skripsi studi faktor-faktor penyebab …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/b1a111126_sitedi_cica...

78
SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN MASYARAKAT DESA LOHIA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA Oleh: CICA ZARTIKA NIM. B1A1 11 126 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016

Upload: votu

Post on 06-Sep-2018

245 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

SKRIPSI

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN MASYARAKAT DESALOHIA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA

Oleh:CICA ZARTIKANIM. B1A1 11 126

JURUSAN ILMU EKONOMIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

Page 2: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

SKRIPSI

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN MASYARAKATDESA LOHIA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN MUNA

Oleh:CICA ZARTIKAStb. B1A1 11 126

JURUSAN ILMU EKONOMIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016

Page 3: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

SKRIPSI

STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN MASYARAKATDESA LOHIA KECAMATAN LOHIA KABUPATEN LOHIA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Ekonomi

OlehCICA ZARTIKA

Stb. B1A1 11 126

JURUSAN ILMU EKONOMIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HALU OLEOKENDARI

2016Tanggal april 2016

Page 4: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas
Page 5: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas
Page 6: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas
Page 7: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

vii

ABSTRACT

CICA ZARTIKA (B1A1 11 126), 2016. factors Research is caused by thevillage poverty of Lohia Muna Regency sub areas Lohia. Dissertations. Economyfaculty. The program of degree of Haluoleo university. guided by Yani Balaka andWali Aya Rumbia.

This research was conducted in the village from Muna Regency Lohia Lohia'ssubdistrict. For to find out factors of the reason of poverty of countrymen of LohiaMuna Regency sub areas Lohia. Data used in given research it is primary given andsecondary data. Primary data received through direct interview from the publicinclude : formation , public health, physical condition, residence, dependents, skill,truss and income farmer. Secondary data received through record of Lohia's villageseparation Lohia's subdistrict. Analysis used is descriptive qualitative analysis.

Base observational result gets to be concluded that poverty causal factor atLohia village which is, its outgrows family responsibility charges, its low is leveleducation and skill, its low is level propertied, and production medium ownership thatstills simple and job ethos contemn.

The key word: factors by the reason of poverty

Page 8: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

viii

ABSTRAK

CICA ZARTIKA, B1A1 11 126, 2016. Studi Faktor-faktor PenyebabKemiskinan Masyarakat Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Skripsi S1.Jurusan Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Haluoleo.Dibimbing Bapak Muh. Yani Balaka dan Ibu Wali Aya Rumbia.

Penelitiaan ini dilaksanakan di Desa Lohia Kecamaatan Lohia KabupatenMuna. Dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kemiskinanmasyarakat Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna. Data yang digunakandalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperolehmelalui wawancara langsung dengan masyarakat meliputi: umur, pendidikan,kesehatan, kondisi fisik tempat tinggal, tanggungan keluarga, keterampilan,pemilikan lahan usaha tani dan pendapatan. Data sekunder diperoleh melaluipencatatan dari kantor Desa Lohis Kecamatan Lohia. Analisis yang digunakan adalahanalisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebabkemiskinan Desa Lohia Kecamatan Lohia yaitu, besarnya beban tanggungankeluarga, rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan, rendahnya tingkatpendapatan, serta kepemilikan sarana produksi yang masih sederhana dan etos kerjarendah.

Kata Kunci : Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Page 9: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, serta shalawat salam

untuk Rasulullah SAW, keluarga-Nya sehingga penulis akhirnya bisa menyelesaikan

skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi pada

Universitas Haluoleo.

Secara khusus penulis ingin menyampaikan rasa kasih sebesar-besarnya

kepada LAODE ZAINUDIN dan WA KESI, yang selalu menuntunku, memotivasiku

dan membimbingku. Terima kasih untuk segala doa dan kasih sayang yang kalian

berikan selama ini. Saudaraku, “Cici da Candra” serta seluruh keluargaku yang tidak

bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas perhatian dan bantuannya selama

ini.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini banyak pihak yang telah membantu

baik dalam bentuk materi maupun moril. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan terima kasih yang tulus serta penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada :

1. Bapak Rektor Universitas Haluoleo

2. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Haluoleo

3. Ibu Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Haluoleo

4. Bapak Dr. Muh. Yani Balaka, SE.,M.Sc.,Agr selaku pembimbing I dan Ibu

Wali Aya Rumbia, SE.,MSi selaku pembimbing II yang telah meluangkan

Page 10: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

x

waktu, tenaga dan pikiran guna mengarahkan dan membimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Dosen pengajar Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Haluoleo yang telah membekali penulis dengan ilmu pengetahuan

selama menempuh pendidikan.

5. Staf Administrasi Jurusan Ilmu Ekonomi yang telah membantu lancarnya

proses penyelesaian studi dan skripsi penulis.

6. Kepala Desa Lohia dan masyarakat miskin Desa Lohia yang telah bersedia

memberikan data dan informasi guna penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-taman IESP 011 : Tenrysnawati, Tina Wasiosowu, Titin Rahmawati,

Lili Warni, Nining Hasriani, Hasriani, Sri Octavia, terima kasih atas

kebersamaannya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam

penulisan skripsi ini. Untuk itu saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.

Terima kasih.

Kendari, April 2016

Penulis

Page 11: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

xi

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL…………………………….…………………….…..….. iHALAMAN SAMPUL DALAM……………………………………………... iiHALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA…………………………… iiiHALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. ivHALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI…………………………… vHALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN …………………………………. viABSTRACT…………………………………………………………………… viiABSTRAK……………………………………………………………………… viiiKATA PENGANTAR………………………………………………………… ixDAFTAR ISI…………………………………………………..…..……………. xiDAFTAR TABEL……………………………………………………………… xiiiDAFTAR SKEMA………………………………………..……………………. xiv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang…………………………….…….……………… 11.2. Rumusan Masalah………………………………………………. 31.3. Tujuan Penelitian…………………………...…………………… 41.4. Manfaat Pennelitian……………………………………………… 41.5. Ruang Lingkup…………………………………………………… 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Kemiskinan……………………………………………… 52.2. Ukuran Kemiskinan…………………………………………..…... 122.3. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan……………………………. 192.4. Kajian Empiris………………………………………………….… 292.5. Kerangka Pemikiran……………………………………………… 33

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian……………………………………..………….. 343.2. Populasi dan Sampel………………………………………….…. 34

3.2.1. Populasi………………………………………………….. 34

Page 12: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

xii

3.2.2. Sampel…………………………………………………… 343.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data……………………………………….………… 353.3.2. Sumber Data…...…………………………………………. 36

3.4. Metode Pengumpulan Data………………………………………. 363.5. Prosedur Pengumpulan Data…………………………………….. 373.6. Analisis Data…………………………………………………….. 373.7. Defenisi Operasional……………………………………............. 38

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah……………………………………….. 394.1.1. Letak dan Luas Wilayah………………………………….. 394.1.2. Keadaan Iklim, Topografi dan Curah Hujan……………... 394.1.3. Keadaan Penduduk……………………………………….. 40

4.2. Karakteristik Responden…………………………………………. 404.2.1. Umur Responden…………………………………………. 454.2.2. Kondisi Kesehatan Responden…………………………… 464.2.3. Kondisi Fisik Rumah Responden………………………… 484.2.4. Kepemilikan Lahan Usaha Tani………………………….. 49

4.3. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Masyarakat Desa Lohia….. 504.3.1. Tanggungan Keluarga Tinggi…………………………….. 514.3.2. Pendidikan dan Keterampilan Rendah…………………… 524.3.3. Pendapatan Rendah………………………………………. 53

4.4. Pembahasan………………………………………………………. 54

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan………………………………………………………. 605.2. Saran……………………………………………………………... 60`

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa Lohia Kecamatan

Lohia, Tahun 2015 ....................................................................................35

2. Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa Lohia

Kecamatan Lohia, Tahun 2015 .................................................................41

3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Lohia

Kencamatan Lohia, Tahun 2015………………………………………. .43

4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Lohia

Kecamatan Lohia, Tahun 2015 .................................................................44

5. Klasifikasi Umur Responden di Desa Lohia, Tahun 2015........................45

6. Jenis Penyakit yang Diderita Responden di Desa Lohia, Tahun 2015 .....46

7. Tempat Pengobatan yang Sering Digunakan Responden di Desa Lohia,

Tahun 2015 .............................................................................................. 47

8. Kondisi Fisik Rumah Responden di Desa Lohia, Tahun 2015 .................48

9. Luas Lahan Garapan Responden di Desa Lohia, Tahun 2015 ..................50

10. Tabel Silang Responden Menurut Jumlah Tanggungan di Desa Lohia,

Tahun 2015 ............................................................................................... 51

11. Tabel Silang Responden Menurut Tingkat Pendidikan di desa Lohia,

Tahun 2015 ............................................................................................... 53

12. Tabel Silang Tingkat Pendapatan Responden Desa Lohia, Tahun 2015 ..54

Page 14: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

xiv

DAFTA R GAMBAR

Skema Halamam

Kerangka Pikir Penelitian………………………………………………………… 33

Page 15: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kemiskinan di Negara sedang berkembang menjadi masalah yang sangat

rumit diselesaikan meskipun kebanyakan Negara-negara ini sudah berhasil

melaksanakan pembangunan ekonominya dengan tingkat pertumbuhan produksi dan

pendapatan nasional yang tinggi, namun pada saat yang bersamaan telah terjadi

peningkatan ketimpangan distribusi pendapatan antara kelompok kaya dan kelompok

miskin, sehingga kemiskinan relative semakin meningkat terutama di wilayah

pedesaan.

Dewasa ini kemiskinan pedesaan menjadi masalah utama dalam proses

pelaksanaan pembangunan di daerah pedesaan, karena sebagian besar penduduk

miskin tinggal di daerah pedesaan dan karakteristik penyebab kemiskinan struktural

yang dialami sangat banyak. Selain itu kebijakan pemerintah yang mengalokasikan

anggaran pembangunan yang lebih besar di daerah perkotaan dari pada daerah

pedesaan, merupakan salah satu faktor penyebab daerah pedesaan semakin tertinggal

dan kemiskinan struktural semakin bertambah di daerah pedesaan.

Kenyataan menunjukan bahwa sebagian besar penduduk miskin bermukim di

wilayah pedesaan, maka pembangunan pedesaan sebagai bagian dari pembangunan

nasional harus mendapat prioritas utama. Konsep ini merupakan upaya

Page 16: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

2

penanggulangan kemiskinan yang menempatkan wilayah pedesaan sebagai prioritas

dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, menurut Tadjuddin Noer

Effendi (1995:215) kebijakan makro dalam memerangi kemiskinan adalah : (1)

merangsang pertumbuhan ekonomi daerah, terutama pedesaan dengan dana bantuan

INPRES san BANPRES, (2) penyebaran sarana sosial, seperti pendidikan, kesehatan,

air bersih, KB, perbaikan lingkungan (pertumbuhan) dan lain-lain, (3)memperluas

jangkauan sarana keuangan dengan mendirikan beberapa intitusi kredit, (4)

peningkatan sarana produksi pertanian, khususnya infrastruktur, (5) pengembangan

beberapa program pengembangan wilayah, seperti pengembangan kawasan terpadu.

Sehubungan dengan hal tersebut, pembangunan daerah Sulawesi Tenggara

merupakan salah satu bagian integral dari pembangunan nasional yang terus

melaksanakan upaya-upaya pengentasan kemiskinan melalui berbagai pendekatan

dan terobosan sesuai dengan strategi pembangunan nasional, dan potensi yang

dimiliki oleh setiap wilayah baik potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya

manusia maupun berbagai potensi yang dapat mendukung proses pembangunan.

