skripsie-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/263/1/ida... · 2016. 2. 17. · peningkatan...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE EKSPERIMEN
DAN MIND MAP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BATURAGUNG
KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
IDA PURWANINGSIH
NIM : 11511008
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI PESAWAT SEDERHANA MELALUI METODE
EKSPERIMEN DAN MIND MAP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI
2 BATURAGUNG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
IDA PURWANINGSIH
NIM : 11511008
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
MOTTO
Kejujuran akan membawaku pada kesuksesan
Kurintis pendidikan demi kemajuan desaku
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
1. Ayahku (Muh Dawam)dan Ibuku (Marfu’ah) sebagai wujud baktiku
kepadanya, yang telah bersusah payah membesarkanku, mendoakanku
dan membiayai semua kebutuhanku hingga aku lulus SI.
2. Rektor, Bapak Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang ikhlas
mendidik dan membimbingku.
3. Bapak ibu guru SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan yang membantu terselesainya skripsi ini.
4. Bapak ibu guru yang mendidikku dari awal masuk bangku sekolah hingga
sarjana.
5. Teman-teman PGMI angkatan 2011 yang selalu memberikan motivasi.
6. Teman-teman kos putri Bu Parjono yang selalu membantu dan
memberikan semangat hingga skripsiku selesai.
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang
Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya skripsi
dengan judul Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat
Sederhana Melalui Metode Eksperimen dan Mind Map pada Siswa Kelas V SD
Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015 bisa selesai.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi
Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan
dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu penulis sampaikan
terimakasih kepada:
1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah.
4. Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing yang telah membimbing,
memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian
akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada penulis.
6. Bapak Sugeng Riyadi, S.Pd, MM selaku kepala sekolah SD Negeri 2
Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di SD Negeri 2 Baturagung.
7. Siswa siswi kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti
jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.
8. Bapak Muh Dawam dan Ibu Marfu’ah tercinta yang senantiasa mendidik dan
memberikan semangat kepada penulis.
9. Teman PGMI angkatan 2011 yang telah berjuang bersama-sama.
Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.
Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan
baik dalam hal isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun
penulis harapkan bagi kesempurnaan penulisan dimasa yang akan datang.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
yang budiman. Amin.
Salatiga, 6 Juli 2015
Penulis
Ida Purwaningsih
ABSTRAK
Purwaningsih, Ida. 2015. Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA
Materi Pesawat Sederhana Melalui Metode Eksperimen dan
Mind Map Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Baturagung
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, M.
Pd.
Kata Kunci: Metode Eksperimen dan Mind Map, Hasil Belajar IPA, dan
Kreativitas Siswa.
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kreativitas dan
hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 2 Baturagung pada mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dengan metode eksperimen dan mind map. Masalah yang
dikaji adalah apakah metode eksperimen dan mind map dapat meningkatkan
kreativitas siswa materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 2
Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015? dan apakah metode eksperimen dan mind map dapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi pesawat sederhana pada
siswa kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015?.
Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, yaitu terdiri dari
15 laki-laki dan 15 perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus,
setiap siklusnya terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, dan observasi dengan
melihat perilaku siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan temuan penelitian dikatakan bahwa penggunakan metode
eksperimen dan mind map dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar
IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baturagung
Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015
dibuktikan dengan adanya peningkatan persentase hasil kreativitas siswa dari
siklus I ke siklus II yaitu 22 %. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 18
siswa atau 67% dan 9 siswa atau 33% belum tuntas dengan rata-rata 66. Pada
siklus II siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa atau 89% dan 3 siswa atau 11%
belum tuntas dengan rata-rata 8 0,11. Penerapan metode eksperimen dan mind
map juga dapat meningkatan ketuntasan hasil belajar IPA materi pesawat
sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015 dari siklus I ke siklus II
yaitu 18, 51 %. Hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang tuntas sebanyak
15 siswa atau 55% dan 12 siswa atau 45% yang belum tuntas dengan rata-rata
60,55. Pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa atau 74% dan 7
siswa atau 26% belum tuntas dengan rata-rata 69, 07.
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul i
Gambar Berlogo ii
Judul……………………………………………………………………….... iii
Halaman Persetujuan Pembimbing ………………………………………… iv
Halaman Pengesahan Kelulusan …………………………………………… v
Halaman Pernyataan Keaslian Tulisan …………………………………….. vi
Halaman Motto dan Persembahan …………………………………………. vii
Kata Pengantar ……………………………………………………………... viii
Abstrak ……………………………………………………………………... x
Daftar Isi …………………………………………………………………… xi
Daftar Tabel ……………………………………………………………….. xiii
Daftar Gambar ……………………………………………………………... iv
Daftar Lampiran ………………………………………………………......... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………… 6
C. Tujuan Penelitian ………………………………………. 7
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan........…... 7
E. Manfaat Penelitian ……………………………............... 8
F. Definisi Operasional.…………………………………… 9
G. Metodologi Penelitian ………………………………….. 11
H. Sistematika Penulisan ………………………………….. 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kreativitas ………………………..…………………….. 17
B. Hasil Belajar ...…….…………………………………… 19
C. IPA Materi Pesawat Sederhana…………...…………….. 28
D. Metode Eksperimen dan Mind Map ……………… 47
BAB III PAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Subyek Penelitian.……………………………………… 59
B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………. 60
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Paparan Siklus ………………………………. 76
B. Pembahasan Hasil Penelitian..………………………….. 88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………….. 91
B. Saran ………………………………………………….. 92
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nama Siswa Kelas V SD Negeri 2 Baturagung,……… 59
Tabel 2. Hasil Kreativitas Mind Map Siswa Siklus I……........... 76
Tabel 3. Frekuensi Hasil Kreativitas Siswa Siklus I…………… 78
Tabel 4. Hasil Kreativitas Mind Map Siswa Siklus II……....... 79
Tabel 5. Frekuensi Hasil Kreativitas Siswa Siklus II………… 81
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Siklus I………………................... 83
Tabel 7. Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I………..……… 84
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Siklus II......................................... 85
Tabel 9. Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II........................ 87
Tabel 10. Hasil Kreativitas Siswa yang Mencapai Nilai KKM .... 88
Tabel 11. Hasil Belajar Siswa yang Mencapai Nilai KKM .......... 89
Tabel 12. Daftar Personalia SD Negeri 2 Baturagung…………... 101
Tabel 13. Daftar Siswa SD Negeri 2 Baturagung.......................... 101
Tabel 14. Psikomotor Siswa pada Siklus I………………………. 104
Tabel 15. Psikomotor Siswa pada Siklus II……………………... 106
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan PTK Menurut Suharsimi Arikunto............................ 12
Gambar 2. Jungkat-Jungkit....................................................................... 31
Gambar 3. Gunting................................................................................... 32
Gambar 4. Pencabut Paku......................................................................... 32
Gambar 5. Linggis.................................................................................... 33
Gambar 6. Timbangan.............................................................................. 33
Gambar 7. Pemotong Kuku...................................................................... 34
Gambar 8. Gerobak Dorong..................................................................... 34
Gambar 9. Pemecah Kemiri...................................................................... 35
Gambar 10. Pembuka Tutup Botol............................................................. 35
Gambar 11. Pemotong Kertas..................................................................... 36
Gambar 12. Sekop...................................................................................... 37
Gambar 13. Penjepit Makanan................................................................... 37
Gambar 14. Pinset....................................................................................... 38
Gambar 15. Alat Pancing............................................................................ 38
Gambar 16. Lengan Bawah Saat Mengangkat Beban................................ 39
Gambar 17. Bidang Miring......................................................................... 39
Gambar 18. Jalan Berkelok-kelok di Pegunungan..................................... 40
Gambar 19. Perosotan atau Papan Luncur.................................................. 40
Gambar 20. Tangga.................................................................................... 41
Gambar 21. Sekrup.................................................................................... 41
Gambar 22. Baji.......................................................................................... 42
Gambar 23. Pahat........................................................................................ 42
Gambar 24. Gergaji.................................................................................... 43
Gambar 25. Pisau....................................................................................... 43
Gambar 26. Katrol...................................................................................... 44
Gambar 27. Katrol Tetap pada Sumur Timba............................................ 45
Gambar 28. Katrol Tetap pada Bendera..................................................... 45
Gambar 29. Katrol Lepas atau Bebas......................................................... 46
Gambar 30. Katrol pada Flying Fox.......................................................... 46
Gambar 31. Katrol Majemuk atau Ganda................................................... 47
Gambar 32. Blok Katrol............................................................................. 48
Gambar 33. Grafik Peningkatan Persentase Kreativitas Siswa….............. 89
Gambar 34. Grafik Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siswa............... 90
Gambar 35. Kegiatan Eksperimen Pengungkit........................................... 97
Gambar 36. Menggelindingkan Lakban di atas Bidang Miring................ 97
Gambar 37. Eksperimen Mobil yang Diluncurkan di atas Bidang Miring. 98
Gambar 38. Eksperimen Katrol Tetap....................................................... 98
Gambar 39. Katrol Bebas atau Lepas......................................................... 99
Gambar 40. Keaktifan Siswa...................................................................... 99
Gambar 41. Siswa Mengerjakan Latihan Soal........................................... 100
Gambar 42. Proses Belajar Mengajar……………………......................... 100
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Proses Belajar
Mengajar.........
97
Lampiran 2. Daftar Personalia dan Siswa SD Negeri 2 Baturagung 101
Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup.................................................. 103
Lampiran 4. Lembar Pengamatan Siswa Siklus I............................. 104
Lampiran 5. Lembar Pengamatan Siswa Siklus
II............................
106
Lampiran 6. Lembar Pengamatan Guru Siklus I.............................. 108
Lampiran 7. Lembar Pengamatan Guru Siklus II............................. 110
Lampiran 8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I.... 112
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II... 125
Lampiran 10. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian............ 139
Lampiran 11. Hasil Kreativitas Mind Map Siswa Siklus I…………. 140
Lampiran 12. Hasil Kreativitas Mind Map Siswa Siklus II................ 141
Lampiran 13. Latihan Soal Siswa Siklus I........................................ 142
Lampiran 14. Latihan Soal Siswa Siklus II........................................ 144
Lampiran 15. Lembar Konsultasi Pembimbing.................................. 146
Lampiran 16. Daftar SKK ................................................................. 147
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana untuk
mempersiapkan siswa dalam memahami, menghayati, dan mengambil
pelajaran dari suatu materi pembelajaran. Menurut Permendiknas No.17
Tahun 2006 bahwa pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat
serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (Mts)
atau bentuk lain yang sederajat (Depag, 2006: 14). Semakin seseorang berilmu
maka semakin tinggilah derajatnya karena ilmu yang bermanfaat merupakan
amal yang tidak akan terputus. Seperti hadis nabi
و سلم قال اذ ماث ال الله عى ان زسل الله صل الله عل سة زض سان إوقطع عه اب س
ل )زاي التسمر( لد صا لح دع علم ىتفع ب عمل إل مه ثلاث صدقت جست
Artinya:
Dari Abu Hurairah, bahwasanya rosulullah saw bersabda: “ketika
telah mati seorang manusia, maka terputuslah segala amalnya kecuali pada
tiga hal saja: shadaqah jariyah,ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang
mendoakannya” (HR. At Tirmidzi).
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
asal usul mahluk hidup dan proses kehidupan. Ilmu ini juga mengajak siswa
untuk peka terhadap lingkungan. Menurut Ahmad Susanto Ilmu Pengetahuan
Alam atau sains adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pematangan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur,
dan dijelaskan penalaran sehingga mendapatkan kesimpulan (Ahmad, 2013:
167). Ilmu Pengetahuan Alam dapat membentuk siswa berpikir logis,
memperoleh keterampilan dalam berpikir kritis, sistematis, dan kreatif dalam
memecahkan masalah. Ilmu Pengetahuan Alam mendekatkan siswa dengan
lingkungaan. Akhlak terhadap lingkungan atau alam sangat penting untuk
ditanamkan kepada siswa agar bumi tetap bersahabat dengan mereka. Jika
sikap peduli terhadap lingkungan kurang ditanamkan pada diri siswa, maka
kerusakan akan sering terjadi bahkan bencana alam akan terjadi dimana-mana.
Seperti pada surat Ar-Rum: 48
العل عمل قم بعض الر د الىاس لر البحس بما كسبج ا نظس الفساد ف البس م سجع
Artinya:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan
tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dari kelas satu sampai
dengan enam, penulis tertarik pada materi pesawat sederhana yang terdapat
dalam kelas lima pada semester dua. Pemilihan kelas dianggap sangat tepat
untuk menerapkan metode mind map dan eksperimen. Penggunaan metode
eksperimen dapat membuat materi pelajaran yang abstrak menjadi konkrit.
Metode ini juga dapat membentuk pribadi siswa yang disiplin, rajin, rasa ingin
tahu, dan tanggungjawab. Siswa juga diminta mencatat hasil eksperimen
dalam laporan yang akan menjadikan siswa lebih teliti dan dapat hidup teratur
sesuai dengan instruktur yang telah ditentukan. Begitulah pembentukan sikap
dari adanya metode eksperimen yang sangat tepat untuk membentuk karakter
siswa yang berdedikasi tinggi jika terlaksana dengan baik.
