sk pedoman penyusunan modul stp
TRANSCRIPT
SALINAN
KEPUTUSAN
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR: KEP.64/BPSDMKP.02/XII/2010
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL PADA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
KEPALA PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan pada
Sekolah Tinggi Perikanan lingkup Kementerian Kelautan dan
Perikanan dibutuhkan bahan ajar dalam bentuk modul;
b. bahwa untuk menyamakan persepsi dalam penulisan modul
pendidikan diperlukan suatu pedoman;
c. bahwa untuk itu dipandang perlu menetapkan keputusan
Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan tentang
Pedoman Penyusunan Modul Sekolah Tinggi Perikanan
Mengingat : 1. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nasional;
2. Undang-undang nomor 31 tahun 2004 yang diperbaharui
dengan undang-undang nomor 45 tahun 2009 tentang
perikanan;
3. Peraturan pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang standar
nasional pendidikan;
4. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
24/MEN/2002 tentang tata cara dan teknik penyusunan
peraturan perundangan di lingkungan departemen kelautan
dan perikanan;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER/MEN/2006 tentang perubahan peraturan menteri
kelautan dan Perikanan Nomor PER.07/MEN/2005 tentang
organisasi dan tata kerja departemen kelautan dan
perikanan;
M E M U T U S K A N :
Menetapkan : KEPUTUSAN TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN
MODUL SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
KESATU : Pedoman penyusunan modul sekolah tinggi perikanan
sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan ini,
merupakan bagian yag tidak terpisakan dari keputusan ini
KEDUA : Pedoman penyusunan modul sekolah tinggi perikanan
digunakan sebagai acauan dalam penyusunan modul
pendidikan pada sekolah tinggi perikanan lingkup
kementerian kelautan dan perikanan
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Salinan sesuai dengan aslinya,Kabid Penyelenggaraan Pendidikan
ttd.
Mochammad FarchanNIP. 19621119 198603 1 002
Ditetapkan di Jakarta
Pada Tanggal, 01 DesemberKepala Pusat Pendidikan
ttd
Sunggul Sinaga
Copyright© the Department of Marine Affairs and Fisheries Republic of Indonesia
Lampiran SK Kepala Pusat Pendidikan
Kelautan dan Perikanan Nomor:
KEP.64/BPSDMKP.02/XII/2010 tentang
Pedoman Penyusunan Modul pada
Sekolah Tinggi Perikanan
PEDOMAN PENYUSUNAN MODUL
PADA SEKOLAH TINGGI PERIKANAN
PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
2010
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan
Penyayang dengan selesainya penyusunan Pedoman Penyusunan Modul Pendidikan
Tinggi Kelautan dan Perikanan. Pedoman ini disusun untuk memenuhi kebutuhan
unit kerja di lingkungan Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan dalam menyusun modul
pendidikan secara mudah dan praktis.
Pentingnya sebuah modul sebagai salah satu alat bantu dalam proses belajar mengajar,
disadari sepenuhnya oleh pihak-pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan.
Sebagai bagian dari pelaksanaan tugas dan fungsi pembinaan pendidikan, Pusat
Pendidikan Kelautan dan Perikanan perlu mengeluarkan Pedoman Penyusunan Modul
untuk menyamakan persepsi bagi pihak-pihak terkait khususnya para penulis modul
sehingga menciptakan suatu standar yang dapat digunakan sebagai acuan oleh seluruh
unit kerja baik pusat maupun daerah.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim
penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan pedoman
ini. Harapan kami tidak lain bahwa pedoman ini dapat memberikan manfaat.
