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat

penyimpangan dari pekerjaan atau apakah pekerjaan sudah sesuai dengan

jadwal waktu yang telah ditentukan, atau apakah hasil kinerja telah sesuai

target yang diharapkan. Penilaian tersebut dapat digunakan sebagai ukuran

keberhasilan suatu organisasi dalam kurun waktu tertentu. Selain itu dapat

juga dijadikan input bagi perbaikan atau peningkatan kinerja organisasi

selanjutnya. Seperti diungkapkan Juhani Ukko (2008:89) dalam

International Journal of Business Performance Management, Volume 10,

No.1, berjudul “The Impacts of Performance Measurement on the Quality

of Working Life” yang menyatakan:

“Performance measurement is quite often viewed from the

perspective of the management. The management sets the targets

and applies performance measurement to monitor whether these

targets are met.”(Pengukuran kinerja cukup sering dilihat dari

perspektif manajemen. Manajemen menetapkan target dan

menerapkan pengukuran kinerja untuk memantau apakah target

tersebut terpenuhi).

Faustino Cordoso Gomes (2003:135-136) menyatakan bahwa

tujuan penilaian kinerja organisasi publik penting untuk memotivasi

perbaikan kinerja pada waktu yang akan datang (to motivate future

performance improvement). Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan

faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan

efisien (id.wikipedia.org).

Page 27: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Penilaian kinerja menurut Agus Dwiyanto (2006:47) merupakan

suatu kegiatan yang sangat penting karena dapat digunakan sebagai ukuran

keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai misinya. Manfaat

pengukuran dan penilaian kinerja organisasi menurut Bastian dalam

Hessel Tangkilisan (2005: 173-174), akan dapat mendorong pencapaian

tujuan organisasi dan akan memberikan umpan balik untuk upaya

perbaikan secara terus menerus (berkelanjutan).

Penilaian atau pengukuran kinerja menurut SK Kepala LAN Nomor

239/IX/6/8/2003 adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk

menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan

program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam

mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Proses ini

dimaksudkan untuk menilai pencapaian setiap indikator kinerja guna

memberikan gambaran tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian

tujuan dan sasaran.

Menurut Mahmudi (2010:7) pengukuran kinerja meliputi aktivitas

penetapan serangkaian indikator kinerja yang memberikan informasi

sehingga memungkinkan bagi unit kerja sektor publik untuk memonitor

kinerjanya dalam menghasilkan output dan outcome terhadap masyarakat.

Lebih lanjut Mahmudi (2010:14) menyebutkan bahwa tujuan dilakukan

pengukuran kinerja di sektor publik adalah :

a. Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi

b. Menyediakan sarana pembelajaran pegawai

Page 28: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Memperbaiki kinerja periode berikutnya

d. Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan

keputusan pemberian reward and punishment

e. Memotivasi pegawai

f. Menciptakan akuntabilitas publik

Menurut Joko Widodo (2008:91), indikator kinerja merupakan

ukuran kuantitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran

dan tujuan. Indikator kinerja adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan

dan sasaran organisasi. Indikator kinerja dapat dijadikan patokan (standar)

untuk menilai keberhasilan dan kegagalan penyelenggaraan program

dalam mencapai misi dan visi organisasi.

Sedarmayanti (2009:198) menyatakan bahwa tanpa adanya

indikator kinerja, maka akan sulit untuk menilai kinerja

(keberhasilan/ketidakberhasilan) kebijakan/program/kegiatan, dan pada

akhirnya kinerja organisasi/unit kerja pelaksananya. Secara umum

Sedarmayanti menyebutkan fungsi indikator kinerja sebagai berikut :

a. Memperjelas tentang apa, berapa, dan kapan kegiatan dilaksanakan.

b. Menciptakan consensus yang dibangun oleh berbagai pihak terkait

untuk menghindari kesalahan interpretasi selama pelaksanaan

kebijakan/program/kegiatan dan dalam menilai kinerja.

c. Membangun dasar pengukuran, analisis, dan kinerja organisasi atau

unit kerja.

Page 29: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Rifat O. Shannak (2009:244) dalam European Journal of Scientific

Research, Volume 35, Nomor 2, yang berjudul “Measuring Knowledge

Management Performance”, menyebutkan bahwa:

“There are some features which should exist in the performance

indicators; for example they should have relevance for project

goals, and provisional, since there may appear a need to

eventually change the performance indicator. The indicator also

needs to be understandable, valid, sufficiently flexible, and in line

with the organization and its business goals, as well as the purpose

it was developed for.” (Ada beberapa segi yang harus ada dalam

indikator-indikator kinerja: misalnya, indikator tersebut harus

relevan dengan tujuan-tujuan proyek dan sementara, karena

sesudah itu mungkin ada kebutuhan untuk akhirnya mengubah

indikator kinerja. Indikator juga perlu dimengerti, valid, cukup

fleksibel, dan sesuai dengan organisasi dan tujuan bisnis

perusahaan, serta untuk apa tujuan itu dikembangkan).

Hal tersebut selanjutnya diperjelas oleh Sedarmayanti (2009:198)

yang juga menyebutkan berbagai syarat indikator kinerja :

a. Spesifik dan jelas, sehingga dapat dipahami dan tidak ada

kemungkinan kesalahan interpretasi.

b. Dapat diukur secara obyektif, baik bersifat kuantitatif maupun

kualitatif, yaitu : dua atau lebih yang mengukur indikator kinerja

mempunyai kesimpulan yang sama.

c. Relevan, harus memiliki aspek obyektif yang relevan.

d. Dapat dicapai, penting, dan harus berguna untuk menunjukkan

keberhasilan input, output, hasil, manfaat dan dampak serta proses.

e. Harus fleksibel dan sensitif terhadap perubahan/penyesuaian,

pelaksanaan dan hasil pelaksanaan kegiatan.

Page 30: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Yeremias T. Keban (2004:200) menyatakan bahwa penilaian

kinerja yang efektif adalah penilaian yang telah menggunakan prinsip-

prinsip penilaian dan secara tepat menilai apa yang seharusnya dinilai.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih (2010:174) menjelaskan bahwa

indikator kinerja sangat bervariasi sesuai dengan fokus dan konteks

penelitian yang dilakukan dalam proses penemuan dan penggunaan

indikator tersebut.

Selanjutnya Agus Dwiyanto (2006:50-51) memberikan gambaran

yang lebih jelas mengenai indikator yang biasa digunakan untuk mengukur

kinerja birokrasi publik antara lain :

1. Produktivitas

Konsep produktivitas tidak hanya mengukur tingkat efisiensi, tetapi

juga mengukur efektivitas pelayanan. Produktivitas pada umumnya

dipahami sebagai rasio antara input dengan output. General

Accounting Office (GAO) mencoba mengembangkan suatu ukuran

produktivitas yang lebih luas dengan memasukkan seberapa besar

palayanan publik itu memiliki hasil yang diharapkan sebagai salah satu

indikator kinerja yang penting.

2. Kualitas Layanan

Isu mengenai kualitas pelayanan cenderung menjadi penting dalam

menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik. Banyak pandangan

negatif yang terbentuk mengenai organisasi muncul karena

ketidakpuasan masyarakat muncul terhadap kualitas pelayanan publik.

Page 31: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap pelayanan dapat

dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Kepuasan masyarakat

bisa menjadi parameter untuk menilai kinerja organisasi.

3. Responsivitas

Responsivitas adalah kemampuan organisasi untuk mengenali

kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan, dan

mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan

kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Responsivitas menunjuk pada

keselarasan antara program dan kegiatan pelayanan dengan kebutuhan

dan aspirasi masyarakat. Responsivitas dimasukkan sebagai salah satu

indikator kinerja karena responsivitas secara langsung menggambarkan

kemampuan organisasi publik dalam menjalankan misi dan tujuannya,

terutama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Responsivitas yang

rendah ditunjukkan dengan ketidakselarasan antara pelayanan dan

kebutuhan masyarakat. Hal tersebut menunjukkan kegagalan

organisasi dalam mewujudkan misi dan tujuan organisasi publik.

Organisasi yang memiliki responsivitas rendah dengan sendirinya

memiliki kinerja yang jelek pula.

4. Responsibilitas

Responsibilitas menjelaskan apakah pelaksanaan kegiatan organisasi

publik itu dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip administrasi yang

benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit

Page 32: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

maupun implisit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu

ketika berbenturan dengan responsivitas.

5. Akuntabilitas

Akuntabilitas publik menunjuk pada seberapa besar kebijakan dan

kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang

dipilih oleh rakyat. Akuntabilitas publik dapat digunakan untuk

melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu

konsisten dengan kehendak masyarakat banyak. Kinerja organisasi

publik tidak hanya bisa dilihat dari ukuran internal yang

dikembangkan oleh organisasi publik atau pemerintah, seperti

pencapaian target. Kinerja sebaiknya harus dinilai dari ukuran

eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam

masyarakat. Suatu kegiatan organisasi publik memiliki akuntabilitas

yang tinggi kalau kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai

dan norma yang berkembang dalam masyarakat.

Sedangkan indikator kinerja menurut Joko Widodo (2008:91)

selaras dengan isi Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara

(LAN) Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Indikator

kinerja tersebut dikategorikan ke dalam kelompok sebagai berikut :

1. Masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

Page 33: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia, dana, material,

waktu, teknologi, dan sebagainya

2. Keluaran (outputs) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik

dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu

kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan

3. Hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah. Outcomes

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk jasa dapat memenuhi

kebutuhan dan harapan masyarakat

4. Manfaat (benefits) adalah kegunaan suatu keluaran (outputs) yang

dirasakan langsung oleh masyarakat. Dapat berupa tersedianya fasilitas

yang dapat diakses oleh publik

5. Dampak (impacts) adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi,

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan.

Indikator-indikator tersebut secara langsung atau tidak langsung

dapat mengindikasikan sejauh mana keberhasilan pencapaian sasaran.

Dalam hubungan ini, penetapan indikator kinerja kegiatan merupakan

proses identifikasi, pengembangan, seleksi dan konsultasi tentang

indikator kinerja atau ukuran kinerja atau ukuran keberhasilan kegiatan

dan program-program instansi.

Berdasarkan beberapa indikator kinerja yang disampaikan tersebut,

maka indikator yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah indikator

Page 34: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menurut SK LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 mengenai Pedoman

Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Publik. Indikator yang

digunakan dalam penelitian ini adalah input, output, outcome, benefit, dan

impact. Alasan pemilihan indikator tersebut adalah karena Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan merupakan instansi pemerintah yang

kinerjanya bisa dinilai dari input, output, outcome, benefit, dan impact

yang dicapai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam

meningkatkan partisipasi PAUD. Melalui indikator tersebut kita dapat

melihat sejauh mana pencapaian peningkatan tingkat partisipasi PAUD

yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan yang dirasakan

oleh masyarakat. Pemilihan indikator menurut SK LAN ini juga tidak

terlepas dari faktor-faktor yang menghambat proses peningkatan tingkat

partisipasi PAUD, mengingat anak usia dini yang sudah mengikuti PAUD

di Magetan baru mencapai 26,81% dari jumlah keseluruhan atau dengan

kata lain peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang dilakukan oleh Dinas

Pendidikan belum menunjukkan hasil yang maksimal.

B. Tingkat Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini

1. Tingkat Partisipasi (Participation Rate)

Pemerintah menggunakan tingkat partisipasi untuk menilai

kesuksesan atau kegagalan suatu program. Tingkat partisipasi adalah rasio

antara jumlah penduduk yang terlibat dengan jumlah penduduk seluruhnya

(dalam www.datastatistik-indonesia.com). Pada umumnya terdapat dua

Page 35: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

ukuran tingkat partisipasi sekolah yang utama, yaitu Angka Partisipasi

Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). Keduanya mengukur

penyerapan penduduk usia sekolah oleh sektor pendidikan. Perbedaan

diantara keduanya adalah penggunaan kelompok usia "standar" di setiap

jenjang pendidikan. Usia standar yang dimaksud adalah rentang usia yang

dianjurkan pemerintah dan umum dipakai untuk setiap jenjang pendidikan,

yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Usia Standar di Setiap Jenjang Pendidikan

Jenjang Kelompok Usia

PAUD 0 – 6 tahun

SD 7 – 12 tahun

SMP 13 – 15 tahun

SMA 16 – 18 tahun

Perguruan Tinggi 19 tahun keatas

Tingkat partisipasi dapat diketahui dari angka partisipasi kasar dan

tingkat partisipasi murni. Begitu pula dengan tingkat partisipasi PAUD

dapat dilihat dari :

a. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa,

berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu

terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan

jenjang pendidikan tertentu. Misal, APK PAUD sama dengan jumlah

siswa yang mengikuti PAUD dibagi dengan jumlah penduduk

kelompok usia 0 sampai 6 tahun.

Page 36: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Kegunaan APK adalah untuk menunjukkan tingkat partisipasi

penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan

indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk

usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.

Cara menghitung APK didapat dengan membagi jumlah penduduk

yang sedang bersekolah (atau jumlah siswa), tanpa memperhitungkan

umur, pada jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah penduduk

kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tersebut.

Rumus :

Keterangan :

𝐸ℎ 𝑡 = jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai usia sedang

sekolah pada jenjang pendidikan h

𝑃ℎ ,𝑎𝑡 = jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada kelompok usia

a yaitu kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang

pendidikan h

Data yang diperlukan untuk menghitung Angka Partisipasi Kasar

adalah sebagai berikut :

− Data jumlah penduduk yang pada tahun t sedang sekolah (atau

menjadi siswa) dari berbagai usia, pada setiap jenjang pendidikan.

