well completion

37
2.1.1. Open-hole Completion Pada metoda ini, pipa selubung produksi hanya dipasang hingga di atas zone produktif (zona produktif terbuka). Metoda komplesi ini diterapkan jika formasi produktif kompak dan keuntungannya adalah didapatkannya lubang sumur secara maksimum, kerusakan/skin akibat perforasi dapat dieliminir, mudah dipasang screen, liner, gravel packing dan mudah diperdalam apabila diperlukan. Kerugian metoda ini adalah sulit menempatkan casing produksi pada horison yang tepat di atas zona produktif, sukarnya pengontrolan bila produksi air atau gas berlebihan dan sukarnya menentukan zona stimulasi. 2.1.2. Conventional perforated completion Pada tipe komplesi ini, casing produksi disemen hingga zona produktif, kemudian dilakukan perforasi. Komplesi ini sangat umum dipakai, terutama apabila formasi perlu penahan atau pada formasi yang kurang kompak. Keuntungan metoda ini, produksi air atau gas yang berlebihan mudah dikontrol, stimulasi mudah dilakukan, mudah dilakukan penyesuaian untuk konfigurasi multiple completion jika diperlukan. Kerugian metoda ini, diperlukan biaya untuk perforasi dan kerusakan (damage) akibat perforasi. 2.1.3. Sand exclusion types Akibat terlepasnya pasir dari formasi dan terproduksi bersama fluida, dapat menyebabkan abrasi pada alat-alat produksi dan kerugian lain, maka untuk mengatasi adanya kepasiran diperlukan cara pencegahan pada sistem komplesinya, yaitu dengan menggunakan : 1. Slotted atau screen liner.

Upload: rio-indoknivezia

Post on 07-Dec-2015

32 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

WELL COMPLETION

TRANSCRIPT

Page 1: Well Completion

2.1.1. Open-hole Completion

Pada metoda ini, pipa selubung produksi hanya dipasang hingga di atas zone produktif (zona produktif

terbuka). Metoda komplesi ini diterapkan jika formasi produktif kompak dan keuntungannya adalah

didapatkannya lubang sumur secara maksimum, kerusakan/skin akibat perforasi dapat dieliminir, mudah

dipasang screen, liner, gravel packing dan mudah diperdalam apabila diperlukan. Kerugian metoda ini

adalah sulit menempatkan casing produksi pada horison yang tepat di atas zona produktif, sukarnya

pengontrolan bila produksi air atau gas berlebihan dan sukarnya menentukan zona stimulasi.

2.1.2. Conventional perforated completion

Pada tipe komplesi ini, casing produksi disemen hingga zona produktif, kemudian dilakukan perforasi.

Komplesi ini sangat umum dipakai, terutama apabila formasi perlu penahan atau pada formasi yang

kurang kompak.

Keuntungan metoda ini, produksi air atau gas yang berlebihan mudah dikontrol, stimulasi mudah

dilakukan, mudah dilakukan penyesuaian untuk konfigurasi multiple completion jika diperlukan.

Kerugian metoda ini, diperlukan biaya untuk perforasi dan kerusakan (damage) akibat perforasi.

2.1.3. Sand exclusion types

Akibat terlepasnya pasir dari formasi dan terproduksi bersama fluida, dapat menyebabkan abrasi pada

alat-alat produksi dan kerugian lain, maka untuk mengatasi adanya kepasiran diperlukan cara pencegahan

pada sistem komplesinya, yaitu dengan menggunakan : 1. Slotted atau screen liner.

2. Menutup permukaan formasi dengan gravel dan ditahan dengan screen (gravel packing system). 2.1.3.1. Slotted atau screen liner.

Cara ini dapat diterapkan baik pada open hole maupun cased hole, yaitu dengan menempatkan slot atau

screen didepan formasi. Terdapat tiga bentuk/macam screen :

a. Horizontal slotted screen

b. Vertical slotted screen

c. Wire wrapped screen

Page 2: Well Completion

Untuk pemasangan liner, mud cake harus dibersihkan terlebih dahulu dari zona produktif untuk mencegah

terjadinya penyumbatan (plugging) dengan menggunakan fluida bebas clay aktif pada fluida komplesinya

atau dengan menggunakan air garam.

