bab ii metode perancangan - portal wisudaabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/c0910018_bab2.pdf ·...

24
13 BAB II METODE PERANCANGAN A. Analisis Permasalahan Perancangan tekstil merupakan proses kreatif untuk memenuhi kebutuhan dibidang desain yang mencakup beberapa aspek mulai dari aspek estetik, bahan, proses dan fungsi. Analisis permasalahan berguna untuk memudahkan dalam pemecahan masalah utama. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini adalah bagaimana merancang motif Geometri agar sesuai untuk batik. Visual motif geometri pada batik yang beredar dipasaran, umumnya merupakan pengolahan komposisi bidang motif yang sama dari berbagai arah dengan bentuk teratur, contohnya motif Kawung, Parang Kusuma, dan limar (Solo). Sedangkan pada motif batik ini pengolahan visual memfokuskan pada karakter dari visual geometri itu sendiri. Permasalahan pertama adalah memunculkan wujud dan karakter dari bidang-bidang geometri sebagai motif pada batik. Motif geometri sendiri terdiri dari bentuk bentuk dasar dalam ilmu ukur. Bentuk-bentuk tersebut antara lain berupa garis, bidang, gempal atau bentuk bervolume dan titik. Karakter visual pada motif geometri berhubungan dengan pengolahan berbagai macam unsur-unsur rupa, dan diketahui bahwasannya disetiap unsur rupa menghasilkan berbagai karakter visual yang berbeda. Selain memahami karakter dari motif geometri, juga harus mempelajari karakter dari remaja itu sendiri, karena dalam perancangan ini sasaran produk yang akan dibuat diperuntukkan untuk kalangan remaja pria khususnya usia 16-20 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu bisa bebas

Upload: doantu

Post on 06-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

13

BAB II

METODE PERANCANGAN

A. Analisis Permasalahan

Perancangan tekstil merupakan proses kreatif untuk memenuhi kebutuhan

dibidang desain yang mencakup beberapa aspek mulai dari aspek estetik, bahan,

proses dan fungsi. Analisis permasalahan berguna untuk memudahkan dalam

pemecahan masalah utama. Permasalahan utama dalam penciptaan karya ini

adalah bagaimana merancang motif Geometri agar sesuai untuk batik.

Visual motif geometri pada batik yang beredar dipasaran, umumnya

merupakan pengolahan komposisi bidang motif yang sama dari berbagai arah

dengan bentuk teratur, contohnya motif Kawung, Parang Kusuma, dan limar

(Solo). Sedangkan pada motif batik ini pengolahan visual memfokuskan pada

karakter dari visual geometri itu sendiri. Permasalahan pertama adalah

memunculkan wujud dan karakter dari bidang-bidang geometri sebagai motif

pada batik. Motif geometri sendiri terdiri dari bentuk bentuk dasar dalam ilmu

ukur. Bentuk-bentuk tersebut antara lain berupa garis, bidang, gempal atau bentuk

bervolume dan titik. Karakter visual pada motif geometri berhubungan dengan

pengolahan berbagai macam unsur-unsur rupa, dan diketahui bahwasannya

disetiap unsur rupa menghasilkan berbagai karakter visual yang berbeda.

Selain memahami karakter dari motif geometri, juga harus mempelajari

karakter dari remaja itu sendiri, karena dalam perancangan ini sasaran produk

yang akan dibuat diperuntukkan untuk kalangan remaja pria khususnya usia 16-20

tahun. Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu bisa bebas

14

mengekspresikan dari, masa seorang remaja mulai menyukai lawan jenis dan

masa untuk bisa mulai diterima oleh lingkungan baru atau komunitas pertemanan.

Hal-hal itulah mendorong remaja melakukan banyak aktifitas yang menuntut

mereka untuk tampil maksimal. Karakter remaja yang ceria, bebas, ekspresif dan

dinamis, menyukai hal-hal yang bersifat praktis/simple, lucu, dan menarik.

Permasalahan kedua adalah Bagaimana visualisasi bentuk dan warna dari

karakter Geometri agar sesuai dengan karakter remaja putra. Teknik batik tulis

dipilih untuk memvisualisasikan motif. Pengulangan motif pada teknik batik tulis

tidak akan pernah sama baik bentuk maupun ukuran goresan malamnya, namun

menghasilkan goresan yang lebih luwes dibanding batik dengan teknik lain.

