smoke sensor

8
 SMOKE SENSOR a. Pengertian  Sm o ke De t e ct o r , atau detektor asap adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap. Ketika detektor mendeteksi asap maka detektor akan segera mengirimkan sinyal sehingga fire alarm berbunyi. Nah, prinsip umumnya sensor asap berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap di udara. Namun, dalam perkembangannya aplikasi yang tidak menggunakan komponen sensor asap pun juga bisa dikatakan sebagai sensor asap. Walaupun dengan kemampuan yang  berbeda. Sensor ini dapat mengenali perubahan udara yang disebabkan khususnya oleh asap. Dimana untuk jenis sensor asap tertentu juga dapat mendeteksi kandungan apa saja yang terdapat dalam asap tersebut. b. Jenis    Jenis Smoke Sensor 1) Photo Sensor Prinsip kerja photoelectric sensor adalah bekerja berdasarkan perubahan cahaya di dalam ruang detector disebabakan oleh adanya asap dengan kepadatan tertentu. Secara umum prinsisp kerja dari photoelectrik sensor dijelaskan seperti pada gambar berikut :

Upload: winda-fitri

Post on 04-Nov-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

mekatronika

TRANSCRIPT

  • SMOKE SENSOR

    a. Pengertian

    Smoke Detector, atau detektor asap adalah alat yang berfungsi mendeteksi asap.

    Ketika detektor mendeteksi asap maka detektor

    akan segera mengirimkan sinyal sehingga fire

    alarm berbunyi. Nah, prinsip umumnya sensor

    asap berfungsi untuk mendeteksi keberadaan

    asap di udara. Namun, dalam perkembangannya

    aplikasi yang tidak menggunakan komponen

    sensor asap pun juga bisa dikatakan sebagai

    sensor asap. Walaupun dengan kemampuan yang

    berbeda. Sensor ini dapat mengenali perubahan

    udara yang disebabkan khususnya oleh asap. Dimana untuk jenis sensor asap

    tertentu juga dapat mendeteksi kandungan apa saja yang terdapat dalam asap

    tersebut.

    b. Jenis Jenis Smoke Sensor

    1) Photo Sensor

    Prinsip kerja photoelectric sensor adalah bekerja berdasarkan perubahan cahaya di

    dalam ruang detector disebabakan oleh adanya asap dengan kepadatan tertentu.

    Secara umum prinsisp kerja dari photoelectrik sensor dijelaskan seperti pada

    gambar berikut :

  • (http://didietelektronika.blogspot.com/2012/12/sensor-asap.html)

    Photoelectric sensor akan terus memancarkan cahaya ke sebuah dioda penerima,

    apabila kekuatan cahaya berkurang sampai nilai tertentu maka photo detector akan

    mendeteksi adanya asap.

    (http://didietelektronika.blogspot.com/2012/12/sensor-asap.html)

    Apabila ada asap yang seperti ditunjukan gambar di atas dengan jumlah kepadatan

    tertentu maka cahaya dari sensor akan dialirkan menuju photo detector sehingga

    membaca sinyal berupa bahaya karena adanya asap.

    Berdasarkan cara kerjanya, photoelectric sensor dibagi kedalam dua jenis yaitu :

    Light Scattering

    Metoda ini yang paling banyak digunakan untuk saat ini. Prinsip kerja dari

    light scattering adalah menggunakan light emitting diode (LED) yang

    diarahkan ke area yang tidak terlihat oleh photodioda. Jika ada asap yang

    masuk maka cahaya akan dipantulkan ke photodiode sehingga membuat

    detector bereaksi.

  • (http://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-alarm-smoke-detector/)

    Light Obscuration

    Metoda light obscuration hampir sama dengan metoda sebelumnya. Prinsip

    kerja dari light obscuration adalah menggunakan sinar infra merah yang

    diarahkan ke reflektor, apabila sinar tersebut terhalang oleh asap menyebabkan

    detektor bereaksi.

    (http://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-alarm-smoke-detector/)

    2) Ionization Sensor

    Prinsip kerja dari ionization sensor adalah bekerja berdasarkan proses ionisasi

    molekul udara oleh unsur radioaktif Am (americium 241). Bahan ini digunakan

    sebagai pembangkit ion di dalam ruang detektor (figure 1). Dalam detektor

    terdapat dua plat yang masing masing bermuatan positif dan negatif. Ion

    bermuatan positif akan tertarik ke plat negatif, sedangkan ion negatif tertarik ke

    plat positif. Proses ini akan menghasilkan sedikit arus listrik yang dikatakan

    normal (figure 2). Manakala asapa kebakaran masuk, terjadilah tumbukan antara

    partikel asap dengan molekul udara (yang terionisasi tadi). Sebagian partikel asap

    akan dimuati lebih besar dan sebagian lagi oleh ion negatif. Oleh karena ukuran

    partikel asap lebih besar dan jumlahnya lebih banyak daripada molekul udara

    (yang terionisasi), maka arus ion yang sebelumnya normal kini mengecil akibat

    terhalang oleh partikel asap. Jika telah sampai ambang batasnya maka terjadilah

    alarm (figure 3).

