slide mata kuliah adr
DESCRIPTION
Bahan kuliah untuk Program Kekhususan Hukum Perdata dan BisnisTRANSCRIPT
1
PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR PENGADILAN (ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION/ADR)
Dosen Pengajar:Yessy Meryantika Sari, S.H
11/9/2012
BKU Hukum Perdata dan Bisnis Fakultas Hukum UNISKI Kayuaguang
2
PENYELESAIAN SENGKETA
SECARA KOOPERATIF
MELALUI HUKUM ADAT
MELALUI PIHAK KETIGA
DULU
11/9/2012
3
PENYELSAIAN SENGKETA
SECARA FORMAL
MELALUI LEMBAGA PERADILAN (LITIGASI)
MELALUI LEMBAGADI LUAR PENGADILAN
(NONLITIGASI)
SEKARANG
11/9/2012
4
LATAR BELAKANG KECENDERUNGANPENYELESAIAN SENGKETA
DI LUAR PENGADILAN
1. Adanya tuntutan dunia bisnis2. Adanya berbagai kritik thp lembaga peradilan3. Peradilan yang tidak responsif4. Keputusan pengadilan yang tidak menyelesaikan masalah5. Kemampuan para hakim yang bersifat generalis6. Adanya berbagai ungkapan yang mengurangi citra pengadilan7. Pencegahan terjadinya sengketa akan memperkecil sengketa
11/9/2012
5
KELEBIHAN MEKANISME ADR
1. Sifat kesukarelaan dalam proses2. Prosedur yang cepat3. Keputusan non-judicial4. Kontrol oleh manager yg paling tahu kebutuhan organisasi5. Prosedur rahasia6. Fleksibelitas yg besar dalam merancang syarat penyelesaian masalah7. Hemat waktu8. Hemat biaya9. Perlindungan dan pemeliharaan hubungan kerja10. Tinggi kemungkinan utk melaksanakan kesepakatan11. Tingkatan yang lebih tinggi untuk melaksanakan kontrol dan
memperkirakan hasil12. Kesepakatan yang lebih baik dari menang/kalah13. Keputusan yang bertahan sepanjang waktu
11/9/2012
6
DASAR PENGATURAN(SECARA FILOSOFIS)
PANCASILA
MUSYAWARAH UNTUK MUFAKAT
PASAL 28 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN BERKUMPUL
11/9/2012
DASAR HUKUM ADR
Reglement op de Burgerlijke Rechtvordering (RV)(Sekarang masih berlaku karena Paraturan Peralihan
UUD 1945)
Kekurangan : tidak diatur aspek-aspek internasional dari arbitrase
Indonesia meratifikasi Konvensi Internasional1. Konvensi Washington dg UU No.5 Tahun 1968
2. Konvensi New York dg Kepres No.34 Tahun 1981
11/9/2012 7
8
Dasar Hukum Arbitrasedalam Hukum Positif Indonesia
UU No.14 Tahun 1970 ttg Ketentuan Pokok Kekuasaan KehakimanPasal 3 ; “Penyelesaian perkara di luar pengadilan, atas dasar perdamaian atau
melalui wasit (arbiiter), tetap diperbolehkan”
Pasal 14 : “Ketentuan dalam ayat 1 tidak menutup kemungkinan untuk usaha penyelesaian perkara perdata secara perdamaian”
Tahun 1977 didirikanBADAN ARBITASE NASIONAL INDONESIA (BANI)
atas Prakarsa KADIN11/9/2012
9
UPAYA PENGEMBANGAN ADR DI INDONESIA
a. Memperluas pengajaran dan penyebaran wawasan pengetahuan mengenai hukum bisnis, yang terpadu dengan etika bisnis
b. Meningkatkan nilai-nilai dan kesadaran etika bisnis kesegenap lapisan masyarakat pengusaha besar dan kecil.
c. Memasyarakatkan lembaga ADRd. Membentuk lembaga ADR di daerah yang bersifat
permanene. Membuka pelatihan ADR11/9/2012
10
Pertanggung Jawaban Etika Bisnisditinjau dari segi hukum dan praktek bisnis
a. Pertanggungjawaban hukum (legal responsibility)., yang beraspek pada:1. Pertanggung Jawaban Perdata (civil
responsibility)2. Pertanggung Jawaban Pidana (crime
rensponcibility)b. Pertanggungjawaban sosial (social responsibility)
11/9/2012
11
Pembentukan UU Penyelesaian Sengketa Alternatif
Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
Kelemahan UU ini : tidak mengatur secar rinsi ttg bentuk-bentuk ADR, tetapi lebih cenderung kepada
Arbitrase11/9/2012
12
KONFLIKPENYELESAIAN SENGKETA
ALTERNATIF (ALTERNATIVE DISPUTE RESOLUTION)
Dosen Pengajar:Yessy Meryantika Sari, S.H
BKU Hukum Perdata dan Bisnis Fakultas Hukum UNISKI Kayuaguang
13
Pendahuluan
• Konflik merupakan suatu hal yang alami dan merupakan bagian dari hidup manusia.