− Data jumlah penduduk per kelompok usia standar (lihat tabel usia

standar) yang berkaitan dengan setiap jenjang pendidikan.

𝐴𝑃𝐾ℎ = 𝐸ℎ𝑡

𝑃ℎ ,𝑎𝑡 × 100

Page 37: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

b. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan

usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah

penduduk di usia yang sama.

Kegunaan APM adalah untuk menunjukkan partisipasi sekolah

penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK,

APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di

setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibandingkan APK, APM

merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat

partisipasi penduduk kelompok usia standar di jenjang pendidikan

yang sesuai dengan standar tersebut.

Cara Menghitung APM di suatu jenjang pendidikan didapat dengan

membagi jumlah siswa atau penduduk usia sekolah yang sedang

bersekolah dengan jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan

dengan jenjang sekolah tersebut.

Rumus :

Keterangan :

𝐸ℎ ,𝑎𝑡 = jumlah siswa/penduduk kelompok usia a yang bersekolah di

tingkat pendidikan h pada tahun t

𝑃ℎ ,𝑎𝑡 = jumlah penduduk kelompok usia a yang berkaitan dengan usia

sekolah standar di tingkat pendidikan h.

𝐴𝑃𝑀ℎ𝑡 =

𝐸ℎ ,𝑎𝑡

𝑃ℎ ,𝑎𝑡 × 100

Page 38: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Contoh : APM PAUD adalah jumlah penduduk usia 0-6 tahun yang

sedang bersekolah di PAUD dibagi dengan jumlah penduduk usia 0-6

tahun.

Data yang diperlukan untuk menghitung Angka Partisipasi Murni

adalah sebagai berikut :

− Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang masih bersekolah di

tingkat pendidikan tertentu.

− Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang standar (contoh:

kelompok usia PAUD=0−6 tahun, SD=7−12 tahun, SMP=13−15

tahun, SMA=16−18 tahun, dst)

Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang

tertinggal atau terlalu cepat bersekolah. Kelemahan APM adalah

kemungkinan adanya kekurangan estimasi karena siswa diluar kelompok

usia yang standar di tingkat pendidikan tertentu.

Tingkat partisipasi pendidikan merupakan indikator untuk melihat

perbandingan jumlah penduduk bersekolah terhadap jumlah penduduk usia

sekolah. Secara umum tingginya tingkat partisipasi pendidikan disebabkan

oleh tingginya penduduk yang bersekolah, maka tingkat partisipasi

tersebut menunjukkan kinerja partisipasi sekolah yang tinggi. Tingkat

Partisipasi Pendidikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑙𝑎ℎ × 100

Dari beberapa keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio

antara jumlah penduduk yang mengikuti pendidikan usia dini dengan

Page 39: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

jumlah seluruh penduduk usia dini disebut dengan istilah Tingkat

Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (TP PAUD), yang pada dasarnya

merupakan besarnya jumlah anak usia dini yang mengikuti pendidikan

usia dini. Tingkat Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini dapat dihitung

dengan menggunakan rumus:

jumlah penduduk ikut PAUD

jumlah penduduk usia 0 − 6 tahun × 100

2. Pendidikan Anak Usia Dini

Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Undang-Undang No.

20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1 butir 14)

adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih

lanjut.

Berdasarkan PP Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan

Penyelenggaraan Pendidikan, fungsi dan tujuan PAUD diatur dalam Pasal

61. Berikut fungsi dan tujuan dari PAUD :

a. Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan

mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal

sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap

perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan

selanjutnya.

Page 40: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

b. Pendidikan anak usia dini bertujuan:

1. Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu,

cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab; dan

2. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intelektual,

emosional, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa emas

pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan

menyenangkan.

Adapun bentuk dan jenis satuan PAUD di Indonesia dibagi

menjadi 2 macam yaitu:

a. PAUD Formal yang terdiri dari :

1. Taman Kanak-Kanak (TK)

2. Raudatul Athfal (RA)

b. PAUD Nonformal yang terdiri dari :

1. Kelompok Bermain (KB)

2. Taman Penitipan Anak (TPA)

3. Satuan PAUD Sejenis (SPS)

Pemerintah melalui Kemendiknas membuat tiga pilar kebijakan

PAUD:

Page 41: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

a. Perluasan dan pemerataan akses layanan PAUD kepada semua anak

melalui pemberdayaan semua potensi yang ada di masyarakat dan

keberpihakan kepada anak-anak yang kurang beruntung.

b. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing antara lain dengan cara

mengupayakan PAUD yg murah dan mudah, tetapi bermutu.

c. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan pendidikan

(PAUD) antara lain dengan cara meningkatkan keterbukaan,

kemudahan dan fleksibilitas di bidang layanan PAUD kepada

masyarakat.

Sebagaimana program yang lainnya, PAUD juga memiliki sasaran

yang ingin dicapai. Sasaran dari program PAUD dibagi menjadi :

a. Sasaran Utama :

Anak lahir sampai dengan usia 6 tahun (utamanya yang belum

mendapat layanan PAUD Jalur Pendidikan Formal), prioritas 2-4 th.

b. Sasaran antara :

1. Orang tua/keluarga, calon orang tua

2. Pendidik dan Pengelola PAUD

3. Semua Lembaga Layanan Anak Usia Dini

4. Para tokoh masyarakat dan stakeholders PAUD

C. Faktor-Faktor Penghambat Peningkatan Tingkat Partisipasi PAUD

Dalam upaya meningkatkan tingkat partisipasi Pendidikan Anak Usia

Dini (PAUD), penting untuk memahami penyebab rendahnya tingkat

Page 42: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

partisipasi PAUD. Hasil penelitian Meneg Pemberdayaan Perempuan pada

tahun 2001 di wilayah Jakarta dan sekitarnya seperti yang dilansir oleh

Yayasan Kita dan Buah Hati menyebutkan bahwa pada umumnya masyarakat

memandang pendidikan belum perlu diberikan kepada anak usia dini. Hal ini

sangat wajar mengingat bahwa pemahaman masyarakat terhadap pentingnya

PAUD masih sangat rendah serta pada umumnya mereka berpandangan

bahwa pendidikan identik dengan sekolah, sehingga bagi anak usia dini

pendidikan dipandang belum perlu. Lebih jauh Hadis mengemukakan ada

beberapa faktor yang menjadikan penyebab masih rendahnya kesadaran

masyarakat di bidang pendidikan anak usia dini antara lain ketidaktahuan akan

PAUD, kemiskinan, kurang berpendidikan, gagasan orang tua tentang

perkembangan anak yang masih sangat tradisional, kurang mau berubah,

masih sangat konkret dalam berpikir, motivasi yang rendah karena kebutuhan

yang masih sangat mendasar (untuk survival), serta masih sangat dipengaruhi

oleh budaya setempat yang sempit (dalam www.sdn3-leuwimunding.co.cc).

Pada kenyataannya, banyak faktor yang menyebabkan rendahnya

tingkat partisipasi anak dalam Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD). Diantaranya yaitu sarana pendidikan yang terbatas dan tidak merata

terutama di pedesaan dan kurangnya pemahaman orang tua tentang

pentingnya PAUD. Selain itu, biaya yang mahal menjadi salah satu faktor

rendahnya tingkat partisipasi dalam PAUD. Diperlukan dana yang tidak

sedikit untuk biaya pendidikan di TK/RA, kelompok bermain dan

semacamnya. Bahkan di kota besar ada TK yang biaya masuknya lebih besar

Page 43: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

daripada SD dan SMP. Selain uang masuk yang jumlahnya cukup besar,

ditambah lagi dengan uang bulanan, uang untuk berenang, outbound, piknik,

wisuda dan lain sebagainya. Sebagian orangtua berpandangan mereka hanya

“wajib” memberikan pendidikan kepada anaknya ketika masuk sekolah formal

yaitu SD dan seterusnya. Sedangkan pendidikan anak sebelum usia SD sering

diabaikan. Oleh karena itu, jika mereka belum memahami pentingnya PAUD

maka dana untuk itu tidak akan pernah menjadi prioritas

(nizaeni28.blogspot.com)

Penelitian-penelitian terdahulu terkait dengan faktor penghambat dan

pendorong tingkat partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah

pernah dilakukan oleh berbagai pihak. Penelitian Gary Putranto (2010)

memberikan gambaran mengenai tingkat partisipasi orang tua dalam

pelaksanaan program pendidikan anak usia dini di Desa Tanggung Kecamatan

Turen Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor

pendukung partisipasi orang tua terhadap program-program PAUD adalah

pertama, adanya elit lokal yang berperan sebagai motivator sekaligus

fasilitator dalam pelaksanaan PAUD. Kedua, solidaritas sosial yang tinggi

dalam diri orang tua murid di sekitar lembaga yang didasari karena rasa

tanggung jawab serta kecintaan terhadap anak mereka sendiri. Sedangkan

faktor penghambat tingkat partisipasi orang tua murid dalam pelaksanaan

program PAUD adalah pertama, faktor sosial ekonomi, setiap orang tua yang

sebagian besar yang apabila ditinjau dari tingkat pendapatan tergolong

Page 44: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

menengah ke bawah. Kedua, terdapat beberapa orang tua yang kurang

mendukung pelaksanaan program PAUD.

Penelitian Sardin, S.Pd (2009) yang berjudul “Studi Pengembangan

Perencanaan Pendidikan Anak Usia Dini di Kota Bandung”, menyebutkan

bahwa pendidikan anak usia dini baru dapat dinikmati oleh sebagian penduduk

perkotaan dan secara ekonomi mampu, sedangkan partisipasi anak usia dini

terhadap pendidikan anak usia dini relatif masih rendah. Masyarakat menilai

bahwa pendidikan anak usia dini penting, namun demikian fasilitas yang

dimiliki oleh lembaga pendidikan pada umumnya masih terbatas, sehingga

sebagian orang tua tidak memiliki kepercayaan terhadap lembaga

penyelenggara pendidikan anak usia dini. Selain itu, layanan pendidikan anak

usia dini belum dianggap sebagai kewajiban belajar oleh sebagian masyarakat,

sehingga kepedulian orang tua untuk melibatkan anaknya dalam pendidikan

anak usia dini masih rendah.

Berdasarkan pemaparan di atas lebih banyak faktor penghambat

dibandingkan faktor yang pendukung tingkat partisipasi PAUD. Faktor-faktor

yang secara umum menghambat peningkatan tingkat partisipasi PAUD adalah

sebagai berikut :

1. Masih terbatas dan tidak meratanya lembaga pelayanan PAUD yang ada di

masyarakat terutama di pedesaan. Sebagai contoh pertumbuhan TK, RA,

KB, dan TPA di perkotaan lebih pesat dibandingkan di pedesaan

2. Sarana/fasilitas pendidikan yang terbatas dan tidak merata terutama di

pedesaan

Page 45: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Ketidaktahuan/kurangnya pemahaman orang tua tentang pentingnya

PAUD bagi kecerdasan anak

4. Dari segi ekonomi, PAUD memerlukan dana yang tidak sedikit untuk

biaya pendidikan di TK/RA, kelompok bermain dan semacamnya. Hal ini

menbuat keluarga yang berpenghasilan rendah tidak dapat menyekolahkan

anaknya ke PAUD

5. Persepsi masyarakat yang beranggapan bahwa pendidikan belum perlu

diberikan pada anak usia dini (belum dijadikan prioritas sebagai kewajiban

belajar)

D. Kerangka Pemikiran

Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD) khusunya dalam meningkatkan tingkat partisipasi PAUD

merupakan kemampuan untuk menyebarluaskan informasi mengenai PAUD

kepada masyarakat agar mereka turut serta berpartisipasi dalam PAUD dan

akhirnya tingkat partisipasi PAUD meningkat. Dengan kinerja ini diharapkan

mampu menjelaskan apakah Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan mampu

melaksanakan tugas-tugas dan fungsi-fungsi yang diberikan kepadanya dalam

meningkatkan tingkat partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini secara optimal.

Indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui

kinerja kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan adalah indikator yang

berasal dari SK Kepala LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 yaitu mencakup hasil

Page 46: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(outcome), manfaat (benefit), dan dampak (impact). Penjabaran indikator

kinerja pada peningkatan partisipasi PAUD adalah sebagai berikut :

1. Indikator Input adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan

kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan

output, seperti dana dan Sumber Daya Manusia (SDM).

2. Indikator Output adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau

non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan yang digunakan, seperti terlaksananya

peningkatan tingkat partisipasi PAUD melalui sosialisasi dan penyediaan

lembaga PAUD.

3. Indikator Outcome adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah. Outcome

merupakan ukuran seberapa jauh setiap produk/jasa dapat memenuhi

kebutuhan dan harapan masyarakat. Dalam penelitian ini, outcome yang

diharapkan terwujudnya pemahaman masyarakat tentang pendidikan anak

usia dini (PAUD).

4. Indikator Benefit adalah kegunaan suatu keluaran (outputs) yang

dirasakan langsung oleh masyarakat. Dalam peningkatan partisipasi

PAUD, benefit yang diharapkan adalah terpenuhinya kesempatan untuk

berpartisipasi dalam PAUD bagi anak-anak yang berusia 0−6 tahun.

