stress ok
TRANSCRIPT
TUGAS PERILAKU ORGANISASI
STUDI KASUS
STRES DI TEMPAT KERJA?
Bantuan Segera Datang
Disusun oleh Kelompok
ELVITRIA RAHMAN (1420532038)
ERLIN ROSALINA (1420532039)
HENI EMALIA YULISTIANA (1420532040)
HILDA BASTARI (1420532041)
MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS ANDALAS
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I. KASUS UNTUK ANALISIS :
Saat ini, tampaknya semakin banyak karyawan semakin stres di tempat kerja.
Sebagaimana dibahas pada bab sebelumnya, tingkat stres yang tinggi dapat berakibat
serius bagi individu dan organisasi mereka. Ada banyak kemungkinan yang
menyebabkan peningkatan stres karyawan, termasuk resesi yang intens, persaingan
global, pengangguran tetap tinggi dan menuntut budaya kerja kinerja. Sehubungan
dengan masalah diatas banyak karyawan yang berjuang dengan masalah-masalah pribadi
dan masalah keuangan di rumah. Ketika pasangan atau partner kehilangan pekerjaan atau
dipaksa untuk menerima jam lebih sedikit atau dibayar kurang oleh perusahaan,
penurunan pendapatan keluarga menjadi tekanan. Banyak karyawan masih harus
membayar hutang hutangnya, mensubsidi biaya hidup dan kesehatan untuk orang tua,,
membiayai pendidikan anak-anak mereka, memperbaiki mobil, dan sebagainya.
meskipun ini merupakkan masalah pribadi terjadi di luar pekerjaan, hal ini dapat dapat
menjadi pemicu sterss yang bisa mempengaruhi karyawan sampai pada tempat
pekerjaannya.
Sumber lain dari stres bagi karyawan adalah terkait dengan PHK. Selama
masa resesi, beberapa perusahaan dan organisasi telah memberhentikan puluhan ribu
karyawan. Meskipun dampak dari PHK memakan "korban" yang pasrah, ada beberapa
yang "selamat" dari PHK (yaitu, karyawan yang masih bekerja dengan perusahaan dan
tidak di-PHK). Pengalaman seseorang yang mempunyai tingkat stres yang tinggi
berakibat pada perubahan dan ketakutan menghadapi masa depan pekerjaan mereka.
Karyawan yang selamat dari PHK merasa bersalah melihat rekan kerja dan teman-
teman yang telah di PHK. Begitu juga dengan karyawan yang masih bertahan harus bisa
menyerap pekerjaan rekan kerja mereka yang telah di PHK. Dan, banyak orang yang
selamat dari PHK bertanya-tanya apakah (dan kapan) mereka akan menjadi korban
"berikutnya." Penelitian menunjukkan bahwa beberapa karyawan yang selamat dari PHK
umumnya akan mengalami tingkat penurunan komitmen dan kepercayaan dalam
organisasi mereka, penurunan motivasi dan kepuasan, dan mungkin juga mengurangi
kinerjanya. Dan juga, karyawan yang selamat dari PHK mungkin diam-diam akan
Mengelola Stres Individu|
melakukan pencarian pekerjaan di perusahaan lain. Penelitian menunjukkan bahwa
setelah PHK terjadi, persentase karyawan yang sukarela meninggalkan organisasi dapat
meningkat sampai 31 %. Juga, karyawan yang terlibat dalam pencarian pekerjaan
(sementara dalam pekerjaan mereka saat ini) akan lebih terganggu dan kurang terfokus
pada pekerjaan mereka yang sebenarnya. Kurangnya fokus kerja karyawan tersebut
berdampak serius bagi keseluruhan efektivitas perusahaan.
Budaya kerja yang tinggi juga dapat menjadi jalan pintas memicu tingkat stres
karyawan dan kesehatan mental mereka. Dalam jangka waktu sekitar enam bulan, tiga
insinyur yang bekerja untuk pabrik Renault di luar Paris, Prancis, berkomitmen bunuh
diri. Diduga bahwa sebelum kematian mereka, masing-masing dari mereka mengeluh
tentang "beban kerja yang tidak masuk akal, taktik manajemen tekanan tinggi, kelelahan,
dan kritik memalukan di depan rekan-rekan selama ulasan kinerja. "Ulasan Kinerja telah
sumber stres bagi karyawan di perusahaan lain juga. General Electric telah berhenti
memanggil karyawan yang berkinerja rendah "dibawah 10s" (seperti ranking di bawah
10 persen peringkat kinerja) dan sebaliknya mulai merujuk mereka sebagai "kurang
efektifitas." Pada Perusahaan Goldman Sachs Group, manajer menemukan perolehan
"stretch goal "di masa lalu. Baru-baru ini, para manajer ini menyarankan untuk
melaksanakan keduanya baik “Pencapaian” maupun “Strecth Goal”. Dengan cara ini,
karyawan dapat merasakan prestasi sekaligus didorong untuk melakukan lebih dari yang
mereka bayangkan.