Metode Eksperimen membantu siswa dalam mengingat pelajaran dan
menyimpannya dalam memori jangka panjang. Dalam eksperimen ada
pengulangan, latihan, dan praktik. Dengan praktik informasi dari telinga
menuju pikiran, memori jangka panjang, dan terjadi berulang kali (Dave,
2009: 104).
Dalam pembelajaran terdapat beberapa jenis metode, salah satu metode
yang dianggap paling tepat dalam mempermudah pemahaman siswa untuk
memahami pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam adalah metode eksperimen.
Metode eksperimen merupakan salah satu metode yang paling tepat untuk
mengajak siswa berfikir kreatif, inovatif, dan aktif untuk melakukan suatu hal.
Metode eksperimen mengajak siswa untuk menemukan, mempraktikan, dan
bekerja berkelompok untuk membuktikan teori yang telah ada. Dengan
pembelajaran yang mengaktifkan siswa secara langsung diharapkan dapat
meningkatkan mutu pendidikan baik dalam kelas, sekolah, maupun tingkat
yang lebih tinggi.
Pengunaan metode eksperimen yang tepat diharapkan hasil belajar
siswa meningkat. Pada dasarnya otak manusia terdiri dari otak kanan dan otak
kiri. Otak kiri akan berfungsi jika dirangsang dengan pelajaran, berhitung,
menghafal, dan mengingat. Sedangkan otak kanan akan aktif jika digunakan
untuk praktik, menyanyi, menari, berkomuniksi, dan gerakan-gerakan lainnya.
Dengan metode eksperimen maka otak kanan dan kiri akan berfungsi
maksimal. Jadi tidak hanya hal-hal kognitif saja melainkan psikomotor dan
afektif siswa akan berkembang dan berfungsi dengan baik. Perangsangan otak
sangat diperlukan tidak hanya otak kiri melainkan keduanya. Jika hanya otak
kiri yang berfungsi maka tidak akan terjadi perubahan apapun dalam tindakan.
Maka penulis mengangkat metode eksperimen untuk memaksimalkan
keberfungsian otak supaya berfungsi secara maksimal.
Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke
dalam otak dan mengambil informasi keluar dari otak. Mind Map adalah cara
mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran (Tony, 2009: 4).
Pendekatan seluruh otak yang membuat sesorang mampu membuat catatan
yang menyeluruh dalam satu halaman. Metode ini meminta para siswa untuk
membuat gambar, diagram, tentang konsep utama yang saling berhubungan,
yang ditandai dengan garis panah, dan di setiap garis panah ditulis lafal yang
membunyikan bentuk hubungan antar konsep-konsep utama. Mind Map
biasanya digunakakan untuk melatih siswa untuk mengaitkan konsep yang
baru dengan konsep yang telah diketahui. Mind map juga dapat dipakai untuk
menghubungkan hal-hal baru dengan apa yang telah diketahui. Biasanya Mind
Map dipakai untuk membantu guru untuk mengaktifkan siswa, membantu
siswa menjembatani hal-hal yang baru, mengarahkan diskusi di kelas,
membantu siswa berfikir kritis dan kreatif, dan memperkaya atau
mengembangkan kosa kata (Kasihani, 2007: 96). Teknik pencatatan ini
dikembangkan pada tahun 1970 oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset
tentang bagaimana cara kerja otak sebenarnya. Otak akan mudah mengingat
informasi dalam bentuk gambar, simbol, suara, bentuk-bentuk, dan perasaan.
Mind map menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik ini dalam suatu
pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk
belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta ini dapat membangkitkan
ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Penggunaan mind map ini
lebih mudah dari pada penggunaan metode pencatatan tradisional, karena
mind map mengaktifkan kedua belahan otak maka teknik mencatat
menggunakan mind map disebut juga pendekatan keseluruhan otak. Detail-
detail dari suatu peta pikiran mudah diingat karena mereka mengikuti pola
pemikiran otak. Cara yang menenangkan, menyenangkan, dan kreatif. Pikiran
tidak akan berhenti karena catatan tersebut dibuat dalam bentuk peta pikiran.
Metode eksperimen dan mind map dapat meningkatkan daya ingat siswa.
Selain siswa melakukan eksperimen dan membuktikannya sendiri siswa juga
dapat melatih kreativitasnya dengan menyusun peta konsep yang mudah untuk
diingat. Pada dasarnya otak manusia akan lebih mudah mengingat warna dan
gambar dibandingkan tulisan. Karena warna dan gambar akan menarik otak
untuk aktif dan menyimpannya di memori yang jangka panjang.
SD Negeri 2 Baturagung terletak di Dusun Mintreng, RT 02, RW V, Desa
Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Sekolah ini memiliki 6
ruang kelas, 1 ruang pertemuan, 1 ruang tenis meja, perpustakaan, ruang
kepala sekolah, ruang guru, dan 3 kamar kecil. Sekolah ini memiliki 6 guru
kelas, guru mata pelajaran, guru agama Islam, kepala sekolah, dan penjaga
sekolah. Sekolah ini memiliki KKM 60 untuk mata pelajaran IPA, IPS,
Matematika, Bahasa Indonesia. KKM 65 untuk mata pelajaran PKn dan 70
untuk Agama dan Penjas.
Siswa kelas V ada 30 anak, dengan jenis kelamin 15 putra dan 15 putri.
Metode yang sering digunakan oleh guru kelas adalah ceramah dan tanya
jawab, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam pemahaman materi.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian kelas tentang “Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar
IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Metode Eksperimen dan Mind Map
pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah metode eksperimen dan mind map dapat meningkatkan kreativitas
pada siswa kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015?.
2. Apakah metode eksperimen dan mind map dapat meningkatkan hasil
belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 2
Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015?.
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas pada siswa kelas V SD Negeri
2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015.
2. Untuk mengetahui peningkatan kreativitas dan hasil belajar IPA materi
pesawat sederhana melalui metode eksperimen dan mind map pada siswa
kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
Tahun Pelajaran 2014/2015.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Penggunaan metode eksperimen dan mind map dapat meningkatkan
kreativitas IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri
2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015.
b. Penggunaan metode eksperimen dan mind map dapat meningkatkan
hasil belajar siswa materi pesawat sederhana pada kelas V SD Negeri 2
Baturagung Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator hasil belajar IPA materi pesawat sederhana adalah sebagai
berikut:
1. Menjelaskan pengertian pesawat sederhana.
2. Menyebutkan jenis-jenis pesawat sederhana.
3. Mengklasifikasikan berbagai alat rumah tangga sebagai pengungkit
jenis pertama, jenis ke dua, dan ke tiga.
4. Melakukan eksperimen pada alat-alat yang menggunakan prinsip
pengungkit.
5. Menjelaskan pengertian bidang miring dan katrol.
6. Menyebutkan alat yang menggunakan prinsip bidang miring dan
katrol.
7. Melakukan eksperimen pada alat-alat yang menggunakan prinsip
bidang miring dan katrol.
Penerapan metode eksperimen dan mind map ini dikatakan efektif
apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator ketuntasan
siswa adalah sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 60 pada materi pesawat sederhana.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila 70% dari total siswa dalam satu kelas
mendapat nilai ≥ 60.
E. Manfaat Penelitian
Dari penulisan ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat bagi
semua kalangan pendidik di lembaga sekolah pada umumnya.
Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut:
1. Manfaat secara teoritis
Memberikan kontribusi dalam ilmu pendidikan terutama dalam
penggunaan metode pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi guru
Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi
oleh guru, memperkaya metode pembelajaran, dan keterampilan
pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
b. Manfaat bagi siswa
1) Proses belajar dan mengajar di SD Negeri 2 Baturagung
menjadi menarik dan menyenangkan.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa mata mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam materi pesawat sederhana.
3) Meningkatkan kreativitas dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
2) Sekolah dapat berkembang karena memiliki guru-guru yang
kreatif, inovatif, dan professional.
3) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat
mengembangkan metode yang tepat sehingga hasil belajar
siswa meningkat.
F. Definisi Operasional
Penjelasan dari judul Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar IPA
Materi Pesawat Sederhana Melalui Metode Eksperimen dan Mind Map pada
Kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
Tahun Pelajaran 2014/2015 akan penulis paparkan sebagai berikut:
1. Peningkatan
Menurut Adi S, peningkatan berasal dari kata tingkat yang berarti lapis
atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Peningkatan
merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas, maupun
kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan
kemampuan agar menjadi lebih baik.
2. Kreativitas dan Hasil Belajar
Menurut Freedaam (1982) kreativitas adalah kemampuan untuk
memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan memecahkan
masalah dengan cara yang baru dan asli. Menurut Dimyati dan Mujiono
(2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka
atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir
pembelajaran.
3. Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang mempelajari asal-
usul kehidupan yang ada di bumi, baik berupa biotik maupun abiotik.
4. Metode Eksperimen dan Mind Map
Eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari (Syaiful,
1995: 95). Sedangkan Mind Map merupakan teknik mencatat yang
menggunakan lebih banyak kekuatan otak. (Adam, 2008: 43). Jadi yang
dimaksud dengan Eksperimen dan Mind Map adalah metode
pembelajaran percobaan yang dikombinasikan dengan penggunaan
eksperimen dan mind map sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran yang
aktif, kreatif dan inovatif.
G. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam
bahasa Inggrisnya adalah classrom Action Research kalau di Indonesia dikenal
dengan sebutan PTK. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi, 2007:
3).
Penelitian Tindakan Kelas adalah salah satu upaya guru dalam bentuk
berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas. Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian tindakan
kelas adalah untuk mengubah tindakan guru dalam melakukan proses belajar
mengajar di kelas dengan menggunakan metode eksperimen dan mind map
sehingga kreativitas dan hasil belajar siswa meningkat. Adapun gambar
tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Suharsimi Arikunto, 2007: 16)
1. Rancangan Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses mengembangkan rencana yang
akan dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan masalah yang
ada di kelas. Dalam tahap perencanaan perlu diketahui kapan, dimana,
oleh siapa, apa, mengapa, dan bagaiman tindakan tersebut
dilaksanakan. Penelitian Tindakan Kelas dilakukan secara
berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang
mengamati proses jalannya tindakan. Cara ini dilakukan untuk
mengurangi unsur subjektivitas (Suharsimi, 2007: 17).
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan
b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari Penelitian Tindakan Kelas adalah pelaksanaan
yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
menggunakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat bahwa guru
harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam
rancangan (Suharsimi, 2007: 18).
c. Pengamatan atau observasi
Observasi dalam penelitian tindakan kelas merupakan
pengumpulan data yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi
dalam kinerja kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini, guru
melakukan pengamatan baik terhadap siswa, proses belajar, dan hal-
hal yang terjadi ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.
d. Refleksi
Istilah refleksi berasal dari bahasa Inggris reflection, yang
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pemantulan. Refleksi juga
diartikan sebagai upaya untuk mengkaji apa yang telah atau belum
terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa dan apa yang perlu dilakukan
selanjutnya. Refleksi sebagai usaha untuk memahami data yang
diperoleh dari kegiatan observasi dan menjadi dasar untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Tahap keempat merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Refleksi ini sangat
tepat dilakukan ketika guru pelaksana selesai melakukan tindakan,
kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan
implementasi rancangan tindakan (Suharsimi, 2007: 19).
2. Subjek Penelitian
a. Tempat Penelitian
Ruang kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan.
b. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 2 tahun
pelajaran 2014/2015.
c. Mata Pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam materi pesawat sederhana.
d. Karakteristik Siswa
Subyek penelitian yang dipilih adalah siswa kelas V SD Negeri
2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2014/2015, yang mendapat mata pelajaran IPA materi
pesawat sederhana. Jumlah siswa kelas V ada 30 siswa, meliputi 15
siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
3. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan
menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan
metode:
a. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpulan data.
Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung
saat pembelajaran dan untuk menemukan gambaran tentang
eksistensi SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten
Grobogan.
b. Observasi
Observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa saat proses belajar mengajar menggunakan metode eksperimen
dan mind map.
c. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
4. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang
tercatat dalam setiap siklusnya.
a. Ketuntasan Individual
Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswa dapat
mencapai skor ≥ 60 pada materi pesawat sederhana dapat dilihat
dari nilai hasil tes evaluasi.
b. Ketuntasan Klasikal
Persentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 70% dari jumlah total
siswa dalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 60. Pengukuran
persentase kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan
rumus sebagai berikut:
P = Jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah siswa
H. Sistematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam
mengikuti uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis
paparkan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Pada bab ini mencakup latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, kegunaan
penelitian, definisi operasional, metode penelitiian, dan sistematika
penulisan.
BAB II Landasan Teori. Pada bab ini penulis mengemukakan
landasan teori dari tiap-tiap variabel penelitian.
BAB III Paparan Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi gambaran
umum SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan
dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Analisis Hasil Penelitian. Pada bab ini berisi hasil
penelitian meliputi deskripsi persiklus dan pembahasan.
