slide ppn (kuliah perpajakan binus)

48

Upload: devina-claudia

Post on 30-Jun-2015

516 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)
Page 2: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Peserta Kuliah Umum PerpajakanVAT UPDATE

Senin, 6 Desember 2010

Binus University

Selamat Datang

Page 3: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

• Memahami ketentuan mengenai PPN, khususnya mengenai Faktur Pajak

• Peraturan Terbaru, termasuk pemberlakuan FTZ, Restitusi, UU PPN Baru dan Peraturan Khusus PPN

• Refresh & Up-date Pemahaman PPN

• Dan lain-lain, termasuk istilah-istilah khusus di bidang PPN.

Tujuan Kuliah Umum PPN:

Page 4: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Beberapa Istilah PPN dan PPn BM

• Daerah Pabean• Barang Kena Pajak (BKP) dan Non-BKP• BKP Mewah• Jasa Kena Pajak (JKP) dan Non-JKP• Penyerahan BKP/JKP, Impor BKP, Pemanfaatan BKP tdk berwujud dan

atau JKP dari luar daerah pebean, Ekspor BKP• Pengusaha Kena Pajak (PKP)• Pengusaha Kecil PPN• Dasar Pengenaan Pajak (DPP) = Harga Jual, Penggantian, Nilai Impor,

Nilai Ekspor, dan Nilai Lain• Pajak Keluaran (PK)• Pajak Masukan (PM)• Faktur Pajak (FP) = FP, FP Gabungan, Dok Tertentu Sebagai FP, FP

Tidak Lengkap• Masa Pajak• Surat Pemberitahuan Masa PPN (SPT Masa PPN)• Badan Pemungut PPN/PPnBM (Wapu PPN/PPnBM).

Page 5: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

KARAKTERISTIK

P P N

PAJAK ATAS KONSUMSI BKP/JKP DI DALAM DAERAH PABEAN

PAJAK TIDAK LANGSUNG YANG DIPIKUL OLEH KONSUMEN AKHIR

SBG

PAJAK OBJEKTIF YANG PENGENAANNYA DIDASARKAN PADA ADANYA OBJEK

BERSIFAT NETRAL

Page 6: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

OBJEK PPN PASAL 4 ayat (1) UU PPN 2009

a. PENYERAHAN BKP DLM DRH PABEAN b. IMPOR BKP

c. PENYERAHAN JKPDLM DRH PABEAN d. PEMANFAATAN BKP TDK

BERWUJUD DR LUAR DRH PBNf. EKSPOR BKP BERWUJUD

Penyerahan Aktiva yg Menurut Tujuan Semula Tdk Utk

Diperjualbelikan (Pasal 16D)

MEMBANGUN SENDIRI(PASAL 16C UU PPN)

e. PEMANFAATAN JKP DR LUAR DAERAH PABEAN

g. EKSPOR BKP TIDAK BERWUJUD

h. EKSPOR JKP

Page 7: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

BUKAN BKP PASAL 4A AYAT (2)

BARANG HASIL PERTAMBANGAN ATAUPENGEBORAN YANG DIAMBIL LANGSUNG

DARI SUMBERNYA

BARANG KEBUTUHAN POKOK YG SANGATDIBUTUHKAN RAKYAT BANYAK

MAKANAN DAN MINUMAN YG DISAJIKANDI HOTEL, RUMAH MAKAN, WARUNG,

DAN SEJENISNYA

UANG, EMAS BATANGAN, DANSURAT BERHARGA

Page 8: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernyaa. minyak mentahminyak mentah (crude oil);

b. gas bumigas bumi;

c. panas bumipanas bumi;

d. pasir dan kerikil;

e. asbes, batu tulis, batu setengah permata, batu kapur, batu apung, batu permata, bentonit, dolomit, felspar (feldspar), garam batu (halite), grafit, granit/andesit, gips, kalsit, kaolin, leusit, dll;

f. batu bara sebelum diproses menjadi briket batubara;

g. bijih besi, bijih timah, bijih emas, bijih tembaga, bijih nikel, dan bijih perak serta bijih bauksit

Page 9: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Barang-barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak

a. beras;

b. gabah;

c. jagung;

d. sagu;

e. kedelai; dan

f. garam baik yang beryodium maupun yang tidak beryodium;

g. daging, yaitu daging segar yang tanpa diolah, tetapi telah melalui proses disembelih, dikuliti, dipotong, dll;

h. telur, yaitu telur yang tidak diolah, termasuk telur yang dibersihkan, diasinkan, atau dikemas;

i. susu, yaitu susu perah;

j. buah-buahan, yaitu buah-buahan segar; dan

k. sayur-sayuran, yaitu sayuran segar.