2.1.3.2. Gravel packing.

Gravel pack juga dapat dikerjakan baik pada open hole maupun pada cased hole completion. Metoda ini

dilakukan baik untuk memperbaiki kegagalan screen liner maupun sebagai metoda komplesi yang dipilih.

Sebelum menempatkan gravel, lubang harus dibersihkan sehingga ruang/gua untuk menempatkan gravel

dapat dibuat, kemudian masukkan screen liner dan pompakan gravel sampai mengisi seluruh ruang atau

qua di muka formasi produktif, dengan demikian pasir akan tertahan oleh gravel sehingga fluida produksi

bebas dari pasir.

2.2. Perforasi

Pembuatan lubang menembus casing dan semen sehingga terjadi komunikasi antara formasi dengan

sumur yang mengakibatkan fluida formasi dapat mengalir ke dalam sumur, disebut perforasi.

2.2.1. Perforator

Untuk melakukan perforasi, digunakan perforator yang dibedakan

atas dua tipe perforator

a. Bullet/Gun perforator b. Shape charge/ Jet perforator 2.2.1.1. Bullet/Gun perforator Komponen utama dari bullet perforator meliputi : a. Fluid seal disk: pengaman agar fluida sumur tidak masuk ke dalam alat. b. Gun barrel c. Badan gun dimana barrel disekrupkan dan untuk menempatkan sumbu (ignitor) dan propellant (peluru) dengan

shear disk didasamya, untuk memegang bullet ditempatnya sampai tekanan maksimum dicapai karena

terbakarnya powder.

d. Electric wire : Kawat listrik yang meneruskan arus untuk pengontrolan pembakaran powder charge.

Page 3: Well Completion

Gun body terdiri silinder panjang terbuat dari besi yang dilengkapi dengan suatu alat kontrol untuk

penembakan. Sejumlah gun/susunan gun ditempalkan dengan interval tertentu dan diturunkan kedalam

sumur dengan menggunakan kawat (electric wire-line cable) dimana kerja gun dikontrol dan permukaan

melalui wire line untuk melepaskan peluru (penembakan) baik secara sendiri- sendiri maupun serentak.

2.2.1.2. Jet Perforator

Prinsip kerja jet perforator berbeda dengan gun perforator, bukannya gaya powder yang melepas bullet

tetapi powder yang eksplosif diarahkan oleh bentuk powder chargenya menjadi suatu arus yang

berkekuatan tinggi yang dapat menembus casing, semen dan formasi.

2.2.2. Kondisi kerja perforasi 2.2.2.1. Conventional overbalance

Merupakan kondisi kerja di dalam sumur dimana tekanan formasi dikontrol oleh fluida/lumpur komplesi,

atau dengan kata lain bahwa tekanan hidrostatik lumpur (Ph) lebih besar dibandingkan .tekanan formasi

(Pf), sehingga memungkinkan dilakukan perforasi, pemasangan tubing dan perlengkapan sumur lainnya.

Cara overbalance ini, umumnya digunakan pada

a. Komplesi multizona.

b. Komplesi gravel-pack (cased hole).

c. Komplesi dengan menggunakan liner.

d. Komplesi pada casing intermediate.

Masalah/problem yang sering timbul dengan teknik overbalance ini adalah : a. Terjadinya kerusakan formasi (damage) yang lebih besar, akibat reaksi antara lumpur komplesi dengan mineral-mineral

batuan formasi.

b. Penyumbatan oleh bullet/charge dan runtuhan batuan.

c. Sulit mengontrol terjadinya mud-loss dan atau kick.

d. Clean-up sukar dilakukan.

2.2.2.2. Underbalance

Page 4: Well Completion

Merupakan kebalikan dari overbalance, dimana tekanan hidrostatik lumpur komplesi lebih kecil

dibandingkan tekanan formasi. Cara ini sangat cocok digunakan untuk formasi yang sensitif/reaktif dan

umumnya lebih baik dibandingkan overbalance, karena :

a. Dengan Ph<Pf, memungkinkan terjadinya aliran balik : dari formasi ke sumur, sehingga hancuran hasil

perforasi (debris) dapat segera terangkat keluar dan tidak menyumbat hasil perforasi.

b. Tidak memungkinkan terjadinya mud-loss dan skin akibat reaksi antara lumpur dengan mineral batuan. c. Clean up lebih cepat dan efektif.