Apa yang organisasi lakukan untuk mengatasi stres di antara karyawan mereka?
Banyak mendorong manusia untuk menggunakan program bantuan karyawan (PBK) atau
program kesehatan. Dalam satu tahun terakhir atau lebih, telah terjadi peningkatan
permohonan karyawan untuk perencanaan keuangan, konsultasi utang, dan bantuan
hukum. Selain itu, banyak karyawan yang mengambil keuntungan dari layanan telepon
dan konseling inperson; permintaan umum adalah untuk keluarga dan hubungan
konseling. Selain itu, para ahli merekomendasikan bahwa organisasi mengubah budaya
mereka sehingga mengurangi prevalensi dan efek berbahaya dari stres. Sebagai contoh,
manajer harus mendorong karyawan untuk berbagi masalah mereka dengan rekan tim atau
rekan kerja terpercaya, meminta bantuan dan tidak menjaga masalah di dalam,
meminimalkan kesalahan ketika ide-ide yang baik tidak berjalan dengan baik, dan
menciptakan lingkungan di mana mendengarkan masalah kecil diidentifikasi sebelum
mereka berubah menjadi masalah besar.
Mengelola Stres Individu|
Untuk membantu menurunkan tingkat stres karyawan, beberapa perusahaan
menawarkan kepada karyawan mereka saat ini penghasilan tambahan dan manfaat
tambahan sebagai cara untuk menjaga karyawan mereka agar tidak keluar dari perusahaan.
Misalnya, USAA, perusahaan jasa keuangan yang bermarkas di San Antonio, Texas, untuk
membantu meringankan stres karyawan dengan menawarkan layanan concierge (yaitu,
seseorang yang menjalankan pekerjaan rumah tangga karyawan, sementara mereka sedang
bekerja). Demikian pula, General Mills menyediakan karyawan dengan "layanan pribadi"
di lokasi kantor pusatnya 'untuk meringankan banyak pekerjaan yang harus karyawan
lakukan pada akhir pekan. Perusahaan berharap sebagai gantinya, karyawan akan
beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Discovery Communications dari
Silver Spring, Maryland, baru-baru ini membuka pusat penitipan anak bersubsidi bagi
anak-anak karyawan. Yum! Merek (yang memiliki KFC dan Taco Bell) akan mengikuti
dan membuka pusat penitipan anak baru di kantor perusahaan di Irvine, California. Intel
menawarkan anak-anak karyawannya beasiswa pendidikan sebesar $ 4.000. Perusahaan
berharap ini dan keuntungan berlimpah lainnya akan membantu menjaga karyawan yang
baik melalui masa-masa stres.
Apakah prasyarat tersebut dan manfaat tambahan yang cukup untuk secara
signifikan lebih rendah tingkat stres karyawan selama masa ekonomi yang penuh
tantangan? Mungkin tidak, tapi itu mungkin hanya sinyal yang dapat mempertahankan
karyawan bahwa organisasi mereka peduli tentang mereka; dan ini sendiri adalah hasil
positif yang dapat membantu meningkatkan retensi karyawan dan moral.
II. PERTANYAAN KASUS
1. Apa alasan utama mengapa banyak karyawan yang mengalami tingkat stres yang
tinggi di tempat kerja saat ini? Identifikasi dan Jelaskan alasannya
2. Mengapa banyak orang yang selamat dari PHK mengalami stres? Kebijaksanaan
umum akan menyarankan karyawan ini harus bahagia bahwa mereka tidak di-PHK.
Jelaskan jawaban Anda?
3. Apa yang perusahaan lakukan untuk menurunkan tingat stres karyawan mereka?
Menurut anda, pada tingkat apa langkah-langkah ini membantu perusahaan
mempertahankan karyawan yang bernilai?
Mengelola Stres Individu|
BAB. II
PEMBAHASAN
1. TINJAULAN LITERATUR
1.1 STRES
Stres adalah suatu respons adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu, yang
merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang memberikan
tuntutan khusus terhadap seseorang. Stres yang dirasakan atau dialami oleh seorang
individu tertentu akan bergantung pada karakteristik khas orang tersebut.
Agar suatu tindakan, situasi, atau peristiwa dapat menghasilkan stres, hal tersebut
harus dipersepsikan oleh individu sebagai sumber ancaman, tantangan, atau bahaya. Tiga
faktor menentukan apakah suatu pengalaman akan menghasilkan stres yaitu :
1. Kepentingan : dikaitkan dengan seberapa signifikan peristiwa tersebut bagi si individu.
2. Ketidak pastian : merujuk pada kurangnya kejelasan mengenai apa yang akan
terjadi.
3. Durasi : semakin lama tuntutan khusus tersebut ditempatkan kepada kita, situasi
tersebut semakin menimbulkan stres. Stres untuk durasi yang singkat kadang disebut
stres akut. Stres yang berdurasi panjang, di lain pihak, kadang disebut stres kronis.