Jakarta, Desember 2010Kepala Pusat PendidikanKelautan dan Perikanan
ttd
Dr. Ir. Sunggul Sinaga, M.ScNIP. 19520413 197801 1 001
i
DAFTAR ISI
HalamanKATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
Bab I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................. 2
C. Sasaran ........................................................................... 2
D. Dasar Hukum ................................................................... 2
E. Lingkup Bahasan ............................................................. 2
F. Manfaat ............................................................................ 3
Bab II. PENGENALAN MODUL .......................................................... 4
A. Pengertian Modul.............................................................. 4
B. Tujuan Modul .................................................................... 4
Bab III. PRINSIP DAN PERSYARATAN PENYUSUNAN MODUL ...... 6
A. Prinsip Penyusunan Modul................................................ 6
B. Persyaratan Penyusunan Modul ...................................... 6
Bab VI. SISTEMATIKA PENYUSUNAN MODUL .............................. 7
A. Merencanakan Penyusunan Modul ................................... 7
B. Strategi Penyusunan Modul ............................................. 7
C. Membentuk Isi Modul Dalam Satu Unit ............................ 8
D. Penggunaan Ilustrasi dalam Modul .................................. 8
Bab V. STRUKTUR FORMAT MODUL .............................................. 9
A. Format Modul.................................................................... 9
B. Hal – hal lain Yang Perlu Diperhatikan
Dalam Penulisan Modul ................................................... 16
C. Format Modul.................................................................... 9
Bab VI. SEMINAR MODUL ................................................................. 20
A. Umum .............................................................................. 20
B. Tim Penilai ....................................................................... 21
C. Penilaian dan Rekomendasi ............................................. 21
Bab VII. PELAKSANAAN SEMINAR MODUL .................................... 22
A. Umum .............................................................................. 22
B. Susunan Acara ................................................................ 22
C. Peserta Seminar .............................................................. 22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Lalar Belakang
Pendidikan kelautan dan perikanan memegang peranan penting dalam
mendukung visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan, dimana satuan
pendidikan KP berperan aktif dalam melahirkan sumberdaya manusia yang
berkualitas, memiliki kompetensi yang tinggi serta mampu bersaing dalam dunia
kerja, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Potensi kelautan dan perikanan yang berlimpah, tanpa didukung sumberdaya
manusia yang unggul, akan mustahil mewujudkan Visi Kementerian Kelautan dan
Perikanan sebagai produsen perikanan dan kelautan terbesar pada tahun 2015.
Sebagai langkah konkret dalam mengemban peran pendidikan yang dinamis,
satuan pendidikan KP hendaknya terus menerus memperbaharui dan
mengembangkan proses pembelajaran terhadap perkembangan teknologi dan
informasi terkini.
Salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran adalah materi
pembelajaran. Materi pembelajaran merupakan segala bentuk materi/bahan yang
digunakan sebagai panduan dosen dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Materi yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tidak
tertulis. Modul sebagai bahan ajar tertulis yang disusun hendaknya selalu up to
date, mudah dimengerti, serta berdasarkan pada kompetensi.
Agar para dosen mudah dalam menyusun modul, maka Pusat Pendidikan
Kelautan dan Perikanan memandang perlu menyusun Pedomanan Penyusunan
Modul Sekolah Tinggi Perikanan tahun 2010
Hal. 1
B. Tujuan
Tujuan pedoman penyusunan modul ini adalah
1. Menjelaskan pentingnya bahan ajar dalam proses pembelajaran
2. Mengemukakan langkah – langkah dalam penyusunan bahan ajar
3. Memberikan kemudahan dalam penyusunan modul
4. Sebagai acuan teknis bagi penyusunan modul Sekolah Tinggi Perikanan
C. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah tersedianya pedoman dan acuan bagi
penyusunan modul Sekolah Tinggi Perikanan.
