skripsi revisi

Upload: malika-jamal

Post on 12-Oct-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 latar BelakangKesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat secara signifikan seiring dengan perputaran waktu. Ini terlihat dari meningkatnya kesadaran, kemauan dan kemampuan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan, bersumber masyarakat serta terciptanya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Meningkatkan derajat kesehatan dapat dilihat dari berbagai aspek yang saling berhubungan, salah satunya adalah aspek gizi dan juga aktivitas fisik. Namun jika terjadi ketidakselarasan pada kedua hal tersebut, tentu akan menimbulkan berbagai dampak salah satunya yaitu obesitas.2Obesitas adalah penumpukan lemak tubuh yang berlebih. Penyebab obesitas sangat multifaktorial, pada pembagian dua bagian besar dibagi menjadi faktor internal ( genetik dan gangguan hormonal) dan faktor eksternal yang meliputi (aktivitas fisik, gaya hidup, nutrisi dan juga sosial ekonomi).3,4,5 Obesitas yang didapat karena pengaruh faktor eksternal biasanya terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara asupan energi dan pengeluaran energi yang berdampak pada penumpukan sisa energi yang tidak terpakai dalam bentuk cadangan lemak yang akhirnya menjadi obesitas.3Pada penyuluhan riskesdas 2010 mengenai gizi seimbang diikuti dengan aktivitas fisik, ternyata sangat diperlukan terlebih untuk mengatasi masalah obesitas pada remaja dan dewasa .6 Penelitian pada anak muda Flemish ternyata didapatkan bahwa subyek dengan obesitas menunjukkan kekuatan pegangan tangan yang lebih besar dibandingkan non obesitas,meskipun komponen kesegaran jasmani yang lain memiliki skor yang lebih rendah.7 Dan juga didapatkan pada remaja obesitas tampaknya kurang aktif secara fisik daripada rekan-rekan mereka lebih ramping, tetapi pengeluaran energi total remaja obesitas mungkin sama atau besar.7 Aktivitas fisik ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh sistem muskuloskeleal yang setiap gerakannya dapat membuat pengeluaran energi. Rendah dan tingginya aktivitas fisik seseorang berhubungan dengan obesitas, penelitian menyatakan angka kejadian obesitas (70% pada laki-laki dan 59% pada wanita) disebabkan oleh kurangnya partisipasi dalam aktivitas fisik dan kurangnya latihan olahraga yang diperlukan.8 Selain aktivitas fisik, asupan gizi juga mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap obesitas. Asupan gizi adalah semua makanan dan minuman (yang selanjutnya di anggap sebagai makanan) yang dikonsumsi secara peroral. Selain makanan, ada juga suplemen makanan dan bumbu yang mengandung energi dan ataupun nutrisi. Dapat dijabarkan asupan gizi adalah jumlah asupan energi, protein, lemak, karbohidrat, fe, dan zinc yang dikonsumsi oleh seseorang yang bersumber dari makanan dan minuman.9 Penelitian menyatakan remaja yang mengalami obesitas mempunyai asupan gizi yang lebih tinggi dan konsumsi makanan (energi dan lemak) yang lebih besar daripada remaja non obesitas. Dapat disimpulkan adanya hubungan kuat antara jumlah makanan yang dikonsumsi dan asupan gizi dengan kejadian obesitas pada remaja.10Masalah obesitas pada remaja menjadi polemik tersendiri. Data Riskesdas 2010 menggambarkan prevalensi besarnya obesitas pada remaja usia 16-18 tahun di Indonesia sebesar 1,4% dan khususnya di Provinsi Jawa Barat memliki prevalensi sebesar 2,1%. Usia remaja (16-18 tahun) cenderung memiliki aktivitas fisik yang tinggi, semakin tinggi aktivitas fisik yang dilakukan semakin tinggi pula asupan energi yang dibutuhkan. Namun remaja cenderung menyukai makanan padat energi yakni makanan manis dan berlemak, yang jika terus dikonsumsi tanpa diimbangi dengan pengeluaran energi yang sesuai akan berdampak pada kegemukan, obesitas dini atau penyakit degeneratif berkepanjangan seperti stroke, jantung koroner, diabetes mellitus, hipertensi pada usia lanjut.Dari data-data diatas, maka memperkuat keinginan penulis untuk membuat penelitian yang berjudul Hubungan antara aktivitas fisik, asupan gizi dengan obesitas. Penelitian ini akan dilakukan di SMAN 2 depok dengan harapan agar remaja siswa/i (remaja usisa 16-18 tahun) lebih memperhatikan asupan gizi dan aktivitas yang seimbang agar terhindar dari obesitas.1.2 Permasalahan penelitian1.2.1 Permasalahan UmumMasalah remaja obesitas menjadi polemik tersendiri. Remaja yang pada hakikikatnya memiliki kecendrungan untuk beraktivitas lebih tinggi, yang diikuti pula oleh peningkatan konsumsi makanan tambahan yang padat energi (manis ataupun berlemak ) dan jika tidak dilakukan pengontrolan baik yang baik dampak berdampak pada obesitas.1.2.2 Permasalahan Khusus1. Bagaimana gambaran status gizi siswa/i SMA usia 16-18 tahun ?2. Apakah ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas siswa/i SMA usia 16-18 tahun ?3. Apakah ada hubungan antara asupan gizi dengan obesitas siswa/i SMA SMA usia 16-18 tahun ?1.3 Tujuan1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui adanya hubungan antara aktivias fisik , asupan gizi dengan obesitas agar dapat meningkatkan status kesehatan remaja.1.3.2 Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui gambaran status gizi siswa/i SMA usia 16-18 tahun.2. Untuk mengetahui adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas siswa/iSMA usia 16-18 tahun.3. Untuk mengtahui adanya hubungan asupan gizi dengan obesitas siswa/i SMA usia 16-18 tahun.