• Konflik yang tidak mendapat penanganan dan penyelesaian secara baik akan menumpuk dan menjadi besar.
• Karena itu konflik akan bermuara pada “pertikaian” atau dispute.
• Untuk itu konflik harus mendapat penanganan yang baik yang disebut manajemen konflik.
11/9/2012
14
Terjadinya Konflik
• Secara umum konflik timbul karena adanya pertentangan antara apa yang diharapkan dengan apa yang ada dalam kenyataan.
DAS SOLLEN DAS SIEN
11/9/2012
15
Definisi Konflik
• Dalam KBBI, Konflik diartikan sebagai percekcokan, perselisihan, pertentangan.
Apakah ???KONFLIK MASALAH
11/9/2012
16
Teori Penyebab Konflik• Terdapat enam teori yang berkaitan dengan
penyebab terjadinya konflik, • Teori ini tergantung pada jenis konflik yang
terjadi dan tujuan yang hendak dicapai.• Teori yang dimaksud adalah :
1. Teori Hubungan Masyarakat2. Teori Negosiasi Prinsip3. Teori Kebutuhan Manusia4. Teori Identitas5. Teori Kesalahpahaman Antar Budaya6. Teori Transformasi Konflik11/9/2012
17
1. Teori Hubungan Masyarakat
• Menurut teori ini, konflik terjadi sebagai akibat adanya polarisasi yang terjadi, krisis kepercayaan serta permusuhan antar kelompok yang berlainan dalam masyarakat.
• Tujuan yang hendak dicapai menurut teori ini adalah :a. Meningkatkan komunikasi dan saling pengertian
antar kelompok yang mengalami konflikb. Mengusahakan toleransi dan agar masyarakat lebih
bisa menerima kebergaman yang ada di dalamnya.11/9/2012
18
2. Teori Negosiasi Prinsip• Menurut teori ini, konflik yang terjadi sebagai
akibat dari adanya perbedaan pandangan dalam melihat sesuatu.
• Perbedaan itu muncul sebagai akibat adanya posisi atau kedudukan yang berbeda dalam masyarakat.
• Sasaran yang hendak dicapai adalah:a. Membantu pihak-pihak memisahkan antara
kepentingan pribadi dan memposisikannya pada posisi tertentu.
b. Melancarkan proses pencapaian kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
11/9/2012
19
3. Teori Kebutuhan Manusia
• Menurut teori ini bahwa konflik yang terjadi dalam masyarakat itu bermuara pada kebutuhan dasar manusia yang tidak terpenuhi atau terhalangi.
• Sasaran yang hendak dicapai adalah:a. Membantu para pihak mengidentifikasi dan
mengupayakan bersama kebutuhan mereka yang tidak terpenuhi
b. Mencapai kesepakatan untuk memenuhi kebutuhan dasar semua pihak
11/9/2012
20
4. Teori Identitas
• Teori ini menyatakan bahwa konflik muncul disebabkan karena identitas yang terancam yang sering berakar pada hilangnya sesuatu atau penderitaan dimasa lalu.
• Sasaran teori ini adalah;a. Mampu mengidentifikasi ancaman dan
membangun empati diantara masyarakatb. Meraih kesepakatan bersama yang mengakui
kebutuhan identitas pokok semua pihak.
11/9/2012
21
5. Teori Kesalahpahaman antar Budaya
• Menurut teori ini, konflik yang terjadi dalam masyarakat bermuara pada ketidakcocokan dalam cara berkomunikasi diantara berbagai budaya yang berbeda.
• Sasaran yang hendak dicapai oleh teori ini adalah:a. Menambah pengetahuan para pihak yang
mengalami konflik mengenai budaya orang lainb. Mengurangi stereotip negatif yang mereka miliki
tentang pihak lainc. Meningkatkan keefektifan komunikasi antar budaya
11/9/2012
22
6. Teori Transformasi Konflik
• Teori ini berasumsi bahwa konflik yang timbul itu sebagai akibat oleh masalah-masalah ketidaksetaraan atau ketidakadilan yang muncul sebagai masalah sosial, budaya dan ekonomi.
• Sasaran yang hendak dicapai adalah:a. Mengubah struktur atau kerangka kerja yang
menyebabkan ketidaksetaraan atau ketidakadilanb. Meningkatkan jalinan hubungan antara para pihakc. Mengembangkan berbagai proses atau sistem
yang dapat menciptakan perdamaian.11/9/2012
23
Tingkatan KonflikDiscomforts Ketidaknyamanan
Incidents Kejadian
Misunderstanding Kesalahpahaman
Tension Ketegangan
Crisis Krisis
Mempengaruhi Tingkah laku
1
2
3
4
5
11/9/2012
24
Tahapan Penanganan KonflikPencegahan Konflik
Penyelesaian Konflik
Pengelolaan Konflik
Resolusi Konflik
Transformasi Konflik
11/9/2012
25
Tahapan Penanganan Konflik
a. Pencegahan Konflik, bertujuan mencegah timbulnya konflik
b. Penyelesaian Konflik, bertujuan untuk mengakhiri perilaku kekerasan melalui persetujuan perdamaian
c. Pengelolaan konflik, bertujuan untuk membatasi dan menghindari kekerasan dengan mendorong perubahan perilaku yang positif bagi pihak yang terlibat
d. Resolusi Konflik, berusaha membangun hubungan baru yang bertyahan lama
e. Transformasi Konflik, mengubah keadaan negatif menjadi keadaan yang positif.