2.2.3. Teknik/cara perforasi

Berdasarkan cara menurunkan gun ke dalam sumur, ada dua teknik

perforasi, yaitu

a. Teknik perforasi dengan wireline (wireline conveyed perforation) b. Teknik perforasi dengan tubing (tubing conveyed perforation). 2.2.3.1. Wireline conveyed perforation Pada sistem ini gun diturunkan kedalam sumur dengan menggunakan wireline (kawat iistrik). a. Wireline conveyed perforation

Biasanya menggunakan gun berdiameter besar. Kondisi kerja perforasi dengan teknik ini adalah

overbalance, sehingga tidak terjadi aliran setelah perforasi dan menara pemboran dengan blow out

preventer (BOP) masih tetap terpasang untuk penyelesaian sumur lebih lanjut.

BAB III METODE SEMBUR ALAM

Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan dengan menggunakan tenaga

atau tekanan yang berasal dari reservoir/ formasi dimana sumur berada.

3.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perencanaan Peralatan Sumur.

Page 5: Well Completion

Dalam merencanakan produksi, produksi optimum sumur selalu merupakan sasaran, sehingga

berdasarkan kondisi optimum inilah peralatan produksi dapat direncanakan dengan baik, baik dalam hal

dimensi, kekuatan (grade), jumlah/panjang, macam alat maupun spesifikasi lainnya. Faktor yang

mendasari tercapainya kondisi optimum adalah cadangan, ulah aliran fluida untuk dapat diproduksi,

interaksi atau hubungan antara kelakuan formasi berproduksi dengan kondisi atau parameter produksi di

permukaan (Psp, Pwh).

Disamping faktor diatas, faktor berikut ini dapat juga merupakan faktor yang mempengaruhi perencanaan peralatan produksi seperti : 1. Fleksibilitas untuk sistem produksi dimasa yang akan datang (artificial lift). 2. Jenis material untuk kondisi-kondisi khusus (korosi, dsb). 3. Faktor kemudahan pemasangan dan penanganan serta keamanan kerja.

3.2. Jenis-Jenis peralatan dan kegunaannya.

Peralatan produksi sumur sembur alam terdiri dari

1. Peralatan diatas permukaan :

a. Kepala sumur (well-head)

b. Silang sembur (x-mastree)

2. Peralatan di bawah permukaan :

a. Tubing (pipa alir vertikal) dan coupling b. Packer (penyekat annulus) c. Anchor d. Peralatan pelengkap bawah permukaan/asesories 3.2.1. Peralatan diatas permukaan 3.2.1.1. Kepala sumur (well-head)

Well-head merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat dari besi baja membentuk suatu

sistern seal/penyekat untuk menahan semburan atau kebocoran cairan sumur ke permukaan yang tersusun

atas casing head (casing hanger) dan tubing head (tubing hanger).

a. Casing hanger

Page 6: Well Completion

Merupakan fitting (sambungan) tempat menggantungkan casing. Diantara casing string pada casing head

terdapat seal untuk menahan aliran fluida keluar. Pada casing head terdapat pula gas-outlet yang berfungsi

untuk :

-

meredusir tekanan gas yang mungkin timbul diantara casing string. -

mengalirkan fluida di annulus (produksi). b. Tubing head Alat ini terletak dibawah x-mastree untuk menggantungkan tubing dan menghubungkan tubing dengan sistem keranan (x-mastree). Fungsi utama dari tubing head, adalah : -

sebagai penyokong rangkaian tubing. -

menutup ruang antara easing-tubing pada waktu pemasangan X-mastree atau perbaikan kerangan/valve. -

fluida yang mengalir dapat dikontrol dengan adanya connection diatasnya. 3.2.1.2. Silang sembur (x-mastree)

Alat ini merupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagai pengamanan dan pengatur aliran

produksi di permukaan yang dicirikan oleh jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean atau

jepitan berada.

