struktur garis

40
STRUKTUR GARIS (Laporan Praktikum Geologi Struktur) Oleh Egi Ramdhani 1315051018

Upload: egi-ramdhani

Post on 23-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Praktikum Geologi StrukturJurusan Teknik Geofisika Universitas Lampung

TRANSCRIPT

Page 1: Struktur Garis

STRUKTUR GARIS(Laporan Praktikum Geologi Struktur)

Oleh

Egi Ramdhani1315051018

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKAFAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG2014

Page 2: Struktur Garis

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Struktur Garis

Tanggal Praktikum : 24 April 2014

Tempat Praktikum : Laboratorium Geofisika

Nama : Egi Ramdhani

NPM : 1315051018

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 2 (Dua)

Bandar Lampung, 24 April 2014 Mengetahui,

Asisten

Achmad SubariNPM. 1215051001

i

Page 3: Struktur Garis

Struktur Garis

Oleh

Egi Ramdhani

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum mengenai struktur garis oleh praktikan Teknik Geofisika angkatan 2013 pada hari kamis, 24 April 2014 lalu. Laporan ini memaparkan tentang gambaran praktikum geologi struktur terkait tentang struktur garis yang dilakukan dengan tujuan untuk memahami apa yang dimaksud dengan penunjaman, arah penunjaman, menghitung besarnya pitch serta dapat menggambarkan struktur garis. Dengan memanfaatkan alat dan bahan berupa alat tulis, buku modul, busur derajat, dan penggaris satu set, praktikum ini dapat dilakukan dengan baik melalui bantuan asisten dalam menjelaskan strutur garis. Setelah praktikum selesai dilaksanakan dan diperoleh gambar dalam bentuk tiga dimensi, kemudian dilakukan pengamatan terhadap objek yang membentuk balok. Dalam praktikum ini diperoleh nilai pitch sebesar 49,5°.Praktikum yang dilakukan berjalan dengan baik, namun diperoleh perbedaan hasil besarnya pitch. Begitupula dengan harga plung yang didapat yakni 22° mengalami perbedaan 1° dari referensi yang diberikan asisten dosen. Hal ini dipengaruhi oleh keseriusan, pemahaman dan ketelitian praktikan dalam melakukan praktikum. Selain itu dapat juga diakibatkan adanya perbedaan akurasi alat (mistar dan busur) yang digunakan. Mengingat saya menggunakan lebih dari 1 mistar selama praktikum berlangsung.

ii

Page 4: Struktur Garis

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

ABSTRAK.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv

DAFTAR TABEL.............................................................................................v

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang........................................................................................11.2. Tujuan ...................................................................................................2

BAB II. TEORI DASAR

2.1. Pengertian Garis Jurus................................................................................2.2. Kemiringan Sebenarnya................................................................................2.3. Cara Penulisan Jurus dan Kemiringan..........................................................2.4. Jurus......................................................................................................2.5. Pembagian Struktur Garis........................................................................2.6. Arah Penujaman (Trend) .............................................................................

BAB III. PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan........................................................................................53.2. Langkah Kerja........................................................................................63.3. Diagram Alir...........................................................................................7

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Pengamatan........................................................................................14.2.Pembahasan.................................................................................................

BAB V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii

i

ii

iii

v

vi

12

333444

689

1111

Page 5: Struktur Garis

LAMPIRAN

iv

Page 6: Struktur Garis

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kertas Gambar ..............................................................................

Gambar 3.2. Mistar dan Busur.................................................................................

Gambar 3.3. Jangka ..........................................................................................

Gambar 3.4. Pensil.............. ................................................................................

Gambar 3.5. Kertas Kalkir.................................................................................

Gambar 3.6. Milimeter Blok................................................................................

Gambar 3.7. Pensil Warna .................................................................................

Gambar 4.1. Gambar 3D dari struktur garis ........................................................

Gambar 4.2. Proyeksi struktur garis dalam 2 Dimensi ........................................

v

6

6

6

7

7

7

7

11

13

Page 7: Struktur Garis

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Tabel hasil pengamatan .............................................................

vi

11

Page 8: Struktur Garis

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Geofisika adalah disiplin ilmu yang mempelajari mengenai bumi

menggunakan kaidah-kaidah yang ada dalam fisika. Dalam pengertian

geologi, suatu struktur garis dapat berdiri sendiri. Pada umumnya struktur

garis berada pada suatu struktur bidang, misalnya sumbu perlipatan pada

bidang perlapisan, gores-garis pada bidang sesar, lineasi mineral pada bidang

foliasi, dan perpotongan dua buah bidang struktur tersebut. struktur garis

dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua yaitu struktur garis riil

dan struktur garis semu. Struktur garis rill adalah struktur garis yang arah dan

kedudukannya dapat diamati langsung dilapangan misalnya gores garis yang

terdapat pada bidang sesar. Sedangkan struktur garis semu adalah semua

struktur garis yang arah atau kedudukannya ditafsirkan dari onentasi unsur-

unsur struktur yang membentuk kelurusan atau laniasi.

