carcinoma colorectal

22
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nyalah sehingga kelompok kami dapat menyelasaikan tugas yang berjudul “Caksinoma Colorektal”. Dalam penyusunan tugas ini kelompok kami, menemui banyak kendala diantaranya, keterbatasan literature dan kendala lain yang kesemuanya itu dapat teratasi berkat usaha yang kami lakukan. Namun kelompok kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan, baik penulisan maupun bahasanya. Oleh karena itu, segala kekurangan yang ada dalam tugas ini mohon dianggap sebagai keterbatasan kami sebagai penulis yang hanya manusia biasa dan demi kesempurnaan tugas ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai acuan dalam penyusunan tugas berikutnya agar lebih baik. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat. i

Upload: umypelu

Post on 02-Jan-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

carcinoma

TRANSCRIPT

Page 1: Carcinoma Colorectal

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan

rahmat-Nyalah sehingga kelompok kami dapat menyelasaikan tugas yang

berjudul “Caksinoma Colorektal”.

Dalam penyusunan tugas ini kelompok kami, menemui banyak

kendala diantaranya, keterbatasan literature dan kendala lain yang

kesemuanya itu dapat teratasi berkat usaha yang kami lakukan.

Namun kelompok kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh

dari kesempurnaan, baik penulisan maupun bahasanya. Oleh karena itu,

segala kekurangan yang ada dalam tugas ini mohon dianggap sebagai

keterbatasan kami sebagai penulis yang hanya manusia biasa dan demi

kesempurnaan tugas ini, maka kami mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat membangun sebagai acuan dalam penyusunan tugas berikutnya

agar lebih baik. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Makassar, 28 Oktober 2007

Penulis

i

Page 2: Carcinoma Colorectal

CARCINOMA COLORECTAL

PENDAHULUAN

KANKER adalah pertumbuhan jaringan yang baru sebagai akibat dari

proliferasi (pertumbuhan berlebihan) sel abnormal secara terus menerus

yang memiliki kemampuan untuk menyerang dan merusak jaringan

lainnya.

Kanker dapat tumbuh dari jenis sel apapun dan di dalam jaringan tubuh

manapun, dan bukanlah suatu penyakit tunggal tetapi merupakan

sejumlah besar penyakit yang digolongkan berdasarkan jaringan dan jenis

sel asal. Golongan ini terdiri dari ratusan jenis, tetapi ada tiga golongan

utama.

Pertama, sarkoma, yang tumbuh dari jaringan penyambung dan

penyokong, seperti tulang, tulang rawan, saraf, pembuluh darah,

otot dan lemak.

Kedua, karsinoma, bentuk kanker yang paling umum menyerang

manusia, tumbuh dari jaringan epitelial (jaringan bersel yang

menutupi permukaan), seperti kulit dan lapisan rongga dan organ

tubuh, dan jaringan kelenjar, seperti jaringan payudara dan prostat.

Karsinoma dengan struktur berlapis-lapis yang menyerupai kulit

disebut sebagai karsinoma sel skuamosa (sel tanduk). Sedangkan

yang menyerupai jaringan kelenjar disebut sebagai

adenokarsinoma.

Jenis yang ketiga, leukemia dan limfoma, merupakan bentuk

kanker yang menyerang jaringan pembentuk darah dan dicirikan

oleh pembesaran kelenjar getah bening, penyerangan terhadap

limpa dan sumsum tulang, dan produksi sel darah putih yang belum

matang secara berlebihan.

ii

Page 3: Carcinoma Colorectal

Benjolan

Hampir semua kanker membentuk benjolan (tumor), tetapi tidak semua

benjolan bersifat kanker, atau ganas; sebagian besar bersifat jinak (tidak

berbahaya). Ciri tumor jinak adalah pertumbuhan yang sangat terpusat

dan biasanya dipisahkan dari jaringan tetangganya oleh sebuah kapsul

yang mengelilinginya. Pertumbuhan tumor jinak biasanya lambat, dan dari

segi struktur biasanya sangat menyerupai jaringan asal. Dalam beberapa

kasus, tumor jinak dapat membahayakan pasien jika menghalangi,

menekan, atau memindahkan struktur tetangganya, seperti pada otak.