11/9/2012
Manajemen Konflik
Dosen Pengajar:Yessy Meryantika Sari, S.H
BKU Hukum Perdata dan Bisnis Fakultas Hukum UNISKI Kayuaguang
Avoidance/Menghindari
• Yaitu strategi menghindar atau melarikan diri.• Strategi ini sangat baik dipergunakan :
a. Bila permasalahan tersebut sederhana atau sepele;b. Bila pihak-pihak dan suatu konflik kurang keahlian;c. Bila potensi kekalahan dalam konflik lebih berat
(berdasarkan analisis situasi cost benefit)d. Bila tidak cukup waktu untuk menyelesaikan konflik.
Accomodation/Penanggulangan
• Strategi ini lebih mengutamakan konsern kepada orang dan mencoba menyelesaikan konfil dengan menjaga agar setiap orang senang.
• Strategi ini baik digunakan :a. Bila permasalahannya kecilb. Bila kerugian akan melanda semua pihak yang telibat
dalam konflikc. Bila adanya pengurangan tingkat konflik agar
mendapatkan informasi lebih banyakd. Bila sifat melembut juga berkurang
Compromise/berkompromi
• Dalam strategi ini para pihak percaya bahwa setiap orang memiliki harapan yang sama untuk mengemukakan pendapat, mencoba untuk menemukan solusi, ex : voting.
• Kompromi dapat dilakukan :a. Bila kedua pihak akan mendapatkan keuntunganb. Bila solusi ideal tidak diperlukan
Competition/bersaing
• Dalam strategi ini para pihak hanya melihat konflik sebagai suatu keadaan menang-kalah (win-lose) dimana pihak lawan mereka harus kalah.
• Strategi ini dapat digunakan :a. Bila diperlukan keputusan atau tindakan yang segerab. Bila semua pihak dalam konflik mengharapkan dan
senang menggunakan kekuasaan dan kekuatan.c. Bila semua pihak dalam konflik mengerti dan menerima
hubungan kekuasaan di antara mereka.
Problem Solving/Pemecahan Masalah
• Dengan menggunakan strategi ini akan menghasilkan atau mendapatkan keuntungan jika diselesaikan dengan cara terbuka.
• Keterbukaan dan kejujuran adalah karakteristik dari strategi ini. Para pihak berusaha mencapai konsensus dalam pemecahan masalah.
• Strategi ini akan efektif bila :a. Setiap orang dalam konflik terlatih menggunakan metode
pemecahan masalahb. Para pihak memiliki tujuan yang samac. Konflik menghasilkan ketidakmengertian atau kurang
komunikasi.
ALTERNATIVE DISPUTE
RESOLUTION (ADR) ALTERNATIF PENYELESAIAN
SENGKETA (APS)
Dosen Pengajar:Yessy Meryantika Sari, S.H
BKU Hukum Perdata dan Bisnis Fakultas Hukum UNISKI Kayuaguang
Bentuk-Bentuk Alternatif Penyelesaian Sengketa
1. Negosiasi2. Mediasi
3. Konsiliasi4. Arbitrase
TUJUAN ADR/APS
1. Win - Win Solution2. Hubungan yang tetap baik di masa yang akan datang
Negosiasi
Proses Tawar menawar
Penyelesaian sengketa secara
damai
SENGKETA/KONFLIK
Pengertian
• Negosiasi berunding atau bermusyawarah
• Negosiasi adalah perjanjian dengan pihak lain atau suatu proses interaksi dan komunikasi yang sama dinamis dan variasinya, sebagaimana keadaan atau yang dapat dicapai orang. (Prof. Garry Goodfaster)
Prinsip-Prinsip Umum Negosiasi• Melibatkan dua pihak atau lebih.• Pihak-pihak saling membutuhkan satu dengan yang lain.• Pihak-pihak yang bersangkutan mempunyai anggapan bahwa
negosiasi adalah cara yang lebih memuaskan untuk menyelesaikan perbedaan yang terjadi.
• Pihak-pihak beranggapan dapat membujuk satu dengan yang lain.• Pihak-pihak mempunyai harapan akan hasil akhir yang mereka
terima• Pihak-pihak mempunyai tingkat kuasa atas kemampuan satu dg
yang lain.• Adanya Interaksi langsung para pihak baik lisan maupun tertulis.
TAHAPAN NEGOSIASI
Tahap Sebelum Negosiasi• P
erencanaan serta Penyelidikan Latar belakang negosiasi
Tahap Berlangsungnya Negosiasi• M
enetapkan persoalan dan posisi awal
• Penguatan argumen serta penyelidikan terhadap kemungkinan yang terjadi.