Peralatan pada x-mastree terdiri dari : a. Manometer tekanan dan temperatur, ditempatkan pada tubing line dan casing line.

b. Master valve/gate, berfungsi untuk membuka atau menutup sumur, jumiahnya satu atau tergantung pada

kapasitas dan tekanan kerja sumur.

c. Wing valve/gate, terletak di wing/lengan dan jumiahnya tergantung kapasitas dan tekanan kerja sumur yang

berfungsi untuk mengarahkan aliran produksi sumur.

d. Choke / bean / jepitan, merupakan valve yang berfungsi sebagai penahan dan pengatur aliran produksi

sumur, melalui lubang (orifice) yang ada. Akibat adanya orifice ini, tekanan sebelum dan sesudah orifice

menjadi berbeda yang besarnya tergantung dari diameter orificenya. Prinsip inilah yang digunakan untuk

menahan dan mengatur aliran.

Ada dua macam choke/bean/jepitan, yaitu -

Page 7: Well Completion

Positive choke : merupakan valve dimana lubang (orifice) yang ada sudah mempunyai diameter tertentu,

sehingga pengaturan aliran tergantung pada diameter orificenya.

-

Adjustable choke : choke ini lebih fleksibel karena diameter orifice dapat diatur sesuai posisi needle

terhadap seat sehingga pengaturan alirannyapun fleksibel sesuai keperluan (tekanan dan laju aliran).

Prinsip kerja :

Dengan memutar handwee (1) yang berhubungan langsung dengan stem (4) dan needle valve (8) maka

dapat diatur lubang antara needle dengan seat yang juga merupakan diameter choke, yang besarnya akan

ditunjukkan pada skala (2) melalui indikator (3) yang ikut bergerak sesuai pergerakan stem.

e. Check valve, merupakan valve yang hanya dapat mengalirkan fluida pada satu arah tertentu yang berfungsi

untuk menahan aliran dan tekanan balik dari separator. Pada X-mastree, check valve ini ditempatkan

setelah choke sebelum masuk ke flow-line.

3.2.2. Peralatan di bawah permukaan 3.2.2.1. Tubing dan coupling

Merupakan pipa alir vertikal yang ditempatkan di dalam casing produksi yang berfungsi untuk

mengalirkan fluida produksi sumur ke permukaan atau mengalirkan fluida injeksi ke dalam sumur.

16. Equalizer

Adalah bagian atau dari pitman yang dapat bergerak secara

leluasa menurut kebutuhan operasi pemompaan minyak

berlangsung,

17. Brake

Brake disini berfungsi untuk mengerem gerak pompa jika dibutuhkan, misainya pada saat akan dilakukan

reparasi sumur atau unit pompanya sendiri.

4.1.1.3. Peralatan pompa didalam sumur.

Page 8: Well Completion

Fungsi peralatan pompa sucker rod didalam sumur, adalah untuk membantu menaikan fluida sumur ke

permukaan melalui tubing. Unit pompa sucker rod didalam sumur terdiri dari :

1. Tubing

Seperti halnya pada peralatan sembur alam, tubing digunakan untuk mengalirkan minyak dari dasar

sumur ke permukaan setelah minyak diangkat oleh pompa yang ditempatkan pada ujung tubing.

2. Working barrel

Merupakan tempat dimana plunger dapat bergerak naik turun sesuai dengan langkah pemompaan dan

menampung minyak sebelum diangkat oleh plunger pada saat up stroke.

Menurut standart API ada 2 (dua) jenis barrel, yaitu a. Liner barrel, biasanya jenis diberi simbol "L".

b. Full barrel, yang terdiri dari satu bagian yang utuh dan kuat, biasanya jenis ini diberi simbul"H" untuk

heavy-wall dan "W" untuk thin-wall.

3. Plunger

Merupakan bagian dari pompa yang terdapat didalam barrel dan dapat bergerak naik turun yang berfungsi

sebagai pengisap minyak dari formasi mank ke dalam barrel yang kemudian diangkat ke permukaan

melalui tubing.

4. Standing valve

Merupakan katup yang terdapat di bagian bawah working barrel yang bedungsi memberi kesempatan

minyak dari dalam sumur masuk ke working barrel (pada saat up-stroke valve terbuka) dan

untuk menahan minyak agar tidak keluar dari working barrel pada saat plunger bergerak ke bawah (pada

saat down stroke valve tertutup). Standing valve terdiri dari sebuah bola besi dan tempat kedudukan (ball

and seat). Standing valve ini mempunyai peranan yang penting dalam sistem pemompaan, karena

effisiensi volumetris pompa sangat tergantung pada cara kerja dan bentuk dari ball dan seat standing-

valve.