1. MODEL STRES
2. STESSOR
Mengelola Stres Individu|
Stresor adalah suatu peristiwa eksternal atau situasi yang secara potensional
membahayakan seseorang. Memulai tugas pekerjaan baru, pergantian atasan, mengalami
ban kempis, tertinggal pesawat, membuat kesalahan di tempat kerja, mengadakan
pertemuan evaluasi kinerja dengan atasan – semua ini merupakan tindakan, situasi, atau
peristiwa yang mungkin memberikan tuntutan khusus untuk Anda. Dalam hal ini, mereka
semua adalah stressor potensial.
.1.1 Stressor Individual
Konflik peran muncul saat ketaatan seorang individu pada satu rangkaian
ekspektasi mengenai pekerjaan mengalami konflik dengan ketaatan terhadap
serangkaian ekspektasi lain. Berbagai konflik peran melibatkan konflik tuntutan
pekerjaan dari seorang supervisor dan tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan
orang-orang yang tidak cocok dengan anda.
Semakin banyaknya tipe konflik peran umum yang muncul ketika peran
pekerjaan dan nonpekerjaan saling tumpang tindih satu sama lain. Hampir semua
orang pernah mengalami kelebihan beban kerja dan tingkat insiden tersebut
semakin meningkat. Kelebihan beban terdiri dari dua jenis :
a. Kelebihan beban kualitatif muncul ketika orang merasa kurang
memiliki kemampuan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaannya atau bahwa standar kinerja ditetapkan terlalu tinggi.
b. Kelebihan beban kuantitatif, dihasilkan dari terlalu banyaknya hal
yang harus dilakukan atau tidak terdapat cukup waktu untuk
menyelesaikan suatu pekerjan. Dari sudut pandang kesehatan,
kelebihan ini menyebabkan perubahan biokimia tubuh, terutama
peningkatan dalam tingkat kolesterol darah.
Ketabahan merupakan suatu ciri kepribadian yang tampak menyangga
respons seorang individu terhadap stres. Orang yang tabah merespon stres dengan
bertahan, berusaha untuk mengendalikan, dan menganggap stressor sebagai
tantangan. Respons seperti ini pada umumnya menghasilkan konsekuensi
perilaku, kongnitif, dan psikologis yang lebih baik.
.1.2 Stressor Kelompok, Organisasi, dan Nonpekerjaan
Mengelola Stres Individu|
a. Partisipasi
Merujuk pada sejauh mana pengetahun, opini, dan ide seseorang
dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan. Kelompok dan
organisasi yang tidak mendorong atau memungkinkan partisipasi akan
menjadi sumber frustasi kepada mereka yang menghargai partisipasi.
b. Hubungan Intrakelompok dan Interkelompok
Hubungan yang buruk mungkin mencakup rasa saling percaya yang
rendah, kurangnya kohesivitas, kurangnya rasa saling mendukung, dan
kurangnya minat dalam mendengarkan dan berhadapan dengan masalah
yang dihadapi oleh sebuat kelompok atau anggota kelompok.
c. Politik Organisasi
Aktivitas politik dan pergulatan kekuasaan dapat menciptakan friksi,
meningkatkan persaingan disfungsional antara individu dan kelompok,
dan meningkatkan stres
d. Budaya Organisasi
Suatu tim eksekutif yang bersifat otokratis dan tiran mampu
menciptakan budaya yang dipenuhi dengan rasa takut.
e. Kurangnya Umpan-Balik Kinerja
f. Kesempatan Pengembangan Karir yang Tidak Mencukupi
g. Pengurangan Jumlah Karyawan
h. Stressor Nonpekerjaan
Stres yang dihasilkan di luar tempat kerja mungkin akan
mempengaruhi pekerjaan seseorang, perilakunya secara umum dan
kinerjanya. Sepertinya membesarkan anak, merawat orang tua lanjut usia,
bekerja sukarela dalam komunitas, mengambil kuliah, dan
menyeimbangkan antara keluarga dan pekerjaan menciptakan situasi yang
penuh stres bagi sejumlah orang.
Individu menggunakan pandangan mereka sendiri mengenai suatu situasi
untuk melakukan evaluasi persepsi. Proses persepsi tersebut menjelaskan
mengapa interaksi seseorang terhadap stressor mungkin berbeda dari orang lain.
Proses penilaian muncul dalam dua langkah :
a. Primer : mengkategorikan suatu stressor sebagai positif, negatif, atau
tidak berarti.
Mengelola Stres Individu|
b. Sekunder : melibatkan penentuan apakah sesuatu dapat dilakukan untuk
mengurangi stres. Ini berarti mencari jawaban apakah terdapat cara
yang dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah.
Melalui penilaian primer dan sekunder, terdapat dua jenis cara untuk
menghadapi stres yaitu :
a. Problem-focused coping : merujuk pada tindakan yang diambil untuk
berhadapan langsung dengan sumber stres. Hal ini mencakup
manajemen waktu, bekerja dengan seorang mentor, dan pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi.
b. Emotion-focused coping : merujuk pada langkah-langkah yang diambil
seseorang untuk berhadapan dengan perasaan dan emosi yang menekan.