Penggambaran karakter tidak hanya pada bentuknya, namun juga dalam segi

warnanya. Teknik pewarnaan merupakan satu hal pokok yang menunjang

keberhasilan untuk memunculkan warna-warna. Dengan bantuan pemilihan warna

yang tepat maka akan dihasilkan motif yang menarik. Penggunaan teknik dan

warna batik juga disesuaikan dengan pemilihan bahan yang digunakan. Bahan

yang dipilih adalah bahan katun primisima. Bahan katun primisima dipilih karena

bahan ini sesuai dengan karakter dari remaja. Bahan juga berperan penting dalam

proses menjadikan produk sesuai dengan rancangan.

B. Strategi Pemecahan Masalah

Penciptaan karya motif dengan sumber ide Motif Geometri melalui teknik

batik tulis yang diaplikasikan pada kain katun primisima. Teknik penciptaan karya

ini memiliki masalah utama pada perancangan motif, teknik dan warna yang

15

digunakan. Perlu dilakukan strategi dan langkah-langkah untuk memecahkan

permasalahan tersebut, antara lain:

1. Pemahaman tentang motif Geometri beserta karakter-karakternya

sebagai sumber ide dan visualisasi karya sejenis untuk komparasi produk.

2. Mencari data-data mengenai tren yang sedang berkembang

dipasaran dan mengumpulkan data dari berbagai bentuk dari unsur-unsur geometri

maupun hasil visual dari desainer-desainer baik didalam maupun diluar negeri, hal

ini dimaksudkan supaya mendalami masalah yang terkait dengan perancanagan.

3. Mencari data-data mengenai remaja putra, hal ini dikarenakan

sasaran dari perancangan produk adalah remaja putra.

4. Memahami warna-warna, agar dapat menentukan warna yang

sesuai dengan remaja khususnya putra.

5. Upaya memahami beberapa tekhnik batik (aspek-aspek yang

berhubungan dengan teknik produksi) untuk menentukan penggarapan batik tulis

pada perancangan motif dengan memunculkan karakter Geometri untuk

mendapatkan karakteristik yang sesuai dengan perancangannya.

6. Menentukan jenis kain yang akan digunakan dalam penciptaan

karya, dengan mempertimbangkan kenyamanan serta fungsinya sebagai

pendukung karya. Mencari data-data mengenai karakteristik dari kain katun untuk

disesuaikan dengan sasaran dari perancangan produk.

7. Menentukan teknik pewarnaan agar dapat menghasilkan warna

yang sesuai dengan desain visual batik.

8. Melakukan studi bentuk pada perancangan dengan berbagai variasi

sesuai dengan ide gagasan motif.

16

9. Membuat desain dan alternatif desain beserta konsepnya.

10. Perwujutan produk, Hal ini dilakukan untuk mewujudkan desain

yang dipilih menjadi suatu produk sesuai dengan konsep serta arahan awal dari

produk yang sedang dirancang.

11. Evaluasi karya, karya yang dibuat akan dievaluasi untuk

mengetahui tingkat keberhasilan ataupun tingkat kegagalan dari karya yang

dibuat.

C. Pengumpulan Data

1. Studi Visual

Mencari gambaran awal mengenai produk perancangan, penulis

melakukan pengumpulan data visual berupa bentuk visual dari bidang-bidang

geometri. Karakter visual geometri memang tersusun atas beberapa unsur-unsur

rupa yang sederhana, yaitu berupa garis, bidang, gempal atau bentuk bervolume

dan titik.Visual yang dihasilkan dari unsur-unsur geometri secara keseluruhan

membentuk sebuah visual menarik. Pengambilan bentuk berupa unsur-unsur rupa

dari bidang geometri yang terkesan tegas sangat kontras dengan penggunaan

teknik batik tulis yang berkarakter luwes. Data ini penting untuk mengetahui

bagaimana karakteristik dari bidang geometri serta mengetahui perkembangan

industri dan minat masyarakat terutama remaja putra terhadap produk yang

berkaitan dengan visual geometri.

a. Karakter Visual Garis

Garis merupakan komponen utama pembentuk ruang dan merupakan

element dasar dalam seni rupa. Garis mempunyai dua peran, berupa garis nyata

17

pembentuk nilai dan garis semu yang memberi efek keindahan. Garis sendiri

dibagi menjadi empat macam

1) Garis lurus

Garis lurus terdiri dari garis horizontal, diagonal, dan vertikal.

