stroke
DESCRIPTION
stroke iskemikTRANSCRIPT
Case Report Session
Case Report Session
STROKE ISKEMIK
Oleh:
Syntia Ambelina0910312079
Pembimbing:
Prof. DR. dr. Darwin Amir, Sp.S (K)
dr. Syarif Indra, Sp.SPERIODE KEPANITERAAN KLINIK
22 SEPTEMBER 18 OKTOBER 2014
BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR M DJAMIL
PADANG
2014BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Stoke merupakan sindrom yang ditandai dengan gejala klinis yang berkembang dengan cepat berupa gangguan fungsional otak fokal maupun global yang terjadi secara mendadak dan berlangsung lebih dari 24 jam yang tidak disebabkan oleh sebab lain kecuali oleh gangguan vaskuler.1 Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua kategori utama yaitu stoke iskemik-infark dan stroke hemoragik. Stroke iskemik merupakan stroke yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar serebrum, sedangkan stroke hemoragik dapat terjadi akibat rupture arteri. Stoke hemoragik bersifat lebih berat, berbahaya, serta memiliki angka mortalitas yang lebih besar daripada stroke iskemik.2,3
Epidemiologi
Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan utama masyarakat. Kejadian stoke terus meningkat setiap tahunnya hampir diseluruh dunia. Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat setelah penyakit jantung dan kanker.4 5-15% dari 800.000 orang Amerika yang terkena stroke setiap tahunnya beresiko terkena serangan stroke berulang dalam 1 tahun, dan 40% diantaranya akan terkena serangan stroke berulang serta 50% lainnya akan meninggal dalam 5 tahun.5
Klasifikasi
Berdasarkan patologi anatomi dan penyebabnya2,3:
Stroke Iskemik
Transient Ischemic Attack (TIA)
Trombosis serebri
Emboli serebri
Stroke Hemoragik
Perdarahan intra serebral
Perdarahan subarachnoid
Berdasarkan stadium atau onset serangan5:
TIA: gejala neurologi yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam
RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit): gejala neurologi yang timbul akan menghilang dalam waktu lebih dari 24 jam tetapi tidak lebih dari seminggu
Progressing stroke atau stroke in evolution: gejala neurologi yang muncul makin lama makin berat
Completed stroke: gejala klinis sudah menetap
Etiologi
Penyebab utama stroke iskemik2:Trombosis serebri
Sebagian besar kejadian stroke iskemik terjadi setelah trombosis dan oklusi pembuluh darah akibat terjadinya aterosklerotik. Trombosis dapat terjadi pada seseorang yang memiliki satu atau lebih faktor risiko yang mempercepat timbulnya aterosklerosis.
Emboli serebri
Pada umumnya emboli serebri terjadi pada arteri serebri media. Emboli yang berasal dari atau melewati jantung akibat fibrilasi atrium kemungkinan besar dapat masuk ke arteri karotis interna dan terus masuk ke arteri serebri media yang merupakan cabang paling besar dari arteri karotis interna.