• Menetapkan proposal serta penandatanganan persetujuan.
Tahap Setelah Negosiasi• P
engambilan kesimpulan (persetujuan)
Faktor Negosiasi
Hal yang mempengaruhi jalannya negosiasi antara lain :• Kekuatan tawar-menawar• Pola Tawar-menawar• Strategi dalam Tawar-menawar
Faktor yang mempengaruhi terjadinya proses tawar-menawar, yaitu :• Pilihan lain penyelesaian melalui negosiasi• Tingkat pengetahuan mengenai pilihan lain• Biaya (kerugian, administrasi, biaya lain)• Kredibilitas para pihak
Strategi dalam Negosiasi• Menurut Garray Goodparter, strategi dan taktik dalam bernegosiasi
antara lain :1. Bersaing (Competing)2. Berkompromi (Compromising)3. Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Menurut James G. Petterson, ada lima strategi dalam melakukan nogosiasi, yaitu :1. Avoidance2. Accomodation3. Compromise 4. Competition5. Problem Solving
MEDIASIDOSEN PENGAJAR:YESSY MERYANTIKA SARI, SH
Program Hukum Perdata dan BisnisFakultas Hukum UNISKI Kayuagung
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Perma 2/2003
Mediasi :Penyelesaian sengketa melalui proses
perundingan para pihak dengan dibantu oleh mediator.
Mediator:Pihak yang bersifat netral dan tidak memihak
& berfungsi membantu para Pihak.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
MediatorPihak ketiga yang dapat diterima (acceptable) diartikan, bahwa para pihak yang bersengketa mengizinkan pihak ketiga untuk terlibat ke dalam sengketa dan membantu para pihak untuk mencapai penyelesaian. Akseptabilitas ini tidak berarti, bahwa para pihak selalu berkehendak untuk melakukan atau menerima sepenuhnya apa yang dikemukakan pihak ketiga
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Mediasi: Nolan Haley
A short term, structured, task, oriented, participatory intervention process. Disputing parties work with a neutral third party, the mediator,
to reach a mutually acceptable agreement.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Mediasi: KOVACH
Facilitated negotiation. It is a process by which a neutral third party, the
mediator, assist disputing parties in reaching a mutually satisfactory
resolution
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Penyelesaian Sengketa Melalui Mediasi
Pengertian Mediasi
Mediasiadalah merupakan forum penyelesaian sengketa melalui proses negosiasi atau perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang netral dan dapat diterima oleh para pihak yang bersengketa. Mediator secara prosedural mempunyai peran untuk membantu para pihak dengan cara membuat saran-saran prosedural mengenai cara-cara penyelesaian sengketa secara damai.
Seorang mediator harus mempunyai wawasan dan kesetiaan pada prinsip-prinsip keadilan yang luas,kesamaan dan kesukarelaan untuk ditanamkan dalam pertukaran negosiasi di antara para pihak.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Unsur-unsur mediasi
• Sebuah proses penyelesaian sengketa berdasarkan perundingan
• Adanya pihak ketiga yang bersifat netral yang disebut sebagai mediator (penengah) terlibat dan diterima oleh para pihak yang bersengketa di dalam perundingan itu
• Mediator tersebut bertugas membantu para pihak yang bersengketa untuk mencari penyelesaian atas masalah-masalah sengketa
• Mediator tidak mempunyai kewenangan membuat keputusan-keputusan selama proses perundingan berlangsung
• Mempunyai tujuan untuk mencapai atau menghasilkan kesepakatan yang dapat diterima pihak-pihak yang bersengketa guna mengakhiri sengketaFakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Unsur-unsur mediasi
• penyelesaian sengketa dilakukan sendiri oleh para pihak;
• dengan bantuan seorang atau lebih mediator yang netral;
• berdasarkan perjanjian tertulis;• putusan diambil oleh para pihak sendiri secara
konsensus;• putusan yang dihasilkan bersifat mengikat dengan
itikad baik;• putusan dituangkan dalam bentuk tertulis(Perjanjian
damai)
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tujuan Mediasi
• Menghasilkan suatu rencana (kesepakatan) kedepan yang dapat diterima dan dijalankan oleh para pihak yang bersengketa;
• mempersiapkan para pihak yang bersengketa untuk menerima konsekuensi dari hasil mediasi yang mereka sepakati;
• mengurangi ketegangan dan konflik antara para pihak yang bersengketa dengan cara membantu mengatasi kendala psikologis dan teknis untuk menyelesaikan sengketa secara konsensus.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tugas Mediator
Mediator bekerja bersama dengan para pihak untuk :
– Membantu para pihak menaksir,menilai dan memprioritaskan kepentingan masing-masing;
– Memperluas atau mempersempit sengketa bila diperlukan;
– Membuat agenda negosiasi;– Memberikan penawaran penyelesaian alternatif bagi
para pihak.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tugas Mediator
Tugas mediator sebagai pihak ketiga yang netral adalah membantu para pihak dalam menyelesaikan sengketa,oleh karena itu mediator dapat bertindak sebagai :
• Katasilator, untuk mendorong penyelesaian sengketa yang kondusif diantara para pihak yang bersengketa
• Pendidik , mediator harus memahami kehendak,keinginan dan aspirasi dari semua pihak yang bersengketa.
