smoke detector2.docx

22
SMOKE DETECTOR Semakin berkembangnya zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang pesat pula. Berkembangnya kemajuan teknologi sekarang semakin memberikan kemudahan bagi kita untuk melakukan sesuatu aktifitas tertentu. Salah satu kemajuan teknologi yang berkembang sangat pesat pada zaman sekarang ini adalah pada bidang eletronika, yaitu berupa rancang bangun sistem kontrol. Sistem kontrol merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses agar output yang dihasilkan dapat dikontrol sehingga tidak terjadi kesalahan (Setiawan, 2006). Dalam sistem kontrol terdapat dua jenis yaitu sistem kendali loop terbuka dan loop tertutup : a. Open Loop (Loop Terbuka) Suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan. Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian. Gambar 1. Diagram Blok Sistem Pengendalian Loop Terbuka b. Close Loop (Loop Tertutup) Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi pengendalian yang dilakukan. Sinyal error yang merupakan selisih dari sinyal masukan dan sinyal umpan balik (feedback), lalu diumpankan pada komponen

Upload: aristiana

Post on 06-Dec-2015

269 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

SMOKE DETECTOR

Semakin berkembangnya zaman, kemajuan teknologi semakin berkembang pesat pula.

Berkembangnya kemajuan teknologi sekarang semakin memberikan kemudahan bagi kita untuk

melakukan sesuatu aktifitas tertentu. Salah satu kemajuan teknologi yang berkembang sangat

pesat pada zaman sekarang ini adalah pada bidang eletronika, yaitu berupa rancang bangun

sistem kontrol.

Sistem kontrol merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk mengendalikan suatu proses

agar output yang dihasilkan dapat dikontrol sehingga tidak terjadi kesalahan (Setiawan, 2006).

Dalam sistem kontrol terdapat dua jenis yaitu sistem kendali loop terbuka dan loop tertutup :

a. Open Loop (Loop Terbuka)

Suatu sistem kontrol yang keluarannya tidak berpengaruh terhadap aksi pengontrolan.

Dengan demikian pada sistem kontrol ini, nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter

pengendalian.

Gambar 1.  Diagram Blok Sistem Pengendalian Loop Terbuka b. Close Loop (Loop Tertutup)

Suatu sistem kontrol yang sinyal keluarannya memiliki pengaruh langsung terhadap aksi

pengendalian yang dilakukan. Sinyal error yang merupakan selisih dari sinyal masukan dan

sinyal umpan balik (feedback), lalu diumpankan pada komponen pengendalian (controller) untuk

memperkecil kesalahan sehingga nilai keluaran sistem semakin mendekati harga yang

diinginkan. Keuntungan sistem loop tertutup adalah adanya pemanfaatan nilai umpan balik yang

dapat membuat respon sistem kurang peka terhadap gangguan eksternal dan perubahan internal

pada parameter sistem. Kerugiannya adalah tidak dapat mengambil aksi perbaikan terhadap suatu

gangguan sebelum gangguan tersebut mempengaruhi nilai prosesnya.

Gambar 2.  Diagram Blok Sistem Kontrol TertutupAda banyak proses yang harus dilakukan untuk menghasilkan suatu produk sesuai

standar, sehingga terdapat parameter yang harus dikontrol atau di kendalikan antara lain tekanan

(pressure), aliran (flow), suhu (temperature), ketinggian (level), kerapatan (intensity), dan lain-

lain. Gabungan kerja dari berbagai alat-alat kontrol dalam proses produksi dinamakan sistem

pengontrolan proses (process control system). Sedangkan semua peralatan yang membentuk

sistem pengontrolan disebut pengontrolan instrumentasi proses (process control

instrumentation).

