limanto, sentosa. evaluasi pemanfaatan alat pemompa adonan

12
EVALUASI PEMANFAATAN ALAT PEMOMPA ADONAN BETON PADA PENGECORAN LANTAI BASEMENT 1 Sentosa Limanto (email: [email protected]) 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra (Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya) ABSTRAK Perkembangan proyek konstruksi terutama untuk bangunan bertingkat semakin cepat. Pada perkembangannya membutuhkan peralatan yang mempunyai teknologi yang lebih baik sehingga dapat membantu kelancaran pelaksanaan proyek. Salah satu alat yang banyak digunakan dalam proyek konstruksi saat ini adalah Mobile Concrete Pump. Pentingnya peranan concrete pump dalam proyek membuat penggunaan concrete pump harus diperhatikan produktivitasnya agar menjadi efektif. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan selama pengecoran berlangsung di lantai dasar/basement proyek perkantoran. Hasil penelitian akan dianalisis dengan cara statistik dan diperoleh nilai produktivitas sebesar 0.429 meter/menit pada ketinggian -2.70 meter. Kata kunci : produktivitas, concrete pump, lantai dasar. ABSTRACT The development of highrise building construction project grows quickly. On it’s development needs equipment with better technology that can help project construction. One of the equipments that often used in construction project is mobile concrete pump. The importance of concrete pump’s role make the use of concrete pump must to be concern it’s productivity in order to be effective. This research based on observation during concreting in basement building project. The result of this research will be analysed according to statistically analysis and be founded the value of productivity is 0,429 meter/minute at -2.70 meter high. Key words: productivity, concrete pump, basement

Upload: trinhtu

Post on 17-Jan-2017

238 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan

EVALUASI PEMANFAATAN ALAT PEMOMPA ADONAN BETON PADA PENGECORAN LANTAI BASEMENT

1Sentosa Limanto(email: [email protected])

1Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Kristen Petra(Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya)

ABSTRAKPerkembangan proyek konstruksi terutama untuk bangunan bertingkat semakin cepat.

Pada perkembangannya membutuhkan peralatan yang mempunyai teknologi yang lebih baik sehingga dapat membantu kelancaran pelaksanaan proyek. Salah satu alat yang banyak digunakan dalam proyek konstruksi saat ini adalah Mobile Concrete Pump. Pentingnya peranan concrete pump dalam proyek membuat penggunaan concrete pump harus diperhatikan produktivitasnya agar menjadi efektif.

Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan di lapangan selama pengecoran berlangsung di lantai dasar/basement proyek perkantoran. Hasil penelitian akan dianalisis dengan cara statistik dan diperoleh nilai produktivitas sebesar 0.429 meter/menit pada ketinggian -2.70 meter.

Kata kunci : produktivitas, concrete pump, lantai dasar.

ABSTRACT

The development of highrise building construction project grows quickly. On it’s development needs equipment with better technology that can help project construction. One of the equipments that often used in construction project is mobile concrete pump. The importance of concrete pump’s role make the use of concrete pump must to be concern it’s productivity in order to be effective.

This research based on observation during concreting in basement building project. The result of this research will be analysed according to statistically analysis and be founded the value of productivity is 0,429 meter/minute at -2.70 meter high.

Key words: productivity, concrete pump, basement

PENDAHULUANSebelum adanya teknologi yang canggih, pada proyek konstruksi umumnya memakai tenaga manusia untuk melaksanakan suatu proyek konstruksi, seperti memindahkan material, memasang/merakit besi kemudian melakukan pengecoran. Hal ini sangat tidak efektif karena kapasitas tenaga manusia yang terbatas, sehingga mempengaruhi kelancaran proyek. Perubahan desain, keterlambatan dalam penyediaan material atau peralatan oleh pihak kontraktor dapat merusak irama kerja. Ketika irama kerja terganggu, akan didapatkan