Kabupaten Muna sebagai suatu daerah yang ada di Indonesia tidak luput dari

masalah kemiskinan yang dihadapi oleh masyarakatnya utamanya bagi masyarakat

pedesaan. Kemiskinan tersebut disebabkan oleh pendapatan yang rendah akibat

rendahnya produktifitas dan keterampilan, sarana produksi yang digunakan masih

sederhana, pendidikan rendah, tanggungan keluarga tinggi, pertumbuhan penduduk

tinggi dan rendahnya tabungan. Dengan demikian fenomena kemiskinan ini

Page 17: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

3

merupakan suatu lingkaran setan yang tidak berujung pangkal dan apabila tidak

ditangani dengan serius akan menyebabkan penyakit ekonomi yang menyengsarakan

masyarakat.

Seperti halnya di Desa Lohia Kecamatan Lohia dari 2002 jiwa penduduknya

pada tahun 2014 pada umumnya bertaraf hidup miskin. Kondisi demikian ini

ditunjukan oleh tingkat pendapatan perkapita masyarakat yang berada di bawah garis

kemiskinan (sesuai ukuran statistic berada di bawah Rp.105.888 perbulan). Secara

teoritis dapat dikatakan bahwa penyebab kemiskinan di Desa tersebut adalah

disamping kurangnya keterampilan dan pengetahuan masyarakat, juga mata

pencaharian yang ditekuni hanya memberikan kontribusi pendapatan yang relatif

kecil. Hal ini semakin diperburuk oleh adanya perbedaan pendapatan yang diterima

oleh berbagai kelompok masyarakat seperti petani, pedagang, nelayan, tukang

(tukang kayu dan batu).

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa yang menyebabkan kemiskinan di Desa

Lohia Kecamtan Lohia Kabupaten Muna.

Page 18: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

4

1.3.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan di Desa Lohia Kecamatan

Lohia Kabupaten Muna.

1.4.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi pemerintah dan instansi terkait, sebagai bahan informasi dan

pertimbangan pemerintah dalam mengambil suatu kebijakan tentang

penetapan kriteria kemiskinan, pengukuran kemiskinan dan penetapan

batas garis kemiskinan serta penanggulangan kemiskinan.

2. Masyarakat umum, sebagai bahan informasi bahwa penetapan garis

kemiskinan sesuai dengan kriteria dan model pengukuran kemiskinan.

3. Sebagai bahan referensi, informasi dan acuan bagi mereka yang ingin

mengadakan penelitian lebih lanjut.

1.5.Ruang Lingkup

Untuk mengarahkan pembahasan penelitian ini maka difokuskan pada kajian :

Faktor-Faktor penyebab terjadinya kemiskinan di Desa Lohia Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna.

Page 19: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

5

BAB 2

TINJAUN PUSTAKA

2.1. Konsep Kemiskinan

Pada dasarnya kemiskinan yang senantiasa diidentifikasikan dengan taraf

hidup yang rendah, dapat diartikan sebagai suatu keadaan di mana penghidupan

penduduk ditandai oleh serba kekurangan akan kebutuhan pokok.

Menurut Widodo (1997:107) menjelaskan bahwa konsep kebutuhan dasar

selalu dikaitkan dengan kemiskinan karena masalah kemiskinan merupakan obsesi

bangsa dan persoalan amat mendasar yang harus ditangani penduduk miskin

umumnya tidak berpenghasilan cukup, bahkan tidak berpenghasilan sama sekali.

Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

aksesnya pada kegiatan ekonomi sehingga tertinggal dari masyarakat lainnya.

Kebutuhan pokok dapat diterjemahkan dalam suatu paket barang dan jasa

yang diperlukan oleh setiap orang untuk bisa hidup secara manusiawi. Paket ini

terdiri dari komposisi pangan bernilai gizi yang cukup dengan nilai kalori dan protein

yang sesuai dengan tingkat usia, jenis kelamin, jenis pekerjaan, keadaan iklim dan

lingkungan yang dialaminya serta sandang, papan dan terutama pangan.

Bank Dunia (2014) yang dikutip oleh Prayitno (2014:98-99) menjelaskan

bahwa kemiskinan telah menunjukan bahwa adanya tiga dimensi (aspek atau segi)

Page 20: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

6

yaitu : pertama, kemiskinan itu multidimensional. Artinya karena kemiskinan itu

bermacam-macam sehingga memiliki banyak aspek. Kedua, aspek-aspek kemiskinan

tadi saling berkaitan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dan ketiga,

bahwa yang miskin adalah manusianya, baik secara individual maupun secara

kolektif.

Syami (1994 : 190) menjelaskan bahwa kemiskinan dapat diartikan bahwa

suatu keadaan dimana seseorang keluarga atau anggota masyarakat tidak mempunyai

kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara wajar sebagaimana anggota

masyarakat lain pada umumnya.

Penduduk miskin umumnya berada pada daerah pedesaan, hal ini didukung

oleh pendapatan yang dikemukakan oleh Hans Dieter dan Suwardi (1982 : 74)

mengatakan bahwa kemiskinan yang ada di kampong dapat digolingkan baik

kemiskina tempat tinggal maupun kemiskinan penduduk. Kemiskinan tempat tinggal

kondisinya sebagai tempat tidak teratur sedangkan kemiskinan penduduk karena

ditinjau dari segi social dan ekonominya sangat rendah termasuk penyediaan air dan

listrik beserta prasarana yang minim.

Pendapat di atas mempunyai penekanan bahwa karakteristik yang ada di

daerah perkampungan dapat dilihat dari kondisi perumahan orang-orangnya dan

ketersediaan sarana/prasarana umum dibutuhkan oleh masyarakat.

Page 21: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

7

Dalam proses pembangunan suatu negara ada tiga macam kemiskinan antara

lain :

a. Miskin karena miskin, kemiskinan ini disebabkan kemiskinan yang

merupakan akibat rendahnya tingkat pendidikan, kesehatan kurang memadai,

dan kurang terolahnya potensi ekonomi dan seterusnya.

b. Kemiskinan yang sebenarnya tidak perlu terjadi di tenha-tengah kelimpahan,

kemiskinan yang disebabkan oleh buruknya daya beli dan system yang

berlaku.

c. Kemiskinan yang disebabkan karena tidak meratanya serta buruknya

perdistribusian produk nasional total (Syahrir, 1986 : 166)

Menurut Ginanjar Kartasasmita (1996 :80) menjelaskan bahwa kemiskinan

suatu daerah dapat digolongkan sebagai pertama, persistent proverty, yaitu

kemiskinan yang kronis atau turun-temurun. Daerahseperti ini umumnya merupakan

daerah-daerah yang krisis sumber daya alamnya, atau daerah yang terisolasi. Kedua

adalah cyclical proverty, yaitu kemiskinan yang meliputi pola siklus ekonomi secara

keseluruhan. Ketiga, adalah seasonal proverty, yaitu kemiskinan musim seperti sering

dijumpai pada kasus nelayaan dan pertanian tanaman pangan. Keempat adalah

eccidental proverty, yaitu kemiskinan karena terjadinya bencana alam atau dampak

daerah suatu kebijaksanaan tertentu yang menyebabkan tingkat kesejahteraan suatu

masyarakat.

Page 22: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

8

Dimensi kemiskinan menurut Effendi (1995 :249-253) dapat diidentifikasi

menurut ekonomi, sosial dan politik. Secara ekonomi kemiskinan dapat diartikan

sebagai kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kesejateraan sekelompok orang. Kemiskinan ini dapat diukur secara langsung dengan

menetapkan persediaan sumber daya alam yang tersedia pada kelompok itu dan

membandingkannya dengan ukuran-ukuran baku. Menurut pengertian ini kemiskinan

sekelompok orang dikaitkan dengan pendapatan dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan

hanya mengacu pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar minimum untuk hidup

layak.

Kemiskinan sosial dapat diartikan kekurangan jaringan sosial dan struktur

social yang mendukung untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan agar

produktivitas seseorang meningkat. Sedangkan kemiskinan politik menekankan pada

akses terhadap kekuasaan. Menurut Ellis dalam Tadjuddin Noer Effendi (1995)

kekuasaan yang dimaksud mencakup tatanan system social (politik) yang dapat

menentukan alokasi sumber daya untuk kepentingan sekelompok orang atau tatanan

system social yang menentukan alokasi penggunaan sumber daya (Tadjuddin Noer

Effendi, 1995).

Kemudian Emil Salim dalam Munandar (1995 : 58) mengemukakan bahwa

kemiskinan adalah kurangnya pendapatan untuk memenuhi kehidupan hidup yang

pokok, mereka dikatakan berada di bawah garis kemiskinan apabila pendapatan tidak

Page 23: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

9

cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti pangan, pakaian dan tempat

berteduh.

Metode yang digunakan BPS 2014 (BPS Kota Kendari, 2012:309-310) adalah

menghitung garis kemiskinan (KG) yang terdiri dari dua komponen, yaitu Garis

Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM).

Perhitungan Garis kemiskinan dilakukan secara terpisah untuk daerah

perkotaan dan pedesaan. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

pengeluaran perkapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan

Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang

disetarakan dengan 2.100 kilo kalori perkapita per hari. Patokan ini mengacu pada

hasil Widyakarya Pangan dan Gizi 1978. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan

diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur dan

susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dll). Ke-52 jenis

komoditi ini merupakan komoditi-komoditi yang paling banyak dikonsumsi oleh

penduduk miskin. Jumlah pengeluaran untuk 52 komoditi ini sekitar 70 persen dari

total pengeluaran orang miskin.

Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk

perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan. Paket komoditi dasar non-makanan

diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di pedesaan.

Page 24: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

10

Selain itu, dimensi lain yang harus diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan

keparahan kemiskinan.

Kemiskinan mempunyai bermacam-macam aspek seperti pendapatan yang

rendah, tekanan penduduk, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang rendah

serta keadaan penduduk yang masih terbelakang dan aspek ini berbeda-beda

tingkatan dalam tiap Negara. Kemiskinan dalam artian manusia adalah kurangnya

atau sedikit makan dan pakaian serta tempat tinggal yang tidak memadai.

Baswir (2003 : 18 ) berdasarkan penyebabnya kemiskinan dapat

dikelompokan menjadi tiga kelompok yaitu : (1) Kemiskinan natural adalah keadaan

kemiskinan yang disebabkan oleh keterbatasan alamiah, baik dari segi sumber daya

manusia maupun sumber daya alam, (2) Kemiskinan kultural adalah kemiskinan yang

disebabkan oleh faktor – faktor budaya, yang menyebabkab terjadinya proses

pelestarian kemiskinan di dalam masyarakat, (3) Kemiskinan struktural adalah

kemiskinan yang disebabkan oleh faktor – faktor buatan manusia atau perilaku

manusia seperti : kebijakan perekonomian tidak adil, penguasaan faktor-faktor

produksi yang tidak merata, korupsi dan kolusi serta tata perekonomian yang lebih

menguntungkan pihak tertentu termasuk berbagai peraturan atau produk yang

dihasilkan manusia yang sifatnya melenggangkan kemiskinan.

Dalam konteks ini, harus diakui bahwa disatu pihak memang terdapat

kesenjangan dan kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor natural dan kultural.

Page 25: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

11

Sebagaimana terjadi pada berbagai kelompok masyarakat lainnya di dunia,

kemiskinan natural adalah sesuatu yang tidak dapat dielakkan karena keterbatasan

sumber daya alam dan sumber daya manusia, terjadinya bencana alam atau karena

cacat fisik maupun mental. Selain itu adanya kebiasaan hidup boros, tidak disiplin

dan enggan bekerja keras masih merupakan budaya yang cukup dominan dalam

kelompok-kelompok masyarakat tertentu. Dan ada pula kemiskinan yang dianut oleh

kelompok tertentu umumnya adalah masyarakat tradisional yang masih statis

pemikirannya.