Beberapa strategi populer meliputi meditasi, biofeedback, olahraga,
bergabung dengan kelompok pendukung pekerjaan, dan mengambil cuti
pribadi.
.2 HASIL STRES
1. HASIL INDIVIDU
Efek dari stres banyak dan bervariasi. Beberapa efek, tentu saja, bersifat
positif, seperti motivasi diri dan stimulasi untuk memuaskan tujuan individu. Akan
tetapi, beberapa konsekuensi stres bersifat merusak, kontraproduktif, dan bahkan
secara potensial berbahaya.
Stres dapat menghasilkan konsekuensi psikologis. Hal ini dapat berupa
kegelisahan, frustasi, apatis, percaya diri yang rendah, agresi, dan depresi. Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) merupakan alat diagnostik
yang digunakan untuk mendeteksi depresi. DSM-IV menunjukkan bahwa diagnosis
dari depresi memerlukan kehadiran mood yang menurun atau minat yang menurun di
semua atau hampir semua aktivitas, psikomotor yang tampak melambat, perubahan
selera makan atau berat badan yang signifikan, perubahan waktu tidur, kelelahan atau
hilangnya energi, kesulitan dalam berpikir atau berkosentrasi, perasaan tidak
berharga, perasaan bersalah yang berlebihan, atau berpikir untukbunuh diri atau mati.
Beberapa hasil stres bersifat :
Mengelola Stres Individu|
a. Bersifat kognitif : mencakup konsentrasi yang buruk, ketidakmampuan untuk
mengambil keputusan yang benar atau sama sekali tidak mampu mengambil
keputusan, hambatan mental, dan penurunan rentang perhatian.
b. Bersifat perilaku : seperti kecenderungan untuk mengalami kecelakaan,
perilaku impulsif, penyalahgunaan alkohol dan obat terlarang, serta temperamen
yang meledak-ledak.
c. Hasil fisiologis : mencakup detak jantung yang meningkat, tekanan darah yang
naik, keringat, rasa panas dingin, dan tingkat glukosa serta produksi gas asam
lambung yang meningkat.
Burnout merupakan proses psikologis yang dihasilkan oleh stres pekerjaan yang
tidak terlepaskan dan menghasilkan kelelahan emosi, perubahan kepribadian, dan
perasaan pencapaian yang menurun. Suatu ide yang sangat penting, yang tersirat
dalam konseptualisasi dari burnout, berhubungan dengan keterlibatan pekerjaan.
Suatu tingkat keterlibatan yang tinggi, identifikasi, atau komitmen terhadap pekerjaan
atau profesi seseorang merupakan penyebab burnout. Ironi dari burnout adalah bahwa
mereka yang paling rentan terkena adalah yang paling berkomitmen terhadap
pekerjaan mereka, jika semua hal lain dianggap sama, komitmen pekerjaan yang lebih
rendah memperendah kemungkinan terjadinya burnout.
Penelitian mengidentifikasi empat faktor yang pada umumnya merupakan
kontributor penting terhadap burnout :
1. Tingkat beban kerja yang tinggi
2. Pekerjaan (atau karir) yang buntu
3. Birokrasi dan pekerjaan tulis menulis yang berlebihan
4. Komunikasi serta umpan balik yang buruk terutama berkenaan dengan kinerja
pekerjaan
2. KONSEKUENSI ORGANISASI
Sejumlah hasil perilaku, kognitif, dan fisiologis yang berhubungan secara
individu juga memiliki konsekuensi organisasi. Efek pengurangan efektivitas operasi
yang ditimbulkan stres mencakup pengambilan keputusan yang semakin buruk dan
penurunan kreativitas, selain itu juga terdapat masalah kesehatan mental dan fisik
yang muncul dari stres, termasuk biaya rumah sakit dan medis, waktu kerja yang
hilang, perputaran karyawan, sabotase dan sumber dari variabel lain yang mungkin
Mengelola Stres Individu|
memberikan kontribusi terhadap stres. Stres yang berlebihan meningkatkan
ketidakpuasan kerja.
.3 MODERATOR STRES
Stressor membangkitkan berbagai respons yang berbeda dari orang yang
berbeda.Suatu moderator adalah suatu kondisi, perilaku, atau karakteristik, yang
mempengaruhi hubungan antara kedua variabel. Efeknya mungkin akan memperkuat
atau memperlemah hubungan. Ada 3 tipe moderator :
1. Kepribadian
Kepribadian merujuk pada serangkaian karakteristik, temperamen, dan
kecenderungan yang relatif stabil, yang membentuk kemiripan dan perbedaan
dalam perilaku orang. Jumlah aspek kepribadian yang dapat berperan sebagai
moderator stres cukup besar.