Page 2: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan

efek yang merugikan produktifitas dan pada gilirannya dapat menyebabkan keterlambatan (Ahuja, 1983).Keterlambatan proyek dapat ditinjau pada waktu perencanaan, pelaksanaan, dan juga melalui hasil akhir proyek. Terlambat dapat dianggap sebagai akibat dari tidak terpenuhinya jadwal (rencana) yang telah dibuat, yang disebabkan oleh ketidaksesuaian kondisi latar belakang tersebut dengan kenyataan sebenarnya (Arditi dan Patel, 1989).Dengan adanya alat – alat yang tepat akan membantu kelancaran pelaksanaan proyek sehingga dapat meringankan beban para pekerja selain itu juga untuk mempersingkat waktu pelaksanaan proyek.Salah satu alat yang banyak digunakan dalam proyek konstruksi saat ini adalah alat pemompa adonan beton (concrete pump). Semakin berkembangnya proyek konstruksi bangunan bertingkat, membuat kebutuhan akan concrete pump di sebuah proyek menjadi sangat penting.Pentingnya peranan concrete pump dalam suatu proyek, membuat pengunaan concrete pump harus benar – benar diperhatikan, baik dari segi pekerja, waktu. Pekerja harus benar – benar mengerti dan memahami bagaimana cara kerja concrete pump, agar penggunaan concrete pump benar – benar efektif dan produktivitasnya sesuai yang diperkirakan. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi besarnya produktivitas concrete pump pada lantai basement. Hasilnya....

Fasilitas yang ada di lapangan untuk construction operation dari proyek ke proyek tidak pernah sama, karena sudah dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1. Macam dan besarnya proyek.2. Medan lapangan dan cuaca setempat.3. Metoda pelaksanaan konstuksi.4. Proses pelaksanaan.5. Tempat lapangan yang tersedia

Makna construction operation dapat diartikan sebagai berikut :

Construction operation (Iman S., 2000) adalah : Kegiatan pembangunan yang harus diselesaikan berdasarkan

anggaran dan jadwal yang telah ditentukan. Terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai

macam disiplin ilmu. Memakai anggaran, jadwal, dan mutu produk sebagai parameter

penting bagi penyelenggaraan proyek dan telah ditentukan sejak awal proyek berlangsung.

Memiliki sistem organisasi kerja yang sistematis. Construction operation berarti pencapaian sebuah akhir produksi

dan dapat berulang di masa depan. ( Halpin, 1992).

LANDASAN TEORISuatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba

maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskana serta tepat waktu dalam penyelesaiannya. Salah satu yang menentukan kesuksesan suatu proyek adalaha produktivitas. Produktivitas dapat ditingkatkan dengan meningkatkan sumber daya yang mendukungnya, termasuk para pekerja proyek dan alat – alat yang digunakan dalam proyek tersebut.

Page 3: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan

Produktivitas memiliki bermacam – macam arti, masing – masing bidang pengetahuan memiliki pengertian yang berlainan tentang produktivitas, adapun berbagai macam pengertian produktivitas adalah sebagai berikut:

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan produktivitas sebagai ”kemampuan untuk menghasilkan sesuatu; daya produksi.”

Ahuja (1983) menyatakan bahwa produktivitas adalah rasio antara kegiatan (output) dan masukan (input).

Produktivitas =

Menurut Halpin, Daniel W.,1992, produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan bersama dalam suatu organisasi untuk menyelesaikan suatu kumpulan hasil – hasil.

Berdasarkan konsep teknik, produktivitas adalah rasio dari output yang dihasilkan dari tiap unit sumber daya yang digunakan (input) dibandingkan menjadi sebuah rasio yang pada suatu waktu dengan kualitas sama atau meningkat.

Menurut Nunnaly (2000), produktivitas terdiri dari 3 konsep utama yaitu :1. Kemampuan untuk memproduksi, yaitu pendorong di belakang

produktivitas itu sendiri. Disini dapat diartikan bahwa seseorang memiliki kemampuan untuk memproduksi barang / jasa dengan kemampuan yang dimilikinya.

2. Keefektifan, hal ini sangat berpengaruh pada hasil dari proyek itu sendiri. Dalam konteks ini keefektifan lebih diarahkan pada hasil yang ingin dicapai seperti profit / margin.

3. Keefisienan, konteks ini lebih menekankan kepada sumber daya yang digunakan dalam mengerjakan pryek itu seperti perlatan, material, dan tenaga kerja yang ada dalam proyek itu. Semakin efisien maka semakin baik pula kinerja dari proyek itu.

Dalam arti secara harafiah, produktivitas dapat diartikan sebagai kapasitas untuk memproduksi atau keadaan untuk terus berproduksi / menghasilkan. Dalam konteks produktivitas sering sekali dikaitkan dengan pemasukan, penghasilan, dan output yang memperhatikan kualitas, bukan hanya kantitasnya saja.

