4. hasil penelitian dan pembahasan 4.1. hasil penelitian · fungsional dan berwenang garis atau...
TRANSCRIPT
40 Universitas Kristen Petra
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
P.T. Waxco Pratama di Surabaya didirikan oleh Bapak Andy Tio dan
Bapak Eric Pranata pada 17 Januari 1997. Selanjutnya kedua pendiri tersebut
ditetapkan sebagai komisaris, sedangkan jabatan direktur dirangkap oleh Bapak
Andy Tio. Dalam aktivitasnya sehari-hari perusahaan memasarkan produk auto
care merek Waxco, buatan Malaysia dengan teknologi dari Amerika.
Latar belakang dipasarkan auto care merek Waxco di Indonesia, karena
di Indonesia jumlah mobil, baik mobil keluarga maupun mobil mewah dari waktu
ke waktu terus bertambah. Dalam realitasnya, baru beberapa bulan
memperkenalkan auto care merek Waxco ke pasar, negara Indonesia mengalami
krisis, sehingga pemasaran auto care merek Waxco di Indonesia tidak seperti yang
diharapkan. Tepatnya pada bulan Juli 1997, perekonomian negara Indonesia
terpuruk yang diindikasikan dengan terdepresiasi mata uang rupiah atas USD
(dollar US). Hal ini berdampak tidak saja pada P.T. Waxco Pratama di Surabaya,
melainkan pada semua sektor industri di Indonesia.
Mulai bulan Juli 1997 – Juli 1998, penjualan auto care merek Waxco
sangat memprihatinkan, mengingat nilai tukar dollar tidak stabil, bahkan
cenderung tinggi membuat harga-harga produk impor sangat tinggi (mahal) dan
tidak terjangkau. Menjelang awal tahun 1999, nilai dollar relatif stabil meskipun
berada di kisaran Rp 9.500/USD, perekonomian Indonesia mulai mengeliat dan
hidup, termasuk aktivitas P.T. Waxco Pratama di Surabaya dalam menjual auto
care merek Waxco mulai bertumbuh.
Pada awal tahun 2000 atau Semester I/2000, penjualan auto care merek
Waxco yang dihasilkan perusahaan menunjukkan perkembangan naik. Prestasi
penjualan auto care merek Waxco tersebut diraikan perusahaan hingga pada
semester II/2002, tetapi pada lima semester terakhir (Semester II/2002–II/2004)
penjualan auto care merek Waxco mengalami penurunan hingga mencapai
20,03%.
Universitas Kristen Petra
41
4.1.2. Tujuan Perusahaan
Setiap perusahaan yang didirikan mempunyai tujuan yang hendak
dicapai, demikian halnya dengan P.T. Waxco Pratama di Surabaya. Tujuan
perusahaan adalah sebagai arah gerak langkah maju untuk mewujudkan cita-cita
usaha. Adapun tujuan yang ditetapkan P.T. Waxco Pratama di Surabaya bila
ditinjau dari waktu pencapaian dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tujuan Jangka Pendek
Tujuan jangka pendek, yaitu tujuan yang akan dicapai perusahaan
dalam waktu 1 (satu) tahun, yang meliputi:
a. Meningkatkan volume penjualan dan laba.
b. Memperluas daerah pemasaran dan memperbesar pangsa pasar.
c. Meningkatkan kepuasan pelanggan.
2. Tujuan Jangka Panjang
Tujuan jangka panjang, yaitu tujuan yang akan dicapai perusahaan
dalam waktu 5 (lima) tahun, yang meliputi:
a. Mengadakan perluasan usaha, baik pada lini usaha yang sama maupun lini
usaha yang berbeda.
b. Menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
c. Meningkatkan kemakmuran pemegang saham dan seluruh karyawan.
4.1.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu bagan tanggung jawab dan
wewenang yang tersusun secara hirarki, yang digunakan oleh pemimpin
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien. Struktur
organisasi yang ditetapkan diharapkan hubungan kerja sama antar individu
maupun antar bagian yang ada di dalam organisasi perusahaan dapat berjalan
dengan baik dan harmonis.
Struktur organisasi P.T. Waxco Pratama di Surabaya adalah berbentuk
fungsional dan berwenang garis atau yang lazim disebut struktur organisasi garis.
Artinya, masing-masing bagian yang ada dibedakan menurut fungsi dan
dihubungkan dengan garis komando dan garis pertanggungjawaban. Garis
komando atau garis perintah adalah garis yang menghubungkan antara atasan
Universitas Kristen Petra
42
dengan bawahan, sedangkan garis pertanggungjawaban adalah garis yang
menghubungkan antara bawahan dengan atasan. Adapun bagan struktur organisasi
P.T. Waxco Pratama di Surabaya ditunjukkan pada Gambar 4.1.
SPG
Gambar 4.1. Struktur Organisasi P.T. Waxco Pratama di Surabaya Sumber: Data intern P.T. Waxco Pratama di Surabaya, Tahun 2005.
KOMISARIS
DIREKTUR
MANAJER PEMASARAN
MANAJER ADMINISTRASI &
KEUANGAN
ADMINISTRASI PENJUALAN
PAJAK KEPAL SEKSI ADMINISTRASI
SALES PROMOTION GIRL
(SPG)
KASIR SALESMAN
GUDANG
STAF ADMINISTRASI
SALES SUPERVISOR
EKSPEDISI
SUPIR
Universitas Kristen Petra
43
Deskripsi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing fungsi pada
Gambar 4.1 di atas adalah sebagai berikut:
1. Komisaris
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menentukan kebijaksanaan makro perusahaan, baik internal maupun
eksternal perusahaan dan mendelegasikan kepada Direktur.
b. Menyusun anggaran dasar (AD) dan anggaran rumah tangga (ART).
c. Mengangkat, memberhentikan Direktur, dan meminta pertanggungjawaban
Direktur atas operasional perusahaan yang telah berjalan.
2. Direktur
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menterjemahkan kebijaksanaan makro perusahaan yang ditetapkan oleh
Komisaris ke dalam kebijaksanaan-kebijaksanaan mikro yang strategis.
b. Menyusun perencanaan, mengorganisir sumber daya, mendelegasikan
wewenang kepada bawahan, serta mengawasi operasional perusahaan
dengan mendasarkan pada kebijakan-kebijakan mikro yang telah ditetapkan.
c. Menerima pertanggungjawaban dari para manajer yang dibawahi.
d. Bertanggung jawab atas kinerja organisasi kepada Komisaris.
e. Menjalin kerja sama dengan produsen auto care merek Waxco di Malaysia
dan kantor pemasaran auto care merek Waxco yang ada di Jakarta.
3. Manajer Pemasaran
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menyusun dan menetapkan rencana penjualan, kegiatan promosi,
mengembangkan pasar, mengadakan penetrasi pasar dan melakukan
pengawasan dan bertanggung jawab atas hasil yang dicapai kepada Direktur.
b. Mencari terobosan-terobosan pemasaran yang strategis terutama dalam
menghadapi persaingan di pasar.
c. Bertanggung jawab atas pencapaian volume penjualan yang dihasilkan dan
keharmonisan pelayanan yang diberikan kepada penyalur (toko-toko
pengecer dan salon-salon mobil).
d. Manajer Pemasaran membawahi:
1) Administrasi Penjualan
Universitas Kristen Petra
44
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menerima pesanan lewat telepon.
b. Membuat surat order penjualan (SOP) dan surat jalan (SJ).
c. Membuat laporan penjualan per salesman dan per daerah.
d. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan penjualan yang dibuat
kepada Manajer Pemasaran.
