steroid laut tak lazim tweenspan

84
STEROID DARI STEROID DARI INVERTEBRATA INVERTEBRATA OLEH BURHANUDDIN TAEBE

Upload: tweenwithspan7711

Post on 19-Jun-2015

544 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

STEROID DARI INVERTEBRATASTEROID DARI INVERTEBRATA

OLEH

BURHANUDDIN TAEBE

Page 2: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

I. PENDAHULUANI. PENDAHULUAN

• Henze (1904) dan Doree (1909) bunga karang mengandung sterol selain kolesterol, tapi belum dapat ditentukan struktur dan dikenal sebagai sterol mamalia.

• Heilbron melakukan penelitian sterol ganggang dan menemukan fukosterol

• Tsuda meneliti gulma laut• Terakhir Bergamann (1962) banyak meneliti sterol

invertebrata laut.

Page 3: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• 1960-an keterbatasan metodologi, sterol utama saja dipisah, diidentifikasi dengan betul, pasti.

• Banyak biota laut kandung sterol, misal; mega-sterol, shakosterol, meritristerol, dan pteropoda-sterol. Kendala sterol campuran (20 macam, mirip) menghablur bersama (hanya kristalisasi sebagai metode pemurnian)

• Pencarian sterol laut beraktivitas farmakologi untuk dielusidasi, ditunjang penemuan metoda separasi; KCG, kromat. argentasi; analitik : RMI, MS, kristalogi sinar X, gabungan MS-KG ter-komputerisasi, mampu deteksi <1 %

• Karakterisasi sejumlah sterol punya pola alkila-si rantai samping unik, cincin termodifikasi

Page 4: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

II. STEROL GANGGANG DAN II. STEROL GANGGANG DAN JAMURJAMUR

• Ganggang sumber utama sterol lingkungan lautGanggang sumber utama sterol lingkungan laut,, RhodophytaRhodophyta kandungan utama kolesterol ( kandungan utama kolesterol (1a1a), ), ada ada mengandung demosterol (mengandung demosterol (2b2b) sebagai sterol utama. ) sebagai sterol utama. Rhodymenia palmatae Rhodymenia palmatae kkandung kolesterol andung kolesterol rendahrendah dan demosterol bervariasi tergantung waktu pdan demosterol bervariasi tergantung waktu p--ambilanambilan (pengaruh musim)(pengaruh musim)

• Kolesta-5,23Kolesta-5,23E-E-diena-3diena-3,25-diol (liagosterol, ,25-diol (liagosterol, 39b39b) ) dipisahdipisah dari dua gdari dua g--merahmerah; ; Liagora distentaLiagora distenta dan dan Scinia furcenataScinia furcenata, , juga dalamjuga dalam Rhodymenia palmateRhodymenia palmate sama Kolesta-5,25sama Kolesta-5,25--diena-3diena-3,24-diol (,24-diol (40b40b). ).

• 22-Dehidrokolesterol (22-Dehidrokolesterol (3b3b) sterol utama ) sterol utama HypneaHypnea,, bbrp jenis gbbrp jenis g--merah bersel satu merah bersel satu PhorphyridiumPhorphyridium. .

Page 5: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Kolesterol dan sterolKolesterol dan sterol lain bercincin jenuh melain bercincin jenuh me--rupakan sterol utama dalam 3 jenis suku Gelirupakan sterol utama dalam 3 jenis suku Geli--diaceae dan satu jenis suku Callymeniaceae. diaceae dan satu jenis suku Callymeniaceae.

• Oksidasi Oksidasi Meristotheca papalosaMeristotheca papalosa dan dan Gracitaria Gracitaria textoristextoris dari [4-14C] Kolesterol ( dari [4-14C] Kolesterol (1b1b) hasilkan kolest-) hasilkan kolest-4-en-3-on (4-en-3-on (1h1h) merupakan prazat dalam hewan. ) merupakan prazat dalam hewan.

• Dalam ganggang merah ditemukan 24-metil dan Dalam ganggang merah ditemukan 24-metil dan 24-etil sterol kadar rendah, jumlah besar sterol C28 24-etil sterol kadar rendah, jumlah besar sterol C28 ((5b5b dan dan 6b6b) hanya terdapat dalam ) hanya terdapat dalam Rhytiphelea Rhytiphelea tinctoriatinctoria dan dan Vidalia volubilis.Vidalia volubilis.

Page 6: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Semua Phaephyta kandung 24E-etilidena, Fuko-sterol (19b) sering bersama 24-metilenakoleste-rol (10b) dan kolesterol kadar rendah.

• Jenis 24Z–etilidenasterol isofukosterol (18b) komponen utama empat jenis Ulotrichales.

• Anggota bangsa Siphonales, Codium fragile kandung 25 metilenasterol-klerosterol (17 b, 95%) dan kodisterol (9 b, 5%) kedua konfigurasi 24 . Hanya; Halimedia incrassata kandung dua sterol dengan rantai samping 24-alkil jenuh: klionasterol (13 b, 94%) dan ergost-5-enol (6 b, 4%).

Page 7: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Cladophora flexuosa bangsa Cladophorales kandung isofukosterol (18b, 45%), 24-metilena-kolesterol (10b, 21%), 2-6% klionasterol (13b) dan ergodst-5-enol (6b). Chaemotmorpha crassa bangsa sama kandung 24-etil-(13b atau 14b, 40%) dan 24-metilsterol (5b, atau 6b, 10%; 7b atau 8b, 6%) dan 24-metilena-kolesterol (10b, 12%), tapi tidak kandung isofukosterol.

• Perkiraan asal usul sterol laut 28-metil, 5, 7, dan 5,7 dalam ganggang bersel tunggal bangsa Chlorococcales dan ergosterol (8b) dan 7-dehid-roporifera-sterol (15b) dalam Chlamydomonas reinhardi (sekerabat) punya pola sterol sama, mungkin muncul dalam fitoplankton.

Page 8: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Diatomae penyusun utama fitoplankton teriden-tifikasi kandung chondrilasterol (15c) dalam Navicula pelliculosa

• Nitzschia closterium, Cyclotella nana kandung brasikasterol (8b), sterol konfigurasi 24. Dengan RMI diatomae Phaedactylum tricornu-tum (nama resmi N. closterium forma minutis-sima) kandung (24S)-24 metil-kolesta-5,22E-dien-3-ol (7b) epimer 24 brasikasterol (8b).

• Dalam 4 jenis diatomae lain (N.ovalis, N.frustu-lum, Navicula oelliculosa dan Biddulphia aurita) kandung 7b. Kolesterol (1b) dalam N. Longissi-ma, sedang etilsterol 24 yaitu stigmasterol (16b) dalam Amphora exigua. Thalasiosira pseudonana, Biddulphia aurita

Page 9: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

dan Fragilaria kandung campuran metilsterol-24. N. frustulum kandung kolesterol (42%) selain 7b (54%) N.ova-lis dehidrokole-sterol 3b (33%).