D. Dasar Hukum
1. Undang – undang nomor Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
2. Undang – undang nomor 45 Tahun 200 tentang Perubahan atas Undang –
Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan
E. Lingkup Bahasan
1. Pendahuluan (latar belakang, tujuan, sasaran, lingkup bahasan dan manfaat)
2. Pengenalan Modul
3. Prosedur Penyusunan Modul
4. Sistematika Penyusunan Modul
5. Struktur Format Modul
6. Seminar Modul
7. Pelaksanaan Seminar Modul
Hal. 2
F. Manfaat
1. Bagi Pusat Pendidikan KP
Sebagai pembuat kebijakan dalam penyusunan pedoman dan atau
juklak/juknis penyusunan modul
2. Bagi Dosen
Sebagai acuan bagi dosen dalam penyusunan bahan kuliah sehingga proses
pembelajaran berjalan efektif
3. Bagi Peserta didik
Sebagai bahan /sumber pengetahuan dalam proses pembelajaran mandiri
Hal. 3
BAB II
PENGENALAN MODUL
A. Pengertian Modul
Modul menurut Kementerian Pendidikan Nasional adalah alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan – batasan dan cara
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Proses penyusunan materi ajar dalam modul dikemas secara sistematis
sehingga siap dipelajari oleh peserta didik untuk mencapai standar kompetensi.
Penyusunan modul mengacu pada kompetensi yang terdapat pada mata kuliah.
Pengembangan modul mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
dipersyaratkan untuk menguasai suatu kompetensi.
Isi sebuah modul harus lengkap sehingga dengan mempelajari dan
memahami modul itu saja peserta didik sudah dapat mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Artinya semua isi pelajaran yang diperlukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan harus ada dalam modul itu. Sehingga peserta didik tidak
perlu mencari isi pembelajaran di buku lain, untuk dapat memahami isi
pembelajaran itu.
B. Tujuan Modul
Modul sebagai komponen kegiatan belajar mengajar memiliki beberapa
tujuan, antara lain :
1. Sebagai medium referensi materi
Modul harus merupakan suatu paket pembelajaran yang disusun secara
sistematis, terarah dan lengkap sesuai dengan standar kompetensi.
Hal. 4
2. Sebagai medium referensi belajar
Mengingat modul sebagai pegangan bagi dosen dan peserta didik, modul
harus dapat dipakai sebagai referensi belajar.
3. Sebagai medium motivator
Dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi peserta
didik.
4. Sebagai medium evaluator
a. Digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat penyerapan
materi yang diajarkan.
b. Digunakan sebagai bahan referensi bagi penyusunan materi ujian
Hal. 5
BAB III.
PRINSIP DAN PERSYARATAN PENYUSUNAN MODUL
A. Prinsip Penyusunan Modul
Berikut ini dijelaskan prinsip–prinsip penyusunan modul :
1. Peserta didik perlu mengerti tujuan pembelajaran secara jelas, sehingga
peserta didik dapat memahami dan meyakini materi-materi yang dikuasainya
selama proses belajar.
2. Modul yang berisi bahan ajar yang disusun secara runtut akan memudahkan
peserta didik memahami materi yang diajarkan.
3. Pemahaman tersebut perlu diukur melalui proses evaluasi materi terhadap
peserta didik untuk mendapatkan umpan balik bagi dosen.
B. Persyaratan Penyusunan Modul
Persyaratan penyusunan modul tingkat Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut :
1. Modul dapat disusun oleh tim yang berkompeten dibidangnya.
2. Modul yang disusun berdasarkan mata diklat yang diajarkan
3. Sumber pustaka minimal 5 referensi (bisa dari buku atau jurnal penelitian)
dan minimal tahun terbit 5 tahun terakhir, termasuk peraturan dan
perundangan yang relevan/terbaru, kecuali 5 tahun terakhir belum ada edisi
baru.
4. Modul yang dibuat harus up to date
5. Modul yang disusun harus berpedoman pada Pedoman Penyusunan Modul
dan ditetapkan oleh Kepala Pusdik KP.