Di pihak lain, tidak dapat dibantah bahwa faktor-faktor struktural juga

memainkan peranan yang sangat penting dalam proses penciptaan kemiskinan di

Indonesia. Hal ini berkaitan dengan perilaku orang lain, baik lembaga pemerintah

maupun non pemerintah dan orang perorang maupun kelompok, termasuk segala

aturan atau produk yang dihasilkan manusia yang sifatnya melenggangkan

kemiskinan. Seperti pelaksanaan pembangunan yang terlalu mementingkan

pertumbuhan ekonomi selama ini, pada satu sisi telah menyebabkan terabainya

upaya-upaya serius untuk menanggulangi kemiskinan melalui peningkatan

kesejateraan sosial, sedangkan disisi lain, bersamaan dengan berlangsungnya

sentralisasi dan infektifitas pengawasan keuangan Negara, bias pertumbuhan itu juga

telah menyebabkan meluasnya praktek korupsi dan kolusi pada hampir semua sektor

dan tingkatan biorakrasi di Indonesia.

Page 26: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

12

2.2. Ukuran Kemiskinan

Pengeluaran kemiskinan dilakukan melalui usaha-usaha penetapan garis

kemiskinan dengan menggunakan criteria tertentu ditetapkan garis kemiskinan yang

selanjutnya proporsi penduduk di bawah garis ini digolongkan penduduk miskin.

Bank dunia mendefenisikan kemiskinan sebagai tidak tercapainya kehidupan

yang layak dengan penghasilan di bawah US$ 2 per hari.

Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang masuk ke dalam kategori

miskin. Namun, menurut Bank Dunia (Rendra, 2010;6) setidaknya ada tiga faktor

penyebab kemiskinan, yaitu :

1) Rendahnya pendapatan dan aset untuk memenuhi kebutuhan dasar

seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, kesehatan dan pendidikan.

2) Ketidakmampuan untuk bersuara dan ketiadaan kekuatan di depan

institusi negara dan masyarakat.

3) Rentan terhadap guncangan ekonomi terkait dengan ketidakmampuan

menanggulanginya.

Ukuran Kemiskinan menurut Engel (Hukum Engel), Dalam teori ekonomi

hukum Engel dikatakan sebagai suatu hukum yang menyatakan bahwa kian tinggi

pendapatan suatu keluarga, kian kurang presentase atau bagian dari pendapatan yang

digunakan atau dikeluarkan untuk makanan. Untuk kebutuhan pokok makanan,

dengan naik pendapatan masyarakat dari tingkat yang rendah, akan menyebabkan

Page 27: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

13

naik pengeluaran unutk konsumsi itu.akan tetapi dengan bertambahnya pendapatan

secara terus-menerus, maka pertumbuhan konsumsi makanan akan menjadi kurang

proporsional dengan pertambahan pendapatan.

Jadi ketika suatu rumah tangga memiliki tingkat pendapatan yang rendah akan

cenderung mengeluarkan sebahagian besar bahkan hampir seluruh pendapatannya

untuk konsumsi makanan.

Seiring dengan kemajuan pembangunan, maka tingkat kemiskinan menurut

BPS dalam Apoda 2001 yang dikutip oleh Jumarlin (2003:8) dibedakan menurut kota

dan desa sebagai berikut :

a. Untuk Daerah Perkotaan

Tidak miskin bila pendapatan perkapita pertahun setara dengan >720

kg beras

Miskin bila pendapatan perkapita pertahun setara dengan 541 – 720 kg

beras

Miskin sekali bila pendapatan perkapita pertahun setara dengan 361-

540 kg beras.

Nyaris cukup pangan bila pendapatan perkapita pertahun setara

dengan 360 kg beras

b. Untuk daerah pedesaan

Page 28: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

14

Tidak miskin bila pendapatan perkapita pertahun setara dengan > 480

kg beras

Miskin bila pendapatan perkapita pertahun setara dengan 361-480 kg

beras

Miskin sekali bila pendapatan perkapita pertahun setara dengan 241 –

360 kg beras

Nyaris cukup pangan bila pendapatan perkapita pertahun setara

dengan ≤ 240 kg beras

BPS (2014 :577) menetapkan kriteria untuk mengukur garis kemiskinan

berdasarkan pengeluaran perkapita perbulan konsumsi pangan dan non pangan.

Konsumsi tersebut untuk daerah perkotaan batas kemiskinan sebesar Rp 138.803, dan

untuk daerah pedesaan sebesar Rp 105.888, dengan tiga status ekonomi yaitu

ekonomi rendah, sedang dan tinggi.

Nilai garis kemiskinan yang digunakan mengacu pada kebutuhan minimum

2100 kkal perkapita perhari ditambah dengan kebutuhan minimum non makanan

yang merupakan kebutuhan dasar seseorang yang meliputi kebutuhan atas papan,

sandang, sekolah, transportasi serta kebutuhan rumah tangga dan individu yang

mendasar lainnya. Besarnya nilai pengeluaran (dalam rupiah) untuk memenuhi

kebutuhan dasar minimum makanan dan non makanan tersebut disebut garis

kemiskinan. (Sultra dalam angka,2003:580).

Page 29: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

15

Pada tahun 2000 BPS melakukan Studi Penentuan Kriteria Penduduk Miskin

(SPKPM 2000) untuk mengetahui karakteristik-karakteristik rumah tangga yang

mampu mencirikan kemiskinan secara konseptual (pendekatan kebutuhan dasar/garis

kemiskinan). Hal ini menjadi sangat penting karena pengukuran makro, (basic needs)

tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi rumah tangga/penduduk/miskin di

lapangan. Informasi ini berguna untuk penentuan sasaran rumah tangga program

pengentasan kemiskinan (intervensi program). Cakupan wilayah studi meliputi tujuh

provinsi, yaitu Sumatera Selatan, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa timur, Nusa

Tenggara Barat, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan. Dari hasil SPKPM 2000

tersebut, diperoleh 8 variabel yang dianggap layak dan operasional untuk penentuan

rumah tangga miskin di lapangan. Skor 1 mengacu kepada sifat-sifat yang mencirikan

kemiskinan dan skor 0 mengacu kepada sifat-sifat yang mencirikan ketidakmiskinan.

Kedelapan variabel tersebut adalah:

Luas lantai rumah perkapita

< 8 m2

> 8 m2

Jenis lantai

Tanah

Bukan tanah

Air minum/Ketersediaan air bersih

Air hujan/sumur tidak terlindung

Page 30: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

16

Ledeng/PAM/sumur terlindung

Jenis jamban/WC

Tidak ada

Bersama/sendiri

Kepemilikan Asset

Tidak punya aset

Punya aset

Pendapatan (total pendapatan per bulan)

< 350.000

>350.000

Pengeluaran (persentase pengeluaran untuk makanan)

≤ 80 persen ( skor 0)

≥ 80 persen ( skor 1)

Konsumsi lauk pauk (daging, ikan, telur, ayam)

Tidak ada/ada, tapi tidak bervariasi

Ada, bervariasi

Sangat miskin ( skor 1)

Miskin sekali ( skor 0)

Kesepuluh variabel tersebut diperoleh dengan menggunakan metode stepwise

logistic regression dan misklasifikasi yang dihasilkan sekitar 17 persen. Hasil analisis

deskriptif dan uji Chi-Square juga menunjukan bahwa kesepuluh variabel terpilih

Page 31: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

17

tersebut sangat terkait dengan fenomena kemiskinan dengan tingkat kepercayaan

sekitar 99 persen. Skor batas, yang digunakan adalah 5 ( lima) yang didasarkan atas

modus, total skor dari domain rumah tangga miskin secara konseptual. Dengan

demikian apabila suatu rumah tangga mempunyai nilai minimal 5 (lima) cirri miskin

maka rumah tangga tersebut digolongkan sebagai rumah tangga miskin.

BKKBN menetapkan criteria untuk mengukur garis kemiskinan berdasarkan

tahapan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera. Indikator pengukuran keluarga

prasejahtera dan keluarga sejahtera yaitu:

a) Keluarga Pra Sejahtera ( sangat miskin), adalah keluarga-keluarga yang belum

mampu memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan

akan spiritual, pangan, sandang, papan dan kesehatan. Pada keluarga pra

sejahtera, belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator berikut:

1. Anggota keluarga melaksanakan ibadah menurut agama masing-

masing.

2. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau lebih

3. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,

belanja/sekolah dan bepergian.

4. Bagian lantai yang terluas bukan dari tanah.

5. Bila anak sakit atau pasangan usia subur ingin ber-KB dibawah ke

sarana kesehatan.

Page 32: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

18

b) Keluarga Sejahtera I (miskin), apabila memenuhi lima (5) indikator pada

keluarga pra sejahtera dan delapan (8) indicator berikut:

1. Paling kurang sekali seminggu anggota keluarga makan

daging/telur/ikan.

2. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu pasang

pakaian baru sdalam setahun.

3. Luas lantai paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni rumah.

4. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat

melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.

5. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk

memperoleh penghasilan tetap.

6. Seluruh anggota keluarga usia 10-60 tahun bisa baca tulis latin.

7. Seluruh anak usia 6-15 tahun bersekolah.

8. Bila anak lebih dari 2 orang, maka pasangan usia subur harus ber-KB.

c) Keluarga Sejahtera II, apabila memenuhi indicator keluarga sejahtera I namun

karena alasan ekonomi belum dapat memenuhi salah satu atau lebih indicator

berikut:

1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang atau

barang.

3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu sekali

dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

Page 33: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

19

4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat

tinggal.

5. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/radio/tv.

6. Angota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi.

d) Keluarga Sejahtera III, memenuhi tahapan keluarga sejahtera I dan keluarga

sejahtera II namun belum mampu memenuhi indicator berikut:

1. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan sumbangan

materiil untuk kegiatan social.

2. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus perkumpulan

sosial/yayasan/insitusi masyarakat.

e) Keluarga Sejahtera III plus

Memenuhi tahapan kehidupan keluarga sejahtera I, keluarga sejahtera II,

dan keluarga sejahtera III.

2.3.Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan

Faktor-faktor penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (1997 : 12) antara lain :

a. Secara mikro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola

kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang

timpang. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah

terbatas dan kualitasnya rendah.

Page 34: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

20

b. Kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya

manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang pada

gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia

karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya

diskriminasi atau karena keturunan.

c. Miskin muncul karena akibat perbedaan akses dalam modal.

Hasibuan (2002 :132) mengemukakan bahwa kriteria pendapatan yang

ditetapkan dalam standar pendapatan nasional dan salah satu tolak ukur tingkatan

pendapatan terhadap kemiskinan dibagi dalam kriteria sebagai berikut :

1. Kriteria untuk pendapatan rendah

a. Pendapatan rendah yaitu Rp 1.000.000-Rp 10.000.000 pertahun atau rata-

rata Rp 750.000 perkapita perbulan.

b. Tidak memiliki pekerjaan tetap

c. Tidak memiliki tempat tinggat tetap (sewa)

d. Tingkat pendidikan yang terbatas

2. Kriteria untuk pendapatan sedang

a. Pendapatan sedang yaitu Rp 10.000.000-Rp 25.000.000 atau rata-rata Rp

1.250.000 perkapita perbulan

b. Memiliki pekerjaan tetap

c. Memiliki tempat tinggal sederhana

d. Memiliki tingkat pendapatan tinggi

Page 35: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

21

3. Kriteria untuk pendapatan tinggi

a. Pendapatan tinggi yaitu Rp 25.000.000-Rp 50.000.000 atau rata-rata Rp

2.083.333 perkapita perbulan

b. Memiliki lahan dan lapangan kerja

c. Memiliki pekerjaan tetap

d. Memiliki tingkat pendidikan.