Page 10: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya

• Meliputi makanan dan minuman baik yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering

Page 11: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

J K P PASAL 1 AYAT (5) DAN (6)

SEMUA JENIS JASA PADA PRINSIPNYASEMUA JENIS JASA PADA PRINSIPNYAMERUPAKAN JKP,MERUPAKAN JKP,

KECUALI DITENTUKAN LAIN OLEH UU PPNKECUALI DITENTUKAN LAIN OLEH UU PPN

JASA ADALAH SETIAP KEGIATAN PELAYANANJASA ADALAH SETIAP KEGIATAN PELAYANANBERDASAR PERIKATAN/PERBUATAN HUKUMBERDASAR PERIKATAN/PERBUATAN HUKUM

YANG MENYEBABKAN SUATU BARANG, YANG MENYEBABKAN SUATU BARANG, FASILITAS, KEMUDAHAN, ATAU HAKFASILITAS, KEMUDAHAN, ATAU HAK

TERSEDIA UNTUK DIPAKAI,TERSEDIA UNTUK DIPAKAI,TERMASUK JASA YG DILAKUKAN UNTUKTERMASUK JASA YG DILAKUKAN UNTUK

MENGHASILKAN BARANG KARENA PESANANMENGHASILKAN BARANG KARENA PESANANATAU PERMINTAAN DENGAN BAHAN DAN ATAU PERMINTAAN DENGAN BAHAN DAN

ATAS PETUNJUK DARI PEMESAN (MAKLON)ATAS PETUNJUK DARI PEMESAN (MAKLON)

Page 12: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

JASA-JASA :JASA-JASA :• PELAYANAN MEDIKPELAYANAN MEDIK• PELAYANAN SOSIALPELAYANAN SOSIAL• PENGIRIMAN SURAT DGN PERANGKOPENGIRIMAN SURAT DGN PERANGKO• KEUANGAN KEUANGAN • ASURANSIASURANSI• KEAGAMAANKEAGAMAAN• PENDIDIKANPENDIDIKAN• KESENIAN & HIBURANKESENIAN & HIBURAN• PENYIARAN YG PENYIARAN YG TIDAKTIDAK BERSIFAT IKLAN BERSIFAT IKLAN• ANGKUTAN UMUM DI DARAT & DI AIRANGKUTAN UMUM DI DARAT & DI AIR• TENAGA KERJATENAGA KERJA• PERHOTELANPERHOTELAN• JASA YANG DISEDIAKAN PEMERINTAH DALAM RANGKA JASA YANG DISEDIAKAN PEMERINTAH DALAM RANGKA

MENJALANKAN PEMERINTAHAN SECARA UMUMMENJALANKAN PEMERINTAHAN SECARA UMUM• PENYEDIAAN TEMPAT PARKIRPENYEDIAAN TEMPAT PARKIR• TELEPON UMUM KOINTELEPON UMUM KOIN• PENGIRIMAN UANG DENGAN WESEL POSPENGIRIMAN UANG DENGAN WESEL POS• KATERINGKATERING

BUKAN JKP PASAL 4A AYAT (3)

Page 13: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

PENYERAHAN HAK ATAS BKP KARENA SUATU PERJANJIAN

PENGALIHAN BKP OLEH KARENA SUATUPERJANJIAN SEWA BELI & PERJANJIAN SEWA GUNA USAHA (LEASING)

PENYERAHAN BKP KEPADA PEDAGANGPERANTARA ATAU MELALUI JURU LELANG

PEMAKAIAN SENDIRI & PEMBERIAN CUMA-CUMA

BKP BERUPA PERSEDIAAN & AKTIVA YG MENURUT TUJUAN SEMULA TDK UTK DIPERJUALBELIKAN YG MASIH TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN

PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAUSEBALIKNYA & PENYERAHAN BKP ANTAR CABANG

PENYERAHAN BKP SECARA KONSINYASI

TERMASUK

PENYERAHAN BKP PASAL 1A AYAT (1)

