sistem pengendalian manajemen

10
Home Bisnis Saham Bumi Serpong Genggam 34% Saham Plaza Indonesia Realty Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) telah memborong saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) sebesar 922,76 juta saham atau setara 25,99% milik salah satu pemegang saham (PLIN) yaitu PT Paraga Artamida. Transaksi pembelian saham PLIN milik PT Paraga Artamida oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk dilakukan pada 21 April 2014. Perusahaan properti milik grup Sinarmas ini membeli saham PLIN sebesar Rp 2.200 per saham dengan harga Rp 2,03 triliun. Memang pada transaksi perdagangan saham Senin 21 April 2014 telah terjadi crossing saham PLIN. Berdasarkan keterangan yang diterbitkan, Rabu (23/4/2014), perseroan membeli saham PLIN mengingat PT Plaza Indonesia Realty Tbk ini memiliki aset utama yang strategis di Jakarta Pusat. Perseroan pun mendapatkan tambahan laba bersih dari PT Plaza Indonesia Realty Tbk dengan penambahan kepemilikan saham BSDE di PLIN.

Upload: tita-nescafe

Post on 24-Dec-2015

44 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

makalah berisi pembahasan sistem manajemen

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Pengendalian Manajemen

Home

 

Bisnis

 

Saham

Bumi Serpong Genggam 34% Saham Plaza Indonesia RealtyLiputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) telah memborong

saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN) sebesar 922,76 juta saham atau setara 25,99%

milik salah satu pemegang saham (PLIN) yaitu PT Paraga Artamida.

Transaksi pembelian saham PLIN milik PT Paraga Artamida oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk

dilakukan pada 21 April 2014. Perusahaan properti milik grup Sinarmas ini membeli saham PLIN

sebesar Rp 2.200 per saham dengan harga Rp 2,03 triliun. Memang pada transaksi

perdagangan saham Senin 21 April 2014 telah terjadi crossing saham PLIN.

Berdasarkan keterangan yang diterbitkan, Rabu (23/4/2014), perseroan membeli saham PLIN

mengingat PT Plaza Indonesia Realty Tbk ini memiliki aset utama yang strategis di Jakarta

Pusat. Perseroan pun mendapatkan tambahan laba bersih dari PT Plaza Indonesia Realty Tbk

dengan penambahan kepemilikan saham BSDE di PLIN.

Sebelumnya PT Bumi Serpong Damai Tbk memiliki sekitar 8,23%. Dengan pengambilalihan

saham PLIN sebesar 25,99% maka PT Paraga Artamida tidak memiliki lagi saham PLIN. Akan

tetapi, PT Paraga Artamida mengenggam sekitar 25,28% saham PT Bumi Serpong Damai Tbk.

Jadi ini merupakan transaksi afiliasi.

Page 2: Sistem Pengendalian Manajemen

Entah kabar burung dari mana, konon di kawasan Kelapa Gading (KG) terdapat kepala

naga yang menurut kepercayaan Tionghoa bisa mendatangkan rezeki yang melimpah.

Menurut fengshui, kawasan kepala naga sangat cocok untuk berbisnis, karena diyakini

akan memberikan sukses sepanjang waktu.

Paduan kabar burung dan kepercayaan masyarakat Tionghoa inilah yang menjadikan

kawasan KG seperti sekarang. Dalam waktu tak kurang dari 15 tahun, KG disulap

menjadi kota lengkap dan mandiri yang terus diburu para pencari rumah hunian dan

investor spekulan. Padahal, dulu kawasan ini tak lebih dari hamparan sawah dan ilalang

yang sering digenangi air di berbagai sudutnya, tempat anak-anak dan remaja bermain

bola.

Kini, jangan harap menemukan sepetak tanah lapang sekadar untuk bermain bola.