1.4 Hipotesis1. Terdapat gambaran status gizi siswa/i SMA usia 16-18 tahun.2. Adanya hubungan antara antara aktivitas fisik dengan obesitas siswa/i SMA usia 16-18 tahun.3. Adanya hubungan asupan gizi dengan obesitas siswa/i SMA usia 16-18 tahun.1.5 Manfaat 1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi kesehatan akan hubungan antara aktivitas fisik , asupan gizi dengan obesitas.2. Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah kepustakaan akan hubungan antara aktivitas fisik , asupan gizi dengan obesitas.3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian-penelitian berikutnya yang lebih berkembang.1.5.2 Bagi Profesi1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akan pentingnya aktivitas fisik dan asupan gizi untuk menghindari obesitas .1.5.3 Bagi Masyarakat1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat akan pentingnya aktivitas fisik dan asupan gizi.2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat yang terhindar dari obesitas.3. Penelitian ini diharapkan agar masyarakat dapat mengetahui asupan gizi yang baik dan benar.4. Penelitian ini diharapkan agar dapat menambah pengetahuan akan gaya hidup sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1 ObesitasObesitas dalam pengertian sederhana diartikan sebagai kelainan kronik, pada penumpukan lemak di tubuh yang berlebih.11 Obesitas juga dapat diartikan sebagai akumulasi lemak yang berlebihan dibawah kulit dan jaringan lainnya dalam tubuh, yang disebabkan karena ketidak seimbangan asupan dan pengeluaran energi, sehingga berlebihnya kalori dalam tubuh yang dapat menimbulkan resiko dan efek buruk bagi kesehatan seorang individu.12,13,14 2.1.1 EtiologiPenyebab obesitas pada remaja biasa dikarenakan konsumsi makanan manis dan berlemak yang dikonsumsi remaja saat sekolah. Jika digaris besarkan , penyebab obesitas dapat dibagi menjadi dua faktor :1. Faktor internala) HerediterFaktor genetik dari orangtua atau parental fatness diturunkan melalui faktor DNA , yang memiliki peranan penting terhadap obesitas pada anak. Jika kedua orangtua mengalami obesitas , maka kemungkinan anaknya menjadi obesitas sebesar 80 %, sedangkan jika hanya salah satu ornagtua yang mengalami obesitas, kemungkinan anaknya mengalami obesitas sebesar 40 %, dan jika kedua orangtua tidak menalami obesitas, maka kemungkinan anaknya mengalami obesitas sebesar 14 %.4 Remaja yang memiliki orangtua obesitas, akan mewariskan tingkat metabolisme yang rendah dan berbeda dengan anak yang tidak memiliki orangtua obesitas.14b) HormonalGangguan hormonal turut ambil peran dalam terjadinya obesitas pada remaja. Walau insidens terjadinya obeitas dikarenakan gangguan hormonal sangat jarang, tapi pada beberapa kejadian obesitas bisa terjadi karena adanya endocrine disorder, seperti pada Sindroma Cushing, hiperaktivitas adrenokortikal, hipogonadisme, dan penyakit hormon lain .32. Faktor eksternala) Aktivitas fisik Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kebutuhan energi, sehingga apabila aktivitas fisik rendah maka kemungkinan terjadinya obesitas akan meningkat dikarenakan jika rendahnya aktivitas fisik, sedikit terjadinya pembakaran lemak dan sedikit energi yang dipergunakan. Misalnya pada anak seperti berkurangnya lapangan tempat bermain serta tersedianya hiburan dalam bentuk game elektonik atau playstation dan tontonan televisi.3,4 Dan aktivitas fisik yang kurang juga dapat merupakan salah satu faktor risiko penyakit kronik terutama penyakit kardiovaskuler, penyakit serebrovaskuler dan Diabetes Mellitustipe 2.15Anak dengan obesitas pada remaja akan memiliki resiko 17 kali lipat obesitas pada masa dewasa yang sekaligus memiliki resiko penyakit kardiovaskular, dan metabolik serta penyakit kejiwaan dan juga kanker tertentu.17,18 Walaupun telah terjadi penurunan dan berat badan dapat dipertahankan, setelah masa dewasa terdapat tingkat kematian lebih tinggi pada dewasa yang mengalami obesitas di masa remaja. b) Asupan giziPeranan faktor nutrisi dimulai sejak dalam kandungan dimana jumlah lemak tubuh dan pertumbuhan bayi dipengaruhi berat badan ibu.Kenaikan berat badan dan lemak anak dipengaruhi oleh waktu pertama kali mendapat makanan padat, asupan tinggi kalori dari karbohidrat dan lemak.11,16 c) SosioekonomiPerubahan pengetahuan, sikap, perilaku dan gaya hidup, pola makan, serta peningkatan pendapatan mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.11 Keluarga dengan pendapatan tinggi dapat membeli makanan apa pun, termasuk makanan sehat bergizi namun juga makanan tinggi kalori/ lemak/gula, junk food, fast food, soft drink, yang merupakan penyumbang besar terhadap masalah obesitas. Sebaliknya, keluarga dengan pendapatan rendah cenderung mengonsumsi makanan yang kurang bergizi sehingga sering mengantarkan mereka pada kondisi buruk.13 Pola makan adalah sebagai cara individu dan kelompok individu memilih, mengkonsumsi dan menggunakan makanan yang tersedia dan didasarkan pada faktor budaya dimana tempat mereka hidup.2.1.2 Prevalensi dan EpidemiologiPada tahun 2008, lebih dari 1,4 miliar orang kelebihan berat badan dan lebih dari setengah miliar mengalami obesitas. Setidaknya 2,8 juta orang setiap tahun meninggal akibat kelebihan berat badan atau obesitas. Prevalensi obesitas hampir dua kali lipat antara tahun 1980 dan 2008. Setelah berhubungan dengan negara-negara berpenghasilan tinggi, obesitas kini juga lazim di negara berpenghasilan rendah dan menengah.19Pada penelitian WHO prevalensi mengenai overweight dan obesitas meningkat sesuai dengan tingkat pendapatan negara. Prevalensi kelebihan berat badan pada negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas lebih dari dua kali lipat dari negara-negara berpendapatan rendah. Untuk obesitas, perbedaan lebih dari tiga kali lipat dari obesitas 7% pada kedua jenis kelamin di bawah negara-negara berpenghasilan menengah menjadi 24% di negara berpenghasilan menengah ke atas.20 2.1.3 KlasifikasiUntuk menilai obesitas di dapatkan perhitungan berdasarkan indeks massa tubuh yang dinilai dari berat badan dibagi tinggi badan yang dikuadratkan Pengukuran indeks massa tubuh untuk orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, diinterpretasi menggunakan kategori status berat badan standard yang sama untuk semua umur bagi pria dan wanita. Dan menurut depkes RI skala pengukuran yang dipakai adalah, klasifikasi pengukuran berdasarkan Kriteria asia-pasifik .21Tabel 2.1 Indeks Massa Tubuh menurut CDCStatus giziIMT

