standarisasi

22
SESI / PERKULIAHAN KE : 1 -2 TIK : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat : Menjelaskan hal-hal yang distandarisasi dalam gambar (standar ISO) Pokok Bahasan : Standarisasi Deskripsi singkat : Kuliah ini akan membahas tujuan standarisasi dalam gambar teknik, serta menjelaskan hal-hal yang distandarisasi (standarisasi garis, standarisasi huruf / angka, standarisasi kertas, standarisasi pena / pensil, standarisasi skala). Disamping itu juga diberikan latihan-latihan menggambar jenis-jenis garis serta latihan penggunaan peralatan gambar secara tepat dan benar. Materi standarisasi ini sangat bermanfaat sebagai dasar dalam menggambar / membaca gambar sesuai standar ISO. Bahan Bacaan : 1. Luzadder WJ,Hendarsin Menggambar Teknik”, Edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta, 1983 2. Sato T.G, Hartanto S.N, “Menggambar Mesin menurut standar ISO”, Pradnya Paramita, Jakarta, 2003 3. Spencer, Rahim Gussito,”Gambar Teknik jilid I dan II”, Erlangga, 2001 4. TEDC Bandung,”Gambar Teknik dan latihan gambar”, Bandung. 1987 Pertanyaan Kunci/Tugas : Ketika Anda membaca bahan bacaan ini, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan ini untuk membantu anda. 1. Apa tujuan adanya standarisasi dalam bidang gambar teknik ! 2. Hal-hal apa saja yang distandarisasi dalam bidang 1

Upload: nurhidayah-domation

Post on 11-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Gambar Teknik

TRANSCRIPT

Page 1: STANDARISASI

SESI / PERKULIAHAN KE : 1 -2

TIK : Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa dapat : Menjelaskan hal-hal yang distandarisasi dalam gambar (standar ISO)

Pokok Bahasan : StandarisasiDeskripsi singkat :Kuliah ini akan membahas tujuan standarisasi dalam gambar teknik, serta menjelaskan hal-hal yang distandarisasi (standarisasi garis, standarisasi huruf / angka, standarisasi kertas, standarisasi pena / pensil, standarisasi skala). Disamping itu juga diberikan latihan-latihan menggambar jenis-jenis garis serta latihan penggunaan peralatan gambar secara tepat dan benar. Materi standarisasi ini sangat bermanfaat sebagai dasar dalam menggambar / membaca gambar sesuai standar ISO.

Bahan Bacaan :1. Luzadder WJ,Hendarsin “Menggambar Teknik”, Edisi kedelapan, Erlangga,

Jakarta, 19832. Sato T.G, Hartanto S.N, “Menggambar Mesin menurut standar ISO”, Pradnya

Paramita, Jakarta, 20033. Spencer, Rahim Gussito,”Gambar Teknik jilid I dan II”, Erlangga, 20014. TEDC Bandung,”Gambar Teknik dan latihan gambar”, Bandung. 1987

Pertanyaan Kunci/Tugas :Ketika Anda membaca bahan bacaan ini, gunakanlah pertanyaan-pertanyaan ini untuk membantu anda.

1. Apa tujuan adanya standarisasi dalam bidang gambar teknik !2. Hal-hal apa saja yang distandarisasi dalam bidang gambar teknik !3. Bagaimana menggunakan peralatan gambar dengan tepat dan benar serta

latihan menggunakannya !

Tugas :Tugas / latihan secara lengkap ada pada penutup materi standarisasi ini.

1

Page 2: STANDARISASI

BAB I

STANDARISASI DALAM GAMBAR TEKNIK

1.1 PENDAHULUAN

Gambar merupakan sebuah alat untuk menyatakan maksud dari seorang

ahli teknik. Oleh karena itu sering juga disebut sebagai “bahasa teknik” atau

“bahasa ahli teknik”. Perbandingan antara bahasa dan gambar diperlihatkan pada

tabel 1.1. Dari tabel tersebut terlihat, standar gambar merupakan tata bahasa dari

suatu bahasa.

Penerusan informasi adalah fungsi yang penting untuk bahasa maupun

gambar. Gambar bagaimanapun juga adalah “bahasa teknik”, oleh karena itu suatu

gambar harus dapat meneruskan keterangan-keterangan secara tepat dan obyektif.

Dalam hal bahasa, kalimat pendek dan ringkas harus mencakup keterangan atau

pikiran yang berlimpah. Hal ini hanya dapat diperoleh oleh kemampuan, karir dan

watak penulis.