Sejumlah tumor jinak, seperti polip di usus besar, dapat bersifat pra-

kanker.

Penyebaran Sel Kanker

Ciri tumor ganas yang paling utama adalah kemampuan mereka untuk

menyebar melampaui lokasi asal. Kanker dapat menyerang jaringan

tetangga melalui perluasan langsung atau infiltrasi, atau ia menyebar ke

lokasi yang letaknya jauh dan mengembangkan pembentukan abnormal

kedua yang dikenal sebagai metastasis. Rute dan lokasi metastasis

bervariasi antara kanker primer yang berbeda-beda.

(1) Apabila kanker menyebar melalui permukaan organ asal ke dalam

suatu rongga, maka sel mungkin dapat melepaskan diri dari permukaan

dan tumbuh pada permukaan organ yang bersebelahan dengannya.

(2) Sel tumor mungkin bermigrasi ke dalam saluran limfatik dan terangkut

ke aliran kelenjar getah bening, atau mereka dapat menembus pembuluh

darah. Sewaktu berada di aliran darah, sel tumor dialirkan ke titik yang

terlalu kecil baginya. Sel tumor dari saluran lambung dan usus akan

dihentikan di hati, lalu dapat mengalir ke paru-paru. Sel yang berasal dari

semua tumor lainnya akan melewati paru-paru sebelum diangkut ke organ

lainnya. Oleh karena itu paru-paru dan hati biasanya menjadi lokasi

metastasis.

iii

Page 4: Carcinoma Colorectal

(3) Banyak kanker cenderung meninggalkan sel di dalam aliran darah

pada masa-masa awal perjalanannya. Kebanyakan sel ini mati di saluran

darah, tetapi beberapa di antara mereka tersangkut pada permukaan dan

menembus dinding untuk kemudian memasuki jaringan. Beberapa

mungkin menemukan jaringan yang menguntungkan, tempat mereka

dapat bertahan hidup, dan tumbuh menjadi tumor. Beberapa lagi mungkin

hanya dapat membelah beberapa kali saja, sehingga membentuk sarang

sel berukuran kecil yang kemudian menjadi dorman (suatu

mikrometastasis). Kelompok sel ini dapat tetap dorman selama bertahun-

tahun, dan kemudian tumbuh kembali sebagai kanker. Penyebab hal ini

belum diketahui.

Sel kanker, walaupun telah tersebar secara luas, mungkin

mempertahankan ciri-ciri fisik dan biologis dari jaringan asal mereka. Jadi,

seorang ahli patologi seringkali dapat menentukan lokasi asal tumor yang

menyebar melaui pemeriksaan mikroskopis terhadap jaringan yang

bersifat kanker. Identifikasi tumor kelenjar endokrin, misalnya, menjadi

lebih sederhana karena mereka mungkin menghasilkan hormon yang

dihasilkan jaringan induk itu dalam jumlah yang berlebih. Tumor seperti itu

dapat juga memberikan respon terhadap pemberian hormon yang

biasanya mengendalikan jaringan itu.

Pada umumnya, semakin suatu sel kanker tidak menyerupai jaringan

aslinya, semakin ganas sifatnya dan semakin cepat ia menyebar; tetapi

laju pertumbuhan kanker tidak hanya tergantung kepada jenis sel dan

perbedaannya dengan jaringan asal, tetapi juga kepada beragam faktor

inang. Ciri-ciri dari kanker ganas adalah keragaman sel tumor. Karena

abnormalitas perkembangbiakan sel tumor, mereka menjadi lebih rentan

terhadap perubahan. Seiring waktu, tumor menjadi semakin sulit

dibedakan dan tumbuh semakin cepat. Tumor tersebut mungkin pula

mengembangkan daya tahan yang semakin kuat terhadap kemoterapi

atau radioterapi.

iv

Page 5: Carcinoma Colorectal

Prognosis dan Visi Jangka Panjang

Banyak penderita kanker kini berhasil dirawat. Misalnya saja diperkirakan

bahwa, dari lebih dari 5 juta penderita kanker di Amerika, 3 juta berhasil

bertahan hingga lebih daripada lima tahun, dan hampir semua yang

bertahan itu dapat dikatakan telah sembuh. Pendekatan modern terhadap

pengobatan kanker turut memberikan penekanan terhadap kualitas hidup

pasien - baik secara jasmani maupun secara mental.