Kurang< 18,5

Normal18,5 22,9

Resiko gemuk23,0 24,9

Obesitas 125,0 29,9

Obesitas 230,0

2.1.4 Dampak Obesitas pada Remaja1. Faktor penyakit kardiovaskularFaktor Risiko ini meliputi peningkatan: kadar insulin, trigliserida, LDL-kolesterol dan tekanan darah sistolik serta penurunan kadar HDL- kolesterol. Risiko penyakit Kardiovaskuler di usia dewasa pada anak obesitas sebesar 1,7 - 2,6. IMT mempunyai hubungan yang kuat (r = 0,5) dengan kadar insulin. Anak dengan IMT > persentile ke 99, 40% diantaranya mempunyai kadar insulin tinggi, 15% mempunyai kadar HDL-kolesterol yang rendah dan 33% dengan kadar trigliserida tinggi.22 2. Diabetes mellitus tipe-2Diabetes mellitus tipe-2 jarang ditemukan pada anak obesitas.11,22 Pada anak dengan obesitas, terjadi penurunan toleransi glukosa sebesar 25 % dan menderita diabetes mellitus tipe-2 sebsar 4 %. Hampir semua anak yang mengalami obesitas + 3sd atau 99 persentil akan mengalami diiabetes mellitus tipe 2. 233. Obstructive sleep apneaSering dijumpai pada anak obesitas dengan kejadian 1/100 dengan gejala mengorok.11 Ini disebabkan oleh penebalan jaringan lemak didaerah dinding dada dan perut yang mengganggu pergerakan dinding dada dan diafragma, sehingga terjadi penurunan volume dan perubahan pola ventilasi paru serta meningkatkan beban kerja otot pernafasan. Pada saat tidur terjadi penurunan tonus otot dinding dada yang disertai penurunan saturasi oksigen dan peningkatan kadar CO2, serta penurunan tonus otot yang mengatur pergerakan lidah yang menyebabkan lidah jatuh kearah dinding belakang faring yang mengakibatkan obstruksi saluran nafas intermiten dan menyebabkan tidur gelisah, sehingga keesokan harinya anak cenderung mengantuk dan hipoventilasi. Gejala ini berkurang seiring dengan penurunan berat badan.11,164. Gangguan ortopedikPada anak obesitas cenderung berisiko mengalami gangguan ortopedik yang disebabkan kelebihan berat badan, yaitu tergelincirnya epifisis kaput femoris yang menimbulkan gejala nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul.115. Pesudotumor serebriPseudotumor serebri akibat peningkatan ringan tekanan intrakranial pada obesitas disebabkan oleh gangguan jantung dan paru-2 yang menyebabkan peningkatan kadar CO2 dan memberikan gejala sakit kepala, papil edema, diplopia, kehilangan lapangan pandang perifer dan iritabilitas.11

2.2 Aktivitas FisikAktivitas fisik didefinisikan sebagai setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot skeletal dan menghasilkan peningkatan resting energy expenditure yang bermakna.24Aktivitas fisik di luar sekolah termasuk aktivitas fisik di waktu luang, dimana aktivitas dilakukan pada saat yang bebas dan dipilih berdasarkan kebutuhan dan ketertarikan masing-masing individu. Hal ini termasuk latihan dan olah raga. Latihan merupakan bagian dari aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang dan bertujuan untuk meningkatkan atau menjaga kesegaran jasmani, sedangkan olahraga termasuk sebuah bentuk aktivitas fisik yang melibatkan kompetisi.24

2.2.1 Jenis-jenis aktivitas fisikAktivitas fisik dapat digolongkan menjadi tiga tingkatan, aktivitas fisik yang sesuai untuk remaja sebagai berikut:a. Kegiatan ringan : hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan (endurance). Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah, les di luar sekolah, mengasuh adik, nonton TV, aktivitas main play station, main komputer, belajar di rumah, nongkrong.b. Kegiatan sedang : membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari kecil, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan, bersepeda, bermain musik, jalan cepat.c. Kegiatan berat : biasanya berhubungan dengan olahraga dan membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh : berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri ( misal karate, taekwondo, pencak silat ) dan outbond.Berdasarkan aktivitas fisik di atas, dapat disimpulkan faktor kurangnya aktivitas fisik anak penyebab dari obesitas. Lakukan minimal 30 menit olahraga sedang untuk kesehatan jantung, 60 menit untuk mencegah kenaikan berat badan dan 90 menit untuk menurunkan berat badan.132.2.2 Aktivitas fisik yang baikPeningkatan aktivitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme.Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya.Aktivitas fisik untuk anak usia 6-18 tahun lebih tepat yang menggunakan keterampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik selama 20-30 menit per hari.11

2.2.3 Manfaat aktivitas fisikPeningkatan aktifitas fisik mempunyai pengaruh terhadap laju metabolisme. Latihan fisik yang diberikan disesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik, kemampuan fisik dan umurnya. Aktifitas fisik untuk anak reamaja, lebih tepat yang menggunakan ketrampilan otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.11Bagi segi remaja, membutuhkan aktivitas fisik karena ada keuntungan bagi mereka dalam waktu jangka panjang dan keuntungan bagi mereka terutama dalam tahun-tahun atau masa-masa pertumbuhan sehinggapertumbuhan mereka dapat menjadi optimal. Beberapa keuntungan untuk remaja dari aktif secara fisik antara lain:11a. Membantu menjaga otot dan sendi tetap sehat.b. Membantu meningkatkan mood atau suasana hati.c. Membantu menurunkan kecemasan, stress dan depresi ( faktoryang berkontribusi pada penambahan berat badan ).d. Membantu untuk tidur yang lebih baik.e. Menurunkan resiko penyakit penyakit jantung, stroke, tekanandarah tinggi dan diabetes.f. Meningkatkan sirkulasi darah.g. Meningkatkan fungsi organ-organ vital seperti jantung dan paruparu.h. Mengurangi kanker yang terkait dengan kelebihan berat badan.

Tabel 2.2 Jenis kegiatan dan jumlah kalori yang dibutuhkanJenis kegiatanKalori yang digunakan/ jam

Jalan kaki 6 km/jam150

Joging 8 km/jam300

Lari 12 km/jam480

Tenis tunggal600

Tenis ganda360

Golf240

Berenang180

2.2.4 Aktivitas aeorbik dan anaerobikPerkembangan kondisi anaerobik dan aerobik selama aktivitas fisik atau latihan penting diketahui dalam mempelajari kesegaran jasmani khususnya kesegaran kardiorespirasi. Secara metabolik, ketahanan aerobik disediakan oleh sistem oksidatif untuk tercapainya ketahanan jangka lama yang berlangsung dengan adanya oksigen, sedangkan kondisi anaerobik tersedia melalui penggunaan sistem Adenosin Triphosphat Phosphate Creatin (ATP-PC) dan sistem asam laktat untuk aktivitas fisik yang intensif dan segera yang diperoleh tanpa kehadiran oksigen. Respon energi yang dihasilkan oleh sistem-sistem ini menghasilkan kapasitas kerja fisiologis dari tubuh untuk penampilan fisik. Kedua sistem ini bekerja saling berhubungan satu sama lain menggunakan proses metabolik oksidatif maupun glikolisis dalam tingkat yang lebih besar atau lebih sedikit tergantung kebutuhan tubuh.2.3Asupan giziAsupan gizi diukur dari segi asupan makanan dan tidak dalam hal energi dan asupan gizi dan karena jumlah energi dan nutrisi yang berasal dari pengukuran asupan makanan, di terbaik, adalah jumlah energi dan nutrisi yang ditemukan dalam makanan dan tidak tentu jumlah yang tersedia untuk individu untuk metabolisme. Pengukuran asupan makanan, karena itu, hanya memberikan panduan untuk, dan bukan ukuran langsung dari itu, jumlah energi dan nutrisi yang tersedia untuk metabolisme.92.3.1 Kebutuhan gizi remajaAngka kecukupan gizi (AKG) yang dibutuhkan adalah banyaknya masing-masing zat gizi essensial yang harus dipenuhi dari makanan, yang harus dicukupi bagi kesehatan manusia. Zat gizi makro merupakan komponen terbesar yang berguna untuk menyuplai energi, pertumbuhan sel atau jaringan, fungsi pemeliharaan dan aktivitas tubuh. 25 Angka kecukupan gizi dan energi yang baik untuk tubuh terdapat pada tabel dibawah ini.26Tabel 2.3 Angka kecukupan gizi yang diperlukan.Kelompok umurEnergi(Kkal)Protein(g)Lemak(g)