PENYERAHAN BKP OLEH PKP DLM RANGKA PERJANJIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH YG PENYERAHANNYA DIANGGAP LANGSUNG DARI PKP KPD PIHAK YANG MEMBUTUHKAN BKP

Page 14: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

PENYERAHAN BKP KEPADA MAKELAR

PENYERAHAN BKP UNTUK JAMINAN UTANG PIUTANG

PENYERAHAN BKP DARI PUSAT KE CABANG ATAU SEBALIKNYA & PENYERAHAN ANTAR

CABANG DLM HAL PKP MELAKUKAN PEMUSATAN TEMPAT PAJAK TERUTANG

TIDAK TERMASUK PENYERAHAN BKP PASAL 1A AYAT (2) UU PPN

PENGALIHAN BKP DALAM RANGKA PENGGABUNGANUSAHA DENGAN SYARAT PIHAK YANG MELAKUKANPENGALIHAN DAN YANG MENERIMA PENGALIHAN

ADALAH PKP

BKP BERUPA AKTIVA YANG MENURUT TUJUAN SEMULA TIDAK UNTUK DIPERJUALBELIKAN, YANG MASIH

TERSISA PADA SAAT PEMBUBARAN PERUSAHAAN,YANG PAJAK MASUKAN ATAS PEROLEHANNYA

TIDAK DAPAT DIKREDITKAN

Page 15: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Subjek PajakSubjek PPN biasa disebut dengan

Pengusaha, baik Pengusaha Kena Pajak (PKP) maupun non PKP, baik orang pribadi maupun badan (perusahaan).

Tarif PPN : 10%

Tarif PPN : 0% diterapkan atas ekspor

Page 16: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

PENGUSAHA KENA PAJAK

SAMPAI DENGAN SUATU BULAN DALAM TAHUN BUKU, JUMLAH PEREDARAN BRUTO DAN ATAU PENERIMAAN BRUTONYA MELEBIHI

Rp 600 JUTA

WAJIB MELAPORKAN USAHANYA UTK DIKUKUHKAN MENJADI PKP PALING LAMBAT PADA AKHIR BULAN BERIKUTNYA SETELAH BULAN

TERLAMPAUINYA BATASAN OMZET

• APABILA S.D AKHIR BULAN BERIKUTNYA TIDAK MELAPORKAN UTK DIKUKUHKAN MENJADI PKP, MAKA DAN DIRJEN PAJAK MEMPEROLEH DATA/INFORMASI MAKA PENGUSAHA AKAN DI PKP-KAN SECARA JABATAN.

• DITERBITKAN SKP DAN/ATAU STP TERHITUNG SEJAK SAAT JUMLAH PEREDARAN DAN/ATAU PENERIMAAN BRUTONYA MELEBIHI RP 600 JUTA

MAKA

PENGUSAHA YANG

Page 17: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Kewajiban PKP- Memungut PPN atas penyerahan BKP dan atau JKP yang

dilakukannya kecuali apabila penyerahan BKP dan atau JKP dilakukan dengan Pihak yang ditunjuk menjadi Pemungut PPN (WAPU) dengan Menerbitkan Faktur Pajak

- Menyetor PPN yang telah dipungut

Pajak yang telah dipotong atau dipungut harus disetorkan ke kas negara sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Keterlambatan menyetor pajak dapat dikenakan sanksi bunga sebesar 2% perbulan dari pokok pajak dengan maksimum 24 bulan. Keterlambatan 1 hari dianggap sama dengan keterlambatan satu bulan penuh.

- Menyampaikan SPT Masa PPN/PPnBM

SPT Masa PPN/PPnBM disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak.

Tidak atau terlambat menyampaikan SPT dikenai denda sebesar Rp 500.000.

Page 18: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Jatuh Tempo Penyetoran PPNPMK 80/PMK.03/2010

• PPN atau PPN dan PPn BM yang terutang dalam satu Masa Pajak, harus disetor paling lama akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum SPT Masa PPN disampaikan.

• PPN atau PPN dan PPnBM atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk.

• PPN atau PPN dan PPnBM atas impor yang dipungut oleh DJBC,harus disetor dalam jangka waktu 1 hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak.

• PPN yang terutang atas kegiatan membangun sendiri harus disetor oleh orang pribadi atau badan paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

• PPN yang terutang atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari luar Daerah Pabean harus disetor oleh orang pribadi atau badan paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah saat terutangnya pajak.

• PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran sebagai Pemungut PPN, harus disetor paling lama tanggal 7 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

• PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar sebagai Pemungut PPN, harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran kepada PKP Rekanan Pemerintah melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

• PPN atau PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh Pemungut PPN selain Bendahara Pemerintah yang ditunjuk, harus disetor paling lama tanggal 15 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.

Page 19: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Mekanisme Pemungutan PPN No Mekanisme Objek Subjek DPP Saat terutang

I Credit Method (PK – PM)

Penyerahan BKPPenyerahan JKPEkspor BKPPenyerahan Aktiva Psl 16D

PKP Harga JualPenggantianNilai EksporNilai Lain

Saat pembayaran atau penyerahan, mana yang terjadi lebih dahulu

II WAPU atau PEMUNGUT PPN

Penyerahan BKP/JKP Kepada WAPU

WAPU Sbg Subjek Pjk Pengganti

Harga JualPenggantianNilai Lain

Bendaharawan: Saat pembayaran kepada PKP RekananLainnya : Saat FP dibuat Rekanan

III Self Imposition Method (Memungut, Menyetor, dan Melaporkan Sendiri).

Impor BKPPemanfaatan BKP Tidak Berwujud/JKP Dari Luar DPKeg. Membangun Sendiri

PKP Maupun Non PKP

Nilai ImporJumlah Yang Dibayar Atau Seharusnya Dibayar40% Jumlah Pengeluaran

saat pembayaran BMsaat dimulainya pemanfaatan saat dimulainya kegiatan membangun sendiri

Page 20: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

DPP PPN• HARGA JUAL adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang

diminta atau seharusnya diminta oleh penjual karena penyerahan BKP, tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.

• PENGGANTIAN adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh pengusaha karena penyerahan JKP, ekspor JKP, atau ekspor BKP Tidak Berwujud, tetapi tidak termasuk PPN yang dipungut menurut Undang-Undang ini dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak atau nilai berupa uang yang dibayar atau seharusnya dibayar oleh Penerima Jasa karena pemanfaatan JKP dan/atau oleh penerima manfaat BKP Tidak Berwujud karena pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.

• NILAI IMPOR adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah pungutan berdasarkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai kepabeanan dan cukai untuk impor BKP, tidak termasuk PPN dan PPn BM yang dipungut menurut Undang-Undang ini. .

• NILAI EKSPOR adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir.

• NILAI LAIN, ditetapkan oleh 75/PMK.03/2010.

Page 21: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

DPP - Nilai LainKMK 75/PMK.03/2010

Harga Jual – Laba Kotor:• Pemakaian Sendiri dan Pemberian Cuma-Cuma

BKP/JKP

Perkiraan Harga Jual Rata-rata:• Media rekaman suara atau gambar• Penyerahan film cerita (perkiraan hasil rata-rata per

judul film)

Harga Jual Eceran:• Penyerahan produk hasil tembakau

Harga Pasar wajar:• Persediaan BKP yang tersedia saat pembubaran

HPP / Harga Perolehan:• Penyerahan antar cabang

Page 22: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

DPP - Nilai Lain (2) KMK 75/PMK.03/2010

Harga yang Disepakati • Penyerahan BKP melalui Pedagang Perantara

Harga Lelang:• Penyerahan melalui juru lelang

10% dari jumlah tagihan• Jasa biro perjalanan wisata • Jasa pengiriman paket

CatatanNilai lain berupa : 1. 10% dari Harga Jual utk Kend. Bermotor Bekas oleh

Pengusaha kendaraan bermotor bekas (pengenaan PPN-nya didasarkan Pedoman Penghitungan PM dalam PMK No. 79/PMK.03/2010). Dan

2. 5% dari jumlah imbalan diterima berupa service charge, provisi, diskon utk Jasa Anjak piutang (Per April 2010 menjadi Non JKP)

Page 23: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

BUKTI PUNGUTAN PAJAK YANG

PENYERAHAN BKP/JKP

DIBUATOLEH PKP

ATAS

FAKTUR PAJAK ( PASAL 1 ANGKA 23 )

Page 24: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

DOKUMEN TERTENTU YANGDIPERLAKUKAN SBG FP

Jenis-jenis FP

FAKTUR PAJAK

FAKTUR PAJAK GABUNGAN

Page 25: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

FAKTUR PAJAKHARUS MENCANTUMKAN

( PASAL 13 (5) )