Pada paper ini akan dibahas mengenai sistem kendali pada alat pendeteksi kebakaran tipe

smoke detector. Bekerja pada lingkungan kelistrikan sangat rawan terhadap bahayakebakaran,

baik karena listrik statis maupun karena listrik dinamis. Kebakaran listrik sebenarnya tidak perlu

terjadi jika syarat-syarat pemasangan dan keamanannya terpenuhi. Pada sistem jaringan lama,

untuk sampai pada pemakai dipergunakan sistem pengaman bertingkat, sehingga kemungkinan

kebakaran sebagai akibat timbulnya panas yang berlebih sangat kecil. Kebakaran terjadi karena

tindakan dari para pemakai daya listrik sendiri yang tidak paham tentang bahaya listrik. Sebagai

contoh, saat terjadi hubungan singkat yang mengakibatkan sekering putus, kemudian kita

menyambung kawat sekering dengan kawat berdiameter lebih besar (tanpa memperhitungkan

arus yang lewat), sehingga arus yang lewat kawat menjadi lebih besar (tidak sesuai dengan

ketentuan keamanan). Hal ini menyebabkan panas yang berlebih pada penghantar meleleh dan

timbullah hubung singkat yang disertai dengan bunga api, bunga api inilah yang sering

menyebabkan terjadinya kebakaran. Kebakaran yang terjadi pada sistem jaringan terjadi akibat

dari bersinggungannya dua hantaran, kadang-kadang terjadi ledakan ringan yang mengakibatkan

putusnya ikatan penghantar. Disinilah banyak terjadi kecelakaan karena sistem proteksi putus

hantaran tidak berfungsi. Apabila terjadi ledakan pada reaktornya, semata-mata karena sistem

proteksi yang berada dalam tabung reaktor bekerja. Hal ini terjadi bila batas beban lebih

dilampaui atau terjadi hubung singkat pada sistem (Widodo, 2005).

Asap adalah keseluruhan partikel yang melayang-layang baik kelihatan maupun tidak

kelihatan hasil dari suatu pembakaran. Dikarenakan asap bersifat naik ke atas, umumnya

pendeteksi asap (Gambar 3) dipasang di langit-langit, atau di dinding dekat langit- langit. Untuk

mempertinggi tingkat kemungkinan membangunkan penghuni yang sedang tidur, biasanya

pendeteksi asap dipasang di dekat kamar tidur. Idealnya di ruang terbuka, atau paling baik di

dalam kamar tidur itu sendiri (SNI 03-6571-2001).

Gambar 3. Alat Pendeteksi AsapPendeteksi asap secara umum jauh lebih cepat mendeteksi kebakaran dari pada

pendeteksi panas. Umumnya pendeteksi asap bekerja menggunakan prinsip Optical Detection

atau Ionization. Tetapi dapat juga digunakan secara bersamaan untuk mempertinggi

sensitifitasnya sebagai pendeteksi asap. Pendeteksi ini dapat beroperasi sendiri, dihubungkan

satu sama lainnya untuk membuat pendeteksi-pendeteksi di satu area menyalakan alarm jika

salah satu pendeteksi terpicu, atau diintegrasikan ke Sistem Alarm Kebakaran atau sistem

pengamanan.

Kematian dari kebanyakan orang disebabkan oleh gumpalan padat asap tebal dimana

biasanya menjadi masalah yang lebih besar dari pada terbakar. Untuk alasan ini pendeteksi asap

fotoelektrik biasa digunakan pada jalan keluar seperti koridor dan tangga. Dan pendeteksi asap

ionisasi biasa digunakan dalam ruangan kantor dan tempat-tempat umum lainnya.

Secara umum jenis detector ini dibagi menjadi 3 macam yaitu ionization smoke detector,

photoelectric smoke detector, dan air sampling smoke detector. Perbedaan dari ketiga jenis

smoke detector tersebut hanya pada metode deteksinya.

Smoke Detector adalah detektor yang berkerjanya berdasarkan batas konsistensi asap

tertentu, detektor asap dapat berupa :

  Detektor Asap optik (Photo Electric Smoke Detector) adalah alat yang mendeteksi adanya

asap yang berkerja dengan prinsip berkurangnya cahaya oleh asap oleh kosentrasi tertentu.

