makalah skn
TRANSCRIPT
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 1/28
12. EVOLUSI HSPA
Pada pembahasan awal telah dijelaskan tentang HSPA secara keseluruhan. Pada bab ini akan
dibahas tentang perkembangan HSPA lebih lanjut terkait dengan peningkatan QOS dan
troughput. Evolusi HSPA menawarkan berbagai macam fitur terbaru seperti teknologi MIMO.
12.1 MIMO
MIMO adalah salahsatu fitur utama terbaru di release 7, dikenalkan untuk meningkatkan peak
data rates melalui transmisi multi-stream. MIMO dikenal dengan kepanjangan dari Multiple
Input Multiple Output, diimplementasikan sebagai antenna pada transmitter dan receiver. Fungsi
dari MIMO ini digunakan untuk memperoleh diversity gain dan meningkatkan carrier-to-
interference ratio pada sisi receiver. Dengan kata lain, bentuk ini umumnya digunakan untuk
menunjukkan transmisi multiple layer atau multiple stream dengan arti meningkatkan data rate
yang mungkin di dalam kanal. Maka, MIMO atau spatial multiplexing, dapat dilihat sebagai
perangkat yang meningkatkan throughput di sisi end-user dengan berwatak sebagai “data-rate
booster”.
Skema MIMO didisain untuk memanfaatkan property di lingkungan propagasi radio untuk
mencapai data rate yang tinggi dengan mentransmit multiple data stream dengan cara pararel.
Bagaimanapun, untuk menerima data rate yang tinggi ini, secara bersamaan carrier-to-
interference yang tinggi dibutuhkan. Spatial multiplexing secara garis besar dapat dipakai di
dalam cell yang kecil atau dekat dengan base station, dimana carrier-to-interference yang tinggi
yang umum. Pada situasi dimana carrier-to-interference ratio tinggi yang cukup tidak dapat
diterima, multiple receive antenna, dimana sebuah UE yang berkemampuan MIMO sebagai
perangkat, dapat digunakan untuk menerima diversity yang juga untuk transmisi single-stream.
Maka, sebuah UE yang berkemampuan MIMO akan menawarkan cell-edge data rate yang lebihtinggi juga pada cell yang besar, dibandingkan dengan sebuah UE single-antenna.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 2/28
Dibawah ini merupakan gambar implementasi antenna dengan teknolog MIMO
Gambar 12.1 MIMO 2x2
Skema yang digunakan untuk HSDPA-MIMO terkadang dilihat sebagai dual-stream transmit
adaptive arrays (D-TxAA), merupakan sebuah skema multi-codeword dengan rank adaptation
dan pre-coding. Skemanya dapat diartikan sebagai generalisasi transmit diversity closed-loop
mode-1, sudah dipakai pertama kali WCDMA muncul.
Transmisi sampai 2 stream didukung oleh HSDPA-MIO. Setiap stream merupakan subjek ke
proses physical-layer yang sama dalam bentuk coding, spreading, dan modulasi sebagai HSDPA
single-layer. Setelah pengkodean, spreading, dan modulasi, linear pre-coding digunakan sebelum
hasilnya dimapkan ke 2 antenna pengirim. Pre-coding dapat menguntungkan untuk
memanfaatkan antenna pengirim dengan menggunakan transmit diversity. Oleh karena itu, pre-
coding pada single-stream sama dengan transmit diversity closed-loop mode-1. Secara esensinya,
ini dapat diartikan secara sederhana bentuk dari beam-forming. Proses linear pre-coding ini
berupaya untuk pra-distorsi sinyal sehingga 2 stream saling orthogonal di sisi penerima.
Tujuannya untuk mengurangi interferensi dan mngurangi beban saat proses penerima.
12.1.2 TRANSMISI DATA HSDPA-MIMO
Untuk men-support transmisi dual-stream, HS-DSCH dimodifikasi untuk men-support 2 blok
transport per TTI. Setiap transport block mewakili 1 stream. Sebuah CRC dilampirkan ke setiap
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 3/28
transport-block dan setiap transport blok dikodekan secara mandiri. Diilustrasikan pada gambar
12.2. karena dua transport blok digunakan pada transmisi multi-stream, HSDPA-MIMO adalah
skema multi code-word dan membolehkan untuk sebuah penerima successive-interference-
cancellation pada UE.
Proses physical-layer untuk setiap stream adalah sama dengan single-stream. Untuk mencegah
kanalisasi kode yang sia-sia, set yang sama pada kanalisasi kode seharusnya digunakan untuk 2
stream. Pada sisi penerima, 2 stream dipisahkan dengan proses penerima yang benar, misalnya
dengan interference cancellation.
Gambar 12.1.2 Proses HS-DSCH Pada Transmisi MIMO
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 4/28
Sinyal setelah spreading mandiri pada sebuah stream dapat dilihat sebagai sinyal pada virtual
antenna. Sebelum setiap sinyal virtual-antenna dipakai untuk physical antenna, linear pre-coding
digunakan saeperti ilustrasi pada Gambar 12.1.3 untuk setiap stream, pre-coder secara sederhana
adalah sepasang weights. Stream I dimultikan dengan weight kompleks wij sebelum dipakai
untuk physical antenna j.
Gambar 12.1.3 Modulasi, spreading, scrambling dan pre-coding untuk dual-stream MIMO
Menggunakan pre-coding menguntungkan untuk beberapa alas an, khusunya pada transmisi
single-stream. Pada kasus ini, pre-coding menyediakan diversity gain dan array gain seperti
antenna transmit yang digunakan dan weight dipilih seperti sinyal dari dua antenna yang
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 5/28
ditambahkan pada sisi penerima. Hasil ini pada carrier-to-interference ratio yang saat diterima
lebih tinggi daripada kehadiran pre-coding, sehingga meningkatkan jangkauan untuk laju data.
Oleh karena itu, jika power amplifier yang terpisah digunakan untuk setiap physical antenna,
pre-coding meyakinkan keduanya digunakan juga pada transmisi single-stream, yang
meningkatkan daya transmit total. Pre-coding weight pada transmisi single-stream dipilih
menjadi identik pada yang digunakan untuk release 99 closed-loop transmit diversity,
Pada transmisi dual-stream, pre-coding digunalan untuk membantu penerima dalam memisahkan
dua stream. Jika weight untuk stream kedua dipilih sebagai eigenvector (orthogonal) pada
covariance matrix pada penerima, dua stream tidak akan saling mengganggu pada sisi pengirim.