Pria

16-18 tahun260060650

19-29 tahun255065638

Perempuan

16-18 tahun220050550

19-29 tahun190050475

2.3.2 Faktor- faktor mempengaruhi asupan giziPola makan yang tebentuk sangat erat kaitannya dengan kebiasaan makan seseorang. Secara umum faktor faktor yang mempengaruhi terbentuknya pola makan ialah faktor ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan, dan lingkungan.

a. Faktor ekonomiFaktor ekonomi yang cukup dominan dalam mempengaruhi konsumsi pangan ialah pendapatan keluarga dan harga. Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli pangan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli pangan baik secara kuantitas maupun kualitas. Meningkatnya taraf hidup ( kesejahteraan ) masyarakat, pengaruh promosi melalui iklan, serta kemudahan informasi, dapat menyebabkan perubahan gaya hidup, dan timbulnya kebutuhan psikogenik baru di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke atas. Tingginya pendapatan yang tidak diimbangi pengetahuan gizi yang cukup, akan menyebabkan seseorang menjadi sangat konsumtif dalam pola makannya sehari-hari, sehingga pemilihan suatu bahan makanan lebih didasarkan pertimbangan selera dibandingkan aspek gizi. Kecenderungan untuk mengkonsumsi makanan jenis siap santap ( fast food ), seperti ayam goreng, pizza,hamburger dan lain- lain, telah meningkat tajam terutama dikalangan remaja, generasi muda dan kelompok masyarakat ekonomi menengah ke atas.b. Faktor sosio budayaPantangan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat dipengaruhi oleh faktor budaya / kepercayaan. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi seseorang dalam memilih makanan begitu pula kepercayaan. Kebudayaan menuntun orang dalam cara bertingkah laku dan memenuhi kebutuhan dasar biologinya, termasuk kebutuhan terhadap pangan. Kebudayaan juga menentukan kapan seseorang boleh mengonsumsi suatu makanan ( dikenal dengan istilah tabu ), meskipun tidak semua hal yang tabu masuk akal daari segi medis. Terdapat 3 kelompok anggota masyarakat yang biasanya memiliki pantangan terhadap makanan tertentu, yaitu balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.c. AgamaPantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan individu yang melanggar hukumnya berdosa. Adanya pantangan terhadap makanan / minuman tertentu dari sisi agama dikarenakan makanan / minuman tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang mengonsumsinya. Pandangan agama Islam makan terlalu kekenyangan tidak di perbolehkan karena akan merusak kesehatan ( memberatkan kerja jantung, sakit perut dll ) dan mengurangi kecerdasan serta akan menjadi malas untuk beribadah. Sedangkan, menurut agama lain makan banyak hingga kekenyangan tidak bermasalah selama perut masih dapat menampung makanan.d. LingkunganFaktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik maupun cetak. Kebiasaan makan dalam keluarga sangat berpengaruh besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang terhadap makanan terbentuk dari kebisaan makan yang terdapat dalam keluarga. Lingkungan sekolah, termasuk di dalamnya para guru, teman sebaya dan keberadaan tempat jajan sangat mempengaruhi terbentuknya pola makan, khususnya bagi remaja di sekolah.27

Tabel 2.4 Ringkasan pustakaPeneliti ,lokasi tahunStudi desainJudul studivariabelHasil

Robert SB, VinkenAG/ London, 1987Kohort Energy and substrate regulation in obesity pediatrics.Asupan gizi dan obesitasTerdapat ketidakseimbangan energi pada anak obesitas.

Rippe J, Mc Innis K, Melanson K 2001-9Kohort Physician involvement in the management of obesity as a primary medical condition.Aktivitas fisik dengan obesitasSubjek dengan obesitas yang diberikan pengarahan dan management dapat lebih baik menurunkan berat badan , dibandingkan yang tidak.

Syarif D R/ Surabaya,2003KohortChildhood obesity :Evaluation and management , pediaticsNutrisi dan obesitas.Management nutrisi masa kanak-kanak sangat berpengaruh terhadap penyakit masa dewasa.

BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL3.1 Kerangka KonsepFaktor Internal tidak diperiksa karena keterbatasan waktu, sedangkan ras,suku tidak dibedakan karena dianggap satu kultural. Faktor-faktor diatas mendasari kerangka konsep, seperti berikut :

Aktivitas fisik

Obesitas

Asupan gizi

3.2 Definisi OperasionalNo.VariabelDefinisiAlat ukurCara pengukuranHasil pengukuranSkala pengukuran

1.Aktivitas fisikgerakan fisik yang melibatkan sistem muskuloskeleal yang setiap gerakannya dapat membuat pengeluaran energi oleh responden.Kuisioner(IPAQ short form.)28Wawancara1. Aktif : jika skor diatas 2,52. Tidak aktif : jika skor dibawah 2,5 Ordinal

2.Asupan gizisemua makanan dan minuman yang dikonsumsi oleh responden.Kuisioner (Food Recall)29Wawancara1. Cukup : jika supan gizi 80% AKG 20042. Kurang : jika supan gizi < 80% AKG 2004

Ordinal

3.ObesitasSuatu keadaan dimana nilai pengukurann indeks massa tubuh responden yang memiliki hasil perhitungan 25 .Dengan menggunakan pengukuran indeks massa tubuh. 30

Wawancara dengan pengukuran yang disisipkan. Kurang: 0,05 .4.6 Alur penelitian

Siswa/i SMAN 2 DepokWawancara aktivitas fisik,asupan gizi,

Pengumpulan dataPengukuran tinggi badan dan berat badan .