Ginanjar Karasasmita (1996 : 82) mengemukakan bahwa kondisi kemiskinan

dapat disebabkan empat penyebab utama yaitu:

a. Rendahnya taraf pendidikan. Taraf pendidikan yang rendah

mengakibatkan kemampuan pengembangan diri terbatas dan

menyebabkan sempitnya lapangan pekerjaan untuk dimasuki. Dalam

bersaing mendapatkan lapangan kerja yang ada, taraf pendidikan juga

menentukan. Taraf pendidikan yang rendah juga membatasi kemampuan

untuk mencari dan memanfaatkan peluang.

b. Rendahnya tingkat kesehatan. Taraf kesehatan dan gizi rendah

menyebabkan rendahnya daya tahan fisik, daya pikiran dan prakarsa.

c. Terbatasnya lapangan kerja. Keadaan kemiskinan karena kondisi

pendidikan dan kesehatan diperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan.

Selama ada lapangan kerja atau kegiatan usaha, selama itu pula ada

harapan untuk memutuskan lingkaran kemiskinan itu.

Page 36: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

22

d. Kondisi keterisolasian. Banyak penduduk miskin, secara ekonomi tidak

berdaya karena terpencil dan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga

sulit atau tidak dapat terjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan,

dan gerak kemajuan yang dinikmati masyarakat lainnya.

Selanjutnya faktor-faktor kemiskinan ditinjau dari keadaan sosial budaya

seperti yang dikemukakan oleh Kusnaedi (1995 : 102) antara lain :

a. Adat-istiadat

Keterikatan terhadap pola-pola tradisional dari ikatan adat yang kuat

seringkali menghambat dalam pembaharuan kearah yang lebih maju

sehingga tertinggal oleh daerah lain yang lebih respon terhadap teknologi.

b. Pengeluaran dan keterampilan masyarakat

Faktor ini terkait dengan faktor diatas. Akibat keterisolasian dan

keterkaitan pada pola tradisional menyebabkan rendahnya pengetahuan

dan keterampilan masyarakat tersebut sehingga ketinggalan.

c. Situasi politik dan kebijaksanaan penguasa

Kebijaksanaan ini menyangkut pengalokasian anggaran yang tidak

seimbang antara satu kawasan dengan kawasan lainnya dan strategi

pembangunan yang timpang antara pertumbuhan ekonomi dengan

pemerataannya, selain itu dapat diakibatkan oleh kebijaksanaan yang

tidak berpihak pada perlindungan terhadap rakyat lemah dari desakan

industrialisasi yang kapitalis.

Page 37: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

23

Chambers dalam Soetomo (1995 : 125) bahwa kemiskinan dapat disebabkan

antara lain : kelemahan fisik, isolasi, kerentanan dan akhirnya ketidakberdayaan

mendorong proses kemiskinan dalam berbagai bentuk.

Indikator kemiskinan Thorbecke ( Suharno, 2008:6 ) terbagi atas :

1. Headcount Index, yaitu indeks untuk mengukur persentase penduduk yang

berada di bawah garis kemiskinan terhadap total penduduk. Semakin kecil

angka indeks menunjukan semakin berkurangnya jumlah penduduk yang

berada di bawah garis kemiskinan, sebaliknya bila angka indeks semakin

besar menunjukan tingginya jumlah persentase penduduk yang berada di

bawah garis kemiskinan.

2. Indeks Kedalaman Kemiskinan atau Poverty Gap Index, yaitu ukuran rata-

rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap

garis kemiskinan. Semakin kecil nilai indeks menunjukan secara rata-rata

pendapatan penduduk miskin sudah semakin mendekati garis kemiskinan.

Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk

dari garis kemiskinan atau dengan kata lain kehidupan penduduk miskin

semakin terpuruk.

3. Indeks Keparahan Kemiskinan atau Poverty Severity Index, untuk

memberikan gambaran penyebaran pengeluaran penduduk miskin.

Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran

diantara penduduk miskin.

Page 38: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

24

Sharp, et. Al dalam Amirullah (2001 : 4) mencoba mengidentifikasi penyebab

kemiskinan dipandang dari sisi ekonmi. Pertama, secara mikro, kemiskinan muncul

karena ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi

pendapatan yang timpal. Penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam

jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua, kemiskinan muncul akibat perbedaan

dalam kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia yang rendah

berarti produktivitas rendah, yang pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya

kualitas sumber daya manusia ini karendah rendahnya tingkat pendidikan, nasib yang

kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau keturunan. Ketiga, kemiskinan muncul

akibat perbedaan akses dalam modal.

Secara umum, ada dua macam ukuran kemiskinan yang biasa digunakan yaitu

kemiskinan absolute dan kemiskinan relative (Arsyad dan widodo, 2006:298).

Kemiskinan absolute dikaitkan dengan tingkat pendapatan dan kebutuhan. Kebutuhan

tersebut dibatasi pada kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar (basic need ) yang

memungkinkan seseorang untuk hidup secara layak. Apabila pendapatan tersebut

tidak mencapai kebutuhan minimum, maka dapat dikatakan miskin. Sehingga dengan

kata lain bahwa kemiskinan dapat diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan

yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kemiskinan relatif yaitu apabila

seseorang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang dapat memenuhi

kebutuhan dasar minimum tidak selalu berarti tidak miskin. Hal ini terjadi karena

kemiskinan lebih banyak ditentukan oleh keadaan sekitarnya walaupun

Page 39: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

25

pendapatannya sudah mencapai tingkat kebutuhan dasar minimum tetapi masih jauh

lebih rendah dibandingkan dengan masyarakat sekitarnya, maka orang tersebut masih

berada dalam keadaan miskin.

Kemiskinan adalah suatu kondisi yang ditandai dengan kekurangan kebutuhan

dasar manusia, termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi,

kesehatan, tempat tinggal dan pendidikan. Hal ini tergantung tidak hanya pendapatan,

tetapi juga pada akses ke layanan. Ini termasuk kurangnya penghasilan sumber daya

produktif untuk menjamin penghidupan berkelanjutan, kelaparan dan kekurangan

gizi, kesehatan yang buruk, terbatas atau kurangnya akses kependidikan dan layanan

dasar lainnya, peningkatan morbiditas dan kematian dari penyakit, tunawisma dan

perumahan yang tidak memadai, lingkungan yang tidak aman, diskriminasi sosial dan

eksklusi. Hal ini juga ditandai dengan kurangnya partisipasi dalam pengambilan

keputusan dan dalam kehidupan sipil, social dan budaya (Konfrensi Tingkat Tinggi

Pembangunan Sosial 2010, dalam Kumalasari, 2011:35).

Konsep Lewis tentang budaya miskin dikutip oleh Alan Gilbert dan Josep

Guglert (Nasikun, 1996:112) mengatakan bahwa golongan miskin itu menjadi miskin

karena mereka memang miskin.

Nikolas Yaung dkk dalam Amirullah (2001 : 15), mengatakan bahwa

penyebab kemiskinan yaitu:

a. Terbentuknya kelas-kelas ekonomi dalam masyarakat

Page 40: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

26

b. Terbentuknya pemusatan perkembangan di sektor perkotaan

c. Kurangnya sumber-sumber penghidupan di pedesaan

d. Kurangnya tenaga produktif di pedesaan

e. Perbandingan ratio ketergantungan yang cukup jauh

f. Pertambahan penduduk yang tidak seimbang dengan produksi bahan

makanan

g. Pertambahan jumlah penduduk dan sulitnya lapangan kerja

h. Kurangnya perhatian yang sungguh-sungguh untuk pembangunan sektor

pedesaan

i. Kurangnya perhatian untuk perbaikan mutu dan system pendidikan bagi

masyarakat pedesaan yang hidup dalam kemiskinan

j. Lingkungan miskin yang berkepanjangan

k. Peperangan dan bencana alam

Pada umumnya orang berpendapat bahwa kondisi kemiskinan telah

mempengaruhi secara negatif berbagai aspek kehidupan masyarakat sehingga tidak

jarang menciptakan kondisi yang disebut lingkaran yang tak berujung pangkal.

Terciptanya kondisi semacam ini akan semakin sulit bagi masyarakat untu keluar dari

masalah kemiskinan.

Berbagai bentuk lingkaran dan mata rantainya dapat dikonstruksi dari proses

kemiskinan tersebut. Dari sudut ekonomi misalnya dapat dikatakan bahwa karena

kondisi kemiskinan maka pendapatan hanya cukup bahkan tidak jarang kurang cukup

Page 41: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

27

untuk memenuhibkebutuhan minimum. Dengan demikian sulit diharapkan adanya

kemampuan utnuk menabung yang mengakibatkan tidak adanya investasi sehingga

produktifitas tetap rendah dan tetap bertahan pada kondisi kemiskinan. Dari sisi lain

lingkaran kemiskinan dapat terbentuk dari rendahnya gizi dan nutrisi dengan mat

rantai : rendahnya gizi dan nutrisi dalam kopnsumsi pangan – rendahnya tingkat

kesehatan – produktivitas rendah – pendapatan rendah – kemiskinan (soetomo:120)

Mallasis dalam Hadi. P. (1995:110) menggambarkan bahwa lingkaran

kemiskinan dari dari produktivitas rendah akan menyebabkan pendaptan rendah,

tabungan rendah, dan seterusnya. Selain itu faktor lain yang turut menentukan

kemiskinan di suatu wilayah adalah keadaan alam yang tidak menguntungkan

walaupun teknologi dan modal tersedia.

Menurut Mulo dkk, (1994:77) mengatakan bahwa kemiskinan

merupakansuatu akibat. Dalam hal ini rumah tangga yang tadinya miskin maupun

tidak miskin terbebani oleh jumlah anggota rumah tangga yang tidak produktif. Bila

pendapatan rumah tangga tidak meningkat sejajar dengan beban itu, maka rumah

tangga itu akan menjadi semakin miskin.

Hasil penelitian lain yang dikemukakan oleh Chenchovsky dan Meesok Word

Bank dalam Faturochman dan Marsellinus (1994 : 7) menunjukan adanya hubungan

yang positif antara kemiskinan dengan jumlah anggota rumah tangga. Tentu saja hal

ini terjadi bila jumlah anggota rumah tangga yang tidak produktif. Sedangkan M. G.

Page 42: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

28

Quibria (1993) dalam Hadi P. dan Budi S. (1996 : 102) mengemukakan bahwa

kemiskinan berkorelasi positif dengan jumlah anggota keluarga dan berkorelasi

negatif dengan jumlah pekerja dalam keluarga.

Djoyohadikusumo (1994 : 316) memandang faktor penyebab kemiskinan dari

adanya kepadatan penduduk dan kondisi lingkungan hidup. Dikatakannya bahwa hal

yang terpenting untuk diperhintungkan adalah masalah kepadatan penduduk

(population desity) yang menyangkut jumlah penduduk yang terpusat dalam suatu

wilayah tertentu, misalnya jumlah penduduk perkilometer persegi. Masalah

urbanisasi dan kepadatan penduduk membawa tantangan-tantangan yang cukup serius

terhadap lingkungan hidup baik di desa maupun di daerah perkotaan.

Uraian diatas menunjukan pada hubungan pengaruh timbal balik antara

masalah kemiskinan dan kemerosotan mutu lingkungan. Banyak permasalahan

ekonomi dan lingkungan hidup secara langsung dan tidak langsung bersangkut paut

dengan kemiskinan. Sebabnya tidak lain adalah oleh karena yang pertama menjadi

korban dari perluasan dan kemerosotan mutu lingkungan ialah golongan masyarakat

lapisan bawah.