BAB V Penutup. Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengungkapkan hubungan-
hubungan baru, melihat sesuatu dari sudut pandang baru dan membentuk
kombinasi baru dari konsep atau lebih yang dikuasai sebelumnya, maka
dengan berpikir kreatif dapat dimaknai dengan berpikir yang dapat
menghubungkan sesuatu dari sudut pandang baru. Kreativitas juga
merupakan suatu kemampuan yang bersifat spontan, terjadi karena adanya
arahan yang bersifat internal, dan keberadaannya tidak dapat diprediksi.
Ide-ide kreatif biasanya muncul karena adanya interaksi dengan
lingkungan atau stimulus ekstra (Ahmad, 2013: 109). Kreativitas
merupakan istilah umum untuk hal-hal yang berkaitan. Pada umumnya
kreativitas dimiliki seseorang secara alamiah (Brian, 2001:6).
Menurut Freedaam (1982) mengemukakan kreativitas sebagai
kemampuan untuk memahami dunia, menginterprestasi pengalaman dan
memecahkan masalah dengan cara yang baru dan asli. Yusuf Al-Uqsari
mengatakan bahwa kreativitas adalah upaya melakukan aktivitas yang
baru dan mengagumkan. Kreativitas di sini dapat diartikan mengaitkan
informasi dan kata-kata dengan gambar menjadikan informasi atau
pengetahuan lebih mudah diingat. Hal itu karena memori mata bersifat
ideal, dan memanggil informasi bergambar jauh lebih mudah dari pada
informasi yang lain. Kemampuan berimajinasi harus dikembangkan karena
mengaitkan informasi tertulis dengan berbagai media visual akan
meningkatkan daya ingat secara efektif (Yusuf, 2005: 115).
Berdasarkan definisi kreativitas menurut para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk menghasilkan suatu hal yang baru dan asli karyanya sendiri.
Kreativitas dapat dimunculkan jika ada interaksi dengan lingkungan dan
stimulus ekstra.
Kreativitas dalam pembuatan mind map meliputi, kreativitas
penggunaan warna, garis yang bercabang-cabang, gambar-gambar, dan
kata. Jika siswa sudah bisa memadukan, warna, garis, gambar, dan kata
dengan sistematis maka kreativitas mereka akan berkembang. Mind map
yang dibuat siswa akan mempermudahnya dalam belajar. Karena dengan
menggunakan mind map yang penuh warna, gambar, garis, kata-kata hasil
kreativitas sendiri akan memberikan kesan yang lebih lama pada ingatan
siswa.
Menurut Ahmad Susanto yang mengutip pendapat dari Treffinger
dalam munandar (1984: 37) memberikan empat alasan pentingnya belajar
kreatif, yaitu:
1. Belajar kreatif membantu anak menjadi lebih berhasil.
2. Belajar kreatif dapat membuat anak bisa memecahkan masalah-
masalah yang akan timbul dimasa yang akan datang.
3. Belajar kreatif dapat memengaruhi karir, menunjang kesehatan
jiwa, serta tubuh.
Belajar kreatif dapat menimbulkan ide-ide baru, cara-cara baru, dan
hasil-hasil baru sebagai sumbangan yang berharga pada pembangunan
nasional (Ahmad, 2013:114).
B. Hasil Belajar
1. Definisi Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap,
dan mengokohkan kepribadian. Dalam konteks menjadi tahu atau
proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan
pengalaman (experience) (Suyono, 2014: 9). Menurut R. Gagne
(1989), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu
organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Menurut
E.R Hilgard (1962) belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi
terhadap lingkungan. Perubahan yang dimaksud mencakup
pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui
latihan (pengalaman) (Ahmad, 2013: 2).
Menurut James O. Whittaker, belajar dapat didefinisikan sebagai
proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan
atau pengalaman. Learning may be defined as the process by which
behavior originates or is altered through training or experience.
Definisi yang tidak jauh berbeda dengan definisi tersebut dikemukakan
oleh Cronbach dalam bukunya yang berjudul Educational Psychology
adalah Learning is shown by change in behaviour as a result of
experience. Artinya belajar yang efektif adalah melalui pengalaman.
Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek
belajar dengan menggunakan semua indranya. Definisi belajar menurut
Howard L. Kingsley adalah Learning is the process by which behavior
(in the broader sense) is originated or changed through practice or
training. Artinya belajar adalah proses di mana tingkah laku dalam arti
luas ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan. Belajar
merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam
keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa,
maupun dalam bertindak (Ahmad, 2013: 4). Ketika belajar, manusia
melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah
lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup merupakan
hasil belajar. Belajar merupakan suatu proses bukan hasil. Karena itu
belajar berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai bentuk
perbuatan untuk mencapai suatu tujuan ( Abu, 2004: 126).
Berdasarkan definisi belajar dari beberapa ahli, maka belajar
merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Belajar
merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk menambah ilmu
pengetahuan dan adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Belajar membutuhkan waktu yang cukup lama dimulai dari jenjang
TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Perkembangan seseorang
yang satu dengan yang lain tentunya berbeda-beda. Hal tersebut
dipengaruhi dua faktor, yaitu faktor dari dalam diri sendiri, dan faktor
dari luar.
2. Hasil Belajar
Menurut Dimyati dan Mujiono (2006) hasil belajar adalah hasil
yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes
hasil belajar hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang
diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam
menerima materi pelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006) hasil
belajar adalah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktivitas
belajar. Menurut Ahmad Susanto hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar atau
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Karena belajar itu
sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Hasil belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Sebagai
mana dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2012: 3) bahwa evaluasi
adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur adalah
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Sedangkan menilai
adalah suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau
buruk.
Berdasarkan definisi hasil belajar menurut para ahli maka dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah melalui proses belajar. Setelah siswa belajar biasanya
guru memberikan soal, latihan untuk mengukur pemahaman siswa.
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari soal yang berhasil dikerjakan
siswa. Dalam proses mengerjakan soal siswa diharapkan mengerjakan
dengan usaha sendiri tanpa meminta bantuan teman. Karena hasil
belajar siswa akan digunakan guru untuk mengukur sejauh mana siswa
tersebut memahami materi pelajaran. Kejujuran sangat penting bagi
diri siswa. Siswa yang terbiasa berbuat jujur maka dalam kehidupnya
akan baik. Jika kejujuran belum terbentuk dalam diri siswa maka
ketika lulus dari bangku sekolah siswa akan menemui masalah-
masalah yang ditimbulkan dari kebiasaan tidak jujur.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Ahmad Susanto yang mengutip dari pendapat Wasliman
(2007:158) hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan
hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor
internal maupun faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan
kesehatan.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik yang memengaruhi hasil belajar, yaitu: keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga memengaruhi hasil
belajar siswa. Misalnya perceraian orang tua, keadaan ekonomi
orang tua, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, dan
perilaku orang tua yang kurang baik. Hal-hal tersebut dapat
memberikan pengaruh dalam hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berasal dari diri sendiri yang
meliputi kecerdasan, motivasi belajar dan kondisi fisik. Sedangkan faktor
eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri sendiri yang meliputi
keadaan ekonomi orang tua, pergaulan, dan kurangnya perhatian.
Menurut Sudjana (1989: 39), bahwa hasil belajar yang dicapai oleh
siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa
dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dari dalam
diri siswa lebih dominan dibandingkan faktor dari luar.
1. Faktor dari Dalam Diri Siswa
a. Kecerdasan anak
Kemampuan inteligensi seseorang sangat memengaruhi
terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta
terpecahkan atau tidaknya suatu masalah.
b. Kesiapan atau kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan di
mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagai mana
mestinya. Dalam proses belajar, kematangan atau kesiapan ini
sangat menentukan keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena
itu, setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan
bersamaan dengan tingkat kematangan. Kematangan fisik ini
memiliki hubungan yang erat dengan masalah minat dan kebutuhan
anak.
c. Bakat anak
Menurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah
kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai
keberhasilan pada masa yang akan datang.
d. Kemauan belajar
Kemauan belajar merupakan kesadaran atau keinginan siswa
untuk mengerti betapa pentingnya belajar. Jika siswa mengerti
pentingnya belajar maka ia akan rajin belajar. Karena dengan
belajar siswa dapat mencapai kesuksesan.
e. Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau
keinginan yang besar terhadap sesuatu. Jika siswa menaruh minat
besar terhadap pelajaran maka ia akan memusatkan perhatiannya
lebih banyak dari pada siswa yang kurang memusatkan perhatian.
2. Faktor dari Luar atau Lingkungan Siswa
a. Model penyajian materi pelajaran
Keberhasilan belajar siswa tergantung pula pada model
penyajian materi. Model penyajian materi yang aktif, inovatif,
kreatif, dan menyenangkan akan mudah dimengerti oleh siswa
tentunya berpengaruh positif terhadap keberhasilan belajar siswa.
b. Pribadi dan sikap guru
Kepribadian guru yang kreatif, inovatif dalam perilakunya
maka akan ditiru siswa. Kepribadian guru tercermin dari sikapnya
yang ramah, perhatian, tidak cepat marah, tanggap terhadap keluhan
atau kesulitan siswa, antusias dan semangat dalam bekerja dan
mengajar, memberikan penilaian yang objektif, rajin, disiplin,
bekerja penuh dedikasi, dan bertanggung jawab dalam segala
tindakan yang ia lakukan.
c. Suasana pengajaran
Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis
antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di
antara siswa, maka akan memberikan nilai yang lebih pada proses
pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat
meningkat secara maksimal.
d. Kompetensi guru
Kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh
guru. Kompetensi guru meliputi: kompetensi kepribadian,
komunikasi, sosial, dan profesional. Guru hendaknya memiliki
kepribadian yang baik. Karena setiap ucapan, tingkah laku, dan
kebiasaan guru akan dilihat oleh siswanya. Bagi siswa seseorang
yang berprofesi sebagai guru baik di sekolah maupun di rumah akan
dianggap sebagai guru. Maka hendaknya guru berakhlak baik di
mana pun berada. Kompetensi komunikasi adalah kemampuan guru
menyampaikan pelajaran dari bahasa yang sulit dipahami siswa
menjadi bahasa yang mudah dipahami siswanya. Kompetensi sosial
adalah kemampuan guru berkomunikasi baik dengan kepala sekolah,
sesama guru, kepada siswa, orang tua siswa, dan masyarakat sekitar
lingkungan sekolah. Guru yang profesional adalah guru yang
menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Jika
seorang guru telah menguasai materi secara luas dan mendalam
maka siswanya akan lebih mudah menerima pelajaran.
e. Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan. Oleh karena
itu dalam pendidikan, lingkungan masyarakat mempengaruhi
kepribadian siswa. Lebih lagi jika kondisi masyarakat yang lebih
modern, maka pengaruh lingkungan masyarakat lebih banyak dari
pada pengaruh lingkungan keluarga (Ahmad, 2013: 18).
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor dari dalam
diri siswa dan faktor dari luar atau lingkungan tempat tinggal siswa. Faktor
dari dalam diri siswa meliputi kesiapan menerima pelajaran, kesehatan
siswa, minat, kecerdasan, dan motivasi dalam diri siswa tersebut. Faktor
dalam diri siswa sangat dominan dari pada faktor dari luar.
Faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan juga memberikan
pengaruh. Faktor lingkungan meliputi kurangnya perhatian orang tua,
perbuatan orang tua yang kurang baik, pertengkaran orang tua, masalah
ekonomi orang tua, teman pergaulan, dan masyarakat. Banyak siswa yang
gagal dalam belajar karena faktor tersebut. Hendaknya sebagai orang tua
yang baik memperhatikan sikap diri sendiri, pergaulan anak, dan
lingkungan bermain anak. Supaya anaknya tidak menjadi korban
lingkungan yang kurang baik.
C. IPA Materi Pesawat Sederhana
1. Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam merupakan disiplin ilmu yang
mempelajari asal- usul kehidupan yang ada di bumi ini. Baik berupa
biotik maupun abiotik. Menurut para ahli bahwa Ilmu Pengetahuan
atau sains adalah sebagai berikut:
Menurut Ahmad Susanto Ilmu Pengetahuan Alam atau sains
adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pematangan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan
dijelaskan penalaran sehingga mendapatkan kesimpulan (Ahmad,
2013: 167). Menurut Fisher, sains adalah kumpulan pengetahuan yang
diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan
observasi. Menurut Nash seorang ahli kimia sains adalah suatu proses
atau suatu cara untuk meneropong dunia. Menurut Carin sains adalah
suatu kumpulan pengetahuan yang disusun secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam.
Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan atau sains adalah usaha manusia untuk memahami alam
semesta yang dilakukan dengan langkah-langkah ilmiah baik
mengamati, menanya, melakukan, menghubungkan, dan
mengkomunikasikan.
2. Tujuan IPA di Sekolah Dasar
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling memengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Ahmad,
2013: 167).
3. Materi Pesawat Sederhana
a. Standar Kompetensi
Memahami hubungaan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
b. Kompetensi Dasar
Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
lebih mudah dan lebih cepat.
c. Pesawat Sederhana
Pesawat Sederhana adalah alat-alat yang dapat memudahkan
pekerjaan manusia.