• Diatomae Chaetoceros simplex calscitrans kandung kolesterol 1b (40%), 24-metil-kolesterol 10b (40%) dan sedikit sterol C25 dan C29. Dynamena pamila kandung kolesterol 1b (37%) dalam campuran ste-rol tersusun dari C27, C28 dan C29 5,32 dan stanol. N. alba hanya kandung (10 b)

Page 10: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Kolesterol komponen utama campuran sterol Kolesterol komponen utama campuran sterol plankton kemungkinan berasal dari zooplankplankton kemungkinan berasal dari zooplank--ton, ton, tetapi fitoplankton merupakan sumber utama kadar tetapi fitoplankton merupakan sumber utama kadar 75%.75%.

• Toksin dinoflagellata tidak terlalu menarik, tapi jenis; Pyrocystis lunula kandung kolesterol dan campuran 22-dehidrokole-sterol (3b), demoste-rol (2b) dan sejum-lah sterol 5, 5,22, 5,24(28) serta sterol C28 dan C29 jenuh. Gonyaulax tamaren-sis kandung kolesterol dan sterol unik dinosterol (35i) punya sistem cincin 4-monome-til jenuh, juga punya metal C-23 pada ikatan 22, punya hubungan dengan gorgosterol (11b) dalam gorgonian.

Page 11: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Hubungan biogenetik dinosterol dengan gorgo-sterol dapat dianalisis dengan fraksinasi sinar X, tunjuk kedua punya konfi-gurasi 24R atau 25 dan telah diketahui bahwa ikatan 22 dari dinosterol adalah trans. Dinoflagellata lain, Crypthecodium cohnii juga kandung dinosterol sebagai sterol utama dan beberapa sterol lain 6i, 6j, 35j, 35l dan 35m, sedikti kolesterol dan 4-demetilsterol.

• Ingat! Sterol invertebrata ada jamur Ascomyce-tes dan Fungi imperpecti yang punya peran ekologis dalam lingkung laut. Semua ganggang laut kandung 24-metil-5,7,22 triena ergoste-rol (8d) juga khas dalam jamur daratan

Page 12: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

STRUKTUR RANTAI SAMPINGSTRUKTUR RANTAI SAMPING

R R R R

R R R R

R R R R

R R R R

R R R R

1 2 3 4

5 6 7 9

9 10 11 12

13 14 15 21

17 18 19 20

Page 13: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

R R R R

R R R R

21 22 23 24

25 26 27 28

R R

OAc

ROH

R

29 30 31 32

OH

R R R

COOMe

R

33 35 36 37 34

20 ?20 ?

R R R

OH

OH

38 39 40

Page 14: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

STRUKTUR CINCIN

S

HOH

S

HO

S

HOH

S

HOH

S

H

HOH

S

H

S

HO

O O

S

O

S

HOH

S

HO

S

H

HO

S

OH

HOH2C

a b c

d e f

g h i

j k l

Page 15: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

S

O

S

HO

S

HO

S

HO

S

HO

S

HO

S

HO

S

HO

OH

m n o

p q r

s t

Page 16: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

III. KOMPOSISI STEROL DARI INVERTEBRATAIII. KOMPOSISI STEROL DARI INVERTEBRATA• A. PoriferaA. Porifera• Henze dan Dorbe (1909) Henze dan Dorbe (1909) menyatakan menyatakan bunga karang bunga karang

kkandung sejumlah sterol biogenetik bervariasiandung sejumlah sterol biogenetik bervariasi• Bergman dkk (1949, 1962) karakteristik bebrp sterol Bergman dkk (1949, 1962) karakteristik bebrp sterol

laut, al; klionasterol (laut, al; klionasterol (13b13b) dan poriferasterol () dan poriferasterol (15b15b) ) khas dalam ganggang. khas dalam ganggang.

• Bunga karang juga Bunga karang juga kkandung sterol punya rantai andung sterol punya rantai samping dengan pola alkilasisamping dengan pola alkilasi unik seperti aplisterol unik seperti aplisterol ((25b25b) dalam ) dalam Verongia spVerongia sp. . Axinella verucosaAxinella verucosa kkandung andung seri 19-norsterol (misalnya seri 19-norsterol (misalnya 1e1e), 3-), 3--hidroksimetil-hidroksimetil --A-norstanol (misalnya A-norstanol (misalnya 1f1f))

Page 17: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Identifikasi sterol unik dalam MediterraIdentifikasi sterol unik dalam Mediterra--na, na, Axinella Axinella cannabinacannabina kkandung 5,8-epoandung 5,8-epo--ksisterol misal ksisterol misal 1g, 3g1g, 3g, , dan dan 8g8g,, juga juga kkanan--dung sterol dung sterol 5,75,7. .

• Kalisterol (Kalisterol (27b27b) punya gugus siklopro) punya gugus siklopro--pana pada pana pada rantai samping diisolasi dari rantai samping diisolasi dari Calyx nicaensis Calyx nicaensis bersama 23-etilkolesta-5,23-dien-3bersama 23-etilkolesta-5,23-dien-3-ol (-ol (28b28b) dan ) dan sejumlah tusejumlah tu--runan kolesterol yaitu (runan kolesterol yaitu (29b29b) punya ikat) punya ikat--an asetilenik-23,24. Asetilasi kuat kalian asetilenik-23,24. Asetilasi kuat kali--sterol hasil sterol hasil suatu diasetat (suatu diasetat (30b30b, 3-ase, 3-ase--tat) dan pada tat) dan pada kromatografi alumina dijenuhkan perak nitrat kromatografi alumina dijenuhkan perak nitrat membuka cincin siklopropena hasil membuka cincin siklopropena hasil 31b31b..

Page 18: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Bunga karang; Tethya aurantia kandung 5,8-epidioksisterol, Stellecta clarella 3-okso-4 (misalnya 1h, 19h).

• Haliclona rubens kandung; turunan pregnena 3-hidroksi-17-pregn-5-en-20-on (32b), 17-pregn-5-ena-3,20-diol (33b) dan 17-oregn-5-ena-3,20-diol (34b)

• JJenis Verongidae enis Verongidae kandung skandung sterolterol rantai samrantai sam--ping ping 25 dan 26; 25 dan 26; Axinellidae 19-norstanol dan 3 19-norstanol dan 3--hidroksimetil-A-norstanolhidroksimetil-A-norstanol: : Axinellidae, Hali-chondriae, Haliclonidae, Chondrillidae dan Hymeniacidae kandung jumlah cukup besarjumlah cukup besar stanol stanol ((1a, 3a1a, 3a dan dan 10a10a)): : Suku Spongidae dan Axinelidae; ; sterol 5-diena terdapat dalamsterol 5-diena terdapat dalam

Page 19: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• B. Cniderae• Sterol dalam coelenterate banyak yang

terdapat luas dalam fila invertebrata, kecuali gorgonian dan anggota Zoanthi-dae kolesterol kandung utama.

