studi kasus pada ny. m umur 45 tahun yang...
TRANSCRIPT
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 1||
STUDI KASUS PADA NY. M UMUR 45 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH
KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA
MEDIS POST KURETASE ATAS INDIKASI PERDARAHAN
UTERUS ABNORMAL (PUA) DI RUANG DAHLIA II
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
MEIRINA PURWITASARI
NPM : 1.2.05.01.0025
PROGAM STUDI D-III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2015
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
STUDI KASUS PADA NY. M UMUR 45 TAHUN YANG MENGALAMI
MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT DENGAN DIAGNOSA
MEDIS POST KURETASE ATAS INDIKASI PERDARAHAN
UTERUS ABNORMAL (PUA) DI RUANG DAHLIA II
RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI
MEIRINA PURWITASARI
12.2.05.01.0025
Fakultas Ilmu Kesahatan – DIII Keperawatan
Pembimbing 1 : Ns. Endah Tri Wijayanti, .M.Kep
Pembimbing 2 : Dwi Retnowati, S.,Kep.,Ns.,M.Kes
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK
Perdarahan Uterus Abnormal
merupakan perdarahan yang terjadi diluar
siklus menstruasi yang dianggap abnormal.
Penyebab dari PUA salah satunya adalah
kelainan organ, hematologi, kehamilan dan
kelainan poros hipotalamus-hipofise-ovarium.
Salah satu upaya untuk menhentikan
perdarahan adalah kuretase (Ralph. C benson,
2009).
Tujuan penulisan adalah untuk
mempelajari dan mempraktikkan asuhan
keperawatan pada Ny “M” dengan kasus PUA
melalui pendekatan proses keperawatan secara
komprehensif. Metode yang digunakan adalah
desain deskriptif dengan pendekatan studi
kasus. Responden yang digunakan dalam studi
kasus ini adalah pasien Post Kuretase Atas
Indikasi Peradarahan Uterus Abnormal (PUA)
yang dirawat di ruang Dahlia II RSUD
Gambiran Kota Kediri.
Berdasarkan studi kasus pada keluarga
Ny.M ditemukan diagnosa utama yaitu nyeri
akut. Adapun tindakan keperawatan yang
dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda
vital, mengkaji nyeri secara komprehensif,
mengajarkan teknik relaksasi (tarik nafas
dalam) dan massage, kolaborasi dengan tim
medis dalam terapi analgesik.
Nyeri akut pada Ny. M dikarenakan
setelah dilakukan tindakan kuretase mengenai
penyakit pencetus Perdarahan Uterus
Abnormal (PUA). Nyeri merupakan masalah
yang kompleks karena dapat mempengaruhi
tingkat kenyamanan pasien dan bisa
menganggu aktivitas pasien sehingga akan
timbul rasa ketakutan untuk melakukan
gerakan dan tindakan.
Diharapkan pasien sebaiknya selalu
menjaga kebersihan anogenital dengan baik,
tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat
berat, tidak melakukan hubungan intim untuk
jangka waktu tertentu sampai keluhan benar –
benar hilang, dan meminum obat secara
teratur. Segera periksakan kembali jika terjadi
kejadian berulang.
Kata kunci : Perdarahan Uterus Abnormal
(PUA), Nyeri Akut
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 2||
I. LATAR BELAKANG
Perdarahan uterus disfungsia dalah perdarahan abnormal dari uterus (lama,
frekuensi, jumlah) yang terjadi di dalam dan di luar siklus haid, tanpa kelainan organ,
hematologi, dan kehamilan, dan merupakan kelainan poros hipotalamus-hipofise-
ovarium (Sadikin, 2012).Kuretase adalah suatu tindakan medis untuk mengeluarkan
jaringan dari dalam rahim. Jaringan itu sendiri bisa beupa tumor, selaput rahim, atau
janin yang dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Setelah tindakan
kuretase biasanya muncul keluhan nyeri dan perdarahan.
