slide rekayasa jalan raya ii by leo sentosa mt
DESCRIPTION
kkTRANSCRIPT
-
AgregatAgregatBy Leo Sentosa
By Leo Sentosa
-
Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan
Pengertian Agregat Dalam Kontruksi Perkerasan Jalan
Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen. Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu yaitu 90 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
Menurut Silvia Sukirman, (2003), agregat merupakan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun kecil atau fragmen-fragmen. Agregat merupakan komponen utama dari struktur perkerasan jalan, yaitu yaitu 90 95% agregat berdasarkan persentase berat, atau 75 85% agregat berdasarkan persentase volume. Dengan demikian kualitas perkerasan jalan ditentukan juga dari sifat agregat dan hasil campuran agregat dengan material lain.
-
Sifat AgregatSifat Agregat
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.
Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah: gradasi, kebersihan, kekerasan ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas, kemampuan untuk menyerap air, berat jenis, dan daya kelekatan terhadap aspal.
Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya.
Sifat agregat merupakan salah satu faktor penentu kemampuan perkerasan jalan memikul beban lalu lintas dan daya tahan terhadap cuaca.
Sifat agregat yang menentukan kualitasnya sebagai material perkerasan jalan adalah: gradasi, kebersihan, kekerasan ketahanan agregat, bentuk butir, tekstur permukaan, porositas, kemampuan untuk menyerap air, berat jenis, dan daya kelekatan terhadap aspal.
Sifat agregat tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis batuannya.
-
Klasifikasi Bentuk dan Tekstur AgregatKlasifikasi Bentuk dan Tekstur Agregat
februari 2004 husni thamrin & dradjat hoedajanto
4
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras.
Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas:- Rounded - Irregular- Flaky - Angular- Elongated - Flaky & Elongated
Karakteristik bagian luar agregat, terutama bentuk partikel dan tekstur permukaan memegang peranan penting terhadap sifat beton segar dan yang sudah mengeras.
Menurut BS 812 : Part 1: 1975, bentuk partikel agregat dapat dibedakan atas:- Rounded - Irregular- Flaky - Angular- Elongated - Flaky & Elongated
-
Bentuk Partikel Agregat
Menurut BS 812 : Part 1: 1975
Bentuk Partikel Agregat
Menurut BS 812 : Part 1: 1975
februari 2004 husni thamrin & dradjat hoedajanto
5
Rounded Irregular Angular Flaky Elongated
Flaky and
Elongated
-
Jenis Agregat Menurut Asal KejadiannyaJenis Agregat Menurut Asal Kejadiannya
Batuan Beku (igneous rock) Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas batuan beku luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).
Batuan Sedimen Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan dan tanaman. Pada umumnya merupakan lapisan-lapisan pada kulit bumi, hasil endapan di danau, laut dan sebagainya.
Batuan Metamorfik Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan temperatur dari kulit bumi.
Batuan Beku (igneous rock) Batuan yang berasal dari magma yang mendingin dan membeku. Dibedakan atas batuan beku luar (extrusive igneous rock) dan batuan beku dalam (intrusive igneous rock).
Batuan Sedimen Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan dan tanaman. Pada umumnya merupakan lapisan-lapisan pada kulit bumi, hasil endapan di danau, laut dan sebagainya.
Batuan Metamorfik Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan temperatur dari kulit bumi.
-
Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya :
Jenis Agregat berdasarkan proses pengolahannya :
Agregat Alam Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya
di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya.
Agregat melalui proses pengolahan Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan sungai-sungai
sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar-besar sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan.
Agregat Buatan Agregat yang merupakan mineral filler/pengisi (partikel
dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen atau mesin pemecah batu.
Agregat Alam Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya
di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi dan degradasi. Bentuk partikel dari agregat alam ditentukan proses pembentukannya.
Agregat melalui proses pengolahan Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan sungai-sungai
sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar-besar sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan.
Agregat Buatan Agregat yang merupakan mineral filler/pengisi (partikel
dengan ukuran < 0,075 mm), diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen atau mesin pemecah batu.
-
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut The Asphalt Institut, (1993), dalam Manual Series No. 2 (MS-2), :
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut The Asphalt Institut, (1993), dalam Manual Series No. 2 (MS-2), :
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 8 (2,36 mm)
Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.8 (2,36 mm).
Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 8 (2,36 mm)
Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.8 (2,36 mm).
Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 30 (0,06 mm)
-
Klasifikasi Agregat Klasifikasi Agregat
februari 2004 husni thamrin & dradjat hoedajanto
9
Berdasarkan ASTM C-33, agregat dibagi atas dua kelompok, yaitu:
Agregat
(ASTM C-33)
Kasar
Batas bawah pada ukuran 4.75 mm atau ukuran
saringan no.4 (ASTM)
Halus
Batas bawah ukuran pasir = 0.075 mm (no. 200) Batas atas ukuran pasir = 4.75 mm (no. 4)
-
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut Sedangkan Bina Marga, (2002),
Pembagian Agregat Berdasarkan Ukuran Butiran Menurut Sedangkan Bina Marga, (2002),
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 4 (4,75 mm)
Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.4 (4,75 mm).
Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 4 (4,75 mm)
Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.4 (4,75 mm).
Bahan Pengisi (filler), adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75% lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
-
Pengujian Standar NilaiKekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium dan magnesium SNI 03-3407-1994 Maks 12 %
Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 Maks 40 %Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min 95 %Angularitas (kedalaman dari permukaan < 10 cm ) DoTs Pennsylvania Test
Method, PTM No. 62195/90
Angularitas (kedalaman dari permukaan 10 cm ) 80/75Partikel pipih ASTM D-4791 Maks 25 %Partikel lonjong ASTM D-4791 Maks 10 %Material lolos saringan no. 200 SNI 03-4142-1996 Maks 1 %Aggregate Impact Value (AIV) BS 812:part 3:1975 Maks 30%Berat Jenis dan Penyerapan SNI 03-1969-1990 Maks 3%
Persyaratan agregat kasar
Sumber : Bina Marga (2002)
-
Persyaratan agregat halus
Sumber : Bina Marga (2002)
Pengujian Standar NilaiLolos saringan N0.200
SNI 03 M-02-1994-03Min 75%
Bebas dari bahan organik Maks 4%
Persyaratan bahan pengisi (filler)
Sumber : Bina Marga (2002)
-
Gradasi AgregatGradasi Agregat
Gradasi agregat adalah susunan dari beberapa ukuran butiran agregat yang membentuk suatu campuran agregat yang terdiri dari beberapa fraksi agregat
Gradasi agregat adalah susunan dari beberapa ukuran butiran agregat yang membentuk suatu campuran agregat yang terdiri dari beberapa fraksi agregat
-
Jenis GradasiJenis Gradasi
Gradasi Baik
Gradasi Buruk
Gradasi Baik
Gradasi Buruk
-
Gradasi BaikGradasi Baik
Gradasi baik, adalah campuran agregat dengan ukuran butiran yang terdistribusi merata dalam rentang ukuran butiran.
Agregat bergradasi baik disebut juga dengan agergat bergradasi rapat.
Agregat bergardasi baik dapat dikelompokkan menjadi : Agregat bergradasi kasar, adalah agregat bergradasi baik yang didominasi oleh agregat ukuran butiran kasar
Agregat bergradasi halus, adalah agregat bergradasi baik yang dinominasi oleh agregat ukuran butiran halus.
Gradasi baik, adalah campuran agregat dengan ukuran butiran yang terdistribusi merata dalam rentang ukuran butiran.
Agregat bergradasi baik disebut juga dengan agergat bergradasi rapat.
Agregat bergardasi baik dapat dikelompokkan menjadi : Agregat bergradasi kasar, adalah agregat bergradasi baik yang didominasi oleh agregat ukuran butiran kasar
Agregat bergradasi halus, adalah agregat bergradasi baik yang dinominasi oleh agregat ukuran butiran halus.
-
Gradasi BurukGradasi Buruk
Gradasi Buruk, adalah distrubusi ukuran agregat yang tidak memenuhi persyaratan agregat bergradasi baik. Agregat bergradasi buruk dapat dikelompokkan
menjadi; Gradasi Seragam, adalah campuran agregat yang tersusun dari agregat dengan ukuran butirannya sama atau hampir sama. Gradasi Terbuka, adalah campuran agregat dengan distribusi ukuran butiran sedemikian rupa sehingga pori-pori antar agregat tidak terisi dengan baik. Gradasi Senjang, adalah campuran agregat yang ukuran butirannya terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang hilang.
Gradasi Buruk, adalah distrubusi ukuran agregat yang tidak memenuhi persyaratan agregat bergradasi baik. Agregat bergradasi buruk dapat dikelompokkan
menjadi; Gradasi Seragam, adalah campuran agregat yang tersusun dari agregat dengan ukuran butirannya sama atau hampir sama. Gradasi Terbuka, adalah campuran agregat dengan distribusi ukuran butiran sedemikian rupa sehingga pori-pori antar agregat tidak terisi dengan baik. Gradasi Senjang, adalah campuran agregat yang ukuran butirannya terdistribusi tidak menerus, atau ada bagian yang hilang.
