dr. sentosa sembiring, s.h, .m

21

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M
Page 2: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M.H

HUKUM PENGANGKUTAN LAUT

\'i~t;:,~~ l Q...fS~ \ V'\-\

},· ~· :1.()\g

PENERBIT

~':o . Klo;.;:; .. ... ................. ...... lJIIIII•l• AUliA

Page 3: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

HUKUM PENGANGKUTAN LAUT

Oleh: Dr. Sentosa Sembiring, S.H., M.H.

Copyright © 2019 pada PENERBIT NUANSA AULIA

Desain Cover: Aulia Studio

Lay Out: Aulia Studio

Montase: Aulia Studio

Cetakan I: Juni 2019

Diterbitkan oleh: Penerbit Nuansa Aulia Jl. Permai 20 No. 18

Margahayu Permai, Bandung 40218 Telp (022) 5405300 I Fax (022) 5416748

e-mail: [email protected] website: http://www .nuansaaulia.com

ANGGOTA IKAPI PERPUSTAKAAN NASIONAL

KATALOG DALAM TERBITAN

Sembiring, Sentosa

Hukum Pengangkutan Lautjoleh Sentosa Sembiring. Cet. 1.

- Bandung: Nuansa Aulia, 2019.

x + 246 hlm. : 14,5 x 21 em ISBN 978-979-071-328-4

1. Pengangkutan laut -- Aspek hukum I. Judul

343.096

Dilarang mengutip, menjiplak, memfotokopi sebagian atau seluruhnya isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

HAK CIPTA DILINDUNGI OLEH UNDANG-UNDANG

Kat a

Dalam perubahan melalui lau te1jadinya p internal yai akan tetapi · sudah sema': Mencermah cukup dinari adalah wila] peraturan p pengangkuta

Sebagair cukup pentilii dari satu ten kepentingan dengan hal · peraturan p pengangkuta1 semakin peni pelayaran nia sampai ke pul

Hukum J.i

hukum laut sudut panda1 sebagai lemb< satu materi aJ

hukum. Adap Hukum Peng:

Hukum Pengang

Page 4: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

;KUTANLAUT

ing, S.H., M.H.

~RBIT NUANSA AULIA

.ulia Studio

ia Studio

ia Studio

.mi 2019

·rbit Nuansa Aulia 0 No. 18 . Bandung 40218 Fax (022) 5416748

[email protected] . nuansaaulia.com

<\. IKAPI NNASIONAL

lMTERBITAN

oleh Sentosa Sembiring. Cet. 1.

mkum I. Judul

343.096

., memfotokopi sebagian atau ·a izin tertulis dari penerbit. )LEH UNDANG-UNDANG

Kata Pengantar

Dalam beberapa tahun terakhir ini terjadi berbagai perubahan yang cukup mendasar dalam bidang pengangkutan melalui laut. Jika ditelusuri secara saksama terlihat, bahwa terjadinya perubahan tersebut tidak saja dipengaruhi oleh faktor internal yaitu faktor industri jasa pengangkutan melalui laut akan tetapi juga dari faktor eksternal yakni lalu lintas pelayaran sudah semakin menyatu antara satu negara dengan negara lain. Mencermati perkembangan arus moda transpotasi laut yang cukup dinamis, untuk itu negara yang wilayahnya sebagian besar adalah wilayah perairan dan laut harus menyesuaikan berbagai peraturan perundang-undangan yang terkait dengan sarana pengangkutan laut yang dimaksud .

Sebagaimana diketahui, keberadaan pengangkutan laut cukup penting tidak saja dalam memindahkan orang dan barang dari satu tempat ke tempat yang lain, akan tetapi juga untuk kepentingan kedaulatan negara sebagai negara maritim. Terkait dengan hal ini, pemerintah pun telah menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan dalam menunjang sarana pengangkutan laut sebagai poros maritim yang keberadaannya semakin penting tidak saja dalam konteks melayani lalu lintas pelayaran niaga, akan tetapi juga dalam menjaga wilayah negara sampai ke pulau-pulau terdepan.

Hukum Pengangkutan sebagai suatu bidang kajian dalam hukum laut dalam arti luas, dapat dilihat dalam berbagai sudut pandang. Dalam kaitan ini, Fakultas Hukum Unpar sebagai lembaga pendidikan tinggi hukum, memberikan salah satu materi ajar tentang pengangkutan dalam sudut pandang hukum. Adapun mata kuliah yang disampaikan diberi nama Hukum Pengangkutan. Salah satu materi ajar dalam hukum

Hukum Pengangkutan Laut iii

Page 5: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

pengangkutan adalah Hukum Pengangkutan Laut. Materi yang disampaikan dalam hukum pengangkutan laut dari sudut hukum perdata. Tepatnya bagaimana hubungan antara pengangkut dengan penumpang danjatau pengirim barang. Jika dilihat dari materi yang diajarkan, tampaknya bisa dijadikan dalam beberapa materi ajar. Namun untuk penerbitan pertama ini dijadikan satu buku. Dengan harapan pada edisi berikutnya dapat dibahas lebih mendalam dalam setiap bab.