Macam-macam pesawat sederhana
a. Pengungkit atau Tuas
b. Bidang miring
c. Katrol
d. Roda Berporos
Jenis pesawat sederhana yang pertama yaitu:
a. Pengungkit atau Tuas
Pengungkit atau tuas adalah pesawat sederhana berupa batang
yang dapat berputar pada satu titik. Dalam tuas terdapat 3 titik
yaitu:
1) Titik beban yaitu bagian pengungkit yang berhubungan dengan
beban, merupakan titik tempat beban bekerja.
2) Titik tumpu yaitu bagian pengungkit yang berhubungan dengan
tumpunya.
3) Titik kuasa yaitu bagian pengungkit tempat bekerjanya gaya
pada tuas.
Ada tiga jenis pengungkit atau tuas, yaitu:
1) Tuas golongan pertama: titik tumpu berada diantara beban dan
kuasa.
Contoh:
a) Jungkat-jungkit
Gambar 2. Jungkat-Jungkit
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Jungkat-jungkit mempermudahkan manusia untuk
mengangkat beban orang yang duduk berlawanan saat
memainkannya. Pada jungkat jungkit titik tumpu berada
diantara beban dan kuasa. Saat memainkan jungkat-jungkit
orang yang berada di bawah disebut beban dan orang yang
diatas disebut kuasa.
b) Gunting
Gambar 3. Gunting
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Gunting membantu manusia dalam memotong.
Gunting termasuk tuas golongan pertama karena gunting
memiliki titik tumpu diantara beban dan kuasa. Beban bisa
berupa kertas, kain, atau yang lainnya.
beban
beban
tumpu
kuasa
kuasa
beban
tumpu
c) Pencabut paku
Gambar 4. Pencabut paku
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Pencabut paku biasanya digunakan oleh tukang kayu untuk
mencabut paku yang telah tertancap. Pencabut paku termasuk
tuas golongan pertama karena titik tumpu diantara kuasa dan
beban Beban di sini yaitu berupa paku.
d) Linggis
Gambar 5. Linggis
(Sumber: Afdan ZK, 2012)
Linggis biasanya digunakan untuk mengungkit benda yang
berukuran besar dan berat. Linggis mempermudah pekerjaan
manusia yang tadinya berat menjadi ringan. Linggis termasuk tuas
kuasa
tumpu
beban
kuasa
beban
tumpu
golongan pertama karena titik tumpu diantara beban dan kuasa.
Beban di sini dapat berupa batu, kayu, ataupun benda berat yang
lainnya.
e) Timbangan
Gambar 6. Timbangan
(Sumber: Darawati, 2013)
Timbangan merupakan alat ukur berat yang dapat
mempermudah pekerjaan manusia. Bila ujung timbangan
berada di bawah maka disebut beban dan yang di atas
merupakan kuasa.
f) Pemotong kuku
Gambar 7. Pemotong Kuku
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Pemotong kuku termasuk pesawat sederhana tuas
golongan pertama. Pemotong kuku membantu manusia
kuasa
beban
beban
tumpu
kuasa
tumpu
untuk memotong kuku yang panjang. Beban pada
pemotong kuku yaitu berupa kuku.
2) Tuas golongan kedua : beban diantara kuasa dan titik tumpu.
Contoh :
a) Gerobak dorong
Gambar 8. Gerobak Dorong
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Gerobak dorong merupakan alat yang dapat mempermudah
pekerjaan manusia untuk memindahkan barang dari satu
tempat ke tempat yang lain. Gerobak dorong termasuk tuas
golongan ke dua karena beban berada diantara tumpu dan
kuasa.
b) Pemecah kemiri
Gambar 9. Pemecah Kemiri
(Sumber: Evawen, 2010)
Pemecah kemiri biasanyadigunakan oleh ibu rumah tangga.
Pemecah kemiri membantu manusia untuk memecah kemiri
tumpu kuasa
beban
kuasa
tumpu
beban
yang berbentuk bulat hingga pecah menjadi dua bagian atau
lebih. Pada alat pemecah kemiri beban berupa kemiri yang
terletak diantara tumpu dan kuasa.
c) Pembuka tutup botol
Gambar 10. Pembuka Tutup Botol
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Pembuka tutup botol mempermudah manusia ketika
membuka tutup botol yang terbuat dari seng. Dengan
menggunakan pembuka tutup botol, maka penutup botol dapat
dilepas dengan mudah dan dalam waktu yang cukup cepat.
d) Pemotong kertas
Gambar 11. Pemotong Kertas
(Sumber: dokumentasi pribadi)
kuasa
tumpu
beban
tumpu
kuasa
beban
Pemotong kertas merupakan alat yang biasanya digunakan
oleh petugas foto copy. Alat ini membantu manusia untuk
memotong kertas supaya terlihat rapi dan tidak perlu bekerja
berkali-kali layaknya sebuah gunting. Pada alat pemotong
kertas bebannya berupa kertas yang terletak di antara kuasa
dan tumpu.
3) Tuas golongan ketiga : kuasa berada di antara titik tumpu dan
beban.
Contoh:
a) Sekop
Gambar 12. Sekop
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Sekop merupakan alat yang digunakan untuk
mempermudah pekerjaan manusia dalam memindahkan pasir.
Titik kuasa pada sekop terletak di antara tumpu dan beban.
Beban pada skop biasanya berup pasir.
tumpu beban
kuasa
b) Penjepit makanan.
Gambar 13. Penjepit Makanan
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Penjepit makanan banyak digunakan manusia untuk
mengambil makanan. Pada penjepit makanan beban dapat
berupa kue, gorengan, roti, dll. Beban terletak di ujung dan
kuasa berada di antara tumpu dan beban.
c) Pinset
Gambar 14. Pinset
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Pinset merupakan alat yang mempermudah pekerjaan
manusia dalam menjepit benda yang berukuran kecil. Titik
kuasa pada pinset terletak di antara beban dan tumpu.
beban tumpu
kuasa
kuasa
tumpu beban
d) Alat pancing
Gambar 15. Alat Pancing
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Alat pancing merupakan alat yang menerapkan prinsip
pesawat sederhana yaitu tuas golongan ke tiga. Titik kuasa
pada alat pancing terletak di antara tumpu dan beban.
e) Lengan bawah saat mengangkat beban
Gambar 16. Lengan Bawah Saat Mengangkat Beban
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Lengan bawah saat mengangkat beban merupakan salah
satu contoh penerapan tuas golongan ketiga. Titik kuasa
berada di antara tumpu dan beban.
kuasa
tumpu
beban
kuasa
tumpu beban
b. Bidang Miring
Bidang miring adalah permukaan datar dengan salah satu ujungnya
lebih tinggi dari pada ujung yang lain.
Gambar 17. Bidang Miring
(Sumber: Faisal Arifin, 2012)
Contoh:
a) Jalan berkelok-kelok di pegunungan
Gambar 18. Jalan Berkelok-Kelok di Pegunungan
(dokumentasi pribadi)
Jalan berkelok-kelok di pegunungan merupakan penerapan
prinsip bidang miring. Keuntungan dari jalan dibuat berkelok-
Bidang Miring
Bidang Miring
kelok adalah mempermudah manusia mencapai puncak. Namun,
kerugiannya yaitu jarak tempuh semakin jauh dan membutuhkan
waktu yang cukup lama.
b) Perosotan atau papan luncur
Gambar 19. Perosotan atau papan luncur
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Perosotan atau papan luncur yang sering dijumpai di taman
atau sekolah Taman Kanak-Kanak ini menerapkan prinsip bidang
miring. Keuntungannya adalah mempercepat luncuran benda yang
ada di atasnya.
c) Tangga untuk naik ke tempat yang lebih tinggi
Gambar 20. Tangga
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Tangga merupakan alat yang menggunakan prinsip bidang
miring. Tangga digunakan manusia untuk naik ke tempat yang
Bidang Miring
Bidang Miring
lebih tinggi. Anak tangga yang telah disusun rapi memudahkan
manusia dalam memanjatnya.
d) Sekrup (bidang miring yang melingkar)
Gambar 21. Sekrup
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Sekrup merupakan alat yang menggunakan prinsip bidang
miring yang melingkar. Susunan lingkaran yang mengukir sekrup
ini mempermudah manusia dalam menggunakannya untuk
mengaitkan antara satu besi dengan yang lainnya.
e) Baji.
Gambar 22. Baji
(Sumber: Pixabay, 2012)
Baji merupakan bidang miring yang banyak digunakan oleh
tukang kayu. Baji biasanya digunakan untuk memotong kayu. Baji
termasuk alat tradisional yang tajam.
Bidang Miring
Bidang Miring
f) Pahat.
Gambar 23. Pahat
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Pahat merupakan alat yang mempermudah manusia dalam
membuat ukiran kayu ataupun batu. Pahat termasuk bidang miring
karena salah satu ujungnya lebih tinggi.
g) Mata gergaji.
Gambar 24. Mata Gergaji
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Gergaji merupakan alat yang digunakan manusia untuk
memotong kayu atau besi. Gergaji memiliki bagian yang berbentuk
rintik-rintik yang tajam. Alat ini menerapkan prinsip bidang
miring.
Bidang Miring
Bidang Miring
h) Pisau.
Gambar 25. Pisau
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Pisau merupakan alat yang menerapkan prinsip bidang
miring. Pisau digunakan untuk memotong, mengiris, ataupun
membelah suatu benda. Pisau sangat membantu pekerjaan manusia
menjadi mudah dan cepat selesai.
Keuntungan bidang miring
a. Tenaga yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu benda
lebih kecil.
b. Bidang miring dapat mempermudah kita dalam memindahkan
suatu benda.
Selain ada keuntungan bidang miring juga memiliki kerugian,
yaitu jarak tempuh semakin jauh dan waktu yang digunakan lebih
lama.
Bidang Miring
c. Katrol
Katrol adalah suatu roda yang berputar pada porosnya. Ada 4
jenis katrol yaitu katrol tetap, katrol bebas atau lepas, katrol majemuk
atau ganda, dan blok katrol.
Gambar 26. Katrol
(Sumber: Mara Media Utama: -)
a. Katrol tetap
Katrol tetap adalah katrol yang posisinya tidak berpindah pada
saat digunakan. Contoh: katrol sumur timba dan katrol tiang bendera.
Gambar 27. Katrol Tetap pada Sumur.
(sumber: dokumentasi pribadi)
Pada sumur timba menggunakan katrol tetap untuk
mempermudahkan manusia mengambil air. Katrol dikaitkan tali
Katrol tetap
dengan salah satu ujung tali dipasang ember untuk mengambil air
setelah air penuh kemudian ditarik.
Gambar 28. Katrol Tetap pada Bendera
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Bendera menggunakan katrol tetap untuk mempermudah manusia
saat memasang bendera merah putih. Setelah katrol tetap dikaitkan
dengan tali kemudian ditarik salah satu ujungnya hingga bendera
sampai di atas.
b. Katrol bebas atau lepas
Katrol bebas atau lepas adalah katrol yang posisinya selalu
berubah. Katrol diletakkan di atas tali dengan beban dikaitkan pada
katrol. Salah satu ujung tali diikat pada tempat yang tetap. Ujung yang
lain ditarik ke atas, akibatnya katrol dan beban akan naik.
Gambar 29. Katrol Lepas atau Bebas.
(Sumber: Zumrotul, 2012)
Katrol tetap
Katrol Lepas
Gambar 30. Katrol pada Flying Fox
(Sumber: Anonim, 2011)
Permainan flying fox ini menggunakan prinsip katrol lepas atau
bebas. Tali dipasang dengan ketinggian yang berbeda. Salah satu tali
dipasang lebih tinggi dan ujungnya dipasang lebih rendah. Katrol
dipasang di atas tali dan dikaitkan dengan beban. Setelah siap beban
diluncurkan.
c. Katrol majemuk atau ganda
Katrol majemuk adalah perpaduan antara katrol tetap dan katrol
bebas yang dihubungkan dengan tali.
Gambar 31. Katrol Majemuk atau Ganda
(Sumber: Suara qolbu, 2013 )
Katrol Lepas
Katrol Lepas
Katrol Tetap
Katrol lepas atau ganda biasanya digunakan untuk mempermudah
pekerjaan manusia ketika mengangkat benda yang lebih berat. Benda
yang berat akan terasa ringan karena bantuan katrol majemuk atau
ganda ini.
d. Blok Katrol
Blok Katrol adalah susunan dua atau lebih katrol yang dipasang
secara berdampingan dalam satu poros. Blok katrol biasanya
digunakan untuk mengangkut beban yang sangat berat, misalnya untuk
mengangkat barang peti kemas dan mengangkut mobil.