Karakter dari goresan yang dihasilkan garis lurus menimbulkan

efek ketegasan, kaku, dan terlihat kokoh. Pada karakter garis lurus

juga menghasilkan karakter dinamis.

No Aspek Variasi Tampilan Kesan Fisik

1 Jenis - Lurus kaku, keras, tajam.

- Lengkung

Lembut, empuk,

halus.

- Berombak

Dinamis mengalun,

bergerak,

menyenangkan.

- Zigzag

Kaku, tegang, panas,

menakutkan.

2 Ketebala

n - Tebal

Menambah berat,

kasar, tegas.

- Tipis Halus, ringan, ragu.

3 Kontinyu

itas - Tak

terputus Lancar, konsisten,

tidak ragu.

- Terputus

Tersendat, ragu,

kurang berani.

- Titik Ritmis, ragu.

4 Arah - Vertikal

Tinggi, menyempit.

- Horizontal Melebar, pendek,

tenang.

- Diagonal

Dinamis, tidak stabil,

oleng.

18

5 Ekspresif

Spontan, berani, segar.

Tabel 1. Garis

Sumber: hikmat 78 (http://hikmat78.wordpress.com)

2) Garis lengkung

Garis lengkung dibagi menjadi garis lengkung kubah, garis

lengkung busur, dan garis lengkung mengapung. Garis yang

memberikan efek keluwesan dan dinamis.

3) Garis majemuk

Garis ini terdiri dari garis garis zig zag, garis berombak /S. Garis

majemuk merupakan gabungan dari dua garis yang disatukan.

Untuk garis zig zag sendiri merupakan gabungan dari garis lurus,

sedangkan untuk garis berombak merupakan gabungan dari garis

lengkung. Garis ini memberikan karakter tajam, keras.

4) Garis gabungan

Garis yang dihasilkan dari gabungan garis lurus, lengkung dan

majemuk. Garis gabungan ini akan memberikan efek berbeda pada

setiap gabungan.

b. Karakter visual bidang

Bidang merupakan bentuk yang menempati ruang. Bidang geometri

sendiri merupakan bidang yang bisa diukur. Bidang-bidang ini antara lain

lingkaran, segitiga, segiempat, segilima, segienam, dan sebagainya. Susunan dari

bidang-bidang yang dikomposisikan tersebut menghasilkan efek atau kesan yang

berbeda.

19

Gambar 1. Visual Bidang

Sumber: rumus-matematika(http://rumus-matematika.com)

c. Bentuk bervolume atau gempal

Susunan garis yang menghasilkan bentuk berdimensi yaitu panjang lebar

dan tebal. Apabila gempal dikomposisikan dan dipadukan akan menghasilkan

efek berbeda pada setiap komposisinya. Antara satu dan yang lain mempunyai

karakter berbeda namun akan menghasilkan visual yang menarik.

Gambar 2. Visual Gempal

Sumber:faktailmiah(http://www.faktailmiah.com)

d. Titik

Titik dihasilkan dari hasil sentuhan tanpa pergeseran. Susunan dari

berbagai titik akan menghasilkan visual yang berbeda. Titik menghasilkan efek

berbeda, hal ini dipengaruhi oleh alat yang digunakan atau alat penyentuhnya.

e. Produk Motif Geometri

Motif dengan karakter visual geometri banyak digunakan dalam produk

tekstil, karena karakter visual geometri dapatmenghasilkan bentuk-bentuk yang

beraneka ragam. Penerapan karakter visual geometri pada kain batik banyak

20

diwujudkan untuk teksil pria hal ini dikarenakan pria lebih tertarik dengan

karakter tersebut. Visual geometri yang terkesan tegas, sederhana dan tidak

banyak menggunakan warna digemari oleh pria. Motif dari visual geometrinya

pun terlihat lebih sederhana dari pada motif yang difungsikan untuk wanita.

Berikut beberapa contoh motif batik yang ada di pasaran.