Hampir semua tanah di sana sudah dikapling-kapling oleh para pengembang yang

diperuntukkan bagi pembangunan perumahan, apartemen, dan proyek supermal

mewah. Harganya? Menurut Batara, Manajer Penjualan Paradise -ÃÆÃ

¢â‚¬â„¢ÃƒÆ’†â€™Â¢ÃƒÆ’ÃÃ

¢â‚¬Å¡Ãƒâ€šÃ‚¢”Å¡¬ÃƒÃÃ

¢â‚¬Å¡Ãƒâ€šÃ‚¢ÃƒÆ’¢â€šÃÃ

¢â‚¬Å¡Ãƒâ€šÃ‚¬ÃƒÆ’…“

broker properti di KG — kini rata-rata harga tanah di KG Rp 4-5 juta/m2. Bahkan, di

sepanjang Jalan Boulevard (pusat kota KG) mencapai Rp 7 juta/m2.

Hal ini dibenarkan Ali Hanafia, Direktur Utama Century 21 Kelapa Gading. Menurutnya,

harga tanah di KG memang terus melonjak penuh kejutan. Dari 1999 ke 2000, harga

tanah naik 200%, bahkan jika dilihat dari 1999 ke 2001, meningkat 300%. Barulah

sekarang harga tanah mulai stabil, terutama semenjak banjir 2002 yang melanda

kawasan ini. “Toh, permintaan perumahan dan hunian kelas atas masih sangat tinggi

dan bagus,ÃÂÂÂ

¢ÃƒÆ’Įբ”Å¡¬?

kata Ali bersemangat.

Menurut Ali, KG kini menjadi kota mandiri yang bisa total melayani penduduknya. Yang

memulainya adalah PT Summarecon Agung. Pengembang milik keluarga Soetjipto

Nagaria ini mengawali babat alas KG pada 1976. Summarecon mengembangkan

kawasan KG dengan membuka lahan 10 hektare berupa sawah kosong, yang di atasnya

secara bertahap dibangun kompleks perumahan terpadu Kelapa Gading Permai (KGP).

Dari tahun ke tahun KGP terus berkembang hingga luasnya mencapai 500 ha. Dengan

strategi fokus di pasar KG, jumlah proyek Summarecon menjadi sangat beragam:

perumahan Gading Villa, Gading Riviera, Gading Nirwana, Gading Food City, Gading

Batavia Food Promenade, Klub Kelapa Gading, dan Gading Park View. Salah satu bentuk

keseriusan Summarecon ditunjukkan dalam pembentukan mal; sampai saat ini ada tiga

mal. Setelah Mal KG (MKG) 1 dan MKG2 — masing-masing dibangun tahun 1990 dan

1995 — tak bisa lagi menampung pengunjung, Summarecon dua bulan lalu

meluncurkan MKG 3.

Page 3: Sistem Pengendalian Manajemen

MKG 3 yang luasnya 60 ribu m2 dan berdaya tampung 250 pedagang/penyewa ini

dibangun dengan investasi sekitar Rp 250 miliar, tak termasuk harga tanah. Menurut

Dirut Summarecon Agung Sunardi Rusli saat peresmian, dengan selesainya

pembangunan MKG 3, maka keseluruhan pusat belanja yang dioperasikan pihaknya

menjadi 130 ribu m2. Praktis kini MKG merupakan mal terbesar di Jakarta karena

mampu menampung 600 pedagang/penyewa.

Tak berhenti di situ, demi obsesinya menjadikan KGP sebagai kota mandiri,

Summarecon berencana membangun MKG 4 lima tahun mendatang. Pengembang ini

masih memiliki 30 ha lahan kosong dalam bentuk land banking di wilayah KG, dan

dalam waktu dekat berencana menambah 20 ha hingga total areal mencapai 50 ha.

Kini, Summarecon berkonsentrasi memasarkan kawasan hunian dan perkantoran

Gading Park View.

Menurut Rusli, dari bisnis propertinya di KG, tahun 2002 Summarecon mampu

membukukan pendapatan bersih Rp 293,7 miliar. Kontribusi utama diperoleh dari sewa

MKG sebesar Rp 119,27 miliar atau 40,7%; dari divisi real estat berupa penjualan

rumah, rukan dan kapling sebesar Rp 142,35 miliar atau 48,4%, dan dari pendapatan

lain sebesar Rp 32,08 miliar (10,9%). Bagaimana tahun 2003? Tahun ini Summarecon

memproyeksikan kenaikan pendapatan sebesar 36% atau sekitar Rp 400 miliar, dengan

laba bersih naik 65%. Angka ini cukup realistis, pasalnya sepanjang triwulan I/2003 saja

kenaikan penjualan sudah terasa dan pendapatan bersih naik 131% menjadi Rp 116,12

miliar dibanding triwulan I/2002.

