skripsi - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/3488/1/oki sania riski (14190255).pdf ·...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL DAN STRUKTUR
MODAL TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN
HARGA SAHAM SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan
Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) Periode 2012-2016)
Oleh:
Oki Sania Riski
NIM: 14190255
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Palembang untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2018
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Barangsiapa belajar sesuatu semata-mata karena Allah,
mencari ilmu yang ada bersama-Nya, maka dia akan
menang. Dan barangsiapa yang belajar sesuatu karena
selain Allah, maka dia tidak akan mencapai tujuannya,
juga pengetahuan yang diperolehnya tidak akan
membawanya lebih dekat kepada Allah”
(Hasan al-Basri)
PERSEMBAHAN
Untuk:
Papaku Sarofi (Alm) dan Mamaku Nilafitri yang
senantiasa selalu memberikan doa, dukungan, materi
dan juga selalu menjadi penyemangatku untuk terus
maju dan berhasil.
kakak dan Adik-adikku (Gusti, Tari, Zaki dan
Wulan) tercinta yang selalu memberikan dukungan,
semangat dan doa yang tulus
Keluarga keduaku Cicik Nilem dan Ayah Amin yang
selalu mendoakan dan memberikan dukungan dalam
proses mengerjakan skripsi.
Almamater biru yang kubanggakan
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB—LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal
22 Januari 1988.
A. Konsonan Tunggal
Huruf Arab Nama Latin Huruf Keterangan
Alief - tidak dilambangkan ا
- Ba>‟ B ب
- Ta>‟ T ت
S|a>‟ S| s dengan titik di atas ث
- Ji>m J ج
H{a>‟ H{ h dengan titik di bawah ح
- Kha>‟ Kh خ
- Da>| D د
Z|a>| Z| z dengan titik di atas ذ
- Ra>‟ R ر
- Za>‟ Z ز
- Si>n S س
- Syi>n Sy ش
S{a>d S{ s dengan titik di bawah ص
D{a>d D{ d dengan titik dibawah ض
T{a>‟ T{ t dengan titik di bawah ط
Z{a>‟ Z{ z dengan titik di bawah ظ
Ain „ koma terbalik di atas` ع
- Gain G غ
- Fa>‟ F ف
- Qa>f Q ق
- Ka>f K ك
- La>m L ل
- Mi>m M م
- Nu>n N ن
- Wa>wu W و
- Ha>‟ H ه
Hamzah ` Apostrof ء
- Ya>‟ Y ي
B. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap (tasydid) ditulis rangkap
Contoh:
muqaddimah : ةمدقم
al- madī nah al- munawwarah : ةنيدملا ةرونملا
C. Ta>` Marbûthah di akhir kata
1. Bila dimatikan (ta` marbûthah sukun) ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arab
yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia
.ditulis bi „ibâdah : بعِِبَادَة
2. Bila dihidupkan karena berangkai dengan kata lain (ta` marbûthah sambung)
ditulis t
بِ هِ بعِِبَادَةِ رَ : ditulis bi „ibâdat rabbih.
D. Huruf Vokal
1. Vokal Tunggal
a. Fathah (---) = a
b. Kasrah (---) = i
c. Dhammah(---) = u
2. Vokal Rangkap
a. (اي) = ay
b. ( ي -- ) = îy
c. (او) = aw
d. ( و -- ) = ûw
3. Vokal Panjang
a. (ا---) = a>
b. (ي---) = i>
c. (و---) = u>
E. Kata Sandang
Penulisan al qamariyyah dan al syamsiyyah menggunakan al-:
1. Al qamarîyah contohnya: ”الحمد“ ditulis al-ħamd
2. Al syamsîyah contohnya: “ النمل “ ditulis al-naml
F. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD
G. Kata dalam Rangkainan Frase dan Kalimat
1. Ditulis kata per kata, atau
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut
H. Daftar Singkatan
H = Hijriyah
M = Masehi
hal. = halaman
Swt. = subħânahu wa ta„âlâ
saw. = sall Allâh „alaih wa sallam
QS = al-Qur`ân Surat
HR = Hadis Riwayat
terj. = terjemah
I. Lain-lain
Kata-kata yang sudah dibakukan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(seperti kata ijmak, nas, dll), tidak mengikuti pedoman transliterasi ini dan ditulis
sebagaimana dalam kamus tersebut.
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt.
karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
memenuhi syarat kelulusan alih program studi S1 Ekonomi Syariah UIN Raden
Fatah Palembang dengan menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividen
dengan Harga Saham Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada
Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016)”. Sholawat ma‟a
salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan umat, Rasulullah saw. beserta
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti jejaknya yang selalu
istiqomah dijalan-Nya hingga akhir zaman.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua
orang tuaku dan murobbiahku yang merupakan sumber inspirasi dan senantiasa
memberikan cinta, kasih sayang, dukungan, bimbingan, nasehat serta do‟a yang
tiada hentinya kepada penulis.
Penulis menyadari keterbatasan kemampuan sebagai seorang peneliti yang
masih pemula, yang tidak akan berhasil menyelesaikan skripsi ini tanpa
bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak yang membantu. Karena itu pada
kesempatan ini izinkan penulis menghaturkan segenap ucapan terimakasih yang
tiada batas kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Sirozi, Ph.D selaku rektor Universitas Islam
Negeri Raden Fatah Palembang;
2. Ibu Dr. Qodariah Barkah, M.H.I selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang;
3. Ibu Titin Hartini, S.E, M.Si selaku prodi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang sekaligus
Pembimbing Akademik penulis;
4. Ibu Mismiwati, S.E, M.Si selaku Sekretaris Prodi Ekonomi Islam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang;
5. Ibu Rika Lidyah, S.E., M.Si., Ak., CA selaku pembimbing I penulis yang
telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan,
semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini;
6. Ibu Sri Delasmi Jayanti, M.Acc,. Ak,. CA pembimbing II penulis yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan,
semangat dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini;
7. Segenap dosen Prodi Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Raden Fatah Palembang yang telah banyak berperan aktif dalam
menyumbangkan ilmu, wawasan, dan pengetahuan kepada penulis;
8. Sahabat-sahabat seperjuanganku terkhusus Maya Mulia dan teman-teman
Ekonomi Syariah 6 terima kasih atas semangat dan kerja samanya, dan
teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan, informasi, motivasi, dan doa selama proses
pembuatan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua dengan pahala dan berkah
tiada tara. Dalam penulisan ini tentu masih banyak kekurangan di sana sini. Kritik
dan saran membangun dari rekan-rekan pembaca sekalian sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan tulisan selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap, semoga serpihan kecil ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan bernilai ibadah di sisi Allah Swt. Aamiin…
Wassalamu‟alaikum Warahmatullah Wabarakatu.
Palembang, Oktober 2018
Penulis
Oki Sania Riski
NIM 14190255
xv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan
institusional dan struktur modal terhadap kebijakan dividen dengan harga saham
sebagai variabel intervening pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan
investasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-
2016. Pada variabel Kepemilikan Institusional yang diteliti menggunakan saham
yang dimiliki institusional, Struktur Modal menggunakan Debt to Equity Ratio
(DER), Kebijakan Dividen menggunakan Dividen Payout Ratio (DPR) dan Harga
Saham menggunakan Closing Price.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) selama periode penelitian yaitu pada tahun 2012 sampai tahun 2016 yaitu
sebanyak 89 perusahaan. Sampel penelitian sebanyak 7 perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi yang diperoleh dengan teknik purposive
sampling. Analisis data dalam penelitian ini adalah Path Analysis yang
menggunakan alat ukur SPSS 20.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel
kepemilikan institusional berpengaruh dan tidak signifikan terhadap harga saham
dan struktur modal tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap harga saham,
variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen dan struktur modal terdapat pengaruh negatif dan
signifikan terhadap kebijakan dividen. Variabel harga saham dalam penelitian ini
dapat memediasi kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen, dan tidak
memediasi struktur modal terhadap kebijakan dividen.
Kata Kunci : Kepemilikan Institusional, Struktur Modal (DER), Kebijakan
Dividen (DPR), Harga Saham (Closing Price)
xvi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI .............................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iv
LEMBAR NOTA DINAS (C.2) .......................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN .............................................. vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xi
ABSTRAK ........................................................................................................... xiv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xxi
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................. xxii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 14
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 15
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 17
1. Manfaat Teoritis ..................................................................... 17
2. Manfaat Praktis ...................................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 19
A. Kebijakan Dividen ..................................................................... 19
1. Teori Kebijakan Dividen ........................................................ 19
2. Macam-macam Kebijakan Dividen ........................................ 21
3. Pengukuran Kebijakan Dividen ............................................. 22
xvii
B. Kepemilikan Institusional ........................................................ 23
1. Teori Kepemilikan Intitusional .............................................. 23
2. Pengukuran Kepemilikan Intitusional .................................... 25
C. Struktur Modal ......................................................................... 25
1. Teori Struktur Modal .............................................................. 25
2. Pengukuran Struktur Modal ................................................... 29
D. Harga Saham ............................................................................. 31
1. Teori Harga Saham ................................................................ 31
2. Macam-macam Harga Saham ................................................ 32
3. Pengukuran Harga Saham ...................................................... 33
E. Kerangka Pemikiran ................................................................ 33
F. Pengembangan Hipotesis ......................................................... 34
G. Penelitian Terdahulu ................................................................ 43
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 47
B. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 47
C. Populasi dan Sampel ................................................................ 48
D. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 50
E. Variabel-variabel Penelitian .................................................... 50
1. Variabel Bebas (Independent Variable) ............................... 51
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) ................................ 51
3. Variabel Antara (Intervening Variable) ............................... 51
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 52
G. Metode Analisis Data ................................................................ 53
1. Statistik Deskriptif ................................................................ 53
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................ 53
a. Uji Normalitas ................................................................ 53
b. Uji Linieritas ................................................................... 54
c. Uji Multikolonieritas ...................................................... 55
xviii
d. Uji Autokorelasi ............................................................. 55
e. Uji Heteroskedastisitas ................................................... 56
H. Path Analysis ............................................................................. 57
I. Pengujian Hipotesis .................................................................. 58
1. Uji t ....................................................................................... 58
2. Uji Pengaruh Mediasi (Intervening) ..................................... 59
3. Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 59
4. Menghitung Jalur .................................................................. 60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 61
A. Statistik Deskriptif Variabel .................................................... 61
1. Kepemilikan Institusional ..................................................... 61
2. Struktur Modal ...................................................................... 62
3. Harga Saham ......................................................................... 63
4. Kebijakan Dividen ................................................................ 63
B. Pengujian Asumsi Klasik ........................................................ 64
1. Uji Normalitas ...................................................................... 65
2. Uji Linieritas ......................................................................... 67
3. Uji Multikolonieritas ............................................................ 71
4. Uji Autokorelasi ................................................................... 73
5. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 75
C. Path Alalysis .............................................................................. 78
1. Koefisien Jalur Variabel Kepemilikan Institusional ............. 79
2. Koefisien Jalur Struktur Modal ............................................ 80
3. Koefisien Jalur Variabel Harga Saham ................................ 80
D. Uji Hipotesis .............................................................................. 80
1. Uji t ....................................................................................... 80
2. Uji Pengaruh Mediasi (Intervening) ..................................... 83
3. Koefisien Determinasi (R2) .................................................. 87
4. Menghitung Jalur .................................................................. 88
xix
E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 90
1. Pengaruh X1 Terhadap Z ...................................................... 90
2. Pengaruh X2 Terhadap Z ...................................................... 92
3. Pengaruh X1 Terhadap Y ...................................................... 94
4. Pengaruh X2 Terhadap Y ...................................................... 95
5. Pengaruh Z Terhadap Y ........................................................ 97
6. Pengaruh X1 Terhadap Y Melalui Z ..................................... 99
7. Pengaruh X2 Terhadap Y Melalui Z ...................................... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 103
A. Kesimpulan ................................................................................ 103
B. Implikasi Penelitian .................................................................. 104
1. Bagi Investor ......................................................................... 104
2. Bagi Emiten ......................................................................... 105
3. Bagi Peneliti Selanjutnya ...................................................... 105
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 105
D. Saran .......................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 107
LAMPIRAN
xx
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Struktur Modal Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi .............. 8
Tabel 1.2 Reserch Gap Harga Saham Terhadap Kebijakan Dividen ................... 9
Tabel 1.3 Reserch Gap Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen 10
Tabel 1.4 Reserch Gap Kepemilikan Isntitusional Terhadap Harga Saham ........ 11
Tabel 1.5 Reserch Gap Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividen ................ 12
Tabel 1.6 Reserch Gap Struktur Modal Terhadap Harga Saham ......................... 12
Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ................................................. 43
Tabel 3.1 Prosedur Pemilihan Sample ................................................................. 49
Tabel 3.2 Daftar Sample Periode 2012-2016 ....................................................... 50
Tabel 3.3 Definisi Operasional ............................................................................. 52
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kepemilikan Institusional ..................................... 61
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Struktur Modal ...................................................... 62
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Harga Saham ......................................................... 63
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Kebijakan Dividen ................................................ 63
Tabel 4.5 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov X1 dan X2 terhadap Z .............. 66
Tabel 4.6 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov X1, X2 dan Z terhadap Y .......... 67
Tabel 4.7 Uji Linieritas X1 Terhadap Z ............................................................... 68
Tabel 4.8 Uji Linieritas X2 Terhadap Z ............................................................... 68
Tabel 4.9 Uji Linieritas X1 Terhadap Y ............................................................... 69
Tabel 4.10 Uji Linieritas X2 Terhadap Y ............................................................. 70
Tabel 4.11 Uji Linieritas Z Terhadap Y ............................................................... 70
xxi
Tabel 4.12 Uji Multikolonieritas X1 dan X2 terhadap Z ..................................... 71
Tabel 4.13 Uji Multikolonieritas X1, X2 dan Z terhadap Y ................................. 72
Tabel 4.14 Uji Autokorelasi Durbin Watson X1 dan X2 terhadap Z ................... 74
Tabel 4.15 Hasil Nilai Uji Autokorelasi ............................................................... 74
Tabel 4.16 Uji Autokorelasi Durbin Watson X1, X2 dan Z terhadap Y .............. 74
Tabel 4.17 Hasil Nilai Uji Autokorelasi ............................................................... 75
Tabel 4.18 Uji Heterokedastisitas X1 dan X2 terhadap Z .................................... 76
Tabel 4.19 Uji Heterokedastisitas X1, X2 dan Z terhadap Y ................................ 77
Tabel 4.20 Hasil Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................... 78
Tabel 4.21 Uji t X1 dan X2 terhadap Z ................................................................ 81
Tabel 4.22 Uji t X1, X2 dan Z terhadap Y ............................................................ 82
Tabel 4.23 Uji Pengaruh Mediasi X1 terhadap Z ................................................. 83
Tabel 4.24 Uji Pengaruh Mediasi X1 terhadap Y ................................................. 84
Tabel 4.25 Uji Pengaruh Mediasi X1 terhadap Y Melalui Z ............................... 84
Tabel 4.26 Uji Pengaruh Mediasi X1 terhadap Z ................................................. 85
Tabel 4.27 Uji Pengaruh Mediasi X2 Y ............................................................... 85
Tabel 4.28 Uji Pengaruh Mediasi X2 terhadap Y Melalui Z ............................... 86
Tabel 4.29 Hasil Koefisien Deterninasi X1 dan X2 terhadap Z ........................... 87
Tabel 4.30 Hasil Koefisien Deterninasi X1, X2 dan Z terhadap Y ....................... 88
Tabel 4.31 Hasil Pengaruh Langsung ................................................................... 89
xxii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 34
Gambar 3.1 Model Diagram Path ........................................................................ 57
Gambar 4.1 Kurva Uji Normalitas Probability Plot X1 dan X2 terhadap Z ........ 65
Gambar 4.2 Kurva Uji Normalitas Probability Plot X1, X2 dan Z terhadap Y ... 66
Gambar 4.3 Hasil Uji Path Analysis ..................................................................... 88
xxiii
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.1 Perkembangan Dividend Payout Ratio (DPR) ................................... 3
Grafik 1.2 Perkembangan Harga Saham .............................................................. 5
Grafik 1.3 Persentase Kepemilikan Isntitusional ................................................. 7
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan pasar potensial dalam pengembangan industri
keuangan syari‟ah. Meskipun perkembangannya relatif baru dibandingkan
perbankan syari‟ah maupun asuransi syari‟ah tetapi seiring dengan
pertumbuhan yang signifikan industri pasar modal Indonesia, maka
diharapkan investasi syari‟ah di pasar modal Indonesia akan mengalami
pertumbuhan yang signifikan.1 Pasar modal merupakan tempat bertemunya
para emiten yang membutuhkan dana dengan menjual saham dengan investor
yang memiliki dana untuk berinvestasi.2
Bursa Efek Indonesia merupakan salah satu bursa yang cepat
perkembangannya sehingga menjadi alternatif yang disukai oleh perusahaan
yang go public untuk mencari dana. Pada 12 Mei 2011, Bursa Efek Indonesia
meluncurkan indeks saham baru yang disebut dengan Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) yang konstituennya adalah saham-saham syariah yang
terdaftar di BEI. ISSI diluncurkan untuk memberikan peluang untuk fund
manajer yang tertarik untuk mengeluarkan produk investasi berbasis indeks
saham syariah.3
1 Bursa Efek Indonesia,http://www.idx.co.id, diakses, 20 Februari 2018
2 Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada), 2012, hlm .184. 3 Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id, diakses pada 20 Februari 2018.
2
Perusahaan jasa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdiri dari 4
sektor, yaitu sektor property and real estate, sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi, sektor keuangan dan sektor perdagangan: jasa dan investasi.
Sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di ISSI sampai Januari
2018 sebanyak 89 perusahaan.4 Perdagangan merupakan salah satu sub sektor
dalam sistem perekonomian nasional yang berperan dalam menjembatani
sektor produksi dengan komsumsi baik antar sektor maupun secara regional.
Perkembangan sektor perdagangan terus mendapatkan angin segar.
Perkembangan tersebut di dukung iklam investasi yang terus berjalan. Kepala
Bidang Pengembangan Investasi dan Perizinan (BPMP) Gresik Fari Farida
Haznah Makruf memastikan angka investasi tidak pernah menurun di Gresik
lima tahun terkahir. Menurut Farida, peningkatan investasi selalu diikuti
dengan perkembangan perdagangan. Termasuk sektor penyediaan jasa, dan
investasi selalu berbanding lurus dengan perdagangan dan jasa.5
Manajemen perusahaan memiliki keputusan untuk menentukan jumlah
laba yang harus dibagikan kepada para pemegang saham/investor (dividen)
dan berapa banyak yang harus ditanam kembali (menjadi laba ditahan)
selanjutnya disebut sebagai kebijakan dividen. Pembayaran dividen suatu
perusahaan pada dasarnya tergantung pada kebijakan yang ada pada masing-
masing perusahaan.6
4 Saham OK, Saham Syariah Sektor Perdagangan, Jasa, dan Investasi,
www.sahamok.com, diakses pada 19 April 2018. 5 Jawa Pos, Investasi Terus Naik, Perdagangan Membaik, www.pressreader.com,
diakses pada tanggal 19 April 2018. 6 Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan (Teori dan Soal Jawab),
(Bandung: ALFABETA, 2015), hlm. 4.
3
Kebijakan dividen adalah persentase laba yang dibayarkan kepada para
pemegang saham dalam bentuk dividen tunai, penjagaan stabilitas dividen
dari waktu ke waktu, pembagian dividen saham, dan pembelian kembali
saham. Rasio pembayaran dividen dividend pay out ratio (DPR) menentukan
besarnya jumlah laba yang ditahan perusahaan harus dievaluasi dalam
kerangka tujuan pemaksimalan kekayaan para pemegang saham.7
Dengan adanya fenomena sektor perdagangan, jasa dan investasi
berikut ini disajikan data perkembangan kebijakan dividen tahun 2012-2016.
Grafik 1.1
Perkembangan Dividend Payout Ratio (DPR) pada Perusahaan Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2016
Sumber: www.idx.co.id, Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat 2018, (data diolah
kembali)
Dari grafik 1.1 menjelaskan bahwa dari tahun 2012 sampai dengan
tahun 2016 terjadi fluktuasi naik turunya nilai dividen payout ratio pada
7 Harmono, Manajemen Keuangan (Berbasis Balanced Scorecard), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), hlm. 12.
