sop ipal

12
DETAIL ENGINEERING DESIGN AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR CV. SINGAJAYA KONSULTAN 1 STANDAR OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN IPAL 1. UMUM Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan sehingga dapat menghasilkan efluen air limbah memenuhi baku mutu yang ditetapkan. Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan instalasi penting dengan tujuan : • kinerja masing-masing unit optimal sehingga instalasi dapat terus beroperasi • meminimalisasi biaya perbaikan unit • tidak mengganggu lingkungan sekitar. Upaya operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan kegiatan dasar seperti pengukuran debit aliran, sampling, pengujian laboratorium dan pencatatan. Evaluasi terhadap debit dilakukan untuk memeriksa akurasi peralatan pengukuran yang digunakan pada instalasi. Prosedur sampling ditinjau melalui penentuan frekuensi pengambilan sampel, lokasi pengambilan serta pengawetan yang tepat. Sedangkan pencatatan dilakukan melalui pendokumentasian yang rinci mengenai fasilitas fisik, operasi, pemeliharaan, persyaratan administrasi dan kepegawaian. Pada pemeriksaan kinerja instalasi, teknisi perlu mengamati sampel, laju debit dan hasil analisa laboratorium. Evaluasi instalasi pengolahan air limbah dilakukan melalui pengujian tiap unit proses maupun unit operasi. Hal ini dilakukan dengan meneliti mekanisme operasi unit dan fungsi tiap unit pada instalasi tersebut. Adapun rangkain unit IPAL Zona 1 Kab. Lombok Timur meliputi : 1) Jaringan Peripaan (pipa, mahole dan grasetrap) 2) Bak Settler 3) Bak Anaerated Baffled Reaktor 4) Bak Anaerobic Filter

Upload: prana-wiraatmaja

Post on 26-Jan-2016

979 views

Category:

Documents


171 download

DESCRIPTION

SOP PENGOPERASIAN IPAL

TRANSCRIPT

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 1

STANDAR OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN IPAL

1. UMUM

Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan

dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan

sehingga dapat menghasilkan efluen air limbah memenuhi baku mutu yang

ditetapkan.

Pelaksanaan operasi dan pemeliharaan instalasi penting dengan tujuan :

• kinerja masing-masing unit optimal sehingga instalasi dapat terus beroperasi

• meminimalisasi biaya perbaikan unit

• tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Upaya operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan kegiatan dasar seperti

pengukuran debit aliran, sampling, pengujian laboratorium dan pencatatan. Evaluasi

terhadap debit dilakukan untuk memeriksa akurasi peralatan pengukuran yang

digunakan pada instalasi. Prosedur sampling ditinjau melalui penentuan frekuensi

pengambilan sampel, lokasi pengambilan serta pengawetan yang tepat. Sedangkan

pencatatan dilakukan melalui pendokumentasian yang rinci mengenai fasilitas fisik,

operasi, pemeliharaan, persyaratan administrasi dan kepegawaian.

Pada pemeriksaan kinerja instalasi, teknisi perlu mengamati sampel, laju debit

dan hasil analisa laboratorium. Evaluasi instalasi pengolahan air limbah dilakukan

melalui pengujian tiap unit proses maupun unit operasi. Hal ini dilakukan dengan

meneliti mekanisme operasi unit dan fungsi tiap unit pada instalasi tersebut.

Adapun rangkain unit IPAL Zona 1 Kab. Lombok Timur meliputi :

1) Jaringan Peripaan (pipa, mahole dan grasetrap)

2) Bak Settler

3) Bak Anaerated Baffled Reaktor

4) Bak Anaerobic Filter

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 2

5) Bak Stabilisasi

6) Kolam Wetland

7) Kolam Indikator

Gambar 1. Layout IPAL Zona 1 Kab. Lombok Timur

2. KETENTUAN UMUM

Ketentuan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

- di instalasi dilengkapi dengan gambar bangunan

- setiap peralatan harus dilengkapi katalog dan daftar operasi dan

pemeliharaan

- air limbah yang diolah adalah limbah domestik

- tersedia influen air limbah

- tersedia fasilitas penyediaan air bersih yang memadai

- telah diuji coba terhadap pengaliran air (profil hidrolis) dan kebocoran

- ada penanggung jawab pengolah air limbah yang ditetapkan oleh pejabat

yang berwenang

- tersedia biaya pengolahan yang dialokasikan pada institusi pengelola

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 3

- kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan IPAL harus dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan perundangan pengolahan air limbah dan ketentuan

kesehatan dan keselamatan kerja.