Gambar 32. Blok Katrol
(Sumber: Welda, 2015)
D. Metode Eksperimen dan Mind Map
1. Eksperimen
Metode eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran di mana
siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang
dipelajari. Siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri,
mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalis, membuktikan,
dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau
Blok Katrol
proses sesuatu (Syaiful, 1995: 95). Menurut Basyiruddin (2002:45)
metode eksperimen adalah cara pengajaran di mana guru dan murid
bersama-sama melakukan suatu latihan atau percobaan untuk
mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi. Menurut Jamal
(2009:145) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan suatu percobaan
tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil
percobaannya.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli maka dapat disimpulkan
bahwa metode eksperimen adalah percobaan yang dilakukan langsung
oleh siswa dengan didampingi guru yang berperan sebagai fasilitator
dan mengarahkan jika siswa mengalamai kesulitan dalam melakukan
suatu proyek.
Dalam melakukan eksperimen ada beberapa hal yang harus
diperhatikan antara lain sebagai berikut:
a. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan dan peralatan yang
dibutuhkan.
b. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan
eksperimen.
c. Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan
penjelasan dan petunjuk-petunjuk.
d. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu
mengerjakan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya
belum memuaskan dapat dilakukan eksperimen ulang untuk
membuktikan kebenarannya.
e. Setiap individu dapat melaporkan hasil percobaannya secara
tertulis (Basyiruddin, 2002:47).
Langkah-langkah eksperimen menurut Palendeng dalam buku
karangan Jamal (2009: 149) adalah sebagai berikut:
a. Percobaan awal. Pembelajaran diawali dengan melakukan
percobaan yang didemonstrasikan guru.
b. Pengamatan. Pengamatan merupakan kegiatan siswa saat guru
melakukan percobaan. Siswa diharapkan mampu mengamati dan
mencatat peristiwa tersebut.
c. Hipotesis awal. Siswa dapat merumuskan hipotesis sementara
berdasarkan hasil pengamatannya.
d. Verfikasi. Yakni, kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari
dugaan awal yang telah dirumuskan dilakukan melalui kerja
kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan
membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya.
e. Aplikasi konsep. Setelah siswa merumuskan dan menemukan
konsep, hasilnya bisa diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan
ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari.
f. Evaluasi. Evaluasi merupakan kegiatan akhir setelah selesai
menemukan satu konsep.
Menurut Muhamad Hikam (2005:4) langkah-langkah eksperimen
pada umumnya meliputi:
a. Persiapan
Persiapan untuk melakukan percobaan harus dilakukan sejak
awal dengan memerhatikan:
1) Pemahaman tujuan spesifik eksperimen, hal ini biasanya
dapat dilihat dari judul dan keterangan singkat.
2) Pemahaman teori secara komprehensif.
3) Pemahaman fungsi alat-alat yang beragam.
4) Pemikiran jalan percobaan yang akan dilakukan dengan alat
yang disediakan dengan cara memperhatikan apa yang
ditugaskan.
b. Percobaan
Dalam melakuakan percobaan, hal-hal yang harus dicermati
antara lain:
1) Memperhatikan kondisi lingkungan.
2) Menyusun peralatan sesuai rencana.
3) Memulai pengukuran dan lakukan berulang-ulang.
4) Mencatat semua data yang dilakukan.
5) Memerhatikan faktor yang menghasilkan kesalahan.
6) Data dapat digambar langsung pada kertas.
7) Kalau sudah selesai, mengecek ulang semuanya.
c. Analisis
1) Mengecek konsistensi data.
2) Membuat hubungan dalam gambar.
3) Memperhatikan perambatan kesalahan
d. Penulisan laporan
Penulisan laporan digunakan untuk membuktikan telah
dilaksanakannya eksperimen.
Berdasarkan pendapat para ahli langkah-langkah eksperimen
meliputi beberapa hal antara lain yaitu meliputi penyiapan alat dan bahan,
melakukan percobaan, mengamati proses, mencatat hasil eksperimen, dan
menyusun laporan.
Tujuan metode eksperimen antara lain sebagai berikut:
a. Membandingkan teori dan kenyataan.
b. Menjelaskan hal-hal yang kurang dipahami.
c. Mengecek kebenaran materi pembelajaran (Muhammad, 2005: 2).
Penggunaan metode eksperimen memiliki tujuan agar siswa mampu
mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-
persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Selain
itu, siswa juga dapat terlatih dalam cara berfikir yang ilmiah. Dengan
eksperimen, siswa dapat menemukan bukti kebenaran dari sesuatu yang
sedang dipelajarinya (Jamal, 2009: 145).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa metode eksperimen memiliki beberapa tujuan yaitu menjadikan
pembelajaran yang abstrak menjadi konkrit, membuktikan teori, melatih
siswa berfikir ilmiah, dan menemukan bukti kebenaran dari sesuatu yang
sedang dipelajarinya.
Kelebihan metode eksperimen antara lain adalah:
a. Perhatian siswa dapat terpusat sepenuhnya pada eksperimen.
b. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan
yang kuat dan keterampilan dalam berbuat .
c. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui
eksperimen.
d. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil suatu
kesimpulan, karena mereka mengamati secara langsung jalannya
proses eksperimen (Muhammad, 2002: 46).
Metode eksperimen memiliki kelebihan yang sangat besar manfaatnya
bagi siswa. Kelebihan tersebut antara lain:
a. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran
atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya
menerima kata guru atau buku.
b. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengeksplorasi
tentang ilmu dan teknologi.
c. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa
terobosan-terobosan baru sebagai hasil percobaan yang diharapkan
dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia (Jamal, 2009,
14).
Berdasarkan pendapat para ahli maka dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen memiliki beberapa kelebihan yaitu: membekali siswa untuk
terbiasa melakukan percobaan, menjadikan siswa lebih percaya diri dan
memusatkan perhatian siswa pada eksperimen.
Kelemahan metode Eksperimen antara lain adalah:
a. Persiapan dan pelaksanaannya memakan waktu yang lama.
b. Metode eksperimen tidak akan efektif bila tidak ditunjang dengan
peralatan yang lengkap sesuai dengan kebutuhan.
c. Sukar dilaksanakan bila siswa belum matang untuk
melaksanakannya (Basyiruddin, 2002: 46).
Meskipun metode eksperimen memiliki beberapa keuntungan namun
metode ini juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
a. Metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan
yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadang kala mahal.
b. Tidak adanya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik
berkesempatan mengadakan eksperimen.
c. Eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama.
d. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang sains dan
teknologi.
e. Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan
karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar
jangkauan kemampuan atau pengendalian (Jamal, 2009: 147).
Berdasarkan pendapat para ahli metode eksperimen juga memiliki
kekurangan. Kekurangan metode eksperimen yaitu: membutuhkan
waktu yang cukup lama untuk mempersiapkan alat dan bahan,
memerlukan alat-alat khusus atau fasilitas tertentu, sebelum mengajar
guru harus melakukan eksperimen terlebih dahulu, dan faktor-faktor
kegagalan eksperimen diluar dugaan.
2. Mind Map
Mind Map merupakan cara belajar yang menggunakan lebih
banyak kekuatan otak. Lapisan atas dan tengah otak tersusun dari
bagian kiri dan kanan. Untuk menghubungkan kedua sisinya
diperlukan banyak sekali urat yang dikenal sebagai korpus kolosum.
Otak kiri berhubungan dengan logika, matematika, pemikiran rasional,
linieritas, bahasa, deret, fakta, analisis, dan seterusnya. Otak kanan
menjaga lebih banyak hal yang menyenangkan seperti irama,
kreativitas, pemikiran literal, lamunan, holisme, imajinasi, warna, dan
perasaan (Adam, 2008: 43).
Mind map dapat digunakan sebagai salah satu salah satu cara yang
tepat untuk menguasai materi pelajaran. Merangkum materi pelajaran,
membuat catatan dengan mind map pada dasarnya membuat asosiasi
atau hubungan antara satu konsep dengan konsep yang lain. Membuat
kaitan antara fakta dengan fakta lainnya. Melalui mind map
pemahaman siswa terhadap materi dapat lebih komprehensif, siswa
tidak hanya mengetahui bagian-bagian dari isi materi namun
menyusun secara holistik materi yang dipelajari (Lilik, 2011:152).
Mind Map mempunyai tiga prinsip yaitu visualisasi, asosiasi, dan
membuat hal-hal yang menonjol. Visualisasi dalam mind map
merupakan suatu gambar besar yang memudahkan kerja otak. Asosiasi
merupakan hubungan antara satu poin dengan poin yang lain sehingga
memperbanyak koneksi antar otak. Membuat hal-hal yang menonjol
dapat diartikan bahwa mind map dibuat dengan warna, ukuran,
gambar, yang berbeda sehingga ide akan melekat di pikiran (Adam,
2008: 70).
Langkah-langkah dalam membuat mind map adalah sebagai
berikut:
a. Menggambar topik mind map di tengah-tengah selembar kertas
diletakkan mendatar atau horisontal.
1) Topik di tengah-tengah bisa digambar dengan sebanyak
warna yang diinginkan.
2) Topik seharusnya diletakkan di dalam kotak atau garis
batas. Idenya adalah membuat topik menonjol dan mudah
diingat.
3) Anda bisa berharap melengkapi gambar dengan kata-kata,
jika topik abstrak.
4) Aturan umumnya adalah membuatnya tetap berukuran dua
mata logam.
b. Menambahkan sub judul pada topik di tengah-tengah.
1) Sub judul seharusnya dalam huruf besar diletakkan pada
cabang yang tebal. Tujuannya agar lebih menonjol.
2) Sub judul seharusnya melekat pada pusatnya.
3) Sub judul seharusnya digabungkan pada sudut-sudut untuk
membuat cabang-cabang berikutnya menyebar dengan lebih
mudah.
c. Setiap sub judul ditambahkan topik utama dan data pendukung.
1) Hanya kata-kata kunci dan gambar yang digunakan.
2) Gunakan simbol dan singkatan untuk membantu
menghemat ruang dan waktu.
3) Letakkan kata kunci atau gambar di atas garis.
4) Maksimal satu kata di atas garis, sehingga lebih banyak
kata kunci dan ide yang bisa dihubungkan dengan kata
kunci yang ada.
5) Semua cabang menyebar dari satu topik utama.
6) Semua cabang yang bercabang dari topik utama yang sama
diberi warna yang sama.
7) Mengubah warna ketika bergerak dari satu level ide ke
level yang lebih spesifik (Adam, 2008:71).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli langkah-langkah
pembuatan mind map dapat dilakukan dengan menuliskan judul di
tengah-tengah kertas yang mendatar atau horisontal. Kemudian judul
dan sub judul dihubungkan dengan garis. Maksimal satu kata di atas
garis untuk mempermudah membacanya. Berilah gambar untuk
memudahkan mengingat suatu materi pembelajaran. Setiap Sub judul
dapat ditambahkan topik utama dan data pendukung. Dalam
pembuatan mind map hanya kata-kata kunci yang digunakan. Selain
itu gambar-gambar yang dapat mewakili kalimat dan warna-warna
yang menarik untuk membedakan antara judul, sub judul, dan data
pendukung.
3. Metode Eksperimen dan Mind Map
Metode Eksperimen dan Mind Map yaitu metode pembelajaran
percobaan atau praktik yang dilakukan siswa dan dikombinasikan
dengan penggunaan mind map dalam membuat laporan. Dalam
mencatat hasil pengamatan, siswa membuat mind map pada kertas
HVS (kertas putih polos) kemudian dilengkapi dengan materi yang
telah dijelaskan oleh guru. Metode eksperimen dan mind map
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena
pembelajaran ini merupakan terobosan baru yang dapat memberikan
pengetahuan serta informasi dalam jangka panjang. Siswa juga
diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri. Dalam metode
eksperimen dan mind map, siswa dapat mengikuti pelajaran yang aktif,
kreatif dan inovatif.
BAB III
PAPARAN HASIL PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian yang diambil adalah siswa kelas V SD Negeri 2
Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran
2014/2015 yang berjumlah 30 siswa dengan keterangan 15 siswa laki-
laki dan 15 siswa perempuan. Namun selama penelitian ada 3 siswa
yang tidak berangkat secara berturut-turut. Jadi siswa yang dijadikan
sebagai subyek penelitian adalah 27 siswa. Berikut nama siswa kelas V
SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.
Tabel I. Nama siswa kelas V SD Negeri 2 Baturagung.
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1 2 3
1 Cahyo Gustiono Laki-laki
2 M. Darun Naim Laki-laki
3 Lisa Lusianti Perempuan
4 Lia Lusianti Perempuan
5 M. Rizal Ardianto Laki-laki
6 Aida Dwi Cahyani Perempuan
7 Ananda Dwi Larasati Perempuan
8 Dandi Setiawan Laki-laki
9 Edi Prayitno Laki-laki
10 Ela Erlania Perempuan
11 Faza Taufikul Hakim Laki-laki
12 Helen Kusuma Wardani Perempuan
2. Kolaborator Penelitian
Pada Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru kelas yang melakukan kegiatan proses belajar
mengajar dan peneliti sebagai kolaborator. Peneliti membantu guru
dalam menyiapkan media pembelajaran dan melakukan observasi
terhadap kegiatan yang dilakukan siswa dan guru selama proses
kegiatan belajar mengajar di dalam kelas tersebut.