Patofisiologi
Stroke iskemik merupakan hasil dari oklusi pembuluh darah yang diakibatkan oleh tromboembolik. Iskemia mengakibatkan hipoksia sel dan deplesi ATP selular yang menyebabkan terjadinya kegagalan pertahanan gradient ionik membran sel dan depolarisasi sel. Influks ion natrium dan kalsium dan aliran masuk air ke sel secara pasif, menghasilkan edema sitotoksik. Depolarisasi sel menyebabkan terjadinya pelepasan glutamat dan radikal bebas, kerusakan mitokondria dan membrane, dan cascade yang membawa pada apoptosis.6Iskemia juga secara langsung menghasilkan disfungsi pembuluh darah cerebri, dengan kerusakan blood-brain barrier dalam 4-6 jam setelah infark. Setelah kerusakan blood-brain barrier, aliran protein dan air ke ruang ekstraselular menyebabkan edema vasogenik. Edema vasogenik menghasilkan pembengkakan otak yang lebih berat dan efek massa yang mencapai puncak pada 3-5 hari dan menghilang beberapa minggu kemudian dengan resorpsi air dan protein. Infark menghasilkan kematian astrosit dan juga sel penyokong oligodendroglia dan mikroglia. Jaringan yang mengalami infark secara bertahap mengalami nekrosis likuefaksi dan dihilangkan oleh makrofag dengan perkembangan hilangnya volume parenkimal.6
Manifestasi klinis
Defisit neurologik pada infark otak biasanya mencapai maksimum dalam 24 jam pertama. Usia lanjut, hipertensi, koma, komplikasi kardiorespirasi, hipoksia, hiperkapnia, dan hiperventilasi neurogenik merupakan faktor penentu prognosis yang tidak menggembirakan. Infark di wilayah arteri serebri media dapat menimbulkan edema masif dengan herniasi otak; hal demikian ini biasanya terjadi dalam waktu 72 jam pertama pasca-infark. 7
Gambaran klinis utama yang dikaitkan dengan insufisiensi aliran darah otak dapat dihubungkan dengan tanda serta gejala di bawah ini: 2, 7
Arteri karotis interna (sirkulasi anterior ; gejala-gejalanya biasanya unilateral). Lokasi lesi yang paling sering adalah pada bifurkasio arteria karotis komunis menjadi arteria karotis interna dan eksterna. Gejala-gejala yaitu:
Buta mutlak sisi ipsilateral
Hemiparese kontralateral
Arteria serebri media
Monoparesis atau hemiparesis kontralateral (biasanya mengenai tangan)
Kadang-kadang hemianopsia kontralateral (kebutaan)
Afasia global (kalau hemisfer dominan yang terkena); gangguan semua fungsi yang ada hubungannya dengan percakapan dan komunikasi
Arteria serebri anterior (gejala primer berupa perasaan kacau)
Kelemahan kontralateral lebih besar pada tungkai. Lengan bagian proksimal mungkin ikut terserang. Gerakan voluntar pada tungkai terganggu
Gangguan sensorik kontralateral
Demensia, refleks mencengkeram dan refleks patologis
Arteria serebri posterior (dalam lobus mesencepalon atau talamus)
Koma
Hemiparesis kontralateral
Afasia visual atau buta kata (aleksia)
Kelumpuhan saraf otak ketiga hemianopsia, koreoatetosis DisfagiaArteri vertebralis
Hemiplegi alternan
Hemiplegi ataksik
Arteri Basilaris
Tetraplegi
Gangguan kesadaran
Gangguan pupil
Kebutaan
Vertigo
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan: 8 Anamnesis :
Terutama terjadinya keluhan / gejala defisit neurologi yang mendadak
Tanpa trauma kepala
Adanya faktor resiko GPDO
Pemeriksaan Fisik
Adanya defisit neurologi fokal
Ditemukan faktor resiko (hipertensi, kelainan jantung, dll)
Bising pada auskultasi atau kelainan pembuluh darah lainnya
Pemeriksaan penunjang
Stroke dengan oklusi pembuluh darah dapat dilakukan pemeriksaan :
CT Scan dan MRI
Untuk menetapkan secara pasti lokasi penyebab stroke. CT scan menunjukkan gambaran hipodens pada lokasi iskemik.
Ekokardiografi
Pada dugaan adanya tromboemboli kardiak (transtorakal, atau transesofageal)
Ultrasound scan arteri karotis
Bila diduga adanya ateroma pada arteri karotis. Disini dipakai prinsip doppler untuk menghasilkan continuous wave untuk mendeteksi derajat stenosis secara akurat, serta juga pulsed ultrasound device yang dikaitkan dengan scanner (duplex scan)
Intra arterial digital substraction angiografi
Bila pada ultrasound scan terdapat stenosis berat
Transcranial Doppler
Dapat untuk melihat sejauh mana anastomosis membantu daerah yang tersumbat
Penatalaksanaan
Pengobatan Secara Umum9
Pertahankan saluran pernafasan yang baik
Pertahankan tekanan darah yang cukup, untuk itu evaluasi fungsi jantung dan organ vital lain
Pertahankan milieu intern, yaitu kualitas darah cairan dan elektrolit, protein darah, dan keseimbangan asam basa yang baik
Pertahankan bladder dan rectum
Hindarkan berlangsungnya febris, dan pemakaian glukosa dalam nutrisi parenteral.