2) Sales Supervisor
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Menerima perencanaan penjualan dari Manajer Pemasaran dan
mengalokasikan perencanaan penjualan kepada tiap-tiap salesman.
b. Memonitor pasar dan mengadakan riset pasar untuk mencari dan
mendapatkan peluang-peluang pemasaran yang menguntungkan.
c. Mencari dan mendapatkan penyalur potensial, menjalin kerjasama
dengan penyalur dan memotivasi penyalur agar dapat meningkatkan
penjualan.
d. Bertanggung jawab atas tercapainya target penjualan kepada
Manajer Pemasaran.
3) Sales Supervisor mengkoordinir:
a. Salesman, yang bertugas mencari dan mendapatkan penyalur (toko-
toko pengecer dan salon-salon mobil) potensial yang bersedia
memasarkan dan menjual produk auto care merek Waxco untuk 4
wilayah: Surabaya Timur, Surabaya Selatan, Surabaya Barat, dan
Surabaya Utara/Pusat.
b. SPG (Sales Promotion Girls), yang bertugas melakukan pengenalan
produk auto care merek Waxco kepada calon-calon konsumen di
Supermarket dan Hypermarket secara temporer.
5. Manajer Administrasi dan Keuangan
Tugas dan tanggung jawabnya adalah:
a. Membuat budget atas segala aktivitas administrasi dan operasional
perusahaan serta mengesahkan laporan keuangan yang dibuat bawahan.
b. Bertanggung jawab kepada Direktur atas seluruh kegiatan administrasi dan
keuangan perusahaan, terutama dalam menjaga keamanan harta perusahaan
Universitas Kristen Petra
45
dan sistem informasi akutansi (SIA) untuk dapat menyajikan laporan
keuangan yang akurat, efisien, dan efektif.
c. Manajer Administrasi dan Keuangan membawahi:
1) Pajak
Tugas dan tanggung jawabnya:
a. Menghitung pajak yang terhutang, baik pajak penghasilan dan
pendapatan usaha.
b. Mengisi blanco pajak dan membayar pajak pada kantor pajak atau
kantor pos yang ditunjuk.
c. Bertanggung jawab atas ketepatan pembayaran pajak pada Direktur.
2) Kepala Seksi Administrasi
Tugas dan tanggung jawabnya:
a. Mengkoordinir pencatatan semua transaksi dan penyusunan laporan
keuangan perusahaan.
b. Merencanakan jumlah barang masuk dan keluar untuk mendukung
kelancaran operasional pemasaran.
c. Mengkoordinir gudang dan ekspedisi.
d. Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang ditangani kepada
Direktur.
3) Kepala Seksi Administrasi mengkoordinir:
a. Staf Keuangan dan Akuntansi, yang bertugas membuat jurnal atas
semua transaksi yang terjadi dan harga pokok penjualan, serta
membuat laporan keuangan.
b. Kasir, yang bertugas menerima dan mengeluarkan uang sesuai
dengan bukti tertulis, membuat laporan kas harian, mengatur
pembelian kecil sehari-hari, dan bertanggung jawab atas jumlah
uang dan kebenaran laporan.
c. Petugas Gudang, yang bertugas menerima barang dan mengeluarkan
barang sesuai bukti tertulis, membuat laporan persediaan barang,
dan bertanggung jawab atas jumlah barang dalam gudang.
Universitas Kristen Petra
46
d. Ekspedisi, yang bertugas mengirim barang pesanan kepada
pemesan, dan bertanggung jawab atas ketepatan jumlah barang yang
dikirim dan waktu sampai ditujuan.
4.1.4. Personalia Perusahaan
P.T. Waxco Pratama di Surabaya sampai dengan saat penelitian dilakukan
(Juli 2005) mempunyai tenaga kerja sebanyak 44 orang, yang terdiri 36 orang,
bagian pemasaran (32 orang salesman dan 4 orang staf administrasi pemasaran)
dan 8 orang Bagian Administrasi dan Keuangan. Jumlah tersebut tidak termasuk
SPG (Sales Promotion Girls), yang direkrut secara temporer apabila dibutuhkan
untuk pengenalan produk di Supermarket dan Hypermarket.
Semua karyawan berstatus karyawan tetap dan mendapatkan gaji setiap
akhir bulan. Khusus untuk salesman di samping mendapatkan gaji, juga
mendapatkan komisi penjualan sebesar 0,50% (bila tidak mencapai target)
dan 1,20% (bila mencapai target) dari total penjualan yang diperoleh, uang
perbaikan kendaraan (uang sewa kendaraan) sebesar Rp 100.000 per bulan, uang
makan dan bensin sebesar Rp 10.000 per hari.
Hari dan jam kerja P.T. Waxco Pratama di Surabaya ditetapkan sebagai
berikut:
a. Hari Senin–Jumat bekerja mulai pukul 07.30 – 15.30 (WIB), jam istirahat
ditetapkan mulai pukul 12.00 – 13.00 (WIB), sedangkan hari Jumat istirahat
mulai pukul 11.15 – 13.00 (WIB).
b. Hari Sabtu bekerja mulai pukul 07.30 – 12.30 (WIB) tanpa istirahat.
c. Karyawan yang bekerja di luar jam kerja akan diperhitungkan sebagai lembur.
4.1.5. Kebijakan Pemasaran
Pemasaran suatu produk tidak terlepas dari bauran pemasaran, di mana
setiap variabel bauran pemasaran perlu ditetapkan kebijakan-kebijakan yang
merupakan landasan kerja dan sarana untuk mencapai tujuan perusahaan, demikian
halnya yang diterapkan pada P.T. Waxco Pratama di Surabaya.
Adapun kebijakan-kebijakan pemasaran yang ditetapkan P.T. Waxco
Pratama di Surabaya meliputi antara lain:
Universitas Kristen Petra
47
1. Kebijakan Produk
Perusahaan memasarkan bermacam-macam produk auto care merek
Waxco buatan Malaysia. Ada 23 jenis produk auto care merek Waxco.
Beragam jenis produk auto care merek Waxco yang dipasarkan diharapkan
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen serta sekaligus sebagai
alat pemasaran untuk memenangkan persaingan bisnis produk auto care yang
sangat tajam dewasa ini. Dari 23 jenis produk auto care merek Waxco yang
dipasarkan, ternyata yang banyak diminati oleh konsumen sebanyak 15 jenis
(lihat Tabel 4.1), sedangkan 9 jenis kurang diminati konsumen dan hanya
dijadikan produk pelengkap serta tidak diandalkan penjualannya.
Tabel 4.1. Jenis Produk Auto Care Merek Waxco Potensial dan Harga Produk P.T. Waxco Pratama Di Surabaya, Tahun 2005
No Kode Produk Nama Produk Isi per Karton
Harga Wholesales
(Rp/pcs)
Harga Dealer
(Rp/pcs)
Harga Retail
(Rp/pcs)
1 WX-1000-CS/12 WAXCO Wash & Wax Car Shampoo 12 pcs 14.400 16.000 20.000
2 WX-1000-WS/12 WAXCO Wash &Shine Car Shampoo 12 pcs 8.280 9.200 11.500
3 WX-1000-CW/12 WAXCO Car Wash Super Duty 12 pcs 13.680 15.200 19.000
4 WX-200-MW/24 WAXCO Premium Metalic Wax 24 pcs 12.240 13.600 17.000
5 WX-500-LW/12 WAXCO Liquid Wax Car Polish 12 pcs 23.400 26.000 32.500
6 WX-500-MK/12 WAXCO Metalic & 2K Car Polish 12 pcs 26.640 29.600 37.000
7 WX-125-LS/24 WAXCO Leather Shine 24 pcs 9.720 10.800 13.500 8 WX-250-TS/24 WAXCO Tyre Shine 24 pcs 14.400 16.000 20.000 9 WX-500-TS/24 WAXCO Tyre Shine 24 pcs 23.760 26.400 33.000