Terdapat banyak jenis kanker dimana peluang penderita untuk hidup telah

meningkat berkali-kali lipat dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.

Mungkin pengobatan kanker anak yang mengalami perkembangan

terpesat. Misalnya saja, 90 persen anak-anak dapat disembuhkan dari

penyakit Hodgkin, dimana 30 tahun yang lalu jumlah ini hanya

setengahnya saja. Bentuk kanker lainnya, seperti penyakit non-Hodgkin,

sejumlah penyakit leukemia, dan kanker testis berhasil diobati. Demikian

pula beberapa bentuk kanker kandung kemih tak menyebar tertentu, yang

jika terdeteksi secara dini dapat dihambat dalam waktu beberapa tahun.

Tingkat kematian akibat kanker telah jauh berkurang pada orang-orang

yang berumur dibawah 50 tahun, dan kemungkinan besar hal ini

disebabkan karena gaya hidup dan lingkungan yang lebih sehat yang

telah mengurangi penghirupan jangka panjang akan zat penyebab kanker.

Diagnosa yang lebih dini, yang sudag tentu penting dalam semua kasus

kanker, dan perbaikan pengobatan di dunia medis turut menjadi faktor

penentu. Penurunan ini diharapkan dapat berlangsung juga di kelompok

umur yang lebih tua seperti yang terjadi pada umur yang lebih muda ini.

Penurunan jumlah perokok di beberapa negara mulai memperlihatkan

dampak dalam angka penderita kanker di negara yang bersangkutan.

Misalnya saja, jumlah kematian laki-laki di Inggris akibat kanker paru-paru

akhirnya mulai mengalami penurunan. Hanya saja, jumlah wanita yang

meninggal akibat penyakit itu masih mengalami peningkatan; wanita

Skotlandia memiliki angka kematian tertinggi di dunia akibat kanker paru-

paru.

v

Page 6: Carcinoma Colorectal

Secara menyeluruh, resiko kematian akibat kanker telah mengalami

peningkatan selaam 30 tahun terakhir ini. Penyebab utamanya adalah

karena kanker terutama merupakan penyakit manula dan, seiring

keberhasilan pencegahan kematian pada usia muda oleh penyakit lainnya

seperti penyakit jantung, lebih banyak orang yang dapat hidup cukup lama

hingga mencapai umur yang rentan terhadap penyakit kanker.

Jumlah Penderita

Kanker merupakan penyebab utama kedua kematian orang dewasa di

belahan Barat, dan merupakan salah satu penyebab utama kematian

anak-anak akibat penyakit yang berumur antara 1 hingga 14 tahun.

Meskipun demikian, penyakit ini jarang menyerang orang muda. Di Inggris

Raya, kanker menyerang kira-kira 1 dari antara 650 anak-anak.

Laju kematian sesuai umur per 100.000 jumlah penduduk dari semua

penderita kanker laki-laki adalah 246,5 di Hungaria (salah satu yang

tertinggi), sedangkan di Meksiko laju ini hanya mencapai 83,5 (salah satu

yang terendah). Bagi wanita, lajunya adalah 139,8 di Denmark dan 62,3 di

Mauritius. Laju bagi Inggris dan Wales adalah 179,2 bagi laki-laki dan

125,7 bagi wanita; di Amerika Serikat, laju ini adalah 164,4 bagi laki-laki

dan 110,6 bagi wanita. Untuk bentuk kanker tertentu, perbedaan laju antar

negara dapat mencapai 40 kali lipat. Penelitian terhadap populasi yang

bermigrasi dari satu wilayah geografis ke yang lainnya memperlihatkan

bahwa perbedaan ini adalah sebagai akibat dari perbedaan gaya hidup,

dan bukan karena faktor etnis. Hal ini konsisten dengan temuan lainnya

yang memperlihatkan bahwa kebanyakan kanker terutama berhubungan

dengan penyebab yang berasal dari lingkungan dan bukan diakibatkan

faktor keturunan, meskipun keduanya dapat saling berinteraksi.