3. Pengoperasian Unit IPAL

3.1. Sistem Jaringan Perpipaan

Kegiatan operasional Sistem jaringan air limbah bertujuan agar proses

penyaluran air limbah dari sumber dapat mengalir sampai Instalasi Pengolahan Air

Limbah (IPAL) dapat berjalan sesuai prosedur dan ketentuan teknis yang sudah

ditentukan. Sistem jaringann perpipaan ini terdiri dari pipa air limbah, manhole dan

bak perangkap lemak (Grease Trap).

3.1.1. Persiapan Awal

1. Updating gambar sistem jaringan pipa yang menunjukkan arah aliran, lokasi dan

tata letak manhole, sambungan rumah dan fasilitas lainnya, serta kemiringan

pipa.

2. Inventarisasi bagian-bagian jalur pipa yang sering mengalami gangguan.

3. Analis dan pengecekan tingkat keberhasilan perbaikan-perbaikan yang telah

dilaksanakan.

4. Pemutahiran data melalui as build drawing yang ada dan survey identifikasi

kemungkinan titik-titik yang sering menimbulkan permasalahan, semuanya

diplot dalam peta dan diprogramkan dalam suatu jadwal pemelihara rutin.

3.1.2. SOP Pemeliharaan

1. Pengecekan atau pengawasan kondisi pipa melalui manhole

2. Periksa setiap bak kontrol atau manhole pada system perpipaan 1 minggu

sekali dan buang limbah padat dan kotoran yang mengapung

3. Jika tidak ada aliran air dalam bak kontrol, mungkin pipa tersumbat atau rusak

- hentikan kegiatan di rumah buka pemipaan,

- minta tukang untuk memperbaiki kerusakan

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 4

4. Jika ada luapan air dari bak kontrol, mungkin pipa tersumbat

- hentikan kegiatan di rumah, segera perbaiki jika ada kerusakan pipa

- Bersihkan pipa dari bak kontrol ke bak kontrol lain

- memperbaiki kerusakan secepatnya

5. Semua tutup bak control dan manhole IPAL harus bisa dibuka pada saat

pemeliharaan untuk mempermudah pengoperasian dan pemeliharaan.

6. Kumpulkan semua kotoran, masukkan dalam plastic dan buang ke tempat

sampah. Buang kotoran padat dan kotoran yang mengapung tepat di bawah

dibawah manhole 2 minggu sekali.

7. Lakukan penggelontoran secara berkala atau jika terjadinya penyumbatan pada

pipa dengan cara sebagai berikut :

a. Dipilih pada waktu keadaan debit aliran minimum, pada saat kedalaman

renang air limbah tidak cukup untuk membersihkan tinja/endapan-endapan

b. Kebutuhan unit bak penggelontor dengan besarnya volume air, sesuai dengan

perhitungan perencanaan.

c. Melalui pipa lateral air penggelontor dari truk tangki air dapat dimasukkan ke

dalam manhole, dengan debit 15 liter/detik, selama (5 -15 ) menit.

d. Penggelontoran secara kontinyu dapat dipakai air sungai terdekat, dengan

memasukkan debit penggelontoran ke dalam perhitungan dimensi pipa.

e. Penggelontoran dengan tangki gelontor dapat dioperasikan secara otomatis, di

mana tangki ini dihubungkan ke sistem penyediaan air bersih untuk diisi sekali

tiap hari dengan kapasitas tangki + 1 m3 dan/atau 10 % dari kapasitas pipa, atau

tergantung pada kemiringan dan diameter pipa.

f. Penggelontoran dengan melalui pintu-pintu penyadap yang dipasang pada inlet

dan outlet pipa di setiap bukaan di dalam manhole. Pintu segera dibuka begitu

terjadi akumulasi endapan di dalam suatu seksi pipa..

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 5

3.2. Bak Pengendap Awal atau Settler

3.2.1. Prinsip Pengolahan

Bak pengendap awal berfungsi untuk mengendapkan atau menghilangkan

kotoran padatan tersuspensi yang ada di dalam air limbah. Kotoran atau polutan yang

berupa padatan tersuspensi misalnya lumpur anorganik seperti tanah liat akan

mengendap di bagian dasar bak pengendap. Kotoran padatan tersebut terutama yang

berupa lumpur anorganik tidak dapat terurai secara biologis, dan jika tidak

dihilangkan atau diendapkan akan menempel pada permukaan media biofilter

sehingga menghambat transfer oksigen ke dalam lapisan biofilm , dan mengakibatkan

dapat menurunkan efisiensi pengolahan.