0,00
100,00
200,00
300,00
400,00
500,00
600,00
700,00
800,00
900,00
1000,00
2012 2013 2014 2015 2016
PT AKR Corporindo Tbk.
PT Astra Graphia Tbk.
PT Global Mediacom Tbk.
PT FKS Multi Agro Tbk.
PT Surya Citra Media Tbk.
PT Tunas Ridean Tbk.
PT United Tractors Tbk.
4
Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi. Hal ini terjadi karena
beberapa faktor antara lain yaitu tingkat return (keuntungan) aset akan
menentukan manakah yang relatif lebih menarik, membagikan keuntungan
dalam bentuk dividen kepada pemegang saham (yang akan menggunakannya
di tempat lain) atau tetap menggunakannya dalam perusahaan. Tingkat
pembagian dividen tertinggi terjadi pada perusahaan United Tractors Tbk
tahun 2014 yaitu mencapai 935,00.
Kemampuan perusahaan dalam membayar dividen adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi harga saham. Besarnya pembayaran deviden
tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila dividen yang dibayarkan
tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga
tinggi. Sebaliknya, jika dividen yang dibayarkan kecil, maka harga saham
perusahaan tersebut juga rendah.8
Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau
distribusi lain yang dilakukan perusahaan dengan prioritas setelah hak klaim
pemegang saham berharga lain dipenuhi jika terjadi likuiditas. Sedangkan
harga saham adalah harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat
tetentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.9
8 Ria Nofrita: “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Intervening” Jurnal Akunansi, 2013, hlm. 6. 9 Jogiyanto Hartono, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ke- 7,
(Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 130.
5
Adapun yang dimaksud dengan saham syariah adalah surat berharga
yang merespentasikan penyertaan modal kedalam suatu perusahaan dengan
tidak melanggar prinsip-prinsip syariah.10
Di Indonesia prinsip-prinsip
penyertaan modal secara syariah tidak diwujudkan dalam bentuk saham
syariah maupun non syariah, melainkan berupa pembentukan indeks saham
yang memenuhi prinsip-prinsip syariah.11
Grafik 1.2
Perkembangan Harga Saham pada Perusahaan Sektor Perdagangan,
Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) Tahun 2012-2016
Sumber: www.idx.co.id, Ringkasan Kinerja Perusahaan Tercatat 2018, (data diolah
kembali)
Pada Grafik 1.2 dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 sampai ke 2016
harga saham perusahaan perdagangan, jasa dan investasi menunjukkan
fluktuasi naik turunnya harga saham di setiap tahunnya yang
mengindikasikan bahwa keadaan harga saham perusahaan tersebut berubah-
ubah sehingga berdampak pada harga saham yang dihasilkan. Harga saham
10
Adrian Sutedi, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 4. 11
Ahmad Roziq dan Mufti Mubarok, Buku Cerdas Investasi dan Transaksi
Syariah, (Jakarta: Dinar Dunia, 2012), hlm. 24.
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000
40.000
45.000
2012 2013 2014 2015 2016
PT AKR Corporindo Tbk.
PT Astra Graphia Tbk.
PT Global Mediacom Tbk.
PT FKS Multi Agro Tbk.
PT Surya Citra Media Tbk.
PT Tunas Ridean Tbk.
PT United Tractors Tbk.
6
terendah terjadi pada tahun 2013 perusahaan Tunas Ridean Tbk yaitu sebesar
600 dan harga saham tertinggi terjadi pada perusahaan United Tractors Tbk
yaitu mencapai 38.800.
Masalah kebijakan dividen dan saham juga berkaitan erat dengan
masalah keagenan. Karena nantinya pemilik saham akan menunjuk manager
untuk mengelola perusahaan dengan tujuan dapat meningkatkan nilai
perusahaan dan kesejahteraan pemilik saham. Akan tetapi, dengan
kewenangan yang dimilikinya manager tidak lagi bertindak untuk
kepentingan investor, tetapi bertindak untuk kepentingan pribadinya sendiri.
Hal ini tidak disukai oleh investor karena pengeluaran yang dilakukan oleh
manager akan menambah cost perusahaan yang berdampak pada penurunan
keuntungan dan dividen yang diterima pemegang saham. Karena adanya
perbedaan kepentingan inilah, maka timbul konflik yang disebut sebagai
agency conflict. Untuk mengurangi agency conflict dapat dilakukan dengan
meningkatkan kepemilikan institusional.12
Kepemilikan institusional adalah jumlah proporsi saham perusahaan
yang dimiliki oleh institusi seperti asuransi, bank, perusahaan investasi, dan
kepemilikan institusi lainnya. keuangan, institusi berbadan hukum, institusi
luar negeri, dana perwalian dan institusi lainnya pada akhir tahun.
12
Lita Kurniawati, Sahala Manalu, dan Rony Joyo Negoro Octavianus:
“Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen, dan Harga Saham”,
Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1, 2015, hlm. 60- 61.
7
Kepemilikan institusional di suatu perusahaan akan mendorong peningkatan
pengawasan agar lebih optimal terhadap kinerja manajemen.13
Berikut adalah persentase kepemilikan intitusional pada Perusahaan
Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang terdaftar di ISSI periode 2012-
2016.
Grafik 1.3
Persentase Kepemilikan Intitusional pada Perusahaan Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2016
Sumber: www.idx.co.id, Laporan Keuangan, 2018 (data diolah kembali)
Pada Grafik 1.3 dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 sampai ke 2016
persentase kepemilikan intitusional pada Perusahaan Sektor Perdagangan,
Jasa dan Investasi menunjukkan fluktuasi persentase kepemilikan saham
yang dimiliki institusi. Persentase kepemilikan Intitusional yang stabil tahun
2012-2016 terjadi pada perusahaan PT Astra Graphia Tbk yatu sebsesar
76.86% dan PT United Tractors Tbk yaitu sebesar 59.50%.
13
Hery, Kajian Riset Akuntansi (Mengulas Berbagai Hasil Penelitian Terkini
dalam Bidang Akuntansi dan Keuangan), (Jakarta: PT Grasindo, 2017), hlm. 30.
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
2012 2013 2014 2015 2016
Persentase Kepemilikan Institusional
PT AKR Corporindo Tbk. PT Astra Graphia Tbk. PT Global Mediacom Tbk.
PT FKS Multi Agro Tbk. PT Surya Citra Media Tbk. PT Tunas Ridean Tbk.
PT United Tractors Tbk.
8
Salah satu faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing
dalam jangka panjang karena faktor kuatnya sruktur modal yang dimilikinya.
Sehingga keputusan sumber-sumber dana yang dipakai untuk memperkuat
struktur modal suatu perusahaan tidak dapat dilihat sebagai keputusan yang
sederhana namun memiliki implikasi kuat terhadap apa yang akan terjadi di
masa yang akan datang.14
Tingkat risiko perusahaan dapat tercermin dari debt
to equity ratio (DER) yang menunjukkan seberapa besar modal sendiri yang
dimiliki perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan.15
Berikut adalah data dari Struktur Modal pada perusahaan perdagangan,
jasa dan investasi yang terdaftar di ISSI periode 2012-2016.
Tabel 1.1
Tabel Struktur Modal
Perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi tahun 2012-2015
No Nama Perusahaan DER
2012 2013 2014 2015 2016
1 PT AKR Corporindo Tbk. 1.80 1.73 1.48 1.09 0.96
2 PT Astra Graphia Tbk. 0,96 0.97 0.81 0.71 0.48
3 PT Global Mediacom Tbk. 0.40 0.58 0.60 0.73 0.77
4 PT FKS Multi Agro Tbk. 6.41 4.73 2.86 3.88 2.13
5 PT Surya Citra Media Tbk. 0.45 0.44 0.36 0.34 0.30
6 PT Tunas Ridean Tbk. 0.87 0.74 0.84 0.83 0.76
7 PT United Tractors Tbk. 0.56 0.61 0.56 0.57 0.50
Sumber: Statistik www.idx.co.id, 2018
14
Sisca Christianty Dewi: “Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan
Intitusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No 1, 2008, hlm.. 185. 15
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan (Teori dan Soal Jawab),
(Bandung: ALFABETA, 2015), hlm. 184.
9
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa struktur modal yang
diproksikan dengan debt to equity ratio dimana adanya penurunan utang
setiap tahunnya pada PT AKR Corporindo dan PT Surya Citra Media Tbk
masing-masing sebesar 0.96 kali dan 0.30 di tahun 2016. Adanya kenaikan
utang per tahun pada PT Global Mediacom Tbk di mana pada tahun 2016
rasio utang terhadap ekuitas perusahaan tersebut sebanyak 0.77 kali lebih
tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Diikuti dengan PT Astra Graphia Tbk,
PT FKS Multi Agro Tbk, PT Surya Citra Media Tbk, PT Tunas Ridean Tbk,
dan PT United Tractors Tbk yang mengalami kenaikan dan penurunan di
setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, mengindikasikan adanya
Research Gap dari variabel independen dan variabel intervening yang
mempengaruhi variabel dependen, yaitu sebagai berikut:
Tabel 1.2
Research Gap Harga Saham terhadap Kebijakan Dividen
Pengaruh Harga Saham
terhadap Kebijakan
Dividen
Hasil Penelitian Peneliti
Terdapat pengaruh positif antara
harga saham terhadap kebijakan
dividen.
Michell Suharli
(2006)
Tidak berpengaruh antara harga
saham terhadap kebijakan
dividen.
Sri Mulyati
(2003)
Sumber: Dikumpulkan dari beberapa penelitian, 2018
10
Penelitian oleh Michell Suharli dimana harga saham berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen.16
Hal ini bertentangan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Sri Mulyati mendapatkan hasil bahwa
berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa dividen
tidak berpengaruh terhadap harga saham.17
Tabel 1.3
Research Gap Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen
Pengaruh Kepemilikan
Intitusional terhadap
Kebijakan Dividen
Hasil Penelitian Peneliti
Terdapat pengaruh positif antara
kepemilikan institusional dan
kebijakan dividen.
Lita Kurniawati,
Sahala Manalu dan
Rony Joyo Negoro
Octavianus (2015)
Tidak berpengaruh antara
kepemilikan institusional dan
kebijakan dividen.
Sisca Christianty
Dewi (2008)
Sumber: Dikumpulkan dari beberapa penelitian, 2018
Penelitian oleh Lita Kurniawati, Sahala Manalu dan Rony Joyo
Negoro Octavianus bahwa terdapat hubungan yang signifikan positif antara
kepemilikan institusional dan kebijakan dividen.18
Hal ini bertentangan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Sisca Christianty menunjukkan hasil
16
Michell Suharli: “Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas, Leverage,
dan Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai”, Jurnal MAKSI, Vol.6, No.2, 2006,
hlm. 12. 17
Sri Mulyati: “Reaksi Harga Saham Terhadap Perubahan Dividen Tunai dan
Dividen Yield di Bursa Efek Jakarta”, JSB, Vol.12, No.8, 2013, hlm. 15. 18
Lita Kurniawati, Sahala Manalu, dan Rony Joyo Negoro Octavianus:
“Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen, dan Harga Saham”,
Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1, 2015, hlm.70.
11
pengujian hipotesis bahwa pengujian pada koefisiensi kepemilikan
intitusional bernilai negatif terhadap kebijakan dividen.19
Tabel 1.4
Research Gap Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham
Pengaruh Kepemilikan
Intitusional terhadap
Harga Saham
Hasil Penelitian Peneliti
Terdapat pengaruh positif antara
kepemilikan institusional dan
harga saham.
Lita Kurniawati,
Sahala Manalu dan
Rony Joyo Negoro
Octavianus (2015)
Tidak berpengaruh antara
kepemilikan institusional dan
harga saham.
Ina Khusnul
Astiningsih (2017)
Sumber: Dikumpulkan dari beberapa penelitian, 2018
Penelitian oleh Lita Kurniawati, Sahala Manalu dan Rony Joyo
Negoro terdapat hubungan yang signifikan positif antara kepemilikan
institusional dan harga saham.20
Hal ini bertentangan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ina Khusnul Astiningsih menunjukkan hasil pengujian
hipotesis bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap harga
saham.21
19
Sisca Christianty Dewi: “Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan
Intitusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kebijakan Dividen”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10, No 1, 2008, hlm. 56-57. 20
Lita Kurniawati, Sahala Manalu, dan Rony Joyo Negoro Octavianus:
“Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen, dan Harga Saham”,
Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1, 2015, hlm.70. 21
Ina Khusnul Astiningsih: “Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Earning Per
Share Return On Terhadap Harga Saham”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, Vol.6,
No.5, 2017, hlm.17.
12
Tabel 1.5
Research Gap Struktur Modal terhadap Kebijakan Dividen
Pengaruh Struktur Modal
terhadap Kebijakan
Dividen
Hasil Penelitian Peneliti
Terdapat pengaruh positif antara
struktur modal terhadap
kebijakan dividen.
Agnes
Sulistyowati,
Suhadak, dan
Achmad Husaini
(2014)
Tidak berpengaruh antara
struktur modal terhadap
kebijakan dividen
Mayang Trusta
Wanudya Palupi,
Nengah Sudjana,
Zahro Z.A (2017)
Sumber: Dikumpulkan dari beberapa penelitian, 2018
Penelitian oleh Agnes Sulistyowati, Suhadak, dan Achmad Husaini
berpengaruh terhadap kebijakan dividen.22 Sedangkan penelitian oleh Mayang
Trusta Wanudya Palupi, Nengah Sudjana, Zahro Z.A mempunyai pengaruh
tidak signifikan dengan kebijakan dividen.23
Tabel 1.6
Research Gap Struktur Modal terhadap Harga Saham
Struktur Modal terhadap
Harga Saham
Hasil Penelitian Peneliti
Terdapat pengaruh positif antara
struktur modal dan harga saham.
Florencia Paramitha
Liwang (2011)
Tidak berpengaruh antara
struktur modal dan harga saham.
Ali Kesuma
(2009)
Sumber: Dikumpulkan dari beberapa penelitian, 2018
22
Agnes Sulistyowati, Suhadak, dan Achmad Husaini: “Pengaruh Struktur
Modal Terhadap Kebijakan Dividend (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.8,
No2, 2014, hlm. 9. 23
Mayang Trusta Wanudya Palupi, Nengah Sudjana, Zahro Z.A: “Pengaruh
Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015)”, Jurnal
Administrasi bisnis, Vol.44, No1, 2017, hlm. 76.
13
Penelitian oleh Florencia Paramitha Liwang mendapatkan hasil
penelitian bahwa struktur modal berpengaruh terhadap harga saham.24
Sedangkan penelitian Ali Kesuma mempunyai pengaruh tidak signifikan
dengan harga saham.25
Dari perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik
kesimpulan bahwa tidak setiap kejadian empiris sesuai dengan teori yang ada.
Hal ini diperkuat dengan adanya Research Gap dalam penelitian-penelitian
terdahulu. Selain itu perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
antara lain subjek penelitian yang berbeda dan menggunakan populasi dalam
penelitian yaitu perusahaan Perdagangan, Jasa dan Investasi periode 2012-
2016 yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, penulis
tertarik meneliti secara lebih mendalam. Maka penulis mengambil judul:
“Pengaruh Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal Terhadap
Kebijakan Dividen dengan Harga Saham Sebagai Variabel Intervening
(Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan
Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2012-2016)”.
24
Florencia Paramitha Liwang: “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Struktur Modal Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham pada Perusahaan-
perusahaan yang Tergabung dalam LQ45 tahun 2006-2009”, Semantik, 2011, hlm. 9. 25
Ali Kesuma: “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di BEI”,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No1, 2009, hlm. 44.
14
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis
tertarik untuk menganalisis Pengaruh Kepemilikan Institusional dan
Struktur Modal Terhadap Kebijakan Dividen dengan Harga Saham
Sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016), maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar
di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016?
2. Apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016?
3. Apakah Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-
2016?
4. Apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap Kebijakan dividen Pada
Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016?
15
5. Apakah Harga Saham berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen Pada
Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016?
6. Apakah Kepemilikan Instutusional berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen melalui Harga Saham sebagai Variabel Intervening Pada
Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016?
7. Apakah Struktur Modal berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen
melalui Harga Saham sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan
Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui, mengumpulkan data yang diperlukan, kemudian
memproses dan menganalisis berdasarkan teori-teori yang didapatkan untuk
memperoleh kesimpulan.
1. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap
Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-
2016.
2. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Struktur Modal terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang
Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016.
16
3. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan
Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2012-2016.
4. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Struktur Modal terhadap
Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan
Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Periode 2012-2016.
5. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Harga Saham terhadap Kebijakan
Dividen Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang
Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-
2016.
6. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Kepemilikan Instutusional
terhadap Kebijakan Dividen melalui Harga Saham sebagai Variabel
Intervening Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode
2012-2016.
7. Untuk mengetahui adakah Pengaruh Struktur Modal terhadap
Kebijakan Dividen melalui Harga Saham sebagai Variabel Intervening
Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar
di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016.
17
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan dibagi menjadi dua
bagian, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis:
3. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan
penulis dan menambah ilmu, baik dalam teori maupun praktek.
b. Penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar studi perbandingan dan
referensi bagi peneliti yang sejenis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi penulis untuk
menyalurkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh
selama masa perkuliahan, dan memberikan manfaat bagi penulis
berupa pemahaman yang lebih mendalam lagi mengenai pengaruh
kepemilikan institusional dan struktur modal terhadap kebijakan
dividen dengan harga saham sebagai variabel intervening pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi serta memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Ekonomi
Syariah.
b. Bagi Akademisi
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
referensi bagi sumber penelitian sejenis dan dapat dijadikan
perbandingan dari penelitian yang ada. Penelitian ini juga dapat
18
memperluas khazanah ilmu pengetahuan mahasiswa, khususnya
mahasiwa UIN Raden Fatah Palembang mengenai pengaruh
kepemilikan institusional dan struktur modal terhadap kebijakan
dividen dengan harga saham sebagai variabel intervening pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi serta memenuhi
salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Studi Ekonomi
Syariah.
c. Bagi Pembaca
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi
untuk menambah pengetahuan dan sebagai bahan referensi
tambahan untuk penelitian ilmiah yang akan dilakukan selanjutnya.
19
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Kebijakan Dividen
1. Teori Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen merupakan kebijakan penting dalam keuangan
perusahaan, tujuan perusahaan untuk didirikan adalah agar perusahaan
bias tumbuh dan bertahan ditengah persaingan yang ketat, oleh karena itu
perusahaan harus mengelola hasil keunungan perusahaan, baik dalam
bentuk dividen atau ditahan.26
Menurut Sartono, kebijakan dividen adalah
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada
pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba
ditahan guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.27
Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang harus diambil oleh
manajemen untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan
selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian untuk dividen
dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan. Apabila
perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai
dividen berarti akan mengurangi jumlah laba yang ditahan yang akhirnya
26
Sulaeman Rahman Nidar, Manajemen Keuangan Perusahaan Modern.
(Bandung: Pustaka Reka Cipta, 2015), hlm. 255 27
Agus Sartono, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Ke- 4,
(Yogyakarta: BPFE), 2010, hlm. 281.
20
juga mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk
mengembangkan perusahaan.28
Menurut Brigham dan Houston menyebutkan ada tiga teori dari
preferensi investor yaitu:29
a. Dividend Irrelevance Theory
Dividend irrelevance theory adalah suatu teori yang menyatakan
bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh, baik terhadap
nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Teori ini mengikuti
pendapat Modigliani dan Miller (MM) yang menyatakan bahwa nilai
suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya Dividend Payout
Ratio (DPR) tetapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT)
dan risiko bisnis. Dengan demikian kebijakan dividen sebenarnya tidak
relevan untuk dipersoalkan.
b. Bird in the Hand Theory
Menurut Gordon dan Litner, tingkat keuntungan yang disyaratkan akan
naik apabila pembagian dividen dikurangi karena investor lebih yakin
terhadap penerimaan dividen daripada kenaikan nilai modal (capital
gain) yang akan dihasilkan dari laba ditahan. Pendapat Gordon dan
Litner oleh MM diberi nama bird in the hand fallacy. Gordon dan
Litner beranggapan investor memandang bahwa satu burung di tangan
lebih berharga daripada seribu burung di udara. Namun, MM
28
Sutrisno, Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Ekonosia), 2012, hlm. 58. 29
Eugene F Brigham,, dan Houston Joel F, Dasar-dasar Manajemen Keuangan
Terjemahan, Edisi ke- 10, (Jakarta: Erlangga.), 2011, hlm. 14.
