sap diare
DESCRIPTION
DiareTRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik : DiareSasaran : Pasien dan keluarga pasien di Ruang 7A RSU Dr. Saiful Anwar MalangTempat : Ruang 7AHari/tanggal : Jumat, 27 September 2013Jam : 12.30 WIB
A. TUJUAN 1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga dan pasien mengetahui dan memahami tentang diare
2. Tujuan Khusus Diharapkan pasien dan keluarga dapat :1) Menjelaskan pengertian diare2) Menjelaskan klasifikasi diare3) Menjelaskan penyebab diare4) Menjelaskan manifestasi klinis diare5) Menjelaskan penatalaksanaan diare6) Menjelaskan komplikasi dari diare7) Menjelaskan cara mencegah diare
B. SASARANPasien di Ruang 7A RSU Dr. Saiful Anwar Malang
C. METODE1. Ceramah2. Tanya jawab
D. MEDIALeaflet LCD
E.RANCANGANPELAKSANAAN1.1 Stuktur Organisasi dan Pembagian Tugas :1. Penyaji : Rini Budiarti2. Moderator : Indah Kurniawati3. Observer : Novi Anjelina4. Fasilitator : Irfan Hadiwijaya
F.MATERI 1. Menjelaskan pengertian diare2. Menjelaskan penyebab diare3. Menjelaskan komplikasi dari diare4. Menjelaskan penatalaksanaan diare
F. PROSES BELAJAR
Kegiatan
Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Peserta
Pembukaan
3 menit
1. Mengucapkan salam2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan4. Menjelaskan mekanisme
kegiatan yang akan dilaksanakan
1. Menjawab salam
2. Mendengarkan
3. Memperhatikan
Pelaksanaan
10 menit
1. Menjelaskan pengertian diare, klasifikasi diare, penyebabnya pada pasien yang mengalami diare, manfestasi klinis pada penderita diare,
Memperhatikan penjelasan tentang diare
komplikasinya dan penatalaksanaan dari pasien diare
2. Tanya jawab tentang penjelasan yang diberikan
Evaluasi 2 menit
1. Mengucapkan terima kasih atas partisipasi peserta
2. Mengucapkan salam3. Membagikan leaflet
1. Memperhatikan
2. Menjawab salam
3. Peserta menerima leaflet
G. KRITERIA EVALUASI1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.b. Kontrak dengan peserta H-1, diulangi kontrak pada hari H.c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara
penyuluhand. Peserta hadir di tempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati 2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan dan bertanya apabila ada yang dianggap kurang dimengerti
3. Evaluasi Hasila. Seluruh peserta dapat menjelaskan kembali salah satu tentang
pengertian diare, klasifikasi diare, penyebabnya pada pasien yang mengalami diare, manfestasi klinis pada penderita diare, komplikasinya dan penatalaksanaan dari pasien diare
b. Seluruh peserta dapat menjawab salah satu pertanyaan yang diajukan oleh penyaji tentang pengertian diare, klasifikasi
diare, penyebabnya pada pasien yang mengalami diare, manfestasi klinis pada penderita diare, komplikasinya dan penatalaksanaan dari pasien diare
c. Peserta mengajukan pertanyaan kepada penyaji tentang pengertian diare, klasifikasi diare, penyebabnya pada pasien yang mengalami diare, manfestasi klinis pada penderita diare, komplikasinya dan penatalaksanaan dari pasien diare
LAMPIRAN MATERI DIARE
A. PENGERTIAN Diare adalah gejala kelainan pencernaan, absorbsi dan fungsi
sekresi (Wong, 2001 : 883).Diare adalah pasase feses dan konsistensi lunak atau cair,
sering dengan atau tanppa ketidaknyamanan yang disebabkan oleh efek-efek kemoterapi pada apitelium (Tusker, 1998 : 816). Diare adalah kehilangan banyak cairan dan elektrolit melalui tinja (Behiman, 2001).
Diare adalah keadanan frekuensi air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau adapat pula bercampur lendir
dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005).Diare mengacu pada kehilangan cairan dan elektrolit secara
berlebihan yang terjadi dengan bagian feces tidak terbentuk (Nettina, 2001 : 123).
Jadi diare adalah gejala kelainan pencernaan berupa buang air besar dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 x sehari pada anak sehingga mengacu kehilangan cairan dan elektrolit.
B. KLASIFIKASIDiare dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Diare akut Diare akut dikarakteristikkan oleh perubahan tiba-tiba dengan frekuensi dan kualitas defekasi.
b. Diare kronis Diare kronis yaitu diare yang lebih dari 2 minggu.
C. PENYEBABPenyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor : 1. Faktor infeksi
a. Faktor internal : infeksi saluran pencernaan makananan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut: Infeksi bakteri : vibrio, e.coli, salmonella, campylobacler,
tersinia, aeromonas, dsb. Infeksi virus : enterovirus (virus ECHO, cakseaclere,
poliomyelitis), adenovirus, rotavirus, astrovirus dan lain-lain
Infeksi parasit : cacing (asoanis, trichuris, Oxyuris, Strong Ylokles, protzoa (Entamoeba histolytica, Giarella lemblia, tracomonas homonis), jamur (candida albicans).
b. Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan, seperti : otitis media akut (OMA), tonsilitist tonsilofasingitis, bronkopneumonia, ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah
2 tahun.2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa, dan sukrosa), mosiosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galatosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan terseirng intoleransi laktasi.
b. Malabsorbsi lemak c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).