Pengobatan pada Stroke Iskemik
Tahap akut
Sasaran terapi stroke akut adalah daerah inti dari iskemik yaitu daerah dimana neuron mengalami kekurangan oksigen. Terapi yang cepat dan efektif dapat mengembalikan sumbaan aliran darah dan meningkatkan aliran sel sebelum mengalami kerusakan yang ireversibel. Pada daerah penumbra infark, aliran darah secara bertahap menurun.10Memberi aliran darah kembali pada bagian otak tersebut. 9,10
Membuka sumbatan
Menghilangkan vasokonstriksi
Calcium channel blocker, agar diberikan dalam 3 jam pertama dan belum ada edema otak (GCS >12)Mengurangi viskositas darah
Hemodilusi; mengubah hemoreologi darah : pentoxyfilin
Menambah pengiriman oksigen
Perfluorocarbon, oksigen hiperbarik
Mengurangi edema : Manitol
Mencegah kerusakan sel yang iskemik.6,10Mengurangi kebutuhan oksigen: hipotermi, barbiturat
Menghambat pelepasan glutamat, dengan merangsang reseptor adenosine dari neuron; mengurangi produksi glutamate dengan methioninMengurangi akibat glutamate
NMDA blocker pada iskemia regional
AMPA blocker pada iskemia global yang sering disertai asidosis
Inhibisi enzim yang keluar dari neuron seperti enzim protein kinase C yang melarutkan membrane sel dapat diinhibisi dengan ganglioside GM1
Menetralisir radikal bebas dengan vitamin C, vitamin E, superoxide dismutase seperti 2-1 aminosteroid (lazeroid) akan memperpanjang half life dari endothelial derived relaxing factor.
Mengurangi produksi laktat : turunkan gula darah sampai normal
Mengurangi efek brain endorphine : naloxone
Memulihkan sel yang masih baik
Metabolic activator seperti citicholin, piracetam, piritinol bekerja dalam bidang iniMenghilangkan sedapat mungkin semua faktor resiko yang ada
Pengobatan penyebab stroke
Apabila terbentuk trombus dapat digunakan aspirin untuk mengurangi agregasi platelet, selain itu tiklodipin juga dapat digunakkan untuk mengurangi daya pelekatan fibrin. Apabila diikuti stenosis dan perlambatan aliran darah yang progresif, maka terapi yang dapat dilakukan adalah pemberian antikoagulan sampai penyebab dapat dihilangkan dan aliran darah hanya dari kolateral saja baru antikoagulan dihentikan dan diganti dengan aspirin.
Fase Pasca Akut
Pengobatan dititikberatkan pada tindakan rehabilitasi penderita, dan pencegahan terulangnya stroke7.
Rehabilitasi upaya membatasi sejauh mungkin kecacatan penderita, fisik dan mental dengan fisioterapi, terapi wicara dan psikoterapi7.
Prinsip dasar rehabilitasi8:
Dimulai sedini mungkin
Harus sistematik
Meningkat secara bertahap
Pakailah bentuk rehabilitasi yang spesifik untuk defisit penderita
Terapi preventif
Pencegahan Primer, untuk mencegah terjadinya ateroma, yaitu8:
Mengatur tekanan darah baik sistoli maupun diastolik
Mengurangi makan asam lemak jenuh
Berhenti merokok
Minum aspirin dua hari sekali, 300 mg/hari, pada :
Individu dengan anamnesis keluarga dengan penyakit vaskuler
Umur lebih dari 50 tahunTidak ada ulkus lambungTidak ada penyakit mudah berdarahTidak ada alergi aspirinEvaluasi Penderita StrokePenderita yang akan keluar dari rumah sakit, harus diperiksa dengan menggunakan index Barthel dengan kriteria8 :
Apakah penderita dapat bangun dari tempat tidur dan berjalan ke WC.
Apakah penderita dapat mengenakan pakaian.
Apakah penderita dapat memakai perhiasan/make up (untuk wanita), atau mencukur jenggot (untuk laki-laki).
Apakah penderita dapat mandi sendiri.