Latar belakang penulisan buku ini berdasarkan penelitian kepustakaan yang dilakukan pada tahun akademik 2017/2018,

untuk menelusuri berbagai referensi tentang Hukum Pengangkutan Laut. Dari penelusuran yang dilakukan, kiranya dapat dikemukan bahwa buku atau referensi yang ditemui di khasanah kepustakaan hukum, masih sangat sedikit. Selain itu, sudut kajian yang dilakukan pun sudah tidak aktual lagi. Oleh karena itu, untuk memberikan kuliah secara terstruktur, dirasakan perlu untuk menyusun sebuah buku pegangan bagi mahasiswa dalam mempelajari hukum pengangkutan laut yang mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang terbaru. Diharapkan dengan penerbitan buku ajar ini dapat dijadikan sumber bahan referensi dalam mengkaji lebih lanjut tentang H ukum Pengangkutan Laut yang perkembangannya pada dekade ini semakin dinamis. Semoga bermanfaat.

iv

Bandung, Desember 2018

Sentosa Sembiring ([email protected])

Hukum Pengangkutan Laut

1.1. Pen. 1.2. Pen: 1.3. Pe1j 1.4. Sifa1 1.5. Pe1j.

As a~ 1.6. Hak

A. B. C. D.

1.7. Pen~ 1.8. Bia~.

1.9. PenE

2.1. Peng 2.2. Pihal

dalar A. B. c. j

D. E.

2.3. Laik • 2-4- Pend 2.5. Siste1

Hukum Pengan

Page 6: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

1gangkutan Laut. Materi yang 1gkutan Iaut dari sudut hukum ubungan antara pengangkut girim barang. Jika dilihat dari bisa dijadikan dalam beberapa tan pertama ini dijadikan satu >erikutnya dapat dibahas lebih

:u ini berdasarkan penelitian tahun akademik 2017j2o18,

referensi tentang Hukum 1ran yang dilakukan, kiranya au referensi yang ditemui di nasih sangat sedikit. Selain mn sudah tidak aktual lagi. an kuliah secara terstruktur

' sebuah buku pegangan bagi kum p ngangkutan laut yang lang-undangan yang terbam. 1ku ajar ini dapat dijadikan engkaji lebih lanjut tentang rkembangannya pada dekade anfaat.

Bandung, Desember 2018

Sentosa Sembiring ([email protected])

Hukum Pengangkutan Laut

DAFTAR lSI

' I I KATA PENGANTAR....... . .. ..... .. .. ...... ... .... .. . .. .... ... . .. iii DAFTAR lSI ....................................................... ·. .. v

DAFTAR SINGKATAN ........................................... ix

BAB I PENDAHULUAN . . . ...... .. .. . . . . . . . ..... .............. t

1.1. Pengantar .......... ......... .. .. ..... ........ ..... .......... ..... ... ... ... 1 1.2. Pengertian Hukum Pengangkutan Laut ............... .. 9 1.3. Perjanjian Pengangkutan.......... .. ......... .. .. .. .. .. .... ..... 15 1.4. Sifat Perjanjian Pengangkutan . . . ... . . .. . . .. .. .... . ... . . .. .. . 18 1.5. Perjanjian Pengangkutan Menganut

Asas Konsensualisme .~........................... .. ... . . .. . . . . ... . 21 1.6. Hak dan Kewajiban Pengangkut...... .. .. .. .... . ... ...... ... 23

A. Kewajiban Pengangkut... .. .. .. . .. .. . .. . . .. . . . .. . . .... . .. . 23 B. Kewajiban Pengirim ... . ... . ..... .... .... . .. . ... ... . .. . . . .. . 24 C. Hak Pengangkut . .. ... .. .. . ..... ... .. . . .. . . .. . . . .. . . .. . . . .... . 26 D. Hak Pengirim....... .... ........ .. ..... ...... ..... .............. 26

1.7. Pengusaha Kapal. .................. ..... ...... .. ........ ....... .. .... 26 1.8. Biaya Pengangkutan................... ... .... .. ........ .... .. ...... 28 1.9. Penerima Tidak Datang ............. ... .... .... .... . .... ... ... ... 30

BABIIKAPALSEBAGAISARANA PENGANGKUTAN MELALUI LAUT ........... 35

2.1. Pengertian Kapal .............. .... .... .... ... ... ... .. .... ... ........ . 35 2.2. Pihak-pihak yang Terkait

dalam Pengangkutan Laut ....... ......... ....... ... ... .. .. .... . A. Pengangkut ........... .... .... ..... .. .. ... ......... .... .... .... . . B. Nakhoda ....................... .... .... .. .. ..... .. .. ...... ..... ... . C. Anak Buah Kapal .. .. ........ ..... ..... ... ...... ............ .. D. Perusahaan Bongkar Muat Barang ............... .. E. Usaha Jasa Pengurusan Transportasi .......... ..

2.3. Laik Laut .... ..... ................... ....... ... ...... .. .... ........... .. .. 2.4. Pendaftaran Kapal. ....... ...... ... ........ ..... ..... ... ............ . 2.5. Sistem Pendaftaran Kapal.. .......... .. .. ........... .. .. ...... ..