Maka, ketika weight untuk stream pertama dipilih, weight w1,2 , w2,2 digunakan untuk stream
kedua yang bergantung pada requirement untuk membuat kolom matrix orthogonal pre-coding.
Karena ada 4 perbedaan nilai yang mungkin untuk w1,2 , berikut bahwa ada empat perbedaannilai pre-coding matrix W yang mungkin. Pre-coding matrix konstan sampai satu subframe.
Setting weight tergantung implementasi NodeB tetapi secara tipikal berdasarkan pada pre-
coding Control Indication (PCI) feedback dari UE.
Untuk mendemodulasi data yang ditransmisikan, UE membutuhkan estimasi kanal diantara
setiap base station virtual antenna dan setiap physical antenna UE. Maka, total dari empat kanal
butuh untuk diestimasi. Satu kemungkinan akan ditransmisikan pilot kanal pada setiap virtual
antenna. Bagaimanapun, ini tidak akan manjadi berbalik cocok sebagai UE yang mengasumsikanpilot utama untuk ditransmisikan dari antenna primer. Demodulasi kanal non-MIMO, misalnya
kanal control penting untuk operasi system, tidak akan mungkin juga sebagai kanal yang tidak
ditransmisikan menggunakan pre-coding apapun. Oleh karena itu, common plikot channels
ditransmisikan pada cara yang sama seperti untuk transmit diversity. Pada setiap physical
antenna, common pilot antenna ditransmisikan. Juga common pilot channel rimer
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 6/28
dikonfigurasikan pada setiap antenna, menggunakan kanalisasi dan scrambling code yang sama
di semua antenna, atau common pilot primer dikonfigurasikan pada satu antenna dan common
pilot sekunder pada antenna lainnya. Pada kasus common pilot primer yang digunakan untuk
common pilot yang berbeda (semua zeros untuk physical antenna pertama seperti pada single-
antenna, dan urutan zero dan ones untuk physical antenna kedua). Kedua skema ini
mengaktifkan UE untuk estimasi kanal dari setiap physical transmit antenna untuk setiap antenna
penerimanya. Pengetahuan pre-coding matrix yang digunakan NodeB, UE dapat membentuk
estimasi effective channel daari setiap virtual antenna untuk setiap physical antenna penerima
sebagai HW, dimana
Dan hi,j adalah estimasi kanal diantara physical antenna I pada base station dan physical antenna j
pada UE. Untuk alasan ini, pre-coding matrix disinyalkan ke UE pada kanal HS-SCCH.
Pensinyalan pre-coding matrix dengan baik menyederhanakan implementasi UE dibandingkan
dengan estimasi antenna weight yang merupakan kasus untuk closed-loop transmit diversity pada
Release 99.
12.1.2 RATE CONTROL UNTUK HSDPA-MIMO
Rate control untuk setiap stream sama dengan single-stream. Bagaimanapun, mekanisme rate
control juga membutuhkan penentuan jumlah stream untuk transmisi dan pre-coding matrix yang
digunakan. Maka, untuk setiap TTI, jumlah stream yang ditrasmisikan, ukuran transport-block
untuk setiap stream, jumlah kode kanalisasi, skema modulasi, dan pre-coding ditentukan oelh
mekanisme rate-control. Informasi ini disediakan untuk UE pada kanal HS-SCCH, sama dengan
kasus non-MIMO. Karena control penjadwalan ukuran dua transport block pada kasus transmisi
multi-stream, data rate dua stream dapat dikontrol secara mandiri.
Transmisi multi-stream menguntungkan hanya pada carrier-to-interference tinggi yang secara
relative dan akan hanya digunakan untuk data rate tertinggi. Untuk data rate yang lebih rendah,
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 7/28
transmisi single-stream seharusnya digunakan. Pada kasus, 2 physical antenna digunakan untuk
transmisi diversity dan hanya salah satu virtual antenna yang membawa data user.
Mirip dengan Release 6, mekanisme rate-control secara tipikal bergantung pada feedback UE
pada kualitas kanal. Pada kasus transmisi dual-stream, informasi tentang data rate yang support
pada setiap stream yang dibutuhkan. Bagaimanapun, Karena penjadwalan NodeB bebas memilih
jumlah stream yang ditransmisikan ke UE, hasil CQI diperluas untuk meng-cover kasus ini, serta
mengidentifikasi pre-coding matrix.
12.1.3 Hybrid-ARQ dengan Soft Combining Untuk HSDPA-MIMO
Untuk setiap stream, proses physical-layer hybrid-ARQ dan penggunaan proses multiple hybrid-
ARQ identik dengan single-stream. Bagaimanapun, karena multiple stream ditransmisikan
kesemua antenna yang berbeda, satu stream mungkin secara benar diterima ketika stream yang
lain membutuhkan transmisi ulang saat pengiriman. Oleh karena itu, satu pengakuan hybrid-
ARQ setiap stream dikirim dari UE ke NodeB.
12.1.4 Pensinyalan Kontrol Untuk HSDPA-MIMO
Untuk men-support MIMO, pensinyalan control out-band dimodifikasi secara bersamaan. Tidak
ada perubahan pada pensinyalan control in-band pada bentuk header MAC-hs yang dibutuhkan
sebagai ordering ulang dan prioritas seleksi antri tidak dipengaruhi oleh pengenalan MIMO.
Bagaimanapun, untuk support secara efisien data rate yang lebih tinggi disediakan oleh MIMO,
MAC, dan layer RLC yang di-update dengan segmentasi fleksibel.
Pensinyalan control out-band downlink dibawa oleh kanal HS-SCCH. Pada kasus support MIMO
yang diaktifkan pada UE, format alternative kanal HS-SCCH digunakan untuk mengakomodasi
informasi tambahan yang diperlukan. Pembagian kanal HS-SCCH pada dua bagian yang dijaga.