Hal. 6
V. SISTEMATIKA PENYUSUNAN MODUL
A. Merencanakan Penyusunan Modul
Dalam penulisan modul yang harus menjadi perhatian utama adalah peserta
didik. Dengan demikian modul akan berisi antara lain:
1. Petunjuk yang harus dilakukan peserta didik dalam mempelajari modul
2. Materi pelajaran yang lalu sebagai pemantapan, terutama yang berkaitan
dengan materi yang diberikan
3. Nasehat bagaimana cara belajar memanfaatkan waktu yang tersedia dengan
lebih efektif
4. Tujuan dan materi pelajaran yang akan dipelajari peserta didik
5. Penjelasan materi baru yang disajikan bagi peserta didik
6. Petunjuk pemecahan masalah untuk membantu dan memahami materi yang
disajikan
7. Motivasi bagi peserta didik agar senantiasa aktif dalam belajar
8. Contoh, latihan dan kegiatan yang mendukung materi
9. Tugas dan saran yang dapat mengukur keberhasilan penguasaan materi
10. Kesimpulan modul yang akan dipelajari berikutnya
B. Strategi Penyusunan Modul
Penyusunan bahan belajar mandiri berupa modul bukan hal yang mudah
tetapi memiliki kiat tertentu. Sebuah modul yang baik tidak hanya terdiri dari
halaman – halaman tercetak namun terdiri dari berbagai alat dan cara yang dapat
membantu proses belajar.
Sebuah modul yang baik meliputi hal – hal sebagai berikut :
1. Pendahuluan
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
3. Uraian materi dan contoh
Hal. 7
4. Latihan
5. Umpan balik
6. Rangkuman
7. Informasi visual, mungkin berupa diagram, grafik, chart, tabel dan gambar
8. Tes formatif dan tes sumatif
Hal – hal lain yang diperhatikan :
1. Prasyarat kompetensi
2. Petunjuk waktu
3. Nasehat belajar
4. Petunjuk penggunaan modul
C. Membentuk Isi Modul Dalam Satu Unit
Dalam menulis modul dapat menggunakan metode deduktif atau metode
induktif. Bila menggunakan metode deduktif maka penulisan modul dimulai dari
umum ke khusus, atau dari keseluruhan ke bagian – bagian. Penulisan dapat juga
dimulai dari hal abstrak ke hal konkrit. Metode induktif penulisan modul dimulai dari
hal khusus ke hal khusus.
D. Penggunaan Ilustrasi dalam Modul
Ilustrasi berupa grafik, diagram dan visual lainnya dapat mengungkapkan sesuatu
meskipun tanpa diuraikan dengan kata – kata. Ilustrasi dapat memberikan uraian
menjadi lebih jelas, dapat menambah variasi penyajian dan membantu dalam
menciptakan imajinasi peserta didik terhadap materi.
Hal. 8
VI. STRUKTUR FORMAT MODUL
A. Format Modul
1. COVER JUDUL
2. HALAMAN JUDUL
3. HAK CIPTA
4. KATA PENGANTAR
5. DAFTAR ISI
6. DAFTAR TABEL
7. DAFTAR GAMBAR
8. DAFTAR LAMPIRAN
9. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
10. PENDAHULUAN
10.1. Deskripsi Singkat
10.2. Kompetensi
10.3. Sub Kompetensi
11. KEGIATAN BELAJAR
11.1 Sub kompetensi 1 Kegiatan Belajar I
a. Judul
b. Indikator
c. Uraian dan Contoh
d. Praktek
e. Rangkuman
f. Tes Formatif 1
g. Saran
11.2 Sub Kompetensi 2 Kegiatan Belajar II
a. Judul
b. Indikator
Hal. 9
c. Uraian dan Contoh
d. Latihan
e. Rangkuman
f. Tes Formatif 2
g. Saran
11.3. Sub Kompetensi 3 Kegiatan Belajar III dan seterusnya
PENUTUPTES SUMATIFKUNCI JAWABAN (Tes Formatif dan Tes Sumatif)DAFTAR ISTILAHDAFTAR PUSTAKA
Gambar 1. Struktur Format Modul
Jumlah sub bahasan dalam kegiatan mengajar tergantung dari jumlah SKS yang
diambil sebagai contoh 1 SKS teori adalah 1 jam pelajaran x 45 menit x 16 pertemuan.
Kalau praktek 1 SKS adalah 2 jam x 45 menit x 16 pertemuan.