Page 9: Well Completion

5. Travelling valve

Merupakan ball and seat yang terletak pada bagian bawah dari plunger dan akan ikut bergerak ke atas dan

ke bawah menurut gerakan plunger.

Fungsinya : - Mengalirkan atau memindahkan minyak dari working masuk ke plunger, hal ini terjadi pada saat plunger bergerak ke bawah.

- Menahan minyak pada saat plunger bergerak ke atas (up stroke) sehingga minyak tersebut dapat

(dipindahkan) ke tubing untulk selanjutnya dialirkan ke permukaan.

6. Anchor Komponen dipasang di bagian bawah dari pompa, yang berfungsi

- Untuk memisahkan gas dari minyak agar supaya gas tersebut tidak ikut masuk kedalam pompa bersama-

sama dengan minyak., karena adanya gas akan mengurangi efisiensi pompa.

- Untuk menghindarkan masuknya pasir atau padatan ke dalam

pompa.

- Mengurangi/menghindari terjadinya tubing stertch.

Ada dua macam type Gas Anchor:

a. Poorman type.

Larutan gas dalam minyak yang masuk ke dalam anchor akan meiepaskan diri dari larutan (bouyancy

effect). Minyak akan masuk ke dalam barrel melalui suction pipe, sedangkan gas yang telah terpisah akan

dialirkan ke annulus. Apabila suction pipe terlalu panjang atau diameternya terlalu panjang atau

diametemya terialu kecil, maka akan terjadi pressure lost yang cukup besar sehingga menyebabkan

terjadinya penurunan PI sumur pompa. Sedangkan apabila suction pipe terialu pendek,

maka proses pemisahan gas kurang sempurna. Diameter suction pipe terlalu besar menyebabkan ruang

annulus antara dinding anchor dengan suction pipe menjadi lebih kecil, sehingga kecepatan aliran minyak

besar dan akibatnya gas akan masih terbawa oleh butiran-butiran minyak. Diameter gas anchor yang

terlaiu besar akan menyebabkan penurunan PI sumur pompa.

Page 10: Well Completion

b. Packer type.

Minyak masuk melalui ruang dinding anchor dan suction pipe. Kemudian minyak jatuh di dalam annulus

antara casing dan gas anchor dan ditahan oleh packer, selanjutnya minyak masuk ke dalam pompa

melalui suction pipe. Disini minyak masuk ke dalam annulus sudah terpisah dari gasnya.

7. Tangkai pompa

Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari

a. Sucker rod

b. Pony rod c. Polished rod a. Sucker rod

Merupakan batang/rod penghubung antara plunger dengan peralatan di permukaan. Fungsi utamanya

adalah melanjutkan gerak naik turun dari horse head ke plunger. Berdasarkan konstruksinya, maka sucker

rod dibagi menjadi 2 (dua) :

- berujung box-pin - berujung pin-pin

Untuk menghubungkan antara dua buah sucker rod digunakan sucker rod coupling. Umumnya panjang

satu single dari sucker rod yang sering digunakan berkisar antara 25-30 ft. Terdapat beberapa macam

ukuran sucker rod, seperti pada tabel dibawah ini, dimana ukuran-ukuran tersebut merupakan standart

API.

dan casing serta tidak menggunakan standing valve. Jadi disini pengaruh injeksi gas terhadap, formasi

produktif dicegah oleh adanya packer. Komplesi semacam ini cocok untuk continuous maupun

intermittent gas lift.

3. Komplesi tertutup

Yaitu jenis komplesi sumur gas lift, dengan tubing string digantungkan didaiam sumur, menggunakan

packer dan juga standing valve ditempatkan dibawah valve gas lift terbawah atau ujung tubing string.

Dalam hal ini injeksi gas sama sekaii tidak terpengaruh terhadap formasi, karena dihalangi oleh packer

Page 11: Well Completion

dan standing valve. Komplesi ini biasanya digunakan pada sumursumur dengan tekanan dasar sumur

rendah, dan produktivity index rendah.