-
0102030405060708090
100
0.01 0.1 1 10 100diameter saringan (mm)
%
l
o
l
o
s
s
a
r
i
n
g
a
n
batas atas batas baw ah
Gradasi Senjang
Gradasi Menerus
-
Pencampuran agregat metode grafis
-
Saringan Spesifikasi
mm # Spek Batas Atas Batas Bawah Nilai Tengah
38,1 1 100 100 100 0
25,4 1 90 100 100 90 95
19,1 82 100 100 82 91
12,7 72 90 90 72 81
4,76 4 52 70 70 52 61
2,38 8 40 56 56 40 48
0,59 30 24 36 36 24 30
0,279 50 16 26 26 16 21
0,149 100 10 18 18 10 14
0,074 200 6 12 12 6 9
Contoh Gradasi Campuran Agregat untuk Laston Gradasi VI Bina Marga
-
Contoh :
Analisa Saringan dari masing-masing agregat
SaringanSpesifikasi Hasil analisa saringan
mm # Spek Nilai Tengah Fraksi A Fraksi B Fraksi C
38,1 1 100 100 100 100 100
25,4 1 90 100 95 85 100 100
19,1 82 100 91 75 100 100
12,7 72 90 81 40 95 100
4,76 4 52 70 61 15 90 100
2,38 8 40 56 48 2 80 100
0,59 30 24 36 30 1 50 100
0,279 50 16 26 21 40 100
0,149 100 10 18 14 20 97
0,074 200 6 12 9 5 85
-
0102030405060708090
100
0,01
0,1
1 10 100
Ukuran saringan (mm)
P
e
r
s
e
n
L
o
l
o
s
S
a
r
i
n
g
a
n
(
%
)
AtasBawahFraksi AFraksi BFraksi C
-
0102030405060708090
100
0,01
0,1
1 10 100
Ukuran saringan (mm)
P
e
r
s
e
n
L
o
l
o
s
S
a
r
i
n
g
a
n
(
%
)
Fraksi A
Fraksi B
Fraksi C
Tangen
6 % Fraksi C
58 %Fraksi B
36 %Fraksi A
Contoh Pencampuran 3 fraksi agregat dengan metoda grafis Rothluchs tipe A
-
Dari metoda grafis Rothhluchs didapat proporsi masing masing fraksi sebagai berikut :
- Fraksi A = 36 %- Fraksi B = 58 %- Fraksi C = 6 %
total = 100 %
-
Saringan
Hasil analisa saringan
Fraksi A x 36 %
Fraksi B x 58 %
Fraksi C x 6 %
Gradasi Agregat
GabunganSpesifikasi
mm # Fraksi A Fraksi B Fraksi C Spek Nilai Tengah
38,1 1 100 100 100 36 58 6 100 100 100
25,4 1 85 100 100 30,6 58 6 94,6 90 100 95
19,1 75 100 100 27 58 6 91 82 100 91
12,7 40 95 100 14,4 55,1 6 75,5 72 90 81
4,76 4 15 90 100 5,4 52,2 6 63,6 52 70 61
2,38 8 2 80 100 0,72 46,4 6 53,12 40 56 48
0,59 30 1 50 100 0,36 29 6 35,36 24 36 30
0,279 50 40 100 0 23,2 6 29,2 16 26 21
0,149 100 20 97 0 11,6 5,82 17,42 10 18 14
0,074 200 5 85 0 2,9 5,1 8 6 12 9
Contoh Perhitungan :
-
0102030405060708090
100
0,01
0,1
1 10 100
Ukuran saringan (mm)
P
e
r
s
e
n
L
o
l
o
s
S
a
r
i
n
g
a
n
(
%
)
Atas
Baw ah
GradasiGabungan
Ploting Hasil Perhitungan
-
Pencampuran agregat Agregat di alam dalam berbagai bentuk
dan ukuran butirannya (Gradasi) berbeda-beda
Gradasi agregat merupakan salah satu sifat agregat yang menentukan kinerja perkerasan jalan.
Setiap jenis perkerasan jalan mempunyai gradasi agregat tertentu yang dapat dilihat dalam setiap spesifikasi perkerasan jalan.
