sosialisasi pp smk3 sucofindo

39
1

Upload: atenguez

Post on 13-Sep-2015

333 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

safety

TRANSCRIPT

  • *

  • *

  • *

  • *

  • *

  • * AKREDITASI DAN PENUNJUKAN AKREDITASI DAN PENUNJUKAN International Accreditation Forum (IAF)Komite Akreditasi Nasional, Indonesia (KAN)Lembaga Ekolabel Indonesia (LEI)IECEE-CB SchemeRoundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)VLK & PHPLKementerian Ketenagakerjaan RIDirektorat Jendral KelistrikanPOLRIHUBLA

  • *

  • *Kebutuhan Sertifikasi OHSAS 18001:2007 & SMK3 ?Mandatory (SMK3), ditunjuk oleh Kementerian Ketenagakerjaan, jika : Jika jumlah kary > 100 dan atau Resiko tinggi

    Voluntary:Satu atau lebih pelanggan potensial mensyaratkan dimilikinya sertifikat.Lebih dari satu perusahaan pesaing utama telah disertifikasi.Anak perusahaan/divisi/bagian lain telah disertifikasi.Persyaratan Tender

  • *SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI SMK3 & OHSAS 18001:2007SMK3 PP No. 50 Thn 2012 & OHSAS 18001 dapat diterapkan secara TERPADU90 % Pencapaian SMK3 OHSAS 18001

  • *MEKANISME SERTIFIKASI SMK3 TERINTEGRASI OHSAS 18001:2007

  • *SMK3 VS OHSASSMK3 Sertifikat berlaku 3 tahun Tidak dilakukan suveillance audit Penilaian sistem menggunakan kriteria kuantitatif. Sertifikat diterbitkan Kementerian Ketenagakerjaan RI Audit pemenuhan regulasi lebih detailAuditor nya harus ditunjuk oleh MenakertransAuditor tidak boleh outsourcingOHSAS Sertifikat berlaku 3 tahun Surveillance audit secara regular Penilaian sistem menggunakan kriteria kualitatif. Sertifikat diterbitkan lembaga sertifikasi Audit pemenuhan regulasi tergantung penilaian auditor. Auditornya nya ditunjuk lembaga sertifikasi. Auditor bisa outourcing

  • *MEKANISME PELAKSANAAN AUDIT SMK3 Audit dilakukan dengan menggunakan Kriteria Audit SMK3 (PP nomor 50 tahun 2012 Lampiran II, peraturan perundangan K3 dan standar K3 lainnya

    Compliance / Final Audit dapat dilakukan setelah organisasi menerima surat perintah audit mengacu kepada Rencana Audit Tahunan (RTA) jika audit bersifat mandatory atau Organisasi dapat mengirimkan surat permintaan audit ke Depnakertras dengan ditembuskan ke PT SUCOFINDO (Persero) atau Surat dapat diberikan Langsung Ke PT SUCOFINDO (Persero) jika permintaan audit bersifat Voluntary

    Diagnostic Assessment sama pelaksanaannya dengan audit Stage 1 pada skema audit sertifikas. Penerbitan Sertifikat dikeluarkan oleh Depnakertrans dan diberikan secara bersamaan pada acara ceremonial K3, Organisasi dapat meminta surat referensi atau salinan sertifikat setelah audit dilaksanakan atau sebelum sertifikat SMK3 asli diterima

  • *Prinsip Penerapan SMK3 (lamp I Permenaker PP 50 Tahun 2012)

