laporan praktikum leo

14
LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF Disusun Oleh : Ignasius Kristanto 13504244021 Nur Himawanto 13504244022 Riyadi 13504244023 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015

Upload: yadi-pzran

Post on 24-Dec-2015

72 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

praktikum Kelistrikan otomotif

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Praktikum Leo

LAPORAN PRAKTIKUM

LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF

Disusun Oleh :

Ignasius Kristanto 13504244021

Nur Himawanto 13504244022

Riyadi 13504244023

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

Page 2: Laporan Praktikum Leo

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

LAPORAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA OTOMOTIF

Semester IV SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIKA 100 menit

No. JST/OTO/OTO318/02 Revisi : 01 23 Februari 2015

I. Kompetensi :

Sistem Pengapian Elektronik

II. Sub Kompetensi :

Setelah melaksanakan Praktek, Mahasiswa diharapkan dapat :

1. Memasang sistem pengapian Elektronik sebagai pengganti pengapian

konvensional.

2. Memeriksa komponen sistem pengapian elektronik.

3. Mengidentifikasi keuntungan penggunaan sistem pengapian elektronik.

III. Alat dan Bahan :

a. Engine stand dengan pengapian konvensional

b. Toolbox set

c. Multitester

d. Engine tuner

e. Feeler gauge

f. Komponen sistem elektronika

IV. Keselamatan Kerja :

1. Menggunakan stand engine sesuai dengan fungsinya.

2. Berhati-hati dalam mengerjakan praktikum.

Page 3: Laporan Praktikum Leo

3. Laksanakanlah praktikum sesuai dengan prosedur kerja.

4. Tanya pada instruktur merangkai permasalahan Kasirun.

5. Hati-Hati dalam merangka merangkai rangkaian sistem pengapian

elektronik.

V. Dasar Teori :

Pengapian konvensional adalah suatu sistem yang digunakan untuk

menyalakan pembakaran, dengan diatur hampir semua secara sederhana. Pada

umumnya pengapian konvensional memiliki banyak kerugian yang sangat

merugikan bagi pengendara, utamanya kerugian tersebut terjadi pada saat

kecepatan mesin menjadi tinggi. Dimana pemutusan kontak poin yang terlalu

cepat dan hampir tidak ada jeda menutup sehingga kumparan primer tidak dapat

teraliri arus dengan baik. Kerugian yang lain terjadi pada kontak point dimana

kontak point biasanya cepat aus apabila dialiri arus maksimum (±4A), hal ini

terjadi karena panas yang berlebihan yang diterima kontak point. Untuk

mengurangi resiko tesebut maka dibuatlah sistem yaitu pengapian elektronik.

Pengapian elektronik adalah pengapian yang dikontrol eleh komponen

elektronik yang mempunyai fungsi untuk menyalakan/menghasilkan bunga api

pembakaran pada langkah akhir kompresi.

Page 4: Laporan Praktikum Leo

Pada pengapian elektronik digunakan pengontrol berupa signal generator

pengganti kontak point kemudian dioleh oleh igniter sehingga terjadi pemutusan

dan penghubungan arus primer coil. Dan hal ini sama halnya terjadi pada

pengapian konvensional.

Komponen signal generator ini adalah semacam generator AC(arus bolak-

balik) yang berfungsi untuk menghidupkan power transistor di dalam igniter

untuk memutuskan arus primer ignition coil pada saat pengapian yang

tepat.kontruksi dari signal generator sebagai berikut; magnet permanen; pick-up

coil; signal rotor (mempunyai gigi sesuai dengan banyaknya silinder mesin).

Page 5: Laporan Praktikum Leo

Komponen pengapian elektronik yang berbeda dengan pengapian

konvensional berikutnya adalah igniter. Igniter terdiri dari sebuah detektor yang

mendeteksi EMF (signal hasil signal generator); signal amplifier dan power

transistor, yang melakukan pemutusan arus primer ignition coil pada saat yang

tepat sesuai dengan signal yang diperkuat. Penguatan dwell angle untuk

mengoreksi primer signal sesuai dengan bertambahnya putaran mesi disatukan

didalam igniter. Beberapa tipe igniter dilengkapi dengan sirkuit pembatas arus

( carrent limiting circuit) untuk mengatur arus primer maksimum.