21
berpendapat bahwa tidak semua investor berkepentingan untuk
menginvestasikan kembali dividen mereka di perusahaan yang sama
dengan memiliki resiko yang sama, oleh sebab itu tingkat resiko
pendapatan mereka di masa yang akan datang bukannya ditentukan
oleh DPR tetapi ditentukan oleh tingkat resiko investasi baru.30
c. Tax Preference Theory
Tax preference theory adalah suatu teori yang menyatakan bahwa
karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains
maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat
menunda pembayaran pajak.
2. Macam-macam Kebijakan Dividen
Menurut Bambang Riyanto menyatakan bahwa ada macam-macam
kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai
berikut:31
a. Kebijakan Dividen yanag Stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil,
artinya jumlah dividen perlembar yang dibayarkan setiap tahunnya
relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per
lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.
b. Kebijakan Dividen dengan Penetapan Jumlah Dividen Minimal dan
Jumlah Ekstra Tertentu
30
Eugene F Brigham,, dan Houston Joel F, Manajemen Keuangan, Edisi ke- 8,
(Jakarta: Erlangga.), 2011, hlm. 14. 31
Bambang Riyanto, Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, Edisi ke- 4,
(Yogyakarta: BPFE), 2013, hlm. 269.
22
Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar
saham tiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik
perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal
tersebut.
c. Kebijakan Dividen dengan Penetapan Dividend Payout Ratio yang
Konstan
Jenis kebijakan dividen yang ketiga adalah penetapan dividen payout
ratio yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini
menetapkan dividend payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini
berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan
setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan
keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.
d. Kebijakan Dividen yang Fleksibel
Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividend payout
ratio yang fleksibel, yang besarnya setiap tahun disesuaikan posisi
finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.
3. Pengukuran Kebijakan Dividen
James C Van Horne dan John M Wachowicz menyatakan bahwa
kebijakan dividen dapat diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR).
DPR merupakan perbandingan antara dividen tunai tahunan yang dibagi
dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham dibagi dengan laba
per lembar saham. Rasio tersebut menunjukkan persentase laba
perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang sahamnya. Semakin
23
tinggi DPR akan menguntungkan pemegang saham tetapi akan
memperlemah internal finansial perusahaan karena memperkecil laba
ditahan. Rasio pembayaran dividen adalah sebagai berikut:32
B. Kepemilikan Institusional
1. Teori Kepemilikan Institusional
Kepemilikan Institusional adalah tingkat kepemilikan saham
institusional dalam perusahaan, diukur oleh proporsi saham yang dimiliki
institusional pada akhir tahun. Menurut Marselina Widiastuti, Pranata P.
Midiastuty, dan Eddy Suranta, kepemilikan institusional merupakan
kepemilikan saham oleh lembaga dari eksternal. Investor institusional
tidak jarang menjadi mayoritas dalam kepemilikan saham. Hal tersebut
dikarenakan para investor institusional memiliki sumber daya yang lebih
besar daripada pemegang saham lainnya sehingga dianggap mampu
melaksanakan mekanisme pengawasan yang baik. Dari berbagai
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional
merupakan kondisi di mana institusi atau lembaga eksternal yang turut
memiliki saham di dalam perusahaan.33
32
James C Van Horne dan John M Wachowicz, Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan, Edisi- 13, (Jakarta: Salemba Empat), 2013, hlm. 270. 33
Marselina Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan Eddy Suranta, Dividend
Policy and Foreign Ownership, Leverage, Free Cash Flow, Return on Asset, Jurnal
Prosiding SNA-Simposium Nasional Akuntansi XVI, Vol. 16, 2013, hlm. 340.
24
Kepemilikan institusional memiliki peranan yang sangat penting
dalam meminimalisasi konflik keagenan yang terjadi antara manajer dan
pemegang saham. Keberadaan investor institusional dianggap mampu
menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang
diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor institusional terlibat
dalam pengambilan yang strategis perusahaan. Semakin besar kepemilikan
institusi maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan dari
institusi tersebut untuk mengawasi manajemen. Akibatnya, akan
memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai
perusahaan sehingga kinerja perusahaan akan meningkat. Kinerja yang
meningkat tersebut akan menguntungkan bagi pemegang saham karena
dengan kata lain pemegang saham akan mendapatkan banyak keuntungan
berupa dividen.34
Pengaruh kepemilikan institusional sebagai agen pengawas ditekan
melalui investasi mereka yang cukup besar dalam pasar modal. Tingkat
kepemilikan institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha
pengawasan yang lebih besar oleh pihak investor institusional sehingga
dapat menghalangi perilaku oportunistik.35
Kepemilikan institusional
dapat mengurangi agency cost dengan cara mengaktifkan pengawasan
melalui investor-investor institusional. Hal tersebut dapat terjadi
34
Mayang Patricia, Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Kebijakan Utang
Perusahaan, Skripsi, Universitas Diponegoro, 2014, hlm. 16. 35
Vera Kusumawati, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap Created Share Holder Value
pada Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2011, hlm. 38-39.
25
dikarenakan dengan keterlibatan institusional dalam kepemilikan saham,
manajemen perusahaan akan diawasi oleh investor-investor institusional
sehingga kinerja manajemen juga akan meningkat. Kepemilikan
institusional dianggap sebagai efek substitusi dari upaya untuk
meminimalkan biaya keagenan melalui kebijakan dividen dan utang. Oleh
karena itu, untuk menghindari inefisiensi penggunaan sumber daya,
diterapkankan kebijakan dividen yang lebih rendah.36
2. Pengukuran Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional merupakan proporsi kepemilikan saham
yang diukur dalam persentase saham yang dimiliki oleh investor institusi
dalam suatu. Kepemilikan institusional dihitung dengan rumus sebagai
berikut:37
C. Struktur Modal
1. Teori Struktur Modal
Agus Sartono menyatakan bahwa struktur modal adalah
perimbangan atau perbandingan jumlah atau hutang jangka pendek yang
bersifat permanen, hutang jangka panjang, saham preferen dan saham
36
Marselina Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan Eddy Suranta, Dividend
Policy and Foreign Ownership, Leverage, Free Cash Flow, Return on Asset, Jurnal
Prosiding SNA-Simposium Nasional Akuntansi XVI, Vol. 16, 2013, hlm .321. 37
Fury K Fitriyah dan Dina Hidayat, Pengaruh Kepemilikan Institusional, Set
Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas terhadap Utang, Media Riset Akuntansi, Vol.
1, No. 1, 2011, hlm. 35.
26
biasa.38
Subramanyam dan Wild menyatakan bahwa Struktur modal
merupakan pendanaan ekuitas dan utang pada suatu perusahaan yang
sering dihitung berdasarkan besaran relatif berbagai sumber pendanaan.
Stabilitas keuangan perusahaan dan risiko gagal melunasi utang
bergantung pada sumber pendanaan serta jenis dan jumlah berbagai aset
yang dimiliki perusahaan.39
Struktur modal berkenaan dengan bagaimana modal dialokasikan
dalam aktivitas investasi aktiva riil perusahaan, dengan cara menentukan
struktur modal antara modal utang dan modal sendiri. Para akademisi dan
praktisi telah mengembangkan beberapa teori mengenai struktur modal,
diantaranya adalah sebagai berikut:40
a. Teori Modigliani dan Miller (MM Theory)
Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958 oleh Profesor
Franco Modigliani dan Merton Miller, ketika menerbitkan apa yang
disebut sebagai artikel keuangan paling berpengaruh yang pernah
ditulis. MM membuktikan, dengan menggunakan sekumpulan asumsi
yang patut dipertanyakan, bahwa nilai suatu perusahaan seharusnya
tidak dipengaruhi oleh struktur modalnya. Atau dengan kata lain, hasil
yang diperoleh MM menunjukkan bahwa bagaimana cara perusahaan
menandai operasinya tidak memiliki pengaruh, sehingga struktur
38
Agus Sartono, Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Ke- 4,
(Yogyakarta: BPFE), 2010, hlm. 225. 39
K. R. Subramanyam dan John J, Wild, Analisis Laporan Keuangan, Edisi ke-
10, (Jakarta: Salemba Empat), 2011, hlm. 263. 40
Harmono, Manajemen Keuangan (Berbasis Balanced Scorecard), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), hlm. 137.
27
modal adalah sesuatu yang tidak relevan. Akan tetapi, asumsi-asumsi
yang menjadi dasar studi MM bukanlah asumsi yang realistis, sehingga
hasil yang mereka peroleh menjadi dipertanyakan. Berikut adalah
daftar sebagian asumsi yang mereka ambil:
1) Tidak ada biaya pialang.
2) Tidak ada pajak.
3) Tidak ada biaya kebangkrutan.
4) Investor dapat meminjam dengan tingkat yang sama seperti
perusahaan.
5) Seluruh investor memiliki informasi yang sama seperti manajemen
tentang peluang investasi perusahaan di masa depan.
6) EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan utang.
Walaupun adanya fakta bahwa sebagian asumsi di atas
kenyataannya tidak realistis, tetapi hasil tidak relevan yang diperoleh
MM memiliki arti yang sangat penting. Dengan menunjukkan
persyaratan yang membuat struktur modal menjadi tidak relevan, maka
MM memberikan petunjuk tentang apa yang dibutuhkan jika struktur
modal menjadi relevan dan memengaruhi nilai suatu perusahaan. Hasil
karya MM menandai awal penelitian struktur modal modern, dan
penelitian berikutnya dipusatkan pada pelonggaran asumsi-asumsi MM
agar dapat mengembangkan suatu teori struktur modal yang lebih
realistis.
28
b. Teori Pertukaran (Trade-Off Theory)
Menurut trade-off teory “Perusahaan akan berhutang sampai pada
tingkat hutang tertentu, dimana penghematan pajak (tax shields) dari
tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan (financial
distress)”. Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya
kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya
keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya
kredibilitas suatu perusahaan.
Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal
memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan
(agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi
tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric
information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan hutang.
Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax
shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan
keuangan (costs of financial distress).
c. Teori Sinyal (Signalling Theory)
Konsep signaling dan asimetri informasi berkaitan erat. Teori asimetri
mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan
tidak mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan risiko
perusahaan. Pihak tertentu mempunyai informasi yang lebih baik
dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya memiliki
informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (seperti
29
investor). Karena itu bisa dikatakan terjadi asimetri informasi antara
manajer dengan investor. Investor, yang merasa mempunyai informasi
yang lebih sedikit, akan berusaha menginterpretasikan perilaku
manajer. Dengan kata lain, perilaku manajer, termasuk dalam hal
menentukan struktur modal, bisa dianggap sebagai signal oleh pihak
luar (investor).
2. Pengukuran Struktur Modal
Indikator yang umum digunakan untuk menentukan komposisi
struktur modal optimal adalah sebagai berikut:41
a. Debt-to Assets Ratio
b. Long Term Debt to Equity Ratio
c. Debt to Equity Ratio
Pada penelitian ini penulis akan menghitung struktur modal dengan
menggunakan tolak ukur Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity
Ratio (DER) merupakan rasio atau perbandingan antara modal sendiri dan
modal yang diperoleh dari luar perusahaan atau kreditur. Rasio ini dicari
dengan membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar
41
Harmono, Manajemen Keuangan (Berbasis Balanced Scorecard), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), hlm. 112
30
dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana
yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan
kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri
yang dijadikan untuk jaminan utang.42
Debt to Equity Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan, hal ini berkaitan dengan
keputusan pembiayaan dan menghitung bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan. Debt to Equity Ratio
(DER) yang semakin besar menunjukkan bahwa struktur modal yang
berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang
ada. Kreditor memandang, semakin besar rasio ini akan semakin tidak
menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas
kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Semakin kecil rasio ini
semakin baik. Untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal
lebih besar dari jumlah utang atau minimal sama, namun bagi pemegang
saham atau manajemen rasio ini sebaiknya besar. Menurut Harmono Debt
to Equity Ratio (DER) dapat dirumuskan sebagai berikut:43
42
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya cet ke- 13, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2013), hlm. 157. 43
Harmono, Manajemen Keuangan (Berbasis Balanced Scorecard), (Jakarta:
Bumi Aksara, 2014), hlm. 112
31
D. Harga Saham
1. Teori Harga Saham
Menurut Tandelilin harga saham merupakan harga yang terjadi di
pasar saham, yang akan sangat berarti bagi perusahaan karena harga
tersebut menentukan besarnya nilai perusahaan. Harga saham merupakan
salah satu indikator keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan. Sehingga
semakin tinggi harga saham yang ada di pasar atas suatu perusahaan
tertentu, maka dapat diartikan perusahaan tersebut dapat mengelola aktiva
dengan baik.44
Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan
yang sama, yaitu mencari keuntungan atas investasi tersebut. Salah satu
keuntungan investasi saham yaitu mendapatkan capital gain yang berasal
dari selisih harga saat membeli saham dengan harga saat menjual saham,
dimana harga saham saat dijual lebih tinggi dibanding harga saham saat
dibeli. Harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran terhadap
saham itu sendiri di pasar, sehingga harga saham memiliki keterkaitan
dengan pasar suatu saham. Semakin banyak investor yang yang ingin
membeli saham suatu perusahaan (permintaan), sedangkan sedikit investor
yang ingin menjual saham tersebut (penawaran) maka harga saham
tersebut akan semakin tinggi.
Sebaliknya juga, jika semakin tinggi investor ingin menjual saham
tersebut (penawaran), sedangkan semakin sedikit investor yang ingin
44
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta: Kanisius), 2010, hlm. 19.
32
membeli saham (permintaan) maka akan berdampak pada turunnya harga
saham. Pada umumnya kinerja sebuah perusahaan akan berpengaruh pada
harga saham perusahaan tersebut. Semakin baik kinerja suatu perusahaan
maka semakin tinggi laba usaha yang akan diperoleh dan pemegang saham
turut menikmati keuntungan dari penghasilan perusahaan, sehingga
banyak investor yang ingin memiliki saham perusahaan tersebut dan harga
saham akan naik.45
2. Macam-macam Harga Saham
M. Fakhruddin dan Hadianto mengelompokan harga saham di
pasar modal menjadi 7 (tujuh) macam. Macam-macam harga saham
tersebut yaitu:46
a. Previous price adalah harga suatu saham pada penutupan hari
sebelumnya di pasar saham.
b. Opening price adalah harga saham pertama kali di saat pembukaan sesi
I perdagangan.
c. Highest price adalah harga tertinggi suatu saham yang pernah terjadi
dalam periode perdagangan hari tersebut.
d. Lowest price adalah harga terendah suatu saham yang pernah terjadi
sepanjang periode perdagangan hari tersebut.
e. Last price adalah harga terakhir yang terjadi atas suatu saham.
45
Eduardus Tandelilin, Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta: Kanisius), 2010, hlm. 19. 46
M. Fakhruddin dan Hadianto, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar
Modal, (Jakarta: Gramedia), 2001, hlm. 117.
33
f. Change price adalah harga yang menunjukan selisih antara opening
price dan last price.
3. Pengukuran Harga Saham
Pada penelitian ini penulis akan menghitung harga saham dengan
melihat harga penutupan (closing price). Harga penutupan (closing price)
adalah harga yang muncul saat bursa tutup. Harga penutupan sangat
penting karena menjadi acuan untuk harga pembukaan di keesokan
harinya. Harga penutupan biasanya digunakan untuk memprediksi harga
saham pada periode berikutnya. Prediksi harga saham di dunia investasi
menjadi hal yang penting untuk kegiatan jual-beli saham. Prediksi harga
saham dapat membantu pelaku pasar untuk memberikan saran mengenai
harga saham yang hendak dijual atau dibeli oleh pelaku pasar.47
E. Kerangka Pemikiran
Model Konseptual yang didasarkan pada tinjauan pustaka, maka
kerangka pemikiran teoritis yang disajikan dalam penilitian ini adalah sebagai
berikut:
47
M. Fakhruddin dan Hadianto, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar
Modal, (Jakarta: Gramedia), 2001, hlm. 120.
34
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber, 2018
F. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lita Kurniawati,
Sahala Manalu, dan Rony Joyo Negoro Octavianus (2012) mengenai
pengaruh kepemilikan institusional terhadap harga saham terdapat
hubungan yang signifikan positif antara kepemilikan institusional dan
harga saham, dapat simpulkan artinya kenaikan kepemilikan institusional
biasanya juga diikuti kenaikan harga saham.48
48
Marselina Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan Eddy Suranta, Dividend
Policy and Foreign Ownership, Leverage, Free Cash Flow, Return on Asset, Jurnal
Prosiding SNA-Simposium Nasional Akuntansi XVI, Vol. 16, 2013, hlm. 340.
Struktur Modal
(X2)
Kebijakan
Dividen
(Y)
Kepemilikan
Institusional
(X1)
Harga Saham
(Z)
(H1)
(H2)
(H3)
(H4)
(H5)
(H6)
(H7)
35
Menurut Marselina Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan Eddy
Suranta, kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh
lembaga dari eksternal. Investor institusional tidak jarang menjadi
mayoritas dalam kepemilikan saham. Hal ini disebabkan oleh besar
kecilnya kepemilikan institusional pada perusahaan yang setiap tahunnya
berubah-ubah. Pada akhirnya, perbedaan hasil dapat terjadi, artinya apabila
kepemilikan institusional naik, harga saham belum tentu mengalami
kenaikan juga.49
Terdapat perbedaan hasil penelitian oleh Ina Kusnul Astiningsih
yaitu menunjukkan hasil pengujian hipotesis bahwa kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap harga saham. Hubungan yang
negatif terjadi antara pengaruh kepemilikan institusional terhadap harga
saham menunjukkan bahwa semakin besar persentase saham yang dimiliki
oleh institusi dalam perusahaan maka harga saham perusahaan tersebut
akan semakin menurun. Penurunan yang terjadi pada harga saham
disebabkan karena kepemilikan institusional mempunyai investasi yang
besar pada perusahaan. Sehingga semakin tinggi tingkat kepemilikan
institusional akan mempengaruhi keputusan manajemen perusahaan,
dengan begitu perusahaan akan dipandang negatif oleh investor lain, hal
ini aan menyebabkan turunnya harga saham.50
49
Lita Kurniawati, Sahala Manalu, dan Rony Joyo Negoro Octavianus:
“Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen, dan Harga Saham”,
Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1, 2015, hlm.70. 50
Ina Kusnul Astiningsih: “Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Earning Per
Share, Return On Asset Terhadap Harga Saham”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen,
Vol.6, No.5, 2017, hlm.17.
36
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Harga
Saham pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan
investasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) periode 2012-2016.
2. Pengaruh Struktur Modal terhadap Harga Saham
Struktur modal yang optimal dapat didefinisikan sebagai suatu
struktur modal yang memaksimumkan kemakmuran para pemilik atau
pemegang saham atau memaksimumkan nilai perusahaan atau harga
saham perusahaan. Menurut Weston dan Brigham, struktur modal yang
optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara
resiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.51
Penelitian yang dilakukan oleh Rudy Sitepu mengenai pengaruh struktur
modal terhadap harga saham terdapat pengaruh yang sigmifikan terhadap
perubahan harga saham.52
Terdapat perbedaan hasil penelitian Ali Kesuma bahwa tidak ada
pengaruh struktur modal dengan harga saham, secara umum yang
mempengaruhi keputusan investor untuk membeli saham adalah rasional
51 Ali Kusuma, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa
Efek Indonesia, Universitas Darwan Ali Sampit Kalimantan Tengah, Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 1, 2009, hlm. 40. 52
Rudy Sitepu, Pengaruh Struktur Modal Tehadap Perubahan Harga Saham
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Universitas Sumatera Utara, 2010
37
yang umumnya berkaitan dengan aspek fundamental dari perusahaan yang
memasuki pasar modal seperti profitabilitas dan laba yang diperoleh
perusahaan.53
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H2 : Struktur Modal berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode
2012-2016.