NAMA, ALAMAT, NPWP, YG MENYERAHKAN BKP/JKP

NAMA, ALAMAT, NPWP PEMBELI BKP / PENERIMA JKP

JENIS BARANG ATAU JASA, JUMLAH HARGA JUALATAU PENGGANTIAN & POTONGAN HARGA

PPN YG DIPUNGUT

PPn BM YG DIPUNGUT

KODE,NO.SERI & TGL. PEMBUATAN FAKTUR

NAMA, TANDA TANGAN YG BERHAKMENANDATANGANI FP

FAKTUR PAJAK HARUS DIISI SECARA LENGKAP,JELAS, BENAR &

DITANDATANGANI OLEH PEJABAT YG DITUNJUK OLEH PKP

FAKTUR PAJAK YG DIISISESUAI DG KETENTUAN

DISEBUTFAKTUR PAJAK STANDAR

DIRJEN PAJAK DAPAT MENETAPKAN DOKUMEN- DOKUMEN TERTENTU SEBAGAI FAKTUR PAJAK

( PASAL 13 (6) )

FAKTUR PAJAK

Page 26: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Faktur Pajak (PER-13/PJ./2010)

K K S . C C C - Y Y . N N N N N N N N

Kode FP Standar Nomor Seri FP Standar

Kode Uraian Penjelasan

K Kode Transaksi 01 = selain pemungut selain 04 s/d 0902 = Wapu bendaharawan03 = Wapu lainnya04 = DPP NIlai Lain05 = Tidak Digunakan Lagi06 = Penyerahan selain 01 sd 0507 = Penyerahan tdk dipungut selai wapu08 = Penyerahan Faslilitas pembebasan PPN09 = Penyerahan Psl 16D selain Wapu

S Status FP Standar 0 = FP Standar biasa1 = FP Standar Pengganti

C Cabang 000 = kantor pusat001 dst = kode cabang atau sesuai ketentuan

Y Tahun 2 digit terakhir tahun ybs (2010 10)

N Nomor Seri Nomor 00000001 sd 99999999

Page 27: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Penandatangan FP• Nama pejabat yang berhak menandatangani (boleh lebih dari

satu) wajib diberitahukan secara tertulis ke Ka. KPP paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat tersebut mulai melakukan penandatanganan Faktur Pajak

• Bila berubah atau berganti pejabat yang berhak menandatangani FP, PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atas perubahan tersebut paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat atau kuasa pengganti mulai menandatangani Faktur Pajak.

• Pengisian yang tidak sesuai ketentuan akan berakibat FP tersebut tergolong sebagai FP Cacat.

• Dokumen perpajakan seperti Faktur Pajak dan/atau Surat Setoran Pajak, dapat ditandatangani oleh pejabat/karyawan yang ditunjuk oleh Wajib Pajak tanpa memerlukan surat kuasa khusus. (Butir 11 huruf b SE-16/PJ/2008)

Page 28: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Faktur Pajak CacatNo Uraian

1 FP tidak -- diisi lengkap, jelas, benar, atau ditandatangani oleh kuasa atau pejabat yang ditunjuk oleh PKP

2 FP diisi oleh cabang, dimana tidak/ terlambat membuat SPb kode cabang

3 FP diterbitkan dengan data cabang selain yang sudah ada

4 FP data awal Januari/takwim tidak dimulai dengan nomor 1

5 FP yang diterbitkan dengan nomor 1, sebelum masa pajak Januari/takwim tahun berikut dan tidak atau terlambat SPb ke KPP, termasuk kantor pusat dan cabang

6

7

FP diterbitkan oleh PKP, yang tidak atau terlambat SPb mengenai pejabat atau kuasa

PKP melakukan kesalahan dalam pengisian Kode dan Nomor Seri

8 FPK diterbitkan 3 bulan sejak saat FP Standar seharusnya dibuat

Bagi pembeli FP Standar Cacat tidak dapat dikredtikan

Page 29: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Penggantian FP Cacat1. Diganti dgn FP Baru oleh Penjual

2. FP salah merupakan lampiran tidak terpisahkan.

3. Pada FP pengganti dibubuhi cap yang mencantumkan No seri, kode dan tgl FP yang diganti.

4. Mengakibatkan pembetulan SPT Masa

Faktur Pajak yang diganti :

Kode dan Nomor Seri : .........................................

Tanggal : .........................................