Kanker yang paling banyak menimbulkan korban di Eropa dan Amerika

Serikat adalah kanker paru-paru, usus besar (kolorektal), payudara,

prostat, dan perut. Jika digabungkan, setengah dari seluruh jumlah

vi

Page 7: Carcinoma Colorectal

kematian akibat kanker disebabkan kanker jenis ini. Mereka sekaligus,

bersama-sama dengan kanker kulit, merupakan jenis kanker yang paling

umum menyerang manusia. Kanker kulit adalah kanker pertama atau

kedua yang paling umum di banyak negara Barat seperti Amerika Serikat,

Australia, dan Inggris Raya. Untung saja kanker kulit, kecuali melanoma

maligna (jenis yang paling jarang tetapi yang paling hebat), jarang

berakibat fatal.

            Menurut WHO (1990) Perawatan paliatif meliputi segala prosedur

perawatan aktif untuk meringankan penderitaan pasien terutama yang

tidak respon dengan terapi kuratif (Nuhonni, 2000). Perawatan paliatif

adalah terapi yang memang tidak bertujuan untuk menyembuhkan tetapi

hanya bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup dan atau

memperpanjang kemampuan hidup ( Soebandiri, 1994 ). KARSINOMA

kolorektal stadium lanjut adalah keganasan pada kolorektal yang telah

mengadakan metastase jauh , yakni stadium IV menurut TNM

classification / Dukes D menurut Dukes staging dan Modified Astler Coller

staging ( Kim& Bressalier,1998 ). Keluhan yang sering terjadi pada

penderita dengan keganasan kolorektal adalah hematokhezia, perubahan

pola defekasi, nyeri abdomen, tenesmus, anemia defisiensi besi, gejala

abdomen akut, gejala lain misalnya fistula, penurunan berat badan,

anoreksia serta gejala akibat metastase tumor ( Kim& Bressalier, 1998 ).

            Perawatan paliatif pada penderita karsinoma kolorektal perlu

mendapat perhatian karena tidak jarang penderita datang berobat sudah

pada stadium lanjut dengan berbagai penyulit antara lain kolon obstruksi

dan uropati obstruksi , sehingga hanya dapat dilakukan tindakan

perawatan paliatif. Selain itu terdapat kecenderungan peningkatan angka

kejadian karsinoma kolorektal di Indonesia. Karsinoma kolorektal

merupakan urutan ke 7 dari 10 besar kasus keganasan yang datang ke

poliklinik paliatif dan umumnya sudah dalam stadium lanjut.

            Perawatan paliatif pada penderita karsinoma kolorektal stadium

lanjut antara lain meliputi kemoterapi paliatif, pembedahan paliatif,

vii

Page 8: Carcinoma Colorectal

radioterapi paliatif, serta pengelolaan nyeri kanker atau keluhan lain untuk

mencapai kualitas hidup yang maksimal bagi penderita.

            Berikut akan dibahas kasus yang jarang yakni seorang penderita

karsinoma kolorektal stadium lanjut dengan penyulit obstruksi kolon

parsial dan uropati obstruksi.                   

KASUS

            Penderita Ny. J , 42 tahun, ibu rumah tangga, islam, tempat tinggal

Pasuruan, berobat ke IRD RSUD Dr. Soetomo dengan keluhan utama

nyeri perut. 

 

Anamnesis.

            Penderita mengeluh nyeri perut sejak satu bulan sebelum

masuk rumah sakit (MRS) . Nyeri perut terutama dirasakan di

perut kiri bawah, sifat hilang timbul serta satu minggu sebelum

MRS nyeri semakin berat.Penderita juga mengeluh sulit buang air

besar . Buang air besar disertai darah dan lendir yang telah

berlangsung selama setahun. Saat buang air besar disertai nyeri

perut. Penderuta mengeluh semakin kurus , pusing, badan lemah

, pucat dan cepat lelah.Penderita juga mengeluh nyeri pinggang

sejak satu bulan sebelum MRS, hilang timbul sifat nyeri kemeng

serta semakin berat dalam dalam satu minggu sebelum MRS.