4. Komplesi ganda

Komplesi ganda ini digunakan pada sumur-sumur yang mana terdapat dua formasi produktif atau lebih,

diproduksikan melalui dua tubing yang terpisah dalam satu sumur. Masing-masing formasi produktif

tersebut dipisahkan dengan menggunakan packer. Sedangkan susunan tubing tersebut bisa paralel atau

sesuai (konsentris). Sistem ini mempunyai keuntungan lebih menghemat gas injeksinya bila production

casing cukup besar, sehingga memungkinkan untuk ditempati oleh dua tubing secara bersejajaran. Model

sepusat ini digunakan bila diameter casingnya kecil atau tidak memungkinkan untuk ditempati oleh dua

tubing yang diletakkan secara sejajar.

5. Komplesi ruang (Accumulation Chamber lift Instalation)

Sistim ini mirip dengan sistem komplesi tertutup, hanya bedanya disini menggunakan ruiang akumulasi.

Ruang akumulasi berfungsi untuk memperkecil tekanan kolom minyak yang berada didalam tubing.

Tekanan kolom minyak menjadi kecil, karena akibat rendahnya kolom cairan yang ada didalam ruang

akumulasi., karena adanya packer didalam tubing. Disamping ruang akumulasi yang berfungsi untuk

memperbesar rate produksi minyak yang dihasilkan. Tipe komplesi ini digunakan pada sumur-sumur

dengan tekanan dasar sumur rendah serta productivity index yang rendah pula.

6. Pack off instalation

Pada lenis ini, tidak perlu dilakukan penggantian tubing apabila ingin dilakukan pemasangan valve-valve

gas lift pda sumur-sumur yang bersangkutan. Hal ini disebabkan, pada kedalaman casing t6rtentu telah

dipasang pack oft, dimana berfungsli sebagall penghulbung annulus dengan fluida didalam tubing melalui

lubang kecil yang dapat dibuka dan ditutup. Hal ini dapat dilakukan karena terdapat alat yang disebut

slidding side door. Jadi pada janis alat ini, bila suatu saat memerlukan gas lift agar dapat meneruskan

produksinya tidak perlu dilakukan penggantian tubing. Dengan menggunakan metode wire line, slidding

side door dapat dibuka dan valve gas lift langsung digunakan.

4.2.2. Peralatan gas Lift

Page 12: Well Completion

Peralatan gas lift untuk menunjang operasinya sistem pengangkatan minyak dengan menggunakan

metode inieksi gas kedalam sumur dapat dibagi dua kelompok yaitu :

4.2.2.1. Pperalatan diatas permukaan (Surface Equipment) 1. Well head Gas Lift X-Mastree

Well head sebetuinya bukan merupakan alat khusus untuk gas lift saja, tetapi juga merupakan salah satu

alat yang digunakan pada metode sembur alam, dimana dalam periode masa produksi, alat ini berfungsi

untuk menggantungkan tubing dan casing disamping itu well head merupakan tempat duduknya x-

mastree.

2. Station Kompresor Gas

Kornpresor gas yaitu suatu alat yang berfungsi untuk mendapatkan gas bertekanan tinggi untuk keperluan

injeksi. Didalam stasiun koffipresor, terdapat beberapa buah kornpressor deengan sistem manifold-nya.

Dari stasiun kornpresor ini dikirimkan gas bertekanan sesuai dengan tekanan yang diperlukan sumur-

sumur gas lift melalui stasiun distribusi.

3. Stasiun Distribusi Dalam menyalurkan gas injeksi dari kornpresor ke sumur terdapat beberapa cara, antara lain : a. Stasiun distribusi langsung

Pada sistem ini gas dari kornpresor disalurkan langsung kesumur-sumur produksi, sehingga untuk

beberapa sumur mana membutuhkan gasnya tidak sama, sistem ini kurang effesien.

b. Stasiun Distribusi dengan pipa induk

Pada sistem ini lebih ekonomis, karena panjang pipa dapat diperkecil. Tetapi karena ada hubungan

langsung antara satu sumur dengan sumur lainnya, maka bila salah satu sumur sedang dilakukan

penginjeksian gas sumur lain bisa terpengaruh

c. Stasiun Distribusi dengan Stasiun Distribusi

Pada sistem ini sangat rasional dan banyak dipakai dimana-mana. gas dibawa dari Stasiun pusat ke

stasiun distribusi dari sini gas dikirim melalui pipa-pipa.