Pembubuhan Cap

Page 30: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Penggantian FP Hilang

PKP Pembeli PKP Penjual

KPP Pembeli terdaftar

KPP Penjualterdaftar

1. Permohonan

1. Tindasan

1. Tindasan

2. Legalisir3. Dikembalikan

Page 31: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Saat penyerahan BKP dan/atau JKP.

Pada saat pembayaran, dlm hal pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP/JKP.

Pada saat pembayaran termijn, dalam hal Penyerahan sebagian tahap pekerjaan.

Pada saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendaharawan Pemerintah sbg Pemungut PPN (WAPU).

FP Gabungan dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP meskipun di dalam bulan penyerahan telah terjadi pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya. .

SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK PER-13/PJ./2010

Page 32: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

SAAT PEMBAYARAN[ Pasal 11 ayat (2) ]• SAAT PENYERAHAN BKP/JKP;

• SAAT IMPOR BKP;• SAAT PEMANFAATAN BKP

TDK BERWUJUD / JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN;

• EKSPOR BKP [PASAL 11 (1)].

APABILA PEMBAYARANDITERIMA SEBELUM TERJADINYA:• PENYERAHAN BKP DAN ATAU JKP;• PEMANFAATAN BKP TDK BERWUJUD /

JKP DARI LUAR DAERAH PABEAN DI DLM DRH PABEAN.

DJP DAPAT MENETAPKAN SAAT LAIN SEBAGAI SAATTERHUTANGNYA PAJAK

(PASAL 11 (4) )

SAAT TERUTANG PPN(PASAL 11 UU PPN)

Pasal 13 PP 143/2000 s.t.d.d.PP 24/2002

Page 33: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

PKP IMPOR

PEMANFAATANBKP TDK BERWUJUD/

JKP DARI LUARDAERAH PABEAN

TEMPAT BKPDIMASUKANKE DALAM

DAERAH PABEANDAN DIPUNGUT

MELALUIDJBC

( PASAL 12 (3) )

TEMPAT TINGGALTEMPAT KEDUDUKAN

ATAU TEMPATUSAHA ORANG PRIBADI ATAU

BADAN

( PASAL 12 (4) )

• TEMPAT TINGGAL• TEMPAT KEDUDUKAN• TEMPAT KEGIATAN USAHA• TEMPAT LAIN

DITETAPKAN OLEH DIRJEN PAJAK

( PASAL 12 (1) )

TEMPAT TERUTANG PPN

( PASAL 12 )

DIRJEN PAJAK DAPAT MENETAPKAN SATU TEMPAT ATAU LEBIH SEBAGAI TEMPAT TERUTANG PPN

PASAL 12 AYAT (2) UU PPN

Page 34: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Faktur Pajak GabunganFaktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan

• Untuk Pembeli BKP yang sama

• Untuk masa satu bulan kalender

• Dibuat paling paling lama pada akhir bulan penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP

Page 35: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

DOKUMEN TERTENTU YANG DIPERLAKUKAN SEBAGAI FAKTUR PAJAK PASAL 13 AYAT (6)

PER. Dirjen PajakPER-10/PJ/2010

1. PEB yang telah diberikan persetujuan ekspor oleh pejabat yang berwenang dari DJBC dan dilampiri dengan invoice yang merupakan satu kesatuan;

2. Surat Perintah Penyerahan Barang (SPPB) yang dibuat/dikeluarkan oleh Bulog/DOLOG untuk penyaluran tepung terigu;

3. Paktur Nota Bon Penyerahan (PNBP) yang dibuat/dikeluarkan oleh PERTAMINA untuk penyerahan BBM dan/atau bukan BBM;

4. Tanda pembayaran atau kuitansi untuk penyerahan jasa telekomunikasi;5. Tiket, tagihan Surat Muatan Udara (Airway Bill), atau Delivery Bill, yang

dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa angkutan udara dalam negeri;6. Nota Penjualan Jasa yang dibuat/dikeluarkan untuk penyerahan jasa

kepelabuhanan;7. Tanda pembayaran atau kuitansi listrik;8. Pemberitahuan Ekspor JKP/BKP Tidak Berwujud yang dilampiri dengan invoice

yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan;9. PIB dan dilampiri dengan SSP, Surat Setoran Pabean, Cukai dan Pajak (SSPCP),

dan/atau bukti pungutan pajak oleh DJBC yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan PIB tersebut, untuk impor BKP; dan

10. SSP untuk pembayaran PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah Pabean.

Page 36: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Faktur Pajak Tidak LengkapPasal 15 ayat (1) PER-13/PJ/2010

• Menerbitkan Faktur Pajak yang tidak memuat keterangan dan/atau tidak mengisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak ditandatangani oleh Pejabat atau Kuasa yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk menandatangani Faktur Pajak (merupakan Faktur Pajak Cacat); dan/atau

• Menerbitkan Faktur Pajak tidak sesuai dengan batas waktu penerbitannya, dimana Faktur Pajak diterbitkan setelah melewati jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak saat Faktur Pajak semestinya dibuat.