Todaro (2000) bahwa pada umumnya yang bertempat tinggal di daerah-daerah

pedesaan, dengan mata pencaharian pokok di bidang pertanian dan kegiatan-kegiatan

lainnya yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi tradional. Dengan demikian,

faktor-faktor penyebab kemiskinan terutama yang ada di pedesaan diantaranya

Page 43: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

29

sempitnya lahan pertanian yang mereka miliki ataupun tidak produktifnya lagi lahan

yang dimiliki, rendahnya tingkat pendidikan sehingga berakibat pada rendahnya

tingkat pengetahuan dan produktifitas dalam mengelolah usaha taninya, tidak ada

pekerjaan sampingan, besarnya jumlah tanggungan, pendapatan yang tidak menentu

sebagai akibat usaha yang sangat tergantung dengan musim serta usia tanaman yang

mereka miliki sudah cukup tua sehingga kurang produktif dalam menghasilkan

produksi.

2.4. Kajian Empiris

Penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian ini adalah

1. penelitian yang dilakukan oleh Atang dengan judul penelitian Studi

Tingkat Kemiskinan Masyarakat Kelurahan Benua Nirae Kecamatan

Abeli kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-

faktor penyebab kemiskinan di Kelurahan Benua Nirae Kecamatan

Abeli.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Erlina Serah dengan judul penelitian

Studi Tingkat Kemiskinan Masyarakat Desa Guali Kecamatan

Kusambi Kabupaten Muna. Penelitian ini bertujuan :

a. Untuk mengetahui besar tingkat kemiskinan di Desa Guali

Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna.

Page 44: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

30

b. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan

di Desa Guali Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Apriliati dengan judul Studi

Tingkat Kemiskinan Petani Desa Rompu-rompu Kecamatan Poleang

Utara Kabupaten Bombana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor-faktor penyebab kemiskinan petani di Desa Rompu-rompu

Kecamatan Poleang Utara Kabupaten Bombana.

Bakti News (2008), kemiskinan merupakan problematika yang kompleks di

Indonesia yang ditandai dengan berbagai bentuk strategi penanggulangan kemiskinan

yang direncanakan pemerintah. Ketersedian data yang valid dan menggambarkan

kondisi terkini profil kemiskinan disetiap daerah tentunya menjadi hal yang penting

dalam mendukung rencana strategi penanggulangan kemiskinan.hanya saja,

kenyataan di lapangan menunjukan bahwa data yang kini dimiliki tak cukup akurat.

Indikator yang dibuat untuk mengelompokkan masyarakat miskin cenderung bersifat

umum tanpa memperhatikan keunikan yang ada di setiap daerah. Data yang tak

akurat pun dituding sebagai penyebab ketidaksesuaian berbagai program

penanggulangan kemiskinan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada obyek

kajian, yakni sama-sama mengkaji faktor-faktor penyebab kemiskinan Sedangkan

perbedaannya terletak pada lingkup kajian, dalam hal ini penelitian sebelumnya

membahas tingkat kemiskinan daerah perkotaan yaitu kelurahan Benua Nirae

Page 45: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

31

kecamatan Abeli, sedangkan penelitian ini membahas kemiskinan daerah pedesaan

yaitu Desa Lohia Kecamatan Lohia. Jadi, kesimpulan dari penelitian terdahulu

dengan penelitian ini yaitu sama, artinya penelitian ini mengkaji tentang faktor-faktor

penyebab kemiskinan

Kondisi sosial ekonomi tampak dari pola hidup dan pekerjaan masyarakat

pada suatu kelurahan, sedangkan lokasi sangat ditentukan oleh karakteristik masing-

masing wilayah yang terbagi atas lokasi sepanjang pesisir pantai di mana

masyarakatnya cenderung berpenghasilan sebagai masyarakat nelayan, sedangkan

lokasi dengan dominasi wilayah daratan cukup luas memiliki karakteristik

masyarakat miskin umumnya berpenghasilan sebagai petani dan beberapa pekerjaan

lainnya. Selain itu penduduk yang miskin di perkotaan tinggal di lokasi permukiman

illegal dan kumuh dengan membentuk kantong-kantong pemukiman yang tidak layak

huni baik dari segi perumahan dan lingkungan permukiman yang ditempati.

2.5. Kerangka Pemikiran

Penyebab kemiskinan yang terjadi di Desa Lohia adalah karena penggunaan

sarana produksi yang masih sederhana, menyebabkan jumlah hasil produksi yang

diperoleh masih sangat rendah bila dibandingkan dengan orang yang menggunakan

sarana yang cukup memadai.

Disamping itu, tingginya jumlah tanggungan keluarga, rendahnya tingkat

pendidikan, serta rendahnya keterampilan yang rendah menyebabkan tingkat

Page 46: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

32

produktivitas dan pendapatan masyarakat Desa Lohia rendah sehingga senantiasa

dililit oleh lingkaran kemiskinan structural.

Secara singkat kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 47: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

33

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Desa Lohia

MasyarakatMiskin

Penyebab Kemiskinan:

Sarana produksi Jumlah tanggungan Pendidikan

Keterampilan Pendapatan

Analisis Deskriptif

Kesimpulan dansaran

Page 48: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

34

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Obyek penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna

dengan obyek penelitian masyarakat miskin.

3.2. Populasi dan sampel

3.2.1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek atau totalitas subjek penelitian yang dapat

berupa orang, benda atau suatu hal yang dimiliki dapat diperoleh atau dapat

memberikan informasi data penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu

seluruh Kepala Keluarga miskin Desa Lohia Kecamatan Lohia.

3.2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi dalam

penelitian. Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Cluster sampling yaitu mengelompokan penduduk berdasarkan jenis pekerjaanya.

Kemudian setiap kelompok akan ditentukan responden dengan metode random

sampling sebanyak 15 kepala keluarga setiap kelompok. Dengan pertimbangan

bahwa petani memiliki karakteristik yang homogen baik dari cara mengelola usaha

taninya serta sarana yang digunakan.

Page 49: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

35

Tabel 1. Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Desa Lohia Kecamatan Lohia, Tahun2014.

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan1. Petani 200 502. Pedagang 8 123. Nelayan 100 30

Total 308 92

Kelompok responden berdasarkan jenis pekerjaan yaitu :

1. Petani : 15 orang/kk

2. Pedagang : 15 orang/kk

3. Nelayan : 15 orang/kk

Total : 45 orang/kk

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis data

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang

diteliti, seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, tingkat

kesehatan (kesehatan fisik lingkungan rumah), sarana/prasarana

produksi, jumlah tanggungan, keterampilan dan variabel lain yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Page 50: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

36

2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait baik dari

pemerintah maupun swasta yang dapat memberikan informasi yang

menunjang keberhasilan penelitian ini.

3.3.2 Sumber Data

1. Data primer bersumber dari masyarakat Desa Lohia Kecamatan Lohia yang

merupakan sampel dari penelitian ini.

2. Data sekunder bersumber dari kantor Desa Lohia, kantor Kecamatan Lohia,

kepala keluarga yang menjadi responden dalam penelitian ini, kantor biro

pusat Statistik dan instansi terkait dengan penelitian ini.

3.4. Metode Pengumpulan Data

1) Observasi, dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kepada

obyek penelitian kemudian menarik kesimpulan.

2) Wawancara, dilakukan dengan cara menemui langsung pihak – pihak

yang dapat memberikan informasi atau keterangan yang dibutuhkan.

3) Dokumentasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan

membaca berbagai literatur serta laporan ilmiah atau dokumen yang

berhubungan dengan penelitian ini.

Page 51: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

37

3.5. Prosedur Pengumpulan Data

1) Persiapan

a. Penyusunan dan pengajuan proposal

b. Administrasi,menyangkut perizinan

2) Pengumpulan Data

a. Observasi

b. Wawancara

c. Dokumentasi

3) Pengolahan Data

a. Tabulasi data, yaitu data yang dimasukan dalam tabel kerja

selanjutnya diolah secara kuantitatif dan kualitatif

b. Analisis data, yaitu data yang ditabulasi selanjutnya diolah dengan

menggunakan analisis yang ditentukan.

c. Interprestasi data, yaitu data yang sudah diproses kemudian

diformulasikan dalam bentuk kalimat dan selanjutnya ditarik suatu

kesimpulan.

3.6. Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitatif yaitu menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya

kemiskinan di Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna.

Page 52: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

38

3.7 Devenisi Operasional

1. Pendapatan adalah besarnya nilai jual produksi yang diperoleh dalam satuan

waktu tertentu (1 bulan) yang diukur dengan satuan rupiah

2. Pendidikan adalah tingkat pendidikan yang dimiliki masyarakat desa Lohia

mulai SD sampai dengan perguruan tinggi.

3. Tanggungan keluarga adalah banyaknya beban tanggungan keluarga yang

terdapat pada setiap keluarga seperti anak yang masih ditanggung oleh orang

tuanya (orang)

4. Keterampilan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang yang melekat pada

dirinya yang dapat mendukung kearah pendapatannya.

Page 53: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

39

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Wilayah

4.1.1. Letak dan Luas Wilayah

Menurut data Desa Lohia (2014), Desa Lohia terletak di Kecamatan Lohia

Kabupaten Muna yang berjarak 18 km dari Ibu Kota Kabupaten, Luas wilayah Desa

Lohia adalah 821 km2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Wabintingi

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Lakarinta

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Buton

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Korihi

4.1.2. Keadaan iklim, Topografi dan Curah Hujan

Menurut data Desa Lohia (2014), Desa Lohia merupakan desa yang beriklim

tropis dengan suhu udara rata-rata tertinggi 32°ʗ dengan suhu rendah 17,2°ʗ. Keadaan

topografi Desa Lohia adalah datar dan berbatu, dengan ketinggian tempat dari

permukaan laut berkisar 3-10 m (DPL).

Page 54: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

40

4.1.3. Keadaan Penduduk

Penduduk dengan segala potensi yang dimilikinya akan sangat mendukung

kelancaran pelaksanaan pembangunan disegala bidang. Potensi yang dimaksud adalah

Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan dukungan SDM yang berkaitan akan sangat

menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan pembangunan. Terlebih adanya

dukungan sumber daya alam, modal dan sumber daya lainnya yang sangat potensial

maka pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Untuk memperoleh gambaran singkat mengenai keadaan penduduk di Desa

Lohia akan diuraikan mengenai jumlah penduduk berdasarkan penggolongan umur,

tingkat pendidikan dan mata pencaharian sebagai berikut :

1. Umur dan Jenis Kelamin

Menurut data yang terdapat di Kantor Desa Lohia bahwa jumlah penduduk

berjumlah 2002 jiwa yang terdiri dari laki-laki berjumlah 983 jiwa dan perempuan

berjumlah 1019 jjiwa dengan jumlah keluarga 535 KK. Keadaan penduduk dan jenis

kelamin dapat dilihat pada tabel 2.

Page 55: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

41

Table 2. Keadaan Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Desa LohiaKecamatan Lohia, Tahun 2014

NoKelompok

Umur(Tahun)

Laki-laki(orang)

Perempuan(orang)

Jumlah(orang)

Persentase(%)

1. 0-4 107 95 202 10,092. 5-9 96 83 179 8,943. 10-14 103 90 193 9,644. 15-19 99 87 186 9,295. 20-24 115 117 232 11,596. 25-29 104 94 198 9,897. 30-34 64 65 129 6,448. 35-39 49 67 116 5,799. 40-44 52 56 108 5,39

10. 45-49 39 43 82 4,1011. 50-54 45 51 96 4,8012. 55-59 42 57 99 4,9513. 60 keatas 68 114 182 9,09

Jumlah983 1019 2002 100

Sumber Data: Kantor Desa Lohia,Tahun 2015

Tabel 2 menunjukan bahwa sebagian penduduk berada pada umur produktif

(15-59 tahun) sebesar 62,24 % sedangkan penduduk yang berada pada umur non

produktif (0-14 dan 60 tahun ke atas) sebesar 37,76 %. Dimana pada tingkat umur 15-

59 tahun cenderung lebih aktif bekerja disbanding dengan masyarakat yang berada

pada tingkat umur 60 tahun keatas. Dimana pada usia yang tidak produktif lagi (60

tahun ke atas) seseorang sudah tidak begitu mampu melakukan pekerjaan.