3.2.2. Persiapan Pengoperasian Awal

Sebelum melaksanakan operasional Bak Settler, beberapa hal yang perlu dicek

adalah sebagai berikut:

Bangunan bak Settler telah selesai konstruksinya.

Sebelum dioperasikan telah dilakukan uji kebocoran kolam dengan cara

mengisi kolam dengan air.

Kedalaman telah sesuai dengan desain.

Inlet dari bak Settler telah terpasang.

Saluran outlet menuju kolam ABR telah terpasang dan slope saluran sudah

terpenuhi.

3.2.3. SOP Operasional dan Pemeliharaan

1. Air limbah yang berasal yang bersal dari kegiatan domestic dialirkan ke bak

penampung air limbah atau settler.

2. Pemeriksaan terhadap perpipaan inlet dan outlet dilakukan setiap hari, apabila

ditemukan terjadi penyumbatan segera dilakukan pembersihan oleh operator.

3. Pemeriksaan dan pembersihan manhole antara bak settler dan ABR dilaukan

setiap hari.

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 6

4. Lumpur yang sudah tidak aktif pada bak ABR direncanakan untuk dikuras dua

tahun sekali. Pengurasan lumpur yang tidak aktif dapat dilakukan dengan

memompa ke atas melalui shaft pengurasan (pada anaerobic filter) dan melalui

manhole (pada sedimentation tanks & baffle reactor). Hanya lumpur yang

sudah tidak aktif (berwarna hitam) yang boleh dikuras. Setelah lumpur yang

berwarna hitam habis dan lumpur mulai berwarna coklat pengurasan segera

dihentikan.

3.3. Anaerated Baffled Reaktor (ABR)

3.3.1. Prinsip Pengolahan

ABR menggabungkan proses – proses sedimentasi dengan penguraian lumpur

secara parsial dalam kompartemen yang sama, walaupun pada dasarnya hanya

meruapakan sauatu kolam sedimentasi tanpa bagian – bagian yang bergerak atau

penambahan bahan – bahan kimia. Proses yang terjadi didalam ruang ABR adalah

proses pengendapan dan pada ruang – ruang berikutnya terjadi proses penguraian

akibat air limbah kontak dengan mikroorganisme.

Operasi ABR merupakan operasi reactor kontinu tanpa resirkulasi (sejalan).

Setiap kali reactor dimulai, kondisi operasi dan proses dijaga agar selalu konstan. Hal

ini dapat dicapai dengan memberikan aliran masuk berupa limbah cair secara konstan

dan dengan menjaga kondisi prooses stabil. Hasilnya dalam outflow yang berupa

biologi atau kimia diperoleh komposisi yang konstan. Hal yang perlu

mendapatperhatian dalam pengopersian ABR adalah distribusi aliran masuk secara

merata dan juga kontak antara substrat yang baru masuk dan yang telah ada didalam

reactor.

3.3.2. Persiapan Pengoperasian Awal

Sebelum melaksanakan operasional Bak ABR, beberapa hal yang perlu dicek

adalah sebagai berikut:

Bangunan bak ABR telah selesai konstruksinya.

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 7

Sebelum dioperasikan telah dilakukan uji kebocoran kolam dengan cara

mengisi kolam dengan air.

Kedalaman telah sesuai dengan desain.

Inlet dari bak ABR telah terpasang.

Saluran outlet menuju kolam anaerobic filter (AF) telah terpasang dan slope

saluran sudah terpenuhi.

3.3.3. SOP Operasional dan Pemeliharaan

1. Aliran dari unit Settler berlengsung secara grafitasi

2. Pemeriksaan terhadap perpipaan inlet dan outlet dilakukan setiap hari, apabila

ditemukan terjadi penyumbatan segera dilakukan pembersihan oleh operator.

3. Pemeriksaan dan pembersihan manhole antara bak ABR dan AF dilaukan setiap

hari.

4. Lumpur yang sudah tidak aktif pada bak ABR direncanakan untuk dikuras dua

tahun sekali. Pengurasan lumpur yang tidak aktif dapat dilakukan dengan

memompa ke atas melalui shaft pengurasan (pada anaerobic filter). Hanya

lumpur yang sudah tidak aktif (berwarna hitam) yang boleh dikuras. Setelah

lumpur yang berwarna hitam habis dan lumpur mulai berwarna coklat

pengurasan segera dihentikan.