Buang air kecil 5-6 kali sehari dengan jumlah yang cukup, tidak

disertai batu atau darah, warna air kencing kuning . Penderita

juga mengeluh sering haus, sering kencing , serta sering terasa

lapar.Riwayat penyakit dahulu pernah diirawat di rumah sakit

karena penyakit diabetes melitus pada tahun 2000, kurang darah

pada bulan desember 2000. Penderita tidak pernah menderita

sakit hipertensi, liver, batu ginjal serta tindakan operasi dan

kecelakaan.

Pemeriksaan fisik

            Kesadaran kompos mentis, keadaan umum lemah,

tekanan darah 120/ 80 mmHg, nadi 100 kali/ menit, temperatur

viii

Page 9: Carcinoma Colorectal

aksila 38,70 C , pernafasan 20 kali / menit. Pemeriksaan kepala

leher didapatkan anemia, tidak didapatkan ikterus, sianosis,

dispneu, pembesaran kelenjar getah bening, peningkatan

tekanan vena jugularis. Pada pemeriksaan thorak didapatkan

suara jantung 1 dan 2 tunggal , tidak ada bising jantung dan

suara galop. Pada paru didapatkan perkusi sonor , suara nafas

vesikuler , tidak didapatkan ronchi maupun wheezing.

Pemeriksaan palpasi abdomen didapatkan supel, nyeri tekan

pada perut bawah kiri, hepar dan lien tidak teraba, pada

auskultasi ddidapatkan bising usus normal, suara metal tidak

didapatkan. Pada pinggang didapatkan nyeri ketok kanan dan kiri

. Pada daerah inguinal tidak didapatkan pembesaran kelenjer

limfe. Pada ekstrimitas tidak didapatkan odem, akral hangat.

Pada pemeriksaan colok dubur didapatkan tonus spincter ani

normal, teraba mass berdungkul , mobil, intra luminer , jarak 5

cm dari anal ridge, jari masuk longgar dan terdapat sisa darah

dan lendir.

 

Pemeriksaan penunjang

            Darah lengkap, Hb= 5,2 gr/dl, L= 12,5 x 109/L ,

Trombosit= 317x 109/L , LED= 145 mm/jam, PCV=10%, gula

darah acak= 277gr/dl, kolesterol total= 173 gr/dl, trigliserida=

140 gr/dl, SGOT= 14 U/L, SGPT= 8 U/L, Bil. Total= 0,76 gr/dl,

Bil.D= 0,44 gr/dl, BUN= 9.4 mg/dl, SK= 1,2 mg/dl, CEA= 16.0

ng/ml.

Photo torak : jantung dan paru dalam batas normal, tidak

terdapat tanda metastase.

Patologi anatomi: rectum biopsi didapatkan Invasive adeno

carcinoma well differianted.

Photo polos abdomen: bayangan gas usus normal, hepar dan lien

tak membesar, kontur ginjal kanan  dan kiri membesar, psoas

ix

Page 10: Carcinoma Colorectal

shadow simetris, tampak ground glass appearance pada

abdomen kiri.

Ultra sonografi: liver tampak nodul pada lobus kiri ukuran 2,3x2 cm,

kedua ginjal membesar ringan, ektasis sedang tidak terdapat nodul/ kista/

abses, gall blader dan pankreas normal.

Diagnosis: karsinoma rektum stadium lanjut metastase ke hepar ,

hidronefrosis sedang bilateral, sepsis, diabetes mellitus, anemia.

Terapi: infus RL 1000 cc/24 jam, diet B1 2100 kalori lunak, insulin 3x 4 U

sc 15 menit ac, inj. Ceftriaxon 2x 1 gr IV, transfusi PRC sd Hb > 10 gr/dl.