Pendeteksi jenis ini bekerja berdasarkan prinsip pembuyaran dan pemantulan cahaya.

Pendeteksi jenis ini sensitif terhadap asap dengan partikel besar dan tidak sensitif terhadap asap

dengan partikel kecil.

Gambar 4. Prinsip Pembuyaran CahayaPrinsip pembuyaran (Gambar 4) menggunakan sumber cahaya langsung dari sumber ke

penerimanya. Ketika asap melintasi di depan sumber cahaya, sejumlah cahaya dibuyarkan yang

menyebabkan sedikit cahaya terdeteksi oleh penerima cahaya. Penurunan jumlah cahaya ini

memicu alarm.

Sedangkan prinsip pemantulan cahaya menggunakan LED dan sebuah fotodioda atau

sensor fotoelektrik lainnya terletak di sebelah pembatas sebagai pendeteksi cahaya. Jika tidak

ada asap, cahaya melewati secara garis lurus di depan pendeteksi. Ketika asap memasuki ruang

deteksi, sejumlah cahaya dipantulkan oleh partikel asap ke foto dioda. Penambahan cahaya yang

masuk ke fotodioda memicu alarm. Gambar 5 memperlihatkan prinsip kerja pemantulan cahaya

dari pendeteksi optik.

Gambar 5.  Prinsip kerja pemantulan cahaya pendeteksi optik

  Detektor Asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector) adalah alat yang berkerja dengan

prinsip berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada kosentrasi tertentu.

Pendeteksi jenis ini lebih murah dibandingkan dengan pendeteksi jenis optik, tetapi

terkadang pendeteksi ini ditolak karena alasan lingkungan. Pendeteksi ini menggunakan ruang

ionisasi dan sumber radiasi ionisasi untuk mendeteksi asap. Di dalam pendeteksi ionisasi ini

terdapat sejumlah kecil (sekitar 1/5000 gram) zat radioaktif americium-241. Unsur dari radioaktif

ini merupakan sumber partikel alpha yang baik. Ruang ionisasi terdiri dari dua lempengan logam

yang terpisah sekitar satu sentimeter. Sumber tegangan arus searah diberikan ke lempengan yang

membuat lempengan bermuatan.

Prinsip keja dari detektor asap ionisasi adalah partikel alpha yang dihasilkan oleh

americium mengionisasi atom oksigen dan nitrogen dari udara yang terdapat di dalam ruang

ionisasi. Ketika elektron terlepas dari sebuah atom, maka akan menghasilkan sebuah elektron

bebas (bermuatan negatif) dan sebuah atom yang kehilangan satu elektron (bermuatan positif).

Elektron negatif ditarik oleh lempengan yang bertegangan positif dan atom positif ditarik oleh

lempengan yang bertegangan negatif (persis seperti magnet) dan menghasilkan sejumlah kecil

arus listrik akibat pergerakan elektron dari atom ini melalui lempengan-lempengan bertegangan

tadi.

Ketika asap memasuki ruangan ionisasi, asap mengganggu aliran arus dimana partikel

asap menyatu terhadap ion dan menetralkannya, sehingga terjadi penurunan jumlah arus yang

mengalir di antara lempengan dan mengaktifkan alarm. Pendeteksi jenis ini sangat sensitif

terhadap asap dengan partikel kecil yang diproduksi oleh kebanyakan nyala api. Tetapi menjadi

tidak sensitif terhadap asap

dengan partikel besar, seperti asap yang dihasilkan dari pembakaran plastik.

