perencanaan agroindustri peternakan.docx

48
TUGAS TERSTRUKTUR PERENCANAAN AGROINDUTRI PETERNAKAN Proyeksi Usaha Ayam Kampung Super “ Setya Farm” Selama 10 Tahun Di Kabupaten Purworejo NAMA : PRASETYO NIM : P2DA 14 010

Upload: prasetyo

Post on 15-Jan-2016

95 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

TUGAS TERSTRUKTURPERENCANAAN AGROINDUTRI PETERNAKAN

Proyeksi Usaha Ayam Kampung Super “ Setya Farm” Selama 10 Tahun Di Kabupaten Purworejo

NAMA : PRASETYONIM : P2DA 14 010

MAGISTER ILMU PETERNAKANFAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANPURWOKERTO

2015

Page 2: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

I. PENDAHULUAN

Dimasa mendatang, kebutuhan konsumsi daging ayam kampung

diperkirakan akan semakin meningkat, baik di perkotaan maupun di pedesaan.

Perbaikan perekonomian nasional yang terus berlangsung, dan dengan elastisitas

yang semakin tinggi, akan menyebabkan konsumsi daging ayam kampung

semakin tinggi. Apabila dibandingkan dengan negara lain, tingkat konsumsi

daging ayam kampung di Indonesia masih rendah. Hal ini membuka peluang bagi

pemasaran daging ayam kampung secara nasional. Jumlah penduduk di Indonesia

yang lebih dari 225 juta jiwa dengan pertumbuhan di atas 1,5% merupakan

potensi pasar domestik yang luar biasa.

Populasi ayam kampung bertambah dalam lima tahun terakhir dari populasi

sekitar 285 juta ekor dengan rataan peningkatan sekitar 3.94%. pada tahun 2011,

2012, dan 2013 berturut turut meningkat dari 264 juta, 274 juta dan 285 juta ekor

dengan produksi daging sebesar 264.493 ton, 267.493 ton dan 319.599 ton

(Ditjennak, 2014). Hal ini menggambarkan bahwa komoditas ayam kampung

berkembang dengan baik.

Dilandasi oleh kebutuhan gizi yang baik dan rasa nikmat, masyarakat kita

terbiasa menyertakan daging ayam kampung dalam menu makanan harian.

Keperluan ini tidak hanya satu atau dua orang saja, tetapi banyak anggota

keluarga. Kebutuhan dalam jumlah besar terhadap daging ayam kampung ini akan

menghasilkan permintaan yang lebih besar (Rasyaf, 2010). Kontribusi daging

ayam dalam konsumsi daging nasional, untuk daging ayam ras (67%), daging

ayam lokal (23%), sedangkan kontribusi telur ayam ras (91.82%) dan telur ayam

lokal (2.83%) dalam konsumsi telur nasional. Produksi daging nasional tahun

2012 sebesar 2.700.000 ton yang terdiri dari daging ayam ras (49%), daging sapi

(18%), daging unggas lokal (11%), daging babi (8%), daging kambing dan domba

(4%), daging kerbau (1%), dan daging lainnya (2%) (Ditjennak, 2014).

Keunggulan ayam kampung, mempunyai produksi daging dengan rasa dan

tekstur yang khas, dan khasiat telur yang spesifik dan biasa digunakan untuk

campuran minuman jamu tradisional. Selain itu ayam kampung tahan terhadap

beberapa jenis penyakit (Sunarto dkk., 2004). Ayam kampung merupakan unggas

Page 3: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

yang mempunyai kelebihan pada daya adaptasi, karena mampu menyesuaikan diri

dengan berbagai situasi, kondisi lingkungan dan perubahan iklim serta cuaca

setempat

Masalah utama dalam pengembangan ayam kampung adalah rendahnya

produktivitas. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem pemeliharaan yang

masih bersifat tradisional, jumlah pakan yang diberikan belum mencukupi dan

pemberian pakan yang belum mengacu kepada kaidah ilmu nutrisi (Gunawan,

2002; Zakaria 2004a), Maka dari itu, diperlukan suatau perencanaan usaha untuk

meningkatkan populasi maupun produktivitas dari ayam kampung.

Page 4: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

II. LINGKUNGAN USAHA PETERNAKAN

2.1 Faktor Makro

Perencanaan sebuah usaha, khususnya peternakan dipengaruhi oleh dua

faktor lingkungan, yaitu faktor lingkungan makro dan juga faktor lingkungan

mikro. Faktor lingkungan makro merupakan faktor-faktor yang berkaitan dengan

daerah atau lingkungan akan dijalankannya usaha tersebut. Faktor makro terdiri

dari beberapa aspek, antara lain klimatik, edafik, biotik, teknologi, ekonomi

finansial, sosial budaya dan kebijakan umum pemerintah.

Berdasarkan hal tersebut, perlu diketahui kondisi daerah perencanaan

usaha yang akan dijalankan. Setya Farm merupakan suatu perusahaan peternakan

yang bergerak dalam bidang pemeliharaan ayam kampung. Setya Farm berada di

Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo, secara geografis berada

pada 109o 47’ 28” Bujur timur, 110o 08’ 20” Bujur Timur, 7o 32’ Lintang Selatan,

sampai dengan 7o 54’ Lintang selatan, dengan luas wilayah 1.034,81752  km2,

terdiri dari 494 desa. Peta Topografis daerah Kabupaten Purworejo sebagian besar

adalah dataran rendah di bagian tengah dan selatan, meliputi Kecamatan Butuh,

Grabag, Kutoarjo, Bayan, Banyuurip, Ngombol, Purwodadi, Bagelen, Banyuurip

dan Purworejo. Dataran tinggi di sisi utara dan sisi timur meliputi Kecamatan

Bruno, Bener, Kaligesing, dan sebagian wilayah Kecamatan Pituruh, Kemiri,

Gebang, Loano dan Bagelen.Kabupaten Purworejo berbatasan dengan Kabupaten

Magelang dan Wonosobo, disebelah timur berbatasan dengan Daerah Istimewa

Yogyakarta, dataran rendah disisi barat berbatasan dengan Kabupaten Kebumen

dan sebelah selatan Samudera Indonesia.

Keadaan rupa bumi (topografi) daerah Kabupaten Purworejo secara umum

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Bagian selatan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 –

25 meter di atas permukaan air laut.

2. Bagian utara merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian antara 25 –

1050 meter di atas permukaan air laut.

Kondisi kemiringan lereng atau kelerengan di Kabupaten Purworejo dapat

dibedakan sebagai berikut :

Page 5: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

1. Kemiringan 0 – 2% meliputi bagian selatan dan tengah wilayah Kabupaten

Purworejo,

2. Kemiringan 2 – 15% meliputi sebagian Kecamatan Kemiri, Bruno, Bener,

Loano, dan Bagelen,

3. Kemiringan 15 – 40% meliputi bagian utara dan timur wilayah Kabupaten

Purworejo,

4. Kemiringan > 40% meliputi sebagian Kecamatan Bagelen, Kaligesing, Loano,

Gebang, Bruno, Kemiri, dan Pituruh.