Keterangan-keterangan dalam gambar, yang tidak dapat dinyatakan

dalam bahasa harus diberikan dalam bentuk lambang. Oleh karena itu, seberapa

banyak dan seberapa tinggi mutu keterangan yang dapat diberikan oleh suatu

gambar tergantung dari kemampuan perancang gambar (design drafter). Sebagai

perancang gambar sangat penting untuk memberikan gambar yang “tepat” dengan

mempertimbangkan pembacanya. Demikian juga untuk pembaca, berapa banyak

keterangan yang dapat dibacanya dengan teliti dari suatu gambar.

Tabel 1.1 Perbandingan antara bahasa dan gambar

Lisan Kalimat GambarIndra Akustik Visual Visual

Ekspresi Suara Kalimat GambarAturan Tata Bahasa Standar gambar

1.2 PENYAJIAN

1.2.1 Fungsi dan sifat gambar teknik

Pada permulaan industri, perencana dan pembuat gambar merupakan

orang yang sama. Dalam hal demikian, gambar hanya berfungsi sebagai alat

2

Page 3: STANDARISASI

berfikir dan gambar hanya merupakan gambar konsep. Oleh karena itu, aturan-

aturan gambar tidak diperlukan.

Bilamana perencana dan pembuat tidak lagi merupakan orang yang

sama, tetapi mempunyai hubungan satu sama lain, maka fungsi gambar ditambah

sebagai penyampai informasi. Dalam sebuah pabrik kecil, si perancang akan

meminta pada si pembuat untuk membuat benda kerja. Permintaan tersebut

disampaikan melalui sebuah gambar. Dengan demikian fungsi gambar menjadi

“cara berfikir” dan “penyampai informasi”. Gambar-gambar yang dipergunakan

adalah gambar sistem dari satu grup atau gambar sistem individual. Standar

gambar harus dipersiapkan sebagai standar perusahaan yang berlaku umum dalam

perusahaan.

1.2.2 Standarisasi

Kegiatan standarisasi dalam bidang gambar teknik secara internasioanl

diatur oleh ISO/TC 10. Technical Comision (TC 10) dibagi dalam 8 sub komite

(SC). Kerangka standarisasi (TC 10) dapat dilihat pada Gbr.1.1 . Setiap SC

mempunyai bagian-bagian tersendiri. Sebagai contoh bagian-bagian / sistem

penggambaran dapat dilihat pada Gbr.1.1.

3

Page 4: STANDARISASI

Gbr.1.1 Sistem penggambaran berdasarkan ISO

1.2.3 Garis

Dalam gambar teknik dipergunakan beberapa jenis garis, yang masing-

masing mempunyai arti dan penggunaan yang tersendiri. Oleh karena itu

penggunaannya harus sesuai dengan maksud dan tujuannya.

4

Page 5: STANDARISASI

Secara umum, jenis garis berdasarkan bentuknya dalam gambar teknik

dibagi atas :

- Garis nyata Garis kontinu

- Garis gores Garis pendek dengan jarak antara

- Garis bertitik Garis gores dengan titik diantaranya

Selain berdasarkan bentuknya, jenis garis dapat pula dibedakan menurut

ketebalanya yang terbagi atas tiga yaitu : garis tebal, garis sedang dan garis tipis.

Ketiga jenis garis ini mempunyai perbandingan 1 : 0,7 : 0,5. Tebal garis dipilih

sesuai dengan besar kecilnya dan fungsi dari gambar.

Jenis-jenis dan penggunannya berdasarkan standar ISO.R.128 dapat

dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2 Jenis-jenis garis dan penggunaannya

5

Page 6: STANDARISASI

1.2.4 Huruf / angka

Dalam gambar huruf-huruf dan angka-angka dipergunakan untuk

memberi ukuran, catatan, judul dsb. Ciri-ciri yang penting pada huruf dan angka

pada gambar teknik, yaitu :

- Jelas

- Seragam

Bentuk huruf/angka harus mudah ditulis dan dibaca. Dalam standar ISO,

contoh-contoh huruf dan angka dapat dilihat pada Gbr.1.2.

6

Page 7: STANDARISASI

Gbr.1.2 Bentuk huruf berdasarkan standar ISO

1.2.5 Kertas gambar

Kertas gambar yang dipergunakan mempunyai ukuran-ukuran yang telah

distandarisasi. Ukuran yang paling banyak digunakan adalah seri A. Seri A

mempunyai ukuran standar yang dinyatakan dengan membubuhkan 0 (nol) angka

1 sampai 5. Ukuran A0 mempunyai luas 1 m2, dengan perbandingan panjang

terhadap lebar sebagai 2 : 1. Ukuran-ukuran yang lain diperoleh dengan

membagi dua ukuran yang mendahuluinya. Untuk lebih jelasnya lihat Gbr.1.3 dan

Tabel 1.3. Pada Tabel 1.3 diperlihatkan ukuran kertas gambar dan ukuran garis

tepi dari masing-masing ukuran kertas.

Gbr.1.3 Perbandingan tiap ukuran kertas gambar

Tabel 1.3 Lambang dan ukuran kertas gambar

Lambang AO A1 A2 A3 A4

a x b 841 x 1189 594 x 841 420 x 594 297 x 420 210 x 297

c min 20 20 10 10 10

d mintanpa tepi jepit 20 20 10 10 10

dengan tepi jepit 25 25 25 25 25

1.2.6 Pensil gambar

7

Page 8: STANDARISASI

Pensil gambar digolongkan menurut kekerasannya, yang dinyatakan oleh

gabungan huruf dan angka. Ada tiga golongan kekerasan pensil, yang masing-

masing dibagi lagi menurut tingkat kekerasannya. Golongan tersebut adalah

keras, sedang dan lunak Adapun lambang dari golongan pensil tersebut, yaitu :

- H (Hard)

- F (Firm)

- HB (Half Black)

- B (Black)

Tiap golongan dibagi lagi dalam 6 tingkat kekerasan yang dinyatakan

dalam angka. Contoh pembagian golongan tersebut dapat dilihat pada tabel 1.4.

Tabel 1.4 Pembagian golongan kekerasan pensil gambar

Kode pensil Arti dan fungsinyaBB – 3B Sangat lunak/sangat hitam.

Digunakan untuk melukis2B – F Lunak / hitam

Digunakan untuk sket dan tulisanH – 6H Keras sampai sangat keras

Untuk menggambar teknik7H – 9H Paling keras

Untuk membuat lithografik

1.2.7 Skala

Skala adalah perbandingan ukuran linier pada gambar terhadap ukuran

linier dari unsur yang sama dari benda. Pengecilan atau pembesaran gambar

dilakukan dengan skala tertentu. Skala gambar terdiri dari tiga, yaitu :

- Skala ukuran penuh/normal (1 : 1)

- Skala pembesaran ( x : 1)

- Skala pengecilan (1 : x)

Skala ukuran penuh digunakan bilamana gambarnya dibuat sama besar

dengan ukuran sebenarnya, skala pembesaran dipergunakan jika gambarnya

dibuat lebih besar daripada benda sebenarnya, sedangkan skala pengecilan

dipergunakan bilamana gambarnya dibuat lebih kecil dari benda sebenarnya.

Skala-skala yang dianjurkan untuk gambar teknik dapat dilihat pada tabel 1.5.

8

Page 9: STANDARISASI

Tabel 1.5 Skala gambar yang dianjurkan

Golongan Skala yang dianjurkan

Skala pembesaran 50 : 1 20 : 1 10 : 1 5 : 1 2 : 1

Ukuran penuh 1 : 1Skala pengecilan 1 : 2 1 : 5 1 : 10

1 : 20 1 : 50 1 : 100 1 : 200 1 : 500 1 : 1000 1 : 2000 1 : 5000 1 : 10000

1.2.8 Penanganan gambar

a) Posisi dan ukuran kepala gambar

Pada setiap gambar terdapat “kepala gambar”. Kepala gambar harus

dibubuhkan untuk menunjukkan hal-hal yang diperlukan untuk penanganan

gambar atau secara umum menunjukkan isi gambar yang terdiri atas :

- Nama perusahaan

- Judul gambar

- Nomor gambar

- Tanda tangan petugas yang bertanggung jawab

- Keterangan gambar, dsb

Kepala gambar harus terletak seperti pada tabel 1.6. Kepala gambar

terletak dalam kertas gambar bagian sudut kanan bawah untuk lembar kertas

gambar dengan posisi horizontal jenis X, atau posisi vertikal jenis Y (lihat

Gbr.1.4). Walaupun demikian, untuk menghemat kertas gambar yang kepala

gambarnya dicetak, diperbolehkan menggunakan kertas gambar jenis X dalam

posisi vertikal dan kertas gambar jenis Y dalam posisi horizontal(lihat Gbr. 1.5).

Ukuran kepala gambar mempunyai panjang maksimum 180 mm.

Tingginya tergantung dari kebutuhan. Contoh kertas gambar dengan kepala

gambar dapat dilihat pada Gbr.1.6.

9

Page 10: STANDARISASI

Gbr.1.4. Letak normal dari kertas gambar

Gbr.1.5 Letak khusus dari kertas gambar

b) Batasan dan bingkai kertas gambar

Batas bebas yang dikelilingi oleh tepi kertas gambar yang sudah

dipotong dan rangka yang membatasi ruang gambar harus disediakan untuk semua

ukuran kertas gambar. Batas-batas tersebut sekurang-kurangnya harus mempunyai

lebar 20 mm untuk ukuran kertas A0 dan A1, dan 10 mm untuk ukuran kertas

A2, A3 dan A4.

10

Page 11: STANDARISASI

Pinggiran arsip untuk pembuatan lubang-lubang harus disediakan untuk

keperluan penyimpanan. Lebar minimum pinggiran tersebut adalah 20 mm dan

harus terletak jauh sebelah kiri dari kepala gambar. Garis yang membatasi ruang

gambar harus dibuat dengan garis gambar setebal minimum 0,5 mm.

c). Pemilihan skala

Skala gambar yang dipilih tergantung dari besar kecilnya benda yang

akan digambar dan tujuan gambar. Dalam segala hal, skala yang dipilih harus

cukup besar agar supaya dapat memberikan keterangan yang lengkap dan jelas

dari benda yang digambar. Sebaliknya, skala gambar dan ukuran benda akan

menentukan ukuran gambar.

Gbr.1.6 Contoh kertas gambar dengan kepala gambar

11

Page 12: STANDARISASI

c) Batasan dan bingkai kertas gambar

Batas bebas yang dikelilingi oleh tepi kertas gambar yang sudah

dipotong dan rangka yang membatasi ruang gambar harus disediakan untuk semua

ukuran kertas gambar. Batas-batas tersebut sekurang-kurangnya harus mempunyai

lebar 20 mm untuk ukuran kertas A0 dan A1, dan 10 mm untuk ukuran kertas

A2, A3 dan A4.

Pinggiran arsip untuk pembuatan lubang-lubang harus disediakan untuk

keperluan penyimpanan. Lebar minimum pinggiran tersebut adalah 20 mm dan

harus terletak jauh sebelah kiri dari kepala gambar. Garis yang membatasi ruang

gambar harus dibuat dengan garis gambar setebal minimum 0,5 mm.

c). Pemilihan skala

Skala gambar yang dipilih tergantung dari besar kecilnya benda yang

akan digambar dan tujuan gambar. Dalam segala hal, skala yang dipilih harus

cukup besar agar supaya dapat memberikan keterangan yang lengkap dan jelas

dari benda yang digambar. Sebaliknya, skala gambar dan ukuran benda akan

menentukan ukuran gambar.

Gambar detail yang terlalu kecil untuk diberi ukuran lengkap pada

gambar utamanya, harus digambar disamping gambar utama dalam gambar detail

tersendiri dan digambar dengan skala pembesaran.

d). Pengawasan gambar

Pengawaan gambar yang mengawasi tata cara gambar seperti misalnya

gambar asli, reproduksi, pencatatan, distribusi, perubahan teknik, penemuan

kembali dan kerusakan, dewasa ini mempunyai pengaruh yang lebih banyak pada

kegiatan teknik dan produksi daripada sebelumnya dengan meningkatnya jumlah

gambar.

12

Page 13: STANDARISASI

Untuk lebih memperjelas ketentuan-ketentuan mengenai jenis dan

penggunaan garis, berikut ini diperlihatkan contoh-contoh penggunaan garis :

1. Jarak minimum antara garis (jarak antara garis tengah garis) sejajar

termasuk garis arsir tidak boleh kurang dari tiga kali tebal garis yang

paling tebal dari gambar (lihat Gbr.1.7).

2. Pada garis-garis sejajar yang berpotongan, jaraknya dianjurkan paling

sedikit empat kali tebal garis (Gbr.1.8).

3. Bila beberapa garis berpusat pada sebuah titik, garis-garisnya tidak

digambar berpotongan pada titik pusatnya, tetapi berhenti pada titik

dimana jarak antara garis kurang lebih sama dengan tiga kali tebal

garisnya (lihat Gbr.1.9).

4. Contoh penggunaan garis gores dan garis bertitik dapat dilihat pada

Gbr.1.10.

5. Contoh penggambaran garis gores (garis tidak tampak) dapat dilihat pada

Gbr.1.11.

Gbr.1.7 Jarak antara garis-garis

Gbr.1.8 Garis-garis sejajar yang saling berpotongan

13

Page 14: STANDARISASI

Gbr.1.9 Garis-garis yang memotong pada sebuah titik

Gbr.1.10 Gambar garis gores dan garis bertitik

14

Page 15: STANDARISASI

Gbr.1.11 Contoh penggambaran garis gores

1.3 PENUTUP

1) Jelaskan tujuan standarisasi dalam bidang gambar teknik !

2) Tuliskan dampak negatif bila tidak ada standarisasi dalam bidang

gambar teknik !

3) Jelaskan hal-hal yang distandarisasi dalam bidang gambar teknik!

15

Page 16: STANDARISASI

16

Page 17: STANDARISASI

17