Berdasarkan pada tabel di atas menunjukan bahwa di Desa Lohia memiliki

nilai ketergantungan hidup yang tinggi. Seperti yang diperlihatkan pada tabel 1

menunjukan bahwa penduduk yang berumur 15 tahun ke bawah dan 60 tahun ke atas

Page 56: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

42

sebesar 37,76% yang berarti hampir mendekati 50% dari jumlah penduduk

seluruhnya. Sedangkan penduduk usia kerja (penduduk 15-59 tahun) sebesar 62,24%.

Karena tingginya nilai ketergantungan diperlukan usaha-usaha perluasan lapangan

kerja guna mengimbangi pertambahan usia kerja dalam rangka mengurangi

pengangguran.

2. Tingkat Pendidikan

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu indikator dalam

upaya mencapai tujuan pembangunan nasional melalui peningkatan kualitas sumber

daya manusia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha

Esa, budi pekerti yang luhur, berkepribadian, berdisiplin, beretos kerja,

professional,bertanggung jawab, produktif serta sehat jasmani dan rohani.

Berdasarkan uraian di atas, maka pendidikan nasional akan mampu

menghasilkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya

sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.

Sehubungan dengan itu untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat Desa Lohia

dapat dilihat pada tabel 3.

Page 57: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

43

Tabel 3. Keadaan Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Lohia KecamatanLohia, Tahun 2014

No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)1. Belum/tidak sekolah 811 40,502. SD 655 32,723. SLTP 153 7,644. SLTA 266 13,295. D1 2 0,106. D2 20 17. D3 16 0,808. S1 76 3,809. S2 3 0,15

Jumlah 2002 100Sumber Data: Kantor Desa Lohia, Tahun 2015

Tabel 3 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk belum/tidak sekolah

sebesar 40,50%, sedangkan penduduk yang tamat SD sebesar 32,72%, SLTP sebesar

7,64%, SLTA sebesar 13,29%, D1 sebesar 0,10%, D2 sebesar 1%, D3 sebesar 0,80%,

S1 sebesar 3,80% dan S2 sebesar 0,15%. Keadaan ini menunjukan pendidikan

tersebut masih kurang memadai. Hal tersebut dapat dilihat dengan masih banyaknya

warga masyarakat yang buta huruf, belum/tidak sekolah.

Pada tabel di atas menunjukan bahwa di Desa Lohia masih terdapat penduduk

yang buta huruf dan disamping itu juga berdasarkan klasifikasi pendidikan sebagian

besar penduduknya belum/tidak sekolah. Besarnya jumlah angka penduduk yang

belum/tidak sekolah maka hal ini dapat menunjukan bahwa tingkat pendidikan dan

pengetahuan di wilayah penelitian masih rendah, faktor inilah yang menjadi salah

satu penyebab terjadinya kemiskinan di Desa Lohia.

Page 58: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

44

3. Mata Pencaharian

Penduduk Desa Lohia mempunyai beberapa jenis mata pencaharian yang

meliputi petani, pegawai negeri, pertukangan, pedagang dan nelayan. Namun bila

ditinjau dari segi kehidupan mereka pada umumnya sebagian besar penduduknya

bermata pencaharian dalam sektor pertanian disamping sektor usaha lainnya.

Keadaan jumlah penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 4. Keadaan Penduduk Menurut Mata pencaharian di Desa Lohia KecamatanLohia, Tahun 2014

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang) Persentase(%)1. Petani 250 55,802. Pertukangan 15 3,353. Pedagang 20 4,464. PNS 33 7,375. Nelayan 130 29,02

Jumlah 448 100Sumber Data: Kantor Desa Lohia, Tahun 2015

Tabel 4 menunjukan bahwa sebagian besar penduduk bekerja sebagai petani

sebesar 55,80%, sebagai pertukangan sebesar 3,35%, sebagai pedagang sebesar

4,46%, sedangkan yang bermata pencaharian nelayan sebesar 29,02%, sedangkan

yang bermata pencaharian lain-lain sebanyak 4,30%

Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa mata pencaharian penduduk

terbanyak adalah pada bidang pertanian. Hal ini disebabkan karena penggunaan lahan

pertanian sangat besar.

Page 59: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

45

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Umur

Tingkat keaktifan masyarakat Desa Lohia dalam meningkatkan taraf hidupnya

dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana salah satu diantaranya adalah tingkat

umur. Seseorang yang berusia muda lebih baik dalam melakukan aktivitasnya

sehingga hasil yang dicapai biasanya lebih baik dibandingkan dengan penduduk yang

berusia lebih tua karena dalam melakukan aktivitasnya sudah mulai terbatas oleh

tenaga dan pikiran. Tapi terkadang usia bukan sebagai salah satu faktor penghambat

bagi seseorang untuk melakukan aktivitasnya. Apalagi jika aktivitas yang mereka

lakukan menyangkut kelangsungan hidup mereka sehari-hari, maka terkadang

seseorang tidak lagi memperhatikan usia mereka dalam melakukan aktivitas karena

bagi mereka peningkatan hasil yang dicapai akan ikut mendukung peningkatan

pendapatan yang dapat mereka terima.

Tabel 5. Klasifikasi Umur Responden di Desa Lohia, Tahun 2015

No Tingkat Umur(Tahun)

Jumlah Responden(KK)

Persentase(%)

1. < 24 4 8,892. 25-29 11 24,443. 30-34 9 204. 35-39 8 17,785. 40-44 6 13,336. > 44 ke atas 7 15,56

Jumlah 45 100Sumber Data: Data Primer Diolah, Tahun 2015

Page 60: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

46

Tabel 5 menunjukan bahwa responden yang terbanyak adalah responden yang

berada pada kisaran umur antara 25 – 29 tahun, yaitu sebanyak 11 kepala keluarga

atau 24,44% dari total responden, dan yang terendah adalah responden yang berada

pada kisaran umur antara 20 – 24 tahun yaitu sebanyak 4 kepala keluarga atau 8,89%

dari total responden.

4.2.2 Kondisi Kesehatan Responden

Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi kesehatan fisik lingkungan

masyarakat responden sebagian besar belum termasuk kategori rumah yang sehat.

Kenyataan menunjukkan bahwa dalam hal tata laksanan rumah tangga tempat

pembuangan sampah, WC keluarga (jamban) dan keadaan kamar mandi masih kurang

diperhatikan aspek kesehatannya.

Buruknya kondisi kesehatan masyarakat tersebut menyebabkan rata-rata

responden pernah mengalami sakit, dimana jenis penyakit yang sering diderita oleh

penduduk dalam kurun waktu tertentu dapat dilihat pada table 5 berikut ini.

Tabel 6. Jenis Penyakit yang Diderita Responden di Desa Lohia, Tahun 2015

No Jenis Penyakit JumlahResponden (KK)

Persentase(%)

1. Diare 13 28,892. Demam 15 33,333. Malaria 12 26,674. Gigi 5 11,11

Jumlah 45 100Sumber Data : Data Primer Diolah, Tahun 2015

Page 61: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

47

Tabel 6 menunjukan bahwa sebagian masyarakat responden menderita

penyakit demam yakni 15 orang atau 33,33%. Masyarakat responden yang menderita

sakit diare sebanyak 13 orang atau 28,89%, sakit malaria sebanyak 12 orang atau

26,67% dan menderita penyakit gigi hanya 5 orang atau 11,11%. Tingginya

penderita jenis penyakit demam dan malaria, hal ini dapat dibuktikan bahwa tingkat

kesehatan masyarakat di wilayah penelitian masih rendah, banyak faktor yang

mempengaruhi mempengaruhi antara lain penggunaan air bersih untuk minum,

jamban keluarga,tempat pembuangan sampah.

Disamping itu penelitian juga mencoba untuk melihat tempat yang digunakan

oleh masyarakat wilayah penelitian untuk melakukan pengobatan penyakit yang

mereka derita. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini.

Tabel 7. Tempat Pengobatan yang Sering Digunakan Responden di Desa Lohia,Tahun 2015

No Tempat Pengobatan JumlahResponden (KK)

Persentase(%)

1. Rumah sakit 7 15,552. Puskesmas 13 28,893. Dukun 25 55,56

Jumlah 45 100Sumber Data : Data Primer Diolah, Tahun2015

Tabel 7 menunjukan bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat Desa

Lohia masih rendah, data di atas memberi gambaran bahwa hanya 7 orang responden

yang memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai yakni melalui rumah sakit

Page 62: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

48

sedangkan sebagian responden yang lain yakni 13 orang responden berobat ke

puskesmas dan 25 orang responden berobat di dukun.

4.2.3. Kondisi Fisik Tempat Tinggal Responden

Kondisi fisik tempat tinggal keluarga menjadi salah satu karakteriktik kondisi

kemiskinan dalam suatu keluarga. Kondisi fisik tempat tinggal dapat dilihat dari

berbagai indicator diantaranya kondisi lantai, dinding, atap dan luas tempat tinggal.

Selain itu ketersediaan sarana WC dan sumber air dalam rumah tangga tersebut juga

menjadi ukuran kondisi kemiskinan. Artinya jika keluarga yang bersangkutan tinggal

ditempat yang tidak layak huni ataupun tidak memenuhi kriteria rumah sehat maka

keluarga yang bersangkutan dikategorikan sebagai keluarga miskin.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa di Desa Lohia masih terdapat

rumah sederhana dengan berlantai papan,berdinding papan, rumah semi permanen

masih berdinding papan, berlantai semen dan rumah sangat sederhana berlantai

papan, berdinding jelajah. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi fisik rumah

responden dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 8. Kondisi Fisik Rumah responden di Desa Lohia, Tahun 2015

No Kondisi Fisik Rumah JumlahResponden (KK)

Persentase(%)

1. Semi Permanen 31 68,892. Darurat 14 31,11

Jumlah 45 100Sumber Data : Data Primer Diolah, Tahun 2015

Page 63: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

49

Dari tabel 8 dapat dilihat bahwa kondisi fisik rumah yang ditempati responden

umumnya dalam kategori yang belum baik, dimana kondisi yang semi permanen

sebanyak 31 orang atau 68,89 %, kemudian darurat sebanyak 14 orang atau 31,11 %.

Responden yang memiliki kondisi fisik rumah yang semi permanen adalah rumah

yang berdinding papan dan berlantai semen serta jenis rumah panggung. Adapun

kondisi rumah yang masih darurat yakni berdinding papan ataupun bamboo namun

berlantai tanah. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa banyaknya responden

yang memiliki rumah semi permanen dan darurat menunjukan bahwa masyarakat di

Desa Lohia belum sepenuhnya memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan

sandangnya ataupun masih terdapat masyarakat yang memiliki tempat tinggal yang

tidak layak huni. Artinya jika dilihat dari aspek kondisi tempat tinggal, masih terdapat

keluarga di Desa Lohia yang masuk dalam kategori keluarga miskin.

4.2.4 Pemilikan Lahan Usaha Tani

Lahan garapan merupakan faktor produksi yang sangat penting dalam

melakukan aktivitas di bidang pertanian. Dari faktor produksi ini kita dapat

merencanakan kegiatan usaha tani yang tepat berdasarkan kondisi lahan. Semakin

luas lahan yang digarap diharapkan mampu meningkatkan jumlah produksi untuk

setiap kegiatan usaha tani yang dilakukan, luasnya lahan garapan responden dapat

dilihat pada tabel 9.

