struktur garis

Upload: rafsan-rasbin

Post on 06-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Praktikum Stratigrafi

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKTUR LABORATORIUM DINAMIS J URUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA STRUKTUR GARIS I. PENDAHULUAN1.1LATAR BELAKANGDalam kehidupan sehari-hari terutama untuk para penampang sudah menjadi hal yang ihwal jika suatu saat menemukan kejadian-kejadian alam yang tak biasa misalnya pergeseran tanah atau kejadian lempeng tektonik lainnya. Mungkin untuk masyarakat umum hal tersebut adalah hal yang sudah biasa. Namun bagi seorang eksplorer sudah menjadi topik utama dalam melakukan pekerjaan sehingga hal tersebut akan dibahas dalam melakukan pekerjaan sehingga hal tersebut akan dibahas dalam ilmu geologi struktur.1.2MAKSUD DAN TUJUAN1.2.1MaksudMaksud dari pelaksanaan praktikum ini yaitu agar praktikum dapat dimengerti dan dipahami tentang penjabaran ilmu azimuth dan kuadran istilah-istilah penting dalam struktur garis, dan penggambaran kedudukan batuan.1.2.2TujuanTujuan dari praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mengaplikasikan penggunaan ilmu azimuth dan kuadran ketika bereda di wiliyah kerja.1.3 ALAT DAN BAHAN1.3.1 Alata. Alat tulis menulisb. Mistarc. Busur 360d. Papan Stamdar1.3.2 Bahana. Kertas Kalkir Grafikb. Kertas A4

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Kedudukan Struktur GarisKedudukan sebuah struktur garis diwakili oleh sepasang angka : penunjaman (plunge) dan arah penunjaman (trend). Jika struktur garis tersebut terbentuk pada sebuah struktur bidang yang kedudukannya diketahui, maka orientasi struktur garis tersebut dapat diwakili oleh sebuah angka yang disebut pitch*.Dalam pengertian geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri, misalnya struktur garis berupa arah butiran mineral dan arah memanjangnya suatu tubuh batuan. Pada umumnya struktur garis berada pada suatu struktur bidang, misalnya sumbu perlipatan pada bidang perlapisan, gores-garis pada bidang sesar, lineasi mineral pada bidang foliasi, dan perpotongan dua buah bidang.

2.2 Penunjaman (Plunge) Dan Arah Penunjaman (Trend) Struktur GarisPenunjaman sebuah struktur garis adalah sudut yang dibentuk oleh struktur garis tersebut dengan bidang horizontal, diukur pada bidang vertikal (Gambar 2.1). Nilai dari penunjaman berkisar antara 0 dan 90, penunjaman 0 dimiliki oleh garis horizontal, dan penunjaman 90 dimiliki oleh garis vertikal. Secara umum, penunjaman yang berkisar antara 0 dan 20 dianggap landai (shallow), penunjaman yang berkisar antara 20 dan 50 dianggap sedang (moderate), dan penunjaman yang berkisar antara 50 dan 90 dianggap terjal (steep).Gambar 2.1 a) Penunjaman kearah timur b) Struktur garis menunjam ke baratArah penunjaman sebuah struktur garis adalah arah dari proyeksi struktur garis tersebut ke bidang horizontal. Struktur garis dan proyeksinya harus terletak pada bidang vertikal yang sama (Gambar 2.1). Arah penunjaman dapat dideskripsikan dengan menggunakan konvensi kuadran ataupun konvensi azimuth. Arah penunjaman harus menunjuk pada arah ke mana struktur garis tersebut menunjam. Struktur garis yang menunjam ke timur tidak sama dengan struktur garis yang menunjam ke barat. Kedua struktur garis ini berlawanan arah.2.3 Pitch Struktur GarisPitch sebuah struktur garis adalah sudut antara struktur garis tersebut dengan horizontal, diukur pada bidang di mana struktur garis tersebut terbentuk (Gambar 2.2). Kisaran nilai pitch adalah antara 0 dan 90. Jika arah penunjaman sejajar dengan garis jurus, maka pitch = 0. Jika arah penunjaman tegak lurus garis jurus, maka pitch = 90.

Gambar 2.2. Diagram blok menggambarkan : (a) Penunjaman. (b) Pitch. (c) Pengertian pitch dan hubungannya dengan penunjaman dan arah penunjaman. r = pitch (diukur pada bidang miring), = arah penunjaman (diukur pada bidang horizontal), = kemiringan sebenarnya dari struktur bidang, dan = penunjaman struktur garis.