Hasil penelitianAnalisis data

4.7 Etika penelitian1) Peneletian dilakukan setelah mendapat persetujuan dan diketahui oleh kedua belah pihak terkait (Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, dr. Suriptiastuti, DAP&E, MS dan Kepala Sekolah SMAN 2 Depok, Drs. H.M. Achmadi )2) Setiap pelajar diberikan informasi dan tujuan penelitan beserta dimintai persetujuan dalam penelitian ini .3) Keamanan dan keselamatan para pelajar selalu di utamakan.4.8 Penjadwalan penelitian 36

KegiatanWaktu

Juni

JuliAgustusSeptember- November

Desember

Januari

Februari

Persiapan & pengumpulan data

Penyusunan & penyelesaian BABI (Pendahuluan)

Penyusunan & penyelesaian BABII (Tinjauan pustaka)

Penyusunan & penyelesaian BABIII (Metodologi)

Penyusunan & penyelesaian BABIV(Hasil)

Penyusunan & penyelesaian BABV (Pembahasan)

Penyusunan & penyelesaian BABVI (Kesimpulan& saran)

Persiapan ujian skripsi

Penyusunan manuskrip publikasi E-jurnal

BAB VHASIL PENELITIAN5.1 Analisis UnivariatAnalisis univariat akan mendeskripsikan mengenai karakteristik masing - masing variabel bebas dan tergantung yang diteliti, yaitu karakteristik responden (jenis kelamin, usia, indeks massa tubuh), aktivitas fisik dan asupan gizi .5.1.1 Karateristik RespondenTabel 5.1 Karakteristik Responden Pada Siswa/i SMAN 2 DepokKarakteristikFrekuensi

Jumlah (n)Persen (%)

Jenis kelaminLaki-lakiPerempuan182245,055,0

Jumlah40100,0

Usia16 tahun17 tahun18 tahun82572062,517,5

Jumlah40100,0

Indeks Massa TubuhKurusNormalOverweight Obesitas kelas 1Obesitas kelas 2810416220,025,010,040,05,0

Jumlah40100,0

Tabel 5.1 menunjukkan 40 orang responden (100,0%) terdiri dari 18 orang (45,0%) laki-laki dan 22 orang (55,0%) perempuan. Hampir sebagian yaitu 25 orang (62,5%) berusia 17 tahun, 8 orang (20,%) berusia 16 tahun dan 7 orang (17,5%) berusia 18 tahun.Sebagian besar responden yaitu, 16 orang (40,0%) memiliki berat badan obesitas kelas 1, 10 orang (25,0%) bertubuh normal, 8 orang (20,0%) bertubuh kurus, 4 orang (10,0%) termasuk dalam overweight dan 2 orang (5,0%) termasuk dalam obesitas kelas II.5.1.2 Variabel bebasTabel 5.2 Distribusi Responden Menurut Aktivitas Fisik dan Asupan Gizi Siswa/i SMAN 2 DEPOKVariabel bebasFrekuensi

Jumlah (n)Persen (%)

Aktivitas FisikAktifTidak aktif192147,552,5

Jumlah40100,0

Asupan GiziCukupKurang271367,532,5

Jumlah40100,0

Tabel 5.2 menunjukan tingkat aktivitas fisik responden , yang di bagi menjadi dua kategori berdasarkan nilai median untuk menunjukan tingkat aktivitas fisik responden .Pada penelitian didapatkan hasil yaitu, 21 orang (52,5%) responden memiliki tingkat aktivitas fisik dibawah nilai median sehingga tergolong tidak aktif, sedangkan 19 orang (47,5%) memiliki tingkat aktivitas fisik diatas nilai median yang dapat dimasukkan dalam golongan aktif. Dan juga pada tabel didapatkan status asupan gizi responden , yang dibagi menjadi dua kategori untuk menunjukan status gizi responden. Pada penelitian didapatkan nilai sebagian besar responden memiliki angka kecukupan gizi yang cukup yaitu, 27 orang (67,5%), sedangkan 13 orang (32,5%) memiliki angka asupan gizi yang kurang.5.1.3 Variabel tergantungPada hasil perhitungan variabel tergantung, yaitu status gizi hasil penelitian dibagi menjadi dua hasil pengukuran (obesitad dan tidak obesitas) ini dilakukan agar dapat memudahkan perhitungan.Pada penelitian didapatkan hasil pada responden yaitu, 22 orang (55,0%) memiliki status gizi pada tingkat tidak obesitas sedangkan responden yang memiliki status gizi obesitas sebanyak 18 orang (45,0%).5.2 Analisis BivariatAnalisis bivariat ditujukan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas aktivitas fisik yang meliputi aktivitas pada saat olahraga maupun waktu luang dan asupan gizi yang dinilai dari jumlah makanan selama 24 jam, dengan variabel tergantung obesitas.5.2.1 Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas.Tabel 5.4 Hubungan antara Aktivitas Fisik Dengan Obesitas Siswa/i SMAN 2 DepokTingkat aktivitas fisikStatus GiziTotalP value

ObesitasTidak Obesitas

N%n%n%

Aktif 12,51845,01947,50,000

Tidak aktif1742,5410,02152,5

Hasil analisis antara aktivitas fisik dengan obesitas diperoleh bahwa ada sebanyak 1 orang (2,5%) dari 19 orang (47,5%) responden yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang aktif memiliki status gizi obesitas dan sisanya 18 orang (45,0%) memiliki status gizi yang tidak obesitas. Sedangkan 17 orang (42,5%) responden dari 21 orang (52,5%) responden yang memiliki tingkat aktivitas fisik tidak aktif memiliki status gizi obesitas dan 4 orang (10,0%) responden yang memiliki aktivitas fisik tidak aktif memiliki status gizi yang tidak obesitas. Hasil uji Chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 0,000 yang berarti tingkat kemaknaan < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas.5.2.2 Hubungan antara asupan gizi dengan obesitas.Tabel 5.5 Hubungan antaraAsupan Gizi dengan Obesitas Siswa/i SMAN 2 DEPOKStatus asupan giziStatus GiziTotalP value

ObesitasTidak Obesitas

N%n%n%

Cukup (menurut AKG)17 42,51025,02767,50,001

Kurang (menurut AKG)12,51230,01332,5

Hasil analisis antara asupan gizi dengan obesitas diperoleh bahwa sebanyak 17 orang (42,5%) dari 27 (67,5%) responden yang memiliki asupan gizi cukup memiliki status gizi obesitas,sedangkan sisanya sebanyak 10 responden (25,0%) memiliki status gizi yang tidak obesitas.Didapatkan juga pada 1 orang (2,5%) dari 13 orang (32,5%) responden yang memiliki asupan gizi kurang memiliki status gizi yang obesitas dan sisanya sebanyak 12 orang (30,0%) memiliki status gizi tidak obesitas. Hasil uji Chi-square diperoleh nilai probabilitas p = 0,001 yang berarti lebih besar dari nilai tingkat kemaknaan< 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara asupan gizi dengan obesitas.