Bagian pertama diperluas untuk memasukkan informasi tentang jumlah stream yang
ditransmisikan ke UE, satu atau dua, dan skema modulasi mereka serta 4 matriks pre-coding
NodeB yang mana yang digunakan untuk transmisi. Untuk bagian kedua dari kanal HS-SCCH.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 8/28
Format digunakan tergantung pada apakah satu atau dua stream yang dijadwalkan ke UE. Pada
kasus yang lain, penambahan bit-bit yang ditransmisikan pada bagian kedua untuk menghasilkan
hybrid-ARQ dan informasi ukuran transport-block juga untuk stream kedua. Walaupun
peningkatan jumlah bit-bit pada kanal HS-SCCH pada kasus MIMO yang diaktifkan pada UE,
factor spreading kanal HS-SCCH dijaga pada 128. Penambahan bit-bit yang dicocokkan
kedalam kanal fisik dengan mengatur laju matching dari dua bagian yang benar. Oleh karena itu,
indicator data yang baru, versi redundancy, dan constellation-rearrangement fields
dikombinasikan didalam joint field, mengeliminasi beberapa less-frequently menggunakan
kombinasi dari release HSPA sebelumnya.akhirnya, batasan pada kanal HS-SCCH yang sama
harus digunakan diantara subframes pada kasus transmisi yang berkelanjutan ke UE yang telah
dihapus untuk semua terminal release 8 untuk menyediakan penambahan fleksibilitas ke
penjadwalan.
Pensinyalan control out-band uplink terdiri dari acknowledgement hybrid-ARQ, PCI, dan CQI,
dan ditransmisikan pada kanal HS-DPCCH. Pada kasus transmisi single-stream, hanya satu
acknowledgment single bit ditransmisikan dan format identik dengan release 5. Pada kasus
transmisi dual-stream, dua bit acknowledgment hybrid-ARQ di kodekan secara nyambung
sampai 10 bit dan ditransmisikan pada satu slot kanal HS-DPCCH.
Gambar 12.3 Informasi HS-SCCH dalam kasus MIMO. Informasi yang ditebalkan
ditambah bandingan pada Release 5
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 9/28
Gambar 12.1.4 Contoh tipe A dan tipe B PCI/CQI reporting untuk UE yang
dikonfigurasikan untuk MIMO
Pre-coding Control Information (PCI), terdiri dari 2 bit, mengidentifikasi 4 matriks pre-coding
yang me-match-kan kondisi kanal pada UE.
Channel Quality Indicator (CQI). Mengidentifikasi data rate UE pada kasus transmisi yang
selesai menggunakan PCI yang direkomendasikan. Laporan single-stream dan dual-stream CQI
berguna sebagai penjadwalan yang bias memutuskan transmisi single-stream, bahkan jika
kondisi kanal membolehkan dua stream, di beberapa kondisi, contohnya jika jumlah data yang
ditransimiskan adalah kecil. Pada kasus ini, laporan single-stream CQI dibutuhkan, ketika pada
transmisi dual-stream laporan CQI per stream berguna. Karena tidak mudah untuk
menyimpulkan kualitas single-stream dari laporan dual-stream, dua tipe laporan CQI
didefinisikan:
1. Laporan tipe A, berisi PCI dan rekomendasi jumlah stream, satu atau dua, serta CQI
untuk setiap stream-streamnya.
2. Laporan tipe B, berisi PCI dan CQI pada kasus transmisi single-stream.
Untuk laporan tipe B, lap;oran CQI 5 bit yang sama pada awal release yang digunakan, saat itu
untuk tipe A dan CQI terdiri dari 8bit. Pada keduanya, laporan PCI dan CQI diurutkan kedalam
20bit menggunakan kode blok.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 10/28
Mirip dengan kasus non-MIMO, laporan PCI/CQI ditransmisikan didalam 2 slot pada kanal HS-
DPCCH. Membolehkan untuk adaptasi yang fleksibel ke lingkungan propagasi yang berbeda, N
out pertama pada laporan M PCI/CQI merupakan laporan tipe A dan sisanya laporan M-N adalah
laporan tipe B. Rasio N/M dikonfigurasikan oleh pensinyalan RRC. Dua contoh ditunjukkan
pada gambar diatas.
12.1.5 Kemampuan UE
Untuk mengizinkan jarak yang luas pada implementasi UE yang berbeda, MIMO tidak
kompatibel untuk semua UE. Oleh karena itu, karena transmisi multi-stream secara umum
merupakan perangkat untuk meningkatkan peak data rate, MIMO umumnya relevant untuk
kategori UE yang tinggi. Maka, UE men-support MIMO yang selalu berkemampuan menerima
15 kode kanalisasi. Selanjutnya, beberapa kemampuan mungkin berbeda tergantung pada apakah
terminal dikonfigurasikan terhadap mode MIMO atau tidak; sebagai contoh beberapa kategori
terminal yang berkemampuan MIMO dapat support 64QAM yang hanya beroperasi pada mode
non-MIMO.
12.2 Higher-order Modulation
Pengenalan MIMO, yang didiskusikan pada bab sebelumnya, diperbolehkan untuk meningkatkan
peak data rate. Peningkatan ini diterima oleh memanfaatkan kondisi propagasi pada kanal
memalui transmisi multi-stream. Bagaimanapun, pada beberapa situasi UE dapat mengalami
rasio high carrier-to-interference pada waktu yang sama sebagai kanal yang tidak men-support
transmisi multi stream, contohnya pada kasus propagasi LOS. Higher-order modulation juga
berguna untuk data rate tinggi pada kasus ketika UE atau NodeB yang tidak dipakai dengan
multiple antenna. Oleh karena itu, Release 7 meningkatkan highest modulation order to 64QAM
pada sisi downlink dan 16QAM pada sisi uplink dan release 8 mengambil satu langkah lebih
maju dengan menyediakan support secara langsung untuk 64QAM dan MIMO pada sisi
downlink. Laju peak dengan higher oder modulasi dan MIMO dijabarkan pada Tabel 12.1
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 11/28
Mendukung 64QAM pada sisi downlink dan 16QAM pada sisi uplink didasarkan oleh prinsip
yang sama yang telah dispesifikasikan untuk Release 6. Bagaimanapun, untuk memenuhi
kebutuhan pemancar RF, sedikit power amplifier back-off yang lebih besar mungkin dibutuhkan
untuk skema modulasinya.