Dua aspek penting dari produktivitas adalah effisiensi dan efektivitas kerja. Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan yang direncanakan dengan msukan yang sebenarnya terlaksana. Kalau masukan yang sebenarnya itu digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat effisiensi semakin tinggi. Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target dapat tercapai dengan baik secara kualitas maupun waktu. Jika presentase target yang dapat tercapai itu semakin besar, maka tingkat efektivitas semakin tinggi, demikian pula sebaliknya.

Banyak sekali keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari kenaikan produktivitas. Di tingkat perusahaan konstruksi, dengan peningkatan produktivitas akan memperkuat daya saing perusahaan konstruksi karena dapat memproduksi dengan biaya yang lebih rendah dan mutu produksi lebih baik, menunjang kelestarian dan perkembangan perusahaan, dan mendorong terciptanya perluasan lapangan kerja. Di tingkat individu akan meningkatkan pendapatan, meningktakan harkat dan martabat serta pengakuan potensi individu serta meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi. Secara umum dapat diringkas sebagai berikut :

Page 4: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan

Keuntungan atau laba bagi para pemegang saham dan para investor. Pekerjaan dan upah bagi para pekerja. Barang – barang dan jasa – jasa yang berkualitas untuk para konsumen.

TRUK MIXERTruk molen biasanya juga disebut dengan truck mixer. Truk mixer adalah alat

pengangkut beton dari batching plant ke lokasi proyek yang lengkap dengan alat pencampur berupa pisau di dalam drum. Truk mixer berperan penting dalam transportasi beton dari batching plant sampai ke hopper concrete pump di proyek. Keuntungan dari truk mixer ini adalah :

Tidak membutuhkan tempat pusat pencampuran. Ketika semua bahan sudah masuk pencampuran dilakukan di truk molen. Kualitas beton lebih terkontrol. Beton lebih seragam waktu selesai proses pencampuran.Drum tempat pencampuran dengan pisau putar berbentuk bintang merupakan

alat campur paling efisien dalam segi keseragaman beton yang dihasilkan, control kualitas yang dilakukan di area proyek tidak sebaik control kualitas yang dilakukan di pusat pencampuran batching plant (Kosmatka, and Panarese, 1990), karena itu sebaiknya setelah truk molen sampai di area proyek tidak dilakukan penambahan apapun ke dalam campuran beton siap pakai yang ada dalam mixer.

Ukuran sebuah truk mixer rata – rata memiliki panjang 8 m ( 26 ft ), lebar 2.5 m ( 8 ft ), dan tinggi 3.5 m ( 11.5 ft ). Sedangkan truk mixer tersedia dalam berbagai ukuran drum sampai dengan 14 cu yd ( 10.7 m3 ). Pada umumnya kapasitas truk mixer 2 – 6 m3. kecepatan pencampuran pada umumnya 6 – 18 rpm, sehingga waktu pengiriman ke lapangan harus diperhatikan. ASTM C94 juga menyarankan agara beton dikirim paling lama 1½ jam atau kurang dari 300 putaran drum sejak air dimasukkan. Hal ini agar campuran beton tidak terjadi pengikatan sebelum dicor di lokasi proyek.

Setelah truk mixer sampai di area proyek maka harus dilakukan pengujian terahadap beton yang ada dalam mixer, pengujian yang dilakukan adalah pengujian slump.

ALAT PEMOMPA ADONAN BETON (CONCRETE PUMP)Dalam penelitian ini, akan membahas lebih lanjut tentang pelaksanaan proyek

dengan menggunakan concrete pump. Struktur beton bertulang banyak dipilih untuk bangunan tingkat tinggi, maka diperlukan alat-alat konstruksi yang dapat menunjang proses pembangunan tersebut. Concrete pump, baik yang jenis mobile (Gambar 1.) maupun jenis fixed (Gambar 2.) dapat dilihat pada gambar-gambarnya.

Concrete pump adalah sebuah mesin/alat yang digunakan untuk menyalurkan adonan beton segar dari bawah ke tempat pengecoran atau tempat pengecoran yang letaknya sulit dijangkau oleh truck mixer. Concrete pump jenis mobile berupa alat pompa beton yang menjadi satu kesatuan dengan truk sehingga lebih mudah untuk berpindah tempat. Sedangkan concrete pump jenis fixed berupa alat pompa beton yang biasanya dalam posisi menetap.