BAB VIPEMBAHASAN

6.1Karakteristik responden6.1.1Jenis kelaminBerdasarkan hasil analisis univariat, dari 40 orang (100%) responden, 18orang (45%) responden berjenis kelamin laki-laki dan 22 orang (55%) responden berjenis kelamin perempuan. Pada penelitian ini, tidak dibatasi jumlah responden baik yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-laki, karena yang diperlukan adalah data subjektif dari responden, yang masih menjadi siswa/i SMAN 2 Depok yang memenuhi kriteria inklusi maupun eksklusi. 6.1.2UsiaResponden yang terlibat dalam penelitian ini adalah siswa/i yang berusia remaja tengah yaitu antara 16 sampai 18 tahun dan terbanyak pada usia 17 tahun (62,5%). Usia remaja tengah adalah usia transisi untuk menjadi dewasa, yang biasanya pada usia ini remaja memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi , yang menyebabkan mereka membutuhkan asupan gizi yang lebih banyak dan mulai menambahkan asupan makanan dengan makanan-makanan pendamping dibanding usia dewasa,ini membuat remaja lebih riskan terkena obesitas.13Remaja juga sangat penting untuk diperhatikan karena remaja yang mengalami obesitas 80% berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada saat dewasa dan juga sepanjang hidupnya berisiko lebih tinggi untuk menderita sejumlah masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, asma dan beberapa jenis kanker.21 6.1.3Indeks Massa TubuhIndeks massa tubuh merupakan salah satu metode yang menunjang untuk dapat menilai status gizi baik usia di atas maupun dibawah 18 tahun. Dari hasil analisis univariat, dapat disimpulkan keadaan gizi siswa/i SMAN 2 DEPOK dalam keadaan sangat baik, karena sebagian besar responden (40,0%) yaitu 16 orang dari 40 orang responden memiliki berat badan obesitas tipe 1. Keadaan status gizi yang berlebih pada siswa/i SMAN 2 Depok ini dicapai karena tingkat asupan gizi yang berlebih serta diet makanan yang cenderung tinggi karbohidrat,aktivitas fisik yang kurang dan juga tatus perekonomian responden yang memudahkan lebih dari sebagian responden mempunyai indeks massa tubuh yang berlebih/ obesitas.326.2Obesitas Hasil analisis univariat menyatakan bahwa didapatkan angka status gizi obesitas pada penelitian yaitu 18 orang (45%), sedangkan sisanya yaitu 22 orang (55%) memiliki status gizi tidak obesitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata remaja yang mengalami obesitas adalah sebesar 10,3% .33Pada penelitian ini, responden yang diteliti memiliki rata-rata status gizi obesitas. Hasil yang sama juga dinyatakan oleh penelitian yang dilakukan Kartika, et al tahun 2012 pada 40 responden yang dikategorikan menurut usia menunjukkan bahwa rata-rata remaja yang mengalami obesitas adalah sebesar 10,5% dari total siswa yang ada di SMAK Santa Agnes Surabaya.346.3Aktivitas FisikPada penelitian ini didapatkan hasil yang tidak jauh berbeda yaitu 19 orang (47,5%) dari 40 orang responden yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang aktif.Penelitian yang dilakukan oleh Syarifatun menyatakan pada siswa SMA cenderung lebih banyak memiliki aktivitas fisik yang sedang-berat daripada yang memiliki aktivitas ringan/ tidak aktif yang biasanya .35Namun pada penelitian ini, didapatkkan lebih banyak responden yang memiliki tingkat aktivitas fisik tidak aktif.Penelitian menyatakan salah satu faktor yang menyebabkan tingkat aktivitas fisik yang tidak aktif ini didasari dari tingkat kebiasaan remaja yang lebih sering menonton tv dibandingkan beraktivitas diluar rumah.6.4 Asupan GiziLebih dari sebagian responden (67,5%) memiliki angka asupan gizi yang cukup atau 80% AKG dan 13 orang (32,5%) memiliki angka asupan gizi yang kurang.Ini menandakan bahwa sebaian besar dari responden memiliki tingkat komsumtif yang baik ataupun berlebih, inipun serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Kartika dan Siti yang mengatakan, sebagian besar kelompok remaja obesitas memiliki frekuensi konsumsi pangan, makanan cepat saji dan kudapan lebih banyak daripada kelompok non obesitas.3 Ini didapatkan karena pada pada remaja kelompok obesitas biasanya memiliki tingkat pengetahuan yang rendah akan asupan gizi yang baik dan juga pengeluaran jajan yang besar serta tidak aktifnya dalam aktivitas fisik.346.5 Hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas.Pada aktivitas fisik didapatkan 19 orang (42,5%) responden memiliki tingkat aktivitas fisik aktif dan 21 orang (57,5%) responden memiliki tingkat aktivitas fisik tidak aktif.Hanya 1 orang pada kelompok obesitas yang memiliki aktivitas fisik aktif.Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas (p= 0,000) didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wiwied et al, tahun 2012 pada 80 responden remaja SMAN 9 Semarang, menyatakan bahwa tingginya kebiasaan olahraga pada respoden (60%) sekitar 1,5-3 jam atau lebih per minggu dapat menurukan risiko obesitas daripada yang hanya menonton tv dan tidur dirumah dengan p < 0,0037.33 6.6 Hubungan antara asupan gizi dengan obesitas.Sebagian besar responden yaitu 27 orang (67,5%) memiliki satus asupan gizi cukup sedangkan 13 orang (32,5%) memiliki status asupan gizi kurang.Dan didapatkan hanya 1 orang pada kelompok obesitas yang memiliki asupan gizi kurang.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya hubungan antara asupan gizi dengan obesitas (p=0,001) dan juga didapatkan pada remaja yang memiliki asupan gizi yang cukup 20 kali lebih besar dapat mengalami obesitas(OR = 20,400 ,CI = 2,296-181,264) ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang di lakukan oleh Irma, tahun 2006 bahwa pola konsumsi energi tinggi 4 kali lebih besar untuk terjadinya obesitas pada anak dan remaja .33

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

7.1KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:1. Didapatkan gambaran status gizi pada siswa/i SMAN 2 Depok sebanyak 18 orang (45,00 %) dari 40 orang memiliki status gizi obesitas.2. Siswa/i SMAN 2 Depok yang memiliki aktivitas fisik tidak aktif lebih banyak dibandingkan yang aktif dengan hasil 19 orang (47,50%) aktivitas fisik aktif dan 21 orang (52,50%) aktivitas fisik kurang aktif dari 40 orang responden.3. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada siswa/i SMAN 2 Depok (p = 0,000).4. Siswa/i SMAN 2 Depok yang memiliki angka asupan gizi yang cukup lebih banyak dibandingkan yang memiliki asupan gizi kurang dengan hasil penelitian 27 orang (67,50%) memiliki asupan gizi cukup dan 13 orang (32,50%) memiliki asupan gizi kurang dari 40 orang responden.5. Terdapat hubungan antara asupan gizi dengan obesitas pada siswa/i SMAN 2 Depok (p= 0,001).5.2 SaranBerdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan peneliti yang dimiliki dalam penelitian ini, maka dapat direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:1. Bagi Peneliti Penelitian tentang obesitas selanjutnya diharapkan lebih meneliti faktor-faktor lain seperti faktor internal yaitu gangguan hormonal dan juga menanyakan lebih lanjut tentang riwayat orangtua.Dan juga untuk faktor eksternalnya diharapkan dapat meneliti dari sisi pengetahuan remaja akan obesitas dan pola konsumsi makanan baik makanan cepat saji maupun kudapan serta tingkat konsumsi energi., karena hal ini baik diketahui untuk dapat menemukan solusi sehingga dapat menurunkan prevalensi obesitas di kalangan remaja.2. Bagi Siswa/i SMAN 2 Depok Bagi siswa/i agar dapat mengurangi konsumsi makanan khususnya makanan tinggi karbohidrat dan lemak serta untuk meningkatkan aktivitas fisik sehari-hari baik olahraga maupun waktu luang terkait dengan obesitas.3. Bagi SMAN 2 Depok Diadakan penyuluhan atau pemeriksan kesehatan yang lebih rutin untuk mengingatkan ,mengatasi dan mengantisipasi akan bahaya obesitas baik yang telah memiliki tubuh obesitas maupun yang belum.