Jenis tanah di Kabupaten Purworejo terdiri dari tanah konsosiasi alluvial

hidromorf; konsosiasi alluvial kelabu;Asosiasi gley humus dan alluvial

kelabu;komplek latosol coklat tua,latosol coklat kemerahan dan litosol; Asosiasi

latosol coklat kemerahan dan latosol coklat tua ; komplek latosol merah

kuning,latosol coklat tua dan litosol; konsosiasi regosol coklat; konsosiasi regosol

kelabu. Posisi ketinggian Kabupaten Purworejo berkisar antara 0 meter sampai

325 meter diatas permukaan laut. Secara umum Kabupaten Purworejo mempunyai

iklim tropis dengan dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau yang

datang setiap enam bulan silih berganti. Suhu rata-rata 20°C – 32°C. Sedangkan

kelembaban rata-rata antara 70 – 90% dengan curah hujan tertinggi pada bulan

Desember sebesar 9.291 mm, diikuti bulan Januari sebesar 7.849 mm (BPS

Kabupaten Purworejo, 2013)

2.2 Faktor Mikro

Ayam kampung merupakan hewan vertebrata yang termasuk

dalam kelas Aves dengan ordo Galliformes dan spesies Gallus

domesticus. Ayam kampung atau sering disebut ayam bukan ras

(buras) merupakan salah satu ternak unggas yang banyak

dipelihara terutama di daerah pedesaan, karena selain dagingnya

enak dimakan, telur ayam kampung juga sangat diminati orang

karena kandungan proteinnya. Keberadaan ayam kampung sebagai

penghasil telur dan daging dapat menambah pendapatan keluarga.

Selain itu, ayam kampung juga memiliki fungsi strategis dalam

pemenuhan pangan dan gizi masyarakat petani (Aswanto, 2010)

Page 6: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Lain halnya dengan pernyataan tersebut, usaha pemeliharaan

ayam kampung yang dilaksanakan oleh Setya Farm dilakukan

secara intensif. Pemeliharaan secara intensif dibutuhkan beberapa

aspek, agar usaha yang dilaksanakan dapat berjalan dan

memperoleh keuntungan. Aspek penting dalam pemeliharaan ayam

kampung antara lain adalah, pemilihan bibit, manajemen pakan,

perkandangan, pengendalian penyakit dan tenaga kerja yang

dibutuhkan.

a) Pemilihan Bibit

Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha

peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : membeli

DOC ayam kampung langsung dari pembibit, membeli telur tetas dan

menetaskannya sendiri, atau membeli indukan untuk menghasilkan telur tetas

kemudian ditetaskan sendiri baik secara alami atau dengan bantuan mesin penetas.

Secara singkat DOC ayam kampung yang sehat dan baik mempunyai kriteria

sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar

terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat

atau cepat. DOC pada peternakan Setya farm direncanakan akan membeli dari

pembibit “Trias Farm” Bogor.

b) Manajemen Pakan

Faktor pakan mempunyai kontribusi sebesar 70% dalam keberhasilan suatu

usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan

tidak serumit jika beternak ayam pedaging, petelur atau puyuh sekalipun. Bahan

pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, pabrik buatan Charoen

Pokphand. Aspek terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah

kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar

(PK) sebesar 23% dan energi metabolis (EM) sebesar 3000 Kkal/kg. Iskandar et

al. (1998) melaporkan bahwa kebutuhan protein ayam kampung pedaging adalah

15% pada umur 0-6 minggu dan 19% pada umur 6-12 minggu dengan energi

metabolis 2900 kkal/kg. Pakan Konsentrat direncanakan akan memakai pakan

konsentrat BR 511 bravo buatan Charoen Phokphand Jaya Farm.

Page 7: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :

1. 7 gram/per hari sampai umur 1 minggu

2. 19 gram/per hari sampai umur 2 minggu

3. 34 gram/per hari sampai umur 3 minggu

4. 47 gram/per hari sampai umur 4 minggu

5. 58 gram/per hari sampai umur 5 minggu

6. 66 gram/per hari sampai umur 6 minggu

7. 72 gram/per hari sampai umur 7 minggu

8. 74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap

awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.

c) Manajemen Kandang

Syarat kandang yang baik : jarak kandang dengan permukiman minimal

250m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup

baik. Sebaiknya lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau

tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.

Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha

biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak

membahayakan bagi ternak itu sendiri. Banyak pilihan jenis desinfektan yang

ditawarkan oleh berbagai produsen pembuatan obat.

Ukuran kandang : tidak ada ukuran standar kandang yang ideal, akan tetapi

ada anjuran sebaiknya lebar kandang antara 4-8 m dan panjang kandang tidak

lebih dari 70 m. Yang perlu mendapat perhatian adalah daya tampung atau

kapasitas kandang. Tiap meter persegi sebaiknya diisi antara 45-55 ekor DOC

ayam kampung sampai umur 2 minggu, kemudian jumlahnya dikurangi sesuai

dengan bertambahnya umur ayam. Bentuk kandang yang dianjurkan adalah

bentuk postal dengan lantai yang dilapisi litter yang terdiri dari campuran sekam,

serbuk gergaji dan kapur setebal ± 15 cm. Model atap monitor yang terdiri dari

dua sisi dengan bagian puncaknya ada lubang sebagai ventilasi dan bahan atap

menggunakan genteng atau asbes.

Page 8: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Pemeliharaan ayam kampung di bagi dalam dua fase yaitu fase starter (umur

1-4 minggu) dan fase finisher (umur 5-8 minggu). Pada fase starter biasanya

digunakan kandang bok (dengan pemanas) bisa bok khusus atau juga kandang

postal yang diberi pagar. Suhu dalam kandang bok biasanya berkisar antara 30-

32°C. Pada fase finisher digunakan kandang panggung kombinasi slat seperti

model pemeliharaan ayam broiler.

d) Pengendalian Penyakit

Dalam usaha ternak ayam yang sangat penting diperhatikan oleh para

peternak adalah pengendalian penyakit, sebab ada beberapa jenis penyakit apabila

sudah menyerang akan menimbulkan kematian yang cukup tinggi terutama

penyakit tetelo (Newcastle Deaseaes) dan penyakit flu burung. Kedua penyakit ini

belum ada pengobatannya, yang ada baru vaksinnya, sehingga kedua penyakit ini

dalam usaha ternak perlu dilakukan pencegahan.

Dalam usaha ternak ayam buras biasanya tingkat kematian tertinggi terjadi

pada anak ayam. Untuk menekan tingkat kematian ayam buras terutama kematian

anak ayam buras dalam kandang indukan maka perlu diperhatikan tentang

kebersihan, tidak lembab, pakan dan air minum tidak tercampur kotoran dan

vaksinasi. Obat yang digunakan direncanakan merk “Therapy” buatan PT Medion.

Vaksin yang digunakan yaitu “Medivac ND dan vaksin Gumboro “

e. Tenaga Kerja

Rasyaf (2004) menyatakan bahwa peternakan ayam ras pedaging mempunyai

kesibukan yang temporer terutama pagi hari dan pada saat ada tugas khusus

seperti vaksinasi. Oleh karena itu, di suatu peternakan dikenal beberapa jenis

tenaga kerja, antara lain: tenaga kerja tetap, tenaga kerja harian, dan tenaga kerja

harian lepas dan kontrak. Umumnya tenaga kerja tetap adalah staf teknis atau

peternak itu sendiri, karena sifatnya sebagai tenaga kerja atau karyawan bulanan,

maka gaji mereka dimasukkan ke dalam biaya tetap peternakan dan bukan biaya

variabel. Menurut Fadillah (2004), untuk peternakan dengan skala 4.000 ekor

diperlukan tenaga kerja berilmu peternakan dan terampil (terbiasa bekerja di

peternakan) dan satu tenaga kerja kasar harian untuk pekerjaan seperti vaksinasi,

tangkap ayam, membersihkan brooder (tempat indukan), menjual ayam, dan

Page 9: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

sebagainya. Pada peternakan Setya Farm pemilik sebagai konsultan, dan memiliki

1 manager farm serta baberapa tenaga kasar.