Hukum Pengangkutan Laut v

Page 7: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

2.6.Asas Kabotase................................. ......................... 69 2.7. Mahkamah Pelayaran ............................................. 77

BABIIICARTERKAPAL....................................... 83 3.1. Latar Belakang ................... ........ ....... ............ ..... ..... 83 3.2. Pengertian Carter ........... ... .. ................. .................. 84 3.3. Perjanjian Carter..................................................... 86 3-4· Carter Kapal dalam Keadaan Kosong .................... 89 3.5. Jenis-jenis Carter.................................................... 90

BAB IV SURAT MUATAN ...................................... 94 4.1. Latar Belakang ........................................................ 94 4.2. Dasar Hukum .......................................................... 98 4.3. Pengertian Surat Muatan........................................ 100 4-4- Jenis Surat Muatan ................................................ 105 4·5· Fungsi Surat Muatan............................................... 106 4.6. Klausul dalam Surat Muatan .................................. 107

BAB V TANGGUNG JAW AB PENGANGKUT .. ....... 109

5.1. Prinsip Tanggung Jawab dalam Pengangkutan Laut ................... ........... ..... ... 109

5.2. Beberapa PrinsipTanggung Jawab ......................... 112 A. Tanggung Jawab Berdasarkan

Kesalahan . . . . . . . .. . . . .. . . . . . . . . .. . .. . . . . . .. . ..... . ...... . ... . . . . . 112 B. Tanggung Jawab Berdasarkan

Praduga .. . . . .. . . . .. . . . .. . . . ... . . . .. . . . .. . ... . .. . . . .. . . . .. . . .... . . . 113 C. Tanggung Jawab Mutlak ................................ 114 D Pembatasan Tanggung jawab .. .... ..... .............. 115

5.3. Tanggung Jawab Pengangkut dalam Pelayaran Internasional.. ... .. ... ..... .... .. ....... ... 116

BAB VIKERUGIAN LAUT, TUBRUKAN KAPAL, DAN UPAH TOLONG................................. 121

6.1. Kerugian Laut................................... .................... ... 121 A. Pengertian.................... ...... .... .... . ............. ..... .... 121 B. Kerugian Laut Umum...................................... 124 C. Kerugian Laut Khusus ..................... ..... ........... 129

vi Hukum Pengangkutan Laut

6

6

BAB

7

7

Huku

Page 8: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

abotase nah p ] .............. ...... ..

e <lYcll·an .............. . ~ .. ····· ..:. Ill I<'"" .... .. . .. .. .. • . .. .. ....... . ~--~AL ..... . ....

la.Jcan_ . If • If • Ill' If If •• If If O O O O O I O O O O 0

O O O O

0

0 0 0 1

6c 6.2. Tubrukan Kapal. .................................................... .. 130 130 131 135 136

g ······ ....... ······ l1l Cartel· .... ......... •••·••••• .......... ····· 83 l Cal·te. ................ .. ............ ..

1 ..... ...... 8 ) 1 .............. ................ 3 a dalam i(,e d .. . . . . .. .. .. . . . . .. .. .. . . .. . .. 84 C a aan rr ..... ..

arter. ... . ..... ~'\.osong .... .... . .... ....... 86 r{J, A '"r> Ll Jh- ". • •. • " • " • • •" •

L1.L .. ~~ . .... ....... ..... 8g

~~-:: :::::: .. -~ ~ :.-.-.~ :: ·.~:: •• ~::: ~:. :·::::: :::: :·:::::·:. ~0 ltat 1\t[ ................... . ........... ...... ..

uatan ............ 94 Uatan ............. ................ 98 lfuatan·· .................... :::·....... ............. 1o

0 Surat M...................... ....................... los uata11 ... ...... .

J-A.w-ABp ................................... lo6

lg Jawab 'ENGAJVGl{rrr···...... .. lo7

utan Laut ......... log •Tan ........ ..

ggung Jawab ..................... . Wab Berd ......... .... 1o9 a arkan ........... .

~~'b·s~~:d~-~~~:k~··............... .... 112 ... n ........ 112

~b·M~·~i~'k·········· ····- ......... . ng ....... .. ...... .

gungjawab ............... ... .. lgangku_t ... .. . . .. .. .. . .. . . .. .. . ~rnasiona] .... ..

• TVB~,;~·~~-·- .......... .. liG ~ ... ~ ~<'".. ....... 116

······ ... '-l'ip~ .. . .. ..... ' • •••••• ••• •••••• 0 • •••• 0 • •• ••••••••• •• • ••••• •••

.... ..... 121 ·········· ······ lJU ......... ..... 121

········ ············· ···· ;us ················ ········· ····· ······· ······· ........

······· ·····

A. Latar Belakang ................................................ . B. Dasar Hukum ................................................. . C. Akibat Hukum Tubrukan Kapal. .................... .

6.3. Upah Tolong .......................................................... .. A. Dasar Hukum ................................................. . B. Kewajiban Penolong .. .. .... .............................. ..

136 138

BAB VII PENGANGKUTAN MULTIMODA ............ 139 7. 1 La tar Belakang ....................... ......................... .. ..... . 7.2 Dasar Hukum .......................... ...... ... .......... ........... .. 7.3 Syarat Pendirian Badan Us aha .............................. .

GLOSA.RIUM SING KAT ........................................ .

DAflAR PUSTA.KA. .............................................. .

LAMPIRAN: 1. Peraturan Menteri Perhubungan

Republik Indonesia Nomor KM 30 Tahun 2008 ten tang Dokumen Identitas Pelaut.. ..................... ..

2. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 82 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar ................................................................. ..

3. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 7 Tahun 2013 tentang Kewajiban Klasifikasi Bagi Kapal Berbendera Indonesia Pada Badan Klasifikasi.. .....

4. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 119 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 37 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Laut ............................................. ....... .... .

Hukum Pengangkutan Laut

139 149 150

156

158

166

180

200

208

vii

Page 9: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

2.6. As as Kabotase ......................................................... . 69 2.7. Mahkamah Pelayaran ....... ........ ..... ........ ..... .......... .. 77

BAB III CARTER KAP AL ...................................... . 83 3.1. Latar Belakang ....................................................... . 83 3.2. Pengertian Carter .................................................. . 84 3.3. Perjanjian Carter ................................................... .. 86 3-4. Carter Kapal dalam Keadaan Kosong ................... . 89 3.5. Jenis-jenis Carter ................................................... . 90 BAB'

BAB IV SURAT MUATAN ..................................... . 94 7·

4.1. Latar Belakang ....................................................... . 94 7·~

4.2. Dasar Hukum ......................................................... . 98 7<

4.3. Pengertian Surat Muatan ...................................... .. 100 GLOS

4-4. Jenis Surat Muatan .............................................. .. 105 DAF1 4.5. Fungsi Surat Muatan .............................................. . 4.6. Klausul dalam Surat Muatan ................................. .

106 LAM1

107 1. BAB V TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT ........ . 109

5.1. Prinsip Tanggung Jawab dalam Pengangkutan Laut ..................................... . 109

5.2. Beberapa PrinsipTanggung Jawab ........................ . 112 A. Tanggung J awab Berdasarkan

Kesalahan ...................................... ............ .... .. 112 B. Tanggung Jawab Berdasarkan

Praduga ......................................................... .. 113 C. Tanggung Jawab Mutlak .............................. .. 114 D Pembatasan Tanggung jawab ........................ . 115

5.3. Tanggung Jawab Pengangkut dalam Pelayaran Internasional.. ............................ . 116

BAB VIKERUGIAN LAUT, TUBRUKAN KAPAL, DAN UP All TOLONG ................................ . 121

6.1. Kerugian Laut ......................................................... . 121 A. Pengertian ......... .. ................ ............................. . 121 B. Kerugian Laut Umum .................................... .. 124 C. Kerugian Laut Khusus .................................... . 129

vi Hukum Pengangkutan Laut Hukul

Page 10: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

5. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 171 Tahun 2015

tentang Tata Cara Pelayanan Kapal Wisata (Yacht) Asing di Perairan Indonesia.......... 214

6. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 28 Tahun 2016

tentang Kewajiban Penumpang Angkutan Penyeberangan Memiliki Tiket..... .. . .. .. . . 222

7. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 25 Tahun 2016

tentang Daftar Penumpang dan Kendaraan Angkutan Penyeberangan. .. .. .. .. . . .. ... .. . .. . . . . . . . . .. . .. . . . .. 228

TENTANG PENULIS . . . .... ......... .. . . ............. .. . . ........ 244

viii Hukum Pengangkutan Laut

BIMCO

BL DO

DMI

DKI

COGSA

CTO

CTD

CFS

FCL

GENCON

GT

KUHD

KUHPdt

LC

ICC

LCL

MTO

OPU pp

Perpres

Permenhub

P & I Club

Stb

THR

uu UUP

ZEE

Page 11: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

tbungan tor PM 171 Tahun 2015

nan Kapal Jerairan Indonesia.......... 214

tbungan .or PM 28 Tahun 2016

_npang 1 Memiliki Tiket.............. 222

tbungan or PM 25 Tahun 2016

ng dan Kendaraan } . ....... . ...... ......... .. ... ........ .. 228

.................................. 244

Hukum Pengangkutan Laut

DAFTAR SINGKATAN

BIMCO Baltic International Maritime Charters Organization

BL Bill of Lading

DO Delivery Order

DMI Dewan Maritim Indonesia

DKI Dewan Kelautan Indonesia

COGSA Carriage of Good by Sea

CTO Combined Transport Operator

CTD Combined Transport Document

CFS Container Freight Station

FCL Full Container Load

GENCON General Condition

GT Gross Tonnage

KUHD Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

KUHPdt Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

LC Letter of Credit

ICC International Chamber of Commerce

LCL Less Container Load

MTO Multimoda Transport Operator

OPU Ordonansi Pengangkutan Udara pp Peraturan Pemerintah

Perpres Peraturan Presiden

Permenhub Peraturan Menteri Perhubungan

P & I Club Protection & Indemnity Club

Stb Staatsblad

THR The Hague Rules

uu Undang-undang

UUP Undang-Undang Pelayaran

ZEE Zona Ekonomi Eksklusif

Hukum Pengangkutan Laut ix

Page 12: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

X Hukum Pengangkutan Laut

1.1. Peng~

Bagi nE laut, keben sangat pen1 juga untu1 Kehadiran satu pulau untuk men masyarakat• Tjakranel! (commodib atau port q dengan delil

Melalu: kegiatan b bahwa ke~ risiko yang Pudji Pa1 di samping modalnya 1 risk). Oleh implement

1 Soegija1 Jaka1ta:

2 Win Pl Perairar-. Obor Inc

Hukum Pens

Page 13: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

Hukum Pengangkutan Laut

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Pengantar

Bagi negara yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari laut, keberadaan sarana pengangkutan laut menjadi hal yang sangat penting, tidak saja untuk kegiatan ekonomi, melainkan juga untuk menjaga keutuhan kedaulatan wilayah negara. Kehadiran pengangkutan ini selain menghubungkan antara satu pulau dengan pulau yang lainnya, juga menjadi sarana untuk mengangkut berbagai keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh Soegijatna 'fjakranegara, kegiatan dari transportasi memindahkan barang (commodity of goods) dan penumpang dari suatu tempat (origin a tau port of call) ke tern pat lain atau port of destination, maka dengan demikian pengangkut menghasilkan jasa angkutan.'