10 WX-320-AGP/24 WAXCO Auto Guard Protection 24 pcs 18.000 20.000 25.000
11 WX-500-HF/24 WAXCO Hands Free Cleans & Shine Tyre Foam
24 pcs 16.200 18.000 22.500
12 WX-500-TS/24 WAXCO Tough Stain Cleaning Foam 24 pcs 19.800 22.000 27.500
13 WX-250-AC/24 WAXCO Auto Cockpit Interior Cleaner 24 pcs 16.560 18.400 23.000
14 WX-600-AGP/12 WAXCO Auto Guard Protectant-All in One 12 pcs 25.200 28.000 35.000
15 WX-250-RA/12 WAXCO Rain Act 12 pcs 15.120 16.800 21.000 Sumber: P.T. Waxco Pratama di Surabaya.
Universitas Kristen Petra
48
2. Kebijakan Saluran Distribusi
Perusahaan memasarkan produk auto care merek Waxco secara tidak
langsung kepada konsumen akhir (pemilik mobil keluarga dan mobil mewah),
yaitu menggunakan jasa saluran distribusi. Hal ini dimaksudkan agar dapat
mengatasi kesenjangan waktu dan tempat antara perusahaan dengan masyarakat
yang ada di berbagai tempat.
Jasa saluran distribusi yang digunakan perusahaan adalah toko-toko
pengecer dan salon-salon mobil yang tersebar di wilayah Surabaya. Toko-toko
pengecer termasuk supermarket, grosir-perkulakan, dan hypermarket.
Gambar 4.2. Saluran Distribusi yang Diterapkan P.T. Waxco Pratama
Di Surabaya Sumber: Data intern P.T. Waxco Pratama di Surabaya.
3. Kebijakan Promosi
Menghadapi para pesaing yang sama-sama memasarkan produk auto
care di pasar, P.T. Waxco Pratama di Surabaya menetapkan kebijakan bauran
promosi sebagai berikut:
a. Advertensi
Bentuk advertensi yang dijalankan perusahaan adalah memasang iklan di
Tabloid Ototrend setiap minggu secara rutin.
b. Personal Selling
Perusahaan menggerakkan 32 orang Salesman (termasuk 1 orang Sales
Supervisor) untuk mencari dan mendapatkan toko-toko pengecer dan salon-
salon mobil yang potensial di Surabaya maupun di kota-kota besar di Jawa
Timur. Tenaga penjualan juga diberi tugas membina hubungan baik dengan
para penyalur serta memantau kekuatan pesaing yang ada di pasar. Setiap
salesman ditargetkan mengadakan kunjungan minimal 8 kali/hari dan setiap
Produsen (Malaysia)
P.T. Waxco Pratama
Toko–Toko Pengecer
dan Salon-Salon
Mobil
Konsumen Akhir
Universitas Kristen Petra
49
sore atau paling lambat keesokkan harinya melaporkan daftar kunjungan
kepada supervisor.
c. Sales Promotion
1) Bentuk sales promotion pertama yang diterapkan perusahaan kepada
sejumlah penyalur, yaitu memberikan potongan tunai dari kebijakan
kredit yang diterapkan. Kebijakan kredit yang diterapkan perusahaan
pada Semester I/2005 adalah 2,5/14,n.30. Artinya memberikan potongan
harga sebesar 2,50% kepada penyalur (konsumen) yang membayar
sampai dengan hari ke-14, sedangkan batas jatuh tempo kredit 30 hari.
Apabila ada penyalur yang belum mampu membayar hutang pada hari
ke-30, perusahaan memberikan toleransi waktu 7 hari.
2) Bentuk sales promotion kedua yang diterapkan perusahaan kepada
sejumlah penyalur, yaitu memberikan bonus 1 pcs produk auto care
merek Waxco untuk setiap pembelian 1 karton auto care merek Waxco
dengan jenis yang sama.
3) Bentuk sales promotion ketiga yang diterapkan perusahaan adalah SPG
(Sales Promotion Girls) di Supermarket dan Hypermarket untuk
memperkenalkan produk baru kepada calon konsumen yang datang ke
lokasi retail tersebut sambil melakukan demo produk auto care merek
Waxco. Pelasanaan SPG sifatnya temporer atau tidak terus-menerus.
4) Bentuk sales promotion keempat, yaitu perusahaan membuat brosur-
brosur produk auto care merek Waxco dan daftar harga yang dibagikan
kepada toko-toko pengecer dan salon-salon mobil.
5) Bentuk sales promotion kelima, yaitu perusahaan membuat kalender
yang dibagikan secara gratis kepada para penyalur, dan memberikan
kartu ucapan selamat Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru kepada para
penyalur.
d. Publisitas
Setiap tahun sekali, tepatnya saat hari ulang tahun perusahaan, pimpinan
perusahaan mengundang wartawan dari media cetak untuk
mempublikasikan prestasi pemasaran yang dicapai dan turut mensponsori
kegiatan olah raga.
Universitas Kristen Petra
50
4.1.6. Perkembangan Volume Penjualan
Di muka telah diuraikan bahwa P.T. Waxco Pratama di Surabaya adalah
perusahaan yang memasarkan dan menjual produk auto care merek Waxco buatan
Malaysia dengan tekonologi Amerika. Perusahaan menginginkan volume
penjualan auto care merek Waxco meningkat setiap periode (semester). Hal ini
didasarkan pertimbangan bahwa jumlah mobil meningkat dari waktu ke waktu.
Tetapi, dalam realitasnya volume penjualan yang dicapai perusahaan kadang kala
naik dan kadang kala turun, tidak selalu meningkat seperti yang diharapkan.
Volume penjualan auto care merek Waxco yang dihasilkan P.T. Waxco
Pratama di Surabaya dan tingkat perkembangannya pada 11 semester terakhir
(Semester II/1999–II/2004) ditunjukkan pada Tabel 4.2 di bawah ini.
Tabel 4.2. Volume Penjualan Auto Care Merek Waxco dan Tingkat Perkembangan Volume Penjualan P.T. Waxco Pratama Di Surabaya
Semester II/1999-II/2004 (karton)
PERKEMBANGAN SEMESTER
VOLUME PENJUALAN +/- %
II/1999 13.152 - - I /2000 14.374 1.222 9,29 II/2000 15.195 821 5,71 I /2001 15.870 675 4,44 II/2001 17.226 1.356 8,54 I /2002 17.988 762 4,42 II/2002 16.637 -1.351 -7,51 I /2003 14.998 -1.639 -9,85 II/2003 13.310 -1.688 -11,25 I/2004 12.050 -1.260 -9,47 II/2004 9.636 -2.414 -20,03
Sumber: Data intern perusahaan, Lampiran 1. Keterangan: Semester I: bulan Januari s.d Juni.
Semester II: bulan Juli s.d Desember.
Perkembangan volume penjualan auto care merek Waxco merupakan
selisih antara volume penjualan pada semester t dengan semester t-1 (semester
sebelumnya). Sebagai contoh perhitungan perkembangan volume penjualan pada
Semester I/2000 dari Semester II/1999 adalah sebagai berikut:
Volume penjualan auto care merek Waxco pada semester I/2000 (t)
= 14.374 karton dan volume penjualan pada semester II/1999 (t-1) = 13.152
Universitas Kristen Petra
51
karton, maka perkembangannya sebesar 1.222 karton (= 14.374 karton – 13.152
karton) atau 9,29% (= 1.222 / 13.152 x 100%). Menggunakan cara perhitungan
yang sama seperti di atas, maka tingkat perkembangan volume penjualan auto care
merek Waxco sampai dengan semester II/2004 dapat dihitung, di mana hasil
perhitungan selengkapnya telah ditunjukkan pada Tabel 4.2 di atas.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa setiap semester volume penjualan auto
care merek Waxco kadang meningkat dan kadang menurun. Peningkatan volume
penjualan terjadi pada semester I/2000–I/2002, yaitu mencapai 4,42% (semester
I/2002) sampai dengan 9,29% (semester I/2000). Peningkatan volume penjualan
pada 6 semester tersebut adalah seperti yang diharapkan perusahaan. Harapan atau
keinginan perusahaan direspon positif oleh tenaga penjualan. Seluruh tenaga
penjualan bekerja keras, sehingga volume penjualan meningkat pada setiap
semesternya.