Gambar 3. Motif Geometri Putrakarya Batik Danar Hadi

Foto:Dewi Retno Wati, 2016

Gambar 4. Motif Geometri Putrakarya Batik Danar Hadi

Foto: Dewi Retno Wati, 2016

21

Gambar 5. Motif batik Kontemporer Putrakarya Morinda Batik

Foto: Dewi Retno Wati, 2016

Gambar 6. Motif batik Kontemporer Putrakarya Morinda Batik

Foto: Dewi Retno Wati, 2016

Desainer luar negri berusaha membuat fashion menjadi salah satu yang

menarik perhatian. Selain penggunaanya dalam untuk pakaian pria, motif

geometri juga dieksplore pada pakaian wanita. Seperti pada acara Milan catwalk

collections yang menampilkan berbagai koleksi dari berbagai designer

ternamapada tahun 2014, menampilkan berbagai macam pakaian musim dingin/

musim gugur. Dari jaket, gaun, blus, celana dll. Motif geometri terlihat unik,

22

visual motif yang dihasilkan terlihat lebih modern. Visual geometri yang

dihasilkan dalam pakaian ini memberikan efek maskulin pada penggunaannya.

Gambar 7.Visual GeometriKarya Talbot Runhof

Sumber:top6trends(http://top6trends.com)

Gambar 8.Visual GeometriKarya Caroline Herrera dan Clover Cany

Sumber:top6trends(http://top6trends.com)

23

Milan catwalk collections juga menampilkan berbagai koleksi pakaian

untuk pria dari berbagai designer ternama pada tahun 2014, untuk pakaian musim

dingin/musimgugur. Berikut contohnya:

Gambar 9.Visual GeometriKarya Vivienne Westwood

Sumber:top6trends(http://top6trends.com)

Gambar 10.Visual GeometriKarya Basso Brooke

Sumber:top6trends(http://top6trends.com)

24

Studi visual tentang unsur-unsur geometri dan produk-produk yang

menggunakan karakter geometri tersebut bertujuan untuk dijadikan pertimbangan

dalam pemilihan karakter yang akan digunakan dalam produk batik. Karakter-

karakter tersebut dipilih dan akan dipadukan agar sesuai apabila dijadikan produk

batik.

2. Studi Proses Produksi

Studi Proses Produksi perlu dilakukan untuk dapat mengetahui dengan

jelas bagimana sebuah produk tersebut dibuat, maka dilakukan studi proses

produksi ke perusahaan yang membuat batik yaitu batik Danar Hadi yang berada

di Pabelan Kartasura, batik Puspa Kencana yang beralamat di jl. Sidoluhur No.75

Laweyan Solo, batik Merak Manis Laweyan Solo, Morinda batik di jl. Kusmanto

No.100 Pokoh Baru Karanganyar dan rumah produksi Batik Pandono di Laweyan.

Hasil yang didapatkan dari studi proses produksi adalah pengetahuan

tentang teknik yang digunakan pada perancangan batik, baik batik tulis maupun

catik cap. Dari awal mula pembuatan desain sampai menjadi sebuah produk jadi,

sekaligus dapatmemberikan gambaran berkaitan dengan produk yang dibuat,

yaituproduk-produk kain dengan menggunakan motif geometri yang digunakan

kedalam sebuah kain katun dengan menggunakan teknik batik tulis. Batik tulis

merupakan teknik yang paling awal pada pembuatan batik.

Proses pembuatan motif menggunakan teknik batik tulis inilah yang paling

lama dibanding dengan proses lain, hal ini dikarenakan pembuatan corak

dilakukan secara manual dengan alat bantu berupa canting, motifpun berpengaruh

dalam menentukan cepat lambatnya proses batik tersebut. Dalam hal pewarnaan

25

beberapa tempat produksi tersebut menggunakan pewarna alam dan pewarna

kimia (pewarna sintetis) seperti pewarna Remazol, Indigosol dan Naphtol. Berikut

hasil observasi yang telah di lakukan di beberapa pengrajin:

a. Observasi di Danar Hadi yang berada di Pabelan Kartasura. Di Batik

Danar Hadi teknik batik yang digunakan adalah teknik batik tulis, teknik batk cap,

dan teknik batik tulis yang dikombinasi dengan batik cap. Mereka menggunakan

pewarna remasol, naftol dan terkadang memproduksi batik dengan pewarna alam.

Umumnya motif yang diproduksi kebanyakan lebih kearah batik kontemporer.

