sosialisasi uu. nomor 3 tahun 2005 tentang skn

Upload: heriyana-oke

Post on 05-Jul-2015

732 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

I GUSTI NGURAH BAGUS SUCITRA, S.H., M.Si ASISTEN DEPUTI ORGANISASI KEOLAHRAGAAN Disampaikan Pada: Kegiatan Bedah Undang- Undang Sistem Keolahragaan Nasional, 24-25 Mei 2011 di Pandeglang

NEGARAWILAYAH

WARGA NEGARA/ PENDUDUK/ RAKYAT PEMERINTAHAN

MENDAPAT PENGAKUAN

ORGANISASISTRUKTUR

SDM

TUJUAN TUJUAN

SISTEM

STRATEGI

MANAJEMEN ORGANISASIRENCANA STRATEGI

DIAGNOSA LINGKUNGAN ORGANISASI

VISI, MISI, DAN STRATEGI

MANAJEMEN STRATEGI

KONTROL DAN EVALUASI

RENCANA AKSI

KEMAMPUAN MANAJEMENKOMUNIKASI KEPEMIMPINAN MANAJEMEN WAKTU MANAJEMEN RAPAT PERTEMUAN MANAJEMEN KONFLIK MANAJEMEN PERUBAHAN

BUDAYA KINERJA ORGANISASIKeberadaan berfungsi untuk suatu tujuan. organisasi men-capai

Budaya organisasi sangat berpengaruh dalam kema-juan organisasi. Kinerja dapat perilaku SDM. mengubah

TIPE/GAYA KEPEMIMPINANDEMOKRATIK OTORITER/AUTOKRITIK LAISSEZ-FAIRE/BEBAS KENDALI BIROKRATIK KHARISMATIK OTENTIK TRANSAKSIONAL TRANSFORMASIONAL TASK-ORIENTED/BERORIENTASI PADA TUGAS ATTRIBUTION LEADERSHIP

PERLU LANDASAN OPERASIONAL (RENSTRA, PERATURAN, DAN UNDANGUNDANG

Sumber: Abdul Rauf, dalam Pembekalan Peningkatan Kapasitas, Mei 2011

PROSES PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG

Inisiatif pemerintah

Prolegnas

I isiatif DPRUndang-Undang Nomor 10/2004

Balegnas

SISTEMATIKA UU N0 3 TENTANG SKN TERDIRI ATAS 24 BAB DAN 92 PASAL

BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX BAB X BAB XI BAB XII BAB XIII BAB XIV BAB XV BAB XVI BAB XVII BAB XVIII BAB XIX BAB XX BAB XXI BAB XXII BAB XXIII BAB XXIV

KETENTUAN UMUM DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN PRINSIP PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN HAK DAN KEWAJIBAN TUGAS, WEWENANG, DAN TANGGUNGJAWAB PEMPUS & PEMDA RUANG LINGKUP OLAHRAGA PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN OLAHRAGA PENGELOLAAN KEOLAHRAGAAN PENYELENGGARAAN KEJUARAAN OLAHRAGA PELAKU OLAHRAGA PRASARANA DAN SARANA OLAHRAGA PENDANAAN KEOLAHRAGAAN PENGEMBANGAN IPTEK KEOLAHRAGAAN PERAN SERTA MASYARAKAT KERJASAMA DAN INFORMASI KEOLAHRAGAAN INDUSTRI OLAHRAGA STANDARISASI, AKREDITASI DAN SERTIFIKASI DOPING PENGHARGAAN PENGAWASAN PENYELESAIAN SENGKETA KETENTUAN PIDANA KETENTUAN PERALIHAN KETENTUAN PENUTUP

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2005

DASAR UU NO. 3/2005

FUNGSI KEOLAHRAGAANPasal 3 Keolahragaan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan jasmani, rohani, dan sosial serta membentuk watak dan kepribadian bangsa yang bermartabat.

TUJUAN KEOLAHRAGAANy

y y

y y

memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia, sportivitas, disiplin, mempererat dan membina persatuan dan kesatuan bangsa, memperkukuh ketahanan nasional, serta mengangkat harkat, martabat, dan kehormatan bangsa

Nation and Character Building(Sumber : Pasal 4 UU N0. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional)

PRINSIP KEOLAHRAGAANa. demokratis, tidak diskriminatif dan

b. c. d. e. f. g. h.

menjunjung tinggi nilai keagamaan, nilai budaya, dan kemajemukan bangsa; keadilan sosial dan nilai kemanusiaan yang beradab; sportivitas dan menjunjung tinggi nilai etika dan estetika; pembudayaan dan keterbukaan; pengembangan kebiasaan hidup sehat dan aktif bagi masyarakat; pemberdayaan peran serta masyarakat; keselamatan dan keamanan; dan keutuhan jasmani dan rohani.