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen
Tingkat kepemilikan oleh investor institusi yang tinggi akan
menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih intensif sehingga dapat
membatasi perilaku oportunistik manajer. Perilaku oportunistik adalah
perilaku yang sering dilakukan oleh manajer untuk memanfaatkan segala
kesempatan untuk mencapai tujuan pribadi. Pengawasan terhadap manajer
dapat menurunkan konflik keagenan yang dapat terjadi. Pengawasan
intensif yang dilakukan investor institusional menyebabkan manajer akan
bertindak sesuai dengan kepentingan investor. Pihak investor institusional
mempunyai keinginan untuk mendapatkan profit dari perusahaan dalam
bentuk dividen.54
53
Ali Kesuma: “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di BEI”,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No1, 2009, hlm. 44. 54
Vera Kusumawati, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap Created Share Holder Value
38
Hasil penelitian oleh Ismiyanti dan Hanafi yang menyatakan
bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen. Semakin tinggi kepemilikan institusional maka semakin kuat
control eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi kos keagenan dan
perusahaan cenderung memberikan dividen yang rendah.55
Kepemilikan
institusional dianggap sebagai efek substitusi dari upaya untuk
meminimalkan biaya keagenan melalui kebijakan dividen dan utang. Oleh
karena itu, untuk menghindari inefisiensi penggunaan sumber daya,
diterapkankan kebijakan dividen yang lebih rendah.56
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H3 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Harga
Saham pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan
investasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) periode 2012-2016.
4. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan agency theory oleh Jensen dan Meckling, struktur
modal berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap dividen.
Struktur modal berpengaruh signifikan dengan arah positif terhadap
pada Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2011, hlm. 38-39. 55
Fitri Ismiyanti dan Mamduh M Hanafi, Kepemilikan Institusional, Risiko,
Kebijakan Utang, dan Kebijakan Dividen: Analisis Persamaan Simultan, Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi VI, 2003. 56
Marselina Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan Eddy Suranta, Dividend
Policy and Foreign Ownership, Leverage, Free Cash Flow, Return on Asset, Jurnal
Prosiding SNA-Simposium Nasional Akuntansi XVI, Vol. 16, 2013, hlm .321.
39
kebijakan dividen. Saat struktur modal mengalami kenaikan maka
kebijakan dividen akan naik, saat struktur modal mengalami penurunan
maka kebijakan dividen akan turun.57
Struktur modal merupakan penentuan komposisi modal, yaitu
perbandingan antara hutang dan modal sendiri atau dengan kata lain
struktur modal merupakan hasil atau akibat dari keputusan pendanaan
(financing decision) yang artinya memilih apakah akan mengunakan
hutang atau ekuitas untuk mendanai operasi perusahaan.58
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H4 : Struktur Modal berpengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode
2012-2016.
5. Pengaruh Harga Saham terhadap Kebijakan Dividen
Kebijakan pembayaran deviden merupakan suatu kebijakan yang
dengan biaya mahal, karena perusahaan harus menyediakan dana dalam
jumlah besar untuk keperluan pembayaran dividen. Perusahaan umumnya
menolak untuk mengurangi pembayaran dividen dan menganut kebijakan
konservatif dengan pembayaran dividen yang stabil. Hanya perusahaan
57
Agnes Sulistyowati, Suhadak, dan Achmad Husaini: “Pengaruh Struktur
Modal Terhadap Kebijakan Dividend (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2012)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol.8,
No2, 2014, hlm. 3. 58
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan , Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Rajawali
Pers), 2009, hlm. 9.
40
dengan tingkat kemampulabaan yang tinggi dan prospek ke depan yang
cerah, yang mampu untuk membagikan dividen. Banyak perusahaan yang
selalu mengkomunikasikan bahwa perusahaannya memiliki prospek ke
depan yang cerah dan tidak menghadapi masalah keuangan.59
Kemampuan perusahaan dalam membayar deviden adalah salah
satu faktor yang mempengaruhi harga saham. Besarnya pembayaran
dividen tersebut dapat mempengaruhi harga saham. Apabila deviden yang
dibayarkan tinggi, maka harga saham cenderung tinggi sehingga nilai
perusahaan juga tinggi.60
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H5 : Harga Saham berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen
pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi
yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
periode 2012-2016.
6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen
yang Dimediasi oleh Harga Saham
Besar kecilnya kepemilikan institusional pada perusahaan yang
setiap tahunnya berubah-ubah. Pada akhirnya, perbedaan hasil dapat
terjadi, artinya apabila kepemilikan institusional naik, kebijakan dividen
dan harga saham belum tentu mengalami kenaikan juga. Secara teori,
59
Werner R. Murhadi: “Studi Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya
Terhadap Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewiraysahaan, Vol.10, No.1, 2008,
hlm. 2. 60
Ria Nofrita: “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Intervening” Jurnal Akunansi, 2013, hlm. 6.
41
kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen dan
harga saham. Hal ini terbukti pada dan penelitian yang telah dilakukan
oleh penelitian Embara, Wiagustini, Badjra yang menyatakan bahwa
kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif signifikan terhadap
kebijakan dividen dan harga saham.61
Total pengembalian (return) kepada pemegang saham selama waktu
tertentu terdiri dari peningkatan harga saham ditambah dividen yang
diterima. Jika perusahaan menetapkan dividen yang lebih tinggi dari tahun
sebelumnya, maka return yang diperoleh investor akan semakin tinggi. 62
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H6 : Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Kebijakan
Dividen dengan Harga Saham sebagai Variabel Intervening
pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi
yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
periode 2012-2016.
61
Cecilia Triana Dewi Lestari Embara, Ni Luh Putu Wiagustini, dan Ida Bagus
Badjara, Variabel – Variabel yang Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen serta Harga
Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Jurnal Manajemen,
Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2, 2012, hlm. 127. 62
Umi Mardiyati, Gatot Nazir A, dan Ria Putri, "Pengaruh Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan", Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia, Volume 3, Nomor 1, 2012
42
7. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kebijakan Dividen yang
Dimediasi oleh Harga Saham
Struktur modal dapat menggambarkan perbandingan antara utang
dengan modal sehingga menunjukkan apakah perusahaan didanai lebih
banyak utang atau modal sendiri. Semakin besar struktur modal berarti
risiko perusahaan semakin tinggi dan ini dapat menurunkan harga saham
di pasar modal. Turunnnya harga saham akan mempengaruhi pembagian
dividen dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap sikap investor. Para
pemegang saham memandang negatif terhadap perusahaan yang
mengurangi dividen, karena mengurangi dividen dapat mereka kaitkan
pada kesulitan keuangan pada suatu perusahaan. Pembayaran dividen
sering diikuti oleh kenaikan harga saham dan dilihat sebagai signal bahwa
perusahaan memiliki propsek yang baik.63
Menurut Weston dan Copeland bahwa capital structure or the
capitalization of the firm is the permanent financing represented by long-
term debt, preferred stock and shareholder‟s equity. Joel G. Siegel dan Jae
K. Shim mengatakan debt to equity ratio (DER) sebagai ukuran yang
dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan
besarnya jaminan yang tersedio untuk kreditor. Tingkat risiko perusahaan
dapat tercermin dari debt to equity ratio (DER) yang menunjukkan
63
Nola Yulita, Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Perushaan, Universitas Negeri Padang, 2014, hlm. 3-4.
43
seberapa besar modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan.64
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan rumusan hipotesis
sebagai berikut:
H7 : Struktur Modal berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen
dengan Harga Saham sebagai Variabel Intervening pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang
terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode
2012-2016.
G. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Tabel Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu
64
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan (Teori dan Soal Jawab),
(Bandung: ALFABETA, 2015), hlm. 184.
No Penulis Judul Variabel Hasil
1 Lita Kurniawati,
Sahala Manalu
dan Rony Joyo
Negoro
Octavianus
(2015)
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional
Terhadap Kebijakan
Dividen, dan Harga
Saham
Variabel
Dependen:
Kebijakan
Dividen dan
Harga Saham.
Variabel
Independen:
Kepemilikan
institusional.
Terdapat hubungan yang
signifikan positif antara
kepemilikan institusional
dan kebijakan dividen.
Juga terdapat hubungan
yang signifikan positif
antara kepemilikan
institusional dan harga
saham.
2 Agnes
Sulistyowati,
Suhadak, dan
Achmad Husaini
(2014)
Pengaruh Struktur
Modal Terhadap
Kebijakan Dividend
(Studi Pada
Perusahaan yang
Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia
Periode Tahun 2010-
2012)
Variabel
Dependen:
Kebijakan
Dividen.
Varibel
Independen:
Struktur
Modal.
Hasil penelitian
menunjukkan struktur
modal (leverage)
berpengaruh signifikan
terhadap kebijakan
dividen.
44
3 Ali Kesuma
(2009)
Analisis Faktor yang
Mempengaruhi
Struktur Modal Serta
Pengaruhnya
Terhadap Harga
Saham
PerusahaanReal
Estate yang Go
Public di BEI
Variabel
Dependen:
Struktur
Modal dan
Harga Saham.
Variabel
Independen:
Growth of
sales, Struktur
Aktiva,
Profitabilitas,
Rasio Hutang.
Struktur aktiva
mempunyai pengaruh
negatif atau berlawanan
arah dengan harga saham,
Profitabilitas mempunyai
pengaruh signifikan serta
searah dengan harga
saham dan signifikan,
Rasio Hutang mempunyai
pengaruh yang tidak
signifikan terhadap harga
saham, Struktur modal
mempunyai pengaruh
tidak signifikan dan
searah dengan harga
saham.
4 Tita Deitiana
(2011)
Pengaruh Rasio
Keuangan,
Pertumbuhan
Penjualan Dan
Dividen Terhadap
Harga Saham
Variabel
Dependen:
Harga Saham.
Variabel
Independen:
Likuiditas,
Profitabilitas,
Perumbuhan
Penjualan dan
Dividen.
Profitabilitas berpengaruh
terhadap harga saham.
Likuiditas, dividen dan
pertumbahan penjualan
tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
5 Werner R.
Murhadi
(2008)
Studi Kebijakan
Deviden: Anteseden
dan Dampaknya
Terhadap Harga
Saham
Variabel
Dependen:
harga saham
dan dividen.
variabel
Independen:
set kesempatan
investasi,
aliran kas
bebas, tahapan
daur hidup,
kepemilikan
institusional,
dan regulasi.
Variabel
control:
ukuran
perusahaan
dan utang.
Kebijakan deviden
berpengaruh
positif terhadap harga
saham, Set kesempatan
investasi dalam penelitian
ini tidak memiliki
pengaruh langsung
terhadap harga saham,
Aliran
kas bebas memiliki
pengaruh negatif terhadap
harga
saham, kepemilikan
institusi memiliki
pengaruh
negatif, Tahapan daur
hidup perusahaan
berpengaruh
terhadap harga saham,
Regulasi berpengaruh
45
positif terhadap harga
saham.
6 Mayang Trusta
Wanudya Palupi,
Nengah Sudjana,
Zahroh Z.A
(2017)
Pengaruh Struktur
Modal Terhadap
Kebijakan (pada
perusahaan
manufaktur sektor
industry dasar dan
kimia yang terdaftar
di BEI 2013-3015)
Variabel
Dependen:
Kebijakan
Dividen.
Variabel
Independen:
DR dan DER.
DR berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
kebijakan dividen
DER berpengaruh
negating dan signifikan
terhadap kebijakan
dividen.
7 Sisca Christianty
Dewi
(2008)
Pengaruh
Kepemilikan
Managerial,
Kepemilikan
Institusional,
Kebijakan Hutang,
Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan
Dividen
Variabel
Devenden:
Kebijakan
Dividen.
Variabel
Independen:
Kepemilikan
Managerial,
Kepemilikan
Institusional,
Kebijakan
Hutang,
Profitabilitas
dan Ukuran
Perusahaan.
Hasil pengujian hipotesis
terdapat: pengujian pada
koefisiensi kepemilikan
manajerial yang bernilai
negatif dan signifikan,
pengujian pada
koefisiensi kepemilikan
intsitusional yang bernilai
negatif dan signifikan,
pengujian pada
koefisiensi kebijakan
hutang yang bernilai
negatif dan signifikan,
pengujian pada
koefisiensi ukuran
perusahaan yang bernilai
positif dan signifikan.
8 Ina Kusnul
Astiningsih
(2017)
Pengaruh
Kepemilikan
Institusional,
Earning Per Share,
Return On Asset
terhadap Harga
Saham
Variabel
Dependen:
Harga Saham.
Variabel
Independen:
Kepemilikan
Institusional,
Earning Per
Share, dan
Return On
Asset.
Hasil uji t menunjukkan
bahwa hanya variabel
Earning Per Share, dan
Return On Asset yang
berpengaruh signifikan
terhadp harga saham.
Sedangkan kepemilikan
institusional tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
9 Evy Sumarta
(2016)
Pengaruh Struktur
Kepemilikan
terhadap Kebijakan
Dividen pada
Perusahaan
Manufaktur
Variabel
Dependen:
Kebijakan
Dividen.
Variabel
Independen:
Kepemilikan
Institusional
Kepemilikan institusional
yang tidak memiliki
kepemilikan manajerial
berpengaruh negatif
terhadap kebijakan
dividen, sedangkan
kepemilikan institusional
yang memiliki
46
Sumber : Dikumpulkan dari berbagai sumber, 2018
dan
Kepemilikan
Manajerial.
kepemilikan manjerial
berpengaruh positif.
Kepemilikan manajerial
berpengaruh positif
terhadap kebijakan
dividen.
10 Fatkur
Rahmawati
(2017)
Pengaruh Kebijakan
Dividen dan
Keputusan Investasi
terhadap Harga
Saham pada
Perusahaan
Trnasportasi yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
Periode 2009-2014
Variabel
Dependen:
Harga Saham.
Variabel
Independen:
Kebijakan
Dividen dan
Keputusan
Investasi.
Secara Simultan
Pengaruh kebijakan
dividen dan keputusan
investasi terhadap harga
saham berpengaruh
secara signifikan.
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Agar dapat mengatasi terjadinya penyimpangan pada penyusunan,
penulis perlu membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada pengaruh
kepemilikan institusional dan struktur modal terhadap kebijakan dividen
dengan harga saham sebagai variabel intervening (studi empiris pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di indeks
saham syariah indonesia (ISSI) periode 2012-2016).
B. Jenis dan Sumber Data
Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif, metode penelitian kuantitatif adalah sebagai metode
penelitian yang berdasarkan yang berlandaskan pada filsafat positivism
(konkrit, teramati, terukur dll).65
Pendekatan kuantitatif menekankan pada
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data sekunder, data sekunder adalah data yang
diperoleh lewat pihak lain tidak langsung diperoleh dari subyek
65
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta), 2015, hlm. 14.
48
penelitiannya.66
Penelitian ini menggunakan data yang pengumpulannya dan
pengolahannya dilakukan oleh pihak lain yang diperoleh website
www.idx.co.id. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor perdagangan,
jasa dan investasi yang terdaftar di ISSI periode 2012-2016.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.67
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor perdagangan, jasa dan
investasi yang terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode
2012-2016 sebanyak 89 perusahaan. (Lampiran 1)
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.68
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada 7
perusahaan yang memenuhi kriteria. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini diambil secara purposive sampling yaitu teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria pengambilan sampel yang
ditentukan dalam pemilihan sample adalah:
1. Perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI).
66
Saifuddin Anwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), 2014,
hlm. 91. 67
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta), 2015, hlm. 117. 68
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta), 2015, hlm. 81.
49
2. Perusahaan secara berturut-turut memiliki semua data yang diperlukan
dalam setiap variabel penelitian kepemilikan institusional, struktur modal,
harga saham dan kebijakan dividen pada periode 2012-2016.
Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan prosedur pemilihan sampel
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Prosedur Pemilihan Sample
No Keterangan Jumlah
Perusahaan
Kode Perusahaan
1
Perusahaan sektor
perdagangan, jasa, dan
investasi yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah
Indonesia (ISSI) periode
2012-2016.
89
ACES, AIMS, AKRA, APII, ASGR, BAYU,
BLTZ, BMSR, BMTR, BRMS, CENT, CLPI,
CNKO, CSAP, DNET, DSSA, ECII, EMPT,
ERAA, FAST, FISH, GEMA, GLOB, GOLD,
GREN, HERO, HEXA, HOME, HOTL, ICON,
INPP, INTA, INTD, ITMA, JIHD, JKON,
JTPE, JSPT, KBLV, KOBX, KOIN, LINK,
LPLI, LPPF, LTLS, MAMI, MAPI, MDIA,
MDRN, MFMI, MICE, MIDI, MIKA, MLPL,
MLPT, MNCN, MPPA, MTDL, PANR, PDES,
PGLI, PJAA, PNSE, PSKT, PTSP, RALS,
RANC, RIMO, SAME, SCMA, SDPC, SHID,
SILO, SKYB, SONA, SQMI, SRAJ, SRTG,
SUGI, TELE, TGKA, TIRA, TMPI, TMPO,
TRIL, TURI, UNTR, WAPO, WICO
2
Perusahaan yang tidak
membagikan dividen
2012.
(28)
(ACES, APII, BMSR, CLPI, CNKO, CSAP,
ERAA, GEMA, GLOB, GOLD, HERO, INPP,
JSPT, LPLI, LTLS, MPPA, MTDL, PANR,
PJAA, PNSE, RALS, SDPC, SQMI, SRAJ,
TMPO, TRIL, WAPO, WICO)
3
Perusahaan yang tidak
membagikan dividen
2013.
(13)
(BLTZ, ECII, HOTL, INTA, KBLV, KOBX,
MAMI, MLPT, PDES, RANC, SILO, SRTG,
TELE)
4
Perusahaan yang tidak
membagikan dividen
2014.
(19)
(BAYU, DNET, FAST, HEXA, ICON, JKON,
JTPE, KOIN, LINK, MDIA, MDRN, MICE,
MLPL, MNCN, PSKT, RIMO, SAME, SHID,
SONA)
5
Perusahaan yang tidak
membagikan dividen
2015.
(14)
(AIMS, CENT, EPMT, INTD, ITMA, LPPF,
MFMI, MIKA, PGLI, SKYB, SUGI, TGKA,
TIRA, TMPI)
6
Perusahaan yang tidak
membagikan dividen
2016.
(8)
(BRMS, DSSA, GREN, HOME, JIHD, MAPI,
MIDI, PTSP)
Jumlah Sample 7
AKRA, ASGR, BMTR, FISH, SCMA, TURI,
UNTR
Sumber: Data diolah kembali, 2018
50
Berikut data perusahaan yang akan menjadi sampel penelitian:
Tabel 3.2
Daftar Sample Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa
dan Investasi yang Terdaftar di ISSI
Periode 2012-2016
No Kode Efek Nama Perusahaan
1 AKRA PT AKR Corporindo Tbk.
2 ASGR PT Astra Graphia Tbk.
3 BMTR PT Global Mediacom Tbk.
4 FISH PT FKS Multi Agro Tbk.
5 SCMA PT Surya Citra Media Tbk.
6 TURI PT Tunas Ridean Tbk.
7 UNTR PT United Tractors Tbk.
Sumber : www.sahamok.com (data diolah kembali), 2018
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi,
kepustakaan yang berupa buku, jurnal dan website. Dokumentasi yang
didasarkan pada laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan oleh
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Indeks
Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2016 melalui website
www.idx.co.id.
E. Variabel-variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi tiga
kelompok besar yaitu variabel bebas (independent variable), variabel terikat
(dependent variable) dan variable antara (variable intervening). Definisi
operasional untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
51
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).69
Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah
Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal (DER).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.70
Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Kebijakan Dividen (DPR).
3. Variabel Antara (Intervening Variable)
Variabel antara adalah variabel yang menghubungkan antara
variabel bebas dan terikat yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan namun tidak dapat diamati atau diukur. Sehingga menyebabkan
hubungan antara X dan Y menjadi hubungan yang tidak langsung, bias
dinotasikan dengan X atau Z. Dengan kata lain variabel antara
mengemukakan dan menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat. Variabel Antara (Intervening Variable) dalam penelitian
ini yaitu Harga Saham.
69
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta), 2015, hlm. 81. 70
Sugiyono, Metode Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta), 2015, hlm. 39.