Untuk motif yang mengarah ke bentuk geometri kebanyakan diproduksi untuk

konsumen pria.

b. Observasi batik Puspa Kencana yang beralamat di jl. Sidoluhur No.75

Laweyan Solo. Pada batik Puspa Kencana ini teknik yang digunakan antara lain

teknik batik tulis dengan menggunakan canting, teknik cap, teknik batik tulis

dipadukan dengan teknik cap,dan ada juga teknik kombinasi yaitu dengan

menggunakan canting dan kuas sehingga terdapat sapuan-sapuan motif yang

dihasilkan dari kuas tersebut. Pewarnaan pada batiknya menggunakan zat warna

remasol dan napthol, sedangkan untuk pewarna alam, mereka hanya membuat

sesuai pesanan. Motif yang diproduksi mengarah ke batik tradisional, batik

kontemporer, maupun batik kombinasi. Produk yang banyak disukai oleh

konsumen pria di puspa kencan umumnya mengarah ke batik kombinasi dengan

motif geometri dengan aksen sapuan-sapuan kuas yang mempercantik motif

tersebut dan motif batiknya mengarah ke batik kontemporer.

c. Observasi batik Merak Manis Laweyan Solo. Di Batik Merak Manisini

memproduksi kain batik dengan beberapa teknik batik antara lain teknik batik

26

tulis dengan menggunakan teknik canting, teknik batik cap, serta batik lukis

dengan kuas. Zat warna yang digunakan adalah zat warna remasol dan naftol.

Batik Merak Manis terus memproduksi motif baru, selama 3 bulan sekali mereka

membuat motif baru. Motif batik yang diproduksi kebanyakan mengarah ke arah

batik kontemporer, Warna-warna yang dipilih terlihat lebih berani dari tempat

produksi batik lainnya. Kebanyakan konsumen pria ditempat ini menyukai batik

yang bermotif geometri.

d. Observasi Morinda batik di jl. Kusmanto No.100 Pokoh Baru

Karanganyar. Di tempat Morinda batik mereka hanya memproduksi batik tulis

dengan menggunakan pewarna alam. Motif yang diproduksi mengarah ke batik

kontemporer. Mereka juga memproduksi batik untuk hiasan dinding. Sasaran dari

produksi batik mereka umumnya untuk semua kalangan baik wanita maupun

peria.

e. Observasi Rumah Produksi Batik Pandono di Laweyan. Di rumah

produksi Pandono mereka hanya memproduksi batik tulis dan batik Lukis dengan

menggunakan pewarna sintetis. Batik lukis dibuat menggunakan canting dan alat

bantu kuas, sehingga menghasilkan sapuan-sapuan motif yang dihasilkan dari

kuas tersebut. Pewarnaan pada batiknya menggunakan zat warna remasol dan

napthol.Motif yang diproduksi merupakan motif batik yang mengarah ke motif

batik kontemporer. Rumah produksi ini umumnya didominasi oleh konsumen

pria, karena produksi batik yang dihasilkan mengarah ke konsumen pria.

f. Observasi juga dilakukan di beberapa tempat perbelanjaan di Solo antara

lain BTC, PGS,danpasar Klewer. Dari hasil observasi tersebut dapat dijelaskan

bahwa batik tulis telah berkembang motif serta pewarnaannya, sehingga tidak

27

hanya menampilkan batik tradisi saja namun batik modern telah banyak

dipasarkan mengikuti trend yang ada.

3. Wawancara

Hasil wawancara dengan Bapak Hery, bahwasanya motif memegang

peranan penting dalam perkembangan batik, karena batik tidak bisa lepas dari

motif itu sendiri. Motif batik yang diminati konsumen untuk saat ini cenderung

mengarah ke batik kontemporer. Motif batik kontemporer dilihat dari segi warna

maupun visual motifnya lebih beraneka ragam, hal inilah yang menarik minat

konsumen. Mengingat saat ini batik sudah banyak di minati oleh berbagai

kalangan. Berkembangnya desain motif pada batik dipengaruhi oleh selera

konsumen, terlebih lagi dengan berkembangnya pola kehidupan konsumtif

masyarakat akibat dari masuknya arus globalisasi.Perkembangan motif dan fesyen

batik mempengaruhi meluasnya pasar batik. Sasaran produk fashion yang dulunya

didominasi oleh wanita kini mulai merambah juga ke pasar pria. Di pasaran

sekarang masih jarang ditemukan motif batik yang dirancang khusus untuk

memenuhi kebutuhan pria. Peluang inilah yang dilihat oleh sebagian produsen,

karena kecenderungan yang ada selama ini pasar pria belum tergarap dengan

baik(wawancara dengan Bapak Hery, selaku staff pemasaran di rumah produksi

batik Merak Manis pada tanggal 17 september 2015).