5. Indikator Impact adalah ukuran tingkat pengaruh sosial, ekonomi,

lingkungan atau kepentingan umum lainnya yang dimulai oleh capaian

kinerja setiap indikator dalam suatu kegiatan. Dalam peningkatan

Page 47: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

partisipasi PAUD, Impact yang diharapkan ialah berupa meningkatnya

kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan anak usia dini

(PAUD) dan berpartisipasi dalam PAUD.

Mengingat angka partisipasi PAUD di kabupaten Magetan baru

mencapai 26,81% atau dengan kata lain belum mencapai hasil yang maksimal,

maka usaha Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan tidak terlepas dari faktor-

faktor yang menghambat peningkatan tingkat partisipasi Pendidikan Anak

Usia Dini.

Kerangka berpikir yang digunakan dalam penelitian ini berusaha

membuat arahan untuk mempermudah melakukan penelitian mengenai kinerja

Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam Peningkatkan Tingkat

Partisipasi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat melalui bagan sebagai berikut :

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir

Kinerja Dinas Pendidikan

Kabupaten Magetan dalam

Peningkatan Tingkat Partisipasi

PAUD berdasarkan indikator SK

LAN nomor 239/IX/6/8/2003:

− Input

− Output

− Outcome

− Benefit

− Impact

Meningkatnya pemahaman

masyarakat dan tingkat

partisipasi Pendidikan Anak

Usia Dini (PAUD)

− Faktor-faktor yang menghambat

peningkatan tingkat partisipasi

PAUD

− Masih rendahnya tingkat

partisipasi PAUD

Page 48: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Kinerja adalah hasil kerja (outcomes) yang dicapai oleh suatu organisasi

sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya atau sebagai gambaran

mengenai tingkat pencapaian suatu kegiatan/program/kebijakan baik

dilihat secara kualitas maupun kuantitas sesuai dengan sasaran, tujuan,

visi, dan misi organisasi yang bersangkutan.

2. Tingkat partisipasi PAUD yaitu rasio antara jumlah penduduk yang

mengikuti pendidikan usia dini dengan jumlah penduduk usia dini.

3. Instansi Pemerintah yang melaksanakan peningkatan tingkat partisipasi

PAUD adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan. Dalam peningkatan

partisipasi PAUD yang menjadi sasaran adalah masyarakat Kabupaten

Magetan terutama orang tua yang memiliki anak berusia 0-6 tahun.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan

bahwa Kinerja Dinas Pendidikan dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD

adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian partisipasi PAUD oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan kepada masyarakat agar mereka dapat

memahami dan berpartisipasi dalam PAUD.

F. Definisi Operasional

Dalam penelitian tentang Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

dalam meningkatkan partisipasi PAUD ditentukan oleh pemahaman

masyarakat mengenai PAUD tersebut. Untuk menilai bagaimana Kinerja

Page 49: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Dinas Pendidikan dapat diukur menggunakan indikator-indikator menurut SK

LAN Nomor 239/IX/6/8/2003 berikut ini:

1. Input

- Jumlah dana yang dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat partisipasi

PAUD.

- Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai Dinas Pendidikan,

meliputi jumlah pegawai, formasi golongan pegawai, struktur

organisasi, dan lain-lain yang berwenang dalam peningkatan tingkat

partisipasi PAUD

2. Output

- Terlaksananya sosialisasi dalam upaya peningkatan tingkat partisipasi

PAUD.

- Meningkatnya jumlah lembaga PAUD

- Meningkatnya jumlah tenaga pendidik PAUD

3. Outcome

- Meningkatnya tingkat partisipasi orang tua dalam PAUD

- Pemahaman masyarakat tentang program PAUD

4. Benefit

- Terpenuhinya kesempatan anak-anak yang berusia 0-6 tahun untuk

berpartisipasi dalam PAUD

- Adanya komunikasi dan informasi yang baik tentang PAUD kepada

masyarakat

Page 50: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

5. Impact

- Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya PAUD dan

berpartisipasi mengikuti PAUD

- Adanya kemudahan berpartisipasi dalam PAUD bagi masyarakat

Page 51: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif

adalah penelitian yang pelaksanaannya tidak terbatas hanya pada proses

pengumpulan data tetapi meliputi analisis dan interpretasi data tersebut.

Sementara ahli memberikan arti penelitian deskriptif itu lebih luas dan

mencakup segala macam bentuk penelitian kecuali penelitian historis dan

penelitian eksperimental, dalam arti luas, biasanya digunakan istilah penelitian

survey (Suryabrata, 2004:76). Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk

melakukan pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu,

peneliti mengenal konsep dan menghimpun fakta tetapi tidak melakukan

pengujian hipotesa (Singarimbun, 1995:4). Sedangkan analisis data dilakukan

secara kuantitatif. Pengertian kuantitatif di sini tidak hanya bermakna sebatas

angka saja, sebab penelitian kuantitatif di samping menghasilkan angka hasil

dari kegiatan pengukuran, penelitian kuantitatif juga berurusan dengan hasil

pencatatan yang menghasilkan data berupa frekuensi, prosentase, atau rasio.

(Slamet, 2006:107)

Dalam penelitian ini peneliti berusaha mendeskripsikan kinerja Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan dalam Peningkatan Tingkat Partisipasi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Kabupaten Magetan.

Page 52: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

yang berlokasi di Jalan Karya Dharma No. 179, Magetan dengan

pertimbangan bahwa Dinas Pendidikan merupakan instansi pemerintah yang

berwenang dalam Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Sementara

pemilihan lokasi di Kabupaten Magetan dengan pertimbangan bahwa

Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang

memiliki angka partisipasi PAUD masih cukup rendah yaitu menempati posisi

kedua terendah dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur setelah Kabupaten

Bangkalan sehingga peningkatan tingkat partisipasi PAUD ini sangat perlu

dilakukan secara baik dan berkelanjutan untuk memaksimalkan PAUD di

Kabupaten Magetan. Sampai sejauh ini belum ada penelitian tentang PAUD di

Kabupaten Magetan padahal dalam pelaksanaannya perlu dilakukan penelitian

untuk diketahui kinerjanya.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dana karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2009:80). Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah

orang tua yang memiliki anak berusia 0 − 6 tahun. Populasi orang tua anak

usia dini berjumlah 61.870 orang dengan rincian yang sudah berpartisipasi

Page 53: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dalam PAUD berjumlah 16.586 orang dan yang belum berpartisipasi

berjumlah 45.284 orang yang tersebar di 18 kecamatan di Magetan dengan

rincian sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Orang Tua Anak Usia Dini di Kabupaten Magetan

Tahun 2010

No. Nama

Kecamatan

Jumlah yang Sudah

Berpartisipasi

Jumlah yang Belum

Berpartisipasi

1 Poncol 583 1.763

2 Parang 796 2.776

3 Lembeyan 913 2.324

4 Takeran 1.541 3.037

5 Kawedanan 1.126 2.726

6 Magetan 1.886 3.011

7 Plaosan 1.062 2.575

8 Panekan 985 2.601

9 Sukomoro 582 2.376

10 Bendo 970 2.562

11 Maospati 1.306 2.846

12 Karangrejo 499 2.605

13 Barat 927 1.994

14 Kartoharjo 557 2.415

15 Karas 926 2.416

16 Ngariboyo 920 2.890

17 Nguntoronadi 482 1.828

18 Sidorejo 525 2.539

Jumlah 16.586 45.284

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan (diolah)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009:81). Penentuan jumlah sampel

yang dibutuhkan jika besarnya populasi diketahui dapat diketahui dengan

melihat tabel besarnya sampel yang dibutuhkan bagi populasi terbatas,

Page 54: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

untuk interval kepercayaan dan standar error tertentu dalam buku

karangan Y. Slamet. Jumlah populasi orang tua anak usia dini di

Kabupaten Magetan yang sudah berpartisipasi dalam PAUD sebesar

16.586 orang. Pada interval kepercayaan 95%, tingkat kesalahan atau

standart error (SE) 10%, dan p:q = 0,5:0,5 dimana nilai 0,5:0,5 tersebut

diperoleh dengan menetapkan jumlah perbandingan antara p dan q yang

tidak diketahui adalah sebesar 0,5:0,5 dengan menganggap bahwa populasi

yang diteliti memiliki tingkat heterogenitas yang paling tinggi, dan

populasi yang paling heterogen bila besarnya p:q = 0,5:0,5 (Y. Slamet

2006:55) maka jumlah sampel orang tua anak usia dini (0-6 tahun) yang

diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 100 responden. Dengan

persentase sebagai berikut :

Orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD

16586

61870× 100 = 27 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

Orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD

45284

61870× 100 = 73 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

3. Metode Penarikan Sampel

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penarikan sampel probabilitas (probability sampilng). Pada

jenis ini kemungkinan terpilihnya dari setiap responden anggota populasi

diketahui (Y. Slamet, 2006:45). Probability sampling adalah teknik

Page 55: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

pengambilan sampel yang memberikan peluang/kesempatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel

(Sugiyono, 2009:82)

Adapun teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah area

sampling atau teknik sampling daerah. Pengambilan sampel daerah dapat

diterapkan apabila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas

(Sugiyono, 2009:83). Dengan metode area sampling maka pengambilan

sampel untuk penelitian ini akan di laksanakan di beberapa kecamatan di

Kabupaten Magetan yang dianggap mewakili. Dalam penelitian ini

peneliti mengambil 3 kecamatan yaitu kecamatan dengan tingkat

partisipasi PAUD tinggi, kecamatan dengan tingkat partisipasi PAUD

sedang, dan kecamatan dengan tingkat partisipasi PAUD rendah.

Pemilihan 3 kecamatan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.2

Tingkat Partisipasi PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2010

No. Nama Kecamatan Tingkat Partisipasi PAUD (%)

1 Poncol 24,85

2 Parang 22,28

3 Lembeyan 28,21

4 Takeran 33,66

5 Kawedanan 29,23

6 Magetan 38,51

7 Plaosan 29,20

8 Panekan 27,47

9 Sukomoro 19,68

10 Bendo 27,46

11 Maospati 31,46

12 Karangrejo 16,08

13 Barat 31,74

14 Kartoharjo 19,07

Page 56: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

15 Karas 27,71

16 Ngariboyo 24,15

17 Nguntoronadi 20,87

18 Sidorejo 17,13

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan (diolah)

Dari data diatas dapat diketahui nilai tertinggi yaitu 38,51 dan nilai

terendah 16,08. Apabila dibuat menjadi 3 kelas, maka interval kelasnya (i)

dapat dihitung dengan rumus berikut ini :

i = R

K

Keterangan : i = interval kelas

R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah

K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)

Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah

sebagai berikut :

𝑖 = 38,51 −16,08

3

= 7,47

Dengan i=7,47 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai

berikut :

kategori rendah = 16,08 − 23,55

kategori sedang = 23,56 − 31,03

kategori tinggi = 31,04 − 38,51

Berdasarkan perhitungan diatas maka kecamatan yang memiliki

tingkat partisipasi rendah adalah kecamatan yang angka partisipasinya

antara 16,08 – 23,55. Tingkat partisipasi sedang adalah kecamatan yang

Page 57: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

angka partisipasinya antara 23,56 – 31,03 dan tingkat partisipasi tinggi

adalah kecamatan yang angka partisipasinya antara 31,04 – 38,51. Secara

rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3

Kelompok Kecamatan Menurut Kategori Tingkat Partisipasi PAUD

No. Kategori Rendah Kategori Sedang Kategori Tinggi

1

2

3

4

5

6

7

8

Karangrejo

Sidorejo

Kartoharjo

Sukomoro

Nguntoronadi

Parang

Ngariboyo

Poncol

Bendo

Panekan

Karas

Lembeyan

Plaosan

Kawedanan

Maospati

Barat

Takeran

Magetan

Sumber : data diolah oleh peneliti

Dari kategori diatas kemudian dipilih 3 kecamatan secara acak

yang mewakili tiap kategori yaitu Kecamatan Magetan mewakili

kecamatan dengan tingkat partisipasi PAUD tinggi, Kecamatan Plaosan

mewakili kecamatan dengan tingkat partisipasi PAUD sedang, dan

Kecamatan Sukomoro mewakili kecamatan dengan tingkat partisipasi

PAUD rendah.

Dari ketiga kecamatan kemudian dipilih sebanyak 100 responden

sebagai sampel. Dari jumlah tersebut dibagi secara proporsional untuk

menentukan jumlah sampel pada setiap kecamatan. Berdasarkan

perhitiungan yang ada, maka rincian pengambilan sampel untuk penelitian

ini adalah sebagai berikut:

Page 58: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Tabel 3.4

Jumlah Sampel Orang Tua yang Sudah Berpartisipasi dalam PAUD

No. Kecamatan Populasi Sampel

1. Magetan 1886 14

2. Plaosan 1062 8

3. Sukomoro 582 5

Total 3530 27

Tabel diatas adalah jumlah sampel dari orang tua sudah berpartisipasi

dalam PAUD, sedangkan jumlah sampel untuk orang tua yang belum

berpartisipasi dalam PAUD adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Jumlah Sampel Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam PAUD

No. Kecamatan Populasi Sampel

1 Magetan 3011 27

2 Plaosan 7962 24

3 Sukomoro 2376 22

Total 7962 73

D. Sumber Data

Data merupakan sesuatu yang diketahui atau sesuatu yang diasumsikan

(anggapan). Data yang dikumpulkan dalam penelitian terutama berupa kata-

kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih dari pada sekedar angka

atau frekuensi. Adapun sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pihak-pihak

yang berkepentingan dengan objek penelitian melalui kuesioner (angket)

Page 59: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

yang kemudian diolah sendiri oleh peneliti. Adapun data primer yang

diperoleh dalam penelitiaan ini didapatkan melalui angket yang disebarkan

kepada responden.