• Gorgonian; gorgosterol (11b) dan sterol lain (12b, 11i, 11j) punya gugus siklo-propana rantai samping.

• Pseudoplexaura porosa; gorgosterol juga 19-norkolesterol (1k) dan homolog lebih tinggi (8k dan 15k konfiguras C-24).

• Sarcophyla elegans; 2 sterol hub. bioge-netik gorgosterol. 23,24-dimetilkolesta-5,22-dien-3-ol (35b) dan 23,24-dimetil-kolesta-5,23-dien-3-ol (36b).

Page 20: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Ptilosarcus gueneyi (jenis pena laut) sterol unik; ester metil asam (20S)-3-hidroksikol-5,22-dien-24-0at (37b).

• Beberapa koral lunak kandung sterol terpolihidroksilasi antara steroid utama. Simalaria mayi; 24-metilkolest-5-ena-3,25 diol, Srarcophyton elegans; 24-metilkolestana-3,5, 6-25-tetrol 25 asetat dan 24-metilkolestana-3,5, 6-25-pentol 25 asetat, Lobophytum pauci-florum; (24S)-24-metilkolestana-3, 4, 5,25-tetrol-6-on 25 asetat,

Page 21: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

Sinularia dissecta; 24-metilkolestana-3,5, 6-triol, 24-metilkolestana-3,5, 6-triol-6-asetat dan turunan 24-metil-ena . Pseudopterogorgia elisabethae; kolesta-3,5,6,9-tetrol. Litophyton viri-dis; 24-ketilenakolest-5-ena-3,17, 19 triol dan 7-asetatnya

Page 22: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• C. Namertea dan Annelida• Satu jenis cacing nemertea dan lima jenis

cacing polichaeta yang dianalisis kandung komponen utama kolesterol dari campuran kompleks sterol C26, C27, C28 dan C29 sterol 5 dan 5,22

• Sterol polichaeta Pseudopotamilla occelata kandung senyawa 22-sis, yaitu kolesta-5,22Z-dien-3-ol (4b) yang selanjutnya diketahui juga sterol rantai sampang 22-trans struktur 27-nor-(25S)-24-metilkolesta-5-22E-dien-3-ol (24b, okselasterol)

Page 23: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• D. Moluska• Moluska banyak dianalisis kandung dan

kom-posisi sterol, karena nilai nutrisi steroid > 1%

• Chiton (Kelas Amphineura) khas, kadar kolest-7-en-3 (1c) tinggi, Kelas lain moluska kandung terutama 5: Chepalo-poda kolesterol (1b) 90% total campur

• Gastropoda dan Pelecypoda: banyak ste-rol unik C28, C29 5 dan 5,22 kadar 40-50% campuran, kolesterol cukup tinggi.

• 4 jenis ketam (clam): Tridacna crocea, Tridacna roae, Tridacna squamosa dan Hippons hippons 34-65% dihidrobrassi-kasterol (6b) dan 12-29% kolesterol.

Page 24: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Kadar dan komposisi sterol Mytilus edu-lis dari empat lokasi berbeda. Pola umum sterol empat contoh lokasi berbeda sama dan dua contoh sangat mirip.

• Contoh dari Halifax punya kadar koleste-rol tinggi, 24-metilenakolesta-5,22-dien-3-ol (8b) rendah, 24-metilenakolesterol (10b) dapat diabaikan dibanding dengan contoh dari Zeeland dan Kagoshima. Kandungan dari Kagoshima punya kan-dungan 22-dehidrokolesterol (3b) kadar lebih tinggi dan demosterol (2b) rendah dari contoh lain. Kondisi ini dipengaruhi oleh; kandungan sterol dari plankton ru-pa makanan, lokasi geografis dan musim.

Page 25: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Banyak jenis moluska punya sterol 5,7 dan kadang kadar tinggi dari campuran; 7-dehidro-kolesterol (1d), kolesta 5,7, 22-trien-3-ol (3b) dan 7-dehidrostig-masterol (16d).

• Senyawa sterol 5,7 prazat pembentukan sterol 5 dan vitamin D (mungkin terlibat metabolisme kalsium penggantian kulit kerang).

• Sterol unik moluska adalah (22E)-24-norkoles-ta-5,22-dien-3-ol (22b) tersebar luas bersama sterol C28 lain dalam lingkung laut, isomerik propilidenasterolo (20b dan 38b) dalam Placo-pecten magellanicus dan sterol C22 (21b) dari Tapes philippinarum

Page 26: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

E. ARTHROPODAE. ARTHROPODA

• Crustacea punya sterol paling sederhana dari invertebrata, umum kandung utama kolesterol (1b), biasa > 90% , yang punya kadar < 90% sebagai gantinya sterol C26 yang ada hubungan seperti demosterol.

• Sterol C26, C28 dan C29 jumlah sangat sedikit, sterol khas lain dalam fila ini adalah 24-metil dan 24-etil-5.

Page 27: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

F.ECHINODERMATAF.ECHINODERMATA

• Sifat menarik sterol Echinodermata; diko-tomi antara krinoid, ofiurid dan ekinoid, kandung sterol 5, holoturin dan asteroid sterol 7, juga kandung campuran sterol kompleks seperti fila invertebrata lain.

• Sebagian besar kandung utama kolesterol da-lam crinoid, ofiuroid dan ekinoid serta kolest-7-ena-3-ol (1c) dalam holoturian dan asteroid, kadang dalam asteroid Acanthaster planci dan Echinaster sepositus sterol C28 dan C29 dominasi

Page 28: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Sterol unik Echinodermata, misalnya astero-sterol (22c), 24-norkolest-5-ena-3-ol (23b), 24-norkolest-5-22-ena-3-ol (22a), amurasterol (24c), 24-metilkolesta-7,22,25-trien-3-ol, akantasterol (11c) dan gorgosterol (11a)

• Pendapat pertama; holoturian dan asteroid ha-nya kandung sterol 7 tidak benar karena Echi-nodermata ternyata kandung cukup besar sterol sulfat. Penelitian lipida Asterius rubens teriden-tifikasi kandung kolosterol sulfat, bertentangan identifikasi kolest-7-en-3-ol (1c) dan sterol 7 dalam campuran sterol bebas. Pada pemisahan sterol hati-hati teridentifikasi kolesterol sulfat sebagai komponen utama walau juga teriden-tifikasi ada kolest-7-en-3-ol (1c) cukup berarti. Perbandingan sterol bebas dan sterol sulfat pada sterol C27 46% dan 85%.