Cara Kerja sistem pengapian elektronik (Transistor)

Page 6: Laporan Praktikum Leo

1. Mesin mati

Pada saat kunci kontak On maka tegangan dialirkan ke titik P. Tegangan pada

titik P berada dibawah tegangan basis yang

diperlukan untuk menghaktifkan transistor

melalui pengatur tengan R1 dan R2.

Akibatnya transistor akan tetap off selama

mesin mati, sehingga tidak ada arus primer

yang mengalir pada ignition coil.

2. Mesin hidup (tegangan positif dihasilkan

pada pick up coil)

Apabila mesin dihidupkan, maka signal rotor

pada distributor akan berputar, menghasilkan

tegangan Ac dalam pick up coil. Apabila tegangan

yang dihasilkan adalah positif, tegangan ini

ditambahkan dengan tegangan dari baterai (yang

mengalir ke titik P) untuk menaikan tegangan

pada titik Q diatas tegangan kerja transistor maka

transisitor ON. Akibatnya, arus primer ignition

coil mengalir ke transistor dari colector C ke

emiter E.

3. Mesin berputar (tegangan negatif dihasilkan dalam pick up coil)

Apabila tegangan AC yang dihasilkan dalam pick up

coil adalah negatif, tegangan ini ditambahkan pada

tegangan titik P sehingga tegangan pada titik Q turun

dibawah tegangan kerja transistor dan transistor OFF.

Akibatnya arus primer terputus dan tegangan tinggi

diinduksikan pada kumparan sekunder.

VI. Langkah Kerja :

1. Memeriksa oli peluma, air pendingin, kabel baterai dari kekendoran dan

Page 7: Laporan Praktikum Leo

memastikan baterai dalam keadaan baik.

2. Menghidupkan mesin hingga mencapai temperatur

3. Mengambil data-data yang meliputi : putaran mesin, tegangan baterai,

tegangan primer koil, sudut dwell dan timing pengapian (saat vacuum

dilepas dan kondisi terpasang).

4. Membandingkan data dengan spesifikasi engine yang ada. Jika tidak

sesuai, lakukan perbaikan yang diperlukan. melakukan kembali

pengukuran pada langkah 3 hingga diperoleh data sesuai spesifikasi

kemudian matikan mesin.

5. Melepas kabel negatif baterai, kemudian melepaskan platina dari braker

plate.

6. Pasang pick up coil pada braker plate dan reluctor pada poros distributor.

Menyetel gap antara reluctor dan braker plate ± 0,4 mm.

7. Dengan menggunakan ohm meter, mengukur tahanan pick up coil (spec :

Ω).

8. Memasang modul pengapian pada coil.

9. Memeriksa kembali rangkaian yang telah dipasang. Jika semua telah

dipasang dengan baik, kemudian menghidupkan mesin.

10. Mengambil data yang sama dengan langkah nomor 3, meliputi : putaran

mesin, tegangan baterai, tegangan primer koil, sudut dwell dan timing

pengapian (saat vacuum dilepas dan kondisi terpasang).

11. Membandingkan data yang diperoleh dengaan data sebelumnya seperti

pada langkah pada nomoe 3.

12. Setelah selesai, melepas semua komponen sistem pengapian elektronik

dan memasang kembali pengapian konvensional. Memastikan mesin dapat

bekerja dengan baik.

13. Membersihkan alat dan training objek yang digunakan.

14. Pembuatan laporan praktikum yang telah kami laksanakan dalam

praktikum.

VI. Pertanyaan dan Tugas :

1. Buatlah uraian secara singkat perbandingan antara sistem pengapian

konvensional dan sistem pengapian elektronik!