Page 5: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan

Gambar 1. Mobile Concrete Pump Gambar 2. Fixed Concrete Pump

Beberapa keuntungan menggunakan concrete pump (Kosmatka S.H., 1992) adalah :

Untuk saluran pipa hanya membutuhkan tempat yang kecil. Beton bias dipompa secra terus menerus. Pompa dapat bergerak secara vertical dan horizontal. Mobil concrete pump bias ditempatkan dalam proyek besar atau kecil. Concrete pump boom dapat mencapai bangunan konstruksi yang tinggi. Memerlukan waktu yang cukup singkat dalam penggunaan dan

pelaksanaannya.

JENIS CONCRETE PUMPPada proyek perkantoran ini hanya menggunakan jenis mobile concrete pump

(Gambar 1.). Concrete pump jenis mobile dengan nama “boom” sedangkan concrete pump jenis fixed dengan nama “kodok”. Concrete pump jenis mobile yang digunakan pada proyek ini memiliki panjang boom 27 meter, namun umumnya hanya digunakan untuk pengecoran dengan ketinggian maksimal 5 lantai (+ 20 meter).

Sedangkan concrete pump jenis fixed digunakan untuk menyalurkan beton dari bawah ke lokasi pengecoran yang memiliki ketinggian lebih dari 5 lantai, hal ini dikarenakan mobile concrete pump tidak dapat menjangkau ketinggian tersebut. Penggunaan concrete pump jenis fixed untuk pengecoran dengan ketinggian 5 lantai kebawah kurang efektif dari segi instalasi pipa penyalur. Concrete pump jenis fixed (Gambar 2.) membutuhkan instalasi pipa penyalur beton dari lantai dasar ke tempat pengecoran, hal ini membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga dibandingkan dengan concrete pump jenis mobile.

METODE PENELITIANDefinisi konsep berisi uraian singkat dari variable-variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian ini terdapat dua variable, yaitu ketinggian dan produktivitas.Pengertian dari variable-variabel tersebut akan dijelaskan berikut ini :

1. Ketinggian adalah ketinggian basement yang akan dilakukan pengecoran..2. Produktivitas adalah bagaimana hasil yang diperoleh concrete pump pada saat

melakukan pengecoran pada lantai basement.Jenis penelitian dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan dan penelitian di lapangan. Pengumpulan data atau informasi dilakukan dengan mempelajari berbagai

Page 6: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan

literatur yang diperoleh dari buku/ jurnal yang berhubungan dengan kondisi proyek yang diteliti yaitu proyek perkantoran yang terletak di Surabaya Barat.Data yang diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan akan diolah dengan analisis yang dibantu program Microsoft Excel (Santoso S.,2001).

PEMBAHASANPengamatan di proyek adalah dilakukan pencatatan terhadap waktu/jam masuk dan keluarnya kendaraan/truk yang membawa adonan beton. Jumlah kumulatip volume adonan beton yang diterima 90 m3 dengan mutu beton K-250 dan slump antara 8 cm – 12 cm (Tabel 1.)

Tabel 1.Volume Pengecoran Adonan Beton Pada Lantai Basement.

No No Jam Jam Jam Mutu Diterima/ Vol Kumltip Tes Jumlah  Polisi Masuk Bongkar Keluar Beton Ditolak   Vol Slump Silinder              (m3) (m3)    

1B 9381 SI 09.10 09.30 09.50

K 250 Diterima 6.5 6.5 10 ± 2 3

2B 9868 QT 09.15 09.55 10.10

K 250 Diterima 6.5 13  

3B 9800 KJ 09.40 10.10 10.25

K 250 Diterima 6.5 19.5    

4B 9792 KJ 10.00 10.30 10.50

K 250 Diterima 7 26.5  

5B 9386 SI 10.20 10.50 11.10

K 250 Diterima 6 32.5   + 3

6B 9381 SI 10.25 11.15 11.30

K 250 Diterima 6.5 39  

7B 9003 ZI 10.50 11.35 11.50

K 250 Diterima 6 45    

8B 9873 QT 11.15 11.55 12.15

K 250 Diterima 6.5 51.5  

9B 9287 ZI 11.40 12.19 12.40

K 250 Diterima 7 58.5    

10B 9325 MJ 12.25 12.45 13.00

K 250 Diterima 7 65.5  

11B 9716 MJ 12.35 13.10 13.25

K 250 Diterima 6.5 72    

12B 9797 KJ 12.50 13.30 14.00

K 250 Diterima 6 78   3

13B 9793 KJ 13.15 14.10 14.30

K 250 Diterima 6 84  

14B 9869 QT 14.00 14.40 15.15

K 250 Diterima 6 90    

Sumber: Limanto S., dkk, 2008.