Page 29: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Kolesterol sulfat terdapat dalam oosit dari sea urchin (Anthocidaris crassipina) dan kelima kelas Echinodermata, jumlah kecil dalam ketam, sterol sulfat tidak ditemukan dari fila invertebrata. Dalam semua kelas Echinoderma-ta, kolesterol merupakan komponen utama sterol sulfat, termasuk dalam ketimun laut, sterol bebas senyawa 7, seperti dalam holo-turin. Kadar sterol sulfat 1,3 mg/g berat kering jaringan. Kadar cukup tinggi sterol sulfat diban-ding sterol bebas, ditemui dalam asteroid dan ofiuroid dan krinoid, tapi ekinoid kandung kadar relatif rendah sterol sulfat. Jenis ini kandung + porsi sama sterol C27 sulfat dan bebas, ini ber-tentangan empat kelas lain Echinodermata kandung sterol C27nya proporsi jauh > bentuk sulfat dibanding bentuk bebas

Page 30: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

G. UROCHORDATA

• Beberapa jenis ascidian kandung berbagai sterol khas dari fila invertebrata. Kandung-an kolesterol (1b) dalam campuran berki-sar 65% dalam Styela plicata kira-kira 10% kolestanol (1a), juga ada variasi komposisi sterol dari lokasi yang berbeda.

Page 31: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

IV ASAL-USUL STEROL INVERTEBARATA

• A. Pandangan umum• Sterol bervariasi invertebrata memberi ke-san

komplesitas sterol tersebut, tapi kajian menda-lam dapat ditarik satu generalisasi bahwa ada pola sterol unik dalam berba-gai jenis hewan.

• Pengecualian sterol unik bunga karang, gorgosterol dalam koral lunak, pada dasarnya suatu fila terdapat sterol dari jenis yang sama.

Page 32: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Perbedaan antar jenis tertentu dalam suatu fila terutama kadar dan bukan pada macam sterol, nampak pada anilisis komponen sterol dengan alat peka ada persamaan

• Contoh sterol C28 dari scallop kandung senyawa (22b) cukup tinggi dianggap sterol unik dari moluska, tetapi juga ditemukan da-lam hewan dan fila yang lain kadar rendah dan tidak dapat dianggap sebagai senyawa unik dari laut karena telah ditemukan dalam sedimen dari danau air tawar di Chesire, Inggeris

Page 33: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Sterol C27 sering segagai komponen utama, ta-pi pada pemakan penyaring seperti bunga ka-rang, moluska bivalve, ascidian dan pemakan detritus seperti Echinodermata dan Anelida, kandung > kompleks, sterol C26, C28, C29, dan C30.

• Banyak jenis karnifora, misal, Coelenterata, Cephalopoda dan ikan bintang terutama Crus-tacean sterol C27nya biasa > 90%

• Zooxanthellae (simbiotik), misal ketam Alcyona-rian dan gorgonian sering kandung sterol C28 dan C30 kadar > sterol C27, ini menunjukkan bahwa Zooxanthellae kemungkinan penyum-bang penting pola sterol umum.

Page 34: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

•Untuk mengetahui bagaimana terjadinya komplemen akhir sterol dari hewan harus diperhatikan empat macam sumbernya:

1. Biosintesis de novo sterol dari asetil Co-A melalui asam mevalonat dan skualena. 2. Absorpsi dan asimilasi dari sterol makanan 3. Modifikasi dari sterol makanan 4. Lintasan sterol dari ganggang simbiotik atau organisme lain yang ada hubungan (misal jamur atau bakteri) ke hewan inang

Page 35: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Diketahui beberapa ulasan menganai biosin-tesis sterol dalam hewan dan tumbuhan yang dapat digunakan sebagai dasar biosintesis sterol invertebrata.

• Hasil penelitian membuktikan sintesis sterol dalam invertebrata belum dapat disimpulkan, hanya dapat digambarkan, beberapa masalah perlu dipertimbangkan dalam usaha melakukan evaluasi sintesis sterol secara de novo .

• Bila sintesis sterol de novo ditunjukkan terbatas sterol C27 maka dibuat asumsi logis bahwa sterol C26, C28, C29 dan C30 adalah makanan yang tidak dirubah atau dimodifikasi hewan ter-sebut.

Page 36: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Sebagian sterol C27 mungkin juga berasal dari makanan karena kolesterol, dermosterol dan 22-dehidrokolesterol dominan dalam ganggang merah dan kolesterol merupakan komponen utama plankton dan beberpa diatomae. Perlu diperhatikan: beberapa hewan terutama Crusta-cea, beberpa Coelenterata dan Molusca, punya kemampuan mengadakan dealkilasi sterol C28 dan C29 untuk menghasilkan kolesterol.

• Pendekatan menarik sterol invertebrata berasal dari makanan dilakukan oleh Steudler dkk dan Kanazawa dkk; analisis komposisi sterol hewan hidup di pantai karang, buktikan hewan pema-kan pola sterol mirip makanannya, campuran sterol digunakan mencari rantai makanan, loka-si sumber pertama sterol, kemudian digunakan sebagai penelitian biosintesis.

Page 37: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

B.PORIFERA• Senyawa 26-metilsterol aplisterol (25b) dan 24, 28-

dehidroaplisterol (26b) hanya ditemukan dalam bunga karang famili Verongia, jenis bu-nga karang lain dari habitat sama seperti Vero-ngia aerophoba tidak kandung 25b dan 26b.

Sterol ini mungkin disintesis oleh jenis verongia dari tansmetilasi sterol eksogen sesuai asal makanan.

• Inkubasi Verongia aerophoba [metal-14C] meti-onina tidak menyebabkan terjadi inkorporasi radioaktivitas ke dalam aplisterol. Sebelumnya disimpulkan; senyawa 26-metilsterol berasal dari penataan ulang metal dari suatu sterol C30 seperti terjadi pada fukosterol (19b).

Page 38: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Tanpa perhatikan tidak terdeteksi aplisterol pa-da jenis bunga karang lain, telah ditentukan bahwa sumber 26-metilsterol ganggang dari luar karena Verongia gigantea mengambil ma-terial tersuspensi air laut sedikit selektivitas. Jadi jenis Verongia mungkin lebih efisien dari jenis bunga karang lain dalam menangkap organisme sumber primer aplisterol.

• Pembentukan rantai samping sterol ganggang sekarang dapat dikemukakan: urutan transme-tilasi rantai samping 25a dan 26b digambarkan di bawah.

Page 39: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• 24-metil-25-metilenasterol hanya dalam satu anggota Siphonales dan anggota Chlorococca-les, prazat 24-metilsterol, arahkan pendapat: sumber aplisterol dicari antara ganggang laut.