Berdasarkan saat pembentukannya, struktur garis dapat dibedakan menjadi

“struktur garis primer” yang meliputi : liniasi atau penjajaran mineral –

mineral pada batuan beku tertentu, dan arah liniasi struktur sedimen; serta

struktur garis sekunder yang meliputi : gores garis, liniasi memanjang

fragmen breksi sesar, garis poros lipatan dan kelurusan – kelurusan dari

topografi, sungai dan sebagainya. Kedudukan struktur garis dinyatakan

dengan istilah – istilah : arah penunjaman, penunjaman, arah kelurusan dan

Rake atau Pitch. Arah penunjaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertical

yang melalui garis dan menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya

menunjukkan suatu arah tertentu). Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari

bidang vertikal yang melalui garis tetapi tidak menunjukan arah penujaman

garis tersebut.

Page 9: Struktur Garis

Untuk lebih memahami dan mengerti mengenai struktir garis dalam mata

kuliah Geologi Struktur, maka dilakukanlah praktikum ini.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari precobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Mahasiswa dapat memahami tentang struktur garis.

2. Mahasiswa mampu menggambarkan sebuah garis sesuai dengan

kedudukan geris tersebut.

3. Mahasiswa mampu menentukan kedudukan struktur garis pada suatu

bidang.

2

Page 10: Struktur Garis

BAB II. TEORI DASAR

2.1. Pengertian Garis Jurus

Suatu garis jurus didefinisikan sebagai sebuah garis horizontal atau mendatar

yang terletak pada suatu struktur bidang. Suatu garis jurus pada suatu

struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang

horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut. Jurus suatu bidang pada

lokasi tertentu dinyatakan sebagai sudut antara garis jurus dengan utara

sebenarnya (Anonim, 2008).

2.2. Kemiringan Sebenarnya

Kemiringan sebenarnya dari suatu struktur bidang dapat dinyatakan sebagai

sudut diantara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal atau

bidang mendatar yang diukur pada bidang vertikal tertentu. Kemiringan yang

diukur pada bidang tertentu yang tidak tegak lurus juga disebut sebagai

kemiringan semu. Besar dari kemiringan semu ini harus selalu lebih kecil

daripada besar kemiringan sebenarnya (Noor, 2006).

2.3. Cara Penulisan Jurus dan Kemiringan

Cara penulisan jurus dan kemiringan untuk struktur bidang dengan

menggunakan cara penulisan jurus dan kemiringan, pendeskripsian

kedudukan struktur bidang dengan angka jurus dan angkan kemiringan saja

tidak dapat secara unik dan secara langsung mendeskripsikan kedudukan

suatu struktur bidang baik dalam konsep dua dimensi maupun tiga dimensi.

Jadi begitulah pendeskripsian yang dapat dijelaskan dari penulisan jurus dan

kemmiringan tersebut (Selley, 1999).

Page 11: Struktur Garis

2.4. Jurus

Pada peta, jurus ditandai dengan garis yang digambarkan sejajar dengan garis

jurus. Garis jurus sebaiknya digambarkan dengan panjang yang cukup

sehingga arahnya dapat ditentukan secara akurat dipeta. Tanda kemiringan

diterakan pada titik tengah garis jurus, digambar menunjukkan arah

kemiringan dengan panjang 13

panjang garis jurus. Besar kemiringan

dicantumkan diujung tanda kemiringan dan ditulis denga orientasi sejajar

garis batas bawah atau atas peta (Yani, 2007).

2.5. Pembagian Struktur Garis

Struktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan menjadi dua yaitu

struktur garis rill dan struktur garis semu. Dimana struktur garis riil adalah

struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati langsung

dilapangan misalnya gores garis yang erdapat pada bidang sesar. Sedangkan

struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya

ditafsirkan dari onentasi unsur- unsur struktur yang membentuk kelurusan

atau laniasi. Berdasarkan saat pembentukanya struktur garis dapat dibedakan

menjadi struktur garis primer dan struktur garis sekunder.Dari contoh-contoh

struktur garis yang disebutkan diatas yang termasuk struktur garis primer

adalah liniasi atau penjajaran mineral - mineral pada batuan beku

tertentu,arah liniasi struktur sedimen dan yang termasuk struktur garis

sekunder adalah gores-garis, liniasi memanjang fragmen breksi sesar.garis

poros lipatan dan kelurusan -kelurusan topografi, sungai, dan sebagainya

(Polo,1993).

