skenario 6 ikkom

48
Skenario 6 Klinik Baru dr. Syafa dr. Syafa adalah dokter yang baru lulus Ujian kompetensi Dokter Indonesia ( UKDI ). Ia ingin membuat klini dokter keluarga sebagai tempat praktik kedokterannya. Saat kuliah, ia mendapatkan ilmu mengenai kedokteran keluarga yang baginya sangat menarik. Oleh karena itu, saat ini, saat ini ia akan merancang kliniknya, dari desain ruang, menyusun kebutuhan SDM, jenis pelayanan kesehatan yang diberikan, sampai system medical record yang baik. Agar kliniknya nanti cepat berkembang dan memiliki mutu yang tinggi, dr. syafa melengkapi kliniknya dengan literature text book, jurnal kesehatan dan layanan internet agar memudahkan proses Evidence Based Medicine ( EBM ). Dr. syafa juga menghitung biaya kapitasi, dan merencanakan program quality assurance dengan cermat, agar dapat mewujudkan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan terjangkau.

Upload: nanang-hidayatulloh

Post on 01-Dec-2015

59 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 6 ikkom

Skenario 6

Klinik Baru dr. Syafa

dr. Syafa adalah dokter yang baru lulus Ujian kompetensi Dokter Indonesia ( UKDI ). Ia ingin

membuat klini dokter keluarga sebagai tempat praktik kedokterannya. Saat kuliah, ia

mendapatkan ilmu mengenai kedokteran keluarga yang baginya sangat menarik. Oleh karena itu,

saat ini, saat ini ia akan merancang kliniknya, dari desain ruang, menyusun kebutuhan SDM,

jenis pelayanan kesehatan yang diberikan, sampai system medical record yang baik. Agar

kliniknya nanti cepat berkembang dan memiliki mutu yang tinggi, dr. syafa melengkapi

kliniknya dengan literature text book, jurnal kesehatan dan layanan internet agar memudahkan

proses Evidence Based Medicine ( EBM ). Dr. syafa juga menghitung biaya kapitasi, dan

merencanakan program quality assurance dengan cermat, agar dapat mewujudkan pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang bermutu dan terjangkau.

Page 2: Skenario 6 ikkom

Step 1

1. Kapitasi = Kapitasi adalah sebuah metode pembayaran untuk pelayanan kesehatan di

mana penyedia layanan dibayar dalam jumlah tetap per pasien tanpa memperhatikan

jumlah atau sifat layanan yang sebenarnya diberikan.

2. EBM = Evidence Based Medicine (EBM) merupakan pemanfaatan bukti ilmiah

berdasarkan penelitian klinis mutakhir yang sahih dalam tatalaksana proses penyembuhan

penyakit. Langkah EBM adalah mengajukan pertanyaan klinik yang dapat

dijawab (asking answerable question); melakukan pelacakan pustaka untuk menjawab

pertanyaan klinik; melakukan telaah kritis terhadap bukti ilmiah; melakukan integrasi

antara bukti ilmiah yang valid, keahlian klinik, dan nilai serta harapan yang ada pada

pasien; melakukan evaluasi hasil guna penerapan bukti ilmiah di dalam praktek.

3. Quality assurance = : Jaminan mutu terhadap pelayana kesehatan.

Page 3: Skenario 6 ikkom

STEP 2

1. Manajemen praktik klinik dokter keluarga, Desain fisik, SDM, Rekam Medis di KDK.

2. Bagaimana besaran biaya kapitasi dan sistem kapitasi dokter keluarga?

3. Bagaimana rekam medis dokter keluarga?

4. Menjelaskan Evidence Based Medicine dalam praktek dokter keluarga?

Page 4: Skenario 6 ikkom

STEP 3

1. Manajemen praktik klinik dokter keluarga?

1.1 Pengertian dokter keluarga

Dokter Keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer

yang komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, mempertimbangkan

keluarga, komunitas dan lingkungan yang dilandasi keterampilan dan keilmuan yang mapan.

Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di tingkat primer,

sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang juga melibatkan dokter

spesialis pada tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat pelayanan

rawat inap. Dalam hal ini pelayanan yang diberikan kepada semua pasien tanpa memilah

jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya (The American Academy of Family Physican,

1969; Geyman, 1971; Mc Whinney, 1981).

1.2 KLINIK DOKTER KELUARGA ( KDK )

a.       Merupakan klinik yang menyelenggarakan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK), 

b.      Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis), 

c.       Mempunyai bangunan yang memadai,

d.      Dilengkapi dengan sarana komunikasi, 

e.       Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK, 

f.       Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan khusus

pembantu KDK, 

g.      Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.

h..lklk      Mempunyai izin yang berorientasi wilayah,

Page 5: Skenario 6 ikkom

i.  Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu,

danberkesinambungan, 

j.        Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur,

k.      Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik ybs

2. Bagaimana besaran biaya kapitasi dan sistem kapitasi dokter keluarga?

Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana pemberi pelayanan

kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta, per

periode waktu (biasanya bulan), untuk pelayanan yang telah ditentukan per periode waktu

(biasanya bulan), untuk pelayanan yang telah ditentukan per periode waktu.

Page 6: Skenario 6 ikkom

Pembayaran bagi pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dengan Sistem Kapitasi adalah

pembayaran yang dilakukan oleh suatu Lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada anggota lembaga tersebut, yaitu dengan membayar di muka sejumlah

dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu.

Yang dimaksud dengan Lembaga diatas adalah Badan Penyelenggara JPKM (Bapel). Sedangkan

yang dimaksud dengan Satuan Biaya (Unit Cost) adalah harga rata-rata pelayanan kesehatan

perkapita (disebut juga Satuan Biaya Kapitasi) yang disepakati kedua belah pihak (PPK dan

Lembaga) untuk diberlakukan dalam jangka waktu tertentu.

3.Bagaimana rekam medis dokter keluarga?

Dalam upaya penyelenggarakan pelayanan kesehatan yang baik, ada banyak syarat yang harus

dipenuhi. Salah satu diantaranya yaitu tersedianya data yang lengkap, tidak hanya tentang

keadaan kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawab dokter tetapi juga tentang keadaan

lingkungan fisik serta lingkungan non fisik masing-masing. Data-data tersebut perlu dicatat dan

disimpan sebaik-baiknya agar dapat digunakan kembali bila diperlukan.

Berkas atau catatan yang dimaksud dalam praktek kedokteran dikenal sebagai rekam medik

(medical record). Sebagai dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan primer yang

komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, serta mempertimbangkan

keluarga, komunitas serta lingkungannya, menjadikan rekam medis memiliki peran yang sangat

penting, karena macam dan jenis data pada dokter keluarga relatif lebih banyak dan kompleks.

4. Menjelaskan Evidence Based Medicine dalam praktek dokter keluarga?

Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-

bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam

prakteknya, EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti

ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.

Page 7: Skenario 6 ikkom

Pengertian lain dari evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara

sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai

dasar dari pengambilan keputusan klinik. Jadi secara lebih rincinya lagi, EBM merupakan

keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research

evidence); dengan (2) keahlian klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada

masyarakat (patient values).

Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah hasil pemikiran yang

telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa petimbangan baik dari acountable aspek

metodologi maupun accountable aspek ilmiah yang berupa jurnal, artikel, e-book atau buku yang

diakui.