-
Ukuran agregat dibedakan berdasaran ukuran butitran dominan dan dikelompokkan menjadi:
- fraksi agregat kasar- fraksi agregat halus- fraksi filler
Agregat campuran merrupakan agregat yang diperoleh dari mencampur secara proporsional fraksi-fraksi agregat yang ada.
-
Ilustrasi Pencampuran agregat
-
Contoh Gradasi Campuran Agregat untuk Laston Gradasi VI Bina Marga
Saringan Spesifikasi
mm # Spek Batas Atas Batas Bawah Nilai Tengah
38,1 1 100 100 100 0
25,4 1 90 100 100 90 95
19,1 82 100 100 82 91
12,7 72 90 90 72 81
4,76 4 52 70 70 52 61
2,38 8 40 56 56 40 48
0,59 30 24 36 36 24 30
0,279 50 16 26 26 16 21
0,149 100 10 18 18 10 14
0,074 200 6 12 12 6 9
-
Grafik Gradasi Campuran Agregat VI Bina Marga
0102030405060708090
100
0,01
0,1
1 10 100
Ukuran Saringan (mm)
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
L
o
l
o
s
(
%
)
Batas AtasBatas BawahNilai Tengah
-
Rancangan agregat campuran dengan metoda analitis
P= aA + bB + cC
Dengan :P = persen lolos saringan dengan bukaan d mm yang
diinginkan, diperoleh dai spesifikasiA = persen lolos saringan fraksi A untuk bukaan d mmB = persen lolos saringan fraksi B untuk bukaan
saringan d mmC = persen lolos saringan fraksi agregat C untuk bukaan
d mma = proporsi dari fraksi Ab = proporsi dari fraksi Bc = proporsi dari fraksi C
Nilai a,b dan c di tentukan dengan cara trial and eror dengan ketentuan(a+b+c)=1
-
Contoh :
Analisa Saringan dari masing-masing agregat
SaringanSpesifikasi Hasil analisa saringan
mm # Spek Nilai Tengah Fraksi A Fraksi B Fraksi C
38,1 1 100 100 100 100 100
25,4 1 90 100 95 85 100 100
19,1 82 100 91 75 100 100
12,7 72 90 81 40 95 100
4,76 4 52 70 61 15 90 100
2,38 8 40 56 48 2 80 100
0,59 30 24 36 30 1 50 100
0,279 50 16 26 21 40 100
0,149 100 10 18 14 20 97
0,074 200 6 12 9 5 85
-
Contoh menetukan nilai a, b dan c
41.08028048
=
=
=
BABP
a
Jika perhitungan dimulai pada saringan No. 8
a = 0.41 dan b + c = 1 0.41 = 0.59 (1)
Berdasarkan a = 0.41 maka untuk saringan no. 200 diperoleh :P = aA + bB + cC9 = 0.41(0) + 5(b) + 85(c) ..(2)
Dari persamaan (1) diperoleh b + c = 0.59 atau b = 0.59 cUntuk persamaan (2)
9 = 6(0.59 c) + 85cc = 0.06b = 0.59 0.06 = 0.53
-
Saringan Hasil analisa saringan 0,41 x Fraksi A0,53 x
Fraksi B0,06 x
Fraksi CGradasi Agregat
Gabungan
Spesifikasi
mm # Fraksi A Fraksi B Fraksi C Nilai Tengah
Spek
38,1 1 100 100 100 41 53 6 100 100 100
25,4 1 85 100 100
34,85 53 6 93,85
95 90 100
19,1 75 100 100
30,75 53 6 89,75
91 82 100
12,7 40 95 100 16,4 50,35 6 72,75 81 72 90
4,76 4 15 96 100 6,15 50,88 6 63,03 61 52 70
2,38 8 2 80 100 0,82 42,4 6 49,22 48 40 56
0,59 30 1 50 100 0,41 26,5 6 32,91 30 24 36
0,279 50 40 100 0 21,2 6 27,2 21 16 26
0,149 100 20 97 0 10,6 5,82 16,42 14 10 18
0,074 200 5 85 0 2,65 5,1 7,75 9 6 12
Contoh Perhitungan
-
Grafik Gradasi Agregat Gabungan
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0,01 0,1 1 10 100
Ukuran Saringan (mm)
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e
L
o
l
o
s
S
a
r
i
n
g
a
n
(
%
)
Batas Atas
Batas Bawah
Gradasigabungan
2-agregat3-pencampuran-agregat-metode-grafis4-pencampuran-agregat-analitis