Menurut WHO tahun 2011,10% wanita mengalami PUA dari seluruh kunjungan
ginekologik. Sekitar 4% berusia kurang dari 20 tahun, 39% berusia diatas 40 tahun dan
sisanya pada usia reproduksi. Sedangkan di Indonesia belum ada angka yang
menyebutkan jumlah penderita PUA secara menyeluruh. Namun diperkirakan jumlah
penderita PUA sama dengan di luar negeri10% dari kunjungan ginekologik.
Berdasarkan data post kuretase atas indikasi PUA yang diambil dari RSUD
Gambiran Kota terdapat tiga data dari 3 tahun terakhir yakni, pada tahun 2012
ditemukan 20 kasus, pada tahun 2013 sebanyak 11 kasus, danvtahun 2014 sebanyak 9
kasus Perdarahaan Uterus Abnormal (Rekam Medik RSUD Gambiran, 2015)
Perdarahan rahim disfungsional disebabkan oleh adanya kelainan hormon yang
mempengaruhi pengendalian system reproduksi oleh hipotalamus dan kelenjar hipofisa.
Pada perdarahan rahim disfungsional biasanya kadar estrogen tetap, sehingga terjadi
penebalan lapisan rahim. Selanjutnya lapisan rahim dilepaskan secara tidak lengkap dan
tidak teratur, menyebabkan perdarahan. Bila penebalan dinding rahim tidak segera di
lakukan tindakan dapat membetuk sel-sel yang yang abnormal dan memicu keganasan.
Penanganannya tergantung kepada usia penderita, keadaan lapisan rahim dan
rencana penderita untuk hamil lagi. Jika lapisan rahim menebal dan mengandung sel-sel
abnormal (terutama jika usia penderita lebih dari 35 tahun dan tidak memiliki rencana
untuk hamil lagi), seringkali dilakukan histerektomi (pengangkatan rahim), karena sel-
sel yang abnormal tersebut bisa berubah menjadi keganasan. Jika lapisan rahim menebal
tetapi sel-selnya normal dan perdarahannya hebat, diberikan pil KB dosis tinggi yang
mengandung estrogen dan progestin atau diberikan estrogen intravena (melalui
pembuluh darah) yang diikuti dengan pemberian progestin per-oral (melalui mulut).
Jika perdarahannya lebih ringan, diberkan pil KB dosis rendah. Jika penanganan dengan
pil KB atau estrogen tidak berhasil, diberikan progestin per-oral selama 10-14
hari/bulan. Jika pemberian hormone tidak efektif, maka dilakukan prosedur dilatasi dan
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 3||
kuretase, dimana jaringan dari lapisan rahim dibuang melalui kuretase. Jika penderita
masih ingin hamil, untuk merangsang pelepasan sel telur bias diberikan clomifene.
Berdasarkan data di atas dan mengingat pentingnya penanganan yang adekuat
untuk kasus post kuretase atas indikasi PUA, maka penulis tertarik untuk mengambil
studi kasus dengan judul “Proposal Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Diagnosa
Medis Post Kuretase atas indikasi Perdarahan Uterus Abnormal (PUA)Di Ruang Dahlia
II Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Gambiran Kota Kediri”.
II. METODE
Teknik pengumpulan data dengan cara :
a. Wawancara
Adalah suatu metode yang dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara tanya
jawab secara langsung pada pasien atau keluarga.
b. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dari buku-buku, hasil workshop, dan seminar.
c. Observasi
Pengkajian pasien untuk mengetahui status kesehatan, pola interaksi pasien dengan
keluarga serta tenaga kesehatan yang memberikan asuhan kepada pasien tentang
masalah yang sedang dihadapinya dan pengetahuan pasien tentang kesehatan.
d. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari kepala-kaki (head to toe) dengan tehnik
inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan pemeriksaan penunjang seperti hasil
laboratorium serta ultrasonografi (USG) untuk mendapatkan data yang objektif
mengenai keadaan pasien.