Page 8: Skenario 6 ikkom

STEP 4

1. Manajemen praktik klinik dokter keluarga, Desain fisik, SDM, Rekam Medis di

KDK

a. Dokter KeluargaDokter Keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan

primer yang komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif,

mempertimbangkan keluarga, komunitas dan lingkungan yang dilandasi keterampilan dan

keilmuan yang mapan.

Pelayanan dokter keluarga melibatkan dokter keluarga sebagai penyaring di tingkat

primer, sebagai bagian suatu jaringan pelayanan kesehatan terpadu yang juga melibatkan

dokter spesialis pada tingkat pelayanan sekunder dan rumah sakit rujukan sebagai tempat

pelayanan rawat inap. Dalam hal ini pelayanan yang diberikan kepada semua pasien tanpa

memilah jenis kelamin, usia serta faktor-faktor lainnya (The American Academy of Family

Physican, 1969; Geyman, 1971; Mc Whinney, 1981).

Gambar 2.1 Alur Prosedur Pelayanan Kesehatan secara Umum

Laboratorium

Page 9: Skenario 6 ikkom

b. Tugas Dokter Keluarga

Menurut Ikatan Dokter Indonesia, DepKes RI dan FK-UI, tugas pokok Dokter

Keluarga diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan pelayanan primer secara menyeluruh, dan bermutu untuk

pelayanan spesialistik yang diperlukan.

b. Mendiagnosis secara cepat dan memberikan terapi secara cepat dan tepat.

c. Memberikan pelayanan kedokteran kepada individu dan keluarga.

d. Membina keluarga pasien untuk berpartisipasi dalam upaya peningkatan taraf

kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan dan rehabilitasi.

e. Menangani penyakit akut dan kronik di tingkat primer.

f. Melakukan tindakan tahap awal kasus berat agar siap dikirim ke rumah sakit.

g. Tetap bertanggungjawab atas pasien yang dirujukan ke Dokter spesialis atau

dirawat di rumah sakit.

h. Memantau pasien yang telah dirujuk atau dikonsultasikan.

i. Bertindak sebagai mitra, penasihat, dan konsultan bagi pasiennya.

j. Mengkoordinasikan pelayanan yang diperlukan untuk kepentingan pasien.

k. Menyelenggarakan rekam medis yang memenuhi standar.

c. Model Pelayanan Dokter Keluarga

Pelayanan RJTP Dokter Keluarga yang disediakan bagi peserta Askes dapat

berupa:

a. Dokter keluarga praktek perorangan, dimana satu orang Dokter Keluarga praktek

dalam satu tempat praktek.

b. Dokter praktek bersama dimana Dokter praktek lebih dari satu orang berpraktek

pada jam yang bersamaan dalam satu tempat praktek.

c. Dokter Keluarga yang terkoordinasi dalam satu organisasi menyerupai model

Independent Practice Association (IPA) di Amerika Serikat. Dengan sistem ini

beberapa dokter berafiliasi dalam satu wadah organisasi, dan wadah ini

bekerjasama dengan PT Askes (Persero).

d. Klinik 24 jam, yaitu beberapa Dokter Keluarga bekerja pada satu klinik yang

beroperasi dalam 24 jam sehari, setiap hari dan memberikan pelayanan secara

menyeluruh.

Page 10: Skenario 6 ikkom

e. Puskesmas yang khusus ditunjuk untuk memenuhi persyaratan menyelenggarakan

fungsi dokter keluarga sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan (credentialing).

f. Balai Pengobatan Instansi (BP Instansi) yang khusus ditunjuk atau mendapat ijin

dari Dinas Kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi PNS serta

memenuhi persyaratan menyelenggarakan fungsi dokter keluarga sesuai dengan

ketentuan yang ditetapkan.

Untuk program pelayanan RJTP Dokter Keluarga, dilengkapi dengan pelayanan

obat dan laboratorium sederhana berdasarkan kerjasama dokter keluarga dengan apotik

dan laboratorium yang dekat dengan tempat praktek dokter keluarga.

d. Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan di Dokter Keluarga

a. Perluasan pelayanan dokkel dilakukan secara bertahap dimana disesuaikan dengan

hasil pemetaan distribusi peserta dan Dokter Keluarga maupun Dokter Gigi

Keluarga, kesiapan jaringan pelayanan Dokter Keluarga dan Dokter Gigi Keluarga

serta dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah atau DPRD dan Dinas Kesehatan

setempat.

b. Besaran Kapitasi Dokter Keluarga mengacu pada pola perhitungan kapitasi

c. Penetapan penggolongan Dokter Keluarga berdasarkan kapasitas pelayanan yang

dimiliki dilakukan melaui pelaksanaan seleksi PPK (credentialing) dan seleksi

kembali PPK (recredentialing)

d. Penggolongan besaran kapitasi Dokter Keluarga berdasarkan kapitasi pelayanan

yang dimilikinya.

e. Kantor Cabang membayar sebesar 1% dari keseluruhan biaya jasa medis yang

dibayarkan kepada seluruh Dokter Keluarga di Kantor Cabang masing-masing

untuk biaya pembinaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

f. Pelayanan jasa medis akan dikenakan pajak sesuai ketentuan yang berlaku.

g. Penetapan komposisi jenis kelamin dan umur peserta yang terdaftar di Dokter

Keluarga tersebut dilakukan melalui identifikasi peserta terdaftar yang diisi pada

format tabel yang telah ditentukan.

h. Penentuan besaran kapitasi yang dibayarkan dilakukan dengan melakukan perkalian

antara besaran kapitasi sesuai hasil penggolonggan kapitasi pelayanan Dokter

Page 11: Skenario 6 ikkom

Keluarga dengan faktor penyesuaian sesuai komposisi jenis kelamin dan umur

peserta terdaftar.

i. Faktor penyesuaian yang digunakan dalam perhitungan besaran kapitasi untuk

masing-masing Kantor Regional ditetapkan oleh Kantor Pusat.

j. Dokter Keluarga bekerjasama dengan apotik dan laboratorium terdekat dengan

lokasi praktek Dokter Keluarga.

k. Tidak ada pengenaan iur biaya kepada peserta.

l. Kantor Cabang diwajibkan untuk melakukan seleksi PPK (credentialing) bagi

Dokter Keluarga dan Dokter Gigi Keluarga

m. Setiap Dokter Keluarga wajib menandatangani komitmen tertulis sebagai prasyarat

perlengkapan pelaksanaan credentialing dan recredentialing.

n. Setiap Dokter Keluarga yang ditunjuk berkewajiban untuk menjalankan Disease

Management Program (DMP).

o. Setiap Dokter Keluarga berkewajiban untuk mengirimkan laporan kunjungan setiap

bulan.

p. Kantor Cabang berkewajiban untuk melaksanakan survey kepuasan layanan

minimal satu kali setahun.

q. Pada setiap ruang tunggu ditempat praktek Dokter Keluarga wajib disediakan isian

format feedback langsung dari peserta setelah mendapatkan layanan. Kantor

Cabang melakukan pengolahan data masukan feedback ini setiap triwulan untuk

kemudian menjadi masukan perbaikan layanan kepada Dokter Keluarga.

r. Jumlah peserta ideal yang terdaftar di Dokter Keluarga adalah minimal 2.000 jiwa

per Dokter Keluarga. Kerjasama dengan Dokter Keluarga dapat dilakukan dengan

peserta kurang dari 2.000 jiwa, apabila Dokter Keluarga tersebut memenuhi syarat

dalam proses seleksi dan bersedia menjalin kerjasama dengan PT Askes (Persero)

dengan peserta kurang dari 2.000 jiwa.

s. Jaringan Dokter Keluarga yang terbentuk selain untuk melayani Peserta Askes juga

dapat melayani masyarakat lainnya.

t. Untuk peserta yang telah dialihkan pelayanan RJTPnya ke Dokter Keluarga tidak

dibayarkan lagi biaya kapitasinya kepada Puskesmas, sehingga tidak ada

pembayaran ganda.