52
Tabel 3.3
Definisi Operasional
Sumber: diolah dari berbagai sumber, 2018
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan cara dokumentasi, yaitu dengan melakukan pencatatan atau
mengumpulkan catatan-catatan yang menjadi bahan penelitian, dan mengkaji
dari berbagai literatur pustaka seperti berbagai jurnal, karya tulisan ilmiah
seperti skripsi, buku-buku, dan sumber-sumber yang berkaitan dengan
penelitian.
Variabel Definisi Indikator Skala
Kepemilikan
Institusional
(X1)
Tingkat kepemilikan saham institusional
dalam perusahaan di perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi yang
terdaftar di ISSI periode 2012-2016 yang
diukur oleh proporsi saham yang dimiliki
institusional pada akhir tahun.
Jumlah saham
yang dimiliki
institusi
Jumlah saham
yang beredar
Rasio
Struktur Modal
(X2)
Rasio atau perbandingan antara modal
sendiri dan modal yang diperoleh dari luar
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan
investasi yang terdaftar di ISSI periode
2012-2016.
Total liabilitas
Total ekuitas Rasio
Harga Saham
(Z)
Salah surat berharga yang diperdagangkan
dipasar modal (bursa) pada perusahaan
sektor perdagangan, jasa dan investasi yang
terdaftar di ISSI periode 2012-2016.
Harga
penutupan
saham
(closing price)
Rasio
Kebijakan
Dividen
(Y)
Kebijakan yang harus diambil oleh
manajemen di perusahaan sektor
perdagangan, jasa dan investasi yang
terdaftar di ISSI periode 2012-2016 untuk
memutuskan apakah laba yang diperoleh
perusahaan selama satu periode akan dibagi
semua atau dibagi sebagian untuk dividen
dan sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk
laba ditahan.
Dividen per
saham
Laba per
saham Rasio
53
G. Metode Analisis Data
Berdasarkan hipotesis yang telah ditentukan, maka analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analysis regresi linier berganda (path
analysis). Metode ini digunakan untuk menguji model hubungan antar variabel
yang berbentuk sebab akibat.71
Untuk mempermudah pelaksanaan perhitungan
menggunakan alat bantu SPSS windows versi 20.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif bertujuan untuk mengembangkan atau
menggambarkan profil data penelitian dan mengidentifikasi variabel-
variabel pada setiap hipotesis. Uji statistik deskriptif dalam penelitian ini
digunakan untuk mendeskripsikan data yang ada dalam penelitian ini yang
terdiri dari kepemilikan institusional, struktur modal, kebijakan dividen
dan harga saham.
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian statistik dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan
petimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi kalsik. Uji
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas,
Uji Linieritas, Uji Multikolinieritas, Uji Autokorelasi dan Uji
Heteroskedastisitas, yang secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal
71
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta), 2009, hlm. 47.
54
atau tidak, yaitu distribusi data tersebut tidak melenceng ke kanan dan
ke kiri. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan grafik
normal probability plot atau dengan uji Kolmogorov Smirnov. Deteksi
normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan:72
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Dasar pengambilan keputusan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov
yaitu:
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan.73
Uji
linier ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi
atau regresi linier. Dasar pengambilan keputusan:
72 Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
ke-2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 74.
73 Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 65.
55
1) Jika nilai Sig. deviation from liniearity > 0,05, maka terdapat
hubungan yang Linier antara variabel independen dengan variabel
dependen.
2) Jika nilai Sig. deviation from liniearity < 0,05, maka tidak terdapat
hubungan yang Linier antara variabel independen dengan variabel
dependen.
c. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi antara variabel bebas di dalam model regresi.
Multikolonieritas dapat disebabkan oleh adanya efek kombinasi dua
atau lebih variabel independen. Multikolonieritas dapat dilihat dari
nilai Tolerance dan variance inflation faktor (VIF). Jika nilai tolerance
≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10 maka model regresi tersebut bebas dari
multikolonieritas.74
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier
ada korelasi antara kesalhan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan
satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu
(time series) karena “gangguan” pada seseorang individu atau
kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada individu atau
74
Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 57.
56
kelompok yang sama pada periode berikutnya. Dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan Durbin Watson (DW test), karena sample
yang digunakan dibawah 100.75
1) Apabila dw < dl atau du > 4-dl, maka terdapat autokorelasi.
2) Apabila du < dw < 4-du, maka tidak terdapat autokorelasi.
3) Apabila dl < dw < du atau 4-du < dw < 4-dl, maka tidak ada
kesimpulan.
e. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homokedastisitas
dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi Heteroskedastisitas. Uji statistik yang digunakan
dalam penelitian adalah Uji Park. Jika nilai t hitung < dari t tabel maka
tidak terjadi gejala heterokedastisitas maka sebaliknya jika nilai t
hitung > dari t tabel maka terjadi gejala heterokedastisitas atau dengan
melihat signifikan < 0,05 secara statistik mempengaruhi variabel
dependen, maka ada indikasi terjadi Heteroskedastisitas. Jika
signifikansi terjadi > 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya Heteroskedastisitas.
75
Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 84.
57
H. Path Analysis
Mediasi atau intervening merupakan variabel antara yang berfungsi
memediasi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode analisis jalur
(path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier
berganda, tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung
dan tidak langsung dari beberapa variabel sebagai variabel penyebab, terhadap
beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat dan analisis jalur tidak dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis.76
Hubungan variabel Kepemilikan Institusional (X1) dan Struktur Modal
(X2) terhadap Kebijakan Dividen (Y) dimediasi Harga Saham (Z)
digambarkan dalam path analysis sebagai berikut:
Gambar 3.1
Model Diagram Path
76
Ety Rochaety, Ratih Tresnawati dan Abdul Madjid Latief, Metodologi
Penelitian Bisnis Dengan aplikasi SPSS. (Jakarta: Mitra Wacana Media), 2007, hlm. 142.
X2
Y
X1
Z
e1 e2
58
Model persamaan regresi yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
a. Z = PZX1 + PZX2 + e1
b. Y = PyX1 + PyX2 + PyZ + e2
Dimana :
P = Koefisien Regresi Variabel
X1 = Kepemilikan Institusional
X2 = Struktur Modal
Z = Harga Saham
Y = Kebijakan Dividen
e1 = Residual atau Prediction Error
e2 = Residual atau Prediction Error
I. Pengujian Hipotesis
1. Uji t
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi dari
pengaruh variabel independen, terhadap variabel dependen dengan
ketentuan penerimaan atau penolakan apabila angka signifikasi dibawah
atau sama dengan 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Pengujian
hipotesis juga dapat menggunakan perbandingan antara t hitung dengan t
tabel, dengan ketentuan:
a. Jika t hitung > t tabel, nilai signifikansi t < 0,05 maka Ho ditolak dan
Ha diterima.
59
b. Jika t hitung < t tabel nilai signifikansi t > 0,05 maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
2. Uji Pengaruh Mediasi (Intervening)
Sobel test digunakan untuk mengetahui apakah hubungan yang
melaui sebuah variabel mediasi secara signifikan mampu sebagai mediator
dalam hubungan tersebut. Sebagai contoh pengaruh A terhadap B melalui
Z. Dalam hal ini variabel Z merupakan mediator hubungan dari A ke B.
Untuk menguji seberapa besar peran variabel Z memediasi pengaruh A
terhadap B digunakan uji Sobel test. Dimana Sobel test menggunakan uji
Z dengan rumus sebagai berikut:
√
a = koefisien regresi variabel independen terhadap varaibel mediasi
b = koefisien regresi variabel mediasi terhadap varaibel dependen
SEa = standard error of estimation dari pengaruh variabel independen
terhadap variabel mediasi
SEb = standard error of estimation dari pengaruh variabel mediasi
terhadap variabel dependen
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk menukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangan variabel-variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah nol sampai satu. Nilai R2
yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
60
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.77
4. Menghitung Jalur
Perhitungan jalur menjelaskan tentang X1 dan X2 baik secara langsung
maupun tidak langsung terhadap Harga Saham (Z) dan Kebijakan Dividen
(Y).78
a. Menghitung Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
1) Pengaruh variabel X1 terhadap Z DEX1,Z = X1 terhadap Z
2) Pengaruh variabel X2 terhadap Z DEX2,Z = X2 terhadap Z
3) Pengaruh variabel X1 terhadap Y DEX1Y = X1 terhadap Y
4) Pengaruh variabel X2 terhadap Y DEX2,Y = X2 terhadap Y
5) Pengaruh variabel Z terhadap Y DEZY = Z terhadap Y
b. Menghitung Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)
1) Pengaruh variabel X1 terhadap Y melalui Z
IE X1ZY : X1 Z Y (DEX1,Z * DEZY)
2) Pengaruh variabel X2 terhadap Y melalui Z
IE X2ZY : X2 Z Y (DEX2,Z * DEZY)
77
Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 65. 78
Ety Rochaety, Ratih Tresnawati dan Abdul Madjid Latief, Metodologi
Penelitian Bisnis Dengan aplikasi SPSS. (Jakarta: Mitra Wacana Media), 2007, hlm. 179.
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif Variabel
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif, maka berikut dalam
tabel-tabel hasil analisis deskriptif masing-masing variabel yang terdiri dari
variabel dependen yaitu Kebijakan Dividen, variabel independen yaitu
Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal serta Harga Saham sebagi
variabel Intervening akan ditampilkan karakteristik sampel yang digunakan
didalam penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean),
nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi.
1. Kepemilikan Institusional (KI)
Data statistik deskriptif dari nilai variabel penelitian kepemilikan
institusional dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Kepemilikan Institusional (KI)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_KI 35 3.76 4.49 4.1242 .21585
Valid N (listwise) 35
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan
pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2016 dalam
penelitian ini sebanyak 35 data. Hasil statistik deskriptif dari variabel
independen kepemilikan institusional (KI) memiliki nilai minimum 3,76,
62
nilai maximum 4,49 dan memiliki mean 4,1242 dengan standar deviasi
sebesar 0,21585. Nilai mean ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari rata-
rata minimum yang ditentukan yaitu 3,76. Hal ini menunjukkan bahwa
kepemilikan institusional di dalam perusahaan memiliki tingkat
keterlibatan partisipasi yang tinggi dalam keputusan pembagian dividen
dalam perusahaan.
2. Struktur Modal (DER)
Data statistik deskriptif dari nilai variabel penelitian struktur modal
dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
Tabel 4.2
Statistik Deskriptif Struktur Modal (DER)
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_DER 35 3.40 6.46 4.4718 .74295
Valid N (listwise) 35
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan
pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2016 dalam
penelitian ini sebanyak 35 data. Hasil statistik deskriptif dari variabel
independen struktur modal (DER) memiliki nilai minimum 3,40, nilai
maximum 6,46 dan memiliki mean 4,4718 dengan standar deviasi sebesar
0,74295. Nilai mean ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari rata-rata
minimum yang ditentukan yaitu 3,40. Hal ini menunjukkan bahwa struktur
63
modal di dalam perusahaan cenderung memiliki tingkat keterlibatan
partisipasi dalam keputusan pembagian dividen dalam perusahaan.
3. Harga Saham
Data statistik deskriptif dari nilai variabel penelitian harga saham
dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Harga Saham
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_HS 35 6.27 9.96 7.8948 1.02003
Valid N (listwise) 35
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan
pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2016 dalam
penelitian ini sebanyak 35 data. Hasil statistik deskriptif dari variabel
intervening harga saham memiliki nilai minimum 6,27, nilai maximum
9,96 dan memiliki mean 7,8948 dengan standar deviasi sebesar 1,02003.
Nilai mean ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari rata-rata minimum
yang ditentukan yaitu 6,27. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham di
dalam perusahaan cenderung tinggi dalam penentuan pengambilan
keputusan dividen yang akan dibagikan.
4. Kebijakan Dividen (DPR)
Data statistik deskriptif dari nilai variabel penelitian harga saham
dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut :
64
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Kebijakan Dividen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_DPR 35 1.69 4.91 3.5957 .79864
Valid N (listwise) 35
Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa jumlah pengamatan
pada perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2012-2016 dalam
penelitian ini sebanyak 35 data. Hasil statistik deskriptif dari variabel
dependen kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai minimum 1,69, nilai
maximum 4,91 dan memiliki mean 3,5957 dengan standar deviasi sebesar
0,79864. Nilai mean ini memiliki nilai yang lebih tinggi dari rata-rata
minimum yang ditentukan yaitu 1,69. Hal ini menunjukkan bahwa
kebijakan dividen di dalam perusahaan memiliki kebijakan yang tepat
dalam pembagian dividen.
B. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian statistisk dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan
petimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi kalsik. Uji
asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Normalitas, Uji
Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastisitas.
65
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal atau
tidak. yaitu distribusi data tersebut tidak melenceng ke kanan dan ke kiri.
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan normal probability plot
dan kolmogorov smirnov.79
Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam kurva
berikut berikut:
a. Uji Normalitas dengan Probability Plot dan Kolmogorov Smirnov
Kepemilikan Institusional (X1) dan Struktur Modal (X2) Terhadap
Harga Saham (Z)
Gambar 4.1
Kurva Uji Normalitas Probability Plot
Sumber: Output SPSS 20, 2018 (data diolah kembali)
Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa penyebaran titik
berada disekitar garis diagonal, sehingga didapatkan hasil data
terdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan.
79 Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi
ke-2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 74.
66
Tabel 4.5
Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .96655977
Most Extreme Differences
Absolute .186
Positive .186
Negative -.106
Kolmogorov-Smirnov Z 1.103
Asymp. Sig. (2-tailed) .176
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov
signifikan pada 0,176 > 0,05, dengan demikian residual data
berdistribusi secara normal.
b. Uji Normalitas dengan Probability Plot dan Kolmogorov Smirnov
Kepemilikan Institusional (X1), Struktur Modal (X2) dan Harga
Saham (Z) Terhadap Kebijakan Dividen (Y)
Gambar 4.2
Kurva Uji Normalitas Probability Plot
Sumber: Output SPSS 20, 2018 (data diolah kembali)
67
Berdasarkan Gambar 4.2 menunjukkan bahwa penyebaran titik
berada disekitar garis diagonal, sehingga didapatkan hasil data
terdistribusi secara normal dan tidak terjadi penyimpangan.
Tabel 4.6
Uji Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .59353550
Most Extreme Differences
Absolute .109
Positive .091
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .644
Asymp. Sig. (2-tailed) .801
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan nilai Kolmogorov-Smirnov
signifikan pada 0,801 > 0,05, dengan demikian residual data
berdistribusi secara normal.
2. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yag linier atau tidak secara signifikan.80
Hasil uji
linieritas dapat dilihat dalam tabel berikut:
80
Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 65.
68
a. Uji Linieritas Kepemilikan Institusional (X1) Terhadap Harga
Saham (Z)
Tabel 4.7
Nilai Signifikansi (Sig)
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_HS *
Ln_KI
Between Groups
(Combined) 35.049 22 1.593 58.572 .000
Linearity 1.319 1 1.319 48.498 .000
Deviation from
Linearity 33.730 21 1.606 59.052 .000
Within Groups .326 12 .027
Total 35.376 34
Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui nilai Sig, deviation
from linearity sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat hubungan yang linier antara Kepemilikan Institusional
dengan Harga Saham.
b. Uji Linieritas Struktur Modal (X2) Terhadap Harga Saham (Z)
Tabel 4.8
Nilai Signifikansi (Sig)
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_HS *
Ln_DER
Between Groups
(Combined) 34.255 32 1.070 1.911 .403
Linearity .755 1 .755 1.348 .365
Deviation from
Linearity 33.500 31 1.081 1.929 .400
Within Groups 1.121 2 .560
Total 35.376 34
69
Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui nilai Sig, deviation
from linearity sebesar 0,365 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara Struktur Modal dengan Harga
Saham.
c. Uji Linieritas Kepemilikan Institusional (X1) Terhadap Kebijakan
Dividen (Y)
Tabel 4.9
Nilai Signifikansi (Sig)
Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui nilai Sig, deviation
from linearity sebesar 0,155 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara Kepemilikan Institusional dengan
Kebijakan Dividen.
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_DPR *
Ln_KI
Between Groups
(Combined) 17.279 22 .785 2.139 0.87
Linearity 3.654 1 3.654 9.951 .008
Deviation from
Linearity 13.625 21 .649 1.767 .155
Within Groups 4.406 12 .367
Total 25314.090 34
70
d. Uji Linieritas Struktur Modal (X2) Terhadap Kebijakan Dividen
(Y)
Tabel 4.10
Nilai Signifikansi (Sig)
Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui nilai Sig, deviation
from linearity sebesar 0,056 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara Struktur Modal dengan Kebijakan
Dividen.
e. Uji Linieritas Harga Saham (Z) Terhadap Kebijakan Dividen (Y)
Tabel 4.11
Nilai Signifikansi (Sig) ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_DPR *
Ln_HS
Between Groups
(Combined) 20.736 33 .528 .661 .772
Linearity .166 1 .166 .175 .748
Deviation
from Linearity 20.570 32 .643 .677 .767
Within Groups .950 1 .950
Total 21.686 34
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_DPR *
Ln_DER
Between Groups
(Combined) 21.640 32 .676 29.530 .033
Linearity 9.234 1 9.243 403.631 .002
Deviation
from
Linearity
12.397 31 .400 17.462 .056
Within Groups .046 2 .023
Total 21.686 34
71
Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui nilai Sig, deviation
from linearity sebesar 0,748 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang linier antara Harga Saham dengan Kebijakan
Dividen.
3. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat
korelasi antara variabel bebas di dalam model regresi. Multikolonieritas
dapat disebabkan oleh adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel
independen. Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai Tolerance dan
variance inflation faktor (VIF). Jika nilai tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤
10 maka model regresi tersebut bebas dari multikolonieritas.81
Hasil uji
multikolinieritas dapat dilihat dalam tabel berikut:
a. Uji Multikolonieritas Kepemilikan Institusional (X1) dan Struktur
Modal (X2) Terhadap Harga Saham (Z)
Tabel 4.12
Nilai Tolerance dan Fariance Infkation Factor (VIF)
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Ln_KI
.813
1.230
Ln_DER .813 1.230
a. Dependent Variable: Ln_HS
81
Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 57.
72
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui nilai Tolerance dan VIF
untuk masing-masing variabel penelitian sebagai berikut :
1) Nilai Tolerance untuk variabel Kepemilikan Institusional sebesar
0,813 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,230 < 10, sehingga variabel
Kepemilikan Institusional dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolinieritas.
2) Nilai Tolerance untuk variabel Struktur Modal sebesar 0,813 >
0,10 dan nilai VIF sebesar 1,230 < 10, sehingga variabel Struktur
Modal dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.
b. Uji Multikolonieritas Kepemilikan Institusional (X1), Struktur
Modal (X2) dan Harga Saham (Z) Terhadap Kebijakan Dividen
(Y)
Tabel 4.13
Nilai Tolerance dan Fariance Infkation Factor (VIF)
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui nilai Tolerance dan VIF
untuk masing-masing variabel penelitian sebagai berikut :
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Ln_KI
.746
1.340
Ln_DER .759 1.318
Ln_HS .898 1.114
a. Dependent Variable: Ln_DPR
73
1) Nilai Tolerance untuk variabel Kepemilikan Institusional sebesar
0,746 > 0,10 dan nilai VIF sebesar 1,340 < 10, sehingga variabel
Kepemilikan Institusional dinyatakan tidak terjadi gejala
multikolinieritas.
2) Nilai Tolerance untuk variabel Struktur Modal sebesar 0,759 >
0,10 dan nilai VIF sebesar 1,318 < 10, sehingga variabel Struktur
Modal dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.
3) Nilai Tolerance untuk variabel Harga Saham sebesar 0,898 > 0.10
dan nilai VIF sebesar 1,114 < 10, sehingga variabel Harga Saham
dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinieritas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Dalam penelitian
ini menggunakan pendekatan Durbin Watson (DW test), karena sample
yang digunakan dibawah 100.82
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam
tabel berikut:
82
Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 84.