Dalam satu bahasan materi diukur kadar atau muatan materinya sesuai dengan
pertemuannya.
Dari sistematika penyusunan modul diatas, dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Cover judul
Halaman ini merupakan sampul paling depan dan menggunakan kertas sampul.
Halaman ini memuat antara lain :
a. Judul Modul (Judul kompetensi)
b. Tim penyusun
2. Halaman Judul
Halaman judul dapat dicantumkan kalimat – kalimat sebagai berikut :
a. Judul Modul
b. Nama dan Penyusun Modul
Hal. 10
c. Nama Instansi, kota dan tahun penyusunan modul
d. Diharapkan improvisasi desain halaman judul lebih menarik.
3. Hak Cipta
Pada halaman ini berisi tentang
a. Narasi tentang hak cipta
b. Katalog pengutipan
4. Kata Pengantar
Kata Pengantar berisi tentang kedudukan modul dalam suatu proses pembelajaran,
ruang lingkup materi modul, kaitan antara kompetensi satu dengan kompetensi
lainnya, dan sebagainya. Kata Pengantar ditanda tangani oleh Kepala Pusat
Pendidikan Kelautan dan Perikanan.
5. Daftar Isi
Memuat kerangka isi modul disertai dengan nomor halaman
6. Daftar Tabel
Memuat judul tabel yang terdapat dalam modul disertai dengan nomor halaman
7. Daftar Gambar
Memuat daftar gambar yang terdapat dalam modul disertai dengan nomor halaman
8. Daftar Lampiran
Memuat judul lampiran yang terdapat dalam modul disertai dengan nomor halaman.
Hal. 11
9. Petunjuk Penggunaan Modul
Bagian ini merupakan bagian yang memuat cara penggunaan modul yang tepat
sepaya peserta didik dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh penyusun modul.
Penjelasan pada peserta didik tentang tata cara belajar dengan modul antara lain :
a. Langkah – langkah belajar yang ditempuh
b. Perlengkapan yang harus dipersiapkan
c. Target waktu dan pencapaian dalam pembelajaran menggunakan modul
d. Hasil evaluasi self assessment
e. Penambahan studi tips khusus untuk materi yang dirasakan sulit bagi peserta
didik, study tip digunakan untuk mempermudah pemahaman peserta didik dalam
menerima materi modul
10.Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan ini harus dapat membantu peserta didik dengan
menyajikan informasi mengenai pendidikan yang akan diikuti dalam modul.
Bagian Pendahuluan berisikan :
a. Deskripsi singkat
Penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi modul. Deskripsi singkat
disajikan dalam satu atau dua paragraf. Dengan membaca deskripsi tersebut,
peserta didik diharapkan dapat mempunyai gambaran umum tentang modul
yang akan mereka pelajari
b. Kompetensi
Kompetensi adalah kualifikasi kemampuan yang menyangkut pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
c. Sub kompetensi
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kompetensi dasar adalah :
1) Sub kompetensi merupakan penjabaran kompetensi berupa tujuan yang
hendak dicapai dalam modul
Hal. 12
2) Sub kompetensi berbentuk pernyataan tentang maksud yang
menggambarkan kemampuan tertentu pada peserta didik setelah
menyelesaikan pengalaman belajar tertentu
Contoh membuat Kompetensi dan Sub Kompetensi Bahasa Inggris
Tabel 3. Kompetensi dan Sub Kompetensi
Kompetensi Sub Kompetensi
1. Pemahaman Konsep, pola pikir
dan struktur keilmuan yang
mendukung materi bahasa
inggris
1.1 Menguasai unsur bahasa: tata
bahasa, tata bunyi, ejaan dan
tanda baca
1.2 Menguasai makna dan fungsi
komunikatif bahasa
1.3 Menguasai berbagai strategi
komunikasi dalam berbahasa
inggris
2. Penguasaan kompetensi dasar
bidang bahasa inggris
2.1 Memahami komunikasi lisan
dan tertulis sesuai dengan
tuntutan topik dan teks dalam
pembelajaran
2.2 Berkomunikasi secara lisan
dan tertulis sesuai topik dan
teks dalam pembelajaran
2.3 Memahami makna interaktif
dari teks tertulis maupun lisan
d. Relevansi Modul
Uraian relevansi modul berisi :
1) Kegunaannya bagi peserta didik bila peserta didik terjun dalam
dunia kerja dan dunia usaha khususnya di bidang yang sesuai
dengan mata pelajaran yang diambil
Hal. 13
2) Kegunaannya bagi peserta didik dalam mempelajari modul atau
mata pelajaran lainnya bila modul tersebut terkait dengan modul
lain dalam mata pelajaran yang sama dengan mata pelajaran
lainnya
11. Kegiatan Belajar
Serangkaian belajar yang diorganisasikan dalam satu satuan aktivitas belajar
dalam rangka mempermudah peserta didik dalam menguasai kompetensi
yang dipelajari dalam satu modul. Dalam satu modul terdapat satu atau lebih
kegiatan belajar.