Page 12: Skenario 6 ikkom

u. Menetapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) yakni Aplikasi Pelayanan RJTP

Dokter Keluarga.

v. Menerapkan utilization review secara periodik dan berkesinambungan yang

merupakan hasil luaran dari Aplikasi Palayanan RJTP Dokter Keluarga.

w. Untuk Kantor Regional yang telah menerapkan konsep Dokter Keluarga dengan

pola yang berbeda dengan pola dimaksud dalam pedoman ini, maka

penyelenggaraan pelayanan RJTP tersebut akan ditentukan dengan Keputusan

Direksi tersendiri.

e. Pelayanan Kesehatan Dokter Keluarga

a. Pelayanan kesehatan yang diberikan Dokter Keluarga bersifat komprehensif,

meliputi upaya promotif (penyuluhan dan konsultasi), upaya preventif (imunisasi,

kunjungan rumah, dan konseling), upaya kuratif (pemeriksaan dan pengobatan

penyakit), Upaya rehabilitatif (pemeriksaan dan penanganan kasus), dan juga

termasuk penanganan kasus rujuk balik

b. Pelayanan Dokter Keluarga bersifat terbuka, artinya selain melayani peserta Askes,

Dokter keluarga dapat melayani masyarakat umum.

c. Dokter Keluarga dengan cara kerjasama dengan apotik dan laboratorium terdekat

dengan lokasi praktek Dokter Keluarga.

f. Seleksi (Credentialing) Dokter Keluarga

Seleksi ini dilaksanakan dengan menggunakan format penilaian PPK (form

credentialing) yang telah ditentukan. Penilaian terhadap Dokter Keluarga dan Dokter

Gigi Keluarga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Mematuhi, melaksanakan dan mendukung peraturan serta ketentuan yang

ditetapkan oleh PT Askes (Persero).

b. Kesepakatan Kerjasama dituangkan dalam satu perjanjian kerja sama dengan

Kantor Cabang PT Askes (Persero) setempat.

c. Dokter Keluarga atau Dokter Gigi Keluarga tersebut harus memenuhi kriteria

standar, yaitu :

1) Standar Sarana dan Prasarana meliputi: bangunan atau gedung, peralatan medis

dan non medis meliputi komputer serta jaringan internet.

Page 13: Skenario 6 ikkom

2) Standar Cakupan Program meliputi penyediaan obat-obatan, cakupan layanan

dan pelayanan penunjang dilakukan.

3) Standar Sumber Daya manusia meliputi; jumlah tenaga yang terlibat dalam

pelayanan kedokteran keluarga dan pembinaan sumber daya manusia yang ada

dilingkungan fasilitas Dokter Keluarga/Dokter Gigi Keluarga tersebut.

d. Standar Pelayanan Dokter Keluarga dan Dokter Gigi Keluarga mengacu pada

Standar Klinik dan Pelayanan Dokter Keluarga yang berlaku.

e. Proses kredensialing Dokter Keluarga dan Dokter Gigi Keluarga mengacu pada

Standar Klinik dan Pelayanan Dokter Keluarga di lingkungan PT Askes (Persero).

f. Setiap Dokter Keluarga dan Dokter Gigi Keluarga wajib mendatangani komitmen

tertulis sebagai prasyarat pelengkap pelaksanaan kredensialing.

PRAKTEK DOKTER KELUARGA MANDIRI

Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan oleh klinik dokter keluarga (family clinic). Pada

bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga adalah suatu klinik

yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama klinik dokter keluarga (family

clinic/center). Pada dasarnya klinik dokter keluarga ini ada dua macam. Pertama, klinik

keluarga mandiri (free-standing family clinic). Kedua, merupakan bagian dari rumah sakit

tetapi didirikan diluar komplek rumah sakit (satelite family clinic). Di luar negeri klinik

dokter keluarga satelit ini mulai banyak didirikan. Salah satu tujuannya adalah untuk

menopang pelayanan dan juga

penghasilan rumah sakit.

Terlepas apakah klinik dokter keluarga tersebut adalah suatu klinik mandiri atau hanya

merupakan klinik satelit dari rumah sakit, lazimnya klinik dokter keluarga tersebut

Page 14: Skenario 6 ikkom

menjalin hubungan kerja sama yang erat dengan rumah sakit. Pasien yang memerlukan

pelayanan rawat inap akan dirawat sendiri atau dirujuk ke rumah sakit kerja sama

tersebut. Klinik dokter keluarga ini dapat diselenggarakan secara sendiri (solo practice)

atau bersama-sama dalam satu kelompok (group practice). Dari dua bentuk klinik  dokter

keluarga ini, yang paling dianjurkan adalah klinik dokter keluarga yang dikelola secara

berkelompok. Biasanya merupakan gabungan dari 2 sampai 3 orang dokter keluarga.

Pada klinik dokter keluarga berkelompok ini diterapkan suatu sistem manajernen yang

sama. Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik dokter keluarga tersebut secara

bersama-sama membeli dan memakai alat-alat praktek yang sama. Untuk kemudian

menyelenggarakan pelayanan dokter keluarga yang dikelola oleh satu sistem manajemen

keuangan, manajemen personalia serta manajemen sistem informasi yang sama pula. Jika

bentuk praktek berkelompok ini yang dipilih, akan diperoleh beberapa keuntungan

sebagai berikut (Clark, 1971) :

     

a. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu Penyebab

utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara kelompok,

para dokter keluarga yang terlibat akan dapat saling tukar menukar pengalaman,

pengetahuan dan keterampilan. Di samping itu, karena waktu praktek dapat diatur,

para dokter mempunyai cukup waktu pula untuk menambah pengetahuan dan

keterampilan. Kesemuannya ini, ditambah dengan adanya kerjasama tim (team work)

disatu pihak, serta lancarnya hubungan dokter-pasien di pihak lain, menyebabkan

pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih bermutu.

b. Pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan akan lebih terjangkau Penyebab

utamanya adalah karena pada klinik dokter keluarga yang dikelola secara

berkelompok, pembelian serta pemakaian pelbagai peralatan medis dan non medis

dapat dilakukan bersama-sama (cost sharing). Lebih dari pada itu, karena pendapatan

dikelola bersama, menyebabkan penghasilan dokter akan lebih terjamin. Keadaan

yang seperti ini akan mengurangi kecenderungan penyelenggara pelayanan yang

berlebihan. Kesemuanya ini apabila berhasil dilaksanakan, pada gilirannya akan

menghasilkan pelayanan dokter keluarga yang lebih terjangkau.