Model kepribadian Big Five dibuat dari 5 dimensi yaitu :
a. Extroversion
Merujuk pada kecenderungan orang untuk bersosialisasi, asertif, suka
berteman dan berbicara, dan aktif.
b. Emotion stability
Merupakan kecenderungan seseorang mengalami keadaan emosi yang positif
seperti merasa aman secara psikologis, tenang, dan santai.
c. Agreeableness
Merupakan kecenderungan untuk memiliki rasa hormat, pemaaf, toleran,
mudah percaya, dan berhati lunak.
d. Consientiousness
Merupakan kecenderungan untuk dapat diandalkan, terorganisir, menyeluruh,
dan bertanggungjawab.
e. Openness to experience
Mencerminkan sejauhmana seorang individu berpikiran luas, kreatif, ingin
tahu, dan pintar.
2. Perilaku Tipe A
Meyer Friedman dan Ray Rosenman menemukan apa yang mereka sebut
sebagai Pola perilaku Tipe A. Pola perilaku Tipe A dihubungkan dengan
penelitian yang dilakukan mengenai penyakit jantung koroner. Orang tipe A
Mengelola Stres Individu|
adalah pendorong agresif yang ambisius, kompetitif, berorientasi pada tugas, dan
selalu bergerak. Rosenman dan Friedman, dua peneliti medis menyatakan bahwa
Tipe A memiliki kecenderungan mengalami serangan jantung lebih banyak daripa
tipe B.
Pola perilaku Tipe B dimana orang Tipe B bersikap santai, sabar, tekun, dan
bertemperamen sedang. Kebalikan dari Tipe A.
3. Dukungan Sosial
Dukungan sosial dapat didefinisikan sebagai rasa nyaman, bantuan, atau
informasi yang diterima seseorang melalui kontak formal atau informal dengan
individu atau kelompok. Dukungan sosial bisa berbentuk :
a. Dukungan emosi, berupa mengekspresikan kekhawatiran,
mengindikasikan kepercayaan, meningkatkan harga diri, mendengarkan.
b. Dukungan penilaian, berupa menyediakan uman-balik dan afirmasi.
c. Dukungan informasi, berupa memberikan nasihat, memberikan saran,
menyediakan pengarahan.
Dukungan sosial di tempat kerja mencakup supervisor, rekan kerja,
bawahan, dan konsumen, atau seseorang di luar tempat kerja yang dikenal oleh
karyawan. Dukungan sosial di luar ruang lingkup pekerjaan mencakup anggota
keluarga, teman, tetangga, pemberi nasihat, profesional kesehatan, dan kelompok
self-help.
Dukungan sosial merupakan hal yang efektif sebagai moderator stres karena
dukungan sosial menyangga dampak negatif dari stressor dengan menyediakan
tingkat perkiraan, tujuan, serta harapan dalam situasi yang menyedihkan dan
mengancam.
.4 PENCEGAHAN DAN MANAJEMEN STRES
Seorang manajer yang pintar tidak pernah mengabaikan masalah pengurangan
karyawan atau absen, penyalahgunaan obat terlarang di tempat kerja, penurunan dalam
kinerja, karyawan yang kasar dan membangkang, menurunnya kualitas produksi, atau
tanda lain bahwa tujuan kinerja organsisasi tidak tercapai. Program manajemen stres
organisasi dapat ditargetkan. Program mungkin dirancang untuk:
a. Mengidentifikasi dan memodifikasi stressor kerja
b. Mendidik karyawan dalam memodifikasi dan memahami stres serta
dampaknya.
Mengelola Stres Individu|
c. Menyediakan dukungan bagi karyawan untuk menghadapi dampak negatif
dari stres.
Beberapa program perbaikan yang ditargetkan mencakup :
Program pelatihan untuk mengelola dan mengatasi stres
Merancang ulang pekerjaan untuk meminimalkan stressor
Mengubah gaya manajemen sehingga memasukkan lebih banyak
dukungan dan bimbingan untuk membantu pekerja mencapai tujuan
mereka
Jam kerja yang lebih fleksibel dan perhatian yang diberikan kepada
keseimbangan kehidupan kerja/keluarga dan kebutuhan seperti
perawatan anak dan orang tua lanjut usia
Komunikasi dan praktik team-building yang lebih baik
Umpan-balik yang lebih baik atas kinerja pekerja dan ekspektasi
manajemen
Pencegahan stres berfokus pada mengendalikan atau menghilangkan stressor
yang mungkin menimbulkan respons stres. Pencegahan dan manajemen stres
mencakup:
1. Memaksimalkan kesesuaian lingkungan-orang
Memusatkan perhatian pada dua dimensi dari kesesuaian. Salah satunya adalah
sejauh mana suatu pekerjaan menyediakan penghargaan formal dan informal
yang sesuai dengan kebutuhan seseorang. Ketidaksesuaian dalam dimensi ini
akan menghasilkan stres. Tipe kedua dari kesesuaian berkaitan dengan sejauh
mana kemampuan, keterampilan, dan pengalaman individu tidak mencukupi
kebutuhan pekerjaan atau kurang dimanfaatkan oleh persyaratan pekerjaan, maka
stres akan muncul. Banyak strategi untuk memaksimalkan kesesuaian orang-
lingkungan, prosesnya dimulai bahkan sebelum seorang individu bergabung
dengan organisasi. Ketika seseorang bekerja dalam organisasi, suatu variabel
penting dalam memaksimalkan kesesuaian dan mencegah stres adalah sosialisasi
yang efektif.