Table 12.1 Laju Peak di sisi downlink dan uplink dengan modulasi higher-order dan
MIMO
12.3 Konektivitas Paket yang Kontinyu
Trafik packet-data sering sangat bursty dengan periode yang jarang pada aktivitas transmisi.
Jelasnya, dari performansi user, ini menguntungkan untuk menjaga kanal HS-DSCH dan E-DCH
dikonfigurasikan di sisi uplink dan downlink pada biaya. Dari sisi jaringan, ada biaya interferensi
uplink dari transmisi DPCCH bahkan pada transmisi data. Dari sisi user, konsumsi daya adalah
masalah utama; bahkan ketika tidak ada data yang diterima perangkat UE untuk memancarkan
kanal DPCCH dan monitor kanal HS-SCCH.
Untuk mengurangi konsumsi daya UE, WCDMA, seperti system seluler kebanyakan,
mempunyai beberapa daerah: URA_PCH, CELL_FACH, dan CELL_DCH, perbedaan states
diilustrasikan pada Gambar 12.5
Komsumsi daya paling rendah diterima ketika uE berada di salahsatu dua daerah paging yang
dispesifikasikan untuk WCDMA, dengan nama CELL_PCH dan URA_PCH. Pada daerah ini,
UE tidak aktif dan hanya terkadang aktif untuk mengecek pesan paging. Mekanisme paging
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 12/28
umumnya diharapkan untuk waktu yang lebih panjang pada non aktif. Untuk sumber data,
perangkat uE dipindah ke kanal CELL_FACH atau CELL_DCH.
Pada kanal CELL_FACH, UE dapat mentransmisikan jumlah data yang kecil dari bagian
prosedur random-access. UE juga memonitor kanal common downlink untuk jumlah user data
yang kecil dan pensinyalan RRC dari jaringan.
Gambar 12.5 Model Daerah WCDMA
Daerah high-transmission-activity dikenal sebagai kanal CELL_DCH. Pada daerah ini, UE dapat
menggunakan kanal HS_DSCH dan E_DCH untuk sumber data dengan jaringan. Daerah ini
diijinkan untuk transmisi cepat pada jumlah user data yang besar, tetapi juga mempunyai
konsumsi daya UE paling tinggi.
Pensinyalan RRC digunakan untuk memindahkan UE diantara daerah yang berbeda. Maka,
seperti yang didiskusikan diatas, dari sisi delay ini dapat mengacu untuk menjaga UE di kanal
CELL_DCH, saat dari sisi interferensi dan konsumsi daya, salahsatu daerah paging
diprioritaskan.
Untuk meningkatkan packet-data pada HSPA, satu set fitur yang dikenal sebagai Continuous
Packet Connectivity (CPC), yang dikenalkan pada release 7. CPC terdiri dari 3 blok bangunan:
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 13/28
1. Discontinuous transmission (DTX), untuk mengurangi interferensi uplink dan
meningkatkan kapasitas uplink, serta menyimpan daya baterai.
2. Discontinuous reception (DRX), membolehkan UE untuk mematikan rangkaian penerima
secara periodic dan menyimpan daya baterai.
3. HS-SCCH-less operation, untuk mengurangi pensinyalan control yang berlebihan untuk
jumlah data yang kecil, yang akan menjadi kasus untuk layanan seperti VoIP.
Tujuan dengan fitur-fitur ini menyediakan keadaan yang “selalu on” untuk end user dengan
menjaga UE pada kanal CELL_DCH untuk waktu yang panjang dan mencegah daerah frequent
yang berubah ke daerah aktivitas rendah, serta meningkatkan kapasitas untuk layanan, seperti
VoIP,. Karena mereka secara umum berhubungan dengan packet-data, mereka hanya support di
dalam kombinasi dengan HSPA; maka jika kanal DCH dikonfigurasikan, fitur CPC tidak dapat
digunakan.
12.3.4 Control Signalling
Pensinyalan higher-layer merupakan cara primer untuk men-setting dan mengontrol fitur CPC.
Siklus UE DTX dan UE DRX dikonfigurasikan dan diaktifkan oleh pensinyalan RRC.
Bagaimanapun, mereka tidak diaktifkan secara cepat setelah call setup, tetapi hanya setelah
waktu konfigurasi (dikenal sebagai Enabling Delay) untuk mengijinkan sinkronisasi dan loop
control daya untuk penstabilan. HS-SCCH-less operation, dengan kata lain, dapat diaktifkan
secara langsung pada call-setup.
Penambahan pensinyalan RRC, ada juga kemungkinan untuk melayani NodeB agar
mengaktifkan dan mematikan uplink DTX dan downlink DRX dengan menggunakan HS-SCCH
pola bit, tidak digunakan untuk operasi penjadwalan normal. Walaupun mekanisme ini secara
tipikal tidak digunakan, ini menyediakan penjadwal dengan kemungkinan oprasi DTX/DRXutama untuk penambahan fleksibilitas. Jika UE menerima aktivasi atau non-aktivasi kanal
DTX/DRX yang berada pada kanal HS-SCCH, meresponnya dengan mengirimkan
acknowledgement pada kanal HS-DPCCH. Aktivasi HS-SCCH dapat juga digunakan untuk
mengaktifkan atau menon-aktifkan HS-SCCH-less operation.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 14/28
12.4 Peningkatan operasi CELL_FACH
UE akan diaktifkan pada kanal CELL_FACH jika tidak ada aktivitas transmisi untuk periode
waktu. Dulunya UE berada pada kanal CELL_FACH, pensinyalan pada Forward Access
Channel (FACH), kanal transport common downlink laju rendah, dibutuhkan untuk
memindahkan UE ke kanal CELL_DCH yang dulunya sumber data apapun pada kanal HS-
DSCH dan E-DCH dapat mengambil tempat. Sumber daya fisik yang mana FACH
dimappingkan secara semi statistic dikonfigurasikan dengan RNC, memaksimalkan sumberdaya
yang tersedia untuk kanal HS-DSCH dank anal downlink lainnya, jumlah sumberdaya (laju data
FACH) secara tipikal tetap kecil, dalam urutan beberapa 10 kbit/s.