Page 15: Skenario 6 ikkom

Kesimpulannya, Pada bentuk ini sarana yang menyelenggarakan pelayanan dokter

keluarga adalah suatu klinik yang didirikan secara khusus yang disebut dengan nama

klinik dokter keluarga (family clinic center). Klinik doga ini dapat digunakan sendiri

(solo practice) atau bersama-sama dalam satu kelompok(group practice) biasanya 2 atau

3 orang doga.Dari kedua bentuk ini yang lebih dianjurkan adalah klinik doga bersama.

Dalam arti para dokter yang tergabung dalam klinik tersebut secara bersama-sama

membeli dan menggunakan alat-alat praktik bersama agar lebih bermutu dan lebih

terjangkau.

Pelayanan Pada Praktek Dokter Keluarga

Pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga banyak macamnya. Secara

umum dapat dibedakan atas tiga macam:

1. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga hanya

pelayanan rawat jalan saja. Dokter yang menyelenggarakan praktek dokter keluarga

tersebut tidak melakukan pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah atau

pelayanan rawat inap di rumah sakit. Semua pasien yang membutuhkan pertolongan

diharuskan datang ke tempat praktek dokter keluarga. Jika kebetulan pasien tersebut

memerlukan pelayanan rawat inap, pasien tersebut dirujuk ke rumah sakit.

2. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien dirumah.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga mencakup

pelayanan rawat jalan serta pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di rumah.

Pelayanan bentuk ini lazimnya dilaksanakan oleh dokter keluarga yang tidak mempunyai

akses dengan rumah sakit.

3. Menyelenggarakan pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah,

serta pelayanan rawat inap di rumah sakit.

Pada bentuk ini, pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga telah

mencakup pelayanan rawat jalan, kunjungan dan perawatan pasien di rumah, serta

perawatan rawat inap di rumah sakit. Pelayanan bentuk ini lazimnya diselenggarakan

Page 16: Skenario 6 ikkom

oleh dokter keluarga yang telah berhasil menjalin kerja sama dengan rumah sakit terdekat

dan rumah sakit tersebut memberi kesempatan kepada dokter keluarga untuk merawat

sendiri pasiennya di rumah sakit.

Tentu saja penerapan dari ketiga bentuk pelayanan dokter keluarga ini tidak sama antara

satu negara dengan negara lainnya, dan bahkan dapat tidak sama antara satu daerah

lainnya. Di Amerika Serikat misalnya, pelayanan kunjungan dan perawatan pasien di

rumah mulai jarang dilakukan. Penyebabnya adalah karena mulai timbul kesadaran pada

diri pasien tentang adanya perbedaan mutu pelayanan antara kunjungan dan perawatan

pasien di rumah dengan di tempat praktek. Pasien akhirnya lebih senang mengunjungi

tempat praktek dokter, karena telah tersedia pelbagai peralatan kedokteran yang

dibutuhkan.

Di beberapa negara lainnya, terutama di daerah pedesaan, karena dokter keluarga tidak

mempunyai akses dengan rumah sakit, maka dokter keluarga tersebut hanya

menyelenggarakan pelayanan rawat jalan saja. Pelayanan rawat inap dirujuk sertakan

sepenuhnya kepada dokter yang bekerja dirumah sakit. Tetapi pengaturan rujukan untuk

pelayanan rawat inap tersebut, tetap dilakukan oleh dokter keluarga. Dokter keluarga

memberikan bantuan sepenuhnya, dan bahkan turut mencarikan tempat perawatan dan

jika perlu turut mengantarkannya ke rumah sakit.

Sekalipun pelayanan yang diselenggarakan pada praktek dokter keluarga tidak sama,

perlulah diingatkan bahwa orientasi pelayanan dokter keluarga yang diselenggarakan

tetap tidak boleh berbeda. Orientasi pelayanan dokter keluarga bukan sekedar

menyembuhkan penyakit, tetapi diarahkan pada upaya pencegahan penyakit. Atau jika

tindakan penyembuhan yang dilakukan, maka pelaksanaannya, kecuali harus

mempertimbangkan keadaan pasien sebagai manusia seutuhnya, juga  harus

mempertimbangkan pula keadaan sosial ekonomi keluarga dan lingkungannya. Praktek

dokter keluarga tidak menangani keluhan pasien atau bagian anggota badan yang sakit

saja, tetapi individu pasien secara keseluruhan.

KLINIK DOKTER KELUARGA ( KDK )

a.   Merupakan klinik yang menyelenggarakan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK), 

b.       Sebaiknya mudah dicapai dengan kendaraan umum. (terletak di tempat strategis), 

Page 17: Skenario 6 ikkom

c.        Mempunyai bangunan yang memadai,

d.      Dilengkapi dengan sarana komunikasi, 

e.       Mempunyai sejumlah tenaga dokter yang telah lulus pelatihan DK, 

f.       Mempunyai sejumlah tenaga pembantu klinik dan paramedis telah lulus perlatihan

khususpembantu KDK, 

g.      Dapat berbentuk praktek mandiri (solo) atau berkelompok.

h.      Mempunyai izin yang berorientasi wilayah,

i.        Menyelenggarakan pelayanan yang sifatnya paripurna, holistik, terpadu,

danberkesinambungan, 

j.        Melayani semua jenis penyakit dan golongan umur,

k.      Mempunyai sarana medis yang memadai sesuai dengan peringkat klinik ybs

Page 18: Skenario 6 ikkom

Mengenai apakah klinik DOGA dapat didirikan di daerah cakupan dokter keluarga lain, belum

ada peraturan pasti yang mengatur ini.

2. Perhitungan Kapitasi dan Langkah-langkahnya

Kapitasi adalah metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana pemberi pelayanan

kesehatan (dokter atau rumah sakit) menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta, per

periode waktu (biasanya bulan), untuk pelayanan yang telah ditentukan per periode waktu

(biasanya bulan), untuk pelayanan yang telah ditentukan per periode waktu.

Pembayaran bagi pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dengan Sistem Kapitasi adalah

pembayaran yang dilakukan oleh suatu Lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan

yang diberikan kepada anggota lembaga tersebut, yaitu dengan membayar di muka sejumlah

dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu.

Yang dimaksud dengan Lembaga diatas adalah Badan Penyelenggara JPKM (Bapel). Sedangkan

yang dimaksud dengan Satuan Biaya (Unit Cost) adalah harga rata-rata pelayanan kesehatan

perkapita (disebut juga Satuan Biaya Kapitasi) yang disepakati kedua belah pihak (PPK dan

Lembaga) untuk diberlakukan dalam jangka waktu tertentu.

Dua hal pokok yang harus diperhatikan dalam menentukan kapitasi adalah akurasi prediksi

angka utilisasi (penggunaan pelayanan kesehatan) dan penetapan biaya satuan. Besaran angka

kapitasi ini sangat dipengaruhi oleh angka utilisasi pelayanan kesehatan dan jenis paket (benefit)

asuransi kesehatan yang ditawarkan serta biaya satuan pelayanan.

Kapitasi = Angka utilisasi x Biaya satuan/unit cost

Angka utilisasi dapat diketahui dari berbagai laporan yang ada, umpamanya Susenas, atau dari

Dinas Kesehatan setempat.

