stress di tempat kerja dan well being.docx

9
NAMA :PUJIANI PERTIWI NIM : J410141045 KESMAS (KLKK) PSIKOLOGI KESEHATAN STRESS DITEMPAT KERJA DAN WELL BEING A. Stress di Tempat Kerja 1. Pengertian Stress Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Di lingkungan kerja stress dipengaruhi oleh faktor individu, seperti tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, latar belakang budaya (termasuk etnisitas) dan gaya hidup (merokok, minum alkohol, dan yang lain). Selanjutnya, derajat stres di tempat kerja sudah tentu akan memengaruhi produktivitas, loyalitas terhadap perusahaan, tingkat kesehatan individu termasuk beban biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan baik langsung maupun tidak langsung, angka kecelakaan kerja. Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negatif dimana stress itu akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress. Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap stres di tempat kerja tersebut antara lain rasa aman atas pekerjaannnya (job security), dukungan sosial, sifat pekerjaan yang monoton, upaya

Upload: any-tiwi-pujiani

Post on 18-Sep-2015

6 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

r

TRANSCRIPT

NAMA:PUJIANI PERTIWINIM: J410141045KESMAS (KLKK)PSIKOLOGI KESEHATAN

STRESS DITEMPAT KERJA DAN WELL BEING

A. Stress di Tempat Kerja1. Pengertian StressStress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Di lingkungan kerja stress dipengaruhi oleh faktor individu, seperti tingkat pendidikan, umur, jenis kelamin, latar belakang budaya (termasuk etnisitas) dan gaya hidup (merokok, minum alkohol, dan yang lain). Selanjutnya, derajat stres di tempat kerja sudah tentu akan memengaruhi produktivitas, loyalitas terhadap perusahaan, tingkat kesehatan individu termasuk beban biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan baik langsung maupun tidak langsung, angka kecelakaan kerja.Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negatif dimana stress itu akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress. Unsur-unsur yang berpengaruh terhadap stres di tempat kerja tersebut antara lain rasa aman atas pekerjaannnya (job security), dukungan sosial, sifat pekerjaan yang monoton, upaya fisik yang diperlukan, tingkat kebutuhan fisiologik, tingkat kesertaan dalam mengambil keputusan untuk jenis pekerjaan, suasana tempat kerja, kebersihan udara tempat kerja.2. Analisis stress di tempat kerjaAktivitas kehidupan sehari-hari kadang membuat kita merasa jenuh dan bosan. Jika aktivitas yang kita kerjakan itu bervariasi atau berganti-ganti, mungkin rasa bosan itu tidak terjadi. Namun meskipun demikian, rutinitas yang dilakukan setiap harinya bisa memicu rasa jenuh dan bosan. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pekerjaan yang digeluti. Hampir setiap pegawai atau pekerja mengeluh karena merasa bosan dengan rutinitas. Pada dasarnya stress di tempat kerja terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran seseorang serta adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi.Keadaan tersebut makin diperparah oleh adanya beban kerja dan tekanan dalam pekerjaan. Stres bisa timbul kalau keadaan sudah demikian parah dan tidak bisa dikendalikan lagi. Bagi mereka yang mengalami, mungkin akan menganggap bahwa hidup ini tidak menyenangkan, statis, tidak berkembang bahkan mungkin tidak ada gunanya.Sebagian besar peneliti yang mempelajari proses stress biasanya menganggap konsekuensi yang terkait dengan pengalaman stres peristiwa yang terkait fisiologis, psikologis dan perilaku. Stress-stres yang dialami pekerja masih dapat diatasi atau dikurangi dengan banyak metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam pekerjaan suatu perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat mengurangi stress yang mereka alami.Masalah yang muncul di Indonesia terutama Jakarta yang menjadi ibukota adalah perkembangan ekonomi yang cepat dengan kepadatan penduduk juga yang tinggi menyebabkan perampingan perusahaan, PHK, dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang berkepanjangan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi ribuan bahkan jutaan tenaga kerja. Mereka harus rela dipindahkan kebagian yang sangattidak mereka kuasai dan tidak tahu berapa lama lagi mereka akan dapat bertahan atau dipekerjakan. Selain itu mereka harus menghadapi boss baru, pengawasan yang ketat, tunjangan kesejahteraan berkurang dari sebelumnya, dan harus bekerja lebih lama dan lebih giat demi mempertahankan status sosial ekonomi keluarga.