Untuk mengurangi latency yang diasosiasikan dengan daerah yang berpindah, Release 7
meningkatkan performansi dengan mengijinkan kanal HS-DSCH yang digunakan juga di daerah
kanal CELL-FACH. Ini sering disebut peningkatan operasi CELL-FACH. Menggunakan kanal
HS-DSCH jugan di CELL-FACH digunakan untuk pengurangan yang signifikan pada delay
yang diasosiasikan dengan men-switch daerah CELL_DCH. Selain menggunakan FACH laju
rendah, pensinyalan dari jaringan ke UE dapat dibawa oleh kanal HS-DSCH laju tinggi. Ini dapat
menghasilkan pengurangan yang signifikan pada delay call-setup dan peningkatan bersama pada
sisi user.
Pada peningkatan operasi kanal CELL_FACH, UE memonitor kanal HS-SCCH untuk informasi
penjadwalan menggunakan prinsip yang sama. Bagaimanapun, perbedaan hal utama
dibandingkan pada prosedur kanal HS-DSCH yang bukan dedikasi uplink yang ada di daerah
kanal CELL_FACH. Dengan konsekuensi, tidak ada laporan CQI yang tersedia untuk adaptasi
laju dan kanal yang bergantung pada penjadwalan, juga mungkin untuk mentransmisikanfeedback hybrid-ARQ apapun. Oleh karena itu, adaptasi laju dan penjadwalan kanal dependen
tidak berdasarkan pengukuran yang panjang, ditransmisikan sebagai bagian dari prosedur akses
acak yang digunakan untuk inisiasi perubahan daerah. Perhitungan untuk kekurangan feedback
hybrid-ARQ, jaringan dapat secara sembunyi mentransmisikan ulang data downlink sebelum
dikonfigurasikan jumlah waktu untuk meyakinkan kehandalan penerimaan pada UE.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 15/28
Jika format header MAC yang sama digunakan, bahkan mungkin saat memulai mentransmisikan
data user ke mobile terminal ketika membawa hubungan dari kanal CELL_FACH ke kanal
CELL_DCH. Hasil ini pada peningkatan yang signifikan pada sisi user yang dibandingkan ke
pendekatan yang digunakan dulunya pada Release 7, dimana transmisi data dihentikan selama
perubahan daerah.
Oleh karena itu, penerimaan kanal HS-DSCH juga didukung pada daerah paging. Ini berguna
untuk switching yang cepat dari daerah paging dan mirip dengan pendekatan yag diambil oleh
LTE untuk paging.
Pada release 8, peningkatan CELL_FACH diambil satu langkah kedepan oelh pengaktifan kanal
E-DCH pada sisi uplink di kanal CELL_FACH untuk mengurangi delai sebelum kanal E-DCH
dapat digunakan. Pada konvensional prosedur akses acak WCDMA/HSPA, daya pembukaan
akses acak yang pendek sukses dinaikkan sampai didekteksi oleh NodeB yang diindikasi oelh
pensinyalan downlink pada Acquisition Indicator Channel (AICH). Jika UE menerima
acknowledgement yang positif pada kanal AICH, diteruskan dengan mentransmisikan pesan
yang actual pada RACH uplink, ketika acknowledgement negative menyatakan bahwa NodeB
tidak siap untuk menerima pesan akses acak dan meminta UE membuat usaha akses acak lainnya
pada waktu selanjutnya. Karena RACH dimaksudkan untuk jumlah data yang kecil, dia
mempunyai laju data yang terbatas dan dapat hanya men-support transmisi transport blok tunggal. Maka, terminal dengan jumlah data uplink yang lebih besar juga membutuhkan
kehandalan usaha multiple random-access untuk mentransmisikan data atau harus
menghubungkan dari kanal CELL_FACH ke kanal CELL_DCH, yang memperkenalkan delay.
Satu cara untuk mengurangi delai tersebut adalah mentransmisikan data pada kanal E-DCH yang
sudah di kanal CELL_FACH. Pada Release 8, ini diselesaikan dengan mem-pre-configure
parameter awal untuk kanal E-DCH-related. Diatas resepsi ACK pada kanal AICH, UE
mentransmisikan pesan tidak pada kanal RACH tetapi pada kanal E-DCH dengan laju data lebihtinggi secara signifikan. Ada juga kemungkinan untuk mengkonfigurasi penambahan sets
parameter E-DCH. Pada kasus NodeB yang memutuskan tidak menggunakan set awal, dapat
menggunakan kanal extended AICH (E-AICH) untuk mensinyalkan indikasi offset yang
menggunakan set. Jika NAK disinyalkan pada kanal AICH dank anal E-AICH dikonfigurasikan,
UE menggunakan offset yang disediakan oleh kanal E-AICH.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 16/28
Pernyataan pada kanal E-DCH pada masalah multiple terminal dicoba untuk menunjukkan akses
acak pada waktu yang sama yang diselesaikan ulang dengan makna identitas UE pada transmisi
kanal E-DCH. Menggunakan peningkatan format header MAC, mirip dengan downlink,
mungkin untuk mulai transmisi data yang sudah di kanal CELL_FACH. Transmisi data dapat
lanjut tanpa interupsi, bahkan selama daerah berganti dari kanal CELL_FACH ke kanal
CELL_DCH.
12.5 Advanced Receivers
Ada banyak cara untuk meningkatkan performansi, contohnya, throughput data dan jangkauan
tanpa modifikasi yang secara spesifik. Kebanyakan peningkatan ini berdasarkan pada algoritma
penerima yang advance dan diimplementasikan pada software dalam process baseband.
Peningkatan lainnya membutuhkan lebih banyak “hardware” dalam bentuk antenna dan
komponen RF, contohnya, penerima antenna diversity dan teknik beam-forming. Penerima yang
advance mungkin untuk base station dan perangkat mobile (UE)
Untuk penerima tunggal, peningkatan diwujudkan dengan menurunkan rasio signal-to-noise (Eb
/N0 ) yang dibutuhkan untuk spesifikasi QOS. Performansi peningkatan penerima ditingkatkan
QOS, contohnya, laju data end-user. Jika jumlah perangkat user lebih besar mempunyai
peningkatan penerima, akan maju untuk meningkatkan system performansi, contohnya, system
throughput data yang lebar.