Page 64: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

50

Tabel 9. Luas Lahan Garapan Responden di Desa Lohia Kecamatan Lohia, Tahun2015

No Luas Lahan(Ha) Jumlah Responden(KK)

Persentase (%)

1. <1,0 17 37,782. 1,0-2,0 28 62,22

Jumlah 45 100Sumber Data : Data Primer Diolah, Tahun 2015

Tabel diatas menunjukan sebanyak 28 responden atau 62,22 % yang memiliki

lahan garapan seluas 2 Ha sedangkan yang meliki lahan seluas < 1 Ha sebanyak 17

responden atau 37,78 %. Dengan kondisi tersebut, petani dapat menentukan berbagai

jenis usaha tani yang akan dikembangkan dalam upaya meningkatkan produksi usaha

tani. Untuk meperoleh produksi usaha yang besar, kepemilikan laha garapan harus

didukung oleh penerapan teknologi yang sesui dengan pengelolaanya.

1.3. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan Masyarakat Desa Lohia

Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 45 orang kepala keluarga

miskin yang dikelompokan dalam 3 mata pencaharian yakini petan, pedagang dan

nelayan. Faktor-faktor penyebab kemiskinan masyarakat miskin di Desa Lohia

Kecamatan Lohia Kabupaten Muna diidentifikasi antara lain pemilikan sarana

produksi yang masih sederhana, jumlah tanggungan, pendidikan dan keterampilan,

serta tingkat pendapatan yang akan diuraikan sebagai berikut :

Page 65: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

51

4.3.1. Jumlah Tanggungan Keluarga

Dalam suatu rumah tangga, jumlah anggota keluarga merupakan beban

ekonomi maupun sosial yang harus dipikul oleh kepala keluarga sebagai tulang

punggung keluarga dalam mencari nafkah guna pemenuhan kebutuhan hidup setiap

rumah tangga. Namun demikian, jumlah anggota keluarga dapat digunakan sebagai

tenaga kerja dalam keluarga untuk membantu pekerjaan pokok maupun pekerjaan

sampingan.

Jumlah tanggungan keluarga responden masyarakat miskin di Desa Lohia

sangat mempengaruhi kondisi kehidupan ekonomi rumah tangganya. Hal ini karena

jumlah tanggungan mempengaruhi tingkat pengeluaran konsumsi secara langsung

dalam keluarga yang bersangkutan (Todaro : 2000). Untuk lebih jelasnya mengenai

jumlah tanggungan responden yang diteliti, maka dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Tabel Silang Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di DesaLohia Kecamatan Lohia, Tahun 2015

No Uraian ≤ 2(orang) 3-4(orang) ≥5(orang) Jumlah Persentase(%)

1 Tidakmiskin

2 8 6 16 35,56

2 Miskin 10 16 3 29 64,44Jumlah 12 24 9 45 100

Sumber Data : Data Primer Diolah, Tahun 2015

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki jumlah

tanggungan 2 orang ke bawah atau sama dengan dua sebanyak 12 responden, yang

memiliki tanggungan 3-4 orang sebanyak 24 orang sedangkan diatas 5 orang

Page 66: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

52

sebanyak 9 orang. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa masyarakat miskin

yang paling dominan adalah yang jumlah tanggungannya 3-4 orang, yakni berjumlah

16 responden atau 55,17 persen. Atau dapat pula dikatakan bahwa dari 24 responden

yang memiliki tanggungan 3-4 orang terdapat 16 responden atau sekitar 53,33 persen

yang bertaraf hidup miskin. Dengan demikian secara deskriptif, dapat dikatakan

bahwa kemiskinan masyarakat Desa Lohia Kecamatan Lohia salah satunya

dipengaruhi oleh jumlah tanggungan. Dimana semakin tinggi jumlah tanggungan

maka tingkat pemenuhan kebutuhan keluarga juga relatif tinggi.

4.3.2. Pendidikan dan Keterampilan Rendah

Masalah pendidikan adalah masalah yang sangat penting dalam menentukan

kualitas sumber daya manusia dalam hal pola pikir. Dengan pendidikan yang rendah

tidak mampu untuk merubah pola pikir seseorang untuk berorientasi ke depan

(Todaro : 2000). Dimana tingkat pendidikan di lokasi penelitian rata-rata masih

sangat rendah yaitu mayoritas responden masih berpendidikan tamat Sekolah Dasar

dan hanya sedikit yang tamat SLTA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Page 67: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

53

Tabel 11. Tabel Silang Responden Menurut Tingkat pendidikan Formal di DesaLohia Kecamatan Lohia, Tahun 2015

No Uraian Tdkpernah/tdktamat SD

TamatSD

SLTP/SLTA Jumlah Persentase

1 Tidak miskin 4 8 4 16 35,562 Miskin 11 11 7 29 64,44

Jumlah 15 19 11 45 100Sumber Data : Data Primer Diolah, Tahun 2015

Tabel di atas menunjukan bahwa masyarakat miskin di Desa Lohia

Kecamatan Lohia paling dominan tingkat pendidikannya adalah tidak pernah/tidak

tamat SD dan tamat SD saja yakni sebanyak 22 responden atau 75,86 persen. Atau

dengan kata lain dari 34 responden yang mempunyai pendidikan tidak pernah/belum

tamat SD dan tamat SD terdapat 22 responden atau sekitar 75,56 persen yang bertaraf

hidup miskin. Dengan demikian secara deskriptif, pendidikan merupakan faktor

penyebab kemiskinan di Desa Lohia Kecamatan Lohia. Dimana rendahnya tingkat

pendidikan maka masyarakat tidak mempunyai akses yang baik terhadap informasi,

pengetahuan dan teknologi. Sehingga akan mempengaruhi kemampuannya dalam

berpikir untuk beralih pekerjaan lain selain petani, dalam mengembangkan usahanya

kepada yang memiliki pendapatan yang lebih tinggi.

4.3.3. Pendapatan Rendah

Pendapatan merupakan indikator untuk menggambarkan kondisi ekonomi

suatu masyarakat. Makin tinggi tingkat pendapatan yang diterima maka kemungkinan

Page 68: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

54

semakin besar konsumsi yang akan dilakukan atau kebutuhan masyarakat tersebut

menjadi semakin bertambah.

Tabel 12. Tabel silang Responden MenurutTingkat pendapatan di Desa LohiaKecamatan Lohia, Tahun 2015

No Uraian 250.000-500.000

500.000-750.000

750.000-900.000

Jumlah Persentase(%)

1 Tidakmiskin

0 7 9 16 35,56

2 Miskin 29 0 0 29 64,44Jumlah 29 7 9 45 100

Sumber Data : Data Primer Diolah. Tahun 2015

Tabel di atas menunjukan bahwa responden yang memiliki pendapatan rendah

sebanyak 29 responden, yang memiliki pendapatan cukup sebanyak 7 responden,

sedangkan yang memiliki pendapatan tinggi sebanyak 9 responden. Dari 29

responden yang memiliki pendapatan rendah yaitu sebesar Rp 250.000-500.000

bertaraf hidup miskin atau pendapatan rendah (Hasibuan : 2002). Dengan rendahnya

tingkat pendapatan yang diperoleh oleh masyarakat di Desa Lohia menyebabkan

perbaikan taraf hidup susah dilakukan karena pendapatan mereka tergolong rendah.

Sehingga dapat dikemukkan bahwa secara deskriptif pendapatan mempunyai

pengaruh terhadap kemiskinan.

1.4. Pembahasan

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa terdapat berbagai

faktor yang menyebabkan kemiskinan di Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten

Muna. Faktor-faktor tersebut antara lain: tingkat pendidikan dan keterampilan, jumlah

Page 69: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

55

tanggungan, tingkat pendapatan, pemilikan sarana produksi serta etos kerja. Adapun

uraian faktor-faktor tersebut sebagai berikut :

1. Jumlah Tanggungan

Dari hasil penelitian ini di ketahui bahwa sebagian besar masyarakat miskin di

Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna memiliki jumlah tanggungan yang

relatif banyak yakni 4 orang. Hal ini setiap keluarga di wilayah ini memiliki tingkat

pemenuhan kebutuhan hidup yang juga relatif tinggi. Jika dalam suatu rumah tangga

memiliki jumlah tanggungan tidak diimbangi dengan tingkat pendapatan keluarga

yang tinggi akan berdampak pada kehidupan ekonomi dan sosial rumah tangga yang

bersangkutan. Mengingat umumnya pendapatan masyarakat miskin di Desa Lohia

memperoleh pendapatan yang rendah dan tidak menentu maka tentu akan

berpengaruh terhadap pendapatan perkapita keluarga yang bersangkutan yang pada

gilirannya juga mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial rumah tangganya. Hal ini

dikarenakan dalam setiap keluarga hanya satu orang yang bekerja. Kondisi ekonomi

yang dimaksud adalah kemampuan rumah tangga tersebut memenuhi kebutuhan

hidup kesehariannya. Sedangkan kondisi social dilihat dari kemampuan dalam

memenuhi kebutuhan kesehatan dan pendidikan anggota keluarga. Kecilnya

pendapatan perkapita sebagai implikasi dari banyaknya jumlah tanggungan keluarga

menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan di Desa Lohia.

Page 70: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

56

2. Tingkat Pendidikan dan keterampilan

Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan tingkat pendidikan

responden di wilayah ini umumnya memiliki tingkat pendidikan yang masih rendah

yang didominasi oleh tidak pernah/belum tamat SD dan tamat SD yakni sebanyak 22

responden. Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden masyarakat

miskin di Desa Lohia maka mereka cenderung tidak kreatif dalam mengelolah

usahanya serta tidak terbuka dalam menerima informasi dan adopsi teknologi

terutama yang terkait dengan usaha atau pekerjaanya. Akibatnya akan berdampak

pada jumlah produksi yang relatif rendah sehingga menpengaruhi terhadap rendahnya

pendapatan mereka perbulan. Dengan demikian rendahnya tingkat pendidikan yang

dimiliki menjadi penyebab utama faktor penyebab terjadinya kemiskinan di daerah

ini.

Sedangkakan dari segi keterampilan menunjukan bahwa sebagian besar

responden memiliki keterampilan selain sebagai petani juga sebagai

pedagang/penjual, tukang kayu aatau tukang batu. Dimana keterampilan yang mereka

miliki sebagai tukang kayu hanya lemari, tempat tidur sedangkan keterampilan

sebagai tukang batu hanya sebatas tukang batu saja. Mereka tidak memiliki skiil

untuk bisa mengembangkan keterampilan yang mereka miliki. Dengan demikian

jumlah produksi yang relatif rendah sehingga mempengaruhi rendahnya pendapatan.

Page 71: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

57

3. Tingkat pendapatan

Pendapatan merupakan indikator untuk menggambarkan kondisi ekonomi

suatu masyarakat. Makin tinggi tingkat pendapatan yang diterima maka kemungkinan

semakin besar konsumsi yang akan dilakukan atau kebutuhan masyarakat tersebut

menjadi semakin bertambah. Demikian pula dengan masyarakat miskin, tingkat

pendapatan yang diperolehnya menggambarkan kondisi tingkat ekonomi rumah

tangganya. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa tingkat pendapatan yang

diperoleh responden masyarakat miskin di Desa Lohia berbeda-beda.

Dari sejumlah pendapatan yang diperoleh, diketahui pula bahwa jika

pendapatan tersebut dirata-ratakan, maka rata-rata pendapatan masyarakat miskin di

Desa Lohia sebesar Rp 558.716 perbulan. Dari pendapatan yang diperoleh tersebut

umumnya digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari dan biaya

sekolah anak-anaknya. Jika diasumsikan bahwa jumlah tanggungan responden

umumnya adalah 4 orang maka pendapatan perkapita rata-rata sebesar Rp 139.679.