2. Data Sekunder.

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek

yang diteliti, data ini dapat diperoleh dari buku-buku, dokumen (jurnal,

surat kabar, arsip-arsip, dan lain-lain), laporan penelitian pihak lain,

laporan dinas instansi yang terkait, dan sumber lain yang telah

terpublikasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara operasional yang ditempuh oleh

peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini

digunakan teknik pengumpulan data berupa :

1. Angket (kuesioner) yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertentu yang

disusun secara sistematis dan lengkap. Jawaban-jawaban terhadap

pertanyaan dapat pula sudah digolongkan menurut kategori-kategori

tertentu secara sistematis sehingga memungkinkan perbandingan secara

kuantitatif (Y.Slamet, 2006: 94). Pada penelitian ini, angket yang

diberikan kepada responden adalah berupa angket dengan pertanyaan

tertutup, dalam arti sudah diberikan alternatif pilihan jawabannya. Angket

disajikan dalam bentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban dan

responden tinggal memilih salah satu jawaban dengan cara melingkari ()

Page 60: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

atau memberi tanda silang (X) pada jawaban yang dianggap paling sesuai.

Bentuk dasar yang digunakan dalam angket ini adalah close ended . Untuk

angket dalam riset ini digunakan skala ordinal. Merupakan skala berjarak

atas suatu respon yang ditawarkan dengan bentuk skala Likert.

2. Dokumentasi, yaitu merupakan teknik pengumpulan data dengan

mempelajari secara kritis dan teliti dokumen, laporan penelitian terdahulu,

arsip, dan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan

penelitian. Dokumen-dokumen tersebut digunakan untuk mendapatkan

data sekunder.

3. Observasi langsung pada objek penelitian, tujuannya untuk mendapatkan

gambaran langsung tentang segala aspek yang berhubungan dan

mendukung penelitian.

F. Taknik Analisa Data

Untuk menganalisis data penelitian, digunakan analisis data secara

statistik deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan/menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif, data disajikan

melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, piktogram, pengukuran tendensi

sentral (perhitungan modus, median, mean), perhitungan desil, persentil,

perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar

deviasi, dan perhitungan persentase.

Page 61: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Kegiatan dalam analisa data menurut Sugiyono (2009:147) adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap

variabel yang diteliti, dan melakukan penghitungan untuk menjawab rumusan

masalah.

Kegiatan menganalisis data dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap,

yaitu:

1. Tahap persiapan

Pada tahap persiapan ini, dilakukan beberapa kegiatan antara lain : a)

mengecek nama dan identitas responden, b) memeriksa isi instrumen

pengisian data, c) mengecek isian data.

2. Tahap Tabulasi

Kegiatan tabulasi adalah kegiatan mengelompokkan data ke dalam tabel

frekuensi untuk mempermudah dalam menganalisa. Kegiatan tabulasi

terdiri dari :

a. Coding, yaitu pembahasan kode untuk setiap data yang telah diedit,

b. Scoring, adalah pemberian skor terhadap jawaban responden untuk

memperoleh data kuantitatif yang diperlukan.

3. Tahap Penerapan

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa

kuantitatif dengan metode deskriptif yang bertujuan untuk memberikan

deskripsi atau gambaran mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari

variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dengan

Page 62: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

menggunakan teknik tabulasi, yaitu menyajikan hasil penelitian dalam tabel-

tabel dengan prosentase masing-masing kelompok. Hasil deskripsi datanya

dianalisis dengan menggunakan tabel frekuensi tabulasi penilaian dengan

menggunakan jarak yang dapat dihitung melalui nilai tertinggi dan terendah.

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sumber data penelitian ini menggunakan data dari hasil kuesioner.

Tentunya dalam penyusunan sebuah kuesioner harus benar-benar bisa

menggambarkan tujuan dari penelitian tersebut (valid) dan juga dapat

konsisten bila pertanyaan tersebut dijawab dalam waktu yang berbeda

(reliable). Oleh karena itu perlu adanya uji validitas dan reliabilitas kuesioner.

Uji validitas bertujuan untuk melihat kelayakan butir-butir pernyataan

dalam kuesioner sehingga dapat mendefinisikan suatu variabel. Sedangkan uji

reliabilitas bertujuan untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi

responden dalam menjawab kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menguji

validitas dan reliabilitas instrumen kepada 20 responden (orang tua yang

sudah berpartisipasi dalam PAUD) dan 30 responden (orang tua yang belum

berpartisipasi dalam PAUD) dengan taraf signifikansi 5% dan menggunakan

SPSS versi 11. Dari hasil uji coba, ternyata dari 23 jumlah item dalam

kuesioner untuk orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD, tidak ada

yang gugur sehingga jumlah item yang akan disebar pada responden sebanyak

23 item. Sedangkan dari 20 jumlah item dalam kuesioner untuk orang tua

anaknya belum berpartisipasi dalam PAUD, juga tidak terdapat pernyataan

Page 63: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

yang gugur sehingga jumlah item yang akan disebar pada responden adalah

sebanyak 20 item. Sedangkan semuanya dinyatakan reliabel. Hasil uji coba

sebagai berikut:

1. Pengujian Validitas Angket Orangtua yang Sudah Berpartisipasi dalam

PAUD

Tabel 3.6

Pengujian Validitas Indikator Outcomes

No.

Item

Koefisien Korelasi

r hitung

Harga

r tabel

Keputusan

(r hitung > r tabel = valid)

1 0,673 0,444 Valid

2 0,874 0,444 Valid

3 0,770 0,444 Valid

4 0,527 0,444 Valid

5 0,614 0,444 Valid

6 0,585 0,444 Valid

7 0,568 0,444 Valid

8 0,697 0,444 Valid

9 0,780 0,444 Valid

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Jumlah item uji coba untuk indikator outcomes = 9 buah. Setelah

dianalisis dengan uji validitas, tidak ditemukan item yang tidak valid

sehingga semua item dipakai.

Tabel 3.7

Pengujian Validitas Indikator Benefits

No.

Item

Koefisien Korelasi

r hitung

Harga

r tabel

Keputusan

(r hitung > r tabel = valid)

10 0,683 0,444 Valid

11 0,614 0,444 Valid

12 0,698 0,444 Valid

13 0,739 0,444 Valid

14 0,724 0,444 Valid

15 0,738 0,444 Valid

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Page 64: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Jumlah item uji coba untuk indikator benefits = 6 buah. Setelah

dianalisis dengan uji validitas, tidak ditemukan item yang tidak valid,

sehingga semua item dipakai.

Tabel 3.8

Pengujian Validitas Indikator Impacts

No.

Item

Koefisien Korelasi

r hitung

Harga

r tabel

Keputusan

(r hitung > r tabel = valid)

16 0,608 0,444 Valid

17 0,613 0,444 Valid

18 0,611 0,444 Valid

19 0,676 0,444 Valid

20 0,641 0,444 Valid

21 0,847 0,444 Valid

22 0,865 0,444 Valid

23 0,548 0,444 Valid

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Jumlah item uji coba untuk indikator impacts = 8 buah. Setelah

dianalisis dengan uji validitas, tidak ditemukan item yang tidak valid

sehingga semua item dipakai.

2. Pengujian Validitas Angket Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam

PAUD

Tabel 3.9

Pengujian Validitas Indikator Outcomes

No.

Item

Koefisien Korelasi

r hitung

Harga

r tabel

Keputusan

(r hitung > r tabel = valid)

1 0,722 0,361 Valid

2 0,695 0,361 Valid

3 0,654 0,361 Valid

4 0,758 0,361 Valid

5 0,516 0,361 Valid

6 0,614 0,361 Valid

7 0,818 0,361 Valid

8 0,762 0,361 Valid

9 0,465 0,361 Valid

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Page 65: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Jumlah item uji coba untuk indikator outcomes = 9 buah. Setelah

dianalisis dengan uji validitas, tidak ditemukan item yang tidak valid

sehingga semua item dipakai.

Tabel 3.10

Pengujian Validitas Indikator Benefits

No.

Item

Koefisien Korelasi

r hitung

Harga

r tabel

Keputusan

(r hitung > r tabel = valid)

10 0,633 0,361 Valid

11 0,562 0,361 Valid

12 0,710 0,361 Valid

13 0,878 0,361 Valid

14 0,755 0,361 Valid

15 0,876 0,361 Valid

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Jumlah item uji coba untuk indikator benefits = 6 buah. Setelah

dianalisis dengan uji validitas, tidak ditemukan item yang tidak valid,

sehingga semua item dipakai.

Tabel 3.11

Pengujian Validitas Indikator Impacts

No.

Item

Koefisien Korelasi

r hitung

Harga

r tabel

Keputusan

(r hitung > r tabel = valid)

16 0,480 0,361 Valid

17 0,749 0,361 Valid

18 0,687 0,361 Valid

19 0,420 0,361 Valid

20 0,676 0,361 Valid

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Jumlah item uji coba untuk indikator benefits = 5 buah. Setelah

dianalisis dengan uji validitas, tidak ditemukan item yang tidak valid,

sehingga semua item dipakai.

Page 66: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

3. Pengujian Reliabilitas

Analisis untuk pengujian reliabilitas dapat dilakukan dengan

komputer menggunakan software SPSS 11 dilakukan dengan Metode

Cronbach Alpha. Semua variabel bebas mempunyai alpha hitung lebih

besar dari r tabel (0,444) untuk orang tua yang sudah berpartisipasi dalam

PAUD dan (0,361) untuk orang tua yang anaknya belum berpartisipasi,

maka berarti seluruh faktor yang diuji dinyatakan reliabel (andal). Dengan

demikian maka hasil uji reliabilitas tersebut dapat memenuhi syarat,

sehingga kuesioner yang digunakan untuk mengukur masing-masing

variabel dapat diandalkan. Data hasil uji reliabilitas instrument dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.12

Pengujian Reliabilitas Instrumen

Indikator

Sudah

Berpartisipasi

Harga

Alpha

Harga

r tabel

Indikator

Belum

Berpartisipasi

Harga

Alpha

Harga

r tabel

Keputusan

Alpha > r tabel =

reliabel

Hasil (Outcome) 0,760 0,444 Hasil (Outcome) 0,756 0,361 Reliabel

Manfaat (Benefit) 0,769 0,444 Manfaat (Benefit) 0,779 0,361 Reliabel

Dampak (Impact) 0,763 0,444 Dampak (Impact) 0,729 0,361 Reliabel

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Page 67: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Lokasi

A. Gambaran Umum Kabupaten Magetan

Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat

Proponsi Jawa Timur dan berada pada ketinggian antara 60 sampai dengan

1.660 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Magetan merupakan

kabupaten terkecil kedua se-Jawa Timur setelah Kabupaten Sidoarjo dengan

luas wilayah 688,85 km2 atau 1,48 persen dari total luas wilayah Jawa Timur.

Letak geografis Kabupaten Magetan terletak di antara 7o 38' 30" Lintang

Selatan dan 111o 20' 30" Bujur Timur, dengan suhu udara berkisar antara 16-

20o

C di daerah pegunungan dan 22-26o C di daerah dataran rendah. Batas

wilayah Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Ngawi

b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Madiun

c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo dan

Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)

d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar

(Jawa Tengah)

Page 68: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 4.1

Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Magetan

No. Kecamatan Luas Wilayah (Km2)

1 Poncol 51.31

2 Parang 71.64

3 Lembeyan 54.85

4 Takeran 25.46

5 Kawedanan 39.45

6 Magetan 23.49

7 Plaosan 75.54

8 Panekan 56.29

9 Sukomoro 33.06

10 Bendo 42.90

11 Maospati 25.26

12 Karangrejo 15.15

13 Barat 22.71

14 Kartoharjo 25.03

15 Karas 35.29

16 Ngariboyo 39.13

17 Nguntoronadi 16.72

18 Sidorejo 35.57

Jumlah 688.85

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan

Sebelum adanya pemekaran wilayah, jumlah kecamatan di Kabupaten

Magetan sebanyak 13 kecamatan. Sejak diberlakukannya otonomi daerah

tahun 2001, jumlah kecamatan di Magetan terus mengalami pemekaran.

Sampai tahun 2009 jumlah kecamatan di Magetan sebanyak 18 kecamatan

dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 208 desa dan 27 kelurahan, 1.048

Rukun Warga, 4.653 Rukun Tetangga.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di

Kabupaten Magetan tahun 2009 adalah 692.749 jiwa. Rata-rata kepadatan

penduduk Kabupaten Magetan sebesar 1.006 jiwa setiap kilometer persegi,

dimana kecamatan terpadat ialah kecamatan Magetan yaitu sebesar 2.239 jiwa

Page 69: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

per kilometer persegi. Data mengenai jumlah penduduk masing-masing

kecamatan di Kabupaten Magetan dan tingkat kepadatannya dapat dilihat pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.2

Kondisi Demografis Kabupaten Magetan Berdasarkan Jumlah Penduduk

dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Tahun 2009

No. Kecamatan Jumlah

Penduduk

Kepadatan

Penduduk (per Km2)

1 Poncol 29.986 584

2 Parang 45.990 642

3 Lembeyan 41.251 752

4 Takeran 39.148 1.538

5 Kawedanan 46.159 1.170

6 Magetan 47.937 2.239

7 Plaosan 53.301 806

8 Panekan 55.924 871

9 Sukomoro 34.648 1.048

10 Bendo 40.904 953

11 Maospati 46.761 1.851

12 Karangrejo 26.390 1.742

13 Barat 33.014 1.453

14 Kartoharjo 26.839 1.072

15 Karas 32.305 916

16 Ngariboyo 40.163 1.026

17 Nguntoronadi 23.748 1.421

18 Sidorejo 28.281 722

Jumlah 692.749 1.006

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan

B. Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan terletak di pusat Kabupaten

Magetan yang beralamatkan di Jalan Karya Dharma No. 178 Magetan.