  • *Pedoman Audit SMK3 (PP nomor 50 tahun 2012)Total 166 kriteria

  • *PERSYARATAN DOKUMENTASI YANG DIBUTUHKANManual SMK3Prosedur Identifikasi Potensi Bahaya, Penilaian dan pengendalian ResikoProsedur Komunikasi dan KonsultasiProsedur Perancangan atau perancangan ulangProsedur Pengendalian Dokumen dan CatatanProsedur Audit InternalProsedur tinjauan manajemenProsedur Pelaporan Insiden & investigasi (kecelakaan kerja, Penyakit akibat kerja dan nearmiss)Prosedur Pembelian, seleksi dan evaluasi Vendor/subkontraktorProsedur Seleksi dan PenempatanProsedur PelatihanProsedur Tindakan Koreksi dan Pencegahan Prosedur Pemeliharaan (mencakup Tag Out dan Lock Out)Prosedur Ijin KerjaProsedur Tanggap daruratProsedur Pemantauan dan Pengukuran (mencakup inspeksi, pemantauan kesehatan, pemantauan lingkungan kerja, Sasaran & Program, Frekuensi rate (FR) dan Severity Rate, Ill Health Rate dan kalibrasi)Prosedur Identifikasi peraturan perundangan dan evaluasi kepatuhanProsedur Pengelolaan material termasuk B3 dan limbah (mencakup penyimpanan, pemindahan, pencegahan terhadap kerusakan, tumpahan dan kebocoran serta pembuangan limbah secara aman)Sistem ManajemenManualProsedurInstruksi KerjaRecord

  • *PENGHARGAAN PRESIDEN RI

  • PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012

    SUCOFINDO INTERNATIONAL SERTIFICATION SERVICES TENTANG SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

  • LATAR BELAKANGSMK3 awalnya diatur di dalam Peraturan Menteri Tenaga KerjaNomor PER.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

    Penerapan SMK3 dipertegas dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Pasal 87 yang menyatakan : Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Sebagai pelaksanaan ketentuan UU 13/2003 saat ini pelaksanaan SMK3 mengacu pada PP No. 50 Tahun 2012 tentang SMK3

  • APA YANG BERUBAH ?Jika membandingkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor:PER.05/MEN/1996yang digunakan sebagai rujukan untuk dari PP 50 maka, terlihat mengalami perubahan yang cukup berarti dimana perubahan tersebut dapat dilihat dari point point sebagai berikut

    Batang tubuh dari PP 50 menetapkan VI BAB dan 22 Pasal dan PER.05/MEN/1996 menetapkan X BAB 12 Pasal.

    Penjelasan yang lebih lengkap atas Lampiran I Tentang Pedoman Penerapan SMK3, sesuai dengan siklus 5 prinsip dasar SMK3 ( Plan, Do, check, Action).

    Penyederhanaan dan penyelarasan kriteria dari Lampiran II Tentang Pedoman Penilaian SMK3, serta perubahan tingkat pelaksanaan, hasil penilaian audit dan kategori ketidaksesuaian dengan jumlah kriteria yang sama 166 kriteria.

    Pada lampiran III format laporan audit dengan format yang sama, hanya ditambahkan daftar hadir dan respon tindak lanjut dilampirkan dalam laporan dan penambahan distribusi laporan kepada Departemen terkait.

  • DASAR HUKUM

  • DASAR HUKUM

  • UU. No. 13 Tahun 2003 Pasal 86:pekerja / buruh mempunyai hak untuk memperolehperlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja.

    Pasal 87: Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan

    (2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah

  • Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan SMK3BAB I Ketentuan Umum

    BAB II Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    BAB III Penilaian Penerapan SMK3

    BAB IV Pengawasan

    BAB V Ketentuan Peralihan

    BAB VI Ketentuan Penutup

  • BAB I KETENTUAN UMUMPasal 1SMK3 adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta peninjauan dan peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

    Pasal 2Penerapan SMK3 bertujuan untuk: meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan peyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; sertamenciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, efisien, dan produktif.

  • Pasal 3, paling sedikit memuat: penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja;perencanaan;pelaksanaan rencana;pemantauan dan evaluasi kinerja; danpeninjauan dan peningkatan kinerja.

    Pedoman penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran I Peraturan Pemerintah ini.