Selain Summarecon, ada juga Grup Nusa Kirana (GNK) yang berkiprah di KG. Kebetulan,

GNK didirikan oleh mantan direksi Summarecon, Zaelani Zein. Salah satu proyeknya,

Perumahan Gading Kirana.

Yan Mogi juga tak mau ketinggalan mencari peruntungan kepala naga. Mantan Direktur

Pengelola Grup Sinar Mas yang kini menjabat Ketua Umum DPP REI ini

mengembangkan sejumlah proyek perumahan, termasuk Mitra Gading. Melalui

perusahaannya, PT Sumber Mitra Realtindo, Yan juga menangani proyek rumah

sederhana di Gading Pratama, bekerja sama dengan PT Bangun Cipta Pratama,

perusahaan properti milik Siswono Yudohusodo. Megaproyek Yan teranyar adalah

Sentra Bisnis Artha Gading (SBAG) seluas 45 ha, bekerja sama dengan Grup Artha

Graha kepunyaan Tomy Winata.

Diam-diam kiprah Grup Artha Graha di kawasan ini memang sangat signifikan. Melalui

beberapa anak usahanya, Artha Graha berkongsi dengan sejumlah pemain besar

properti, seperti tercermin dari pembangunan SBAG. Artha Gading memadukan konsep

sentra bisnis dan pesona hunian. Pengembangnya, PT Swadaya Panduartha, mendesain

sentra bisnis ini dengan tema pesona dunia 2.500 tahun silam yang terkenal

dengan Silk Road, jalan yang melintasi daratan Tiongkok, India, Selat Malaka, Persia

hingga daratan Eropa.

Dari informasi yang berhasil dikumpulkan, dari luas superblok SBAG 45 ha, 17 ha akan

diperuntukkan buat perumahan termasuk vila; kompleks ruko 10 ha; kompleks

Page 4: Sistem Pengendalian Manajemen

komersial 10 ha; perkantoran dua ha, dan untuk mal 6 ha. Untuk ruko, 15% akan dijual

dengan sistem strata-title atau sistem sertifikat, dan 85% lainnya menggunakan rental

system. Sementara itu, bagian mal didesain berlantai 6 dan direncanakan diresmikan

Oktober 2004, tapi diharapkan bisa diserahterimakan kepada tenant Juni 2004.

Pembangunan SBAG diperkirakan menelan investasi Rp 1 triliun. Selain itu, di KG kini

Artha Graha juga membangun pusat belanja elektronik, Electronic City, setelah

sebelumnya sukses di Sentra Kawasan Bisnis Sudirman. Electronic City KG menempati

lahan seluas 14.500 m2 dengan bangunan seluas 7.200 m2.

Grup Agung Podomoro juga termasuk aktif mengembangkan proyek di KG. Di

antaranya, membangun perumahan mewah Bukit Gading Mediterania dan Gading

Meditarania Ville. Perusahaan milik Trihatma Haliman ini belakangan mengembangkan

megaproyek Kelapa Gading Square, bekerja sama dengan Grup Agung Sedayu melalui

PT Makmur Jaya Lestari. Di sini Agung Podomoro membangun kompleks seluas 17 ha,

terletak di tepi Jl. Boulevard Barat KG.

Proyek prestisius ini terdiri dari sejumlah proyek utama: di sebelah Barat akan

dibangun Parisian Boutique Mall, Hotel Novotel dan Hotel Ibis. Di sebelah utara,

dibangun French Walk, ruko dan apartemen 4 Tower. Sementara di bagian tengah akan

ada Venetian Mall dengan konsep sungai di dalam mal dan menggunakan tema gaya

Eropa untuk interiornya. Di dalamnya dilengkapi Giant Superstore sebagai anchor

tenant. Kemudian, di selatan dibangun Italian Walk, Ruko dengan gaya Italian tepat di

tepi Jalan Raya Boulevard. Sementara di sebelah timur dibangun Gading Resort,

gabungan antara apartemen dan townhouse.