74
a. Uji Autokorelasi Kepemilikan Institusional (X1) dan Struktur
Modal (X2) Terhadap Harga Saham (Z)
Tabel 4.14
Nilai Durbin Watson Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .320a .102 .046 .99631 1.884
a. Predictors: (Constant), Ln_DER, Ln_KI
b. Dependent Variable: Ln_HS
Tabel 4.15
n = 35
dw dl Du 4-dl 4-du
1.884 1.3433 1.5838 2.7167 2.4162
Berdasarkan hasil uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson
diketahui bahwa du < dw < 4-du = 1,5838 < 1,884 < 2,4162 yang
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Autokorelasi pada
Kepemilikan Institusional (X1) dan Struktur Modal (X2) Terhadap
Harga Saham (Z).
b. Uji Autokorelasi Kepemilikan Institusional (X1), Struktur Modal
(X2) dan Harga Saham (Z) Terhadap Kebijakan Dividen (Y)
Tabel 4.16
Nilai Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .669a .448 .394 .62159 1.805
a. Predictors: (Constant), Ln_HS, Ln_DER, Ln_KI
b. Dependent Variable: Ln_DPR
75
Tabel 4.17
n = 35
dw dl Du 4-dl 4-du
1.805 1.2833 1.6528 2.7167 2.3472
Berdasarkan hasil uji autokorelasi menggunakan Durbin Watson
diketahui bahwa du < dw < 4-du = 1,6528 < 1,805 < 2,3472 yang
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat Autokorelasi pada
Kepemilikan Institusional (X1), Struktur Modal (X2) dan Harga Saham
(Z) Terhadap Kebijakan Dividen (Y).
5. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual dari satu
pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi Heteroskedastisitas. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian
adalah Uji Park. Jika nilai t hitung < dari t tabel maka tidak terjadi gejala
heterokedastisitas maka sebaliknya jika nilai t hitung > dari t tabel maka
terjadi gejala heterokedastisitas atau dengan melihat signifikan < 0,05
secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi
terjadi Heteroskedastisitas. Jika signifikansi terjadi > 0,05, maka dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
76
Heteroskedastisitas.83
Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat dalam
tabel berikut:
a. Uji Heteroskedastisitas Kepemilikan Institusional (X1) dan
Struktur Modal (X2) Terhadap Harga Saham (Z)
Tabel 4.18
Nilai t hitung dan Nilai Signifikansi (Sig)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 6.137 5.652 1.086 .286
Ln_KI -1.291 1.505 -.161 -.857 .398
Ln_DER -.419 .437 -.180 -.959 .345
a. Dependent Variable: Ln_RES1
Berdasarkan angka ttabel dengan ketentuan = 0,05 dan df = (n-
2) atau (35-2) = 33 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,692.
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui coefficients diperoleh nilai
thitung Kepemilikan Institusional sebesar -0,857 yang artinya thitung -
0,857 < ttabel 1,692 dan untuk taraf signifikannya 0,398 > 0,05, nilai
thitung Struktur Modal sebesar -0,959 yang artinya thitung -0,959 < ttabel
1,692 dan untuk taraf signifikannya 0,398 > 0,05. Nilai Sigfifikansi
untuk variabel 0,345 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.
83
Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 62.
77
b. Uji Heteroskedastisitas Kepemilikan Institusional (X1), Struktur
Modal (X2) dan Harga Saham (Z) Terhadap Kebijakan Dividen
(Y)
Tabel 4.19
Nilai t hitung dan Nilai Signifikansi (Sig)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -11.185 7.694 -1.454 .156
Ln_KI 1.244 2.103 .114 .591 .559
Ln_DER .935 .606 .296 1.543 .133
Ln_HS -.086 .406 -.037 -.212 .833
a. Dependent Variable: Ln_RES2
Berdasarkan angka ttabel dengan ketentuan = 0,05 dan df = (n-
2) atau (35-2) = 33 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,692.
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui coefficients diperoleh nilai
thitung Kepemilikan Institusional sebesar 0,591 yang artinya thitung 0,591
< ttabel 1,692 dan untuk taraf signifikannya 0,559 > 0,05, nilai thitung
Struktur Modal sebesar 1,534 yang artinya thitung 1,534 < ttabel 1,692 dan
untuk taraf signifikannya 0,133 > 0,05, nilai thitung Harga Saham
sebesar -0,212 yang artinya thitung -0,212 < ttabel 1,692 dan untuk taraf
signifikannya 0,833 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam
penelitian ini tidak terjadi heterokedastisitas.
78
C. Path Analysis
Analisis jalur atau Path Analysis merupakan perluasan dari analisis
regresi linier berganda, tujuan dari analisis jalur adalah untuk menerangkan
akibat langsung dan tidak langsung dari beberapa variabel sebagai variabel
penyebab, terhadap beberapa variabel lainnya sebagai variabel akibat dan
analisis jalur tidak dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak
hipotesis.84
Analisis jalur (path analysis) digunakan untuk mengetahui
pengaruh variabel Kepemilikan Institusional (X1) dan Struktur Modal (X2)
terhadap Harga Saham (Z), serta untuk mengetahui pengaruh variabel
Kepemilikan Institusional (X1), Struktur Modal (X2) dan Harga Saham (Z)
terhadap Kebijakan Dividen (Y). Hasil analisis jalur dirangkum pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 4.20
Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)
PENGARUH SC. BETA (Koefisien
Jalur)
Pengaruh X1 terhadap Z
Pengaruh X2 terhadap Z
Pengaruh X1 terhadap Y
Pengaruh X2 terhadap Y
Pengaruh Z terhadap Y
0,315
-0,282
-0,169
-0,574
0,036
Sumber: Output SPSS 20, 2018 (data diolah kembali)
84
Ety Rochaety, Ratih Tresnawati dan Abdul Madjid Latief, Metodologi
Penelitian Bisnis Dengan aplikasi SPSS. (Jakarta: Mitra Wacana Media), 2007, hlm. 142.
79
Berdasarkan tabel 4.20 maka model persamaan analisis jalur (path
analysis) yang diperoleh sebagai berikut:
Z = 0,513 ZX1 - 0,282 ZX2 + e1 (persamaan 1)
Y = -0,169 YX1 - 0,574 YX2 + 0,036 YZ + e2 (persamaan 2)
Dimana:
P = Koefisien Regrensi Variabel
X1 = Kepemilikan Institusional
X2 = Struktur Modal
Z = Harga Saham
Y = Kebijakan Dividen
e1 = Residual Atau Prediction Error
e2 = Residual Atau Prediction Error
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa:
1. Koefisien Jalur Variabel Kepemilikan Institusional (X1)
a. Pada persamaan 1, besarnya koefisien jalur variabel Kepemilikan
Institusional (X1) sebesar 0,315. Hal ini menunjukkan bahwa
Kepemilikan Institusional (X1) ada pengaruh secara langsung 0,315
terhadap Harga Saham (Z).
b. Pada persamaan 2, besarnya koefisien jalur variabel Kepemilikan
Institusional (X1) sebesar -0,169. Hal ini menunjukkan bahwa
Kepemilikan Institusional (X1) ada pengaruh secara langsung -0,169
terhadap Kebijakan Dividen (Y).
80
2. Koefisien Jalur Variabel Struktur Modal (X2)
a. Pada persamaan 1, besarnya koefisien jalur variabel Struktur Modal
(X2) sebesar -0,282. Hal ini menunjukkan bahwa Struktur Modal (X2)
ada pengaruh secara langsung -0,282 terhadap Harga Saham (Z).
b. Pada persamaan 2, besarnya koefisien jalur variabel Struktur Modal
(X2) sebesar -0,574. Hal ini menunjukkan bahwa Kompensasi (X2)
ada pengaruh secara langsung -0,574 terhadap Kebijakan Dividen
(Y).
3. Koefisien Jalur Variabel Harga Saham (Z)
Pada persamaan 2, besarnya koefisien jalur variabel Harga Saham (Z)
sebesar 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa Harga Saham (Z) ada
pengaruh secara langsung 0,036 terhadap Kebijakan Dividen (Y).
D. Uji Hipotesis
1. Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen terhadap variabel dependen dengan mengasumsikan
bahwa variabel independen lain dianggap konstan. Nilai t hitung dapat
dilihat pada hasil regresi melalui nilai signifikansi < 0,05. Hasil uji t dapat
dilihat dalam tabel berikut:
a. Uji t Kepemilikan Institusional (X1) dan Struktur Modal (X2)
Terhadap Harga Saham (Z)
81
Tabel 4.21
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 3.487 3.296 1.058 .298
Ln_KI 1.489 .878 .315 1.696 .100
Ln_DER -.388 .255 -.282 -1.520 .138
a. Dependent Variable: Ln_HS
Berdasarkan angka ttabel dengan ketentuan = 0,05 dan dk = (n-
k) atau (35-4) = 31 sehingga diperoleh nilai ttabel sebesar 1,695.
Berdasarkan tabel 4.21, maka dapat diketahui pengaruh masing-
masing variabel sebagai berikut:
1) Pengaruh Kepemilikan Institusional (X1) terhadap Harga
Saham (Z)
Dari tabel 4.21 coefficients diperoleh nilai thitung = 1,696 yang
artinya thitung 1,696 > ttabel 1,695 dan untuk taraf signifikannya
0,100 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima.
2) Pengaruh Struktur Modal (X2) terhadap Harga Saham (Z)
Dari tabel 4.21 coefficients diperoleh nilai thitung = -1,520 yang
artinya thitung -1,520 < ttabel 1,695 dan untuk taraf signifikannya
0,138 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian ini Ho diterima dan Ha ditolak.
82
b. Uji t Kepemilikan Institusional (X1), Struktur Modal (X2) dan
Harga Saham (Z) Terhadap Kebijakan Dividen (Y)
Tabel 4.22
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8.715 2.092 4.165 .000
Ln_KI -.626 .572 -.169 -1.095 .282
Ln_DER -.617 .165 -.574 -3.748 .001
Ln_HS .028 .110 .036 .258 .798
a. Dependent Variable: Ln_DPR
1) Pengaruh Kepemilikan Institusional (X1) terhadap Kebijakan
Dividen (Y)
Dari tabel 4.22 coefficients diperoleh nilai thitung = -0,095 yang
artinya thitung -1,095 < ttabel 1,695 dan untuk taraf signifikannya
0,282 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian ini Ho diterima dan Ha ditolak.
2) Pengaruh Struktur Modal (X2) terhadap Kebijakan Dividen
(Y)
Dari tabel 4.22 coefficients diperoleh nilai thitung = -3,748 yang
artinya thitung -3,748 > ttabel 1,695 dan untuk taraf signifikannya
0,001 < 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima.
83
3) Pengaruh Harga Saham (Z) terhadap Kebijakan Dividen (Y)
Dari tabel 4.22 coefficients diperoleh nilai thitung = 0,258 yang
artinya thitung 0,258 < ttabel 1,695 dan untuk taraf signifikannya
0,798 > 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam
penelitian ini Ho diterima dan Ha ditolak.
2. Uji Pengaruh Mediasi (Intervening)
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang
dikembangkan oleh Sobel dan dikenal dengan Uji Sobel atau Sobel Test.85
Uji Sobel ini dilakukan dengan cara menguji kekuatan pengaruh tidak
langsung variabel independen (X) kepada variabel dependen (Y) melalui
variabel intervening (Z).
a. Uji Pengaruh Kepemilikan Institusional (X1) Terhadap Kebijakan
Dividen (Y) Melalui Harga Saham (Z) Sebagai Variabel
Intervening
Tabel 4.23
Kepemilikan Institusional (X1) Terhadap Harga Saham (Z) Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.293 .838 8.702 .000
Ln_KI .010 .013 .127 .734 .468
a. Dependent Variable: Ln_HS
85 Muhammad Fauzan Baihaqi, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kepuasan Kerja dan Kinerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel
Intervening (Studi Pada PT. Yudhistira Ghalia Indonesia Area Yogyakarta), Skripsi,
Universitas Diponegoro, 2010, hlm. 84.
84
Tabel 4.24
Kepemilikan Institusional (X1) Terhadap Kebijakan Dividen (Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.336 .585 9.129 .000
Ln_KI -.028 .009 -.468 -3.044 .005
a. Dependent Variable: Ln_DPR
Tabel 4.25
Kepemilikan Institusional (X1) Terhadap Kebijakan Dividen (Y)
Melalui Harga Saham (Z)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.484 1.062 4.221 .000
Ln_KI -.029 .009 -.487 -3.138 .004
Ln_HS .117 .122 .149 .962 .343
a. Dependent Variable: Ln_DPR
Dari tabel 4.23 dapat diketahui a = 0,127 dengan SEa = 0,013,
pada tabel 4.25 dapat diketahui b = 0,149 dengan SEb = 0,122.
√
√
√
85
Berdasarkan angka ztabel dengan ketentuan = 0,05 dan sehingga
diperoleh nilai ztabel sebesar 0,894. Berdasarkan perhitungan rumus z,
maka dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel diperoleh nilai
zhitung = 1,212 yang artinya zhitung 1,212 > ztabel 0,894. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa harga saham mampu memediasi hubungan
pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini Ho
ditolak dan Ha diterima.
b. Uji Pengaruh Struktur Modal (X2) Terhadap Kebijakan Dividen
(Y) Melalui Harga Saham (Z) Sebagai Variabel Intervening
Tabel 4.26
Struktur Modal (X2) Terhadap Harga Saham (Z)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.792 1.071 8.206 .000
Ln_DER -.201 .236 -.146 -.848 .402
a. Dependent Variable: Ln_HS
Tabel 4.27
Struktur Modal (X2) Terhadap Kebijakan Dividen (Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.734 .642 10.484 .000
Ln_DER -.702 .142 -.653 -4.951 .000
a. Dependent Variable: Ln_DPR
86
Tabel 4.28
Struktur Modal (X2) Terhadap Kebijakan Dividen (Y) Melalui
Harga Saham (Z)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 6.789 1.137 5.970 .000
Ln_DER -.703 .145 -.654 -4.832 .000
Ln_HS -.006 .106 -.008 -.059 .953
a. Dependent Variable: Ln_DPR
Dari tabel 4.26 dapat diketahui a = -0,146 dengan SEa = 0,236
pada tabel 4.28 dapat diketahui b = -0,008 dengan SEb = 0,106.
√
√
√
Berdasarkan angka ztabel dengan ketentuan = 0,05 dan sehingga
diperoleh nilai ztabel sebesar 0,519. Berdasarkan perhitungan rumus z,
maka dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel diperoleh nilai
zhitung = 0,074 yang artinya zhitung 0,074 < ztabel 0,519. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa harga saham tidak mampu memediasi hubungan
pengaruh struktur modal terhadap kebijakan dividen. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini Ho diterima dan Ha
ditolak.
87
3. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk menukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangan variabel-variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah nol sampai satu.86
Hasil koefisien determinasi
dapat dilihat dalam tabel berikut:
a. Koefisien Determinasi (R2) Kepemilikan Institusional (X1) dan
Struktur Modal (X2) Terhadap Harga Saham (Z)
Tabel 4.29
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .320a .102 .046 .99631
a. Predictors: (Constant), Ln_DER, Ln_KI
b. Dependent Variable: Ln_HS
Berdasarkan hasil koefisien determinasi diketahui hasil dari R
square (R2) yang dapat dilihat melalui Adjusted R Square yaitu 0,46
yang menunjukkan bahwa kontribusi dari model yang digunakan dari
variabel Kepemilikan Institusional dan Struktur Modal Terhadap
Harga Saham sebesar 0,46 atau 46%, sedangkan sisanya 54%
dijelaskan oleh faktor lain.
b. Koefisien Determinasi (R2) Kepemilikan Institusional (X1),
Struktur Modal (X2) dan Harga Saham (Z) Terhadap Kebijakan
Dividen (Y)
86
Imam Ghozali, Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Edisi ke-
2, (Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro), 2002, hlm. 65.
88
Tabel 4.30
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .669a .448 .394 .62159
a. Predictors: (Constant), Ln_HS, Ln_DER, Ln_KI
b. Dependent Variable: Ln_DPR
Berdasarkan hasil koefisien determinasi diketahui hasil dari R
square (R2) yang dapat dilihat melalui Adjusted R Square yaitu 0,394
yang menunjukkan bahwa kontribusi dari model yang digunakan dari
variabel Kepemilikan Institusional, Struktur Modal dan Harga
Saham Terhadap Kebijakan Dividen sebesar 0,394 atau 39,4 %,
sedangkan sisanya 60,6% dijelaskan oleh faktor lain.
4. Menghitung Jalur
Pengaruh masing-masing variabel baik pengaruh langsung maupun
pengaruh tidak langsung dapat dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 4.3
Hasil Uji Path Analysis
X2
Y
X1
Z
0,315
-0,282
-0,169
-0,574
0,036
0,799
-0,990
e1 e2
89
Bersarnya nilai error pada masing-masing pengaruh variabel
independen terhadap dependen melalui perhitungan berikut:
√
√ = 0,990
√ = 0,799
a. Pengaruh Langsung (Direct Effect atau DE)
Tabel 4.31
Hasil Pengaruh Langsung
PENGARUH SC. BETA (Koefisien
Jalur)
Pengaruh X1 terhadap Z
Pengaruh X2 terhadap Z
Pengaruh X1 terhadap Y
Pengaruh X2 terhadap Y
Pengaruh Z terhadap Y
0,315
-0,282
-0,169
-0,574
0,036
1) Besarnya pengaruh variabel Kepemilikan Institusional (X1) terhadap
Harga Saham (Z) secara langsung sebesar 0,315.
2) Besarnya pengaruh variabel Struktur Modal (X2) terhadap Harga
Saham (Z) secara langsung sebesar -0,282.
3) Besarnya pengaruh variabel Kepemilikan Institusional (X1) terhadap
Kebijakan Dividen (Y) secara langsung sebesar -0,169.
4) Besarnya pengaruh variabel Struktur Modal (X2) terhadap Kebijakan
Dividen (Y) secara langsung sebesar -0,574.
5) Besarnya pengaruh variabel Harga Saham (Z) terhadap Kebijakan
Dividen (Y) secara langsung sebesar 0,036.
90
b. Pengaruh Tidak Langsung (Indirect Effect atau IE)
1) Kepemilikan Institusional (X1) terhadap Kebijakan Dividen (Y)
melalui Harga Saham (Z) sebagai variabel intervening = 0,315 x 0,036
= 0,011.
2) Struktur Modal (X2) terhadap Kebijakan Dividen (Z) melalui Harga
Saham (Z) sebagai variabel intervening = -0,282 x 0,036 = -0,010.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Harga Saham
Berdasarkan hasil perhitungan Uji t Kepemilikan Institusional
terhadap Harga Saham dapat diketahui bahwa nilai thitung 1,696 > ttabel
1,695 dan untuk taraf signifikannya 0,100 > 0,05 sehingga demikian dapat
dikatakan bahwa dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima. Hal
tersebut berarti variabel kepemilikan institusional berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap harga saham.
Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis jalur (path
analysis menunjukkan bahwa pengaruh yang terjadi adalah ada pengaruh
besarnya koefisien jalur Kepemilikan Institusional (X1) adalah sebesar
0,315. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh
variabel Kepemilikan Institusional (X1) terhadap Harga Saham (Z) secara
langsung yaitu sebesar 0,315 atau 31,5%.
Hasil penelitian yang ada perngaruh antara kepemilikan
institusional terhadap harga saham menunjukkan bahwa semakin besar
91
persentase saham yang dimiliki oleh institusi dalam perusahaan maka
harga saham perusahaan tersebut akan semakin naik.87
Adanya hubungan
yang tidak signifikan kepemilikan institusional terhadap harga saham
artinya bahwa tinggi rendahnya kepemilikan institusional tidak akan
mempengaruhi harga saham. Tinggi rendahnya tingkat kepemilikan
institusional tidak dilihat oleh investor saat berinvestasi, sebab investor
lebih melihat bagaimana pihak manajer dalam melakukan kinerjanya
dalam memakmurkan pemegang saham. Perusahaan yang memiliki
kepemilikan institusional yang besar namun kinerja manajemennya buruk
maka perusahaan tersebut tidak akan dipilih investor untuk berinvestasi
dan sebaliknya apabila kepemilikan institusional rendah tetapi kinerja
manajemen perusahaan baik maka investor tertarik untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Lita Kurniawati, Sahala Manalu dan Rony Joyo Negoro terdapat
hubungan yang signifikan positif antara kepemilikan institusional dan
harga saham yang artinya kenaikan kepemilikan isntitusional biasanya
juga diikuti dengan kenaikan harga saham.88
87
Ina Kusnul Astiningsih: “Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Earning Per
Share, Return On Asset Terhadap Harga Saham”, Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen,
Vol.6, No.5, 2017, hlm.17. 88
Lita Kurniawati, Sahala Manalu, dan Rony Joyo Negoro Octavianus:
“Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen, dan Harga Saham”,
Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1, 2015, hlm.70.