(Sumber :

Pasal 5 UU N0. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional)

PASAL-PASAL KRUSIAL DALAM PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN NASIONALPEMERINTAH

TUGAS

KEWENANGANMengatur, membina, mengembangkan, melaksanakan, dan mengawasi penyelenggaraan keolahragaan secara nasional

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan serta standardisasi Bidang keolahragaan secara nasional.

(Sumber : Pasal 12 Ayat (1) & 13 Ayat (1) UU N0. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional)

TANGGUNGJAWAB PEMERINTAHPEMERATAAN PEM INAAN/PENGEM ANGAN KEGIATAN KEOLAHRAGAAN PENINGKATAN MUTU PELAYANAN MINIMAL KEOLAHRAGAAN PENINGKATAN EFEKTIFITAS/EFISIENSI MANAJEMEN KEOLAHRAGAAN PENINGKATAN KESEHATAN, KE UGARAN, DAN PRESTASI OLAHRAGA

DALAM WUJUDKAN TUJUAN PENYELENGGARAAN OLAHRAGA NASIONAL

(Sumber : Pasal 15 UU N0. 3 Tahun 2005 SKN dan Pasal 15 Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan )

PASAL 14 AYAT (3) UU SKNPemerintah Daerah membentuk sebuah dinas yang menangani bidang Keolahragaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Pasal 7 ayat (1) dan ayat (3) dalam PP No. 16 tahun 2007 Tentang Penyelenggaran Keolahragaan(1) Pemerintah Provinsi harus membentuk dinas olahraga tingkat provinsi sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan. (3) Pemerintah kabupaten/kota harus membentuk dinas olahraga tingkat kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan Peraturan PerundangUndangan

MEKANISME PENYELENGGARAAN TUGAS KEOLAHRAGAAN DI DAERAH

PemProv PemKab/ Kota

Harus membentuk

Dinas Olahraga/Dinas Yang Menangani Olahraga

(Sumber : Pasal 15 Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan )

SATI I SI

SI

I

PROVI SI

STASI

KAB/KOTA

PENGELOLAAN KEOLAHRAGAANPasal 32 (1) Pengelolaan sistem keolahragaan nasional merupakan tanggung jawab Menteri. (2) Pemerintah menentukan kebijakan nasional, standar keolahragaan nasional, serta koordinasi dan pengawasan terhadap pengelolaan keolahragaan nasional. Pasal 33 Pemerintah provinsi melaksanakan kebijakan keolahragaan, perencanaan koordinasi, pembinaan, pengembangan, penerapan standardisasi penggalangan sumber daya, dan pengawasan. Pasal 34 (1) Pemerintah kabupaten/kota melaksanakan perencanaan pembinaan, pengembangan, penerapan standardisasi, dan penggalangan sumber daya daya keolahragaan yang berbasis lokal. (2) Pemerintah kabupaten/kota wajib mengelola sekurang-kurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan/atau internasional.

PENGELOLAAN KEOLAHRAGAAN Dalam pengelolaan keolahragaan, masyarakat keolahragaan, membentuk induk organisasi cabang olahraga. olahraga. dapat

Induk organisasi cabang olahraga sebagaimana dimaksud ayat (1) dapat mendirikan cabang-cabangnya di provinsi cabangdan kabupaten/kota kabupaten/

Induk organisasi cabang olahraga sebagaimana dimaksud pasal 35 membentuk suatu komite olahraga nasional Induk organisasi cabang olahraga dan komite olahraga nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat mandiri. mandiri.(Sumber : Pasal 35 (1) dan (2) serta Pasal 36 (1) dan (3) UU Nomor. 3/2005 tentang SKN

PENGELOLAAN KEOLAHRAGAANPasal 37 (1) Pengelolaan olahraga pada tingkat provinsi dilakukan oleh pemeritah provinsi dengan dibantu oleh komite olahraga provinsi. (2) Komite olahraga provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh induk organisasi cabang olahraga provinsi dan bersifat mandiri. (3) Pengorganisasian komite olahraga provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh masyarakat yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pasal 38 (1) Pengelolaan olahraga pada tingkat kabupaten/kota dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan dibantu oleh komite olahraga kabupaten/kota. (2) Komite olahraga kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh induk organisasi cabang olahraga kabupaten/kota dan bersifat mandiri. (3) Pengorganisasian komite olahraga kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh masyarakat yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PASAL 40 UU SKNPENGURUS KOMITE OLAHRAGA: NASIONAL PROVINSI KAB. KOTA

MANDIRI TIDAK JABAT STRUKTURAL TIDAK JABAT PUBLIK

Lanjutan Pasal 40 UU SKN

PENJELASAN PASAL 40 UU N0. 3 TAHUN 2005 TENTANG SISTEM KOLAHRAGAAN NASIONAL

Mandiri

Bebas dari pengaruh dan intervensi pihak mana pun untuk menjaga netralitas dan menjamin keprofesionalan pengelolaan keolahragaan suatu jabatan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang pegawai negeri sipil dan militer dalam rangka memimpin satuan organisasi negara atau pemerintahan, antara lain, jabatan eselon di departemen atau lembagapemerintahan nondepartemensuatu jabatan yang diperoleh melalui suatu proses pemilihan langsung oleh rakyat atau melalui pemilihan di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, antara lain Presiden/Wakil Presiden dan para anggota kabinet, gubernur/wakil gubernur, bupati/wakil bupati, walikota/wakil walikota, anggota DPR-RI, anggota DPD-RI, anggota DPRD, hakim agung, anggota komisi yudisial, Kapolri, dan Panglima TNI.