12. Judul
Judul kegiatan belajar ditulis singkat dan padat sesuai dengan kegiatan
belajar yang ada. Contoh : Pemilihan Lokasi
13. Indikator
Indikator merupakan pencapaian yang lebih spesifik oleh peserta didik
setelah pembelajaran dan merupakan uraian – uraian dari kompetensi dasar.
Contoh : Memahami jenis – jenis tanah diperolehnya, diperolehnya lokasi
sesuai dengan standar standar teknis
14. Uraian materi dan contoh
Uraian dan contoh diuraikan setelah di bawah judul uraian dan contoh ini
diberikan judul sub – sub kegiatan belajar atau sub - sub pokok bahasan
yang merupakan bagian dari sub kegiatan belajar. Setelah penulisan judul
sub – sub kegiatan belajar yang merupakan unit terkecil materi pembelajaran,
diberikan uraian yang disertai ilustrasi atau contoh-contoh aktual. Uraian
diberikan dengan gaya bahasa sederhana dan komunikatif dalam bentuk
bertutur sehingga penyusun seolah – olah hadir didepan peserta didik dan
tengah menjelaskan materi pembelajarannya. Contoh – contoh harus
disertakan dalam uraian untuk memperkuat penguasaan terhadap materi
pembelajaran yang disajikan.
Hal. 14
Contoh : Bahwa kandungan tanah lokasi tambak sesuai yang dibutuhkan
(seperti kandungan tanahnya, dll)
15. Praktek
Latihan diberikan dalam bentuk butir – butir pertanyaan yang berbentuk
essay sebagai latihan untuk menguasai materi pembelajaran yang disajikan
dalam uraian dan contoh. Latihan juga disertai dengan petunjuk cara
menyelesaikan butir – butir pertanyaan dalam latihan tersebut. Jumlah soal
latihan essay minimal 10 soal pada setiap kegiatan pembelajaran. Contoh :
Mengukur ph tanah, pengamatan tekstur tanah
16. Rangkuman
Rangkuman berisi tentang ringkasan materi pembelajaran yang disajikan
dalam uraian. Contoh : Tanah yang diobservasi belum memenuhi indikator,
sehingga perlu direalokasi
17. Tes Formatif
Tes formatif diberikan dalam rangka mengukur kemajuan hasil belajar yang
dicapai dalam 1 (satu) unit kegiatan belajar. Butir – butir pertanyaan yang
diberikan dalam rangka tes formatif berbentuk tes obyektif (benar salah,
pilihan, menjodohkan, melengkapi) sehingga memudahkan proses
pengukuran (memberikan nilai). Tes yang baik mempunyai berbagai jenjang
kesulitan, yaitu sukar, sedang dan mudah. Jumlah soal tes formatif adalah
minimal 5 soal. Contoh : pemahaman pemilihan lokasi dan syarat – syarat
teknis.
18. Saran
Memberikan saran dalam pencapaian hasil belajar sehingga dapat
melakukan tindak lanjut yang harus dilakukan oleh peserta didik.