Sementara itu, persis di seberang ITC Cempaka Mas Mega Grosir didesain pendirian

Kelapa Gading Trade Center (KTC) Matahari. Proyek ini dimiliki PT Dian Cakramarga

Abadi (DCA), anak usaha Bank Mayapada Group milik Tahir MBA. Menurut salah satu

petinggi pengembang KTC, pusat perdagangan ini sengaja menggabungkan gaya

Mangga Dua plus mal. Ada pedagang eceran dan grosir, tapi ada pula department

store. Total kios yang dibangun 1.770 unit, menempati empat lantai. Dalam hal ini

manajemen DCA berhasil menggandeng Matahari sebagai anchor sehingga dinamakan

KTC Matahari. Lahan seluas empat ha yang dipakai KTC ini sebenarnya milik Induk

Koperasi TNI Angkatan Laut (Inkopal). Pengembang KTC nampaknya sedikit lebih maju

karena 1.600 unit kios yang dijual dilengkapi fasilitas teknologi informasi, seperti akses

Internet dan TV kabel. KTC Matahari kabarnya menelan investasi total Rp 200 miliar.

Inkopal juga pemain yang sangat diperhitungkan di kawasan ini. Setidaknya, karena

penguasaan lahannya sangat luas. Menurut Ali Hanafia, Inkopal banyak membangun

ruko. Inkopal juga membangun Plaza Kelapa Gading, melalui anak usahanya PT Wisma

Benhil.

Tak hanya Inkopal, PT Trisaha Ekapradana juga termasuk agresif menggarap pasar KG.

Antara lain, membangun ruko/rukan dan Mal Permata Kelapa Gading seluas lima ha.

Mal Permata menempati areal tanah hak pakai Inkopal, di seberang pusat perkulakan

Makro. Pada tahap pertama, Trisaha menyelesaikan pembangunan 225 unit ruko.

Page 5: Sistem Pengendalian Manajemen

Setiap unit berukuran standar 4,6×15 m2 atau hampir 207 m2 (3 tingkat). Hanya,

berbeda dari SBKG, harga jual ruko di Mal Permata 30%-40% lebih rendah.

Belakangan pengusaha muda pemilik Grup Mahaka, Erick Tohir, juga masuk ke KG.

Erick membangun proyek Sport Mall Kelapa Gading melalui Yayasan Darma Bakti

Mahaka (YDBM), bekerja sama dengan PT Gamma InvestaLestari. Proyek ini cukup

prestisius karena akan dijadikan sebagai lapangan basket terlengkap dan termewah di

Indonesia, yang dinamai Kelapa Gading International Basketball Arena and Sport Mall.

Sport Mall ini menempati areal seluas 2,6 ha di tanah milik Pemda DKI. Sistem kerja

sama yang disepakati YDBM dengan Pemda DKI adalah Built Operation Transfer selama

25 tahun. Artinya, setelah 25 tahun YDBM wajib menyerahkan tanah dan bangunan

kepada Pemda DKI. Jadi, aset tidak berpindah tangan, tetap punya Pemda.

Stadionnya dirancang berkapasitas tempat duduk 4 ribu orang, plus untuk sarana

pendukung sekitar 30.833 m2. Selain itu, ada dua lapangan basket terbuka, pusat

kebugaran, asrama atlet bola basket, restoran, toserba, toko alat olah raga, toko buku,

toko suvenir, dan games room. Ruko di Sport Mall ini paling murah dijual seharga Rp

161,5 juta/unit (luas 13 m2). Sementara itu, bagi anchor, tarifnya Rp 16,7 miliar untuk

ruangan seluas 745 m2. Investasi proyek ini sebesar Rp 70 miliar. Sumber pendanaan

diperoleh dari pinjaman pengurus YDBM sebesar Rp 22,5 miliar, pinjaman dari Bank

Ekonomi sebesar Rp 23,5 miliar, dan dari penjualan atau penyewaan ruko sebesar Rp

23,5 miliar. 