Page 19: Skenario 6 ikkom

Angka utilisasi dipengaruhi oleh:

1. Karakteristik Populasi

2. Sifat Sistem Pelayanan

3. Manfaat yang ditawarkan

4. Kebijakan asuransi

Utilisasi adalah tingkat pemanfaatan fasilitas pelayanan yang dimiliki sebuah klinik/praktik.

Angkanya dinyatakan dalam persen (prosentase). Utilisasi merupakan jumlah kujungan per 100

orang di populasi tertentu (jumlah kunjungan/total populasi x 100%)

Utilisasi dapat memberikan gambaran tentang kualitas pelayanan dan risiko suatu populasi

(angka kesakitan). Apabila utilisasi tinggi berarti menunjukkan kualitas pelayanan buruk atau

derajat kesehatan peserta buruk.

Unit Cost adalah biaya rata-rata untuk setiap jenis pelayanan rata-rata pada kurun waktu tertentu.

Unit Cost hanya dapat dihitung bila administrasi keuangan rapi (sistematis), sehingga dapat

melihat pemasukan untuk setiap jenis pelayanan.

Unit cost = Jumlah pendapatan untuk setiap jenis pelayanan/jumlah kunjungan untuk pelayanan

tersebut.

Unit cost identik dengan tarif atau harga jual (harga pokok ditambah margin) dapat memberikan

gambaran tentang efisiensi pelayanan dan risiko biaya suatu populasi (beban biaya). Angka unit

cost yang tinggi menunjukkan pelayanan tidak efisien atau populasi memiliki risiko biaya tinggi

(banyak penyakit degeneratif). Hal ini penting untuk menghitung tarif atau kapitasi dan untuk

mengontrol biaya dan ketaatan tim terhadap SOP yang telah disepakati.

Satuan biaya kapitasi ditetapkan berdasarkan perkiraan besarnya resiko gangguan kesehatan

yang memerlukan pelayanan kesehatan di kalangan anggota lembaga pendanaan kesehatan

tersebut dalam waktu tertentu.

Faktor-faktor yang menentukan satuan biaya kapitasi:

Page 20: Skenario 6 ikkom

1. Bentuk-bentuk gangguan/masalah kesehatan yang umumnya dialami anggota beserta

prevalensisnya.

2. Jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan untuk mengatasi gangguan kesehatan

tersebut beserta tarifnya.

3. Tingkat penggunaan pelayanan kesehatan oleh anggota

Dari setiap pelayanan kesehatan, dihitung angka/biaya kapitasi dengan mengalikan angka

utilisasi tersebut dengan satuan biaya riil (real cost). Jumlah dari semua angka kapitasi yang

didapat menjadi angka kapitasi rata-rata per peserta per bulan. Secara umum rumus

penghitungan kapitasi adalah sebagai berikut :

Angka kapitasi = angka utilisasi tahunan x biaya satuan : 12 bulan

= biaya per anggota per bulan (PAPB)

Contoh penetapan angka utilisasi dan angka kapitasi :

Dari laporan pemanfaatqn pelayanan kesehatan tahun yang lalu (experienced rate) dapat

diketahui jumlah kunjungan rawat jalan peserta asuransi kesehatan ke PPK tingkat I sebanyak

12.443 kunjungan. Jumlah peserta 10.000 orang. Biaya dokter dan obat per kunjungan rata-rata

Rp. 15.000,- (jasa dokter Rp.5.000,- dan biaya obat rata-rata Rp. 10.000,-). Maka berdasarkan

rumus diatas, maka angka kapitasi per anggota per bulan (PAPB), adalah sebagai berikut :

PAPB = [( 12433 / Rp. 10.000 ) x Rp. 15.000 ] : 12 bulan = Rp. 1554,12

Pembayaran untuk Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) dihitung berdasarkan atas

perhitungan biaya per kepala (per kapita) untuk pelayanan yang harus diberikan bagi setiap

peserta dalam jangka waktu tertentu (biaya pelayanan kapitasi). Besarnya tarif pelayanan

kesehatan disini merupakan hasil kesepakatan antara Bapel JPKM dengan PPK yang bersangkut.

Page 21: Skenario 6 ikkom

Perhitungan pembayaran kapitasi yaitu : jumlah peserta dan keluarganya yang terdaftar sebagai

peserta dikalikan dengan besarnya angka kapitasi untuk jenis pelayanan kesehatan yang

diinginkan.

Pembayaran kapitasi = jumlah peserta x angka kapitasi

Contoh perhitungan pembayaran kapitasi :

Jumlah peserta 3000 orang dan biaya kapitasi rawat jalan TK I Rp. 1.569,94 Pembayaran

kapitasi lewat jalan TK 1 adalah sebagai berikut

Pembayaran kapitasi = 3000 x Rp. 1.569,94 = Rp. 4.709,820/bulan.

Manfaat system Kapitasi :

1. Ada jaminan tersedianya anggaran untuk pelayanan kesehatan yang akan diberikan

2. Ada dorongan untuk merangsang perencanaan yang baik dalam pelayanan kesehatan,

sehingga dapat dilakukan :

Pengendalian biaya pelayanan kesehatan per anggota

Pengendalian tingkat penggunaan pelayanan kesehatan

Efisiensi biaya dengan penyerasian upaya promotif-preventif dengan kuratif-rehabilitatif

Rangsangan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, efektif &

efisien

Peningkatan pendapatan untuk PPK yang bermutu

Peningkatan kepuasan anggota yang akan menjamin tersedianya kesehatan masyarakat

3.Rekam Medis Dokter Keluarga

Dalam upaya penyelenggarakan pelayanan kesehatan yang baik, ada banyak syarat yang harus

dipenuhi. Salah satu diantaranya yaitu tersedianya data yang lengkap, tidak hanya tentang

keadaan kesehatan pasien yang menjadi tanggung jawab dokter tetapi juga tentang keadaan

lingkungan fisik serta lingkungan non fisik masing-masing. Data-data tersebut perlu dicatat dan

disimpan sebaik-baiknya agar dapat digunakan kembali bila diperlukan.

Page 22: Skenario 6 ikkom

Berkas atau catatan yang dimaksud dalam praktek kedokteran dikenal sebagai rekam medik

(medical record). Sebagai dokter keluarga yang menyelenggarakan pelayanan primer yang

komprehensif, kontinyu, mengutamakan pencegahan, koordinatif, serta mempertimbangkan

keluarga, komunitas serta lingkungannya, menjadikan rekam medis memiliki peran yang sangat

penting, karena macam dan jenis data pada dokter keluarga relatif lebih banyak dan kompleks.

Pelayanan kesehatan pada penderita yang datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan

(puskesmas, rumah sakit umum, dan lain-lain) tidak lagi ditangani oleh satu orang saja. Oleh

karena itu, dibutuhkan sarana komunikasi dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dari waktu

ke waktu. Untuk itu diperlukan sumber informasi yang memadai, yaitu rekam medik (RM).

Rekam medik (RM) merupakan salah satu sumber informasi sekaligus sarana komunikasi yang

dibutuhkan baik oleh penderita, maupun pemberi pelayanan kesehatan dan pihak-pihak terkait

lain (klinisi, manajemen RSU, asuransi dan sebagainya), untuk pertimbangan dalam menentukan

suatu kebijakan tata laksana/pengelolaan atau tindakan medik.