III. HASIL DAN KESIMPULAN
1. HASIL
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS:
Nama : Ny. M Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 45 th Alamat : Bandar Lor
Agama : Islam Tgl MRS : 01-07-2015 (18:30)
Suku : Jawa Tgl.Pengkajian: 02-07-2015 (14.30)
Pendidikan : SMA No.Reg : 328022
Pekerjaan : Pedagang Dx.Medis : Post Kuretase
a/i PUA hr-0
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 4||
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. RIWAYAT PENYAKIT
I. Keluhan Utama
Saat MRS : Pasien mengatakan perdarahan ± 14 hari sedikit, dan terasa nyeri
berat pada perut bagian bawah.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan habis kuretase dan terasa nyeri pada
perut bagian bawah, nyeri terasa krues-krues/ mules-mules, nyeri terasa terus
menerus, nyeri menetap, skala nyeri 6 .
II. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan perdarahan banyak ada gumpalansejak 01-06-2015sampai
21-06-2015. Kemudian pada tanggal 21-06-2015 periksakan ke puskesmas
Campurejo, selama 2 hari perdarahan berhenti lalu ngeflek selama 5 hari. Pada
tanggal 29-06-2015 di periksakan di dokter Sp.OG dan di USG lalu dianjurkan
untuk kuretase. Pada tanggal 1-07-2015 pasien dating ke IGD RSUD
Gambiran Kota Kediri pukul 18.30 lalu di rawat di Ruang Dahlia II. Pada
tanggal 02-07-2015 pasien di lakukan tindakan operasi kuretase pukul 11.00 .
III. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan pernah menderita gastritis. Riwayat KB yang pernah
digunakan IUD selama 2 th, pada tahun 2009 di lepas. Setelah itu memakai
KB suntik 1 bulanan. Tetapi tidak rutin karena suami kerja di luar kota.
IV. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan pada keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti hipertensi, diabetes melitus atau menular seperti TBC,
Hepatitis.
2. RIWAYAT OBSTETRI
Menarche: umur : 15 tahun Siklus : 28 hari
Banyaknya : 2-3 pembalut Lamanya : 7 hari
Keluhan : disminore
V. Pola Activity Daily Living
Tabel 3.1 Pola Activity Daily Living
Aktivitas Di Rumah Di RS Keterangan
Pola Nutrisi
(Makan) Nafsu makan Baik Puasa Pasien puasa ±
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Jumlah
Jenis
Frekuensi
Makanan yang tidak
disukai/
pantangan/alergi
Masalah
± 8 sendok
Nasi,sayur,
lauk
3x / hari
Buah garbis,
ikan laut
4 jam post
kuretase boleh
makan
(Minum) Jumlah
Jenis
± 2000 ml/hr
Air putih
Puasa Pasien puasa ±
4 jam post
kuretase boleh
minum
Pola Eiminasi
(BAK) Frekuensi
Warna
Bau
Masalah
± 6x/ hr
Kuning
jernih
Khas
± 3x/ hr
kuning
Sudah BAK
1jam post
kuretase
(BAB) Frekuensi
Warna
Bau
Konsistensi
Masalah
1 x/hr
Kuning
Khas
Lembek
Belum
BAB
Belum BAB
sejak 1 hari
sebelum MRS
Aktivitas Di Rumah Di RS Keterangan
Pola Istirahat (tidur)
Lama
Kebiasaan sebelum tidur
± 6-7
jam/hr
Mendeng
arkan
lagu
± 6-7
jam /hr
Tidak ada
gangguan tidur
Pola Personal Hygiene
Mandi Frekuensi 2x/hr 2x/hr
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Sabun Ya Ya
Oral
hygiene
Frekuensi
Waktu
2x/hr
Pagi
Sore
2x/hr
Pagi
Sore
Cuci rambut Frekuensi
Shampo
2x/hr
Pagi
Sore
Tidak
kerama
s
Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan
Waktu bekerja
Kegiatan waktu luang
Keluhan dalam aktivitas
Berdagang
Pagi
Sore
Menonton
TV
Tidak
bekerja
Selama MRS
pasien tidak
bekerja
Olah raga Jenisnya
Frekuensi
Senam
1x/semin
ggu
Tidak
olaraga