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Masing-
masing siklus terdiri dari empat tahap penelitian. Keempat tahap tahapan
1 2 3
13 Kurnia Dyah Ayu Perempuan
14 Lilik Khofifah Perempuan
15 Lilik Mustika Wati Perempuan
16 Lisa Qutrunnada Perempuan
17 M. Adi Hermawan Laki-laki
18 M. Ali Rozikin Laki-laki
19 M. Didik Nur Hidayat Laki-laki
20 M. Dimas Pramudita Laki-laki
21 M. Dwi Ritwani Laki-laki
22 M. Lukman Hakim Laki-laki
23 M. Saidun Laki-laki
24 Melya Avita Sari Perempuan
25 Nanang Sugiancoro Laki-laki
26 Ria Aprilia Perempuan
27 Rizky Dwi Septian Laki-laki
28 Sabrina Yunia Amelia Perempuan
29 Septiana Amanda Perempuan
30 Putri Mar'atus Solihah Perempuan
tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Berikut
adalah uraian dari kedua siklus tersebut:
1. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan pelajaran IPA materi macam-macam pengungkit
atau tuas dalam bentuk mind map.
3) Mempersiapkan alat dan bahan eksperimen
4) Melakukan eksperimen pesawat sederhana yaitu penggolongan
tuas atau pengungkit.
5) Menyusun lembar kerja siswa.
6) Menyiapkan lembar pengamatan guru.
7) Menyiapkan lembar pengamatan siswa.
b. Pelaksanaan
Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada Senin, 4 Mei
2015 pukul 07.50 sampai 09.00 WIB di ruang Kelas V SD Negeri
2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Penelitian
ini berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada tahap ini adalah jenis-jenis pengungkit.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus I:
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi.
c. Apersepsi dengan rolling ball.
1) Guru memberikan bola kecil kepada siswa.
2) Siswa menyanyi bersama-sama dan memberikan bola
kepada teman sebelahnya.
3) Ketika guru mengucapkan stop maka bola berhenti.
4) Anak yang mendapat bola harus menjawab kuis
pertanyaan dari guru.
5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
6) Guru menyiapkan alat dan media yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti (55 menit).
a. Eksplorasi (15 menit).
1) Guru menjelaskan materi pesawat sederhana
menggunakan mind map melalui media power point.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru.
3) Guru menjelaskan mengenai alat dan bahan, langkah-
langkah eksperimen, dan cara merumuskan hasil
pengamatan.
a) Judul Eksperimen : Penggolongan alat-alat yang
menggunakan prinsip pengungkit atau tuas.
b) Tujuan Eksperimen : Untuk mengetahui golongan
alat-alat yang menggunakan prinsip pengungkit atau
tuas.
c) Metode
(1) Alat dan Bahan :
a) Kertas HVS
b) Gunting.
c) Pinset.
d) Staples
e) Sendok makan
f) Pencabut paku
g) Staples
h) Pembuka botol
i) Pemecah kemiri
j) Pelubang kertas
k) Penjepit
(2) Cara Kerja
(a) Siapkan alat dan bahan. (persiapan)
(b) Ambillah alat-alat yang menggunakan
prinsip pengungkit. (persiapan)
(c) Amatilah letak titik tumpu, titik kuasa,
dan titik beban. (pengamatan)
(d) Kelompokkan alat-alat tersebut ke dalam
jenis pengungkit I, II, atau III.
(percobaan)
(e) Pastikan penggolongan alat-alat tersebut
benar. (Analisis)
(f) Catatlah hasil pengamatanmu dalam
bentulk mind map. (penulisan laporan)
(3) Hasil Pengamatan
(a) Alat-alat yang menggunakan prinsip
pengungkit golongan I adalah….
(b) Alat-alat yang menggunakan prinsip
pengungkit golongan II adalah….
(c) Alat-alat yang menggunakan prinsip
pengungkit golongan III adalah….
4) Guru memberikan contoh dengan melakukan eksperimen
beberapa macam peralatan yang menggunakan prinsip
pengungkit.
b. Elaborasi (35 menit)
1) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.(persiapan)
2) Siswa mengamati alat-alat yang menggunakan prinsip
pengungkit. (pengamatan)
3) Siswa menentukan alat-alat yang menggunakan prinsip
pengungkit ke dalam golongan I, II, atau III (percobaan)
4) Siswa mengecek alat-alat yang menggunakan prinsip
pengungkit. (Analisis)
5) Siswa mencatat hasil pengamatan ke dalam bentuk mind map.
(Penulisan laporan)
6) Guru membagikan latihan soal.
7) Siswa mengerjakan latihan soal dengan sungguh-sungguh.
c. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
2) Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Evaluasi
1) Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari hari ini.
2) Guru memberi tahu materi untuk pertemuan berikutnya.
b. Penutup
Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas
siswa ketika melakukan eksperimen, baik terampil menyebutkan
titik tumpu, titik kuasa, dan titik beban, tekun dalam melakukan
eksperimen tuas atau pengungkit, menggunakan waktu sangat
efektif, mampu menggolongkan tuas golongan I, II, dan III. Pada
tahap ini menggunakan lembar pengamatan siswa.
d. Refleksi
Guru mengadakan refleksi dan evaluasi. Berdasarkan hasil
refleksi ini dapat diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk
menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
1) Kendala yang dihadapi.
a) Sebagian siswa kurang memperhatikan penjelasan dari
guru.
b) Sebagian siswa masih ragu-ragu ketika melakukan
eksperimen.
c) Dalam mengerjakan latihan soal masih ada siswa yang
mencontek dan bertanya kepada teman.
2) Cara mengatasinya
Untuk mengatasi kendala pada siklus I guru melakukan
berbagai ide perbaikan. Hal ini dilakukan supaya siklus
berikutnya tidak terjadi lagi kekurangan yang sama. Ide
perbaikan tersebut adalah:
1) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran.
2) Guru menasihati siswa supaya percaya diri saat
melakukan eksperimen.
3) Guru menyarankan supaya siswa mengerjakan
latihan soal dengan usaha sendiri tidak menyontek
dan bertanya kepada teman .
Pada siklus I ini belum menunjukkan hasil yang
memuaskan, maka diharapkan pada siklus II melalui metode
eksperimen dipadu mind map pada pembelajaran IPA materi
pesawat sederhana hasil belajar siswa akan meningkat.
2. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Menyiapkan pelajaran IPA materi bidang miring dan jenis-jenis
katrol dalam bentuk mind map.
3) Mempersiapkan alat dan bahan eksperimen.
4) Melakukan eksperimen pesawat sederhana.
5) Menyusun lembar kerja siswa.
6) Menyiapkan media pembelajarn.
7) Menyiapkan lembar pengamatan guru.
8) Menyiapkan lembar pengamatan siswa.
b. Pelaksanaan
Pada tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada Rabu, 6 Mei
2015 Pukul 09.30 – 10.40 WIB di ruang kelas V SD Negeri 2
Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada tahap ini adalah bidang miring dan jenis-jenis
katrol. Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan siklus II:
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan doa.
b. Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi.
c. Apersepsi dengan rolling ball.
1) Guru memberikan bola kecil kepada siswa.
2) Siswa menyanyi bersama-sama dan memberikan bola
kepada teman sebelahnya.
3) Ketika guru mengucapkan stop maka bola berhenti.
4) Anak yang mendapat bola harus menjawab kuis
pertanyaan dari guru.
5) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
6) Guru menyiapkan alat dan media yang akan digunakan.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Eksplorasi (15 menit).
1) Guru menjelaskan materi bidang miring dan katrol
menggunakan mind map melalui media power point.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru.
3) Guru memberikan menjelaskan mengenai alat dan
bahan, langkah-langkah eksperimen, dan cara
merumuskan hasil pengamatan.
a) Judul Eksperimen : Cara kerja bidang miring
dan katrol.
b) Tujuan Eksperimen: Untuk mengetahui cara
kerja bidang miring dan katrol yang
menggunakan prinsip pengungkit dan bidang
miring.
c) Metode
1) Alat dan Bahan :
a) Kertas HVS f) Sekrup
b) Tali
c) Pisau
d) Papan kayu
e) Beban
g) Tongkat 40 cm
h) Pul benang 4 buah
i) Mobil mainan
j) Lakban besar
2) Cara Kerja
a) Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
(persiapan)
b) Bidang miring
1) Ambillah papan kayu dan letakkan
miring. (persiapan)
2) Letakkan mobil mainan dan lakban
hitam di atas papan kayu secara
bergantian. (percobaan)
3) Amatilah mobil mainan dan lakban hitam
yang berjalan secara bergantian.
(pengamatan)
4) Pastikan mainan mobi mainan dan lakban
bergerak. (analisis)
5) Catatlah hasil pengamatanmu dalam
bentuk mind map. (penulisan laporan)
6) Amatilah pisau, gambar jalan di
pegunungan, dan sekrup. (pengamatan)
7) Apakah mereka termasuk bidang miring?.
(analisis)
8) Catatlah dalam bentuk mind map.
(penulisan laporan)
c) Katrol tetap
1) Ambillah katrol, tali, dan beban.
(persiapan)
2) Susunlah katrol tetap dengan cara
memasang pul benang ke atas tongkat.
(percobaan)
3) Masukkan tali ke dalam pul benang.
(percobaan)
4) Ikatlah beban pada ujung tali. (percobaan)
5) Tariklah tali hingga beban dapat naik ke
atas.(percobaan)
6) Amatilah gerak pada katrol. (pengamatan)
7) Pastikan katrol dapat berputar. (analisis)
8) Catatlah hasil pengamatanmu dalam
bentuk gambar. (penulisan laporan)
d) Katrol Bergerak atau Bebas
1) Ambillah katrol, tali, dan beban.
(persiapan)
2) Ikatlah tali pada ujung tiang. (percobaan)
3) Letakkan beban pada pul benang.
(percobaan)
4) Letakkan katrol di atas tali. (percobaan)
5) Tariklah tali hingga pul benang dapat
bergerak. (percobaan)
6) Amatilah gerak pada katrol. (pengamatan)
7) Pastikan katrol bebas dapat bergerak
dengan baik. (analisis)
8) Gambarlah hasil pengamatanmu dalam
bentuk mind map. (penulisan laporan)
e) Katrol majemuk atau ganda
1) Siapkan 2 katrol, tali, dan beban.
(persiapan)
2) Pasanglah pul benang ke atas tiang.
(percobaan)
3) Ikatlah tali di bawah pul benang.
(percobaan)
4) Ambil pul benang yang kedua dan
pasanglah beban di bawahnya.
(percobaan)
5) Letakkan pul benang yang telah diberi
beban ke atas tali. (percobaan)
6) Masukkan tali ke atas pul benang yang
kedua. (percobaan)
7) Tariklah hingga kedua pul benang
bergerak. (percobaan)
8) Amatilah peristiwa yang terjadi.
(pengamatan)
9) Pastikan kedua katrol tersebut berputar
dengan baik. (analisis)
10) Gambarlah hasil pengamatanmu dalam
bentuk mind map. (penulisan laporan)
f) Blok Katrol
1) Ambillah 2 pul benang. (persiapan)
2) Letakkanlah dalam satu poros.
(percobaan)
3) Kaitkan mobil mainan dengan tali.
(percobaan)
4) Masukkan tali dalam pul benang.
(percobaan)
5) Tariklah hingga mobil dapat bergerak.
(percobaan)
6) Amatilah katrol yang berputar.
(pengamatan)
7) Pastikan katrol bergerak dengan
baik.(analisis)
8) Gambarlah hasil pengamatanmu dalam
bentuk mind map. (penulisan mind map)
3) Hasil Pengamatan
a) Catatlah alat yang menggunakan prinsip bidang
miring.
b) Keuntungan dan kerugian bidang miring.
c) Gambarlah Jenis-Jenis katrol.
d) Contoh penggunaan masing-masing katrol.
b. Elaborasi (40 menit)
1) Siswa menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan (persiapan)
2) Siswa melakukan eksperimen cara kerja alat yang
menggunakan prinsip bidang miring dan katrol (percobaan).
3) Siswa mengamati peristiwa yang terjadi. (pengamatan)
4) Siswa mengecek eksperimen yang dilakukan. (analisis)
5) Siswa mencatat hasil pengamatan ke dalam mind map
(penulisan laporan).
6) Guru membagikan latihan soal dan siswa mengerjakan.
c. Konfirmasi (5 menit)
1) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai materi yang belum dipahami.
2) Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
3. Kegiatan Akhir (5 menit)
a. Evaluasi
Guru bersama siswa menyimpulkan pelajaran yang telah
dipelajari hari ini.
b. Penutup
Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan salam.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap aktivitas
siswa ketika melakukan eksperimen, baik terampil menunjukkan
bagian-bagian bidang miring, tekun dalam melakukan eksperimen
bidang miring, dan katrol, menggunakan waktu sangat efektif, dan
mampu melakukan eksperimen dengan benar. Dalam tindakan
kelas siklus II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan
tingkah laku dan hasil belajar siswa dari siklus I.
d. Refleksi
Pada siklus II peneliti menemukan cukup banyak peningkatan
dari siklus I pada mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana di
SD Negeri 2 Baturagung. Peningkatan tersebut meliputi:
1) Sebagian besar siswa memperhatikan pelajaran meskipun ada
beberapa siswa yang kurang memperhatikan.