PKP dikenai sanksi administrasi sesuai dengan Pasal 14 ayat (4) UU KUP Tahun sebesar 2% (dua persen) dari DPP) dalam hal:

Page 37: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Faktur Pajak Tidak LengkapPasal 15 ayat (1) PER-13/PJ/2010

• Nama, alamat, dan NPWP Pembeli BKP atau penerima JKP; atau

• Nama, alamat, dan NPWP Pembeli BKP atau penerima JKP, dan nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak untuk Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran.

• PKP Pembeli yang menerima Faktur Pajak Tidak Lengkap tidak dapat mengkreditkan PPN yang tercantum di dalamnya. Ini terjadi karena Faktur Pajak tersebut tidak memenuhi persyaratan formalnya.

PKP Penjual dikecualikan dari pengenaan sanksi denda sebesar 2% (dua persen) dari DPP dalam hal Faktur Pajak tidak memuat keterangan mengenai :

Page 38: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

PKP Penjual PKP Pembeli

KESALAHAN:

TERLAMBAT MEMBUAT FAKTUR

PAJAK

2% X DPP PPNJika terlambat lebih dari

3 bulan tidak dianggap sbg FP Standar

FAKTUR PAJAK TIDAK DIISI LENGKAP

PPN tidak dapat dikreditkan

SANKSI & ASPEK PAJAK TERKAIT FP

2% X DPP PPN

PER-13/PJ./2010

Kecuali yang disebutkan dalam Pasal 14 ayat (1) huruf e UU KUP No. 28/2007.

Page 39: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

PK DAN PPn BM TERUTANGOLEH PKP PENJUAL

PPN DAN PPn.BM

PENYERAHAN BKP YANG

DIKEMBALIKAN

MENGURANGI

PM DARI PKP PEMBELI DG CATATAN PM TSBTELAH DIKREDITKAN

BIAYA ATAU HARTA BAGI PKP PEMBELI DLM HAL

PAJAK ATAS BKP YG DIKEMBALIKAN TELAH

DIBEBANKAN SBG BIAYA ATAU TELAH DIKAPITALISIR

PADA MASA PAJAKTERJADINYA

PENGEMBALIAN BKP TSB

TATACARA DITETAPKAN DGN

PER.MEN. KEUANGAN

(65/PMK.03/2010 )

ATAS

RETUR BKP ( PASAL 5A )

Page 40: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Syarat Nota Retur Pasal 4 ayat (2) PMK Nomor 65/PMK.03/2010

Paling sedikit harus mencantumkan :1. Nomor urut Nota Retur;

2. Nomor, kode seri, dan tanggal Faktur Pajak dari BKP yang dikembalikan;

3. Nama, alamat, dan NPWP Pembeli;

4. Nama, alamat, NPWP PKP Penjual;

5. Jenis barang, jumlah harga jual BKP yang dikembalikan;

6. PPN atas BKP yang dikembalikan, atau PPN dan PPnBM atas BKP yang tergolong mewah yang dikembalikan;

7. Tanggal pembuatan Nota Retur; dan

8. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Nota Retur.

Page 41: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Tata Cara Retur• Nota Retur Dibuat oleh Pembeli

• Bentuk dan ukuran Nota Retur dapat disesuaikan dengan kebutuhan administrasi pembeli atau dapat dibuat seperti contoh dalam Lampiran I PMK Nomor 65/PMK.03/2010.

• Pengembalian BKP dianggap tidak terjadi dalam hal:

• Nota Retur tidak selengkapnya mencantumkan keterangan minimal seperti disebut di atas;

• Nota Retur tidak dibuat pada saat BKP tersebut dikembalikan; atau

• Nota Retur tidak disampaikan KPP tempat Pembeli terdaftar (khusus untuk pembeli yang bukan PKP).