Melalui bisnis jasa angkutan ini dapat melahirkan berbagai kegiatan bisnis lainnya. Meskipun demikian, perlu disadari bahwa kegiatan pengangkutan melalui laut, juga memiliki risiko yang cukup besar. Seperti yang dikemukakan oleh Win Pudji Pamularso, salah satu karalcteristik bisnis pelayaran di samping padat modal (capital intensive) dan pengembalian modalnya lama (slow and low yielding), risikonya tinggi (high risk). Oleh karena itu, aturan keselamatan internasional dan implementasinya menjadi sangat penting untuk memastikan pengoperasian kapal-kapal aman di laut. 2

Untuk itu perlu disadari bahwa mata rantai kegiatan angkutan laut mempunyai berbagai kaitan satu sama lain dengan kegiatan

1 Soegijatna Tjakranegara. Hukum Pengangkutan Barang dan Penumpang. J'akarta: Rinel<a Cipta, 1995. Hlm. 1.

2 Win Pu<lji Pamularso. Tubrukan Kapal Pertamina dengan Elixir di Perairan Jakarta. Masalah Hukum dan Penyelesaiannya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2009. Hlm. 1.

Hukum Pengangkutan Laut 1

Page 14: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

lainnya, sebagaimana dikemukakan oleh Olga Soejono, angkutan laut tidak hanya dari suatu pelabuhan ke pelabuhan lainnya saja, tetapi meliputi juga pelbagai macam jenis-jenis usaha lainnya yang berhubungan dengan angkutan laut dan yang secara bersama-sama merupakan bagian penting dari seluruh pergerakan. Karena angkutan barang dari produsen sampai kepada konsumen memerlukan angkutan oleh pelbagai jenis alat angkutan dalam mata rantai angkutan secara menyeluruh, maka angkutan laut harus diartikan pula sebagai sub sistem dari total transport. 3

Jadi di sini terlihat, bahwa pembahasan tentang pengang­kutan pada umumnya dan pengangkutan laut pada khususnya, tidak bisa dilepaskan dengan aktivitas lainnya yang berkaitan dengan pengangkutan. Sebagaimana dikemukakan oleh Sukrisman, tidak ada perdagangan tanpa transportasi, karena dagang berarti pengalihan hak milik atas barang-barang. Maka peranan transportasi atau pengangkutan dalam perdagangan memungkinkan pembeli dapat menerima barang-barangnya yang dibeli akan lebih tepat dan terjamin. Dalam hal ini peran Ekspedisi Muatan (Freight Forwarding) sangat penting. Adapun yang dimaksud dengan Freight forwarding dalam hal ini adalah seseorang yang mendapat order dari langganan untuk pengangkutan barang-barang dan dia tidak bertindak sebagai pihak yang membawa barang-barang terse but ke tern pat tujuan.4

Berkaitan dengan pandangan yang dikemukakan oleh para pakar di atas, menarik untuk dikaji lebih saksama, berkaitan dengan pengangkutan melalui laut. Mengapa? Karena pengangkutan melalui laut, membutuhkan keahlian tersendiri, bila dibandingkan dengan pengangkutan lainnya, pengangkutan

3 Olga Soejono. "Penerapan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Pelabuhan dalam Kaitannya dengan Organisasi dan Tata Ke1ja Administor Pelabuhan." dalam Lembaga Bina Hukum Laut. M. Husseyn Umar, Chandra MotifYusuf Djemat, Rini Amaluddin, dan Mariam Widodo (editor). Peningkatan Peranan Hukum dan Perlindungan Hukum dalam Kegiatan Perhubungan Laut (Lokarya). Jakmta: Indo Hill Co, 1987. Hlm. 19.

4 Sukrisman. Ekspedisi Muatan (Freight Forwarding). Bandung: Alumni, 1985. Hlm. 4.

2 Hukum Pengangkutan Laut

darat dan \ Soedjono, yang pentin apabila diba itu, tidak ml laut relatifl denganma~ menyimak Simanjun Indonesia s berasal da1 makin pen kepulauan, negara-neg negeri dan ~

menyangku I

Menc~' tidaklah b melalui 1 pengaturaJi dengan sa: dimaklumi Untuk itu i Wirjono · denganm( sedemikia anak bua:l atau kap itu di tenj keperluan

5

6

Hukum Per

Page 15: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

akan oleh Olga Soejono, uatu pelabuhan ke pelabuhan 1 pelbagai macam jenis-jenis lengan angkutan laut dan yang . bagian penting dari seluruh 1rang dari produsen sampai gkutan oleh pelbagai jenis alat 1tan secara menyeluruh, maka 1 sebagai sub sistem dari total

embahasan tentang pengang­Igkutan laut pada khususnya, ivitas lainnya yang berkaitan timana dikemukakan oleh an tanpa transportasi, karena lik atas barang-barang. Maka ngkutan dalam perdagangan nenerima barang-barangnya erjamin. Dalam hal ini peran rwarding) sangat pen tin g. reight forwarding dalam hal 1t order dari langganan untuk

dia tidak bertindak sebagai ng terse but ke tempat tujuan.4

n yang dikemukakan oleh ntuk dikaji lebih saksama, elalui laut. Mengapa? Karena •utuhkan keahlian tersendiri