2) Siswa lebih serius dalam melakukan eksperimen.
3) Adanya peningkatan hasil tes tertulis dan kreativitas siswa
pembuatan mind map.
4) Adanya peningkatan ketuntasan klasikal.
Berdasarkan peningkatan pembelajaran dari siklus I ke siklus II
di atas, hal-hal yang telah guru perbaiki adalah sebagai berikut:
1) Guru mengendalikan kelas sebelum pelajaran.
2) Guru menasihati siswa supaya memiliki sifat percaya akan
kemampuan diri sendiri dan tidak boleh ragu-ragu.
3) Guru menyarankan supaya siswa mengerjakan latihan soal
dengan percaya diri.
Pada siklus II ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai tes metode eksperimen
dan mind map pada pembelajaran IPA materi pesawat sederhana
hasil belajar siswa meningkat.
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
dengan 2 siklus. Dalam penelitian ini menggunakan tes kreativitas dalam
pembuatan mind map dan tes tertulis yang berbentuk lembar kerja siswa
untuk mengukur hasil belajar IPA. Adapun hasil penelitian sebagai
berikut:
1. Hasil Kreativitas Siswa
a. Siklus I
1) Data Hasil Kreativitas Siswa Siklus I
Tabel 2. Hasil Kreativitas Mind Map Siswa Siklus I
No Nama Garis Warna Gambar Kata Nilai
1 2 3 4 5 6 7
1 Cahyo Gustiono 3 2 0 2 44
2 M. Darun Naim 3 3 2 2 63
3 Lisa Lusianti 3 4 4 3 88
4 Lia Lusianti 4 4 3 3 88
5 M. Rizal Ardianto 3 2 0 2 44
6 Aida Dwi C. - - - - -
7 Ananda Dwi L. 3 4 4 3 88
8 Dandi Setiawan 2 2 3 2 56
9 Edi Prayitno 3 3 2 2 63
10 Ela Erlania 4 4 2 4 88
11 Faza Taufikul H. 3 3 4 3 81
12 Helen Kusuma W 3 4 2 3 75
13 Kurnia Dyah Ayu 3 4 0 3 63
14 Lilik Khofifah 2 2 2 2 50
1 2 3 4 5 6 7
15 Lilik Mustika W. - - - - -
16 Lisa Qutrunnada 3 3 2 3 69
17 M. Adi H. - - - - -
18 M. Ali Rozikin 3 1 0 2 38
19 M. Didik Nur H. 2 3 2 2 56
20 M. Dimas P. 3 3 2 3 69
21 M. Dwi Ritwani 3 4 0 2 56
22 M. Lukman H. 2 2 2 2 50
23 M. Saidun 2 3 2 2 56
24 Melya Avita Sari 4 4 0 3 69
25 Nanang S. 2 3 3 2 62
26 Ria Apriliani 3 4 2 3 75
27 Rizky Dwi S. 3 3 2 3 69
28 S. Yunia Amelia 3 3 2 3 69
29 Septiana Amanda 3 4 0 3 62
30 Putri Mar'atus S. 3 4 4 3 88
Rata-rata 66
Persentase ketuntasan 67 %
Tidak tuntas 33 %
Pada siklus I sebanyak 55% siswa telah tuntas dan terdapat
45% siswa yang belum tuntas. Berdasarkan Indikator keberhasilan
secara klasikal yang akan dicapai yaitu 70% dan persentase yang
diperoleh adalah 55,55% ˂ 70% maka dapat disimpulkan bahwa
proses belajar mengajar siklus I secara klasikal belum
mendapatkan hasil secara maksimal.
Persentase Ketuntasan = Jumlah siswa tuntas x 100%
Seluruh siswa
= 18 x 100%
27
= 67%
Hasil kreativitas = nilai yang diperoleh x 100
Jumlah nilai
Hasil kreativitas siswa dalam pembuatan mind map pada
siklus I dengan KKM 60, siswa yang tuntas sebanyak 18 dengan
persentase 67%. Siswa yang tidak tuntas ada 9 siswa dengan
persentase 33%. Mengingat indikator keberhasilan secara
klasikal yang akan dicapai yaitu 70% dan persentase ketuntasan
yang diperoleh adalah 69% < 70% maka kreativitas siswa pada
siklus I secara klasikal belum mendapatkan hasil secara
maksimal.
Tabel 3. Frekuensi Hasil Kreativitas Siswa Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 38 - 46 3 12%
2 47 - 54 2 7%
3 55 - 62 6 22%
4 63 - 70 8 30%
5 71 - 78 2 7%
6 79 - 88 6 22%
Jumlah 27 100 %
Berdasarkan rumus
Range = data terbesar – data terkecil
= 88 – 38
= 50
Banyak kelas = 1 + 3, 322 Log n
= 1 + 3, 322 Log 27
= 1 + 4,75
= 5, 75
= 6
Panjang kelas = Range
Banyak Kelas
= 50
6
= 8, 33
=8
Berdasarkan tabel frekuensi hasil kreativitas siswa
persentase terbesar yaitu 30 % terdapat pada nilai 63 sampai 70
yang diperoleh 8 siswa. Nilai terendah antara 38 sampai 46
diperoleh 3 siswa dengan persentase 12 %. Nilai tertinggi antara
79 sampai 88 diperoleh 6 siswa dengan persentase 22 %.
1) Refleksi
Pada hasil kreativitas siklus I ini masih ada 33% siswa yang
belum tuntas dan hanya 67% siswa yang telah tuntas. Disaat
siswa mengerjakan mind map siswa saling pinjam meminjam
pensil warna sehingga mengakibatkan suasana kelas menjadi
ramai. Guru kelas melakukan perbaikan yaitu dengan
mengendalikan siswa dan menegur siswa yang ramai supaya
suasana kelas menjadi tenang dan siswa dapat berkonsentrasi
dengan baik.
a. Siklus II
1) Data Hasil Kreativitas Siswa Siklus II
Tabel 4. Hasil Kreativitas Mind Map Siswa Siklus II
No Nama Garis Warna Gambar Kata Nilai
1 2 3 4 5 6 7
1 Cahyo Gustiono 3 2 0 2 43.8
2 M. Darun Naim 4 3 2 3 75
3 Lisa Lusianti 4 4 4 4 100
4 Lia Lusianti 4 3 4 4 93.8
5 M. Rizal A. 3 3 0 3 56.3
6 Aida Dwi C. 0 0 0 0 0
7 Ananda Dwi L. 4 4 4 4 100
8 Dandi Setiawan 3 3 3 3 75
9 Edi Prayitno 4 4 3 4 93.8
10 Ela Erlania 4 4 3 4 93.8
11 Faza Taufikul H. 4 3 3 3 81.3
12 Helen Kusuma W 4 4 3 4 93.8
13 Kurnia Dyah Ayu 4 4 0 4 75
14 Lilik Khofifah 3 4 3 4 87.5
15 Lilik Mustika W. 0 0 0 0 0
16 Lisa Qutrunnada 4 4 3 4 93.8
17 M. Adi H. 0 0 0 0 0
18 M. Ali Rozikin 3 4 2 3 75
19 M. Didik Nur H. 3 3 3 3 75
20 M. Dimas P. 3 3 3 3 75
21 M. Dwi Ritwani 3 3 2 2 62.5
22 M. Lukman H. 3 3 0 3 56.3
23 M. Saidun 4 4 2 3 81.3
24 Melya Avita Sari 2 4 3 3 75
25 Nanang S. 3 3 3 2 68.8
26 Ria Apriliani 3 4 2 4 81.3
27 Rizky Dwi S. 4 4 2 4 87.5
28 S. Yunia Amelia 4 4 3 3 87.5
29 Septiana Amanda 4 4 2 4 87.5
30 Putri Mar'atus S. 4 4 3 3 87.5
Rata-rata 80.1
Persentase ketuntasan 89%
Tidak tuntas 11%
= 24 x 100%
27
= 89%
Berdasarkan tabel hasil kreativitas pembuatan mind map
siswa di atas, hasil kreativitas siswa pada siklus II mengalami
peningkatan sebanyak 22% atau bertambah 6 siswa yang
tuntas. Siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa atau 89%. Adapun
siswa yang belum tuntas ada 3 siswa atau 11%. Nilai rata-rata
kelas yang diperoleh yaitu 80,11. Berdasarkan indikator
keberhasilan secara klasikal yang akan dicapai yaitu 70% dan
persentase yang didapat 89% > 70% maka dapat disimpulkan
bahwa kreativitas pembuatan mind map pada siklus II
mendapatkan hasil yang maksimal.
Tabel 5. Frekuensi Hasil Kreativitas Siswa Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 44 - 53 1 4 %
2 54 - 62 2 7%
3 63 - 71 2 7%
4 72 - 80 7 26 %
5 81 - 89 8 30 %
6 90 - 100 7 26 %
Jumlah 27 100 %
Berdasarkan rumus:
Range = Data terbesar – data terkecil
= 100 – 44
= 56
Banyak kelas = 1 + 3, 322 Log n
= 1 + 3, 322 Log 27
Nilai kreativitas = nilai yang diperoleh x 100
Jumlah nilai
Persentase Ketuntasan = Jumlah siswa tuntas x 100%
Seluruh siswa
= 1 + 4,75
= 5,75
= 6
Panjang Kelas = Range
Banyak kelas
= 56
6
= 9, 33
= 9
Berdasarkan tabel frekuensi hasil kreativitas siswa,
persentase terbesar yaitu 30% terdapat pada nilai 81 sampai 89
yang diraih oleh 8 siswa. Nilai tertinggi antara 90 sampai 100
diperoleh 7 siswa dengan persentase 26%. Sedangkan nilai
terendah yaitu antara 44 sampai 53 diperoleh satu siswa dengan
persentase 4 %.
2) Refleksi
Dari siklus I ke siklus II hasil kreativitas pembuatan mind
map yang diperoleh siswa mengalami peningkatan yaitu 22 %
atau bertambah 6 siswa yang tuntas. Namun pencapaian
tersebut belum menghentikan perbaikan atau refleksi untuk
menjadi lebih baik lagi dalam melatih kreativitas siswa ke
depannya.
2. Hasil Belajar Siswa
a. Siklus I
1) Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1 Cahyo Gustiono 60 45 Belum Tuntas
2 M. Darun Naim 60 55 Belum Tuntas
3 Lisa Lusianti 60 65 Tuntas
4 Lia Lusianti 60 40 Belum Tuntas
5 M. Rizal Ardianto 60 40 Belum Tuntas
6 Aida Dwi Cahyani 60 - -
7 Ananda Dwi Larasati 60 95 Tuntas
8 Dandi Setiawan 60 60 Tuntas
9 Edi Prayitno 60 55 Belum Tuntas
10 Ela Erlania 60 65 Tuntas
11 Faza Taufikul Hakim 60 90 Tuntas
12 Helen Kusuma Wardani 60 45 Belum Tuntas
13 Kurnia Dyah Ayu 60 85 Tuntas
14 Lilik Khofifah 60 60 Tuntas
15 Lilik Mustika Wati 60 - -
16 Lisa Qutrunnada 60 85 Tuntas
17 M. Adi Hermawan 60 - -
18 M. Ali Rozikin 60 60 Tuntas
19 M. Didik Nur Hidayat 60 60 Tuntas
20 M. Dimas Pramudita 60 70 Tuntas
21 M. Dwi Ritwani 60 35 Belum Tuntas
22 M. Lukman Hakim 60 40 Belum Tuntas
23 M. Saidun 60 55 Belum Tuntas
24 Melya Avita Sari 60 45 Belum Tuntas
25 Nanang Sugiancoro 60 45 Belum Tuntas
26 Ria Aprilia 60 65 Tuntas
27 Rizky Dwi Septian 60 85 Tuntas
28 Sabrina Yunia Amelia 60 70 Tuntas
29 Septiana Amanda 60 65 Tuntas
30 Putri Mar'atus Sholihah 60 55 Belum Tuntas
Rata-rata kelas 60.55
Persentase ketuntasan 55,55%
Siswa tidak tuntas 44,44%
Berdasarkan data di atas pelaksanaan siklus I dapat
diperoleh data dengan jumlah siswa yang tuntas yaitu sebanyak 15
siswa dan 12 siswa yang belum tuntas. Adapun siswa yang
dinyatakan tuntas yaitu siswa yang mendapatkan nilai yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 60. Rata-
rata yang diperoleh dari data di atas yaitu 60,55.