Hal. 15
19. Kunci Jawaban
Kunci jawaban diberikan sebagai jawaban atas pertanyaan yang terdapat
dalam tes formatif dan tes sumatif agar peserta didik dapat melakukan proses
pengukuran oleh diri sendiri.
20. Daftar Istilah
Memuat istilah – istilah yang tidak familiar maupun istilah asing dan disertai
dengan penjelasan singkat.
21. Daftar Pustaka
Daftar Pustaka yang digunakan sebagai sumber belajar dicantumkan dengan
menuliskan nama lengkap pengarang buku, judul buku, kota penerbitan buku,
nama penerbit buku, tahun penerbitan buku dan halaman sumber belajar
yang dijadikan referensi.
B. Hal – Hal Lain yang Perlu Diperhatikan Dalam penulisan modul :
1. Pengorganisasian Dalam Modul
a. Tampilkan bagan, tabel, diagram, gambar yang mendukung isi modul.
b. Urutan dan susunan yang sistematis.
c. Tempatkan naskah, gambar dan ilustrasi yang menarik.
d. Antar bab, antar sub bab, dan antar paragraf dengan susunan dan alur
yang mudah dipahami.
e. Judul, sub judul (kegiatan belajar), dan uraian yang mudah diikuti.
2. Daya Tarik
a. Mengkombinasikan warna, gambar (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf
yang serasi.
b. Menempatkan gambar atau ilustrasi, pencetakan huruf tebal, miring,
garis bawah atau warna.
Hal. 16
c. Tugas dan latihan yang dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta
diklat lebih tertarik untuk mengerjakannya.
3. Bentuk dan Ukuran Huruf
a. Bentuk dan ukuran huruf yang mudah dibaca, hurufnya Arial 12 atau
disesuaikan.
b. Jarak baris
Jarak antar baris adalah 1,5 spasi
c. Kutipan langsung, judul dan isi tabel, gambar dan daftar pustaka diketik
1 spasi.
d. Jarak bab ke subab atau teks adalah 4 spasi.
e. Batas tepi.
Tepi atas: 4 cm
Tepi bawah: 3 cm
Tepi Kiri: 4 cm
Tepi Kanan: 3 cm
Alinea baru dimulai 1 cm dari batas tepi kiri
f. Perbandingan huruf yang proporsional.
g. Penggunaan huruf kapital sesuai denga EYD atau kaidah bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
4. Ruang (spasi kosong)
Gunakan spasi atau ruang kosong tanpa teks atau gambar untuk menambah
kontras penampilan modul.
5. Naskah dan Penggandaan
a. Naskah Modul.
Naskah modul dibuat diatas kertas HVS 70/80gr/m2 dan bolak-balik
dengan ukuran kertas F4.
Hal. 17
b. Sampul dan Jilid.
Sampul modul menggunakan hardcover.
c. Jumlah Penggandaan.
Modul digandakan sesuai dengan kebutuhan.
6. Penulisan Tabel dan Gambar
a. Tabel
1) Judul tabel diletakkan simetris di atas tabel. Jarak judul tabel ke tabel
adalah 2 spasi, sedangkan jarak teks dalam tabel adalah 1 spasi.
Ukuran huruf dalam tabel dapat disesuaikan.
2) Tabel diletakan di antara naskah, tetapi dapat diletakkan pada
halaman tersendiri. Jarak naskah ke judul tabel dan tabel ke naskah
adalah 2 spasi.
3) Sedapat mungkin dihindari pemenggalan tabel. (Contoh penulisantabel ada dilampiran).
b. Gambar
1) Yang termasuk gambar adalah bagan, grafik, peta dan foto.
2) Gambar diletakkan di antara naskah, tetapi dapat diletakkan di satu
halaman tersendiri. Jarak ke judul gambar dan gambar ke naskah 2
spasi.
3) Judul gambar diletakkan simetris di atas gambar dan keterangan
gambar diketik di dalam gambar tidak dihalaman lain.