    Pelaksanaan pedoman penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan diatur dalam peraturan masing-masing instansi pembina sektor usaha.BAB I KETENTUAN UMUM

  • Pasal 5Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3 di perusahaannya.

    Dalam menerapkan SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengusaha wajib berpedoman pada peraturan pemerintah ini, peraturan perundang-undangan serta konvensi internasional yang berlaku bagi masing-masing sektor usaha.

    Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku bagi perusahaan yang memperkerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang.

    Ketentuan mengenai jumlah pekerja/buruh sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikecualikan apabila perusahaan mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.

    5. Penetapan tingkat potensi bahaya tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) sesuai dengan peraturan perundang-undangan.BAB I SMK3

  • BAB II SMK3Pasal 6SMK3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) meliputi:a. penetapan kebijakan K3;b. perencanaan K3;c. pelaksanaan rencana K3;d. pemantauan dan evaluasi kinerja K3; dane. peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

    Penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertuang dalam pedoman yang tercantum dalam Lampiran I sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

  • BAB III PENILAIAN SMK3Pasal 16Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan.

    Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui Audit SMK3 yang meliputi:12 Elemen Audit.

  • BAB III PENILAIANPenilaian penerapan SMK3 sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tertuang dalam pedoman yang tercantum dalam Lampiran II sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

    Pasal 17Hasil audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaporkan kepada Menteri dengan tembusan disampaikan kepada menteri pembina sektor usaha, gubernur, dan bupati/walikota sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3.

    Bentuk laporan hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertuang dalam pedoman yang tercantum dalam Lampiran III sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

  • BAB III PENILAIANPasal 17Hasil audit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaporkan kepada Menteri dengan tembusan disampaikan kepada menteri pembina sektor usaha, gubernur, dan bupati/walikota sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3.

    (2)Bentuk laporan hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertuang dalam pedoman yang tercantum dalam Lampiran III sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

  • BAB IV PENGAWASANPasal 18Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaanpusat, provinsi dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

    Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;organisasi;sumber daya manusia;pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;keamanan bekerjapemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3;pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri;pelaporan dan perbaikan kekurangan; dantindak lanjut audit.

  • BAB IV PENGAWASANPasal 19 Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pelaksanaan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terkoordinasi dengan pengawas ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 20Hasil pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dan Pasal 19 digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembinaan.

  • Pedoman Penilaian Penerapan SMK3

  • Kategori Hasil Penilaian :

    Penilaian Tingkat awalPenilaian penerapan SMK3 terhadap 64 kriteria

    Penilaian Tingkat TransisiPenilaian penerapan SMK3 terhadap 122 kriteria

    Penilaian Tingkat LanjutanPenilaian penerapan SMK3 terhadap 166 kriteria

  • Tingkat penilaian penerapan SMK3

    Tingkat pencapaian penerapan 0-59% termasuk tingkat penilaian penerapan kurang

    Tingkat pencapaian penerapan 60-84% termasuk tingkat penilaian penerapan baik

    Tingkat pencapaian penerapan 85-100% termasuk tingkat penilaian penerapan memuaskan.

  • KATEGORI KETIDAKSESUAIANKRITIKALTemuan yang mengakibatkan fatality/kematian

    MAYORTidak memenuhi peraturan perundanganTidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3Terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit di beberapa lokasi

    MINOR Ketidakonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan, standar, pedoman dan acuan lainnya.

  • Temuan Kritikal dan Major Dalam hal penilaian perusahaan termasuk kategori kritikal atau mayor, maka dinilai belum berhasil menerapkan SMK3 dan penilaian tingkat penerapan SMK3 tidak mengacu pada Tabel 2.

  • KITA PILIH SELAMAT

  • TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDASucofindo International Certification Services Graha Sucofindo Lt. B-1Jl. Raya Pasar Minggu Kav. 34Jakarta 12780Phone : (021) 7983666 # 2099 (Dyah NS)Email Address : [email protected]