 

Tentu saja, selain nama-nama itu, masih ada sejumlah pemilik lahan dan pengembang

di kawasan ini. Misalnya, PT Sinar Wijaya Ekapratista, PT Sari Kebon Jeruk Permai, PT

Daya Indira Permai, Puri Intan (Grup Mofatama), dan PT Bumi Mahkota Pesona. Hanya,

rata-rata luas lahan mereka tak lebih dari 5 ha. Selain itu, umumnya tak hanya fokus di

pasar KG.

Ali mengakui, pasar properti di KG termasuk sangat dinamis dan persaingannya sengit.

Dalam hitungannya, total jumlah transaksi 2002 tak kurang dari Rp 10 triliun. Ke depan,

dalam kalkulasi Ali dan Batara, persaingan di pasar properti KG tetap sengit. “Terutama

di segmen perumahan atau hunian, masih sangat prospektif,ÃÆÃ

¢â‚¬â„¢ÃƒÆ’†â€™Â¢ÃƒÆ’ÃÃ

¢â‚¬Å¡Ãƒâ€šÃ‚¢”Å¡¬? Ali menegaskan. Permintaan akan

melesat terutama kalau tahun ini kawasan KG tak banjir. Kalau itu terjadi, pemburunya

tentu kian bertambah.

Adapun pemegang saham PT Plaza Indonesia Realty Tbk antara lain PT MNC Land Tbk

sebesar 25,32%, UBS AG Singapore sebesar 19,97%, dan masyarakat di bawah 5% sebesar

10,93%.

Berdasarkan laporan dan pendapat pihak independen, nilai transaksi itu 0,85% lebih rendah dari

nilai pasar wajar. Berdasarkan penilaian kantor jasa penilai publik Rengganis, Hamid, dan Rekan

selaku penilai independen, nilai pasar wajar PT Plaza Indonesia Realty Tbk sekitar Rp 2.219 per

saham.

Page 6: Sistem Pengendalian Manajemen

PRESS RELEASE : Hasil Rapat Umum Pemegang Saham ("RUPS") Tahunan 2013 PT Plaza Indonesia

Realty Tbk. ("Perseroan") 

SEKILAS PLAZA INDONESIA

PT Plaza Indonesia Realty, Tbk adalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1983, dengan visi yang kuat,

membidik celah pasar dengan membangun properti prestisius di lokasi premium. Mulai beroperasi sejak tahun

1990-1991, Perseroan memulai bisnisnya dengan mendirikan kompleks Plaza Indonesia yang terdiri dari Plaza

Indonesia Shopping Center dan Hotel Grand Hyatt Jakarta. Kini, Kompleks Plaza Indonesia telah dikenal

sebagai kompleks properti paling utama di Jakarta. Bukan hanya karena kualitas dan ekslusivitas bangunan dan

isinya, namun juga karena lokasi yang sangat strategis di area bundaran HI yang merupakan jantung ibukota

yang sekaligus telah mengangkat kebanggaan kota Jakarta sebagai kota bertaraf internasional.

Selanjutnya Kompleks Plaza Indonesia dibawah manajemen PT Plaza Indonesia Realty Tbk sebagai pemilik dan

pengelola Grand Hyatt Jakarta, Plaza Indonesia Shopping Center dan Extention, The Plaza Office Tower,

Keraton At The Plaza (luxury collection hotel and private residence) dan fX Sudirman senantiasa berusaha tahun

demi tahun untuk mengembangkan kualitas properti melalui pekerjaanpekerjaan renovasi, baik interior maupun

eksterior, sesuai dengan perkembangan yang terjadi di tingkat regional maupun internasional.

PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN TAHUN 2013

Pada tahun 2013, Perseroan mencatat Pendapatan sebesar Rp 1.393,19 miliar, turun 18,53%, atau Rp 316,78

miliar dari tahun 2012, yaitu Rp 1.709,98 miliar. Penurunan Pendapatan Perseroan terutama berasal dari adanya

penjualan unit-unit apartemen di tahun 2012 yaitu Rp 600,53 miliar, yang di tahun 2013 tercatat hanya Rp 29,15

milliar. Sedangkan Pendapatan Perseroan tahun 2013 di luar penjualan unit-unit apartemen meningkat 22,9%

dibandingkan dengan tahun 2012. Peningkatan tersebut adalah merupakan kontribusi dari seluruh segmen

usaha lainnya yaitu segmen hotel, segmen pusat perbelanjaan, serta segmen perkantoran.