Ada empat tipe yang mana tipe kebutuhan yang didefinisikan dalam spesifikasi 3GPP, antara
lain:
1. Tipe 1 : kebutuhan performansi yang berdasarkan pada UE yang memanfaatkan penerima
diversity.
2. Tipe 2 : kebutuhan performansi yang berdasarkan pada UE yang memanfaatkan struktur
Linear Minimum Mean Square Error (LMMSE) chip-level equalizer receiver.
3. Tipe 3: kebutuhan performans yang berdasarkan pada UE yang memanfaatkan diversity
penerima dan struktur chip-level equalizer.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 17/28
4. Tipe 3i : kebutuhan performansi yang berdasarkan UE yang memanfaatkan diversity
penerima dan struktur interference-aware chip-level equalizer.
Tabel 12.2 kebutuhan penerima advance dalam spesifikasi performansi UE
12.6 Operasi MBSFN
Prinsip mendasar dibelakang MBMS adalah mentransmisikan sinyal yang sama dari multiple
base station. Bagaimanapun, Karena WCDMA/HSPA menggunakan cell-spesifik
scrambling, mengkombinasikan perangkat untuk dibawa dengan memproses terminal. Unutk
meningkatkan performansi MBMS, operasi frekuensi tunggal, juga disebut sebagai
Multicast-Broadcast Single Frequency Network (MBSFN) yang menguntungkan. Di dalam
MBSFN, cell merupakan time-synchronized dan identik menjiplak sinyal yang dtransmisikan
dari semua cell, itu terwujud menggunakan kode scrambling yang sama di semua cell yangterlibat di dalam operasi MBSFN. Dikombinasikan dengan penerima advanced interference-
suppressing pada terminal, rasio signal-to-noise yang sangat tinggi dapat dihasilkan. Untuk
memanfaatkan ini, Release 7 menambahkan dukungan untuk 16QAM pada kanal FACH dan
pilot time-multiplexed.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 18/28
13. LTE : Pengenalan dan Target Disain
Gambar 13.1 Roadmap LTE
Secara pararel untuk perkembangan HSPA, 3GPP telah menspesifikasi teknologi radio akses
yang baru, yang dikenal sebagai Long-Term Evolution (LTE). Maka, evolusi 3G terdiri dari
dua track pararel, keduanya mempunyai manfaat mereka masing-masing, untuk evolusi radio
akses. Gambar 13.2 mengilustrasikan hubungan antara HSPA dan LTE.
Mendukung kemampuan packet-data yang baru disediakan oleh interface rado LTE, dan
dikembangkan jaringan core yang telah ada. Pekerjaan itu pada spesifikasi jaringan core-nya
disebut System Architecture Evolution (SAE).
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 19/28
Gambar 13.2 Evolusi LTE dan HSPA
13.1 Target Desain LTE
Kebutuhan untuk LTE dibagi menjadi 7 area berbeda:
1. Capabilities (kemampuan)
2. Performansi system
3. Aspek deployment-related
4. Arsitektur dan migrasi
5. Radio resource management (RRM)
6. Complexity (kompleksitas)
7. Aspek umum
13.1.1 Capabilities (kemampuan)
Target untuk kebutuhan peak data-rate downlink dan uplink sebesar 100Mbit/s dan 50 Mbit/s,
ketika beroperasi di alokasi spectrum 20 MHz. Untuk alokasi spectrum yang lebih sempit, peak
data rates diskalakan. Maka, kebutuhan dapat ditunjukkan sebesar 5 bit/s/Hz untuk downlink dan
2.5 bit/s/Hz untuk uplink. LTE support operasi FDD dan TDD. Untuk TDD, transmisi uplink dan
downlink tidak bias, dengan arti, terjadi secara bersama. Maka peak data rate tidak dapat
dipertemukan secara bersama. Untuk FDD, dengan kata lain, spesikasi LTE seharusnya berguna
untuk penerimaan bersama dan transmisi pada peak data rate dispesifikasikan diatas.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 20/28
Kebutuhan latency dibagi menjadi kebutuhan control-plane dan user-plane. Latency control-
plane mengalamatkan delay untuk mentransmisikan dari daerah terminak non-aktif yang berbeda
ke daerah aktif dimana mobile terminal dapat mengirim dan/atau menerima data. Ada dua
pengukuran: pengukuran pertama ditunjukkan seperti waktu transisidari daerah camped seerti
Release 6 daerah idle mode, dimana kebutuhannya sebesar 100 ms; pengukuran yang lainnya
ditunjukkan seperti waktu transisi dari daerah dormant seperti Release 6 CELL_PCH dimana
kebutuhannya sebesar 50 ms. Untuk keduanya, apapun delay sleep mode dan pensinyalan non-
RAN tidak termasuk.
Latency user-plane ditunjukkan seperti waktu yang diambil untuk mentransmisikan paket IP
kecil dari terminal ke RAN edge node atau sebaliknya yang diukur pada layer IP. Waktu
transmisi satu arah tidak seharusnya melebihi 5 ms di dalam jaringan yang tidak bekerja,
sehingga, tidak ada terminal yang dating di dalam cell itu.
Sebagai sisi kebutuhan untuk kebutuhan latency control-plane, LTE seharusnya support
setidaknya 200 mobile terminal di daerah aktif ketika beroperasi di 5 MHz. Di dalam alokasi
yang lebih lebar dari 5 MHz, setidaknya 400 terminal seharusnya didukung. Jumlah terminal
yang tidak aktif di dalam cell merupakan bukan daerah yang dimaksud, tetapi seharusnya lebih
tinggi secara signifikan.
13.1.2 Performansi Sistem
Target desain performansi system LTE mengalamatkan user throughput, efisiensi spectrum,
mobilitas, jangkauan, dan peningkatan MBMS yang lebih jauh.
Pada umumnya, kebutuhan performansi LTE ditunjukkan hubungan ke system baseline
menggunakan Release 6 HSPA. Untuk base station, satu transmisi dan dua penerima antenna
yang diasumsikan, ketika terminal mempunyai maksimum satu antenna transmit dan 2 antena
terima. Bagaimanapun, itu penting untuk dicatat bahwa lebih fitur advance yang dijelaskan
sebagai bagian dari evolusi HSPA yang tidak termasuk di dalam referensi baseline. Maka,
walaupun terminal di dalam system baseline diasumsikan mempunyai 2 antenna terima,
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 21/28
penerima RAK yang sederhana diasumsikan. Dengan kata lain, spatial multiplexing tidak
diasumsikan di dalam system baseline.