Page 40: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

Suatu gagasan mekanisme biosintesis dari rantai samping apisterol

R R

H+

R

R R

H+H+

CH3 - R+

+

CH3 - R+

+

R

R

2H2H

Page 41: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

Mekanisme hipotetik pada pembentukan rantai samping gorgosterol

R

CH3 R+1

R

R

H+

+

+R

RR

R R R R

2H 2H

CH3 R+1

+

H+

CH3 R+1

+

2H

2H

Page 42: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

C. Cniderae

• Penelitian; tidak jelas apakah Coelenterate mampu melakukan sintesis sterol, tidak ada inkorporasi dari [1-12C] asetat sterol dari ikan madu, Rhizoztoma sp, atau Anemone, Calliac-tis para sitica, meski ter-jadi pelabelan asam lemak. Juga beberapa terpe-noid terlabel sete-lah disuntik asam mevalonat(2-14C], tidak ada radioaktivitas ditemukan dalam sterol Metridi-um senile, Actinea equina atau Tealia feline.

• Sterol teralkilasi C-24 dominan pada campuran ste-rol Zoanthidae sama gorgosterol dalam gorgonian ungkap mungkin penting sumbang sterol Zooxan-thella, dipertegas tenemuan bahwa Zooxanthella peroleh sterol dari gorgonian Eunicea mammosa dan Pseudoplexauraporosa kandung sterol C28 dan C29.

Page 43: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Ditemukan pula; perpindahan senyawa antara ganggang simbiotik dan Coelenterate induk mere-ka , juga mungkin terjadi pada sterol digunakan pemenuhan kebutuhan hewan akan membran.

• Tidak ada penelitian biosintesis gorgosterol, tapi isolasi dinosterol (35i) Dinoflagellatae dan sterol berkaitan (35b, 36b) koral lunak tunjuk gorgosterol punya asal usul dari Dinoflagellata mungkin jalur pembentukan rantai samping se-perti gambar. Mekanisme transmetilasi perta-ma pembentukan rantai samping 35 pertama kali guna [CD3] metio-nin diumpankan pada Dinoflagellatae Cryptecodi-nium chnii

Page 44: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Penelitian lain tunjuk ada transformasi [H3] fukosterol (19b) dalam kolesterol Anemona Cal-liactis parasitica. Proporsi relatif besar kolesteol dalam campuran sterol Hydrozoa, Scyphozoa dan jenis Actinaria, dapat dijelaskan karena ada kemampuan binatang ini adakan dealkilasi sterol C28 dan C29. Kemungkinan alternatif adalah; dapat absorpsi sterol C27 se-cara selektif dari makanan dari plankton yang kaya kolesterol.

Page 45: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

D. Nemertini dan Annelida

• Inkorporasi gunakan [1-14C] asetat disimpul-kan ; Nemertea Cerebratulus marginatus mam-pu sintesis sterol secara terbatas, menarik akti-vitas spesifik sterol teresterifikasi kadar > tinggi sterol bebas, sama pada Coelenterate.

• Beberapa cacing Polychaeta laut mampu lakukan sintesis sterol, ini buktikan secara jelas pada studi Arenicola marina, Nereis diversicolor, Amphitrite ornate, Nereis pelagica, Nephthylus hombergii dan Spirographis spallonzani.

Page 46: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Penelitian di atas, tidak menemukan identitas sterol terlabel, tujukkan bahwa semua fila inver-tebrata kandungan steroln sangat dipengaruhi oleh makanan dan pengaturan biosintetik. Hanya dibuat dugaan bahwa sterol C26, C28 dan C29 pada Anelida berasal dari makanan tapi belum sampai bagaimana hewan memodifi-kasi.

Page 47: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

E. Arthropoda

• Dipastikan Crustacea tidak mampu melakukan sintesis de nevo dari asam asetat atau mevalo-nat dan sama sekali tergantung sumber sterol makanan, seperti serangga. Sintesis sterol ti-dak dapat dilakukan pada Astacus astacus, Ho-marus vulgaris, Homarus gammarus, Cancer apgurus, Astacus fluviatilis, Carcinus maenus, Eupagurus euarginata, Artemia salina, Penaeus japonicus, Pamulirus japonica, Portunus trita-berculatus, Sesarma dehaani atau Helice tridens.

Page 48: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Udang Penaeus japonicus punya pertumbuhan lam-bat dan kekuatan bertahan rendah bila beri makan kolesterol rendah, tumbuh normal bila makan kan-dung kolesterol >. Kemampuan bertahan hidup juga baik bila diberi makanan kandung fitosterol (ergo-sterol 8d, stigmasterol 16b, sitosterol 14b).

• Penelitian; kolesterol dan beberapa sterol teral-kilasi pada C-24 diabsorpsi sangat sedikit P.ja-ponicus. Bila P.japonicus dan udang air asin Artemia salina hanya diberi makanan kandung beberapa fitosterol (8d, 14b, 16b, dan kampe-sterol 6b) sterol dipisah dari hewan tersebut terutama kolesterol, buktikan bahwa Crustacea dapat melakukan dealkilasi C-24, seperti dalam insektisida.

Page 49: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Kemampuan Crustacea melakukan dealkilasi fitosterol dikemukakan oleh Teshima dan Kanazawa; tumbuhkan Euglena gracilis dengan [1-14C] asetat untuk produksi ergosterol ter-label (8d), kemudian diberi pada Artemia salina sebagai makanan. Setelah 3 hari, sterol udang kandung kolesterol radioaktif.

• Juga ada pengubahan 24-metil-kolest-5-en-3-ol terlabel (5b atau 6b) oleh ragi Cryptoccus albidus dan 24-metilkolesta-5,22-dien-3-ol (7b) oleh Cyclotella nana menjadi kolesterol oleh Artemia salina . Produksi kolesterol dari fitosterol juga dibuktikan pada udang P. Japoni-cus yang diberi makan [14-14C] ergosterol (8d).

Page 50: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Mekanisme dealkilasi C-24 sitosterol berlang-sung dalam insekta telah dipelajari secara rinci (lihat gambar). Sebagai hasilnya, fukosterol , fukosterol 24,28-epoksida, dan demosterol (2b) diidentifikasi sebagai intermediat. Kemungkinan rute dealkilasi ini juga berlangsung dalam Crustacea, dibuktikan dengan tunjukkan; udang (P. japonicus) dan jenis Palaemon serratus, serta kepiting Sesarma dehanni dapat ubah desmosterol jadi kolesterol.

• Penelitian, pengubahan desmosterol jadi kole-sterol diamati pada beberapa tahap siklus per-gantian kulit Palaemon serratus dan maksimal pada tahap sebelum pergantian kulit terjadi .