Page 70: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2008 tentang tugas

pokok dan fungsi, Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Pendidikan

Kabupaten Magetan mempunyai visi yaitu "Terwujudnya masyarakat

Magetan yang Berimtaq, Berbudi Pekerti Luhur, Cerdas, Terampil dan

Kompetitif". Penjabaran visi Dinas Pendidikan adalah sebagai berikut :

a. Masyarakat Magetan yang berimtaq merupakan perwujudan

masyarakat yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi

kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan segala rukun dan

ajaran agama yang dianutnya

b. Berbudi pekerti luhur merupakan perwujudan masyarakat yang

memiliki nilai-nilai etika, estetika yang selalu berpedoman pada nilai-

nilai luhur Pancasila sebagai ciri khas dan jati diri bangsa Indonesia

dengan mengembangkan nilai sopan santun, hormat menghormati,

gotong royong, kerukunan dan sikap tepo saliro dalam kehidupan

sehari-hari

c. Cerdas sebagai perwujudan bahwa masyarakat Magetan harus

memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi meliputi kecerdasan IQ

(Intelegensi Question), EQ (Emotional Question) dan SQ (Spiritual

Question) sehingga dalam kehidupan sehari-hari bisa befikir secara

logis, responsif terhadap situasi yang dihadapi, pintar dalam

memamahami persoalan tepat dalam bertindak, bijak dalam

Page 71: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

mengambil keputusan mampu mengembangkan dan mengendalikan

tingkat emosional serta menjunjung tinggi nilai spiritual

d. Terampil diartikan bahwa masyarakat Magetan memiliki ketrampilan

yang dikembangkan dari potensi dari masing masing individu untuk

mendapatkan atau menciptakan mata pencaharian yang bisa

mendapatkan hasil untuk menopang segala kebutuhan hidup

e. Kompetitif dimaksudkan agar masyarakat Magetan mampu

menguasahi IPTEK serta mampu bersaing dalam era global.

Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan :

a. Mewujudkan peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan sesuai

dengan nilai – nilai keagamaan

b. Mewujudkan peningkatan pelaksanaan pendidikan yang beorientasi

pada pembentukan akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur

c. Mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di semua jenjang

pendidikan

d. Mewujudkan peningkatan ketrampilan yang mengarah pada kecakapan

hidup (life skill)

e. Mewujudkan pendidikan yang berbasis keahlihan dan keunggulan

serta kompetitif

Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten Magetan berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan

tersebut antara lain :

Page 72: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

a. Tujuan : meningkatkan pelaksanaan pendidikan agama di semua

jenjang pendidikan

Sasaran :

− Meningkatnya kualitas iman dan taqwa peserta didik disemua

jenjang pendidikan

− Meningkatnya ketahanan moral dan mental religi peserta didik

− Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam semua aspek

kehidupan

b. Tujuan : meningkatkan pendidikan karakter/etika, estetika, akhlak

mulia dan budi pekerti luhur

Sasaran :

− Meningkatnya moralitas peserta didik berdasarkan asas Pancasila

− Meningkatnya tata krama dan sopan santun dalam pergaulan sehari

hari

c. Tujuan : meningkatkan daya serap ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam rangka peningkatan mutu pendidikan

Sasaran :

− Meningkatnya kualitas sumber daya pendidik dan tenaga

kependidikan

− Meningkatnya kualitas kegiatan belajar mengajar

− Meningkatnya pelaksanaan manajemen sekolah

− Meningkatnya pelaksanaan wajib belajar 9 tahun

− Meningkatnya pelaksanaan wajar 12 tahun

Page 73: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

− Terpenuhinya sarana prasarana pendidikan

− Meningkatnya peran serta masyarakat

d. Tujuan : meningkatkan tingkat ketrampilan yang mengarah pada

kecakapan hidup

Sasaran :

Meningkatnya mutu lulusan yang berbasis keahlihan atau ketrampilan

Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan yang mencetak tenaga

terampil

e. Meningkatkan daya saing lulusan guna menyongsong era globalisasi.

Guna mendukung tercapainya visi, misi, dan tujuan yang

diinginkan maka Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan menempuh

beberapa kebijakan, diantaranya adalah : a) Pemerataan dan perluasan

akses untuk mendapat pendidikan, b) Peningkatan mutu relevansi dan daya

saing pendidikan, c) Tata kelola dan pencitraan publik, d) Pemenuhan

sarana prasarana, e) Pelaksanaan EFA (Education for All).

Sedangkan program kegiatan strategis untuk pembangunan

pendidikan, diantaranya :

a. Pengembangan PAUD.

b. Wajib Belajar 9 Tahun.

c. Pelaksanaan Wajar 12 Tahun.

d. Penambahan jumlah guru.

e. Pendidikan Layanan Khusus (SLB dan Program Akselerasi).

f. Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan

Page 74: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

g. Peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan

h. Penguatan kelembagaan (manajemen pelayanan pendidikan).

2. Susunan Organisasi

Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dipimpin oleh seorang

Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati Magetan melalui Sekretaris Daerah

Kabupaten Magetan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun

2008 tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten

Magetan maka susunan organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

terdiri dari :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, membawahkan :

a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

3. Bidang Pendidikan TK/SD, membawahkan :

a. Seksi Kurikulum

b. Seksi Sarpras

c. Seksi Pengelolaan Sekolah

4. Bidang Pendidikan Menengah, membawahkan :

a. Seksi Pengembangan Pendidikan dan Kesiswaan

b. Seksi Sarpras

Page 75: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

c. Seksi Pengelolaan Sekolah

5. Bidang Pendidikan non Formal dan Informal, membawahkan :

a. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

b. Seksi Pendidikan Kesetaraan

c. Seksi Pendidikan Masyarakat

6. Bidang Ketenagaan, membawahkan :

a. Seksi Ketenagaan Pendidikan TK/SD

b. Seksi Ketenagaan Pendidikan Menengah dan PLS

c. Seksi Pengembangan

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk lebih jelasnya mengenai susunan organisasi Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan, berikut ini akan disajikan dalam bentuk

bagan struktur oganisasi :

Page 76: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Page 77: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

3. Sumber Daya Manusia

Untuk menjalankan setiap kebijakan/program/kegiatan yang

dimiliki, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan didukung dengan

Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup memadai yang tersusun secara

rapi dalam susunan kepegawaian Dinas Penididikan Kabupaten Magetan.

Dalam menjalankan program PAUD baik formal maupun non formal

merupakan tanggung jawab dari Bidang TK/SD dan bidang Pendidikan

Non Formal dan Informal (PNFI) yaitu sebagai berikut :

1. Pegawai Negeri Sipil

Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di lingkungan Dinas Pendidikan

Kabupaten Magetan tahun 2011 yang menangani PAUD sebanyak 18

orang yang terdiri dari 13 orang pegawai laki-laki dan 5 pegawai

perempuan.

2. Tenaga Honorer

Tenaga honorer yang bekerja di bidang TK/SD dan PNFI di Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan tercatat sebanyak 2 orang yang terdiri

dari 1 orang pegawai laki-laki dan 1 orang pegawai perempuan.

Berikut ini tabel Pegawai Dinas Pendidikan Bidang TK/SD dan

Bidang PNFI berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, golongan,

dan jenis kepegawaian dapat dilihat dalam tabel berikut :

Page 78: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 4.3

Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI

Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Pegawai

1. Laki-Laki 14 orang

2. Perempuan 6 orang

Total 20 orang

Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Dari tabel diatas diketahui pegawai Dinas Pendidikan berdasarkan

jenis kelaminnya, sebagian besar pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten

Magetan adalah laki-laki yaitu sebanyak 53 orang, sedangkan pegawai

perempuan sebanyak 21 orang dari total pegawai sebanyak 74 orang.

Tabel 4.4

Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI

Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. S2 3 2 5

2. S1 7 2 9

3. D3 2 - 2

4. SMA 2 2 4

Jumlah 14 6 20

Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Pegawai Dinas

Pendidikan di Bidang TK/SD dan Bidang PNFI didominasi oleh pegawai

dengan tingkat pendidikan S1 yaitu sebanyak 7 orang laki-laki dari total

pegawai laki-laki sebanyak 14 orang dan 2 pegawai perempuan dari total 6

pegawai perempuan. Sedangkan sisanya adalah pegawai dengan tingkat

pendidikan SMA sebanyak 2 laki-laki dan 2 perempuan, D3 sebanyak 2

laki-laki, S2 sebanyak 3 laki-laki dan 2 perempuan.

Page 79: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 4.5

Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI

Menurut Golongan

No Golongan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. Golongan IV 2 2 4

2. Golongan III 7 2 9

3. Golongan II 4 1 5

4. Golongan I - - -

5. Honorer 1 1 2

Jumlah 14 6 20

Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Dari tabel diatas dapat diketahui pegawai yang bekerja di Bidang

TK/SD dan Bidang PNFI tidak ada masih golongan I. Golongan II ada 4

orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Golongan III ada 7 pegawai laki-

laki dan 2 pegawai perempuan sehingga mendominasi formasi jumlah

Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI. Dan pegawai dengan golongan

IV berjumlah 2 orang pegawai laki-laki dan 2 orang pegawai perempuan.

Tabel 4.6

Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI

Menurut Jenis Kepegawaian

No Jenis Kepegawaian Laki-Laki Perempuan

1. PNS 13 5

3. Honorer 1 1

Jumlah 14 6

Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Berdasarkan tabel diatas diketahui pegawai Bidang TK/SD dan

Bidang PNFI berdasarkan jenis kepegawaian didominasi oleh PNS yang

terdiri dari 13 pegawai laki-laki dan 5 pegawai perempuan. Sedangkan

tenaga honorer hanya berjumlah 1 orang pegawai laki-laki dan 1 orang

Page 80: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pegawai perempuan.

4. Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan tugas Dinas Pendidikan Kabupaten

Magetan meliputi :

1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang pembentukan

Daerah-Daerah Kabupaten di lingkungan proponsi Jawa Timur.

2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian.

3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional.

4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan.

5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah.

6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

7) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin

Pegawai Negeri Sipil.

8) Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang

Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.

9) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri

Sipil.

Page 81: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

10) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah

Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.

11) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah.

12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.

13) Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 4 Tahun 2008

tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten

Magetan.

C. Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini, responden yang diambil sebanyak 100 responden

dengan perincian 27 responden merupakan orang tua yang sudah

berpartisipasi dalam PAUD dan 73 responden merupakan orang tua yang

belum berpartisipasi dalam PAUD. Berikut adalah gambaran karakteristik

responden orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD menurut jenis

kelamin, usia responden, tingkat pendidikan, dan usia anak responden.

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 5 orang 18,52 %

Perempuan 22 orang 81,48 %

Total 27 orang 100 %

Sumber : diolah dari data hasil penelitian

Page 82: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Hasil dari pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin pada

tabel di atas menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak

berjenis kelamin perempuan daripada responden yang berjenis kelamin laki-

laki. Dari 27 responden orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD,

sebanyak 22 orang atau 81,48% adalah perempuan dan sebanyak 5 orang atau

18,52% adalah laki-laki.

Tabel 4.8

Karakteristik Responden Menurut Usia

Usia Jumlah Prosentase

< 30 tahun 7 orang 25,93 %

30 – 40 tahun 16 orang 59,26 %

> 40 tahun 4 orang 14,81 %

Total 27 orang 100 %

Sumber : diolah dari data hasil penelitian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dalam penelitian ini berusia antara 31

− 40 tahun, yaitu sebanyak 16 orang atau 59,26% dari jumlah seluruh

responden.

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase

Perguruan Tinggi 9 orang 33,33 %

SMA 15 orang 55,56 %

SMP 1 orang 3,70 %

SD 2 orang 7,41 %

Total 27 orang 100 %

Sumber : diolah dari data hasil penelitian

Dari pengelompokan responden berdasarkan kelompok tingkat

pendidikan pada tabel di atas menunjukan bahwa responden yang sudah

Page 83: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

berpartisipasi dalam PAUD lebih banyak yang berpendidikan SMA. Dari 27

responden, 55,56% atau sebanyak 15 responden adalah berpendidikan SMA.

Sedangkan responden yang paling sedikit adalah yang berpendidikan SMP,

yaitu hanya 1 orang atau hanya sebesar 3,70%.

Tabel 4.10

Karakteristik Usia Anak Responden

Usia Anak Jumlah Prosentase

1 − 2 tahun 1 orang 3,70 %

3 – 4 tahun 8 orang 29,63 %

5 – 6 tahun 18 orang 66,67 %

Total 27 orang 100 %

Sumber : diolah dari data hasil penelitian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini mempunyai anak berusia antara 5-6 tahun, yaitu sebanyak

18 orang atau 66,67% dari jumlah responden.