Lantai basement dibagi menjadi 12 segmen pengecoran yang volume keseluruhannya adalah 87.985 m3 (Tabel 2.)

Tabel 2.Produktivitas Pengecoran Tiap Segmen Lantai Basement

Segmen Volume Waktu Produktivitas Waktu Waktu Produktivitas

Page 7: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan

Efektif Tanpa Delay Delay Total Total(m3) (menit) (m3/menit) (menit) (menit) (m3/menit)

1 4.4625 6.21 0.719 10 16.21 0.2752 7.35 7.72 0.952 8 15.72 0.4683 6.8 8.52 0.798 7 15.52 0.4384 11.2 14 0.800 9 23 0.4875 9.2 10.6 0.868 8 18.6 0.4956 10.29 12.2 0.843 7 19.2 0.5367 4.2 6.33 0.664 8 14.33 0.2938 6.3 8.12 0.776 7 15.12 0.4179 7.175 8.51 0.843 7 15.51 0.46310 7.35 7.74 0.950 10 17.74 0.41411 6.0375 7.15 0.844 8 15.15 0.39912 7.62 8.54 0.892 8 16.54 0.461

Total 87.985Mean 8.803 0.829 8.083 16.887 0.429

Stand Dev 2.342 0.085 1.084 2.426 0.078 Sumber: Limanto S., dkk., 2008

Posisi Concrete pumpPada pengecoran di proyek ini menggunakan concrete pump merk IHI type IPF

100. Pada saat pengecoran lantai basement, concrete pump ditempatkan di pinggir jalan (tidak masuk ke dalam area proyek), demikian juga dengan truk mixernya (Gambar 3.).

Gambar 3. Posisi Concrete Pump pada lantai basement

Volume pengecoran masing-masing segmen pada lantai basement bisa diketahui pada Tabel 2., demikian juga durasi/waktunya pengecoran. Data pencatatan tersebut diolah dengan memakai program Microsoft Excel. Hasilnya yang diperoleh untuk produktivitas lantai basement yang ketinggian -2,70 m adalah sebesar 0.429 m3/menit secara keseluruhan/total.

Page 8: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan

KESIMPULAN DAN SARANDari hasil penelitian tentang concrete pump yang telah dilakukan dapat diambil

beberapa kesimpulan antara lain sebagai berikut :o Produktivitas pada lantai basement pada ketinggian -2.70 m

adalah sebesar 0.429 m3/menito Adanya waktu delay yang sebagian besar disebabkan oleh pekerja pada

saat pengecoran berlangsung juga dapat mempengaruhi besar kecilnya produktivitas concrete pump.

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang

kiranya dapat bermanfaat, yaitu :1. Kontraktor harus memberikan pengawasan yang lebih terhadap waktu delay,

karena semakin besar waktu delay, maka semakin kecil produktivitasnya..2. Penelitian ini hanya terbatas pada bangunan kantor dan penelitian ini bisa

dikembangkan untuk bangunan yang berlantai banyak untuk mendapatkan hasil yang lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

Ahuja, Hira N., 1983, Techniques in planning and controlling construction

project. New York: John Wiley And Sons

Arditi, D., & Patel, B.K., 1989, Impact Analysis of Owner-Directed

Acceleration. Journal of Construction Engineering and Management, 115 (1), 144-

157.

Halpin, Daniel W., & Riggs, Leland S., 1992, Planning and Analysis of

Construction Operations.

Kosmatka S. H., & Panarese W. C., 1992, Design and Control of Concrete

Mixtures, 3rd edition.

Limanto S.,Kusuma Y.H., Ellysa S. Andrew S., 2008, Analisa Produktivitas

Concrete Pump Pada Proyek Kantor Bank Sinar Mas: Universitas Kristen Petra

Surabaya. .

Nunnaly S. W., 2000, Managing Construction Equipment, 2nd edition.

Santoso, S.,2001, Aplikasi Excel dalam Statistik Bisnis..

Suharto, Iman, 2000, Management Project.

Page 9: Limanto, Sentosa. Evaluasi Pemanfaatan Alat Pemompa Adonan