sap ruang 15

15
SATUAN ACARA PENYULUHAN BIBIR SUMBING Di Ruang 15 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Upload: ina-karania-widhi

Post on 30-Nov-2015

178 views

Category:

Documents


16 download

TRANSCRIPT

Page 1: sap ruang 15

SATUAN ACARA PENYULUHANBIBIR SUMBING

Di Ruang 15 RSUD Dr. Saiful Anwar Malang

Mahasiswa Praktek di Ruang 15RSU Dr.SAIFUL ANWAR

MALANG2013

LEMBAR PENGESAHANSATUAN ACARA PENYULUHAN

BIBIR SUMBING PADA ANAK

Page 2: sap ruang 15

di RUANG 15 RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANGTanggal 17 Juli 2013

Oleh:Mahasiswa Praktek di ruang 15 RSSA

Mengetahui,

Pembimbing Klinik

Page 3: sap ruang 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik : Pediatric Health Nurse

2. Pokok Bahasan : Bibir sumbing

3. Sasaran : Pasien, Keluarga pasien di ruang 15 RSSA

4. Waktu dan Tempat

Tempat : Ruang 15 Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang

Waktu : kamis, 18 Juli 2013, Pukul 10.00 WIB

5. Alokasi Waktu : 30 menit

6. Pemberi Materi : mahasiswa

7. Metode : Ceramah dan diskusi

8. Media : LCD dan Power point

9. Latar belakang

Kasus bibir sumbing dan celah langit-langit merupakan cacat bawaan yang masih

menjadi masalah di tengah masyarakat. Menurut laporan peneliti dari berbagai negara, cacat

labio palatoschizis dapat muncul dari 1 : 800 sampai 1 : 2000 kelahiran. Indonesia yang

berpenduduk 200 juta lebih, tentu mempunyai dan akan mempunyai banyak kasus labio

palatoschizis.

Pada dasarnya kelainan bawaan dapat terjadi pada mulut, yang biasa disebut

labiopalatoskisis. Kelainan ini diduga terjadi akibat infeksi virus yang diderita ibu pada ke-

hamilan trimester 1. jika hanya terjadi sumbing pada bibir, bayi tidak akan mengalami banyak

gangguan karena masih dapat diberi minum dengan dot biasa. Bayi dapat mengisap dot den-

gan baik asal dotnya diletakan dibagian bibir yang tidak sumbing.

Page 4: sap ruang 15

Kelainan bibir ini dapat segera diperbaiki dengan pembedahan. Bila sumbing men-

cakup pula palatum mole atau palatum durum, bayi akan mengalami kesukaran minum,

walaupun bayi dapat menghisap naun bahaya terdesak mengancam. Bayi dengan kelainan

bawaan ini akan mengalami gangguan pertumbuhan karena sering menderita infeksi saluran

pernafasan akibat aspirasi.keadaan umur yang kurang baik juga akan menunda tindakan untuk

meperbaiki kelainan tersebut.

10. Tujuan instruksional

a. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit audience mampu mengetahui dan memahami

tentang bibir sumbing.

b. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan,audience dapat:

1) Mengetahui dan memahami pengertian bibir sumbing

2) Mengetahui dan memahami penyebab dari bibir sumbing

3) Mengtahui dan memahami klasifikasi dari bibir sumbing

4) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala bibir sumbing

5) Mengetahui dan memahami cara mengatasi bibir sumbing

6) Mengetahui dan memahami komplikasi dari bibir sumbing

11. Sub Pokok Bahasan

1) Pengertian bibir sumbing

2) Penyebab dari bibir sumbing

3) Klasifikasi bibir sumbing

4) Tanda dan gejala bibir sumbing

5) Cara mengatasi bibir sumbing

6) Komplikasi bibir sumbing

Page 5: sap ruang 15

12. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Klien Metode Media

Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam

2. Memperkenalkan diri dan

menjelaskan kontrak waktu

3. Menjelaskan tujuan penyuluhan

dan pokok materi yang akan

disampaikan

4. Menggali pengetahuan audience

tentang bibir sumbing

1. Menjawab salam

2. Mendengarkan

dan

memperhatikan

3. Menjawab

pertanyaan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

-

Penyajian 15

menit

Menjelaskan materi:

1. Pengertian bibir sumbing

2. Penyebab dari bibir sumbing

3. Klasifikasi bibir sumbing

4. Tanda dan gejala bibir sumbing

5. Cara mengatasi bibir sumbing

6. Komplikasi bibir sumbing

1. Mendengarkan

dan

memperhatikan

2. Menganjukan

pertanyaan

Ceramah

dan

Tanya

Jawab

Lembar

Balik

dan

leaflet

Penutup 10

menit

1. Penegasan materi

2. Meminta peserta untuk

menjelaskan kembali materi yang

telah disampaikan dengan singkat

menggunakan bahasa peserta

sendiri

3. Memberikan pertanyaan kepada

peserta tentang materi yang telah

disampaikan

1. Menjawab

pertanyaan yang

diberikan oleh

penyuluh

2. Membalas salam

Tanya

Jawab

Page 6: sap ruang 15

4. Menutup acara dan mengucapkan

salam

13. Evaluasi

a. Evaluasi struktur

o Jumlah peserta yang hadir dalam kegiatan penyuluhan minimal 5 orang.

o Penyuluhan menggunakan lembar balik dan leaflet.

o Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang 15 RSSA Malang.

o Pengorganisasian dan persiapan kegiatan penyuluhan dilakukan pada hari sebelumnya.

b. Evaluasi proses

o Penyaji mampu menguasai materi penyuluhan yang diberikan.

o Penyaji mampu menyampaikan materi dengan baik.

o Peserta mendengarkan ceramah dengan baik dan berkonsentrasi terhadap materi yang

disampaikan oleh pemberi penyuluhan.

o Peserta antusias untuk bertanya dalam kegiatan penyuluhan dan menerima penjelasan dari

penyaji.

o Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan penyuluhan selesai dilaksanakan.

c. Evaluasi hasil

o Post penyuluhan

Peserta mampu menjawab pertanyaan dari penyaji yang meliputi:

1. Pengertian bibir sumbing

2. Penyebab dari bibir sumbing

3. Klasifikasi bibir sumbing

4. Tanda dan gejala bibir sumbing

5. Cara mengatasi bibir sumbing

6. Komplikasi bibir sumbing

Page 7: sap ruang 15

14. Media

LCD dan Powerpoint

15.Materi

(terlampir)

16. Pengorganisasian

Moderator& Fasilitator : mahasiswa praktek di ruang 15

Penyaji : mahasiswa praktek di ruang 15

Observer : mahasiswa praktek di ruang 15

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian bibir sumbing

Labio/plato skisis adalah merupakan kongenital anomali yang berupa adanya kelainan bentuk

pada struktur wajah. Palatoskisi adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan

oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.

Labio Palato skisis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada daerah mulut, palato

skisis (subbing palatum) dan labio skisis (sumbing tulang) untuk menyatu selama

perkembangan embrio (Hidayat, Aziz, 2005:21)

2. Penyebab dari bibir sumbing

- Faktor Heriditer

Sebagai faktor yang sudah dipastikan. Gilarsi : 75% dari faktor keturunan resesif dan

25% bersifat dominan.

a. Mutasi gen.

b. Kelainan kromosom

- Faktor Eksretnal / Lingkungan.

a. Faktor usia ibu.

Page 8: sap ruang 15

b. Obat-obatan. Asetosal, Aspirin (SCHARDEIN-1985) Rifampisin, Fenasetin,Sulfon-

amid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam Flufetamat, Ibuprofen,Penisilamin, Antihis-

tamin dapat menyebabkan celah langit-langit. Antineoplastik, Kortikosteroid.

c. Nutrisi .

d. Penyakit infeksi Sifilis, virus rubella.

e. Radiasi.

f. Stres emosional.

g. Trauma, (trimester pertama).

3. Klasifikasi bibir sumbing

Berdasarkan organ yang terlibat

1. Celah di bibir (labioskizis)

2. Celah di gusi (gnatoskizis)

3. Celah di langit (palatoskizis)

4. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ mis = terjadi di bibir dan langit-langit

(labiopalatoskizis)

 

Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk

1) Unilateral Incomplete  Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan

tidak memanjang hingga ke hidung.