Pendapatan Hotel meningkat 21,41% atau Rp 104,82 miliar dari Rp 489,47 miliar di tahun 2012, menjadi Rp

594,29 miliar tahun 2013. Kenaikan tersebut selain berasal dari kontribusi peningkatan tarif kamar Hotel Grand

Hyatt Jakarta, juga di kontribusi oleh Pendapatan dari Keraton at The Plaza, A Luxury Collection Hotel, yang

mulai beroperasi pada bulan April 2012. Pendapatan Pusat Perbelanjaan di tahun 2013 meningkat dari Rp

495,91 miliar menjadi Rp 616,32 miliar atau meningkat 24,28%, sedangkan Pendapatan Perkantoran tahun 2013

juga meningkat 23,67%, dari Rp 124,06 miliar menjadi Rp 153,43 miliar, atau meningkat Rp 29,37 miliar.

Peningkatan Pendapatan Pusat Perbelanjaan dan Perkantoran terutama karena dikontribusi oleh peningkatan

tarif sewa.

Perseroan membukukan Laba Bersih Tahun 2013 sebesar Rp 33,34 miliar, dibandingkan tahun 2012 yang

tercatat sebesar Rp 234,73 miliar. Penurunan Laba Bersih tersebut sebagian besar disebabkan oleh penurunan

laba dari penjualan unit-unit apartemen yaitu sebesar Rp 20,80 miliar di tahun 2013 dan Rp 199,80 miliar di

tahun 2012, serta peningkatan kerugian selisih kurs di tahun 2013 yaitu sebesar Rp 214,14 miliar di tahun 2013

dibandingkan dengan Rp 89,68 miliar di tahun 2012.

HASIL KEPUTUSAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (“RUPS”) TAHUNAN PT PLAZA INDONESIA

REALTY, Tbk. (“PERSEROAN”)

Page 7: Sistem Pengendalian Manajemen

Bersama ini diberitahukan bahwa RUPS Tahunan Perseroan yang telah dilaksanakan pada hari ini, Rabu,

tanggal 7 Mei 2014, bertempat di Bromo Room, Hotel Grand Hyatt Jakarta, telah mengambil keputusan-

keputusan sebagai berikut:

Untuk Agenda Pertama, Rapat:

1. Menyetujui Laporan Tahunan termasuk Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan mengesahkan

Laporan Keuangan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 yang telah diperiksa oleh

Akuntan Publik. Dengan disetujuinya Laporan Tahunan dan disahkannya Laporan Keuangan untuk tahun buku

yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013, Rapat sekaligus memberikan pelunasan dan pembebasan

tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge) kepada para anggota Direksi Perseroan dan anggota

Dewan Komisaris Perseroan masing-masing atas tindakan pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan

selama tahun buku 2013, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan Perseroan.

Untuk Agenda Kedua, Rapat:

 

2. a. Menyetujui penggunaan Laba Bersih yang diperoleh Perseroan selama tahun buku yang berakhir pada

tanggal 31 Desember 2013 yang seluruhnya dibagikan sebagai dividen tunai sebesar Rp 33,342 miliar atau

sebesar 100% (seratus persen) dari seluruh laba bersih tahun buku 2013 dan mengambil sebesar Rp

117,533 miliar dari laba yang ditahan tahun-tahun buku sebelumnya sehingga total deviden tunai adalah

sebesar Rp 150,875 miliar yang dibagikankepada 3.550.000.000 saham yang telah dikeluarkan oleh

Perseroan. Dengan demikian, setiap saham akan memperoleh pembagian dividen tunai sebesar Rp 42,50

per saham.

b. Memberikan wewenang kepada Direksi Perseroan untuk melaksanakan pembagian dividen tunai

sebagaimana tersebut pada butir a di atas dan melakukan segala tindakan yang diperlukan sehubungan

dengan pembagian dividen tunai tersebut.