Sebaliknya, pada 5 semester terakhir (Semester II/2002-II/2004), volume
penjualan auto care merek Waxco mengalami penurunan, yaitu bervariasi
antara 7,51% s.d 20,03%. Sesuai kebijakan intern perusahaan, penurunan volume
penjualan ditoleransi sampai dengan 5%, apabila melebihi dari ambang batas
tersebut maka volume penjualan dinyatakan bermasalah. Itu berarti, seluruh
penurunan volume penjualan yang terjadi pada 5 semester terakhir (Semester
II/2002–II/2004) dinyatakan bermasalah. Penurunan volume penjualan tersebut
merupakan indikasi prestasi kerja karyawan bagian pemasaran belum sesuai
dengan yang diharapkan perusahaan.
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur (Kuesioner)
Sebelum menuju pada model analisis regresi linier berganda, maka
terlebih dahulu alat pengumpul data (kuesioner) diuji. Uji kuesioner pertama
adalah uji validitas (kesahian), yaitu menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur.
Pada hari Senin, 11 Juli 2005, diserahkan 32 kuesioner prestasi kerja
(PK) kepada Manajer Pemasaran untuk diisi. Dipilihnya Manajer Pemasaran untuk
mengisi kuesioner karena yang bersangkutan lebih memahami prestasi kerja
masing-masing karyawan bagian pemasaran. Pada hari yang sama, juga
Universitas Kristen Petra
52
diserahkan 32 kuesioner stres kerja (SK) kepada masing-masing karyawan bagian
pemasaran (tidak termasuk bagian administrasi pemasaran).
Pada tanggal 15 Juli 2005, semua lembar kuesioner yang disebarkan,
baik kepada Manajer Pemasaran maupun seluruh karyawan bagian pemasaran
diterima kembali. Selanjutnya, jawaban kuesioner ditabulasi (dengan
menggunakan Excel), di mana hasil tabulasi data ditunjukkan pada Lampiran 3.
Untuk keperluan analisis, maka tabulasi data tersebut dicopy ke dalam SPSS untuk
diolah validitas dan reliabilitasnya. Hasil pengolahan validitas dan reliabilitas
ditunjukkan pada Lampiran 5, dan untuk keperluan analisis ditunjukkan kembali
pada sub-sub bab berikut ini.
1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Prestasi Kerja (PK) Karyawan
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Prestasi Kerja
Variabel Corrected Item-Total
Correlation (r-Validitas)
r-Kritis r(á;n-2)
Keputusan
PK1 0,4876 0,349 Valid PK2 0,3946 0,349 Valid PK3 0,4938 0,349 Valid PK4 0,3720 0,349 Valid PK5 0,4302 0,349 Valid PK6 0,4510 0,349 Valid PK7 0,4300 0,349 Valid PK8 0,3621 0,349 Valid PK9 0,5089 0,349 Valid PK10 0,3621 0,349 Valid PK11 0,4062 0,349 Valid PK12 0,3703 0,349 Valid PK13 0,3514 0,349 Valid PK14 0,4923 0,349 Valid PK15 0,4173 0,349 Valid PK16 0,3631 0,349 Valid PK17 0,4673 0,349 Valid PK18 0,4120 0,349 Valid
- - - - Alpha 0,8226 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer, jawaban responden sesudah diolah (Lampiran 5). Keterangan: r-Kritis = r(0,05;32-2) = 0,349 (Lampiran 7).
r-Validitas • 0,349 diputuskan valid. r-Alpha • 0,60 diputuskan reliabel.
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa semua pertanyaan prestasi
kerja (PK1 s.d PK18) dinyatakan valid karena memiliki nilai Corrected Item-
Universitas Kristen Petra
53
Total Correlation di atas 0,349 (r-kritis). Tabel 4.3 di atas juga menunjukkan
bahwa r-alpha yang merupakan nilai perhitungan reliabilitas yaitu 0,8226
adalah lebih besar dari 0,60 (Hair, Anderson, Tatham, & Black, 1995, p. 118),
sehingga diputuskan butir-butir pertanyaan yang terangkum dalam variabel
prestasi kerja adalah reliabel. Dengan kata lain, butir-butir pertanyaan prestasi
kerja (PK) dapat diandalkan untuk mendapatkan data yang dikehendaki, baik
pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Stressor Intern (SI)
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Stressor Intern
Variabel Corrected Item-Total
Correlation (r-Validitas)
r-Kritis r(á;n-2)
Keputusan
SI1 0,3616 0,349 Valid SI2 0,3815 0,349 Valid SI3 0,4203 0,349 Valid SI4 0,4806 0,349 Valid SI5 0,5735 0,349 Valid SI6 0,4473 0,349 Valid SI7 0,6715 0,349 Valid SI8 0,6818 0,349 Valid SI9 0,5345 0,349 Valid SI10 0,5089 0,349 Valid SI11 0,4493 0,349 Valid SI12 0,4067 0,349 Valid SI13 0,3785 0,349 Valid SI14 0,4447 0,349 Valid SI15 0,4599 0,349 Valid
- - - - Alpha 0,8448 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer, jawaban responden sesudah diolah (Lampiran 5). Keterangan: r-Kritis = r(0,05;32-2) = 0,349 (Lampiran 7).
r-Validitas • 0,349 diputuskan valid. r-Alpha • 0,60 diputuskan reliabel.
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa semua pertanyaan stressor
intern (SI1 s.d SI15) dinyatakan valid karena memiliki nilai Corrected Item-
Total Correlation di atas 0,349 (r-kritis). Tabel 4.4 di atas juga menunjukkan
bahwa r-alpha yang merupakan nilai perhitungan reliabilitas yaitu 0,8448
adalah lebih besar dari 0,60 (Hair, Anderson, Tatham, & Black, 1995, p. 118),
sehingga diputuskan butir-butir pertanyaan yang terangkum dalam variabel
Universitas Kristen Petra
54
stressor intern adalah reliabel. Dengan kata lain, butir-butir pertanyaan
stressor intern (SI) dapat diandalkan untuk mendapatkan data yang
dikehendaki, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang.
3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Stressor Ekstern (SE)
Tabel 4.5. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Stressor Ekstern
Variabel Corrected Item-Total
Correlation (r-Validitas)
r-Kritis r(á;n-2)
Keputusan
SE1 0,8926 0,349 Valid SE2 0,7751 0,349 Valid SE3 0,9346 0,349 Valid SE4 0,7651 0,349 Valid SE5 0,8070 0,349 Valid
- - - - Alpha 0,9383 0,60 Reliabel
Sumber: Data primer, jawaban responden sesudah diolah (Lampiran 5). Keterangan: r-Kritis = r(0,05;32-2) = 0,349 (Lampiran 7).
r-Validitas • 0,349 diputuskan valid. r-Alpha • 0,60 diputuskan reliabel.