' ;kutan lainnya, pengangkutan

zn Perundang-undangan di Bidang rganisasi dan Tata KerJa Administor lukum Laut. M. Husseyn Umar, Amaluddin, dan Mariam Widodo 1 dan Perlindungan Hukum dalam Jakarta: Indo Hill Co, 1987. Him. 19. 1ht Forwarding). Bandung: Alumni,

Hukum Pengangkutan Laut

darat dan udara. Seperti yang dikemukakan oleh Wiwoho Soedjono, masalah pengangkutan di laut merupakan masalah yang penting, karena menyangkut bahaya yang demikian besar apabila dibandingkan dengan pengangkutan di dar at. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika pengaturan ten tang pengangkutan laut relatiflebih lengkap daripada pengangkutan di darat. 5 Terkait dengan masalah pengaturan ten tang pengangkutan laut menarik menyimak apa yang dikemukakan oleh Emy Pangaribuan Simanjuntak, peraturan mengenai pengangkutan laut di Indonesia saat ini tersebar di pelbagai peraturan yang umumnya berasal dari masa sebelum Perang Dunia kedua. Dengan makin pentingnya kedudukan negara Indonesia sebagai negara kepulauan, maka dalam hubungan antarpulau dan dengan negara-negara lain, penyelenggaraan angkutan laut di dalam negeri dan ke luar negeri semakin membutuhkan peraturan yang menyangkut kepentingan nasional dan internasional. 6

Mencermati apa yang dikemukakan oleh pakar di atas, tidaklah berlebihan bila dikemukakan di sini, pengangkutan melalui laut sebagai sarana pengangkutan paling tua dan pengaturannya pun relatiflebih mendetail apabila dibandingkan dengan sarana pengangkutan darat dan udara. Hal ini dapat dimaklumi, karena transportasi melalui laut penuh dengan risiko. Untuk itu butuh keterampilan. Sebagaimana dikemukakan oleh Wirjono Prodjodikoro, pengangkutan orang dan barang dengan melalui laut, membutuhkan keahlian istimewa navigasi sedemikian rupa, bahwa setiap kapal harus disertai suatu tim anak buah kapal yang di bawah pimpinan seorang nakhoda atau kapten yang cakap harus berdaya menjalankan kapal itu di tengah lautan yang paling ganas. Hal ini menimbulkan keperluan adanya peraturan-peraturan istimewa tentang hak

5 Wiwoho Soedjono. Hukum Pertanggungan Laut. Jakarta: Rineka Cipta, 1993. Him. 3.

6 Emy Pangaribuan Simanjuntak. "Pembaharuan Hukum Dagang dalam Rangka Pembaruan Hukum Nasional". Makalah disampaikan dalam Simpo­sium Hukum Pembaharuan Hukum Dagang Nasional. Badan Pembinaan Hukum Nasional Depattemen Kehakiman. Diedarkan oleh Binacipta Bandung, 1984. Him. 19.

Hukum Pengangkutan Laut 3

Page 16: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

dan kewajiban para anak-anak kapal. Bagaimanapun kecakapan para awak kapal tetaplah besar risiko kapan akan karam di tengah laut. Berhubung dengan risiko yang besar, maka hal pengangkutan orang dan barang dengan kapallaut memerlukan peraturan-peraturan istimewa yang ada bedanya dari peraturan tentang pengangkutan di darat.?

Hal ini dapat dilihat dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD)8 yang dijadikan bahan acuan dalam tulisan ini. Jika dipelajari secara saksama, pada KUHD terlihat bahwa pengaturan tentang pengangkutan laut sebanyak 345 (tiga ratus empat puluh lima) pasal. Tepatnya pengaturan tentang pengangkutan laut diatur dalam Buku II KUHD mulai dari Pasal 309 - 754. Dilihat dari sudut pandang ini, tampak bahwa masalah pengangkutan laut cukup berperan dalam lalu lintas perdagangan antarpulau dan bahkan antarnegara. Dalam ketentuan ini dibedakan pengaturan pengangkutan barang dengan pengangkutan orang.

Bagaimana halnya dalam dekade ini, apakah pengangkutan orang melalui laut masih cukup diminati oleh pengguna jasa pengangkutan? Tidaklah berlebihan, hila dalam dekade ini, sekalipun sarana transportasi sudah ada beberapa alternatif pilihan baik melalui darat maupun udara, pengangkutan melalui laut masih merupakan salah satu sarana transportasi yang cukup berperan dalam melakukan berbagai aktivitas, tidak saja perjalanan antarpulau, melainkan juga antarnegara khususnya dalam lalu lintas perdagangan ekspor impor.

Sebagaimana dikemukakan ole FDC Sudjatmiko, bagi dunia perdagangan pada umumnya khususnya perdagangan internasional, pelayaran niaga memegang peranan yang sangat penting. Yang dimaksud dengan pelayaran niaga dalam hal ini ialah usaha pengangkutan barang, khususnya barang dagangan, melalui laut, baik yang dilakukan di antara tempat-7 Wirjono Prodjodikoro. Hukum Laut bagi Indonesia Cetakan Kelima.