2. Program organisasi seperti bantuan dan kesejahteraan karyawan, meliputi :
Dua tipe program organisasi yang spesifik menjadi sangat penting selama dua
dekade terakhir yaitu :
a. Program bantuan karyawan
Mengelola Stres Individu|
Merupakan suatu program tunjangan karyawan yang dirancang untuk
mengatasi beragam masalah yang berhubungan dengan stres, termasuk
kesulitan emosional dan perilaku, penyalahgunaan zat terlarang, serta
masalah pernikahan dan keluarga.
b. Program kesehatan
Merupakan suatu program karyawan yang berfokus pada kesehatan fisik dan
mental keseluruhan dari karyawan. Program kesehatan mungkin
memasukkan beragam aktivitas yang dirancang untuk mengidentifikasikan
dan membantu dalam mencegah atau memperbaiki masalah kesehatan
spesifik, bahaya kesehatan, atau kebiasaan kesehatan yang negatif.
3. Pendekatan individual :
a. Teknik kognitif
Asumsi dasar dari teknik ini adalah bahwa pikiran orang, dalam bentuk
ekspektasi, keyakinan, dan asumsi merupakan label yang mereka terapkan
pada situasi, dan label ini menimbulkan respons emosional terhadap situasi.
Teknik kognitif dari manajemen stres berfokus pada mengubah label atau
kognisi, sehingga orang tersebut menilai situasi secara berbeda.
b. Pelatihan relaksasi
Tujuannya adalah untuk menurunkan tingkat rangsangan seseorang dan
membawa suatu keadaan yang lebih tenang, baik secara psikologis maupun
fisiologis.
c. Meditasi
Praktik yang paling populer di AS adalah meditasi transendental. Pelopornya,
Maharishi Mahesh Yogi, mendefinisikan meditasi ini sebagai mengalihkan
perhatian ke tingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke tingkat
pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber dari pemikiran.
d. Biofeedback
Individu dapat diajarkan untuk mengendalikan berbagai proses internal tubuh
dengan menggunakan suatu teknik yang disebut biofeedback. Fungsi tubuh
tersebut meliputi gelombang otak, detak jantung, ketegangan otot, temperatur
tubuh, keasaman lambung, dan tekanan darah. Potensi biofeedback adalah
kemampuannya untuk membantu relaksasi dan mempertahankan fungsi
tubuh pada keadaan nonstres. Salah satu keunggulan teknik ini adalah teknik
ini memberikan data yang tepat mengenai fungsi tubuh.
Mengelola Stres Individu|
II.1 Pemecahan Kasus
1. Alasan utama banyak karyawan yang mengalami tingkat stres yang tinggi di
tempat kerja saat ini :
a. Tingkat Individu
Adanya isu mengenai PHK karena selama masa resesi, beberapa
perusahaan dan organisasi telah memberhentikan puluhan ribu karyawan.
Adanya ketidakpastian yang dihadapi oleh karyawan terhadap isu
mengenai PHK tersebut, sehingga menyebabkan perubahan dan ketakutan
masa depan pekerjaan mereka.
Semakin lama ketidakpastian masa depan pekerjaan mereka, maka
semakin tinggi tingkat stres karyawan tersebut atau stres kronis. Karyawan
yang menghadapi ketidakpastian tersebut (selamat dari PHK) mungkin
diam-diam akan melakukan pencarian pekerjaan di perusahaan lain.
Terjadinya kelebihan beban kuantitatif yang disebabkan oleh
bertambahnya beban kerja. Hal ini terjadi karena karyawan yang tidak di
PHK mengambil pekerjaan dari rekan kerjanya yang di PHK.
b. Tingkat Kelompok dan organisasi
Budaya kerja yang tinggi juga dapat menjadi jalan pintas memicu
tingkat stres karyawan dan kesehatan mental mereka. Dalam jangka waktu
sekitar enam bulan, tiga insinyur yang bekerja untuk pabrik Renault di luar
Paris, Prancis, berkomitmen bunuh diri. Diduga bahwa sebelum kematian
mereka, masing-masing dari mereka mengeluh tentang "beban kerja yang
tidak masuk akal, taktik manajemen tekanan tinggi, kelelahan.
Kurangnya umpan balik kinerja dapat dilihat pada kritik memalukan di
depan rekan-rekan selama ulasan kinerja.
c. Nonpekerjaan
Banyak karyawan yang berjuang dengan masalah-masalah pribadi dan
masalah keuangan di rumah
Banyak karyawan masih harus membayar hutang hutangnya,
mensubsidi biaya hidup dan kesehatan untuk orang tua, membiayai
pendidikan anak-anak mereka, memperbaiki mobil, dan sebagainya.