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa semua pertanyaan stressor
ekstern (SE1 s.d SE5) dinyatakan valid karena memiliki nilai Corrected Item-
Total Correlation di atas 0,349 (r-kritis). Tabel 4.5 di atas juga menunjukkan
bahwa r-alpha yang merupakan nilai perhitungan reliabilitas yaitu 0,9383
adalah lebih besar dari 0,60 (Hair, Anderson, Tatham, & Black, 1995, p. 118),
sehingga diputuskan butir-butir pertanyaan yang terangkum dalam variabel
stressor ekstern adalah reliabel. Dengan kata lain, butir-butir pertanyaan
stressor ekstern (SE) dapat diandalkan untuk mendapatkan data yang
dikehendaki, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan datang.
4.3. Analisis Variabel-Variabel Penelitian
Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas pada sub bab di atas
diputuskan bahwa semua variabel adalah valid (sahih) dan reliabel (andal).
Langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata nilai (mean) masing-masing
pertanyaan dan variabel, di mana hasilnya telah ditunjukkan pada Lampiran 3.
Deskripsi dari masing-masing mean variabel penelitian disajikan berikut ini.
Universitas Kristen Petra
55
1. Analisis Variabel Prestasi Kerja (PK)
Tabel 4.6. Mean dan SD Prestasi Kerja Karyawan Bagian Pemasaran P.T. Waxco Pratama di Surabaya
No Indikator Prestasi Kerja Mean SD
PK1 Kemampuan dalam mencapai target penjualan yang ditetapkan
3,6 0,6
PK2 Kemampuan membuat perencanaan pekerjaan 3,5 0,6 PK3 Kemampuan mengatur waktu kerja 3,8 0,6 PK4 Keandalan dalam memecahkan masalah 3,6 0,4 PK5 Bakat menjual yang dimiliki 3,5 0,7 PK6 Kegigihan dalam menjual 3,6 0,6 PK7 Potensi untuk maju 3,6 0,6 PK8 Pengetahuan mengenai tentang produk 3,3 0,8 PK9 Luas hubungan yang dimiliki 3,5 0,6
PK10 Kemampuan menjalin kerja sama dengan kelompok kerja (tim)
3,5 0,8
PK11 Kemampuan dalam berkomunikasi 3,3 0,7 PK12 Ketepatan waktu dalam menyajikan laporan 3,6 0,6 PK13 Inisiatif dalam mengajukan usul-usul perbaikan 3,7 0,5 PK14 Kepatuhan memenuhi peraturan perusahaan 3,5 0,6 PK15 Penampilan (kerapian) sehari-hari 3,4 0,7 PK16 Sikap kepada atasan 3,6 1,0 PK17 Semangat/kegairahan dalam bekerja 3,6 0,6 PK18 Tingkat kehadiran dalam tiga bulan terakhir 3,7 0,4 - - Prestasi kerja secara keseluruhan 3,553 0,334
Sumber: Data primer sesudah diolah (Lampiran 3 dan Lampiran 6). Keterangan: Mean < 4,0, prestasi kerja karyawan adalah rendah.
SD (Standard Deviation) < 20% dari mean, prestasi kerja homogen (Santoso, 2002a, p.45).
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa masing-masing indikator
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran lebih kecil dari 4,0. Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi kerja karyawan bila ditinjau dari masing-masing
indikator adalah rendah atau belum sesuai dengan yang diharapkan
perusahaan. Demikian halnya bila ditinjau secara sekeluruhan, prestasi kerja
karyawan bagian pemasaran adalah rendah (mean 3,553 < 4,0), di mana
tingkat prestasi kerja karyawan satu dengan yang lain adalah homogen
(SD 0,334 < 20% dari mean). Artinya, prestasi kerja bagian pemasaran satu
dengan yang lainnya adalah relatif sama, yaitu rendah dan tidak sesuai dengan
yang diharapkan perusahaan. Dengan demikian hipotesis pertama yang
diajukan, “tingkat prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco
Universitas Kristen Petra
56
Pratama di Surabaya adalah rendah” secara deskriptif dapat diterima
kebenarannya.
2. Analisis Variabel Stressor Intern (SI)
Tabel 4.7. Mean dan SD Stressor Intern
No Indikator Stressor Intern Mean SD SI1 Beban kerja berlebihan 5,3 1,1 SI2 Waktu penyelesaian kerja yang mendesak 5,6 1,0 SI3 Kualitas supervisi yang kurang baik 5,4 1,0 SI4 Iklim kerja yang kurang sehat 5,7 1,1
SI5 Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
5,4 1,0
SI6 Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
5,6 0,9
SI7 Ambiguitas peran, karena deskripsi pekerjaan yang kabur
5,7 0,9
SI8 Konflik antar pribadi 5,7 0,8 SI9 Konflik antar kelompok (tim) 5,7 0,8
SI10 Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
5,8 0,8
SI11 Berbagai bentuk perubahan peraturan perusahaan 5,8 0,7 SI12 Sikap pimpinan yang kurang adil 5,8 0,9
SI13 Gaji yang diterima kurang sesuai dengan pengorbanan
5,8 0,8
S14 Tunjangan kesejahteraan kurang mendukung semangat kerja
6,0 0,7
SI15 Fasilitas penunjang kerja (kendaraan dan peralatan kerja) kurang memadai
6,0 0,7
- - Stressor intern secara keseluruhan 5,672 0,508
Sumber: Data primer sesudah diolah (Lampiran 3 dan Lampiran 6). Keterangan: Mean • 4,0, stressor intern adalah tinggi.
SD (Standard Deviation) < 20% dari mean, jawaban responden adalah homogen.
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa masing-masing indikator
stressor intern lebih besar dari 4,0. Hal ini menunjukkan bahwa stressor intern
yang dirasakan karyawan bagian pemasaran bila ditinjau dari masing-masing
indikator adalah tinggi atau relatif membebani karyawan dalam berprestasi.
Demikian halnya bila ditinjau secara sekeluruhan, stressor intern yang ada di
P.T. Waxco Pratama di Surabaya adalah tinggi (mean 5,672 > 4,0), di mana
pendapat karyawan satu dengan yang lain adalah homogen (SD 0,508 < 20%
Universitas Kristen Petra
57
dari mean). Artinya, masing-masing karyawan bagian pemasaran dalam
menilai stressor intern yang ada di perusahaan adalah relatif sama, yaitu relatif
membebani karyawan dalam berprestasi.
3. Analisis Variabel Stressor Ekstern (SE)
Tabel 4.8. Mean dan SD Stressor Ekstern
No Indikator Stressor Ekstern Mean SD SE1 Ada kekuatiran finansial di dalam keluarga 5,7 0,9
SE2 Ada masalah bersangkutan dengan keluarga (istri, anak, orang tua, saudara, teman dekat)
5,5 0,9
SE3 Ada masalah dengan fisik (kurang sehat) 5,7 0,9
SE4 Ada perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal
5,6 0,9
SE5 Ada masalah pribadi yang tidak bisa diungkapkan 5,8 0,9 - - Stressor ekstern secara keseluruhan 5,656 0,823
Sumber: Data primer sesudah diolah (Lampiran 3 dan Lampiran 6). Keterangan: Mean • 4,0, stressor ekstern adalah tinggi.
SD (Standard Deviation) < 20% dari mean, jawaban responden adalah homogen.
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa masing-masing indikator
stressor ekstern lebih besar dari 4,0. Hal ini menunjukkan bahwa stressor
ekstern yang dirasakan karyawan bagian pemasaran bila ditinjau dari masing-
masing indikator adalah tinggi atau relatif membebani karyawan dalam
berprestasi. Demikian halnya bila ditinjau secara sekeluruhan, stressor ekstern
yang berasal dari keluarga karyawan adalah tinggi (mean 5,656 > 4,0), di
mana pendapat karyawan satu dengan yang lain adalah homogen (SD 0,823
< 20% dari mean). Artinya, masing-masing karyawan bagian pemasaran dalam
menilai stressor ekstern yang berasal dari keluarga karyawan adalah relatif
sama, yaitu relatif membebani karyawan dalam berprestasi. Dengan kata lain,
karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di Surabaya relatif
mengalami stres yang ditimbulkan dari keluarga karyawan masing-masing.