Bandung: Sumur Bandung, 1970. Him. 8. 8 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) yang dimaksud di sini adalah

Wetboek van Koophandel (WvK) yang dite1jemahkan oleh R. Subekti dan R. Tjitrosudibio. Cet. 16. Jakarta: Pradnya Paramita, 1985.

4 Hukum Pengangkutan Laut

tempat pelal antarnegara. dengan kap3j pengangkut~. lainnya yan~ karena itu, d 1

peranan pel sosial ekono1 kondisi Indr, baik pulau k pengangkut~ sarana dalad

i Berangk;

transportasi · penting tida' dan orang da, menjaga ke maritim ya~ apa yang dii! maritim adal seluruh wilaJ (archipelagi (the largest · dan selat ya yang luasny (UNCLOS t~ titik sekitar ~ dasar pengu laut serta SJ negara ban~

Apa ya menguatkan laut dapat 9 FDC Sud,

Him. 2.

10

Page 17: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

Jal. Bagaimanapun kecakapan risiko kapan akan karam di risiko yang besar, maka hal .engan kapallaut memerlukan tg ada bedanya dari peraturan

:itab Undang-undang Hukum bahan acuan dalam tulisan

1, pada KUHD terlihat bahwa m laut sebanyak 345 (tiga ~epatnya pengaturan tentang Buku II KUHD mulai dari

t pandang ini, tampak bahwa p berperan dalam lalu lintas •ahkan antarnegara. Dalam :uran pengangkutan barang

tde ini, apakah pengangkutan diminati oleh pengguna jasa 1an, hila dalam dekade ini, dah ada beberapa alternatif udara, pengangkutan melalui :u sarana transportasi yang berbagai aktivitas, tidak saja juga antarnegara khususnya •orimpor.

le FDC Sudjatmiko, bagi 1ya khususnya perdagangan memegang peranan yang ~ngan pelayaran niaga dalam 1 barang, khususnya barang dilakukan di antara tempat­ut bagi Indonesia Cetakan Kelima. L

KUHD) yang dimaksud di sini adalah terjemahkan oleh R. Subekti dan R. Paramita, 1985.

Hukum Pengangkutan Laut

tempat pelabuhan-pelabuhan dalam wilayah sendiri maupun antarnegara. Hampir sernua barang impor dan ekspor diangkut dengan kapal laut, walaupun di antara tempat-ternpat di mana pengangkutan dilakukan terdapat fasilitas-fasilitas angkutan lainnya yang berupa angkutan darat kereta api atau truk Oleb karena itu, dalam suatu negara maritim seperti halnya Indonesia, peranan pelayaran sunggub sangat penting bagi kebidupan sosial ekonomi penduduknya.9 Apabila hal ini dikaitkan dengan kondisi Indonesia yang wilayahnya terdiri dari ribuan pulau, baik pulau kecil maupun pulau besar, sudah bar aug tentu jenis pengangkutan laut sangat diperlukan oleh masyaral<at sebagai sarana dalam melakul<an berbagai aktivitas sehari-hari.

Berangkat dari pemikiran ini, dapat dilihat bahwa sarana transpmtasi laut keberadaannya da:ri hari ke hari semaldn penting tidak hanya sebagai sarana untuk memindabkan barang dan orang dari satu tern pat ke tern pat lain, meJainkan juga untuk menjaga keutuhan wilayab Nusantara sebagai suatu wilayab maritim yang cukup besar. Dalam kaitan ini patut disimalc apa yang dikemukakan oleh Suwarno Adiwijoyo, wawasan maritim adalah cara pan dang ban gsa Indonesia yangmemandang seluruh wilayah negara bangsa RI sebagai satu negara kepulauan (archipelagic state) ata u negara kepulauan yang terbesar di dunia (the lm·gest archipelagic cou.ntry in the world). Dalam arti laut dan selat yang merupakan wilayah yuridiksi perairan nasional yang luasnya telab memperoleh landasan huJrum yang kuat (UNCLOS tahun 1982 dan menjadi UU No 17/1985) yaitu dari titik sekitar 5,8 juta km2 a.tau sepanjang ZEE (200 mil) dari titik dasar pengukuran di pulau-pu.lau terluar dan meliputi seluruh laut serta selat di antara puJau-pulau di wilayah kedauJatan negara bangsa RI. 10

Apa yang dikemukakan oleh pal<ar di atas semakin menguatkan pemikiran, bahwa berbicara tentang pengangkutan laut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Dengan 9 FDC Sudjatmiko. Pokok-pokok Pelayaran Niaga. Jakarta: Bharata, 1979.

Hlm. 2. 10 Suwarno Adiwijoyo. Kartini (Editor). Konsolidasi Wawasan Maritim

Indonesia. Jakarta: Pakar, 2005. Him. 97·

Hukum Pengangkutan Laut 5

Page 18: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

Tentang Penulis

Sentosa Sembiring, lahir di Berastagi, Kabupaten Karo, Sumatra Utara, pada 3 Februari 1957.

Mendapatkan gelar Doktor Ilmu Hukum (Dr.) pada Program Pascasmjana Universitas Katolik Parahyangan Bandung pada tahun 2005 dalam bidang kajian Hukum Investasi; Magister Hukum (M.H.) pada tahun 1996 dari Pascasarjana Universitas Indonesia Jakarta dalam

bidang kajian Hukum Ekonomi; dan Sarjana Hukum (S.H.) dari Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan Bandung pada tahun 1981jurusan Hukum Perdata.