Page 51: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Produksi dari desmosterol sebagai intermediat dalam dealkilasi fitosterol makanan beri kejela-san menarik muncul sejumlah sterol cukup be-sar dalam banyak jenis Crustacea. Zat ini pasti tidak dapat dihasilkan sebagai intermidiat da-lam biosintesis kolesterol de novo karena Crus-tacea tidak dapat lakukan sintesis sterol. Sterol muncul, walaupun sebagian sumber makanan kandung desmosterol pada beberapa macam ganggang merah dan konstituen beberapa campuran sterol dari Molusca.

Page 52: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

Garis besar mekanisme pemindahan gugus pada sterol C-24 yang berlangsung pada serangga dan kemungkinan juga pada Crustaceae

R R R

O

RR

Page 53: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

F. Mollusca

• Diperkirakan banyak Mollusca mampu melakukan sintesis sterol tapi produksi rendah. Kolest-7-en-3-ol (1c) sterol uta-ma kelas Amphineura telah disintesis dari [1-14C] mevalonat khiton Liolophura ja-ponica dan Lipodochitona cinetra, terda-pat juga kolesterol pada keduanya. Ini bukti bahwa asal-usul dari kolesterol endogen dan bukan eksogen. Penelitian lanjut tunjukkan pada khiton lain akumu-lasi dari (1c) karena ada suatu hambat-an total atau parsial pada urutan biosinte-sis kearah kolesterol.

Page 54: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Gastropoda dapat sintesis sterol dibuktikan dengan gunakan [12-14] mevalonat sebagai substrak pada Buccci-num indatum tunjukkan dia dapat ubah lanosterol (2n) jadi kolesterol.

• Empat Cephalopoda diperiksa kemampuan biosintesis sterolnya, Sepia officinalis dengan [1-14] asetat dan Eledone cirrhosa dengan [2-14] mevalonat hasil negatif, sehingga disimpul-kan Cephalopoda tidak hasilkan sterol.

• Tetapi pada Octopus vulgaris [1-14] asetat hasilkan sterol kadar rendah, sehingga kesim-pulan akhir bahwa Cephalopoda dapat sintesis sterol secara terbatas.

Page 55: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Proses dealkilasi fitosterol dibuktikan dalam Mollusca. Kolesterol dan desmoste-rol teridenti-fikasi sebagai metabolit dari [3-3H] fukosterol dalam Ostrea grypha. Sterol sama juga dihasil jika [3-3H] sitosterol dan [3-3H] fukosterol diberi pada Patella vulga-te.

• Buccinum undatum ubah 24-metilenakole-sterol terlabel sitosterol jadi kolesterol. Kondrillasterol (15c) tidak ditransformasi ke kolesterol, tapi hewan ini punya enzim untuk menata ulang 7----- 5 nampak ti-dak benar karena konversi yang teramati dari lanosterol jadi kolesterol membutuh-kan langkah ini.

Page 56: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Identifikasi desmosterol sebagai produk demetilasi melibatkan jalur dealkilasi pada insekta, mungkin juga Crustacea (gambar). Desmoste-rol diidentifikasi dalam Mollus-ca, buktikan pen-dapat bahwa dealkilasi fitosterol makanan mungkin hal penting hasilkan kolesterol bila tidak ada sintesis sterol secara de novo . Mungkin bahwa ada Mollusca alami evolusi sehingga punya sistem enzim dapat lakukan alkilasi C-24 dan demetilasi C-24, masalah filogenetik yang menarik.

Page 57: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

Rute usulan dari dealkilasi rantai samping sterol yang menghasilkan 26-nor dan 26,27-dinor yang diketemukan dalam beberapa serol lautan

R R R

Page 58: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Identifikasi 24-metilkolesta-5,22-dien-3-ol (7g) Patinopecten yessoensis buk-tikan asal-usul dari makanan diatomae sebagai sumber utama, kemungkinan juga sterol C28 dan C29 lain. Elusidasi dan konfigurasi 24 okselasterol (24b) merupakan sterol lain P. yessoensis mungki melalui rute gambar untuk pem-buatan rantai samping sterol tipe 24-metil-27-norste-rol (24) dan sterol C26 (22). Sterol dengan ran-tai samping demikian tersebar luas dalam inverteb-rata dari beberapa fila mungkin produser primer suatu organisme awal dalam ran-tai makan laut

Page 59: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

G. Echinodermata• Lima kelas Echinodermata diteliti, ditemukan;

mereka lakukan sintesis skualen dan sterol C27, tidak ditemukan inkorporasi [1,2-14C] ase-tat dalam skualen dan sterol oleh ekinoid Para-centrotus lipidus. Penelitian lain tunjuk bahwa jenis urchin Echinus acutus dan Psammechinus miliaris hasilkan sterol radioaktif belum teriden-tifikasi setelah diinjeksi [1-14C] asetat. Juga ada inkorporasi [2-14] mevalonat dalam skua-len dan sterol Psammechinus miliaris dan urchin laut Clypeaster japonicus

Page 60: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Suatu penelitian rinci biosintesis sterol dalam urchin laut Echinus esculentus temukan bahwa [2-14] meva-lonat secara mudah terinkorporasi dalam skualen, lanosterol dan desmosterol, tapi kolesterol sedikit terlabel.

• Dehidrolanosterol (1n) radioaktif terkonversi ke kolesterol, tapi [26-14C] desmosterol tidak. Ini ungkap bahwa semua enzim yang diperlukan untuk transformasi 2n ke 1b , kecuali sterol 24-reduktase aktif dalam urchin.

Page 61: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Brittlestar Ophiura albida dan Ophioderma longicauda produksi sterol terlabel teridentifi-kasi [1-14C] asetat diinjeksikan. [2-14] mevalo-nat diinkorporasi dalam skualen dan sterol Ophiocomina nigra, senyawa sterol ter-sebut kandung kolesterol terlabel dan komponen kedua teridentifikasi sebagai desmosterol.

• Kemampuan holoturin sintesis sterol pertama diteliti Stichopus japonicus diinjeksi [1,2-14C] asetat, skualen terlabel tapi sterol 7 dan lano-sterol tidak. Selanjutnya pelabel [1-14C] asetat sterol Cucumaria planci, C.elonga-ta, Holoturia tubulosa dan Stichopus regalis tunjukkan inkor-porasi, sedang C.elongata dan C.lactea juga tunjukkan inkorporasi kedalam sterol dan skua-len setelah diberi . [2-14] mevalonat dengan kolest-7-en-3-ol (1c) komponen utama.