Page 8: Laporan Praktikum Leo

2. Jelaskan minimal 2 keuntungan dan kerugian sistem pengapian elektronik!

Keuntungan pengapian elektronik :

1. Pada saat putaran tinggi bunga api pengapian lebih stabil.

2. Arus yang dilewatkan ke primer koil dapat maksimal dari pada

menggunakan pengapian konvensional.

Kerugian pengapian elektronik :

1. Diperlukan tambahan komponen igniter yang penenpatanya harus tepat

dan terhindar dari panas yang berlebihan.

2. Komponen lebih rumit dan lebih mahal.

3. Rawan akan rusak karena benturan.

VII. Data Hasil Praktikum :

1. Gambar hasil Praktikum

Rangkaian pengapian Konvensional

Rangkaian pengapian Elektronik

Page 9: Laporan Praktikum Leo

2. Pemeriksaan Kerja Sistem Pengapian Konvensional

Putaran mesin

Tegangan baterai

Tegangan primer coil

Sudut dwellTiming pengapian

Vacum dilepas

Vacum terpasang

Putaran idle

±750 rpm 12 18

Putaran

menengah

±2000 rpm

12 20

Putaran

tinggi ±3500

rpm

12 30

3. Pemeriksaan Kerja Sistem Pengapian Elektronik

Putaran mesin

Tegangan baterai

Tegangan primer coil

Sudut dwellTiming pengapian

Vacum dilepas

Vacum terpasang

Putaran idle

±750 rpm 12 18

Putaran

menengah

12 20

Page 10: Laporan Praktikum Leo

±2000 rpm

Putaran

tinggi ±3500

rpm

12 30

VIII. Pembahasan :

Pengapian konvensional merupakan pengapian pertama yang digunakan pada

kendaraan bermotor untuk melayani saat pengapian yang tepat. Akan tetapi karena

bertambahnya kebutuhan akan kecepatan putaran mesin yang tinggi maka

pengapian jenis ini tidaklah sanggup melayani kebutuhan tersebut. Dengan

perkembangan zaman tersebut dibuatlah pengapian elektronik yang berfungsi

sama namun cara pengendalian arus yang berbeda dan dapat memenuhi kebutuhan

akan kecepatan putaran mesin yang tinggi. Perbedaan utamanya adalah pada

kontak pemutus. Pada pengapian konvensional digunakan kontak platina sebagai

pemutus arus kumparan primer coil sedangkan pada pengapian elektronik

digunakan igniter sebagai pemutus arus primer coil.

Permasalahan dalam praktikum :

Dalam praktikum yang telah dilaksankan terjadi kejadian yang tidak sesuai

teori yaitu pengapian konvensional dengan pengapian elektronik hampir tidak ada

perbedaan dilihat dari hasil pengukuran/pemeriksaan. Hal ini dimungkinkan

adanya kesalahan dalam penyetelan awal pengapian ataupun komponen sistem

pengapian elktronik yang bekerja tidak maksimal. Hal yang lain yang mungkin

dilakukan adalah kesalahan dalam penggunaan alat ukur.

Karena adanya kekurangan waktu praktikum data yang dihasilkan kurang

valid karena hanya dilakukan satu kali pengujian. Sehingga hal ini dimungkinkan

juga mempengaruhi hasil pengujian yang dilakukan saat praktikum sistem

pengapian elektronik.

IX. Kesimpulan :

Dari data hasil praktikum yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan

bahwa :

Pengapian elektronik merupakan pengembangan dari sistem pengapian

Page 11: Laporan Praktikum Leo

konvensional yang mana pada bagian kontak point yang dilakukan modifikasi.

Dengan kekurangan kekurangan yang ada pada pengapian konvensional di

sempurnakan pada pengapian elektronik walaupun ada beberapa kekurangan yang

ada.

X. Saran :

Saran dari kelompok kami adalah :

1. Pembagian waktu praktikum sebaiknya lebih di perketat.

2. Alat pengujian sebaiknya dalam kondisi baik agar hasil pengujian

didapatkan hasil yang baik.