DAFTAR PUSTAKA1. Upaya Pendidikan dan Promosi Kesehatan. Available at http://www.depkes.go.id . 2009.2. Hadi, H. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional. Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta.3. Nugraha,G.I, 2009. Etiologi dab patofisiologi obesitas dalam : Soegih, R.R., dan Wiramihardjadja K.K .Obesitas permasalahan dan terapi praktis .Jakarta. ed : Sagung seto, p9-18. 4. Mustofa, A. Solusi Ampuh Mengatasi Obesitas. Yogyakarta : HanggarKreator; 2010.5. Newnham,JP . Nutrition and the early origins of adult disease,Asia Pacific J Clin Nutr.2002;11 (suppl) :5537-426. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Riset kesehatan dasar (Riskesdas). Departemen kesehatan Indonesia 2010: halaman 51-97. Deforche B, Lenefre J , Bourdheauij I, Hills A, Daquet W, Bouckaert J.Physical fitness and physical activity in obese and non obese flemish youth. Obes Res 2003;11:434-418. M Liebman, S Pelican, SA Moore, B Holmes, MK Wardlaw, LM Melcher et al, Dietary intake, eating behavior, and physical activityrelated determinants of high body mass index in rural communities ,International Journal of Obesity : 2003; 27, 684929. Rutishauer.I.Dietary intake measurements. School of health sciencies,Deakin University.Australia;2005.8(7a),1100-0710. LJ Gillis1, LC Kennedy1, AM Gillis, O Bar-Or . Relationship between juvenile obesity, dietary energy and fat intake and physical activity, International Journal of Obesity :2002;26, 45846311. Syarif DR .Childhood obesity:Evaluatuion and management,dalam naskah lengkap National obesity symposium 11 , Ed : Adi S.Surabaya :2003 ;123-3912. WHO .Obesity : Preventing and managing the global epidemic, WHO technical report series 2004; 894.13. Nurmalina, Rina. 2011. Pencegahan & Manajemen Obesitas. Bandung :ElexMedia Komputindo, p35-4014. Ronald S . Pedoman perawatan kesehatan anak.bandung : Yama widya 15. Makari A.Lifestye diseases : an economic burden on the health service. Availableat:http://www.un.org/wcm/content/site/chronicle/home/archive/issues2010/achieving_global_health/economicburdenonhealthservices?ctnscroll_articleContainerList=1_0&ctnlistpagination_articleContainerList=true. Diunduh 28 juni 2013.16. Hidayati SN, Irawan R, Hidayat B . Obesitas pada anak.Buletin pediatrik Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.Surabaya :2006.17. Kiess W, Marcus c, Wabitsch M . Transfer into adulthood .Obesity in childhood and adolescense :pediatrics and adolescent medicine , vol 9 . Basel : 2004 ; 219-2818. Standing commitee on nutrition (SCN) .Overweight and obesity , a new nutrition emergency ? . ED : 29 .200519. WHO. 10 fact about obesity..2013.Geneva20. WHO. Mean body mass index .2013 .Geneva21. Centers for Disease Control and Prevention (2009b). BMI for children and teens Retrieved 20 July, 2013, from http://www.cdc.gov/healthyweight/assessing/bmi/childrens_bmi/about_childrens_bmi.html22. Freadman DS.Childhood obesity and coronary heart disease : Children and adolescent , Kiess W,Marcus C, Wabitsch M. Ed . Basel : Kargel AG , 2004 : 160-923. Blufier S. Type 2 diabetes mellitus in children and adolescent : the european perspective, Kiess W,Marcus C, Wabitsch M. Ed . Basel : Kargel AG , 2004 :170-8124. Kurpad AV, Swaminathan S, Bhat S. IAP national task force for childhood prevention of adult disease: the effect of childhood physical activity on prevention of adult disease. Indian Pediatrics 2004; 41: 37-62.25. Paath Rumdasih, Heryati.Zat gizi untuk diet ,2005 .Jakarta : Bumi Aksara.26. Widya Karya Pangan dan Gizi VIII (WKNPG).Lembaga Ilmu pengtahuan Indonesia, 2004 . Jakarta27. Sulistyaningsih H. Gizi untuk kesehatan ibu dan anak.2011 .Yogyakarta: Graha Imu.28. Baecke, Jos A.H, et.al. A Short Questionnaire for The Measurement of Habitual Physical Activity in Epidemiological Studies. American Journal of Clinical Nutrition 36 (1982): p 936 4229. Gibson, Rosalind S. Principles of Nutritional Assessments. New York, USA:Oxford University Press, 1990. 30. Gibson, Rosalind S. Principles of Nutritional Assessments. New York, USA:Oxford University Press, 2005.31. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,Riset kesehatan dasar (Riskesdas). Departemen kesehatan Indonesia 2007: halaman 5032. Centers for Disease Control and Prevention. Overweight and Obesity. (internet) [cited 15 Januari 2012] Available athttp://www.cdc.gov/obesity/childhood/consequences .html.33. Suryaputra K,Nadhiroh SR.Perbedaan Pola Makan dan Aktivitas Fisik Antara Remaja Obesitas dan Non-Obesitas.Makara 2012.(1).p45-5034. Aini SN.Faktor Resiko yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja di Perkotaan.UPJH 2012.1(2). P1-835. Oktaviani WD,Saraswati LD,Rahfiluffin MZ. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja dan Orangtua Dengan Indeks Massa Tubuh(IMT).JKM 2012.1(2).p542-5336. Irma R, Kamaruddin T.Faktor-Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Ana (Skripsi).Kendari :Jurusan Gizi Poltakkes ; 2006