Rekam Medik (RM) mencatat semua hal yang berhubungan dengan perjalanan penyakit

penderita dan terapinya selama dalam perawatan di unit pelayanan kesehatan. Karenanya, RM

dapat menjadi sumber informasi, baik bagi kepentingan penderita, maupun pihak pelayanan

kesehatan, sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan medik atau menentukan

kebijakan tata laksana / pengelolaan. Rekam medik merupakan data tertulis yang dapat menjadi

alat bukti yang sah menurut hukum.

Guna mengungkapkan informasi apa saja yang dapat diperoleh dari RM, maka dilakukan suatu

studi eksplorasi terhadap rekam medik rawat jalan dan rawat inap di beberapa RSU pemerintah.

RM dianggap bersifat informatif bila memuat informasi sebagai berikut:

1. Karakteristik/demografi penderita (identitas, usia, jenis kelamin, pekerjaan dan

sebagainya.

2. Tanggal kunjungan, tanggal rawat/selesai rawat.

3. Riwayat penyakit dan pengobatan sebelumnya.

4. Catatan anamnesis, gejala klinik yang diobservasi, hasil

5. Pemeriksaan penunjang medik (lab, EKG, radiologi dan sebagainya)

6. Pemeriksaan fisik (tekanan darah, denyut nadi, suhu dan sebagainya).

Page 23: Skenario 6 ikkom

7. Catatan diagnosis.

8. Catatan penatalaksanaan pendenita, tindakan terapi obat (nama obat, regimen dosis),

tindakan terapi non-obat.

9. Nama/paraf dokter yang menangani (diagnosis, penunjang, pengobatan) dan petugas

perekam data (paramedik).

Rekam Medik menyimpan data klinik penderita baik yang rawat inap maupun rawat jalan,

disamping itu Rekam Medik dapat pula berisikan pendapat/ pandangan, kesan, atau permintaan

(requests) pada anggota tim kesehatan lainnya untuk suatu layanan/ tindakan/ rujukan bagi

penderita yang bersangkutan serta tanggapan atas permintaan/ pendapat/ kesan tersebut. Dengan

demikian RM juga berfungsi sebagai sarana komunikasi antar anggota tim kesehatan yang

terlibat dalam pelayanan tersebut.

Sedangkan menurut Gemala Hatta, Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang

kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan

saat lampau yang ditulis oleb para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan

pelayanan kesehatan kepada pasien.

Dari semua pernyataan tersebut, dalam Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 dinyatakan

bahwa Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,

pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.

Dengan demikian, menurut batasan di atas, yang termasuk dalam RM bukan hanya kartu pasien

saja, tetapi semua catatan dan semua dokumen yang ada hubungannya dengan pasien, termasuk

di dalamnya kartu indeks, buku register, formulir hasil berbagai pemeriksaan medis, formulir

jaminan asuransi kesehatan, salinan, sertifikat kematian, dan sebagainya.

Dalam kepustakaan dikatakan bahwa rekam medis memiliki 6 manfaat, yang untuk

mudahnya disingkat sebagai ALFRED, yaitu:

1. Adminstrative value: Rekam medis merupakan rekaman data adminitratif pelayanan

kesehatan.

Page 24: Skenario 6 ikkom

2. Legal value: Rekam medis dapat.dijadikan bahan pembuktian di pengadilan

3. Financlal value: Rekam medis dapat dijadikan dasar untuk perincian biaya pelayanan

kesehatan yang harus dibayar oleh pasien

4. Research value: Data Rekam Medis dapat dijadikan bahan untuk penelitian dalam

lapangan kedokteran, keperawatan dan kesehatan.

5. Education value: Data-data dalam Rekam Medis dapat bahan pengajaran dan pendidikan

mahasiswa kedokteran, keperawatan serta tenaga kesehatan lainnya.

6. Documentation value: Rekam medis merupakan sarana untuk penyimpanan berbagai

dokumen yang berkaitan dengan kesehatan pasien.

Pada saat seorang pasien berobat ke dokter, sebenarnya telah terjadi suatu hubungan kontrak

terapeutik antara pasien dan dokter. Hubungan tersebut didasarkan atas kepercayaan pasien

bahwa dokter tersebut mampu mengobatinya, dan akan merahasiakan semua rahasia pasien yang

diketahuinya pada saat hubungan tersebut terjadi. Dalam hubungan tersebut secara otomatis akan

banyak data pribadi pasien tersebut yang akan diketahui oleh dokter serta tenaga kesehatan yang

memeriksa pasien tersebut. Sebagian dari rahasia tadi dibuat dalam bentuk tulisan yang kita

kenal sebagai Rekam Medis. Dengan demikian, kewajiban tenaga kesehatan untuk menjaga

rahasia kedokteran, mencakup juga kewajiban untuk menjaga kerahasiaan isi Rekam Medis.

Pada prinsipnya isi Rekam Medis adalah milik pasien, sedangkan berkas Rekam Medis (secara

fisik) adalah milik Rumah Sakit atau institusi kesehatan. Untuk tujuan itulah di setiap institusi

pelayanan kesehatan, dibentuk Unit Rekam Medis yang bertugas menyelenggarakan proses

pengelolaan serta penyimpanan Rekam Medis di institusi tersebut. Karena isi Rekam Medis

merupakan milik pasien, maka pada prinsipnya tidak pada tempatnya jika dokter atau petugas

medis menolak memberitahu tentang isi Rekam Medis kepada pasiennya, kacuali pada keadaan-

keadaan tertentu yang memaksa dokter untuk bertindak sebaliknya. Sebaliknya, karena berkas

Rekam Medis merupakan milik institusi, maka tidak pada tempatnya pula jika pasien meminjam

Rekam Medis tersebut secara paksa, apalagi jika institusi pelayanan kesehatan tersebut

menolaknya.

Page 25: Skenario 6 ikkom

Oleh karena Rekam Medik berisikan keterangan tentang pasien, yang didalamnya melibatkan

banyak petugas kesehatan, di samping juga sarana pelayanan tempat diselenggarakannya

pelayanan kesehatan, maka masalah hal dan kewajiban di seputar RM mencakup bidang yang

amat luas dan komplek sekali. Hak dan kewajiban yang dimaksud, jika disederhanakan adalah

sebagai berikut : Pasien berhak penuh atas keterangan tentang dirinya yang tertulis dalam RM

dan petugas kesehatan tanpa persetujuan pasien tidak dibenarkan sama sekali menyebarluaskan

keterangan tersebut, pasien wajib memberikan keterangan yang benar dan lengkap tentang

identitas, berbagai latar belakang serta masalah kesehatan yang dihadapinya. Sedangkan petugas

kesehatan berhak memperoleh keterangan benar dan lengkap.Petugas kesehatan juga wajib

menjaga kerahasiaan RM ini dan tidak dibenarkan memberitahukan isi RM tersebut, termasuk

juga kepada badan asuransi kesehatan, apabila sebelumnya tidak mendapat persetujuan dari

xpasien yang bersangkutan. Serta bertanggung jawab terhadap kebenaran dan kelengkapan

penulisan isi Rekam Medis tersebut.