Seperti halnya pendapat dari Tutik dan Rini, beliau mengatakan bahwa

motif batik yang mereka kerjakan dipengaruhi oleh selera konsumen. Beliau

mengatakan bahwa untuk kebanyakan motif batik yang difungsikan untuk

konsumen pria cenderung lebih menekannkan untuk produksi motif geometri, hal

28

ini dikarenakan konsumen pria lebih tertarik terhadap motif tersebut. Beliau juga

mengatakan bahwasanya motif-motif yang mereka buat dipengaruhi oleh tren

yang berkembang dimasyarakat pada saat itu, hal ini dikarenakan agar motif batik

yang mereka buat dapat mengikuti perkembangan zaman (wawancaradengan

Tutik, staff bagian sample dan Rini, staff bagian seleksi di rumah produksi batik

Danar Hadi pada tanggal 13November 2015).

Kesimpulan yang diperoleh dari wawancara adalah mengenai tanggapan

masyarakat dan konsumen terhadap motif geometri sendiri adalah bahwasannya

motif Geometri termasuk motif yang saat ini sedang digemari. Motif Geometri

banyak digemari oleh pria. Pria menyukai motif Geometri tersebut dikarenakan

motif geometri terlihat sederhana, menarik, terkesan tegas yang diperoleh dari

permainan garisnya, dan visual yang dihasilkan lebih berfariatif. Motif geometri

yang dimaksud adalah motif geometri yang mengarah ke batik kontemporer.

Sedangkan dilihat dari segi warnanya konsumen pria lebih memilih batik yang

tidak menggunakan banyak warna, mereka tidak menyukai batik yang terlalu

banyak menggunakan warna. Batik yang dipilih oleh konsumen pria umumnya

maksimal hanya menggunakan 4 warna.

4. Perkiraan Kebutuhan

Fesyen untuk pria mempunyai peluang pasar yang cukup besar bila

dibanding wanita. Mengingat selama ini para produsen fesyen lebih banyak

mengarahkan produk-produknya untuk pasar wanita saja, sehingga menimbulkan

ketimpangan antara pasar wanita dengan pria. Hal ini menunjukkan bahwa pasar

fesyen untuk pria menyimpan potensi yang sangat besar untuk digarap lebih

29

lanjut.Banyak kalangan priayang juga mulai dituntut untuk memperhatikan

penampilan mereka, baik karena profesi (public figure:artis, presenter berita,

penyanyi, komedian)maupun lingkungan (sekolah, komunitas, kerja). Hal ini tidak

hanya terbatas pada pria-pria dewasa, namun juga pada remaja pria.

Berdasarkan permasalahan diatas muncul ide pembuatan motif batik untuk

remaja putra.Remaja dipilih karena selera remaja yang cenderung berubah-ubah

dan mudah terpengaruh oleh lingkungan menjadi sasaran dalam pembuatan

produk. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak H.A.Sulaiman, beliau berpendapat

bahwa remaja merupakan masa dimana seseorang mencari jati diri dan

mengekspresikan diri. Berpakaian menjadi media untuk mengekspresikan diri

agar dapat diterima di lingkungan tertentu, pada umumnya saat berpakaian remaja

sering mengikuti tren yang berkembang di lingkungan, terkadang mereka juga

meniru cara berpakaian idola mereka(wawancara dengan Bapak H.A.Sulaiman

selaku pemilik dari rumah produksi batik Puspa Kencana Laweyan, pada tanggal

17 september 2015).

Batik modern khususnya untuk remaja dapat menjadi sasaran yang

menguntungkan, melihat bahwa geliat kehidupan remaja sekarang yang sangat

dinamis dan tidak dapat lepas dari gaya hidup modern, dengan mengambil gaya

hidup mereka yang modern dan terkini inilah peluang untuk menciptakan motif

batik modern remaja dengan tema batik Geometri dapat dikembangkan menjadi

alternatif desain batik kontemporer yang sesuai dengan mereka, karena baju batik

menjadi salah satu fashion wajib yang tidak dapat dipisahkan dalam masyarakat

Indonesia.