f. Bahan Penunjang (sekam, listrik, dan bahan bakar)

Menurut Abidin (2002), cahaya terbaik bagi pertumbuhan ayam adalah

bersumber dari cahaya matahari, yang secara langsung membantu membentuk

vitamin D di dalam tubuh ayam dan secara tidak langsung membantu ayam dalam

menemukan pakan dan minum di dalam kandang. Pada malam hari atau jika

cuaca sedang gelap, dibutuhkan sumber cahaya buatan baik berupa listrik maupun

lampu minyak. Selanjutnya, Fadillah (2004), mengatakan bahwa intensitas cahaya

pada malam hari yang diperlukan dari lampu harus setara dengan satu lampu

bohlam 150 watt untuk luas lantai 93 m2. Selama masa pemeliharaan awal (21

hari) per 1.000 ekor bibit ayam dibutuhkan gas LPG 50 kg sebanyak 5-7 tabung,

minyak tanah 100-120 liter dan batu bara 100-130 kg. Menurut Fadillah (2004),

sekam berperan penting dalam pemeliharaan ayam ras pedaging, terutama ayam

yang dipelihara di dalam kandang postal (sistem liter). Sekam berfungsi sebagai

tempat tidur, tempat istirahat, dan tempat beraktivitas ayam serta tempat

menampung kotoran yang dikeluarkan ayam. Sekam harus selalu dijaga agar tetap

kering, tidak basah dan menggumpal.

2.3. Ancaman Usaha

Secara umum pelaksanaan pengembangan usaha peternakan ayam kampung

tidak memiliki kendala yang rumit. Kendala yang mungkin ada adalah mengenai

penyebaran yang belum merata di beberapa daerah terutama penghasil DOC ayam

kampung super. Namun berdasarkan perizinan dan peraturan pemerintah daerah

pembangunan peternakan tidak terjadi hambatan bahkan diberi dukungan penuh

terkait dengan kebutuhan protein hewani yang semakin meningkat dan tingkat

konsumsi masyarakat yang tinggi akan dagiang ayam kampung. Budaya dan mata

pencaharian masyarakat juga sangat mendukung dengan dunia peternakan.

Perkembangan teknologi juga telah menjadi pemecahan masalah bagi limbah

peternakan. Saat ini limbah peternakan tidak lagi menjadi masalah, justru menjadi

Page 10: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

pendapatan tambahan bagi peternak. Ancaman penyakit cukup banyak

berkembang, masalah penyakit dapat diantisipasi oleh adanya obat-obatan, vaksin,

vitamin dan lain-lain. Ancaman yang muncul lainya adalah produktivitas yang

kurang optimal dari ayam kampung.

III. SATUAN TERNAK (ST) DAN KOEFISIEN TEKNIS (KT)

III.1. Satuan Ternak

Satuan Ternak (ST) adalah ukuran yang digunakan untuk menghubungkan

berat badan ternak dengan jumlah makanan ternak yang dimakan. Jadi ST

memiliki arti ganda, yaitu ternak itu sendiri atau jumlah makanan ternak yang

dimakannya. Mula-mula ST digunakan pada ternak pemamah biak (rumninansia)

untuk mengetahui daya tampung suatu padang rumput terhadap jumlah ternak

yang dapat dipelihara dengan hasil rumput dari padang rumput tersebut. Namun

penggunaan ST kini juga pada jenis ternak lainnya. Manfaat Satuan Ternak (ST)

yaitu :

a) Untuk mengetahui potensi ternak suatu daerah

b) Untuk memproduksi kebutuhan makanan

c) Sebagai standart untuk pertukaran ternak

III.2. Penggunaan Satuan Ternak

Penggunaan satuan ternak pada ternak unggas baik broiler maupun petelur

terbatas pada beberapa unsur masukan, yaitu kandang, tenaga kerja, obatan dan

kebutuhan kecil lain-lainnya. Unsur masukan dan keluaran lainnya dihitung atas

dasar penggunaan koefisien teknis. Dari uraian di atas ternyata, bahwa parameter

satuan ternak tidak dapat digunakan untuk menghitung semua komponen masukan

dan keluaran ternak omnivora, karena ST berasal mula dari cara menghitung daya

tampung makanan ternak di suatu padang pengembalaan untuk ternak pemakan

rumput dan hijauan. Tapi ST sendiri adalah satu dari sekian banyak koefisien

Teknis yang dikelompokkan secara tersendiri. Untuk semua perhitungan masukan

Page 11: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

dan keluaran, biasanya digunakan satuan ternak dan koefisien teknis secara

bersama-sama.

III.3. Koefisien Teknis

Sistem pengukuran memerlukan patokan-patokan tertentu. Untuk

menghitung suatu besaran yang bersifat linear, luas bidang, besaran volume atau

jumlah berat, diperlukan angka standar, yang mematuhi kaidah-kaidah yang sudah

ditentukan, yang dipilih, disebut koefisien teknis (KT), dan dapat berbentuk

persentase (%), ukuran linear (m, cm), ukuran berat (kg, ton), ukuran volume (1,

cc), ukuran luas (m2, Ha), ukuran waktu (jam, hari, minggu, bulan, tahun), rasio

antara sumber daya (feed-Egg Ratio, Gainfeed Ratio). Di dalam menghitung

produksi, KT sangat diperlukan.

Di dalam bidang peternakan, semua jenis koefisien teknis dapat

dikelompokkan ke dalam lima kelompok, yaitu :

a) Koefisien Teknis yang berhubungan dengan masukan, misalnya Satuan Ternak

dan tingkat penggunaan sumber daya untuk masukan.

b) Koefisien Teknis yang berhubungan dengan reproduksi, misalnya angka

kelahiran, service per conception pada kawin suntik.

c) Koefisien Teknis yang berhubungan dengan produksi, misalnya pertambahan

berat badan harian, produksi susu rata-rata per ekor per hari, produksi telur

rata-rata per ekor perhari.

d) Koefisien Teknis yang berhubungan dengan rasio sumber daya, misalnya ; sex

ratio, feed –egg ratio, feed-gain, bull-cow ratio.

e) Koefisien Teknis yang berhubungan dengan sifat teknis non biologis, misalnya

depresiasi tahunan, umur mesin, pemakaian bahan bakar.

III.4. Nilai dan Penggunaan Satuan Ternak

Satuan ternak digunakan disamping untuk menghitung daya tampung

makanan ternak suatu padang rumput atau daya tampung sisa hasil usaha tani

suatu areal tanah pertanian terhadap jumlah ternak, dapat juga digunakan untuk

perhitungan berbagai masukan dan keluaran fisik. Dengan demikian biaya

Page 12: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

masukan dan penerimaan dapat pula diperhitungkan. Masukan fisik misalnya,

rumput, hijauan dan makanan ternak lainnya, luas kancang, luas padang rumput,

jumlah air minum, obat, perkawinan ternak dan tenaga buruh. Output fisik

misalnya, jumlah pupuk kandang, jumlah berat badan dan tenaga kerja ternak.

Satuan ternak memiliki nilai yang berbeda pada setiap jenis ternak dan

setiap tingkat umur ternak. Satuan ternak digunakan untuk menyetarakan ternak

pada satu satuan yang sama sehingga dapat mempermudah dalam perhitungan,

estimasi dan proyeksi yang akan diberlakukan pada ternak itu sendiri. Nilai satuan

ternak setiap komoditas ternak dan pada tingkat umur ternak dapat dilihat pada

table 1 di bawah ini.