Dengan demikian dari aspek pendapatan, masyarakat miskin di Desa Lohia

merupakan keluarga yang masih dalam kategori miskin, mengingat pendapatan

perkapita yang dimiliki relatif masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat

Hasibuan (2002) bahwa apabila pendapatan dalam suatu rumah tangga berada pada

kisaran Rp.1.000.000 – Rp.10.000.000 tahun atau rata-rata Rp.750.000 perkapita

perbulan maka dikategorikan pendapatan rendah atau rumah tangga miskin.

Page 72: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

58

4. Kepemilikan Sarana Produksi yang Masih Sederhana dan Etos Kerja

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa sarana pertanian yang dimiliki

masyarakat miskin di Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna masih sangat

sederhana yaitu masih menggunakan pacul, tembilang dan parang sebagai sarana

dalam mengelola usaha taninya. Sebab bila para petani menggunakan traktor mereka

akan menjangkau lahan-lahan yang potensi tanahnya cukup baik. Sedangkan sarana

yang digunakan nelayan masih sangat minim yaitu masih menggunakan tali pancing

dan pukat. Sedangkan dari segi etos kerja masyarakat miskin Desa Lohia Kecamatan

Lohia masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya tingkat pendidikan

dan keterampilan yang dimiliki masyarakatnya. Dengan rendahnya etos kerja tersebut

maka berpengaruh terhadap tingkat pendapatan, dimana semakin rendah etos kerja

seseorang maka semakin rendah pula tingkat pendapatannya dan sebaliknya.

Penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Atang dengan judul penelitian Studi Tingkat

Kemiskinan Masyarakat Kelurahan Benua Nirae Kecamatan Abeli kota Kendari,

penelitian yang dilakukan oleh Erlina Serah dengan judul Faktor-faktor Penyebab

Terjadinya Kemiskinan di Desa Guali Kecamatan Kusambi Kabupaten Muna serta

penelitian yang dilakukan oleh Ulfa Apriliati dengan judul Studi Tingkat Kemiskinan

Petani di Desa Rompu-rompu Kecamatan Poleang Utara Kecamatan Bombana. Di

mana faktor yang mempengaruhi kemiskinan dari ketiga penelitian terdahulu adalah

sempitnya lahan pertanian dan pemilikan sarana produksi yang masih sederhana,

Page 73: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

59

rendahnya tingkat pendidikan, tidak adanya pekerjaan sampingan, jumlah tanggungan

serta tingkat pendapatan. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan

masyarakat Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten muna adalah pemilikan sarana

produksi yang masih sangat sederhana, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan dan

tingkat pendapatan. Hal ini sejalan dengan pendapat Todaro (2000) bahwa pada

umumnya yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedesaan, dengan mata

pencaharian pokok di bidang pertanian dan kegiatan-kegiatan lainnya yang erat

hubungannya dengan sektor ekonomi tradional. Dengan demikian, faktor-faktor

penyebab kemiskinan terutama yang ada di pedesaan diantaranya sempitnya lahan

pertanian yang mereka miliki ataupun tidak produktifnya lagi lahan yang dimiliki,

rendahnya tingkat pendidikan sehingga berakibat pada rendahnya tingkat

pengetahuan dan produktifitas dalam mengelolah usaha taninya, tidak ada pekerjaan

sampingan, pendapatan yang tidak menentu sebagai akibat usaha yang sangat

tergantung dengan musim serta usia tanaman yang mereka miliki sudah cukup tua

sehingga kurang produktif dalam menghasilkan produksi.

Page 74: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

60

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

1.1.Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor-faktor penyebab

kemiskinan di Desa Lohia Kecamatan Lohia Kabupaten Muna pada tahun 2015 maka

dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan di Desa

Lohia yaitu :

a. Besarnya beban tanggungan keluarga

b. Rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan

c. Rendahnya tingkat pendapatan

d. Sarana produksi yang masih sederhana serta etos kerja yang rendah

1.2.Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan :

1) Diharapkan kepada pemerintah pusat dan daerah agar lebih memperhatikan

masalah kemiskinan khususnya di Desa Lohia karena tingkat kemiskinan di

Desa Lohia sangat tinggi.

2) Diharapkan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan khususnya di Desa

Lohia berupa sarana pertanian kepada masyarakat, penyuluhan tentang KB,

Page 75: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

61

61

mengadakan pelatihan/kursus untuk menambah pengetahuan/keterampilan

masyarakat untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya.

Page 76: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

DAFTAR PUSTAKA

Amirullah. 2001. Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan dan Pengangguran (StudiKasus di Desa Mola Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Buton). FakultasEkonomi, Balai Penelitian Universitas Haluoleo, Kendari.

Baswir,Revrisond dkk,2003.Pengembangan Tanpa Perasaan,Evaluasi PemenuhanHak Ekonomi,Sosial dan Budaya,Elsam.Jakarta.

Bakti News,2008.Pendataan Kemiskinan Berbasis Masyarakat.EdisiFebruari,Bakri.Makassar.

Badan Pusat Statistik. 2014. Sulawesi Tenggara dalam Angka. Kendari.

Djoyohadikusumo, Sumitno. 1994. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan EkonomiPembangunan. LP3ES. Jakarta.

Ginanjar, Kartasasmita. 1996. Pembangunan Untuk Rakyat. PT. Pustaka Cidosindo.

Jakarta.

Hadi, P. 1995. Petani Desa dan Kemiskinan. Jakarta.

Hadi, Prayitno dan Budi Santoso. 1996. Ekonomi Pembangunan. Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Hans Dieter Sumardi. 1982. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Rajawali.

H G. Suseno, Trivanto, Widodo. 1997. Indikator Ekonomi Dasar dan KebijaksanaanPerekonomian Indonesia. Canesius. Jakarta.

Kusnaedi. 1995. Membangun Desa. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kumalasari, Merna.2011.Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Angka Harapan Hidup,Angka Melek Huruf, Rata – Rata Lama Sekolah, Pengeluaran Perkapita danJumlah Penduduk Terhadap Tingkat kemiskinan di JawaTengah.(Skripsi).Semarang:Universitas Diponegoro.

Michael P, Todaro. 1983. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Ghalia Indonesia.

Jakarta.

Page 77: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

Mudrajat, Kuncoro. 1997. Ekonomi Pembagunan (Teori, Masalah, dan Kebijakan).UPP. AMP. YKPN. Yogyakarta.

Mulo, Marcellinus dan Faturochman. 1994. Kemiskinan dan Kependudukan diPedesaan Jawa: Analisis Data SUSENAS 1992, Kerja Sama PusatPenelitian Kependudukan. Universitas Gajah Mada dengan Biro PusatStatistik. Yogyakarta.

Munandar, S. 1995. Ilmu-Ilmu Dasar Sosial. Jakarta.

Nasikun.1996.Urbanisasi dan Kemiskinan.Yogyakarta : PT.Tiara Wacana Yogya.

Rendra, Roy.2010.Determinan Kemiskinan dan Tinjauan Literatur.(0nline).digital-131195-T 27312.Departemen Kemiskinan-Tinjauan Literatur.pdf.diakses2012.

Rober, Thamber. 1983. Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang. LP3ES. Jakarta.

Soetomo. 1995. Masalah Sosial dan Pembangunan. Pustaka Jaya. Jakarta.

Syahrir. 1986. Ekonomi Politik Kebutuhan Pokok (Sebuah Tinjauan Perspektif).

LP3ES. Jakarta.

Suharno.2008.Metode Pengukuran Kemiskinan Makro (Garis Kemiskinan diIndonesia).(online).809-MU090653.pdf.diakses 2012.

Tadjuddin, Noer, Effendi.1995. Sumber Daya Manusia, Peluang Kerja danKemiskinan. PT. Tiara Wacana. Yogyakarta.

Todaro, Michael, P.2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga Edisi Ketujuh(diterjemahkan oleh Haris Munandar). Erlangga. Jakarta.

Widodo, Tri.2006.Perencanaan Pembangunan : Aplikasi Komputer (era OtonomiDaerah).Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Page 78: SKRIPSI STUDI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB …sitedi.uho.ac.id/uploads_sitedi/B1A111126_sitedi_CICA SARTIKA B1A1... · Penduduk miskin umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas

No Umur (Tahun) PendidikanJumlah

Tanggungan Kondisi Fisik Rumah Pendapatan Perbulan (Rupiah)Pendapatan

Pertahun (Rupiah) Jumlah JiwaHarga beras/kg(Rupiah)

Pendapatanperkapita setaraberas(kg) Kategori

123456789101112131415161718192021222324252627282930313233343536373839404142434445

602245474229435639344147242249334128282834323622514127293942383526372927313526343528303331

Tidak Tamat SDSMPSD

Tidak tamat SDSMPSD

Tidak tamat SDTidak pernah sekolahTidak pernah sekolah

SDTidak tamat SDTidak tamat SD

SDSMP

Tidak tamat SDSMASDSD

Tidak pernah sekolahSDSMASMPSMPSMA

Tidak tamat SDSDSMPSMA

Tidak tamat SDSMPSDSDSD

Tidak tamat SDTidak tamat SD

SDSD

Tidak tamat SDSDSDSDSD

Tidak tamat SDSDSD

035642300404424572342343553446343425464323232

DaruratSemi permanenSemi permanenDarurat

Semi permanenSemi permanenSemi permanenDaruratDarurat

Semi permanenDarurat

Semi permanenSemi permanenSemi permanenSemi permanenSemi PermanenSemi permanenSemi permanenDarurat

Semi permanenSemi permanenSemi PermanenDarurat

Semi permanenDaruratDarurat

Semi permanenSemi permanenDarurat

Semi permanenSemi permanenSemi permanenSemi permanenSemi permanenSemi permanenDarurat

Semi permanenDaruratDarurat

Semi permanenSemi permanenSemi permanenDarurat

Semi permanenSemi permanen

250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000500.000-750.000=625.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000500.000-750.000=625.000250.000-500.000=325.000500.000-750.000=625.000750.000-900.000=825.000750.000-900.000=825.000250.000-500.000=325.000750.000-900.000=825.000750.000-900.000=825.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000-325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000750.000-900.000=825.000250.000-500.000=325.000500.000-750.000=625.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000750.000-900.000=825.000500.000-750.000=625.000250.000-500.000=325.000750.000-900.000=825.000250.000-500.000=325.000500.000-750.000=625.000250.000-500.000=325.000500.000-750.000=625.000750.000-900.000=825.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-000.000=325.000250.000-500.000=325.000250.000-500.000=325.000750.000-900.000=825.000250.000-500.000=325.000

3.900.0003.900.0007.500.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0007.500.0003.900.0007.500.0009.900.0009.900.0003.900.0009.900.0009.900.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0009.900.0003.900.0007.500.0003.900.0003.900.0009.900.0007.500.0003.900.0009.900.0003.900.0007.500.0003.900.0007.500.0009.900.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0003.900.0009.900.0003.900.000

135642311414424572342343553446343425464323232

100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000100001000010000

390390750390390390390390390390390750990990390990990390390390390390390390990390750390390990750390990390750390750990390390390390390990390

MiskinMiskinTidak miskinMiskinMiskinMiskinMiskinMiskinMiskinMiskinMiskinTidakmiskinTidak miskinTidak miskinMiskinTidak miskinTidak MiskinMiskinMiskinMiskinMiskinMiskinMiskinMiskinTidak miskinMiskinTidak MiskinMiskinMiskinTidak MiskinTidak miskinTidak miskinTidak MiskinMiskinTidak MiskinMiskinTidak MiskinTidak miskinMiskinMiskinMiskinMiskinMiskinTidak MiskinMiskin

LAMPIRAN 1 : DESKRIPSI RESPONDEN BERDASARKAN KEMISKINAN MENURUT SAYOGYO