3.4. Anaerobic Filter (AF)

3.4.1. Prinsip Pengolahan

Prinsip dari Anaerobik filter adalah melakukan pengolahan untuk padatan yang

tidak dapat diendapkan dan yang terlaur, dengan cara membawa pada tersebut untuk

kontak dengan masa bakteri aktif. Massa bakteri aktif membutuhkan makanan

sehingga bakteri tersebut mencerna materi organik yang terdispersi dan terlarut dalam

waktu tinggal (retention time yang singkat.

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 8

Massa bakteri tersebut cenderung melekat pada media filter berupa padatan atau

pada dinding reactor, media filter didesain khusus sebagai tempat bakteri melekat

atau mengendap. Sehingga air buangan yang masuk ke dalam reactor dapat kontak

dengan massa bakteri tersebut secara intensif. Permukaan filter yang kasar

menyediakan area yang lebih besar, setidaknya pada fase awal. Selanjutnya bakteri

yang tumbuh, membentuk film, di media filter akan menutup lubang – lubang yang

kecil dimedia tersebut. Periode start-up sebuah reactor anerobik filter bervariasi

antara sampai 9 bulan, tergantung pada jenis substrat dan beban organik.

3.4.2. Persiapan Pengoperasian Awal

Sebelum melaksanakan operasional Bak AF, beberapa hal yang perlu dicek

adalah sebagai berikut:

Bangunan bak AF telah selesai konstruksinya.

Sebelum dioperasikan telah dilakukan uji kebocoran kolam dengan cara

mengisi kolam dengan air.

Periksa media filter telah terpasang sesuai desain rencana

Kedalaman telah sesuai dengan desain.

Inlet dari bak AF telah terpasang.

Saluran outlet menuju kolam stabilisasi telah terpasang dan slope saluran

sudah terpenuhi.

3.4.3. SOP Operasional dan Pemeliharaan

1. Aliran dari unit ABR berlangsung secara grafitasi

2. Untuk pengoperasian mulai dari awal operasi (start up) sampai mencapai

operasi yang stabil memerlukan waktu pembiakan (sedding) sekitar 4 – 8

minggu.

3. Pertumbuhan mikroba secara fisik dapat dilihat dari lapisan lender atau biofilm

yang menempel pada permukaan media.

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 9

4. Pemeriksaan terhadap perpipaan inlet dan outlet dilakukan setiap hari, apabila

ditemukan terjadi penyumbatan segera dilakukan pembersihan oleh operator.

5. Pemeriksaan dan pembersihan manhole antara bak ABR dan AF dilakukan

setiap hari.

6. Lumpur yang sudah tidak aktif pada bak AF direncanakan untuk dikuras dua

tahun sekali. Pengurasan lumpur yang tidak aktif dapat dilakukan dengan

memompa ke atas melalui shaft pengurasan (pada anaerobic filter). Hanya

lumpur yang sudah tidak aktif (berwarna hitam) yang boleh dikuras. Setelah

lumpur yang berwarna hitam habis dan lumpur mulai berwarna coklat

pengurasan segera dihentikan.

7. bersihkan filter secara rutin setiap satu tahun sekali, dengan menyemprotkan air

pada filter.

3.5. KOLAM STABILISASI

3.5.1. Prinsip Pengolahan

Kolam stabilisasi pada IPAL ini bukan merupakan suatu proses pengolahan

tetapi merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses

pengolahan selanjutnya. Keluaran dari kolam stabilisasi adalah adalah parameter

operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level/derajat kandungan

polutan, temperatur, padatan, dsb.

Kegunaan dari equalisasi adalah :

Membagi dan meratakan volume pasokan (influent) untuk masuk pada proses

treatment.

Meratakan variabel & fluktuasi dari beban organik untuk menghindari shock

loading pada sistem pengolahan biologi

Meratakan pH untuk meminimalkan kebutuhan chemical pada proses

netralisasi.

Meratakan kandungan padatan

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 10

3.5.2. Persiapan Pengoperasian Awal

Sebelum melaksanakan operasional Bak ABR, beberapa hal yang perlu dicek

adalah sebagai berikut:

Bangunan kolam stabilisasi telah selesai konstruksinya.

Sebelum dioperasikan telah dilakukan uji kebocoran kolam dengan cara

mengisi kolam dengan air.

Inlet dari bak AF telah terpasang.