• Nara sumber, mediator adalah tempat para pihak untuk bertanya tentang sengketa yang mereka hadapi,sebagai pihak pemberi saran dan sumber informasi yang dibutuhkan oleh para pihak.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tugas Mediator• Penyampai pesan, mediator juga berperan sebagai
penyampai pesan dari para pihak untk dikomunikasikan pada pihak lainnya,oleh karena itu seorang mediator juga harus mampu membuka jalur komunikasi dengan para pihak yang bersengketa.
• Pemimpin, mediator juga harus mampu mengambil inisiatif untuk mendorong agar proses perundingan dapat berjalan secara prosedural sesuai dengan kerangka waktu yang sudah dirancang.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
PERAN MEDIATOR
• SISI PERAN LEMAH
• SISI PERAN KUAT
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2013)
SISI PERAN LEMAH
• Penyelenggara pertemuan• Pemimpin diskusi yang netral• Pemelihara atau penjaga aturan-aturan perundingan
agar perdebatan dalam proses perundingan berlangsung secara beradab
• Pengendali emosi para pihak• Pendorong pihak atau peserta perundingan yang
kurang mampu atau segan untuk mengungkapkan pandangannya
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
SISI PERAN KUAT• Mempersiapkan dan membuat notulen perundingan• Merumuskan atau mengartikulasikan titik temu atau
kesepakatan para pihak• Membantu para pihak untuk menyadari, bahwa
sengketa bukan sebuah pertarungan untuk dimenangkan, tetapi untuk diselesaikan
• Menyusun dan mengusulkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
• Membantu para pihak untuk menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah itu
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Fungsi Mediator (Fuller)• Sebagai Katalisator (mampu mendorong lahirnya suasana
yang konstruktif bagi diskusi dan bukan sebaliknya, yakni menyebarkan terjadinya salah pengertian dan polarisasi diantara para pihak)
• Sebagai Pendidik (berusaha memahami kehendak, aspirasi, prosedur kerja, keterbatasan politis dan kendala usaha dari para pihak)
• Sebagai Penerjemah (harus berusaha menyampaikan dan merumuskan usulan pihak yang satu kepada pihak yang lainnya melalui bahasa, atau ungkapan yang enak didengar oleh pihak lainnya, tetapi tanpa mengurangi maksud atau sasaran yang hendak dicapai oleh si pengusul
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
• Sebagai Narasumber (harus mampu mendayagunakan atau melipatgandakan kemanfaatan sumber-sumber informasi yang tersedia)
• Sebagai Penyandang Berita Jelek (harus menyadari bahwa para pihak dalam proses perundingan dapat bersikap emosional)
• Sebagai Agen Realitas (harus memberitahu atau memberi pengertian secara terus terang kepada satu atau para pihak, bahwa sasarannya tidak mungkin atau tidak masuk akal untuk dicapai melalui sebuah proses perundingan
• Sebagai Kambing Hitam (harus siap menjadi pihak yang dipersalahkan apabila orang-orang yang diwakilinya tidak merasa sepenuhnya puas terhadap prasyarat-prasyarat dalam kesepakatan).
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tipologi Mediator(Moore)
• Social Network Mediator• Authoritative Mediator• Independent Mediator
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Social Network Mediator (Mediator Jaringan Sosial)
Sebuah jalinan atau hubungan sosial yang ada atau tengah berlangsung sebagai upaya untuk mempertahankan keserasian atau hubungan baik dalam sebuah komunitas, karena si mediator maupun para pihak sama-sama menjadi bagian di dalamnya
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Authorative Mediator (Mediator otoritatif)
• Mediator yang berusaha membantu pihak-pihak yang bersengketa untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan diantara mereka, tetapi si mediator memiliki posisi yang kuat dan berpengaruh, sehingga ia memiliki potensi untuk mempengaruhi hasil akhir dari sebuah proses mediasi.
• Selama ia menjalankan peran sebagai mediator tidak menggunakan kewenangan atau pengaruhnya itu berdasarkan pada keyakinan atau pandangannya.
• Pemecahan yang terbaik terhadap sebuah kasus bukanlah ditentukan oleh sisinya sebagai pihak yang berpengaruh atau berwenang, tetapi harus dihasilkan oleh upaya-upaya para pihak yang bersengketa sendiri.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Independent Mediator(Mediator Mandiri)
• Mediator yang menjaga jarak antara para pihak maupun dengan persoalan yang tengah dihadapi oleh para pihak.