Apakah penderita dapat makan.Apakah penderita dapat berjalan.Prognosis
5-15% pasien yang terkena stroke setiap tahunnya beresiko terkena serangan stroke berulang dalam 1 tahun, dan 40% diantaranya akan terkena serangan stroke berulang dalam 5 tahun serta 50% lainnya akan meninggal dalam 5 tahun.5. Kemungkinan untuk hidup pasien dengan stroke iskemik lebih besar daripada stroke hemoragik. Akantetapi kecacatan akan lebih berat pada stroke iskemik akibat rusaknya neuron-neuron yang terkena, sedangkan pada stroke hemoragik perdarahan akan mengalami resolusi dan meninggalkan jaringan otak dalam keadaan utuh.7
BAB III
ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS PASIEN :
Nama
: Ny. N
Jenis kelamin: PerempuanUmur
: 75 tahun
Suku bangsa: Minangkabau
Alamat : bangkinang, RiauPekerjaan : ibu rumah tanggaAlloanamnesis :
Seorang pasien, Ny N, perempuan, umur 75 tahun dirawat di bangsal Neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 2 Juni 2015 dengan:
Keluhan Utama : Lemah anggota gerak tangan dan kaki kiri sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit.Riwayat Penyakit Sekarang:
Lemah anggota gerak tangan dan kaki kiri sejak 7 jam sebelum masuk rumah sakit, kelemahan dirasakan tiba-tiba saat pasien sedang duduk di warung. Tiba-tiba lengan dan tungkai kanan berat digerakkan. Pasien kesulitan memegang benda dengan lengan kanan dan berjalan dengan menyeret tungkai kanan. Keluhan sama berat antara lengan dan tungkai, dan keluhan menetap hingga pasien tiba di rumah sakit. Kelemahan disertai dengan mulut mencong dan bicara pelo.
Rasa kebas pada sisi tubuh sebelah kanan (+) sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak nafas (+) di rasakan sejak 30 tahun yang lalu, sesak nafas di pengaruhi makanan dan cuaca.Sakit kepala (-), penurunan kesadaran (-)Mual (-), muntah (-)Kejang (-)Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat diabetes melitus sejak 10 tahun yang lalu, kontrol tidak teratur, obat yang diminum .Riwayat menderita penyakit jantung, stroke, dan hipertensi tidak ada.Riwayat Penyakit Keluarga:
Ibu pasien juga menderita penyakit stroke dan kini telah meninggal.
Riwayat Pribadi dan Sosial:
Pasien seorang ibu rumah tangga.PEMERIKSAAN FISIK
Umum
Keadaan umum: Sedang
Kesadaran: Kompos mentis
Kooperatif: Kooperatif
Nadi/ irama: 88x/menit
Pernafasan: 24x/menit
Tekanan darah: 150/90 mmHg
Suhu: 36,8oC
Keadaan gizi: Baik
Tinggi badan: cm
Berat badan: kg
Turgor kulit: Baik
Kulit dan kuku: Pucat (-), sianosis (-)
Kelenjar getah bening
Leher: Tidak teraba pembesaran KGB
Aksila : Tidak teraba pembesaran KGB
Inguinal : Tidak teraba pembesaran KGB
Torak
Paru
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan
Palpasi: Fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikular, ronkhi +/-, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Iktus tidak terlihat
Palpasi : Iktus teraba 1 jari lateral LMCS RIC VI
Perkusi : Batas atas RIC II, kanan LSD, kiri 1 jari lateral LMCS RIC VI
Auskultasi : Bunyi jantug murni, rama regular, bising (-)
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Auskultasi: Bising usus (+) N
Korpus vertebrae
Inspeksi : Deformitas (-)
Palpasi : Gibus (-)
Status neurologikus
Tanda Rangsangan Selaput Otak
Kaku kuduk: (-)
Brudzinsky I: (-)
Brudzinsky II: (-)
Tanda Kernig: (-)
Tanda Peningkatan Tekanan Intrakranial
Pupil isokor, diameter 3m/3mm , reflek cahaya +/+, papil edema (-)
Pemeriksaan Nervus Kranialis
N. I (Olfaktorius): Penciuman baik
N. II (Optikus): Tajam penglihatan berkurang kanan dan kiri, lapangan penglihatan N/N, melihat warna +/+
N. III (Okulomotorius), N. IV (Trochlearis), N. VI (Abdusen): Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+, gerak mata ke lateral +/+