Mengelola Stres Individu|
2. Banyak karyawan yang selamat dari PHK mengalami
stres karena :
1. Karena menurunnya komitmen dan kepercayaan mereka dalam organisasi
sehingga adanya rasa ketakutan dalam fikiran mereka sehingga bertanya-tanya
apakah dan kapan mereka akan menjadi korban berikutnya.
2. Karena karyawan yang masih bertahan harus bisa menyerap pekerjaan rekan
kerja mereka yang telah di PHK sehingga meningkatkan beban kerja.
3. Karena kurang fokusnya mereka pada pekerjaan yang sebenarnya disebabkan
mereka lebih memikirkan untuk melakukan pencarian pekerjaan di perusahaan
lain yang membuat mereka lebih aman dari kejadian PHK.
3. a. Yang perusahaan lakukan untuk menurunkan tingat stres karyawan mereka
Ada 2 program untuk pencegahan stres pada karyawan :
1. Program bantuan karyawan (PBK) artinya suatu program tunjangan karyawan
yang dirancang untuk mengatasi beragam masalah yang berhubungan dengan
stres, termasuk dalam kesulitan emosional dan perilaku penyalahgunaan zat
terlarang serta masalah pernikahan dan keluarga seperti adanya layanan
konseling.
2. Program Kesehatan yaitu suatu program karyawan yang berfokus pada
kesehatan fisik dan mental keseluruhan karyawan. Program kesehatan
mungkin memasukkan beragam aktivitas yang dirancang untuk
mengidentifikasikan dan membantu dalam mencegah atau memperbaiki
masalah kesehatan spesifik, bahaya kesehatan atau kebiasaan kesehatan yang
negatif.
Beberapa perusahaan menawarkan kepada karyawan mereka saat ini penghasilan
tambahan dan manfaat tambahan sebagai cara untuk menjaga karyawan mereka
agar tidak keluar dari perusahaan. Misalnya, USAA, perusahaan jasa keuangan
yang bermarkas di San Antonio, Texas, untuk membantu meringankan stres
karyawan dengan menawarkan layanan concierge (yaitu, seseorang yang
menjalankan pekerjaan rumah tangga karyawan, sementara mereka sedang
bekerja). Demikian pula, General Mills menyediakan karyawan dengan "layanan
pribadi" di lokasi kantor pusatnya 'untuk meringankan banyak pekerjaan yang
harus karyawan lakukan pada akhir pekan. Perusahaan berharap sebagai gantinya,
karyawan akan beristirahat dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Discovery
Mengelola Stres Individu|
Communications dari Silver Spring, Maryland, baru-baru ini membuka pusat
penitipan anak bersubsidi bagi anak-anak karyawan. Yum! Merek (yang memiliki
KFC dan Taco Bell) akan mengikuti dan membuka pusat penitipan anak baru di
kantor perusahaan di Irvine, California. Intel menawarkan anak-anak
karyawannya beasiswa pendidikan sebesar $ 4.000. Perusahaan berharap ini dan
keuntungan berlimpah lainnya akan membantu menjaga karyawan yang baik
melalui masa-masa stres.
Ada lima strategi yang bisa dilakukan perusahaan untuk membantu karyawan
menangani stres di tempat kerja. Kelima strategi adalah:
1. menghilangkan stressor atau pemicu stres,
2. menjauhkan karyawan dari stressor,
3. mengubah persepsi karyawan terhadap stressor,
4. mengendalikan konsekuensi dari stres
5. menyediakan dukungan sosial bagi karyawan yang menghadapi stres.
Contoh praktek manajemen stres yang dilakukan perusahaan terkait dengan kelima
strategi di atas adalah:
1. konseling klinis dan personal,
2. uraian pekerjaan yang jelas,
3. jaminan kerja seperti asuransi dan tunjangan kesehatan,
4. jam kerja yang fleksibel,
5. tempat atau sarana bagi karyawan melakukan meditasi,
6. berolahraga atau berkesenian,
7. keterlibatan karyawan dalam proses pengambilan keputusan dan perubahan di
perusahaan
8. program-program yang terkait dengan perbaikan kesehatan karyawan.
9. Merancang ulang pekerjaan untuk meminimalkan stressor
10. Mengubah gaya manajemen sehingga memasukkan lebih banyak dukungan dan
bimbingan untuk membantu pekerja untuk mencapai tujuan mereka
Mendeteksi penyebab stres dan bentuk reaksinya, maka ada tiga pola dalam mengatasi
stres, yaitu :
1. Pola sehat
Mengelola Stres Individu|
Pola sehat adalah pola menghadapi stres yang terbaik yaitu dengan kemampuan
mengelola perilaku dan tindakan sehingga adanya stres tidak menimbulkan
gangguan, akan tetapi menjadi lebih sehat dan berkembang. Mereka yang tergolong
kelompok ini biasanya mampu mengelola waktu dan kesibukan dengan cara yang
baik dan teratur sehingga ia tidak perlu merasa ada sesuatu yang menekan,
meskipun sebenamya tantangan dan tekanan cukup banyak.