Kebutuhan user throughput LTE dispesifikasikan pada dua poin: pada rata-rata dan pada
persentasi kelima dari distribusi user (dimana 95 persen user mempunyai performansi yang lebih
baik). Target efisiensi spectrum juga telah dispesifikasikan, dimana di dalam konteks ini,
efisiensi spectrum didefinisikan sebagai system throughput percell dalam bit/s/MHz/cell. Target
desain ini disimpulkan pada Tabel 13.1
Kebutuhan mobilitas focus terhadap kecepatan mobile terminal. Performansi yang maksimal
ditargetkan pada kecepatan terminal yang rendah, 0-15 km/h, dimana perubahan lurus
dibolehkan untuk kecepatan yang lebih tinggi. Untuk kecepatan hingga 120 km/h, LTE
seharusnya menyediakan performansi yang tinggi dan untuk kecepatan diatas 120 km/h, system
seharusnya dapat menjaga koneksi sepanjang jaringan seluler. Kecepatan maksimum untuk
memenej di dalam system LTE di set ke 350 km/h (atau bahkan hingga 500 km/h tergantung
pada pita frekuensi). Titik berat yang special diletakkan pada layanan sura bahwa perangkat LTE
menyediakan dengan kualitas yang sama yang disupport oleh WCDMA/HSPA.
Tabel 13.1 troughput user LTE dan kebutuhan efisiensi spektrum
Kebutuhan jangkauan focus terhadap jarak cell (radius), yang merupakan jarak maksimum dari
cell site ke mobile terminal di dalam cell. Kebutuhan untuk scenario non-interference-limited
untuk bertemu throughput user, efisiensi spectrum, dan kebutuhan mobilitas untuk cell hingga 5
km batas cell. Untuk cell hingga 30km cell range, perubahan lurus pada throughput user
ditoleransi dan lebih banyak perubahan yang signifikan pada efisiensi spectrum yang dapat
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 22/28
diterima yang relative terhadap kebutuhan. Bagaimanapun, kebutuhan mobilitas seharusnya
dapat bertemu. Cell range hingga 100km seharusnya tidak masukkan oleh spesifikasi, tetapi tidak
ada kebutuhan performansi yang didaerahkan di dalam kasus itu.
Gambar 13.3 Coverage Area LTE
Kebutuhan peningkatan MBMS lebih jauh mengalamatkan broadcast mode dan unicast mode.
LTE harus menyediakan layanan MBMS yang lebih baik dari yang mungkin dengan release 6.
Kebutuhan untuk broadcast adalah efisiensi spectrum 1 bit/s/Hz, berkorespon sekitar 16 kanal
mobile-TV agar 300 kbit/s setiap 5 MHz alokasi spectrum. Oleh karena itu, itu akan menjadi
mungkin untuk menyediakan layanan MBMS sebagai layanan yang hanya pada saat aktif, serta
dicampur dengan yang lainnya, layanan non-MBMS. Secara alami, layanan sura secara langsung
dan layanan MBMS seharusnya dapat kemungkinan dengan spesifikasi LTE.
13.1.3 Aspek Deployment-related
Kebutuhan deployment-related termasuk scenario deployment, efisiensi spectrum, spectrum
deployment, dan kehadiran dan kerjasama dengan teknologi radio akses 3GPP lainnya seperti
GSM dan WCDMA/HSPA.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 23/28
Kebutuhan pada scenario deployment termasuk kedunya ketika system LTE disebarkan sebagai
system stand-alone dan ketika disebarkan bersama dengan WCDMA/HSPA dan/atau GSM.
Maka, kebutuhan ini tidak didalam praktek membatasi criteria desain. Kebutuhan terhadap
fleksibiltas spectrum dan penyebaran dijelaskan secara lebih detil pada subbab selanjutnya.
Kebutuhan hidup berdampingan dan bekerja sama dengan system 3GPP lainnya dan kebutuhan
mereka mengatur kebutuhan terhadap mobilitas diantara LTE dan GSM, dan diantara LTE dan
WCDMA/HSPA untuk mobile terminal yang support teknologi tersebut. Table 13.2 menjabarkan
kebutuhan interupsi, yang terpanjang dapat menerima gangguan di dalam radio link ketika
berpindah diantara teknologi radio akses yang berbeda, untuk layanan real-time dan non-real-
time. Perlu dicatat bahwa kebutuhan ini sangat longgar untuk waktu gangguan handover dan
nilai yang lebih baik secara signifikan yang diekspektasikan di penyebaran yang sebenarnya.
Table 13.2 Kebutuhan Waktu Interupsi, LTE-GSM dan LTE-WCDMA
Kebutuhan hidup bersama dan bekerja sama juga mengalamatkan switching dari multicast traffic
dari yang disediakan di dalam cara broadcast di LTE sampai disediakan di dalam cara unicast di
GSM atau WCDMA, walaupun tidak ada jumlah yang diberikan.
13.1.3.1 Fleksibiltas Spektrum dan Penyebaran
Dasar dari kebutuhan terhadap Fleksibiltas Spektrum merupakan kebutuhan untuk LTE menjadi
tersebar di eksistensi pita frekuensi IMT-2000, yang mewujudkan kehidupan bersama dengan
system yang sudah disebar di pita tersebut, termasukWCDMA/HSPA dan GSM. Hubungan
bagian dari kebutuhan LTE dalam bentuk fleksibilitas spectrum merupakan kemungkinan untuk
menyebar LTE berdasarkan radio akses di alokasi spectrum yang dipasangkan maupun yang
tidak, maka LTE harus support FDD dan TDD.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 24/28
Table 13.3 Fleksibilitas Alokasi frekuensi
Skema dupleks atau pengaturan dupleks merupakan property teknologi radio akses.