D. MANIFESTASI KLINISa. Mula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya
meningkat, nasfu makan berkurang atau tidak adab. Kemudian disertai diare, tinja cair, mungkin disertai lendir atau
lendir darahc. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena
bercampur empedud. Anus dan daerah sektiar timbul lecet karena sering defekasi dan
tinja makin lama makin asam sehingga akibat makin lama makin asam sehingga akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari latosa yang tidak di absorbsi oleh usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila pasien banyak kehilangan cairan dan elektrolit, mata dan ubun-ubun cekugn (pada bayi) selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering (Ngastiyah, 2005).
E. PENATALAKSANAAN DIARESecara medik :
Dasar pengobatan diare adalah :a. Pemberian cairan : jenis cairan, cara memberikan cairan,
jumlah pemberianya. Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan keadaan umum. 1) Pemberian cairan
Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit.
2) Cairan parenteral Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantung tersedianya cairan. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / ringan dehidrasi, yang diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya : Belum ada dehidrasi
Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi.
Dehidrasi ringan 1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oralselanjutnya : 125 ml / kg BB / hari
Dehidrasi sedang 1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde)selanjutnya 125 ml / kg BB / hari
Dehidrasi berat Tergantung pada umur dan BB pasien.
b. Dietetik (cara pemberian makanan)Untuk anak di bawah 1 tahun dan anak di atas 1
tahun dengan BB kurang dari 7 kg jenis makanan : Susu (PASI adalah susu laktosa yang mengandung
laktosa rendah dan asam lemak tidak jenuh) Makanan setengah padar (bubur) atau makanan padat
(nasitim), bila anak tidak mau minum susu karena di rumah tidak biasa.
Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan susu dengan tidak mengandung laktosa / asam lemak yang berantai sedang / tidak jenuh. Misalnya LLM, soya.
c. Obat-obatanPrinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang
hilang melalui feces dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb). Obat anti sekresi
Analgetik, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg. Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari. Namun penggunaan analgetik tidak dapat digunakan apabila terdapat luka di saluran cerna klien.
Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi.
Antibiotik Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas, bila penyebabnya kolera diberikan tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis, bronkitis / bronkopneumonia.
F. CARA PENANGANAN DIARE DIRUMAHa. Khususnya untuk ibu yang masih menyusui diharapkan
menghindari makanan yang berminyak, pedas, mengandung gas (ibu harus lebih memperhatikan dan menjaga pola makan).
b. Dapat dimulai dirumah dengan minum: larutan gula garam, larutan oralit, tetap minum ASI (bayi). Larutan gula garam dibat dengan cara : air matang sebanyak 250 cc dicampur dengan 2 sendok gulan dan 1 sendok teh garam.
c. Tetap makan dan minum sesuai pola makan sehari-harid. Istirahat yang cukupe. Bila masih diare dan keadaan tidak kunjung membaik, segera
dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekatUmur Setiap diare Jumlah oralit yang disediakan
dirumah< 1 tahun ½ gelas 400 ml/hari (2bungkus)1 – 4 tahun 1 gelas 600-800 ml/hari (3-4 bungkus)5-12 tahun 1 ½ gelas 800 – 1000 ml/hari (4-5 bungkus)Dewasa 3 gelas 1200 – 2800 ml/hari (6 -8 bungkus)
Catatan : 1 bungkus oralit = 1 gelas = 200 ml : perkiraan oralit untuk kebutuhan 2 hari
G. CARA MENCEGAH DIARECara untuk mencegah diare antara lain adalah sebagai berikut :1. Pemberian ASi ekslusif 4 s/d 6 bulan2. Mencuci tangan setelah buang air besar, sebelum memasak,
mengolah makanan dan makan, sebelum member makan pada anak-anak
3. Mencuci payudara dengan air hangat sebelum memberikan ASI pada anak
4. Khususnya pada ibu yang bekerja atau setelah berpergian, sebelum memberikan ASI pada anak, sebaiknya payudara dibersihkan terlebih dahulu dan ASI dibuang sedikit
5. Buang air besar pada tempatnya6. Jangan makan disembarang tempat7. Menggunakan air matang untuk minum8. Memperkuat daya tahan tubuh : ASI minimal 2 tahun pertama,
meningkatkan status gizi dan imunisasi
9. Meletakkan makanan ditempat tertutup
H. KOMPLIKASI Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara
mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut :1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau
hipertonik)2. Rinjatan hipovolemik2. Hipokalemia (dengan gejala miteorismus, hipotoni otot,
lemak, bradikardia, perubahan elektrokardiagram).3. Hipoglikemia4. Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa usus dan
defisiensi enzim laktasi.5. Kejang-kejang pada dehidrasi hipertonik6. Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare, jika lama
atau kronik).
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.
Wong, Donna L. dan Eaton, M. H…(et all). 2001. Wong’s Essentials of Pediatric Nursing. (Ed. 6). Missouri : Mosby.
Nethina, Sandra, M. 2001. Pedoman Praktek Keperawatan. Alih Bahasa oleh Setiawan, dkk. Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin, dkk. 1998. Standar Perawatan Pasien : Proses Keperawatan, Diagnosis, dan Evaluasi. (ed. 5). Alih Bahasa Yasmin Asih,dkk. Jakarta : EGC.
Behrman, Richard E, dkk. 1999. Ilmu Kesehatan dan Anak Nelson, Volume 2. Edisi 15. Alih Bahasa A. Samik Wahab. Jakarta : EGC.
Dinas Kesehatan RI
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) DIARE
DI RUANG 7A RS Dr. SAIFUL ANWAR MALANG