Fire alarm protection (alarm kebakaran) merupakan salah satu alat pemadam kebakaran

yang akan berbunyi ketika terjadi kebakaran. Semua komponen dari alarm kebakaran harus

diperiksa secara teratu untuk memastikan bahwa peralatan tersebut bekerja dengan baik. Bagian-

bagian yang terdapat pada alarm kebakaran, antara lain :

1) Pendeteksi (detector)

2) Bel dan suara/sirine

3) Lampu tanda (healthy indicator and fire indicator)

4) Sinyal pengendali (remote signalling)

5) Tombol reset

6) Name plate berisi spesifikasi dari alarm kebakaran tersebut

Pada sistem kontrol alarm kebakaran ini yang menjadi variabel inputnya adalah asap dan

suhu tinggi. Sedangkan yang menjadi variabel outunya adalah bunyi alarm dan nyala lampu

LED. Suatu detektor asap akan mendeteksi kebakaran jauh lebih cepat dibanding detektor panas.

Detektor asap dikenali dari prinsip operasinya, yakni: sensor ionisasi dan fotoelektrik. Pada

paper ini tipe smoke detector yang dibahas adalah tipe ionisasi. Di dalam detektor asap sensor

fotoelektrik, suatu sumber cahaya dan sensor cahaya diatur sedemikian sehingga sinar dari

sumber cahaya tidak menumbuk sensor cahaya. Ketika partikel asap masuk alur cahaya, sebagian

dari cahaya menyebar dan mengarah ke sensor, menyebabkan detektor untuk mengaktifkan suatu

bunyi alarm. Detektor asap sensor ionisasi berisi sejumlah kecil bahan radioaktif americium yang

dilekatkan pada suatu lembaran matriks emas di dalam suatu kamar ionisasi. Americium pada

detektor asap akan mengionisasikan udara di dalam kamar (chamber) pengindera, memberikan

daya konduksi dan suatu aliran arus melalui udara antara dua muatan elektroda. Hal ini memberi

kamar pengindera suatu efek aliran listrik. Apabila partikel asap masuk daerah ionisasi, maka

asap tesebut akan mengurangi aliran listrik udara dengan menempelkan diri pada ion, yang

menyebabkan pengurangan gerak ion. Ketika arus listrik kurang dari tingkat yang ditetapkan,

maka detektor akan merespon (Anonim, 1989).

Detektor/sensor mendeteksi indikasi adanya kebakaran seperti asap dan suhu yang tinggi

dan mengirimkan sinyal kebakaran/api ke fire control panel (FCP) untuk diolah. Selain melalui

detektor, FCP juga menerima sinyal dari manual call point (break glass) yang berupa penekanan

tombol darurat oleh manusia yang melihat adanya kebakaran. Sinyal tersebut diolah oleh FCP

dan kemudian dilakukan aksi berupa pemberian peringatan.

1. ROR (Rate of Rise) Heat Detector Heat detector adalah pendeteksi kenaikan panas. Jenis ROR adalah yang paling banyak digunakan saat ini, karena selain ekonomis juga aplikasinya luas. Area deteksi sensor bisa mencapai 50m2 untuk ketinggian plafon 4m. Sedangkan untukplafon lebih tinggi, area deteksinya berkurang menjadi 30m2. Ketinggian pemasangan max. hendaknya tidak melebihi 8m. ROR banyak digunakan karena detector ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara cepat di satu ruangan kendati masih berupa hembusan panas. Umumnya pada titik 55oC - 63oC sensor ini sudah aktif dan membunyikan alarm bell kebakaran. Dengan begitu bahaya kebakaran (diharapkan) tidak sempat meluas ke area lain. ROR sangat ideal untuk ruangan kantor, kamar hotel, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang pabrik dan lainnya. Prinsip kerja ROR sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan kontak saat mendeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open).

Gas detector

Gas Detektor – Alarm Pendeteksi Kebocoran Gas Elpiji

Berita tentang ledakan atau kebakaran yang disebabkan oleh gas elpiji akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Sudah banyak korban, mulai dari yang mengalami cacat seumur hidup hingga meninggal dunia.

gas sensor

Tentu Anda tidak ingin hal fatal yang dikarenakan oleh gas elpiji ini terjadi di tempat tinggal maupun tempat usaha Anda. Untuk mengatasi kekhawatiran tersebut sekarang ada detektor gas yang bisa mendeteksi kebocoran gas.