2) Unilateral complete  Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan

memanjang hingga ke hidung.

3) Bilateral complete  Apabila celah sumbing terjadi di kedua sisi bibir dan memanjang

hingga ke hidung.

4. Tanda dan gejala bibir sumbing

a. Pada labio Skisis (sumbing bibir):

1. Distorsi pada hidung.

2. Tampak sebagian atau keduanya.

3. Adanya celah pada bibir.

Page 9: sap ruang 15

b. Pada palato skisis (sumbing langit langit mulut):

1. Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak, dan keras dan atau foramen in-

cisive.

2. Adanya rongga pada hidung.

3. Distorsi hidung.

4. Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari.

5. Kesukaran dalam menghisap atau makan

5. Pentalaksanaan bibir sumbing

Penatalaksanaan labio palatoschizis adalah dengan tindakan pembedahan. Tindakan operasi

pertama kali dikerjakan untuk menutup celah bibir palatum berdasarkan kriteria “ rule of ten “,

yaitu:

a. Umur lebih dari 10 minggu ( 3 bulan )

b. Berat lebih dari 10 pond ( 5 kg )

c. Hb lebih 10 g / dl

d. Leukosit lebih dari 10.000 / ul

          Cara operasi yang umum dipakai adalah cara millard. Tindakan operasi selanjutny adalah

menutup bagian langitan ( palatoplasti ), dikerjakan sedini mungkin ( 15 – 24 bulan ) sebelum

anak mampu berbicara lengkap sehingga pusat bicara di otak belum membentuk cara bicara.

Kalau operasi dikerjakan terlambat, seringkali hasil operasi dalam hal kemampuan

mengeluarkan suara normal ( tidak sengau ) sulit dicapai.

          Bila Ini telah dilakukan tetapi suara yang keluar masih sengau dapat dilakukan laringoplasti.

Operasi ini adlah membuat bendungan pada faring untuk memperbaiki fonasi, biasanya

dilakukan pada umur 6 tahun keatas.

Page 10: sap ruang 15

          Pada umur 8 -9 tahun dilakukan operasi penambalan tulang pada celah alveolus atau maksila

untuk memungkinkan ahli ortodonti mengatur pertumbuhan gigi di kanan kiri celah supaya

normal. Graft tulang diambil dari dari bagian spongius kista iliaca. Tindakan operasi terakhir

yang mungkin perlu dikerjakan setelah pertumbuhan tulang – tulang muka mendekatiselesai,

pada umur 15 – 17 tahun.

          Sering ditemukan hiperplasi pertumbuhan maksila sehingga gigi geligig depan atas atau

rahang atas kurang maju pertumbuhannya. Dapat dilakukan bedah ortognatik memotong

bagian tulang yang tertinggal pertumbuhannya dan mengubah posisinya maju ke depan.

6. Komplikasi bibir sumbing

a. Gangguan bicara dan pendengaran.

b. Terjadinya otitis media (infeksi pada saluran telinga).

c. Aspirasi.

d. Distress pernafasan.

e. Risisko infeksi saluran nafas.

f. Pertumbuhan dan perkembangan terhambat.

g. Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh atitis media rekureris sekunder akibat dis-

fungsi tuba eustachius.

h. Masalah gigi

i. Perubahan harga diri dan citra tubuh yang dipengaruhi derajat kecacatan dan jaringan

parut.

Page 11: sap ruang 15

DAFTAR RUJUKAN

1. Suradi, S.Kp, dan Yuliani, Rita. S.Kp.2001. Asuhan keperawatan pada anak. PT  Fajar

Interpratama, Jakarta.

2. Wong, Donna L.1996.  Pedoman klinis keperawatan pediatrik. EGC. Jakarta

3. Mansyoer, Arif. Dkk.2000. Kapita selekta kedokteran. Edisi III jilid II. Media Aesculapius FK

UI. Jakarta.

4. Dr . Bisono, SpBp. Operasi bibir sumbing. EGC. Jakarta.

.