strategi industri agro di era industry - …biofarmaka.ipb.ac.id/biofarmaka/2018/seminar nasional...
TRANSCRIPT
Making
Indonesia 4.0
Disampaikan pada Seminar Nasional Agroindustri 2018Bogor, 26 Juli 2018
STRATEGI INDUSTRI AGRO DI ERA INDUSTRY 4.0
NGAKAN TIMUR ANTARAKepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
Making
Indonesia 4.0
2
Latar Belakang
2
K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N T A H U N 2 0 1 8K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N T A H U N 2 0 1 8
Making
Indonesia 4.0
3
K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N T A H U N 2 0 1 8K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N T A H U N 2 0 1 8
Making
Indonesia 4.0
Negara dengan Manufacturing Value Added Tinggi di Dunia
4
Dalam 2 dekade terakhir sektor manufaktur negara-negara berkembang memperlihatkan kinerja yang baik. Seperti terlihat dari kenaikan peringkat 20 negara penghasil nilai tambah di seluruh dunia
Source : United Nations Industrial Development Organization, 2017
China menunjukkan kemajuan yang pesat dalam sektor manufaktur dan menempati peringkat teratas didunia sejak 2010 sementara Indonesia sebagai sesama negara berkembang, naik secara lambat dari peringkat 18 di tahun 1990 ke peringkat 11 di tahun 2015 dan peringkat 9 di tahun 2016.
K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N T A H U N 2 0 1 8
Making
Indonesia 4.0
5
K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N T A H U N 2 0 1 8
Making
Indonesia 4.0
6
K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N T A H U N 2 0 1 8
Making
Indonesia 4.0
7
Industri sebagai Penopang Utama Ekspor Indonesia
Sumber: BPS, diolah Kemenperin (2017)
K E M E N T E R I A N P E R I N D U S T R I A N T A H U N 2 0 1 8
Making
Indonesia 4.0
8
Making
Indonesia 4.0
9
15 tahun ke depan akan merupakan “masa emas” bagi Indonesia yang akan menikmati bonus demografi
Jepang
Cina
Singapura
Thailand
Indonesia
1930
1970
1970
1970
1975
1920 1970 2000 2030 2050
Bonus demografi Saat ini
Bonus demografi
Selama bonus demografi
Setelah bonus demografi
1.Dikarenakan ketidaktersediaan data, data ini hanya untuk tahun 1961 sampai 19952.Catatan: Periode bonus demografi adalah ketika rasio populasi angkatan kerja terhadap populasi non-angkatan kerja meningkat, yang
memiliki korelasi tinggi dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Rata-rata pertumbuhan PDB Indonesia tahun 1975 hingga 2016.Sumber: Bank Dunia; A.T. Kearney
0.9%5.5%1
6.7%9.2%
2.0%7.3%
3.2%5.8%
?5.4%
Rata-rata pertumbuhan PDB
9
Making
Indonesia 4.0
Industry 4.0 dapat merevitalisasi sektor manufaktur Indonesia melalui inisiatif “Making Indonesia 4.0”
1. Berdasarkan tahun 20162. Belanja R&D Indonesia terhadap PDB saat ini dikisaran 0.1-0.3%Sumber: World Bank, A.T. Kearney
2x peningkatan produktivitas
terhadap biaya1
Meningkatkan produksi dengan mengelola biayanya (serupa dengan perkembangan India)
Mengembalikan posisi ekspor netto (ke level yang sama di tahun 2000)
Membangun kemampuan inovasi lokal (tingkat yang sama dengan China2)
10 ekonomi terbesar dunia tahun 2030
Dampak 4IR
Revolusi Industri Ke-4 Revitalisasi
sektor manufaktur
Meningkat-kan Kekuatan Keuangan Negara
Meraih Kembali Posisi Net Export
Meningkat-kan Belanja Negara
Meningkatkan Investasi
Membangun Ekonomi Yang Kokoh
Dampak langsungDampak tidak langsung
Pasar Tenaga Kerja yang Lebih Baik
11
Making
Indonesia 4.0
Perkiraan manfaat1 implementasi Industry 4.0