Sejak tahun 1984 bergabung ke almamaternya Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan Bandung sebagai dosen, dalam mata kuliah, antara lain, Hukum Dagang; Hukum Perbankan dan Surat Berharga; Hukum Asuransi; Hukum Pengangkutan; Hukum Pasar Modal; Hukum Kepailitan; Hukum Penanaman Modal; dan Hukum Perusahaan.

Sejak tahun 1995 mengajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Katolik Parahyangan Bandung, jurusan Administrasi Bisnis dalam mata kuliah Hukum Bisnis. Pada tahun 2006 menjadi asisten dosen pada Program Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Katolik Parahyangan dalam mata kuliah Hukum Kekayaan Intelektual (HKI); Hukum Perusahaan; Pembimbing Tesis dan Ko Promotor.

Jabatan struktural di Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan:

1. Kepala Program Magister Ilmu HukumjDoktor Ilmu Hukum (Mei 2015 sekarang);

2. Dekan (Mei 2011-2013 );

244 Hukum Pengangkutan Laut

Page 19: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

3· Koodinator Bagian Hukum Perdata (2006);

4. Pembantu Dekan III (1993); dan

5· Kepala Lembaga Bantuan Hukum (LBH) "PENGAYOMAN" Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan (~ooo).

Turut aktif dalam berbagai pertemuan ilmiah. Karya ilmiah yang sudah diterbitkan dalam bentuk buku, antara lain:

1. Aspek-aspek Yuridis dalam Penerbitan Buku Edisi Revisi (Bandung: Nuansa Aulia, 2013).

2. Hukum Perbankan, Cetakan Kedua edisi revisi (Bandung: Mandar Maju, 2012).

3. Hukum Dagang, Cetakan Kelima (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2018).

4. Hak Kekayaan Intelektual dalam Berbagai Peraturan Perundang-undangan, Cetakan Kedua (Bandung: Yrama Widya, 2008).

5. Hukum Kepailitan dan Peraturan Perundang-undangan yang Terkait dengan Kepailitan (Bandung: Nuansa Aulia, 2006).

6. Hukum Perusahaan dalam Berbagai Peraturan Perundang­undangan (Bandung: Nuansa Aulia, 2006).

7· Hukum Perusahaan tentang Perseroan Terbatas, Cetakan Ketiga (Bandung: Nuansa Aulia, 2011).

8. Asuransi dan Jaminan Sosial Disertai dengan Peraturan Perundang-undangan yang Terkait (Bandung: Nuansa Aulia, 2006).

g. Hukum Investasi Cetakan Ketiga (Pembahasan Dilengkapi dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal) (Bandung: Nuansa Aulia, 2017).

10. Hukum Asuransi. Bandung: Nuansa Aulia, 2015.

11. Hukum Surat Berharga. Bandung: Nuansa Aulia, 2016.

Hukum Pengangkutan Laut 245

Page 20: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

1

2

3 4. Legal Review (FH UPH Tangerang);

n:

s. Hukum dan Dinamika Masyarakat (FH Untag Semarang).

Turut aktif dalam berbagai pertemuan ilmiah, antara lain:

1. UNDP-Sekneg RI-FH UI, Jakarta.

2. Peserta: ASEAN Regional Symposium on Teaching and Training of Intellectual Property, Kuala Lumpur, 1995.

Selain itu, juga aktif dalam penelitian dan pengkajian hukum, antara Jain:

1. Anggota Tim Pengkajian Kompendium Bidang Hukum Hak Kekayaan Intelektual Ditinjau dari Hukum Pidana, Proyek Penelitian Badan Pembinaan Hukum Nasional Jakarta, 1999·

2. Perluasan Kewenangan Pengadilan Niaga, kerja sama Lembaga Penelitian Unpar dengan Tim Pengarah Pengadilan Niaga dan Persiapan Pembentukan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Bappenas Jakarta, 2003.

3. Penelitian Putusan Hakim Tingkat Bandung Provinsi Jawa Barat, 2007, kerja sama Universitas Katolik Parahyangan Komisi Yudisial Republik Indonesia (KYRI).

Pada tahun 986 diangkat sebagai Penasihat Hukum dan Pengacara Praktik di Lingkungan Pengadilan Tinggi J awa Barat. Sejak tahun 2002 tercatat sebagai anggota Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) Cabang Bandung. Saat ini juga tercatat sebagai anggota Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi). Tahun 2008

mendapat se1ti:fikat ebagai Mediator dari Indonesia Institute for Conflict (ITCT) Jakarta.

246 Hukum Pengangkutan Laut

Page 21: Dr. Sentosa Sembiring, S.H, .M

Hultum

ISBN 978-979-071-3~

I lUI II II 9 78 979 0 713 2 8 4 >

Pula J Rp

Ill NUANSAAUUA .n. Permal 20 No. 18 S11ru11a Memiil Presta.1i Tlllp.(02215405300,Fu.(022i5416748 .1.-IINo.llt~-Mirphlyu Permal, Bandung ~0218 i11N111111·4t211

1~ llo4Yahoocold T"" (f22)5101111,54t1111;Fa.'ll2)illli1!

l - - - --~_J