4. Alat-alat kontrol

Page 13: Well Completion

Alat-alat kontrol yang dimaksudkan disini adalah sernua peralatan yang berfungsi untuk mengontrol atau mengatur gas injeksi, seperti a. Choke kontrol

Adalah alat yang mengatur jumlah gas yang diinjeksikan, sehingga dalam waktu yang telah ditentukan

tersebut dapat mencapai tekanan tertentu seperti yaung diinginkan untuk penutupan dan pembukaan

valve. khusus untuk intermittent gas lift.

b. Regulator Adalah alat yang melengkapi choke

kontrol berfungsi jumiah/banyaknya gas

yang masuk. Apabila gas injeksi telah cukup regulator ini akan menutup. Khusus untuk intermittent gas

lift.

c. Time Cycle Controller

Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mengontrol laju/rate aliran injeksi pada aliran intermittent

berdasarkan interval waktu tertentu/dengan kata lain, kerjanya berdasarkan prinsip kerja jam. Maka alat

ini akan membuka regulator selama waktu yang telah ditentukan untuk mengalirkan gas injeksi, setelah

selama waktu tertentu regulator menotup dalam selang waktu yang telah ditentukan.

c. Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran d. Pemecahan atau tumbukan fluida

e. Untuk mendapatkan effisiensi dan kerja yang stabil dengan kondisi yang bervariasi, gas liquid separator

harus mempunyai komponen pemisah sebagai berikut :

1. Bagian pemisah pertama, berfungsi untuk memisahkan cairan dari aliran fluida yang masuk dengan cepat

berupa tetes minyak dengan ukuran besar.

2. Bagian pengumpul cairan, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravity setlink. 3. Bagian pemisah kedua, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan kecil dengan prinsip gravity settlink.

Page 14: Well Completion

4. Mist extraktor, berfungsi untuk memisahkan tetes cairan berukuran sangat kecil (kabut). 5. Peralatan kontrol, berfungsi untuk mengontrol kerja separator terutama pada kondisi over pressure.

Didalam block station, disamping terdapat separator pemisah gabungan terdapat juga separator uji yang

berfungsi untuk melakukan pengujian (test) produksi suatu sumur dan dari separator uji ini laju produksi

sumur ( Qo, Qw, dan Qg ) bisa didapat dimana Qo dan Qw diperoleh dari barel meter sedangkan Qg

diperoleh dari pencatatan orifice flow meter ( orifice plate ) atau dari alat pencatat aliran gas lainnya.

Disamping itu ditinjau dari tekanan kerjanyapun separator dapat dibagi tiga, yaitu separator tekanan

tinggi, tekanan sedang, tekanan rendah.

5.2.1.1. Jenis Separator Dalam industri perminyakan dikenal beberapa jenis separator berdasarkan bentuk, posisinya dan fungs'inya. 1. Jenis separator berdasarkan bentuk dan posisinya. a. Separator tegak/vertikal.

Biasanya digunakan untuk memisahkan fluida produksi yang mempunyai GLR rendah dan/atau kadar

padatan tinggi, separator ini sudah dibersihkan serta mempunyal kapasitas cairan dan gas yang besar.

b. Separator datar /horisontal

Sangat baik untuk memisahkan fluida produksi yang mempunyai GLR tinggi dan cairan berbusa.

Separator ini dibedakan menjadi dua jenis, yaitu single tube horizontal seprator dan double tube

horizontal separator. Karena bentuknya yang panjang, separator ini banyak memakan tempat dan sulit

dibersihkan, namun demikian kebanyakan fasilitas pemisahan dilepas pantai menggunakan separator ini

dan untuk fluida produksi yang banyak mengandung pasir, separator ini tidak menguntungkan.

c. Separator bulat /spherical.

Separator jenis ini mempunyai kapasitas gas dan surge terbatas sehingga umumnya digunakan untuk

memisahkan fluida produksi dengan GLR kecil sampai sedang namun separator ini dapat bekerja pada

tekanan tinggi. Terdapat dua tipe separator bulat yaitu tipe untuk pemisahan dua fasa dan tipe untuk

pemisahan tiga fasa.

Page 15: Well Completion

2. Jenis separator berdasarkan fungsinya.

Berdasarkan fungsinya atau jenis penggunaannya, separator dapat

dibedakan atas: gas scrubber, knock-out flash-chamber, expansion

vessal, chemical electric dan filter.

a. Gas scrubber.