2.4 Cara Penulisan dan Penggambaran Struktur GarisKedudukan struktur bidang secara lengkap dideskripsikan oleh penunjaman dan arah penunjaman. Penunjaman (dua digit angka) ditulis terlebih dahulu, diikuti dengan arah penunjaman (tiga digit angka), keduanya dipisahkan oleh tanda koma. Sebagai contoh, struktur garis yang menunjam 48 pada arah N300E ditulis 48, N300E atau 48, N60W.Simbol peta untuk suatu struktur garis adalah sebuah panah yang digambar sejajar dengan arah penunjaman struktur garis tersebut (Gambar 2.3). Sebuah angka dituliskan di dekat simbol panah untuk menandakan sudut penunjamannya. Seringkali, simbol panah untuk struktur garis digambarkan bersamaan dengan struktur bidang di mana struktur garis tersebut diamati dan diukur.Seperti pada struktur bidang, garis dinyatakan dengan symbol tertentu pada peta

2.2 PENYELESAIAN PROBLEM STRUKTUR GARIS DENGAN Gambar 2.3 Simbol struktur garis pada peta.2.5 Penyelesaian Problem Struktur Garis Dengan Geometri DeskriptifDi dalam banyak kasus, kita berhadapan dengan struktur garis yang berhubungan dengan struktur bidang. Hal ini menunjukkan bahwa, untuk setiap struktur garis, besaran penunjaman struktur garis sama dengan besaran kemiringan semu dari struktur bidang yang memuat struktur garis tersebut.Masalah 2-1 : Menentukan kedudukan struktur garis dan pitch pada struktur bidang suatu. Suatu struktur bidang memiliki kedudukan N 450 E/300 SE. pada bidang tersebut terdapat struktur garis berarah N 1800 E. tentukan kedudukan dan pitch struktur garis tersebut. Pemecahan 4-1 (Gambar 2.4)1. Bayangkan (tidak perlu digambar!) permasalahan dalam tiga dimensi (Gambar 2.4a). COED adalah bidang miring. Beda tinggi antara garis jurus CO dan garis jurus DE adalah t (t dapat ditentukan secara bebas). Garis FG adalah proyeksi garis DE pada bidang peta. Dari Gambar 2.4a dapat dilihat bahwa untuk dapat mengukur besar penunjaman, kita harus memutar bidang OAB ke bidang peta dengan menggunakan garis OA sebagai garis lipat. Untuk dapat mengukur sudut besar pitch, kita harus memutar bidang COED ke bidang peta dengan menggunakan garis CO (garis jurus) sebagai garis lipat.2. Gambar garis jurus pada arah N45E dengan panjang bebas (pada gambar 2.4c garis dengan panjang bebas ditandai dengan lingkaran hitam kecil). Tentukan posisi titik C pada garis ini (bebas). Gambar garis CI tegak lurus jurus (searah dengan arah kemiringan sebenarnya).3. Jadikan garis CI sebagai garis lipat F1, putar bidang penampang ke bidang peta. Gambar garis CJ yang membentuk sudut 30 (kemiringan struktur bidang) dengan CI.4. Buat garis KL tegak lurus CI (sejajar jurus). Garis ini memotong garis CI dan CJ di titik F dan D'. Dalam pembuatan garis KL ini, usahakan agar panjang FD' memiliki angka yang bulat dalam satuan milimeter. Garis KL ini merupakan proyeksi garis jurus DE (lihat Gambar 2.4a) pada bidang peta. Dalam penggambaran yang baru saja dilakukan, beda tinggi antara garis jurus CO dan garis jurus DE adalah sebesar panjang FD' (t).Penentuan penunjaman struktur garis5. Gambar garis OA pada arah N180E. Garis OA ini merupakan proyeksi struktur garis pada bidang peta.6. Jadikan OA sebagai garis lipat F2, putar bidang penampang ke bidang peta. Gambar garis AB'' tegak lurus OA sepanjang t.7. Gambar garis OB''. Sudut AOB'' merupakan penjunjaman struktur garis.Penentuan pitch8. Jadikan garis jurus CO sebagai garis lipat F3, putar bidang miring COED ke bidang peta. Dengan menggunakan jangka, gambar busur penghubung dari titik D' ke D'', di mana D'' terletak di sepanjang garis lipat CI dan titik C sebagai pusat busur penghubung. Panjang CD'' sama dengan panjang CD'.9. Gambar segi empat COE'D''. Segi empat ini adalah bidang miring COED yang telah diputar ke bidang peta dengan menggunakan garis CO sebagai garis lipat. Setelah perputaran ini, titik B yang sebelumnya berada di bidang miring, akan terputar ke B' di bidang peta (Gambar 2..4b).10. Gambar garis OB'. Garis ini adalah struktur garis OB yang telah diputar ke bidang peta dengan menggunakan garis CO sebagai garis lipat. Sudut COB adalah pitch.11. Pengukuran dengan menggunakan busur menghasilkan kedudukan struktur garis 23, N180E, dan besarnya pitch 50

Gambar 2.4Dua buah bidang yang saling berpotongan akan menghasilkan satu garis potong yang merupakan unsur dari kedua bidang tersebut. Pengertian ini dapat diterapkan untuk beberapa unsur struktur geologi, misalnya perpotongan suatu lapisan batuan dengan sesar, intrusi suatu korok (dike), urat-urat (veins), dan sebagainya.