  • (http://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-alarm-smoke-detector/)

    Untuk mengantisipasi kesalahan pembacaan sensor dikarenakan pengaruh dari

    kelembaban udara dan tekanan udara, maka detektor menggunakan dua ruang

    (dual chamber). Dual chamber terdiri dari dua ruang, reference chamber yang

    berhubungan langsung dengan udara luar dan sensing chamber yang berhubungan

    dengan reference chamber (figure 4). Rangkaian elektronik memonitor kondisi

    kedua ruang tersebut. Jika arus ion di kedua ruang tersebut stabil, maka dikatakan

    kondisi normal. Kelembaban dan tekanan udara hanya terjadi di reference

    chamber saja. Jika asap masuk ke sensing chamber, maka arus ion menjadi tidak

    seimbang sehingga menyebabkan alarm. Namun demikian, ada faktor yang bisa

    membuat kerja dari dual chamber terganggu seperti debu, kelembaban berlebih

    (kondensasi), aliran udara keras dan serangga kecil.

    (http://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-alarm-smoke-detector/)

    3) General Sensor

    Adalah jenis sensor asap yang berwujud komponen. Berprinsip kerja seperti

    variabel resistor dimana resistansinya berubah ubah mengikuti kadar asap di

    udara tergantung sensitivitas sensor asap tersebut.

    c. Aplikasi Smoke Sensor

    1) Pengukur Konsentrasi Asap Rokok

  • Ketika sensor mendeteksi keberadaan gas di udara maka resistansi elektrik suatu

    sensor akan turun. Dengan memanfaatkan prinsip kerja tersebut kita dapat

    mengukur kandungan gas-gas yang ada di udara.

    (http://didietelektronika.blogspot.com/2012/12/sensor-asap.html)

    Dari grafik dapat dilihat bahwa dengan mengukur perbandingan antara resistansi

    sensor pada saat terdapat gas dan resistansi sensor pada udara bersih atau tidak

    mengandung gas tersebut (Rgas/Rair), dapat diketahui kadar gas tersebut. Sebagai

    contoh jika resistansi sensor (RS) pada saat terdapat gas Hydrogen adalah

    1Kdan resistansi sensor (RS) pada saat udara bersih adalah 10K maka:

    =1000

    10000 = 0.1

    Untuk mengetahui besarnya resistansi sensor (RS) saat udara bersih dapat dihitung

    menggunakan rumus :

    =

  • Sebagai contoh jika Vout pada saat udara bersih adalah 2,8V dan RL yang

    digunakan adalah 10K maka dengan rumus diatas diperoleh RS saat udara bersih

    (Rair) adalah 7857,14 atau 7857.

    Misalnya untuk gas Hydrogen dengan tingkat konsentrasi 10ppm, dari grafik

    gambar 1 Rgas/Rair = 0,29 ; Maka :

    Rgas/Rair = 0,29

    Rair = 7857W

    Rgas = Rair x (Rgas/Rair)

    = 7857W x 0,29

    = 2279W

    Mencari Vout :

    2279 =5

    10000

    Vout = 4,072 volt

    Jika Vout kita umpankan kemodul ADC0809 maka diperoleh nilai digital dari

    Vout. Nilai keluaran dari ADC ini kemudian diolah menggunakan modul DST-52

    untuk ditampilkan hasilnya pada modul LCD.

    Pada saat kondisi udara bersih Vout telah menghasilkan tegangan sebesar 2,8V,

    maka jika Vout ini kita umpankan langsung ke modul ADC, maka keluaran hasil

    konversi kebentuk digital oleh modul ADC tidak bernilai 00H. Agar keluaran dari

    modul ADC0809 bernilai 00H, maka sebelum Vout diumpankan kemodul

    ADC0809, nilai Vout dikurangi dahulu sebesar 2,8V, menggunakan modul OP-

    01, yaitu Op Amp sebagai substractor. Pengurangan ini bertujuan agar ketika

    kondisi udara bersih nilai digital dari hasil konversi ADC0809 adalah 00H.

    2) Pencegahan Kebakaran

    Smoke Detector mendeteksi asap yang masuk ke dalamnya. Asap memiliki

    partikel-partikel yang kian lama semakin memenuhi ruangan smoke (smoke

    chamber) seiring dengan meningkatnya intensitas kebakaran. Jika kepadatan asap

    ini (smoke density) telah melewati ambang batas (threshold), maka rangkaian

    elektronik di dalamnya akan aktif. Oleh karena berisi rangkaian elektronik, maka

    Smoke memerlukan tegangan. Pada tipe 2-Wire tegangan ini disupply dari panel

    Fire bersamaan dengan sinyal, sehingga hanya menggunakan 2 kabel saja.

    Sedangkan pada tipe 4-Wire (12VDC), maka tegangan plus minus 12VDC-nya

  • disupply dari panel alarm biasa sementara sinyalnya disalurkan pada dua kabel

    sisanya. Area proteksinya mencapai 150m2 untuk ketinggian plafon 4m.

  • DAFTAR PUSTAKA

    http://blog.arc-system.net/?p=317

    http://didietelektronika.blogspot.com/2012/12/sensor-asap.html

    http://www.bromindo.com/prinsip-kerja-fire-alarm-smoke-detector/

    http://www.sharemyeyes.com/2013/05/sensor-gas.html