• Mediator tipologi ini banyak ditemukan dalam masyarakat atau budaya yang telah mengembangkan tradisi kemandirian dan menghasilkan mediator-mediator profesional.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tahapan Mediasi
1. Tahap Pendahuluan 2. Tahap Presentasi dari para pihak 3. Tahap identifikasi masalah 4. Tahap mengidentifikasi dan mengurutkan
permasalahan 5. Tahap negosiasi dan pembuatan keputusan
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tahap Pendahuluan Pada tahap pendahuluan mediator akan membentuk forum untuk mengadakan
pertemua bersama diantara para pihak.
Pada tahap pendahuluan ini mediator akan melakukan langkah awal yang berupa :• Melakukan pengenalan diri dan pengenalan para pihak yang terlibat dalam proses
mediasi,mediator harus mampu membangun komunikasi yang terbuka diantara para pihak yang terlibat.
• Menjelaskan kedudukan nya sebagai mediator.• Menjelaskan tugas ,peran dan wewenang mediator.• Menjelaskan tentang aturan-aturan dasar dalam mediasi,aturan kerahasiaan dan
ketentuan rapat.• Menjawab pertanyaan-pertanyan yang diajukan oleh para pihak.• Bila para pihak sepakat untuk meneruskan proses mediasi maka mediator harus
meminta komitmen para pihak untuk mematuhi dan mengikuti semua prosedur yang sudah ditentukan bersama.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tahap Presentasi dari para pihak
– Setiap pihak diberikan kesempatan untuk saling menjelaskan duduk persoalan yang menjadi pokok sengketa mereka kepada mediator secara bergantian.
– Tujuan adanya presentasi dari para pihak adalah agar keinginan dan kemauan para pihak sejak awal sudah didengar oleh mediator dan para pihak dapat salain mengetahui persoalan dan keinginan dari pihak lainnya.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tahap identifikasi masalah-masalah yang sudah disepakati
• salah satu tugas dari mediator adalah untuk mengidentifikasi persoalan-persoalan atau masalah-masalah yang menjadi pokok sengketa yang sudah disepakati oleh para pihak untuk diselesaikan dalam mediasi.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tahap mengidentifikasi dan mengurutkan permasalahan
• Mediator perlu membuat suatu struktur dalam pertemuan mediasi yang meliputi masalah-masalah yang sedang dipersengketakan dan sedang berkembang.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Tahap negosiasi dan pembuatan keputusan
• Putusan mediasi ditentukan sendiri oleh para pihak yang bersengketa,mediator lebih bersifat membantu para pihak dalam memecahkan masalah-masalah yang telah diidentifikasi
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Sifat Putusan Hasil Mediasi
Sifat putusan hasil mediasi adalah final dan mengikat dengan itikad baik bagi para pihak.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
Kerangka Waktu Mediasai• Dalam waktu 30 hari sejak mediasi dimulai harus tercapai
kesepakatan dalam bentuk tertulis yang ditandatangani oleh semua pihak (Pasal 6 ayat (7) UU No.30/1999)
• Putusan/kesepakatan hasil mediasi wajib didaftarkan dipengadilan negeri dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak penandatangan (Pasal 6 ayat (8) UU No.30 /1999). Kewajiban pendaftaran ini merupakan wajib yang sifatnya fakultatif oleh karena pelanggaran atas kewajiban tidak memiliki implikasi hukum apa-apa terhadap hasil kesepakatan.
• Dalam waktu paling lama 30 hari sejak pendaftaran,kesepakatan wajib selesai dilaksanakan oleh para pihak.
Fakultas Hukum UNISKI Kayuagung (2012)
ARBITRASE
III.Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase
• Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan umum yang didasarkan perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh pihak yang bersengketa
• Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa,atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa.
Dasar Hukum Arbitrase• Undang-Undang No.30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif
Pilihan Penyelesaian Sengketa• Undang-Undang No.4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman• Keputusan Presiden No.34 Tahun 1981 Tentang Pengakuan Konvensi New
York 1958 tentang Pengakuan Putusan Arbitrase Asing• Undang Undang No.5 Tahun 1968 Tentang Ratifikasi World Bank
Covention• Peraturan Mahkamah Agung No 1 Tahun 1990 Tentang Pelaksanaan
Putusan Arbitrase Luar Negeri• Perjanjian / klausula arbitrase dari para pihak
Alasan Memilih arbitrase• Penyelesaian sengketa melalui arbitarse tidak memerlukan formalitas yang kaku
dan ketat,hukum acaranya dapat ditentukan sendiri oleh pihak yang bersengketa;• Arbiter dapat dipilih sendiri oleh para pihak sesuai dengan keahliannya;• Lebih cepat dan hemat biaya;• Menjamin kerahasiaan bagi para pihak;• Putusannya mencerminkan nilai-nilai keadilan bagi para pihak;• Putusan bersifat final dan binding;• Putusan arbitase dapat dieksekusi secara paksa melalui pengadilan• Putusan arbitase dapat dieksekusi di negara lain yang menjadi anggota konvensi
New York 1958;• Putusan arbitrase bersifat non preseden.