Dengan demikian hipotesis kedua yang diajukan, “Tingkat stres karyawan
bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di Surabaya, ditinjau dari stressor
intern dan stressor ekstern adalah tinggi” secara deskriptif dapat diterima
kebenarannya.
Universitas Kristen Petra
58
4.4. Pengujian Hipotesis
Dari deskripsi hasil penelitian pada sub-sub bab di muka secara implisit
diketahui bahwa stressor intern dan stressor ekstern mempunyai hubungan negatif
dengan prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di
Surabaya. Hal ini diindikasikan, stressor intern dan stressor ekstern tinggi, prestasi
kerja karyawan rendah. Untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan
pada bab dua secara analitik (dengan rumus korelasi dan regresi), maka data mean
strressor intern (X1) dan mean stressor ekstern (X2) diregresikan dengan mean
prestasi kerja (Y). Hasil regresi dengan menggunakan SPSS versi 11.01
ditunjukkan pada Lampiran 6, sedangkan analisisnya disajikan pada sub-sub bab
berikut ini.
4.4.1. Analisis dan Uji Hubungan dan Pengaruh Secara Simultan: R, R², dan Uji F
R (koefisien korelasi berganda) dalam penelitian ini digunakan untuk
mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara stres, yang terdiri dari stressor
intern (X1) dan stressor ekstern (X2) secara simultan dengan prestasi kerja
karyawan. Sedangkan R² (koefisien determinasi berganda) untuk mengetahui
kontribusi atau proporsi pengaruh antara stres, yang terdiri dari stressor intern (X1)
dan stressor ekstern (X2) secara simultan terhadap prestasi kerja karyawan (Y).
Hasil perhitungan koefisien korelasi berganda (R) dan koefisien
determinasi berganda (R²) dengan menggunakan SPSS pada Lampiran 6,
ditunjukkan kembali pada Tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9. Model Summary
R R Square (R²) Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate Hasil 0,730 0,533 0,501 0,2361
Sumber: Data primer sesudah diolah, Lampiran 6.
R (koefisien korelasi berganda) sebesar 0,730 (berada di antara 0,70
s.d 1,0, Lampiran 8), menunjukkan bahwa stressor intern dan stressor ekstern
secara simultan (bersama-sama) mempunyai hubungan kuat dengan prestasi kerja
karyawan. Hubungan tersebut adalah negatif, yang diindikasikan dari hubungan
secara parsial keduanya adalah negatif (-). Hal ini menunjukkan apabila stressor
intern dan stressor ekstern secara simultan meningkat, maka prestasi kerja
Universitas Kristen Petra
59
karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di Surabaya akan menurun
dengan kuat, demikian juga sebaliknya. Sedangkan nilai R² sebesar 0,533
menunjukkan bahwa 53,30% prestasi kerja karyawan bagian pemasaran mampu
dijelaskan oleh keberadaan stressor intern dan stressor ekstern secara simultan.
Dengan kata lain, kontribusi (proporsi pengaruh) stressor intern dan stressor
ekstern secara simultan terhadap prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T.
Waxco Pratama di Surabaya adalah sebesar 53,30%, sedangkan kontribusi
variabel-variabel lain di luar model analisis (stressor intern dan stressor intern)
sebesar 46,70% (= 100% -53,30%).
Untuk mengetahui signifikan-tidaknya hubungan dan pengaruh variabel
stressor intern dan stressor ekstern secara simultan terhadap prestasi kerja
karyawan bagian pemasaran di atas, digunakan uji-F.
Hipotesis statistik yang diajukan pada uji F adalah:
Ho: βi = 0, di mana i = 1 dan 2 menunjukkan stressor intern dan stressor ekstern
secara simultan tidak mempunyai hubungan (pengaruh) signifikan
terhadap prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama
di Surabaya.
H1: βi • 0, di mana i = 1 dan 2 menunjukkan stressor intern dan stressor ekstern
secara simultan mempunyai hubungan (pengaruh) signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di
Surabaya.
Hasil perhitungan uji F dengan SPSS pada Lampiran 6, ditunjukkan
kembali pada Tabel 4.10 berikut ini.
Universitas Kristen Petra
60
Tabel 4.10. F Hitung
No Model Sum of Squares df Mean Square F (FHitung)
Sig.
(1) (2) (3) (4=2/3) (5=4a/4b) (6)
a Regression 1,844 2 0,922 16,543 0,000 b Residual 1,616 29 0,056 c Total 3,460 31
Sumber: Data primer sesudah diolah, Lampiran 6. Keterangan: Nilai tabel F(á;k;n-k-1) = F(0,05;2;29) = 3,33 (Tabel F, Lampiran 9).
Berdasarkan nilai Fhitung dan Ftabel di atas, maka kurva uji hipotesis secara
simultan dapat digambar seperti Gambar 4.3 berikut ini.
Ho diterima Ho ditolak (H1 ditolak) (H1 diterima)
0 3,33 16,543
Gambar 4.3. Kurva Normal Uji Hipotesis Secara Simultan Sumber: Tabel 4.10, diolah.
Gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa pada tingkat á sebesar 5% nilai
Fhitung 16,543 lebih besar dari 3,33 (Ftabel), sehingga Ho ditolak dan H1 diterima,
yang didukung oleh Sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (á). Hal ini
menunjukkan bahwa adanya hubungan kuat antara stressor intern dan stressor
ekstern secara simultan dengan prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T.
Waxco Pratama di Surabaya adalah signifikan (nyata), sehingga hipotesis ketiga
yang diajukan, “terdapat hubungan kuat antara stressor intern dan stressor ekstern
secara simultan dengan prestasi kerja karyawan P.T. Waxco Pratama di Surabaya”
secara statistik dapat diterima kebenarannya.
Nilai Sig. 0,000 < 0,05 di atas, sekaligus juga membuktikan bahwa
kontribusi stressor intern dan stressor ekstern secara simultan terhadap prestasi
kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di Surabaya
sebesar 53,30% adalah relatif besar dan signifikan bila dibandingkan dengan
kontribusi variabel-variabel lain di luar model analisis, sehingga hipotesis keempat
Universitas Kristen Petra
61
yang diajukan, “Kontribusi stressor intern dan stressor ekstern secara simultan
terhadap prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di
Surabaya adalah relatif besar” secara statistik dapat diterima kebenarannya.
4.4.2. Analisis dan Uji Hubungan dan Pengaruh Secara Parsial: Regresi Linier
Berganda, Koefisien Determinasi Parsial, dan Uji t
Regresi linier berganda dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan
(pengaruh) stres, yang terdiri dari stressor intern dan stressor ekstern secara
parsial dengan prestasi kerja karyawan bagian pemasaran. Koefisien determinasi
parsial untuk mengetahui kontribusi (proporsi pengaruh) stres, yang terdiri dari
stressor intern dan stressor ekstern secara parsial terhadap prestasi kerja karyawan
bagian pemasaran. Sedangkan uji t untuk menguji signifikansi pengaruh masing-
masing variabel bebas secara parsial tersebut terhadap prestasi kerja karyawan.
Hipotesis statistik yang diajukan pada uji t adalah:
Ho: bi = 0, di mana i = 1 dan 2 menunjukkan stressor intern dan stressor ekstern
secara parsial tidak mempunyai hubungan (pengaruh) signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran.
H1: bi • 0, di mana i = 1 dan 2 menunjukkan stressor intern dan stressor ekstern
secara simultan mempunyai hubungan (pengaruh) signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di
Surabaya.
