stan bphtb soal2

15

Click here to load reader

Upload: arsenda-aditya

Post on 25-Jul-2015

55 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Stan Bphtb Soal2

SOAL ESSAY

1. Ketentuan di kabupaten X sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati perihal NPOPTKP dan ketentuan waris dan hibah wasiat adalah sebagai berikut

Pasal 8(1) Besarnya NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp.60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah)

untuk setiap wajib pajak.(2) Dalam hal NPOP hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi

yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp.300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

Pasal 9(1) Pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan karena waris dan hibah

wasiat sebesar 50 % (lima puluh per seratus) dari Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang seharusnya terutang.

Berdasarkan ketentuan tersebut, Si A yang merupakan anak dari Tn B mendapatkan hak milik atas tanah dari Tn B berdasarkan hibah wasiat. NJOP tanah berdasarkan SPPT adalah 700.000.000. NPOPTKP yang berlaku di kabupaten x untuk hibah wasiat adalah 300.000.000. Si A telah BPHTB yang telah membayar BPHTB sebagai syarat mendaftarkan peralihan hak barunya ke kantor pertanahan pada tanggal 12 Januari dengan perhitungan sebagai berikut: NPOP ………………………………………………………. = Rp

700.000.000 NPOPTKP………………………………………………… = Rp

300.000.000 NPOPKP…………………………………………………… = Rp

400.000.000 BPHTB yang terutang………………………………. = Rp

20.000.000 BPHTB pengenaan hibah wasiat 50%........ = Rp

10.000.000 BPHTB yang dibayar………………………………… = Rp

10.000.000

Berdasarkan hasil penelitian petugas, ternyata Si A bukan merupakan anak kandung, tetapi hanya anak angkat tuan B. Atas kasus tersebut saudara diminta

a. Hitung BPHTB yang terhutang sebenarnyab. Produk hukum apa yang tepat dalam kasus tersebut ?c. Hitung sanksi yang harus dibayar, apabila produk hukumnya terbit tanggal

10 Juni 2012

Page 2: Stan Bphtb Soal2

2. Sebagaimana diatur dalan Pasal 24 ayat (1) huruf b. Angka 1 Peraturan Bupati kabupaten X, Kepala Dinas berdasarkan permohonan wajib pajak dapat memberikan pengurangan dan keringanan pajak dalam hal :Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dari hasil ganti rugi pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah Nilai Jual Objek Pajak. Besarnya pengurangan sebagaimana diatur dalam Pasal 25 huruf b Peraturan Bupati kabupaten X adalah sebesar 50%.

Tn A memiliki bangunan dan tanah si kabupaten X dengan rincian sebagai berikut :1. Luas tanah : 2 Ha NJOP tanah : 550.000/m2

2. Luas Bangunan : 3 Ha NJOP Bangunan : 800.000/m2

NJOP total 20.000 m2 x Rp 550.000/m2 = Rp 11.000.000.000 30.000 m2 x Rp 800.000/m2 = Rp 24.000.000.000 Rp 35.000.000.000

Tanah dan bangunan Tn A telah dibebaskan oleh Pemerintah Daerah kabupaten X guna kepentingan umum berupa Pasar umum,sehingga hak milik atas tanah dan bangunan Tn A menjadi hapus dan menjadi milik Pemerintah Daerah Kabupaten X. Nilai ganti rugi yang diberikan oleh oleh Pemerintah Daerah kabupaten X adalah sebesar Rp 33.000.000.000 yang dibuktikan dengan kuitansi Pembayaran ganti rugi dari panitia pembebasan. Dengan uang tersebut Tn A membeli tanah dan bangunan berdasar akta jual beli tanggal 23 Mei 2012 dengan rincian sbb:

Luas tanah : 10 Ha NJOP tanah : 550.000/m2

Luas Bangunan : 0 Ha

Atas pembelian tanah tersebut Tn menghitung BPHTB terhutang sebagai berikut.

Besarnya pengurangan = NPOP ………………………………………………………. = Rp

35.000.000.000 NPOPTKP………………………………………………… = Rp

60.000.000 NPOPKP…………………………………………………… = Rp

34.940.000.000 BPHTB yang terutang (5% x NPOPKP) = Rp

1.747.000.000 Pengurangan dipotong sendiri 50%........ = Rp

873.500.000 Sehingga BPHTB yang dibayar adalah sebagai berikut : NPOP ………………………………………………………. = Rp

55.000.000.000 NPOPTKP………………………………………………… = Rp

60.000.000

Page 3: Stan Bphtb Soal2

NPOPKP…………………………………………………… = Rp 54.940.000.000

BPHTB yang terutang (5% x NPOPKP) = Rp 2.747.000.000

Pengurangan dipotong sendiri = Rp 873.500.000

BPHTB terhutang Rp 1.873.500.000

Atas kasus tersebut saudara diminta a. Apakah perhitungan pengurangan menurut WP sudah benar ?b. Produk apa yang tepat dalam kasus tersebut ?c. Hitung sanksi yang harus dibayar, produk hukumnya terbit tanggal 10 Juli 2012

3. Sebagaimana diatur dalan Pasal 36 dan Pasal 37 Peraturan Bupati kabupaten X, diatur mengenai pengembalian kelebihan pembayaran pajak sebagai berikut.

Pasal 36

(1) Atas kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran kepada Kepala Dinas.

(2) Kelebihan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi apabila :a. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang dibayar ternyata lebih

besar dari yang seharusnya terutang; ataub. dilakukan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang

tidak seharusnya terutang. (3) Sd (5)(6) Pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

(7) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Kepala Dinas memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua per seratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan.

Pasal 37(1) Dalam hal wajib Pajak tidak mempunyai utang pajak maka pengembalian Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Penyedian Dana (SP2D) atas kelebihan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan .

Wajib pajak di Kabupaten X melakukan pembayaran BPHTB pada tanggal 13 Januari 2011 sebesar Rp 5.000.000. Ternyata karena satu dan lain hal WP tersebut batal bertransaksi, sehingga mengajukan surat permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak pada tanggal 21 Januari 2011. Akan tetapi pelaksana pada Kantor Unit Pelayanan Pajak Daerah Kabupaten X lupa mencatat pada buku register. Pada

Page 4: Stan Bphtb Soal2

tanggal 29 Maret 2012 WP menanyakan perihal permohonan tersebut ke dengan menunjukkan surat tanda terima. Atas konfirmasi WP tersebut Kantor Pelayanan Pajak Kabupaten X segera menerbitkan SKPDLB pada tangglal 3 Juni 2012.

Pertanyaan:Hitung jumlah pengembalian kelebihan pembayaran apabila SP2D diterbitkan pada tanggal 27 Juli 2012

4. Sebagaimana diatur dalan Pasal 23 Peraturan Bupati Kabupaten X, diatur mengenai keberatan sebagai berikut.

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan wajib pajak ditolak atau dikabulkan sebagian, wajib pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

Wajib Pajak ditetapkan SKBDKB pada tanggal 05 Maret 2011 Oleh Kepala Kantor Unit Pelayanan Pajak Daerah kabupaten X sebesar Rp 65.000.000 ditambah sanksi 2% sebulan x 1 bulan sebesar Rp 1.300.000, sehingga besarnya SKBKB adalah sebesar Rp 66.300.000. Atas ketetapan tersebut menurut Wajib Pajak sebenarnya tidak terhutang, namun demikian WP tetap melakukan pembayaran sebesar Rp 65.000.000 - pada tanggal 25 Maret 2011, sekaligus mengajukan permohonan keberatan.

Atas permohonan keberatan tersebut WP menanyakan jawaban permohonan keberatan pada tanggal 23 Mei 2012, dan dijawab oleh petugas pemda belum selesai diproses. Atas konfirmasi WP tersebut Kantor Pelayanan Pajak Kabupaten X segera menerbitkan SK Keberatan pada tanggal 25 Juni 2011 yang mengabulkan seluruh permohonan Wajib Pajak. Selanjuntya SKPDLB diterbitkan pada tanggal 25 Juni 2012 bersamaan dengan diterbitkannnya SK Keberatan.

Pertanyaan:Hitung jumlah pengembalian kelebihan pembayaran yang diterima Wajib Pajak.

Page 5: Stan Bphtb Soal2

Soal PILIHAN BERGANDA,

Uraian berikut untuk pertanyaan nomor 1 s/d nomor 3

Menurut ketentuan di Kabupaten X, Kepala Dinas memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua per seratus) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan. Sedangkan Pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKPDLB.

1. Tn A melakukan pembayaran BPHTB pada tanggal 12 Maret 2011 sebesar Rp 50.000.000,-. Namun ternyata pihak yang menjual membatalkan transaksi. Karena kealfaan petugas, SKPDLB baru diterbitkan tanggal 12 Juni 2012. SP2D diterbitkan tanggl 25 Juni 2012. Pernyataan yang benar dibawah ini atas peristiwa tersebut adalah :

a. Karena BPHTB bersifat self assessment, maka atas pembayarannya bersifat final, sehingga tidak dapat dikreditkan dan tidak dapat pula dimintakan kelebihan pembayaran.

b. Wajib pajak mempunyai hak untuk mendapatkan pengembalian kelebihan pembayaran tersebut secara otomatis

c. Wajib pajak mempunyai hak untuk mendapatkan pengembalian kelebihan pembayaran setelah mengajukan permohonan tanpa memperoleh imbalan bunga

d. Wajib pajak mempunyai hak untuk mendapatkan pengembalian kelebihan pembayaran setelah mengajukan permohonan dengan memperoleh imbalan bunga

2. Menurut UU PDRD, SKPDLB diterbitkan paling lambata. Dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterimanya

permohonan.b. Dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pembayaran

SSB.

Page 6: Stan Bphtb Soal2

c. Dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak diterbitkannya SKPDKB.

d. Dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya permohonan.

3. Apabila SKPDLB tidak diterbitkan dalam jangka waktu 1 bulan setelah tanggal jatuh tempo penerbitan SKPDLB, maka :

a. Diberikan imbalan bunga yang dihitung sejak 1 bulan sejak tanggal jatuh tempo penerbitan SKDLB s/d diterbitkan SKPDLB

b. Dalam UU PDRD ketentuan tersebut tidak diatur secara tegas.c. Tidak diberikan imbalan bunga, d. Dapat diberikan imbalan bunga atapun tidak.

Uraian berikut untuk pertanyaan nomor 4 s/d nomor 6

Menurut ketentuan di Kabupaten X, Kepala Dinas memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua per seratus) sebulan jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua perseratus) sebulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan. Imbalan bunga tersebut dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.

4. Wajib Pajak ditetapkan SKBDKB pada tanggal 1 April 2011 Oleh Kepala Kantor Unit Pelayanan Pajak Daerah kabupaten X sebesar Rp 5.000.000 ditambah sanksi 2% sebulan x 2 bulan sebesar Rp 200.000, sehingga besarnya SKBDKB adalah sebesar Rp 5.200.00. Atas ketetapan tersebut menurut Wajib Pajak sebenarnya tidak terhutang, namun demikian WP tetap melakukan pembayaran sebesar Rp 5.000.000 - pada tanggal 25 April 2011, sekaligus mengajukan permohonan keberatan. Apabila SK Keberatan mengabulkan seluruh permohonan Wajib Pajak (jumlah pajak yang harus dibayar sebesar Rp 0,-) pada tanggal 29 januari 2012, maka atas penerbitan SK Keberatan tersebut ditindaklanjuti dengan :

a. Penerbitan SKPDLB b. Penerbitan Surat Perintah Penyedian Dana (SP2D) c. Penerbitan SPMIBd. Penerbitan SPMKP

5. Imbalan bunga dalam soal diatas dihitung sebesar (apabila produk hukum jawaban soal nomor 4 diterbitkan bersamaan dengan SK Keberatan) :

a. 2% x 10 bulan x Rp 5.000.000b. 2% x 9 bulan x Rp 5.000.000c. 2% x 11 bulan x Rp 5.000.000d. 2% x 8 bulan x Rp 5.000.000

Page 7: Stan Bphtb Soal2

6. Dalam UU PDRD ketentuan jangka waktu penerbitan SKPDLB dihitung dari sejak penerbitan SK Keberatan:

a. Tidak diatur jangka waktunya b. Diterbitkan dalam jangka waktu 1 bulan sejak diterbitkan SK Keberatanc. Diterbitkan dalam jangka waktu 3 bulan sejak diterbitkan SK Keberatand. Diterbitkan dalam jangka waktu 6 bulan sejak diterbitkan SK Keberatan

7. Dalam UU PDRD ketentuan jangka waktu penerbitan SKPDLB dihitung dari sejak penerbitan SK Keberatan selama :

a. Tidak diatur jangka waktunya b. Diterbitkan dalam jangka waktu 1 bulan sejak diterbitkan SK Keberatanc. Diterbitkan dalam jangka waktu 3 bulan sejak diterbitkan SK Keberatand. Tidak diatur jangka waktunya serta tidak diatur mengenai ketentuan imbalan bunga

8. Tn A memperoleh pembayaran sebesar Rp 500.000.000 dari pembebasan tanah oleh Pemda kabupaten X. NJOP tanah dan bangunan yang dibebaskan sebesar Rp 300.000.000. Pernyataan dibawah ini yang benar adalah

a. Tn A mendapat pengurangan BPHTB b. Tn A mendapat pengurangan BPHTB tetapi harus mengajukan permohonanc. Tn A tidak mendapat pengurangan BPHTB d. Tidak ada pernyataan yang benar

9. Tn Takur mendapatkan hibah tanah dari orangtuanya. NJOP tanah yang dihibahkan adalah sebesar Rp 6 Milyar. Atas peroleh tersebut Tn Takur berhak mengajukan :

a. Pengurangan sebesar 50% dari BPHTB terhutangb. Pengurangan sebesar 50% dari BPHTB terhutang dengan NPOPTKP sebesar

Rp 300.000.000c. Pengurangan sebesar 50% dari BPHTB terhutang dengan NPOPTKP sebesar

Rp 60.000.000d. Tidak mendapat fasilitas pengurangan.

10. Persyaratan pengajuan keberatan BPHTB antara lain dibawah ini, kecuali :a. Satu surat keberatan untuk satu objek pajak dan satu tahun pajakb. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia

Page 8: Stan Bphtb Soal2

c. Disampaikan dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak diterbitkannya SKPDKB/SKPDKBT

d. Dengan melampirkan perhitungan menurut Wajib Pajak

11. Persyaratan pengajuan pengurangan BPHTB antara lain dibawah ini, kecuali :a. Disampaikan dalam jangka waktu paling lama 6 bulan sejak diterbitkannya

SKPDKB/SKPDKBTb. Diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesiac. Disertai alasan yang jelasd. Disampaikan dalam jangka waktu paling lama 3 bulan sejak dilakukan pembayaran

12. Dalam hal penetapan BPHTB, kepala daerah karena jabatan dapat melakukan hal dibawah ini :

a. mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga, denda, dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan wajib pajak atau bukan karena kesalahannya;

b. mengurangkan atau membatalkan SSPD, SKPDKB, SKPDKBT atau SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;

c. mengurangkan ketetapan pajak yang terutang berdasarkan pertimbangan bencana alam

d. mengurangkan ketetapan pajak yang terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar wajib pajak atau kondisi tertentu objek pajak.

13. Besarnya pengurangan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan dapat diberikan sebagaimana dibawah ini, kecuali :

a. sebesar 25 % (dua puluh lima persen)

b. sebesar 50 % (lima puluh persen)

c. sebesar 75 % (tujuh puluh lima persen)

d. sebesar 100 % (seratus persen)

Page 9: Stan Bphtb Soal2

1 B - S Wajib Pajak dapat menghitung sendiri besarnya pengurangan Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan sebelum melakukan pembayaran dan membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan terutang sebesar perhitungan setelah mendapat pengurangan

2 B - S Kepala Daerah dapat mengurangkan atau membatalkan SSPD, SKPDKB, SKPDKBT atau SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar atas BPHTB berdasarkan permohonan Wajib Pajak dengan jangka waktu paling lambat 6 bulan sejak permohonan diajukan.

3 B - S Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Kepala Dinas dapat menerbitkan SKPDKB, SKPDKBT, serta STP.

4 B - S Pengenaan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan karena pemberian Hak Pengelolaan diberikan tarip sebesar 0% (nol per seratus) dari Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang seharusnya terutang, dalam hal penerima Hak Pengelolaan adalah Kementrian, Lembaga Pemerintah Non Kementrian, Pemerintah Daerah Propinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, lembaga pemerintah lainnya, dan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).

5 B - S Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dari hasil ganti rugi pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah Nilai Jual Objek Pajak dapat mengajukan pengurangan BPHTB dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak saat terutangnya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

6 B - S Dalam Pasal 95 ayat (4) UU PDRD diatur bahwa dalam Peraturan Daerah dapat juga memberikan pengurangan, keringanan, dan pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok pajak dan atau sanksinya. Ketentuan ini yang menjadi landasan pemberikan pengurangan karena kondisi tertentu wajib pajak yang ada hubungannya dengan obyek, Kondisi Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan sebab-sebab tertentu, serta Tanah dan/ atau bangunan digunakan untuk kepentingan sosial atau pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan.

7 B - S Kepala Dinas harus memberi keputusan atas permohonan pembetulan jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat permohonan pembetulan

Page 10: Stan Bphtb Soal2

diterima.

8 B - S Surat Tagihan BPHTB diterbitkan apabila WP salah dalam menerapkan perhitungan pengurangan BPHTB.

9 B - S Dalam hal telah terjadi kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan penerapan ketentuan tertentu dalam SKPDKB, SKPDKBT, SKPDN, SKPDLB, atau STPD Kepala Daerah dapat melakukan pembetulan dengan jangka waktu paling lambat 6 bulan sejak permpohonan diajukan.

10 B - S Penelitian SSPD hanya dilalukan untuk penelitian kantor, tidak dapat dilanjutkan dengan Penelitian Lapangan SSPD.

11 B - S Penelitian SSPD dilakukan untuk meneliti kebenaran penghitungan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang meliputi komponen NPOP, NPOPTKP, tarif, pengenaan atas objek tertentu, besarnya Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang terutang, dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang harus dibayar. Pengenaan objek pajak tertentu adalah apakah diberikan pengenaan 50% atau 0% atau NPOPTKP tertentu untuk peralihan berupa waris, hak pengelolaan dan hibah wasiat.

12 B - S SKPDLB diterbitkan hanya apabila terdapat permohonan kelebihan pembayaran oleh Wajib Pajak.

13 B - S Kepala Daerah dapat mengurangkan atau membatalkan SSPD, SKPDKB, SKPDKBT atau SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar atas BPHTB berdasarkan permohonan Wajib Pajak. Penyelesaian permohonan tersebut tidak diatur jangka waktunya.

14 B - S Apabila Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang dibayar ternyata lebih besar dari yang seharusnya terutang, maka akan dilakukan pengembalian kelebihan pembayaran pajak. Produk yang menyatakan terdapat kelebihan pembayaran pajak adalah SKPDLB. Dasar perhitungannya adalah dengan diterbitkannya SK Keberatan/SK Banding/SK Pengurangan/SK Pembatalan/SK Pengurangan atau Penghapusan Sanksi yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar berkurang.

15 B - S Apabila dilakukan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan yang tidak seharusnya terutang. Produk yang menyatakan terdapat kelebihan pembayaran pajak adalah SKPDLB. Dasar perhitungannya adalah adanya besarnya pajak yang telah dibayar yang diminta untuk dikembalikan.

16 B - S Pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SPMKP.

17 B - S Pengembalian kelebihan pembayaran Bea Perolehan Hak Atas dan Bangunan dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SPMKP.

18 B - S Disamping dilakukan penelitian SSPD dalam rangka validasi, Pemerintah Daerah dapat pula melakukan pemeriksaan SSPD atas pembayaran BPHTB.

19 B - S Dalam kegiatan pemeriksaan lapangan, WP wajib memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan objek pajak, memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dianggap perlu dan memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan; dan/atau memberikan keterangan yang diperlukan.

20 B - S Apabila Wajib Pajak yang mendapatkan tanah dan/ atau bangunan digunakan

Page 11: Stan Bphtb Soal2

untuk kepentingan sosial atau pendidikan yang semata-mata tidak untuk mencari keuntungan mengajukan pengurangan pajak dan setelah tanggal jatuh tempo SK pengurangan tidak diterbitkan maka SK pengurangan tersebut harus diterbitkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal jatuh tempo.