2.6. Arah Penujaman (Trend)

Arah penunjaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertical yang melalui garis

dan menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya menunjukkan suatu

arah tertentu). Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang vertical

yang melahn gar's tetapi tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut.

Rake (Pith) adalah besar sudut antara garis dengan garis horisontal, yang

4

Page 12: Struktur Garis

diukur pada bidang dimana garis tersebut terdapat besamya rake sama dengan

atau lebih kecil 90 . Untuk menyatakan kedudukan suatu sruktur garis secara,

tertulis dan suatu cara penulisan simbol pada peta geologi. Penulisan notes'

sruktur garis dinyatakan dengan :

1. "Plunge, Trend ( arah penujaman)".

2. Sistem Azimuth , hanya mengenal satu penulisan yaitu Y°,N X° E.

3. Sistem Kwadran, Penulisan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan

sehingga, mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya : sistem azimuth,

30°,N 45° E, maka menurut sistem kwadrannya adalah 45°,N 45° E (Asikin,

1978).

5

Page 13: Struktur Garis

BAB III. PROSEDUR PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

1. Kertas gambar

Gambar 3.1. Kertas Gambar

2. Mistar dan Busur

Gambar 3.2. Mistar dan Busur

3. Jangka

Gambar 3.3. Jangka

Page 14: Struktur Garis

4. Pensil

Gambar 3.4. Pensil

5. Kertas Kalkir

Gambar 3.5. Kertas Kalkir

6. Milimeter blok.

Gambar 3.6. Milimeter blok

7. Pensil Warna

Gambar 3.7. Pensil warna.

7

Page 15: Struktur Garis

3.2. Langkah Kerja

Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan kali ini adalah :

A. Penggambaran Struktur Garis.

1. Membuat garis X dan Y dengan perpotongan di koordinat (0,0).

2. Membuat garis dengan keududukan N 45° OE, 30° dari Koordinat

(0,0).

3. Membuat garis pada arah N 135° E dari posisi (-5,5).

4. Menentukan perpotongan kedua garis.

B. Menentukan kedudukan struktur garis dan pitch pada struktur bidang.

1. Membayangkan permasalahan dalam tiga dimensi.

2. Menggambar garis jurus pada arah N45°E dengan panjang bebas,

Menentukan pisisi titik C pada garis (bebas), dan Menggambar garis

CI tegak lurus jurus (searah kemiringan sebenarnya).

3. Menjadikan garis CI sebagai garis lipat F1, Memutar bidang

penampang ke bidang peta lalu menggambar garis CJ yang

membentuk sudut 30° dengan CI.

4. Membuat garis KL tegak lurus CI (sejajar jurus). Garis memotong

garis CI dan CJ di titik F’ dan D’. Mengusahakan panjang FD’

memiliki angka bulat dalam milimeter. Garis KL merupakan proyeksi

garis jurus DE pada bidang peta. Beda tinggi antara garis jurus CO

dan DE adalah sebesar panjang FD’ (t).

Menentukan penujaman struktur garis.

5. Menggambar garis OA pada arah N180°E.

6. Menjadikan OA sebagai garis lipat F2, Memutar bidang penampang

ke bidang peta, lalu menggambar garis AB” tegak lurus OA sepanjang

t.

7. Menggambar garis OB”. Sudut AOB” merupakan penujaman struktur

garis.

Menentukan pitch.

8. Menjadikan garis jurus CO menjadi garis lipat F3. Menggambar busur

penghubung dititik D’ ke D” menggunakan busur. Di sepanjang garis

CI dan titik C sebagai pusat.

8

Page 16: Struktur Garis

9. Menggambar segi empat COE’D’. Menggambar garis B’ tegak lurus

garis KL dari titik A.

10. Menggambar garis OB’. Sudut yang dibentuk COB’ adalah pitch.

11. Menghasilkan kedudukan struktur garis penujaman (plunge) 23°,

N180°E, dan besarnya pitch 50°.

3.3. Diagram Alir

Adapun diagram alir pada percobaan kami kali ini adalah :

A. Penggambaran struktur garis.

Ditentukan titik perpotongan kedua garis.