Dampak stress di tempat kerja secara umum:Para pekerja di setiap level mengalami tekanan dan ketidakpastian. Situasi inilah yang seringkali memicu terjadinya stress di tempat kerja.a. SakitUkuran sakit pada dasarnya adalah sebuah sindrom kesehatan fisik dan mental. Sintom fisiologis seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, sesak nafas, peningkatan tekanan darah dan perasaan kelelahan. Sintom psikologis termasuk ketidakmampuan untuk berpikir jernih, rasa gelisah dan perasaan yang lekas marah. Gejala perilaku termasuk perubahan dalam makan, minum, tidur, dan pola merokok.b. Kepuasan kerjaMeliputi:1) Sejauhmana penilaian dan peluang bagi berkembangnya tingkat kepuasan kerja2) Aspek dari pekerjaan itu sendiri (misalnya keamanan);3) Desain dan struktur organisasi;4) Proses organisasi (misalnya pengawasan);5) Hubungan dengan orang lain (misalnya rekan-rekan, atasan, bawahannya).

Bertahan di Tempat Kerja yang Tidak Kondusif Tanpa StressMencari pekerjaan itu tidak semudah yang dibayangkan, namun apabila lingkungan kerja tidak kondusif. Lingkungan kerja sesungguhnya sangat berpengaruh kepada suasana hati dan berdampak pada hasil pekerjaan karyawan. Apabila lingkungan kerja tidak mendukung, hasil yang di dapat pun tidak akan memuaskan. Ketika merasa lingkungan kerja sudah sangat tidak kondusif, sebaiknya belajar menghadapi lingkungan kerja yang tidak kondusif hingga hal tersebut tidak lagi mempengaruhi keseimbangna pola kerja.Lingkungan kerja yang tidak kondusif bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Bila tidak cocok dengan atasan, atau ada teman sekantor, tidak ada gunanya bagi untuk lari dengan pindah ke kantor lain karena dimanapun tempatnya, akan selalu ada orang yang bersinggungan atau tidak sejalan dengan pemikiran kita. Akan lebih baik bila belajar untuk memahami mereka. Dengan lebih memahami, akan muncul rasa maklum yang membantu kita untuk tidak terlalu memusingkan masalah kecil tersebut. Selalu berpikiran positif dan meningkatkan semangat diri sendiri dalam mengerjakan semua pekerjaan yang dibebankan. Jadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.Selain itu, apabila suasana di kantor sudah tidak kondusif, kita sebaiknya menyeimbangkannya dengan mencari hiburan di luar kantor. Selama apa yang dilakukan sudah seimbang, Anda tidak akan merasa stress, jenuh, ataupun gerah dengan suasana kantor yang tidak kondusif karena di tempat kerja juga menyediakan hari libur atau cuti karyawan.Stress di tempat kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan pola hidup dan kerja karyawan. Hal ini menunjukkan jika stress di tempat kerja tinggi maka keseimbangan pola kerja pada karyawan akan menurun. emosi dan kesejahteraan karyawan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan pola kerja karyawan artinya jika stress di tempat kerja rendah, emotsi yang ada pada karyawan bersifat positif dan kesejahteraan karyawan naik maka akan meningkatkan keseimbangan pola kerja karyawan yang baik.