92
2. Pengaruh Struktur Modal terhadap Harga Saham
Menurut Weston dan Brigham, struktur modal yang optimal adalah
struktur modal yang mengoptimalkan keseimbangan antara resiko dan
pengembalian sehingga memaksimumkan harga saham.89
Berdasarkan
hasil perhitungan Uji t Struktur Modal terhadap Harga Saham dapat
diketahui bahwa nilai thitung -1,520 < ttabel 1,695 dan untuk taraf
signifikannya 0,138 > 0,05 sehingga demikian dapat dikatakan bahwa
dalam penelitian ini Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut berarti
variabel struktur modal tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap
harga saham.
Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis jalur (path
analysis menunjukkan bahwa pengaruh yang terjadi adalah ada pengaruh
besarnya koefisien jalur Struktur Modal (X2) adalah sebesar -0,282.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh variabel
Struktur Modal (X2) terhadap Harga Saham (Z) secara langsung yaitu
sebesar -28,2%.
Hasil penelitian ini didukung penelitian Ali Kesuma bahwa tidak
ada pengaruh dengan harga saham, secara umum yang mempengaruhi
keputusan investor untuk membeli saham adalah rasional yang umumnya
89
Ali Kusuma, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di Bursa
Efek Indonesia, Universitas Darwan Ali Sampit Kalimantan Tengah, Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 1, 2009, hlm. 40.
93
berkaitan dengan aspek fundamental dari perusahaan yang memasuki
pasar modal seperti profitabilitas dan laba yang diperoleh perusahaan.90
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio penilaian hutang
yang menunjukkan perbandingan antara hutang dan ekuitas perusahaan.
DER juga mengungkapkan bagaimana struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan yang berasal dari ekuitas.91
Nilai DER yang tinggi
memperlihatkan tingginya kekayaan perusahaan digunakan untuk
membiayai kegiatan operasional perusahaan yang berasal dari hutang.
Sebaliknya nilai DER yang rendah memperlihatkan rendahnya kekayaan
perusahaan yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan yang berasal dari hutang. Investor pada dasarnya akan
menghindari risiko sehingga lebih memilih perusahaan dengan DER yang
rendah meskipun tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap harga
saham.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Amanda dan Assegaf yang menimpulkan bahwa secara parsial
variabel DER berpengaruh secara signifikan terhadap harga sahan. Tinggi
rendahnya DER akan berpengaruh terhadap naik atau turunnya harga
saham.92
90
Ali Kesuma: “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go Public di BEI”,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No1, 2009, hlm. 44. 91
Muhammad Ircham, Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap
Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI
Periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 11, No 1, 2014, hlm. 5. 92
Astrid Amanda, Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return Of Equity, Earing Per
Share dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham (Studi pada perusahaan Food
94
3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen
Kepemilikan institusional dianggap sebagai efek substitusi dari
upaya untuk meminimalkan biaya keagenan melalui kebijakan dividen dan
utang. Oleh karena itu, untuk menghindari inefisiensi penggunaan sumber
daya, diterapkankan kebijakan dividen yang lebih rendah.93
Berdasarkan
hasil perhitungan Uji t Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan
Dividen dapat diketahui bahwa nilai thitung -1,095 < ttabel 1,695 dan untuk
taraf signifikannya 0,282 > 0,05 sehingga demikian dapat dikatakan bahwa
dalam penelitian ini Ho diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut berarti
variabel kepemilikan institusional tidak berpengaruh dan tidak signifikan
terhadap kebijakan dividen.
Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis jalur (path
analysis menunjukkan bahwa pengaruh yang terjadi adalah ada pengaruh
besarnya koefisien jalur Kepemilikan Institusional (X1) adalah sebesar -
0,169. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh
variabel Kepemilikan Institusional (X1) terhadap Kebijakan Dividen (Y)
secara langsung yaitu sebesar -16,9%.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian oleh Ismiyanti dan
Hanafi yang menyatakan bahwa semakin tinggi kepemilikan institusional
maka semakin kuat kontrol eksternal terhadap perusahaan dan mengurangi
and Beverages yang terdaftar di BEI tahun 2008-2011), Jurnal Administrasi Bisnis,
Universitas Brawijaya, 2012. 93
Marselina Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan Eddy Suranta, Dividend
Policy and Foreign Ownership, Leverage, Free Cash Flow, Return on Asset, Jurnal
Prosiding SNA-Simposium Nasional Akuntansi XVI, Vol. 16, 2013, hlm .321.
95
kos keagenan dan perusahaan cenderung memberikan dividen yang
rendah.94
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Lita Kurniawati, Sahala Manalu dan Rony Joyo Negoro terdapat
hubungan yang signifikan positif antara kepemilikan institusional dan
kebijakan dividen yang artinya kenaikan kepemilikan intitusional biasanya
juga diikuti dengan kenaikan kebijakan dividen. Hal ini disebabkan oleh
besar kecilnya kepemilikan institusional pada perusahaan yang setiap
tahunnya berubah-ubah. Pada akhirnya perbedaan hasil dapat terjadi,
artinya apabila kepemilikan institusional naik, maka kebijakan dividen
belum tentu mengalami kenaikan juga.95
4. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kebijakan Dividen
Struktur modal merupakan penentuan komposisi modal, yaitu
perbandingan antara hutang dan modal sendiri atau dengan kata lain
struktur modal merupakan hasil atau akibat dari keputusan pendanaan
(financing decision) yang artinya memilih apakah akan mengunakan
hutang atau ekuitas untuk mendanai operasi perusahaan.96
Berdasarkan
hasil perhitungan Uji t Struktur Modal terhadap Kebijakan Dividen dapat
diketahui bahwa nilai thitung -3,748 > ttabel 1,695 dan untuk taraf
94
Fitri Ismiyanti dan Mamduh M Hanafi, Kepemilikan Institusional, Risiko,
Kebijakan Utang, dan Kebijakan Dividen: Analisis Persamaan Simultan, Jurnal
Simposium Nasional Akuntansi VI, 2003. 95
Lita Kurniawati, Sahala Manalu, dan Rony Joyo Negoro Octavianus:
“Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Kebijakan Dividen, dan Harga Saham”,
Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1, 2015, hlm.70. 96
Lukman Syamsuddin, Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan , Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan, (Jakarta: Rajawali
Pers), 2009, hlm. 9.
96
signifikannya 0,011 < 0,05 sehingga demikian dapat dikatakan bahwa
dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut berarti
variabel struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
kebijakan dividen.
Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis jalur (path
analysis menunjukkan bahwa pengaruh yang terjadi adalah ada pengaruh
besarnya koefisien jalur Struktur Modal (X2) adalah sebesar -0,574.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh variabel
Struktur Modal (X2) terhadap Kebijakan Dividen (Y) secara langsung
yaitu sebesar -57,4%.
Debt to Equity Ratio (DER) memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap Kebijakan Dividen (DPR) dengan arah negatif yang menjelaskan
bahwa kenaikan jumlah modal asing berupa hutang akan berdampak pada
penurunan dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang
sahamnya. Pada dasarnya, perusahaan akan semakin baik jika
menggunakan hutang yang lebih besar karena akan menyebabkan
pengurangan pajak, namun apabila hutang dengan bunga yang tinggi tidak
diimbang dengan kenaikan Return on Equity maka dapat mengakibatkan
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang ssahamnya
akan menurun, sehingga persentase dividen juga akan menurun.
Hasil ini sesuai berdasarkan agency theory bahwa struktur modal
berpengaruh signifikan dengan arah negatif terhadap kebijakan dividen
yang menyebutkan bahwa hutang merupakan cara untuk mengurangi
97
konflik keagenan. Perusahaan yang mempunyai hutang, maka perusahaan
akan dipaksa mengeluarkan kas yang tersedia dari perusahaan untuk
membayar bunga hutang dan pelunasan hutang sebelum membagikan
kebijakan dividen.97
5. Pengaruh Harga Saham terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil perhitungan Uji t Harga Saham terhadap
Kebijakan Dividen dapat diketahui bahwa nilai thitung 0,258 < ttabel 1,695
dan untuk taraf signifikannya 0,798 > 0,05 sehingga demikian dapat
dikatakan bahwa dalam penelitian ini Ho diterima dan Ha ditolak. Hal
tersebut berarti variabel harga saham tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap kebijakan dividen.
Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis jalur (path
analysis menunjukkan bahwa pengaruh yang terjadi adalah ada pengaruh
besarnya koefisien jalur Harga Saham (Z) adalah sebesar 0,036.
Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui besarnya pengaruh variabel
Harga Saham (Z) terhadap Kebijakan Dividen (Y) secara langsung yaitu
sebesar 3,6%.
Kebijakan pembayaran deviden merupakan suatu kebijakan dengan
biaya mahal, karena perusahaan harus menyediakan dana dalam jumlah
besar untuk keperluan pembayaran deviden. Perusahaan umumnya
menolak untuk mengurangi pembayaran deviden dan menganut kebijakan
97
Ni Wayan TRisna D dan Ida Bagus Pamji S, Pengaruh Struktur Modal,
Likuiditas, dan Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Dividen di BEI, Jurnal Universitas
Udayana, 2011.
98
konservatif dengan pembayaran deviden yang stabil. Hanya perusahaan
dengan tingkat kemampulabaan yang tinggi dan prospek ke depan yang
cerah, yang mampu untuk membagikan deviden. Banyak perusahaan yang
selalu mengkomunikasikan bahwa perusahaannya memiliki prospek ke
depan yang cerah dan tidak menghadapi masalah keuangan.98
Pada dasarnya kebijakan dividen pada perusahaan yang ditafsirkan
sebagai perubahan prospek perusahaan dengan pemodal cenderung
overreact (reaksi yang berlebihan) terhadap pembagian dividen sehingga
menyebabkan penurunan pada harga saham.99
Menurut MJ. Gordon
menyatakan bahwa salah satu pertimbangan investor dalam memutuskan
untuk membeli sebuah saham adalah pembagian dividen. Dengan
pembagian dividen, investor bisa menilai prospek masa depan perusahaan
yang akan datang. Berdasarkan hasil penelitian ini variabel harga saham
tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Dividend Payout Ratio
(DPR), hal ini terlihat bahwa para investor berpikir bahwa penetuan harga
saham yang tinggi tidak menjamin prospek masa depan yang bagus dari
perusahaan.
Hasil penelitian ini berbeda dari hasil penelitian Werner R.
Murhadi yaitu berpengaruh yang artinya kemampuan perusahaan dalam
membayar deviden adalah salah satu faktor yang mempengaruhi harga
98
Werner R. Murhadi: “Studi Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya
Terhadap Harga Saham”, Jurnal Manajemen dan Kewiraysahaan, Vol.10, No.1, 2008,
hlm. 2. 99
Tita Deitiana, Pengaruh Current Ratio, return On Equity, dan Total Asset Over
Terhadap Devidend Payout Ratio dan Implikasinya pada Harga Saham Perusahaan LQ
45, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.15, No.1, 2013, hlm. 86.
99
saham. Besarnya pembayaran deviden tersebut dapat mempengaruhi harga
saham. Apabila deviden yang dibayarkan tinggi, maka harga saham
cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi.100
6. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen
yang Dimediasi oleh Harga Saham
Berdasarkan hasil perhitungan Uji t Kepemilikan Institusional
terhadap Kebijakan Dividen yang dimediasi Harga Saham dapat diketahui
bahwa nilai zhitung 1,212 > ztabel 0,894 dengan ketentuan = 0,05 sehingga
demikian dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga saham dapat
memediasi pengaruh kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen.
Dari hasil perhitungan yang didapat menunjukkan pengaruh
Kepemilikan Institusional (X1) secara tidak langsung melalui Harga
Saham (Z) terhadap Kebijakan Dividen (Y) sebesar 0,011. Hasil ini
menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional (X1) berpengaruh secara
tidak langsung terhadap Kebijakan Dividen (Y) melalui Harga Saham (Z),
atau dapat disimpulkan bahwa Harga Saham (Z) mampu menjadi variabel
yang memediasi antara Kepemilikan Institusional (X1) terhadap Kebijakan
Dividen (Y).
Besar kecilnya kepemilikan institusional pada perusahaan yang
setiap tahunnya berubah-ubah. Pada akhirnya, perbedaan hasil dapat
terjadi, artinya apabila kepemilikan institusional naik, kebijakan dividen
100
Ria Nofrita: “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Intervening” Jurnal Akunansi, 2013, hlm. 6.
100
dan harga saham belum tentu mengalami kenaikan juga. Total
pengembalian (return) kepada pemegang saham selama waktu tertentu
terdiri dari peningkatan harga saham ditambah dividen yang diterima. Jika
perusahaan menetapkan dividen yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya,
maka return yang diperoleh investor akan semakin tinggi. 101
Tingkat kepemilikan oleh investor institusi yang tinggi akan
menghasilkan upaya-upaya pengawasan yang lebih intensif sehingga dapat
membatasi perilaku oportunistik manajer. Perilaku oportunistik adalah
perilaku yang sering dilakukan oleh manajer untuk memanfaatkan segala
kesempatan untuk mencapai tujuan pribadi. Pengawasan terhadap manajer
dapat menurunkan konflik keagenan yang dapat terjadi. Pengawasan
intensif yang dilakukan investor institusional menyebabkan manajer akan
bertindak sesuai dengan kepentingan investor. Pihak investor institusional
mempunyai keinginan untuk mendapatkan profit dari perusahaan dalam
bentuk dividen.102
Kepemilikan institusional dianggap sebagai efek substitusi dari
upaya untuk meminimalkan biaya keagenan melalui kebijakan dividen dan
101
Umi Mardiyati, Gatot Nazir A, dan Ria Putri, "Pengaruh Kebijakan Dividen,
Kebijakan Hutang dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan", Jurnal Riset
Manajemen Sains Indonesia, Volume 3, Nomor 1, 2012 102
Vera Kusumawati, Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap Created Share Holder Value
pada Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2011, hlm. 38-39.
101
utang. Oleh karena itu, untuk menghindari inefisiensi penggunaan sumber
daya, diterapkankan kebijakan dividen yang lebih rendah.103
7. Pengaruh Struktur Modal terhadap Kebijakan Dividen yang
Dimediasi oleh Harga Saham
Berdasarkan hasil perhitungan Uji t Struktur Modal terhadap
Kebijakan Dividen yang dimediasi Harga Saham dapat diketahui bahwa
nilai zhitung 0,074 < ztabel 0,519 dengan ketentuan = 0,05 sehingga
demikian dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini Ho diterima dan Ha
ditolak.
Dari hasil perhitungan yang didapat menunjukkan pengaruh
Struktur Modal (X2) secara tidak langsung melalui Harga Saham (Z)
terhadap Kebijakan Dividen (Y) sebesar -0,010, lebih kecil dibanding
pengaruh Struktur Modal (X2) secara langsung terhadap Kebijakan
Dividen (Y) sebesar -0,485. Hasil ini menunjukkan bahwa Struktur Modal
(X2) tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap Kebijakan Dividen
(Y) melalui Harga Saham (Z), atau dapat disimpulkan bahwa Harga
Saham (Z) tidak tepat menjadi variabel yang memediasi antara Struktur
Modal (X2) terhadap Kebijakan Dividen (Y).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Nola Yulita yaitu
Struktur modal dapat menggambarkan perbandingan antara utang dengan
modal sehingga menunjukkan apakah perusahaan didanai lebih banyak
103
Marselina Widiastuti, Pranata P. Midiastuty, dan Eddy Suranta, Dividend
Policy and Foreign Ownership, Leverage, Free Cash Flow, Return on Asset, Jurnal
Prosiding SNA-Simposium Nasional Akuntansi XVI, Vol. 16, 2013, hlm .321.
102
utang atau modal sendiri. Semakin besar struktur modal berarti risiko
perusahaan semakin tinggi dan ini dapat menurunkan harga saham di pasar
modal. Turunnnya harga saham akan mempengaruhi pembagian dividen
dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap sikap investor. Para
pemegang saham memandang negatif terhadap perusahaan yang
mengurangi dividen, karena mengurangi dividen dapat mereka kaitkan
pada kesulitan keuangan pada suatu perusahaan. Pembayaran dividen
sering diikuti oleh kenaikan harga saham dan dilihat sebagai signal bahwa
perusahaan memiliki propsek yang baik.104
Menurut Weston dan Copeland bahwa capital structure or the
capitalization of the firm is the permanent financing represented by long-
term debt, preferred stock and shareholder‟s equity. Joel G. Siegel dan Jae
K. Shim mengatakan debt to equity ratio (DER) sebagai ukuran yang
dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan
besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Tingkat risiko perusahaan
dapat tercermin dari debt to equity ratio (DER) yang menunjukkan
seberapa besar modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban perusahaan.105
104
Nola Yulita, Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan Kepemilikan
Manajerial Terhadap Nilai Perushaan, Universitas Negeri Padang, 2014, hlm. 3-4. 105
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan (Teori dan Soal Jawab),
(Bandung: ALFABETA, 2015), hlm. 184.
103
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang sudah diuraikan
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Kepemilikan Institusional (X1) secara parsial berpengaruh dan
tidak signifikan terhadap Harga Saham (Z) Pada Perusahaan Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016.
2. Variabel Struktur Modal (X2) secara parsial tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap Harga Saham (Z) Pada Perusahaan Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016.
3. Variabel Kepemilikan Institusional (X1) secara parsial tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Kebijakan Dividen (Y) Pada
Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016.
4. Variabel Struktur Modal (X2) secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap Kebijakan Dividen (Y) Pada Perusahaan Sektor
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016.
5. Variabel Harga Saham (Z) secara parsial tidak berpengaruh dan tidak
signifikan terhadap Kebijakan Dividen (Y) Pada Perusahaan Sektor
104
Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016.
6. Variabel Kepemilikan Institusional (X1) berpengaruh secara tidak
langsung terhadap Kebijakan Dividen (Y) melalui Harga Saham (Z),
atau dapat disimpulkan bahwa Harga Saham (Z) mampu menjadi
variabel yang memediasi antara Kepemilikan Institusional (X1)
terhadap Kebijakan Dividen (Y) Pada Perusahaan Sektor Perdagangan,
Jasa dan Investasi yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI) Periode 2012-2016.
7. Variabel Struktur Modal (X2) tidak berpengaruh secara tidak langsung
terhadap Kebijakan Dividen (Y) melalui Harga Saham (Z), atau dapat
disimpulkan bahwa Harga Saham (Z) tidak tepat menjadi variabel yang
memediasi antara Struktur Modal (X2) terhadap Kebijakan Dividen (Y).
Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang Terdaftar
di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Periode 2012-2016.
B. Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan diatas, maka
diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Investor
Sebelum memutuskan untuk menanamkan dananya pada suatu perusahaan,
hendaknya mempertimbangkan dan memperhatikan berbagai macam
faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan terhadap
105
kebijakan dividen yang ada di perusahaan. Karena kebijakan menentukan
dividen merupakan cerminan perusahaan tersebut untuk masa yang akan
datang.
2. Bagi Emiten
Pihak perusahaan sebaiknya meningkatkan kinerja keuangan maupun
kinerja manajemen perusahaan setiap tahunnya sehingga dapat
menetapkan kebijakan dividen yang baik sehingga persepsi investor
terhadap prospek kinerja perusahaan dimasa depan dapat dijaga dengan
baik.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Selanjutnya dapat menambahkan faktor eksternal yang berpengaruh
terhadap kebijakan dividen, menambah sampel penelitian dan
memperpanjang waktu penelitian.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian, antara lain :
1. Periode waktu penelitian yang dibatasi, dimulai dari tahun 2012 sampai
tahun 2016
2. Penggunaan data sampel yang masih relatif sedikit, yaitu hanya pada
perusahaan sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dengan jumlah sampel yang
memenuhi kriteria sebanyak 7 perusahaan.
106
3. Banyak variabel yang dapat digunakan namun dalam penelitian ini baru
menggunakan 2 variabel independen dan 1 variabel intervening
sedangkan masih banyak variabel lain yang dapat mempengaruhi
Kebijakan Dividen pada Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi yang
Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI).