Page 62: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Sintesis de novo sterol mevalonat ikan bintang pertama dilapor Smith dan Goad: temukan Asterias rubens dan Henricia sanguinolenta ada inkorporasi baik dalam skualen dan rendah 4,4-dimetilsterol. Beberapa 4,4-dimetil dan 4-monometilsterol teridentifikasi komponen minor A. rubens dan sejumlah senyawa terlabel sete-lah diinjeksi [2-14] mevalonat, arahkan jalur biosintesis 5-kolest-7-en-3-ol sesuai gambar.

• Fakta bahwa dehidrolanosterol (1n) dan 4,4-dimetilkolest-8-en-3-ol (1o) belum teridetifikasi dalam ikan bintang, dan pelabelan sterol 24, ini karena reduksi ikatan rangkap 24 mungkin ter-hambat sampai tahap 4-monometil atau tahap akhir.

Page 63: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Sterol 9,19-siklopropana sikoartenol (1r), sik-loartenol dan 31-norsikloartenol (1s) teridentifi-kasi Asterias rubens tidak terlabel [2-14] meva-lonat tunjuk; sterol dari makanan atau dari ran-tai makanan ganggang sterol siklopropana ter-bentuk sebagai prazat fitosterol.

• Ikan bintang kandung sterol C28 dan C29 kadar tinggi, studi biosintesis ungkap tidak mampu pro-duksi 24-alkilsterol, sebab itu dianggap sterol berasal dari makanan. Timbulkan pertentangan, sterol C28 dan C29 asteroid senyawa 7 dan 5 sebagian besar ditemukan dalam sumber maka-nannya. Kemungkinan asteroid dapat ubah sterol 5 jadi 7.

Pisaster achraceus ubah [4-14C] kolesterol jadi 5-kolest-7-en-3-ol (1c). Trans-formasi ini diperjelas pada Asterias rubens, Sola-ster papposus, Porania pulvillus

Page 64: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Suatu jalur alternatif menjadi 5-kolest-7-en-3-ol (1c) mungkin terjadi pada produksi dari 7-dehidrokolesterol (1d). Goodfellow temukan [3-3H,414-C] kolesterol diinjeksi pada Asterias rubens hasilkan 5-kolestanol (1a). Selanjutnya studi metabolisme kolesterol dan sitosterol dalam A. rubens mungkin katabolisme ekstensif sterol ini, dan radioaktivitas terinkorporasi dalam lipida netral kandung trigliserida, lipida polar yang kandung fosfolipida dan dalam kar-bon dioksida.

Page 65: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

H. Urochordata

• Ada inkorporasi [1-14C] asetat dalam sterol dimurnikan dari ascidian Microcosmus sulcatus, Ciona intestinalis, Holocynthia papillosa dan Style plicata.

Page 66: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

V. METABOLISME HORMON STEROID

• Hormon steroid beberapa hewan termasuk fila Porifera, Crustacea, Mollusca, Echino-dermata, dan Urchordata dianggap hasil sementara.

• Skema metabolisme sangat sederhana dari

steroid gambar 10

Page 67: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Konversi kolesterol jadi steroid C21 dan C19 serta progesteron (43) atau pregno-lon (41) jadi kortikosteroid dan androgen, terutama testosterone (53) pada jaringan gonade. Antar pada pendapat; fila inver-tebrata ada enzim dibutuhkan hasilkan hormon steroid.

• Catatan, meski esterogen terdapat dalam invertebrata, belum ada bukti produksi es-teron (51) atau estradiol (52) dari substrak steroid C27, C21 atau steroid C19.

Page 68: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Dilaporkan; steroid Mollusca Aplysia depilans, jaringan gonade dan hepatopan-kreas Gastropoda, diinkubasi [1-14C] ase-tat atau [14-14C] kolesterol. Metabolit diiso-lasi dari gonade pregnenolon (41), 17-pregnenolon (42), progesterone(43), 17-progesteron (44), dehidroepiandrosteron (45), androstenadion (46), kortisol (50), tes-tosterone (53), dan kortison (54). Steroid tersebut ditambah 11-deoksikortikosteron (48), juga diisolasi dari inkubasi asetat jaringan hepar.

Page 69: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Kolesterol sebagai substrat steroid di atas telah diisolasi dari jaringan kecuali 20-hidrosikolesterol dan kortison.

• Biosintetik dari steroid ini gambar 10, Distribusi radioaktivitas ditemukan; jalur dalam gonade mungkin berawal melalui progesterone, sedang jalur dehidroepi-androsteron mungkin dalam hepatopan-kreas.

Page 70: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Penelitian Aplysia depilans beri bukti ada jalur hormon steroid tidak libat kolesterol sebagai intermediat. [7-3H] pregnenolon dan [-14C] progesteron diinkubasi bersama dengan jaringan gonade dan hepatopank-reas hasilkan progesteron, androstenadion, kortisol, dan testosteron terlabel. [12-14C] mevalonat sbgi substrat kedua jaringan beri inkorporasi rendah progesteron, testoste-ron, 11-deoksikortikosteron, kortisol, dan kortison serta kolesterol tidak terlabel.

Page 71: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Sebalik inkubasi [4-14C] desmosterol beri radioaktivitas kolesterol , 20-hidroksikole-sterol, pregnenolon, progesteron, 17-hidro-ksiprogesteron, dehidriepiandrosteron, and-rostenadion, kortisol, testosteron, tapi tidak pada 11-deoksikortikosteron atau kortison.

• Dijelaskan; ada dua urutan dalam produksi hormon steroid. Satu mulai jalur konvensio-nal dari desmosterol dan kolesterol jadi pre-gnenolon, kedua terutama arah pada korti-kosteroid, mulai dari mevalonat via jalur ti-dak butuh prazat sterol C27.

Page 72: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

VI. PRODUKSI EKDISON DALAM CRUSTACEA

• Proses pergantian kulit (ekdisis) Arthopoda dicontrol suatu kelompok hormon steroid dise-but ekdison. Perhatian tertuju pada biokimia ekdison be insekta, peran steroid ini pada per-gantian kulit Crustacea peroleh perhatian cukup besar. Banyak publikasi penelitian berkenaan dengan tanggapan fisiologi dan biokimiawi dari Crustacea diberi ekdison, tapi yang dijelaskan adanya dan biosintesis eksdison.

Page 73: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Struktur ekdison Crustacea gambar 11. Bukti biosintesis ekdison (55) dan ekdisteron (56) dari [4-14C] kolesterol udang Homarus ameri-canus dan udang Orconectes limosus .

• Transformasi ekdison jadi ekdisteron Crustacea ditunjuk pertama King dan Siddal pada ketam Carcinus maenus. Kecepatan konversi tergan-tung tahap pergantian kulti. Sintesis ekdison dalam Crustacea diketahui terjadi dalam organ Y. Hormon sirkulasi utama dalam udang Pachy-graspus crassipeus diketahui ekdisteron tidak muncul secara jelas dalam organ Y tapi dimedi-asi beberapa jaringan lain, terutama oleh testis.