Gas alarm ini merupakan teknologi baru alarm detektor untuk mendeteksi kebocoran elpigi/LPG. Berteknologi tinggi yang diadopsi dari teknologi sensor Jepang. Kestabilan dan keawetan bisa diandalkan.

Detektor gas ini sangat cocok digunakan untuk rumah tangga, restoran, hotel, depot maupun pemiliki usaha catering. Alat sensor ini akan membantu menjaga aset Anda selama 24 jam sehari dan 365 hari setahun penuh. Gas alarm ini mudah digunakan.

detektor gas

Cara pemasangan Detektor Gas

Cara pemasangan detektor gas ini mudah saja. Pilih posisi yang tepat kira-kira 0.3 meter sampai dengan 1 meter dari lantai. Dan jarak antara tabung gas dan gas sensor kurang dari 1.5 meter. Gantungkan detektor gas ini ke dinding dengan menggunakan paku. Namun pelu Anda ingat, hindari pemasangan/instalasi yang terlalu dekat dengan ventilasi, pintu, jendela, sumber uap atau kipas angin. Kemudian hubungkan gas alarm dengan listrik 220volt.

– Hubungkan detektor gas dengan listrik 220 volt– Lampu indikator berwarna merah akan berkedip selama 2 menit sebelum sensor aktif.– Kemudian lampu indikator berwarna hijau akan menyala terus yang menunjukkan bahwa sensor telah aktif.– Ketika terdeteksi ada kebocoran gas, lampu indikator berwarna merah akan menyala disertai dengan bunyi alarm yang keras (diatas 90db).– Kemudian alarm akan berhenti berhenti ketika konsentrasi kebocoran gas sudah berada di bawah ambang batas.

– Jika lampu indikator berwarna kuning, menandakan bahwa sensor tidak bekerja. Solusinya, cabut gas alarm dari listrik lalu coba hubungkan kembali.

Apa penyebab Kebocoran Gas Elpiji?

Kebocoran gas elpiji biasanya disebabkan oleh beberapa hal yaitu:1. Tabung, regulator, selang, kompor atau water heater rusak.2. Pemasangan yang tidak sempurna. Misalnya saja elpiji dipasang kurang teliti atau oleh orang yang tidak berpengalaman.3. Kualitas tabung, regulator, selang, kompor dan water heater yang kurang dari standart.4. Disebabkan oleh faktor alam. Misalnya saja selang digigit tikus atau aus karena terkena panas dan hujan.

Segera Lindungi Diri, Keluarga, dan Aset Anda dengan Alarm Gas Elpiji (LPG) selama 24 jam penuh dan 365 hari dalam setahun !

Karena pemakaiannya yang mudah dan konsumsi listrik yang HEMAT ENERGI  (3W), ALARM GAS ELPIJI ini sangat cocok digunakan untuk rumah tangga, depot, restoran, villa, hotel, maupun usaha catering.

Kebocoran Gas Pada ELPIJI dapat berasal dari :

KUALITAS Tabung, Regulator, Selang, Kompor dibawah standar atau rusak. Pemasangan tidak sempurna (misalnya pemasangan tabung elpii dilakukan oleh

pembantu rumah tangga, instalasi awal baikkompor dan regulator elpiji yang kurang teliti, dll)

Faktor alam (misalnya : selang digigit tikus, selang aus karena hujan dan panas, dll)

Melihat kondisi tersebut, tentu kita tidak pernah tahu kapan waktu untuk melakukan pergantian selang, regulator dan komponen lain tanpa didahului dengan kebocoran gas elpiji…….

Kebocoran gas elpiji sendiri dapat berakibat fatal yaitu kebakaran dan tidak jarang menyebabkan kematian !!! Tentu kita tidak ingin hal itu sampai menimpa diri kita maupun keluarga kita.