N. V (Trigeminus): Refleks kornea (+), refleks masseter (+)
N. VII (Fasialis): Wajah asimetris, plika nasolabialis kiri lebih datar
N. VIII (Vestibularis): Refleks oculoauditorik (+)
N. IX (Glossopharyngeus) : Refleks muntah (+)
N. X (Vagus): Arkus faring simetris, uvula di tengah, suara normal, artikulasi kurang jelas.
N. XI (Asesorius): Menolehkan kepala ke kiri dan ke kanan (+), mengangkat bahu (+)
N. XII (Hipoglosus): Deviasi lidah (+) ke kanan saat dijulurkan
Koordinasi : Cara Berjalan : Tidak dinilaiMotorik:
Ekstremitas superior
Dekstra
Sinistra
Pergerakan
aktif
aktif
Kekuatan
5/5/5
4/4/4Tonus
eutonus
eutonus
Trofi
eutrofi
eutrofi
Ekstremitas inferior
Dekstra
Sinistra
Pergerakan
aktif
aktif
Kekuatan
5/5/5
2/2/2Tonus
eutonus
eutonusTrofi
eutrofi
eutrofiSensorik: Gangguan rasa raba pada tubuh sebelah kanan
Fungsi otonom; neurogenic bladder (-)Reflek fisiologis
Biseps: ++/++
Triseps: ++/++
APR: ++/++
KPR: ++/++Reflek patologis
Babinski: -/-
Chaddock: -/-
Oppenheim: -/-
Gordon: -/-
Schaffer: -/-
Hoffman Trommer : -/-
Fungsi luhur: Reaksi bicara, fungsi intelek, dan reaksi emosi baik
Pemeriksaan Laboratorium
Darah:
Rutin: Hb: 13,9 gr/dl
Kalium : 4,61 mEq/l
Leukosit: 10.141/mm3
Natrium : 145 mEq/l
Trombosit: 515.000/mm3
Khlorida : 117 mEq/l
Hematokrit: 41,4%
Kolesterol : 330 mg/dl
GDS: 138 mg/dl
HDL : 41 mg/dl
Ureum : 62 mg/dl
LDL : 258 mg/dl
Kreatinin: 1,8 mg/dl
Urea : 62,2 mg/dl
Lain-lain:
ASGM: Penurunan kesadaran (-)
Nyeri Kepala (-)
Refleks Babinski (-)
Kesan: Stroke Iskemik/infark
SSS: (2,5x0) + (2x0) + (2x1) + (0,1x100) (3x0) 12 = 12-12= 0
Kesan: Stroke Iskemik/infark
Rencana pemeriksaan tambahanEKG
Rontgen Thorak
Brain CT Scan tanpa kontrasDiagnosis :
Diagnosis Klinis : Hemiparese sinistra + Parese N VII, N XII dekstra tipe sentral + Hemihiperestesia
Diagnosis Topik: Kapsula interna dextra cabang arteri lentikulais dextraDiagnosis Etiologi: Tromboemboli serebriDiagnosis Sekunder: Bronkopneumonia Diagnosis Banding TIA
Prognosis :
Quo ad vitam
: Dubia ed bonam
Quo ad sanam
: Dubia ed bonam
Quo ad fungsionam: Dubia ed bonam
Terapi :
Umum: MB RG II IVFD RL 12 jam/kolf
O2 2L
Khusus: Tab Amlodipin 1 x 5 mg (PO)
Citicolin 2 x 1000 mg (IV)
Inj. Ranitidin 2x1 FOLLOW UP
Rabu, 03 Juni 2015:
S/ Lemah anggota gerak kiri (+)
Mulut mencong (+)
Bicara pelo (+)
Tidak BAB sejak 3 hari yang lalu
BAK lancar
Sesak nafas (+)
O/ KUKesadaranTDNdNfT
SedangCMC130/8087x/ menit21x/menit36,50C
Status neurologikus : GCS15 E4M6V5
TRM (-), TIK (-)
Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+
Nervus kranialis : plica nasolabialis kiri lebih datar
deviasi lidah ke kanan saat di julurkan
Sensorik : hemihiperestesia dekstraMotorik :
555444
555333
Eutonus, eutrofi
Otonom : neurogenic bledder (-)--
--
++ ++
++ ++
RF
RP
A/ Hemiparese sinistra + Parese N VII, N XII sinistra tipe sentral + Hemihiperestesia
Bronkopneumonia
P/ - Umum: Diet MB RG II - Khusus: Citicolin 2 x 1000 mg (IV)
Ranitidin 2 xKamis, 04 Juni 2015:
S/ Nyeri pada anggota gerak kiri (+)