Jika tabel dan gambar berasal dari sumber eksternal, perlu disebutkan
sumbernya di bagian bawah tabel dan/atau gambar, dengan cara penulisan
sebagai berikut (terdapat pada lampiran).
Hal. 18
7. Penulisan Catatan Kaki dan Kutipan
a. Catatan Kaki
1) Penulisan catatan kaki diperkenankan dengan tujuan memberikan
keterangan yang mungkin diperlukan untuk memperjelas suatu kalimat
dalam naskah.
2) Penulisan catatan kaki dilakukan dengan jarak 1 spasi, menjorok 1 cm
dari tepi kiri dan ditulis dengan ukuran huruf 9 pt Arial.
3) Dengan adanya penggunaan metode penulisan sumber acuan dalam
naskah, maka catatan kaki tidak lagi digunakan sebagai tempat
mencantumkan acuan yang ditulis dalam naskah.
b. Kutipan
Kutipan dalam bahasa asing ditulis miring (italic) dan tidak diterjemahkan.
Hal. 19
VII. SEMINAR MODUL
A. Umum
1. Dosen menyerahkan modul kepada Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan
Perikanan (Kapusdik KP) untuk dibahas dalam seminar modul.
2. Seminar modul diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan Kelautan dan
Perikanan setelah penyerahan hasil modul.
3. Aspek yang dinilai dalam seminar modul adalah :
a. Materi modul
b. Kesesuaian dengan kaidah penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
c. Sistematika penulisan modul.
d. Unsur-unsur dalam penulisan, yaitu halaman judul, kata pengantar
penulisan, dan daftar isi.
e. Unsur-unsur dalam setiap bab, yaitu pokok bahasan, standar kompetensi,
kompetensi dasar, rangkuman/kesimpulan, daftar pertanyaan, referensi.
B. Tim Penilai
1. Tim penilai ditunjuk dengan surat tugas Kapusdik KP
2. Tugas tim penilai adalah sebagai berikut :
a. Melakukan penilaian terhadap modul yang disusun dosen.
b. Memberikan rekomendasi kepada Kapusdik KP atas modul yang telah
dievaluasi.
c. Tim penilai adalah ahli yang menguasai substansi materi modul
d. Tim penilai dapat berasal dari lingkungan Badan Pengembangan SDM KP
ataupun Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Hal. 20
C. Penilaian dan Rekomendasi
1. Hasil penilaian tim penilai dituangkan dalam lembar penilaian penulisan modul.
2. Dalam penilaian modul ini tim penilai memberikan saran dan perbaikan serta
menuangkan dalam lembaran saran dan perbaikkan modul untuk kemudian
diserahkan kepada pembuat modul untuk melakukan perbaikan pada modul.
3. Pembuat modul berkonsultasi dengan tim penilai untuk mengkonfirmasi saran
dan perbaikan yang diberikan.
Hal. 21
VIII. PELAKSANAAN SEMINAR MODUL
A. Umum
1. Penyelenggaraan seminar hasil penulisan modul dilaksanakan oleh Pusdik.
2. Persyaratan administandaratif yang harus dilampirkan sebelum pelaksanaan
seminar adalah:
a. Naskah hasil penulisan modul
b. Persetujuan atas hasil penulisan modul untuk diseminarkan.
B. Susunan Acara
Tata cara pelaksanaan seminar modul adalah sebagai berikut:
1. Pembukaan oleh Kapusdik KP
2. Pengantar acara oleh Ketua Panitia/Moderator
3. Penyajian hasil penulisan modul oleh dosen
4. Pembahasan hasil penulisan modul oleh tim penilai
5. Diskusi dan kesimpulan.
6. Penutup.
C. Peserta Seminar
Seminar modul dihadiri oleh dosen, pejabat struktural di lingkungan BPSDMKP,
penilaian merangkap pembahasan, moderator, dan dapat pula dihadirii oleh
pakar/narasumber.
Hal. 22