Selama sakit
pasien tidak
olahraga
Aktivitas Di Rumah Di RS Keterangan
Pola kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
Merokok
Minuman keras
Ketergantungan obat
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak ada
kebiasaan yang
mempengaruhi
keseahatan
VI. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: baik
Kesadaran: composmentis
Tanda vital: TD: 110/70 mmhg, Nadi: 68 x/mnt, Suhu: 36,60C, RR: 20 x/mnt
1. POLA NAFAS
Irama: teratur
Jenis :
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Suara nafas : vesikuler
Sesak nafas : tidak
Batuk : tidak
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. KARDIOVASKULER
Irama : Reguler
S1.S2 tunggal : Ya
Nyeri Dada : Tidak
Bunyi Jantung: normal
Lain – lain : tidak ada
CRT : < 3 detik
Akral : hangat
Lain – lain : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
3. PERSYARAFAN
GCS : eye: 4, verbal: 5, motorik: 6
Reflek fisiologis: patella: + , triceps: + , biceps: +
Rerlek patologis: babinsky: - , kernig: -
Istirahat / tidur: ± 5-6 jam/hr
Gangguan tidur: tidak ada
Lain – lain: tidak ada
Masala keperawatan : tidak ada
4. PENGINDERAAN
a. Mata
Pupil : isokor
Palpebra : tidak cekung
Konjungtiva : tidak anemis
Sclera : tidak icterus
Gangguan penglihatan : ya
Alat bantu : ya
Lain – lain : tidak ada
b. Telinga
Gangguan pendengaran : tidak adagangguan
c. Hidung
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Bentuk : normal
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
5. PENCERNAAN
Porsi makan : Pasien puasa ± 4 jam post kuretase boleh makan
Minum : Pasien puasa ± 4 jam post kuretase boleh minum
Mulut dan tenggorokan :
1. Mulut : bersih
2. Mukosa : lembab
Abdomen :
Perut : nyeri tekan, lokasi: simpisis pubis/ perut bagian bawah
P: luka operasi
Q: krues-krues / mules- mules
R: nyeri tidak menyebar
S: skala 6 (sedang)
T: terus menerus
Peristaltik : 20 x/ mnt
Pembesaran Hepar : tidak ada
BAB : 0 x/hr
Konsitensi : lembek, bau: khas, warna: kuning
BAK : 300 cc post kurtase, bau: khas, warna: kuning jernih
Lain – lain : pasien tampak meringis
Masalah Keperawatan : Nyeri
6. MUSKULUSKELETAL & INTEGUMEN
Kemampuan Otot : 5 5
5 5
Keterangan : 5 pasien mampu menahan tahanan
Kulit : lembab
Warna kulit : kuning langsat
Turgor : baik
Oedema : tidak ada
Lainnya : Terpasang infus RL 20 tpm, pada ektremitas kanan
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
7. ENDOKRIN
Pembesaran Tyroid : tidak ada
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Pembesaran Limfe : tidak ada
Hiperglikemia : tidak ada
Hipoglikemia : tidak ada
Luka gangren : tidak ada
Pus : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
8. SISTEM REPRODUKSI
Mammae membesar : tidak
Aerolla mammae : berwarna kecokelatan
Papilla mammae : menonjol
Keputihan : tidak
Pap smear : pasien belum pernah pap smear.
Lainnya, sebutkan : perdarahan pervagina sebanyak 2/3 bagian
pembalut dari post kuretase pukul sampai 15:30
Masalah keperawatan : Resiko kekurangan volume cairan
9. PERSONAL HYGIENE
Kebersihan secara umum : bersih
Mandi : 2 x/ hr
Sikat gigi : 2 x/ hr
Keramas : -
Kebersihan kuku : bersih
Ganti pakaian : 2 x/ hr
Lain – lain : tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
10. PSIKOLOGIS – SOSIO – SPIRITUAL
Ketaatan menjalankan ibadah : taat
Kegiatan dalam menjalankan ibadah : pasien tampak berdoa untuk
kesembuhannya.