Data di atas adalah karakteristik responden orang tua yang sudah

berpartisipasi dalam PAUD, karakteristik responden yang anaknya belum

berpartisipasi dalam PAUD juga diklasifikasikan menurut jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, dan usia anak responden.

Tabel 4.11

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 18 orang 24,66 %

Perempuan 55 orang 75,34 %

Total 73 orang 100 %

Sumber : diolah dari data hasil penelitian

Hasil dari pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin pada

tabel di atas menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak

Page 84: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

berjenis kelamin perempuan daripada responden yang berjenis kelamin laki-

laki. Dari 73 responden orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD,

sebanyak 55 orang atau 75,34% adalah perempuan dan sebanyak 18 orang

atau 24,66% adalah laki-laki.

Tabel 4.12

Karakteristik Responden Menurut Usia

Usia Jumlah Prosentase

< 30 tahun 22 orang 30,14 %

30 – 40 tahun 47 orang 64,38 %

> 40 tahun 4 orang 5,48 %

Total 73 orang 100 %

Sumber : diolah dari data hasil penelitian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang belum berpartisipasi dalam PAUD di dalam penelitian ini berusia

antara 30 − 40 tahun, yaitu sebanyak 47 orang atau 64,38% dari jumlah

seluruh responden.

Tabel 4.13

Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Prosentase

Perguruan Tinggi 13 orang 17,81 %

SMA 43 orang 58,90 %

SMP 14 orang 19,18 %

SD 3 orang 4,11 %

Total 73 orang 100 %

Sumber : diolah dari data hasil penelitian

Dari pengelompokan responden berdasarkan kelompok tingkat

pendidikan pada tabel di atas menunjukan bahwa responden yang belum

berpartisipasi dalam PAUD lebih banyak yang berpendidikan SMA. Dari 73

responden, 58,90% atau sebanyak 43 responden adalah berpendidikan SMA.

Page 85: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Sedangkan responden yang paling sedikit adalah yang berpendidikan SD,

yaitu hanya 3 orang dari 73 responden atau hanya sebesar 4,11%.

Tabel 4.14

Karakteristik Usia Anak Responden

Usia Anak Jumlah Prosentase

1 − 2 tahun 26 orang 35,62 %

3 – 4 tahun 31 orang 42,46 %

5 – 6 tahun 16 orang 21,92 %

Total 73 orang 100 %

Sumber : diolah dari data hasil penelitian

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

yang belum berpartisipasi dalam PAUD di dalam penelitian ini

mempunyai anak berusia antara 3 − 4 tahun, yaitu sebanyak 31 orang atau

42,46% dari jumlah responden seluruhnya.

D. Hasil Penelitian

1. Masukan (input)

Masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka

menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia (SDM), dana.

Sumber daya manusia dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD

merupakan pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Bidang PNFI

dan Bidang TK/SD. Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Bidang PNFI dan Bidang TK/SD adalah bidang yang menangani program

PAUD baik secara formal maupun non formal. Seperti telah dikemukakan

pada bagian sebelumnya, jumlah SDM yang menangani PAUD di Dinas

Page 86: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Pendidikan berjumlah 20 orang. Keduapuluh pegawai ini bekerja sama dan

bertanggung jawab dalam penyelenggaraan PAUD termasuk dalam

peningkatan tingkat partisipasi PAUD di Kabupaten Magetan.

Selain sumber daya manusia, masukan (input) dalam peningkatan

tingkat partisipasi PAUD yang tidak kalah penting adalah dana. Sumber

dana yang digunakan dalam pembangunan pendidikan menurut Undang-

Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 31 ayat (4) adalah 20% dari

APBN dan APBD. Dana yang diperoleh Dinas Pendidikan dalam

menjalankan tugas dan fungsinya termasuk dalam peningkatan tingkat

partisipasi PAUD sebagian berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD). Jumlah dana yang dialokasikan untuk program PAUD

yang berasal dari APBD adalah sebagai berikut:

Tabel 4.15

Jumlah Dana PAUD dari APBD Tahun 2010

No Jenis Jumlah Anggaran

1. PAUD Formal Rp. 50.000.000,00

2. PAUD Non Formal Rp. 412.000.000,00

Total Rp. 452.000.000,00

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah dana yang

dialokasikan untuk program PAUD yang berasal dari APBD adalah

Rp.452.000.000,00 dengan rincian Rp.50.000.000,00 untuk PAUD formal

dan Rp.412.000.000,00 untuk PAUD non formal. Anggaran yang

disediakan untuk PAUD tidak berasal dari APBD saja tetapi juga

diperoleh dari APBN, donasi yayasan, iuran orang tua/masyarakat, dan

Page 87: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

lain-lain. Seperti diungkapkan oleh Kepala PNFI Drs. Marjono, M.Pd

yang menyatakan bahwa:

“Dana untuk PAUD selain berasal dari dana APBN dan APBD

juga didapat dari donasi yayasan, bantuan pemerintah, iuran orang

tua peserta didik dan juga masyarakat. Dana tersebut digunakan

untuk biaya operasional, gaji guru, rintisan PAUD, sosialisasi

PAUD, penyediaan APE (Alat Permainan Edukatif), dan

kebutuhan lainnya. Dana yang diberikan kepada setiap lembaga

PAUD jumlahnya tidak sama antara PAUD satu dengan yang

lainnya. Tapi maaf saya tidak bisa menyebutkan berapa jumlah

untuk masing-masing lembaga”

Dari hasil wawancara diketahui bahwa jumlah dana untuk kegiatan

pembangunan pendidikan usia dini di Kabupaten Magetan digunakan

untuk mengembangkan PAUD yang diantaranya digunakan untuk biaya

operasional, gaji guru, rintisan PAUD, sosialisasi PAUD, penyediaan APE

(Alat Permainan Edukatif), dan pemenuhan kebutuhan lainnya. Anggaran

ini menunjukkan jumlah yang sama dari tahun sebelumnya.

2. Keluaran (output)

Keluaran (outputs) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik

dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan

dan program berdasarkan masukan yang digunakan. Salah satu keluaran

(output) dari kinerja dinas pendidikan dalam peningkatan tingkat

partisipasi PAUD adalah sudah terlaksananya sosialisasi tentang PAUD

kepada masyarakat. Seperti diungkapkan oleh Ibu Anik selaku Kepala

Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan yang menyatakan

bahwa:

Page 88: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

“Dinas Pendidikan sudah melakukan sosialisasi tentang PAUD

kepada masyarakat. Sosialisasi dilaksanakan salah satunya dengan

cara seminar dan cara lainnya dilakukan secara incidental saja

melalui kegiatan arisan, kegiatan dasawisma, melalui pendidik

PAUD untuk mengajak ikut serta dalam PAUD dan bekerjasama

dengan ibu-ibu PKK untuk mensosialisaikan PAUD pada saat

kegiatan posyandu”

Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa Dinas

Pendidikan telah melakukan sosialisasi melalui berbagai media seperti

seminar, kegiatan arisan, kegiatan dasawisma, dan bekerjasama dengan

ibu-ibu PKK untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat

akan pentingnya PAUD agar nantinya tingkat partisipasi PAUD

meningkat.

Selain itu, keluaran (output) dari peningkatan tingkat partisipasi

PAUD adalah tersedianya lembaga-lembaga pendidikan yang memberikan

pelayanan PAUD. Jumlah lembaga PAUD di Kabupaten Magetan pada

tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.16

Jumlah Lembaga PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2009 − 2010

No. Jenis Lembaga Jumlah Lembaga

2009 2010

1. Taman Kanak-Kanak 393 393

2. Raudatul Athfal (RA) 55 55

3. Tempat Penitipan Anak (TPA) 5 8

4. Kelompok Bermain (KB) 115 123

5. Satuan PAUD Sejenis (SPS) 60 65

Total 628 644

Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Pada saat ini sudah tersedia lembaga pendidikan yang memberikan

pelayanan PAUD di Kabupaten Magetan. Menurut data pada tabel 4.16

diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 terdapat 628 lembaga

Page 89: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

PAUD (448 lembaga PAUD formal dan 180 lembaga PAUD non formal).

Sedangkan pada tahun 2010 sudah terdapat 644 lembaga PAUD (448

lembaga PAUD formal dan 196 lembaga PAUD non formal) yang tersebar

di seluruh kecamatan di Kabupaten Magetan. Dari data tersebut, dapat

diketahui bahwa jumlah lembaga PAUD khususnya non formal di

Kabupaten Magetan mengalami peningkatan sebesar 16 lembaga dari

tahun 2009 sebanyak 180 lembaga menjadi 196 lembaga pada tahun 2010.

Peningkatan jumlah lembaga PAUD khususnya PAUD non formal

merupakan wujud dari kepedulian masyarakat akan pentingnya PAUD

sehingga mereka mendirikan lembaga PAUD di tempat mereka tinggal.

Menurut hasil wawancara dengan Ibu Anik selaku Kasi PAUD:

“Jumlah PAUD non formal mengalami peningkatan dari tahun ke

tahun, masyarakat/individu berkemauan untuk mendirikan lembaga

PAUD sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan untuk anak

usia dini. Masyarakat berinisiatif menyediakan tempat dan fasilitas

secara gotong royong maupun individu setelah mengetahui

pentingnya PAUD dari sosialisasi. Bahkan secara pribadi datang ke

dinas untuk memohon ijin mendirikan PAUD”

Dari hasil wawancara diatas, masyarakat sadar akan pentingnya

PAUD setelah mendapat sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan petugas

sudah dilaksanakan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2009. Pendirian

lembaga PAUD non formal sebagian besar direalisir oleh

warga/masyarakat yang peduli akan pendidikan untuk anak usia dini

secara kelompok, bahkan ada juga yang direalisir oleh individu. Mereka

mengajukan permohonan ijin pendirian lembaga PAUD langsung ke dinas

pendidikan atupun UPTD dinas pendidikan. Dengan demikian, walaupun

Page 90: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

jumlah anggaran PAUD besarnya sama seperti tahun sebelumnya tetapi

jumlah lembaga PAUD mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Dengan adanya sosialisasi yang dilaksanakan pada tahun 2009 membuat

tumbuhnya kesadaran dari warga masyarakat dan individu untuk

mendirikan lembaga PAUD. Hal ini akhirnya menyebabkan jumlah

lembaga PAUD khususnya PAUD non formal meningkat dari tahun 2009

sebesar 180 lembaga menjadi 196 lembaga pada tahun 2010.

Keluaran dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD selanjutnya

adalah tersedianya tenaga pendidik/guru PAUD. Berikut ini adalah jumlah

guru/tenaga pendidik PAUD yang ada di Kabupaten Magetan pada tahun

2009-2010:

Tabel 4.17

Jumlah Pendidik PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2009 − 2010

No. Jenis Lembaga Jumlah Pendidik

2009 2010

1 Taman Kanak-Kanak (TK) 459 736

2 Raudatul Atfal (RA) 124 124

3 Tempat Penitipan Anak (TPA) 16 23

4 Kelompok Bermain (KB) 292 308

5 Satuan Paud Sejenis (SPS) 148 148

Jumlah 1.039 1.339

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Pada saat ini sudah tersedia tenaga pendidik PAUD di Kabupaten

Magetan. Menurut data pada tabel 4.17 diatas, dapat diketahui bahwa pada

tahun 2009 jumlah tenaga pendidik PAUD adalah 1.039 tenaga pendidik

(583 pendidik PAUD formal dan 456 pendidik PAUD non formal).

Sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1.339 tenaga pendidik

PAUD (860 pendidik PAUD formal dan 479 pendidik PAUD non formal)

Page 91: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Magetan. Dari data

tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah tenaga pendidik PAUD di

Kabupaten Magetan mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu 1.039

tenaga pendidik menjadi 1.339 tenaga pendidik pada tahun 2010.

Menurut hasil wawancara diperoleh data bahwa Dinas Pendidikan

terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga pendidik PAUD agar

mencukupi kebutuhan. Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa

peningkatan jumlah tenaga pendidik merupakan upaya dari Dinas

Pendidikan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan agar anak-anak

usia dini memperoleh pendidikan dengan jumlah pendidik yang cukup.

Dengan jumlah tenaga pendidik yang yang cukup diharapkan seluruh anak

usia dini dapat dilayani dengan maksimal.