Dalam penggunaan informasi medis pasien, yang tentu saja terkait dengan kewajiban

menyimpan rahasia kedokteran. Pada Permenkes RI tentang rekam medis disebutkan bahwa

salah satu tujuan dari rekam medis adalah untuk riset dan sebagai data dalam melakukan upaya

peningkatan mutu pelayanan medis. Permenkes ini juga memberikan peluang pembahasan

informasi medis seseorang pasien di kalangan profesi medis untuk tujuan rujukan dan

pengembangan ilmiah. Demikian pula Asosiasi dokter sedunia menyatakan bahwa penggunaan

informasi medis untuk tujuan riset dan audit dapat dibenarkan.

Ditekankan pula secara tegas pada pasal 10 Permenkes No. 749a bahwa Rekam Medis harus

disimpan sekurang-kurangnya selama 5 tahun terhitung sejak saat pasien terakhir berobat. Jika

dibandingkan dengan negara-negara lain, masa penyimpanan ini termasuk singkat. Di negara

bagian Califonnia Amerika Serikat, penyimpanan rekam medis adalah 7 tahun sejak terakhir kali

pasien berobat. Untuk pasien anak-anak, penyimpanan berkasnya bahkan sampai yang

bersangkutan berusia 21 tahun , dan kalau perlu bahkan sampai 28 tahun. Di Pensylvania masa

penyimpanannya lebih lama yaitu sampai 15 tahun, bahkan di negara Israel sampai 100 tahun.

Dalam rangka penghematan ruangan penyimpanan, ada beberapa negara yang membolehkan

Page 26: Skenario 6 ikkom

berkas, yang berusia lebih dari 3 tahun dari saat terakhir pasien berobat, dialihkan menjadi

berkas dalam microfilm.

Khusus untuk kasus-kasus yang menjadi perkara di pengadilan, American Medical Record

Association dan American Hospital Association membuat pengaturan lebih lanjut dalam

Statement on Preservation of Patient Medical Record in Health Care Institution. Dalam aturan

tersebut dikatakan bahwa pada kasus biasa berkas Rekam Medis disimpan sampai 10 tahun

terhitung dari saat pasien terakhir berobat. Sedang pada kasus yang diperkarakan di pengadilan,

penyimpanan berkas Rekam Medisnya lebih lama lagi yaitu 10 tahun kemudian terhitung sejak

perkara terakhimya selesai. “Berkas yang terlah habis masa penyimpannya dapat dimusnahkan,

kecuali jika ada halangan oleh peraturan lain.

Adapun isi dari rekam medis terdiri dari 2 komponen utama, yaitu : catatan yang merupakan

uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya

sesuai dengan kompetensinya. Sedangkan dokumen merupakan kelengkapan dari catatan

tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan

kompetensi keilmuannya.

Menurut bentuk dari rekam medis, dapat di kelompokkan menjadi 2 jenis rekam medis, yaitu :

a. Rekam medis konvensional : Rekam medis yang terbuat dan berbentuk lembaran – lembaran

kertas yang diiisi dengan tulisan tangan atau ketikan komputer yang telah diprint. Bentuk rekam

medis ini sangat umum dan dapat ditemukan diseluruh rumah sakit, klinik, maupun praktek

dokter.

Keuntungan dari RM bentuk konvensional ini adalah mudah untuk didapatkan, bisa dilakukan

oleh siapa saja dalam hal ini staf medis yang tidak memerlukan ketrampilan khusus, mudah

dibawa dan mampu di isi kapan saja dan di mana saja. Namun RM dalam bentuk ini memiliki

kerugian, yaitu dapat terjadi kesalahan dalam penulisan dan pembacaan, tidak ringkas, mudah

rusak oleh keadaan basah, mudah terbakar karena terbuat dari bahan kertas, memiliki

Page 27: Skenario 6 ikkom

keterbatasan dalam hal penyimpanan karena bentuknya yang bisa dikatakan besar, dan kerapian

dari penulisan akan berkurang.

b. Rekam medis elektronik : Rekam medis yang terbuat dan berbentuk elektronik berupa data –

data di komputer yang diisi dengan hanya mengetik di komputer. Bentuk rekam medis ini sangat

jarang ditemukan. Hanya ditemukan pada rumah sakit, klinik ataupun praktek dokter yang sudah

modern dan canggih.

RM dalam bentuk ini memiliki beberapa keuntungan antara lain, yaitu ringkas, bisa menampung

dalam jumlah yang sangat banyak, tidak memakan banyak tempat dalam hal penyimpanan

karena disimpan dalam bentuk data komputer, bisa disimpan lama. Di samping itu, kerugian dari

RM bentuk ini juga ada, yaitu mudah terserang virus yang merusak data, tidak semua orang bisa

mengoperasikannya, hanya terjangkau oleh kalangan tertentu, dan tidak dapat dioperasikan

apabila tidak ada sumber listrik.

Pada kenyataannya, RM bentuk konvensional yang banyak ditemukan dan sebagai standar

bentuk RM di dalam suatu rumah sakit, klinik ataupun praktek dokter.

RM yang digunakan pada pelayanan kedokteran keluarga banyak macamnya. Jika RM tersebut

sekaligus dipakai sebagai alat Bantu untuk merumuskan alur pikir dan atau pedoman dalam

melakukan masalah kesehatan yang sedang ditangani, maka RM ini disebut Rekam Medis yang

berorientasi Masalah (POMR = Problem Oriented Medical Record).POMR ini pertama kalu

diperkenalkan oleh Weed (1968) dan akhir-akhir ini makin banyak dipergunakan.

Rekam Medik berorientasi Masalah atau Problem Oriented Medical Record adalah system

pencatatan medis yang dikembangkan dengan pendekatan metode ilmiah untuk menunjang

pemecahan masalah secara klinik. POMR ini biasanya digunkan di pusat-pusat pendidikan.

Adapun tujuan dari POMR adalah untuk mencatat riwayat kesehatan pasien dan keluarganya

secara lengkap sesuai dengan permasalahan yang ada serta memperoleh keterangan yang jelas

tentang riwayat medis dan permasalahan kesehatan pasien dan keluarganya dalam waktu yang

singkat.

Terdapat 4 Unsur pokok pada POMR ini, yaitu :

Page 28: Skenario 6 ikkom

1. Data Dasar Keluarga (Data Base)

Berupa : data demografi, riwayat kesehatan data biologis, riwayat tindakan pencegahan, data

berbagai faktor resiko, dan data kesehatan lingkungan rumah dan pemukiman,struktur keluarga,

fungsi keluarga dan aplikasinya.

2. Data Masalah Kesehatan (Problem List)

Berasal dari hasil anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pemeriksaan penunjang dicatat

adanya masalah: anatomi, fisiologi, sosial, ekonomi, mental dan perilaku, dan tulisankan

penilaiannya (assessment).

3. Rencana Awal (initial Plan)

Pada bagian ini dicatat: diagnosis dengan terapi, prosedur lacak dan edukasi pasien yang akan

dilakukan.