B. Kesejahteraan Psikologis (Well Being)1. Definisi Kesejahteraan psikologis secara umum dapat diartikan sebagai suatu bentuk kepuasan terhadap aspek-aspek hidup sehingga mendatangkan atau menimbulkan perasaan bahagia dan perasaan damai pada hidup seseorang, namun standar kepuasan pada setiap orang berbeda sehingga hal ini bersifat subjektif. Perlu pembelajaran tingkah laku, pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh manusia.Tidak seorangpun yang tidak ingin menikmati ketenangan hidup, dan semua orang akan berusaha mencarinya, meskipun tidak semuanya dapat mencapai yang diinginkannya itu. Bermacam sebab dan rintangan yang mungkin terjadi sehingga banyak orang yang mengalami kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan. Keadaan yang tidak menyenangkan itu tidak terbatas kepada golongan tertentu saja, tetapi tergantung pada cara orang menghadapi sesuatu persoalan.2. Analisis Well Being pada Kehidupan NyataContoh dari kesejahteran (well being) yaitu pada golongan wanita pekerja. Wanita Indonesia di era globalisasi merupakan wanita yang mandiri. Seiring dengan meningkatnya kesadaran pentingnya pendidikan bagi perempuan, maka semakin tinggi pula tingkat pendidikan yang dicapai oleh wanita di Indonesia. Di lingkungan kerja pun wanita tak kalah dengan laki-laki, wanita kini tidak hanya bekerja sebagai buruh produksi atau tenaga kerja bergaji rendah, tetapi sudah banyak juga yang telah menjadi wanita yang sukses dan menjadi pempinan sebuah organisasi baik itu organisasi profit mapun non profit.Wanita ingin bekerja dikarenakan pekerjaan memberikan sesuatu bagi dirinya, bukan hanya dalam bentuk finansial, tetapi juga dari segi aktualisasi diri, memberikan kebanggaan bagi diri sendiri dan keluarga, menambah wawasan dan pengalaman. Kebanyakan dari wanita dengan tingkat pendidikan yang tinggi mengkombinasikan antara karir dan keluarga.Pekerjaan-pekerjaan yang sering kali didominasi oleh wanita adalah pekerjaan yang bersifat feminim, misalnya pengajar, perawat, penjual makanan, petugas administrasi, sekretaris, akuntan dan sejenisnnya. Akan tetapi bukan berarti wanita juga tidak bisa melakukan pekerjaan yang dilakukan oleh laki-laki, sekarang sudah banyak wanita yang mengerjakan pekerjaan yang dahulunya didominasi oleh laki-laki seperti kepala perusahaan, manajer, pemimpin organisasi.Para wanita yang bekerja di bidang industry tidak diragukan lagi. Mereka mampu bersaing dengan para pekerja laki-laki, bahkan menjadi lebih baik dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Namun dibalik kesuksesan tersebut, tidak dipungkiri bahwa masih terjadi diskriminasi pada wanita dalam bidang industry.Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya psychological well-being pada pekerja wanita ini yaitu dukungan sosial, faktor religiusitas, faktor kepribadian dan faktor pengalaman hidup. Tanda-tanda psikiatrik lebih banyak ditunjukkan oleh wanita yang tidak bekerja daripada wanita yang bekerja. Hal ini berarti tekanan hidup lebih banyak dirasakan oleh wanita yang tidak bekerja dibandingkan dengan wanita yang bekerja. Kesibukan bekerja bagi wanita bekerja dapat melindungi mereka dari tanda-tanda psikiatrik. Wanita yang bekerja di rumah lebih otonom, lebih sering terganggu, memiliki physical effort yang lebih baik, lebih rutin, tekanan waktu yang lebih rendah dan rasa tanggung jawab yang kurang daripada wanita yang bekerja diluar rumah.Keadaan yang paling berharga bagi wanita yang bekerja adalah bisa bekerja sesuai dengan kehendak sendiri, prestasi atau kompetensi, dan memiliki pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Sedangkan keadaan yang paling membuat tertekan adalah pekerjaan yang terlalu banyak, menangani tugas-tugas yang saling bertentangan dan kurangnya kesempatan untuk mengembangkan karir. karakteristik pekerjaan merupakan prediktor penting bagi kesejahteraan psikologis karyawan.Menurunkan atau menstabilkan tuntutan pekerjaan dan meningkatkan dukungan sosial dapat menigkatkan kesejahteraan psikologis karyawan wanita. Wanita yang bekerja pada bidang yang berbeda, seperti bekerja di industri, rumah sakit, institusi pendidikan, bank dan call center memiliki tingkat kesejahteraan psikologi yang berbeda. Wanita yang bekerja di bidang industri memiliki skor psychological well-being paling rendah baik secara keseluruhan maupun per faktor, kemudian diikuti oleh wanita yang bekerja di rumah sakit. Wanita yang bekerja di bank skor psychological well-being tingkat menengah. Kemudian guru memiliki skor psychological well-being tertinggi baik per aspek maupun secara keseluruhan.Wanita yang bekerja di industri memiliki skor psychological well-being paling rendah, hal ini disebabkan wanita yang bekerja di industri memiliki jam kerja yang panjang (8-10 jam), mereka juga terlibat dalam pekerjaan yang penuh resiko dan rentan stress, hari libur yang sedikit, bekerja dengan peralatan yang tidak higienis dan tidak puas dengan upah yang didapatkan. Sementara itu wanita yag bekerja sebagai pengajar atau guru memiliki skor psychological well-being tertinggi. Guru adalah seseorang yang sering membantu siswa di sekolah, dalam bidang agama dan masyarakat. Mereka juga merasa dirinya adalah mentor yang pantas untuk memberikan nasihat dan membimbing siswanya.Factor yang mempengaruhi keadaan psychological well-being seseorang yaitu pendidikan. Dikatakan bahwa seseorang dengan pencapaian pendidikan yang tinggi menunjukkan profil kesejahteraan yang tinggi, begitu juga dengan seseorang yang memiliki status pekerjaan yang bagus. Posisi yang rendah dalam kelas sosial tidak hanya meningkatkan kemungkinan kesehatan yang memburuk, hal itu juga mengurangi munculnya kesejahteraan.