LAMPIRANHASIL PENELITIAN

Statistics

Jenis KelaminUsiaStatus GiziAktivitas FisikAsupan GiziIndeks Massa Tubuh

NValid404040404040

Missing000000

Jenis Kelamin

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Validlaki-laki1845.045.045.0

perempuan2255.055.0100.0

Total40100.0100.0

Usia

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Valid16.00820.020.020.0

17.002562.562.582.5

18.00717.517.5100.0

Total40100.0100.0

Indeks Massa Tubuh

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Validkurus820.020.020.0

normal1025.025.045.0

overweight410.010.055.0

obesitas 11640.040.095.0

obesitas 225.05.0100.0

Total40100.0100.0

Aktivitas Fisik

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Validaktif1947.547.547.5

tidak aktif2152.552.5100.0

Total40100.0100.0

Asupan Gizi

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

Validcukup asupan gizi2767.567.567.5

kurang asupan gizi1332.532.5100.0

Total40100.0100.0

Status Gizi

FrequencyPercentValid PercentCumulative Percent

ValidObesitas1845.045.045.0

tidak obesitas2255.055.0100.0

Total40100.0100.0

Case Processing Summary

Cases

ValidMissingTotal

NPercentNPercentNPercent

Aktivitas Fisik * Status Gizi40100.0%00.0%40100.0%

Aktivitas Fisik * Status Gizi Crosstabulation

Status GiziTotal

Obesitastidak obesitas

Aktivitas FisikaktifCount11819

Expected Count8.610.519.0

% of Total2.5%45.0%47.5%

tidak aktifCount17421

Expected Count9.511.621.0

% of Total42.5%10.0%52.5%

TotalCount182240

Expected Count18.022.040.0

% of Total45.0%55.0%100.0%

Chi-Square Tests

ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square23.089a1.000

Continuity Correctionb20.1321.000

Likelihood Ratio26.7651.000

Fisher's Exact Test.000.000

Linear-by-Linear Association22.5121.000

N of Valid Cases40

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.55.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value95% Confidence Interval

LowerUpper

Odds Ratio for Aktivitas Fisik (aktif / tidak aktif).013.001.129

For cohort Status Gizi = Obesitas.065.010.443

For cohort Status Gizi = tidak obesitas4.9742.04612.088

N of Valid Cases40

Case Processing Summary

Cases

ValidMissingTotal

NPercentNPercentNPercent

Asupan Gizi * Status Gizi40100.0%00.0%40100.0%

Asupan Gizi * Status Gizi Crosstabulation

Status GiziTotal

Obesitastidak obesitas

Asupan Gizicukup asupan giziCount171027

Expected Count12.214.927.0

% of Total42.5%25.0%67.5%

kurang asupan giziCount11213

Expected Count5.97.213.0

% of Total2.5%30.0%32.5%

TotalCount182240

Expected Count18.022.040.0

% of Total45.0%55.0%100.0%

Chi-Square Tests

ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)Exact Sig. (2-sided)Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square10.831a1.001

Continuity Correctionb8.7131.003

Likelihood Ratio12.4061.000

Fisher's Exact Test.002.001

Linear-by-Linear Association10.5601.001

N of Valid Cases40

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.85.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value95% Confidence Interval

LowerUpper

Odds Ratio for Asupan Gizi (cukup asupan gizi / kurang asupan gizi)20.4002.296181.264

For cohort Status Gizi = Obesitas8.1851.21855.009

For cohort Status Gizi = tidak obesitas.401.239.672

N of Valid Cases40

KUESIONER

I.DAFTAR IDENTITAS RESPONDEN1.Nama : ..2.Umur : ..............tahun3.Jenis Kelamin : .II.HASIL PENGUKURAN RESPONDEN4.Berat Badan (BB) : kg5.Tinggi Badan (TB) : ......cm6. IMT :

FORMULIR FOOD RECALL 24 JAM

Hari/Tanggal : .Harike- : .WaktuNamaMasakanBahanMasakan

JenisBanyaknya

URTGr

Pagi/jam

Siang/ Jam

Malam/Jam

FORMULIRAKTIVITAS FISIKa. Aktifitas Olahraga1. apakah anda berolahraga? 1. Ya2. Tidak2. Jika ya, olahraga apa yang sering anda lakukan?

3. a) berapa lama anda melakukan olahraga tersebut setiap kalinya ?.......menit/kalib) selama seminggu, berapa kali ? 1. 4c) selama setahun, berapa bulan ?1. 9

4. apakah anda melakukan olahraga lainnya (selain yang disebutkan di atas) ?1. ya, yaitu...........2. Tidak (apabila jawaban tidak, lanjutkan pertanyaan 6)

5. a) selama seminggu, berapa kali ? 1. 4b) selama setahun, berapa bulan?1. 9b. Waktu luangSangat kurangkurangCukup Banyak Sangat banyak

6. jika dibandingkan dengan orang lain yang seumuran dengan anda, apakah waktu luang anda dirasakan :

7. selama waktu luang, apakah anda sering berkeringat ?

8. selama waktu luang, apakah anda berolahraga?

9. selama waktu luang, apakah anda menonton televisi/ radio?

10. selama waktu luang, apakah anda melakukan kegiatan dengan berjalan?

11Selam waktu luang, apakah anda melakukan suatu kegiatan dengan jalan berkeliling/bersepeda ?

12. Berapa menit anda berjalan/bersepeda dalam sehari dari dan ke tempat tujuan anda?1. < 5 menit2. 5-15 menit3. 15-30 menit 4. 30-45 menit 5. >45 menit

INFORMED CONSENT

Penjelasan mengenai penelitianPenelitian mengenai hubungan antara aktivitas fisik dan asupan gizi dengan obesitas, yang diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan informasi dan status gizi kesehatan masyarakat khususnya remaja dan dapat terhindar dari obesitas dan juga dampak-dampaknya.Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat pengetahuan mengenai risiko tersebut sehingga dapat melaksanakan pencegahan dan pengendaliannya.Oleh karena itu kami mengharapkan bapak/ibu/saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini. Bila bersedia maka peneliti akan melakukan wawancara dan jika memenuhi persyaratan maka akan dilakukan pengukuran tinggi badan, berat badan.Hasil pemeriksaan ini akan diinformasikan kepada bapak/ibu/saudara dan semua hasil pemeriksaan akan dirahasiakan.Bila ada pertanyaan, bapak/ibu/saudara dapat menghubungi peneliti di nomor telepon 081213684804.Bapak/ibu/saudara bebas untuk menolak ikut dalam penelitian ini. Bila bapak/ibu/saudara bersedia ikut dalam penelitian ini kami mohon untuk membubuhkan tanda tangan pada formulir persetujuan di bawah ini.

Jakarta,..... 2013

Malika

FORMULIR PERSETUJUAN

Semua penjelasan di atas telah disampaikan kepada saya dan telah saya pahami. Dengan menandatangani formulir ini saya SETUJU untuk ikut dalam penelitian ini.

Nama peserta penelitian:

Tanda tangan:

Tanggal: