sap kolostomi (tinjauan teori)

14
TINJAUAN TEORI MATERI PENYULUHAN I. Pengertian Kolostomi - Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD). - Kolostomi adalah pembuatan stoma (lubang) pada kolon atau usus besar (Smeltzer & Bare, 2002). - Kolostomi merupakan tindakan pembedahan untuk membuka jalan usus besar ke dinding abdomen anterior (Melville & Baker 2010). - Akhir atau ujung dari usus besar yang dikeluarkan pada abdomen disebut sebagai stoma. II. Jenis – Jenis Kolostomi - Loop Stoma atau transversal Merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan membuat mengangkat usus ke permukaan abdomen, kemudian membuka dinding usus bagian anterior untuk memungkinkan jalan keluarnya feses. Biasanya pada loop stoma selama 7 – 10 hari pasca pembedahan disangga oleh semacam tangkai plastik agar mencegah stoma masuk kembali ke dalam rongga abdomen. (Sumber: Melville & Baker, 2010) 1

Upload: deborahphoebe

Post on 09-Nov-2015

100 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Definisi Kolostomi, jenis - jenisnya dan perawatan luka olostomi

TRANSCRIPT

TINJAUAN TEORI MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian Kolostomi Kolostomi adalah suatu operasi untuk membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya.(llmu Bedah, Thiodorer Schrock, MD). Kolostomi adalah pembuatan stoma (lubang) pada kolon atau usus besar (Smeltzer & Bare, 2002). Kolostomi merupakan tindakan pembedahan untuk membuka jalan usus besar ke dinding abdomen anterior (Melville & Baker 2010). Akhir atau ujung dari usus besar yang dikeluarkan pada abdomen disebut sebagai stoma.II. Jenis Jenis Kolostomi Loop Stoma atau transversal Merupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan membuat mengangkat usus ke permukaan abdomen, kemudian membuka dinding usus bagian anterior untuk memungkinkan jalan keluarnya feses. Biasanya pada loop stoma selama 7 10 hari pasca pembedahan disangga oleh semacam tangkai plastik agar mencegah stoma masuk kembali ke dalam rongga abdomen. (Sumber: Melville & Baker, 2010)

End StomaMerupakan jenis kolostomi yang dibuat dengan memotong usus dan mengeluarkan ujung usus proksimal ke permukaan abdomen sebagai stoma tunggal. Usus bagian distal akan diangkat atau dijahit dan ditinggalkan dalam rongga abdomen. (Sumber: Melville & Baker, 2010)

Fistula Mukus Fistula mukus merupakan bagian usus distal yang dikeluarkan ke permukaan abdomen sebagai stoma non-fungsi. Biasanya fistula mukus terdapat pada jenis stoma double barrel dimana segmen proksimal dan distal usus di keluarkan ke dinding abdomen sebagai dua stoma yang terpisah. (Sumber: Melville & Baker, 2010)

Kolostomi PermanenPembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien sudah tidak memungkinkan untuk defekasi secara normal karena adanya keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rectum sehingga tidak memungkinkan feses melalui anus. Kolostomi permanen biasanya berupa kolostomi single barrel ( dengan satu ujung lubang). Kolostomi Temporer (sementara)Pembuatan kolostomi biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses sementara dan kemudian kolon akan dikembalikan seperti semula dan abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut kolostomi double barrel. Lubang kolostomi yang muncul dipermukaan abdomen berupa mukosa kemerahan yang disebut STOMA. Pada minggu pertama post kolostomi biasanya masih terjadi pembengkakan sehingga stoma tampak membesar.III. Masalah Kesehatan yang Terjadi akibat KolostomiMasalah yang banyak terjadi pasca pembuatan kolostomi adalah a. Iritasi Biasanya terjadi pada kulit di sekitar stoma pada area kulit peristomal. Hal ini banyak terjadi pada lansia, oleh karena lapisan epitel dan lemak subkutan yang semakin tipis karena proses penuaan sehingga kulit menjadi semakin mudah mengalami iritasi (Smeltzer & Bare, 2002).b. Infeksi Candida AlbicansIndividu yang memiliki stoma memiliki resiko terkena infeksi Candida albicans yang biasa dikenal sebagai infeksi ragi atau jamur. Hal ini dikarenakan kulit peristomal memiliki karakteristik hangat, lembap dan tertutup (oleh kantong kolostomi) dimana lingkungan ini kondusif terhadap pertumbuhan jamur. Kulit yang terkena infeksi ini akan berubah menjadi kemerahan dan terasa gatal. (Eucomed, 2012)c. Pengeluaran gas dan bau dari stomaPengeluaran gas dan bau pada stoma menjadi masalah pada ostomate karena berbeda dengan pengeluaran melalui anus, pengeluarannya melalui stoma tidak dapat dikontrol. Gas yang terdapat pada saluran pencernaan didapatkan dari beberapa jenis makanan seperti makanan berpengawet, brokoli, kubis, jagung, timun, bawang, dan lobak. Gas juga didapatkan dari menelan udara (secara tak sengaja) pada saat berbicara, makan, merokok dan sebagainya. Oleh karena itu ostomate dianjurkan untuk mengunyah makanan secara perlahan untuk meminimalkan udara yang masuk. Bau pada gas atau feses yang dikeluarkan juga dapat diakibatkan oleh beberapa makananseperti telur, keju, ikan, bawang, dan kubis (Canada Care Medical, n.d).d. KonstipasiKonstipasi dapat terjadi pada ostomate akibat diet yang tidak seimbang, serta intake makanan berserat ataupun cairan yang kurang (Gutman, 2011). Apabila ostomate mengalami konstipasi maka perlu peningkatan asupan makanan berserat seperti gandum, sayur dan buat, serta asupan cairan. Konsumsi air minimal yang direkomendasikan adalah 8-10 gelas air per hari, atau 1,5 hingga 2 liter air per hari (dapat termasuk teh, kopi ataupun jus) (Hampton 2007). Melakukan aktivitas fisik ringan seperti bersepeda, jogging juga dapat membantu meningkatkan pergerakan bowel dan mengatasi konstipasi.e. DiareDiare umumnya terjadi pada pasien dengan ileostomi namun dapat terjadi juga pada klien dengan kolostomi. Individu dengan pembuatan stoma di kolon asenden dan transversal akan mengalami perubahan konsistensi feses seperti diare, namun hal ini normal karena penyerapan air pada kolon asenden dan transversal masih minimal. Penatalaksanaan diare, seperti halnya konstipasi, meliputi manajemen diet. Pada saat diare terjadi, individu akan beresiko kehilangan banyak kalium, sehingga butuh asupan makanan mengandung kalium seperti pisang, jeruk, tomat, ubi, kentang, dan gandum (Canada Care Medical, n.d).IV. Prinsip Diet Pada OstometBeberapa hal yang perlu diperhatikan terkait nutrisi pada pasien dengan kolostomi ialah (Canada Care Medical, n.d; Gutman, 2011) : Mengurangi makanan yang menimbulkan bau, dapat meningkatkan produksi gas, meningkatkan jumlah feses, dapat menyebabkan sumbatan pada stoma Perbanyak makanan yang dapat mengatasi gangguan pencernaan seperti diare (menambah makanan yang mengandung potassium) ataupun konstipasi (menambah makanan tinggi serat), dan yang dapat mengurangi bau pada feses. Mengembalikan aktivitas usus dan mencegah produksi gas dengan makan tiga kali sehari. Gangguan pada pencernaan dapat juga berasal dari tekanan emosional, stress, atau kurangnya aktivitas fisik Usahakan disertai banyak minum.Contoh makanan makanan yang : Mengandung potassium (rendah/non lemak, tinggi serat) : pisang, daging (non lemak), jeruk, tomat, kentang (jika mengalami diare, kurangi konsumsi keju, selai kacang, dan susu). Mengandung gas : brokoli, kubis, bawang, timun, jagung dan lobak. Dapat mengurangi bau pada feses : daun sup, mentega yang terbuat dari susu, yogurt, jus tomat, jeruk, dan cranberi. Dapat menyebabkan sumbatan :kelapa parut, kacang-kacangan, buah yang dikeringkan, jagung, apel tanpa kulit,dll. Dapat meningkatkan jumlah feses : gandum dan biji bijian, kismis, buah prun, sayuran mentah. Dapat merubah warna feses : bit, vitamin untuk meningkatkan zat besi,dll. Dapat menimbulkan bau : kubis,kol, keju, telur, ikan, kacang polong, bawang, jengkol, pete.V. Perawatan Kolostomia. Pengertian :Mengganti kantong kolostomi dan membersihkan stoma kolostomi, serta kulit sekitar stoma,secara berkala dan sesuai kebutuhan. Kolostomi akan mulai berfungsi optimal sekitar 3-6 hari pasca pembedahan (Smeltzer & Bare, 2002).

b. Prinsip Umum dan Tujuan :Prinsip umum : Ganti kantong kolostomi secara berkala dan sesuai kebutuhan. Bersihkan stoma secara dengan menggunakan NaCL atau air hangat,lalu keringkan.. Perhatikan kondisi stoma dan kulit sekitar stoma setiap membuka kantong kolostomi dan setelah membersihkan stoma. Pastikan lubang kantong kolostomi terpasang pas dengan stoma.Tujuan : Menjaga kebersihan pasien Mencegah terjadinya infeksi Mencegah iritasi kulit sekitar stoma Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannyac. Waktu penggantian kantong kolostomi : Kantong kolostomi harus dikosongkan jika sudah atau penuh (Truven Health Analytics Inc. 2012). Burch (2013) menyatakan mayoritas pasien dengan kolostomi mengganti kantong kolostominya 3 kali sehari hingga 3 kali seminggu, dengan rata-rata penggantian kolostomi secara rutin selama satu hari sekali.d. Alat alat Untuk mengganti kantong kolostomi : Colostomy bagatau cincin tumit Bantalan kapas. Kain berlubang, dan kain persegi empat. Kapas sublimate/kapas basah, NaCl. Kapas kering atau tissue. 1 pasang sarung tangan bersih. Kantong plastic untuk balutan kotor. Baju ruangan / celemek. Zink salep. Perlak dan alasnya. Plester dan gunting. Bila perlu obat desinfektan. Bengkok. Set ganti balutUntuk Irigasi kolostomi (Burch, 2013).: Kontainer atau wadah air, Tube (selang untuk mengalirkan cairan), Cone dan plastic sleeve plastic sleeve berguna untuk mengalirkan keluaran feses dan cairan irigasi ke dalam toilet.e. Langkah langkah perawatan kolostomi Penggantian kantong kolostomi dimulai dengan :1) Cuci tangan, keringkan,lalu gunakan sarung tangan. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri penderita sesuai letak stoma. Letakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh ostomate.2) Buka kantong dengan melepaskan perlekatan kantong kolostomi dengan kulit abdomen secara perlahan sambil sedikit menekan kulit abdomen yang menempel dengan kantong. Letakkancolostomy bagkotor dalam bengkok / kantong plastic untuk sampah yang telah disiapkan.3) Bersihkan stoma dengan menggunakan kapas yang di basahi dengan air hangat atau NaCl. Jika ingin menggunakan sabun, gunakan sabun yang tidak mengandung minyak ataupun parfum karena dapat mengiritasi (Truven Health Analytics Inc,2012). Kemudian keringkan kulit sekitarcolostomydengan sangat hati-hati menggunakan kassa steril.4) Observasi kulit dan stoma. Stoma yang normal akan terlihat merah atau pink terang, lembap, tidak mengerut dan tampak seperti membran mukosa oral, tidak ada sumbatan serta tidak ada nyeri,dan memiliki produksi feses (Borwell, 2011). Stoma yang tidak sehat atau mengalami nekrosis ditunjukkan dengan warna hitam atau biru kehitaman. Permukaan stoma yang tidak sehat akan tampak kering, terdapat darah yang terus keluar, stoma menonjol atau masuk ke dalam sebanyak 5 cm, ujung stoma mengerut, sedikit atau tidak ada produksi feses dan terdapat nyeri pada area stoma.5) Oleskan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit sekitar stoma6) Sesuaikan lubangcolostomydengan stomacolostomy, tempelkan kantong kolostomi dengan posisi sesuai kebutuhan, masukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi,dan rekatkan/memasangcolostomy bagdengan tepat tanpa udara didalamnya dengan plester hipoalergenik.7) Bereskan alat alat yang telah di pakai, rapihkan kembali lingkungan sekitar ostomate. Lepas sarung tangan, lalu buang ke kantong plastik untuk sampah yang telah disiapkan, lalu cuci tangan. Irigasi Kolostomi. Merupakan suatu cara untuk mengeluarkan feses, yang dilakukan secara terjadwal dengan memasukkan sejumlah air dengan suhu yang sama dengan tubuh (hangat) (Putri, 2011). Pergerakan bowel baiknya dalam keadaan regular dan bebas dari masalah saat akan dilakukan irigasi kolostomi. Irigasi kolostomi tidak dapat dilakukan bila pasien mengalami iritasi pada ususnya, prolaps stoma, hernia peristomal, dan pada stoma yang terdapat pada kolon asenden dan tranversal (Putri, 2011). Langkah langkah irigasi kolostomi sebagai berikut (Burch, 2013; Putri, 2011; Smeltzer & Bare, 2002) :1) Isi wadah dengan air hangat, tinggikan setinggi bahu (posisi duduk di toilet).2) Alirkan cairan irigasi hingga ke ujung selang (membuang udara yang ada di sepanjang selang)3) Posisikan kantong stoma (plastic sleeve) ke toilet4) Olesi pelumas atau pelicin cone (jelly) sebelum masuk ke stoma5) Masukkan cone kedalam stoma dengan perlahan, kemudian alirkan cairan sebanyak 300-500cc.6) Untuk hasil yang maksimal, alirkan kembali 500cc-1000cc, tahan selama 10 detik setelah cairan mengalir.7) Biarkan feses, cairan dan flatus keluar dari stoma menuju toilet melalui sleeve selama 10-15 menit.8) Tutup kantong atau ganti kantong dengan kantong kolostomi biasa dan bereskan alat.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Brunner & Suddarths textbook of medical surgical nursing vol.1. (8th Ed). (Waluyo, A., Kariasa, M., Julia, Kuncara, A., & Asih, Y., Penerjemah). Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher. Selly, 2009.Asuhan Keperawatan Kolostomi:http://sely-biru.blogspot.com, diakses tanggal 12 Mei 2015 jam 03:00 WIB. http://www.upmc.com/patients-visitors/education/nutrition/pages/ostomy-nutrition-guide.aspx http://zeerrotul.blogspot.com/2013/09/askep-pasien-dengan-kolostomi.html

10