Mulut mencong (+)
Bicara pelo (+)
BAB tidak ada
O/ KUKesadaranTDNdNfT
SedangCMC120/7089x/ menit20x/menit36,50C
Status neurologikus : GCS15 E4M6V5
TRM (-), TIK (-)
Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+
Nervus kranialis : plica nasolabialis kiri lebih datar
deviasi lidah ke kanan saat di julurkan
Sensorik : hemihiperestesia sinistraMotorik :
555444
555444
Eutonus, eutrofi
Otonom : neurogenic bledder (-)--
--
++ ++
++ ++
RF
RP
A/ Hemiparese sinistra + Parese N VII, N XII sinistra tipe sentral + Hemihiperestesia
BronkopneumoniaP/ - Umum: Diet MB RG II
- Khusus: Citicolin 2 x 500 mg (po)
Dulcolax supos
Ranitidin 2x1 (IV)
Jumat, 05 Juni 2015:
S/ Lemah anggota gerak kanan (+) Mulut mencong (+)
Bicara pelo (+)
Sesak nafas (+)
BAB tidak ada
O/ KUKesadaranTDNdNfT
SedangCMC150/10092x/ menit24x/menit370C
Status neurologikus : GCS15 E4M6V5
TRM (-), TIK (-)
Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+
Nervus kranialis : plica nasolabialis kanan lebih datar
deviasi lidah (-)Sensorik : hemihiperestesia sinistra Motorik :
555555
555444
Eutonus, eutrofi
Otonom : neurogenic bledder (-)--
--
++ ++
++ ++
RF
RP
A/ Hemiparese sinistra + Parese N VII, N XII sinistra tipe sentral + Hemihiperestesia
BronkopneumoniaP/ - Umum: Diet MB RG II
- Khusus: inj Citicolin 2x
Inj. Ranitidin
Kamis, 2 Oktober 2014:
S/ Lemah anggota gerak kanan (+)
Kebas anggota tubuh sebelah kanan (+)
Mulut mencong (+)
Bicara pelo (+)
O/ KUKesadaranTDNdNfT
SedangCMC140/9086x/ menit20x/menit36,80C
Status neurologikus : GCS15 E4M6V5
TRM (-), TIK (-)
Pupil isokor, diameter 3mm/3mm, reflek cahaya +/+
Nervus kranialis : plica nasolabialis kanan lebih datar
deviasi lidah ke kanan saat di julurkan
Sensorik : hemihiperestesia dekstra
Motorik :
444555
444555
Eutonus, eutrofi
Otonom : neurogenic bledder (-)--
--
++ ++
++ ++
RF
RP
A/ Hemiparese dekstra + Parese N VII, N XII dekstra tipe sentral + Hemihiperestesia
Hipertesi stage I
P/ - Umum: Diet MB RG II
- Khusus: Fisioterapi II
Aspilet 2 x 80 mg (po)
Citicolin tab 2x500 mg (po)
Gemfibrozil 1x300 mg tab (po)
BAB IV
DISKUSI DAN KESIMPULAN
Telah dirawat seorang pasien, Tn. B, laki-laki, umur 56 tahun dirawat di bangsal Neurologi RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 27 September 2014 dengan diagnosis klinis hemiparese dekstra + parese N VII, N XII dekstra tipe sentral + hemihiperestesia. Diagnosis topik kapsula interna sinistra cabang arteri lentikulais sinistra. Diagnosis etiologi tromboemboli serebri. Diagnosis sekunder hipertensi stage I. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Berdasarkan anamnesis diketahui bahwa pasien datang dengan lemah anggota gerak kanan sejak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit, kelemahan dirasakan tiba-tiba saat pasien sedang duduk di warung. Tiba-tiba lengan dan tungkai kanan berat digerakkan. Pasien kesulitan memegang benda dengan lengan kanan dan berjalan dengan menyeret tungkai kanan. Keluhan sama berat antara lengan dan tungkai, dan keluhan menetap