Orang yang paling berarti : suami dan anak-anaknya
Hubungan dengan teman dan lingkungan : pasien mampu berinteraksi
dengan baik
Perasaan saat ini : pasien tampak biasa saja
Lain – lain :
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 10||
VII. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut
2. Resiko kekurangan volume cairan
2. KESIMPULAN
a. Pengkajian
Hasil pengkajian pasien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah. Keadaan
umum pasien baik, pasien tampak meringis kesakitan, ada nyeri tekan pada di
atas simpisis pubis. Hasil pengkajian nyeri P: luka post kuretase, Q: krues-krues/
mules-mules, R: nyeri tidak menyebar, S: skala nyeri 6, T: terus menerus. Hasil
TTV TD : 100/60 mmHg, N : 68 x/mnt, RR : 20 x/mnt, S : 36,6°C.
b. Diagnosa Keperawatan
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan harus melihat kondisi pasien. Pada
pasien ini diagnosa keperawatan prioritas yaitu Nyeri akut b/d luka post
kuretase.
c. Intervensi Keperawatan
Perencanaan yang akan dilakukan yaitu oservasi tanda-tanda vital, lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi,
kualitas), ajarkan pasien teknik relaksasi (nafas dalam) dan massase, kolaborasi
dengan tim medis dalam pemberian terapi analgesik.
d. Tindakan Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah disusun
sehingga tindakan bisa dilaksanakan dengan efektif dan efisien, serta dengan
melibatkan pasien, keluarga, dan kolaborasi dengan tim medis lain, yaitu
mengobservasi tanda-tanda vital, melakukan pengkajian nyeri secara
komprehensif (lokasi, durasi, karakteristik, frekuensi, kualitas), mengajarkan
pasien teknik relaksasi (tarik nafas dalam hembuskan lewat mulut perlahan-
lahan) dan massase, berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi
analgesik yaitu 500 mg asam mefenamat per oral.
e. Evaluasi
Pasien tidak tampak meringis kesakitan, ada nyeri tekan sedikit pada perut
bagian bawah, nyeri tidakmenyebar, skala nyeri 3 (ringan). Masalah teratasi
sebagian karena psien diperbolehkan pulang, intervensi dapat dihentikan.
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri
MEIRINA PURWITASARI| 12.2.05.01.0025 Fakultas Ilmu Kesehatan – DIII Keperawatan
simki.unpkediri.ac.id || 11||
IV. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2006. Disfungsi Uterus Bleeding. www.medicastore.com di akses pada 20 Juli
2015 pukul 17.00
Asmadi, (2009), Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika.
Aziz, M.Farid. 2006. Onkologi Ginekologi. Jakarta : YBPSP
Benson, Ralph C. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : EGC
Estephan. Amir dkk. 2005.Dysfunctional Uterine Bleeding
http://emedicine.medscape.com/article/795587-clinicaldi akses pada Tanggal
akses : 20 Juli 2015 pukul 17.00.
Guyton, A.C & Hall, J.E. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Philadelphia:
Elsevier-Saunders:..
Manuaba, (2009), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, Dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta.
Morgan,Geri dkk.2009.Obstetri dan Ginekologi Edisi II , EGC, Jakarta.
Mubarak Wahit Iqbal, Nurul Chayatin, (2007), Buku Ajar Kebutuhan Dasar manusia
Teori & Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: EGC.
Rudolph, Abraham M. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Perdarahan Uterus Disfungsi
.Edisi ke -20.Cetakan I.Jakarta:EGC ,2006.
Stork, Susan. 2006. Dysfunctional Uterine Bleeding (DUB).
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000903.htm diakses pada 15Juli
2015 pukul 18.00
Winknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka.