squamous cell carcinoma

Upload: jefrizalzain

Post on 18-Oct-2015

93 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIENNama: Tn. TJenis Kelamin: Laki-lakiTanggal Lahir: 2 Agustus 1948 Usia: 65 tahun Agama: IslamBangsa: IndonesiaNomor Rekam Medis: 653477Alamat: Toli-toliTanggal Pemeriksaan: 06 Maret 2014Tempat Pemeriksaan: Poliklinik Mata RSWSDokter Pemeriksa: dr. R

ANAMNESISKeluhan utama: Benjolan merah pada mata kananAnamnesis terpimpin : dialami sejak 2 tahun yang lalu pada mata kanan, secara perlahan-lahan, semakin lama semakin membesar. Pertamanya seperti selaput di bagian mata putih dan semakin membesar. Air mata berlebihan (+), kotoran mata berlebihan (+), rasa mengganjal (+),nyeri (-), riwayat nyeri sebelumnya (+), riwayat mengorek-gorek lapisan tersebut dengan tangan (+), riwayat mata merah (-), gatal (-),silau (-), rasa berpasir (-), riwayat trauma (-), riwayat pengobatan sebelumnya diberikan C. Xytrol, riwayat penyakit kencing manis (-), riwayat penyakit tekanan darah tinggi (-), riwayat alergi (-), riwayat pemakaian kacamata (-).

STATUS GENERALISKeadaan Umum : Sakit sedang, Gizi kurang, ComposmentisTanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg Nadi: 88 x/menit Pernafasan: 20 x/menit Suhu : 36,8 C

PEMERIKSAAN OFTALMOLOGIInspeksi PemeriksaanODOS

Palpebraedema (-)edema (-)

Apparatus lakrimalislakrimasi (+)lakrimasi (-)

Siliasekret (+)sekret (-)

Konjungtivahiperemis (+), injeksio (+), benjolan di bagian temporal dan nasal matahiperemis (-)

Mekanisme muskular-2-2-2

-2-2-2-2-2

KorneaTertutup dengan selaputJernih

Bilik Mata DepanSulit dievaluasiNormal

IrisSulit dievaluasiCoklat, kripte (+)

PupilSulit dievaluasibulat, sentral

LensaSulit dievaluasiJernih

FOTO KLINIS PASIEN

Gambar 1 : Kedua mata pasien dari depan.

Gambar 1.1 : Mata kanan pasien kelihatan selaput merah menutupi sebagian konjungtiva pada daerah temporal dan nasal mata kanan pasien.

PalpasiPalpasiODOS

Tensi OkulerTnTn

Nyeri Tekan(+)(-)

Massa Tumor(+)(-)

Glandula PreaurikulerPembesaran (-)Pembesaran (-)

Tonometri :TOD : Sulit dievaluasiTOS : 12 mmHgPemeriksaan Visus :VOD: 1/VOS: 6/6

Penyinaran OblikPemeriksaanODOS

Konjungtivahiperemis (+), Injeksio konjungtiva (+), benjolan berukuran 5x3cm dengan permukaan tidak rata dan tidak berbatas tegas pada daerah temporal mata. Benjolan berukuran 3x2cm dengan permukaan tidak rata dan tidak berbatas tegas pada daerah nasal mata.Terfiksir, pendarahan akut (-)Hiperemis (-)

KorneaTertutup dengan selaputJernih

Bilik Mata DepanSulit dievaluasiNormal

IrisSulit dievaluasiCoklat, kripte (+)

PupilSulit dievaluasiBulat, sentral, RC (+)

LensaSulit dievaluasiJernih

Color SenseTidak dilakukan pemeriksaanLight SenseTidak dilakukan pemeriksaanCampus visualTidak dilakukan pemeriksaan

Slit LampSLOD : Konjungtiva Hiperemis (+), Sekret (+), tampak benjolan di superotemporal dan di bagian nasal berukuran 5x3cm dan 3x2 cm dengan permukaan tidak rata dan berbatas tidak tegas, kornea tertutupi dengan selaput, detail lain sulit dievaluasi.

OFTALMOSKOPITidak dilakukan pemeriksaan

FOTO ROENTGEN DADAPulmo normal dan cardiomegaly

Pemeriksaan LaboratoriumPemeriksaanHasil Nilai Normalsatuan

WBC :6,2(4,00 11,00) 103/uL

RBC :5,18(4,50 5,50) 106/uL

HGB :13,5(13,0 16,0)g/dL

HCT :40,8(40,0 50,0) %

PLT :309(150 450) 103/uL

CT :730(4 10)Menit

BT :300(3 7)Menit

PT :11,7 INR 0,97(10,8 14,4)Detik

aPTT :24,1(26,4 37,6)Detik

Na :136(136 145)mmol/L

K :3,9(3,5 5,1)mmol/L

Cl :104(97 - 111)mmol/L

SGOT :215 mm : Eksenterasi.2. Bila tumor sudah menginvasi orbita Tanpa pembesaran KGB regional : Eksenterasi, dan bila operasi tidak bebas tumor diberikan radioterapi loco regional. Dengan pembesaran KGB regional: Eksenterasi, Diseksi KGB dan radioterapi loco regional.3. Bila didapat invasi tumor ke intrakranial, sinus paranasal, pembesaran KGB tanpa metastase jauh: Operasi bersama dengan bagian lain jika memungkinkan Bila inoperabel, dapat dilakukan debulking tumor yang dilanjutkan dengan radioterapi4. Bila didapatkan metastase jauh: Pemberian Sitostatika Radioterapi Loco regional

2.2.6 KomplikasiKomplikasi utama adalah rekurensi, yang umumnya terjadi dalam tahun pertama setelah eksisi, tapi juga bisa terlambat sampai 5 tahun. Rekurensinya jarang terutama pada eksisi yang komplit. Temuan histopatologi dan batas eksisi juga mempengaruhi angka rekurensi. Tunc dkk mendapatkan angka rekurensi 4,5% dan 5,3% masing-masing untuk neoplasma intraepitel dan karsinoma sel skuamosa konjungtiva. Dengan eksisi lengkap, angka rekurensi kurang dari 10%.4,8Invasi intraokuler dilaporkan 2-8% kasus dan invasi orbita l2 18% kasus. Tunc, mendapatkan angka lebih tinggi yaitu l3%, invasi orbita 11%. Mc Kelvie, mendapatkan invasi intraokuler l3% dan invasi ke orbita 15%.4,6Metastase karsinoma sel skuamosa ke kelenjar limfe preaurikuler dan servikal, pemah dilaporkan insidennya 0-4%. Zimmerman dkk, hanya mendapatkan 4 kasus dari 87 kasus karsinoma sel skuamosa. Metastase ke kelenjar parotis, paru dan tulang juga pernah dilaporkan.9

2.2.7 PrognosisKarsinoma sel skuamosa konjungtiva merupakan keganasan tipe low grade malignancy. Prognosis umumnya baik, namun hal itu juga terganrung pada ukuran lesi, temuan histopatologis, eksisi yang komplit. Angka kematian yang dilaporkan bervariasi, Tunc yang menganalisa 60 kasus karsinoma sel skuamosa konjungtiva mendapatkan angka kematian 0%, beberapa melaporkan tinggi sampai 4-8%.4,6,8BAB IIIKESIMPULAN

Karsinoma sel skuamosa konjungtiva merupakan keganasan konjungtiva yang paling sering di Amerika Serikat. Insidennya bervariasi dari 0,03 hingga 3,5 kasus per 100.000 penduduk, tergantung lokasi geografik. Karsinoma konjungtiva paling sering muncul pada limbus di daerah fisura palpebra dan jarang muncul pada daerah konjungtiva yang tidak terpapar. Beberapa jenis tumor dapat menyerupai pterigium. Sebagian besar memiliki permukaan seperti gelatin. Kekambuhan umum terjadi jika lesi tidak sempurna dieksisi. Penggunaan adjunctive cryotherapy, mitomycin C topikal, atau fluorouracil dapat membantu untuk mencegah kekambuhan.Karsinoma sel skuamosa konjungtiva lebih sering pada laki laki (75%) dibandingkan wanita (25%) dan cenderung mengenai umur yang lebih tua dekade ke lima dan enam, dapat juga terjadi pada usia muda dengan xeroderma pigmentosum. Diagnosis ditegakkan dari pemeriksaan histopatologi.Gejala klinis keganasan ini sangat bervariasi. Tumor ini sering terdapat di daerah interpalpebral dekat nasal atau temporal limbus. Pertumbuhannya bisa lokal dan difus. Karena munculannya bervariasi, sehingga diagnosa bisa terlambat.Karsinoma sel skuamosa konjungtiva umumnya low grade malignancy. Rekurensi lokal sering terutama pada eksisi yang tidak komplit, tapi perluasan ke intraokuler dan metastase jauh jarang. Pilihan terapi pada keganasan epitel konjungtiva adalah eksisi massa tumor dengan atau tanpa krioterapi, radioterapi, dan kemoterapi topical.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas, S. 2008. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FK Universitas Indonesia.

2. Vaughan, D.G., Asbury, T., et al. 2007. General Oftalmologi. Edisi 17. London: McGraw Hill.

3. Midena E et al. Treatment of Conjunctival Squamous Cell Carcinoma With Topical 5 Fluorouracil. Br J Ophthalmology 2000 ;84 :268-272.

4. Tunc M, et al. Intraepithelial and Invasive Squamous Cell Carcinoma of The Conjunctiva : analysis of 60 cases. Br J Ophthalmology 1999; 83 : 98-103.

5. Poole, TRG. Conjunctival squamous cell carcinoma in Tanzania. British Joumal of Ophthalmology 1999 ; 83 (2) : 177-179.

6. McKelvie PA et al. Squamous cell carcinoma of the conjunctiva : a series of 26 cases. British Journal of Ophthalmology 2002; 86 : 168-173.

7. Mauriello JA. Adenoid Squamous Carcinoma of the conjunctiva a clinicopathological study of 14 cases. British Journal of Opthalmology 1997; 81(11): 1001-1005.

8. American Academy of Ophtalmology. Clinical Approach to Neoplastic Disorder of the Conjunctiva and Cornea. In : External Disease and Cornea. BCSC Section 8, 2003-2004:241-246.

9. Jacoebiec FA et al. 2005. Secondary and Metastatic Tumours of The Orbit. In: Duane's Clinical Ophthalmology. Vol 2. Chap 46. Philladelphia: Lippincott Raven.

10. Tulvatana, W. et al. Risk factors for conjungtival squamous cell neoplasia : a matched case-control study. British Journal of Ophthalmology 2003 ; 87 : 396-398.

11. Crawford, JB. 2005. Conjunctival Tumours. In: Duane's Clinical Ophthalmology. Vol 4. Chap. 10. Philladelphia: Lippincott Raven.

12. Squamous Carcinoma and Intraepithelial Neoplasia of the Conjunctiva. Diakses dari: www. eye cancer.com. 2013.

13. Van Dessel P, et al. Invasive Squamous Cell Carcinoma of The Conjunctiva. Bull. Soc. Gelge Ophthalmol 2000 ;278;43-4720