hingga pasien tiba di rumah sakit. Kelemahan disertai dengan mulut mencong dan bicara pelo. Rasa kebas pada sisi tubuh sebelah kanan (+) sejak 1,5 jam sebelum masuk rumah sakit. Riwayat penurunan kesadaran, sakit kepala, mual muntah dan kejang tidak ada. Pasien ini memiliki riwayat penyakit jantung koroner sejak 10 tahun yang lalu, kontrol tidak teratur, obat yang diminum ISDN (diminum saat merasa dada terasa berat saja). Pasien juga memiliki riwayat merokok 2 4 bungkus sehari (@16 batang) sejak 40 tahun yang lalu. Hal ini mendukung untuk stroke iskemik/infark.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran pasien compos mentis, kurang kooperatif dengan GCS 15 (E4M6V5). Pada status neurologi ditemukan TRM (-), TIK (-), Pupil isokor, diameter 3m/3mm, reflek cahaya +/+, pada pemeriksaan nervus kranialis plica nasolabialis kanan lebih datar, deviasi lidah ke kanan saat djulurkan. Pada pemeriksaan motorik, anggota gerak kanan mengalami penurunan, fungsi sensorik mengalami hemihiperestesia dextra, dan fungsi otonom baik. Refleks fisiologi +/+ dan refleks patologis -/-.
Pada pasien ini dianjurkan untuk melakukan brain-CT scan yang bertujuan unutk mengetahui lokasi dari stroke iskemik/infark. EKG dan rontgen foto thorak untuk mendeteksi kelainan pada jantung. Karena berdasarkan dari hasil pemeriksaan penunjang, dapat di berikan terapi khusus yang sesuai.
Penatalaksanaan pada pasien ini adalah pemberian citicolin sebagai metabolik aktivator dan aspilet sebagai antiplatetet agregasi, serta harus segera diterapi sesuai dengan etiologi yang di dapat secara teratur.DAFTAR PUSTAKA
Ginsberg L. 2007. Stroke dalam Lecture Notes Neurology ed. 8 editor Indah RW. Jakarta: EMS. Hal 89-97.
Prince, A. Sylvia and Wilson, Lorraine. 1995. Penyakit Serebrovaskular dalam Patofisiologi ed. 6 editor Hartanto H et al. EGC: Jakarta. Hal 1110-1119.
Wilkinson L, G Lennox. 2005. Stroke in Essential Neurology 4th ed. Blackwell Publishing:USA. Pg. 25-39.
Adams HP. 2001. Ischemic Cerebrovascular Disease. Oxford University Press: New York. Pg. 1-5.
Goldszmidt AJ, LR Caplan. 2010. Stroke Essentials 2nd ed. Physicians Press: USA
Velayudhan V. 2014. Stroke Imaging. Medscape [homepage in the internet]. New York: Web MD LLC 1994-2014 [update 2014 July 27; cited 2014 Oct 2]. Avaluable from: http://emedicine.medscape.com/article/338385-overview#showallPerhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis editor Harsono. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Hal 71-78.
Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G. 2005. Gambaran umum tentang gangguan peredaran darah otak dalam Kapita selekta neurology edisi kedua editor Harsono. Gadjah Mada university press, Yogyakarta. Hal 81-102.
Widjaja, L 1993. Stroke patofisiologi dan penatalaksanaan. Lab/bagian Ilmu Penyakit Saraf FK. UNAIR/RSUD Dr. Soetomo, Surabaya.Hal 1-48. Heiss WD, Thiel A, Grond M, Graf R. Which Targets are Relevant for Therapy of Acute Ischemic Stroke. Stroke 1999; 1486-1489.
1