Lembaga Arbitrase dan Kompetensinya
• Arbitrase Institusional,adalah lembaga arbitrase permanen yang sudah ada secara kelembagaan yang didirikan untuk membantu penyelesaian sengketa , baik arbitrase nasional maupun internasional
• Arbitrase Ad Hoc,adalah arbitrase yang dibentuk secara insidental oleh para pihak untuk kepentingan penyelesaian sengketa dalam kasus-kasus tertentu saja
Sengketa Yang Dapat Diselesaikan Melalui Arbitrase ( Pasal 5 ayat 1 )
• Sengketa dalam bidang perdagangan;
• Sengketa mengenai hak yang menurut hukum dan peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh pihak yang bersengketa ( Hak-hak Keperdataan);
Sengketa yang tidak dapat diselesakan melalui arbitrase adalah sengketa yang menurut peraturan perundang-undangan tidak dapat diadakan perdamaian ( Pasal 5 ayat 2 )
Sengketa Perdata / Dagang
• Hak yang bersifat Kontraktual;• Hak yang bersifat Non Kontraktual / yang
timbul Karena Undang-undang
Bentuk Sengketa1. Perbedaan penafsiran ( disputes ) mengenai Pelaksanaan perjanjian:
• Kontraversi pendapat ( Contravercy )• Kesalahan pengertian ( Misanderstanding )• Ketidaksepakatan ( Disagreement )
2. Pelanggaran Perjanjian ( Breach of Contract )
• Sah tidaknya kontrak;• Klaim mengenai ganti rugi atas wanprestasi atau perbuatan melawan
hukum.
Perjanjian Arbitrase
• Dibuat sebelum ada sengketa ( Pactum de Compromitendo )
• Dibuat Setelah ada sengketa ( Akta Kompromis )
Syarat Sahnya Perjanjian Arbitrase
1. Syarat umum (Pasal1320 KUHPerdata ):
• Adanya kata sepakat dari para pihak• Adanya kecakapan dari para pihak• Adanya obyek perjanjian• Adanya sebab / kausa yang halal
2. Syarat Khusus,sebagaimana yang diatur dalam Konvensi New York 1958 maupun dalam Undang-Undang N0.30 Tahun 1999:
Syarat Khusus sahnya Perjanjian Arbitrase
• Perjanjian Arbitarse harus dibuat secara tertulis,baik menjadi satu kesatuan dengan perjanjian pokoknya maupun dibuat secara terpisah,setelah ada sengketa maupun sebelum ada sengketa;
• Sengketa-sengketa yang timbul dari hubungan yang bersifat kontraktual maupun non kontraktual;
• Sengketa-sengketa tersebut dapat diselesaikan melalui arbitrase;• Para pihak dalam perjanjian tersebut memiliki kemampuan hukum menurut
hukum yang berlaku pada para pihak;• Perjanjian arbitrase harus sah menurut hukum para pihak dan apabila tidak ada
pengaturan,maka perjanjian tersebut harus sah menurut negara dimana suatu putusan arbitrase dibuat.
Akta Kompramis (Pasal 9 UU No.30/1999)
• Dibuat setelah ada sengketa;• Dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh
para pihak• Dalam hal para pihak tidak dapat
menandatangani,persetujuan harus dibuat dalam bentuk akta notaris
Isi Akta Kompromis (Pasal 9 ayat 3 UU No.30/1999)
1. Masalah yang disengketakan;2. Nama lengkap dan tempat tinggal para pihak;nama lengkap dan tempat tinggal
arbiter atau majelis arbitrase;3. Tempat arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan;4. Nama lengkap sekretaris;5. Jangka waktu penyelesaian sengketa;6. Pernyataankesediaan dari arbiter; dan7. Pernyataan kesediaan dari pihak yang bersengketa untuk menanggung segala
biaya yang diperlukan untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
Perjanjian yang tidak memuat hal seperti tersebut di atas batal demi hukum ( Pasal 9 ayat 4 )
Hal-hal Yang tidak Membatalkan Perjanjian Arbitrase ( Pasal 10 )
• Meninggalnya salah satu pihak;• Bangkrutnya salah satu pihak;• Novasi;• Insolvensi salah satu pihak;• Pewarisan;• Berlakunya syarat-syarat hapusnya perikatan pokok;• Bilamana pelaksanaan perjanjian tersebut dialihtugaskan pada pihak
ketiga dengan persetujuan pihak yang melakukan perjanjian arbitrase;atau• Berakhirnya atau batalnya perjanjian pokok.
Surat Pemberitahuan Untuk Mengadakan Arbitrase
a. Nama dan alamat para pihak;b. Penunjukan kepada klausula atau perjanjian arbitrase yang berlaku;c. Perjanjian atau masalah yang menjadi sengketa;d. Dasar tuntutan dan jumlah yang dituntut ,apabila ada;e. Cara penyelesaian yang dikehendaki;danf. Perjanjian yang diadakan oleh para pihak tentang jumlah arbiter atau
apabila tidak pernah diadakan perjanjian semacam itu,pemohon dapat mengajukan usul tentang jumlah arbiter yang dikehendaki dalam jumlah ganjil.