Tabel 1. Nilai Satuan Ternak

Sumber : Direktorat Peternakan. 1997

Page 13: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

IV. PROYEKSI FISIK DAN FINANSIAL

4.1 Komponen Fisik dan Faktor Waktu

Koefisien teknis dalam perencanaan usaha pemeliharaan ayam kampung

“Setya Farm” antara lain :

1. Ayam yang dipelihara : 100.000 ekor dalam 1 periode pemeliharaan (DOC

jantan) yaitu periode pemeliharaan selama 2 bulan, istirahat kandang 7

hari, 1 tahun 5x siklus produksi

2. Masa/Periode pemeliharaan : 2 bulan, istirahat kandang 7 hari

3. Pakan yang diberikan :

Jumlah pakan yang diberikan sesuai tingkatan umur adalah sebagai berikut :

7 gram/per hari sampai umur 1 minggu

19 gram/per hari sampai umur 2 minggu

34 gram/per hari sampai umur 3 minggu

47 gram/per hari sampai umur 4 minggu

58 gram/per hari sampai umur 5 minggu

66 gram/per hari sampai umur 6 minggu

72 gram/per hari sampai umur 7 minggu

74 gram/per hari sampai umur 8 minggu

4. Bobot akhir : 1 kg/ekor (pemeliharaan 2 bulan), lalu dijual

5. Mortalitas : 5 % setiap pemeliharaan tiap 1250 ekor

6. Kebutuhan pakan : Konsentrat 100%

7. Kebutuhan kandang : 1 m2/20 ekor

Page 14: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

4. 1. Proyeksi Usaha Tahun ke-0 sampai tahun ke 10

Page 15: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

4. 2. Komponen Finansial Dan Faktor Waktu

4.3. Biaya Investasi Dan penyusutan

No ItemBanyaknya

(Unit)luas (m2) Satuan Harga Jumlah

1 Pendirian bangunan

a. Kandang 16 325 m2 Rp 100,000.00 Rp 520,000,000.00

b. Kantor (pemasaran dan penjualan) 2 200 m2 Rp 750,000.00 Rp 300,000,000.00

c. Gudang 2 200 m2 Rp 750,000.00 Rp 300,000,000.00 d. Ruang Karyawan 1 90 m2 Rp 750,000.00 Rp 67,500,000.00 e pagar 1 10000 m2 Rp 25,000.00 Rp 250,000,000.00 f tempat parkir 1 100 m2 Rp 100,000.00 Rp 10,000,000.00

2 Peralatan

a. tempat pakan 5000 unit Rp 25,000.00 Rp 125,000,000.00 b. tempat minum 5000 unit Rp 30,000.00 Rp 150,000,000.00 c. Box plastic ayam panen 5000 unit Rp 50,000.00 Rp 250,000,000.00 d. ember, sapu 50 unit Rp 20,000.00 Rp 1,000,000.00 e. sekop 10 unit Rp 50,000.00 Rp 500,000.00 f. lampu 160 unit Rp 15,000.00 Rp 2,400,000.00 g. kabel 2000 m2 Rp 2,000.00 Rp 4,000,000.00 h. Terpal 5000 m2 Rp 20,000.00 Rp 100,000,000.00 i. timbangan 16 unit Rp 500,000.00 Rp 8,000,000.00 j. pompa air + tangki air 20 m Rp 500,000.00 Rp 10,000,000.00 k. selang air 2000 m Rp 10,000.00 Rp 20,000,000.00 l. perlengkapan brooder 100 unit Rp 1,000,000.00 Rp 100,000,000.00

3 Peralatan Kantor

a. Meja dan kursi 10 unit Rp 1,000,000.00 Rp 10,000,000.00

b. Komputer 4 unit Rp 4,000,000.00 Rp 16,000,000.00

c. Printer 4 unit Rp 500,000.00 Rp 2,000,000.00

4 Kendaraan

Truk Box 4 unit Rp 150,000,000.00 Rp 600,000,000.00 Pick up 2 unit Rp 75,000,000.00 Rp 150,000,000.00 Sepeda motor 4 unit Rp 20,000,000.00 Rp 80,000,000.00

Rp 3,076,400,000.00 Total Investasi

INVESTASI

Page 16: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

No Item Daya Tahan Nilai Baru Nilai Sisa Penyusutan

1 Pendirian bangunan

a. Kandang 10 Rp 520,000,000.00 Rp 100,000,000.00 42,000,000.00Rp b. Kantor (pemasaran dan penjualan) 10 Rp 300,000,000.00 Rp 50,000,000.00 25,000,000.00Rp c. Gudang 10 Rp 300,000,000.00 Rp 50,000,000.00 25,000,000.00Rp d. Ruang Karyawan 10 Rp 67,500,000.00 Rp 30,000,000.00 3,750,000.00Rp e pagar 10 Rp 250,000,000.00 Rp 100,000,000.00 15,000,000.00Rp f tempat parkir 10 Rp 10,000,000.00 Rp 5,000,000.00 500,000.00Rp

2 Peralatan

a. tempat pakan 10 Rp 125,000,000.00 Rp 50,000,000.00 7,500,000.00Rp

b. tempat minum 10 Rp 150,000,000.00 Rp 75,000,000.00 7,500,000.00Rp

c. Box plastic ayam panen 10 Rp 250,000,000.00 Rp 50,000,000.00 20,000,000.00Rp d. ember, sapu 10 Rp 1,000,000.00 Rp 500,000.00 50,000.00Rp

e. sekop 10 Rp 500,000.00 Rp 10,000.00 49,000.00Rp

f. lampu 10 Rp 2,400,000.00 Rp 1,000,000.00 140,000.00Rp

g. kabel 10 Rp 4,000,000.00 Rp 2,000,000.00 200,000.00Rp

h. Terpal 10 Rp 100,000,000.00 Rp 50,000,000.00 5,000,000.00Rp

i. timbangan 10 Rp 8,000,000.00 Rp 4,000,000.00 400,000.00Rp

j. pompa air + tangki air 10 Rp 10,000,000.00 Rp 3,000,000.00 700,000.00Rp

k. selang air 10 Rp 20,000,000.00 Rp 10,000,000.00 1,000,000.00Rp

l. perlengkapan brooder 10 Rp 100,000,000.00 Rp 60,000,000.00 4,000,000.00Rp

3 Peralatan Kantor

a. Meja dan kursi 10 Rp 10,000,000.00 Rp 1,500,000.00 Rp 850,000.00

b. Komputer 10 Rp 16,000,000.00 Rp 4,000,000.00 Rp 1,200,000.00

c. Printer 10 Rp 2,000,000.00 Rp 500,000.00 Rp 150,000.00

4 KendaraanTruk Box 10 Rp 600,000,000.00 Rp 400,000,000.00 20,000,000.00Rp Pick up 10 Rp 150,000,000.00 Rp 50,000,000.00 10,000,000.00Rp Sepeda motor 10 Rp 80,000,000.00 Rp 40,000,000.00 4,000,000.00Rp

Rp 3,076,400,000.00 193,989,000.00Rp

PENYUSUTAN

Page 17: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

4.4 Biaya Tetap

No Jabatan Jumlah (orang)Jumlah Upah/Bulan

(Rp)Total Balas Jasa (perbulan) Total Balas Jasa (pertahun)

1 Director (owner)2 Kepala Peternakan 1 Rp 3,000,000.00 3,000,000.00Rp 36,000,000.00Rp 3 Kepala Pemasaran 1 Rp 3,000,000.00 3,000,000.00Rp 36,000,000.00Rp 4 Acounting 1 Rp 1,500,000.00 1,500,000.00Rp 18,000,000.00Rp 5 Admin 1 Rp 1,200,000.00 1,200,000.00Rp 14,400,000.00Rp 6 spv kandang 1 Rp 1,500,000.00 1,500,000.00Rp 18,000,000.00Rp

7 Manager 1 Rp 2,500,000.00 2,500,000.00Rp 30,000,000.00Rp 8 karyawan produksi 32 Rp 1,200,000.00 38,400,000.00Rp 460,800,000.00Rp 10 karyawan pemasaran 1 Rp 1,200,000.00 1,200,000.00Rp 14,400,000.00Rp 11 karyawan bahan baku 1 Rp 1,200,000.00 1,200,000.00Rp 14,400,000.00Rp

12 Satpam 2 Rp 1,200,000.00 2,400,000.00Rp 28,800,000.00Rp 42 55,900,000.00Rp 670,800,000.00Rp

JUMLAH TENAGA KERJA DAN BALAS JASA

Total

Cicilan Bank

No Item Penyusutan Hutang 500,000,000.00Rp 1 Penyusutan 193,989,000.00Rp Bunga 13.50%2 Gaji karyawan 670,800,000.00Rp Jangka waktu 120 Bulan3 Cicilan bank 56,750,000.00Rp cicilan/bln 4,729,166.67Rp 4 Pajak 36,000,000.00Rp cicilan/th 56,750,000.00Rp 5 Pemeliharaan kandang 16,000,000.00Rp 6 Pemeliharaan kendaraan 10,000,000.00Rp 7 pajak pph 25,000,000.00Rp 7 CSR 25,000,000.00Rp

1,033,539,000.00Rp

BIAYA TETAP

Total Biaya Tetap

Page 18: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

4.5. Biaya Variabel

No Item Jumlah (perhari) Nilai Pertahun Jumlah Nilai Total1 Bahan Baku

a. DOC 1389 ekor/hari 7,000.00Rp 360 500,000 3,500,000,000.00Rp b. Pakan 3665 kg/hari 7,500.00Rp 360 1,319,500 9,896,250,000.00Rp c. broder + keswan 1600 1000 rupiah/ekor 1,000.00Rp 360 576,000 576,000,000.00Rp

2 Transportasi 13,972,250,000.00Rp a. truk 10 liter/hari 6,700.00Rp 360 67000.00 448,900,000.00Rp b. pic up 10 liter/hari 7,600.00Rp 360 76000.00 577,600,000.00Rp c. motor 4 liter/hari 7,600.00Rp 360 30400.00 231,040,000.00Rp 1,257,540,000.00Rp

3 Listrik 16,000,000.00Rp /bulan 12 bulan 192,000,000.00Rp 192,000,000.00Rp TOTAL

15,421,790,000.00Rp TOTAL

BIAYA VARIABEL

4.6. Analisa Cash Flow

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

ayam 1 kg 0 18,050,000,000.00 20,486,750,000 23,150,027,500 26,159,531,075 29,560,270,115 33,403,105,230 37,745,508,910 42,652,425,068 48,197,240,327 54,462,881,569 - - - - - - - - - -

Bunga Deposito 0 43,750,000 49,437,500 55,864,375 63,126,744 71,333,220 80,606,539 91,085,389 102,926,490 116,306,933 131,426,835 Total In flow 0 18,093,750,000.00 20,536,187,500.00 23,205,891,875.00 26,222,657,818.75 29,631,603,335.19 33,483,711,768.76 37,836,594,298.70 42,755,351,557.53 48,313,547,260.01 54,594,308,403.81

Investasi 3,076,400,000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Biaya tetap 0 1,033,539,000Rp 1,167,899,070 1,319,725,949 1,491,290,322 1,685,158,064 1,904,228,613 2,151,778,332 2,431,509,516 2,747,605,753 3,104,794,501

Biaya variabel 0 15,421,790,000Rp 17,426,622,700.00 19,692,083,651.00 22,252,054,525.63 25,144,821,613.96 28,413,648,423.78 32,107,422,718.87 36,281,387,672.32 40,997,968,069.72 46,327,703,918.79 Total Out Flow 3,076,400,000 16,455,329,000.00 18,594,521,770.00 21,011,809,600.10 23,743,344,848.11 26,829,979,678.37 30,317,877,036.56 34,259,201,051.31 38,712,897,187.98 43,745,573,822.41 49,432,498,419.33 Selisih/benefit 3,076,400,000 1,638,421,000.00 1,941,665,730.00 2,194,082,274.90 2,479,312,970.64 2,801,623,656.82 3,165,834,732.21 3,577,393,247.39 4,042,454,369.55 4,567,973,437.60 5,161,809,984.48

Cash FlowTahun Ke

Cash Flow

In flow

CASH FLOW USAHA SETYA FARM 10 TAHUN DENGAN ESTIMASI PRODUKSI YANG STATIS

Page 19: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

4.6. NERACA KEUANGAN PT SETYA FARM

ayam siap jual 18,050,000,000.00Rp Biaya produksi 16,455,329,000.00Rp Deposito 500,000,000.00Rp

peralatan kandang 297,500,000.00Rp Bank 500,000,000.00Rp Peralatan kantor 6,500,000.00Rp Modal sndiri 500,000,000.00Rp

Bangunan 1,120,000,000.00Rp 0Kendaraan 830,000,000.00Rp Total Asset 20,804,000,000.00Rp Total Liability 17,455,329,000.00Rp

Net Worth 3,348,671,000.00Rp

Liquiditas 1.13 TOTAL ASET 22160000000Solvabilitas 100Rasio Modal bersih 1.191842331 HUTANG LANCR 18849579000D/E ratio 34.910658

Jangka Panjang (Long Term Debt)

Asset LiabilityAktiva Lancar (Current Asset) Hutang lancar (Current Liability )

Aktiva Menengah (Intermediet Asset) Hutang tengah (Intermediet Liability)

Aktiva Tetap (Fixed Asset)

Page 20: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

V. KELAYAKAN USAHA

Studi kelayakan proyek atau usaha adalah tentang dapat tidaknya suatu

proyek dilaksanakan, biasanya proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil

(Husnan dan Suwarsono, 2000). Menentukan layak atau tidaknya suatu proyek

atau usaha harus dilihat dari berbagai aspek. Setiap aspek untuk dikatakan layak

harus memiliki suatu standar tertentu. Namun penilaian tidak hanya dilakukan

pada hanya satu aspek saja. Penilaian untuk menentukan kelayakan harus

didasarkan kepada seluruh aspek yang akan dinilai, tidak berdiri sendiri. Jika ada

aspek yang kurang layak akan diberikan beberapa saran perbaikan sehingga

memenuhi kriteria yang layak. Namun, apabila tidak dapat memenuhi kriteria

tersebut sebaiknya jangan dijalankan (Keown, et all. 2001). Menurut Husnan dan

Suwarsono (2000) secara umum aspek-aspek yang diteliti dalam studi kelayakan

usaha meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek finansial, aspek manajemen, aspek

hukum, aspek ekonomi, dan aspek sosial.

5.1 Analisa Pasar dan Pemasaran

5.1.1 Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-

kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dipilih

sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.

Segmentasi pasar (marketing segmentation) merupakan suatu langkah awal

pemasaran (marketing) untuk membagi-bagi berbagai macam konsumen yang ada

di pasar dan memilih salah satu bagian dari segmen tersebut yang akan dijadikan

target pemasaran (Marketing Target). Kelompok sasaran masyarakat umum yang

berada dalam wilayah pemasaran dan dalam memasarkan ayam kampong dapat

dibagi menjadi tiga kelas sebagai berikut.

a. Konsumen utama

Merupakan kelompok konsumen yang membeli ternak dalam bentuk DOC

yang kemudian akan digemukkan/dipelihara.

Page 21: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

b. Konsumen menengah

Merupakan konsumen yang membeli ternak untuk dijual kembali ke

konsumen yang lainnya baik Pullet atau afkir.

c. Konsumen biasa

Merupakan kelompok konsumen yang membeli ternak untuk memenuhi

kebutuhan sendiri, baik untuk acara keagamaan, kelahiran atau yang lainya.

5.1.2 Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah pihak yang menjalankan fungsi-fungsi

pemasaran.Lembaga ini dapat terdiri dari perorangan atau pun kelompok. Di mana

masing-masing lembaga pemasaran tersebut dapat menjalanjan salah satu atau

pun beberapa tugas sekaligus. Lembaga pemasaran dalam usaha ini dibagi

menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut.

1. Pedagang perantara,

a. Produsen, sebagai pembuat dan penyalur.

b. Pedangan besar, sebagai penjual barang dalam partai besar.

c. Pengecer, sebagai penjual barang kepada konsumen.

Perantara agen, yaitu lembaga pemasaran yang melaksanakan perdagangan

dengan menyediakan jasa/fungsi khusus yang berhubungan dengan penjualan dan

distribusi barang tetapi tidak berhak memiliki barang tersebut

5.2 Analisa Finansial

Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk menentukan apakah suatu

usaha dari segi finansial layak atau tidak untuk dijalankan. Analisis kelayakan

finansial usaha peternakan ayam kampong oleh “PT. Setya Farm, Purworejo”

dilakukan dengan mengkaji aspek finansial. Aspek-aspek finansial menggunakan

kriteria-kriteria analisis investasi yaitu, Net Present Value (NPV), Internal Rate

Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Break Event Point (BEP), dan

Page 22: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Payback Period (PP). Untuk menganalisis kriteria-kriteria tersebut digunakan

suatu metode perhitungan atau yang sering disebut arus kas (cash flow). Cash flow

disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode tertentu serta

memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari

mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Lebih sederhanannya cash flow

bertujuan untuk mengetahui besarnya manfaat yang diterima dan biaya yang

dikeluarkan dalam proyek atau usaha yang dijalankan oleh oleh “PT. Setya Farm,

Purworejo”

Berikut ini rincian kondisi Finansial PT Setya Farm :

A. Biaya Investasi

Biaya investasi awal perusahaan sebesar Rp 3,076,400,000 dan memiliki

biaya penyusutan per tahunnya sebesar Rp193,989,000.00 dengan rincian yang

tertera pada Lampiran .

B. Struktur Finansial

Modal perusahaan untuk investasi didapat dari hutang bank dan modal

pribadi. Perusahaan meminjam uang ke bank sebesar Rp 500.000.000. dengan

bunga 13,5%. Pinjaman beserta bunganya dibayar dalam waktu 10 tahun.

- Estimasi Penjualan

Ayam kampong yang dijual pada perusahaan ini harganya berdasarkan harga

pasar dan berdasar bobot ayam (1 kg, yaitu Rp.38.000,00).

Nilai penjualan per tahun sebesar Rp18,050,000,000.00

- Estimasi Biaya Produksi

Biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan ini terdiri dari biaya tetap

dan biaya variabel. Biaya tetap yang dikeluarkan per tahun adalah sebesar

Page 23: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Rp1,033,539,000.00 dan biaya variabel yang dikeluarkan per tahun adalah

sebesar Rp15,421,790,000.00 per tahunnya.

- Cash Flow

Rincian cash flow dimana mencakup pengeluaran dan penerimaan dari

kegiatan bisnis peternakan ayam ini tertera pada Lampiran .

- Proyeksi Neraca Untung Rugi

Jumlah penerimaan lebih besar dari biaya-biaya yang dikeluarkan setiap

tahunnya . Proyeksi neraca untung rugi PT. Setya Farm ini tertera pada Lampiran

- Kriteria Investasi

Kriteria investasi disesuaikan dengan nilai NPV, IRR, B/C, dan PBP.

Berdasarkan hasil analisis finansial didapatkan hasil sebagai berikut;

Net Present Value (NPV)

Net Present Value (NPV) suatu proyek atau usaha adalah selisih antara nilai

sekarang (present value) manfaat dengan arus biaya. NPV juga dapat diartikan

sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Menurut

Keown (2001), Net Present Value diartikan sebagai nilai bersih sekarang arus kas

tahunan setelah pajak dikurangi dengan pengeluaran awal. Dalam menghitung

NPV perlu ditentukan tingkat suku bunga yang relevan. Kriteria investasi

berdasarkan NPV yaitu:

1. NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar

modal sosial Opportunities cost faktor produksi normal. Dengan kata

lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi.

2. NPV > 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan

dapat dilaksanakan.

3. NPV < 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang

dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan

sebaiknya tidak dilaksanakan.

Page 24: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

NPV yang didapat pada usaha peternakan Setya Farm yaitu sebesar Rp.

27,730,585,865 sehingga usaha tersebut dikatakan “Go”.

Cara mencari Discount faktor :

NPV total penerimaan = total penerimaan tahun ke t x discount faktor

NPV total biaya = total biaya tahun ke t x discount faktor

NPV pendapatan = pendapatan tahun ke t x discount faktor atau

(NPVtotal penerimaan – NPV total biaya)

Nilai net present value (NPV)= total NPV pendapatan – investasi

= Rp 17,228,998,376 - Rp 3,076,400,000= Rp 14,152,598,376

Net Persent Pendapatan Usaha.

Tahun ke Kas Bersih Df 13.5% PV Kas Bersih0 3,076,400,000 1 3,076,400,000 1 1,638,421,000 0.881057269 1,443,542,731 2 1,851,415,730 0.776261911 1,437,183,512 3 2,092,099,775 0.683931199 1,430,852,307 4 2,364,072,746 0.602582554 1,424,548,993 5 2,671,402,203 0.530909739 1,418,273,447 6 3,018,684,489 0.467761885 1,412,025,546 7 3,411,113,472 0.412125009 1,405,805,169 8 3,854,558,224 0.363105735 1,399,612,195 9 4,355,650,793 0.319916947 1,393,446,503

10 4,921,885,396 0.281865151 1,387,307,972 17,228,998,376

Tingkat Bunga 13.5%

NET PRESENT VALUE

NPV

Berdasarkan hasil perhitungan dan persamaan nilai rupiah di masa sekarang

dan yang akan datang pada table di atas, dapat dinyatakan bahwa NPV usaha

Peternakan PT. Setya Farm lebih besar dari 0, yang artinya layak untuk

dilaksanakan sampai 10 tahun kedepan.

Page 25: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

International Rate Ratio (IRR)

IRR adalah tingkat diskonto yang dapat membuat manfaat sekarang netto

dari arus manfaat netto tambahan atau arus uang tambahan sama dengan nol atau

dengan kata lain bahwa tingkat IRR merupakan tingkat bunga maksimum yang

dapat dibayar oleh proyek sehubungan dengan sumberdaya yang digunakan.

Biasanya hasilnya dibandingkan dengan bunga deposito yang sedang berlaku.