Jabatan Struktural

Jabatan Publik

PENGURUS KOMITE OLAHRAGA :Jabata Struktural & Publik

NASIONAL PROVINSI KAB. KOTA

Dilarang

Ketua U uWakil Ketua Umum

Ketua Harian, dan Sekretaris Jenderal atau sebutan lain yang sejenis dan setingkat

Pe gurus aria atau Pe gurus i ti atau a a lai sesuai de ga A ggara Dasar

(Sumber :

Penjelasan Pasal 56 PP 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan)

TELAH DILAKUKAN MEKANISME PENGUJIAN UNDANGUNDANG (CONSTITUTIONAL REVIEW) KE MAHKAMAH KONSTITUSI MELALUI REGISTRASI PERKARA NOMOR : 27/PUU-V/2007, tanggal 7 Desember 2007, oleh Pemohon Saleh Ismail Mukadar, SH, Ketua Umum KONI Kota Surabaya Mahkamah Konstitusi pada tanggal 22 Februari 2008, mengeluarkan putusan Nomor : Nomor 27/PUU-V/2007, dengan Amar Putusan Bahwa : MENYATAKAN PERMOHONAN PEMOHON DITOLAK artinya Pasal 40 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, Tetap Berlaku sah dan Mengikat sebagai satu kesatuan norma hukum komprehensif dan Pasal 40 UU SKN tidak bertentangan dengan Pasal 28C Ayat (2), Pasal 28D Ayat (1) dan Pasal 28I Ayat (2) UUD 1945. Dengan demikian permohonan Pemohon harus dinyatakan ditolak

SANKSI TERHADAP PELANGGARAN KETENTUAN PASAL 40 UU SKN JO PASAL 56 PP 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN

1. 2. 3. 4. 5. 6.

peringatan; teguran tertulis; pembekuan ; pembekuan izin sementara; pencabutan izin; pencabutan keputusan atas pengangkatan atau penunjukkan, atau pemberhentian; 7. pengurangan, penundaan, atau penghentian penyaluran dana bantuan; dan/atau 8. kegiatan keolahragaan yang bersangkutan tidak diakui.(S r P K l 122 A l r t (1) PP 16 T ) 2007 t t P l r

ALIH FUNGSIPasal 67 ayat (7) UU SKNSetiap orang dilarang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan prasarana olahraga yang telah menjadi aset/milik Pemerintah atau pemerintah daerah tanpa rekomendasi Menteri dan tanpa izin atau persetujuan dari yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan ti / r tan meng ilang an rasarana lahraga, misalnya, melal i enj alan epemili an, pengg s ran, an/atau per uatan lainyang menyebabkan hilangnya prasarana olahraga.

Meniadakan

Mengalihfun gsikan

beralihnya fungsi prasarana olahraga menjadi fungsi kegiatan lain di luarolahraga.

SANKSI ALIH UNGSI

Pasal 89 ayat (3) UU SKNSetiap orang yang mengalihfungsikan atau meniadakan prasarana olahraga yang telah ada, baik sebagian maupun seluruhnya tanpa izin sebagaimana diatur dalam Pasal 67 ayat (7), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).

DE INING TARGETTH PERINGKAT 2008 42 2012 35 2016 30 2020 25

2024 20

TH PERINGKAT

2006 22

2010 15

2014 10

2019 08

2023 05

TH PERINGKAT

2005 05

2007 04

2009 03

2011 01

2013 01

Sumber : Renstra Kemenpora 2010 - 2014

Contoh : Komunikasi Olahraga Layanan Masyarakat

TERIMA KASIH

CURRICULUM VITAENama : I Gusti Ngurah Bagus Sucitra Tempat Tanggal Lahir : Denpasar Bali, 8 November 1962 Pendidikan Terakhir Pekerjaan Jabatan Instansi Alamat Kantor : S2 Program Studi Ketahanan Nasional, Univ. Indonesia : Pegawai Negeri Sipil : Asisten Deputi Organisasi Keolahragaan : Kementerian Pemuda dan Olahraga : Jl. Gerbang Pemuda No. 3 Senayan, Jakarta Pusat Telp./ ax. : 021 5731106 Alamat Rumah : Jl. Seno I Blok C No. 69 Pejaten Timur, Jakarta Selatan Telp. 08129392730