SOLUSINYA :

SPESIFIKASI

Tegangan 220V AC Ambang batas gas ELPIJI : 10% (+/-5%) LEL Suhu kerja : -10 s/d 50 derajat celcius Kelembaban kerja : <95%RH Bisa mendeteksi ELPIJI, Gas Negara, Gas Alam, dan Gas Lain yang menyengat.

CARA PENGOPERASIAN

1. Hubungkan alarm dengan listrik 220V. Pada saat dihubungkan ke listrik, lampu indikator merah akan berkedip sekali dan berbunyi “tiit…” sekali.

2. LED indikator warna hijau akan berkedip selama 2-3 menit, sebelum alarm aktif. CATATAN : Pada saat proses ini, sistem alarm belum bekerja.

3. Jika LED indikator warna hijau akan menyala itu menunjukkan bahwa alarm telah aktif.4. Saat terdeteksi kebocoran gas, LED indikator warna merah akan berkedip & alarm akan

berbunyi “tiit …tiit … tiit … tiit …”.5. Alarm akan berhenti berbunyi dan kembali bekerja normal setelah konsentrasi gas elpiji

berada di bawah ambang batas.6. Jika alarm berbunyi panjang dan LED Indikator warna merah menyala, itu menandakan

bahwa alarm tidak berkerja, cabut alarm dari listrik 220V dan coba hubungkan dengan listrik kembali.

CARA PEMASANGAN

CATATAN : Gas Elpiji adalah gas yang lebih berat dari udara, berarti gas elpiji selalu memenuhi ruangan bagian bawah terlebih dahulu.

1. Pilih posisi instalasi yang tepat yaitu tinggi 0.3m – 1m dari lantai & radius dari sumber gas < 1.5 m

2. Gantungkan alarm ke dinding dengan paku di dinding.3. Hindari instalasi yang terlalu dekat dengan ventilasi, kipas angin, pintu, jendela, sumber

uap, dan minyak.

TINDAKAN DARURAT

Alarm akan berbunyi jika intensitas gas elpiji yang terdeteksi melebihi ambang batas, Berikut adalah langkah-langkah yang harus dilakukan:

1. Buka katup regulator pada tabung elpiji dan tutup ujung tabung elpiji tempat keluar gas dengan lap basah.

2. Buka jendela atau pintu lebar-lebar dan biarkan udara masuk.3. Matikan sumber-sumber api.4. Hindari pemakaian alat-alat listrik termasuk menyalakan lampu.5. Cek kebocoran gas dan hubungi petugas yang berpengalaman.

PROSEDUR PENGUJIAN

Untuk melakukan pengujian sensor yang telah terpasang, Anda dapat :

1. Memberikan gas elpiji pada jarak 5 cm dari Lubang Deteksi Gas. Pengujian yang berulang-ulang akan mengurangi kesensitifan sensor. Alarm pada sensor akan berhenti berbunyi dan kembali bekerja normal setelah akumulasi gas berkurang.

2. Tombol di sebelah kanan berwarna hitam jika ditekan agak lama, berbunyi “tiit … tiit …” (3 kali “tiit”)

3. Jika alarm berbunyi panjang dan lampu Alarm menyala, coba hubungkan kembali dengan listrik. Apabila kondisi alarm tetap sama, berarti terjadi kegagalan sensor

Mengenal Cara Kerja Gas DetectorInfo - 21 December 2013

Dalam beberapa bencana terkait industri yang terjadi dewasa ini, kebocoran gas merupakan salah satu penyebab kerugian paling parah karena sifatnya yang berbahaya bagi keselamatan manusia. Kurangnya peringatan dini dari segi kesigapan dan alat berpotensi membuat hal-hal fatal terjadi. Untuk itulah, diperlukan sebuah gas detector sebagai bagian dari sistem keamanan.

Gas detector adalah sebuah alat yang bekerja dengan cara mendeteksi berbagai gas yang ada di sekitarnya. Umumnya, alat ini digunakan di tempat yang rawan terjadi kebocoran gas, misalnya di pabrik, lokasi pertambangan, dan kilang minyak.