Nyeri dapat terjadi pada 45-100% dari penderita kanker , baik yang ringan

sampai berat, penyebab nyeri kanker dapat disebabkan : 1. akibat

tumor(70% kasus) melalui mekanisme infiltrasi tumor ke tulang/ jaringan

sysraf, penekanan jaringan syaraf , pengaruh langsung pada organ/

jaringan yang terkena , ulserasi jaringan, peningkatan tekanan intra

kranial; 2.berhubungan dengan tumor, misalnya kejang otot , dekubitus,

infeksi jamur; 3. akibat pengobatan tumor , misalnya akibat pembedahan,

kemoterapi, radiasi; 4. penyebab lain bukan akibat tumor, berhubungan

dengan tumor, pengobatan tumor, misalnya artritis, migren. Penyebab

nyeri yang lain adalah faktor kejiwaan .Jenis nyeri kanker dapat berupa

nyeri nosiseptif( akibat rangsangan pada aferen serta syaraf perifer) , nyeri

neurogenik akibat (kerusakan syaraf perifer) , nyeri psikogenik( akibat

faktor non fisik/ kejiwaan). Derajat nyeri kanker dapat digolongkan

menjadi; 1. ringan, bila tidak mengganggu kegiatan sehari-hari dan

penderita dapat tidur ; 2. sedang, bila mengganggu kegitan sehari-hari

tetapi penderita dapat tidur ; 3. berat, bila mengganggu kegitan sehari-hari

dan penderita tidak dapat tidur ( Boediwarsono,2003).

Pada penderita didapatkan jenis nyeri nosiseptif dan nyeri neurogenik

dengan derajat ringan . Nyeri pada penderita ini disebabkan oleh kanker

kolorektal yang telah menekan dan menginfiltrasi jaringan sekitarnya serta

nyeri akibat pasca pembedahan.

x

Page 11: Carcinoma Colorectal

            Pemberian obat analgesik memiliki peranan yang utama dalam

penanggulangan nyeri kanker . Pemberian analgesik harus teratur dan

sesuai jadwal /by the clock, bukan bila perlu, by ladder, by mouth.

Analgesik yang digunakan untuk nyeri kanker terdiri dari golongan non

opiat, opiat lemah , opiat kuat.                    

Jenis analgesik, kekuatan dan dosis dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Analgesik non opioid

Drug Strength Dose

Aspirin 500 mg 4-6 hourly

Paracetamol 500 mg 4-6 hourly

 

Tabel 2. Analgesik non opiod lain

Chemical class Generic name

Propionic acid Ibuprofen

Naproxen

Fenoprofen

Ketoprofen

Flurbiprofen

Suprofen

Acetic acid Indometacin

Tolmentin

Sulindac

Diclofenac

Ketorolac

Oxicams Piroxicam

Fenemates Mefenamic acid

Meclofenamic acid

 

Tabel. 3. Analgesik opioid lemah

Drug Strenght Dose

Codein phosphate 10-20-30 mg 10-60 mg 4 hourly

xi

Page 12: Carcinoma Colorectal

Tablets Bp

Dihydro codein

Tablets Bp

30 mg 30-60 mg 4 hourly

 

Tabel 4. Analgesik opoid kuat

Drug Typical starting

dose

Dose

interval

Morphine Hydrochloride

or

Sulphate solution

10 mg 4 hourly

Controlled release

Morphine sulphate(MST

continous) tab

30 mg 12 hourly

Obat analgesik ajuvan yang digunakan untuk nyeri kanker antara lain anti

depresan trisiklik, anti histamin, kafein, steroid, phenotiazin, anti konvulsi.

Terkadang diperlukan obat untuk mengatasi efek samping akibat opiat

antara lain anti emetik, laksan, stimulansia ( Boediwarsono,2003).

Pada penderita diberikan obat analgesik mefenemic acid 500 mg tiap 6

jam , dan nyeri dapat teratasi dengan baik.

            Radioterapi paliatif adalah tindakan mencegah atau membebaskan

pasien kanker dari gejala lokal yang disebabkan oleh kanker tersebut 

dengan radiasi dan diharapkan reaksi radiasi seminimal mungkin ,

sehingga dapat diharapkan adanya peningkatan kualitas hidup pasien.

Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan ketetapan

pada radiasi paliatif antara lain survival time , tingkat keparahan penyakit,

efek samping yang timbul, serta cost and benefit nya (Wijanarko,2003).

Pasien dengan harapan hidup yang pendek perlu dipertimbangkan secara

matang mengenai keuntungan yang dapat diraih. Paien dengan keadaan

yang sudah sangat buruk jarang membaik dengan radio terapi paliatif.