Hasil perhitungan regresi linier berganda dan uji t pada Lampiran 6
ditunjukkan kembali pada Tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.11. Coefficients
Variabel
Unstandardized
Coefficients (B)
Std. Error
t (thitung)
Sig.
r-Partial
r-Square
(1) (2) (3) (4=2/3) (5) (6) (7=6²)
(Constant) (a) 6,839 0,573 11,938 0,000 - - Stressor intern (b1) -0,411 0,084 -4,908 0,000 -0,674 45,43% Stressor ekstern (b2) -0,169 0,052 -3,279 0,003 -0,520 27,04%
Sumber: Data primer sesudah diolah, Lampiran 6. Keterangan: Nilai tabel t(á/2,n-k-1), dimana á = 5%, n = 32, dan k = 2, maka t(0,025;29)
= 2,045 (Tabel t, Lampiran 10) dan nilai e = 0,2361 (Lampiran 6).
Universitas Kristen Petra
62
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, persamaan regresi linier berganda dengan
formulasi: Y = a + b1X1 + b2X2 + e
menjadi: Y = 6,839 - 0,411 X1 - 0,169 X2 + 0,2361
Nilai e pada persamaan di atas menunjukkan bahwa persamaan regresi
linier berganda tersebut mempunyai kesalahan baku estimasi ± 0,2361.
Bilangan konstanta (a) dan masing-masing koefisien regresi (bi) di atas
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Bilangan Konstanta (a)
Bilangan konstanta (a) sebesar 6,839, menunjukkan apabila stressor
intern dan stressor ekstern sama dengan nol, maka prestasi kerja karyawan
bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di Surabaya sebesar 6,839 (sangat baik,
karena angka tertinggi 7). Dengan kata lain, apabila karyawan tidak mengalami
stres yang disebabkan oleh stressor intern dan stressor ekstern, maka prestasi
kerja karyawan bagian pemasaran sangat tinggi.
2. Koefisien Regresi Pertama (b1)
Koefisien regresi stressor intern (b1) sebesar -0,411, menunjukkan
stressor intern mempunyai hubungan negatif dengan prestasi kerja karyawan,
yang didukung dengan nilai korelasi parsial -0,674. Hubungan kedua variabel
tersebut cukup kuat (0,674 berada di antara 0,40-0,70, lihat Lampiran 8). Hal
ini menunjukkan apabila stressor intern meningkat sebesar 1 skala, maka
prestasi kerja karyawan akan menurun sebesar 0,411 skala. Sebaliknya, apabila
stressor intern menurun sebesar 1 skala, maka prestasi kerja karyawan akan
meningkat sebesar 0,411 skala. Sedangkan kontribusi (proporsi pengaruh)
stressor intern terhadap prestasi kerja karyawan ditunjukkan dengan nilai
r-square (stressor intern) sebesar 45,43%. Hubungan dan pengaruh stressor
intern terhadap prestasi kerja karyawan tersebut setelah diuji secara statistik
terbukti signifikan karena thitung sebesar |-4,908| lebih besar dari 2,045 (ttabel),
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, yang didukung oleh Sig. 0,000 lebih kecil
dari 0,05 (5%) seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4 berikut ini.
Universitas Kristen Petra
63
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak (H1 diterima) (H1 ditolak) (H1 diterima)
-4,908 -2,045 0 2,045
Gambar 4.4. Kurva Normal Uji Hubungan Stressor Intern
terhadap Prestasi Kerja Karyawan Sumber: Tabel 4.11, sesudah diolah.
Hasil uji hipotesis di atas membuktikan bahwa stressor intern secara
parsial mempunyai hubungan (pengaruh) negatif dan signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran, dengan demikian hipotesis kelima
yang diajukan “terdapat hubungan negatif antara stressor intern secara parsial
dengan prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di
Surabaya” dapat diterima kebenarannya.
3. Koefisien Regresi Kedua (b2)
Koefisien regresi stressor ekstern (b2) sebesar -0,169, menunjukkan
stressor ekstern mempunyai hubungan negatif dengan prestasi kerja karyawan,
yang didukung dengan nilai korelasi parsial -0,520. Hubungan kedua variabel
cukup kuat (0,520 berada di antara 0,40-0,70, lihat Lampiran 8). Hal ini
menunjukkan apabila stressor ekstern meningkat sebesar 1 skala, maka
prestasi kerja karyawan akan menurun sebesar 0,169 skala. Sebaliknya, apabila
stressor ekstern menurun sebesar 1 skala, maka prestasi kerja karyawan akan
meningkat sebesar 0,169 skala. Sedangkan kontribusi (proporsi pengaruh)
stressor ekstern terhadap prestasi kerja karyawan ditunjukkan dengan nilai
r-square (stressor ekstern) sebesar 27,04%. Hubungan dan pengaruh stressor
intern terhadap prestasi kerja karyawan tersebut setelah diuji secara statistik
terbukti signifikan karena thitung sebesar |-3,279| lebih besar dari 2,045 (ttabel),
sehingga Ho ditolak dan H1 diterima, yang didukung oleh Sig. 0,003 lebih kecil
dari 0,05 (5%) seperti ditunjukkan pada Gambar 4.5 berikut ini.
Universitas Kristen Petra
64
Ho ditolak Ho diterima Ho ditolak (H1 diterima) (H1 ditolak) (H1 diterima)
-3,279 -2,045 0 2,045
Gambar 4.5. Kurva Normal Uji Hubungan Stressor Ekstern
terhadap Prestasi Kerja Karyawan Sumber: Tabel 4.11, sesudah diolah.
Hasil uji hipotesis di atas membuktikan bahwa stressor ekstern secara
parsial mempunyai hubungan (pengaruh) negatif dan signifikan terhadap
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran, dengan demikian hipotesis keenam
yang diajukan “Terdapat hubungan negatif antara stressor ekstern secara
parsial dengan prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama
di Surabaya” dapat diterima kebenarannya.
4.5. Interpretasi Hasil Penelitian
Sesuai dengan teori yang diajukan pada bab dua, penyebab stres ada dua,
yaitu stressor intern dan stressor ekstern (Hasibuan, 1992, p. 200). Orang yang
mengalamai stres tidak dapat rileks dan bersikap tidak kooperatif, sehingga tidak
dapat bekerja seperti yang diharapkan perusahaan (Hasibuan, 1995, p. 224). Teori
tersebut masih relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada karyawan
bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di Surabaya, di mana hasil selengkapnya
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Secara simultan, stressor intern dan stressor ekstern mempunyai hubungan
yang kuat dengan prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco
Pratama di Surabaya, yang ditunjukkan dengan nilai R sebesar 0,730. Hal ini
menunjukkan apabila stressor intern dan stressor ekstern secara simultan
meningkat, maka prestasi kerja karyawan akan menurun dengan kuat pula,
demikian juga sebaliknya. Hubungan yang kuat tersebut juga mencerminkan
adanya kontribusi (proporsi pengaruh) yang relatif besar antara stressor intern
dan stressor ekstern terhadap prestasi kerja karyawan, yakni mencapai 53,30%
Universitas Kristen Petra
65
(R²). Hubungan dan kontribusi stressor intern dan stressor ekstern secara
simultan terhadap prestasi kerja karyawan tersebut setelah diuji secara statistik
terbukti signifikan, yang diindikasikan oleh Fhitung 16,543 > 3,33 (Ftabel), yang
didukung oleh Sig. 0,000 < 5%. Sebagai implementasinya, apabila P.T. Waxco
Pratama di Surabaya menginginkan prestasi kerja karyawan meningkat dari
kurang baik (pada saat ini) menjadi baik (untuk waktu mendatang), maka
hendaknya Manajer Pemasaran bersedia memperhatikan hal-hal yang dapat
menimbulkan karyawan bagian pemasaran stres, terutama stressor intern.