3. Hasil (outcome)

Hasil (outcomes) menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu

kegiatan. Hasil dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD salah satunya

adalah meningkatnya tingkat partisipasi PAUD. Tingkat partisipasi PAUD

dapat dihitung dari angka partisipasi kasar yaitu

Rumus :

Keterangan :

𝐸ℎ 𝑡 = jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai usia sedang

sekolah pada jenjang pendidikan h

𝐴𝑃𝐾ℎ = 𝐸ℎ𝑡

𝑃ℎ ,𝑎𝑡 × 100

Page 92: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

𝑃ℎ ,𝑎𝑡 = jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada kelompok usia a

yaitu kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan h

Dengan rumus di atas, kita dapat menghitung APK PAUD pada

tahun tertentu. Pada tahun 2009, jumlah penduduk usia 0-6 tahun adalah

62.255 orang dan jumlah penduduk yang sudah berpartisipasi dalam

PAUD sebesar 14.867 orang. Dengan demikian maka APK PAUD pada

tahun 2009 adalah sebagai berikut:

𝐴𝑃𝐾𝑃𝐴𝑈𝐷 = 𝐸ℎ𝑡

𝑃ℎ ,𝑎𝑡 × 100

=14.867

62.255 × 100

= 23,88

Sedangkan pada tahun 2010, jumlah penduduk usia 0-6 tahun

adalah 61.870 orang dan jumlah penduduk yang sudah berpartisipasi

dalam PAUD sebesar 16.586 orang. Dengan data tersebut maka APK

PAUD pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

𝐴𝑃𝐾𝑃𝐴𝑈𝐷 = 𝐸ℎ𝑡

𝑃ℎ ,𝑎𝑡 × 100

=16.586

61870 × 100

= 26,81

Tingkat partisipasi PAUD telah menunjukkan peningkatan dari

tahun 2009 dan 2010 sebesar 3.07%. Hal tersebut dapat dilihat dari

meningkatnya angka partisipasi PAUD dari tahun 2009 yaitu sebesar

23,88% meningkat menjadi 26,81% pada tahun 2010. Walaupun

Page 93: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

peningkatan tingkat partisipasi belum menunjukkan hasil yang maksimal

tetapi hal ini telah menunjukkan adanya perbaikan dalam tingkat

partisipasi PAUD. Meningkatnya angka partisipasi PAUD merupakan

hasil dari sosialisasi yang dilakukan oleh pegawai dinas baik secara

langsung maupun bekerjasama dengan pihak lain. Dengan adanya

sosialisasi maka pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang PAUD

meningkat yang menyebabkan masyarakat mau mengikutsertakan anak-

anak mereka untuk mengikuti PAUD. Dengan demikian jumlah peserta

didik PAUD meningkat dan angka partisipasi PAUD juga akan mengalami

peningkatan.

Selain itu, dari perolehan data 9 item pernyataan yang disebar

kepada responden, dapat diketahui bagaimana hasil peningkatan partisipasi

PAUD oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan yang dapat dilihat dari

pemahaman masyarakat mengenai PAUD, pentingnya PAUD, dan

lembaga yang menyediakan pelayanan PAUD. Berdasarkan perhitungan

statistik seluruh responden yang sudah berpartisipasi dalam PAUD

(perhitungan dapat dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 45 dan

nilai terendah 9. Apabila dibuat 3 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan

dengan rumus sebagai berikut :

𝑖 = 𝑅

𝐾

Keterangan : i = interval kelas

R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah

K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)

Page 94: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah

sebagai berikut :

𝑖 = 45−9

3

= 12

Dengan i=12 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai

berikut :

tidak memahami = 9 − 20

kurang memahami = 21 − 32

memahami = > 33

Adapun distribusi frekuensi dari indikator hasil untuk orang tua

yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.18

Distribusi Frekuensi Hasil (Outcome)

Untuk Orang Tua yang Sudah Berpartisipasi dalam PAUD

No. Kategori Jumlah Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. Memahami >33 23 85,19 %

2. Kurang Memahami 21 - 32 4 14,81 %

3. Tidak Memahami 9 – 20 - -

Jumlah 27 100 %

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat diperoleh data bahwa

sebanyak 85,19% responden yang telah berpartisipasi menyatakan bahwa

mereka paham dengan pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal tersebut

menandakan bahwa responden mendapatkan hasil dari upaya peningkatan

tingkat partisipasi PAUD. Sebagian besar responden telah memahami

tentang tujuan dan manfaat dari pendidikan anak usia dini, pentingnya

Page 95: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

pendidikan anak usia dini bagi anak, dan lembaga pendidikan yang

memberikan pelayanan pendidikan bagi anak usia dini. Hal tersebut

membuktikan bahwa peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang telah

dilakukan mengena sehingga mereka mau mengikutsertakan anak mereka

untuk berpartisipasi dalam PAUD untuk memaksimalkan perkembangan

otak anak-anak mereka.

PAUD sebagai salah satu sarana pendidikan bagi anak-anak usia 0-

6 tahun tentu memiliki beberapa lembaga yang ditawarkan untuk

mendukung pemberian pelayanan pendidikan kepada anak-anak usia 0-6

tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten

Magetan, lembaga pendidikan PAUD baik formal atau nonformal yang

ada di Kabupaten Magetan diantaranya adalah Taman Kanak-Kanak (TK),

Raudatul Athfal (RA), Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain

(KB), dan Satuan Paud Sejenis (SPS).

Hasil penelitian yang dilakukan kepada orang tua yang belum

berpartisipasi dalam PAUD menunjukkan hasil yang sedikit berbeda pada

indikator hasil (outcome). Dari perolehan data 9 item pernyataan, dapat

diketahui bagaimana hasil peningkatan partisipasi PAUD berupa

pemahaman orang tua mengenai PAUD. Berdasarkan perhitungan statistik

seluruh responden yang belum berpartisipasi dalam PAUD (perhitungan

dapat dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 45 dan nilai terendah

9. Apabila dibuat 3 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus

sebagai berikut :

Page 96: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

𝑖 = 𝑅

𝐾

Keterangan : i = interval kelas

R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah

K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)

Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah

sebagai berikut :

𝑖 = 45−9

3

= 12

Dengan i=12 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai

berikut :

tidak memahami = 9 − 20

kurang memahami = 21 − 32

memahami = > 33

Adapun distribusi frekuensi dari indikator hasil untuk orang tua

yang belum berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.19

Distribusi Frekuensi Hasil (Outcome)

Untuk Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam PAUD

No. Kategori Jumlah Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. Memahami >33 41 orang 56,16 %

2. Kurang Memahami 21 - 32 31 orang 42,47 %

3. Tidak Memahami 9 – 20 1 orang 1,37 %

Jumlah 73 100 %

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Page 97: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa sebanyak 56,16% responden

menyatakan bahwa mereka sudah memahami apa itu PAUD. Angka

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua telah memahami

tentang pendidikan anak usia dini dan pentingnya pendidikan anak usia

dini. Namun ada sekitar 42,47% menyatakan bahwa mereka kurang

memahami. Responden menyatakan bahwa mereka kurang memahami

tentang tujuan dan manfaat PAUD serta lembaga pendidikan yang

memberikan pelayanan PAUD. Sebagian besar responden menyebutkan

lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan PAUD adalah

Kelompok Bermain/Play Group saja dan sebagian responden menganggap

bahwa Taman Kanak-Kanak (TK) bukan lembaga PAUD. Padahal pada

kenyataannya TK merupakan lembaga PAUD pada sector formal dan

hanya sebagian kecil responden yang memahami atau mengetahu tentang

lembaga PAUD seperti TPA, SPS, dan RA. Hal tersebut menunjukkan

bahwa karena belum memahami mengenai PAUD sehingga menjadi

alasan untuk tidak mengikutsertakan anaknya dalam PAUD.

4. Manfaat (benefit)

Dari perolehan data 6 item pernyataan, dapat diketahui bagaimana

manfaat peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang dilakukan oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan. Berdasarkan perhitungan statistik seluruh

responden yang sudah berpartisipasi dalam PAUD (perhitungan dapat

dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 6.

Page 98: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Apabila dibuat 3 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus

sebagai berikut :

𝑖 = 𝑅

𝐾

Keterangan : i = interval kelas

R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah

K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)

Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah

sebagai berikut :

𝑖 = 30−6

3

= 8

Dengan i=8 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai

berikut :

tidak bermanfaat = 6 − 13

kurang bermanfaat = 14 − 21

bermanfaat = > 22

Adapun distribusi frekuensi dari indikator manfaat untuk orang tua

yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 99: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Tabel 4.20

Distribusi Frekuensi Manfaat (Benefit)

Untuk Orang Tua yang Sudah Berpartisipasi dalam PAUD

No. Kategori Jumlah Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. Bermanfaat >22 22 81,48 %

2. Kurang Bermanfaat 14 – 21 5 18,52 %

3. Tidak Bermanfaat 6 – 13 - -

Jumlah 27 100 %

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Dari tabel 4.20 diatas dapat diperoleh data bahwa sebanyak

81,48% responden yang sudah berpartisipasi menyatakan dapat merasakan

manfaat dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD. Hal tersebut

menandakan bahwa responden menganggap manfaat dari peningkatan

tingkat partisipasi PAUD sudah dapat dapat dirasakan secara langsung.

Manfaat yang dapat dirasakan salah satu diantaranya adalah adanya

komunikasi dan informasi yang baik tentang program PAUD kepada

masyarakat.

Hasil penelitian yang dilakukan kepada orang tua yang belum

berpartisipasi dalam PAUD menunjukkan hasil yang berbeda pada

indikator manfaat (benefit). Dari perolehan data 6 item pernyataan, dapat

diketahui bagaimana manfaat peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan. Berdasarkan

perhitungan statistik seluruh responden (perhitungan dapat dilihat dalam

lampiran) didapat nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 6. Apabila dibuat 3

kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

𝑖 = 𝑅

𝐾

Page 100: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Keterangan : i = interval kelas

R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah

K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)

Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah

sebagai berikut :

𝑖 = 30−6

3

= 8

Dengan i=8 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai

berikut :

tidak bermanfaat = 6 − 13

kurang bermanfaat = 14 − 21

bermanfaat = > 22

Adapun distribusi frekuensi dari indikator manfaat untuk orang tua

yang belum berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.21

Distribusi Frekuensi Manfaat (Benefit)

Untuk Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam PAUD

No. Kategori Jumlah Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. Bermanfaat >22 13 17,81 %

2. Kurang Bermanfaat 14 – 21 55 75,34 %

3. Tidak Bermanfaat 6 – 13 5 6,85 %

Jumlah 73 100 %

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Berdasarkan data dari tabel 4.20 diatas dapat dilihat bahwa

sebanyak 75,34% responden orang tua yang belum berpartisipasi dalam

PAUD merasakan bahwa upaya peningkatan tingkat partisipasi PAUD

Page 101: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

masih kurang bermanfaat. Angka tersebut menunjukkan bahwa manfaat

peningkatan tingkat partisipasi PAUD masih belum bisa dirasakan.

Responden menyatakan bahwa mereka masih kesulitan dalam memahami

pendidikan anak usia dini dan mereka masih jarang menemui informasi

mengenai PAUD di tempat mereka tinggal.

Sebagian responden menyatakan masih kurangnya komunikasi dari

dinas/petugas terkait untuk mensosialisasikan secara langsung program

PAUD kepada masyarakat. Sebagian besar responden menyatakan bahwa

mereka memperoleh informasi tentang PAUD dari tetangga atau spanduk

lembaga PAUD saja. Disisi lain masih terbatasnya lembaga PAUD

khususnya PAUD nonformal terutama di wilayah pedesaan menyebabkan

belum terwujudnya salah satu manfaat dari peningkatan tingkat partisipasi

PAUD yaitu terpenuhinya kesempatan bagi seluruh anak-anak usia 0-6

tahun di Kabupaten Magetan untuk berpartisipasi dalam pendidikan pada

usia dini. Sebagian besar anak usia dini masih belum berpartisipasi

mengikuti PAUD. Hal ini menyebabkan peningkatan tingkat partisipasi

PAUD masih belum dapat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar anak

usia dini yaitu sekitar 73,19%.

5. Dampak (impact)

Dari perolehan data 8 item pernyataan, dapat diketahui bagaimana

dampak peningkatan partisipasi PAUD yang dilakukan oleh Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan. Berdasarkan perhitungan statistik seluruh

Page 102: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

responden yang sudah berpartisipasi dalam PAUD (perhitungan dapat

dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 8.

Apabila dibuat 2 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus

sebagai berikut :

𝑖 = 𝑅

𝐾

Keterangan : i = interval kelas

R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah

K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)

Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah

sebagai berikut :

𝑖 = 40−8

2

= 16

Dengan i=16 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai

berikut :

sempit = 8 − 23

luas = 24 − 40

Adapun distribusi frekuensi dari indikator dampak untuk orang tua

yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Page 103: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Tabel 4.22

Distribusi Frekuensi Dampak (Impact)

Untuk Orang Tua yang Sudah Berpartisipasi dalam PAUD

No. Kategori Jumlah Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. Luas >24 23 85,19 %

2. Sempit 8 – 23 4 14,81 %

Jumlah 27 100 %

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Dampak dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD merupakan

pengaruh dari adanya peningkatan tingkat partisipasi dalam ruang lingkup

yang luas dan menyeluruh. Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat diketahui

bahwa sebesar 85,19% responden menyatakan bahwa dalam meningkatkan

tingkat partisipasi PAUD, memiliki dampak yang luas bagi responden.