III. PROBLEM SETIV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil4.2 PembahasanBerdasarkan problem set yang pertama, jarak yang terbentuk antara N 700 E dengan kedudukan 300 adalah 1,2 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 300.Pada problem set yang kedua, jarak yang terbentuk antara N 730 E dengan kedudukan 540 adalah 2,8 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 540.Pada problem set yang ketiga, jarak yang terbentuk antara N 670 E dengan kedudukan 230 adalah 0,9 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 240.Pada problem set yang ke-empat, jarak yang terbentuk antara N 600 E dengan kedudukan 450 adalah 2,3 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 480.Pada problem set yang kelima, jarak yang terbentuk antara N 730 E dengan kedudukan 350 adalah 1,4 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 350.Pada problem set yang ke-enam, jarak yang terbentuk antara N 3000 E dengan kedudukan 250 atau nilai kuadran N 300 W/250 SW adalah 1 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 260 Pada problem set yang ketujuh, jarak yang terbentuk antara N 2950 E dengan kedudukan 200 atau nilai kuadran N 650 W/200 SW adalah 0,8 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 210.Pada problem set yang kedelapan, jarak yang terbentuk antara N 3250 E dengan kedudukan 220 atau nilai kuadran N 350 W/220 SW adalah 1,2 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 300.Pada problem set yang kesembilan, jarak yang terbentuk antara N 2950 E dengan kedudukan 180 atau nilai kuadran N 650 W/180 SW adalah 0,7 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 180.Pada problem set yang kesepuluh, jarak yang terbentuk antara N 3200 E dengan kedudukan 150 atau nilai kuadran N 400 W/150 SW adalah 0,6 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 170.Pada problem set yang kesebelas, jarak yang terbentuk antara N 500 E dengan kedudukan 350 adalah 1,2 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 300 dan pada struktur bidang ini terdapat suatu struktur garis dengan arah N 1600 E.Pada problem set yang kedua belas, jarak yang terbentuk antara N 650 E dengan kedudukan 500 adalah 2,5 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 510 dan pada struktur bidang ini terdapat suatu struktur garis dengan arah N 1590 E.Pada problem set yang ketiga belas, jarak yang terbentuk antara N 700 E dengan kedudukan 250 adalah 1 cm, sehingga sudut yang di bentuk atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal adalah 270 dan pada struktur bidang ini terdapat suatu struktur garis dengan arah N 1600 E.Pada problem set yang ke-empat belas ini menggunkan nilai kuadran dengan arah penunjaman N 450 W dan kedudukan 250 SW, sehingga tidak perlu melakukan percerminan seperti problem set sebelmunya karena sudat terbentuk sudut atau kedudukan perlapisan pada penampang vertikal yaitu 250 sama seperti kedudukannya. dan pada struktur bidang ini terdapat suatu struktur garis dengan arah N 2400 E.Pada problem set yang kelima belas atau yang terakhir ini sama seperti problem set yang ke-empat belas dengan menggunakan nilai kuadran dengan arah penunjaman semu N 550 W dan kedudukan 320 SW, sehingga kedudukan pada penampang vertikal adalah 320 dan pada struktur bidang ini terdapat suatu struktur garis dengan arah N 2550 E.

V. PENUTUP5.1 KesimpulanBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat di simpulkan bahwa :a. Struktur garis adalah struktur yang terdiri dari arah dan kedudukan.b. Struktur garis sangat ditentukan oleh arah dari arah penunjaman dan plunge.c. Cara kerja dari struktur garis adalah dengan cara menghubungkan titik-titik dari setiap garis.d. Manfaat struktur garis adalah penentuan arah dari penyebaran batuan dan juga dapat menentukan model penambangan.5.2 SaranSsaran saya kepada asisten agar dapat membimbing praktikan pada saat praktikum dan lebih tegas dalam mendidik praktikan.

DAFTAR PUSTAKANoor Djauhari. 2009. Pengantar Geologi. Universitas Pakuan; Bogor.Sukartono. 2013. Buku Panduan Praktikan Geologi Struktur. Sekolah Tinggi Teknologi Nasional; Yogyakarta.Tim Penyusun. 2015. Penuntun Geologi Struktur. Universitas Muslim Indonesia; Makassar.

IDHAM CHALID ODE RAFSAN RASBIN093 2103 0095