JADWAL DAN TATA CARA PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI

Dividen tunai tersebut akan dibayarkan pada tanggal 19 Juni 2014 sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

sebagai berikut:

1. Penyampaian hasil RUPS dan pengumuman di bursa tanggal 9 Mei 2014.

2. Cum Dividen untuk perdagangan di Pasar Reguler dan Negosiasi tanggal 2 Juni 2014

3. Ex Dividen untuk perdagangan di Pasar Reguler dan Negosiasi tanggal 3 Juni 2014

4. Cum Dividen untuk perdangangan di Pasar Tunai tanggal 5 Juni 2014

5. Ex Dividen untuk perdagangan di Pasar Tunai tanggal 6 Juni 2014

6. Recording Date (Pemegang Saham Yang Berhak Atas pembagian Dividen Tunai) yang tercatat pada

tanggal 5 Juni 2014

7. Pembayaran dividen tunai akan dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2014.

Untuk Agenda Ketiga, Rapat:

3. a. Menyetujui untuk memberikan wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menetapkan gaji

dan/atau honorarium serta tunjangan lainnya bagi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris

Page 8: Sistem Pengendalian Manajemen

Perseroan.

b. Menyetujui untuk memberikan kuasa dan wewenang penuh kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan

dari Dewan Komisaris Perseroan untuk membagikan uang penghargaan masa kerja dan melakukan segala

tindakan yang diperlukan sehubungan dengan pembagian uang penghargaan masa kerja tersebut, dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) Untuk anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang menjabat pada masa periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2014 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Akta Berita Acara RUPS No. 10 tanggal 3 Juni 2010, yang dibuat dihadapan Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, SH, Notaris di Jakarta;

2) Untuk anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang sampai dengan saat ini masih menjabat di Perseroan dan telah menjabat sejak tahun 1983 sampai dengan tahun 2009 dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Akta Berita Acara RUPS No.97 tanggal 30 Mei 2001, yang dibuat dihadapan Nyonya Poerbaningsih Adi Warsito, SH Notaris di Jakarta dan dapat ditambahkan sesuai keputusan Dewan Komisaris.

c. Dalam melaksanakan kuasa dan wewenang tersebut di atas, Direksi dan anggota Dewan Komisaris akan

memperhatikan rekomendasi dari Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan.

Untuk Agenda Keempat, Rapat:

4. Menyetujui untuk memberikan kewenangan kepada Direksi Perseroan untuk menunjuk Akuntan Publik yang

akan mengaudit Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2014 dan menetapkan honorarium serta persyaratan lainnya mengenai pengangkatan Akuntan Publik

tersebut.

Untuk Agenda Kelima, Rapat menyetujui:

5.  a. Mengangkat anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris Perseroan terhitung sejak ditutupnya Rapat ini

sampai dengan ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk tahun buku 2018 yang akan

diselenggarakan pada tahun 2019, dengan susunan sebagai berikut:

DEWAN KOMISARIS :

- Komisaris Utama : Bapak Franky Oesman Widjaja

- Wakil Komisaris Utama : Bapak Mohamad Tachril Sapiie

- Komisaris Independen : Bapak Sintong Panjaitan

DIREKSI :

- Direktur Utama : Bapak Rosano Barack

- Wakil Direktur Utama : Bapak Boyke Gozali

- Direktur : Ibu Lucy Suyanto

- Direktur : Ibu Maria Egron

- Direktur : Bapak J. Arnes Lukman

- Direktur Independen : Bapak Jacop Makmur

Page 9: Sistem Pengendalian Manajemen

 b. Sehubungan dengan pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi tersebut, selanjutnya

Rapat memberikan kuasa kepada Direksi Perseroan guna menyatakan keputusan Rapat ini dalam sebuah

akta tersendiri dihadapan Notaris, melaporkan dan/atau memberitahukan serta mendaftarkan hasil

keputusan Rapat ini kepada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dan instansi-instansi terkait

lainnya serta melakukan segala tindakan yang dianggap perlu dan berguna sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku untuk melaksanakan keputusan Rapat ini dengan sebagaimana

mestinya.

                                                                                                                       Jakarta, 7 Mei 2014

                                                                                                                            PT PLAZA INDONESIA

REALTY,Tbk.

                                                                                                                      Corporate Secretary