D. Saran
Perusahaan harus memperhatikan kinerja keuangan melalui pasar modal,
manajemen perusahaan, posisi likuiditas perusahaan, tingkat ekspansi aktiva,
stabilitas laba dan faktor lainnya yang dapat berpengaruh terhadap kebijakan
dividen. Kebijakan dividen yang tinggi akan menarik minat investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan serta Investor harus memperhatikan
faktor internal dari perusahaan yang bersangkutan.
Bagi penelitian selanjutnya perlu menambah periode tahun penelitian
dan menambah rasio keuangan lainnya yang diduga berpengaruh terhadap
kebijakan dividen.
107
DAFTAR PUSTAKA
Amanda, Astrid. 2012. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Return Of Equity, Earing
Per Share dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham (Studi pada
perusahaan Food and Beverages yang terdaftar di BEI tahun 2008-
2011). Jurnal Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya.
Anwar, Saifuddin. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Astiningsih, Ina Khusnul. 2017. Pengaruh Kepemilikan Intitusional, Earning Per
Share Return On Terhadap Harga Saham”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen, Vol.6, No.5.
Deitiana, Tita. 2011. “Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan Dan
Dividen Terhadap Harga Saham”. Jurnal Bisnis dan Akunansi, Vol.13,
No.1.
Dewi, Sisca Christianty. 2008. “Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan
Intitusional, Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 10,
No 1.
Embara, Cecilia Triana Dewi Lestari dkk. 2012. Variabel – Variabel yang
Berpengaruh terhadap Kebijakan Dividen serta Harga Saham Pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesi. Jurnal Manajemen,
Strategi Bisnis, dan Kewirausahaan, Vol. 6, No. 2.
108
Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Manajemen Keuangan (Teori dan Soal Jawab).
Bandung: ALFABETA.
Fakhruddin, M dan Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di
Pasar Modal. Jakarta: Gramedia.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi analisis Multivariate Dengan Program SPSS,
Edisi ke-2. Semarang: Bada Penerbit Universitas Diponegoro.
Harmono. 2014. Manajemen Keuangan (Berbasis Balanced Scorecard. Jakarta:
Bumi Aksara.
Hartono, Jogiyanto. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi ke- 7.
Yogyakarta: BPFE.
Ircham, Muhammad. 2014. Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap
Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang
Terdaftar di BEI Periode 2009-2012). Jurnal Administrasi Bisnis, Vol.
11, No 1.
Ismiyanti, Fitri dan Mamduh M Hanafi. 2003. “Kepemilikan Institusional, Risiko,
Kebijakan Utang, dan Kebijakan Dividen: Analisis Persamaan
Simultan”. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VI.
Kasmir. 2012. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada).
109
Kesuma, Ali. 2009. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Serta
Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go
Public di BEI”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.11, No1.
Kurniawati, Lita dkk. 2015. “Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap
Kebijakan Dividen, dan Harga Saham”. Jurnal Manajemen, Vol.15,
No.1.
Kusumawati, Vera. 2011. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan
Institusional, Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap Created Share
Holder Value pada Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Mulyati, Sri. 2013. “Reaksi Harga Saham Terhadap Perubahan Dividen Tunai
dan Dividen Yield di Bursa Efek Jakarta”, JSB, Vol.12, No.8, , hlm. 15.
Murhadi, Werner R. 2008. “Studi Kebijakan Deviden: Anteseden dan Dampaknya
Terhadap Harga Saham”. Jurnal Manajemen dan Kewiraysahaan,
Vol.10, No.1..
Nofrita, Ria. 2013. “Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Intervening” Jurnal Akunansi.
Palupi, Mayang Trusta Wanudya dkk. 2017. “Pengaruh Struktur Modal Terhadap
Kebijakan Dividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Dasar dan Kimia yang Terdaftar di BEI Periode 2013-2015)”. Jurnal
Administrasi bisnis, Vol.44, No1.
110
Patricia, Mayang. 2014. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan
Manajerial, Set Kesempatan Investasi, dan Arus Kas Bebas terhadap
Kebijakan Utang Perusahaan. Skripsi, Universitas Diponegoro.
Rochaety, Ety dkk. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis Dengan aplikasi SPSS.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Roziq, Ahmad dan Mufti Mubarok. 2012. Buku Cerdas Investasi dan Transaksi
Syariah. Jakarta: Dinar Dunia.
Sartono, Agus. 2010. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi, Edisi Ke- 4.
Yogyakarta: BPFE.
Sugiyono. 2015. Metode Pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris Mengenai Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Harga Saham Terhadap Jumlah Dividen Tunai”, Jurnal
MAKSI, Vol.6, No.2.
Sulistyowati, Agnes dkk. 2014. “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Kebijakan
Dividend (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2010-2012)”. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), Vol.8, No2.
Sutedi, Adrian. 2011. Pasar Modal Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.
111
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan: Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonosia.
Syamsuddin, Lukman. 2009. Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi
dalam Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Trisna D, Ni Wayan dan Ida Bagus Pamji S. 2011. Pengaruh Struktur Modal,
Likuiditas, dan Pertumbuhan Terhadap Kebijakan Dividen di BEI.
Jurnal Universitas Udayana.
Widiastuti, Marselina dkk. 2013. Dividend Policy and Foreign Ownership,
Leverage, Free Cash Flow, Return on Asset. Jurnal Prosiding SNA-
Simposium Nasional Akuntansi XVI, Vol. 16.
www.idx.co.id.
www.sahamok.com.
LAMPIRAN 1
Daftar Populasi Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa
dan Investasi yang Terdaftar di ISSI
Periode 2012-2016
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 ACES PT Ace Hardware Indonesia Tbk
2 AIMS PT Akbar Indo Makmur Stimec Tbk
3 AKRA PT AKR Corporindo Tbk
4 APII PT Arita Prima Indonesia Tbk
5 ASGR PT Astra Graphia Tbk
6 BAYU PT Bayu Buana Tbk
7 BLTZ PT Graha Layar Prima Tbk
8 BMSR PT Bintang Mistra Semestaraya Tbk
9 BMTR PT Blobal Mediacom Tbk
10 BRMS PT Bumi Resources Minerals Tbk
11 CENT PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk
12 CLPI PT Colorpak Indonesia Tbk
13 CNKO PT Exploitasi Energi Indonesia Tbk
14 CSAP PT Catur Sentosa Adiprana Tbk
15 DNET PT Indoritel Makmur Internasional Tbk
16 DSSA PT Dian Swastatika Sentosa Tbk
17 ECII PT Electronic City Indonesia Tbk
18 EPMT PT Enseval Putera Megantrading Tbk
19 ERAA PT Erajaya Swasembada Tbk
20 FAST PT Fast Food Indonesia Tbk
21 FISH PT FKS Multi Agro tbk
22 GEMA PT Gema Grahasarana Tbk
23 GLOB PT Global Teleshop Tbk
24 GOLD PT Golden Retailindo Tbk
25 GREN PT Evergreen Invesco Tbk
26 HERO PT Hero Supermarket Tbk
27 HEXA PT Hexindo Adiperkasa
28 HOME PT Hotel Mandarine Regency Tbk
29 HOTL PT Saraswati Griya Lestasi Tbk
30 ICON PT Island Concepts Indonesia Tbk
31 INPP PT Indonesian Paradise Property Tbk
32 INTA PT Intraco Penta Tbk
33 INTD PT Inter Delta Tbk
34 ITMA PT Sunber Energi Andalan Tbk
35 JIHD PT Jakarta Internasional Hotels & Development Tbk
36 JKON PT Jaya Kontruksi Manggala Pratama Tbk
37 JTPE PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk'
38 JSPT PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk
39 KBLV PT First Media Tbk
40 KOBX PT Kobexindo Tractors Tbk
41 KOIN PT Kokoh Inti Arebama Tbk
42 LINK PT Link Net Tbk
43 LPLI PT Star Pacific Tbk
44 LPPF PT Matahari Departement Store Tbk
45 LTLS PT Lautan Luas Tbk
46 MAMI PT Mas Murni Indonesia Tbk
47 MAPI PT Mitra Adiperkasa Tbk
48 MDIA PT Intermedia Capitasl Tbk
49 MDRN PT Modern Internasional Tbk
50 MFMI PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk
51 MICE PT Multi Indocitra Tbk
52 MIDI PT Midi Utama Indonesia Tbk
53 MIKA PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk
54 MLPL PT Multipolar Tbk
55 MLPT PT Multipolar Technology Tbk
56 MNCN PT Media Nusantara Citra Tbk
57 MPPA PT Matahari Putra Prima Tbk
58 MTDL PT Metrodata Electronics Tbk
59 PANR PT Panaroma Sentrawisata Tbk
60 PDES PT Destinasi Tirta Nusantara Tbk
61 PGLI PT Pembangun Graha Lestari Indah Tbk
62 PJAA PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk
63 PNSE PT Pudjiadi & Sons Tbk
64 PSKT PT Red Planet Indonesia Tbk
65 PTSP PT Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk
66 RALS PT Ramayana Lestari Santosa Tbk
67 RANC PT Supra Boga Lestari Tbk
68 RIMO PT Rimo Catur Lestari Tbk
69 SAME PT Sarana Mediatama Metropolitan Tbk
70 SCMA PT Surya Citra Media Tbk
71 SDPC PT Millennium Pharmacon Internasional Tbk
72 SHID PT Hotel Sahid Jaya Internasional Tbk
73 SILO PT Siloam Internasional Hospitals Tbk
74 SKYB PT Skybee Tbk
75 SONA PT Sona Topas Tourism Industry Tbk
76 SQMI PT Renuka Coalindo Tbk
77 SRAJ PT Sejahteraraya Anugraharja Tbk
78 SRTG PT Saratoga Investama Sedaya Tbk
79 SUGI PT Sugih Energy Tbk
80 TELE PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk
81 TGKA PT Tigaraksa Satria Tbk
82 TIRA PT Tira Austenite Tbk
83 TMPI PT Sigmagold Inti Perkasa Tbk
84 TMPO PT Tempo Inti Media Tbk
85 TRIL PT Triwira Insanlestari Tbk
86 TURI PT Tunas Ridean Tbk
87 UNTR PT United Tractors Tbk
88 WAPO PT Wahana Pronatural Tbk
89 WICO PT Wicaksana Overseas Internasional Tbk
LAMPIRAN 2
Data Tahunan Kepemilikan Institusional, Struktur Modal, Kebijakan
Dividend dan Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Perdagangan, Jasa da
Investasi yang Terdaftar ISSI Periode 2012-2016
Tahun Kode Perusahaan KI DER DPR Harga Saham
2012
AKRA 59.21 180.00 38.55 4,150
ASGR 76.86 96.00 59.86 1,350
BMTR 51.55 40.00 24.96 2,400
FISH 83.88 641.00 5.97 2,200
SCMA 74.66 45.00 82.45 2,250
TURI 43.84 87.00 35.73 930
UNTR 59.50 56.00 53.58 19,700
2013
AKRA 59.18 173.00 68.84 4,375
ASGR 76.86 97.00 40.01 1,670
BMTR 53.39 58.00 56.63 1,900
FISH 83.88 473.00 6.50 1,950
SCMA 73.71 44.00 75.41 2,625
TURI 43.84 74.00 39.98 530
UNTR 59.50 61.00 53.25 19,000
2014
AKRA 58.78 148.00 62.80 4,120
ASGR 76.86 81.00 39.91 1,895
BMTR 49.63 60.00 50.35 1,425
FISH 83.88 284.00 5.42 1,820
SCMA 61.50 36.00 70.41 3,500
TURI 42.84 84.00 30.86 605
UNTR 59.50 56.00 64.95 17,350
2015
AKRA 59.17 109.00 45.74 7,175
ASGR 76.86 71.00 47.31 1,800
BMTR 52.84 73.00 136.06 1,100
FISH 83.88 388.00 16.39 1,600
SCMA 61.80 34.00 79.66 3,100
TURI 45.45 83.00 38.33 600
UNTR 59.50 57.00 66.89 16,950
2016
AKRA 58.58 96.00 47.39 6,000
ASGR 76.86 48.00 14.27 1,900
BMTR 52.54 77.00 34.82 615
FISH 89.48 213.00 9.93 4,000
SCMA 60.67 30.00 71.11 2,800
TURI 42.92 76.00 30.34 1,300
UNTR 59.50 50.00 10.66 21,250
LAMPIRAN 3
A. STATISTIK DESKRIPTIF VARIABEL
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Ln_KI 35 3.76 4.49 4.1242 .21585
Ln_DER 35 3.40 6.46 4.4718 .74295
Ln_HS 35 6.27 9.96 7.8948 1.02003
Ln_DPR 35 1.69 4.91 3.5957 .79864
Valid N (listwise) 35
B. UJI ASUMSI KLASIK
1. Uji Normalitas
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 3.612 2 1.806 1.819 .179b
Residual 31.764 32 .993
Total 35.376 34
a. Dependent Variable: Ln_HS
b. Predictors: (Constant), Ln_DER, Ln_KI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .59353550
Most Extreme Differences
Absolute .109
Positive .091
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .644
Asymp. Sig. (2-tailed) .801
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 9.708 3 3.236 8.375 .000b
Residual 11.978 31 .386
Total 21.686 34
a. Dependent Variable: Ln_DPR
b. Predictors: (Constant), Ln_HS, Ln_DER, Ln_KI
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 35
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .59353550
Most Extreme Differences
Absolute .109
Positive .091
Negative -.109
Kolmogorov-Smirnov Z .644
Asymp. Sig. (2-tailed) .801
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
2. Uji Linieritas
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_HS *
Ln_KI
Between Groups
(Combined) 35.049 22 1.593 58.572 .000
Linearity 1.319 1 1.319 48.498 .000
Deviation from
Linearity 33.730 21 1.606 59.052 .000
Within Groups .326 12 .027
Total 35.376 34
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Ln_HS * Ln_KI .193 .037 .995 .991
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_HS *
Ln_DER
Between Groups
(Combined) 34.255 32 1.070 1.911 .403
Linearity .755 1 .755 1.348 .365
Deviation from
Linearity 33.500 31 1.081 1.929 .400
Within Groups 1.121 2 .560
Total 35.376 34
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Ln_HS * Ln_DER -.146 .021 .984 .968
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_DPR *
Ln_KI Between Groups
(Combined) 17.279 22 .785 2.139 0.87
Linearity 3.654 1 3.654 9.951 .008
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_DPR *
Ln_HS
Between Groups
(Combined) 20.736 33 .528 .661 .772
Linearity .166 1 .166 .175 .748
Deviation
from Linearity 20.570 32 .643 .677 .767
Within Groups .950 1 .950
Total 21.686 34
Deviation from
Linearity 13.625 21 .649 1.767 .155
Within Groups 4.406 12 .367
Total 25314.09
0 34
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Ln_DPR * Ln_KI -.410 .168 .893 .797
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Ln_DPR *
Ln_DER
Between Groups
(Combined) 21.640 32 .676 29.530 .033
Linearity 9.234 1 9.243 403.63
1 .002
Deviation
from Linearity 12.397 31 .400 17.462 .056
Within Groups .046 2 .023
Total 21.686 34
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Ln_DPR * Ln_DER -.653 .426 .999 .998
3. Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.487 3.296 1.058 .298
Ln_KI 1.489 .878 .315 1.696 .100 .813 1.230
Ln_DER -.388 .255 -.282 -1.520 .138 .813 1.230
a. Dependent Variable: Ln_HS
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 8.715 2.092 4.165 .000
Ln_KI -.626 .572 -.169 -1.095 .282 .746 1.340
Ln_DER -.617 .165 -.574 -3.748 .001 .759 1.318
Ln_HS .028 .110 .036 .258 .798 .898 1.114
a. Dependent Variable: Ln_DPR
4. Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .320a .102 .046 .99631 1.884
a. Predictors: (Constant), Ln_DER, Ln_KI
b. Dependent Variable: Ln_HS
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Ln_DPR * Ln_HS .088 .008 .978 .956
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.487 3.296 1.058 .298
Ln_KI 1.489 .878 .315 1.696 .100
Ln_DER -.388 .255 -.282 -1.520 .138
a. Dependent Variable: Ln_HS
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .669a .448 .394 .62159 1.805
a. Predictors: (Constant), Ln_HS, Ln-KI, Ln_DER
b. Dependent Variable: Ln_DPR
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8.715 2.092 4.165 .000
Ln_KI -.626 .572 -.169 -1.095 .282
Ln_DER -.617 .165 -.574 -3.748 .001
Ln_HS .028 .110 .036 .258 .798
a. Dependent Variable: Ln_DPR
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 3.612 2 1.806 1.819 .179b
Residual 31.764 32 .993
Total 35.376 34
a. Dependent Variable: Ln_HS
b. Predictors: (Constant), Ln_DER, Ln_KI
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 9.708 3 3.236 8.375 .000b
Residual 11.978 31 .386
Total 21.686 34
a. Dependent Variable: Ln_DPR
b. Predictors: (Constant), Ln_HS, Ln_DER, Ln_KI
5. Uji Heterokedastisitas
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .289a .083 .026 1.70829
a. Predictors: (Constant), Ln_DER, Ln_KI
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 8.487 2 4.243 1.454 .249b
Residual 93.384 32 2.918
Total 101.871 34
a. Dependent Variable: Ln_RES1
b. Predictors: (Constant), Ln_DER, Ln_KI
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 6.137 5.652 1.086 .286
Ln_KI -1.291 1.505 -.161 -.857 .398
Ln_DER -.419 .437 -.180 -.959 .345
a. Dependent Variable: Ln_RES1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .365a .133 .049 2.28585
a. Predictors: (Constant), Ln_HS, Ln_DER, Ln_KI
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 24.882 3 8.294 1.587 .212b
Residual 161.978 31 5.225
Total 186.860 34
a. Dependent Variable: Ln_RES2
b. Predictors: (Constant), Ln_HS, Ln_DER, Ln_KI
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -11.185 7.694 -1.454 .156
Ln_KI 1.244 2.103 .114 .591 .559
Ln_DER .935 .606 .296 1.543 .133
Ln_HS -.086 .406 -.037 -.212 .833
a. Dependent Variable: Ln_RES2
C. PATH ANALYSIS DAN UJI t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 3.487 3.296 1.058 .298
Ln_KI 1.489 .878 .315 1.696 .100
Ln_DER -.388 .255 -.282 -1.520 .138
a. Dependent Variable: Ln_HS
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 8.715 2.092 4.165 .000
Ln_KI -.626 .572 -.169 -1.095 .282
Ln_DER -.617 .165 -.574 -3.748 .001
Ln_HS .028 .110 .036 .258 .798
a. Dependent Variable: Ln_DPR
D. UJI MEDIASI
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 7.293 .838 8.702 .000
Ln_KI .010 .013 .127 .734 .468
a. Dependent Variable: Ln_HS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.336 .585 9.129 .000
Ln_KI -.028 .009 -.468 -3.044 .005
a. Dependent Variable: Ln_DPR
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.484 1.062 4.221 .000
Ln_KI -.029 .009 -.487 -3.138 .004
Ln_HS .117 .122 .149 .962 .343
a. Dependent Variable: Ln_DPR
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.792 1.071 8.206 .000
Ln_DER -.201 .236 -.146 -.848 .402
a. Dependent Variable: Ln_HS
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.734 .642 10.484 .000
Ln_DER -.702 .142 -.653 -4.951 .000
a. Dependent Variable: Ln_DPR
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 6.789 1.137 5.970 .000
Ln_DER -.703 .145 -.654 -4.832 .000
Ln_HS -.006 .106 -.008 -.059 .953
a. Dependent Variable: Ln_DPR
E. KOEFISIEN DETERMINASI
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .320a .102 .046 .99631
a. Predictors: (Constant), Ln_DER, Ln_KI
b. Dependent Variable: Ln_HS
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .669a .448 .394 .62159
a. Predictors: (Constant), Ln_HS, Ln-KI, Ln_DER b. Dependent Variable: Ln_DPR
BIODATA PENULIS
Nama : Oki Sania Riski
NIM : 14190255
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Ekonomi Syariah
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 22 Oktober 1996
Agama : Islam
Alamat : Jl. KH. Azhari Lr. Diponegoro 12 ulu Palembang
Nama Ayah : Sarofi (Alm)
Nama Ibu : Nilafitri
Riwayat Pendidikan:
SD Negeri 85 Palembang tamat tahun 2008
SMP Negeri 7 Palembang tamat tahun 2011
SMK Muhammadiyah 2 Palembang tamat tahun 2014