Dampak dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD antara lain

meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam PAUD,

adanya kemudahan untuk berpartisipasi dalam PAUD, dan meningkatnya

kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Sebagian besar responden

menyatakan bahwa anak-anak usia dini di Magetan harus berpartisipasi

dalam PAUD dan responden juga mengajak orang lain untuk turut

berpartisipasi. Responden juga menyatakan bahwa sarana dan prasarana,

termasuk APE (Alat Pendidikan Edukatif) yang ada di lembaga PAUD

saat ini sudah memadai untuk menunjang proses belajar anak-anak

mereka.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan kepada orang tua yang

belum berpartisipasi dalam PAUD menunjukkan hasil yang sama pada

indikator dampak (impact). Dari perolehan data 5 item pernyataan, dapat

Page 104: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

diketahui bagaimana dampak upaya peningkatan partisipasi PAUD yang

dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan. Berdasarkan

perhitungan statistik seluruh responden (perhitungan dapat dilihat dalam

lampiran) didapat nilai tertinggi 25 dan nilai terendah 5. Apabila dibuat 2

kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

𝑖 = 𝑅

𝐾

Keterangan : i = interval kelas

R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah

K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)

Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah

sebagai berikut :

𝑖 = 25−5

2

= 10

Dengan i=8 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai

berikut :

sempit = 5 − 14

luas = 15 − 25

Adapun distribusi frekuensi dari indikator manfaat untuk orang tua

yang belum berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Page 105: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Tabel 4.23

Distribusi Frekuensi Dampak (Impact)

Untuk Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam PAUD

No. Kategori Jumlah Nilai Frekuensi Persentase (%)

1. Luas >15 65 89,04 %

2. Sempit 5 – 14 8 10,96 %

Jumlah 73 100 %

Sumber data: diolah dari data hasil penelitian

Berdasarkan tabel 4.23 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak

89,04% responden orangtua yang belum berpartisipasi menyatakan bahwa

dalam meningkatkan tingkat partisipasi PAUD ternyata memiliki dampak

yang luas bagi mereka. Hal tersebut menyatakan bahwa upaya peningkatan

tingkat partisipasi PAUD yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan memiliki

pengaruh yang luas. Walaupun ada beberapa responden yang menyatakan

bahwa pendidikan untuk anak usia dini tidak penting untuk diikuti.

Responden juga tertarik untuk mengikutsertakan anaknya untuk

berpartisipasi di lembaga PAUD. Selain itu , responden juga menyatakan

bahwa biaya untuk mengikuti PAUD saat ini cukup murah walaupun ada

sebagian yang menyatakan masih tergolong mahal. Namun demikian

responden masih bersedia akan berpartisipasi mengingat pentingnya

PAUD bagi perkembangan jasmani dan rohani anak-anak mereka.

Dari beberapa hal yan disebutkan diatas dapat memberikan

gambaran jika peningkatan tingkat partisipasi PAUD memiliki pengaruh

yang luas terhadap beberapa aspek kehidupan masyarakat. Khususnya bagi

orang tua yang memiliki anak usia 0-6 tahun di Kabupaten Magetan.

Page 106: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

E. Hambatan-Hambatan dalam Peningkatan Tingkat Partisipasi PAUD

Berdasarkan pada penjelasan tentang kinerja Dinas Pendidikan

Kabupaten Magetan dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD diatas dapat

dikatakan bahwa upaya peningkatan tingkat partisipasi masih belum

maksimal. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa hal diantaranya masih

kurangnya pengetahuan/pemahaman masyarakat tentang PAUD, kurang

meratanya persebaran lembaga PAUD non formal terutama di wilayah

pedesaan, serta masih terbatasnya jumlah pendidik PAUD. Dengan adanya

beberapa permasalahan tersebut menunjukkan bahwa Dinas Pendidikan masih

menemui hambatan – hambatan dalam melakukan upaya peningkatan tingkat

partisipasi PAUD.

Dalam meningkatkan partisipasi PAUD, Dinas Pendidikan Kabupaten

Magetan memiliki beberapa hambatan diantaranya adalah :

1. Masih terbatasnya jumlah lembaga PAUD non formal di wilayah

pedesaan

Kondisi pada saat ini menunjukkan bahwa belum setiap

desa/kelurahan di Kabupaten Magetan terdapat lembaga PAUD

(khususnya PAUD Non Formal). Persebaran lembaga PAUD saat ini

belum menjangkau seluruh wilayah terlebih di wilayah pedesaan. Hal

tentang persebaran lembaga PAUD di setiap kecamatan di Kabupaten

Magetan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 107: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 4. 24

Jumlah Lembaga PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2010

No. Nama

Kecamatan

Jumlah

Desa/Kelurahan

Jumlah Lembaga

TK RA TPA KB SPS

1 Poncol 8 18 3 - 5 3

2 Parang 13 24 6 - 6 4

3 Lembeyan 10 24 4 1 7 3

4 Takeran 12 21 5 4 11 6

5 Kawedanan 21 27 - 1 7 5

6 Magetan 14 30 2 2 9 6

7 Plaosan 15 33 7 - 10 2

8 Panekan 17 33 5 - 3 3

9 Sukomoro 14 19 - - 6 2

10 Bendo 16 25 3 - 4 3

11 Maospati 14 23 - - 15 4

12 Karangrejo 13 16 - - 3 1

13 Barat 14 17 1 - 10 5

14 Kartoharjo 12 14 4 - 7 5

15 Karas 11 20 8 - 5 2

16 Ngariboyo 12 23 3 - 11 1

17 Nguntoronadi 9 9 2 - 2 6

18 Sidorejo 10 17 2 - 2 4

Jumlah 235 393 55 8 123 65

Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan

Persebaran lembaga PAUD pada saat ini masih belum merata

terutama di wilayah pedesaan. Jumlah seluruh desa dan kelurahan di

Kabupaten Magetan adalah sebanyak 235. Persebaran PAUD formal (TK

dan RA) sudah merata karena sudah terdapat di setiap desa/kelurahan,

bahkan dalam satu desa terdapat lebih dari satu lembaga PAUD formal.

Sedangkan persebaran PAUD non formal (TPA, KB dan SPS) belum

merata karena belum semua desa/kelurahan ditemukan lembaga PAUD

non formal. Bahkan dalam satu kecamatan hanya terdapat beberapa

lembaga saja. Persebaran lembaga PAUD non formal sebagian besar

Page 108: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

menjangkau daerah perkotaan, sedangkan daerah pedesaan terutama desa

yang jauh dari kota belum terdapat lembaga PAUD non formal. Misalnya

saja di Kecamatan Karangrejo yang terdiri dari 13 desa/kelurahan hanya

terdapat 4 lembaga PAUD non formal saja, sedangkan di Kecamatan

Maospati dari 14 desa/kelurahan sudah terdapat 19 lembaga PAUD non

formal. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat partisipasi PAUD di

wilayah desa dan kota. Padahal setidaknya setiap desa terdapat satu

lembaga PAUD non formal yang dapat melayani pendidikan anak-anak

berusia dini di pedesaan agar peningkatan tingkat partisipasi PAUD dapat

berhasil secara merata. Selain hal tersebut, masih terbatasnya jumlah

lembaga PAUD terutama di daerah pedesaan akan mempengaruhi

peningkatan tingkat partisipasi PAUD di Kabupaten Magetan.

2. Masih terbatasnya jumlah tenaga pendidik PAUD

Data mengenai jumlah tenaga pendidik PAUD dapat dilihat pada

table 4.17. dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tenaga

pendidik PAUD adalah 1.339 pendidik dan jumlah tersebut masih terbatas

mengingat jumlah anak usia 0 sampai 6 tahun di Kabupaten Magetan

berjumlah 61.780 anak. Dengan kata lain angka tersebut menunjukkan

perbandingan 1 ∶ 50, dimana seorang pendidik harus menangani 50

peserta didik. Untuk memaksimalkan kinerjanya dalam peningkatan

partisipasi PAUD, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan perlu

menambah jumlah tenaga pendidik PAUD sesuai kebutuhan.

Page 109: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

F. Keterbatasan Penelitian

Agar mendapatkan hasil yang seobyektif mungkin, penelitian ini sudah

dilakukan sesuai dengan prosedur dan standar penelitian secara ilmiah.

Meskipun demikian, untuk dapat memperoleh hasil sebagaimana yang

diharapkan ternyata tidaklah mudah. Banyak kendala yang ditemui, sehingga

penelitian ini memiliki berbagai kekurangan dan keterbatasan. Keterbatasan-

keterbatasan tersebut antara lain :

1. Data yang diperoleh dari pengakuan responden, sehingga respons yang

diberikan tidak langsung dikontrol dalam penelitian ini. Oleh karena itu,

jawaban yang diberikan mungkin saja dapat tidak sesuai dengan kondisi

subjektif.

2. Populasi yang terpaksa terbatas pada beberapa kelompok yang diambil

secara area sampling dari seluruh orang tua yang memiliki anak berusia 0-

6 tahun di Kabupaten Magetan, mungkin mengakibatkan pula jawaban

responden yang cenderung homogen, kurang variatif dan kurang mewakili

orang tua yang memiliki anak berusia 0-6 tahun di Kabupaten Magetan

secara keseluruhan.

Page 110: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan mengenai Kinerja

Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam Peningkatan Tingkat Partisipasi

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam Peningkatan Tingkat

Partisipasi PAUD dapat dilihat dari capaian indikator yang digunakan oleh

peneliti, antara lain :

a. Indikator Input (Masukan)

Masukan dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD berupa dana

PAUD dan sumber daya manusia (SDM) yaitu pegawai Dinas

Pendidikan Kabupaten Magetan yang menangani PAUD berjumlah 20

orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan PAUD dan

mensosialisasikan kepada masyarakat.

b. Indikator Output (Keluaran)

Keluaran dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD berdasarkan

masukan adalah sudah terlaksananya sosialisasi kepada masyarakat.

Selanjutnya, meningkatnya jumlah lembaga PAUD sebesar 16

lembaga yaitu dari tahun 2009 sebesar 628 lembaga menjadi 644

lembaga pada tahun 2010 yang disebabkan oleh pendirian PAUD non

formal yang direalisir oleh warga mayarakat dan individu yang sadar

Page 111: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

akan pentingnya PAUD. Selain itu juga meningkatnya jumlah tenaga

pendidik PAUD sebesar 200 pendidik yaitu dari tahun 2009 sebanyak

1.039 pendidik menjadi 1.339 pendidik pada tahun 2010. Peningkatan

jumlah tenaga pendidik merupakan upaya dari Dinas Pendidikan untuk

meningkatkan pelayanan pendidikan agar anak-anak usia dini

memperoleh pendidikan dengan jumlah pendidik yang cukup.

c. Indikator Outcome (Hasil)

Hasil dari peningkatan partisipasi PAUD adalah meningkatnya angka

partisipasi PAUD sebesar 3,07%, yaitu pada tahun 2009 sebesar

23,88% menjadi 26,81% pada pada tahun 2010. Peningkatan angka

partisipasi orang tua ini merupakan hasil dari sosialisai program

PAUD kepada mayarakat yang menyebabkan mereka

mengikutsertakan anak mereka ke PAUD. Selain itu, hasil penelitian

yang dilakukan pada orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD

menunjukkan bahwa sebanyak 85,19% responden sudah memahami

tentang pendidikan anak usia dini. Sementara hasil yang ditunjukkan

oleh orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD menunjukkan

sebanyak 56,16% responden sudah memahami PAUD dan sekitar

42,47% menyatakan bahwa mereka kurang memahami PAUD.

d. Indikator Benefit (Manfaat)

Hasil penelitian pada orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD

menunjukkan bahwa sebanyak 81,48% responden sudah dapat

merasakan manfaat dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD.

Page 112: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Sementara itu penelitian pada responden orang tua yang belum

berpartisipasi menunjukkan sebanyak 75,34% responden menyatakan

peningkatan tingkat partisipasi PAUD kurang bermanfaat bagi mereka.

Selain itu, masih terbatasnya lembaga PAUD non formal

menyebabkan belum terwujudnya manfaat dari peningkatan tingkat

partisipasi PAUD yaitu terpenuhinya kesempatan bagi seluruh anak-

anak usia 0-6 tahun di Kabupaten Magetan untuk berpartisipasi dalam

PAUD. Sebagian besar anak usia dini masih belum berpartisipasi

dalam PAUD yang menyebabkan peningkatan tingkat partisipasi

PAUD belum dapat dirasakan manfaatnya oleh 73,19% anak usia dini.

e. Indikator Impact (dampak)

Hasil penelitian pada orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD

menunjukkan bahwa sebanyak 85,19% responden menyatakan bahwa

peningkatan tingkat partisipasi PAUD memberikan dampak yang luas.

Hasil yang sama ditunjukkan oleh responden orang tua yang belum

berpartisipasi dalam PAUD dengan persentase 89,04%. Dampak dari

peningkatan tingkat partisipasi PAUD membuat mereka bersedia untuk

mengikutsertakan anak mereka ke PAUD.

Hambatan yang ditemui dalam meningkatkan tingkat partisipasi

PAUD antara lain masih masih terbatasnya jumlah lembaga PAUD non formal

terutama di daerah pedesaan, terbatasnya jumlah tenaga pendidik PAUD

dibandingkan jumlah anak usia dini yang ada di Kabupaten Magetan.

Page 113: KINERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAGETAN DALAM ... fileperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

B. Saran

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja yang telah dilakukan, terdapat

beberapa saran atau rekomendasi untuk perbaikan Kinerja Dinas Pendidikan

dalam Peningkatan Tingkat Partisipasi PAUD, antara lain :

1. Meningkatkan jumlah lembaga PAUD dan pemerataan jumlah lembaga

PAUD terutama di wilayah pedesaan. Setiap desa/kelurahan setidaknya

mempunyai lembaga PAUD non formal agar anak-anak usia dini dapat

berpartisipasi dalam PAUD. Dinas Pendidikan perlu mendata desa dan

kelurahan yang belum ada lembaga PAUD untuk diupayakan didirikannya

lembaga PAUD.

2. Meningkatkan jumlah tenaga pendidik PAUD agar setiap peserta didik

dapat dilayani dan mendapat pendidikan dengan maksimal.