Efek samping radio terapi pada gastro intestinal antara lain nausea,

anoreksia, vomiting, diare ( efek akut), serta striktur usus , perdarahan ,

xii

Page 13: Carcinoma Colorectal

perforasi, fistula (efek kronis). Radio terapi paliatif pada umumnya

diberikan pada pasien dengan metastase lanjut yang ditaksir survivalnya

hanya beberapa bulan yang bermanfaat untuk menunda pertumbuhan

tumor, mengurangi nyeri, dan mencegah perdarahan dengan waktu

pemberian yan gpendek, baik terapi tunggal maupun maupun 1-2 minggu(

Wijanarko,2003).

            Pemberian radiasi pada metastase di liver hanya diberikan untuk

pembesaran liver yang menimbulkan rasa nyeri dan kurang nyaman di

perut dan baru diberikan bila terapi medik standar tidak berhasil. Uropati

obstruksi akibat karsinoma setelah tindakan koreksi dikerjakan dilanjutkan

dengan radiasi lokal dengan dosis 30-40 Gy dalam waktu 2-4 minggu.

Perdarahan gastro intestinal akibat kanker kolorektal dapat diberikan

dengan dosis 30-35 Gy dalam 10 fraksi dengan respon rate 85%

( Wijanarko,2003).

            Pada kanker kolorektal yang semula unoperabel dapat diberikan

radiasi pra bedah dengan atau tanpa kemoterapi agar tumor menjadi

operabel untuk dilakukan reseksi. Mendenhall melaporkan penderita

kanker rektal yang semula unoperabel diberikan radiasi prabedah dengan

dosis 35-60 Gy , berikutnya dapat dilakukan reseksi komplit pada pada 52

% penderita ( Lavery et al,2000). Minsky melaporkan pemberian

kemoterapi 5 FU dengan LV dosis tinggi selama 2 siklus/ 2 minggu

dengan radiasi pelvic dosis 50,4 Gy sebelum pembedahan , 89%

penderita menjadi operabel untuk dilakukan reseksi bersih, bahkan 20%

menunjukkan respon patologis yang lengkap ( Lavery et al,2000). Pada

penderita tidak dilakukan terapi radiasi prabedah maupun paska bedah

dengan pertimbangan kondisi penderita pada stadium lanjut dengan

survival rate yang rendah.

            Prognosis penderita kanker kolorektal tergantung variabel klinik

dan patologis seperti tercantum pada lampiran.Pada penderita prognosis

buruk karena terdapat penetrasi dinding usus yang dalam, tumor

berbentuk ulseratif / infiltratif, terdapat obstruksi usus , kadar CEA pre

operatif yang tinggi serta adanya metastase jauh ke hepar.

xiii

Page 14: Carcinoma Colorectal

SUMMARY

            It had been reported an advanced stadium of colorectal

carcinoma patient with liver metastatic, colon obstructive and uropati

obstructive.

            Palliative treatment to the patient was transversum colostomi,

percutaneous nefrostomi, 5 FU 500 mg / week intra venous and

management of cancer pain.

            Prognosis of the patient was bad because the presence of

deep penetration to the bowel wall, ulcerative / infiltrative tumor

morphologi, colon and uropati obstruktive, high level of CEA pre

operative and far metastatic to the liver

 

xiv

Page 15: Carcinoma Colorectal

FAKULTAS KEDOKTERAN Makassar, 28 Oktober 2007UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAPAPPER INTERNA

DISUSUN OLEH:

HASTA HANDAYANI IDRUS 110206121MILA HABIBASARI 110206122RESKY YULIANITA 110206123HASRIANI 110206124M. ILYAS INGRATUBUN 110206125HERAWATI TJONGI 110206126ASNITA 110206127BERRY ERIDA HASBI 110206128NURLIAH 110206129HANDAYANI 110206130ROSMAINAR AGUS 110206131JUMRIAH 110206132AYU MERDEKAWATY PUTRI 110206133NUR AZIZAH 110206134CHINDY PERMATASARI 110206135

FAKULTAS KEDOKTERAN

xv

Page 16: Carcinoma Colorectal

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIAMAKASSAR

2007

xvi