B. Menentukan kedudukan struktur garis dan pitch pada struktur bidang.

Jurus diarah N45°E

Titik C ditentukan pada garis jurus.

Garis CL digambar tegak lurus jurus.

Garis memotong CI dan CJ dititik F dan D’.

9

Dibuat garis X dan Y

Hasil

Garis N45°E, 30° dibuat dari koordinat (0,0)

Digambar garis pada arah N135°E dari posisi (-5,5)

Permasalahan dibayangkan

Garis jurus digambar pada arah yang ditentukan

Garis KL dibuat tegak lurus CL sejajar jurus

Penentuan penujaman struktur garis.

Page 17: Struktur Garis

Digambar pada arah N180°E

Garis AB” digambar tegak lurus OA sepanjang t.

Garis OB” digambar.

10

Garis OA digambar

Sudut AOB” dijadikan penujaman struktur garis /

Plunge. Hasil

Pitch ditentukan

Busur digambar dari titik D’ ke D” atau panjang CD”

sama dengan panjang CD’

Segi empat COED’ digambar

Garis OB’ digambar

Sudut yang dibentuk COB adalah pitch.

Hasil Akhir

Hasil

Page 18: Struktur Garis

BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Adapun hasil pengamatan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai

berikut :

Kedudukan Bidang

Arah Garis Plunge Pitch

Nilai SebenarnyaN45°E / 30°SE

N180°E 23° 50°

Nilai PengamatanN45°E / 30°SE

N180°E 22° 49,5°

Tabel 4.1. Tabel hasil Pengamatan.

4.2. Pembahasan

Setelah memahami pengertian dari struktur garis, kemudian para asisten

membimbing dan memaparkan bagaimana bentuk dari struktur garis itu

sendiri. Mengarahkan pembuatan gambar berupa tiga dimensi yaitu

bangun balok yang dibantu oleh garis koordinat yang menunjukkan arah

mata angin. Berikut adalah gambar bidang 3 dimensi yang terbentuk :

Gambar 4.1. Gambar 3D dari struktur garis.

Page 19: Struktur Garis

Dari gambar tersebut dapat dideskripsikan bahwa terdapat bidang dengan

dip membelah dua bidang dari titik COEB membentuk bidang persegi.

Dari titik O dideskripsikan sebagai titik pusat dari penentuan plunge. Dari

titik O ditarik garis ke titik A diatas bidang dan dari titik A ditarik garis ke

titik B’ tegak lurus dengan FD dan GE. Lalu dengan otomatis terbentuk

garis khayal dari titik O ke titik B’. Sudut yang terbentuk antara AOB’

adalah plunge yang dicari besarannya. Selain itu, dengan gambar yang

sama, sudut yang dibentuk dari titik COB’ adalah pitch yang dicari juga

besarannya. Untuk lebih memahami langkah penggambaran 3D dari

bentuk 2D berikut dijabarkan langkah penggambaran 2D dan dapat

langsung dibayangkan bidang 3D-nya.

Dengan alat dan bahan yang telah disediakan, kami memulai percobaan

dengan membuat garis jurus N45E dan kemudian memberi nama garis

dengan garis CO. Selanjutnya, karena arah penunjaman yang diketahui

adalah 300 dan tidak diketahui kemana arah azimuthnya. Maka arah

penunjaman ditarik mengikuti arah jarum jam. Maka penarikan garis baru

yang sejajar dengan CO berada dibawah dengan garis penunjaman yang

diberi nama garis DE. Setelah terdapat dua buah penunjaman yang sejajar,

kemudian ditarik garis dari titik C ke titik D dan begitu pula ditarik garis O

ke E dengan besar sudut yang sama. Sehingga setelah penarikan garis

terbentuklah bidang COED.

Selanjutnya, dari garis CD yang telah terhubung, dengan bertumpu pada

titik C, ditarik sudut sebesar 30 derajat ke atas, kemuudian garis tersebut

diberi nama garis CF. Setelah itu dari garis D ditarik garis lurus keatas

menuju arah utara 00 sehingga memotong garis CF pada titik F. Hal yang

sama juga dilakukan pada OE dengan menarik sudut 300 kearah atas

dengan bertumpu pada titik O sehingga membentuk garis OG. Setelah itu

ditarik garis lurus keatas menuju utara dari titik E sehingga memotong

pada titik G. Dan panjang garis tinggi DF dan EG diberi nama garis t.