= 55, 55%
Tabel 7. Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 35 – 45 8 30 %
2 46 – 55 4 15 %
3 56 – 65 8 30 %
4 66 – 75 2 7%
5 76 – 85 3 11%
6 86 – 95 2 7%
Jumlah 27 100 %
Berdasarkan rumus:
Range = Data terbesar – data terkecil
= 95 – 35
= 60
Banyak kelas = 1 + 3, 322 Log n
= 1 + 3, 322 Log 27
= 1 + 4,75
= 5,75
x 100%
Persentase Ketuntasan x 100%
= 6
Panjang Kelas = Range
Banyak kelas
= 60
6
= 10
Berdasarkan tabel frekuensi hasil belajar siswa nilai
terendah antara 35 sampai 45 diperoleh 8 siswa dengan
persentase 30%. Nilai tertinggi antara 86 sampai 95 diperoleh 2
siswa dengan persentase 7%.
2) Refleksi
Pada hasil siklus I ini masih ada 45% siswa yang belum
tuntas dan hanya 55% yang telah tuntas. Berdasarkan pengamatan
peneliti pembelajaran yang dilakukan kurang maksimal. Masih ada
siswa yang berbicara dan kurang memperhatikan pelajaran.
Tindakan yang harus diberikan oleh guru adalah mengondisikan
siswa lebih baik dalam pengajaran berikutnya.
b. Nilai Siklus II
1) Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 8. Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 2 3 4 5
1 Cahyo Gustiono 60 60 Tuntas
2 M. Darun Naim 60 60 Tuntas
3 Lisa Lusianti 60 80 Tuntas
4 Lia Lusianti 60 65 Tuntas
5 M. Rizal Ardianto 60 35 Belum Tuntas
6 Aida Dwi Cahyani 60 - -
1 2 3 4 5
7 Ananda Dwi Larasati 60 85 Tuntas
8 Dandi Setiawan 60 50 Belum Tuntas
9 Edi Prayitno 60 50 Belum Tuntas
10 Ela Erlania 60 65 Tuntas
11 Faza Taufikul Hakim 60 85 Tuntas
12 Helen Kusuma W. 60 65 Tuntas
13 Kurnia Dyah Ayu 60 90 Tuntas
14 Lilik Khofifah 60 85 Tuntas
15 Lilik Mustika Wati 60 - -
16 Lisa Qutrunnada 60 95 Tuntas
17 M. Adi Hermawan 60 - -
18 M. Ali Rozikin 60 50 Belum Tuntas
19 M. Didik Nur H. 60 60 Tuntas
20 M. Dimas Pramudita 60 45 Belum Tuntas
21 M. Dwi Ritwani 60 60 Tuntas
22 M. Lukman Hakim 60 55 Belum Tuntas
23 M. Saidun 60 70 Tuntas
24 Melya Avita Sari 60 85 Tuntas
25 Nanang Sugiancoro 60 45 Belum Tuntas
26 Ria Aprilia 60 85 Tuntas
27 Rizky Dwi Septian 60 100 Tuntas
28 S. Yunia Amelia 60 85 Tuntas
29 Septiana Amanda 60 70 Tuntas
30 Putri Mar'atus S. 60 85 Tuntas
Rata-rata kelas 69
Persentase ketuntasan 74%
Tidak tuntas 26%
Pada siklus II mengalami peningkatan sebanyak 18,51 %,
yaitu jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 20 siswa atau
74% dan 7 siswa atau 26% belum tuntas dengan rata-rata 69, 07.
Persentase Ketuntasan = Jumlah siswa tuntas x 100%
Seluruh siswa
= 20 x 100%
27
= 74 %
Pada siklus ke II ini sebanyak 74% siswa tuntas namun masih
terdapat 18,51% siswa yang belum tuntas. Berdasarkan indikator
keberhasilan klasikal yaitu 70% maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran pada siklus II ini sudah berhasil karena 74% > 70%.
Tabel 9. Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Interval Nilai Frekuensi Persentase
1 35 - 46 3 11 %
2 47 - 57 4 15 %
3 58 - 68 7 26 %
4 69 - 79 2 7,5%
5 80 - 90 9 33 %
6 91 - 100 2 7,5%
Jumlah 27 100 %
Berdasarkan rumus:
Range = Data terbesar – data terkecil
= 100 – 35
= 65
Banyak kelas = 1 + 3, 322 Log n
= 1 + 3, 322 Log 27
= 1 + 4,75
= 5,75
= 6
Panjang Kelas = Range
Banyak kelas
= 65
6
= 10, 83
= 11
Berdasarkan tabel frekuensi hasil belajar siswa persentase
terbesar yaitu 33% terdapat pada nilai 80 sampai 90 yang diperoleh
9 siswa. Nilai terendah yaitu antara 35 sampai 46 diperoleh 3 siswa
dengan persentase 11%. Nilai tertinggi yaitu antara 91 sampai 100
diperoleh 2 siswa dengan persentase 7,5 %.
2) Refleksi
Dari siklus ke siklus hasil belajar yang diperoleh siswa
mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari siklus I ke siklus II
ini sebanyak 18,51 % siswa yang dapat dikatakan tuntas. Namun
pencapaian tersebut belum menghentikan perbaikan atau refleksi
untuk menjadi lebih baik lagi dalam mengajar ke depannya.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Data Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM Persiklus.
Data di bawah ini diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan
melalui 2 siklus, berikut rangkaian data siswa yang mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Tabel 10. Hasil Kreativitas Siswa yang Mencapai KKM
Uraian Siswa yang Tuntas Siswa yang Tidak Tuntas
Frekuensi % Frekuensi %
Siklus I 18 67% 9 33%
Siklus II 24 89% 3 11%
a. Pada siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 67%.
b. Pada siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 89%.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
siklus I Siklus II
Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan persentase
hasil kreativitas siswa. Akan lebih jelas apabila dilihat dari grafik di
bawah ini.
Gambar 33. Grafik Peningkatan Persentase Hasil Kreativitas Siswa.
Tabel 11. Hasil Hasil Belajar Siswa yang Mencapai Nilai KKM
Uraian Siswa yang Tuntas Siswa yang Tidak Tuntas
Frekuensi % Frekuensi %
Siklus I 15 55,55% 12 44,44%
Siklus II 20 74% 7 26%
Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan persentase
hasil belajar siswa. Akan lebih jelas apabila dilihat dari grafik di
bawah ini.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
Siklus I Siklus II
Gambar 34. Grafik Peningkatan Persentase Hasil Belajar Siswa.
a. Pada siklus I persentase siswa yang tuntas sebanyak 55,55 %.
b. Pada siklus II persentase siswa yang tuntas sebanyak 74%.
Jadi, peningkatan kreativitas siswa dan hasil belajar karena
penggunaan metode eksperimen dan mind map. Berdasarkan
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas menggunakan metode
eksperimen dan mind map pokok bahasan pesawat sederhana telah
berhasil meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD
Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2014/2015. Senada dengan penelitian Ulfik Romdhiyana
(2015) bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan
prestasi belajar IPA materi perubahan sifat benda akibat diletakkan di
udara terbuka pada siswa kelas 3 SD Negeri Tegalrejo 02 Salatiga
Tahun Pelajaran 2014/2015.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Penggunaan metode eksperimen dan mind map dapat meningkatkan
kreativitas siswa kelas V SD Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug
Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014/2015. Dilihat dari
peningkatan persentase hasil kreativitas siswa dari siklus I ke siklus II
yaitu 22 %. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas 18 siswa atau 67%
dan 9 siswa atau 33% belum tuntas dengan rata-rata 66. Pada siklus II
siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa atau 89% dan 3 siswa atau 11%
belum tuntas dengan rata-rata 80,11.
2. Penggunaan metode eksperimen dan mind map dapat meningkatkan
hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Baturagung Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun
Pelajaran 2014/2015. Dilihat dari peningkatan persentase hasil belajar
siswa dari siklus I ke siklus II yaitu 18, 51 %. Hasil belajar siswa pada
siklus I siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa atau 55% dan 12 siswa
atau 45% yang belum tuntas dengan rata-rata 60,55. Pada siklus II
siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa atau 74% dan 7 siswa atau 26%
belum tuntas dengan rata-rata 69, 07.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
1. Siswa
a. Memperhatikan penjelasan guru dan tingkatkan daya konsentrasi.
b. Rajinlah membaca buku pelajaran supaya mendapat nilai yang
bagus.
c. Percaya diri dalam mengerjakan tugas.
d. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar karena ada siswa
yang kurang memperhatikan, bahkan terlambat masuk kelas.
e. Bacalah soal dengan teliti dan tidak tergesa-gesa.
2. Guru
a. Memberikan motivasi agar siswa rajin membaca dan belajar tidak
hanya di sekolah namun di rumah juga.
b. Menggunakan media pembelajaran yang menarik perhatian siswa.
c. Gunakanlah Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai latihan soal
sehingga siswa bisa berlatih mengerjakan soal lebih banyak.
d. Aktifkanlah perpustakaan yang telah ada, untuk menumbuhkan
budaya membaca pada diri siswa.
3. Wali Murid
a. Senantiasa memperhatikan anaknya dan mendampingi anak ketika
belajar. Jika tidak mampu mintalah bantuan kepada orang lain yang
mampu menanganinya.
b. Memberikan motivasi kepada anak kalau belajar sangat penting.
c. Memperhatikan kondisi anak baik seragam sekolah, alat tulisnya,
dan memberikan bekal atau uang saku secukupnya.
d. Menanyakan pekerjaan rumah (PR) anak sudah dikerjakan atau
belum.
e. Menjaga kondisi anak baik fisik ataupun psikis sehingga mudah
menerima pelajaran ketika di sekolah.
f. Menjadi tempat curahan hati (curhat) anak yang baik.
g. Menanyakan kepada guru mengenai hal yang belum dipahami
anak.
DAFTAR PUSTAKA
Admin. 2013. Pengertian Kreativitas. http://galeripustaka.com/2013/03/
pengertian-kreativitas.html?m=1. Diakses 20.38 wib. Tanggal 27
April 2015.
Afdan. 2012. Pesawat Sederhana. http://pustakafisika.wordpress.com
/2012/09/04/lanjutan-pesawat-sederhana-tuas. Diakses 27 April
2015.
Ahmadi, Abu. Widodo Supriyono. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rhineka
Cipta.
Al-Uqsari, Yusuf. 2005. Melejit dengan Kreatif. Jakarta: Gema Insani.
Anonim. 2011. Flying fok. http://www.ini-media.com/event-management.
Diaksese 27 April 2015.
Aprilia, Welda. 2015. Pesawat Sederhana. http://belajar70.rssing.com.
/browser.php?indx=15577895&item=188. Diakses 27 April 2015.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. Suharjono. Supaardi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2009. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan
Inovatif. Jakarta: Diva Press.
Buzan, Tony. 2009. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Clegg, Brian. Paul Brich. 2001. Instan Creativity. Jakarta: Erlangga.
Darawati. 2013. Timbangan. http://pddarawati.wordpress.com/2013/01/pd-
darawati. Diakses 27 April 2015.
Depag. 2006. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang
Pendidikan. Jakarta: Depag.
Djamarah, Syaiful Bahri. Aswan. 1995. Strategi Belajar Mengajar.
Banjarmasin: Rineka Cipta.
Evalen. 2010. Pemecah kemiri. https://evawen.wordpress.com/2010/12/picture
12jpg. Diaksese 27 April 2015.
Firdaus, Zumrotul. 2012. Pesawat Sederhana Katrol dan Roda Berporos.
http://kereta-sains-blogspot.com/2012/03/pesawat-sederhana-katrol-
dan-roda.html?m=1. Diakses 27 April 2015.
Haryanto. 2012. Sains untuk SD / MI Kelas V. Jakarta: Erlangga.
Himitsuqalbu. 2014. Definisi hasil belajar menurut para ahli. http://
himitsuqalbu.wordpress.com/2014/03/21definisi-hasil-belajar
menurut-para-ahli. Diakses 05.50 wib. Tanggal 23 Februari 2015.
Khoo, Adam. 2008. Buku Pintar Anak Jenius. Jakarta: PT. Mitra Media.
Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Mara Media Tama.-. http://alatperagasekolah.com/index.php?route=informati
on/information&information_id=4. Diakses 27 April 2015.
Masbied. 2014. Pengertian Peningkatan Menurut Para Ahli.
http://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-
menurut-para-ahli/.
Morgan, Dave. 2009. Brain Revolution. Jakarta: Cerdas Pustaka.
Pixabay. 2012. Baji. https://pixabay.com/en/axe-tool-sharp-implement-
chopping-47042/. Diaksese 27 April 2015.
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Suara Qolbu. 2013. Animasi Katrol Ganda. https://m.youtube.com/watch?v=
nLW3nsJ85lo. Diaksese 27 April 2015.
Sumadi. 2009. Idikator Peningkatan Proses dan Hasil. https:
//sumadipengawas.blogspot.co.id/20/2/09/indicator.peningkatan-
proses-dan-hasil.html3m=1. Diakses 27 April 2015.
Sutarno, Muhammad. 2010. Model Pembelajaran. https//fisika21.wordpress.
com/2010/10/05/model-pembelajaran-clis. Diakses 06.15 wib.
Tanggal 23 Februari 2015.
Suyanto, Kasihani. 2007. English for Young Learner. Jakarta: Bumi Aksara.
Suyono. Hariyanto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda Karya.
Tim Permata.-. LKS Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V Semester
2. Surabaya: Surya Badra.
Usman, Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Press.