scl bm - hematoma

5

Click here to load reader

Upload: brooke-smith

Post on 03-Oct-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

hematoma

TRANSCRIPT

Hematoma1. DefinisiHematoma adalah kumpulan dari darah di luar pembuluh darah. Terjadi karena dinding pembuluh darah, arteri, vena, atau kapiler telah rusak dan darah masuk ke dalam jaringan tidak pada tempatnya. Hematoma dapat membesar dan menyebabkan pembengkakan yang signifikan (Randeberg, 2007).Perbaikan pembuluh darah dalam tubuh selalu tidak tetap. Pada luka yang sering terjadi, tubuh biasanya mampu memperbaiki dinding pembuluh yang rusak dengan adanya penggumpalan darah dan membentuk fibrin. Jika terjadi kegagalan penggumpalan darah, maka terjadi pendarahan yang terus menerus. Begitu juga jika ada tekanan yang besar dalam pembuluh darah, contohnya pada arteri utama, darah akan terus menerus keluar dan terjadi hematoma disertai dengan pembengkakan (Randeberg, 2007).Darah yang keluar dari aliran sangat mengiritasi dan mungkin menyebabkan gejala peradangan termasuk nyeri, pembengkakan, dan kemerahan. Gejala-gejala dari hematoma bergantung pada lokasi, ukuran, dan apakah menyebabkan pembengkakan atauedemayang berhubungan (Randeberg, 2007).

2. EtiologiTrauma dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan dan terkumpulnya darah di dalam jaringan. Jenis-jenis perdarahan berdasarkan ukurannya yaitu (Randeberg, 2007) :a. Perdarahan sedikit pada kulit, mukosa, atau serosa (ptechiae).b. Perdarahan yang melibatkan area yang lebih luas (purpura).c. Akumulasi perdarahan >2 cm (ekimosis).d. Akumulasi darah dalam jaringan yang memunculkan massa (hematoma).Trauma benda tumpul pada mukosa oral biasa mengakibatkan terbentuknya hematoma. Ptechiae dan purpura dapat timbul apabila terjadi peningkatan tekanan intratoraks yang berulang atau terus-menerus. Perdarahan submukosa muncul sebagai area yang datar atau menonjol, tidak memucat, dengan warna yang bervariasi dari merah, ungu, hingga biru kehitaman. Lesi traumatik ini biasanya terdapat pada mukosa labial atau bukal (Randeberg, 2007).Tidak dibutuhkan terapi spesifik jika perdarahan tidak berkaitan dengan penyakit sistemik dan area perdarahan dapat hilang secara spontan (Randeberg, 2007).

3. PatofisiologiSaat jejas mengenai tubuh, terjadi perdarahan dalam jaringan yang cidera dan pembentukan hematoma di tempat jejas terjadi. Hematoma merupakan suatu keadaan pengumpulan darah dalam jaringan yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah kapiler oleh kekerasan benda tumpul yang menyebabkan peningkatan stress pada jaringan sehingga terjadi kerusakan kapiler di bawah kulit, menyebabkan darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di daerah intersisial. (Randeberg, 2007)Peningkatan tekanan pada jaringan menyebabkan kapiler rusak atau pecah di bawah kulit, yang memungkinkan darah untuk keluar dari pembuluh. Sejalan dengan waktu, darah merembes ke jaringan sekitar, menyebabkan memar gelap dan menyebar. Ujung saraf di dalam jaringan yang terkena, mendeteksi adanya peningkatan tekanan yang tergantung pada tingkat keparahan dan lokasi, dapat dianggap sebagai rasa nyeri, tekanan, atau tanpa gejala (Kumar, 2007).Proses Inflamasi yang terjadi pada daerah memar menyebabkan pergerakan makrofag ke daerah tersebut, memfagosit eritrosit. Makrofag memproses hemoglobin dengan cara yang sama seperti yang digunakan pada resiklus normal eritrosit, tetapi dipercepat dan terpusat. Rusaknya endotelium kapiler akan melepaskan endotelin, hormon yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah untuk meminimalkan pendarahan. Endotelium yang dirusak mendasari keluarnya faktor von Willebrand dan memulai koagulasi, yang membentuk gumpalan sementara untuk plug luka dan akhirnya mengarah pada pemulihan jaringan normal (Kumar, 2007).Selama proses ini, memar besar dapat berubah warna karena pemecahan hemoglobin dari dalam sel darah merah ke ruang ekstraselular. Warna-warna mencolok dari memar yang disebabkan oleh fagositosis dan degradasi berurutan dari hemoglobin ke biliverdin ke bilirubin lalu ke hemosiderin, dengan hemoglobin itu sendiri menghasilkan warna merah-biru, biliverdin menghasilkan warna hijau, bilirubin menghasilkan warna kuning, dan hemosiderin menghasilkan warna coklat-emas. Produk ini dibersihkan dari daerah tersebut, dan memar menghilang. Seringkali kerusakan jaringan di bawahnya telah diperbaiki jauh sebelum proses ini selesai (Kumar, 2007).4. Terapia. Segera kompres dengan air dingin atau es pada daerah memar untuk mengurangi perdarahan, rasa nyeri, dan pembengkakan, selama 20 menit. Dapat dilakukan sebanyak 3 kali sehari, selama 24 jam setelah terjadi luka memar.b. Istirahatkan daerah yang memar.c. Jika terasa sakit saat menahan beban tubuh atau bergerak, gunakan penopangd. Setelah 24 jam pertama, gunakan kompres hangat selama 20 menit, 3 kali sehari pada daerah memar agar pembuluh darah melebar, sehingga sirkulasi darah menjadi lebih lancar dan proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat.e. Bila ternyata memar bertambah parah atau bengkak disertai nyeri tak tertahankan, segera bawa ke dokter atau rumah sakit terdekat, karena kemungkinan terdapat patah tulang atau cidera pada organ di dalamnyaf. Perlu diwaspadai jika timbul memar tanpatrauma serta mengalami perdarahan yang abnormal dari hidung, gusi, urin, dan bagian tubuh lain. Karena mungkin menunjukkan masalah yang lebih serius seperti masalah pembekuan darah atau kelainan darah.

DAPUSRandeberg, L. L., Winnem, A. M., Langlois, N. E., Larsen, E. L. P., Haaverstad, R., Skallerud, B., et al. 2007. Skin Changes Following Minor Trauma. Lasers Surg Med, 39(5) hal 403-413.