12

Page 20: Struktur Garis

Terakhir tinggal membuat arah penunjaman sehingga terbentuk plunge dan

besarnya spitch. Dengan menarik garis N180E dari titik O. Dan kemudian

menamakan garis tersebut dengan garis OA. Ini adalah garis arah

penunjaman. Selanjutnya, garis tersebut diproyeksikan terhadap bidang

COED, sehingga membentuk garis OB. Maka, sudut AOB adalah sudut

plunge atau yang dikenal dengan penunjaman lalu diukur dan saya

temukan besar sudut yang dibantuk adalah 22° meleset 1° dari referensi

yang dijelaskan asisten dosen. Selanjutnya sudut yang terbentuk antara

garis OC dengan garis OB atau yang dikenal dengan sudut COB

merupakan pitch. Terakhir mengukur besarnya sudut pitch yang diperoleh

sebesar 49,5° sudut yang terbentuk meleset 0,5° dari referensi. Berikut

adalah gambar proyeksi struktur garis dalam 2 dimensi.

Gambar 4.2. Proyeksi struktur garis dalam 2 Dimensi.

13

Page 21: Struktur Garis

Berdasarkan tabel hasil pengamatan yang diurai dimuka, hasil yang saya

dapatkan dalam percobaan semuanya berbeda 1° dari referensi yang

diberitahukan asisten dosen. Baik itu plunge maupun pitch. Perbedaan

hasil yang saya peroleh kemungkinan besar merupakan kekeliruan saat

penggambaran karena kurangnya ketelitian mata praktikan. Selain itu,

perbedaan hasil juga kemungkinan besar diakibatkan kekeliruan alat ukur

mistas maupun busur derajat yang saya gunakan. Mengingat saya

menggunakan lebih dari 1 mistar selama proses pengerjaan praktikum ini.

sebenarnya tidak dibenarkan menggunakan lebih dari satu mistar karena

ditakutkan adanya perbedaan ketelitian antara keduanya. Kendati

demikian, praktikum masih dianggap berhasil karena angka meleset tidak

melebihi 1°.

14

Page 22: Struktur Garis

BAB V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat saya tarik dari pelaksanaan praktikum saya adalah

sebagai berikut :

1. Dengan melakukan pembuatan gambar nyata berupa bangun tiga dimensi

dan berpatokan pada garis koordinat yang menunjukkan arah mata angin

membuat kita lebih mudah untuk memahami bagaimana struktur garis itu

sendiri. Penunjaman, arah penunjaman serta pitch dapat kita ukur secara

nyata dengan menggunakan busur derajat.

2. Penarikan garis penunjaman ataupun arah penunjaman terkadang tidak

harus sesuai dengan besar sudut yang telah ditentukan jika dilakukan

pembuatan gambar secara tertulis. Karena ini membutuhkan pengkhayalan

yang tinggi, karena pada bidang tiga dimensi tentunya ada tiga arah yang

mengikuti sumbu x,y, dan z. Garis z inilah yang tidak dapat buat sesuai

dengan besar sudut yang sebenarnya. Ini hanya khayalan yang kita lakukan

sehingga seolah-olah kelihatan besar sudutnya sama.

3. Nilai Plunge yang didapatkan adalah 22° meleset 1° dari referensi yang

diberitahukan asisten dosen yakni 23°. Lalu pitch yang saya dapatkan

adalah 49,5° dengan perbedaan angka atau meleset 0,5° dari referensi yakni

50°.

4. Prebedaan angka atau nilai didapatkan kemungkinan karena adanya

kesalahan mata pengamat atau kesalahan praktikan dalam menggambar

objek. Selain itu kesalahan juga dapat diakibatkan dari kesalahan alat yang

digunakan. Seperti mistar yang memiliki tingkat akurasi berbeda.

Mengingat saya menggunakan lebih dari 1 mistar.

Page 23: Struktur Garis

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Geologi Struktur. http://forwardgeostruk.blogdetik.com/. Diakses Pada tanggal 30 April 2014 Pukul 20.25 WIB.

Asikin, Sukandar. 1978. Dasar-dasar Geologi Struktur . Bandung. Institut Teknologi Bandung.

Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Polo, L., dkk.. 1993. Analisis pola & karakter kekar untuk menentukan struktur geologi sesar dan kondisi fisik batuan. Bandung : UNPAD.

Selley, Richard C. 1999. Unsur Geologi Petroleum (diterjemahkan oleh Arrifin samsuri). Universitas Teknologi Malaysia : Skudai.

Yani, Ahmad dan Mamat Ruhimat. 2007. Geografi : Menyingkap Fenomena

Geosfer. Jakarta: Grafindo Media Pratama.