4. Catatan Kemajuan (Progress Note)

Pada bagian ini dicatat kemajuan yang diperoleh sebagai hasil dari tindakan yang telah dilakukan

untuk setiap masalah kesehatan. Dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Uraian narasi (narrative notes)

2. Lembar alur (floe sheets)

3. Ringkasan setelah pasien sembuh (discharge summary)

Catatan kemajuan berfungsi untuk menggambarkan keadaan pasien yang mutakhir, waktu demi

waktu, berisi apa yang sedang terjadi, sedang dikerjakan dan apa yang direncanakan untuk

dikerjakan, sebagai penilaian periodik terhadap pelayanan medik yang diberikan, gambaran

proses penyakit berdasarkan data yang ada dan merupakan data penting untuk pihak ketiga.

Sedangkan isinya merupakan informasi tambahan yang diperoleh selama pengelolaan masalah,

meliputi data subyektif yang didapat dari anamnesis tambahan, data obyektif yang didapat dari

Page 29: Skenario 6 ikkom

pemeriksaan fisik tambahan ataupun pemeriksaan penunjang., analisis data subyektif dan

obyektif, dan rencana baru

Selain itu sangatlah penting untuk mencatatkan catatan perkembangan yang merupakan tindak

lanjut penanganan masalah dan mekanisme umpan balik terhadap daftar masalah dan rencana

awal dimana hal tersebut biasa dituliskan dalam POMR sebagai SOAP, yang uraiannya adalah

sebagai berikut :

S = Subjective Information (Keterangan Subyektif) :

Keluhan utama, riwayat penyakit sekarang (RPS), riwayat penyakit sebelumnya (RPD), riwayat

penyakit keluarga (RPK), keadaan sosial ekonomi

O = Objective Information (Keterangan Obyektif)

Temuan pemeriksaan fisik, data-data pemeriksaan psikologik, hasil pemeriksaan laboratorium

dan pemeriksaan penunjang lain

A = Assessment (Penilaian) :

Status masalah sekarang/diagnosis kerja (working diagnosis), diagnosis, diagnosis banding

(defferential diagnosis), ICD (International Classification of Diseases)

P = Plan (Rencana) :

Penatalaksanaan medikamentosa dan nonmedikamentosa, rencana pemeriksaan penunjang, target

penatalaksanaan, edukasi pasien.

Selain itu bagi dokter keluarga sangatlah penting akan adanya genogram yang merupakan suatu

gambar/ diagram/ susunan pohon keluarga dari pasien yang disusun oleh dokter keluarga

berdasarkan informasi dari pasien dan keluarganya, yang di dalamnya tercantum keterangan

kesehatan seluruh anggota keluarganya, sehingga memungkinkan terlacaknya masalah pasien

dan keluarga yang sebenarnya, terutama kesehatan yang erat hubungannya dengan penyakit

herediter dan atau penyakit menular.

Dan sangatlah penting unsur-unsur berikut dalam pembuatan genogram yang baik, yaitu :

Tercantum sekurang-kurangnya 3 generasi, yang lahir terlebih dahulu di sebelah kiri

Page 30: Skenario 6 ikkom

Tercantum nama, umur, tanda hidup/mati, penyebab kematian, keadaan kesehatan dari

seluruh anggota keluarga dan anggota keluarga yang tinggal satu atap.

Tercantum kedaan hubungan antar personal anggota keluarga yang mungkin harus

diperhatikan dokter

Tercantum keadaan sosial anggota keluarga yang mungkin mempengaruhi dan

dipengaruhi keadaan kesehatan keluarga

Simbol-simbol yang digunakan dibuat sederhana dan mudah dilihat

Tercantum keterangan/catatan kaki dari semua simbol dan singkatan yang digunakan

Tercantum tanggal pembuatan dan nama pembuatannya

4. Evidence-based medicine (EBM)

EBM adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk

kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam prakteknya, EBM

memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang

paling dapat dipercaya.

Pengertian lain dari evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara

sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai

dasar dari pengambilan keputusan klinik. Jadi secara lebih rincinya lagi, EBM merupakan

keterpaduan antara (1) bukti-bukti ilmiah, yang berasal dari studi yang terpercaya (best research

evidence); dengan (2) keahlian klinis (clinical expertise) dan (3) nilai-nilai yang ada pada

masyarakat (patient values).

Publikasi ilmiah adalah suatu pempublikasian hasil penelitian atau sebuah hasil pemikiran yang

telah ditelaaah dan disetujui dengan beberapa petimbangan baik dari acountable aspek

metodologi maupun accountable aspek ilmiah yang berupa jurnal, artikel, e-book atau buku yang

diakui.

Adapun accountable aspek ilmiah adalah mensurvey secara langsung tentang suatu

permasalahan dengan penelitian untuk mendapatkan dasar yang valid dan dapat dipertanggung

jawabkan. Maksudnya adalah :

Page 31: Skenario 6 ikkom

1. Melalui evidence based medicine kita mengadakan survei tentang keluhan sejumlah

penderita.

2. Melalui evidence based medicine kita mengadakan survei tentang kelainan fisik sejumlah

penderita penyakit tertentu.

3. Selain mensurvei keluhan dan kelainan fisik penderita, melaui evidence based medicine

kita juga dapat mensurvei hasil terapinya.

Sedangkan accountable aspek metodologis adalah ilmu yang digunakan untuk memperoleh

kebenaran menggunakan tata cara tertentu dalam pengumpulan data hasil penelitian yang telah

ditelaah dan diakui kebenarannya.

Penerapan Evidence Based Medicine

Penerapan evidence based medicine dalam pembelajaran mahasiswa diantaranya adalah

1. Dalam menyusun dan memformulasikan pertanyaan ilmiah yang berkaitan dengan

masalah

2. Menelusuri informasi ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi

3. Menelaah terhadap bukti-bukti ilmiah yang didapat

4. Penerapan hasil-hasil penelaah bukti-bukti ilmiah tadi yang sudah dipercaya ke dalam

praktek pengambilan keputusan

5. Kemudian pengevaluasian terhadap efficacy dan effectiveness

Pentingnya Evidence Based Learning

Beberapa alasan utama mengapa EBM diperlukan :

1. Bahwa informasi-informasi tradisional (misalnya yang terdapat dalam text-book) sudah

sangat tidak akurat pada saat ini. Beberapa justru sering keliru dan menyesatkan

(misalnya informasi dari pabrik obat yang disampaikan oleh duta-duta farmasi/cfete//er),

tidak efektif (misalnya continuing medical education yang bersifat didaktik), atau bisa

Page 32: Skenario 6 ikkom

saja terlalu banyak sehingga justru sering membingungkan (misalnya jurnal-jurnal

biomedik/ kedokteran yang saat ini berjumlah lebih dari 25.000 jenis).

2. Dalam pendidikannya, dengan bertambahnya pengalaman klinik seseorang maka

kemampuan/ketrampilan untuk mendiagnosis dan menetapkan bentuk terapi (clinical

judgement) juga meningkat. Namun pada saat yang bersamaan, kemampuan ilmiah

(akibat terbatasnya informasi yang dapat diakses) serta kinerja klinik (akibat hanya

mengandalkan pengalaman, yang sering tidak dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah) menurun secara signifikan.

Meningkatkan kinerja mahasiswa dalam mencari dan mengidentifikasi literatur klinis

terbaik untuk menyelesaikan masalah.

Page 33: Skenario 6 ikkom

STEP 5 Learning Objective

1. Kapitasi, contoh dan perhitungan

2. Manajemen pasien menurut prinsip dokter keluarga

3. Jaminan mutu ( Quality Assurance )