•Penambahan pertumbuhan PDB ril dari ~5%2 menjadi 6~7% YoY antara 2018-2030
•Peningkatan kontribusi manufaktur terhadap PDB dari ~16%2 menjadi ~25% pada 2030
•Peningkatan lapangan kerja dari +20 juta menjadi >30 juta lapangan kerja pada 2030
1. Manfaat dihitung berdasarkan perbedaan antara scenario aspirasional dengan scenario baseline dengan menggunakan model ekonomi A.T. Kearney 2. Dalam scenario baseline, petumbuhan PDB ril diperkirakan ~5% YoY antara 2018-2030, jumlah lapangan kerja tambahan di tahun 2030 diperkirakan sekitar 22 juta dengan manufaktur
berkontribusi sekitar ~16% dari total PDB Indonesia pada 20303. Implementasi Industry 4.0 diharapkan mampu menyerap 30~50% dari 30 juta angkatan kerja pada tahun 2030; Tenaga kerja lainnya telah diserap dalam scenario baselineSumber: World Bank, Badan Pusat Statistik, Ministry of Industry, A.T. Kearney
>10 juta3 tambahan lapangan
pekerjaan dari kondisi saat ini
pada 2030
>25% kontribusi manufaktur
terhadap PDB pada 2030
+1-2% p.a. peningkatan
pertumbuhan PDB dari baseline 2018-
2030
Pertumbuhan PDB Penciptaan lapangan kerja
Kontribusi PDB dari manufaktur
“Making Indonesia 4.0” akan meningkatkan PDB secara signifikan, kontribusi manufaktur & menciptakan lapangan kerja
12
Making
Indonesia 4.0
Sektor Terpilih dan Prioritas Nasional
13
Making
Indonesia 4.0
Kimiawi
Kayu & Furnitur
Barang karet & plastik
Industri Kertas
Elektronik, dll.
Makanan & Minuman
Logam Dasar Industri Alat Trans. (Oto)
Tekstil, pakaian
Batubara, kilangminyak & Gas
Industri Mesin
PengolahanTembakau
Farmasi
Barang Logam
Kelayakan
Perhiasan & Barang berharga
Dampak
Barang Non-Logam
Sumber: A.T. Kearney, Bank Dunia, BPS
5 sektor dipilih untuk dijadikan sektor prioritas implementasi 4IR di IndonesiaMatriks Prioritisasi Sektor
Rendah
Tinggi
Rendah Tinggi
5 Sektor Terbesar
Makanan & Minuman
Tekstil
Otomotif
Elektronik
Kimia
~60% PDB mnfkt
~65% ekspor mnfkt.
~60% pekerja mnfkt.
14
Making
Indonesia 4.0
Indonesia menetapkan 10 prioritas nasional untuk “Making Indonesia 4.0”
Perbaikan alur aliran material
Mendesain ulang zona industri
• Memperkuat produksi material sektor hulu; contoh 50% dari bahan baku petrokimia yang masih impor
• Membangun peta jalan zona industri nasional (mis. industry belts); mengatasi permasalahan yang dihadapi di beberapa zona industri
1
2
Akomodasi standar sustainability
Pemberdayaan UMKM
• Kesempatan daya saing melalui tren sustainability global, mis. EV, biofuel, energi terbarukan
• Memberdayakan 3.7 juta UMKM1 melalui teknologi; misalnya e-commerce UMKM, pendanaan teknologi
3
4
Membangun infrastruktur digital nasional• Pembangunan jaringan dan platform digital; mis. 4G
menjadi 5G, Serat optik 1Gbps, Data center dan Cloud
5
Menarik investasi asing
Peningkatan kualitas SDM
• Menargetkan perusahaan manufaktur terkemuka global melalui penawaran yang menarik dan insentif untuk percepatan transfer teknologi
• Desain kembali kurikulum Pendidikan menyesuaikan era Industry 4.0
• Program talent mobility untuk profesional
6
7
Pembentukan ekosistem inovasi
Menerapkan insentif investasi teknologi
• Pengembangan sentra R&D&D2 oleh Pemerintah, swasta, publik, maupun universitas
• Memperkenalkan tax exemption/subsidi untuk adopsi teknologi dan dukungan pendanaan
8
9
Harmonisasi aturan dan kebijakan• Melakukan harmonisasi kebijakan dan peraturan lintas
kementrian
10
10 Prioritas Nasional
1. Termasuk usaha mikro 2. Research & Development & Design2. Sumber: Kementerian Perindustrian, A.T. Kearney
15
Making
Indonesia 4.0
Strategi Industri Agro di Era Industry 4.0
Food and Beverage
16
Making
Indonesia 4.0
Makanan dan minuman adalah sektor manufaktur terbesar di IndonesiaKontribusi makanan dan minuman terhadap sektor manufaktur (%)
Tenaga kerja manufaktur1 (2017)PDB Manufaktur (2017) Ekspor Manufaktur (2017)
1. Termasuk usaha mikro, kecil, dan menengahSumber: BPS diolah Kemenperin, A.T. Kearney
Mamin 30%
Lain lain70%
Mamin31%
Lain lain69% Lain lain
76%
Mamin24%
Total PDB manufakturIDR 2,739 Tn
Total tenaga kerja manufaktur17.5 Mn
Total export manufakturIDR 1,674 Tn
Total PDB nasionalIDR 13,588 Tn
Total export nasionalIDR 2,259 Tn
Total tenaga kerja nasional121 Mn
17
Making
Indonesia 4.0
Beberapa produk mamin berdaya saing global; Indonesia harus memanfaatkan sumberdaya hulu yang potensialKey statistics of food & beverage sector (10 produk teratas)
Export – PDB Mamin. (2016) Konsumsi domestic – Mfg Mamin. (2016)
Produksi – Pertanian & Peternakan (2014)
1. Coconut (copra), palm kernel or babassu oil and their fractions; 2. Converted to IDR assuming USD/IDR of IDR 13,436 for 2016 and IDR 12,440 for 2014; 3. Based on # of chicken stocksSumber: US Comtrade, Euromonitor, FAO, Bank Indonesia, A.T. Kearney
Product IDR Tn2 Global rank (USD-basis) IDR TnProduct
14
3
13
11
11
IDR Tn2Product
10 besar
18
12
4
1
1
6
2
2
43
5
3
1
8
3
4
43
8
4Oil-cake &
other solid residues
Cocoa
Processed crustacea
Palm oil
Processed fish
Prepared aqua
invertebrataBread & pastry
Coconut oil1
Margarine
193
Coffee, tea, mate extracts
11
3
93
Bottled Water 46
Rice
30
Baby Food
31
37
Baked Goods
Dairy
Ready to Drink tea
31
38
Savoury Snacks 21
Noodles
Confectionery 27
19Processed meat & seafood
20
3
4
8
1
419
676Ricepaddy
Coconut
Bananas
43
39
Cattle meat
57
73Maize
Chickeneggs 74
Chickenmeat
Cassava
44
Chillies & peppers 52
Palm fruit
86
Global rank (USD-basis)
Global rank (Vol-basis)
18
Making
Indonesia 4.0
Kontribusi Indonesia sebesar >30% di pasar ASEAN1
ASEAN1 – pasar makanan dan minuman serta peluang bagi Indonesia
10%
16% 33%
18%
2%
21%
ASEAN1 – pasar makanan minuman Indonesia’s F&B sector strategic opportunities
37%
1%
20%
10%
16%
16%
1. Hanya memperhitungkan Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand and VietnamSumber: IHS Markit, A.T. Kearney
2016 2025Total market sizeUSD 291 Milyar
Total market sizeUSD 588 Milyar
VietnamThailandPhillipinesSingapore
MalaysiaIndonesia
2x
Pasar ASEAN menjadi sangat menarik karena besarnya, kedekatan geografis, dan adanya mekanisme kerjasama perdagangan
1Menjadi tuan
rumah yang kuat di pasar domestik
Menjadi pemain terkemuka di
ASEAN2
19
Making
Indonesia 4.0
Indonesia perlu mengatasi tantangan di sektor makanan minuman dan merubah daya saing sektor iniSektor makanan & minuman Indonesia – hari ini menuju 2030
Sumber: A.T. Kearney
Kualitas yang rendah
Produktivitas sektor
pertanian yang rendah
Tidak konsistensinya
pasokan domestik
Rantai supply yang tidak
efisien
Sektor pertanian yang sangat
produktif & yield-nya dapat
diperkirakan
Produsen makanan kemasan
terkemuka
Hub Makanan & Minuman regional
Hari ini 2030
Dukungan yang kuat terhadap
UKM dalam rantai nilai
20
Making
Indonesia 4.0
Sektor makanan minuman di Indonesia menghadapi beberapa kendala sepanjang value chainnyaKendala sektor makanan dan minuman
1. Hanya termasuk Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore, Thailand dan Vietnam2. Termasuk transportasi, pergudangan, dan persediaanSumber: FAO, IHS Markit, World Bank, Amcham, Press search, A.T. Kearney
Pertanian / Peternakan / Perikanan Pengolahan / Pengemasan Perdagangan / Ritel
Logistik
Produktivitas yang rendah akibat pasar yang sangat terfragmentasi, petani kecil menyebabkan lambatnya input dan adopsi teknologi
Meningkatnya tekanan biaya– Opex sektor mamin bertumbuh 7.7% di 2011-2016, 2nd ASEAN1 dibawah Vietnam (9.0%)
Keberadaan middlemen menyebabkan kemungkinan hilangnya laba bagi petani
Pasokan input mamin yang tidak pasti untuk kualitas dan kuantitas tertentu menyebabkan ketergantungan pada impor mis. Gandum, garam, daging, dsb
Infrastruktur dasar yang tidak optimal mis. Sistem irigasi, kualitas air, jalan, energi, yang dapat mengakibatkan rendahnya mutu panen
Pemalsuan (termasuk. Mutu dibawah standar) menyebabkan distorsi pasar dan mencegah kompetisi yang adil; Makanan palsu mencapai 8.5% dari pasar mamin di tahun 2016
Tingginya biaya logistik2 (25% dari penjualan vs 15% di Thailand dan 13% di Malaysia pada 2015). Sebagian besar biaya terkait dengan biaya persediaan untuk mengatasi ketidakpastian dalam logistik
Ketiadaan infrastruktur cold chain menyebabkan kerusakan makanan. Infrastruktur Cold chain saat ini hanya dapat melayani 50% sektor perikanan, 25% peternakan, dan 5% pertanian di 2016
13
4
5
6
7 8
2
Value chain Mfg Makanan Minuman
21
Making
Indonesia 4.0
Indonesia perlu memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia secara komersil untuk meningkatkan sektor makanan minumanJenis teknologi yang dapat digunakan pada value chain
Sumber: Bloomberg, Forbes, Situs perusahaan, A.T. Kearney
Pertanian / Peternakan / Perikanan Pengolahan / Pengemasan Perdagangan / Ritel
• Teknologi Braintree drones menggunakan kamera untuk mendeteksi infeksi hama dan sasaran pestisida yang tepat
• SCR’s intelligence systems dapat memonitor kesehatan ternak, reproduksi, dan kebutuhan nutrisi menggunakan penanda dan ID
• Google’s AI Tensor-Flow digunakan untuk memeriksa kualitas kandungan makananan sebelum diolah lebih lanjut
Tenaga manusia tetap dibutuhkan paska itu
Yield management Advanced factory automation• Tomra’s advan-
ced automated sorting machines mampu memeriksa setiap
Produk per jam, meningkatkan yield, produktivitas dan konsistensi kualitas
Retail management• Trax’s IoT Suite memungkinkan retailer
merespon secara cepat masalah di outlet melalui kamera dan analytics
• Trax’s advanced analytics membantu riteler menganalisa kinerja Pemasok dan memungkinkan mereka meningkatkan penjualan
• Orbcomm menawarkan analytics yang memungkinkan monitoring secara langsung dan mengelola asset dalam infrastruktur cold chain sehingga kualitas dan kualitas operasional dapat terjaga
Logistik
Transportasi Penyimpanan – termasuk cold chain• Maersk mengembangkan remote container management
systems yang memberi data secara langsung lokasi, suhu, dan kondisi catu daya. Teknologi diharapkan dapat mengurangi biaya, kemampuan operasional kendaraan dan mencegah kerusakan produk
• Berkembangnya platform e-commerce untuk produk agri untuk menghilangkan ketergatungan pada middlemen
E-commerce
Value chain Mfg Makanan Minuman
22
Making
Indonesia 4.0
Tantangan
Peluang
Industry 4.0 berfokus pada pembenahan sektor hulu serta peningkatan sektor manufaktur
1. 2014Sumber: A.T. Kearney
• Pasar domestik terbesar di wilayah– 30% total pasar ASEAN
• Sumber daya pertanian yang potensial No. 5 di dunia dalam total volume produksi pertanian• Konsumen beralih ke makanan kemasan modern
• Munculnya pemain yang bersaing secara global– mis. Indofood, Mayora
• Industri sangat terfragmentasi – 80% tenaga kerja di UKM
• Penerapan teknologi terbatas terutama bagi UKM
• Produktivitas yang rendah di hulu (pertanian)• Infrastruktur cold chain yang tidak optimal• Meningkatnya masalah keamanan pangan
Jalur menuju Makanan & Minuman 4.0
Meningkatkan produktifitas agri-sektor hulu dengan teknologi mis: yield management (IoT/ Big data)
Memberdayakan segmen UKM didukung pendanaan & teknologi mis: technology bank, e-commerce
Meningkatkan efisiensi rantai pasokan mis: membangun jaringan cold chain yang lebih baik
Meningkatkan produksi makanan kemasan modern dengan inovasi produk mis: insentif ke R&D
Membangun skala ekonomi dan meningkat kemampuan dengan memanfaatkan pasar domestik yang besar
Mempercepat ekspor dan menjadi kekuatan no.1 industri makanan minuman regional
1
2
3
4
5
6
23
Making
Indonesia 4.0
Meningkatkan net export 50%
Menjadi pemain makanan dan minuman terkemuka di ASEAN
Menjadi eksportir makanan minuman global nomer 5 di
dunia
Makanan minuman 4.0: Menjadi pemain terkemuka di ASEAN
• Penguatan kemampuan secara menyeluruh fokus pada perbaikan sektor hulu pertanian
• Familiarisasi sektor pertanian & mamin dengan teknologi 4IR
Indonesia Food & Beverage (Makanan minuman) 4.0
20212025
2030
• Memperkuat daya saing produk makanan kemasan sederhana – menengah di pasar ASEAN
• Meningkatkan kemampuan teknis dan teknologi di sektor pertanian dan makanan minuman
• Memperkuat kemampuan produksi dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global untuk makanan kemasan modern dan lebih kompleks
• Mengembangkan penggunaan teknologi 4IR di sektor pertanian dan mamin
Sumber: A.T. Kearney
Horizon 1Horizon 2
Horizon 3
Aktivitas utama
Fokus produk
Palm oil Rice
Processedseafood
Chicken Bottled Water
RTD Tea
Noodle
Packaged pre-prepared
meals
Baby food Food supplement
Sugar
Starch Cocoa Processed fruits & veggies
Coffee
Aspirasi
3-5 tahun3-5
5-10 tahun5-10
10-15 tahun10-15
Inisiatif utama
Mengurangi ketergantungan import produk pertanian dan bahan baku manufaktur
Membangun kemampuan makanan minuman di regional ASEAN untuk produk kemasan yang sederhana dan menengah
Memperkuat kemampuan di pasar global untuk makanan kemasan modern dan lebih kompleks
24
Making
Indonesia 4.0
TERIMA KASIH
Gedung Kementerian PerindustrianJl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan
www.kemenperin.go.id
25
Making
Indonesia 4.0
LAMPIRAN
26
Making
Indonesia 4.0 INNOFEST ID 2018 24-27 JULI 2018
PEMBUKAAN
27
Making
Indonesia 4.0 INNOFEST ID 2018 24-27 JULI 2018
Pembukaan secara resmi oleh Menteri Perindustrian didampingi Menteri Komunikasi dan Informatika dan Kepala BPPI Kementerian Perindustrian
28
Making
Indonesia 4.0 INNOFEST ID 2018 24-27 JULI 2018
Penganugerahan Penghargaan Rintisan Teknologi dan Litbang Unggulan Tahun 2018
29
Making
Indonesia 4.0 INNOFEST ID 2018 24-27 JULI 2018
Kunjungan Pameran Innofest ID 2018
30
Making
Indonesia 4.0 INNOFEST ID 2018 24-27 JULI 2018
Kunjungan Pameran Innofest ID 2018
31
Making
Indonesia 4.0 INNOFEST ID 2018 24-27 JULI 2018
Peserta Pameran Innofest ID 2018
32
Making
Indonesia 4.0 INNOFEST ID 2018 24-27 JULI 2018
Beberapa Peserta Pameran Innofest ID 2018
33
Making
Indonesia 4.0 INNOFEST ID 2018 24-27 JULI 2018
Suasana Talkshow Innofest ID 2018