30

5. Uji Coba

Kegiatan uji coba dilakukan untuk mengetahui gambaran tentang

perancangan motif batik dengan memanfaatkan ide motif Geometri. Melalui

desain, teknik, bahan, dan pewarnaan yang digunakan. Hal tersebut dilakukan

untuk mengetahui dan menemukan teknik, bahan, dan pewarnaan yang tepat

untuk penggarapan dalam perwujudan pada produk perancangan motif

batik.Percobaan yang dilakukan pada pembuatan desain motif ditujukan untuk

mendukung teknik yang akan digunakan.

Penggunaan teknik dan pembuatan motif pada bahan yang tepat dapat

mendukung terciptanya desain motif yang sesuai dengan perancangan, kedua-

duanya harus saling mendukung untuk memperoleh hasil yang baik. Percobaan

teknik dilakukan dengan menggunakan teknik batik tulis sesuai dengan

perancangan batik ini. Selain itu juga dapat meminimalisir kegagalan dalam

proses produksi sebagai pijakan awal suatu perancangan.

Uji coba dilakukan untuk mencari karakter dari unsur-unsur geometri, baik

garis, bidang, gempal atau bentuk bervolume maupun titik. Dari hasil uji coba

ditemukan beberapa karakter Geometri yang akan diolah menjadi motif batik. Uji

coba juga dilakukan untuk mengetahui karakteristik pewarna yang akan

digunakan dalam proses perancangan desain. Berikut merupakan hasil uji coba

tersebut:

31

No Zat

Warna

Teknik Hasil Keterangan

1 Remasol Colet

- Material yang

digunakan katun

Primisima.

- Teknik Pewarnaan

yang digunakan

untuk motif dengan

teknik colet :

Warna Merah

(Remasol Red 3b),

Kuning (Remasol

Golden Yellow),

dan Merah hati

(Remasol Red 5b).

Analisis: hasil cantingan dengan visual geometri pada motif diatas tidak bisa

sama 100% dengan hasil visual desain dikarenakan desain menggunakan

komputer sedangkan batik dibuat manual dengan menggunakan alat bantu

canting, besar kecil goresan pada motifnya pun berbeda antara motif satu dengan

yang lain. Namun untuk membuat garis cantingan lurus ini lebih mudah daripada

membuat cantingan dengan motif lengkung atau bulat. Sedangkan untuk warna

pada batiknya hampir sama dengan desain. Teknik yang digunakan

menggunakan teknik colet, dan untuk bacgroundnya menggunakan teknik celup.

Untuk percobaan kali ini pada warna pada bacgroundnya tidak rata karena

pencelupannya dilakukan kurang maksimal.

32

2 Remasol Celup

- Material yang

digunakan katun

Primisima.

- Teknik

Pewarnaanyang

digunakan untuk

motif dengan teknik

celup :

Warna Biru

(Remasol Blue

RSP), dan warna

ungu (Remasol Red

5b) karena

sebelumnya sudah

dicelup warna biru.

Analisis:hasil cantingan dengan visual geometri pada motif diatas tidak bisa

sama 100% dengan hasil visual desain dikarenakan desain menggunakan

komputer sedangkan batik dibuat manual dengan menggunakan alat bantu

canting, besar kecil goresan pada motifnya pun berbeda antara motif satu dengan

yang lain. Untuk cantingan lengkung atau lingkaran tersebut lebih susah dari

pada membuat cantingan dengan motif lurus. Sedangkan untuk warna pada

batiknya hampir sama dengan desain. Teknik yang digunakan menggunakan

teknik tutup celup. Teknik cucup celup umumnya maksimal pencelupan

dilakukan 3 kali, apabila lebih dari itu maka dipastikan motif mengalami

kegagalan. Hal ini dikarenakan malam pada motif mengalami pengikisan

ataupun retak-retak yang diakibatkan oleh waterglass.

33

3 Remasol Colet

dan

celup

- Material yang

digunakan katun

Primisima.

- Teknik

Pewarnaanyang

digunakan untuk

motif dengan teknik

colet : Warna hijau

(remasol Blue RSP+

Remasol Yellow

FG), warna kuning

(Remasol Yellow

FG ), dan warna

Coklat (Remasol

Brown+ Remasol

Blue RSP+ Remasol

Yellow FG).