IRR=P1−C 1xP 2−P 1C 2−C 1

P1 = tingkat bunga satu

P2 = tingkat bunga dua

C1 = NPV 1(bernilai +)

C2 = NPV 2 (bernilai -)

Perhitungan Internal Rate Return Usaha

13.5 15

Tahun ke Kas Bersih Df 13.5% PV Kas Bersih Df 15% PV Kas Bersih0 3,076,400,000 1 3,076,400,000 1 3,076,400,000 1 1,638,421,000 0.881057269 1,443,542,731 0.869565217 1,424,713,913 2 1,851,415,730 0.776261911 1,437,183,512 0.756143667 1,399,936,280 3 2,092,099,775 0.683931199 1,430,852,307 0.657516232 1,375,589,562 4 2,364,072,746 0.602582554 1,424,548,993 0.571753246 1,351,666,265 5 2,671,402,203 0.530909739 1,418,273,447 0.497176735 1,328,159,026 6 3,018,684,489 0.467761885 1,412,025,546 0.432327596 1,305,060,608 7 3,411,113,472 0.412125009 1,405,805,169 0.37593704 1,282,363,902 8 3,854,558,224 0.363105735 1,399,612,195 0.326901774 1,260,061,921 9 4,355,650,793 0.319916947 1,393,446,503 0.284262412 1,238,147,800 10 4,921,885,396 0.281865151 1,387,307,972 0.247184706 1,216,614,795

17,228,998,376 16,258,714,071.53 NPV

INTERNAL RATE RETURN

IRR=13,5−Rp .17,228,998,376−x15−13,5

Rp .16,258,714,071.53−Rp .17,228,998,376

IRR = 40.13 %

Kisaran bunga deposito setiap bank berbeda dan IRR hasil perhitungan

usaha PT. Setya Farm menunjukkan angka 40.13 % artinya diatas rata-rata

bunga deposito yaitu 8,75 %. Hal tersebut menunjukkan bahwa modal usaha yang

dilimpahkan pada usaha dapat dikelola dengan baik atau dengan kata lain lebih

Page 26: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

baik digunakan sebagai modal usaha dibandingkan dengan di depositokan ke

bank.

Benefit/Cost Ratio (B/C)

Analisis manfaat-biaya merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta kelayakan suatu proyek. Analisis

ini memperhitungkan biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan

suatu program. Perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

Perhitungan Benefit/Cost Ratio

B/C RASIOB/C pertahun Tahun ke PV Cost PV Benefit

0.469461058 0 3076400000 14442500000.099567806 1 14498087225 14435427310.099567806 2 14434218999 14371835120.099567806 3 14370632131 14308523070.099567806 4 14307325382 14245489930.099567806 5 14244297517 14182734470.099567806 6 14181547307 14120255460.099567806 7 14119073531 14058051690.099567806 8 14056874969 13996121950.099567806 9 13994950409 13934465030.099567806 10 13933298646 13873079720.107403954 TOTAL 145216706114.66 15596848376

B/C = Rp 155.968.483.76 Rp. 145.216.706.114

= 0,10

Berdasarkan perhitungan B/C diketahui bahwa usaha PT. Setya Farm ini

feasible (lebih dari 1) , artinya layak diaksanakan. Artinya setiap peengeluaran

uang sebesar Rp 1, mendapat keuntungan Rp 0,10. (Layak)

Page 27: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Perhitungan Return/ Cost Rasio (R/C)

R/C RASIOTahun ke PV Cost PV Penerimaan R/C prtahun

0 3076400000 3076400000 11 14498087225 15941629956 1.0995678062 14434218999 15871402511 1.0995678063 14370632131 15801484438 1.0995678064 14307325382 15731874375 1.0995678065 14244297517 15662570964 1.0995678066 14181547307 15593572854 1.0995678067 14119073531 15524878700 1.0995678068 14056874969 15456487164 1.0995678069 13994950409 15388396912 1.099567806

10 13933298646 15320606617 1.099567806TOTAL 145216706114.66 159369304490.82 1.097458473

R/C = Rp 159.369.304.490 Rp. 145.216.706.114

= 1,09

Berdasarkan perhitungan R/C diketahui bahwa usaha PT. Setya Farm ini feasible

(lebih dari 1) , artinya layak diaksanakan. Artinya Setiap Pengeluaran uang sebsar

Rp 1, akan mendapatkan uang kembali (penerimaan atau Revenue) sebesar Rp

1,09 rupiah.

Pay Back Pheriod (PBP)

Merupakan tekhnik perhitungan yang digunakan untuk mengetahui berapa

lama modal yang ditanamkan akan kembali. Berdasarkan perhitungan analisis

finansial, usaha “PT.Setya Farm” dapat menguntungkan jika dijalankan dan

mampu bersaing ditengah-tengah maraknya perindustrian pepeternakan ayam

kampung.

Payback period=n+ a−bc−b

x1 tahun

Page 28: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Perhitungan PBP (Tingkat Bunga 13,5%)

Tahun ke Kas Bersih Df 13.5% PV Kas Bersih Nilai Kumulatif

0 3,076,400,000 1 3,076,400,000 3,076,400,000

1 1,443,542,731 0.881057269 1,443,542,731 1,443,542,731

2 1,631,203,286 0.776261911 1,631,203,286 3,074,746,018

3 1,903,176,257 0.683931199 1,843,259,714 4,918,005,731

4 2,210,505,714 0.602582554 2,082,883,476 7,000,889,208

5 2,557,788,000 0.530909739 2,353,658,328 9,354,547,536

6 2,950,216,984 0.467761885 2,659,633,911 12,014,181,447

7 3,393,661,735 0.412125009 3,005,386,319 15,019,567,766

8 3,894,754,304 0.363105735 3,396,086,541 18,415,654,307

9 4,460,988,908 0.319916947 3,837,577,791 22,253,232,098

10 5,100,834,009 0.281865151 4,336,462,904 26,589,695,002

PAY BACK PHERIOD

Payback period=4+ Rp .3,076,400,000−Rp .7,000,889,208Rp . 9,354,547,536−Rp7,000,889,208

x1 tahun

Payback period=2.33 tahun

Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa investasi dapat dikembalikan

dalam kurun waktu 2.33 tahun, atau investasi dapat kembali dalam waktu 2 tahun

4 bulan.

Break Event Point (BEP)

Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan

tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya). Tujuan

dari analisis break event point yaitu untuk mengetahui pada volume penjualan

atau produksi berapakah suatu perusahaan akan mencapai laba tertentu. BEP

terdiri dari BEP dalam produk dan BEP dalam rupiah.

Biaya variabel satuan =biaya variabel

jumlah produk yangdijual

= Rp 15,421,790,000.00

475000 = Rp32,466.93 / kg

(ekor)

Page 29: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

BEP dalam produk = biaya tetap

Harga jual satuan−Biaya variabel satuan

= Rp 1,033,539,000.0038,000 – 32,466.93

= 186.793 ekor

BEP dalam Rupiah = biayatetap

1−biaya variabel /unit

harga jual /un¿¿

= Rp 1,033,539,000.00

1−32,466.93

38,000

= Rp7,098,131,028.34

BEP Dalam waktu = Rp7,098,131,028.34 dicapai dalam waktu 4 tahun

Berdasarkan perhitungan diatas, BEP rupiah dicapai pada tingkat

penerimaan Rp7,098,131,028.34 dan BEP produk yang dihasilkan akan mencapai

186.793 ekor. Artinya apabila perusahaan menjual ayam dalam jumlah sebanyak

itu maka perusahaan berada pada titik impas, artinya tidak untung dan tidak pula

mengalami kerugian. BEP dalam waktu dicapai pada waktu 4 tahun ( PV

penerimaan di tahun ke 4).