Syarat Untuk Diangkat Menjadi Arbiter ( Pasal 12 )
1. Cakap melakukan tindakan hukum;2. Berumur paling rendah 35 tahun;3. Tidak memiliki hubungan keluarga sedarah atau semenda sampai
derajat ke dua dengan salah satu pihak yang bersengketa;4. Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain atas
putusan arbitrase;5. Memiliki mpengalaman serta menguasai secara katif dibidangnya paling
sedikit 15 tahun.
Hakim jaksa,panitera dan pejabat peradilan lainnya tidak dapat ditunjuk atau diangkat sebagai arbiter.
Tata Cara Pengangkatan Arbiter
1. Pengangkatan arbiter didasarkan pada kesepakatan para pihak yang bersengketa;2. Dalam hal para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai pemilihan arbiter atau
tidak ada ketentuan yang dibuat mengenai pengangkatan arbiter,Ketua Pengadilan Negeri menunjuk arbiter atau majelis arbitrase;
3. Dalam suatu arbitrase ad hoc bagi setiap ketidaksepakatan dalam penunjukan seorang atau beberapa arbiter,para pihak dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri untuk menunjuk seorang arbiter atau lebih;
4. Penunjukan dua orang arbiter oleh para pihak memberi wewenang kepada arbiter tersebut untuk memilih dan menunjuk arbiter yang ketiga sebagai Ketua Majelis Arbitrase;
5. Apabila dalam waktu paling lama 30 hari setelah pemberitahuan diterima termohon dan salah satu pihak ternyata tidak menunjuk seorang yang kan menjadi anggota majelis arbitrase,maka arbiter yang ditunjuk oleh pihak lainnya akan bertindak sebagai arbiter tunggal dan putusannya mengikat.
Acara Arbitrase• Hukum acara arbitrase dapat ditentukan secara bebas oleh para pihak
sendiri dengan perjanjian tertulis• Dalamhal para pihak tidak mengatur dan menentukan acara
arbitrase,maka arbiter atau majelis arbitrase akan memeriksa dan memutus berdasarkan Undang-undang
• Pemeriksaan arbitrase dilakukan secara tertutup• Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia ,kecuali ditentukan lain oleh
para pihak dalam perjanjian• Para pihak mempunyai hak yang sama untuk menyampaikan pendapatnya
Acara Arbitrase• Para pihak dapat menguasakan pada eorang kuasa dengan
surat kuasa khusus• Pihak ketiga yang mempunyai kepentingan langsung maupun
tidak langsung dapat melakukan intervensi• Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui arbitrase
nasional maupun internasional• Arbiter atau majelis arbitrase dapat memerintahkan agar
setiap dokumen atau bukti disertai dengan terjemahan dalam bahasa yang ditetapkan oleh arbiter atau majelis arbitrase
• Pemeriksaan sengketa arus diajukan secara tertulis,pemeriksaan secara lisan dapat dilakukan apabila disetujui oleh para pihak dan dianggap perlu oleh arbiter
Acara Arbitrase• Tempat arbitrase ditentukan oleh arbiter atau majelis
arbiter,kecuali dientukan endiri oleh para pihak• Pemerksaan saksi dan saksi ahli dilakukan menurut hukum
acara perdata• Dapat dilakukan pemeriksaan setempat oleh arbiter atau
majelis arbitrase• Pemohon harus menyampaikan surat tuntutannya kepada
arbiter atau majelis arbitrase sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan arbiter atau majelis arbitrase
• Dalam waktu paling lama 14 hari sejak diterimanya salinan tuntutan oleh termohon,termohon harus menanggapi dan memberi jawaban secara tertulis
Acara Arbitrase
• Dalam waktu paling lama 14 hari terhitung mulai hari dikeluarkannya perintah menghadap oleh arbiter,para pihak atau kuasanya untuk menghadap di muka sidang arbitrase
• Apabila pada hari yang telah ditentukan pemohon tanpa satu alasan tertentu yang sah tidak datang menghadap dansudah dipanggil secara patut,maka tuntutannya dinyatakan gugur dan tugas arbiter atau majelis arbiter dianggap selesai
Acara Arbitrase• Apabila termohon tidak dapat menghadap pada waktu yang
telah ditentukan dan telah dilakukan pemanggilan,maka akan dilakukan pemanggilan sekali lagi;
• Paling lama 10 hari setelah pemanggilan kedua diterima termohon dan tanpa alasan yang sah,termohon tetap tidak datang di muka sidang,maka pemeriksaan akan diteruskan di luar hadirnya termohon dan permohonan akan dikabulkan seluruhnya ,kecuali tuntutan tidak beralan atau tidak berdasarkan hukum
• Dalam arbitrase juga dikenal adanya putusan damai yang ersifat mengikat dan final;
• Pemeriksaan sengketa harus selesai dalam waktu paling lama 180 hari sejak arbiter atau majelis arbitrase terbentuk
Putusan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase
• Arbiter atau majelis arbitrase memutus berdasarkan hukum atau berdasarkan keadilan dan kepatutan