Sedangkan mengenai stressor ekstern, hendaknya Manajer Pemasaran bersedia
meluangkan waktu untuk mengadakan konseling dengan karyawan, mendengar
keluhan-keluhan karyawan dan mencari solusi yang baik. Adapun
implementasinya dapat dilihat dalam bahasan secara parsial di bawah ini.
2. Secara parsial dua penyebab stres, yaitu stressor intern dan stressor ekstern
dapat dibuktikan mempunyai hubungan dan pengaruh negatif signifikan
terhadap prestasi kerja karyawan bagian pemasaran pada P.T. Waxco Pratama
di Surabaya, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Antara stressor intern dengan prestasi kerja karyawan terdapat hubungan
negatif dan cukup kuat, yang diindikasikan dengan r-parsial -0,674.
Hubungan negatif tersebut didukung oleh nilai koefisien regresi, b1 sebesar
-0,411. Artinya, setiap ada peningkatan stressor intern sebesar 1 skala,
maka prestasi kerja karyawan bagian pemasaran akan menurun sebesar
0,411, demikian juga sebaliknya. Adapun kontribusi (proporsi pengaruh)
stressor intern terhadap prestasi kerja karyawan adalah relatif besar, yakni
mencapai 45,43% (r1²) dan signifikan, karena thitung |-4,908| > 2,045 (ttabel),
yang didukung oleh Sig. 0,000 < 0,05 (5%). Dengan kata lain, rendahnya
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di
Surabaya (terutama pada lima semester terakhir: Semester II/2002-II/2004)
secara nyata dipengaruhi oleh stressor intern, yaitu stres yang ditimbulkan
dari dalam/intern perusahaan sendiri. Dari hasil wawancara dengan
beberapa orang karyawan diketahui bahwa rendahnya prestasi kerja
karyawan karena karyawan mengalami stres yang ditimbulkan oleh: (1)
Beban kerja melebihi dari kemampuan karyawan. (2) Waktu penyelesaian
Universitas Kristen Petra
66
kerja yang selalu dibuat mendesak. (3) Kualitas supervisi yang kurang baik
dalam arti kurang bijaksana dalam memecahkan permasalahan pemasaran.
(4) Iklim kerja yang kurang sehat, senantiasa cenderung membesarkan
masalah-masalah kecil. (5) Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang
tidak memadai. (6) Keterbatasan wewenang yang diberikan karyawan,
sehingga tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab. (7)
Ambiguitas peran, karena deskripsi pekerjaan yang kabur. (8) Adanya
konflik antar pribadi yang tidak sehat. (9) Adanya konflik antar kelompok
(tim) yang juga tidak sehat. (10) Adanya perbedaan antara nilai-nilai
perusahaan dan karyawan. (11) Berbagai bentuk perubahan peraturan
perusahaan yang menghimpit hak-hak karyawan. (12) Pimpinan sering
bersikap kurang adil dalam memecahkan masalah. (13) Gaji yang diterima
kurang sesuai dengan pengorbanan, terutama waktu, tenaga, dan pikiran.
(14) Tunjangan kesejahteraan kurang mendukung semangat kerja. (15)
Fasilitas penunjang kerja (kendaraan dan peralatan kerja) kurang memadai.
Berbagai hal stressor intern tersebut di atas, kiranya membuat karyawan
kurang semangat dalam bekerja sehari-hari, tidak sepenuh hati memasarkan
produk Waxco, sehingga volume penjualan menurun dari semester ke
semester, khususnya pada Semester II/2002-II/2004. Itulah sebabnya,
apabila P.T. Waxco Pratama di Surabaya berkeinginan meningkatkan
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran menjadi lebih baik atau sangat
baik dari prestasi kerja yang ada sekarang, maka hendaknya Manajer
Pemasaran bersedia mengatur (manage) kembali hal-hal yang menjadi
penyebab stres intern secara profesional, misalnya dengan mengadakan
komunikasi dua arah, meluangkan waktu untuk mendengar keluhan
karyawan melalui konseling, mencermati kemampuan masing-masing
individu karyawan secara spesifik, tidak memihak pada karyawan tertentu,
bersikap adil dan bijaksana dalam memecahkan permasalahan.
b. Antara stressor ekstern dengan prestasi kerja karyawan terdapat hubungan
negatif dan cukup kuat, yang diindikasikan dengan r-parsial -0,520.
Hubungan negatif tersebut didukung oleh nilai koefisien regresi, b2 sebesar
-0,169. Artinya, setiap ada peningkatan stressor ekstern sebesar 1 skala,
Universitas Kristen Petra
67
maka prestasi kerja karyawan bagian pemasaran akan menurun sebesar
0,169, demikian juga sebaliknya. Adapun kontribusi (proporsi pengaruh)
stressor ekstern terhadap prestasi kerja karyawan adalah cukup besar, yakni
mencapai 27,04% (r2²) dan signifikan, karena thitung |-3,279| > 2,045 (ttabel),
yang didukung oleh Sig. 0,003 < 0,05 (5%). Dengan kata lain, rendahnya
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran P.T. Waxco Pratama di
Surabaya (terutama pada lima semester terakhir) secara nyata juga
dipengaruhi oleh stressor ekstern, yaitu stres yang ditimbulkan dari luar
perusahaan, tepatnya dari dalam keluarga karyawan sendiri. Namun
demikian stressor eksternal juga dapat ditimbulkan dari stressor intern,
karena tidak menutup kemungkinan stres di tempat kerja di bawa ke dalam
keluarga, atau keterbatasan penghasilan tidak dapat mendukung kebutuhan
keluarga karyawan. Dari hasil wawancara dengan beberapa orang
karyawan diketahui bahwa rendahnya prestasi kerja karyawan karena
karyawan mengalami stres yang ditimbulkan oleh keluarga, yang meliputi:
(1) Kekuatiran finansial di dalam keluarga, karena tidak memadainya
income yang diperoleh karyawan. (2) Masalah bersangkutan dengan
keluarga, istri atau anak. (3) Masalah dengan kesehatan fisik keluarga,
karena terbatasnya kemampuan finansial untuk hidup sehat. (4) Perubahan-
perubahan yang terjadi di tempat tinggal. (5) Masalah pribadi yang tidak
bisa diungkapkan. Stressor ekstern tersebut di atas kiranya membuat
karyawan kurang semangat dalam bekerja sehari-hari, tidak sepenuh hati
memasarkan produk Waxco, sehingga volume penjualan menurun
khususnya 5 semester terakhir (Semester II/2002-II/2004). Itulah sebabnya,
apabila P.T. Waxco Pratama di Surabaya berkeinginan meningkatkan
prestasi kerja karyawan bagian pemasaran menjadi lebih baik atau sangat
baik dari prestasi kerja yang ada sekarang, maka hendaknya Manajer
Pemasaran bersedia: (1) Memberikan kompensasi yang memadai kepada
karyawan, karena tidak menutup kemungkinan problem yang terjadi di
rumah tangga karyawan karena keterbatasan income yang diperoleh. (2)
Meluangkan waktu untuk mendengar keluhan karyawan mengenai
masalah-masalah intern keluarga karyawan dan sedapat mungkin mampu
Universitas Kristen Petra
68
memberikan solusi yang terbaik. (3) Memberikan bantuan finansial kepada
karyawan yang sangat membutuhkan, melalui koperasi yang diambilkan
dari sebagian keuntungan perusahaan. (4) Mengajak karyawan bagian
pemasaran berdoa bersama sebelum melakukan kegiatan sepanjang hari,
agar tercipta keharmonisan kerja dan semangat kerja yang menyala-nyala.