Page 42: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Pembatalan JKP

Bagi penerima jasa, adanya pembatalan atas transaksi JKP tersebut akan mengurangi:

a. Pajak Masukan dari PKP Penerima Jasa, dalam hal Pajak Masukan atas JKP yang dibatalkan telah dikreditkan;

b. biaya atau harta bagi PKP Penerima Jasa, dalam hal PPN atas JKP yang dibatalkan tersebut tidak dikreditkan dan

telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut; atau

c. biaya atau harta bagi Penerima Jasa yang bukan PKP dalam hal PPN atas JKP yang dibatalkan tersebut telah dibebankan sebagai biaya atau telah ditambahkan (dikapitalisasi) dalam harga perolehan harta tersebut.

Bila JKP dibatalkan, baik sebagian maupun seluruhnya oleh penerima jasa, maka PPN dari JKP yang dibatalkan tersebut mengurangi Pajak Keluaran yang terutang oleh PKP Pemberi Jasa Kena Pajak

Page 43: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Nota PembatalanPasal 5 ayat (2) PMK Nomor 65/PMK.03/2010

1. Nomor Nota Pembatalan;

2. Nomor, kode seri dan tanggal Faktur Pajak dari JKP yang dibatalkan;

3. Nama, alamat, dan NPWP Penerima Jasa;

4. Nama, alamat, NPWP Pengusaha Kena Pajak Pemberi JKP;

5. Jenis jasa dan jumlah penggantian JKP yang dibatalkan;

6. PPN atas JKP yang dibatalkan;

7. Tanggal pembuatan Nota Pembatalan; dan

8. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Nota Pembatalan.

Nota Pembatalan paling sedikit harus mencantumkan :

Page 44: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Tata Cara Pembuatan Nota Pembatalan

• Dibuat oleh penerima jasa

• Bentuk dan ukuran Nota Pembatalan dapat disesuaikan dengan kebutuhan administrasi penerima JKP atau dapat dibuat seperti contoh dalam Lampiran II PMK Nomor 65/PMK.03/2010.

• Pembatalan JKP dianggap tidak terjadi dalam hal:

a. Nota Pembatalan tidak selengkapnya mencantumkan keterangan minimal seperti disebut di atas;

b. Nota Pembatalan tidak dibuat pada saat JKP dibatalkan; atau

c. Nota Pembatalan tidak disampaikan KPP tempat penerima jasa terdaftar (khusus untuk penerima

jasa yang bukan PKP).

Page 45: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

PAJAK MASUKAN YG DAPAT DIKREDITKAN

HARUS MEMENUHI SYARAT:

MATERIAL

FORMAL

BERHUBUNGAN LANGSUNG DGN KEGIATAN USAHA YG PENYERAHANNYA TERUTANG

PPN (PRODUKSI, DISTRIBUSI, PEMASARAN &

MANAJEMEN)

BENTUK, KOLOM & ISIAN SESUAI DGN(PER-13/PJ./2010)

DIISI LENGKAP, BENAR, & DITANDATANGANI ORANG YG BERWENANG

DIBUAT TEPAT WAKTU(PER-13/PJ./2010)

BERISI KETERANGAN YG SEBENARNYA ATAU YG SESUNGGUHNYA

Page 46: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

• Perolehan BKP atau JKP sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP;

• Perolehan BKP atau JKP yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha;

• Perolehan dan pemeliharaan kendaraan bermotor berupa sedan dan station wagon, kecuali merupakan barang dagangan atau disewakan;

• Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean sebelum pengusaha dikukuhkan sebagai PKP;

• Perolehan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (5) atau ayat (9) UU PPN atau tidak mencantumkan nama, alamat, dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP;

• Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan Pasal 13 ayat (6) UU PPN;

• Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan pajak;

• Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam SPT Masa PPN, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan; dan

• Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (2a) UU PPN.

PAJAK MASUKAN YG TDK DPT DIKREDITKAN PASAL 9 AYAT (8)

Page 47: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Thank You

Page 48: Slide PPN (kuliah Perpajakan Binus)

Waty Tjakra Group#9AP , Clermont Block, Garden Shopping Arcade, Podomoro City Jl. S. Parman Kav. 28 Jakarta 11470 Indonesia Phone : (62-21) 5698 5177 (hunting) Fax : (62-21) 5698 5178

our website :

www.watytjakra.com