Menghitung Liquiditas

Berikut ini kondisi Aset dan Hutang PT Setya Farm :

Page 30: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

ayam siap jual 18,050,000,000.00Rp Biaya produksi 16,455,329,000.00Rp Deposito 500,000,000.00Rp

peralatan kandang 297,500,000.00Rp Bank 500,000,000.00Rp Peralatan kantor 6,500,000.00Rp Modal sndiri 500,000,000.00Rp

Bangunan 1,120,000,000.00Rp 0Kendaraan 830,000,000.00Rp Total Asset 20,804,000,000.00Rp Total Liability 17,455,329,000.00Rp

Net Worth 3,348,671,000.00Rp

Liquiditas 1.13 TOTAL ASET 22160000000Solvabilitas 100Rasio Modal bersih 1.191842331 HUTANG LANCR 18849579000D/E ratio 34.910658

Jangka Panjang (Long Term Debt)

Asset LiabilityAktiva Lancar (Current Asset) Hutang lancar (Current Liability )

Aktiva Menengah (Intermediet Asset) Hutang tengah (Intermediet Liability)

Aktiva Tetap (Fixed Asset)

Liquiditas adalah kemampuan usaha (perusahaan membayar kewajiban-

kewajiban finansial setiap saat atau menutup hutang-hutangnya dalam jangka

pendek tanpa mengganggu jalanya perusahaan.

Jika RJP >1 berarti hutang dapat dibayar (memiliki uang tunai)

RJP =1 berarti kekayaan sama dengan hutang

RJP < 1 berarti perusahaan tidak dapat membayar hutang dan harus

Menjual asset.

Rentang RJP yang baik adalah 1> RJP ≤ 2

Liquiditas = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

= Rp18,550,000,000.00 Rp16,455,329,000.00

= 1.13

Berdasarkan hasil perhitungan liquiditas perusahaan Setya Farm

mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk mengembalikan utang

perusahaan ke Bank. Setya Farm memiliki kemampuan untuk membayar hutang

dan memiliki uang tunai.

Page 31: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Menghitung Solvabilitas

Solvabilitas adalah perhitungan yang membandingkan antara modal

pribadi dan modal pinjaman dalam persen. Bila solvabilitas 100% maka modal

yang digunakan seluruhnya dari modal probadi. Sebaliknya jika solvabilitas 0%

maka modal seluruhnya berasal dari pinjaman. Solvabilitas yang cukup baik

adalah diatas 50%.

Solvabilitas = (500.000,000/500.000,000) x100 %

= 100 %

Berdasarkan perhitungan solvabilitas diketahui bahwa solvabilitas

perusahaan berada pada posisi yang aman (>=50%). modal pribadi yang ada di

perusahaan namun masih dapat membayar hutang dan usaha ini dan usaha ini

menguntungkan.

Menghitung Rasio Modal Bersih

Rasio modal bersih adalah perhitungan yang memberikan gambaran

kedudukan liquiditas dan solvabilitas usaha atau dapat dikatakan menunjukkan

kelestarian usaha. Jika hasil perhitungan > dari 1 maka usaha dapat dikatakan

lestari.𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 Modal Bersih = Total Asset Total Liability= Rp 20,804,000,000.00

Rp17,455,329,000.00

= 1,19

Dari Rasio Modal Bersih yang diperoleh, terlihat PT Setya Farm memiliki

kondisi yang sehat dan stabil dari sisi asset yang dimilki dibanding hutang

perusahaan.

Page 32: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

KESIMPULAN

Usaha atau proyeksi usaha peternakan ayam kampung dikatakan layak

untuk dilaksanakan, dengan indikator :

NPV usaha peternakan ayam kampung selama 10 tahun adalah

Rp14,152,598,376 dengan B/C ratio sebesar 0,10, R/C sebesar 1.09 (lebih dari 1)

dan nilai IRR 40,11 % (lebih besar dari bunga deposito 8.75%). Usaha layak

dilaksanakan setelah tahun ke 2, dengan Pay Back period 2,33. Pay back period

setelah tahun ke 2, hal ini bisa terjadi karena jumlah nilai investasi mula-mula

sebesar Rp 3,076,400,000 dan pendapatan sudah mencapai Rp. 4,918,005,731

pada tahun ketigas, Pay Back Period di capai antara tahun kedua dan ketiga,

tepatnya pada waktu 2 tahun lebih 4 bulan. Usaha sudah layak dilaksanakan dari

awal tahun kedua. BEP dicapai pada harga Rp32,466.93 / kg (ekor dan pada

penerimaan Rp7,098,131,028.34 yang dicapai dengan kapasitas produksi 186.793

ekor. BEP dicapai dalam waktu 4 tahun setelah perusahaan aktif beroprasi. Dari

sisi kondisi perusahaan, maka perusahaan ini sehat dengan kemampuab

mengembalikan hutang yang kuat, terlihat dari Liquiditas 1,13 dan solvabilitas 100 persen. Perusahaan ini dikatakan layak untuk dijalankan dan diproyeksikan mampu memberi keuntungan dimas datang.

REKOMENDASI

Rekomendasi yang dapat penulis sampaikan adalah pantau terus harga

pasar agar di dalam penentuan harga jual tidak mengalami kesalahan yang

berujung pada kerugian.

Perbaiki performans usaha dari aspek produksi dengan memperbaiki

manajemen angka FCR turunkan dari 2,77. Karena FCR memiliki peran yang

besar terkait biaya pakan.

Page 33: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Aswanto, 2010. Beternak Ayam Kampung. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kalimantan Barat.

Badan Pusat Statistik. 2013. Laporan Hasil Sensus Pertanian tahun 2013. [www. purworejokab.bps.go.id. Diakses 10 Desember 2014].

Direktorat Jenderal Peternakan. 2014. Data Satatistik Populasi Ternak. [www.ditjenak.go.id. diakses 20 Desember 2014]

Direktorat Peternakan. 1997. Usaha Peternakan, Perencanaan Usaha, Analisa Dan Pengelolaan. Direktorat Jenderal Peternakan RI. Jakarta.

Fadillah, R. 2004. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial.Agromedia Pustaka. Jakarta.

Gittinger. 1986. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. UI-Press. Jakarta

Gunawan. 2002. “Evaluasi Model Pengembangan Usaha Ternak Ayam Buras dan Upaya Perbaikannya “. (disertasi). Bogor. Institut Pertanian Bogor.

Husnan, Suad dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit.Penerbit dan Pencetak AMP YKPN. Yogyakarta.

Iskandar, S., D. Zainuddin, S. Sastrodihardjo, T. Sartika, P. Stiadi Dan T. Sutanti. 1998. Respon pertumbuhan ayam kampung dan ayam silangan pelung terhadap ransum berbeda kandungan protein. JITV, 3:1-14. Puslitbang Peternakan, Bogor.

Keown, et all. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Salemba Empat. Jakarta

Rasyaf, M. 2004. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta Residu. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rasyaf, M. 2010. Manajemen Peternakan Ayam Kampung. Yogyakarta: Kanisius

Sunarto, Hesti N., Delly N. & Dwi S. Y. 2004. Petunjuk Pengembangan Ayam Buras di BPTU Sembawa, Dirjen Bina Produksi Peternakan Balai Pembibitan Ternak Unggul Sapi Dwiguna dan Ayam Departemen Pertanian. Sembawa

Page 34: PERENCANAAN AGROINDUSTRI PETERNAKAN.docx

Zakaria, S. 2004a. Pengaruh luas kandang terhadap produksi dan kualitas telur ayam buras yang dipelihara dengan system litter. Bulletin Nutrisi dan Makanan Ternak 5(1); 1-11.

.