Dalam konteks pencegahan dampak buruk kebocoran gas, gas detector dapat berfungsi melalui dua cara. Pertama, gas detector dipasang terhubung dengan control system sehingga mesin atau alat tertentu langsung berhenti berfungsi secara otomatis sesaat setelah gas detector mendeteksi terjadinya kebocoran gas. Kedua, gas detector dapat pula memberikan tanda peringatan berupa bunyi alarm atau lampu yang menyala pada saat kebocoran gas terjadi sehingga orang yang berada di area tersebut mendapatkan peringatan untuk segera menyelamatkan diri.

Gas detector sangatlah penting karena banyak gas kimia beracun yang mungkin menyatu dengan udara dan membahayakan keselamatan manusia, terlebih di tempat yang terekspos bahan-bahan kimia. Gas detector dapat digunakan untuk mendeteksi sekurang-kurangnya tiga hal: gas yang mudah menyulut api, gas beracun, dan penipisan oksigen.

Alat ini mendapatkan daya dari listrik dan ada pula yang menggunakan batere. Cara kerjanya sederhana. Pertama, ketika detector mengukur konsentrasi gas di sebuah area, sensornya bereaksi terhadap gas kalibrasi yang akhirnya menunjuk pada skala tertentu. Tanda peringatan akan otomatis muncul ketika konsentrasi gas telah melewati batasan skala aman.

Cara menjaga ketahanan gas detector tidak terlalu sulit. Alat ini perlu dikalibrasi secara berkala untuk memastikan skalanya tetap akurat. Kalibrasi umumnya dilakukan per enam bulan atau per tahun

FIRE ALARM SYSTEMpengertian umum hal tersebut adalah sebuah sistem yang mampu mendeteksi adanya gejala api semisal berupa asap , sensor gerak dan berbagai macam input lainnya peralatan utama yang menjadi pengendali sistem ini disebut Main Control Fire Alarm (MCFA) atau Fire Alarm Control Panel (FACP) yang berfungsi menerima sinyal masukan (input signal) semua detektor dan komponen pendeteksi lainnya, untuk kemudian memberikan sinyal keluaran(output signal) melalui komponen keluaran sesuai dengan setting yang telah diterap kan.disini kita membahas panel utama dengan sebuah sistem yang terkontrol yang nanti kita buat dan disain fungsi control output maupun input data ada 3 sistem pendeteksian dan pengendalian, yang bisa di pakai untuk penunjang dalam kita membuat sebuah sistem yang telah dibahas pada tulisan diatas :

1. Non addressable system :Sistem ini disebut juga dengan conventional sistem. Pada sistem ini MCFA menerima sinyal masukan langsung dari semua detektor tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan’ komponen keluaran untuk merespon masukan tersebut. Status perintah tidak dapat berdiri sendiri Sistem ini umumnya digunakan pada bangunan/area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan atau pada ruangan-ruangan tertentu pada suatu bangunan yang diamankan.2. Semi addressable system :Pada sistem ini dilakukan pengelompokan/zoning pada detektor & alat penerima masukan berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona ini dikendalikan (baik input maupun output) oleh zone controller yang mempunyai alamat/address yg spesifik. Pada saat detektor atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasarkan zone controller yg mengumpankannya. Dalam konstruksinya tiap zona dapat terdiri dari :a. satu lantai dalam sebuah bangunan / gedung b. beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah bangunan / gedungc. beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah bangunan / gedung

Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjadi gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut. atau pada area terbatas yang nantinya sistem tadi bisa memudahkan dalam pengawasan yang terkontrol. 3. Full addressable system :Merupakan pengembangan dari sistem semi addressable. Pada sistem ini semua detector dan alat pemberi masukan mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran. pada prinsip kerja ini kita akan membuat sebuah alat kontrol panel yang akan kita bahas dan akan kita rakit.