Bagaimanapun, alokasi spectrum yang diberikan merupakan secara tipikal diasosiasikan juga
dengan pengaturan dupleks yang spesifik. System FDD disebarkan di alokasi spectrum yangberpasangan, mempunyai satu range frekuensi yang dimaksudkan untuk transmisi downlink dan
untuk transmisi uplink. System TDD disebarkan di dalam alokasi spectrum yang tidak
berpasangan. LTE harus dapat mengoperasikan di dalam spectrum yang dipasangkan maupun
yang tidak. Itu harus juga mungkin untuk menyebarkan LTE di dalam pita frekuensi yang
berbeda. Pita frekuensi yang support harus dispesifikasikan berdasarkan pada „release
independent‟, yang artinya bahwa release pertama LTE tidak harus support semua pita dari awal.
Sebagai contoh bahwa spectrum IMT-2000 pada frekuensi 2 GHz, merupakan IMT-2000 „core
band‟. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 13.2, yang terdiri dari pita frekuensi yang
berpasangan 1920-1980 MHz dan 2110-2170 MHz yang dimaksudkan untuk radio akses FDD.
Dan dua pita frekuensi 1910-1920 MHz dan 2010-2025 MHz yang dimaksudkan untuk radio
akses TDD. Catatan bahwa melalui regulasi local dan regional penggunaan spectrum IMT-2000
mungkin berbeda dari yang dimaksudkan disini.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 25/28
Gambar 13.4 Alokasi spectrum IMT-200 ‘core band’ Pada Frekuensi 2 GHz
Skenario yang sangat mirip di banyak pita frekuensi yang bahwa operator menginginkan migrasike LTE di dalam alokasi spectrum yang hamper sepenuhnya tersebar dengan teknologi 2G atau
3G, seperti GSM atau CDMA2000. Migrasi biasanya dapat mengambil tempat hanya dalam
gerak langkah, agar menjamin sebuah layanan perbaikan yang bagus untuk user yang eksis.
Kebutuhan ini untuk penyebaran bertahap di dalam alokasi yang dapat secara inisial menjadi
cukup kecil menempatkan kebutuhan terhadap fleksibilitas spectrum untuk LTE di dalam bentuk
bandwidth transmisi yang dapat skalakan.
Untuk lebih jauhnya, juga mengalamatkan kehidupan bersama dan bekerja sama dengan GSM
dan WCDMA pada frekuensi tetangga, serta kehidupan bersama antara operator pada frekuensi
tetangga dan jaringan di Negara-negara yang berbeda menggunakan overlapping spectrum. Ada juga kebutuhan yang tidak ada system lainnya harus disyaratkan agar untuk terminal yang
mengakses LTE, merupakan, LTE seharusnya mempunyai semua pensinyalan control yang
penting yang dibutuhkan untuk enabling akses.
13.1.4 Arsitektur dan Migrasi
Beberapa pedoman untuk desain arsitektur LTE RAN seperti yang dijabarkan oleh 3GPP antara
lain:
1. Arsitektur RAN LTE yang tunggal
2. Arsitektur RAN LTE seharusnya berbasis paket, walaupun real-time dan trafik kelas
percakapan seharusnya disupport.
3. Arsitektur RAN LTE seharusnya meminimalkan kehadiran “titik kegagalan” tanpa
penambahan biaya untuk backhaul.
4. Arsitektur RAN LTE harus menyederhanakan dan meminimalkan jumlah interface.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 26/28
5. Radio Network Layer (RNL) dan Transport Network Layer (TNL) tidak menghalangi
jika untuk kepentingan dalam meningkatkan kinerja system.
6. Arsitektur RAN LTE men-support QOS tanpa batas. TNL menyediakan QOS yang benar
yang diminta oleh RNL.
7. Mekanisme QOS harus mempertimbangkan macam-macam tipe trafik yang eksis untuk
menyediakan pemanfaatan efisiensi bandwidth : trafik control-plane, trafik user-plane,
trafik O&M, dll.
8. RAN LTE harus didesain sedemikian rupa untuk meminimalkan variasi delay (jitter)
untuk trafik yang membutuhkan jitter rendah, seperti, TCP/IP.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 27/28
Gambar 13.5 Arsitektur LTE
13.1.5 Radio Resource Management
Kebutuhan Radio Resource Management dibagi kedalam peningkatan support terhadap QOS
tanpa batas, support yang efisien untuk transmisi layer yang lebih tinggi, dan men-support load
sharing dan manajemen keamanan diseluruh teknologi radio akses yang berbeda.
Peningkatan support untuk QOS tanpa batas membutuhkan “mencocokkan peningkatan layanan,
aplikasi, kebutuhan protocol (termasuk pensinyalan layer yang lebih tinggi) ke resource RAN
dan karakteristik radio.
Support yang efisien untuk transmisi layer yang lebih tinggi mensyaratkan bahwa RAN LTE
harus “menyediakan mekanisme untuk mensupport efisiensi transmisi dan operasi protocol layer
yang lebih tinggi sampai interface radio, seperti kompresi header IP.”
Support load sharing dan manejemen keamanan diseluruh teknologi radio akses yang berbeda
membutuhkan pertimbangan mekanisme reselection untuk terminal mobile langsung terhadap
teknologi radio akses yang benar di semua tipe daerah serta yang men-support untuk QOS tanpa
batas selama handober antara teknologi radio akses.
13.1.6 Complexity (kompleksitas)
Kebutuhan kompleksitas LTE mengalamatkan kompleksitas keseluruhan system serta
kompleksitas mobile terminal. Secara esensial, kebutuhan ini menwujudkan jumlah pilihan yang
seharusnya diminimalkan dengan tanpa fitur yang berlebihan. Ini juga menyebabkan
minimalisasi jumlah uji kasus yang diperlukan.
5/14/2018 makalah skn - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/makalah-skn-55ab4dfdc01fd 28/28
13.1.7 Aspek Umum
Bagian umum yang meliputi kebutuhan LTE mengalamatkan aspek terkait biaya dan layanan.
Tepatnya, yang diinginkan untuk meminimalkan biaya saat memperbaiki performansi untuk
semua layanan. Spesifik terhadap biaya, backhaul dan operasi dan perbaikan dialamatkan. Maka
tidak hanya interface radio, tetapi juga transport base station site dan system manajemendialamatkan pelh LTE. Kebutuhan yang kuat pada interface multi-vendor juga jatuh pada
kebutuhan kategori ini. Lebih jauhnya, kompleksitas yang rendan dan konsumsi power yang
rendah untuk mobile terminal dibutuhkan.