Page 74: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

VII. SAPONIN ECHINODERMATA• A. Holoturin• Toksisitas ketimun laut telah lama diketahui

dan senyawa aktifnya, sebagian besar dalam kelenjar cuviera hewan dan diberi nama holoturin.

• Holoturin A telah diisolasi Actinopyga agassizi dan pada hidrolisis asam hasilkan sulfat, gula D-glukosa , D-silosa, kuinovosa, 3-O-metil-glukosa, dan aglikon steroid punya kerangka lanostana,22,25-oksidoholo-turinogenin (60) dan turunan 17-deoksi (61).

Page 75: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Holoturin B diisolasi Holoturia vagabunda dan H.lubria hasilkan D-quinovosa dan D-silosa komponen gula setelah hidrolisis. Penelitian lanjut bbrp jenis ketimun laut hasilkan sejum-lah aglikon steroid semua ada hubungan lanostana.

• Beberapa struktur gambar 12 mungkin tidak mewakili struktur sesungguhnya aglikon alam karena kondisi hidrolisis asam hasilkan agli-kon dapat sebabkan terjadi penataan ulang ikatan rangkap, dehidrasi, metilasi gugus hidroksil.

Page 76: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Misal, isolasi struktur aglikon sistem diena 7,9(11) (60, 61), hidrolisis lanjut hasil 9(11)-neoholoturinogenin dengan gugus 12 atau 12-metoksi, senyawa ini mungkin artifak karena saponin induk jelas tidak punya gugus eter metal, ini buktikan bahwa gugus metoksil holoturi-nogenin mungkin merupakan artifak dari hidrolosis asam metanolik.

Page 77: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Komposisi karbohidrat holoturin diteliti hasil, pertama urutan tetrasakarida holo-turin A, kuinovose, 3-O-metilglukosa, glu-kosa, dan silosa. Gula akhir terikat 3-hid-roksil pada aglikon steroid. Penelitian glu-kosa, silosa , kuinovosa, dan 3-O-metil-glu-kosa dipisahkan dari beberapa ketimun laut dan Stichopusida B, holoturin B hanya silo-sa dan kuinovosa.

• Saponin yang dipisahkan Stichopus japoni-cus ada tiga komponen holotoksin A (utama) holotoksin B dan holotoksin C.

Page 78: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Holoturin A punya oligosakarida tersusun dan terikat seperti pada gambar 79. Holotoksin B punya satu tambahan unit glukosa yang ter-ikat pada posisi 3 atau 4 dari silosa terminal. Tetrasa-karida holoturin A dan B Thelonota ananas ter-diri dua molekul 3-O-metilglukosa, silosa dan glukosa terikat bersama konstituen yang tidak dikenal, seperti struktur 80.

• Ada tiga penelitian biosintesis holoturin, temukan beberapa inkorporasi [114-C] asetat saponin dari Stichopus japonicus dan ada inkorporasi sangat rendah [114-C] asetat yang diinjeksi dalam holo-turin A dan B Thelonota ananas

Page 79: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Dalam kedua penelitian yang dilakukan ter-lihat bahwa radioaktivitas lebih banyak ter-dapat dalam aglikon steroid daripada kom-ponennya, berarti bahwa meskipun hewan ter-sebut dapat melakukan sintesis aglikon steroid de novo, karbohidratnya dari maka-nan, karena holoturinogenin punya kerang-ka lanostana, prazat yang paling mungkin adalah lanosterol. Hal ini dibuktikan dengan konversi dari lanosterol terlabel jadi holotoksinogenin Atichopus californicus.

Page 80: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• B. Asterosaponin• Hashimoto dan Yashumoto peneliti pertama

mengisolasi saponin steroid toksik, yaitu aste-rosaponin ikan bintang. Senyawa ini diguna-kan intuk menghindari mollusca dan beberapa invertebrata oleh ikan bintang.

• Asterosaponin Asterias amurensis kandung komponen asterosaponin A dan B. Hidrolisis asam asterosaponin A hasilkan asam sulfat, aglikon steroid, dan 2 molekul sakarida; D-kuinovosa dan D-fukosa. Asterosaponin B hasilkan suatu steroid dan asam sulfat, tapi gulanya D-fukosa, D-silosa, D-galaktosa dan 2 molekul D-kuinovosa.

Page 81: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Aglikon steroid utama yang dipisahkan setelah hidrolisis asam saponin Acanthas-ter planci,Asterias amurensis dan A. forbesi berupa turunan pregnan 3,6-dihidroksi-5-pregn-9(11)-en-20-on (84), disebut asteron dihasilkan ikan bintang lain.

• Hidrolisis asam saponin ikan bintang hasilkan campuran aglikon steroid rumit, beberapa aglikon C27 dikarakteristik dan asteron C21 merupakan artifak dihasilkan selama proses isolasi.

Page 82: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Kitagawa dkk hidrolisis enzimatik aglikon sa-ponin Acanthaster planci, hasilkan dua kom-ponen utama, tornasterol A (90) dan torna-sterol B C27 punya gugus hidroksil-20. Bila tornasterol A diasam hasilkan asteron (84) dan steroid 85. Arahkan pendapat: zat tersbt mungkin aglikon lain dihasilkan aglikon asli karena kondisi asam selama hidrolisis.

• Fakta; (1) progesteron (32) terdat dalam ikan bintang, (2) hidroksilasi C-20 rupakan langkah pertama peruraian enziamatik rantai samping kolesterol hasilkan steroid C21 pada hewan lain,(3) metabolisme kolesterol jadi turunan pregnan Asterias rubens; aglikon pregnan mungkin muncul dalam asterosaponin

Page 83: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Studi biosintesis asterosaponin masih terba-tas, Mackie dkk laporkan beberapa bukti inkor-porasi radioaktivitas dari [2-14C] mevalonat dan [1414C] kolesterol ke aglikon saponin Marthasterias glacialis, tapi sangat rendah dan mungkin bahwa radioaktivitas sebagian besar pada sterol sulfat. Penelitian lain lapor bahwa inkorporasi dari [2-14C] asetat dan [1414C] kolesterol ke asteron Asterias amurensis.

• Distribusi berbagai aglikon asterosaponin ikan bintang temukan, martasteron (81) paling menonjol pada bangsa Forcipulata, famili Asteridae, anak famili Cosvcinasteriinae.

Page 84: Steroid Laut Tak Lazim tweenspan

• Asterosaponin ditemukan dalam semua jaring hewan ini. Dalam Asterias amurensis kadar paling tinggi dalam perut dan gonade, Martha-sterias glacialis saponin paling tinggi pada dinding badan, kaki dan saluran perut. Kadar saponin dalam hewan ini berfluktuasi tergantung pada musim.