Jenis ini dirancang untuk memisahkan butir cairan yang masih terikut gas hasil pemisahan tingkat

pertama, karenanya alat ini ditempatkan setelah separator, atau sebelum dehydrator, extraction plant atau

kompresor untuk mencegah masuknya cairan kedalam alat tersebut. b. Knock-out

Jenis ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu free water knock-out (FWK0) yang digunakan untuk

memisahkan air bebas dari hidrokarbon cair dan total liquid knock-out (TLKO) yang digunakan untuk

memisahkan cairan dari aliran gas bertekanan tinggi ( > 125 psi )

c. Flash chamber.

Alat ini digunakan pada tahap ianjut dari proses pemisahan secara kilat (flash) dari separator. Flash

chamber ini digunakan sebagai separator, tingkat kedua dan dirancang untuk bekerja pada tekanan rendah

( > 125 psi )

d. Expansion vessel.

Alat ini digunakan untuk proses pengembangan pada pemisahan bertemperatur rendah yang dirancang

untuk menampung gas hidrat yang terbentuk pada proses pendinginan dan mempunyai tekanan kerja

antara 100 -1300 psi.

e. Chemical electric.

Merupakan jenis separator tingkat lanjut untuk memisahkan air dari cairan hasil separasi tingkat

sebelumnya yang dilakukan secara electris (menggunakan prisip anoda katoda) dan umumnya untuk

memudahkan pemisahan.

5.2.2. Oil Skimmer.

Page 16: Well Completion

Merupakan peralatan pemisah yang direncanakan untuk menyaring tetes-tetes minyak dalam air yang

akan dibuang sebagai hasil proses pemisahan sebelumnya untuk mencegah turbulensi aliran, air yang

mengandung tetes minyak dimasukkan melalui pembagi aliran yang berisi batu bara / batu arang tipis-

tipis, sedangkan proses pemisahan berdasarkan sistem gravity setling.

Kapasitas oil skimmer tergantung pada beberapa faktor terutama pada densitas minyak air yang dapat

ditentukan berdasarkan hukum intermediate yang berhubungan dengan kecepatan setling dari partikel.

5.2.3. Gas Dehydrator.

Gas dehydrator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan partikel air yang terkandung didalam gas.

Peralatan ini merupakan bagian akhir dari pemisahan gas hidrokarbon terutama pada lapangan gas alam.

Ada dua cara pemisahan air dari gas, yaitu dengan

a. Solid desiccant, misainya calsium chloride

b. Liquid desiccant, misainya glycol.

5.2.3.1. Calsium chloride gas dehydrator.

Komponen peralatan ini merupakan kombinasi dari separator tiga tingkat, yaitu gas - liquid absorbtion

tower dan solid bad desiccant unit. Pemisahan partikei air dari gas dilakukan dengan cara mengkontakkan

aliran gas dengan calsium chloride didalam chemical bad section.

5.2.3.2. Glycol dehydrator.

Liquid desiccant yang sering digunakan adalah trienthylene glycol. Peneyerapan partikel air terjadi karena

adanya kontak antara glycol dengan gas yang mengandung air pada tray didalam absorber (kontaktor)

proses regenerasi glycol yang mengandung air dilakukan dengan cara pemanasan sehingga air

terbebaskan dari glycol.

5.3. Penampung Hasil Pemisahan.

Setelah fluida reservoir dipisahkan, minyak hasil pemisahan diharapkan hanya rnengandung air/solid sangat

kecil (< 0,2%) dialirkan ke penampung sementara didalam kompleks block-station, kemudian meialui

Page 17: Well Completion

sistem pipa, minyak dan gas dialirkan ke pusat penampungan/penimbun (PPM), untuk kemudian pada

waktu tertentu dikirim ke refainery, gas plant atau terminal melalui sale-line.

Catatan Kuliah Teknik ProduksiDownload this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document

Info and Rating

FollowMufti Chevalier

Share & Embed

Related Documents

PreviousNext

1.

p.

p.

Page 31: Well Completion

24 p.

9.

13 p.

Add a Comment

Andi_White_6957left a comment

bagus.. sangat bermanfaat

06 / 14 / 2010