2. Pola harmonis
Pola harmonis adalah pola menghadapi stres dengan kemampuan mengelola waktu
dan kegiatan secara harmonis dan tidak menimbulkan berbagai hambatan. Dengan
pola ini, individu mampu mengendalikan berbagai kesibukan dan tantangan dengan
cara mengatur waktu secara teratur. Individu tersebut selalu menghadapi tugas
secara tepat, dan kalau perlu ia mendelegasikan tugas-tugas tertentu kepada orang
lain dengan memberikan kepercayaan penuh. Dengan demikian, akan terjadi
keharmonisan dan keseimbangan antara tekanan yang diterima dengan reaksi yang
diberikan. Demikian juga terhadap keharmonisan
antara dirinya dan lingkungan.
3. Pola patologis.
Pola patologis adalah pola menghadapi stres dengan berdampak berbagai gangguan
fisik maupun sosial-psikologis. Dalam pola ini, individu akan menghadapi berbagai
tantangan dengan cara-cara yang tidak memiliki kemampuan dan keteraturan
mengelola tugas dan waktu. Cara ini dapat menimbulkan reaksireaksi yang
berbahaya karena bisa menimbulkan berbagai masalah-masalah yang buruk.
Untuk menghadapi stres dengan cara sehat atau harmonis, tentu banyak hal yang
dapat dikaji. Dalam menghadapi stres, dapat dilakukan dengan tiga strategi yailu,
(a) memperkecil dan mengendalikan sumber-sumber stres, (b) menetralkan dampak
yang ditimbulkan oleh stres, dan (c) meningkatkan daya tahan pribadi. Dalam
strategi pertama, perlu dilakukan penilaian terhadap situasi sumbersumber stres,
mengembangkan alternatif tindakan, mengambil tindakan yang dipandang paling
tepat, mengambil tindakan yang lebih positif. Strategi kedua, dilakukan dengan
mengendalikan berbagai reaksi baik jasmaniah, emosional, maupun bentuk-bentuk
mekanisme pertahanan diri. Dalam membentuk mekanisme pertahanan diri dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya menangis, menceritakan masalah
kepada orang lain, humor (melucu), istirahat dan sebagainya. Sedangkan dalam
menghadapi reaksi emosional, adalah dengan mengendalikan emosi secara sadar,
Mengelola Stres Individu|
dan mcndapatkan dukungan sosial dari lingkungan. Strategi ketiga, dilakukan
dengan memperkuat diri sendiri, yaitu dengan lebih memahami diri, memahami
orang lain, mengembangkan ketrampilan pribadi, berolahraga secara teratur,
beribadah, pola-pola kerja yang teralur dan disiplin, mengembangkan tujuan dan
nilai-nilai yang lebih realistik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Stres merupakan respons adaptif yang dimoderasi oleh perbedaan individu. Ini
berarti stres merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang
menetapkan tuntutan khusus terhadap seseorang. Stres dapat memiliki konsekuensi
psikologis, perilaku, dan fisiologis.
3.2 SARAN
Hendaknya dalam melakukan pemutusan hubungan kerja harus sesuai dengan
UU Ketenagakerjaan yang berlaku di Indonesia agar tidak akan ada pihak-pihak
yang merasakan dirugikan.
Dalam hal pemberentian karyawan, seharusnya perusahaan bertindak sangat
hati-hati dan diperlakukan pertimbangan yang sangat matang karena pengaruhnya
cukup sangat besar bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.
Adapun beberapa cara yang dilakukan dalam proses pemberhentian karyawan :
Bila kehendak perusahaan dengan berbagai alasan untuk memberhentikan dari
pekerjaannya perlu ditempuh terlebih dahulu ;
a. Adakan musyawarah antara karyawan dengan perusahaan
b. Bila musyawarah mengalami jalan buntu maka jalan terakhir adalah melalui
pengadilan atau instansi yang berwenang memutuskan perkara.
Bagi karyawan yang melakukan pelanggaran berat dapat langsung kepada
pihak kepolisian untuk diproses lebih lanjut tanpa meminta ijin terlebih dahulu
kepada dinas terkait atau berwenang
Tujuan dari proses tersebut diatas untuk meningkatkan kepercayaan karyawan
terhadap organisasi dan manajemen dalam pemutusan hubungan kerja para
karyawan
Mengelola Stres Individu|
Minimal ada dua pilihan yang dapat diambil dalam menghadapi stres: to fight
or flight. Melawan atau menghindar. Pekerja pemenang adalah mereka yang tidak
hanya mampu melawan, tetapi juga mampu mengelola stres di tempat kerja dan
menjadikannya sebagai suatu tantangan untuk hasilkan kinerja yang lebih tinggi
Mengelola Stres Individu|