- Warna yang

digunakan untuk

motif dengan teknik

celup: Warna coklat

(Remasol Brown+

Remasol Yellow

FG).

Analisis:hasil cantingan dengan visual geometri pada motif diatas tidak bisa

sama 100% dengan hasil visual desain dikarenakan desain menggunakan

komputer sedangkan batik dibuat manual dengan menggunakan alat bantu

canting, besar kecil goresan pada motifnya pun berbeda antara motif satu dengan

yang lain. garis lengkung pada motif lebih susah dicanting daripada garis lurus.

Sedangkan untuk warna pada batiknya pada ujicoba kali ini mengalami

34

penurunan warna 10% hal ini dikarenakan terlalu banyak air yang digunakan

sebagai pelarut warna. Teknik yang digunakan menggunakan teknik colet, dan

untuk bacgroundnya menggunakan teknik celup. Percobaan kali ini pada warna

pada bacgroundnya tidak rata karena pencelupannya dilakukan kurang maksimal.

4 Remasol Colet

dan

celup

- Material yang

dipakai Katun

Primisima.

- Teknik

Pewarnaanyang

digunakan untuk

teknik celup pada

dasar kain: warna

kuning (Remasol

Yellow FG)

- Warna yang

digunakan untuk

motif dengan teknik

colet :Warna Merah

(Remasol Red 5b)

- Warna yang

digunakan untuk

teknik celup tahap

2: warna hijau

(Remasol Blue

RSP) karena

sebelumnya sudah

diwarna dengan

warna kuning.

35

Tabel 3. Tabel Uji Teknik

Foto: Dewi Retno Wati, 2016

6. Gagasan Awal Perancangan

Awal perancangan suatu karya diperlukan gagasan untuk membatasi suatu

masalah yang akan dibahas dalam konsep perancangan, guna mempermudah

proses perancangan karya. Gagasan awal perancangan tugas akhir ini adalah

merancang motif dengan sumber ide motif Geometri. Ide visual Geometri sendiri

dipilih karena visual geometri akan lebih banyak memberikan kemungkinan baru

di dalam penciptaannya dengan bentuk-bentuk yang beraneka ragam. Motif

Geometri yang akan diolah dan dipadukan menjadi motif batik antara lain garis

lurus, garis lengkung, garis zig-zag, triangle/segitiga, circle/lingkaran,

square/bujur sangkar dengan pengolahan dan komposisi yang berbeda.

Teknik batik tulis dipilih dalam perancangan ini, Pemilihan teknik batik

tulis pada perancangan ini dikarenakan, teknik tersebut tetap memiliki keunikan

tersendiri ditengah perkembangan teknik cap dan printing. Kaitannya dengan

aspek estetis adalah dibandingkan dengan teknik batik yang lain, goresan-goresan

yang dihasilkan oleh batik tulis terlihat lebih ekspresif sehingga tidak akan ada

Analisis:hasil cantingan dengan visual geometri pada motif diatas tidak bisa

sama 100% dengan hasil visual desain dikarenakan desain menggunakan

komputer sedangkan batik dibuat manual dengan menggunakan alat bantu

canting, besar kecil goresan pada motifnya pun berbeda antara motif satu dengan

yang lain. Namun untuk membuat garis cantingan lurus ini lebih mudah dari

pada membuat cantingan dengan motif lengkung atau bulat. Sedangkan untuk

warna pada batiknya hampir sama dengan desain. Teknik yang digunakan

menggunakan teknik colet pada warna merah, dan untuk bacgroundnya

menggunakan teknik celup.

36

goresan yang sama dalam setiap pengulangannya. Zat warna yang digunakan

dalam perancangan adalah zat warna sintetis (zat warna kimia) yaitu zat warna

reaktif (Remazol). Pemilihan pewarna remazol lebih dikarena warna cerah mudah

dijangkau selain itu harganya cukup ekonomis sehingga bisa menekan biaya

produksi. Warna-warna yang dipilih adalah warna-warna cerah hal ini

dimaksudkan agar dapat memberikan kesan ceria dan menarik. Sedangkan

material kain yang digunakan adalah kain katun primisima. Kain katun dipilih

karena kain mudah perwatannya, kuat, halus, ringan, nyaman, dan hidroskopis hal

ini sesuai dengan karakter remaja yang menjadi sasaran dari perancangan produk.