Saluran outlet menuju kolam wetland telah terpasang dan slope saluran sudah

terpenuhi.

3.5.3. SOP Operasional dan Pemeliharaan

1. Aliran dari unit AF berlangsung secara grafitasi.

2. Pemeriksaan terhadap perpipaan inlet dan outlet dilakukan setiap hari, apabila

ditemukan terjadi penyumbatan segera dilakukan pembersihan oleh operator

3. Pembersihan permukaan kolam dilakukan setiap hari, apabila ditemukan

material padatan (sampah) yang mengapung segera diambil untuk menghindari

penyumbatan pipa inlet dan outlet.

4. Pengurasan lumpur 2 tahun sekali, lumpur dipompakan menggunakan slurry

pump portable.

3.6. Wetland dan Kolam Indikator

3.6.1. Prinsip Pengolahan

Tumbuhan pada unit wetland mempunyai fungsi utama untuk membantu proses

penyisihan limbah, selain proses penyisihan limbah pada media gravel. Bagian

tumbuhan yang mempunyai peran penting tersebut adalah akar tanaman. Untuk itu

perlu tata cara tersendiri untuk penanaman tumbuhan pada wetland agar dapat

tumbuh pada media gravel dan memastikan penyisihan polutan air limbah bekerja

secara optimum. Selain tanaman utama, untuk keperluan estetika akan ditambahankan

tanaman hias didalam wetland.

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 11

3.6.2. Pengoperasian Awal

A. Persiapan

1. Lakukan pemeriksaan pada integrasi seluruh struktur wetland, dari

kemungkinan retakan yang dapat berakibat pada kebocoran. Jika terjadi

kebocoran dikhawatirkan dapat berakibat pada terganggunya proses

penyisihan limbah dan kematian pada tanaman.

2. Persiapkan media gravel dengan ukuran 1/2, 3/5, dan 5/7. basahi media gravel

dengan air dan pastikan ukuran gravel tidak tercampur.

3. Persiapkan tumbuhan utama untuk wetland, yaitu Iris.Sp. Tanaman harus

tumbuh dan tersedia pada media tanam asli dari produsen tanaman. Pastikan

tanaman berada pada keadaan sehat dan tidak layu.

B. Peletakan tanaman dan media gravel

1. Lepaskan tanaman dari pot/plastik tempat media tanam. Jangan

membersihkan tanah/ media tanam yang menempel pada tanaman, tanah asli

ini akan menyediakan nutrisi sementara untuk pertumbuhan tanaman sebelum

nutrisi tambahan dipasok oleh air limbah.

2. Peletakan tanaman pada wetland dapat mengacu pada gambar denah

spesifikasi peletakan tanaman yang disediakan oleh konsultan. Sebelum diisi

media, tumbuhan canna dan umbrella plant diletakkan pada wetland sesuai

dengan jarak dan area yang telah ditentukan pada gambar teknis tersebut.

Pastikan media tanam/ tanah asli dan akar tanaman menyentuh lantai dasar

wetland.

3. Tutup akar tanaman dengan media gravel ukuran 1/2 dengan perlahan, hindari

jangan sampai tanaman patah. Teruskan sampai seluruh akar canna dan

umbrella plant tertutup gravel dan tanaman dapat berdiri dengan stabil,

kedalaman media tanam gravel ½ sampai 0.5 meter dari dasare wetland.

DETAIL ENGINEERING DESIGN

AIR LIMBAH ZONA 1 KAB. LOMBOK TIMUR

CV. SINGAJAYA KONSULTAN 12

4. Masukkan media gravel ukuran 3/5 pada zona inlet dan outlet wetland. Media

ini dimasukkan sampai 0,5 m dari dasar wetland. Pastikan sebaran gravel telah

homogen dan merata.

5. Tutup permukaan media gravel pada wetland dengan gravel ukuran 5/7.

Lakukan dengan hati – hati agar tanaman tidak patah. Lakukan sampai

kedalaman 0.5 m dari batas media gravel atau sampai 15 cm dari batas

dinding atas wetland.

6. Lakukan penanaman tanaman hias untuk melengkapi segi estetika wetland.

7. Alirkan limbah ke dalam wetland.

1.7.2. Operasional dan Pemeliharaan Wetland

Lakukan perawatan wetland dengan menyirami tanaman, terutama tanaman

hias. Penyiraman dilakukan 2 kali sehari. Lakukan penggantian tanaman jika

terdapat canna atau umbrella plant yang mati.